6 wawancara2
Transcript of 6 wawancara2
WAWANCARATeknik pengumpulan data untuk mendapatkan
informasi dengan cara bertanya langsung kepada subyek yang diwawancara
2 ALASAN
menggali tidak saja apa yg diketahui dan dialami seseorang (subyek), tetapi juga apa yg tersembunyi di dalam diri subyek (explicit knowledge maupun tacit knowlwdge)
mencakup hal-hal yg bersifat lintas waktu (lampau, sekarang maupun masa depan)
TIGA PENDEKATAN DALAM MELAKUKAN WAWANCARA
1. PERCAKAPAN INFORMAL, MENGANDUNG UNSUR SPONTANITAS, SANTAI, TANPA POLA/ARAH YANG DITENTUKAN SEBELUMNYA
2. MENGGUNAKAN LEMBAR BERISI GARIS-GARIS BESAR POKOK MASALAH (pedoman wawancara/ guide interview) UTK PEGANGAN DALAM WAWANCARA
3. MENGGUNAKAN DAFTAR PERTANYAAN YG LEBIH TERINCI, NAMUN TERBUKA
7 LANGKAH DALAM PENGGUNAAN WAWANCARA UNTUK MENGUMPULKAN DATA KUALITATIF:
1. MENETAPKAN SIAPA YANG HENDAK DIWAWANCARA
dalam penelitian kualitatif pemilihan individu yang akan dijadikan informan (biasanya ditentukan secara purposif) sangat menentukan
2. MENYIAPKAN POKOK-POKOK MASALAH
Bisa dituliskan sebagai pedoman wawancara, kata-kata kunci, atau cukup dipikirkan dalam “kepala”
3. MEMBUKA/MENGAWALI ALUR PEMBICARAAN dimulai dari ucapan salam; berbincang soal minat, perhatian dan pengalaman untuk menumbuhkan suasana yg akrab dan kekeluargaan. Setelah itu baru mulai wawancara dengan lebih dahulu mengajukan pertanyaan yang ringan
4. MELANGSUNGKAN ARUS/ALUR WAWANCARA
wawancara penelitian berbeda dengan wawancara biasa.
wawancara biasa ada arus timbal balik, pertanyaan berkembang menurut minat/kebutuhan masing2.
sedangkan wawancara penelitian ada topik yg jelas, terarah, mempunyai tujuan yg jelas.
5. MENGKONFIRMASI DAN MENGAKHIRI WAWANCARA
sebelum mengakhiri wawancara, peneliti perlu mengikhtisarkan atau membuat resume hasil wawancara dan kemudian mengecek kesesuaiannya dengan informan
6. MENULISKAN HASIL WAWANCARA
Saat berlangsung wawancara, peneliti hanya menulis hal-hal pokok/ kata-kata kunci. Setelah selesai wawancara sesegera mungkin menuliskan secara lengkap hasil wawancara
7. MENGIDENTIFIKASI TINDAK LANJUT
hasil wawancara perlu dipikirkan tindak lanjutnya, misal dilanjutkan pencarian informasi, melakukan triangulasi, dsb
EMPAT FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES WAWANCARA
SITUASI WAWANCARAWaktuTempatHadirnya orang lainSikap masyarakat
PEWAWANCARAMotivasiRasa amanKetrampilanKarakteristik sosial
ISI PERTANYAANTingkat kepekaanTingkat kesulitanTingkat minat
Sumber kekawatiran
RESPONDEN/INFORMANKarakteristik sosial
Kemampuan menangkap pertanyaan
Seleksi individu untuk diwawancara dibedakanRESPONDEN dengan INFORMAN
Perbedaan utama terletak pada: • jenis data yang dicari
• cara seleksi
Wawancara dengan responden digunakan untuk melihat arah kecenderungan suatu populasi (generalisasi)
Pemilihan responden (sebagai sampel) didasarkan pd tingkat keterwakilan sehingga setiap individu punya kesempatan yang sama dipilih sbg sampel
Biasanya dipilih secara acak (dg berbagai variasi) perlu diperhatikan beaya, tenaga, dan waktu di satu
pihak dengan besarnya presisi di pihak lain.
RESPONDEN
Besarnya sample yang harus diambil (sekitar 10 %) ada dua factor yang harus dipertimbangkan
• derajat keseragaman populasi makin seragam makin kecil sampelnya
• presisi yang dikehendaki makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki, makin besar sample yang harus diambil
Metode pengambilan sample yang ideal:
1. dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi
2. dapat menentukan presisi (perbedaan hasil yang didapat dari sample dibanding hasil yang diperoleh bila dilakukan pencacahan lengkap) dan hasil penelitian dengan cara
3. menentukan penyimpangan baku dari tafsiran yang diperoleh
4. sederhana, sehingga mudah dilaksanakan
5. dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan beaya yang serendah-rendahnya
INFORMAN
Digunakan untuk mencari data yang lebih bersifat informatif (kualitas dan kedalaman data)
Pemilihan informan lebih didasarkan pada kemampuan seseorang untuk memberikan informasi sesuai yang diperlukan
Biasanya ditentukan secara purposif (didasarkan atas pertimbangan tertentu)
Dan karena itu tidak setiap orang bisa dipilih sebagai informan
LIMA KRITERIA INFORMAN (MENURUT SPRADLEY)
1.ENKULTURASI PENUH
2. KETERLBATAN LANGSUNG
Individu yg menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui tetapi juga dihayati
Individu yang masih/sedang berkecimpung atau terlibat dalam kegiatan yg tengah diteliti
3. SUASANA BUDAYA YANG TIDAK DIKENAL
4. CUKUP WAKTU
5. NON-ANALITIS
Individu yg memiliki kesempatan/waktu memadai untuk wawancara
Tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya sendiri (tidak diolah terlebih dahulu)
Individu yang tergolong asing bagi peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan narasumber
MENCIPTAKAN RAPORT
RAPORT:
• Situasi psikologis yg menunjukkan bhw individu yg diwawancara bersedia bekerjasama, bersedia menjawab pertanyaan dan memberi informasi sesuai dg pikirannya dan keadaan yg sebenarnya
• Tidak harus berarti terjalinnya hub yg mendalam antara peneliti dg informan atau subyek penelitian
• Yg terpenting adalah adanya arus bebas dan keterusterangan dlm komunikasi tanpa kecurigaan apapun dan tanpa ada upaya saling menutupi diri
PENCIPTAAN RAPORT BUKAN PERSOALAN MUDAH
HUBUNGAN ANTAR INDIVIDU
MENYANGKUT KEDUDUKAN DAN
PERAN
ASING SATU SAMA LAIN
PENELITI DIANGGAP BERKEDUDUKAN LEBIH TINGGI
PENELITI DIANGGAP BERKEDUDUKAN LEBIH RENDAH
PERLU PROSES PENJAJAGAN
UNTUK MENCAPAI TINGKAT RAPORT ADA 4 TINGKAT (SPRADEY):
1. APPREHENSSION:
ditandai rasa asing satu sama lain. Peneliti dituntut mempersering kontak personal. Membatasi diri pd penggalian informasi yg bersifat deskriptif. Menghindari kesan menilai
2. EXPLORATION
Ditandai upaya saling uji coba untuk mengenali siapa dan bagaimana satu dg yang lain. Pada tahap ini peneliti menjajagi untuk saling bekerjasama.
3. COOPERATION
Ditandai munculnya rasa saling percaya satu sama lain, hilangnya kecurigaan. Mulai tahap ini peneliti sudah dpt lebih produktif menggali dan melacak informasi yg seluas dan sedalam mungkin
4. PARTICIPATION
Ditandai kesadaran informan bhw ia merupakan guru atau narasumber peneliti. Informan tdk lagi hanya merespon atau menjawabpertanyaan peneliti tapi juga bersama peneliti mengidentifikasi hsl-hsl yg diperlukan peneliti.