5S-5R

download 5S-5R

of 21

description

Pengendalian MutuOleh Junjung Agung Kurniawan

Transcript of 5S-5R

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN MUTUPENTINGNYA PENERAPAN BUDAYA KERJA 5R/5S DALAM INDUSTRI PANGAN

Disusun Oleh:Kelompok 21. Imas Nitisari(H3113051)8. Linda Cahya(H3113058)2. Inawati Jati(H3113052)9. Lintang Sawitri(H3113059)3. Intan Arum(H3113053)10. Miftachul Ikhsan(H3113061)4. Iriana A(H3113054)11. Moh. Luthfi(H3113062)5. Ismira W(H3113055)12. Muh. Reza F(H3113064)6. Jeha Easton(H3113056)13. Muh. Afif(H3113065)7. Junjung A(H3113057)14. Nadia Nur(H3113066)

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Pengantar Manajemen Mutu. Kami juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengantar Manajemen Mutu yang telah membimbing pembuatan makalah ini dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.Kami sadari bahwa apa yang ditulis dalam makalah ini masih jauh dari apa yang diharapkan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dalam rangka perbaikan atau penyempurnaan dimasa yang akan datang.Demikian penyusunan tugas ini, semoga bermanfaat bagi semua.

Surakarta, 15 Juni 2015

Penyusun,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....iKATA PENGANTAR ....iiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN11. Latar Belakang 1 2. Rumusan Masalah 23. Tujuan Penulisan2BAB II PEMBAHASAN3BAB III PENUTUP........................................................................................161. Kesimpulan............................................................................................162. Saran 17DAFTAR PUSTAKA.. 18

i

BAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangPerubahan jaman semakin maju dan perkembangan teknologi yang semakin canggih menghasilkan berbagai inovasi dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang industri. Kemajuan ini memberikan banyak manfaat bila dapat dinikmati oleh banyak pihak. Perubahan dunia industri semakin cepat, semakin banyak pula tuntutan kerja yang diinginkan perusahaan. Untuk mendukung pekerjaan agar dapat dilakukan lebih mudah dan lebih nyaman, salah satu yang harus dibangun adalah budaya kerja. Budaya kerja di perusahaan perlu diciptakan dan dibutuhkan untuk perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang dalam menghadapi tantangan di dunia industri.Pembangunan industri di Indonesia umumnya masih merujuk pada sarana fisik dan perangkat keras semata. Sedangkan pembangnan non-fisik seperti budaya industri dan kemampuan tenaga kerja masih kurang diperhatikan. Salah satu konsep dalam budaya industri adalah budaya 5R. Konsep ini sederhana mudah dipahami dan merupakan langkah awal penyebarluasan budaya industri. 5R merupakan budaya tentang bagaimana seorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, tertib maka kemudahan bekerja dapat diciptakan dan tentunya sasaran pokok industri yang berupa efisiensi kerja, produktivitas kerja, kualitas kerja dan keselamatan kerja sehingga dapat memberikan hasil yang memuaskan bagi konsumen. Pemenuhan keempat sasaran pokok ini merupakan syarat bagi industri dalam bertumbuh kembang secara wajar. Manfaatnya jelas, bukan saja bagi perusahaan, namun juga bagi karyawan.Namun dalam pelaksanaanya tidaklah semudah seperti yang dibayangkan, diperlukanya kesadaran penuh dari pengusaha, top manajemen, para manager, supervisor untuk bergerak memulai membina dan mengarahkan para karyawan dengan mengubah sudut pandang dan pola pikir karyawan akan pentingnya 5R. Meskipun tingkat pendidikan dan latar belakang karyawan tidak terlalu tinggi, namun satu keyakinan bahwa mereka telah dibekali akal budi oleh Yang Maha Kuasa untuk melakukan penyesuaian diri terhadap dunia mereka. Yang tepenting adalah dikembangkan prakarsa dari pimpinan untuk memulainya.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskanpermasalahan sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan budaya kerja?2. Apa tujuan dan manfaat dari budaya kerja ?3. Apa yang dimaksud dengan 5R/5S ?4. Apa langkah-langkah penerapan 5R/5S ?5. Apa manfaat penerapan 5R/5S ?6. Bagaimana cara mempertahankan 5R/5S ?7. Apa saja hambatan dalam penerapan 5R/5S ?8. Solusi masalah yang dihadapi dalam penerapan 5R/5S ?3. Tujuan Penulisan Tujuan dari makalah Pentingnya Penerapan Budaya Kerja 5R/5S dalam Industri Pangan ini adalah:1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami budaya kerja.2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tujuan dan manfaat budaya kerja.3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami 5R/5S.4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami langkah-langkah penerapan 5R/5S.5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami manfaat penerapan 5R/5S.6. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara mempertahankan 5R/5S.7. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami hambatan dalam penerapan 5R/5S.8. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami solusi masalah yang dihadapi saat menerapkan 5R/5S.BAB IIPEMBAHASANA. PENGERTIAN BUDAYA KERJABudaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja.B. TUJUAN DAN MANFAAT BUDAYA KERJA Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang. Sedangkan manfaat dari penerapan budaya kerja yang baik yaitu sebagai berikut:1. Meningkatkan jiwa gotong royong2. Meningkatkan kebersamaan3. Saling terbuka satu sama lain4. Meningkatkan jiwa kekeluargaan5. Meningkatkan rasa kekeluargaan6. Membangun komunikasi yang lebih baik7. Meningkatkan produktivitas kerja8. Tanggap dengan perkembangan dunia luarC. PENGERTIAN 5R / 5S5S adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang berasal dari Jepang yang digunakan oleh manajemen dalam usaha memelihara ketertiban, efisiensi dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja perusahaan secara menyeluruh. 5S merupakan konsep yang sangat sederhana sehingga dapat mudah dimengerti dan penerapannya oleh siapa saja. Di Indonesia metode ini dikenal dengan istilah 5R, sedangkan di Amerika dan Eropa dikenal dengan 5C. 5S merupakan singkatan kepada perkataan Jepun yaitu : Budaya 5R (5S) merupakan investasi awal bagi sebuah perusahaan untuk menuju kesuksesan berkelanjutan. 5S adalah pemanfaatan tempat kerja yang mencakup peralatan, dokumen, bangunan dan ruangan untuk melatih kebiasaan para pekerja dalam usaha meningkatkan disiplin kerja.Penerapan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin) bisa juga dikatakan sebagai penerapan Housekeeping dimana housekeeping merupakan prasarana penting dalam pelaksanaan pekerjaan dan pencegahan kecelakaan kerja.Housekeeping tentu tidak hanya menyangkut kebersihan. Namun, juga termasuk menjaga tempat kerja agar selalu rapi dan teratur, memelihara lantai dan ruangan agar bebas dari bahaya tergelincir serta memindahkan material berbahaya, kertas, dan bahan-bahan yang memiliki potensi bahaya kebakaran dari tempat kerja.Housekeeping yang efektif dapat mengeliminasi beberapa bahaya di tempat kerja dan membantu penyelesaian pekerjaan secara aman dan baik. Housekeeping yang buruk secara frekuensi berkontribusi pada kecelakaan dengan menimbulkan bahaya terselubung yang dapat menyebabkan injury atau cedera (CCOHS, 2008).Tujuan housekeeping menurut Industrial Accident Prevention Association (2008), housekeeping yang baik memiliki keuntungan antara lain:1. Eliminasi kekacauan yang adalah penyebab utama kecelakaan seperti terpeleset, terjatuh, terantuk serta ledakan dan kebakaran.Mereduksi kemungkinan bahan-bahan berbahaya masuk ke dalam tubuh (misalnya: debu, asap).2. Meningkatkan produktivitas sebab peralatan dan material yang dibutuhkan akan mudah ditemukan.3. Membantu meningkatkan citra perusahaan sebab housekeeping yang baik merupakan refleksi cara menjalankan perusahaan. Tempat kerja yang teratur dapat menimbulkan kesan yang positif pada semua orang yang memasukinya baik pekerja, customer, pengunjung dan lainnya.4. Membantu perusahaan meminimalisir biaya inventaris sebab housekeeping yang baik membantu menjaga jumlah inventaris yang akurat.5. Membantu perusahaan memanfaatkan tempat dan ruangan secara optimal.6. Membuat tempat kerja rapi, nyaman, dan menyenangkan sebab menghindarkan pemandangan yang tidak menyedapkan.D. LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN 5R / 5S5R merupakan pendekatan secara sistematis untuk menata tempat atau area kerja, menegakkan peraturan, dan standar serta memelihara kedisiplinan yang dibutuhkan untuk menghasilkan kinerja yang baik. Terdapat 5 (lima) langkah dalam penerapan 5R (5S) di tempat kerja yaitu: Ringkas, Rapi Resik, Rawat dan Rajin. Masing-masing penjelasan penerapan 5R (5S) tersebut antara lain :

Ringkas merupakan suatu kegiatan memisahkan suatu barang yang masih diperlukan dan yang tidak diperlukan agar barang yang masih diperlukan tidak tercampur dengan barang yang sudah tidak diperlukan dan supaya mudah mencarinya ketika akan digunakan kembali. Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang masih dapat digunakan. Memilah barang yang harus dibuang atau tidak serta memilah barang yang sering digunakan atau jarang dalam penggunaannya. Ringkas bisa dikatakan juga sebagai kegiatan membereskan kekacauan barang ditempat kerja dan menciptakan ruang yang lebih lega atau luas. Tujuan dari ringkas adalah menciptakan keleluasaan dalam bekerja dan kebebasan dalam bergerak tanpa terhalang berbagai barang yang tidak berguna. Apabila Ringkas tak terpenuhi maka suasana dan kegiatan kerja terganggu, sulit meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas kerja. Sementara apabila ringkas terpenuhi, maka tidak ada pemborosan ruangan, ruangan termanfaatkan secara efisien, K3 dan lingkungan kerja meningkat, produktivitas kerja meningkat serta tidak terjadi penumpukan barang. Metode penerapan Ringkas sebagai berikut:1) Kriteria untuk barang yang disisihkan Sampah atau scrap Diperlukan di tempat lain Belum diperlukan Siapkan label2) Kriteria untuk mesin atau peralatan atau material Kapan barang tersebut dipakai/kepastian waktu Yang tidak dipakai disisihkan Siapkan label3) Kriteria untuk work in process (1/2 jadi) Tetapkan kepastian barang akan dipakai (waktu) Tentukan jumlah kebutuhan dalam batas waktu Bila terdapat kelebihan harus disisihkan Siapkan label4) Pemasangan Label Menentukan urutan kegiatan memilah Mengamati barang-barang yang akan dipilah Barang-barang yang kecil ukurannya disatukan dalam satu kotak Barang yang tak diperlukan dipasang label Tetapkan tempat penampungan barang yang tak dipakai Kalau ada barang yang terlewat, ulangi langkah terdahulu Buat foto dokumentasi sebelum dan sesudah RingkasLangkah seiri atau ringkas ini cenderung untuk tindakan pencegahan agar seluruh material dan barang dapat dipakai atau terhindar dari adanya barang yang tidak diperlukan. Pencegahan ini akan lebih efektif apabila seluruh personil telah menyadari pentingnya tahap ringkas, akan lebih baik lagi bila telah menjadi budaya kerja. Untuk mengukur penerapan tahap ringkas ini sebagai budaya kerja, maka memerlukan perhatian, kesadaran dan kepedulian seluruh karyawan tentang barang yang tidak diperlukan. Apabila masih ditemukan barang dan material yang tidak diperlukan berarti kesadaran dan kepedulian ringkas belum menjadi budaya.b. Rapi merupakan suatu kegiatan merapikan atau menyusun barang yang sudah dipilah agar mudah mengambilnya ketika akan diperlukan dikemudian hari serta tata letak barang yang disimpan dan disusun supaya dekat dengan pekerjaan. Tujuan dari rapi adalah mengetahui dengan cepat bila ada penyimpangan, mempermudah pengambilan barang dan mempercepat penyimpanan kembali. Rapi bisa dikatakan juga sebagai kegiatan memberi nama (labeling) dan mengatur tata letak barang seperti material, dokumen, peralatan kerja maupun suplay lainya. Menata atau mengurutkan peralatan atau barang berdasarkan alur proses kerja. Menata atau mengurutkan peralatan atau barang berdasarkan keseringan penggunaannya serta pengaturan (pengendalian) visual supaya peralatan atau barang mudah ditemukan, teratur dan selalu pada tempatnya. Barang yang akan dikerjakan harus tertata rapi ditempatnya. Barang yang tidak atau belum dikerjakan harus dijauhkan dari tempat kerja, tetapi masih berada dalam wilayah kerja. Sampah atau scrap dibuang pada tempat yang disediakan untuk tempat sampah. Barang yang diperlukan di tempat lain telah benar-benar berada di tempat yang telah ditentukan. Metode penerapan Seiton yaitu siapkan label Seiton, buat pedoman penyusunan. Identifikasi semua barang. Barang yang bukan pada tempatnya ditempeli label Seiton. Lakukan secara bertahap. Setelah tersusun beri label untuk mempermudah pencarian.c. Resik merupakan suatu kegiatan membersihkan area kerja dari debu, kotoran, sampah dan elemen asing lainnya dari tempat kerja sehingga terlihat bersih setiap jengkalnya. Kegiatan yang termasuk di dalamnya adalah menyapu, mengepel, mengelap, mengecat, dan kegiatan pembersihan lainnya.Tujuan dari resik menciptakan tempat kerja agar selalu bersih dan terang, menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan mencegah perlengkapan kerja supaya tidak cepat rusak. Pembersihan merupakan salah satu bentuk dari pemeriksaan. Pembersihan diutamakan sebagai pemeriksaan terhadap kebersihan dan menciptakan tempat kerja yang tidak memiliki cacat dan cela. Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja. Meminimalisir sumber-sumber kotoran dan sampah serta memperbarui atau memperbaiki tempat kerja yang sudah using atau rusak. Tiga tahap kegiatan Seiso:1. Sifat operasi kebersihan meliputi temukan sebab kekotoran kemudian lakukan pembersihannya2. Obyek pembersihan meliputi tempat kerja dan peralatan kerja.3. Mencegah kerusakan meliputi cari penyebab kerusakan pada peralatan dan penggunaan peralatan secara tepat sesuai fungsinya.Membersihkan tempat yang kotor adalah penting, tetapi yang lebih penting bagaimana menghindarkan munculnya kembali kotoran yang terjadi. Peran karyawan merupakan indikator keberhasilan budaya kerja. Membiasakan bekerja dalam tahap Resik untuk menjadi bagian dari budaya kerja belum tentu mudah, karena ada unsur perubahan perilaku seseorang, akan tetapi hal itu dapat diupayakan secara bertahap, melalui: Komitmen pimpinan yang disertai dengan keteladanan Kampanye program Resik Sistem yang mampu dikerjakan oleh karyawan Sarana dan prasarana cukupd. Rawat merupakan suatu kegiatan memelihara barang dengan teratur sesuai standarisasi. Standarisasi dilakukan untuk menetapkan prosedur yang nantinya diikuti dan diterapkan oleh seluruh tenaga kerja. Langkah ini bisa berupa peraturan tentang jenis barang yang boleh dibuang dan cara membuangnya, dimana dan bagaimana cara menyimpan bahan material, bagaimana mengeluarkan dan menggunakan material terutama yang berbahaya serta bagaimana cara menyimpan kembali setelah digunakan, serta bagaimana dan kapan saat yang baik melakukan pembersihan tempat kerja dan siapa yang bertanggung jawab atas kegiatan pembersihan tersebut. Tujuan dan sasarannya antara lain mempertahankan kondisi lingkungan kerja yang sudah baik, harus ada standard yang seragam, dalam pemberian label petunjuk pada semua kondisi operasi, memeriksa keadaan tempat kerja dan peralatan yang digunakan dan tersedia tempat sampah.Dalam tahap rawat ini mempertahankan adalah lebih sulit dibandingkan dengan meraih, karena mempertahankan membutuhkan konsistensi bekerja secara berkesinambungan. Mempertahankan kondisi tempat kerja yang sudah baik ini diperlukan peran serta seluruh karyawan untuk berpartisipasi. Kaidah panduan Seiketsu yaitu semua karyawan terlibat dan bertanggung jawab atas pelaksanaan 5S dan rasa bertanggung jawab harus dibudidayakan. Metode penerapan Seiketsu yaitu secara individu dibebani tugas perawatan, baik tempat kerja maupun peralatan, sampah atau kotoran dibuang pada tempat yang telah disediakan, sebab tidak hanya petugas cleaning service saja yang harus bertanggung jawab dan dibudayakan.e. Rajin merupakan suatu kegiatan menciptakan tempat kerja dengan kebiasaan dan perilaku yang baik. Dengan mengajarkan setiap orang apa yang harus dilakukan dan memerintahkan setiap orang untuk melaksanakannya, maka kebiasaan buruk akan terbuang dan kebiasaan baik akan terbentuk. Fase ini lebih mengarah kepada membangun kesadaran masing-masing individu untuk secara konsisten menjalankan 4R sebelumnya dan pencegahan penurunan kondisi 5R. Diharapkan secara disiplin, masing-masing individu dapat menjalankan prinsip kerja tersebut meski tidak diawasi oleh atasannya. Orang mempraktekkannya dengan membuat dan mematuhi peraturan serta mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal di atas. Manfaat Shitsuke tidak ada pemborosan, lingkungan kerja dan K3 terdukung, pemeliharaan peralatan dapat dilakukan lebih baik, kemungkinan cacat produk terhindarkan, pelayanan tepat waktu, tidak ada keluhan atau complaint dari pelanggan dan kesejahteraan karyawan meningkat.Penerapan 5R harus dilakukan secara sistematis karena pada intinya 5R bukanlah suatu standar tetapi lebih ke arah pembentukan budaya seluruh karyawan di dalam suatu perusahaan. 5R memang tidak dapat dibolak-balik karena itu sudah menjadi suatu urutan logis yang harus dijalankan. Dimana hal pertama yang harus dilakukan adalah ringkas bagaimana membuat area kerja menjadi ringkas dengan hanya menempatkan barang-barang yang diperlukan saja. Setelah ringkas baru dirapikan dan dibersihkan. Tahap selanjutnya baru melakukan perawatan dan pemerliharaan. Satu hal yang penting yang harus diperhatikan adalah jangan berharap akan terjadi bersih kalau belum ringkas. Demikian juga seterusnya. Sehingga pada intinya 5R harus diterapkan step by step mulai dari R1, setelah cukup baik baru ke R2 dan seterusnya. Pembentukan budaya 5R bukanlah suatu yang instan, dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menjadi budaya. Dalam 5R tentu tidak ada yang sempurna, semua harus berpikir menjadi lebih baik menjadi lebih baik dan terus akan menjadi lebih baik.E. MANFAAT PENERAPAN 5R / 5SManfaat yang diperoleh dengan melaksanakan program 5R di tempat kerja baik jangka pendek maupun jangka panjang adalah sebagai berikut:1. Zero waste yang berarti mengurangi biaya dan efisiensi meningkat.a. Inventory dan barang dalam proses menjadi lebih sedikit;b. Ruanganruangan yang terpakai untuk barangbarang yang tidak diperlukan menjadi berkurang;c. Gerakangerakan yang tidak diperlukan seperti menghindarkan dan mencari dapat berkurang;d. Mengurangi gerakan gerakan produksi yang tidak diperlukan seperti, mengangkat, meletakkan, menghitung dan memindahkan.2. Zero injury yang berarti keselamatan kerja lebih baik.a. Peralatan yang bersih dan mengkilap mudah mengamati kerusakan dan bahaya;b. Jika tahu dimana peralatan disimpan, anda dapat lebih cepat mengambilnya jika diperlukanc. Jika anda meletakkan sesuatu dengan aman maka anda dapat menghindari peralatan tersebut berjatuhan menimpa anda;d. Jika ada api dan gempa anda tahu dimana letak pintu darurat dan alat pemadam kebakaran.3. Zero breakdown yang berarti pemeliharaan lebih baik.a. Scrap, debu, geram geram dan potongan potongan di lantai dan di mesin menjadi berkurang;b. Dengan membersihkan mesin secara teliti dan teratur anda dapat mengetahui kondisi mesin setiap saat;c. Pemeriksaan dan pemeliharaan tiap hari dapat menghindari kerusakan mesin menjadi parah di masa yang akan datang.4. Zero defect yang berarti kualitas lebih baik.a. Jika segala sesuatunya ada pada tempatnya, anda terhindar dari mengambil barang yang salah;b. Tempat kerja yang bersih akan memberi semangat kerja bagi siapa saja;c. Alat pengukur dan indikator dapat bekerja dengan baik maka kualitas akan baik.5. Zero set up time yang berate tidak ada waktu yang terbuang.a. Karena segalanya ditata dengan teratur maka waktu yang terbuang untuk mencari alat dapat ditekan;b. Tempat kerja yang bersih dapat meningkatkan efisiensi dan memudahkan orang untuk mengetahui cara pengoperasian, peserta pelatihan sekalipun dapat dengan mudah mengoperasikannya.6. Zero late delivery yang berarti dapat memenuhi permintaan pelanggan tepat waktu.a. Karena tidak ada produksi yang rusak maka anda dapat memenuhi permintaan langganan tepat waktu;b. Lingkungan kerja pabrik yang baik mempercepat proses produksi, tak ada yang terbuang dan efisiensi meningkat.7. Zero customer claim yang berarti pelanggan menaruh tingkat kepercayaan yang tinggi.a. Pabrik yang bersih tidak memproduksi barang yang rusakb. Pabrik yang bersih dapat memproduksi barang yang menjamin keselamatan pemakai.8. Zero defisit yang berarti perusahaan akan lebih maju.a. Jika 5S/5R telah dijalankan dengan baik, pasti tempat kerja menjadi nyaman dan menarik, tak ada waste, tak ada kecelakaan, tak ada kerusakan mesin dan tak ada produk yang rusak, sehingga dapat memenuhi keinginan dan harapan pelanggan.Dengan menerapkan 5S dengan baik, kita dapat meningkatkan produktivitas kerja kita dan juga dapat bekerja dengan seefektif serta seefisien dan meningkatkan keamanan (safety) di tempat kerja kita karena tempat kerja kita selalu bersih dan menjadi lebih luas atau lapang. Di samping itu juga dapat meningkatkan citra atau image kita di hadapan customer maupun manajemen kita sendiri karena penataan dan kerapian di tempat kerja kita juga mencerminkan sikap kita terhadap pekerjaan kita. Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas tempat kerja yang bagus atau baik. Menambah penghematan karena menghilangkan berbagai pemborosan di tempat kerja.Tidak adanya sistem 5R dalam dunia pangan akan menyebabkan proses produksi dan distribusi tidak berjalan secara efisien dan kurang efektif. Sebagai contoh, perusahaan X tidak menyusun hasil produk akhir sesuai dengan kategori maka menyebabkan pencariannya akan sangat sulit sehingga perlu disusun dengan ringkas dan rapi agar kenampakannya juga terlihat bagus. Dilihat dari proses produksi, apabila alat-alat produksi pangan dibiarkan begitu saja tanpa ada perawatan maka mesin akan sangat cepat rusak dan kotor. Hal itu memungkinkan mikroorganisme berkembang biak dari sisa-sisa pengolahan makanan atau minuman yang menempel pada alat-alat produksi. Untuk menghindari hal-hal tersebut, setiap individu (karyawan) harus sadar diri dalam memenuhi tanggung jawab untuk merawat, memelihara serta mengawasi proses pengolahan, pengemasan, penyimpanan dan distribusi pangan guna memenuhi standar produksi yang sudah ditentukan, seperti aspek bahan baku, peralatan produksi, bahan pengemas dan produk akhir.F. CARA MEMPERTAHANKAN 5R / 5SAdapun cara untuk tetap mempertahankan budaya 5S di tempat kerja menurut Industrial Accident Prevention Association (2008) adalah sebagai berikut:1. Housekeeping yang baik memerlukan dukungan dan kerjasama dalam menentukan standar yang ingin diraih. Pastikan standar yang disepakati bersifat jelas, obyektif, dan tidak mustahil dicapai. Standar yang diciptakan seharusnya justru mempermudah pekerjaan, menjamin keselamatan dan keamanan bekerja. Karenanya dalam menetapkan standar ada baiknya jika melibatkan tenaga kerja.2. Ukurlah seberapa jauh pencapain standar yang telah terjadi. Buatlah evaluasi bila kinerja belum mampu mencapai standar yang disepakati.3. Gunakan checklist untuk membantu pengukuran atau penilaian.4. Upayakan umpan balik yang positif. Perkenankan tenaga kerja mengetahui seberapa jauh kemajuan yang telah mereka capai.5. Mendukung supaya perilaku 5S menjadi bagian atau kebisaaan sehari-hari dan tidak hanya menjadi aktivitas aktual bila ada tamu atau pengunjung yang datang ke perusahaan.

G. HAMBATAN DALAM PENERAPAN 5R / 5SAdapun hambatan-hambatan yang dihadapi saat penerapan 5R/5S sebagai berikut:1. Salah persepsi meliputi merasa diperlakukan seperti anak kecil, 5R hanya untuk dan tanggung jawab bawahan saja, lingkungan kotor tidak terhindarkan dalam bekerja, 5R tidak meningkatkan output, menganggap sepele 5R serta 5R dan improvement urusan orang pabrik.2. Tidak ada waktu meliputi terlalu sibuk untuk 5R dan tidak butuh 5R.3. Kebiasaan meliputi merasa sudah menerapkan, cocok bekerja di lingkungan berantakan dan merasa telah menerapkan sejak dulu.4. Hubungan antar manusia (Human Relation) seperti tidak suka atau cocok dengan promotornya.5. Keterbatasan pengetahuan atau daya tangkap dari pegawai. Dalam hal ini banyak para pegawai yang lebih mementingkan pekerjaan dan mengesampingkan manfaat yang didapat dari 5R.6. Adanya beberapa pekerja yang tidak memahami kebijaksanaan sikap kerja 5R yang diterapkan oleh perusahaan. Salah satu yang menjadi penyebab utama karyawan tidak memahami kebijakan sikap kerja 5R adalah kurangnya sosialisasi dari perusahaan tentang 5R. Sosialisasi yang baik sangat diperlukan dalam 5R, karena 5R dalam penerapannya tidak membutuhkan kemampuan khusus tetapi lebih kepada pengertian dan tekad untuk melaksanakannya.7. Adanya pekerja yang tidak bersungguh-sungguh dalam menjalankan 5R. Banyak orang yang menganggap bahwa 5R tidak dapat memberikan manfaat yang berarti dan menganggapnya sebagai tugas dari perusahaan yang harus dijalankan. Dengan adanya pandangan yang salah maka banyak karyawan yang tidak bersungguh-sungguh. Maka, disini peran atasan sangat dibutuhkan untuk memberi teladan kepada para karyawan.H. SOLUSI MASALAH YANG DIHADAPI DALAM MENERAPKAN 5RUntuk menghadapi permasalahan dalam penerapan 5R terdapat beberapa solusi untuk menyelesaikan permasalah tersebut. Berikut solusi-solusi tersebut:a. Dengan memberikan pelatihan bagi para karyawan mengenai prosedur kerja yang diterapkan oleh perusahaan. b. Dengan mengadakan seminar tentang pentingnya penerapan 5R didalam perusahaan. c. Dengan melaksanakan pengarahan sebelum pekerjaan dimulai. Dengan demikian para karyawan dapat meningkatkan pengetahuan akan bahaya pekerjaan yang akan dilaksanakan dan para karyawan dapat menyampaikan pendapat sehingga perusahaan mengerti apa yang diinginkan dari para karyawan. d. Diberikan teguran dari atasan apabila tidak bersungguh-sungguh dalam menjalankan sikap kerja 5R.e. Mengadakan forum pertemuan antara atasan dan karyawan untuk membicarakan masalah secara bersama-sama.

BAB IIIPENUTUP

1. KesimpulanDari hasil pembahasan Pentingnya Penerapan Budaya Kerja 5R/5S dalam Industri Pangan diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan dating2. Manfaat dari budaya kerja yaitu meningkatkan jiwa gotong royong, meningkatkan kebersamaan, saling terbuka satu sama lain, meningkatkan jiwa kekeluargaan, meningkatkan rasa kekeluargaan, membangun komunikasi yang lebih baik, meningkatkan produktivitas kerja dan tanggap dengan perkembangan dunia luar3. 5R/5S adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang berasal dari Jepang yang digunakan oleh manajemen dalam usaha memelihara ketertiban, efisiensi dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja perusahaan secara menyeluruh.4. Terdapat 5 (lima) langkah dalam penerapan 5R (5S) di tempat kerja yaitu: Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin5. Manfaat penerapan 5R/5S yaitu dapat meningkatkan produktivitas kerja kita, dapat bekerja dengan seefektif serta seefisien dan meningkatkan keamanan (safety) di tempat kerja serta meningkatkan citra atau image kita di hadapan customer 6. Cara mempertahankan 5R/5S dapajtdilakukan dengan Housekeeping yang baik memerlukan dukungan dan kerjasama dalam menentukan standar yang ingin diraih.7. Hambatan dan masalah dalam penerapan 5R/5S seperti keterbatasan pengetahuan atau daya tangkap dari pegawai, adanya pekerja yang tidak bersungguh-sungguh dalam menjalankan 5R, salah persepsi, tidak ada waktu, kebiasaan dan hubungan antar manusia8. Solusi masalah yang dihadapi dalam penerapan 5R/5S seperti memberikan pelatihan bagi para karyawan mengenai prosedur kerja yang diterapkan oleh perusahaan.2. SaranDalam suatu perusahaan yang ingin meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan meningkatkan citra atau image di hadapan customer sebaiknya menerapkan budaya kerja seperti 5S/5R. Penerapan 5S/5R dalam penerapan budaya kerja dalam suatu perusahaan itu sangat penting. Dengan menerapkan budaya kerja seperti 5S/5R dapat memberikan maanfaat bagi perusahan seperti sifat gotong royong, rasa kekeluargaan, membangun komunikasi yang baik dan meningkatkan kebersamaan.

DAFTAR PUSTAKA

Sandika, Okye Dian., Danar Susilo dan Budi Harjanto. 2002. Implementasi Budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin) di Unit Machinery and Tool (UMT) PT. Mega Andalan Kalasan. Jurnal Teknik Mesin Vol 9 No 6: 1-10.Yuniarti, Nurhening. 2009. Peningkatan Efektifitas Pembelajaran Praktik Melalui Pelatihan Sistem Penataan dan Perawatan Lab/Bengkel Bagi Guru, Teknisi di Laboran. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta.Palupi, Karenina. 2008. Penerapan Budaya Kerja Jepang di PT. Akal Cahaya Media (ACM) Tugas Akhir. Perpustakaan Universitas Widyatama. Bandung.Saputra, M. 2011. Prinsip 3Q (Quality Assurance, Quality Control, Quality Management) dan Standar ISO 9001:2008 pada Perusahaan. No.21 Vol. I.Jahja, Kristanto. 2009. Seri Budaya Unggulan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin). Productivity and Quality Management Consultans. Jakarta. Kartika, Hayu. 2011. Analisa Pengaruh Sikap Kerja 5S dan Faktor Penghambat Penerapan 5S terhadap Efektivitas Kerja Departemen Produksi di Perusahaan Sepatu. UMB. Jakarta. Toha, R. 1997. Pengaruh Penerapan 5S/5R pada Produktivitas Kerja Karyawan di PT Pindad (Persero). Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI. Jakarta.http://karosta.blogspot.com/2010/02/budaya-kerja.htmlhttp://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/langkah-langkah-penerapan-budaya-5r.html