43113928 Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

download 43113928 Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

of 42

Transcript of 43113928 Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Jadi

  • FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET

    KALSIUM LAKTAT

    PRAKTIKUM TA. OBAT DAN NARKOBA

    OLEH :

    Dili Bagus S.P 07.004

    Retno Citrasari 07.020

    Aulia Rizki P. 08.003

    Defrina Julianti 08.004

    Halimatus Tsadiyah 08.008

    Raditya Putra I.R 08.024

    Rizka Dwi Y. 08.025

    Tri Endah Y. 08.030

    Valensia Arwindo R 08.032

    Vivta Nindy W 08.033

    AKADEMI ANALISA FARMASI DAN MAKANAN

    PUTRA INDONESIA MALANG

    NOVEMBER 2010

    1

  • BAB II

    1.1 PENGERTIAN TABLET

    TABLET (MENURUT FI III)

    Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung

    pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat

    atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi

    sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain

    yang cocok.

    TABLET (MENURUT FI IV)

    Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.

    Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.

    Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya didalam

    mendesain dan membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh

    dan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga

    kesukaran untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan.

    Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak

    mempunyai masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh

    tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini.

    TABLET MENURUT IMO

    Tablet adalah sediaan padat ,dibuat secara kempa cetak,berbentuk rata atau

    cembungrangkap,umumnya bulat,mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa

    bahan tambahan.

    1.2. Ukuran Tablet

    Menurut R. Voigt

    - garis tengah pada umumnya 15-17 mm

    - bobot tablet pada umunya 0,1 g-1g

    Menurut Lachman

    - tablet oral biasanya berukuran 3/16-1/2 inci

    2

  • - berat tablet berkisar antara 120-700 mg 800 mg

    - diameternya 1/4-7/6 inci

    Menurut Dom Martin

    - 1/8-1 1/5 inci

    Menurut FI III

    - kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang

    dari 1 1/3 kali tebal tablet

    1.3 Kriteria Tablet

    Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

    harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan

    harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil

    keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik

    keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan

    harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan

    bebas dari kerusakan fisik

    stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan

    zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu

    tablet memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku

    1.4 Kegunaan Tablet

    Untuk pengobatan lokal

    - tablet untuk vagina, digunakan sebagai anti infeksi, anti fungi, hormon lokal

    - tablet untuk mulut dan tenggorokan

    Untuk pengobatan sistemik

    - tablet langsung ditelan

    - tablet buccal : antara gigi dan gusi

    - tablet sublingual : di bawah lidah

    - tablet implantasi : di bawah kulit badan

    3

  • 1.5 Komposisi Tablet

    a. Zat pengikat(binder)Dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak,dapat merekat.Biasanya yang

    digunakan adalah mucilago Gummi Arabici 10 -20 %(panas solutio

    Mythylcellulosum 5%).

    b. Zat penghancur(disinterogator)Dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut.Biasanya yang digunakan

    adalah amilum manihot kering,gelatinum,agar agar, natrium alginat.

    c. Zat pelicin(lubricant)Dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan(matrys).Biasanya digunakan

    talkum 5 %,Magnesium stearas,Acidum Stearicum.

    d. Zat pengisi (diluent)Dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet.biasanya digunakan Saccharum

    lactis,Amylum manihot,calcii phospas,calcii carbonas dan zat lain yang cocok.

    e. Zat penyalut

    Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan zat penyalut yang

    cocok,biasanya berwarna atau tidak.

    Tablet bersalut gula (sugar coating)

    Tablet ini sering disebut dragee.Menggunakan penyalut larutan gula.

    Tablet bersalut kempa (press coating)

    Sering disebut tablet dalam tablet.menggunakan granul halus kering yang dikempa

    di sekitar tablet ini.

    Tablet bersalut selaput (film coating)

    4

  • Tablet ini dilapisi selaput tipis dengan zat penyalut yang dikenakan atau

    disemprotkan pada tablet.

    Tablet bersalut enterik (enteric coating)

    Mengunakan campuran serbuk lilin karnauba atau asam stearat dan serabut

    tumbuh tumbuhan dari agar agar atau kulit pohon elm.

    SYARAT TABLET

    a. Memenuhi keseragaman ukuran

    b. Memenuhi keseragaman bobot

    c. Memenuhi waktu hancur

    d. Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat

    e. Memenuhi waktu larut (dissolution test)

    KEUNGGULAN TABLET

    a) cepat dapat dilayani di apotik, karena sudah tersedia dan tidak perlu

    diracik dahulu

    b) mudah disimpan (stabil) dan dibawa

    c) lebih mudah menelan tablet daripada puyer (sebagian besar orang)

    KERUGIAN TABLET

    a) komposisi dan dosis belum tentu sesuai kebutuhan penderita

    b) waktu disintegrasi dan disolusi bila tidak memenuhi syarat, maka kadar

    obat plasma tidak tercapai

    JENIS SEDIAAN TABLET

    Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :

    1. Tablet Kempa

    Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada

    serbuk atau granul menggunakan pons atau cetakan baja.

    5

  • 2. Tablet Cetak

    Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah

    pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal

    yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang

    diberikan.

    Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :

    1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan

    a. Tablet Konvensional Biasa

    Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang

    biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien

    seperti :

    - pengisi (memberi bentuk) : laktosa

    - pengikat (memberi adhesivitas atau kelekatan saat bertemu saluran

    cerna) : amylum, gelatin, tragakan

    - desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)

    b. Tablet Kempa Multi atau Kempa Ganda

    Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi

    tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas dua atau lebih lapisan.

    Disebut juga sebagai tablet berlapis. Keuntungannya dapt memisahkan zat

    aktif yang inkompatibel (tidak tersatukan).

    c. Tablet Lepas Lambat

    Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut

    melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian

    disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau

    konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa waktu tertentu

    (misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).

    d. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)

    6

  • Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan

    terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus yang

    pelepasan zat aktifnya terkendali pada waktu-waktu tertentu.

    e. Tablet Salut Gula

    Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik

    berwarna maupun tidak. Tujuannya untuk melindungi zat aktif terhadap

    lingkungan udara (O2, kelembaban), menutup rasa dan bau tidak enak,

    menaikkan penampilan tablet.

    f. Tablet Salut Film

    Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari

    bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran

    cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-kali.

    g. Tablet Effervesen

    Tablet kempa jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena

    mengeluarkan CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum.

    h. Tabel Kunyah

    Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah

    sebelum ditelan.

    2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut

    a. Tablet Bukal

    Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan diantara gusi dan

    pipi. Biasanya keras dan berisis hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau

    terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan).

    b. Tablet Sublingual

    Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, berisi

    nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung

    (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi

    efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah lidah.

    7

  • c. Tablet Hisat atau Lozenges

    Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau,

    dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada

    selaput lendir mulut.

    d. Dental Cones (Kerucut Gigi)

    Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di

    dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya

    untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi

    dengan menggunakan suatu senyawa anti bakteri yang dilepaskan secara

    perlahan-lahan, atau untuk mengurangi pendarahan dengan melepaskan

    suatu astringen atau koagulan.

    3. Tablet Kempa Digunakan melalui Liang Tubuh

    a. Tablet Rektal

    Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal

    (dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.

    b. Tablet Vaginal

    Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina

    yang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya

    mengandung antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam

    vagina dan mungkin juga untuk pemberian steroid dalam pengobatan

    sistemik.

    4. Tablet Kempa untuk Implantasi

    Tablet implantasi atau pelet dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet

    harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (untuk KB, mencegah

    kehamilan).

    5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain

    8

  • a. Tablet Triturat untuk Dispensing

    Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan

    tertentu. Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya silindris

    digunakan untuk memberikan jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk

    peracikan obat (FI IV). Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan

    di atas lidah dan ditelan dengan air minum.

    b. Tablet Hipodermik

    Tablet cetak atau kempa yang dibuat dari bahan mudah larut atau melarut

    sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi

    steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril (FI IV)

    c. Tablet Dispending

    Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat

    atau cair. Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume

    tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan

    obat dengan konsentrasi tertentu.

    FORMULA UMUM TABLET

    Zat Aktif

    Secara luas obat atau bahan aktif yang diberikan secara oral dalam bentuk tablet

    dikelompokkan menjadi :

    a. Zat Aktif Tidak Larut Air (Insoluble Drugs)

    Zat ini cenderung digunakan untuk memberikan efek lokal pada saluran pencernaan

    (seperti antasida dan adsorben). Oleh karena zat tidak larut air umumnya

    dipengaruhi oleh fenomena permukaan, maka jika bekerja menggunakan zat ini,

    sangatlah penting memperhatikan kemampuan redispersi bahan obat dari sediaan

    menghasilkan ukuran partikel yang halus dan luas permukaan yang tinggi. Dengan

    demikian efek formulasi, granulasi, dan pencetakan terhadap sifat permukaan dari

    bahan dan kemampuan memperbaiki sifat bahan dalam saluran cerna dengan sifat

    permukaan optimum merupakan faktor kritis.

    9

  • b. Zat Aktif Larut Air (Suluble Drugs)

    Zat ini cenderung digunakan untuk memberikan efek sistemik dengan terdisolusi

    dan terabsorpsi pada usus. Dalam hal obat diharapkan dengan memberikan efek

    sistemik, rancangan bentuk sediaan harus cepat terdisintegrasi dan terlarut.

    Kemampuan ini dapat menjadi faktor kritis atau tidak, bergantung pada kemampuan

    terlarutnya di daerah saluran cerna tempat bahan tersebut diabsorpsi.

    Eksipien (Bahan Pembantu)

    Eksipien adalah zat yang bersifat inert secara farmakologi yang digunakan

    sebagai zat pembantu dalam formulasi tablet untuk memperbaiki sifat zat aktif,

    membentuk tablet dan mempermudah teknologi pembuatan tablet. Eksipien harus

    memiliki kriteria sebagai berikut :

    tidak toksik (memenuhi persyaratan peraturan di setiap negara)

    tersedia secara komersial dengan mutu yang dapat diterima oleh semua negara

    tempat produk tersebut dikembangkan

    harga relatif murah

    tidak kontraindikasi dalam suatu golongan populasi, inert secara fisiologis,

    stabil secara fisika dan kimia baik tersendiri maupun dalam kombinasi dengan

    zat aktif

    bebas dari kandungan bakteri patogen

    kompatibel dengan zat warna dan bahan lainnya

    dan tidak membawa pengaruh yang buruk terhadap ketersediaan hayati dari zat

    aktif dalam sediaan.

    a. Bahan Pengisi

    Pengisi adalah zat yang ditambahkan untuk menyesuaikan bobot dan

    ukuran tablet jika dosis zat aktif tidak cukup untuk membuat massa tablet,

    memperbaiki daya kohesi sehingga tablet dapat dikempa dengan baik, serta

    mengatasi masalah kelembaban yang mempengaruhi kestabilan zat aktif. Jumlah

    bahan pengisi yang dibutuhkan bervariasi, berkisar 5-80 % dai bobot tablet

    (tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan). Bila bahan aktif

    10

  • berdosis kecil, sifat tablet (campuran massa yang akan ditablet) secara keseluruhan

    ditentukan oleh sifat bahan pengisi.

    Massa yang dibutuhkan dalam tablet adalah 0,1-0,8 g, sehingga

    memungkinkan untuk dicetak. Pada obat yang berdosis cukup tinggi bahan pengisi

    tidak diperlukan. Bhan pengisi juga ditambahkan untuk memperbaiki daya kohesi

    sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memicu aliran. Yang umum

    digunakan adalah pati dan laktosa (Voight, 1995 : 202)

    Tabel Macam-macam bahan pengisi tablet

    Tidak larut LarutKalsium sulfat LaktosaKalsium fosfat Sukrosa

    Kalsium karbonat DektrosaAmilum Mannitol

    Modifikasi amilum SorbitolMikrokritalin selulosa

    Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebut filler-

    binders. Filler-binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan

    meningkatkan daya alir dan kompaktibilitas massa tablet. Filler-binders digunakan

    dalam kempa langsung.

    b. Pengikat dan Perekat (Binders and Adhesives)

    Pengikat atau perekat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk

    pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah

    ada pada bahan pengisi. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering

    dan bentuk larutan (lebih efektif). Beberapa senyawa yang dapat digunakan sebagai

    pengikat atau perekat antara lain : polimer alam, contohnya amilum, gom (akasia,

    tragakan), sorbitol, glukosa, gelatin dan natrium alginat; polimer sintetik,

    contohnya derivat selulosa seperti metil selulosa, karboksil metil selulosa (CMC),

    etil selulosa (Ethocel) poli metakrilat, polivinil pirolidon (PVP). Salah satu bahan

    pengikat yang sering digunakan adalah jenis pati dengan konsentrasi 5%-20%.

    (Voight, 1995 : 174). Pada granulasi basah, bahan pengikat biasanya ditambahkan

    dalam bentuk larutan (dibuat solution, muchilago atau suspensi), namun dapat juga

    11

  • ditambahkan dalam bentuk kering, setelah dicampur dengan massa yang akan

    digranul baru ditambahkan pelarut.

    c. Penghancur (Disintegran)

    Fungsinya untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika

    kontak dengan cairan pencernaan. Bahan ini dapat menarik air ke dalam tablet,

    mengembang, dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian. Bahan ini

    sangat menentukan kelarutan obat selanjutnya sehingga dapat tercapai

    bioavailabilitas yang diharapkan. (Lachman, 1994 : 702). Bahan penghancur

    meliputi tepung jagung dan kentang, turunan amilum seperti amylum glikoat,

    senyawa selulosa, dan bahan-bahan lain yang memperbesar atau mengembang

    dengan adanya lembab dan mempunyai efek memecahkan atau menghancurkan

    tablet setelah masuk ke dalam saluran pencernaan. Amilum digunakan dengan

    konsentrasi 5% umumnya cocok untuk membantu penghancuran. (Ansel, 1989 :

    263)

    d. Bahan Pelincir (Lubrikan)

    Lubrikan Murni

    Lubrikam murni adalah zat yang digunakan untuk mengurangi gesekan antara

    granul dengan dinding cetakan selama pengempaan dan pengeluaran tablet.

    Lubrikan dapat bekerja dengan dua mekanisme, yaitu fluid lubrication dan

    boundary lubrication. Fluid lubrication bekerja dengan memisahkan kedua

    permukaan granul dan dinding. Sedangkan boundary lubrication bekerja karena

    adanya penempelan dari bagian molekular yang mempunyai rantai karbon panjang.

    Berdasarkan kelarutannya dalam air, lubrikan dapat diklasifikasikan sebagai

    berikut :

    - Lubrikan larut air

    Lubrikan ini umumnya hanya digunakan jika tablet harus sangat larut air

    (misalnya tablet effervesen) dan tergantung dari karakter disolusi yang

    diinginkan. Beberapa contoh senyawa yang dapat digolongkan sebagai

    lubrikan larut air antara lain : natrium benzoat, natrium asetat, natrium klorida,

    12

  • natrium oleat, natrium lauril sulfat, magnesium lauril sulfat, asam borat,

    Karbowax 4000, Karbowax 6000, polietilenglikol.

    - Lubrikan tidak larut air

    Lubrikan ini lebih efektif daripada yang larut air dan digunakan pada

    konsentrasi yang lebih rrendah. Beberapa contoh senyawa yang dapat

    digolongkan sebagai lubrikan tidak larut air antara lain : magnesium stearat,

    kalsium stearat, natrium stearat, asam stearat, talk.

    Pertimbangan pemilihan lubrikan tergantung pada cara pemakaian, tipe tablet,

    sifat disintegrasi dan disolusi yang diinginkan, sifat fisika-kimia serbuk atau granul

    dan biaya.

    Sebagai bahan pelincir yang sangat menonjol adalah talk karena dapat

    sekaligus memenuhi ketiga fungsi yaitu sebagai pelincir, anti lengket dan pelicin.

    Pada umumnya talk ditambahkan sebanyak 2% ke dalam granulat siap pakai.

    (Voight, 1995 : 205).

    e. Anti Lengket (Antiadheren)

    Antiadheren adalah zat yang digunakan untuk mencegah menempelnya

    massa tablet pada punch dan untuk mengurangi penempelan pada dinding cetakan.

    Bahan ini sangat diperlukan untuk zat-zat yang mudah menempel, seperti vitamin

    E. Talk, magnesium stearat dan amilum jagung merupakan material yang memiliki

    sifat antiadheren yang sangat baik.

    Tabel Antiadheren yang biasa digunakan

    Jenis Antiadheren Konsentrasi (%b/b)Talk 1-5

    Magnesium stearat < 1Amilum jagung 3-10Colloidal silica 0,1-0,5

    DL-Leucine 3-10Natrium lauril sulfat < 1

    13

  • f. Perbaikan Aliran atau Glidan

    Glidants ditambahkan dalam formulais untuk menaikkan atau

    meningkatkan fluiditas massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat

    mengisi die dalam jumlah yang seragam. Amilum adalah glidan yang paling

    populer karena disamping dapat berfungsi sebagai glidan juga sebagai disintegran

    dengan konsentrasi sampai 10%. Talk lebih baik sebagai glidan dibandingkan

    amilum, tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet.

    Tablet tipe lubrikan yang biasanya digunakan

    Glidants Konsentrasi (%)Logam stearat

  • i. Zat Tambahan (Adjuvant)

    Adjuvan adalah zat tambahan dalam formula sediaan obat yang

    ditambahkan dalam jumlah kecil untuk maksud pemberian warna, penawar bau,

    dan rasa. Contohnya :

    Colors dan Pigments

    Bahan pewarna tidak mempunyai aktifitas terapeutik, dan tidak dapat

    meningkatkan bioavailabilitas atau stabilitas produk, tetapi pewarna

    ditambahkan ke dalam sediaan tablet berfungsi untuk menutupi warna obat

    yang kurang baik, identifikasi produk, dan untuk membuat suatu produk lebih

    menarik. akan tetapi penggunaan pewarna yang tidak tepat akan

    mempengaruhi mutu produk. Pewarna yang digunakan haruslah pewarna yang

    diperbolehkan oleh Undang-undang untuk digunakan sebagai pewarna untuk

    sediaan obat. bahan pewarna ada yang larut dalam air dan ada yang tidak larut

    dalam air. Pewarna ditambahkan dalam bentuk larutan atau suspensi dalam

    granulasi basah, tergantung apakah pewarna tersebut larut atau tidak.

    Penggunaan pewarna yang larut kemungkinan dapat terjadi migrasi zat warna

    selama proses pengeringan yang dapat mengakibatkan tidak meratanya warna.

    Penggunaan pewarna ynag tidak larut dapat mengurangi resiko interaksi yang

    kemungkinan terjadi dengan zat aktif dan bahan tambahan lain. Terhadap

    tablet yang telah diberi pewarna, sangat penting untuk dilakukan pengukuran

    keseragaman warna pengkilapan, serta perubahan warna karena pengaruh

    cahaya pada permukaan tablet.

    Tabel Jenis pewarna (sintetik yang biasa digunakan)

    Pewarna Nama umumRed 3 ErytrosineRed 40 Allura red AC

    Yellow 5 TartrazineYellow 6 Sunset Yellow

    Blue 1 Brilliant Blue

    Sweetners dan Flavor

    Penambahan pemanis dan pemberi rasa biasanya hanya untuk tablet-tablet

    kunyah, hisap, buccal, sublingual, effervesen dan tablet lain yang dimaksudkan

    untuk hancur atau larut di mulut.

    15

  • Tabel beberapa pemanis yang biasa digunakan

    Pemanis Alami Pemanis Sintetis atau BuatanMannitol SakarinLactosa SiklamatSukrosa AspartameDektrosa

    PEMBUATAN TABLET.

    Tablet dibuat terutama dengan cara kompresi. Sejumlah tertentu dari tablet dibuat

    dengan mencetak, secara singkat dapat dikatakan bahwa tablet yang dibuat secara kompresi

    menggunakan mesin yang mampu menekan bahan bentuk serbuk atau granul dengan

    menggunakan berbagai bentuk punch atau ukuran dan die, alat kompresi tablet merupakan

    alat beratt dari berbagai kapasitas dipilih sesuai dengan dasar dari jenis tablet yang akan

    dibuat serta produksi rata-rata yang diinginkan. Tablet yang dicetak dibuat dengan tangan

    atau dengan alat mesin tangan, dengan cara menekan bahan tablet kedalam cetakan,

    kemudiaan bahan tablet yang telah terbentuk dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan sampai

    kering. Dalam pembuatan tablet zat berkasiat , zat zat lain ,kecuali zat pelicin dibuat

    granul(butiran kasar).Karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan dengan baik.maka

    dibuat granul agar mudah mengalir(free flowing)mengisi cetakan agar tablet tidak retak

    (capping).

    Pada umumnya tablet kempa dibuat dengan mengempa massa kempa yang mengalir

    dari corong ke kisi pengisi lalu ke lubang kempa menjadi massa kompak dan padat. Tablet

    dibuat sesuai bentuk dan ukuran pons dan lubang kempa lalu dikempa menghasilkan massa

    kompak dengan bentuk tertentu. Unit tablet dalam satu batch harus mempunyai keseragaman

    bobot, keseragaman kandungan, serta kadar zat aktif yang harus memenuhi syarat. Ketentuan

    lain yang juga penting dari massa tablet yaitu massa tablet harus homogen dan massa kempa

    harus mengalir lancar ke lubang kempa.

    Massa kempa adalah massa tablet yang terdiri dari campuran fase dalam dan fase luar

    yang telah proses untuk siap dikempa menjadi tablet. Fase dalam adalah massa utama tablet

    yang terdiri dari campuran zat aktif dan eksipien yang diproses menjadi granul secara basah

    atau kering atau tergantung pembuatan, dapat pula merupakan campuran serbuk zat aktif dan

    16

  • eksipien. Fase luar adalah campuran beberapa eksipien saja, yaitu penghancur luar, glidan,

    dan lubrikan yang ditambahkan ke fase dalam untuk memudahkan pengempaan tablet dan

    untuk menunjang mutu tablet yang memenuhi syarat. Massa kempa yang baik memiliki sifat-

    sifat :

    memiliki aliran yang baik agar dapat dengan lancar mengalir dari corong ke lubang

    kempa sehingga keseragaman bobot memenuhi syarat

    memiliki sifat granulometri (ukuran serba sama) agar pengisian lubang kempa

    selalu dalam bobot dan volume yang tepat, cepat dan partikel setelah dikempa

    menghasilkan tablet yang kompak

    memiliki kompressibilitas yang baik

    memiliki kompaktibilitas yang baik

    memiliki kandungan zat aktif yang homogen dan serba sama

    Granulasi adalah proses pembuatan ikatan partikel-partikel kecil membentuk padatan

    yang lebih besar atau agregat permanen melalui penggumpalan massa, sehingga dapat dibuat

    granul yang lebih homogen dari segi kadar, ukuran, serta bentuk partikel. Adapun fungsi

    granulasi adalah untuk memperbaiki sifat aliran dan kompressibilitas dari massa cetak tablet,

    memadatkan bahan-bahan, menyediakan campuran seragam yang tidak memisah,

    mengendalikan kecepatan pelepasan zat aktif, serta mengurangi debu. Untuk beberapa zat

    aktif tertentu, proses granulasi dapat dilewati jika zat aktif memenuhi syarat untuk langsung

    dikempa. Metode ini disebut kempa langsung. Metode ini mengurangi lamanya proses

    pembuatan tablet melalui proses granulasi, tapi sering timbul beberapa kendala yang

    disebabkan sifat zat aktif itu sendiri atau eksipien.

    Cara membuat granul ad 2 macam :

    1. Cara basah

    2. Cara kering atau sering disebutsluging atau pre compresion

    PEMBUATAN GRANUL

    1. Cara Basah

    17

  • Zat berkasiat,zat pengisi dan pengkancur dicampur baik bai,laludibasahi dengan

    larutan bahan pengikat,bila perlu ditambah bahan pewarna.Setelah itu diayak menjadi

    granul,dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40 - 50.Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan

    ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dalam mesin tablet.

    Proses Pembuatan :

    1. Penghalusan

    Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif

    dan eksipien. Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan

    adhesifitas antar partikel semakin besar yang dapat menyebabkan terjadinya

    pemisahan pada granul. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan bowl

    hammer, hammer mill, dan grinder.

    2. Pencampuran

    Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang

    merata dan homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat

    planetary mixer, twin-shell, dan blender.

    3. Penambahan dan Pencampuran Larutan Pengikat

    Penambahan larutan pengikat akan membentuk massa basah sehingga

    membutuhkan alat yang dapat meremas dengan kuat seperti sigma blade mixer

    dan planetary mixer.

    4. Pengayakan

    Massa basah dibuat menjadi granul dengan melewatkannya pada ayakan

    berukuran 6-12 mesh yang disebut oscilating granulator atau fitzmill.

    5. Pengeringan

    Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan pembasah yang digunakan.

    Granul kemudian dikeringkan dalam oven.

    6. Pengayakan

    Ukuran granul diperkecil dengan cara melewatkan pada ayakan dengan

    porositas yang lebih kecil dari yang sebelumnya.

    7. Penambahan Penghancur dan Lubrikan

    Proses selanjutnya yaitu proses pencampuran granul-granul dengan penghancur

    dan lubrikan menggunakan twin-shell blender atau mixer lainnya.

    8. Pengempaan Tablet

    18

  • Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak

    berupa granul menjadi tablet.

    2. Cara kering

    Zat berkasiat,zat pengisi,zat penghancur ,bila perlu zat pengikat dan pelicin dicampur

    dan dibuat dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang besar (slugging),setelah itu

    tablet yang terjadi dipecah menjadi granul lalu diayak,akhirnya dikempa cetak

    menjadi teblet yang dikehendaki dengan mesin tablet.

    Metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan :

    Mesin Slug

    Massa serbuk ditekan pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar yang tidak

    berbentuk, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran

    partikel yang diinginkan.

    Mesin Rol

    Massa serbuk diletakkan diantara mesin rol yang dijalankan secara hidrolik untuk

    menghasilkan massa rata yang tipis, lalu diayak atau digiling hingga diperoleh

    granul dengan ukuran yang diinginkan.

    Proses Pembuatan :

    1. Penghalusan

    Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif

    dan eksipien. Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan

    adhesifitas antar partikel semakin besar yang dapat menyebabkan terjadinya

    pemisahan pada granul. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan bowl

    hammer, hammer mill, dan grinder.

    2. Pencampuran

    Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang

    merata dan homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat

    planetary mixer, twin-shell, dan blender.

    3. Slugging

    Campuran serbuk ditekan ke dalam cetakan yang besar dan dikompakkan

    dengan punch berpermukaan datar, massa yang diperoleh disebut slug.

    19

  • 4. Penghancuran

    Setelah melalui proses slugging, tablet langsung dihancurkan untuk selanjutnya

    dilekukan pengayakan.

    5. Pengayakan

    Massa tablet dibuat menjadi granul dengan melewatkannya pada ayakan

    berukuran 6-12 mesh yang disebut oscilating granulator atau fitzmill.

    6. Penambahan Penghancur dan Lubrikan

    Proses selanjutnya yaitu proses pencampuran granul-granul dengan penghancur

    dan lubrikan menggunakan twin-shell blender atau mixer lainnya.

    7. Pengempaan Tablet

    Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak

    berupa granul menjadi tablet.

    KEMPA LANGSUNG

    Kempa langsung adalah pembuatan tablet tanpa adanya proses granulasi yang

    memerlukan eksipien yang cocok sehingga dapat memungkinkan untuk dikempa secara

    langsung. Kempa langsung dapat menghindari banyak masalah yang timbul pada

    granulasi basah maupun kering. Walaupun demikian perubahan sifat fisik bahan pengisi

    dapat merubah sifat alir sehingga tidak sesuai untuk dikempa secara langsung. Metode

    ini digunakan untuk zat aktif yang mempunyai sifat aliran dan kompressibilitas baik.

    Selain itu kempa langsung dapat dilakukan untuk zat aktif yang tidak mungkin

    dilakukan dengan metode granulasi basah (tidak tahan lembab dan panas) dan granulasi

    kering (yang melibatkan kompresi tinggi).

    Proses Pembuatan :

    1. Penghalusan

    Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif

    dan eksipien. Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan

    adhesifitas antar partikel semakin besar yang dapat menyebabkan terjadinya

    pemisahan pada granul. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan bowl

    hammer, hammer mill, dan grinder.

    2. Pencampuran

    20

  • Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang

    merata dan homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat

    planetary mixer, twin-shell, dan blender.

    3. Pengempaan Tablet

    Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak

    berupa granul menjadi tablet.

    KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN METODE TABLET

    a) Granulasi Basah

    Keuntungan pembuatan menggunakan metode granulasi basah :

    dapat meningkatkan kohesifitas dan kompressibilitas serbuk dengan

    penambahan bahan pengikat

    dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang sulit mengalir dan sulit

    dikompressi

    distribusi dan keseragaman kandungan baik bagi zat aktif yang mudah larut

    dan dosis kecil

    zat warna dapat lebih homogen karena terlebih dahulu dilarutkan dalam cairan

    pengikat

    serbuk dapat ditangani tanpa menghasilkan kontaminasi udara (debu dari

    serbuk)

    Kerugian pembuatan menggunakan metode granulasi basah :

    membutuhkan tempat yang luas, biaya yang tinggi, alat dan waktu yang

    banyak

    memungkinkan terjadinya kehilangan bahan selama pemindahan ke proses

    lainnya

    tidak dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab

    b) Granulasi Kering

    Keuntungan pembuatan menggunakan metode granulasi kering :

    memerlukan tahap proses yang lebih sedikit dibandingkan metode granulasi

    basah

    21

  • waktu hancur lebih cepat karena tidak diperlukannya larutan pengikat

    tidak memerlukan pengeringan sehingga tidak terlalu lama pengerjaannya

    dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang peka terhadap panas dan

    lembab

    Kerugian pembuatan menggunakan metode granulasi kering :

    perlu mesin khusus untuk membuat slug

    tidak dapat mendistribusikan warna dengan homogen

    tidak dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak larut

    keseragaman kandungan lebih sulit dicapai

    KEMPA LANGSUNG

    Keuntungan pembuatan menggunakan metode kempa langsung :

    kempa langsung merupakan tahap produksi tablet yang paling singkat

    keperluan akan alat, ruangan, dan waktu lebih sedikit

    dapat meningkatkan disintegrasi zat aktif karena tablet langsung mengalami

    disintegrasi menjadi tablet

    Kerugian pembuatan menggunakan metode kempa langsung :

    harga eksipien yang dibutuhkan cukup mahal karena dibutuhkan eksipien yang

    memiliki aliran, kompressibilitas, serta ikatan antar partikel yang baik

    eksipien dan zat aktif harus memiliki ukuran partikel yang mirip agar tablet

    yang dihasilkan mempunyai keseragaman kandungan yang baik.

    MASALAH MASALAH DALAM PEMBUATAN TABLET

    Beberapa permasalahan dalam pembuatan tablet adalah sebagai berikut :

    (Lachman 1994 : 673-680) :

    22

  • 1. Capping

    Caping adalah pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas atau bagian

    bawah tablet dari badan tablet. Umumnya disebabkan oleh adanya udara yang

    terjadi dalam ruang die dan penyebab lain yaitu kelebihan granul, over lubrikasi

    atau kurang rubrikan.

    2. Laminasi

    Laminasi adalah pemisahan tablet menjadi 2 bagian atau lebih. Umumnya

    keretakan atau pecahnya tablet terjadi segera setelah kompresi atau beberapa jam

    atau hari kemudian.

    3. Chipping

    Chipping adalah keadaan pada bagian bawah tablet terpotong yang disebabkan

    oleh ujung punch bawah tidak rata dengan permukaan atas die.

    4. Cracking

    Cracking adalah keadaan tablet pecah, lebih sering di bagian atas tengah.

    Cracking merupakan akibat lanjut dari permukaan atas die.

    5. Picking

    Picking adalah perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada

    permukaan punch yang disebabkan pengeringan granul belum cukup, jumlah

    glidan kurang atau yang dikompresi adalah bahan berminyak/lengket.

    6. Sticking

    Sticking adalah keadaan granul menempel pada dinding die. Penyebabanya yaitu

    punch kurang bersih, tablet dikompresi pada kelembapan tinggi.

    7. Mottling

    Mottling adalah keadaan distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata.

    8. Binding

    Binding adalah lubrikasi yang tidak memadai.

    23

  • EVALUASI SEDIAAN GRANUL

    Uji Waktu Alir

    Uji ini dilakukan dengan metode corong. Adapun caranya adalah sebagai perikut yaitu

    ditimbang 100g granul yang sudah terbentuk, kemudian dimasukkan kedalam corong dengan

    ukuran tertentu yang bagian bawahnya tertutup. Alat dijalankan, kemuian dicata waktu yang

    diperlukan seluruh granul untuk melalui corong tersebut dengan menggunakan stopwatch.

    Waktu alir granul yang baik adalah jika waktu yang diperlukan kurang lebih atau sama

    dengan 10 detik untuk 100 gram granul. Dengan demikian kecepatan alir yang baik adalah

    lebh besar dari 100 gram/detik.

    Persen Kompressibilitas

    Pengukuran lain dari sebuk yang bebas mengalir adalah kompresibilitas yang dihitung

    dari kerapatan granul, yaitu dengan memasukkan sejumlah tertentu granul kedalam gelas

    ukur. Volume awal dicatat, kemudian diketuk-ketuk sampai tidak terjadi pengurangan

    volume. Selanjutnya dihitung persen kompressibilitasnya. (Lachman, 1994:682-683)

    Kompresibilitas = x 100 %

    Vo = Volume awal granul

    Vi = Volume granul setelah diketukkan

    Tabel 2.1 Kompressibilitas dan daya alir. (Lachman, 1989: 400)

    % Kompressibilitas Daya Alir5-15

    12-16

    18-21

    23-35

    33-38

    >40

    Baik sekali

    Baik

    Sedang- dapat lewat

    buruk

    sangat buruk

    sangat buruk sekali

    EVALUASI SEDIAAN TABLET

    Uji waktu hancur

    24

  • Uji waktu hancur dilakukan pada 6 tablet dan menggunakan disintegratin

    tester (disentegrator). Uji waktu hancur sesuai dengan persyaratan FI adalah

    kecuali dinyatakan lain, semua tablet harus tidak lebih dari 15 menit untuk

    tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet salut gula/salut

    selaput. Apabila, tablet/2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian

    dengan 12 tablet lainnya, tidak kurang 16 dari 18 yang diuji harus hancur

    sempurna (Indonesia, 1995, 1087)

    Prosedur kerja uji waktu hancur (Indonesia, 1976:6)

    1. Dimasukkan satu tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, lalu masukkan satu cakram pada tiap tabung dan alat dijalankan menggunakan air

    bersuhu 370 20C sebagai media kecuali dinyatakan lain dalam monografi.

    2. Pada akhir batas waktu yang tertera pada monografi, keranjang diangkat

    Uji keseragaman bobot

    Uji keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang 20 tablet satu persatu

    dan dihitung bobot rata-ratanya. Hasilnya, tidak lebih dari dua tablet yang

    mempunyai penyiampangan lebih besar dari kolom A dan tidak boleh ada satu

    tablet pun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih besar dari kolom B.

    (Indonesia, 1979:6)

    Tabel persyaratan penyimpangan bobot tablet.

    Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rataA B

    25 mg atau kurang 15% 30%26 mg-150 mg 10% 20%151 mg-300 mg 7,5% 15%Lebih dari 300 mg 5% 10%

    Uji keseragaman ukuran

    Ketebalan berhubungan dengan kekerasan tablet. Selam percetakan, perubahan

    ketebalan merupakn indikasi adanya masalah pada aliran massa cetak atau pada

    pengisian granul ke dalam die. Alat yang digunakan pada uji keseragaman ukuran

    adalah jangka sorong.

    25

  • Prosedur kerja uji keseragaman ukuran adalah sebagai berikut (Indonesia, 1976:6)

    1. Diambil 10 tablet

    2. Tablet yang baik mempunyai diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 11/3 tebal tablet.

    Uji kekerasan

    Kekerasan menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan pada saat

    proses produksi, pengemasan, dan pengangkutan. Prinsip pengukurannya adalah

    memberikan tekanan pada tablet sampai tablet retak atau pecah, kekuatan minimum

    untuk tablet adalah sebesar 4 kg/cm3. Alat yang digunakan pada uji kekerasan adalah

    hardness tester. (Ansel, 1989:255)

    Prosedur kerja uji kekerasan :

    1. Tablet diletakkan diantara pegas penekan, kemudian alat dihidupkan.

    2. Jarum petunjuk tekanan akan bergerak sesuai tekanan yang diberikan pada

    tablet.

    3. Saat tablet retak atau pecah, jarum akan berhenti pada suatu angka sebagai

    penunjuk kekerasan tablet yang dinyatakan dalam satuan kilogram.

    Uji kerapuhan

    Uji kerapuhan merupakan uji ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan

    yang dialami oleh tablet sewaktu pengemasan, pengiriman, dan penyimpanan.

    Prinsip pengukurannya adalah penetapan presentase bobot tablet yang hilang

    dari 20 atau 40 tablet selama diputar dalam waktu tertentu. Alat yang

    digunakan pada uji kerapuhan adalah friablator test (Lachman, 1994:654)

    Prosedur kerja uji kerapuhan :

    1. Tablet dibersihkan dari debu dengan cara memakai kuas kecil

    2. Ditimbang bobot 20 tablet (tablet besar) atau 40 tablet (tablet kecil) = Wo

    3. Tablet dimasukkan ke dalam alat, kemudian alat dijalankan selama 4 menit

    dengan kecepatan 25 rpm

    4. Tablet dikeluarkan lalu dibersihkan dari debu dengan memakai kuas kecil

    26

  • 5. Ditimbang bobot tablet = Wf

    6. Indeks kerapuhan dihitung dengan memakai rumus :

    F = Wo Wf x 100%

    Wo

    Ket : F = indeks kerapuhan

    Wo= bobot awal

    Wf= bobot akhir

    1.2 MONOGRAFI KALSIUM LACTAT / Ca. LACTAT

    OH Kalsium laktat (1,2) hidrat

    C6H10CaO6

    Pentahidrat BM. 308.30

    Anhidrat BM. 218.22

    Mengandung 98,0 % - 101,0 % C6H10CaO6 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

    Pemerian : Serbuk atau granul putih, praktis tidak berbau, bentuk pentahidrat sedikit

    mekar pada suhu 120oC menjadi bentuk anhidrat.

    Kelarutan : Ca-laktat pentahidrat larut dalam aor, praktis tidak larut dalam etanol (FI IV

    1995. hal 164).

    Tablet Kalsium Laktat mengandung kalsium laktat C6H10CaO6 . 5H2O tidak kurang dari

    94,0 % dan tidak lebih dari 106,0 % dri jumlah yang tertera pada etiket.

    Penetapan Kadar Calcii Laktat menurut FI edisi IV 1995

    Timbang dan serbukkan tidak kurang 20 tablet. Timbang seksama sejumlah serbuk setara

    dengan 350 mg Ca-Laktat masukkan ke dalam erlenmeyer tambahkan 150 ml air dan 2

    ml HCl 3N aduk menggunakan pengaduk stirrer selama 3-5. Sambil di aduk tambahkan

    27

    [ ] OxHCaCHCOOCH 23 .

  • 30 ml Na-EDTA 0,05 M melalui buret 50,0 ml tambahkan 15 ml NaOH 1N dan 300

    mg indicator biru hidroksinaftol lanjutkan titrasi hingga TAT warna biru.

    1 ml Na-EDTA 0,01 M ~ 30,84 mg C6H10C4O6.5H2O

    Uji Disolusi tablet Ca-lactat FI edisi IV 1995

    Media disolusi : 500 ml air

    Alat type : 100 rpm

    Waktu : 45 menit

    Prosedur : lakukan penetapan jumblah C6H10CaO6 . 5H2O yang terlarut seperti

    yang tertera pada penetapan kadar.

    Toleransi : dalam waktu 45 menit tidak kurang dari 75 % C6H10CaO6 . 5H2O

    dari jumblha yang tertera pada etiket.

    28

  • II. Bahan terpilih dan alasan pemilihan bahan :Ca-lactat : sebagai bahan aktif

    Lactosa : mudah didapat dan murah, sifatnya hampir sama dengan bahan aktif

    Gom arab : zat pengikat, sifatnya hampir sama dengan bahan aktif

    Talk : Bahan plicin, murah dan mudah didapat

    Pati : Mudah didapat dan multi fungsi

    III. Rancangan Formulasi

    Calcii Lactis Compressi Tablet calcium laktat

    Komposisi :

    Tiap tablet mengandung

    Calcii laktat 500 mg

    Zat tambahan yang cocok secukupnya

    Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

    Dosis : 3 x sehari ; 2 - 4 tablet

    Catt : sebagai zat pewangi digunakan minyak permen

    IV. Rancangan Formulasi per tablet : 1 tablet = 650 mg

    R/ Calcii lactas 500 mg x 200 tablet = 100000 mg = 100 g

    Lactosa 60 % 90 mg x 200 tablet = 180000 mg = 18 g

    Gom arab 5 % 7,5 mg x 200 tablet = 1500 mg = 1,5 g

    Talk 25 % 37,5 mg x 200 tablet = 7500 mg = 7,5 g

    29

  • Sod. Alginat 10 % 15 mg x 200 tablet = 3000 mg = 30 g

    V. Rancangan Formulasi pertablet 450 mg

    R/ Calcii lactas 300 mg

    Amilum Solani 10% pengikat 10 mg

    5 % penghancur 5 mg

    Talk 2 % pelicin 2 mg

    Lactosa ad 450 mg

    VI. Prosedur Kerja

    1. Ca-laktat ditimbang sebanyak 30 g ditambahkan lactosa 6 g sedikit demi sedikit,

    gerus ad homogen.

    2. Tambahkan 2 g Amilum solani sedikit demi sedikit, gerus ad homogen.

    3. Pembuatan mucilago

    Cawan porselen dan batang pengaduk ditara Timbang 2 g amilum solani dengan cawan Tambahkan air 5 % ( 5 ml). Panaskan dengan api langsung, ad massa transparant. Timbang kembali, catat berat, kekurangan ditambahkan air panas, kelebihan

    diuapkan sampai diperoleh berat yang sesuai.

    4. Campuran 1 dan 2 tambahkan sedikit demi sedikit pada mucilago yang telah di buat.

    5. Campuran yang telah homogen masukkan ke ayakan no 12.

    6. Keringkan granul yang diperoleh kemudian hitung % recovery.

    7. Talk ditambahkan kemudian masukkan dalam mesin cetak tablet.

    8. Tablet yang telah jadi diuji : granul (waktu alir, BJ mampat, kadar air), tablet

    (kerapuhan, keragaman dan keseragaman bobot, disolusi, waktu hancur, hardness,

    keseragaman ukuran).

    30

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Evaluasi Sediaan Granul

    1. Uji Kompresibilitas

    t.awal = 44 cm

    t.ahir = 42 cm

    % kompresibilitas = 44 - 42 x 100 %

    44

    = 4.5454 %

    Nilai % kompresibilitas granul Ca-laktat 4.5454% , hal tersebut berarti granul

    tersebut memiliki daya alir baik sekali.

    2. Uji Kelembapan

    Penimbangan = berat kurs = 29.5522 g

    Kurs + granul = 32.5649 g -

    Berat granul = 3.0127 g Berat granul sebelum di oven

    Penimbangan = berat kurs = 29.5522 g

    Kurs + granul = 32.3249 g -

    Berat granul = 2.7727 g Berat granul setelah di oven

    % kadar air = berat awal berat setelah di Oven x 100%

    berat awal

    = 3.0127 2.7727 g x 100 %

    3.0127

    31

  • = 7.96 %

    Nilai kadar air Ca-lactat 7.96 %

    3. Uji Sudut Diam

    Tinggi = 2.6 cm

    Diameter = 9.3 cm

    Tan = h/r

    = 2.6 : 4.65

    = 0.5591

    = 29.2095

    Nilai sudut diam Ca-laktat 29.2095, berarti nilai tersebut masuk rentang baik dan

    memenuhi syarat.

    4. Uji Waktu Alir

    Waktu alir yang diperoleh 7,06 detik, sehingga dapat dikatakan memenuhi syarat.

    Dari hasil evaluasi sediaan granul Ca-lactat didapatkan hasil yang memenuhi syarat

    untuk dilanjutkan pengempaan sebagai tablet. Hasil evaluasi granul didapatkan nilai

    kompresibilitas 4,5454%, nilai kadar air 7.96 %, nilai sudut diam 29.2095 serta waktu alir

    7.06 detik.

    B. Evaluasi Sediaan Tablet

    1. Pemeriksaan penampilan (organoleptis )

    1. Bentuk : Bulat

    2. Warna : Putih

    3. Rasa : Pahit

    4. Bau : arus

    2. Keseragaman ukuran

    32

  • No Diameter (mm) Ketebalan (mm)

    1 24 mm 20 mm

    2 24 mm 20 mm

    3 24 mm 20 mm

    4 24 mm 20 mm

    5 24 mm 20 mm

    6 24 mm 20 mm

    7 24 mm 20 mm

    8 24 mm 20 mm

    9 24 mm 20 mm

    10 24 mm 20 mm

    11 24 mm 20 mm

    12 24 mm 20 mm

    13 24 mm 20 mm

    14 24 mm 20 mm

    15 24 mm 20 mm

    16 24 mm 20 mm

    17 24 mm 20 mm

    18 24 mm 20 mm

    19 24 mm 20 mm

    20 24 mm 20 mm

    Dari hasil pengamatan keseragamam ukuran didapat hasil yang kurang proporsional

    karena berdasarkan diameter serta ketebalan tablet Ca-lactat hampir sama, sehingga bentuk

    tablet kurang baik.

    3. Kekerasan tablet

    33

  • Tablet Kekerasan ( kg / cm2 )

    1 1,5

    2 3

    3 1

    4 1

    5 1

    Pada uji kekerasan tablet didapat nilai yang sangat rendah, kurang dari rentang yang

    baik yaitu 4 kg/ Cm , sehinggp didapat tablet menjadi rapuh. Hal ini dimungkinkan karena

    tekanan dari punch yang kurang.

    4. Keseragaman bobot

    No Bobot (mg) % Penyimpangan A (5%) B (10%)

    1 431 mg 7,23 %

    2 367 mg -8,30 %

    3 415 mg 3,25 %

    4 442 mg 9,96 %

    5 369 mg -8,20 %

    6 366 mg -8,94 %

    7 381 mg -5,21 %

    8 446 mg 10,96 %

    9 368 mg 8,45 %

    10 437 mg 8,72 %

    11 369 mg -8,20 %

    12 378 mg -5,96 %

    34

  • 13 439 mg 9,22 %

    14 380 mg -5,46 %

    15 434 mg 7,97 %

    16 410 mg 2,00 %

    17 373 mg -7,20 %

    18 435 mg 8,22 %

    19 427 mg 6,23 %

    20 372 mg -7,45 %

    Rata-rata 20 tablet = 8039 mg = 401,95

    % Penyimpangan = Penyimpangan bobot pil x 100 %

    rata-rata bobot

    Penyimpangan = bobot pil rata-rata bobot 20 pil

    Dari hasil uji keseragaman bobot dapat disimpulkan bahwa tablet tidak memenuhi

    syarat karena melebihi harga kolom A dan B, hal tersebut dimungkinkan karena

    pengempaan yang tidak merata sehingga penympangan tablet besar.

    35

  • 5. Penetapan kadar Ca-lactat

    Kompleksometri

    1. Pembuatan larutan Baku Primer CaCl2 . 2H2O

    M = W x 1000

    Mr Volum

    0,1 M = W x 1000

    147,02 50 ml

    W = 0,7351 g

    - Menimbang + 0,7351 g CaCl2 . 2H2O, memasukkan dalam beaker glass.

    - Melarutkan dengan + 20 ml aquadest ad larut

    - Pindahkan dalam labu ukur 50 ml ad tanda batas

    - Kocok ad homogeny

    2. Pembuatan larutan Baku Sekunder EDTA

    M = W x 1000

    Mr Volum

    0,1 M = W x 1000

    372,24 100 ml

    W = 3,7224 g

    - Menimbang + 3,7224 g EDTA, memasukkan dalam beaker glass

    - Melarutkan dengan + 20 ml aquadest ad larut

    - Pindahkan dalam labu ukur 100 ml tambahkan aquadest ad tanda batas

    36

  • - Kocok ad homogeny

    3. Pembakuan larutan Baku Sekunder EDTA dengan larutan Baku Primer CaCl2 . 2H2O

    - Pipet 10 ml larutan Baku Primer CaCL2 . 2H2O dalam Erlenmeyer

    - Tambahkan + 2 ml buffer amoniak pH = 10

    - Menambahkan + 2-3 tetes EBT titrasi dengan larutan Baku Sekunder EDTA

    - Catat volume titrasi dan hitung PK konsentrasi larutan Baku Sekunder EDTA

    4. Penetapan Kadar tablet Kalsium Laktat dengan kompleksometri

    - 1 tablet Kalsium Laktat tambahkan aquadest 10 ml

    - Tambahkan 1-2 ml buffer amoniak pH = 10

    - Menambahkan 2-3 tetes EBT titrasi dengan larutan Baku Sekunder EDTA yang

    telah dibakukan

    - Penetapan Kadar Calcii Laktat menurut FI edisi IV 1995

    Timbang dan serbukkan tidak kurang 20 tablet. Timbang seksama sejumlah serbuk setara

    dengan 350 mg Ca-Laktat masukkan ke dalam erlenmeyer tambahkan 150 ml air dan 2 ml

    HCl 3N aduk menggunakan pengaduk stirrer selama 3-5. Sambil di aduk tambahkan 30 ml

    Na-EDTA 0,05 M melalui buret 50,0 ml tambahkan 15 ml NaOH 1N dan 300 mg indicator

    biru hidroksinaftol lanjutkan titrasi hingga TAT warna biru.

    1 ml Na-EDTA 0,01 M ~ 30,84 mg C6H10C4O6.5H2O

    HASIL PERHITUNGAN PENETAPAN KADAR KALSIUM LAKTAT

    Pembakuan EDTA

    M = 0,0927

    Volume titrasi = 12,95 ml

    mgrek CaCl2 .2H2O = mgrek Na EDTA

    V . M = V . M

    37

  • 10 ml . 0,0927 M = 12,95 ml . M EDTA

    M EDTA = 0,0927 M

    12,95

    = 0,00716 M

    Penetapan Kadar tablet Kalsium Laktat

    Volume titrasi = 30,75 ml

    mgrek Na EDTA = mgrek Ca-Laktat

    = 30,75 ml . 0,00716 M

    = 0,22017 mmol

    = 0,22017 mol . 308,30

    = 67,878411 mgram

    % Recovery = 67,878411 mgram X 100%

    431,6 mgram

    = 15,7271 %

    5. Hasil Uji Keseragaman Kandungan

    No Bobot tablet(mg) Zat Aktif Xi (Xi Xn) ( Xi Xn)21 437,7 68,8334 22,9445 0,4017 0,16132 439,8 69,1636 23,0545 0,5117 0,26183 444 69,8224 23,2741 0,7313 0,53484 429,3 67,5124 22,5041 -0,0387 0,00155 413,9 65,0906 21,6969 -0,8459 0,71556 431 67,7797 22,5932 0,0504 0,00257 374 58,8787 19,6262 -2,9166 8,50658 444 69,8241 23,2747 0,7319 0,53579 439,9 69,0850 23,0283 0,4855 0,235710 447 70,2959 23,4320 0,8892 0,7907Total zat aktif = 735,1705 mg

    Total rata-rata = 73,517 mg

    Total Xi = 225,4285, rata-rata = 22,5428

    38

  • Total (xi-xn)2 = 11,746

    S = akar 11,746 / 9

    = 1,3051

    RSD = 100. S / E Xi = 100.1,3051 / 22,5428 = 5,7894 %

    Dari hasil evaluasi granul Ca-lactat serta tablet Ca-lactat didapat hasil yang

    berbeda. Pada uji evaluasai sediaan granul didapat hasil yang baik, sehingga dapat

    dikatakan memenuhi syarat untuk dikempa menjadi tablet.

    Pada proses pembuatan tablet di dapat hasil yang tidak memenuhi

    syarat,karena didapat nilai keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan yang

    kurang. Hal tersebut dimungkinkan karenafaktor eksternal yaitu kurangnya atau tidak

    meratanya tekanan pada punch, sehingga bobot serta kekerasan tablet Ca-lactat jelek

    dan tidak memenuhi syarat.

    Pada evaluasi uji keseragaman kandungan didapatkan hasil yang seragam

    namun setelah ditetapkan kadar Ca-lacta per tablet didapatkan hasil yang sangat

    buruk. Dari kadar pada etiket kandungan Ca-lactat tiap tablet adalah 300 mg, namun

    pada PK didapat hasil yang sangat jauh yaitu 67.8784 mg tiap tablet.

    Kemungkinan paling utama perbedaan tersebut dikarenakan pada saat proses

    granulasi yang kurang memadai, berdasarkan sifat fisika kimianya Ca.lactat larut

    dalam air, sedangkan prosedur yang digunakan adalah granulasi basah. Kemungkinan

    waktu proses granulasi menempel pada ayakan sehingga banyak massa yang hilang.

    Kemungkinan yang kedua adalah pada saat proses PK yang jelek, sehingga

    hasil yang didapat kurang valid.

    39

  • BAB V

    PENGEMASAN

    Untuk pengemasan tablet Ca-lactat CA-MEX digunakan bentuk strip atau blister.

    Tiap blister berisi 10 tablet CA-MEX, alasan pemilihan kemasan bentuk blister ini

    dikarenakan kemasan ini praktis dang produksinya dengan biaya yang murah.

    Gambar Kemasan :

    40

  • Gambar Brosur :

    41

  • BAB VI

    KESIMPULAN

    Pada praktikum An. Obat dan Narkoba ini dapat disimpulkan bahwa proses

    formulasi serta Evaluasi sediaan tablet Ca-lactat kurang memenuhi persyaratan. Pada proses

    granulasi serta evaluasinya didapat hasil yang sangat baik, sehingga layak untut k dilanjutkan

    penempaan sebagai tablet.

    Pada proses pembuaatan sera evaluasi tablet didapatkan kendala kerusakan alat, pada

    evaluasi tablet Ca-Laktat didapatkan hasil yang kurang baik. Ukuran serta keseragaman bobot

    tablet menjadi kurang memenuhi syarat, sehingga pada waktu uji penetapan kadar untuk tiap

    tablet juga kurang baik.

    Untuk itu perlu diadakan pengkajian ulang dimana letak permasalahan yang

    menyebabkan hasil yang tidak memenuhi syarat tersebut

    42