40 BAB 3 INTI PENELITIAN Gambaran Umum PT JobStreet ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00765-MC...

35
40 BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum PT JobStreet Indonesia 3.1.1 Latar Belakang Perusahaan JobStreet didirikan pada tahun 1985 di Penang, Malaysia oleh Mark Chang, seorang insinyur lulusan Massachusetts University, Amerika Serikat, bersama dengan Ng Kay Yip dan Lim Chao Li, keduanya juga lulusan Amerika Serikat, tepatnya University of Pensylvannia. Ketiga anak muda ini dengan tepat meramalkan bahwa proses rekrutmen yang ada saat itu, melalui media cetak dan firma-firma pencari kerja tradisional tidak lagi dapat memenuhi ekspektasi pasar mengingat jumlah pencari kerja yang semakin banyak, dengan kualitas yang semakin bersaing, namun jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia semakin sedikit. Ketiga orang ini lalu mendirikan JobStreet dengan menawarkan berbagai macam produk jasa rekrutmen dengan didukung software yang khusus dikembangkan untuk mempermudah proses pencarian tenaga kerja. Semenjak didirikannya, JobStreet telah berkembang menjadi salah satu media rekrutmen terdepan di Asia Pasifik, dengan jumlah pencari tenaga kerja yang mencapai sembilan juta di negara- negara tempat JobStreet berada. JobStreet terus berkembang dari hanya sebuah perusahaan kecil hingga pada tahun 2002 berhasil menjalin kerjasama dengan Careerbuilder.com, sebuah media online recruitment terkemuka dengan pangsa pasar kedua terbesar di Amerika. Tanggal 28 September 2004, akhirnya JobStreet secara resmi terdaftar di MESDAQ, 40

Transcript of 40 BAB 3 INTI PENELITIAN Gambaran Umum PT JobStreet ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00765-MC...

40

BAB 3

INTI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum PT JobStreet Indonesia

3.1.1 Latar Belakang Perusahaan

JobStreet didirikan pada tahun 1985 di Penang, Malaysia oleh Mark Chang,

seorang insinyur lulusan Massachusetts University, Amerika Serikat, bersama dengan

Ng Kay Yip dan Lim Chao Li, keduanya juga lulusan Amerika Serikat, tepatnya

University of Pensylvannia. Ketiga anak muda ini dengan tepat meramalkan bahwa

proses rekrutmen yang ada saat itu, melalui media cetak dan firma-firma pencari kerja

tradisional tidak lagi dapat memenuhi ekspektasi pasar mengingat jumlah pencari

kerja yang semakin banyak, dengan kualitas yang semakin bersaing, namun jumlah

lowongan pekerjaan yang tersedia semakin sedikit.

Ketiga orang ini lalu mendirikan JobStreet dengan menawarkan berbagai

macam produk jasa rekrutmen dengan didukung software yang khusus dikembangkan

untuk mempermudah proses pencarian tenaga kerja. Semenjak didirikannya,

JobStreet telah berkembang menjadi salah satu media rekrutmen terdepan di Asia

Pasifik, dengan jumlah pencari tenaga kerja yang mencapai sembilan juta di negara-

negara tempat JobStreet berada.

JobStreet terus berkembang dari hanya sebuah perusahaan kecil hingga pada

tahun 2002 berhasil menjalin kerjasama dengan Careerbuilder.com, sebuah media

online recruitment terkemuka dengan pangsa pasar kedua terbesar di Amerika.

Tanggal 28 September 2004, akhirnya JobStreet secara resmi terdaftar di MESDAQ,

40

41

Bursa Efek Malaysia. Selanjutnya pada tahun 2005, JobStreet menjalin kerjasama

dengan The Network, yang juga merupakan salah satu situs konsultan karir terkemuka

di Eropa.

Hingga 2012, JobStreet telah memiliki cabang di delapan negara, yaitu

Malaysia, Singapura, Filipina, India, Jepang, Indonesia, Thailand serta di tahun 2012,

Vietnam. JobStreet Indonesia dibuka pada tahun 2006, dengan menggandeng Grup

Sinarmas sebagai partner usaha joint venture. Dalam kurun waktu kurang dari tujuh

tahun, PT JobStreet Indonesia telah berhasil menjadi online recruitment dengan

jumlah lowongan kerja terbanyak di Indonesia, melewati jumlah 30.000 pada Mei

2012.

Prestasi ini cukup membanggakan mengingat JobStreet bukanlah satu-satunya

penyedia jasa online recruitment di Indonesia, dan di antara persaingan yang

sedemikian ketatnya, JobStreet mampu menjadi salah satu yang terbaik. Visi dan

Misi yang jelas didukung sumber daya manusia yang memadai, produk-produk jasa

yang tepat sasaran, serta pelayanan konsumen yang berkualitas dengan strategi

pemasaran yang brilian mungkin adalah mengapa JobStreet dapat memenangkan hati

konsumen Indonesia.

42

3.1.2 Visi dan Misi PT JobStreet Indonesia

Visi

“Asia’s Talent Bank”

To be Asia’s largest reservoir of human capital, providing capital that is

ready to be deployed at a moment’s notice to growing sectors of the world

economy.

Misi

“Connecting Business with Talent”

To provide excellent and unmatched recruitment service for local and cross

border serach thus enabling employers to reach and hire qualified jobseekers

in a cost effective and timely manner

3.1.3 Identitas PT JobStreet Indonesia

Gambar 3.1

Logo PT JobStreet Indonesia

3.1.4 Informasi PT JobStreet Indonesia

Alamat : Wisma Bumiputera 5th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 75

Jakarta 129210

Telepon : 021-5700151

Fax : 021-5700152

Website : www.jobstreet.co.id

Email : ads-id@JobStreet

43

3.1.5 Produk-Produk Jasa PT JobStreet Indonesia

Produk-produk utama yang ditawarkan PT JobStreet Indonesia adalah:

1. JobStreet Campus: JobStreet mengadakan kerjasama dengan kampus-

kampus ternama di Indonesia untuk mengadakan pameran-pameran bursa

kerja. Campus Jobfair menjadi agenda rutin JobStreet dan diadakan

hampir setiap bulan

2. JobStreet Impact: Ditujukan untuk para pencari kerja, JobStreet Impact

berfungsi sebagai situs karir online bagi para pencari kerja

3. JobStreet Essential: Produk bagi perusahaan pencari tenaga kerja dengan

cara posting lowongan kerja di situs JobStreet

4. JobStreet Direct: Program email blast yang ditujukan langsung kepada

perusahaan untuk menginformasikan promo-promo JobStreet Indonesia.

3.1.6 Jobseekers and Employers

Sebagai sebuah perusahaan jasa yang berusaha memenuhi kebutuhan tenaga

kerja, posisi JobStreet menjadi cukup unik karena publik yang menjadi sasaran

terbagi atas dua golongan besar, yakni Jobseekers dan Employers.

3.1.6.1 Jobseekers (Pencari Kerja)

Jobseekers secara harafiah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai

para pencari kerja. Para pencari kerja dapat berupa mahasiswa yang baru lulus yang

belum memiliki pekerjaan tetap hingga karyawan di sebuah perusahaan yang ingin

mencari pekerjaan lain karena berbagai alasan. Orang-orang ini memerlukan wadah

44

penyalur keinginan mereka, mencari pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan

kualifikasi yang dimiliki. Mengingat jumlah pencari kerja yang tidak sedikit, menjadi

suatu kebutuhan untuk memiliki manajemen yang tepat.

JobStreet Indonesia memiliki lebih dari 1,5 juta jobseekers yang terdaftar.

Jumlah ini merupakan jumlah terbesar di Indonesia, dengan profil pencari kerja

sangat bervariasi, dimulai dari lulusan SMK, Sarjana perguruan tinggi, hingga level

profesional. Kualitas tenaga kerja adalah kunci yang selalu dipegang oelh JobStreet

dalam usahanya. Jobseeker yang mendaftar ke JobStreet haruslah mereka yang benar-

benar berkompetensi dan serius dalam mencari pekerjaan. Jobseeker dapat

melakukan registrasi secara gratis di situs JobStreet, setelah mengisi curriculum vitae

yang akan disimpan secara online, pencari kerja dapat langsung melamar pekerjaan

sesuai keinginannya.

Gambar 3.2

Profil Jobseekers JobStreet Indonesia berdasarkan Kualifikasi Pendidikan

Sumber : Data JobStreet Indonesia

45

Gambar 3.3

Profil Jobseekers JobStreet Indonesia berdasarkan Spesialisasi

Sumber : Data JobStreet Indonesia

3.1.6.2 Employers (Klien Korporasi)

Employers adalah sebutan JobStreet bagi perusahaan/ bisnis pencari tenaga

kerja. Para employer ini terbagi menjadi berbagai golongan, mulai dari C (Client), T

(Trial), P (Prospect), dan O (Open). Status C adalah status employer yang secara

kontinyu menggunakan jasa JobStreet, sementara status T berarti perusahaan baru

yang sedang menggunakan jasa JobStreet secara gratis, dan status P & O menandakan

perusahaan yang belum menjadi klien namun berpotensi menggunakan, ataupun yang

pernah tapi tidak lagi memakai jasa JobStreet.

Hingga pertengahan 2012, jumlah perusahaan yang menjadi klien JobStreet

Indonesia telah mencapai angka 18000 perusahaan, dengan spesifikasi sebagai

berikut :

46

Gambar 3.4

Spesifikasi Employers berdasarkan bidang usahanya

Sumber : Data JobStreet Indonesia

Tabel 3.1

Perbandingan layanan jasa PT JobStreet & Kompetitor

Sumber : Situs JobStreet Indonesia (www.jobstreet.co.id)

47

Tabel 3.1 menunjukkan kelebihan JobStreet dalam memberikan pelayanan

kepada employer dibandingkan dengan kompetitor di bisnis serupa. Tim customer

care yang sangat sigap dalam melayani keluhan, kontrol ketat terhadap lowongan

pekerjaan yang ditayangkan, laporan-laporan detail, hingga bantuan untuk membuat

janji wawancara. Seluruh privilege yang tidak akan didapatkan apabila employers

memilih media rekrutmen lain.

Salah satu komitmen JobStreet lainnya adalah selalu berusaha

mengembangkan potensi dan kualitas yang dimiliki oleh employers, terutama HR

executives, karena merekalah yang paling berkepentingan dengan proses rekrutmen

karyawan. Inilah mengapa banyak kegiatan corporate marketing banyak ditujukan

untuk mengembangakan soft-skills employers sendiri.

48

3.2 Struktur Organisasi

3.2.1 Struktur organisasi PT JobStreet Indonesia

Gambar 3.5

Struktur organisasi PT JobStreet

Indonesia

Sumber : Data JobStreet Indonesia

49

3.2.2 Struktur Divisi Marketing PT JobStreet Indonesia

Gambar 3.6

Struktur Divisi Marketing PT JobStreet Indonesia

Sumber : Data JobStreet Indonesia

Keterangan :

1. Marketing Manager : Faridah Lim

2. Corporate Marketing Exec : Sandra Alkatiri

3. Market Communication Exec : Aria Buditama

4. Event Manager (For Jobseeker): Rury Sutono

5. Event Coordinator : Agung Putra

50

6. Business and Development : Martha Marpaung, Portia, Ramadhon

7. Campus and Institution Head : Ade Wisnu Brata

8. Campus Executive : Tisa Andrawina

9. Graphic & Design : Aldi Rizaldi

3.3 Standard Operating Procedures

3.3.1 Pembagian Divisi PT JobStreet Indonesia

PT JobStreet Indonesia secara resmi memiliki divisi-divisi berikut:

1. Divisi Sales

Divisi Sales merupakan ujung tombak dari PT JobStreet Indonesia.

Terbagi atas Telemarketing, Telesales, dan Field Sales, job description

divisi ini meliputi:

1. Menawarkan produk-produk yang dimiliki oleh PT JobStreet

Indonesia kepada para employers.

2. Membantu klien dalam posting iklan lowongan pekerjaan di website

3. Telemarketing prioritas untuk menawarkan promo-promo JobStreet

yang ditujukan kepada perusahaan-perusahaan yang belum pernah

menggunakan jasa JobStreet

4. Telesales bertugas mengkonversi status klien korporasi.

5. Untuk field sales, prioritas untuk melayani klien dengan status C.

Melakukan visit ke klien, memberikan pelatihan SiVa secara

kontinyu, dan layanan khusus lainnya.

51

2. Divisi Marketing

Divisi marketing terbagi atas dua bagian utama, Corporate Marketing dan

Marketing Service. Marketing Service ditujukan untuk melayani

Jobseekers, sementara Corporate Marketing difokuskan kepada klien

korporasi. Secara umum tujuan dari Divisi Marketing adalah

memperkenalkan JobStreet ke publik, baik masyarakat luas, maupun

perusahaan, melalui berbagai strategi pemasaran yang ada.

Corporate Marketing:

1. Branding PT JobStreet Indonesia dengan brand lain melaui media

relations dan publicity.

2. Mengadakan event-event berbentuk seminar, pelatihan, hingga event

strategis lainnya untuk menjaga hubungan dengan klien korporasi.

3. Mengerjakan EDM (Electronic Direct Mail) untuk membantu

memperkenalkan JobStreet kepada perusahaan-perusahaan yang

belum mengenal JobStreet

Marketing Service

1. Mengadakan JobFair umum bagi seluruh pencari kerja di kota-kota

besar di seluruh Indonesia.

2. Mengadakan kerjasama dengan kampus-kampus di seluruh Indonesia

untuk mengadakan JobFair bagi mahasiswa fresh graduate.

52

3. Mencari perusahaan untuk mengikuti acara JobFair, umum maupun

kampus.

3. Divisi Corporate Care

Divisi ini didedikasikan khusus untuk mendampingi baik Jobseekers

maupun Employers yang memiliki keluhan atau membutuhkan bantuan.

1. Posting iklan lowongan pekerjaan di situs www.jobstreet.co.id

2. Membantu Jobseekers yang memiliki masalah dalam registrasi

keanggotaan maupun aplikasi lowongan pekerjaan.

3. Memandu employers yang memiliki kesulitan dalam menggunakan

SiVa, sistem rekrutmen online yang bisa digunakan secara mandiri

oleh klien

4. Divisi Human Resource

Divisi HR di JobStreet bertanggungjawab atas keseluruhan isu di internal

perusahaan, mulai dari izin ketidakhadiran, izin cuti kerja, izin liburan,

kontrak kerja, Jamsostek karyawan, hingga menjaga kekerabatan antar

karyawan

5. Divisi Finance

Divisi finance bertanggung jawab atas keseluruhan cashflow perusahaan,

dari gaji karyawan, budget acara, reimburse funds, hingga detail bonus

dan urusan pembayaran klien perusahaan.

53

3.3.2 SOP dan Corporate Marketing Programs PT JobStreet Indonesia

Gambar 3.7

Alur Kerja Divisi Marketing PT JobStreet Indonesia

Sumber : Data JobStreet Indonesia

Divisi marketing PT JobStreet Indonesia terbagi atas dua bagian besar, yakni

corporate marketing dan marketing service. Corporate marketing ditujukan khusus

untuk memperkenalkan JobStreet ke bisnis-bisnis yang belum tersentuh oleh jasa

JobStreet, selain juga tetap menjaga hubungan baik dengan perusahaan yang telah

menjadi klien dari JobStreet, sementara Marketing Service secara kontinyu

mengadakan pameran bursa kerja bagi para pencari kerja, baik melalui bursa kerja

54

umum, maupun bekerjasama dengan institusi-institusi pendidikan di seluruh

Indonesia.

Terdapat juga seorang market communication executive yang bertugas

mengiklankan JobStreet di berbagai media, cetak maupun elektronik. Walaupun

sekilas terlihat seperti media relations, tetapi pada aplikasinya, market

communication executive ini lebih menjalankan kegiatan advertising (periklanan)

dibandingkan publisitas dan media relations yang bertujuan menjaga hubungan baik

dengan publik JobStreet.

Corporate marketing PT JobStreet Indonesia turut memanfaatkan media

relations dan publicity dalam pelaksanaan kegiatannya. Keseluruhan proses media

relations dan publicity ini menjadi tanggung jawab corporate marketing executive.

Detail kegiatan akan dijabarkan di Bab 4 penelitian ini pada bagian observasi karena

peneliti ikut melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dimaksud.

55

3.3.2.1 Standard Operating Procedure Corporate Marketing

Berikut adalah SOP corporate marketing:

1. Rapat manajemen puncak menentukan misi organisasi selama satu tahun

ke depan dan indikator keberhasilan.

2. Divisi marketing menentukan tujuan yang ingin dicapai berdasarkan misi

perusahaan.

3. Merencanakan program-program kerja berdasarkan tujuan umum

a) Perencanaan detail kegiatan secara terperinci dari setiap bagian

b) Perencanaan waktu untuk eksekusi kegiatan

c) Menyusun alokasi anggaran untuk tiap-tiap kegiatan

d) Menentukan penanggung jawab tugas di setiap bagian

4. Mengkomunikasikan setiap kegiatan dari corporate marketing kepada

divisi lain.

5. Pelaksanaan program di lapangan

6. Evaluasi hasil pelaksanaan program

3.3.2.2 Program-program Corporate Marketing PT JobStreet Indonesia

Selama Dua Quarter Pertama tahun 2012 (Januari – Juni), berikut adalah

program-program yang telah dijalankan oleh PT JobStreet Indonesia

1. Grand Opening New Branches (Pembukaan Kantor Cabang)

Grand Opening kantor baru JobStreet yang dilaksanakan di 5 kota besar di

Indonesia, yaitu di Surabaya, Medan, Semarang, Bali, dan Makassar.

Acara ini juga mengundang klien dan media-media yang berada di kota-

56

kota tersebut. Dengan tema “JobStreetm Gala Dinner”, tujuan dari

diadakan kegiatan ini adalah:

• Lebih mensosialisasikan keberadaan JobStreet di kota-kota

tersebut

• Mendekatkan para klien dengan JobStreet

2. Human Resources Networking Events

HR Events berbentuk roadshow yang diadakan di tujuh kota di seluruh

Indonesia, mulai dari Medan, Jakarta, Semarang, Bali, Makassar,

Surabaya, dan Yogyakarta. Acara ini bertujuan untuk mengedukasi

perusahaan yang belum menjadi klien JobStreet Indonesia serta

memperkenalkan cara-cara yang paling efektif untuk mendapatkan

karyawan berkualitas.

Format HR Events adalah seminar, dengan presentasi dari marketing

manager JobStreet dan pelatihan NLP (Neuro Linguistic Programme)

yang disampaikan oleh Coach Margetty Herwin, seorang pakar pelatihan

bisnis.

3. Electronic Direct Mail

EDM menjadi salah satu program online marketing yang dijalankan oleh

JobStreet dengan tujuan menkonversi klien yang masih berstatus P dan O

menjadi C atau T. Promo yang diberikan adalah posting lowongan kerja

tanpa batas di situs JobStreet selama 30 hari.

EDM dilaksanakan dengan cara mengirimkan email blast ke perusahaan-

perusahaan dan hasilnya akan ditindaklanjuti oleh bagian telemarketing.

57

3.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai di dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif dengan analisis kualitatif. Tujuan menggunakan metode

penelitian deskriptif menurut Travels (Hikmat,2011; 38) adalah untuk

menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian

dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Analisis secara

kualitatif dipakai karena ciri-ciri berikut; peneliti sebagai instrumen kunci,

pengambilan sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan dengan

trianggulasi, analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasilnya lebih

menekankan pada makna daripada generalisasi (Sugiyono,2009; 14) Gabungan dari

kedua metode di atas akan menghasilkan penelitian yang lebih baik, seperti yang

dikatakan oleh Hikmat (2011; 37) “Begitu juga dengan metode deskriptif kualitatif,

akan menghasilkan pendeskripsian yang sangat mendalam karena ditajamkan dengan

analisis kualitatif”. Diharapkan permasalahan penelitian dapat dijawab dengan

penggunaan metode yang peneliti gunakan.

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Nasution (2003) dalam Elvinaro (2011: 183) membagi teknik pengumpulan

data penelitian kualitatif sebagai berikut: “data dari lapangan, metode naturalistik,

manusia sebagai alat penelitian, observasi, wawancara, dokumen, dan foto”. Data dari

lapangan, metode naturalistik, dan manusia sebagai alat penelitian adalah satu

kesatuan dimana ketiganya adalah dasar-dasar pengumpulan data di dalam sebuah

penelitian kualitatif.

58

Di dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dibagi

menjadi Data Primer dan Data Sekunder sebagai berikut:

1. Data Primer

a) Wawancara

Bingham dan Moore dalam Daymon dan Holloway (2002) yang

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Cahya Wiratama. (2008:

258) menggunakan istilah ‘percakapan dengan suatu tujuan (conversation

with a purpose)’ untuk wawancara kualitatif, yakni ketika peneliti dan

informan menjadi ‘mitra percakapan (conversational partners)’. Walau

demikian, karena tetap ada tujuan yang harus dicapai, proses wawancara

tetap harus memiliki sikap dan panduan serta struktur wawancara

penelitian yang baku.

Menurut Soehartono (Hikmat :80) “wawancara adalah pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden oleh

peneliti/ pewawancara dan jawaban-jawaban responden dicatat dan

direkam dengan alat perekam”

Banyak keuntungan yang dapat diperoleh melalui teknik wawancara,

antara lain seperti menurut Nasution (2003) dalam Elvinaro (2011: 185)

yakni “dapat memasuki dunia pikiran dan perasaan responden”. Menurut

Al-Wasilah (Hikmat: 80) keuntungan wawancara adalah sebagai- berikut:

1. Peneliti dapat menjelaskan atau mem-parafrasekan pertanyaan yang

tidak dimengerti oleh responden.

2. Peneliti dapat mengajukan pertanyaan susulan.

59

3. Responden cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan.

4. Responden dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa silam

atau masa mendatang.

Di dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai beberapa narasumber

penting dengan pendekatan wawancara terbuka, baik melalui telepon,

email, ataupun wawancara tatap muka. Sebelumnya terlebih dahulu

peneliti mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan sesuai

dengan urutan dan rumusan pada saat wawancara.

Teknik penentuan narasumber yang dipakai adalah Non-Probability

Sampling, yaitu Purposive Sampling (Teknik pengambilan sample sumber

data dengan pertimbangan tujuan tertentu) kepada eksekutif-eksekutif

strategis JobStreet Indonesia, dari manajer hingga pelaksana di lapangan.

Teknik purposive sampling dilakukan karena peneliti akan mewawancarai

orang-orang yang benar-benar berkompetensi dalam bidang pekerjaannya,

sehingga jawaban atas pertanyaan yang diberikan akan valid dan tepat

sasaran.

Adapun narasumber yang akan peneliti wawancarai adalah sebagai

berikut:

I. Narasumber Internal

1. Country Manager PT JobStreet Indonesia : Vincent Khor

Country manager adalah penanggung jawab keseluruhan performa

JobStreet di Indonesia, termasuk juga ikut menentukan setiap

program yang akan dilaksanakan oleh masing-masing divisi. Peneliti

memilih country manager sebagai narasumber dengan harapan

60

informasi yang didapatkan bisa menggambarkan kondisi PT JobStreet

Indonesia secara menyeluruh, sehingga mempermudah dalam proses

analisis data.

2. Marketing Manager PT JobStreet Indonesia : Faridah Lim

Marketing Manager adalah salah satu eksekutif yang paling

bertanggung jawab di dalam penentuan keberhasilan atau kegagalan

dari program-program pemasaran yang dijalankan oleh divisi

marketing. Marketing manager juga adalah yang paling memahami

bagian-bagian yang dikendalikannnya, sehingga informasi yang

diberikan akan komprehensif, menyeluruh, dan tepat sasaran.

3. Corporate Marketing Executive : Sandra Alkatiri

Peneliti memfokuskan kegiatan ini pada kegiatan public relations

yang dilaksanakan oleh corporate marketing PT JobStreet Indonesia,

sehingga penting untuk mendapatkan informasi dari pekerja

corporate marketing itu sendiri. Eksekusi dan detail program

pemasaran yang direncanakan berada dalam pemahaman corporate

marketing executive sehingga informasi riil mengenai kegiatan public

relations seperti apa yang dilaksanakan di lapangan akan terlihat

dengan jelas.

61

II. Narasumber Eksternal

1. Corporate Client – Human Resource Exec (Aston Bali Beach Resort

& Spa) : Ibu Tracy

Dikarenakan fokus penelitian pada event Grand Opening kantor

cabang JobStreet, dan peneliti berkesempatan mengikuti keseluruhan

proses perencanaan hingga eksekusi di kantor cabang Bali, maka

peneliti memilih Ibu Tracy sebagai narasumber karena Ibu Tracy

tercatat mengikuti acara Grand Opening tersebut.

2. Media – Program Manager (Bali Style Magazine) : Ibu Ayu Setya

Bali Style Magazine adalah salah satu media yang menghadiri acara

Grand Opening JobStreet di Bali. Bali Style Magazine adalah salah

satu media yang cukup dikenal di Bali sehingga setiap berita yang

ditampilkan biasanya selalu mendapat perhatian dari pembaca.

Diharapkan dengan hasil wawancara dengan media, akan dapat

terlihat bagaimana pelaksanaan media relations oleh corporate

marketing.

3. Pemerintah – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi

Bali : Bapak I Wayan Wiratha

Bapak I Wayan Wiratha secara khusus diundang oleh JobStreet untuk

membuka dan meresmikan kantor cabang JobStreet di Bali. Dengan

wawancara dengan pejabat yang paling berkepentingan, akan terlihat

bagaimana hubungan yang sudah terjalin selama ini antara JobStreet

dan pemerintah.

62

b) Observasi

Dalam penelitian ini, kegiatan observasi yang diterapkan adalah observasi

partisipatif dari segi pengumpulan data, yang disebut Susan Steinback

(Sugiyono,2009: 405) “ In participant observation, the researcher

observes what people do, listen to what they say, and participates in their

activities” (Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang

dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan

berpartisipasi dalam aktivitas mereka).

Selama tiga bulan, peneliti mendapat kesempatan untuk menjadi bagian

dari PT JobStreet Indonesia sebagai karyawan kontrak di divisi marketing

bagian corporate marketing. Corporate marketing PT JobStreet dipegang

oleh seorang eksekutif dan peneliti bergabung sebagai Junior Corporate

Marketing.

Peneliti berkesempatan mengikuti proses persiapan setiap program

corporate marketing selama masa kontrak, mulai dari special events

hingga publicity dan juga menjalankan kegiatan media relations.

Perusahaan yang sangat kooperatif dan mendukung penelitian peneliti

menjadikan peneliti dapat dengan leluasa mengobservasi divisi marketing

secara menyeluruh.

Jangka waktu observasi dimulai dari 19 Maret 2012 hingga 18 Juni 2012,

dengan kehadiran setiap hari Senin-Kamis sesuai jam kerja 07.00 – 18.00

WIB. Waktu yang cukup banyak ini diharapkan akan cukup untuk

menggambarkan secara rinci masalah yang dihadapi.

63

2. Data Sekunder

a) Dokumen dan data-data yang dimiliki PT JobStreet Indonesia

Dokumen dan data-data yang dimiliki PT JobStreet Indonesia termasuk di

dalamnya arsip, dokumen, kliping surat kabar, brosur dan foto program-

program marketing PT JobStreet Indonesia

b) Literatur

Studi literatur meliputi buku-buku teks, jurnal, website, contoh skripsi

terdahulu, dan lain lain.

3.4.2 Analisis Data

Analisis data yang digunakan di dalam penelitian kualitatif tentu berbeda

dengan analisis yang digunakan di metode lainnya. Penelitian public relations

menggunakan rumus 5 W + 1 H (Who, What, When, Where, Why, and How). Menurut

Ardianto (2011: 58-59) rumus 5 W + 1 H itu adalah sebagai berikut:

1. What, data dan fakta yang dihasilkan dari penelitian. Data dan fakta ini

bisa berupa keseluruhan data dan fakta yang dikumpulkan selama

penelitian, baik data primer atau sekunder seperti hasil studi kasus,

observasi, wawancara, studi literatur, dan lain sebagainya.

2. How, bagaimana proses data itu berlangsung. Bagaimana proses di

lapangan terjadi, hubungan-hubungan yang terbentuk di antara subjek-

subjek yang diteliti, hingga solusi yang dapat ditawarkan.

64

3. Who, siapa yang bisa menjadi informan kunci dalam penelitian. Siapa saja

yang menjalankan proses penelitian, bagaimana cara mereka bekerja.

Orang-orang inilah yang akan menjadi narasumber bagi peneliti.

4. Where, dimana proses penggumpulan data berlangsung. Tempat penelitian

dan survei dilaksanakan oleh peneliti, termasuk juga observasi,

wawancara, dan instrumen pengumpulan data lainnya.

5. When, kapan sumber informasi itu bisa ditemukan. Waktu penelitian

dilaksanakan, lama observasi, dan lainnya.

6. Why, analisis mendalam atau penafsiran/ intrepretasi lebih dalam ada apa

di balik fakta dan data hasil penelitian. Ini adalah bagian yang terpenting

dari sebuah penelitian. Peneliti harus mampu meninterpretasikan data-data

yang diperolehnya dari lapangan menjadi deskripsi tertulis yang

sistematis.

Keenam rumus diatas adalah rumus dasar yang menjadi bagian dari banyak

model analisis data yang ada. Untuk penelitian ini, peneliti memutuskan untuk

menggunakan model berikut yang secara garis besar juga telah menerapkan keenam

rumus diatas.

65

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009: 430-438) membagi analisis data ke

dalam tiga kegiatan:

1. Data Reduction/ Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan

membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih sistematis, jelas dan tajam. Selain mempermudah

pengumpulan data selanjutnya, akan lebih mudah bagi peneliti untuk

mengakses kembali data yang ada.

Data yang peneliti kumpulkan di lapangan akan terus bertambah seiring

waktu, sehingga proses reduksi data akan peneliti lakukan setiap kali

terkumpul data baru hasil wawancara maupun observasi di perusahaan.

Peneliti akan langsung mereduksi data berdasarkan relevansinya dengan

permasalahan.

2. Data Display/ Penyajian Data

Bentuk penyajian data yang paling sering digunakan di dalam penelitian

kualitatif adalah dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Mendisplay data

akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi dan

merencanakan proses kerja lanjutan. Disarankan juga untuk menampilkan

bentuk data display pendukung lainnya, seperti matriks, grafik, chart, dan

lainnya.

Seluruh hasil wawancara dan observasi akan peneliti tampilkan dalam bentuk

teks naratif, selain juga tabel, gambar, dan data pendukung lain.

66

3. Conclusion Drawing/ Verification

Sedari awal ketika terjun ke lapangan, peneliti sudah harus mencari pola,

tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul dari data-data yang

ada. Barulah dapat ditarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan adalah tahap

terakhir dimana peneliti akan membandingkan apakah kesimpulan yang

dibuat di awal-awal valid atau tidak sesuai dengan data-data pendukung.

Verifikasi data dapat dilakukan dengan meminta narasumber membaca ulang

hasil kesimpulan penelitian.

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Data

Di dalam setiap penelitian kualitatif, data dapat dinyatakan valid apabila tidak

ada perbedaan antara hasil temuan peneliti dan hal yang sesungguhnya terjadi

di lapangan. Namun, karena sifat penelitian kualitatif yang jamak, maka hasil

antara peneliti satu dan lain bisa saja berbeda walaupun mereka meneliti topik

yang persis sama.

Uji Validitas terbagi menjadi validitas internal dan eksternal, selain juga

terdapat uji reliabilitas dan obyektivitas. Selengkapnya uji keabsahan data

dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2009: 458-470)

1. Uji Credibility (Validitas Internal)

Macam-macam bentuk uji validitas internal yakni:

a. Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan untuk

mengecek kembali data awal yang telah diperoleh di awal. Lama waktu

67

perpanjangan tergantung dari jumlah dan keluasan cek data yang

diperlukan.

b. Meningkatan ketekunan

Meningkatkan kecermatan dalam melakukan pengamatan serta banyak

membaca literatur dan hasil dokumentasi yang berhubungan dengan topik

penelitian. Peneliti akan dapat menjelaskan penelitian dengan lebih

sistematis, jelas, dan akurasi data dapat terjamin.

c. Trianggulasi

William Wiersma (Sugiyono, 2009: 464) menyatakan bahwa

“Trianggulation is qualitative cross validation. It asseses the sufficiency

of the data according to the convergence of multiple data sources or

multiple data collection procedures” (Trianggulasi dinyatakan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

waktu). Ketiga komponen tersebutlah yang dijadikan uji trianggulasi. Di

dalam penelitian ini, peneliti juga menerapkan uji trianggulasi:

1. Trianggulasi Sumber

Melakukan pengumpulan data kepada tiga sumber yang berbeda

untuk memperoleh data yang lebih kredibel. Kesimpulan yang

ditemukan nantinya akan kembali lagi di cross-check kepada

narasumber.

Peneliti mengumpulkan data dari tiga sumber yang berkaitan

langsung dengan topik bahasan penelitian, yakni marketing manager,

68

corporate marketing executive. dan perusahaan yang mengikuti

kegiatan corporate marketing PT JobStreet Indonesia.

2. Trianggulasi Teknik

Peneliti mencoba mengumpulkan data dari narasumber yang sama

dengan tiga teknik yang berbeda, mungkin wawancara, observasi,

ataupun dokumen. Wawancara dengan eksekutif-eksekutif strategis

dan klien PT JobStreet Indonesia, observasi langsung selama tiga

bulan, dan data-data dari PT JobStreet Indonesia

3. Trianggulasi Waktu

Pengumpulan data dilakukan pagi, siang, ataupun malam, karena hasil

yang diperoleh bisa saja berbeda bila dilakukan dalam kurun waktu

yang berbeda.

Sebagian besar waktu penelitian dilakukan pada pagi dan siang hari.

Selain berhubungan dengan jam kerja, peneliti juga menghindari

pengumpulan data di malam hari karena tingkat kredibilitas data

cenderung akan menurun bila dilakukan di malam hari.

d. Menggunakan bahan referensi

Data-data pendukung selama pengumpulan data utama dilakukan seperti

hasil rekaman wawancara, foto-foto kegiatan, rekaman kegiatan, dapat

meningkatkan validitas data. Maka lebih baik bila dilengkapi ketika

menyajikan data pendukung di dalam penyajian data.

69

e. Analisis kasus negatif

Dalam analisis kasus negatif, peneliti berusaha menemukan data-data

yang bertentangan dengan data-data yang telah ditemukan sebelumnya.

Ketika tidak ditemukan lagi data-data yang bertentangan, maka data yang

ada sudah dapat dipercaya.

f. Member check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data. Tujuannya agar informasi yang diperoleh dan akan

digunakan di dalam penulisan laporan sesuai dengan maksud sumber

data.

2. Uji Transferability (Validitas Eksternal)

Uji Transferability disebut sebagai validitas eksternal yang berkenaan dengan

satu pertanyaan, seberapa jauh pembaca bisa mendapatkan gambaran jelas

tentang bagaimana penelitian dapat diaplikasikan dalam situasi dan kondisi

yang berbeda.

Menulis laporan secara jelas, sistematis, rinci, dan dapat dipercaya adalah

kunci agar penelitian dapat lolos dari uji transferabilitas.

3. Uji Dependability (Reliabilitas)

Uji reliabilitas dilakukan dengan mengaudit keseluruhan proses penelitian.

Bagaimana peneliti mulai menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan,

menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan

data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukkan oleh peneliti.

70

Uji ini berguna untuk mengetahui apakah penelitian benar atau tidak terjun

ke lapangan untuk mengumpulkan data. Bila benar, maka penelitian dapat

diandalkan atau reliable.

4. Uji Confirmability (Obyektivitas)

Penelitian kualitatif disebut telah memenuhi uji obyektivitasnya apabila hasil

penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan. Uji ini

mirip dengan uji reliabilitas sehingga dapat dilakukan dalam waktu yang

bersamaan.

Di dalam penelitian ini, peneliti berusaha memenuhi keseluruhan syarat uji

keabsahan data yang ada. Tujuannya tentu saja agar hasil penelitian valid dan

dapat diandalkan bagi penelitian selanjutnya. Model Trianggulasi menjadi uji

validitas internal yang peneliti lakukan, sedangkan perpanjangan pengamatan

tidak peneliti lakukan karena pertimbangan masa kontrak kerja dan

kelengkapan data yang sudah memadai.

71

3.5 Permasalahan yang Ada

PT JobStreet Indonesia bergerak dalam bidang bisnis jasa dan teknologi yang

digabungkan menjadi satu untuk saling mendukung satu sama lain dalam

operasionalnya. Sumber daya manusia dan tingkat teknologi yang dibutuhkan tentu

menjadi prioritas utama. Seringkali praktek yang terjadi di perusahaan-perusahaan

teknologi di Indonesia adalah kurangnya prioritas pada pemasaran, terlebih untuk

divisi public relations sendiri. Paradigma akan sedikitnya praktek yang dapat

dilakukan oleh praktisi public relations di dalam perusahaan sendirilah yang akhirnya

menjadi kenyataan di lapangan.

Gabungan antara usaha jasa dan teknologi yang dijalankan PT JobStreet

Indonesia ini menjadi awal permasalahan yang menarik untuk dibahas. Sebagai

sebuah perusahaan jasa, kebutuhan akan sumber daya manusia yang mampu

mengkomunikasikan produknya secara sempurna adalah prioritas utama, namun

sebagai sebuah perusahaan dengan teknologi yang tinggi, kebutuhan tersebut menjadi

berkurang karena krisis yang mungkin timbul akibat kesalahan manusia dapat

diminimalisir.

Dalam realitanya, kegiatan pemasaran JobStreet justru menjadi salah satu

elemen vital yang mendukung keberhasilan perusahaan. Dengan jumlah eksekutif

yang minimal, tumpang tindih dalam pekerjaan tidak terhindarkan, menyebabkan

selain skill-skill public relations harus dikuasai, teknologi yang ada digunakan

sebagai pendukung keberhasilan eksekutif-eksekutif tersebut dalam melaksanakan

program pemasarannya.

Corporate Marketing PT JobStreet Indonesia adalah bagian dari divisi

marketing yang dikhususkan untuk memperkenalkan eksistensi JobStreet Indonesia

72

kepada semua bentuk korporasi bisnis di Indonesia, seperti media relations, publicity,

dan media relations yang dilaksanakan sebagai persiapan event. Kegiatan-kegiatan

tersebut secara teoretis termasuk ke dalam praktek kegiatan public relations, namun

hanya dijalankan oleh seorang eksekutif corporate marketing saja.

Penelitian ini akan difokuskan pada analisis kegiatan public relations yang

dilaksanakan oleh bagian corporate marketing PT JobStreet Indonesia, khususnya

pada satu kegiatan khusus yaitu Grand Opening kantor cabang PT JobStreet

Indonesia di Bali, untuk melihat bagaimana kegiatan publicity dan media relations

digunakan untuk mendukung Grand Opening kantor cabang PT JobStreet Indonesia

tanpa adanya eksekutif atau divisi public relations.

Ketiadaan divisi public relations yang menjalankan praktek public relations

di divisi marketing PT JobStreet Indonesia, khususnya yang dapat mendukung

kegiatan corporate marketing, adalah permasalahan utama dari penelitian ini. Dalam

skala kecil isu yang ada mungkin tidak terlalu signifikan, namun ketika krisis timbul

dalam pelaksanaan kegiatan pemasaran, ketiadaan eksekutif public relations yang

terlatih secara khusus untuk mengatasi krisis akan mengurangi usaha

pengoptimalisasian divisi pemasaran dan bagian corporate marketing sendiri.

73

3.6 Alternatif Pemecahan Masalah

Bagaimana sebuah perusahaan mengatur struktur organisasi, merencanakan

operasional, hingga menempatkan karyawannya adalah hak perusahaan. Manajemen

pengambil keputusanlah yang paling memahami kondisi seperti apa yang dapat

mendukung keberhasilan perusahaannya, sama halnya dengan alasan mengapa

perusahaan tidak mengambil suatu kebijakan. Kebutuhan dan prioritas yang berbeda

menkondisikan praktek operasional yang berbeda pula.

Dalam penelitian ini, masalah yang peneliti temukan bisa saja tidak dianggap

penting ataupun relevan bagi perusahaan, karena memang selama ini tidak terdapat

krisis yang menyebabkan perusahaan harus berstrategi kembali, namun pemecahan

masalah yang peneliti tawarkan bila diaplikasikan dan dipahami dengan baik juga

dapat menjadi sebuah masukan untuk peningkatan kinerja PT JobStreet Indonesia

sendiri.

Mengutip sebuah Jurnal dari ProQuest Dissertations and Theses (Stephansen,

2008;19-20) bahwa

“There are benefits with public relations departments beyond getting free publicity for a product in the media. It should also be taken into account that public relations will be at the forefront of the lines when there is a crisis in the organizations. Therefore, the public relations managers must be a part of the entire process of product implementation, and not an afterthought of the marketing department. Overall, public relations should be seen as more concerned with activities that promote corporate image, where marketing is more concerned with achieving sales”

(Departemen humas memiliki keuntungan lain selain hanya mendapatkan publisitas gratis untuk produk di media. Harus dipertimbangkan pula bahwa humas akan berada di garis terdepan ketika terdapat krisis dalam organisasi. Karenanya, manajer humas harus menjadi bagian dari keseluruhan proses dalam implementasi produk, dan bukan sebagai pelengkap dari departemen pemasaran. Secara keseluruhan, humas harus dipandang sebagai kegiatan untuk mempromosikan citra perusahaan, dan pemasaran lebih berhubungan dengan penjualan)

74

Menilik dari permasalahan awal yang ditemukan, peneliti memberikan

alternatif pemecahan masalah yakni agar kiranya PT JobStreet Indonesia dapat

mempertimbangkan untuk memiliki satu atau dua public relations executive yang

dapat menjalankan seluruh praktek kehumasan secara sempurna, tentunya didukung

dengan keahlian yang dibutuhkan seorang humas. Public relations executive ini

selanjutnya akan dapat mendukung keseluruhan kegiatan corporate marketing yang

ada di JobStreet Indonesia, dengan pembagian tugas dan tujuan yang berbeda namun

saling mendukung satu sama lain. Diharapkan dengan alternatif tersebut ke depannya

pelaksanaan kegiatan public relations di PT JobStreet Indonesia akan dapat

berlangsung secara optimal.