3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG •...
Transcript of 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Kerangka Berpikir · Gambar 3.1 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG •...
33 Universitas Kristen Petra
3. PERANCANGAN BANGUNAN
3.1 Kerangka Berpikir
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir
LATAR BELAKANG • Banyaknya bedah plastik ilegal yang berkembang di masyarakat • Keinginan masyarakat untuk mempercantik diri (sesuai dengan perkembangan jaman dan
kemajuan teknologi akan semakin meningkat)
MAKSUD DAN TUJUAN • Membangun fasilitas yang sesuai dengan standaar kesehatan
dan ketentuan yang ada • Menjadi fasilitator bagi para ahli bedah plastik dan
masyarakat • Memberikan fasilitas yang lengkap kepada masyarakat
dalam memperindah tubuh baik bagi orang cacat maupun orang normal
DATA REFERENSI • Dinas kesehatan • Medical and Dental
Space Planing
PUSAT PERAWATAN DERMATOLOGI DAN BEDAH PLASTIK Sebuah fasilitas yang memberikan pelayanan dalam bidang jasa yang memberikan perawatan dalam hal penyakit kulit (dermatologi) hingga ke bedah plastik yang tidak hanya memperbaiki (merekonstruksi) bagian tubuh manusia dari yang cacat maupun normal agar dapat tampil percaya diri.
PERMASALAHAN • Bagaimana membuat bangunan yang sesaui dengan standar dan ketentuan yang ada • Bagaimana maembuat pasien nyaman dalam segi privasi dan penghuni (pria dan
wanita) • Lokasi strategis namun tidak terlalu bising • Sirkulasi memusat ke dalam namun harus tetap memperhatikan sekitar • Manggunakan material yang tidak mengganggu kesehatan maupun jalannya operasi
ANALISA
KONSEP PERENCANAAN
DESAIN
PENDEKATAN
Menurut fungsinya sebagai bangunan kesehatan maka menggunakan pendekatan tipologi yang melihat dari sistem dan sirkulasi bangunan kesehatan
PENDALAMAN HEMAT ENERGI
• Efisien dalam penggunaan energy, air dan segala sumber daya yang ada
• Mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya
• Mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan lingkungan
• Ramah terhadap lingkungan dan alam sekitar
34 Universitas Kristen Petra
3.2 Studi Pengguna Bangunan Sebagai Dasar Menentukan Kebutuhan
Ruang
Untuk mengetahui kebutuhan ruang yang harus diadakan dalam
rancangan sebuah bangunan, perlu dilakukan analisis terhadap pengguna dan
fungsi bangunan tersebut. Setiap bangunan dengan fasilitas berbeda akan
membutuhkan ruang dan fasilitas yang berbeda.
Perawatan kecantikan dan bedah plastik ini secara umum digolongkan
sebagai bangunan yang bersifat medis, yang biasanya dibagi menjadi 2 yaitu :
3.2.1 Pengguna tetap
a. Kepala / pimpinan
Direktur
Wakil direktur
Secara umum kegiatan yang dilakukan adalah :
Memimpin dan mengelola
Melakukan koordinasi / rapat
b. Bagian medis yang melaksanakan pelayanan medis
Dokter
Perawat
Bagian rekam medis
Secara umum kegiatan yang di lakukan adalah :
Melakukan perawatan dan pengobatan pasien
Melakukan koordinasi / rapat
Membuat laporan kesehatan
c. Bagian pengelola yang melaksanakan bagian administrasi
Secara umum kegiatan yang di lakukan adalah :
Melakukan pekerjaan administrasi dan keuangan
Melakukan koordinasi / rapat
Memasarkan dan promosi
d. Bagian servis dan menunjang yang mengurus semua kegiatan dan
pelayanan servis.
Secara umum kegiatan yang di lakukan adalah :
Melakukan pekerjaan servis dan pemeliharaan
35 Universitas Kristen Petra
Melakukan koordinasi dan rapat
3.2.2 Penguna tidak tetap
a. Pasien
secara umum kegiatannya adalah :
Mendapatkan perawatan dan pengobatan
Melakukan konsultasi dengan tenaga medis
Melakukan proses administrasi
b. Pengunjung pasien
secara umum kegiatan yang dilakukan adalah :
Mengunjungi pasien ( dalam hal ini pasien tidak boleh di kunjungi
pada saat masa karantina)
Berinteraksi dengan pasien lain dan tenaga medis
3.3 Pola-Pola Kegiatan Dalam Bangunan
Secara rinci pola-pola kegiatan bagian-bagian dalam bangunan ini
adalah:
3.3.1 Instalasi rawat jalan
Penjadwalan jam periksa di bagian rawat jalan diatur sesuai dengan jam
praktik dokter yang bersangkutan yang sudah dijadwalkan dengan baik sehingga
aktifitas ini bersifat formal hingga semiformal
• Fungsi:
a. Tempat konsultasi dan pemeriksaan pasien oleh dokter yang ahli di bidang
masing-masing untuk pemeriksaan dini
b. Pemeriksaan penderita pertama dalam urusan lebih lanjut di dalam tahapan
pengobatan penyakit.
• Syarat Ruang :
a. Lokasi merupakan titik hubung sehingga suasana menerima dan tidak
menimbulkan rasa takut.
b. Letaknya berdekatan dengan jalan utama penunjang dan dekat apotik,
bagian radiologi, laboratorium serta memiliki lokasi yang mudah dicapai
dari bagian administrasi terutama bagian rekam medik.
36 Universitas Kristen Petra
• Secara umum kegiatan rawat jalan meliputi:
Kegiatan pengobatan (treatment) pasien oleh dokter dibantu oleh tenaga
paramedik, yang meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Penerimaan pasien, memungkinkan terjadinya kontak langsung antara
pasien dengan bagian penerima
b. Pasien menunggu panggilan sesuai dengan urutan pendaftaran
c. Pemeriksaan pasien oleh dokter dilakukan di ruang periksa / praktik dokter
d. Pengobatan (treatment) pasien oleh dokter di bantu tenaga paramedik
e. Penyelesaian administrasi
f. Pembelian obat di apotek
g. Kegiatan rehabilitas dengan peralatan elektroterapi, hidroterapi, dan lain-
lain di unit rehabilitasi depat meliputi kegiatan sebagai berikut:
a) Pendaftaran pasien
b) Pasien menunggu di ruang tunggu
c) Rehabilitasi dengan peralatan
d) Penyelesaian administrasi
• Kegiatan di bagian rawat jalan ini dapat dipolakan dalam diagram :
Gambar 3.2. Kegiatan Rawat Jalan
3.3.2 Instalasi Rawat Inap
Dalam sebuah fasilitas kesehatan, jam masuk pasien rawat inap adalah 24
jam sehingga pelayanan medis harus tersedia 24 jam. Hal ini dapat dilihat dari
adanya dokter jaga dan perawat jaga yang memantau kesehatan pasien selama 24
jam. Jumlah tempat tidur antara 100-400 buah.
Datang Periksa/konsultasi/tes Pulang
Menunggu
Administrasi
37 Universitas Kristen Petra
• Syarat Khusus :
a. Konsep perawatan yang sebaiknya dianut adalah perawatan terpadu
(integrated care) untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang.
b. Standar luas ruangan adalah:
Luas kamar VIP : 21.5 m2/tempat tidur.
Luas kamar kelas I : 15 m2/tempat tidur.
Luas kamar kelas II : 10 m2/tempat tidur.
Luas kamar kelas III : 8 m2/tempat tidur.
c. Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus dipisah seperti :
pasien penderita penyakit menular, pasien yang penyakit dan
pengobatannya mengeluarkan bau, pasien yang gaduh – gelisah.
d. Ruangan rawat inap sebaiknya dikelompokkan dalam bagian sebagai
berikut :
- Ruang VIP terletak dalam 1 blok, jendela kamar berorientasi ke
pandangan luar yang lapang/ketaman dengan jumlah pasien VIP 1
orang dengan fasilitas wc di dalam.
- Ruang kelas I dan II digabung didalam 1 blok :
Kelas I untuk 2 tempat tidur
Kelas II untuk 4 tempat tidur
• Kegiatan pelayanan rawat inap adalah:
a. Kegiatan perawatan dan pengobatan pasien di kamar pasien
b. Perpindahan dari kamar perawatan ke kamar bedah, radiologi, atau yang
lain atas perintah dokter
c. Kembali ke kamar perawatan
• Kegiatan ini jika dipolakan dalam diagram:
Gambar 3.3. Kegiatan Rawat Inap
Datang Perawatan inap/konsultasi Pulang
Administrasi
38 Universitas Kristen Petra
3.3.3 Instalasi Laboratorium
Keberadaan sebuah laboratorium pada banguna kesehatan sangatlah
penting. Kegiatan penelitian atau tes untuk pemeriksaan rutin, baik yang bersifat
kualitatif, dilakukan terkait dengan bagian ini, seperti pada diagram dibawah ini:
• Syarat Khusus
Konsep tata ruang laboratorium pada prinsipnya didasarkan atas
analisa perihal beban kerja, ketenangan, peralatan, ruang hubungan fungsional
dan alur kerja secara menyeluruh.
a. Mengingat lingkungan dan tingkat sterilitas yang diperlukan maka pasien
terbatas pada ruang pendaftaran, ruang tunggu, pengambilan spesimen
serta darah dan pengambilan hasil pemeriksaan dan mempunyai tingkat
sterilitas 4.
b. Staf dan pelayanan unit laboratorium masuk dari pintu terpisah dari pasien
dengan tingkat sterilitas 3.
c. Koridor petugas staf dan laboratorium pemeriksaan terpisah dari koridor
pasien dan mempunyai tingkat sterilitas 2.
d. Ruang pemeriksaan mempunyai tingkat sterilitas 1.
e. Setiap ruangan laboratorium disediakan bahan dari bahan yang mudah
dibersihkan dan tahan terhadap zat-zat kimia.
f. Setiap ruangan laboratorium mempunyai wastafel dan tempat cuci alat.
g. Disediakan septictank khusus untuk limbah laboratorium.
• Kegiatan dan sistem sirkulasinya :
Gambar 3.4. Kegiatan Laboratorium
Pasien diperiksa/tes
Menunggu hasil dari lab
Mengambil sampel/hasil tes
Pasien
Administrasi
Pulang
39 Universitas Kristen Petra
3.3.4 Instalasi Radiologi
Bagian ini bertugas membuat transparasi dari anatomi tubuh
untukmendapatkan gambaran tentang kondisi bagian tubuh.
• Persyaratan Ruang :
Ruang tunggu dapat langsung dicapai dari suatu koridor umum dan dekat pada
loket penerimaan dan pembayaran.
a. Satu pintu masuk bagi pasien yang terpisah dari pintu masuk staf.
b. Pasien rawat inap diterima sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, diproses
dan dipersiapkan sebelumya di ruang perawatan dan tidak perlu menunggu
c. Ruang konsultasi dan pertemuan dengan fasilitas untuk membaca film
d. Dinding / pintu mengikuti persyaratam khusus sistem proteksi radiasi
e. Ruang gelap dilengkapi exhauster.
f. Ruang X-Ray memakai AC
g. Septictank / Limbah radiologi tersendiri.
• Kegiatan di bagian ini dapat dipolakan dalam diagram sebagai berikut :
Gambar 3.5. Kegiatan Radiologi
3.3.5 Instalasi Farmasi/apotek
Kegiatan pada bagian ini adalah pembuatan atau penyediaan obat
peracikan, pembuatan obat dan distribusi obat.
• Persyaratan Ruang :
a. Keramaian pasien rawat jalan di ruang tunggu adalah cukup besar dan
perlu diatur termasuk administrasinya agar tidak mengganggu pelayanan
instalasi lainnya.
Pasien periksa/kontrol
Pasien masuk ruang x-ray
Menunggu diagnosa dokter Mengambil Hasil
Pasien rawat
Administrasi
Pulang
40 Universitas Kristen Petra
b. Jalan masuk / sirkulasi staf instalasi farmasi dan pasien rawat jalan perlu
terpisah. Keluar masuk bahan baku / barang dan pembuangan sampah
perlu mempunyai pintu sendiri
c. Meskipun CSSD akan terletak di luar, administrasi dan pengelolaan
seluruhnya dibawah tanggung jawab instalasi farmasi.
• Kegiatan pada bagian ini dapat dilihat dalam diagram di bawah ini :
Gambar 3.6. Farmasi / Apotek
3.3.6 Instalasi perawatan intensif (ICU)
Bagian ini memberikan layanan perawatan kesehatan yang memerlukan
perhatian khusus (intensif) dari tenaga dokter dan paramedis. Tenaga medis
memiliki jam kerja 24 jam. Mereka bertugas mengawasi keadaan pasien secara
menyeluruh untuk mengetahui perkembangan kesehatan pasien.
• Syarat Khusus:
a. Letak harus dekat dengan unit gawat darurat, laboratorium, radiologi dan
bedah.
b. Harus bebas dari gelombang elektromagnetik dan tahan terhadap getaran
c. Gedung harus terletak pada daerah yang tenang.
d. Temperatur ruang harus terjaga tetap dingin.
e. Aliran listrik tidak boleh terputus
f. Harus tersedia pengatur kelembaban udara.
g. Sirkulasi udara yang dikondisikan sebaiknya 100% udara segar
h. Perlu dipersiapkan titik grounding untuk peralatan elektromagnetik.
Pasien setelah periksa
Pasien membayar
pulang
Pasien memberikan resep
dari dokter Menunggu
Mengambil obat
41 Universitas Kristen Petra
• Kegiatannya adalah:
Gambar 3.7. Kegiatan ICU
3.3.7 Instalasi Bedah / operasi
• Lingkup kegiatan / fungsi ruang dalam merencanakan unit bedah ada beberapa
masalah yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Peralatan bedah (instrument) sangat tergantung dari kasus pembedahan
yang ditangani dan jenis kasus yang sering terjadi.
2. Untuk unit bedah, kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci
kenerhasilan perancangan, sehingga blok unit unit bedah sebaiknya di buat
lurus (memanjang).
3. Penyiapan tenaga medis dan para medis perlu direncanakan sebaik
mungkin sehingga alat-alat yang disediakan dapat dimanfaatkan sebaik-
baiknya.
• Persyaratan Khusus
Konsep dasar dalam membuat layout ruang adalah :
1. Alur unit bedah terdiri dari Pintu masuk dan keluar untuk staf medis dan
paramedis, Pintu masuk pasien operasi, Alur untuk peralatan (suplai dan
pembuangan / pengeluaran)
pasien Pasien dirawat inapkan
Pulang
Pasien mendapatkan perawatan intesif
Administrasi
Dokter dan perawat loker
42 Universitas Kristen Petra
2. Jalan masuk barang-barang steril harus terpisah dari jalan keluar barang-
barang kotor
3. Harus disediakan spoelhock untuk membuang barang-barang bekas
operasi.
4. Jajaran kamar operasi harus dipisah menjadi:
a. Daerah bebas : area lalulintas dari luar, termasuk pasien seperti
koridor utama.
b. Daerah semi steril : yaitu daerah transisi dari koridor menuju kamar
operasi dan ruangan semi steril (pasien harus sudah menggunakan
pakaian khusus)
c. Daerah bersih / steril : area diamana prosedur steril diperlakukan bagi
personil yang harus sudah berpakaian khusus dan masker.
d. Ukuran kamar operasi minimal 20 x 20 feet (6 x 6 m2) dengan tinggi
minimal 3m.
e. Setiap kamar operasi harus terdapat 1 ruang scrub.
f. Harus disediakan pintu keluar tersendiri untuk jenasah dan bahan kotor
yang tidak boleh terlihat oleh pasien dan pengunjung.
• Persyaratan Ruang Operasi
1. Pintu kamar operasi yang ideal harus tertutup selama operasi.
2. Ventilasi kamar harus terkontrol dan menjamin distribusi udara melalui
filter pengontrol. Tekanan udara positif di kamar operasi harus lebih tinggi
dari koridornya dengan frekuensi pertukaran udara sebesar 20-25 kali /
jam.
3. Suhu kamar operasi yang ideal 200C-260C yang harus terjaga
kestabilannya dan harus menggunakan filter khusus untuk menjaring
mikroorganisme.
4. Kelembaban udara yang dianjurkan 60% (jika menggunakan bahan
anestesi yang mudah terbakar, maka kelembaban maksimum 50%).
5. Sistem AC bukan tipe window untuk menjaga ruangan agar tetap steril
6. Penerangan alam menggunakan jendela mati
7. Lantai harus kuat dan rata atau ditutup dengan bahan vinyl yang rata atau
terasso sehingga abu dari kotoran-kotoran tidak menumpuk.
43 Universitas Kristen Petra
8. Pertemuan dinding dengan lantai harus melengkung agar memudahkan
pembersihan dan tidak menjadi tempat sarang debu dan kotoran
9. Plafon harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak menghasilkan debu
atau kotoran lain.
10. Sepertiga bagian atas dari pintu, harus kaca tembus pandang.
11. Diusahakan ruang operasi memiliki tekanan sedikit lebih tinggi dari pada
luar kamar operasi.
12. Paling sedikit salah satu sisi dari ruang operasi ada kaca (susu) yang
memungkinkan penerangan matahari masuk sebagian.
13. Harus ada kaca tembus pandang di dinding ruang operasi yang menghadap
pada sisi dinding tempat ahli bedah mencuci tangan.
• Kegiatannya digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.8. Kegiatan Operasi
3.3.8 Instalasi Pusat steril (CSSD)
CSSD merupakan bagian dari instalasi bedah, jadi letaknya bersebelahan
dengan instalasi bedah, namun tetap dibawah tanggung jawab pengelola dan
instalasi farmasi.
• Fungsi pokok CSSD adalah sebagai berikut :
a. Menerima bahan, barang dan perlatan kesehatan maupun kedokteran yang
telah dipakai untuk dicuci dan disterilkan untuk penggunaan berikutnya.
b. Menghitung dan mencatat volume serta jenis penggunaan bahan, barang dan
peralatan steril yang digunakan.
c. Menyerahkan dan mencatat pengambilan barang steril.
R. Tunggu R persiapan pasien OS R. alat sub steril Pasien
dokter R. Ganti R. Scrub Up R. operasi R. pulih
pulang R. rawat inap
44 Universitas Kristen Petra
• Syarat Khusus :
Pada dasarnya lauout CSSD didasarkan atas bahan/ bahan kotor perlu
diterima melalui ruang perantara, begitu juga dengan bahan steril memalui ruang
perantara. Lalulintas diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu proses
steril.
• Kegiatannya digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.9. Kegiatan CSSD
3.3.9 Unit Administrasi dan Catatan Medis
Suatu unit yang merekam dan menyimpan berkas-berkas jati diri, riwayat
penyakit, hasil pemeriksaan dan pengobatan pasien. Sistem rekam medis yang
diterapkan adalah sterilisasi, sehingga :
a. Setiap pasien hanya memiliki 1 nomor
b. Tempat penyimpanan berkas rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap
menjadi satu.
Proses kegiatan pelayanan unit rekam medis terbagi atas 2 bagian yaitu
a. Untuk pasien rawat jalan
b. Untuk pasien rawat inap
• Syarat Khusus :
Beberapa konsep dasar yang perlu diperhatikan dalam penentuan
ruang administrasi dan rekam medik adalah sebagai berikut :
1. Ruang direksi dipisahkan tersendiri dari ruang staf lainnya. Sedangkan
ruang kepala bagian dan staf dijadikan satu ruang yang disekat dengan
dinding partisi.
Barang Kotor R. perantara barang kotor R. Pembersih
R. Steril Ged. Suplai Bersih R. Perantara Steril
Distribusi
45 Universitas Kristen Petra
2. Pengelompokan divisi / bagian diarahkan yaitu bagian / divisi medik
yang letaknya didekatkan dengan catatan medik dan bagian / divisi
administrasi dan keuangan
3. Penempatan administrasi sedapat mungkin mudah dicapai
4. Ada ruang administrasi yang langsung berhubungan dengan pasien dan
ada yang tidak berhubungan dengan pasien.
• Hubungan antar ruang :
Gambar 3.10. Kegiatan Administrasi
3.3.10 Instalasi Jenasah
Tempat meletakan / penyimpanan sementara jenasah sebelum diambil
oleh keluarganya.
Syarat ruang:
a. Unit ruang tersendiri, terpisah dari unit kegiatan lain
b. Pencapaian sendiri, dapat dicapai dari unit perawatan dan unit bedah
c. Ruangan bersih dan memiliki penerangan cukup
3.3.11 Instalasi Gizi
Sistem pelayanan dapur diterapkan. Berfungsi untuk mengolah, mengatur
makanan pasien tiap harinya, serta konsultasi gizi.
• Persyaratan Khusus :
Konsep tata ruang unit dapur dan instalasi gizi mempunyai hubungan yang
kuat dengan unit perawatan. Peletakan dapur ditempatkan pada daerah servis
jauh dari pencapaian maupun pengelihatan pengunjung dan memiliki pintu
masuk dan keluar sendiri.
R. Data
Pencatatan
R. Penyusunan
R. Administrasi Rekam medik
R. file Data
46 Universitas Kristen Petra
• Sistem sirkulasi :
Gambar 3.11. Kegiatan Gizi
3.2.12 Instalasi cuci (Laundry)
Unit cuci melakukan pelayanan sesuai kebutuhan dan permintaan dari
instalasi lain seperti rawat inap, rawat jalan, instalasi bedah.
• Sirkulasi gerak :
Gambar 3.12. Kegiatan Cuci
3.2.13 Instalasi Bengkel dan Mekanikal Elektrikal
Pemeliharaan dan perbaikan ringan pada peralatan medis, peralatan
rumah tangga, saluran pemipaan dan listrik elektrikal.
• Syarat Khusus:
- Terletak jauh dari daerah perawatan dan gedung penunjang medik,
sebaiknya diletakkan didaerah servis karena banyak menimbulkan
kebisingan.
- Merupakan ruang luas yang tanpa sekat, sebagai ruang tempat perbaikan
alat.
Bahan makanan
Gudang Kering
R. Penerima
Gudang Basah
R. Masak Pasien
R. persiapan R. diskusi gizi dietika
Pendingin
Linen Kotor
R. Penerima
R. cuci R. Pengeringan
R. Desinfeksi R. setrika
R. Jahit
Distribusi
47 Universitas Kristen Petra
• Sistem sirkulasi :
Gambar 3.13. Kegiatan Bengkel
3.3.14 Kegiatan Makro
Maka dari pola kegiatan diatas, dapat dikhususkan pola kegiatan secara
keseluruhan yang dapat memberikan gambaran secara menyeluruh tentang alur
dan hubungan fungsional antar komponen kegiatan di dalam bangunan. Pola
kegiatan ini merupakan panduan awal untuk zona yang lebih lanjut :
Gambar 3.14. Kegiatan Makro
R. Penerima
Administrasi
Gudang / bengkel
R. Elektromagnetik
R. Listrik
R. Pengecatan
R. pemipaan
R. mesin
R, pembakaran
Masuk/Keluar
Operator
Rawat
Administra
Fasilias
Servis
Radiologi
Laboratorium
Bagian
Rawat inap
48 Universitas Kristen Petra
Gambar 3.14. Kegiatan Makro (Sambungan)
Sumber :
1. Pokok – Pokok Pedoman Arsitektur Medik Rumah Sakit Umum kelas C,
Direktorat Instalasi Medik Direktorat Jendral Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan RI.
2. Medical and dental space planning by Jain Malkin.
3. Panduan Perancangan Bangunan Komersial by Endy Marlina
49 Universitas Kristen Petra
3.4 Program Ruang yang Digunakan
Tabel 3.1. Administrasi
No Jenis Ruang Peralatan Standar JM
Standar DinKes
Standar yang
Digunakan
1. R. Arsip File, tempat arsip, lemari - 45m2 45 m2 2. R.Tunggu Meja, Sofa, Televisi 27,72 m2 36 m2 36m2 3. Wc / Toilet Toilet (2) 6,2 m2 15 m2 30 m2 4. Gudang - 8,8 m2 15 m2 8,8 m2 5. R. Pimpinan Meja, kursi, lemari 13,2 m2 20 m2 20 m2 6. R. Penerimaan
(administrasi) Meja, kursi 31,68 m2 40 m2 31,68 m2
7. R. Rapat Kursi, Meja, R. Proyektor (2)
- - 20 m2 (NAD) =40 m2
8. Lobby - - - 80 (ASM) 9. R. Informasi Audio Visual
Kursi Meja
- - 15, 68 m2 (NAD)
Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)
Tabel 3.2. Unit Dermatologi
No Jenis Ruang Peralatan Standar JM
Standar DinKes
Standar yang
Digunakan 1. R.Konsultasi
Dermatologi Meja, kursi (3) 15,84 m2 20 m2 47,52 m2
2. R. periksa Tempat tidur, wastafel, kursi, meja (3)
8.8 m2 16 m2 48 m2
3. R. Tunggu Meja, tv, sofa 27,72 m2 36 m2 36m2 4. Toilet (2) 6,2 m2 15 m2 30 m2 5. R. Perawat Meja, kursi 11 m2 17,25 m2 17,25 m2 6. R. perawatan Tempat tidur, wastafel,
kursi, meja (50) 11 m2 16 m2 800 m2
7. Gudang - 5,28 m2 15 m2 15 m2 Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)
50 Universitas Kristen Petra
Tabel 3.3. Unit Bedah
No Jenis Ruang Peralatan Standar JM
Standar DinKes
Standar yang
Digunakan1. R.Konsultasi Meja, kursi 21,12 m2 20 m2 147,84 m2 2. R. periksa Tempat tidur, wastafel,
kursi 10,56 m2 16 m2 112 m2
3. R. Tunggu Meja, tv, sofa 31,68 m2 32,50 m2 32,50 m2 4. Perawatan
minor - 13,2 m2 20 m2
(NAD) 40 m2
5. Konsultasi Keuangan
- 13,2 m2 - -
6. R. Operasi Anasthesi app, operating lamp,
operating table, electro surgery,
Suction pump, Infuse pump,
Uv lamp, defribillator, mobile operating lamp.
176 m2 36 m2
(Dinkes) 130-160
m2 (NAD)
352 m2
7. R. Scrub Up Bak cuci 11 m2 8 m2 33 m2 8. R.Suster Meja, kursi, tempat
tidur 8.8 m2 16 m2 16 m2
9. Toilet (2) 6,2 m2 15 m2 30 m2 10. Gudang - 5,28 m2 10 m2 10 m2 11. R Ganti
Pasien - 15,84 m2 7,8 m2 15,84 m2
12. R. Instrument Instrument cabinet, meja
20 m2
(NAD) 10 m2 10 m2
13. R. Persiapan 13,2 m2 16 m2 16 m2 14. R. pulih
(recovery) Tempat pulih, oksigen,
suction pump, examination pump
- 24 m2 24 m2
15. R. Steril Autoclave table, table top table, sound cleaner
20 m2
(NAD) 24 m2 24 m2
17. R.Sub Steril - - 24 m2 24 m2 18. Spoelhock
(Cuci) Bak air 15,84 m2 16 m2 16 m2
19. Stretcher (kereta) kereta - 5 m2 5 m2 Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)
51 Universitas Kristen Petra
Tabel 3.4. Rawat Inap
No Jenis Ruang Peralatan Standar JM
Standar DinKes
Standar yang
Digunakan1. R. perawat Meja, tempat tidur,
lemari pakaian 10 m2
(NAD) 20 m2 20 m2
2. Kamar 1 + toilet
Meja, 2tempat tidur, lemari pakaian (11)
- 53.50 m2 1337.5 m2
3. Kamar 2 + toilet
Meja,2 tempat tidur, lemari (2)
- 37,50 m2 937,5 m2
4. toilet (2) 6,2 m2 15 m2 (NAD)
30 m2
5. R. dokter Meja, tempat tidur, lemari pakaian
- 20 m2 20 m2
6. Gudang - 5,28 m2 6,25 m2 6,25 m2 Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)
Tabel 3.5. Unit Farmasi
No Jenis Ruang Peralatan Standar JM
Standar DinKes
Standar yang
Digunakan
1. Apotek Lemari, Rak obat - 20 m2 20 m2 2. R. Obat Lemari Obat - 30 m2 30 m2 3. R. penerimaan
Obat - - 20 m2 20 m2
4. R.distribusi Meja, kursi - 20 m2 20 m2 5. R.Racik obat Top loading Precision
Balances, water distilling app, Motors
& Pastle, Mixer, Refriferator.
- 30 m2 30 m2
6. Gudang Rak, Lemari 5,28 m2 20 m2 20 m2 Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)
52 Universitas Kristen Petra
Tabel 3.6. Unit pendukung
No Jenis Ruang Peralatan Standar JM
Standar DinKes
Standar yang
Digunakan1. R. ICU Electrocardiograph,
sphymomanomater, blood pleasure monitor,
resperation monitor, heart rate monitor,
oxygen tank, anestesi apparatus, resuscitator, monitor, operating lamp,
- 75 m2 75 m2
2. Laboratorium Spectrophotometer, centryfuge, water bath,
analitical balance, micro hematocrite
centrifuge, ph meter, photo meter,
haemosito meter, glucometer, rotator shaker, HB meter,
microscope refractometer, water
destillator
28,16 m2 30 m2 30 m2
3. X-Ray Mobile X-Ray unit, basic radiography
system, general examination, kap
500ma,125kv, film masker,
33 m2 42 m2 42 m2
4. R. gelap Manual film processing, film pass box, pengganti film
5,28 + 21,12 + 7,04 =
33,52 m2
54 m2 54 m2
5. Reservasi area & medical
record
File, tempat arsip, lemari
21,12 m2 45 m2 45 m2
6. Kamar mayat R. pendinging, R cuci - 29,25 m2 29,25 m2 Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)
53 Universitas Kristen Petra
Tabel 3.7. Unit Gizi / Dapur
No Jenis Ruang Peralatan Standar NAD
Standar DinKes
Standar yang
Digunakan1. Gudang Refigerator 20 m2 21 m2 21 m2 2. R. Sayur Cold storege 20 m2 9 m2 20 m2 3. R. Daging Cold storage 10 m2 /
Unit 9 m2 10 m2 /
Unit 4. Toilet - - 9 m2 9 m2 5. R.
administrasi / Pengawas
Meja kerja, kursi - 19,80 m2 19,80 m2
6. Bak sampah - 5 m2 4,80 m2 5 m2 7. R.cuci - 30 m2 12 m2 12 m2 8. R. kereta
makanan Kereta makanan 14,40 m2 14,40 m2
9. R. Beras - 9 m2 9 m2 10. R. Botol - 9 m2 9 m2 11. R. Kaleng - 20 m2 7.20 m2 20 m2 12. R. persiapan
masak Kompor, timbangan,
mixer 153,60
m2 153,60 m2
Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)
Tabel 3.8. Unit Terapi Fisik
No Jenis Ruang Peralatan Standar JM
Standar NAD
Standar yang
Digunakan1. R. pengarahan - 10,56 m2 - 10,56 m2 2. Gym - 79,2 m2 50 m2 79,2 m2 3. R Senam - - 100 m2 100 m2 4. R. Whirpool - 3 x 5,28 =
15,84 m2 - 15,84 m2
5. R. treatment - 5 x 7,92 = 39,6 m2
- 39,6 m2
7. Gudang - 8,8 m2 - 8,8 m2 8. R Ganti dan
toilet - 30+15 =
45 m2 45 m2
Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)
54 Universitas Kristen Petra
Tabel 3.9. Unit Servis
No Jenis Ruang
Peralatan Standar NAD Standar DinKes
Standar yang
Digunakan1. R. Linen Lemari, rak,
sirkulasi kereta, sterilisasi (per
unit)
27 m2 10.50 m2 135 m2
2. Laundry R.cuci, Desinfectan, pengering,
setrika, jahit
160 m2
184,75 m2
184,75 m2
3. Bengkel (Workshop)
Power supply, transistor tester,
hand drill for PCB, Digital
multimeter, mesin las listrik, mesin las karbit, tools for electronic,
elektronic compressor,
mesin gergaji, mesin gerinda,
suction for soldering ECG
phantom, peron, tap, trolly,
pemotong pipa, bor tangan,
60 m2
62,50 m2 60 m2
4. Security + monitor CCTV
Monitor, Meja, Kursi, CCTV
24 m2 - 24 m2
5. M.E. Genset, Panel, Travo, Chiller,
AHU, Accu, Cooling Tower
Genset: 5x10 = 50 m2 Chiller: 10x 15= 150 m2 Travo: 5x4 = 20 m2
Panel Utama: 5 x 4 = 20m2 Panel: 3(1,5 x 2) = 9m2 Cooling tower: 4 x 4= 12 m2 Total: 335m2
Genset: 60 m2
345 m2
55 Universitas Kristen Petra
Tabel 3.9. Unit Servis (Sambungan)
No Jenis
Ruang Peralatan Standar NAD Standar
DinKes
Standar yang
Digunakan
6. Sistem Air, dan pembuangan
Tandon Bawah, Tandon Atas, STP, STP medik, Incenerator
Tandon : 2 x(9x5)= 2x 45 m2 = 90 m2 STP:6x 5= 30m2 STPmedik: 4x5= 20m2 Incenerator: 3x4 = 12 m2 Total: 90 + 30 + 2+ 12 = 152 m2
- 152 m2
Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)
Tabel 3.10. Unit Pendukung
No Jenis Ruang Peralatan Standar NAD
Standar ASM
Standar yang
Digunakan1. Mini market 6x8= 48 m2 48 m2
2. Kantin Meja, Kursi, 15x15 225 m2
3. Kantin Dokter + Perawat
Meja, Kursi,
8 x 5 = 40 m2
40 m2
4. R. Ganti staf Wc/toilet, loker, 24,6 m2
(JM) 15 m2
(Dinkes) 24,6 m2
5. Musholla 5x4=20 m2 20 m2
6. Lift Lift custumer
Lift medical
2,5x2,5= 6,25 m2
3 x 3 = 9 m2
21,5 m2
7. R. Duduk staf Kursi, meja, televisi
12 m2
12 m2
8. ATM center Mesin ATM (5) 1 x1,5 = 7,5 m2
10,5 m2
9. Toilet Customer Toilet (6) 5x5 = 25 m2 150 m2 Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)
56 Universitas Kristen Petra
Tabel 3.11. Parkir
No Jenis Ruang Peralatan Standar NAD
Standar ASM
Standar yang
Digunakan
Storage Basement
6x8=48 m2 48 m2
Ruang Tunggu Pengemudi
Kursi, televisi, toilet
5 x 4= 20 m2
20 m2
Parkir Basement Mobil 100 Motor 50
4.791 m2
Sumber : Makin (2002), Neufert (2002), Dinkes (1986)
Total luas bangunan tanpa parkir : 8.412 m2
Total luas Basement : 9.412 m2
Total Seluruh Bangunan : 14. 203 m2
Keterangan :
JM : Malkin, Jain. “The Design of Medical and Dental Facilities”
NAD : Neufert Architect Data
DinKes : Pokok-Pokok Pedoman Arsitektur Medik Rumah Sakit Umum
kelas C, Direktorat Instalasi Medik Direktorat Jendral
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI.
ASM : Asumsi
57 Universitas Kristen Petra
3.5 Perhitungan Jumlah Pasien Bedah Plastik
Gambar 3.15. Jumlah Pasien
Gambar 3.16. Perhitungan Jumlah Kamar
Syarat Dinkes 30 % untuk kurang mampu = 5 Kasur 20 % Persiapan (Spare) = 4 Kasur
Jadi total perhitungan kamar total adalah = 15 Kasur
Keterangan : Prof. Dr.dr. Djohan Sjah Marzoeki, Sp.B.P (wawancara)
Data Pasien Siloam Hospital (Bedah plastic pergeserannya ,2008)
4x operasi/ hari 20 orang / Minggu
( senin – jumat) 80 orang / bulan
Kecil
Sedang
Besar
Operasi
50%
50%
40 orang rawat jalan / bulan
40 orang rawat inap / bulan
3 – 6 hari
40 pasien / bulan
50%
50%
20 x 3 hr = 60
20 x 6 hr = 120
120 + 60 = 180 one day stay
30 hari
6 kasur
58 Universitas Kristen Petra
3.6 Konsep Desain
3.6.1 Pendekatan
Tabel 3.12. Pendekatan
PENDEKATAN PROYEK DESAIN
Fungsi dan Sistem Fasilitas Perawatan Dermatologi dan Bedah Plastik
Proyeksi
Fungsi adalah Proses Memiliki tujuan dan proses dalam aktivitasnya
Menampung Aktivitas Penghuni
Fungsi adalah Tingkah Laku
Aksesnya jelas Efisiensi dan cepat dalam pencapaiannya
Fungsi sebagai deretan kejadian
Terdapat prosedur yang jelas Memiliki karakteristik dan ciri yang istimewa
Fungsi adalah keharusan Unit- unit di dalamnya saling mendukung unit yang lain
Adanya keterkaitan fungsi yang ada
didalamnya Fungsi sebagai ekspresi Menggambarkan fungsinya
secara simbolis Pengolahan bentuk
geometris, menonjolkan struktural
Sumber : Benjamin Handler (1970)
3.6.2 Konsep Peletakan Massa
Gambar 3.17. Orientasi Massa
Massa berorientasi ke arah timur laut karena sirkulasi kendaraan paling banyak
dari arah Jl. Mulyorejo. Bentuk lengkung pada pintu masuk memberikan kesan
menangkap sehingga mudah dilihat dengan massa utama dengan tinggi 3 lantai sebagai
background untuk mempertegas bentuk lengkung yang ada.
59 Universitas Kristen Petra
3.6.3 Konsep Zona dan Sirkulasi
Gambar 3.18. Sirkulasi Kendaraan
Pengunjung dan staf memiliki sirkulasi berbeda :
Dokter :pada sisi selatan terdapat parkir khusus
Pengunjung :pada bagian dekat pintu masuk atau
basement
Servis : menuju kebagian servis
60 Universitas Kristen Petra
Gambar 3.19. Sirkulasi Vertikal
Peletakan zona dibagi berdasarkan kebutuhan yang muncul dari masing-
masing penghuni. Karena baik dokter staf maupun pasien dan pengunjung
memiliki kebutuhan sirkulasi yang berbeda dan perlu diperhatikan peletakannya
supaya nyaman.
Semakin keatas semakin privasi. Pasien bedah plastik memiliki privasi
yang tertinggi maka bagian rawat inap untuk pasien bedah plastik terletak di lantai
teratas yaitu pada lantai 3 dan bagian dermatologi terletak di lantai 2 sedangkan
lantai dasar merupakan bagian paling umum seperti pertokoan.
Gambar 3.20. Skema Zona
61 Universitas Kristen Petra
3.6.4 Konsep Warna dan Material
Fasilitas perawatan dermatologi dan bedah plastic ini warna - warna
natural seperti warna putih yang memberikan kesan bersih, Warna coklat dapat
memberikan kesan hangat dan nyaman dan warna hitam memberikan kesan tegas
Gambar 3.21. Penggunaan warna pada bangunan
Material yang digunakan pada bangunan ini sebagian besar
menggunakan material kaca dengan tipe silver coat tempered sebagai barrier
panas. agar cahaya yang masuk tidak terlalu banyak maka penggunaan cladding
dengan bahan FRP (Fiber Reinforced Plastic) warna hitam pada bangunan utama
dan warna coklat pada bagian lainnya
Gambar 3.22. Material
Penggunaan solar panel sebagai alat untuk menghemat energi dan green
roof untuk pendinginan atap (leaf area index) untuk penyerapan carbon dioksida.
62 Universitas Kristen Petra
3.7 Pendalaman
Pendalaman yang dipilih dalam proyek ini ada pendalaman hemat energi.
Pendalaman dipilih dikarenakan penggunaan perlaratan kedokteran membutuhkan
energi listrik yang tinggi, dan dengan menghemat energi, maka kerusakan
lingkungan dapat dihambat. dengan penerapannya sebagai berikut:
3.7.1 Penggunaan pencahayaan alami pada siang hari
Banyaknya bukaan yang digunakan pada bangunan dapat membantu
pencahayaan pada siang hari sehingga siang hari tidak perlu menggunakan
lampu.
Barat Timur Utara
Gambar 3.23. Solar Chart
Pembayangan direncanakan untuk mengatasi masalah sinar matahari
pada jam 8 pagi sampai jam 5 sore.
Gambar 3.24. Bagian yang Terkena Sinar Matahari
63 Universitas Kristen Petra
Cahaya yang masuk pada ruang rawat inap mengenai bagian teras
sehingga tidak mengganggu kegiatan penghuni di dalam ruangan namun panas
matahari masih dapat masuk maka langkah pengatasannya berupa :
1. Kaca menggunakan material double glass
2. Green roof untuk pendinginan leaf area indeks
3. Kisi - kisi untuk membantu dalam pembayangan
Gambar 3.25. Material yang digunakan
3.7.2 Pengolahan Air
Gambar 3.26. Sistem Pengolahan Air
64 Universitas Kristen Petra
3.7.3 Penghematan Daya Untuk Lampu
Menggunakan lampu hemat energi TL dengan elektronik ballas, ballas
berfungsi untuk membatasi arus apabila lampu sudah menyala normal, dapat
diatur konsumsi arus listriknya dengan tetap mempertahankann besar tegangan
yang diinginkan, sehingga ballas elektronik dapat digunakan untuk sistem
pengaturan energi listrik sesuai yang dibutuhkan pada suatu ruangan.
Menggunakan sistem FH yang berarti memiliki kadar florensi tinggi
dengan diameter 16mm kadar terang 104 lm/w. Dapat meningkatkan efisiensi
pencahayaan hingga 20%, menghasilkan kuat pencahayaan maksimum pada suhu
360c ssedangkan lampu TL biasa diameternya 26 mm dengan kuat cahaya
maksimum pada suhu 250c
Gambar 3.27. Lampu TL yang digunakan
65 Universitas Kristen Petra
Penggunaan lampu halogen untuk dekorasi diganti dengan lampu LED
- Umur 50.000 – 100.000 jam dibangingkan lampu lain (pijar 1000 jam, halogen
2000 jam, neon 10.000 jam)
- Kuat dan tahan getaran
- LED membangkitkan hanya 30% panas dibanding teknologi pencahayaan biasa
- LED ramah lingkungan dan dibuat dari bahan yang tak beracun
- Dengan daya 7,5 watt LED menghasilkan terang yang setara dengan 60 watt.
Umunya LED membutuhkan hanya 0,1 watt.
Gambar 3.28. Lampu LED yang digunakan
perhitungan titik lampu :luas bangunan x lux (400)/3000 (asm 1 tl = 360w)
:14.203 x 400 / 3000
:1894 titik lampu
3.7.4 Penggunaan Solar Panel (Photovoltaic)
Solar panel merupakan panel penangkap cahaya matahari yang berguna
untuk dijadikan tenaga listrik. Dengan penggunaan photovoltaic dapat
diasumsikan dapat mengurangi penggunaan tenaga listrik hingga 50% Berikut
adalah perhitungan luasan dan penggunaan photovoltaic pada bangunan:
66 Universitas Kristen Petra
Tabel 3.13. Kebutuhan Listrik
67 Universitas Kristen Petra
Konsumsi standar dalam 10.000 m2 = 1 mw
14.000 m2 = 1,4 mw
= 1.400 kw (maksimal)
Total penggunaan listrik : AC + listrik
Tanpa solar panel : 241.150,00 + 147.848,47
: 388.998,47 watt
Solar panel : 250 watt / m2 x luas
: 250watt/m2 x 795 m2
: 198.750 watt
Total listrik dengan : 388.998,47 - 198.750,00
Solar panel : 190. 248, 47 watt
Konsusi listrik terbesar untuk penggunaan AC
Sistem AC pada bangunan ini menggunakan chiller dimana kompresornya
menggunakan sistem screw sehingga efisiensi pemakaian 12% dari total
kapasitas.
Dengan evaporator menggunakan fan coil unit
Berikut perbandingan sistem chiller dengan sistem lainnya:
Kapasitas AC
BTUH = luas ruang x beban pendinginan
= 8.267 x 500 = 4.133.500 w/m2
Tr = btuh / 12000
pk = btuh / 9000
= 4.133.500 / 12000
= 4.133.500 / 9000
= 344,50 tr = 459,3 pk
Chiller = 0,7 x 344,5 = 241.150 watt
split = 1,2 x 344,5 = 413.400 watt
Vrv = 1,1 x 344,5 = 379.000 watt
68 Universitas Kristen Petra
3.8 Utilitas Bangunan
3.8.1 Air Bersih
Gambar 3.29. Utilitas air bersih
Pipa kota meteran air tandon bawah pompa tandon atas
distribusi melalui shaft air yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu shaft kiri dan shaft
kanan.
Menggunakan sistem down feed sehingga saat mati lampu air bersih
masih bisa mengalir. Keuntungan sistem Down Feed adalah lebih hemat energi
69 Universitas Kristen Petra
karena pendistribusian airnya menggunakan gaya gravitasi, serta tidak
memerlukan utilitas khusus seperti pada sistim up-feed. Kerugian dari sistem ini
adalah harus menyediakan tempat untuk tandon atas dan adanya beban berat dari
tandon atas yang mempengaruhi konfigurasi pembebanan bangunan dengan
perhitungan sebagai berikut:
Asumsi tiap 100 m2 = 1 orang dengan kebutuhan air 60 lt / hari
Total Luasan 14000 = 140 m2/lt x 60 lt
= 8400 m3
Tandon bawah 2x kapasitas air yang dibutuhan = 2 x 8400 m3
= 16800 m3
Tandon atas ½ kapasitas air sehingga dapat bertahan hingga 6 jam sewatu listrik
mati, dengan besa tandon atas = ½ x 8400 m3
= 4200 m3
3.8.2 Air Kotor
Gambar 3.30. Utilitas air kotor
Keterangan : GWT A : Air bersih GWT B : Air daur ulang GWT C : Air hujan
70 Universitas Kristen Petra
Gambar 3.31. Utilitas air kotor
3.8.3 Sistem AC
Pada bangunan ini menggunakan AC Chiller dan Cooling tower. Pada
masing-masing ruang menggunakan fancoil unit untuk pendistribusiannya
sehingga pada ruang yang tidak terpakai, tidak perlu menghidupkan AC dan
sistem ini yang merupakan sistem yang hemat dalam pemakaiannya dan cukup
steril
71 Universitas Kristen Petra
3.8.4 Sistem Pembuangan Sampah
Terdapat shaft sampah pada tiap lantainya sehingga memudahkan dalam
pembuangan sampah. Sampah dibagi menjadi 2 yaitu sampah basah dan sampah
kering. Sampah basah biasanya adalah sampah medis diambil dan dimasukkan
incenerator untuk dibakar dengan proses dengan sistem busur listrik sehingga
tidak mencemari lingkungan.
Gambar 3.32. Incenerator
Sumber : Alibaba.com Hong Kong Limited and licensors
3.8.5 Listrik
PLN trafo panel ATS MDP panel distribusi stop
kontak
Gambar 3.33. Denah Servis
72 Universitas Kristen Petra
3.9 Sistem Struktur
Gambar 3.34. Struktur