3. Kerangka Teori Dan Hipotesis

16

Transcript of 3. Kerangka Teori Dan Hipotesis

Page 1: 3. Kerangka Teori Dan Hipotesis
Page 2: 3. Kerangka Teori Dan Hipotesis

KEGIATAN BELAJAR 1

PENYUSUNAN KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. URAIAN

1. Kerangka Teori

Setelah masalah penelitian berhasil dirumuskan dengan baik maka

langkah berikutnya adalah mengajukan hipotesis yang didasarkan dari

kajian mendalam teori-teori yang relevan dengan variabel-variabel

penelitian. Agar sebuah kerangka teoretis meyakinkan maka argumentasi

yang disusun dalam teori-teori yang dipergunakan dalam membangun

kerangka berpikir harus merupakan pilihan dari sejumlah teori yang

dikuasai secara lengkap dengan mencakup perkembangan terbaru.

Disamping itu, kerangka teori juga dapat dilakukan melalui pengkajian

hasil-hasil penelitian yang relevan yang telah dilakukan peneliti lainnya.

Hasil penelitian orang lain yang relevan dijadikan titik tolak penelitian kita

dalam mencoba melakukan pengulangan, revisi, modidikasi, dan

sebagainya. Berdasarkan kajian teoretis dan hasil-hasil penelitian yang

relevan, maka tahap berikutnya peneliti menyusun kerangka berpikir yang

mengarahkan perumusan hipotesis.

Dengan demikian produk akhir dari proses pengkajian kerangka

teoretis adalah perumusan hipotesis. Secara ringkas, langkah

penyusunan kerangka teoretis dan pengajuan hipotesis dapat dibagi ke

dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Pengkajian mengenai teori-teori ilmiah yang akan dipergunakan dalam

analisis.

b. Pembasan mengenai penelitian-penelitian lain yang relevan.

c. Penyusunan kerangka berpikir dengan mempergunakan premis-

premis sebagaimana yang terkandung dalam teori dan hasi

penelitian tersebut dengan menyatakan secara tersurat pernyataan,

postulat, asumsi, dan prinsip yang dipergunakan.

d. Perumusan hipotesis.

Page 3: 3. Kerangka Teori Dan Hipotesis

2. Hipote s is

Hipotesis adalah hasil proses teoretik atau proses rasional yang

berbentuk pernyataan tentang karakteristik poupulasi. Hipotesis juga

merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian yang ada

pada perumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena

jawaban yang diberikan baru didasarkan teori yang relevan, belum

didasarkan atas fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan

data. Sebagai hasil proses teori yang belum berdasarkan atas fakta, maka

hipotesis masih perlu diuji kebenarannya dengan data empiris.

Penelitian yang merumuskan dan menguji hipotesis adalah

penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kualitatif

pada tahap tertentu mungkin baru bisa menemukan hipotesis, yang

selanjutnya hipotesis yang telah ditemukan diuji oleh peneliti yang

menggunakan pendekatan kuantitatif.

Hipotesis penelitian yang dirumuskan berdasarkan teori-teori yang

relevan dinamakan hipotesis penelitian atau hipotesis alternatif. Ingkaran

atau negasi dari hipotesis alternatif disebut hipotesis nol atau hipotesis

statistik. Hipotesis nol perlu dirumuskan secara statistik karena dalam

pengujian statistik yang diuji adalah hipotesis nol. Kesimpulan mengenai

hipotesis penelitian adalah implikasi logis dari hasil pengujian terhadap

hipotesis nol. Artinya, jika hipotesis nol ditolak maka hipotesis penlitian

diterima atau dianggap benar dengan taraf kepercayaan 1 - α .

Pembentukan hipotesis tidak berarti bahwa hubungan tertentu

yang diharapkan merupakan suatu fakta yang pasti. Seorang peneliti

harus waspada jangan sampai mempunyai “vested interest” untuk

membenarkan kebenaran hipotesisnya, sehingga berusaha

bagaimanapun juga menyesuaikan datanya dengan hipotesisnya,

sedangkan sebenarnya hipotesis itu sendiri masih harus diuji

kebenarannya. Gejala ini menunjukkan bahwa ada kalanya seorang

peneliti tidak sadar bahwa kalau hipotesisnya tidak teruji, juga

Page 4: 3. Kerangka Teori Dan Hipotesis

merupakan penemuan yang dapat bermanfaat bagi pengetahuan tentang

masalah yang diteliti.

Berdasarkan pemikiran tersebut jelas bahwa hipotesis penelitian

tidak ditentukan secara asal-asalan, tetapi berdasarkan atas teori,

kerangka pikir, dan fakta komparasi yang cukup kuat, sehingga secara

teoretik telah mempunyai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.

Jadi hipotesis adalah hasil dari tinjauan pustaka atau proses rasional dari

penelitian yang telah mempunyai kebenaran secara teoritik. Namun

demikian kebenaran hipotesis masih harus diuji secara empirik. Oleh

karena itu, hipotesis juga dianggap sebagai jawaban sementara terhadap

masalah yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian dan masih perlu

diuji kebenarannya dengan menggunakan data empirik.

Trelease (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai “suatu

keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat diamati”, sedangkan

Good dan Scates (1954) menyatakan bahwa “hipotesis adalah sebuah

taksiran atau referensi yang dirumuskan dan diterima untuk sementara

yang dapat menerangkan fakta-fakta yang dapat diamati, dan digunakan

sebagai petunjuk untuk langkah penelitian selanjutnya” (Nazir, 1985).

Dalam pengujian hipotesis, yang akan diuji adalah apakah

hipotesis benar adanya, yaitu sesuai dengan fakta yang ada di populasi.

Dalam hubungan ini, hipotesis dipandang sebagai pernyataan tentang

karakteristik populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data

sampel. Oleh karena itu, hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan

yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah inferensial yang

telah dirumuskan, dan pernyataan tersebut merupakan pernyataan

tentang karakteristik populasi yang akan diuji kebenarannya melalui

pengujian hipotesis secara statistik dengan menggunakan data empirik

yang diperoleh dari sampel. Karena pengujian hipotesis dilakukan secara

statistik, maka rumusan hipotesis dalam bentuk pernyataan tersebut

biasanya dilengkapi dengan rumusan statistik. Misalnya “ada hubungan

positif antara motivasi kerja dengan prestasi kerja” atau “makin tinggi

Page 5: 3. Kerangka Teori Dan Hipotesis

motivasi kerja, maka prestasi kerja yang dicapai juga makin tinggi.

Penyataan hipotesis ini sebaiknya dilengkapi dengan rumusan statistik

yang berbunyi sebagai berikut:

H1 : ρ > 0 versus HO : ρ ≤ 0

Atau hipotesis mengenai perbedaan misalnya “terdapat perbedaan rata-

rata prestasi kerja statistik antara mahasiswa PTIK yang diajar dengan

metode ceramah dan mahasiswa PTIK yang diajar dengan metode

diskusi”. Pernyataan hipotesis ini sebaiknya dilengkapi dengan rumusan

statistik yang berbunyi sebagai berikut :

H1 : ρ ≠ 0 versus HO : ρ = 0

Perlu pula dijelaskan bahwa dalam pengujian hipotesis secara

statistik, yang diuji adalah Ho (hipotesis nol) yang merupakan negasi atau

ingkaran dari hipotesis penelitian (H1 = hipotesis alternatif), karena

distribusi statistik yang tersedia adalah distribusi untuk menguji hipotesis

nol.

3. Ciri-ciri Hipotes is

Hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Hasil dari proses teoritik dan komparasi fakta yang andal, dan secara

teoritik dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya.

b. Merupakan pernyataan tentang karakteristik populasi.

c. Jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenarannya dengan

menggunakan data empirik yang diperoleh dari sampel.

d. Hipotesis harus menyatakan hubungan atau perbedaan.

e. Hipotesis harus dapat diuji.

f. Hipotesis harus spesifik dan sederhana.

4. Teknik Perumusan Hipotesis Secara Statistik

Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang karakteristik popu-

lasi yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

Page 6: 3. Kerangka Teori Dan Hipotesis

telah dirumuskan dalam suatu penelitian. Hipotesis merupakan hasil

penelaahan teoritik (melalui proses rasional), baik dengan penalaran

deduktif maupun penalaran induktif. Namun demikian kebenaran

suatu hipotesis masih harus diuji dengan menggunakan data empirik

yang diperoleh dari sampel. Pengajuan hipotesis tersebut dilakukan

dengan menggunakan teknik-teknik statistik.

Untuk kepentingan pengujian hipotesis secara statistik, kita

selalu merumuskan hipotesis nol (HO) dan hipotesis alternatif (H1). H1

adalah hipotesis penelitian, sedang HO adalah ingkaran negasi dari H1

yang akan diuji secara statistik. Jadi dalam pengujian hipotesis yang

diuji adalah HO, sedang kesimpulan mengenai H1 adalah konsekuensi

logis dari hasil pengujian HO. Artinya jika HO ditolak maka H1 diterima,

dan sebaliknya jika HO diterima, maka H1 ditolak.

Rumusan hipotesis untuk keperluan pengujian dengan

menggunakan teknik-teknik statistik dibedakan atas tiga, yaitu (1)

hipotesis tidak langsung, (2) hipotesis langsung positif, dan (3)

hipotesis langsung negatif.

1. Hipotesis tidak langsung

Untuk menguji hipotesis tidak langsung digunakan uji-dua pihak, yaitu ½

pihak kanan dan ½ pihak kiri sebagai daerah penolakan.

daerah daerah

penolakan Ho penolakan Ho

2. Hipotesis Langsung Positif

Untuk menguji hipotesis langsung positif digunakan uji-satu pihak kanan

dengan daerah penolakan sebesar terletak di sebelah kanan.

Page 7: 3. Kerangka Teori Dan Hipotesis

daerah

penolakan Ho

3. Hipotesis Langsung Negatif

Untuk menguji hipotesis langsung negatif digunakan uji-satu pihak kiri,

dengan daerah penolakan sebesar terletak di sebelah kiri.

daerah

penolakan Ho

B. CONTOH:

Contoh : Hipotesis tidak langsung

“Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan tingkat kematian bayi”

Secara statistik hipotesis ini dirumuskan :

H1 : ρ = 0 versus Ho : ρ ≠ 0

Jika nilai mutlak koefisien hubungannya cukup besar sehingga masuk pada

daerah penolakan kiri, maka Ho akan ditolak, dan kita berkesimpulan bahwa

hubungannya signifikan atau ada hubungan pada populasi.

Contoh : Hipotesis Langsung Positif

“Ada hubungan positif antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak

balita”, atau “Makin tinggi tingkat pendidikan ibu, maka status gizi anak balita

juga makin baik”. Secara statistik hipotesis ini dirumuskan :

Page 8: 3. Kerangka Teori Dan Hipotesis

H1 : ρ > 0 versus Ho : ρ ≤ 0

H0 akan ditolak jika koefisien hubungannya positif dan cukup besar sehingga

masuk pada daerah penolakan.

Contoh : Hipotesis Langsung Negatif

“Ada hubungan negatif antara jumlah anak dengan status gizi”, atau “Makin

banyak anak, maka status gizinya akan makin rendah”.

Secara statistik hipotesis ini dirumuskan :

H1 : ρ < 0 versus H0 : ρ ≥ 0

H0 akan ditolak jika koefisien hubungannya negatif dan nilai mutlaknya cukup

besar sehingga masuk pada daerah penolakan.

C. LATIHAN

1. Sebutkan langkah penyusunan hipotesis!

2. Sebutkan ciri-ciri hipotesis yang baik!

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan (1) hipotesis tidak langsung, (2)

hipotesis langsung positif, dan (3) hipotesis langsung negatif.

D. TES FORMATIF

1. Apa kegunaan kerangka teori, jelaskan!

2. Apa yang dimaksud dengan hipotesis?

3. Sebutkan ciri-ciri hipotesis!

E. KUNCI

1. Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang karakteristik populasi yang

merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumus-

kan dalam suatu penelitian.

2. Jenis-jenis hipotesis yaitu (1) hipotesis tidak langsung, (2) hipotesis

langsung positif, dan (3) hipotesis langsung negatif.

3. Ciri-ciri hipotesis sebagai berikut.

Page 9: 3. Kerangka Teori Dan Hipotesis

a. Hasil dari proses teoritik dan komparasi fakta yang andal, dan secara

teoritik dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya.

b. Merupakan pernyataan tentang karakteristik populasi.

c. Jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenarannya dengan

menggunakan data empirik yang diperoleh dari sampel.

d. Hipotesis harus menyatakan hubungan atau perbedaan.

e. Hipotesis harus dapat diuji.

f. Hipotesis harus spesifik dan sederhana.