23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor
-
Upload
primiaagustinsudarsono -
Category
Documents
-
view
259 -
download
8
Transcript of 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor
8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor
httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 14
471
TEKNIK
CDK-229 vol 42 no 6 th 2015
PENDAHULUAN
Pitiriasis versikolor (PV) atau lebih dikenal
dengan panu adalah infeksi jamur super1047297sial
yang ditandai perubahan pigmen kulit
akibat kolonisasi stratum korneum oleh
jamur lipo1047297lik dimor1047297k dari 1047298ora normal
kulit Malassezia furfur12 Pityrosporum
orbiculare dan Pityrosporum ovale dapat
menyebabkan penyakit jika bertransformasi
menjadi fase miselium sebagai Malassezia
furfur34
Dari semua jenis Malassezia hanyaM pachydermatis yang membutuhkan
lingkungan kaya lipid seperti kulit manusia
atau media kultur yang diperkaya lipid
karena tidak mampu mensintesis asam
lemak jenuh rantai menengah-panjang5
Malassezia menghasilkan berbagai senyawa
yang mengganggu melanisasi menyebab-
kan perubahan pigmentasi kulit67
Lesi khas pitiriasis versikolor berupa makula
plak atau papul folikular dalam berbagai
Uji Provokasi Skuama
pada Pitiriasis VersikolorSukmawati Tansil Tan Gabriela Reginata
Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta Indonesia
ABSTRAK
Pitiriasis versikolor (PV) adalah infeksi jamur super1047297sial kulit yang disebabkan oleh ragi lipo1047297lik Malassezia furfur yang merupakan organisme
sapro1047297t pada kulit normal Aktivasi M furfur terjadi akibat perubahan keseimbangan 1047298ora normal kulit karena berbagai faktor Mfurfur
akan berkembang menjadi bentuk mycelial yang patogenik Pitiriasis versikolor dapat didiagnosis melalui gambaran klinis pemeriksaan
1047298uoresensi dengan lampu Wood dan pemeriksaan KOH pada kerokan kulit Pemeriksaan lain adalah uji provokasi skuama Tes dilakukan
dengan meregangkan atau menggoreskan kuku jari tangan ke lesi sehingga skuama terlihat jelas atau disebut evoked scale sign suatu tanda
khas pitiriasis versikolor yang tidak didapatkan pada penyakit kulit lain Cara ini mudah diaplikasikan dalam praktik sehari-hari
Kata kunci Evoked scale sign pitiriasis versikolor Malassezia furfur
ABSTRACT
Pityriasis versicolor ( PV ) is a super1047297cial fungal skin infection caused by lipophilic yeast Malassezia furfur M furfur is a saprophytic organism
in normal skin Activation of M furfur is due to changes of normal 1047298ora of the skin Mfurfur will evolve into a pathogenic form of mycelia
Pityriasis versicolor can be diagnosed by clinical signs Woodrsquos lamp 1047298uorescence and KOH examination on skin scrapings Other is scaling
provocation test carried out by stretching or scraping 1047297ngernails to the lesion to reveal scaling known as scale evoked sign a typical sign of
pityriasis versicolor This method is easily applied in daily practice Sukmawati Tansil Tan Gabriela Reginata Scaling Provocation Test for
Pityriasis Versicolor
Keywords Evoked scale sign pityriasis versicolor Malassezia furfur
warna hipopigmentasi hiperpigmentasi
sampai eritematosa berskuama halus di
atasnya dikelilingi kulit normal58 Skuama
sering sulit terlihat Untuk membuktikan
skuama yang tidak tampak dapat dilakukan
peregangan atau penggoresan lesi dengan
kuku jari tangan sehingga skuama tampak
lebih jelas9 dikenal sebagai evoked scale
sign finger nail sign Besnierrsquos sign scratch
sign coup drsquoongle sign atau stroke of the nail
sign19-12
Peregangan atau penggoresanlesi akan meningkatkan kerapuhan stratum
korneum kulit yang terinfeksi pitiriasis
versikolor10 sehingga akan muncul tanda
klinis yang berguna untuk membantu
menegakkan diagnosis terutama jika pe-
meriksaan mikologis tidak tersedia dan
diagnosis klinis tidak pasti
PITIRIASIS VERSIKOLOR
Infeksi jamur (mikosis) digolongkan dalam
tiga kelompok yaitu mikosis super1047297sialis
mikosis intermediate dan mikosis profunda
Pitiriasis versikolor merupakan salah satu infeksi
jamur nondermato1047297tosis mikosis super1047297sialis3
Sejarah
Pada tahun 1846 Eichstedt melaporkan
penyakit jamur kulit ini untuk pertama
kalinya Tahun 1853 Robin mengisolasi
elemen jamur yang diambil dari lesi kulit
dan diberi nama Microsporum furfur Hence
menyebutnya sebagai tinea versikolorMalassez berhasil mengisolasi sel ragi dari
skuama ketombe manusia pada tahun 1874
Studi selanjutnya dilakukan oleh Baillon tahun
1889 yang menggolongkan ragi ini ke dalam
genus Malassezia Sabouraud membuktikan
organisme penyebab ketombe yang disebut
Pityrosporum malassezii pada tahun 1904
Beberapa dekade setelahnya Castellani
dan Chalmers (1913) mengidenti1047297kasi
Pityrosporum ovale dan Gordon (1951) meng-
identi1047297kasi Pityrosporum orbiculare41013
Alamat korespondensi email gabrelareginatagmailcom
8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor
httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 24
472
TEKNIK
CDK-229 vol 42 no 6 th 2015
Epidemiologi
Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia
(kosmopolit) terutama di daerah tropis
yang beriklim panas dan lembap10 termasukIndonesia Prevalensinya mencapai 50
di negara tropis14 Penyakit ini menyerang
semua ras10 angka kejadian pada laki-laki
lebih banyak daripada perempuan dan
mungkin terkait pekerjaan dan aktivitas yang
lebih tinggi14 Pitiriasis versikolor lebih sering
menginfeksi dewasa muda usia 15-24 tahun
saat aktivitas kelenjar lemak lebih tinggi1516
Faktor predisposisi infeksi jamur ini terdiri
dari faktor endogen seperti malnutrisi
immunocompromised penggunaan
kontrasepsi oral hamil luka bakar terapi
kortikosteroid adrenalektomi Cushing
syndrome atau faktor eksogen seperti
kelembapan udara oklusi oleh pakaian
penggunaan krim atau lotion dan rawat
inap211
Etiopatogenesis
Adanya faktor predisposisi menyebabkan
ragi sapro1047297t Pityrosporum orbiculare dan
Pityrosporum ovale berubah menjadi bentuk
miselium parasitik yang dapat menimbulkan
gejala klinis617 Sebelumnya hanya terdapat
tiga spesies berasal dari genus Malassezia
yaitu M furfur M pachydermatis dan Msympodialis Pada tahun 1996 klasi1047297kasi
taksonomi menambah empat spesies
berdasarkan morfologi ultrastruktur dan
biologi molekuler terdiri dari M globosa M
obtusa M restrica dan M slooffi ae610 Pada
tahun 2004 spesies baru M dermatis dan
M japonica berhasil diidenti1047297kasi diikuti
dengan M yamatoensis M nana M caprae M
equina dan M cuniculi sehingga seluruhnya
berjumlah 14 spesies1018 M pachydermatis
bersifat nonlipid-dependent 6 sedangkan 13
spesies lainnya lipid-dependent 10 M furfur
M sympodialis dan M globosa merupakanpenyebab tersering infeksi pitiriasis
versikolor11
Malassezia memproduksi berbagai metabolit
yang dapat menyebabkan perubahan warna
pada lesi211 Hipopigmentasi terjadi akibat
(1) pitiriasitrin dan pitirialakton yang mampu
menyerap sinar UV10 (2) asam azaleat
asam dekarboksilat yang menurunkan
produksi melanosit dengan menghambat
enzim tirosinase619 (3) malassezin yang
menginduksi apoptosis melanosit10 (4)
malassezindole A aktivitasnya menghambat
kerja tirosinase dan mengganggu sintesis
tirosinase (5) keto-malassezin sebagai
inhibitor tirosinase dengan menghambatreaksi DOPA (34-dihidroksifenilalanin)
melanosit (6) metabolit lain seperti
indirubin ICZ pitiriarubin dan triptanthrin10
Lesi hiperpigmentasi mungkin berhu-
bungan dengan variasi respons in1047298amasi
terhadap infeksi20 Tampak peningkatan
ukuran melanosom (makromelanosom)
dan penebalan pada stratum korneum
Walaupun in vitro membuktikan bahwa
L-34-dihydroxyphenylalanine (L-DOPA) pada
Malassezia mampu menginduksi sintesis
melanin namun secara in vivo belum dapat
dibuktikan10
Diagnosis
Diagnosis klinis dapat ditegakkan berdasar-
kan gambaran lesi yang sesuai dengan
karakteristik pitiriasis versikolor pemeriksaan
1047298uoresensi kulit dengan lampu Wood
dan sediaan langsung kerokan kulit611
Pasien pitiriasis versikolor umumnya hanya
mengeluh bercak-bercak putih kecokelatan
atau merah muda tidak gatal atau sedikit
gatal saat berkeringat19 Pada orang kulit
putih atau terang lesi berwarna lebih gelap
dibandingkan kulit normal21 sedangkan
pada orang berkulit hitam atau gelap lesicenderung putih20 Hal ini sesuai dengan
pitiriasis yang berarti penyakit dengan
skuama halus seperti tepung dan versicolor
yang berarti bermacam warna Bentuk dan
ukuran lesi bervariasi dapat berupa makula
hingga patch atau papul hingga plak hipo
hiperpigmentasi berbatas tegas atau difus
tertutup skuama halus di sekitarnya Bentuk
folikular juga dapat ditemukan22 Lesi dapat
meluas berkon1047298uens atau tersebar16 Tempat
predileksinya terutama daerah yang ditutupi
pakaian seperti dada punggung perut
lengan atas paha leher214
Fluoresensi lesi kulit pada pemeriksaan lampu
Wood berwarna kuning keemasan dan pada
pemeriksaan KOH 20 tampak gambaran
spora dan miselium yang sering dilukiskan
sebagai spaghetti and meatball appearance16
Pengambilan skuama dapat dilakukan dengan
kerokan kulit menggunakan skalpel atau
selotip yang dilekatkan ke lesi1 Biopsi kulit
jarang dilakukan216 Pembiakan M furfur pada
media kultur tidak bernilai diagnostik karena
merupakan 1047298ora normal kulit19
Evoked Scale Sign
Tanda ini disebut coup drsquoongle sign per-
tama kali dicetuskan oleh Besnier (1831-
1909) seorang dermatologist asal PerancisSelanjutnya Balzer (1849-1929) menyebutnya
le signe du copeau (ldquoshavingrdquo ldquoas of woodrdquo) atau
dalam bahasa Jerman Hobelspanphaumlnomen
Saat ini tanda ini lebih dikenal dengan
evoked scale sign Balzar menyatakan bahwa
coup drsquoongle hanya ditemukan pada infeksi
PV24 Terjadi perubahan struktural lapisan
kulit akibat peningkatan kerapuhan stratum
korneum mungkin disebabkan gangguan
parsial fungsi sawar kulit dan peningkatan
transepidermal waterloss25 Keratinase yang
diproduksi fase hifa dari spesies ini mampu
menghidrolisis keratin dan memfasilitasi
pertumbuhan jamur di stratum korneum Jika
diregang stratum korneum akan mengendur
skuama akan terlihat1910
Uji provokasi skuama sangat sederhana
dan mudah Pemeriksa menggunakan ibu
jari dan telunjuk atau kedua jari tangan
meregangkan kulit searah 180983088 (Gambar
1-3) lesi kering dapat digores dengan
ujung kuku untuk memunculkan skuama
yang melapisi daerah lesi Sel-sel abnormal
akan terangsang untuk membentuk lapisan
deskuamasi yang patognomonik untuk
infeksi pitiriasis versikolor dalam hal inievoked scale sign dinilai positif19
Sukmarsquos PV sign
Banyak pasien pitiriasis versikolor datang
dengan keluhan hanya gatal ringan dengan
bercak warna gelap pada daerah tubuh Pada
pemeriksaan 1047297sik ditemukan bercak lebih
gelap dibandingkan kulit normal sekitarnya
berbatas jelas umumnya lebih dari satu lesi
ukuran dari milier sampai numuler kadang
sampai plakat Bila lesi diregang akan muncul
sisik putih berbatas jelas Skuama hanya
sebatas lesi dengan susunan rapi teratursejajar dengan garis kulit Penulis memberi
nama ldquoSukmarsquos PV signrdquo Tanda ini dapat di-
gunakan untuk membedakan lesi pitiriasis
versikolor dari pitiriasis alba dan skuama
akibat kulit kering Pada pitiriasis alba lesi
berupa bercak hipopigmentasi dengan batas
tidak jelas kadang terlihat kulit kering tanpa
sisik Demikian juga pada kulit kering skuama
yang terlihat tanpa ada sisik yang tersusun
rapi sejajar Perbedaan Sukmarsquos PV sign
dengan penemuan evoked scale sign hanya
menggambarkan skuama akibat regangan
8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor
httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 34
473
TEKNIK
CDK-229 vol 42 no 6 th 2015
tanpa memperhatikan sisik yang tersusun
rapi sejajar dengan kulit dan berbatas pada
lesi karena skuama halus juga kadang dapat
ditemukan pada pitiriasis alba dan kulit keringPemeriksaan ini mudah sederhana dan
dapat dilakukan saat praktik dokter umum
sehari-hari
Pitiriasis Versikolor vs Pitiriasis Alba
Penyakit kulit lain yang memiliki gambaran
lesi hipopigmentasi menyerupai pitiriasis
versikolor adalah pitiriasis alba salah satu
bentuk dermatitis non-spesi1047297k asimptomatik
dan belum diketahui etiologinya2627 Pitiriasis
versikolor dan pitiriasis alba dapat dibedakan
secara klinis dan melalui pemeriksaan
penunjang
Pitiriasis alba sering dijumpai pada anak
hingga dewasa muda usia 3-16 tahun
merupakan bentuk ringan dermatitis
atopi2829 Lesi berupa makula berbentuk
bulat oval kadang ireguler awalnya
berwarna merah muda ditutupi skuama
halus kemudian menjadi lesi hipopigmentasi
dalam beberapa minggu Seiring perjalananpenyakitnya skuama berangsur hilang
tersisa lesi hipopigmentasi yang menetap
beberapa bulan hingga tahun Predileksi
tersering adalah wajah ditemukan juga di
lokasi lain seperti leher bahu punggung
ekstremitas dan bokong1430 Pitiriasis alba
ekstensif yang menyerang orang dewasa
lesinya simetris berbatas tegas berwarna
putih cenderung merusak permukaan kulit
tungkai Selain itu pitiriasis alba dapat disertai
infeksi jamur super1047297sial dengan gambaran
lesi hiperpigmentasi kebiruan dikelilingi area
hipopigmentasi sering menyerang wajah3132
Jika evoked scale sign maupun Sukmarsquos PV sign
negatif maka diagnosis pitiriasis versikolor
dapat disingkirkan Hal ini dapat dikon1047297rmasi
melalui pemeriksaan lampu Wood ataupun
pemeriksaan KOH Pada pitiriasis alba lesi
tidak berpendar seperti pitiriasis versikolor
yang berwarna kuning keemasan di bawah
lampu Wood sedangkan pada pemeriksaanKOH tidak ditemukan hifa dan spora
Terapi
Pengobatan pitiriasis versikolor dapat topikal
maupun sistemik Lesi minimal dapat diobati
dengan preparat topikal seperti shampo
selenium sul1047297da 25 digunakan 2-3 minggu
sekali atau shampo ketokonazol 2 selama 3
hari berturut-turut6 Terbina1047297n topikal 1 dua
kali per hari selama seminggu cukup efektif2
Preparat azol seperti mikonazol ketokonazol
klotrimazol ekonazol juga dapat digunakan2
Untuk lesi luas dapat diberi pengobatan oral
seperti ketokonazol 200 mghari selama 7 hari
Itrakonazol dosis 200-400 mghari selama
3-7 hari dapat diberikan untuk infeksi yang
sulit sembuh atau sering kambuh Flukonazol
400 mg juga efektif diberikan dalam dosis
tunggal6
Prognosis
Perjalanan penyakit berlangsung kronik
namun umumnya memiliki prognosis
baik Lesi dapat meluas jika tidak diobati
dengan benar dan faktor predisposisi tidak
dieliminasi Masalah lain adalah menetapnya
hipopigmentasi diperlukan waktu yangcukup lama untuk repigmentasi kembali
seperti kulit normal Hal itu bukan kegagalan
terapi sehingga penting untuk memberikan
edukasi pada pasien bahwa bercak putih
tersebut akan menetap beberapa bulan
setelah terapi dan akan menghilang secara
perlahan19
PENUTUP
Malazzesia furfur yang menyerang stratum
korneum merupakan penyebab infeksi
jamur kulit pitiriasis versikolor Lesi berupa
bercak putih cokelat hingga merah mudayang tidak gatal terkadang gatal ringan saat
berkeringat Awalnya berupa makula berbatas
tegas tertutup skuama halus yang kadang
tidak tampak jelas Lesi dapat meluas
berkonfluens atau menyebar Skuama
dapat dibuktikan dengan uji provokasi
melalui goresan atau regangan sehingga
batas lesi tampak lebih jelas disebut dengan
evoked scale sign Tanda ini khas pada pitiriasis
versikolor Pengobatan dapat topikal atau-
pun sistemik Prognosis baik jika tatalaksana
menyeluruh dengan kepatuhan tinggi
Gambar Uji Provokasi Skuama
1a Lesi pitiriasis versikolor yang tidak tampak jelas skuamanya
1b Skuama terlihat jelas setelah diregang (evoked scale sign positif)
2 Tes provokasi dengan meregangkan lesi kulit Skuama jelas terlihat setelah dilakukan peregangan
3a Lesi pitiriasis versikolor merah muda hingga kecoklatan yang tidak tampak skuama
3b Setelah dilakukan peregangan skuama jelas terlihat
1A
3A
1B
3B
2
8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor
httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 44
474
TEKNIK
CDK-229 vol 42 no 6 th 2015
DAFTAR PUSTAKA
1 Han A Calcara DA Stoecker WV Daly J Siegel DM Shell A Evoked scale sign of tinea versicolor Arch Dermatol 2009145(9)1078
2 Habif TP Clinical dermatology a color guide to diagnosis and therapy 5th ed Philadelphia Elsevier Mosby 2010p537-40
3 Budimulja U Pitiriasis versikolor In Djuanda A Hamzah M Aisah S eds Ilmu penyakit kulit dan kelamin 5th ed Jakarta Balai Penerbit FKUI 2007p100-1
4 Rai MK Wankhade S Tinea versicolor-an epidemiology J Microbial Biochem Technol 2009 1(1)51-6
5 Levin NA Delano S Evaluation and treatment of Malassezia-related skin disorders Cosmetic Dermatology 201124(3)137-45
6 Janik MP Heffernan MP Yeast infections Candidiasis and tinea (pityriasis) versicolor In Wolff K Goldsmith LS Katz SI Gilchrest BA Paller AS Leffel DJ eds Fitzpatrickrsquos dermatology in
general medicine 7th ed New York McGraw Hill Companies 2008p1828-30
7 Machowinski A Kramer HJ Hort W Mayser P Pityriacitrin-a potent UV 1047297lter produced by Malassezia furfur and its effect on human skin micro1047298ora Mycoses 200649(5)388-92
8 Good PH Goodheartrsquos photoguide to common skin disorder diagnosis and management 3rd ed New York Lippinkott William and Wilkins 2008p190-1
9 Shi VS Lio PA Diagnosis of pityriasis versicolor in paediatrics The evoked scale sign Arch Dis Child 201196(4)392-3
10 Gaitanis G Magiatis P Hantschke M Bassukas ID Valegraki A The Malassezia genus in skin and systemic disease Clin Microbiol Rev 201225(1)106-41
11 Burkhart CN Burkhart CG Morell DS Treatment of tinea versicolor In Maimbach H Gorohi F eds Evidence based dermatology 2nd ed New York McGraw Hill Companies 2009p365-
71
12 James WD Berger TG Elston D Andrewrsquos disease of the skin clinical dermatology 10th ed Philadelphia Elsevier Saunders 2006p302-3
13 Gaitains G Valergaki A Mayser P Bassukas ID Skin disease associated with Malassezia yeast Fact and controversies Clinics in Dermatology 201331(4)455-63
14 Usatine RP Tinea versicolor In Usatine RP Smith MA Mayeaux EJ Chumley H Tysinger J eds The color atlas of family medicine New York McGraw Hill Companies 2009p566-9
15 Wolff K Johnson RA Fitzpatrickrsquos color atlas and synopsis of clinical dermatology 6th ed New York McGraw Hill Companies 2009p732-4
16 Schalock PC Hsu JT Arndt KA Lippincottrsquos primary care dermatology Philadelphia Lippincott William and Wilkins 2011p132-4
17 Lehman D Agents of super1047297cial mycoses In Mahon CR Lehman D Manuselis G eds Textbook of diagnostic microbiology 5th ed Philadelphia Elsevier Saunders 2014p 594-5
18 Lyakhovitsky A Shemer A Amichai B Molecular analysis of Malassezia species isolated from Israeli patients with pityriasis versicolor Int J Dermatol 201352231-3
19 Weller R Hunter J Savin J Dahl M Clinical dermatology 4th ed New Jersey Blackwell Publishing 2008p254-7
20 Keller RA Super1047297cial fungal infections In Fitzpatrick JE Moreelli JG eds Dermatology secrets in color 3rd ed Philadelphia Elsevier Mosby 2007p252-72
21 Patel AB Kubba R Kubba A Clinicopathological correlation of acquired hypopigmentary disorders Indian J Dermatol Venereol Leprol 201379(3)376-82
22 Craft N Fox LP Visual diagnosis essential adult dermatology Philadelphia Lippincott Williams and Walkins 2010p355-7
23 Varada S Dabade T Loo DS Uncommon presentations of tinea versicolor Dermatol Pract Concept 20144(3)93-8
24 Satyajeet K Sangeeta A Sawant S Scaly sign in dermatology Indian J Dermatol Venereol Leprol 200672(2)161-4
25 Lee WJ Kim JY Song CH Lee SH Lee SJ Kim DW Disruption of barrier function in dermatophytosis and pityriasis versicolor The Journal of Dermatology 201138(11)1049-53
26 Soepardiman L Pitiriasis alba In Djuanda A Hamzah M Aisah S eds Ilmu penyakit kulit dan kelamin 5th ed Jakarta Balai Penerbit FKUI 2007p333-4
27 Elshafey WS Fiala LA Mohamed RW Ismael NA The distribution and determinants of pityriasis alba among elementary school students in Ismailia City Journal of American Science
20128(12) 444-9
28 Burkhart CG Burkhart CN Pityriasis alba A condition with possibly multiple etiologies The Open Dermatology Journal 200937-8
29 Rook A Burns T Rookrsquos text book of dermatology Oxford Blackwell Publishing 2004p37-8
30 Lio PA Little white spots An approach to hypopigmented macules Arch Dis Child Educ Pract Ed 2008 9398-102
31 Wolff K Johnson RA Fitzpatrickrsquos color atlas and synopsis of clinical dermatology 6th ed New York McGraw Hill Companies 2009p623-5
32 Di LV Ricci C Progressive and extensive hypomelanosis and extensive pityriasis alba Same disease different names J Eur Dermatol Venereol 200519(3)370-2
8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor
httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 24
472
TEKNIK
CDK-229 vol 42 no 6 th 2015
Epidemiologi
Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia
(kosmopolit) terutama di daerah tropis
yang beriklim panas dan lembap10 termasukIndonesia Prevalensinya mencapai 50
di negara tropis14 Penyakit ini menyerang
semua ras10 angka kejadian pada laki-laki
lebih banyak daripada perempuan dan
mungkin terkait pekerjaan dan aktivitas yang
lebih tinggi14 Pitiriasis versikolor lebih sering
menginfeksi dewasa muda usia 15-24 tahun
saat aktivitas kelenjar lemak lebih tinggi1516
Faktor predisposisi infeksi jamur ini terdiri
dari faktor endogen seperti malnutrisi
immunocompromised penggunaan
kontrasepsi oral hamil luka bakar terapi
kortikosteroid adrenalektomi Cushing
syndrome atau faktor eksogen seperti
kelembapan udara oklusi oleh pakaian
penggunaan krim atau lotion dan rawat
inap211
Etiopatogenesis
Adanya faktor predisposisi menyebabkan
ragi sapro1047297t Pityrosporum orbiculare dan
Pityrosporum ovale berubah menjadi bentuk
miselium parasitik yang dapat menimbulkan
gejala klinis617 Sebelumnya hanya terdapat
tiga spesies berasal dari genus Malassezia
yaitu M furfur M pachydermatis dan Msympodialis Pada tahun 1996 klasi1047297kasi
taksonomi menambah empat spesies
berdasarkan morfologi ultrastruktur dan
biologi molekuler terdiri dari M globosa M
obtusa M restrica dan M slooffi ae610 Pada
tahun 2004 spesies baru M dermatis dan
M japonica berhasil diidenti1047297kasi diikuti
dengan M yamatoensis M nana M caprae M
equina dan M cuniculi sehingga seluruhnya
berjumlah 14 spesies1018 M pachydermatis
bersifat nonlipid-dependent 6 sedangkan 13
spesies lainnya lipid-dependent 10 M furfur
M sympodialis dan M globosa merupakanpenyebab tersering infeksi pitiriasis
versikolor11
Malassezia memproduksi berbagai metabolit
yang dapat menyebabkan perubahan warna
pada lesi211 Hipopigmentasi terjadi akibat
(1) pitiriasitrin dan pitirialakton yang mampu
menyerap sinar UV10 (2) asam azaleat
asam dekarboksilat yang menurunkan
produksi melanosit dengan menghambat
enzim tirosinase619 (3) malassezin yang
menginduksi apoptosis melanosit10 (4)
malassezindole A aktivitasnya menghambat
kerja tirosinase dan mengganggu sintesis
tirosinase (5) keto-malassezin sebagai
inhibitor tirosinase dengan menghambatreaksi DOPA (34-dihidroksifenilalanin)
melanosit (6) metabolit lain seperti
indirubin ICZ pitiriarubin dan triptanthrin10
Lesi hiperpigmentasi mungkin berhu-
bungan dengan variasi respons in1047298amasi
terhadap infeksi20 Tampak peningkatan
ukuran melanosom (makromelanosom)
dan penebalan pada stratum korneum
Walaupun in vitro membuktikan bahwa
L-34-dihydroxyphenylalanine (L-DOPA) pada
Malassezia mampu menginduksi sintesis
melanin namun secara in vivo belum dapat
dibuktikan10
Diagnosis
Diagnosis klinis dapat ditegakkan berdasar-
kan gambaran lesi yang sesuai dengan
karakteristik pitiriasis versikolor pemeriksaan
1047298uoresensi kulit dengan lampu Wood
dan sediaan langsung kerokan kulit611
Pasien pitiriasis versikolor umumnya hanya
mengeluh bercak-bercak putih kecokelatan
atau merah muda tidak gatal atau sedikit
gatal saat berkeringat19 Pada orang kulit
putih atau terang lesi berwarna lebih gelap
dibandingkan kulit normal21 sedangkan
pada orang berkulit hitam atau gelap lesicenderung putih20 Hal ini sesuai dengan
pitiriasis yang berarti penyakit dengan
skuama halus seperti tepung dan versicolor
yang berarti bermacam warna Bentuk dan
ukuran lesi bervariasi dapat berupa makula
hingga patch atau papul hingga plak hipo
hiperpigmentasi berbatas tegas atau difus
tertutup skuama halus di sekitarnya Bentuk
folikular juga dapat ditemukan22 Lesi dapat
meluas berkon1047298uens atau tersebar16 Tempat
predileksinya terutama daerah yang ditutupi
pakaian seperti dada punggung perut
lengan atas paha leher214
Fluoresensi lesi kulit pada pemeriksaan lampu
Wood berwarna kuning keemasan dan pada
pemeriksaan KOH 20 tampak gambaran
spora dan miselium yang sering dilukiskan
sebagai spaghetti and meatball appearance16
Pengambilan skuama dapat dilakukan dengan
kerokan kulit menggunakan skalpel atau
selotip yang dilekatkan ke lesi1 Biopsi kulit
jarang dilakukan216 Pembiakan M furfur pada
media kultur tidak bernilai diagnostik karena
merupakan 1047298ora normal kulit19
Evoked Scale Sign
Tanda ini disebut coup drsquoongle sign per-
tama kali dicetuskan oleh Besnier (1831-
1909) seorang dermatologist asal PerancisSelanjutnya Balzer (1849-1929) menyebutnya
le signe du copeau (ldquoshavingrdquo ldquoas of woodrdquo) atau
dalam bahasa Jerman Hobelspanphaumlnomen
Saat ini tanda ini lebih dikenal dengan
evoked scale sign Balzar menyatakan bahwa
coup drsquoongle hanya ditemukan pada infeksi
PV24 Terjadi perubahan struktural lapisan
kulit akibat peningkatan kerapuhan stratum
korneum mungkin disebabkan gangguan
parsial fungsi sawar kulit dan peningkatan
transepidermal waterloss25 Keratinase yang
diproduksi fase hifa dari spesies ini mampu
menghidrolisis keratin dan memfasilitasi
pertumbuhan jamur di stratum korneum Jika
diregang stratum korneum akan mengendur
skuama akan terlihat1910
Uji provokasi skuama sangat sederhana
dan mudah Pemeriksa menggunakan ibu
jari dan telunjuk atau kedua jari tangan
meregangkan kulit searah 180983088 (Gambar
1-3) lesi kering dapat digores dengan
ujung kuku untuk memunculkan skuama
yang melapisi daerah lesi Sel-sel abnormal
akan terangsang untuk membentuk lapisan
deskuamasi yang patognomonik untuk
infeksi pitiriasis versikolor dalam hal inievoked scale sign dinilai positif19
Sukmarsquos PV sign
Banyak pasien pitiriasis versikolor datang
dengan keluhan hanya gatal ringan dengan
bercak warna gelap pada daerah tubuh Pada
pemeriksaan 1047297sik ditemukan bercak lebih
gelap dibandingkan kulit normal sekitarnya
berbatas jelas umumnya lebih dari satu lesi
ukuran dari milier sampai numuler kadang
sampai plakat Bila lesi diregang akan muncul
sisik putih berbatas jelas Skuama hanya
sebatas lesi dengan susunan rapi teratursejajar dengan garis kulit Penulis memberi
nama ldquoSukmarsquos PV signrdquo Tanda ini dapat di-
gunakan untuk membedakan lesi pitiriasis
versikolor dari pitiriasis alba dan skuama
akibat kulit kering Pada pitiriasis alba lesi
berupa bercak hipopigmentasi dengan batas
tidak jelas kadang terlihat kulit kering tanpa
sisik Demikian juga pada kulit kering skuama
yang terlihat tanpa ada sisik yang tersusun
rapi sejajar Perbedaan Sukmarsquos PV sign
dengan penemuan evoked scale sign hanya
menggambarkan skuama akibat regangan
8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor
httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 34
473
TEKNIK
CDK-229 vol 42 no 6 th 2015
tanpa memperhatikan sisik yang tersusun
rapi sejajar dengan kulit dan berbatas pada
lesi karena skuama halus juga kadang dapat
ditemukan pada pitiriasis alba dan kulit keringPemeriksaan ini mudah sederhana dan
dapat dilakukan saat praktik dokter umum
sehari-hari
Pitiriasis Versikolor vs Pitiriasis Alba
Penyakit kulit lain yang memiliki gambaran
lesi hipopigmentasi menyerupai pitiriasis
versikolor adalah pitiriasis alba salah satu
bentuk dermatitis non-spesi1047297k asimptomatik
dan belum diketahui etiologinya2627 Pitiriasis
versikolor dan pitiriasis alba dapat dibedakan
secara klinis dan melalui pemeriksaan
penunjang
Pitiriasis alba sering dijumpai pada anak
hingga dewasa muda usia 3-16 tahun
merupakan bentuk ringan dermatitis
atopi2829 Lesi berupa makula berbentuk
bulat oval kadang ireguler awalnya
berwarna merah muda ditutupi skuama
halus kemudian menjadi lesi hipopigmentasi
dalam beberapa minggu Seiring perjalananpenyakitnya skuama berangsur hilang
tersisa lesi hipopigmentasi yang menetap
beberapa bulan hingga tahun Predileksi
tersering adalah wajah ditemukan juga di
lokasi lain seperti leher bahu punggung
ekstremitas dan bokong1430 Pitiriasis alba
ekstensif yang menyerang orang dewasa
lesinya simetris berbatas tegas berwarna
putih cenderung merusak permukaan kulit
tungkai Selain itu pitiriasis alba dapat disertai
infeksi jamur super1047297sial dengan gambaran
lesi hiperpigmentasi kebiruan dikelilingi area
hipopigmentasi sering menyerang wajah3132
Jika evoked scale sign maupun Sukmarsquos PV sign
negatif maka diagnosis pitiriasis versikolor
dapat disingkirkan Hal ini dapat dikon1047297rmasi
melalui pemeriksaan lampu Wood ataupun
pemeriksaan KOH Pada pitiriasis alba lesi
tidak berpendar seperti pitiriasis versikolor
yang berwarna kuning keemasan di bawah
lampu Wood sedangkan pada pemeriksaanKOH tidak ditemukan hifa dan spora
Terapi
Pengobatan pitiriasis versikolor dapat topikal
maupun sistemik Lesi minimal dapat diobati
dengan preparat topikal seperti shampo
selenium sul1047297da 25 digunakan 2-3 minggu
sekali atau shampo ketokonazol 2 selama 3
hari berturut-turut6 Terbina1047297n topikal 1 dua
kali per hari selama seminggu cukup efektif2
Preparat azol seperti mikonazol ketokonazol
klotrimazol ekonazol juga dapat digunakan2
Untuk lesi luas dapat diberi pengobatan oral
seperti ketokonazol 200 mghari selama 7 hari
Itrakonazol dosis 200-400 mghari selama
3-7 hari dapat diberikan untuk infeksi yang
sulit sembuh atau sering kambuh Flukonazol
400 mg juga efektif diberikan dalam dosis
tunggal6
Prognosis
Perjalanan penyakit berlangsung kronik
namun umumnya memiliki prognosis
baik Lesi dapat meluas jika tidak diobati
dengan benar dan faktor predisposisi tidak
dieliminasi Masalah lain adalah menetapnya
hipopigmentasi diperlukan waktu yangcukup lama untuk repigmentasi kembali
seperti kulit normal Hal itu bukan kegagalan
terapi sehingga penting untuk memberikan
edukasi pada pasien bahwa bercak putih
tersebut akan menetap beberapa bulan
setelah terapi dan akan menghilang secara
perlahan19
PENUTUP
Malazzesia furfur yang menyerang stratum
korneum merupakan penyebab infeksi
jamur kulit pitiriasis versikolor Lesi berupa
bercak putih cokelat hingga merah mudayang tidak gatal terkadang gatal ringan saat
berkeringat Awalnya berupa makula berbatas
tegas tertutup skuama halus yang kadang
tidak tampak jelas Lesi dapat meluas
berkonfluens atau menyebar Skuama
dapat dibuktikan dengan uji provokasi
melalui goresan atau regangan sehingga
batas lesi tampak lebih jelas disebut dengan
evoked scale sign Tanda ini khas pada pitiriasis
versikolor Pengobatan dapat topikal atau-
pun sistemik Prognosis baik jika tatalaksana
menyeluruh dengan kepatuhan tinggi
Gambar Uji Provokasi Skuama
1a Lesi pitiriasis versikolor yang tidak tampak jelas skuamanya
1b Skuama terlihat jelas setelah diregang (evoked scale sign positif)
2 Tes provokasi dengan meregangkan lesi kulit Skuama jelas terlihat setelah dilakukan peregangan
3a Lesi pitiriasis versikolor merah muda hingga kecoklatan yang tidak tampak skuama
3b Setelah dilakukan peregangan skuama jelas terlihat
1A
3A
1B
3B
2
8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor
httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 44
474
TEKNIK
CDK-229 vol 42 no 6 th 2015
DAFTAR PUSTAKA
1 Han A Calcara DA Stoecker WV Daly J Siegel DM Shell A Evoked scale sign of tinea versicolor Arch Dermatol 2009145(9)1078
2 Habif TP Clinical dermatology a color guide to diagnosis and therapy 5th ed Philadelphia Elsevier Mosby 2010p537-40
3 Budimulja U Pitiriasis versikolor In Djuanda A Hamzah M Aisah S eds Ilmu penyakit kulit dan kelamin 5th ed Jakarta Balai Penerbit FKUI 2007p100-1
4 Rai MK Wankhade S Tinea versicolor-an epidemiology J Microbial Biochem Technol 2009 1(1)51-6
5 Levin NA Delano S Evaluation and treatment of Malassezia-related skin disorders Cosmetic Dermatology 201124(3)137-45
6 Janik MP Heffernan MP Yeast infections Candidiasis and tinea (pityriasis) versicolor In Wolff K Goldsmith LS Katz SI Gilchrest BA Paller AS Leffel DJ eds Fitzpatrickrsquos dermatology in
general medicine 7th ed New York McGraw Hill Companies 2008p1828-30
7 Machowinski A Kramer HJ Hort W Mayser P Pityriacitrin-a potent UV 1047297lter produced by Malassezia furfur and its effect on human skin micro1047298ora Mycoses 200649(5)388-92
8 Good PH Goodheartrsquos photoguide to common skin disorder diagnosis and management 3rd ed New York Lippinkott William and Wilkins 2008p190-1
9 Shi VS Lio PA Diagnosis of pityriasis versicolor in paediatrics The evoked scale sign Arch Dis Child 201196(4)392-3
10 Gaitanis G Magiatis P Hantschke M Bassukas ID Valegraki A The Malassezia genus in skin and systemic disease Clin Microbiol Rev 201225(1)106-41
11 Burkhart CN Burkhart CG Morell DS Treatment of tinea versicolor In Maimbach H Gorohi F eds Evidence based dermatology 2nd ed New York McGraw Hill Companies 2009p365-
71
12 James WD Berger TG Elston D Andrewrsquos disease of the skin clinical dermatology 10th ed Philadelphia Elsevier Saunders 2006p302-3
13 Gaitains G Valergaki A Mayser P Bassukas ID Skin disease associated with Malassezia yeast Fact and controversies Clinics in Dermatology 201331(4)455-63
14 Usatine RP Tinea versicolor In Usatine RP Smith MA Mayeaux EJ Chumley H Tysinger J eds The color atlas of family medicine New York McGraw Hill Companies 2009p566-9
15 Wolff K Johnson RA Fitzpatrickrsquos color atlas and synopsis of clinical dermatology 6th ed New York McGraw Hill Companies 2009p732-4
16 Schalock PC Hsu JT Arndt KA Lippincottrsquos primary care dermatology Philadelphia Lippincott William and Wilkins 2011p132-4
17 Lehman D Agents of super1047297cial mycoses In Mahon CR Lehman D Manuselis G eds Textbook of diagnostic microbiology 5th ed Philadelphia Elsevier Saunders 2014p 594-5
18 Lyakhovitsky A Shemer A Amichai B Molecular analysis of Malassezia species isolated from Israeli patients with pityriasis versicolor Int J Dermatol 201352231-3
19 Weller R Hunter J Savin J Dahl M Clinical dermatology 4th ed New Jersey Blackwell Publishing 2008p254-7
20 Keller RA Super1047297cial fungal infections In Fitzpatrick JE Moreelli JG eds Dermatology secrets in color 3rd ed Philadelphia Elsevier Mosby 2007p252-72
21 Patel AB Kubba R Kubba A Clinicopathological correlation of acquired hypopigmentary disorders Indian J Dermatol Venereol Leprol 201379(3)376-82
22 Craft N Fox LP Visual diagnosis essential adult dermatology Philadelphia Lippincott Williams and Walkins 2010p355-7
23 Varada S Dabade T Loo DS Uncommon presentations of tinea versicolor Dermatol Pract Concept 20144(3)93-8
24 Satyajeet K Sangeeta A Sawant S Scaly sign in dermatology Indian J Dermatol Venereol Leprol 200672(2)161-4
25 Lee WJ Kim JY Song CH Lee SH Lee SJ Kim DW Disruption of barrier function in dermatophytosis and pityriasis versicolor The Journal of Dermatology 201138(11)1049-53
26 Soepardiman L Pitiriasis alba In Djuanda A Hamzah M Aisah S eds Ilmu penyakit kulit dan kelamin 5th ed Jakarta Balai Penerbit FKUI 2007p333-4
27 Elshafey WS Fiala LA Mohamed RW Ismael NA The distribution and determinants of pityriasis alba among elementary school students in Ismailia City Journal of American Science
20128(12) 444-9
28 Burkhart CG Burkhart CN Pityriasis alba A condition with possibly multiple etiologies The Open Dermatology Journal 200937-8
29 Rook A Burns T Rookrsquos text book of dermatology Oxford Blackwell Publishing 2004p37-8
30 Lio PA Little white spots An approach to hypopigmented macules Arch Dis Child Educ Pract Ed 2008 9398-102
31 Wolff K Johnson RA Fitzpatrickrsquos color atlas and synopsis of clinical dermatology 6th ed New York McGraw Hill Companies 2009p623-5
32 Di LV Ricci C Progressive and extensive hypomelanosis and extensive pityriasis alba Same disease different names J Eur Dermatol Venereol 200519(3)370-2
8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor
httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 34
473
TEKNIK
CDK-229 vol 42 no 6 th 2015
tanpa memperhatikan sisik yang tersusun
rapi sejajar dengan kulit dan berbatas pada
lesi karena skuama halus juga kadang dapat
ditemukan pada pitiriasis alba dan kulit keringPemeriksaan ini mudah sederhana dan
dapat dilakukan saat praktik dokter umum
sehari-hari
Pitiriasis Versikolor vs Pitiriasis Alba
Penyakit kulit lain yang memiliki gambaran
lesi hipopigmentasi menyerupai pitiriasis
versikolor adalah pitiriasis alba salah satu
bentuk dermatitis non-spesi1047297k asimptomatik
dan belum diketahui etiologinya2627 Pitiriasis
versikolor dan pitiriasis alba dapat dibedakan
secara klinis dan melalui pemeriksaan
penunjang
Pitiriasis alba sering dijumpai pada anak
hingga dewasa muda usia 3-16 tahun
merupakan bentuk ringan dermatitis
atopi2829 Lesi berupa makula berbentuk
bulat oval kadang ireguler awalnya
berwarna merah muda ditutupi skuama
halus kemudian menjadi lesi hipopigmentasi
dalam beberapa minggu Seiring perjalananpenyakitnya skuama berangsur hilang
tersisa lesi hipopigmentasi yang menetap
beberapa bulan hingga tahun Predileksi
tersering adalah wajah ditemukan juga di
lokasi lain seperti leher bahu punggung
ekstremitas dan bokong1430 Pitiriasis alba
ekstensif yang menyerang orang dewasa
lesinya simetris berbatas tegas berwarna
putih cenderung merusak permukaan kulit
tungkai Selain itu pitiriasis alba dapat disertai
infeksi jamur super1047297sial dengan gambaran
lesi hiperpigmentasi kebiruan dikelilingi area
hipopigmentasi sering menyerang wajah3132
Jika evoked scale sign maupun Sukmarsquos PV sign
negatif maka diagnosis pitiriasis versikolor
dapat disingkirkan Hal ini dapat dikon1047297rmasi
melalui pemeriksaan lampu Wood ataupun
pemeriksaan KOH Pada pitiriasis alba lesi
tidak berpendar seperti pitiriasis versikolor
yang berwarna kuning keemasan di bawah
lampu Wood sedangkan pada pemeriksaanKOH tidak ditemukan hifa dan spora
Terapi
Pengobatan pitiriasis versikolor dapat topikal
maupun sistemik Lesi minimal dapat diobati
dengan preparat topikal seperti shampo
selenium sul1047297da 25 digunakan 2-3 minggu
sekali atau shampo ketokonazol 2 selama 3
hari berturut-turut6 Terbina1047297n topikal 1 dua
kali per hari selama seminggu cukup efektif2
Preparat azol seperti mikonazol ketokonazol
klotrimazol ekonazol juga dapat digunakan2
Untuk lesi luas dapat diberi pengobatan oral
seperti ketokonazol 200 mghari selama 7 hari
Itrakonazol dosis 200-400 mghari selama
3-7 hari dapat diberikan untuk infeksi yang
sulit sembuh atau sering kambuh Flukonazol
400 mg juga efektif diberikan dalam dosis
tunggal6
Prognosis
Perjalanan penyakit berlangsung kronik
namun umumnya memiliki prognosis
baik Lesi dapat meluas jika tidak diobati
dengan benar dan faktor predisposisi tidak
dieliminasi Masalah lain adalah menetapnya
hipopigmentasi diperlukan waktu yangcukup lama untuk repigmentasi kembali
seperti kulit normal Hal itu bukan kegagalan
terapi sehingga penting untuk memberikan
edukasi pada pasien bahwa bercak putih
tersebut akan menetap beberapa bulan
setelah terapi dan akan menghilang secara
perlahan19
PENUTUP
Malazzesia furfur yang menyerang stratum
korneum merupakan penyebab infeksi
jamur kulit pitiriasis versikolor Lesi berupa
bercak putih cokelat hingga merah mudayang tidak gatal terkadang gatal ringan saat
berkeringat Awalnya berupa makula berbatas
tegas tertutup skuama halus yang kadang
tidak tampak jelas Lesi dapat meluas
berkonfluens atau menyebar Skuama
dapat dibuktikan dengan uji provokasi
melalui goresan atau regangan sehingga
batas lesi tampak lebih jelas disebut dengan
evoked scale sign Tanda ini khas pada pitiriasis
versikolor Pengobatan dapat topikal atau-
pun sistemik Prognosis baik jika tatalaksana
menyeluruh dengan kepatuhan tinggi
Gambar Uji Provokasi Skuama
1a Lesi pitiriasis versikolor yang tidak tampak jelas skuamanya
1b Skuama terlihat jelas setelah diregang (evoked scale sign positif)
2 Tes provokasi dengan meregangkan lesi kulit Skuama jelas terlihat setelah dilakukan peregangan
3a Lesi pitiriasis versikolor merah muda hingga kecoklatan yang tidak tampak skuama
3b Setelah dilakukan peregangan skuama jelas terlihat
1A
3A
1B
3B
2
8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor
httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 44
474
TEKNIK
CDK-229 vol 42 no 6 th 2015
DAFTAR PUSTAKA
1 Han A Calcara DA Stoecker WV Daly J Siegel DM Shell A Evoked scale sign of tinea versicolor Arch Dermatol 2009145(9)1078
2 Habif TP Clinical dermatology a color guide to diagnosis and therapy 5th ed Philadelphia Elsevier Mosby 2010p537-40
3 Budimulja U Pitiriasis versikolor In Djuanda A Hamzah M Aisah S eds Ilmu penyakit kulit dan kelamin 5th ed Jakarta Balai Penerbit FKUI 2007p100-1
4 Rai MK Wankhade S Tinea versicolor-an epidemiology J Microbial Biochem Technol 2009 1(1)51-6
5 Levin NA Delano S Evaluation and treatment of Malassezia-related skin disorders Cosmetic Dermatology 201124(3)137-45
6 Janik MP Heffernan MP Yeast infections Candidiasis and tinea (pityriasis) versicolor In Wolff K Goldsmith LS Katz SI Gilchrest BA Paller AS Leffel DJ eds Fitzpatrickrsquos dermatology in
general medicine 7th ed New York McGraw Hill Companies 2008p1828-30
7 Machowinski A Kramer HJ Hort W Mayser P Pityriacitrin-a potent UV 1047297lter produced by Malassezia furfur and its effect on human skin micro1047298ora Mycoses 200649(5)388-92
8 Good PH Goodheartrsquos photoguide to common skin disorder diagnosis and management 3rd ed New York Lippinkott William and Wilkins 2008p190-1
9 Shi VS Lio PA Diagnosis of pityriasis versicolor in paediatrics The evoked scale sign Arch Dis Child 201196(4)392-3
10 Gaitanis G Magiatis P Hantschke M Bassukas ID Valegraki A The Malassezia genus in skin and systemic disease Clin Microbiol Rev 201225(1)106-41
11 Burkhart CN Burkhart CG Morell DS Treatment of tinea versicolor In Maimbach H Gorohi F eds Evidence based dermatology 2nd ed New York McGraw Hill Companies 2009p365-
71
12 James WD Berger TG Elston D Andrewrsquos disease of the skin clinical dermatology 10th ed Philadelphia Elsevier Saunders 2006p302-3
13 Gaitains G Valergaki A Mayser P Bassukas ID Skin disease associated with Malassezia yeast Fact and controversies Clinics in Dermatology 201331(4)455-63
14 Usatine RP Tinea versicolor In Usatine RP Smith MA Mayeaux EJ Chumley H Tysinger J eds The color atlas of family medicine New York McGraw Hill Companies 2009p566-9
15 Wolff K Johnson RA Fitzpatrickrsquos color atlas and synopsis of clinical dermatology 6th ed New York McGraw Hill Companies 2009p732-4
16 Schalock PC Hsu JT Arndt KA Lippincottrsquos primary care dermatology Philadelphia Lippincott William and Wilkins 2011p132-4
17 Lehman D Agents of super1047297cial mycoses In Mahon CR Lehman D Manuselis G eds Textbook of diagnostic microbiology 5th ed Philadelphia Elsevier Saunders 2014p 594-5
18 Lyakhovitsky A Shemer A Amichai B Molecular analysis of Malassezia species isolated from Israeli patients with pityriasis versicolor Int J Dermatol 201352231-3
19 Weller R Hunter J Savin J Dahl M Clinical dermatology 4th ed New Jersey Blackwell Publishing 2008p254-7
20 Keller RA Super1047297cial fungal infections In Fitzpatrick JE Moreelli JG eds Dermatology secrets in color 3rd ed Philadelphia Elsevier Mosby 2007p252-72
21 Patel AB Kubba R Kubba A Clinicopathological correlation of acquired hypopigmentary disorders Indian J Dermatol Venereol Leprol 201379(3)376-82
22 Craft N Fox LP Visual diagnosis essential adult dermatology Philadelphia Lippincott Williams and Walkins 2010p355-7
23 Varada S Dabade T Loo DS Uncommon presentations of tinea versicolor Dermatol Pract Concept 20144(3)93-8
24 Satyajeet K Sangeeta A Sawant S Scaly sign in dermatology Indian J Dermatol Venereol Leprol 200672(2)161-4
25 Lee WJ Kim JY Song CH Lee SH Lee SJ Kim DW Disruption of barrier function in dermatophytosis and pityriasis versicolor The Journal of Dermatology 201138(11)1049-53
26 Soepardiman L Pitiriasis alba In Djuanda A Hamzah M Aisah S eds Ilmu penyakit kulit dan kelamin 5th ed Jakarta Balai Penerbit FKUI 2007p333-4
27 Elshafey WS Fiala LA Mohamed RW Ismael NA The distribution and determinants of pityriasis alba among elementary school students in Ismailia City Journal of American Science
20128(12) 444-9
28 Burkhart CG Burkhart CN Pityriasis alba A condition with possibly multiple etiologies The Open Dermatology Journal 200937-8
29 Rook A Burns T Rookrsquos text book of dermatology Oxford Blackwell Publishing 2004p37-8
30 Lio PA Little white spots An approach to hypopigmented macules Arch Dis Child Educ Pract Ed 2008 9398-102
31 Wolff K Johnson RA Fitzpatrickrsquos color atlas and synopsis of clinical dermatology 6th ed New York McGraw Hill Companies 2009p623-5
32 Di LV Ricci C Progressive and extensive hypomelanosis and extensive pityriasis alba Same disease different names J Eur Dermatol Venereol 200519(3)370-2
8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor
httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 44
474
TEKNIK
CDK-229 vol 42 no 6 th 2015
DAFTAR PUSTAKA
1 Han A Calcara DA Stoecker WV Daly J Siegel DM Shell A Evoked scale sign of tinea versicolor Arch Dermatol 2009145(9)1078
2 Habif TP Clinical dermatology a color guide to diagnosis and therapy 5th ed Philadelphia Elsevier Mosby 2010p537-40
3 Budimulja U Pitiriasis versikolor In Djuanda A Hamzah M Aisah S eds Ilmu penyakit kulit dan kelamin 5th ed Jakarta Balai Penerbit FKUI 2007p100-1
4 Rai MK Wankhade S Tinea versicolor-an epidemiology J Microbial Biochem Technol 2009 1(1)51-6
5 Levin NA Delano S Evaluation and treatment of Malassezia-related skin disorders Cosmetic Dermatology 201124(3)137-45
6 Janik MP Heffernan MP Yeast infections Candidiasis and tinea (pityriasis) versicolor In Wolff K Goldsmith LS Katz SI Gilchrest BA Paller AS Leffel DJ eds Fitzpatrickrsquos dermatology in
general medicine 7th ed New York McGraw Hill Companies 2008p1828-30
7 Machowinski A Kramer HJ Hort W Mayser P Pityriacitrin-a potent UV 1047297lter produced by Malassezia furfur and its effect on human skin micro1047298ora Mycoses 200649(5)388-92
8 Good PH Goodheartrsquos photoguide to common skin disorder diagnosis and management 3rd ed New York Lippinkott William and Wilkins 2008p190-1
9 Shi VS Lio PA Diagnosis of pityriasis versicolor in paediatrics The evoked scale sign Arch Dis Child 201196(4)392-3
10 Gaitanis G Magiatis P Hantschke M Bassukas ID Valegraki A The Malassezia genus in skin and systemic disease Clin Microbiol Rev 201225(1)106-41
11 Burkhart CN Burkhart CG Morell DS Treatment of tinea versicolor In Maimbach H Gorohi F eds Evidence based dermatology 2nd ed New York McGraw Hill Companies 2009p365-
71
12 James WD Berger TG Elston D Andrewrsquos disease of the skin clinical dermatology 10th ed Philadelphia Elsevier Saunders 2006p302-3
13 Gaitains G Valergaki A Mayser P Bassukas ID Skin disease associated with Malassezia yeast Fact and controversies Clinics in Dermatology 201331(4)455-63
14 Usatine RP Tinea versicolor In Usatine RP Smith MA Mayeaux EJ Chumley H Tysinger J eds The color atlas of family medicine New York McGraw Hill Companies 2009p566-9
15 Wolff K Johnson RA Fitzpatrickrsquos color atlas and synopsis of clinical dermatology 6th ed New York McGraw Hill Companies 2009p732-4
16 Schalock PC Hsu JT Arndt KA Lippincottrsquos primary care dermatology Philadelphia Lippincott William and Wilkins 2011p132-4
17 Lehman D Agents of super1047297cial mycoses In Mahon CR Lehman D Manuselis G eds Textbook of diagnostic microbiology 5th ed Philadelphia Elsevier Saunders 2014p 594-5
18 Lyakhovitsky A Shemer A Amichai B Molecular analysis of Malassezia species isolated from Israeli patients with pityriasis versicolor Int J Dermatol 201352231-3
19 Weller R Hunter J Savin J Dahl M Clinical dermatology 4th ed New Jersey Blackwell Publishing 2008p254-7
20 Keller RA Super1047297cial fungal infections In Fitzpatrick JE Moreelli JG eds Dermatology secrets in color 3rd ed Philadelphia Elsevier Mosby 2007p252-72
21 Patel AB Kubba R Kubba A Clinicopathological correlation of acquired hypopigmentary disorders Indian J Dermatol Venereol Leprol 201379(3)376-82
22 Craft N Fox LP Visual diagnosis essential adult dermatology Philadelphia Lippincott Williams and Walkins 2010p355-7
23 Varada S Dabade T Loo DS Uncommon presentations of tinea versicolor Dermatol Pract Concept 20144(3)93-8
24 Satyajeet K Sangeeta A Sawant S Scaly sign in dermatology Indian J Dermatol Venereol Leprol 200672(2)161-4
25 Lee WJ Kim JY Song CH Lee SH Lee SJ Kim DW Disruption of barrier function in dermatophytosis and pityriasis versicolor The Journal of Dermatology 201138(11)1049-53
26 Soepardiman L Pitiriasis alba In Djuanda A Hamzah M Aisah S eds Ilmu penyakit kulit dan kelamin 5th ed Jakarta Balai Penerbit FKUI 2007p333-4
27 Elshafey WS Fiala LA Mohamed RW Ismael NA The distribution and determinants of pityriasis alba among elementary school students in Ismailia City Journal of American Science
20128(12) 444-9
28 Burkhart CG Burkhart CN Pityriasis alba A condition with possibly multiple etiologies The Open Dermatology Journal 200937-8
29 Rook A Burns T Rookrsquos text book of dermatology Oxford Blackwell Publishing 2004p37-8
30 Lio PA Little white spots An approach to hypopigmented macules Arch Dis Child Educ Pract Ed 2008 9398-102
31 Wolff K Johnson RA Fitzpatrickrsquos color atlas and synopsis of clinical dermatology 6th ed New York McGraw Hill Companies 2009p623-5
32 Di LV Ricci C Progressive and extensive hypomelanosis and extensive pityriasis alba Same disease different names J Eur Dermatol Venereol 200519(3)370-2