21281099 Momen Inersia
-
Upload
aadonk-muhammed -
Category
Documents
-
view
65 -
download
0
description
Transcript of 21281099 Momen Inersia
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 1/24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Momen inersia adalah besaran yang analog dengan massa yang dikenal pada
gerak rotasi. Momen inersia (I) dari sebuah partikel bermassa m dapat didefinisikan
sebagai hasil kali massa massa partikel dengan kuadrat jarak partikel pada atau dari
titik poros yang biasa ditulis dengan I = m.r 2
Sebuah benda tegar tersusun atas banyak partikel terpisah yang mempunyai
massa masing-masing m1, m2, m3, … . Untuk menentukan momen inersia dari
benda-benda seperti ini terhadap suatu poros tertentu maka mula-mula massa
masing-masing partikel harus dikalikan dulu dengan jarak dari porosnya (r 1, r 2, r 3,
…) kemudian menjumlahkannya.
1.2 TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mencoba mengenalkan dan
menerapkan hukum II Newton pada gerak rotasi serta untuk menentukan momen
inersia sistem suatu benda berwujud roda sepeda.
1.3 PERMASALAHAN
Permasalahan yang muncul pada percobaan momen inersia ini adalah
sulitnya menentukan besarnya momen inersia benda yang tidak pejal dan bagaimana
caranya menentukan besarnya momen inersia suatu sistem yang berwujud roda
sepeda. Dalam percobaan ini muncul permasalahan yaitu bagaimana menentukan
momen inersia untuk as roda, roda dengan satu beban dan roda dengan dua beban.
1.4 SISTEMATIKA LAPORAN
Laporan ini terdiri dari lima bab secara garis besar dan berisi tentang
percobaan penentuan nilai momen inersia, untuk lebih jelasnya maka susunan
laporan adalah sebagai berikut. Bab I Pendahuluan yang di dalamnya berisi tentang
latar belakang, tujuan percobaan, permasalahan, sistematika laporan praktikum. Bab
II Dasar Teori merupakan penjelasan dan ulasan singkat tentang teori dasar yang
mendasari kegiatan percobaan yang dilakukan. Bab III Cara Kerja dan Peralatan,
dalam bab ini menerangkan tentang tata urutan kerja yang dilakukan dalam
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 2/24
melaksanakan kegiatan praktikum serta pengenalan peralatan yang diperlukan dalam
melakukan praktikum. Bab IV Analisa Data dan Pembahasan, dalam praktikum
tentunya kita akan memperoleh data-data sehingga perlu adanya penganalisaan lebih
lanjut karena tidak sempurnanya alat ukur, ketidaktepatan cara mengukur, tidak
sempurnanya alat indera dan lain-lain. Dengan memperhitungkan ralat-ralat dari data
yang diperoleh dalam melakukan praktikum agar mendapatkan data yang
mempunyai ketelitian yang sesuai. Bab V Kesimpulan, memberikan kesimpulan dari
kegiatan praktikum yang dilakukan.
BAB II
2
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 3/24
DASAR TEORI
Momen inersia adalah kelembaman suatu benda yang berotasi yang
dirotasikan terhadap sumbu tertentu. Momen Inersia (I) adalah suatu besaran yang
memperlihatkan tentang usaha suatu sistem benda untuk menentang gerak rotasinya.
Besaran ini dimiliki oleh semua sistem benda (khususnya padat) apapun bentuknya
(bulat, persegi, segitiga, dll). Oleh karena itu momen inersia didefinisikan sebagai
kecenderungan suatu sistem benda untuk berputar terus atau diam sebagai reaksi
terhadap gaya torsi dari luar.
Pada dasarnya menentukan momen inersia benda berwujud tertentu seperti
silinder pejal, bola dsb cenderung lebih mudah dibandingkan jika kita harusmenentukan besar momen inersia untuk bentuk benda yang tidak beraturan dengan
distribusi massa yang tidak sama.
Gambar 2.1
Pada gambar di atas terlihat bila seutas tali tanpa massa dililitkan pada
silinder yng dapat berputar bebas pada sumbu mendatar melalui porosnya. Salah satu
ujungnya diikatkan pada silinder dan ujung yang lain digantungi beban. Kemudian
tali dilepaskan maka beban akan turun dengan percepatan a sehingga berlaku hukum
II Newton.
Silinder berjari-jari r akan berotasi dengan percepatan sudut konstan karena
adanya gaya yang bekerja pada tepian silinder. Dengan demikian momen putar
terhadap silinder besarnya adalah τ = T.r Apabila momen inersia silinder I dan
silinder dipercepat dengan percepatan anguler maka beban m akan turun dengan
percepatan linier sebesar a = α .r dan momen putar terhadap silinder besarnya adalah
τ = α .I Untuk turun selama t detik, jarak yang ditempuh beban adalah h = ½.a t 2
Secara matematis gambar di atas dapat diketahui momen inersianya sebagai berikut :
α=τ .I am F y
.=Σ
R
a.I=τ a.mTg.m =−
a
R .I τ= )ag.(mT −=
3
m
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 4/24
maka
a
R .R .FI =
aR ).ag.(mI
2
−=
−= 1a
g.R .mI
2
dimana I = momen inersia (kg.m2)
m = massa beban (kg)
R = jari-jari roda (m)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
a = percepatan tangensial (m/s2
) τ = momen gaya (N.m)
F = gaya (N)
T = tegangan tali (N)
Sedangkan besarnya percepatan tangensialnya adalah
2t
h2a =
dimana h = jarak tempuh beban (m)
t = waktu tempuh beban (s)
Dengan mengetahui percepatan tangensial momen inersia dapat dihitung
melalui percobaan dengan menggunakan berbagai macam beban yang berbeda.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya momen inersia antara lain :
massa benda
bentuk benda
sumbu putar
Bila bentuk benda beraturan dan pejal maka momen inersianya lebih mudah
dihitung daripada menghitung momen inersia pada benda yang bentuknya tidak
beraturan. Kedudukan dan sumbu putar berpengaruh terhadap momen inersia karena
bila benda mempunyai sumbu putar berbeda maka momen inersianya juga berbeda.
Di bawah ini terdapat beberapa cara untuk menghitung momen inersia pada
beberapa benda yang telah dapat terdiskripsikan.
4
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 5/24
Persamaan ini kemudian dapat diselesaikan dengan persamaan hukum II Newton
untuk gerak rotasi dan translasi sistem, sehingga diperoleh :
τ = I α= T R
T R = I αT R = I a / R
T = I a / R 2 ………..(a)
Berdasar gambar disamping :
W1 - T = m1 . a
m1 . g - T = m1 . a
T = m1 ( g - a )……….(b) Gambar 2.2
Roda dg beban tunggal
Substitusi persamaan (a) ke (b) :
I a / R 2 = m1 ( g - a )
I a = m1 R 2 ( g - a )
I = m1 R 2 ( g - a ) / a
sehingga didapat besar momen inersia : I = m1 R 2 ( g / a - 1 )
Selain cara diatas dapat pula memakai metode dua beban seperti pada
gambar 2.2 dibawah ini.
Gambar 2.3Roda dg beban ganda
Pada Gambar diatas diasumsikan bahwa m1>m2 sehingga m1 bergerak ke bawah
dengan persamaan tegangan T1 = m1 ( g - a ) { sama dengan T pada beban
tunggal }.Untuk persamaan T2 :
T2 - m2 . g = m2 . a
T2 = m2 ( a + g )
Gaya resultan pada roda terhadap sumbu :
∑ τ = I α
T1 . R - T2 . R = I α
( T1-T2 )R = I a / R { masukkan harga-harga T1 dan T2 }
Maka diperoleh harga momen inersia : I = R 2
[ m1(g / a - 1) - m2(g / a + 1) ]
5
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 6/24
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 ALAT DAN BAHAN
1. Roda sepeda beserta statip 1 set
2. Electric stop clock 1 buah
3. Anak timbangan 1 set
4. Rollmeter 1 buah
5. Waterpas 1 buah
6. Tempar beban 1 buah
7. Tali secukupnya
III.2 CARA KERJA
1. Mengatur roda sepeda seperti pada gambar
Gambar 3.1
2. Memeriksa posisi sumbu statip agar tegak lurus bidang
waterpas.
3. Menentukan tinggi antara poros dengan kedudukan akhir
beban (h) dan melepaskan beban. Mencatat waktu tempuh
beban untuk mencapai jarak h. Melakukannya sebanyak 5
kali.
4. Melakukan langkah 31− untuk beban yang berbeda.
5. Melakukan langkah 41− untuk ketinggian yang berbeda.
6. Melakukan langkah 51− untuk jari- jari roda yang berbeda.
7. Menyusun alat seperti pada gambar 3.2.
6
h
m
statip
roda
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 7/24
8. Mengatur ketinggian kedua beban agar sama dan
mengukurnya dari lantai.
9. Melepaskan beban dan mencatat waktu yang ditempuh beban
untuk mencapai lantai.
Gambar 3.2
7
roda
m1
statip
m2h
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 8/24
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 ANALISA DATA
4.1.1 Roda Besar (R = 25 cm = 0,25 m)
4.1.1.1 h = 50 cm = 0,5 m
m = 200 g = 0,2 kg
No t (secon) ( tt − ) ( tt − )2
1
2
34
5
0,81
0,84
0,880,73
0,9
-0,022
0,008
0,048-0,102
0,068
4,84.10-4
0,64.10-4
2,3.10-3
10,4.10-3
4,6.10-3
t =
0,832
∑( tt − )2
=17,9.10-3
Tabel 4.1
Ralat mutlak t∆)1n(n
)tt( 2
−−Σ
=
20
10.9,17 3−
= 029,0=
Ralat nisbi I 100t
t×
∆= %
100083,0
03,0 ×= % 9,35= %
Keseksamaan 100K = % I−
100= % 9,35− % 1,64= %
m = 120 g = 0,12 kg
No t (secon)
( tt −
) ( tt − )2
1
2
3
4
5
1,16
1,16
1,17
1,10
1,13
0,016
0,016
0,026
-0,044
-0,014
2,56.10-4
2,56.10-4
6,76.10-4
1,9.10-3
1,9.10-4
t =
1,144
∑( tt − )2 =3,3.10-3
8
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 9/24
Tabel 4.2
Ralat mutlak t∆)1n(n
)tt( 2
−−Σ
=
20
10.3,3 3−
= 013,0=
Ralat nisbi I 100t
t×
∆= %
100144,1
013,0 ×= % 13,1= %
Keseksamaan 100K = % I−
100= % 13,1− % 87,98= %
m = 100 g = 0,1 kg
No t (secon) ( tt − ) ( tt − )2
1
2
3
4
5
1,19
1,16
1,15
1,12
1,15
0,036
0,006
-0,004
-0,034
-0,004
1,3.10-3
0,3.10-4
0,16. 10-4
1,15.10-3
0,16.10-4
t =
1,154
∑( tt − )2
=2,52.10-3
Tabel 4.3
Ralat mutlak t∆)1n(n
)tt( 2
−−Σ
=
20
10.52,2 3−
= 0112,0=
Ralat nisbi I 100t
t×
∆= %
100154,1
0112,0 ×= % 97,0= %
Keseksamaan 100K = % I−
100= % 97,0− % 03,99= %
9
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 10/24
4.1.1.2 h = 70 cm = 0,7 m
m = 200 g = 0,2 kg
No t (secon) ( tt − ) ( tt − )2
1
2
3
4
5
1,17
1,12
1,15
1,18
1,14
0,018
-0,032
-0,002
0,028
-0,012
3,2.10-4
1,02.10-3
0,04.10-4
7,8.10-4
1,44.10-4
t =
1,152
∑( tt − )2
=2,28.10-3
Tabel 4.4
Ralat mutlak t∆)1n(n
)tt( 2
−−Σ
=
20
10.28,2 3−
= 0107,0=
Ralat nisbi I 100tt ×∆= %
100152,1
0107,0 ×= % 93,0= %
Keseksamaan 100K = % I−
100= % 93,0− % 07,99= %
m = 120 g = 0,12 kg
No t (secon) ( tt − ) ( tt − )2
1
2
3
4
5
1,41
1,46
1,50
1,51
1,45
-0,056
-0,006
0,034
0,044
-0,016
3,14.10-3
0,3.10-4
1,15. 10-4
1,9.10-3
2,56.10-4
t = 1,46 ∑( tt − )2 = 6,5.10-
3
Tabel 4.5
10
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 11/24
Ralat mutlak t∆)1n(n
)tt( 2
−−Σ
=
20
10.5,6 3−
= 018,0=
Ralat nisbi I 100t
t×
∆= %
10010,1
02,0×= % 8,1= %
Ralat nisbi I 100t
t×
∆= %
100
466,1
018,0 ×= % 23,1= %
Keseksamaan 100K = % I−
100= % 23,1− % 77,98= %
m = 100 g = 0,1 kg
No t (secon) ( t t − ) ( tt − )2
1
2
3
4
5
1,6
1,63
1,52
1,5
1,63
0,024
0,054
-0,056
-0,076
0,054
5,7.10-4
2,9.10-3
3,1.10-3
5,8.10-3
2,9.10-3
t =
1,567
∑( tt − )2 =1,5.10-2
Tabel 4.6
Ralat mutlak t∆)1n(n
)tt(2
−−Σ
=
2010.5,1
2−
= 0277,0=
Ralat nisbi I 100t
t×
∆= %
100567,1
0277,0 ×= % 756,1= %
Keseksamaan 100K = % I−
100= % 756,1− % 24,98= %
11
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 12/24
4.1.2 Roda Kecil (R = 2,5 cm = 0,025 m)
4.1.2.1 h = 50 cm = 0,5 m
m = 200 g = 0,2 kg
No t (secon) ( tt − ) ( tt − )2
`12
3
4
5
9,069,07
9,2
9,39
9,3
-0,14-0,134
-0,004
0,186
0,096
2,07.10
-2
1,8.10-2
0,1.10-4
3,5.10-2
9,2.10-3
t =
9,204
∑( tt − )2 =8,2.10-2
Tabel 4.7
Ralat mutlak t∆)1n(n
)tt( 2
−−Σ=
20
10.2,8 2−
= 064,0=
Ralat nisbi I 100t
t×
∆= %
100204,9
064,0×= % 7,0= %
Keseksamaan 100K = % I−
100= % 7,0− % 3,99= %
m = 120 g = 0,12 kg
No t (secon) ( tt − ) ( tt − )2
1
2
3
4
5
11,56
11,69
12,06
11,66
11,76
-0,0186
-0,056
0,314
-0,086
0,014
3,5.10-2
3,1.10-3
9,8.10-2
7,4.10-3
1,9.10-4
t = ∑( tt − )2 = 1,4.10-
12
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 13/24
11,746 1
Tabel 4.8
Ralat mutlak t∆)1n(n
)tt(2
−−Σ
=
20
10.4,1 1−
= 085,0=
Ralat nisbi I 100t
t×
∆= %
100746,11
085,0×= % 07,0= %
Keseksamaan 100K = % I−
100= % 07,0− % 93,99= %
m = 100 g = 0,1 kg
No t (secon) ( tt − ) ( tt − )2
1
2
3
4
5
12,7
12,56
12,81
12,84
12,81
-0,044
-0,184
0,066
0,096
0,066
1,9.10-3
3,4.10-2
4,3.10-3
9,2.10-3
4,3.10-3
t =
12,74
∑( tt − )2 = 5,3.10-2
Tabel 4.9
Ralat mutlak t∆)1n(n
)tt( 2
−−Σ
=
20
10.3,5 2−
= 0518,0=
Ralat nisbi I 100t
t×
∆= %
10074,12
0518,0 ×= % 4,0= %
Keseksamaan 100K = % I−
100= % 4,0− % 6,99= %
4.1.2.2 h = 70 cm = 0,7 m
m = 200 g = 0,2 kg No t (secon) ( tt − ) ( tt − )2
13
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 14/24
1
2
3
4
5
11,22
11,13
11,13
11,12
11,19
0,062
-0,028
-0,028
-0,038
0,032
3,8.10-3
7,8.10-4
7,8.10-4
1,4.10-3
1,02. 10-3
t =
11,16
∑( tt − )2 = 7,88.10-3
Tabel 4.10
Ralat mutlak t∆)1n(n
)tt( 2
−−Σ
=
2010.88,7
3
−= 0198,0=
Ralat nisbi I 100t
t×
∆= %
100169,11
0198,0×= % 178,0= %
Keseksamaan 100K = % I−
100= % 178,0− % 822,99= %
m = 120 g = 0,12 kg
No t (secon) ( tt − ) ( tt − )2
1
2
3
4
5
14,10
14,15
14,08
13,84
13,82
0,102
0,152
0,082
-0,158
-0,178
1,04.10-2
2,3.10-2
6,7.10-3
2,5.10-2
3,2.10-2
t =
13,99
∑( tt − )2 = 9,7.10-
2
Tabel 4.11
Ralat mutlak t∆)1n(n
)tt( 2
−−Σ
=
20
10.6,9 2−
= 0696,0=
Ralat nisbi I 100t
t×
∆= %
10099,13
0696,0 ×= % 5,0= %
Keseksamaan 100K = % I−
14
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 15/24
100= % 5,0− % 5,99= %
m = 100 g = 0,1 kg
No t (secon) ( tt − ) ( tt − )2
1
2
3
4
5
15,31
15,22
15,08
15,16
15,10
0,136
0,046
-0,094
-0,014
-0,074
1,8.10-2
2,1.10-3
8,8.10-3
1,9.10-4
5,4.10-3
t =
15,17
∑( tt − )2 = 3,5.10-2
Tabel 4.12
Ralat mutlak t∆)1n(n
)tt( 2
−−Σ
=
20
10.5,3 2−
= 042,0=
Ralat nisbi I 100t
t×
∆= %
100
17,15
042,0×= % 276,0= %
Keseksamaan 100K = % I−
100= % 276,0− % 724,99= %
4.1.3 Roda Kecil (R = 2,5 cm = 0,025 m) dengan dua massa berbeda
4.1.3.1 h = 50 cm = 0,5 m
m = 200 g = 0,2 kg
No t (secon) ( tt − ) ( tt − )2
15
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 16/24
1
2
3
4
5
1,16
1,09
1,16
1,22
1,15
0,004
-0,066
0,004
0,064
0,006
0,16.10-4
4,3.10-3
0,16.10-4
4,09.10-3
0,36.10-4
t =
1,156
∑( tt − )2 = 8,52.10-2
Tabel 4.13
Ralat mutlak t∆ )1n(n
)tt( 2
−
−Σ
=
20
10.52,8 3−
= 02,0=
Ralat nisbi I 100t
t×
∆= %
100156,1
02,0×= % 78,1= %
Keseksamaan 100K
=%
I−
100= % 78,1− % 22,98= %
m = 120 g = 0,12 kg
No t (secon) ( tt − ) ( tt − )2
1
2
3
4
5
1,48
1,5
1,49
1,45
1,49
0,002
0,018
0,008
-0,032
0,008
0,04.10-4
3,2.10-4
0,64.10-4
1,02.10-3
0,64.10-4
t = 1,48 ∑( tt − )2 = 1,4.10-
3
Tabel 4.14
Ralat mutlak t∆)1n(n
)tt( 2
−−Σ
=
20
10.4,1 3−
= 0086,0=
Ralat nisbi I 100t
t×
∆= %
16
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 17/24
10048,1
0086,0 ×= % 58,0= %
Keseksamaan 100K = % I−
100=% 58,0− %
42,99= %
m = 100 g = 0,1 kg
No t (secon) ( tt − ) ( tt − )2
1
2
3
4
5
1,55
1,56
1,51
1,6
1,58
-0,01
0
-0,05
0,04
0,02
1.10-4
0
2,5.10-3
1,6.10-3
0,4.10-3
t = 1,56 ∑( tt − )2 = 4,6.10-3
Tabel 4.15
Ralat mutlak t∆)1n(n
)tt( 2
−−Σ
=
20
10.6,4 3−
= 015,0=
Ralat nisbi I 100t
t×
∆= %
10056,1
015,0 ×= % 97,0= %
Keseksamaan 100K = % I−
100= % 97,0− % 03,99= %
4.1.3.2 h = 70 cm = 0,7 m
m = 200 g = 0,2 kg
No t (secon) ( tt − ) ( tt − )2
17
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 18/24
1
2
3
4
5
1,42
1,49
1,5
1,53
1,46
-0,06
0,01
0,02
0,05
-0,02
3,6.10-3
0,1.10-3
4.10-4
2,5.10-3
4.10-4
t = 1,48 ∑( tt − )2 = 4,5.10-3
Tabel 4.16
Ralat mutlak t∆)1n(n
)tt(2
−−Σ
=
20
10.5,43−
= 015,0=
Ralat nisbi I 100t
t×
∆= %
10048,1
015,0 ×= % 1= %
Keseksamaan 100K = % I−
100= % 1− % 99= %
m = 120 g = 0,12 kg
No t (secon) (tt −
) (tt −
)
2
1
2
3
4
5
1,62
1,66
1,58
1,63
1,66
-0,01
0,03
-0,05
0
0,03
1.10-3
9.10-4
2,5.10-3
0
0,9.10-3
t = 1,63 ∑( tt − )2 = 4,4.10-
3
Tabel 4.17
Ralat mutlak t∆)1n(n
)tt(2
−−Σ
=
20
10.4,4 4−
= 0148,0=
Ralat nisbi I 100t
t×
∆= %
100
66,1
0148,0 ×= % 9,0= %
Keseksamaan 100K = % I−
100= % 9,0− % 1,99= %
18
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 19/24
m = 100 g = 0,1 kg
No t (secon) ( tt − ) ( tt − )2
1
23
4
5
1,88
1,911,81
1,82
1,83
0,03
0,06-0,04
-0,03
-0,02
9.10-4
3,6.10
-3
1,6.10-3
0,9.10-3
0,4.10-3
t = 1,85 ∑( tt − )2 = 7,4.10-3
Tabel 4.18
Ralat mutlak t∆)1n(n
)tt(2
−−Σ
=
20
10.4,7 3−
= 019,0=
Ralat nisbi I 100t
t×
∆= %
10085,1
019,0 ×= % 1= %
Keseksamaan 100K = % I−
100= % 1− % 99= %
4.1 PEMBAHASAN
Roda Besar
(R = 25 cm = 0,25 m)
4.1.1.1 h = 50 cm = 0,5 m
m = 200 g = 0,2 kg
−= 1
2.
22
h
gt Rm I
−= 1
5,0.2
)832,0.(10)26,0.(2,0
22 310.07,80 −
=
kg.m2
m = 120 g = 0,12 kg
−= 1
2.
22
h
gt Rm I
32
2 10.05,9811
)44,1.(10)26,0.(12,0 −=
−=
kg.m2
m = 100 g = 0,1 kg
−=1
2.
22
h
gt Rm I
32
2 10.26,8311
)154,1.(10)26,0.(1,0 −
=
−=
kg.m2
4.1.1.2 h = 70 cm = 0,7 m
19
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 20/24
m = 200 g = 0,2 kg
−= 1
2.
22
h
gt Rm I
−= 1
7,0.2
)152,1.(10)26,0.(2,0
22 310.64,114 −
=
kg.m2
m = 120 g = 0,12 kg
−= 1
2.
22
h
gt Rm I
32
2 10.42,11614,1
)466,1.(10)26,0.(12,0 −=
−=
kg.m2
m = 100 g = 0,1 kg
−= 1
2.
22
h
gt Rm I
32
2 10.17,11314,1
)576,1.(10)26,0.(1,0 −=
−=
kg.m2
4.1.2 Roda Kecil (R = 2,5 cm = 0,025 m)
4.1.2.1 h = 50 cm = 0,5 m
m = 200 g = 0,2 kg
−= 12.
22
h
gt
Rm I 3
22
10.77,10515,0.2
)204,9.(10
)025,0.(2,0−
=
−=
kg.m2
m = 120 g = 0,12 kg
−= 1
2.
22
h
gt Rm I
32
2 10.4,10311
)746,11.(10)025,0.(12,0 −=
−=
kg.m2
m = 100 g = 0,1 kg
−= 12
.22
h
gt Rm I 322 10.44,1011
1)744,12.(10)025,0.(1,0 −=
−=
kg.m2
4.1.2.2 h = 70 cm = 0,7 m
m = 200 g = 0,2 kg
−= 1
2.
22
h
gt Rm I
32
2 10.03,11114,1
)158,11.(10)025,0.(2,0 −=
−=
kg.m2
m = 120 g = 0,12 kg
20
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 21/24
−= 1
2.
22
h
gt Rm I
32
2 10.895,10414,1
)998,13.(10)025,0.(12,0
−=
−=
kg.m2
m = 100 g = 0,1 kg
−= 1
2.
22
h
gt Rm I
32
2 10.72,10211
)174,15.(10)025,0.(1,0 −=
−=
kg.m2
4.1.3 Dengan Menggunakan 2 Massa Berbeda
4.1.3.1 h = 50 cm = 0,5 m
m = 200 g = 0,2 kg
+−−= )()(
22121
22 mmmm
h
gt R I
119,0)05,02,0()05,02,0(5,0.2
)156,1.(10)26,0(
22 =
+−−= kg.m2
m = 120 g = 0,12 kg
+−−= )()(
22121
22 mmmm
h
gt R I
0924,0)05,012,0()05,012,0(5,0.2
)482,1.(10
)26,0(
22
=
+−−= kg.m2
m = 100 g = 0,1 kg
+−−= )()(
22121
22 mmmm
h
gt R I
072,0)05,01,0()05,01,0(5,0.2
)56,1.(10)26,0(
22 =
+−−= kg.m2
4.1.3.1 h = 70 cm = 0,7 m m = 200 g = 0,2 kg
21
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 22/24
+−−= )()(
22121
22 mmmm
h
gt R I
142,0)05,012,0()05,012,0(
4,1
)48,1.(10)26,0(
22 =
+−−= kg.m2
m = 120 g = 0,12 kg
+−−= )()(
22121
22 mmmm
h
gt R I
078,0)05,012,0()05,012,0(7,1
)63,1.(10)26,0(
22 =
+−−= kg.m2
m = 100 g = 0,1 kg
+−−= )()(2 2121
22
mmmmh
gt
R I
072,0)05,01,0()05,01,0(4,1
)85,1.(10)26,0(
22 =
+−−= kg.m2
22
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 23/24
BAB V
KESIMPULAN
1. Momen inersia dapat dirumuskan sebagai berikut :
ατ
=Ia
R ).ag.(mI
2−=
R a
R .FI
Σ=
−= 1a
g.R .mI 2
R a
R ).ag.(mI−
=
23
7/15/2019 21281099 Momen Inersia
http://slidepdf.com/reader/full/21281099-momen-inersia-56327e5433f39 24/24
2. Hasil perhitungan besarnya momen inersia dengan menggunakan 1 beban adalah
sebagai berikut:
2.1 Roda besar
2.1.1 h = 50 cm
m = 200 g ; I = 0,08 kg.m2
m = 120 g ; I = 0,09 kg.m2
m = 100 g ; I = 0,083 kg.m2
2.1.2 h = 70 cm
m = 200 g ; I = 0,114 kg.m2
m = 120 g ; I = 0,116 kg.m2
m = 100 g ; I = 0,113 kg.m2
2.2 Roda kecil
2.2.1 h = 50 cm
m = 200 g ; I = 0,105 kg.m2
m = 120 g ; I = 0,103 kg.m2
m = 100 g ; I = 0,101 kg.m2
2.2.2 h = 70 cm
m = 200 g ; I = 0,111 kg.m2
m = 120 g ; I = 0,104 kg.m2
m = 100 g ; I = 0,103 kg.m2
3. Besarnya momen inersia suatu benda dipengaruhi oleh massa, jarak
yangditempuh, dan percepatan tangensial benda tersebut.
4. Tidak hanya benda yang tertentu saja yang dapat ditentukan momen inersianya,
tetapi benda yang tak beraturanpun dapat ditentukan momen inersianya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fisika, Jilid 2 Edisi Ketiga, Halliday & Resnick, Pantur Silaban Ph.D &Drs. Erwin Sucipto, Penerbit Erlangga.
2. Fisika Universitas 2, Sears & Zemansky.
24