184403716-Well-Logging.pdf

download 184403716-Well-Logging.pdf

of 17

Transcript of 184403716-Well-Logging.pdf

  • 7/25/2019 184403716-Well-Logging.pdf

    1/17

    Well Logging

    Pengertian Data Log

    Log merupakan data yang merepresentasikan karakteristik batuan (sifat fisika

    batuan) sesuai dengan fungsi kedalaman. Sifat fisika yang terdapat pada data log

    diantaranya porositas, permeabilitas, resistivitas, cepat rambat gelombang, sifat

    radioaktif, temperature dan tekanan formasi, tekanan jenis fluida dalam

    formasi, lithologi, dan sebagainya.

    Data log digunakan dalam evaluasi formasi yang mengandung reservoir

    hidrokarbon sehingga untuk mendapatkannya ada beberapa metode, diantaranya :

    1. Metode kualitatif

    Didasarkan pada bentuk/defleksi kurva dari log yang tergambar/terekam padaslip log

    yang dipengaruhi oleh faktor litologi dan kandungan. Merupakan pengamatan secara

    cepat pada lapisan formasi yang diperkirakan produktif. Pengamatan dapat berupa

    identitas lapisan permeable, ketebalan dan batas lapisan, adanyashalines, adanya gas /

    batubara dan perbedaan antara minyak dengan air, serta sebagai dasar dalam

    melakukan interpretasi kuantitatif.

    2. Metode kuantitatif

    Dengan menggunakan persamaan/chartmenghitung parameter-parameter reservoar

    dari data-data logging(Rw, Rt, b, f, m , dan lain-lain). Metode ini meliputi analisa

    porositas, tahanan jenis formasi, saturasi air, dan cadangan hidrokarbon mula mula

    secara simetris.

    Beberapa zona produktif dari data log, diantaranya :

    1. Zona Permeabel : Shale base linedisebelah kanan menunjukkan shale

    (yang tidak permeable dan tidak akan berproduksi), penurunan SP kekiri

    menunjukkan adanya Clean Zones (sandatau limestone) yang mungkin bisa

    produktif.

    2. Resistivitas :High resistivitymenunjukkan HC atau tight zonesatau zona-zona

    berporositas rendah, low resistivitymenunjukkan adanya air.

    3. Porositas : menunjukkan zona-zona yang berpori-pori atau yang tight.

    Macam-macam Log

    Evaluasi formasi dilakukan menggunakan tiga log yang menunjukkan sifat

    fisika batuan masing-masing, yaitu (Harsono, 1997):

    a. Logyang menunjukkan zonapermeable.

    - Spontaneous Potential(SP)

    - Gamma Ray(GR)

    b. Logyang mengukur resistivitas formasi.

    - LogInduction

    - LogLateral

  • 7/25/2019 184403716-Well-Logging.pdf

    2/17

    c. Logyang mengukur porositas formasi.

    - LogNeutron

    - Log Densitas

    - LogSonic

    Log yang Menunjukkan Zona PermeableMencari zona-zonapermeableadalah langkah pertama dalam analisa log.

    Shale yang tidak permeable itu tidak perlu dianalisa lebih lanjut. Ini dilakukan

    dengan log Spontaneous Potential(SP) dan log Gamma Ray(GR).

    Dalamsoft rocks: SP dapat membeda-bedakan sand dari shales lebih baik

    daripada GR.

    Dalam formasi limestoneyang keras curva SP-nya bergerak lamban. Disini

    GR lebih superior untuk membedakan carbonatedarishales.

    Kedua kurva dipakai untuk menghitung kandungan shale suatu zonapermeable dalam proses mengevaluasi shaly formation.

    Spontaneous Potential(SP)

    Log SP adalah suatu rekaman selisih potential antara sebuah electrode(fish)

    yang ditempatkan di permukaan tanah dengan suatu electrodeyang bergerak dalam

    lubang sumur. Satuannya adalah millivolt. Dalam pengambilan data logSP

    menggunakan lumpur agar terdapat aliran listrik dari formasi ke alat log. Oleh karena

    itu, lubang sumur harus dibor dengan lumpur yang konduktif (menghantarkan arus

    listrik). Sebaliknya, SP tidak bias direkam dalam sumur yang dibor dengan oil based

    mud, karena arus tidak akan mengalir pada lumpur tersebut. Log SP pada batas

    antara shale dan reservoir serta kemampuan log SP menentukan tebal reservoir (bed

    definition) berubah-ubah sesuai dengan perubahan karakter formasi dan sifat-sifat

    lumpur pemboran (Kurniawan, 2002)

    Gambar 1.Prinsip kerja log Spontaneous Potensial (SP).

    http://4.bp.blogspot.com/-5u1pFfJsnGg/UCyVt8OjcsI/AAAAAAAAADI/5IRHD3YKPYA/s1600/untitled.bmp
  • 7/25/2019 184403716-Well-Logging.pdf

    3/17

    Dalam evaluasi formasi SP dapat digunakan sebagai :

    1. Untuk membedakan batuanpermeabledan nonpermeable.

    2. Untuk korelasi well to well.

    3. Sebagai referencekedalaman untuk semua log.

    4. Untuk menentukan batas lapisan.

    5. Untuk menghitung harga Rw.

    6. Sebagai clay indicator.

    Penyimpangan SP disebabkan oleh aliran arus listrik didalam lumpur.

    Penyebab utamanya adalah dari 2 kelompok tenaga elektromotivedidalam formasi,

    yaitu komponen elektrokimia dan elektrokinetik. Mereka berasal dari pemboran

    lubang, yang memberikan kontak listrik kepada berbagai jenis cairan formasi

    (harsono, 1997). Empat macam potensial listrik, yaitu:

    Em: suatu potensial elektrokimia yang timbul pada impermeable shaleantara

    bidang pertemuan horisontal-nya dengan zonapermeabledan bidang pertemuan

    vertikal-nya dengan lubang sumur.

    El: suatu potensial electrokimia yang timbul pada perbatasan

    antarainvadeddan noninvaded zonesdalam lapisan yangpermeable.

    Emc: suatu potensial electrokinetik yang timbul pada mud cake.

    Esb: suatu potensial electrokinetik yang timbul pada lapisanshaletipis yang

    berbatasan dengan lubang sumur.

    Gambar 2.Aliran arusspontaneous potential (Schlumberger, 1996).

    Bentuk dari kurva SP

    Pada kasus normal dimana lumpur lebih tawar dari pada air formasi, SP akan

    menyimpang ke bagian kiri dari garis dasar serpih. Jika sebaliknya air formasi yang

    lebih tawar dari pada lumpur, maka SP akan menyimpang ke kanan (SP positif). SP

    yang diukur hanya menunjukkan suatu bagian dari penurunan tegangan total, karenajuga terdapat penurunan-penurunan potensial didalam formasi. Jika arus listrik

    http://4.bp.blogspot.com/-9NzkWo0u9nI/UCyWdQyk8iI/AAAAAAAAADQ/uBdwbBnLmCs/s1600/untitled.bmp
  • 7/25/2019 184403716-Well-Logging.pdf

    4/17

    dicegah mengalir, maka akan diukur SP statis, atau SSP. Ini dapat diamati pada

    formasi bersih yang tebal. SSP diukur dari garis dasar serpih.

    Gambar 3.Defleksi kurva SP

    Kemiringan kurva setiap kedalaman adalah sebanding dengan intensitas arus

    SP dalam lumpur pada kedalaman tersebut. Intensitas dari arus listrik dalarn lumpur

    adalah maksimum pada batas-batas formasi permeabel, sehingga kemiringan dari

    kurva SP adalah maksimum pada batas-batas tersebut. Maka pada kurva SP suatu

    batas lapisan dapat dicari.

    Bentuk kurva dan besarnya defleksi SP tergantung pada beberapa faktor :

    - Rasio dari filtrasi lumpur dengan resistivitas air, Rmf/Rw.

    - Ketebalan h dan resistivitas sesungguhnya Rt, dari lapisan permeabel.

    - Resistivitas Rxo, dan diameter di dari daerah rembesan oleh filtrasi lumpur.

    - Resistivitas Rs dari formasi-formasi yang berdekatan.

    - Resistivitas Rmdari lumpur, dan diameter dhdari lubang bor.

    Gambar 4. Defleksi kurva SP terhadap pengaruh lumpur (Schlumberger, 1996).

    http://4.bp.blogspot.com/-JdJqrDLN2yI/UCyXH13dBQI/AAAAAAAAADg/5J7zUQ46lGo/s1600/untitled.bmphttp://4.bp.blogspot.com/-hrbGMG8ih0w/UCyWyy0CvWI/AAAAAAAAADY/UCIxGa0C86w/s1600/untitled.bmp
  • 7/25/2019 184403716-Well-Logging.pdf

    5/17

    LogGamma Ray(GR)

    Log Gamma Ray adalah rekaman radioaktivitas alamiah. Radioaktivitas

    alamiah yang ada di formasi timbul dari elemen-elemen berikut yang ada dalam

    batuan (Harsono, 1997):

    Uranium (U)

    Thorium (Th)

    Potasium (K)

    Ketiga elemen ini memancarkan Gamma Rayssecara terus menerus, yang

    merupakanshort bursts of high energy radiation (ledakan-ledakan radiasi berenergi

    tinggi). Elemen tersebut biasanya banyak dijumpai padashale/ clay, maka, logGR

    sangat berguna berguna untuk mengetahui besar / kecilnya kandunganshaledalam

    lapisan permeabel. Dengan menarik garis GR yang mempunyai harga maksimum dan

    minimum pada suatu penampang logmaka kurva logGR yang jatuh diantara kedua

    garis tersebut merupakan indikasi adanya lapisanshaly.

    Gambar 5. Defleksi kurva logGamma Rayterhadap

    pengaruhshaledansand(http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2009/01/gamma-

    ray-log.html).

    Gamma raysdapat menembus batuan sedalam beberapa inci. Gamma

    raysyang berasal dari batuan yang berdekatan dengan lubang sumur menembus

    lubang sumur dan terdeteksi oleh sensorgamma ray. Sensor ini adalah sebuah

    scintillation detector.Scintillation detector ini menghasilkan sebuah pulsa elektris

    tiap kali mendeteksi sebuahgamma ray. Parameter yang direkam adalah jumlah pulsa

    yang direkam tiap satuan waktu oleh detektor.Log GR diskala dalam satuan API

    (APIU).

    Menurut Harsono (1997), beberapa kegunaan log Gamma Ray, diantaranya :

    http://4.bp.blogspot.com/-Ypz-_6m-jlg/UCyXrN8xSEI/AAAAAAAAADo/Dp88Y7gxY2M/s1600/untitled.bmp
  • 7/25/2019 184403716-Well-Logging.pdf

    6/17

    1. SebagaiReferenceutama bagi semua run logging.

    2. Korelasi well to well.

    3. Membedakan lapisan permeabel dan impermeabel.

    4. Menghitung volume clay.

    Log yang Mengukur Resistivitas Formasi

    Log resistivitymerupakan log elektrik yang digunakan untuk mengetahui

    indikasi adanya zona yang mengandung air ataupun hidrokarbon, zona permeabel dan

    zona berpori. Standar log resistivityseperti laterologdan inductionlog menggunakan

    gelombang elektromagnetik dengan frekuensi sekitar 35 sampai 20000 Hz. Pada

    reservoir, nilai konduktifitas dipengaruhi oleh salinitas dan distribusi dari air formasi

    yang dikontrol oleh tipe porositas dan wettabilitydari formasi (Harsono, 1997).

    Perbandingan daerah yang cocok untuk pemakaian log Inductiondan Lateral :

    Log Inductionbekerja dalam

    1. Fresh mud

    2. Resistivitas formasi < 200 ohm-m

    3. Rmf/Rw > 2.0

    Log Lateral akan bekerja lebih baik pada

    1. Salt Mud

    2. Resistivitas formasi > 200 ohm-m

    3. Rmf/Rw< 2.0

    4. Large borehole>12 in. serta deep invasion(> 40 in.)

    Dengan adanya invasi maka industri loggingtelah menciptakan 3 tipe alatResistivitas yaitu:

    1. Deep investigation.

    2. Medium investigation.

    3. Shallow investigation.

    Gambar 6.Lingkungan Pemboran (Halliburton, 2001)

    Induction Log

    http://3.bp.blogspot.com/-69FAkusSDeE/UCyYJaYURhI/AAAAAAAAADw/05PHIwMOAr8/s1600/untitled.bmp
  • 7/25/2019 184403716-Well-Logging.pdf

    7/17

    Alat induction menentukan resistivitas dengan cara mengukur konduktivitas

    batuan. Dalam kumparan transmitter dialirkan arus bolak balik berfrekuensi tinggi

    dengan amplituda konstan yang akan menimbulkan medan magnit dalam batuan.

    Medan magnet ini menimbulkan arusEddyatau arusFoucaultyang

    dinamakanground loop. Besar arus ini sebanding dengan konduktivitas batuan.

    Gambar 7.Prinsip kerja alat log induksi (Schlumberger, 1996).

    Alat induksi akan mengubah sinyal yang diterima ke arus DC yang sebanding

    kemudian dikirim ke komputer dipermukaan. Kemudian komputer menterjemahkan

    sinyal DC ini ke nilai konduktivitas dan seterusnya diubah ke nilai resistivitas

    dalam Ohm.

    Gambar 8. Respon kurva log induksi terhadap kondisi formasi (Schlumberger, 1996).

    Log Lateral (Laterolog)

    Alat laterologdirekayasa untuk mengukur resistivitas batuan yang dibordengansalty mudatau lumpur yang sangat konduktif serta dipakai untuk mendeteksi

    http://2.bp.blogspot.com/-6ibJZN5gsUs/UCyY6VOCkbI/AAAAAAAAAEA/UfMKGUZUZgs/s1600/untitled.bmphttp://4.bp.blogspot.com/-wBLZjvEVT7g/UCyYeAcaN6I/AAAAAAAAAD4/ooN4fHXBsrA/s1600/untitled.bmp
  • 7/25/2019 184403716-Well-Logging.pdf

    8/17

    zona zona yang mengandung HC. Prinsip kerja alat laterolog,sonde pada alat

    resistivitas ini memiliki elektroda penyangga (bucking electrode) untuk

    memfokuskan arus survei dan memaksanya mengalir dalam arah yang tegak lurus

    terhadap sonde. Arus yang terfokuskan ini memungkinkan pengukuran dilakukan

    pada batuan dengan arah yang lebih pasti. Ini merupakan perbaikan terhadappengukuran yang memakai arus yang tidak terfocus, yaitu alat ES (Electrical Survey)

    yang terdahulu, dimana arus survey lebih suka mengalir dalam lumpur karena

    resistivitas lumpur yang lebih rendah dari resistivitas batuan.

    Gambar 9.Prinsip kerja alat loglateral (Schlumberger, 1996).

    Bebarapa alat laterologberdasarkan cakupan kedalamannya, yaitu :

    Laterolog Log Shallow(LLS) : jangkauan kedalaman dangkal.

    Laterolog Log Medium(LLM) : jangkauan kedalaman menengah.

    Laterolog Log Deep (LLD) : jangkauan kedalaman dalam.

    Microlog

    Telah diketahui bahwa RXOberguna untuk koreksi pengukuran Rt. Log yang

    dirancang khusus untuk menyelidiki lapisan rembesan yang hanya beberapa inci dari

    lubang bor. Jenis log RXO adlh: PL, MLL, MSFL (Micro Spherically Focussed Log),

    dan Microlog lama. Dibawah ini adalah peninjauan kembali dari bermacam-macam

    kegunaan dari logRXO. Dalam hubungan dengan logRtmemberikan penentuan dari :

    Hidrokarbon yang dipindahkan.

    Porositas formasi bersih.

    Resistivitas filtrasi lumpur Rmf

    Resistivitas lumpur Rm.

    Ketebalan dari kerak lumpur hmcdan koreksi

    Log Rtterhadap pengaruh rembesan.

    Log porositas tehadap pengaruh hidrokarbon

    http://3.bp.blogspot.com/-OEWIsaeXZag/UCyZT4cjqbI/AAAAAAAAAEI/l2uj20TDcg0/s1600/untitled.bmp
  • 7/25/2019 184403716-Well-Logging.pdf

    9/17

    Microlog adalah alat yg paling unggul untuk penentuan lapisan permeabel dan

    ketebalan kerak-lumpur. Prinsip kerja alat MSFL Serupa dengan alat mikrolog,

    pengukuran terhadap MSFL dibuat dengan sebuah bantalan elektroda khusus yang

    ditekan ke dinding lubang bor dengan bantuan sebuah kaliper. Pada bantalan tersebut

    dipasang suatu rangkaian bingkai-bingkai logam yang konsentrik disebut elektrodayang mempunyai fungsi memancarkan, mefokuskan dan menerima kembali arus

    listrik yang hampir sama seperti cara kerja elektroda Leterolog. Karena bantalannya

    kecil dan susunan elektrodanya berdekatan, maka hanya beberapa inci dari formasi

    dekat lubang bor yang diselidiki. Sehingga kita akan mempunyai suatu pengukuran

    dari resistivitas didaerah rembesan. Pengukuran terhadap diameter lubang secara

    bersamaan oleh kaliper yang merupakan bagian tak terpisahkan dari alat MSFL.

    MSFL merupakan alat yang memancarkan arus listrik kedalam formasi sehingga

    diperlukan lumpur konduktif. Ini tidak dapat dilakukan dalam lumpur minyak.

    Sehingga hidrokarbon yang pindah tidak dapat ditentukan dalam lumpur minyakdengan alat ini.

    Gambar 10. Prinsip kerja alatMicro Spherically Focussed Log(Schlumberger, 1996).

    Log yang Mengukur Porositas Formasi

    Ada tiga jenis pengukuran porositas yang umum digunakan di lapangan saat

    ini: Sonik, Densitas, dan Netron. Nama-nama ini berhubungan dengan besaran fisika

    yang dipakai dimana pengukuran itu dibuat sehingga timbulah istilah-istilah

    "Porositas Sonik", "Porositas Densitas", dan "Porositas Netron". Penting untuk

    disadari bahwa porositasporositas ini bisa tidak sama antara satu dengan yang lain

    atau tidak bisa mewakili "Porositas Benar". Ini disebabkan karena alat-alat itu tidak

    membaca porositas secara langsung. Porositas didapat dari sejumlah interaksi fisika

    didalam lubang bor. Hasil interaksi dideteksi dan dikirim ke permukaan barulah

    porositas dijabarkan (Harsono, 1997).

    Log Neutron

    http://4.bp.blogspot.com/-LJFtTyRiqPU/UCyZnqgirBI/AAAAAAAAAEQ/IPLKWqkTJdY/s1600/untitled.bmp
  • 7/25/2019 184403716-Well-Logging.pdf

    10/17

    AlatNeutrondipakai untuk menentukanprimary porositybatuan, yaitu ruang

    pori batuan yang terisi air, minyak bumi atau gas. Bersama loglain misalnyalog

    density, dapat dipakai untuk menentukan jenis batuan / litologi serta tipe fluida yang

    mengisi pori pori batuan.

    Prinsip kerja alat log neutron yaitufast neutrons(~ 5 mev) ditembakkan olehsumber ke formasi dalam segala arah.Neutronsdiperlambat oleh benturan benturan

    dengan inti atom/nuclei sampai mencapai thermal energy levelyaitu sebesar ~0.025

    ev. Pada tingkat energi ini partikel-partikel neutron tadi diserap (absorbed) oleh inti

    atom. Atom hydrogenadalah elemen yang paling efektif dalam memperlambat

    neutron-neutron sebab mempunyai masa yang sama dengan masa neutron. Inti-inti

    atom lain yang biasa ditemui dalam elemen-elemen formasi sedimenter (Si,C,Ca dan

    O2) lebih besar massanya dari pada neutron. Partikel-partikel neutrons hanya

    terpantulkan oleh inti-inti tadi tanpa banyak kehilangan energi.Neutrondicatat dalam

    bentuk pulsa, banyaknya pulsa yang direkam oleh detector naik bila awanmengembang (less hydrogen), atau turun bila awan mengkerut (more hydrogen).

    Banyaknya pulsa yang direkam oleh detektor berbanding terbalik dengan porositas,

    karena semua hydrogen(dalam clean formations) terkandung dalam cairan yang

    mengisi pori-pori. Banyaknya pulsa naik bila porositas turun, atau banyaknya pulsa

    turun bila porositas naik.

    Gambar 11.Prinsip kerja alat Neutron (Schlumberger, 1996).

    Pembacaan nilai porositas neutron bisa sangat bervariasi tergantung pada :

    Perbedaan tipe detektor dan apa yang dideteksi (sinar gamma dan atau neutron

    dengan energi yang berbeda).

    Jarak antara detektor dengan sumber.

    Litologi (seperti batupasir, batugamping dan dolomit).

    http://1.bp.blogspot.com/-Y4tfGZofi_0/UCyaL1NRBJI/AAAAAAAAAEY/SKZbOJT4FMY/s1600/untitled.bmp
  • 7/25/2019 184403716-Well-Logging.pdf

    11/17

    Untuk mendapatkan harga porositas batuan digunakan gabungan

    antaradensity dan neutron( Ddan PhiN).

    Shale mempengaruhi pembacaan logsehingga NPHI menjadi lebih besar dari

    pada true porosity karena adanya air yang terikat pada permukaan shales. Batuan yang

    mengandung gas mengandung konsentrasi hidrogen yang lebih rendah dari pada kalauberisi minyak atau air; akibatnya pembacaan neutron logakan lebih kecil dari true

    porosity(Harsono, 1997).

    Beberapa interpretasi terhadap respon kurva log neutron dan log density:

    Dalam limestonetanpashaleyang berisi air kurva-kurva RHOB dan NPHI akan

    overlay.

    Dalam batuanshaleRHOB ada disebelah kanan NPHI.

    Dalam limestoneberisi gas, RHOB ada disebelah kiri dari NPHI. Separasi lebih besar

    dari 6-7 p.u

    Dalam pasir tanpashaleberisi air, RHOB disebelah kiri NPHI dengan separasi 6-7p.u

    Dalam dolomitetanpashaleberisi air, RHOB ada disebelah kanan NPHI.

    Dalamsandstonetanpashaleyang berisi air kurva-kurva RHOB dan NPHI

    akan overlay.

    Dalam batuanshaleRHOB ada disebelah kanan NPHI.

    Dalamsandstoneberisi gas, RHOB ada disebelah kiri dari NPHI. Separasi lebih

    besar dari 3 p.u.

    Dalam pasir tanpashaleberisi minyak , RHOB disebelah kiri NPHI dengan separasi

    1-3 p.u.

    Log Density

    Alat densitymengukur berat jenis batuan yang lalu dipakai untuk menentukan

    porositas batuan tadi. Bersama log lain misalnya log neutron, lithologi batuan dan tipe

    fluida yang dikandung batuan dapat ditentukan. Log density dapat membedakan

    minyak dari gas dalam ruang poripori karena fluida fluida tadi berbeda berat jenisnya.

    Log densityjuga dipakai untuk menentukan Vclayserta untuk menghitung reflection

    coefficients bersama logsonicuntuk memprosessynthetics seismogram.

    Prinsip kerja alat density:

    Suatu sumber radioaktif Cs137 berkekuatan 1.5 curie memancarkan GR berenergi

    662 kev kedalam batuan.

    Gamma raysini berinteraksi dengan elektron-elektron batuan dengan mekanisme

    yang disebut Compton scattering, dimana gamma rays tadi kehilangan energinya serta

    tersebar kesegala arah.

    Proses Compton scatteringmenghasilkan adanya awangamma

    raydisekitarsourcedengan radius yang bervariasi menurut banyaknya elektron

    batuan. Makin banyak electron batuan makin pendek radius awan dan akibatnya

    makin sedikitgamma rayyang sampai ke detektor (count rates).

  • 7/25/2019 184403716-Well-Logging.pdf

    12/17

    Jadi Rhoeberbanding terbalik terhadap count ratesatau cps yang diterima oleh

    detektor.

    Gamma rayterdeteksi yang sedikit jumlahnya menunjukkan adanyaelectron

    densityyang besar.

    Bulk density Rhobuntuk kebanyakan elemen punya harga yang hampir sama besardengan electron densityRhoeseperti persamaan empiris sebagai berikut :

    Besar kecilnya energi yang diterima oleh detektor tergantung dari :

    Besarnya densitas matrik batuan.

    Besarnya porositas batuan.

    Besarnya densitas kandungan yang ada dalam pori-pori batuan.

    Gambar 12.Skema alat logDensity(Schlumberger, 1996).

    Dalam log densitas kurva dinyatakan dalam satuan gram/cc, dan karena energi

    yang diterima detector dipenagruhi oleh matrik batuan ditambah kandungan yang ada

    dalam pori-pori batuan, maka satuan gram/cc merupakan besaranBulk

    Densitybatuan.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kurva Bulk Density adalah :

    a) Batuan sangat kompak

    Batuan sangat kompak porositasnya () mendekati harga nol, sehingga per

    satuan volum (cc) seluruhnya atau hampir seluruhnya terdiri dari matrik batuan.

    Dengan demikian batuan mempunyai densitas paling besar, dimana Phi = 0, dan ini

    disebut densitas Matrik (ma). Setiap jenis batuan mempunyai harga mayang

    berbeda dimana (sekali lagi) batuan = 0, seperti :

    Sandstone------------ ma = 2,65 Limestone ------------ ma = 2,71

    http://4.bp.blogspot.com/-2syueXkBXdc/UCydwWtaKzI/AAAAAAAAAEw/8Vcgb13wwCc/s1600/untitled.bmphttp://3.bp.blogspot.com/-BCGcKmWD-tY/UCydfY_8HSI/AAAAAAAAAEo/5Eq8MoKIPtA/s1600/untitled.bmp
  • 7/25/2019 184403716-Well-Logging.pdf

    13/17

    Dolomite ------------ ma = 2,87

    Shale/Clay----------- ma = ma bervariasi antara 2,22,65b) Batuan Homogen dengan porositas tertentu, misalnya 20% :

    Mengandung air asin

    Mempunyai densitas lebih rendah dibanding dengan batuan yang seluruhnya terdiri

    dari matrik. Mengandung minyak

    Densitas batuan ialah lebih rendah daripada berisi air asin, sebab densitas air asin

    lebih besar daripada minyak.

    Mengandung gas

    Densitas batuan lebih rendah lagi dibandingkan dengan yang berisi minyak.

    Batuan batubara (coal)

    Mempunyai densitas yang paling rendah diantara semua jenis batuan.

    Gambar 13. Respon log Density dan log Neutron terhadap indikasi hidrokarbon (Schlumberger,

    1996).

    III.3.3.3. Log Photoelectric

    Alat density yang modern juga mengukur PEF (photoelectric effect) yang

    berguna untuk menentukan lithologi batuan, mengidentifikasi adanya heavy

    mineralsdan untuk mengevaluasi clay.Photoelectric absorptionterjadi bilagamma

    rayyang datang punya energi rendah. Gamma ray tersebut ditangkap oleh inti atom

    dan sebuah elektron dilemparkan keluar oleh atom.

    PEF = (Z/10)3.6

    Dengan : Z = nomor atom (jumlah elektron dalam atom)

    http://4.bp.blogspot.com/-wlEKs0xzZ0I/UCyecSFBgSI/AAAAAAAAAE4/20orYC7G0ZU/s1600/New+Picture.bmp
  • 7/25/2019 184403716-Well-Logging.pdf

    14/17

    Gambar 14.Interaksi Gamma ray(Harsono, 1997).

    ambar 15. Spektrum energi untuk terjadinya Compton scatteringdanPhotoelectric

    Absorption(Harsono, 1997).

    Tiap elementpunya harga Z tertentu oleh karena itu PEF dapat dipakai sebagai

    petunjuk tipe batuan. Harga PEF sedikit sekali tergantung pada porositas batuan

    seperti terlihat pada gambar III.22 berikut. PEF juga hanya sedikit terpengaruh oleh

    fluida dalam pori-pori, tapi log PEF terpengaruh oleh kandungan barite dalam lumpur,

    karena atom Barium memiliki nomor atom yang tinggi (Z=56).

    http://2.bp.blogspot.com/-jm8DXF6ITwE/UCyfjTz6-MI/AAAAAAAAAFQ/rZWRJg2X3YU/s1600/untitled.bmphttp://3.bp.blogspot.com/-hLSixcijbyY/UCyfO78bt2I/AAAAAAAAAFI/g2gmk1273sg/s1600/untitled.bmphttp://1.bp.blogspot.com/-LieCdQt75vo/UCye9_AURhI/AAAAAAAAAFA/hodv6gK0Y1I/s1600/untitled.bmp
  • 7/25/2019 184403716-Well-Logging.pdf

    15/17

    ambar 16. IndeksPhotoelectric Absorptionsebagai fungsi dari porositas dan kandungan fluida

    (Schlumberger, 1996).

    LogSonic

    Log sonik adalah suatu log yang digunakan untuk mendapatkan harga

    porositas batuan sebagaimana seperti pada log densitas dan log neutron. Log sonik

    adalah log yang menggambarkan waktu dari kecepatan suara yang dikirim atau

    dipancarkan kedalam formasi yang mana pantulan suara yang kembali akan diterima

    oleh receiver. Waktu yang diperlukan gelombang suara untuk sampai ke receiver

    disebut dengan Interval Transit Timeatau t.

    Besar kecilnya harga t yang melalui suatu formasi tergantung dari jenis

    batuan, besarnya porositas batuan dan isi yang terkandung dalam batuan. Dengan

    demikian log sonik disamping berguna untuk mengetahui porositas batuan, juga

    sangat berguna membantu dalam interpretasi Seismic Record, terutama untuk

    maksud-maksud kalibrasi kedalaman formasi.

    Alat tersusun dari satu transmitter di bagian atas dan satu transmitterdibagian

    bawah dengan masing-masing transmitter mempunyai dau receiver.Suara dikirimkan

    dari transmittermasuk ke dalam formasi, kemudian pencatatan dilakukan pada saat

    pantulan suara yang pertama kali sampai ke receiver.Transmitter-

    transmittermengirimkan suara secara bergantian, dan harga t dicatat pada pasangan-

    pasangan receiver yang menerima pantulan suara secara bergantian. Harga t rata-

    rata dari receiver-receiver ini dihitung secara otomatis oleh computer di permukaan,

    yang secara otomatis memproses transit timemenjadi total travel time.

    Kadang-kadang gelombang suara yang dikirimkan oleh transmitterditerima

    kembali oleh receiver terdekat cukup kuat, tetapi diterima oleh receiveryang lebih

    jauh terlalu lemah. Hal tersebut kemungkinan terhalang oleh sesuatu, sehingga

    menyebabkan harga t terlalu besar. Hal ini bisa terjadi karena alat melalui formasi

    yang unconsolidated atau pasir lepas, rekahan-rekahan pada batuan, adanya gas

    dalam batuan, lumpur yang banyak mengandung gelembung-gelembung udara

    ataupun dinding lubang bor yang sangat tidak rata pada lapisan garam.

  • 7/25/2019 184403716-Well-Logging.pdf

    16/17

    Gambar 17. Prinsip kerja alat log Sonic.

    Umumnya kecepatan suara yang menembus formasi batuan tergantung oleh

    matrik batuan (sandstone, limestone, atau dolomite) serta distribusi porositasnya.

    Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kurva t :

    Shale

    Batuanshalemempunyai porositas yang besar, meski permeabilitasnya mendekati

    harga 0 (nol). Sehingga batuan yang mengandungshalemempunyai harga t yang

    semakin besar.

    Kekompakan Batuan

    Kekompakan batuan akan memperkecil porositas, sehingga kurva t akan semakin

    rendah atau kecil.

    Kandungan Air

    Adanya kandungan air dalam batuan menyebabkan kurva t cenderung mempunyai

    harga yang semakin besar.

    Kandungan Minyak

    Air (terutama air asin) mempunyai sifat penghantar suara yang lebih baik

    dibandingkan dengan minyak, sehingga adanya minyak dalam batuan akan

    berpengaruh memperkecil harga t.

    Kandungan Gas

    Gas merupakan penghantar suara yang tidak baik, sehingga pantulan suara akan

    lambat diterima oleh receiver. Dengan demikian gas berpengaruh memperkecil

    harga t pada kurva.

    Tabel 1.Nilai Delta-T pada material di beberapa kondisi (Harsono, 1997).

    http://2.bp.blogspot.com/-XRBcytI1zfo/UCyf8T5r7XI/AAAAAAAAAFY/RfCIwbh0sbw/s1600/untitled.bmp
  • 7/25/2019 184403716-Well-Logging.pdf

    17/17

    http://3.bp.blogspot.com/-KonAeKgAPe8/UCygXwG77DI/AAAAAAAAAFg/qo90ZL-eyT0/s1600/untitled.bmphttp://3.bp.blogspot.com/-KonAeKgAPe8/UCygXwG77DI/AAAAAAAAAFg/qo90ZL-eyT0/s1600/untitled.bmphttp://3.bp.blogspot.com/-KonAeKgAPe8/UCygXwG77DI/AAAAAAAAAFg/qo90ZL-eyT0/s1600/untitled.bmp