10_PendengaranPadaUsiaLanjut
-
Upload
deddy-supriyadi -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of 10_PendengaranPadaUsiaLanjut
-
8/2/2019 10_PendengaranPadaUsiaLanjut
1/3
Pendengaran Pada Usia Lanjut
(Presbiakusis)
dr. MS WiyadiBagian Ilmu Peny aki t Telinga, Hidung dan Tenggorok Fakultas K edokteran Universitas A irlangga/R S Dr. Soetomo, Surabaya
PENDAHULUAN1
Seperti organ-organ yang lain, telinga pun mengalami ke-
munduran pada usia lanjut. Kemunduran ini dirasakan sebagaikurangnya pendengaran, dari derajat yang ringan sampai dengan
yang berat. Bila kekurang pendengaran ini berat, akan
menimbulkan banyak masalah bagi penderita dengan orang-
orang sekitarnya. Misalnya salah faham dalam komunikasi.
Penderita sering membantah karena mengira orang lain-lain
marah-marah kepadanya, tak perduli kepadanya, atau malah
mentertawakannya, mengejeknya atau lain-lain lagi.
Dalam perjalanan mencapai usia lanjut, alat pendengaran
dapat mengalami berbagai gangguan. Gangguan ini dibagi da-
lam dua bagian besar; yaitu gangguan di bagian konduksi yang
biasanya dapat diobati dengan basil memuaskan, dan pada bagian
persepsi yang biasanya sulit diobati.
Gangguan di bagian konduksi menimbulkan tuli konduksi,penyebabnya ialah :
1. Dalam meatus akustikus eksterna : cairan (sekret, air) dan
benda padat (serumen, benda asing) atau tumor.
2. Kerusakan membrana timpani : perforasi, ruptur .
3. Dalam kavum timpani : kelebihan (kekurangan) udara pada
okiusi tuba, caftan (darah, sekret pada otitis media), tumor.
4. Pada osikula : gerakannya terganggu oleh sikatriks, des-
truksi karena otitis media, ankilosis stapes pada otosklerosis
dan luksasi oleh trauma.
Gangguan di bagian persepsi menimbulkan tuli persepsi,
penyebabnya ialah :
1. Toksin.
Eksotoksin:
obat-obat (dihidrostreptomisin, kanamimisin,kinin, salisilat) dan bahan-bahan dari industri dalam
bentuk gas (karbonmonoksid)
Endotoksin : (diabetes, penyakit ginjal, penyakit kelenjar
tiroid)
2. Avitaminosis
3. Penyakit infeksi (morbili, parotitis, meningitis, lues)
4. Sudden deafness (penyakit tabung darah, alergi, infeksi
dengan virus).
5. Trauma akustik: letusan hebat (ledakan born), letusan sen-
jata api, tuli karena suara bising.
6. Fraktur dasar tengkorak (trauma kapitis)7. Penyakit Meniere.
8. Tumor.
9. Presbiakusis : tuli karena usia lanjut.
Maksud tulisan ini ialah untuk sekedar memberi gambaran
tentang kurangnya pendengaran karena usia lanjut, dan usaha-
usaha yang dapat dilakukan untuk mengobatinya.
ETIOLOGI DAN PATOLOGI2
Ketulian pada usia lanjut (presbiakusis) biasanya bilateral dan
simetris. Timbulnya kadang-kadang sangat individuil. Sebagian
sudah timbul pada usia 40 tahun atau disebut presbiakusis
prekoks, tetapi yang lain pada usia 80 tahun masih mempunyai
pendengaran baik. Frekuensi terbanyak pada usia 60 - 65 tahun.
Didapatkan pula dalam satu famili ada yang lebih banyak terjadi
dibanding famili lain. Tentang jenis kelamin, kebanyakan
penulis menulis laki-laki lebih banyak dari pada wanita. Tetapi
Weston menulis sebaliknya dengan perbandingan laki-laki
wanita 2 : 3.
Faktor lain yang mempengaruhi presbiakusis ialah :
1. Faktor lingkungan dan pekerjaan sebelumnya. Faktor yang
penting ialah faktor trauma akustik atau kebisingan.
2. Diet dapat juga mempengaruhi terjadinya presbiakusis. Diet
dengan tinggi lemak tidak hanya menyebabkan penyakit
kardiovaskular tetapi juga memperjelek pendengaran. Banyak
penyelidik melihat hubungan presbiakusis dengan
aterosklerosis. Tetapi tidak dengan arteriosklerosis dan hi-
pertensi, kecuali bila menimbulkan ensefalopati. Perubahan
terjadi pada koklea akibat insufisiensi vaskular oleh karena
spasme, sklerosis, trombosis atau perdarahan-perdarahan
kecil. Weston mendapatkan 70% pasien presbiakusis dengan
arteriosklerosis.
3. Banyak merokok dan stres diperkirakan sebagai penyebab
presbiakusis prekoks.
Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984 53
-
8/2/2019 10_PendengaranPadaUsiaLanjut
2/3
Proses patologik pada presbiakusis dapat terjadi pada
1. Koklea
2. Nervus auditivus
3. Susunan saraf pucat.
KELUHAN YANG MENYERTAI PRESBIAKUSIS2
Kecuali keluhan pendengaran berkurang, maka keluhan
lain ialah :
1. Tinitus : suara berdenging ini dikeluhkan pada 50% dari
penderita presbiakusis. Biasanya terus menerus dan bernada
tinggi.Lain dengan tinitus pada penyakit Meniere yang bia-
sanya bernada rendah. Tinitus biasanya tidaklah sangat
mengganggu seperti intoksikasi telinga atau pada traumaticdeafness.
2. Diplakusis : yaitu distorsi dari pada tingginya nada ataufrekuensi. Dapat terjadi pada satu atau kedua telinga. Bia-
sanya tak terlalu mengganggu kecualipada musikus-musikus.
3. Vertigo : dikeluhkan pada 30% dari penderita. Apakah ini
berasal dari labirin atau bukan tak bisa dipastikan. Hanya
didapatkan 60% dari penderita mempunyai reaksi kalori yang
tidak normal. Mungkin vertigo ini pada usia lanjut berasal dari
brain stem atau perubahan pembuluh darah di sentral.
PEMERIKSAAN
Kecuali dari umur, otoskopi dan audiologi penting dalam
menegakkan diagnosis presbiakusis. Pemeriksaan audiogram
nada murni terjadi penurunan pada frekuensi di atas 1000 Hz.
Ada beberapa jenis audiogram yang sesuai dengan kelainan
patologik seperti yang didasarkan pada pembagian menurut
Schuknecht.
DIAGNOSIS BANDING
1. Tull persepsi pada otosklerosis stadium lanjut
Penyakitini merupakan kelainantulang yang kebetulan pada "
foot plate" dari tulang pendengaran stapes. Hanya di sini pada
audiogramnya masih terlihat faktor tuli konduksi.
2. Penyakit Meniere Penyakit yang ditandai dengan vertigo, tinitus dan gejala-gejalasistem saraf otonom seperti muntah-muntah, keringatdingin, muka pucat sampai dengan diare. Dapat dibedakan
dengan pemeriksaan audiometri, yaitu melihat audiogramnya.
3. Trauma akustik
Ketulian sebab kebisingan atau suara-suara keras. Dapat
dibedakan dengan pemeriksaan audiometri, yaitu pure tone
audiogram, SISI tes, Tone Decay tes dan speech audiogram.
PENCEGAHAN
Ada dua faktor yang relevan yaitu :
1. Hindari suara keras, ramai dan kebisingan.
2. Hindari diet yang berlemak.
Hal-hal lain yang dianjurkan ialah hindari dingin yang berle-
bihan, rokok yang berlebihan dan stres. Anemia, kekurangan
vitamin dan insufisiensi kardiovaskular juga harus segera di-
obati.
PENGOBATAN
Didasarkan pada 4 kelompok obat-obatan :
1. Hormon
2. Obat vasodilatator
3. Obat lipoproteinolitik
4. Vitamin
1. Hormon
Pernah dicoba dengan hormon hipofise secara intravena. Ada
yang mencoba hormon wanita pada wanita usia lanjut.Kemudian kedua seks hormon dikombinasidan diberikan pada
penderita. Mungkin tinitusnya berkurang atau pendengaran
subjektif sedikit membaik, tapi secara objektif masih diragukan.
2. Vasodilator
Seperti asam nikotinat dan derivatnya menyebabkan vaso-
dilatasi perifer, dan pemberian dosis tinggi dalam waktu yang
lama menurunkan bloodlipid pada orang hiperkolesterolemia.
Efek terapeutik pada presbiakusis disebabkan oleh dilatasi
koklear dan pembuluh darah di otak akibat aksi
lipoproteinolitik dari obat tersebut.
Contoh lain misalnya Ronicol dan Hydergin.
3. Obat lipoproteinolitik
Heparin i.v. 250 mg setiap hari selama 8 hari. Kemajuan au-diometrik didapat pada 25% penderita. Vertigo dan tinitus
menghilang pada 45% penderita.
4. Vitamin
Vitamin B kompleks memberikan 43,5% kemajuan dalam
pendengaran. Data-data terperinci dari laporan Weston ini
tidak diberitakan.
Vitamin A banyak dicoba dengan hasil yang lebih memuaskan.
ALAT PEMBANTU MENDENGAR (APM)
Bila semua pengobatan tak memberi hasil, maka harapan
terakhir ialah pada APM atau hearing aid. Ada tiga bentuk yang
umum :
1. "Pocket". Daya pembesaran baik hanya karena berbentukagak besar maka penderita kebanyakan mau memakainya.
2."Ear level". Diletakkandi belakangtelinga hingga bisa ditutupirambut pada wanita atau laki-laki berambut gondrong.
3. Kacamata. Pembesarannya kurang dan harganya mahal.
Ada satu bentuk lagi yang disebut "telingaajaib",dipasarkanoleh
perusahaan tertentu. Hanya pembesarannya sangat terbatas
sedang harganya mahal.
Untuk pemakaian APM, perlu disesuaikanhasil audiogramnya
dengan daya kemampuan APM. Jadi perlu dicoba seperti
pemakaian kacamata.
PROGNOSIS 2
Ada dua bentuk presbiakusis yang berbeda dalam progno-
sisnya.
1. Slowly increasing deafness. Ini yang lebih sering, jarang
sampai terjadi tuli total atau tuli yang berat.
54 Cermin Dunia Kedokteran No. 35, 1984
-
8/2/2019 10_PendengaranPadaUsiaLanjut
3/3
2. Apoplectiform increase. Ketulian sangat mendadak dan sa-
ngat berat. Sebabnya diperkirakan perdarahan atau trom-
bosis.
RINGKASAN
Telah diuraikan tentang presbiakusis atau pendengaran pada
usia lanjut, hal-hal yang mempengaruhinya, pencegahan yang
dapat dianjurkan dan pengobatan yang bisa dilakukan.
KEPUSTAKAAN
1. Wiyadi MS. Pemeliharaan Pendengaran. Majalah Kedokteran Sura-
baya, 19 79;1 6: 44.
2. Ballantyne J & Groves J. Scott-Browns Diseases of the Ear, Nose and
Throat 3rd ed. vol 2. Ear, London: Butterworths, 1972; p. 456-464.
3. Schmidt PH. Presbyacusis. The Present Status. Nederlandse Keel-Ne-
us-0orheelkundige Vereniging. June 3, 1966.