bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/.../_BAB_III_Gambaran_SIDaok.docx · Web...
Transcript of bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/.../_BAB_III_Gambaran_SIDaok.docx · Web...
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
BAB IIIKONDISI SIDa SAAT INI
A. Kebijakan SIDa1. Kebijakan SIDa dalam Kerangka RPJPD Kota Surakarta Tahun
2005-2025Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Surakarta Tahun 2005-2025 memuat tentang pengembangan Inovasi daerah. Pada Bab II Kondisi Umum Daerah yang menyebutkan Pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Kota Surakarta terkait erat dengan upaya peningkatan daya saing daerah, dan mendorong tumbuhnya budaya Inovasi di kalangan masyarakat, melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (Reasearch and Development = R&D) baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota secara langsung maupun oleh lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan di lingkungan Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) maupun Dunia Usaha.
Kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan oleh masing-masing institusi secara umum masih berjalan sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan sesaat yang dihadapi oleh masing-masing institusi, oleh karenanya diperlukan sinergi antar unsur kelembagaan iptek dalam rangka mendayagunakan berbagai sumber daya iptek untuk mendorong peningkatan kemampuan dan penguasaan iptek bagi peningkatan daya saing dalam menghadapi tantangan global.
Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan sistem inovasi daerah adalah Pembangunan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ke depan menghadapi tantangan masih rendahnya budaya inovasi dan difusi teknologi di lingkungan masyarakat, masih rendahnya penyerapan (absorbsi) dunia usaha khususnya UMKM dan koperasi terhadap teknologi produksi, dan belum optimalnya peran dan fungsi lembaga penelitian dan pengembangan dalam melakukan penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan penerapan IPTEK dalam kehidupan masyarakat.
Arah Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025, dalam pengembangan sistem inovasi daerah yaitu Perluasan akses UMKM dan Koperasi kepada sumber-sumber permodalan, inovasi dan teknologi
35
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
produksi, serta pemasaran global. Arah kebijakan ini terbagi sesuai dengan tahapan RPJMD sebagai berikut:a. Arah Kebijakan pada RPJMD II (Tahun 2010 – 2014) yaitu Peningkatan
akses UMKM dan Koperasi kepada sumber-sumber permodalan, inovasi dan teknologi produksi, serta pemasaran global;
b. Arah Kebijakan pada RPJMD III (Tahun 2015 – 2019) yaitu Pengembangan akses UMKM dan Koperasi kepada sumber-sumber permodalan, inovasi dan teknologi produksi, serta pemasaran global;
c. Arah Kebijakan pada RPJMD IV (Tahun 2020 – 2024) 5. Pemantapan akses UMKM dan Koperasi kepada sumber-sumber permodalan, inovasi dan teknologi produksi, serta pemasaran global.
Periode RPJMD memasuki tahap ketiga dalam RPJPD, oleh karena itu perlu memperhatikan amanat pengembangan inovasi yang termuat dalam RPJPD dengan fokus pada kepada sumber-sumber permodalan, inovasi dan teknologi produksi, serta pemasaran global.
2. Kebijakan SIDa dalam Kerangka RPJMD Teknokratis Kota Surakarta Tahun 2015-2020
Kota Surakarta telah menyusun Kajian Teknokratis RPJMD Tahun 2015-2020. Gambaran mengenai Sistem Inovasi Daerah termuat dalam Analisis Isu-Isu Strategis. Kondisi saat ini Sistem inovasi daerah belum optimal pengembangannya, padahal kota Surakarta memiliki Solo Techno Park (STP) sebagai modal pengembangan inovasi daerah.
Jika dilihat dari Lingkungan Internal Strategis Posisi Geografis dan Geoekonomi Kota Surakarta Menurut RTRW 2011-2031 Kawasan Kerjasama Regional yang terkait dengan Kota Surakarta adalah Kawasan Subosukawonosraten dan Kawasan Sosebo (Solo, Selo/Boyolali, dan Borobudur) yang memiiki SDA, kesuburan tanah dan obyek wisata. Dalam regional Provinsi Jawa Tengah, Kota Surakarta dijadikan kawasan peruntukan industri skala wilayah untuk produk-produk unggulan berbasis industri kerajinan dan kawasan pariwisata.
Implikasi tantangannya: (1) harus mengembangkan industri kreatif, sektor jasa dan perdagangan; (2) harus menciptakan iklim yang kondusif dan ramah investasi; (3) mengembangkan kecakapan kota mengembangkan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) melingkupi aspek kebijakan/regulasi, aspek kelembagaan Iptek; aspek infrastruktur inovasi;
36
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
budaya inovasi; dan pengembangan kluster industri secara komprehensif dan kolaboratif; (4) sebagai kota MICE, bagaimana mensinergikan nilai global dan nilai budaya lokal kota dalam penataan fungsi kota; (5) menata kota yang berorientasi ekonomi perdagangan yang kompetitif, memberi kenyamanan bagi pelaku usaha atau investor untuk menambah lama tinggal (length of stay) di kota Surakarta.
Isu Strategis berkaitan dengan pengembangan SIDa yang termuat dalam kajian teknokratis antara lain : a. Kelompok Tata kelola pemerintahan (governance): bersih, transparan,
kolaboratif, demokratis dan akuntabel :1) Isu Regulasi. Ketersediaan regulasi/kebijakan daerah yang tepat
adalah berbasis akurasi data dan diimplementasikan berbasis sanksi yang jelas atas segala bentuk pelanggaran/ pengabaian. Kurun 2015-2019 Kota Surakarta memerlukan Kebijakan Sistem Inovasi Daerah (SIDa).
b. Kelompok Peningkatan daya saing daerah: meraih keunggulan;1) Isu regulasi, iklim kebijakan daerah yang menjamin kepastian
usaha dalam kompetisi sehat dan efisien, bersih dari ekonomi biaya tinggi. mencakup: (1) Sinkronisasi sistem informasi perizinan SKPD teknis dengan sistem informasi PTSP BPMPT; (2) Pengembangan dan penyempurnaan Sistem informasi PTSP Online; (3) Pengembangan dan penyempurnaan Sistem informasi PTSP Online; (4) Kajian kebijakan yang pro investasi; (5) Penyiapan kecakapan aparatur untuk mengelola investasi yang kompeten termasuk penataan organisasi dan manajemen BUMD; (6) Kebijakan kerjasama antar daerah; (7) kebijakan yang mengatur pengembangan BUMD, kelembagaan ekonomi, Lembaga Pembiayaan bagi UMKMK dan pembentukan lembaga ekonomi kerakyatan, (8) kebijakan investasi, (9) sistem inovasi daerah (SIDa) yang berdaya saing.
2) Isu Bidang Sosial Budaya Isu-isu dari bidang sosial budaya berkontribusi menyiapkan kualitas sumber daya manusia kota Surakarta untuk meraih keunggulan dalam persaingan pasar, termasuk perkembangan inovasi daerah. Semakin banyak inovasi daerah juga semakin tinggi potensi daya saing daerah.
37
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
Tantangan dan Isu Strategis inilah yang nanti akan menjadi perhatian dalam pengembangan Sistem Inovasi Daerah Kota Surakarta.
B. Kelembagaan SIDa1. Institusi Pemerintah
SKPD Kota Surakarta merupakan kelembagaan Pemerintah Kota Surakarta mempunyai beberapa potensi untuk menjadi dasar bagi pembangunan sistem inovasi daerah. Beberapa SKPD yang terlibat dalam pengembangan Inovasi Daerah adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Pengelolaan Pasar, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Bappeda. Kota Surakarta juga memiliki kelembagaan Dewan Riset Daerah (DRD) Kota Surakarta. DRD memiliki peran dalam memberikan masukan kepada walikota tentang prioritas iptek di daerah sehingga lembaga ini berperan dalam pengembangan SIDa.
Solo Technopark (STP) juga merupakan bagian kelembagaan SIDa. Solo Technopark (STP) adalah kawasan terpadu di bawah pengelolaan Pemerintah Kota Surakarta, yang merupakan kawasan terpadu berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang memadukan unsur pengembangan iptek, kebutuhan pasar industri dan bisnis serta penguatan daya saing daerah. Solo Technopark juga merupakan pusat vokasi dan inovasi teknologi, pusat riset teknologi terapan di Kota Surakarta, yang dibangun dari sinergi dan hubungan yang kokoh antara dunia pendidikan, bisnis, dan pemerintahan (The Triple Helix Model of Innovation) serta komunitas masyarakat.
STP memberikan layanan pendidikan bidang industri, inkubator bisnis, jasa produksi dan penelitian, pengembangan teknologi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), meningkatkan daya saing dan kinerja dunia usaha dan industri, meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, serta memperluas lapangan pekerjaan melalui pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota SurakartaMerupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Surakarta yang ditunjuk oleh Walikota Surakarta sebagai pengelola Kawasan Solo Technopark. Unit Pelaksana Teknis Badan Solo Tecnopark
38
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
merupakan Unit Kerja pada Bappeda Kota Surakarta yang melaksanakan sebagian tugas SKPD induk dan melaksanakan tugas teknis operasional di Kawasan Technopark, di bidang pelayanan iptek pada masyarakat.
Dalam sejarahnya STP berawal pada tahun 2012 dmana Pemerintah Kota Surakarta bekerjasama dengan Politeknik Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) Surakarta serta dukungan Indonesia German Institute (IGI) membentuk Surakarta Competency and Technology Center (SCTC), sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) di bidang mekanik untuk mendidik para pemuda dan guru-guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam meningkatkan kompetensi di bidang mekanik.
Dalam tempo yang relatif singkat SCTC berhasil menempatkan diri sebagai pusat pelatihan mekanik bermutu tinggi dan berhasil memberikan kontribusi dalam melatih generasi muda yang belum bekerja, mengupayakan tempat kerja, serta mewujudkan terbentuknya jaringan kerjasama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan industri yang saling melengkapi.
Melihat keberhasilan tersebut, pada tahun 2006 Pemerintah Kota Surakarta berinisiatif mengembangkan konsep SCTC menjadi lebih luas cakupannya, dan menambah bidang-bidang ketrampilan yang sangat diperlukan untuk pemenuhan pengembangan teknologi masa depan, yaitu mendirikan Solo Technopark.
Solo Technopark sebagai unit kerja di bawah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Surakarta, dibentuk berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta No. 13 Tahun 2009 tanggal 19 Agustus 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Solo Technopark Kota Surakarta. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Walikota Surakarta No. 900/65/1/2009.
Tanggal 31 Desember 2009 Tentang Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Solo Technopark pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Surakarta. Sehingga UPTB Solo Technopark berstatus BLUD penuh dan sifat bisnisnya adalah sosial ekonomi serta lebih menekankan pada pelayanan sosial kepada masyarakat dan sekaligus sebagai salah satu pusat rujukan layanan teknologi.
39
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
Tugas utama STP dilaksanakan oleh Bappeda Kota Surakarta, meliputi antara lain konsep pembangunan kawasan, pelaksanaan pembangunan kawasan/infrastruktur, penyediaan sarana prasarana, pengelolaan UPTB. Sedangkan tugas khusus dilaksanakan oleh UPTB Solo Technopark sebagai Lembaga Teknis Daerah yang melaksanakan sebagian tugas SKPD induk serta melaksanakan tugas pelayanan teknis operasional bidang pelayanan iptek pada masyarakat.
2. Kelembagaan KelitbanganKota Surakarta memiliki lembaga litbang yaitu lembaga Litbang
Pemerintah daerah dan Litbang Perguruan Tinggi, sebagai berikut :Nama
Litbang PT Negeri
Nama Litbang
Universitas Swasta
Nama Litbang Akademi Swasta
Nama Litbang
Politeknik Swasta
Nama Litbang Sekolah Tinggi
Swasta
1. Institut Seni Indonesia Surakarta
1. Universitas Islam Batik
1. Akademi Akuntansi dan Perpajakan Bentara Indonesia
1. Politeknik Indonusa
1. Sekolah Tinggi Bahasa Asing IEC
2. Universitas Sebelas Maret
2. Universitas Kristen Surakarta
2. Akademi Bahasa Asing Harapan Bangsa
2. Politeknik Muhammadiyah Karanganyar
3. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Adi Unggul Bhirawa
4. Institut Agama Islam Negeri Surakarta
3. Universitas Muhammadiyah Surakarta
3. Akademi Bahasa Asing R.A. Kartini
3. Politeknik Pratama Mulia
5. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Atma Bhakti
6. Poltekkes Kemenkes Surakarta
4. Universitas Nahdlatul Ulama
4. Akademi Bahasa Asing St. Pignatelli
4. Politeknik Surakarta
7. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi St. Pignatelli
5. Universitas Sahid Surakarta
5. Akademi Desain 8. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surakarta
6. Universitas Setia Budi
6. Akademi Farmasi Nasional
9. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Swasta Mandiri
7. Universitas Slamet Riyadi
7. Akademi Keperawatan Patria Husada Surakarta
10. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wijaya Mulya
8. Universitas Surakarta
8. Akademi Kebidanan Kusuma Husada
11. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah
9. Universitas 9. Akademi 12. Sekolah Tinggi Pariwisata
40
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
Nama Litbang PT
Negeri
Nama Litbang
Universitas Swasta
Nama Litbang Akademi Swasta
Nama Litbang
Politeknik Swasta
Nama Litbang Sekolah Tinggi
Swasta
Tunas Pembangunan
Keperawatan Kusuma Husada
Sahid
10. Akademi Kebidanan Mamba'Ul Ulum
13. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AUB
11. Akademi Keperawatan Mamba'Ul Ulum
14. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Duta Bangsa
12. Akademi Keperawatan Ngesti Waluyo Parakan
15. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Sinar Nusantara
13. Akademi Keperawatan Panti Kosala
14. Akademi Keperawatan PPNI
15. Akademi Pariwisata Mandala Bhakti
16. Akademi Pariwisata Widya Nusantara
17. Akademi Pelayaran Nasional Surakarta
18. Akademi Perekam Medik & Info Kes Citra Medika
19. Akademi Sekretari dan Manajemen Indonesia
20. Akademi Seni dan Desain Indonesia
21. Akademi Seni Mangkunegaran
22. Akademi Teknik Adiyasa
23. Akademi Teknik Fajar Indonesia
24. Akademi Teknik Mesin Industri
25. Akademi Teknik Warga
26. Akademi Teknologi Aub
41
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
Nama Litbang PT
Negeri
Nama Litbang
Universitas Swasta
Nama Litbang Akademi Swasta
Nama Litbang
Politeknik Swasta
Nama Litbang Sekolah Tinggi
Swasta
27. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Cipta Darma
28. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Harapan Bangsa
3. Lembaga PendidikanKota Surakarta memiliki 9 SMK Negeri, 40 SMK Swasta, Perguruan
Tinggi Negeri sebanyak 4 dan Perguruan Tinggi Swasta sebanyak 28 Akademi, 4 Politeknik, Sekolah Tinggi 13, dan Universitas sebanyak 9 PT.
4. Lembaga Penunjang InovasiKota Surakarta memiliki berbagai penunjang inovasi yaitu :a. Kartu Insentif Anak (KIA) dan Sistem Relasi Pencatatan Kelahiran, Kota
Surakarta (juara Inovasi Pelayanan Publik 2015);b. Penataan dan Pengelolaan Pedagang Kaki Lima;c. Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta;d. pelayanan perijinan Satu Pintu;e. Pengembangan Cadangan Pangan daerah;f. Kota Surakarta Layak Anak;g. Digital Arsip Kependudukan;h. Pelayanan KTP Satu Jam;i. Pengembangan jaringan Pencatatan Kelahiran melalui Akte Kelahiran
Jemput Bola;j. Penanganan pengemis dan pengamen dengan pendekatan
kemanusiaan;k. Penanganan gelandangan dan orang gila dengan pendekatan
kemanusiaan;l. Penanganan dan Pencegahan Permasalahan Siswa;m. I-Cell BizTech Incubator Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI); n. Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu)-LPPM-UNS; o. Business Development Services (BDS)-UNS;
42
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
p. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat-Universitas Muhammadiyah Surakarta (LPPM UMS);
q. LPPM Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Pengembangan ini dilakukan melalui kerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk memberikan capacity building dan insentif kepada PI UMKM untuk menumbuhkembangkan UMKM inovatif.
5. Dunia UsahaKebutuhan manusia supaya untuk memenuhinya, menimbulkan
adanya dunia usaha yang menciptakan barang dan jasa. Dengan demikian, dunia usaha dapat diartikan sebagai suatu lingkup yang di dalamnya terdapat kegiatan produksi, distribusi dan upaya-upaya lain yang diarahkan pada pemuasan maksimal keinginan dan kebutuhan manusia. Terdapat 199 jenis usaha di Kota Surakarta yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Diantaranya adalah aksesoris dan perhiasan, bisnis investasi, bisnis online, properti, advertising, konsultan teknik dan bangunan, kontraktor, kerajinan, batik, kuliner, perikanan, pertanian, peternakan, dan waralaba.
Dalam kaitannya dengan ekonomi kreatif telah ditetapkan 15 sektor dan 52 sub sektor ekonomi kreatif sebagaimana tersaji pada tabel berikut :
Tabel 3. 1.Sektor Ekonomi Kreatif Di Kota Surakarta
No Sektor Sub Sektor1 2 3 4 5
1 Seni Pertunjukan
Tari Tradisional
Wayang kulit
Wayang orang
Desain dan pembuatan busana pertunjukan
produksi pertunjukan, dan Tari Moderen
2 Desain Desain produk
Desain interior
Desain grafis
3 Kerajinan Kerajinan kain
Kerajinan Kayu
Kerajinan Kulit
Kerajinan tas
Kerajinan Bambu, rotan, gitar, perhiasan batu berharga, dan kaca
4 Makanan / kuliner
Minuman Tradisional
Srabi Tengkleng Selat Solo timlo
5 Fesyen Kreasi desain pakaian
produksi pakaian mode dan aksesorisn
Desain Fesyen
Desain kaki alas
43
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
No Sektor Sub Sektor1 2 3 4 5
ya6 Pasar
seni dan barang antik
Pasar seni dan barang antik
7 Riset dan Pengembangan
Riset Pasar
8 Video, Film dan Fotografi
Fotografi Film,Animasi,Doku menter
Pembuatan cerita pendek
Edit Video Script Film
9 Musik Keroncong Karawitan / campursari
Penyewaan, Studio Rekaman
10
Periklanan
Promosi Produksi material iklan
Iklan luar ruang
Periklanan Televisi & radio Layanan Komputer
11
Televisi & radio
Penyiaran Televisi
penyiaran radio
12
Layanan Komputer dan piranti lunak
Pembuatan website
Pembuatan jaringan
13
Arsitektur
Perencanaan biaya konstruksi
Konsultasi kegiatan teknik dan rekayasa
Desain Konstruksi
Pengawasan konstruksi
Arsitektur
14
Permainan interaktif
ketangkasan dan edukasi
Pembuatan Animasi
15
Penerbitan dan Percetakan
Penerbitan Majalah
Penerbitan Buku
Penerbitan Koran
Penerbitan foto
Percetakan lukisan
Sumber : Dokumen Ekonomi Kreatif, 2015
Sejumlah usaha-usaha yang tergolong dalam ekonomi kreatif ini telah bergabung dengan asosiasi-asosiasi sebagaimana dapat digambarkan dalam tabel berikut :
Tabel 3. 2.Nama Komunitas dan Asosiasi Pelaku Ekonomi Kreatif
No Sektor Sub Sektor Nama Komunitas1. Periklanan Produksi Material
Iklan HIPMI Surakarta , Asosiasi
Perusahaan Dan Periklanan Solo (Asppro)
Formula2. Arsitektur Desain Konstruksi GAPENSI
3. Pasar Seni danBarang Antik
Pasar seni danbarang antik
Paguyuban Pasar Triwindu
4. Kerajinan Pengrajin tas gitar Hardcasesolo
44
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
No Sektor Sub Sektor Nama KomunitasKerajinan Kulit Wayang Beber Kontemporer
Solo Grup Penggermar Wayang
KulitRotan, Bambu,Kayu
Polah Crew
5. Desain Desain produk Spartarum6. Fesyen Desain Fesyen Red batik Solo
Asosiasi Perancang danPengusaha Mode Indonesia
7. Video, Film danFotografi
Edit Video Solo Digital Sound CommunityFilm Dokumenter Solo PhotographScript Film Nginguk SoloPembuatan cerita pendek
Kanjeng Mami Management
Fotografi Belajar Fotografi Bareng (BCB) Jambore Fotografi Mahasiswa
Indonesia (JMFI)Profil Ekonomi Kreatif Surakarta, 2014
Kota Surakarta merupakan kota kratif dan inovatif. Usaha-usaha ekonomi kreatif merata tersebar di 5 kecamatan. Sebaran sektor ekonomi kreatif Kota Suarakarta dapat disimak pada tabel berikut :
Tabel 3. 3. Sebaran Sektor Ekonomi Kreatif Setiap Kecamatan
Kota SurakartaNo Kecamatan Sektor Ekonomi
KreatifSektor Potensial
1 Banjarsari 1. Periklanan,2. Pasar Seni dan Barang Antik,3. Kerajinan,4. Desain,5. Fesyen,6. Video, Film dan Fotografi,7. Musik,8. Seni Pertunjukan,9. Penerbitan dan Percetakan,10. Layanan Komputer dan Piranti
Lunak,11. Televisi dan Radio,12. Kuliner
1. Periklanan2. Kerajinan,3. Desain,4. Seni Pertunjukan,5. Penerbitan dan
Percetakan6. Penerbitan dan
Percetakan,7. Kuliner
2 Jebres 1. Seni Pertunjukan,2. Video, Film dan Fotografi,3. Kerajinan
1. Seni Pertunjukan,2. Video, Film dan
Fotografi,3. Kerajinan
3 Serengan 1. Periklanan,2. Kerajinan,3. Desain,4. Seni Pertunjukan
1. Periklanan,2. Kerajinan,3. Desain,
4 Laweyan 1. Periklanan 1. Penerbitan dan
45
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
No Kecamatan Sektor EkonomiKreatif
Sektor Potensial
2. Layanan Komputer dan Piranti Lunak,
3. Penerbitan dan Percetakan,4. Musik,5. Permainan Interaktif,6. Video, Film dan Fotografi,7. Kerajinan,8. Fesyen
Percetakan,2. Musik,3. Permainan
Interaktif,4. Video, Film dan
Fotografi,5. Kerajinan,6. Fesyen
5 Pasar Kliwon 1. Arsitektur,2. Kerajinan,3. Fesyen,4. Penerbitan dan Percetakan
1. Kerajinan,2. Fesyen,3. Penerbitan dan
PercetakanProfil Ekonomi Kreatif Surakarta, 2014
6. Organisasi Kemasyarakatan DaerahTerdapat 323 lembaga kemasyarakatan yang terdaftar dalam
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Surakarta. Lembaga kemasyarakatan yang aktif hanya berjumlah 65. Fungsi dari Organisasi Masyarakat diatur dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 yang menyatakan bahwa organisasi kemasyarakatan berfungsi sebagai :a. Wadah penyalur kegiatan sesuai kepentingan anggotanya. b. Wadah pembinaan dan pengembangan anggotanya dalam usaha
mewujudkan tujuan organisasi. c. Wadah peran serta dalam usaha menyukseskan pembangunan
nasional. d. Sebagai sarana penyalur aspirasi anggota dan sebagai sarana
komunikasi social timbal balik antar anggota dan/atau antar organisasi kemasyarakatan, dan antara organisasi kemasyarakatan dengan organisasi kekuatan sosial politik, badan permusyawaratan/perwakilan rakyat dan pemerintah.
C. Jaringan SIDaUsaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian
sangat strategis. Hal tersebut telah terbukti dengan kemampuannya dalam mengakomodasi tenaga kerja khususnya pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1997/1998. UMKM telah dapat menjadi tumpuan dalam menampung tenaga kerja yang tergeser karena banyak pemutusan hubungan kerja dari perusahaan yang tutup usaha. Kendati
46
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
demikian penting perannya, namun hingga saat ini UMKM menghadapi berbagai permasalahan antara lain yaitu daya saing yang masih sangat rendah, pemodalan yang sangat terbatas, teknologi yang sebagian besar masih tertinggal, akses informasi dan komunikasi sangat kurang, serta kreativitas dan kemampuan untuk bersaing pada tataran lebih tinggi masih sangat lemah. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diperlukan kebijakan dan program pemerintah yang benar‐benar menyentuh akar permasalahan yang dihadapi UMKM.
Kelompok UMKM merupakan kelompok terbesar dari total unit usaha yang ada di Surakarta. Kelompok UMKM ini menyerap tenaga kerja yang jauh lebih besar dari jumlah tenaga kerja yang diserap oleh kelompok usaha besar, dan memainkan peran yang tidak kecil dalam penyediaan lapangan kerja secara nasional. Selain kebijakan UMKM perlu mengebangkan jaringan untuk memperkuat dan memajukan daya saing melalui penerapan dan pemanfaatan Iptek di Daerah. IPTEK di Daerah harus dikemas dalam sebuah skema yang inovatif, bertujuan untuk memperkuat UMKM melalui introduksi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), serta penyediaan dana awal secara terbatas dikelola secara berkelanjutan. Pengertian berkelanjutan dimaksudkan agar usaha tersebut dapat memiliki efek ganda (multiplier effect) dengan memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh kegiatan IPTEK di daerah. Jaringan SIDa harus dibangun dalam konteks kerjasama yang berguna bagi pengembangan UMKM dan industri kreatif. Suakarta telah megembangkan jaringan ini melalui kerjasama dengan perguruan tinggi dan asosiasi-asosiasi yang ada. Beberapa jaringan yang telah ada adalah :
Tabel 3. 4. Jaringan SIDa
No Nama Jaringan1. HIPMI Surakarta , 2. Asosiasi Perusahaan Dan Periklanan Solo (Asppro)3. Formula4. APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) Cabang Surakarta5. GAPENSI (Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia)6. Inkindo (Ikatan Konsultan Indonesia) Cabang Surakarta)7. KADIN8. Paguyuban Pasar Triwindu9. Hardcasesolo10. Paguyuban Wayang Beber Kontemporer Solo
11. Paguyuban Grup Penggermar Wayang Kulit12. Polah Crew
47
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
No Nama Jaringan13. Spartarum14. Red batik Solo15. Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia16. Solo Digital Sound Community17. Solo Photograph18. Nginguk Solo19. Kanjeng Mami Management20. Belajar Fotografi Bareng (BCB) Jambore Fotografi Mahasiswa
Indonesia (JMFI) Profil Ekonomi Kreatif Surakarta, 2014
Selain jaringan yang dibentuk oleh para pengusaha, pemerintah daerah mengembangkan jaringan SIDa yaitu UPTB Solo Technopark. Dalam upaya membangun sinergitas, UPTB Solo Technopark akan mengembangkan infrastruktur iptek, yang terdiri dari sumber daya pengetahuan (knowledge resources) Kota Surakarta melalui sinergi universitas, laboratorium riset pemerintah/ swasta, perpustakaan, inkubator bisnis dan teknologi, pusat inovasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), serta ilmu pengetahuan untuk keperluan Research dan Development (R & D) yang ramah lingkungan. Upaya lain yang akan ditempuh adalah pengembangkan infrastruktur bisnis, melalui kemitraan/ kerjasama dengan asosiasi industri, kamar dagang serta memanfaatkan peluang pembiayaan khusus maupun peluang investasi di bidang iptek dan inovasi, mengembangkan infrastruktur fisik, fasilitas modern, ramah lingkungan, dilengkapi dengan penerapan teknologi informasi terpadu yang handal, meningkatkan kualitas pelayanan iptek pada masyarakat dan industri terutama dalam pemanfaatan teknologi tepat guna, serta berperan aktif dalam Sistem Inovasi Daerah (SIDa) untuk mendukung Sistem Inovasi Nasional.
Dalam jangka panjang jaringan ini akan membangun basis ekonomi yang beragam termasuk jaringan penyuplai dan distribusi yang ekstensif dalam rangka mendukung pengembangan klaster industri, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, termasuk ketersediaan tenaga terampil terdidik, ilmuwan, teknisi, inkubator bisnis dan teknologi, berperan aktif dan maksimal dalam memberikan kontribusi pemikiran dan implementasi dalam pembangunan IPTEK kepada pemerintah daerah/pusat, masyarakat Indonesia dan dunia Internasional, serta menciptakan lingkungan kerja yang ekspert dan mendorong pengembangan manajemen pengelolaan kawasan terpadu berbasis iptek.
48
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
D. Capaian Indikator SIDaKota Surakarta memiliki kelengkapan yang cukup untuk
mengembangkan sistem inovasi daerah walaupun tentu saja kemanfaatannya masih memiliki kekurangan karena belum memiliki legitimasi hukum. Dari hasil FGD menunjukan bahwa sektor perdagangan dan jasa memiliki performa yang baik pada kurun waktu 5 tahun yang lalu. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor perdagangan dapat diandalkan sebagai sektor prioritas yang akan dikembangkan melalui sistem inovasi daerah. Berikut capaian kondisi SIDa saat ini yaitu :1. Kontribusi Sektor Perdagangan dalam PDRB
Pada kelompok sektor tersier yang paling besar adalah adalah perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 45%., pada posisi kedua jasa-saja sebesar 20%, sementara untuk keuangan persewaaan dan jasa perusahaan menempati posisi yang ketiga sebesar 18%. Seperti digambarkan pada grafik berikut :
45%
17%
18%
20%
sektor tersier
Perdagangan, Hotel& Restoran
Pengangkutan&Komunikasi
Keuangan, Persewaan&Jasa Perusahaa
Jasa-Jasa
Grafik 3.1. Persentase kontribusi sektor PDRB ADHKSumber : BPS, 2015
2. Pariwisata dan MICEPotensi Pariwisata di Kota Surakarta sangat banyak, beberapa obyek wisata unggulan di Kota Surakarta antara lain : Kraton Kasunanan, Mangkunegaan, Museum Radya Pustaka, Areal Sriwedari, Museum Batik, Taman Satwataru, dan Taman Balekambang. Jumlah kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanega terus meningkat. Tahun 2010 jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 1.004.269 orang, tahun 2014
49
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
meningkat menjadi 2.924.864 orang. Perkembangan selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut :
2010 2011 2012 2013 20140
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
1,004,269
1,726,624
2,127,883
2,477,693
2,924,864
Jumlah Wisatawan
Grafik 3.2. Jumlah Kunjungan WisatawanSumber : BPS, 2015MICE ((Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) merupakan kegiatan konvensi, perjalanan intensif dan pameran dalam industri pariwisata. MICE yang secara teknis merupakan singkatan dari Meeting, Incentive, Conference, Exhibition, digolongkan ke dalam industri pariwisata. MICE bisa diartikan sebagai wisata konvensi, dengan batasan: usaha jasa konvensi, perjalanan intensif, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan, dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama (Pendit, 1999:25). Secara fisik, tumbuhnya pembangunan hotel-hotel yang menyediakan ruang konferensi merupakan bukti bahwa Kota Surakarta berpotensi menjadi Kota MICE. Dari tahun 2010 hingga tahun 2014 jumlah hotel dan penginapan di Kota Surakarta sebanyak 154 unit. Perkembangan selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut :
50
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
Grafik 3.3. Pertumbuhan Hotel dan PenginapanSumber : BPS, 2015
3. Jasa Pendukung Industri dan UMKMa. Kondisi Jalan Kota Surakarta
Kondisi jalan di Kota Surakarta sebesar 63,77% kondisi baik, 28,00% kondisi sedang, 7,76% kondisi rusak dan 0,47 kondisi rusak berat. Kondisi jalan ini perlu ditingkatkan, terutama rehabilitasi pada jalan rusak dan rusak berat.
b. BandaraSarana angkutan udara tersedia di Kota Surakarta berupa Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo. Secara administratif banda udara ini terletak di perbatasan Kabupaten Karanganyar dan Boyolali.
c. TerminalTerminal bus besar Surakarta ini bernama Terminal Tirtonadi yang beroperasi 24 jam. Selain Tirtonadi, terdapat pula dua terminal untuk angkutan lokal: Terminal Harjodaksino di sisi selatan kota (dulu merupakan terminal bus antarkota) dan Terminal Tipes di sisi barat kota. Tahun 2010 diluncurkan angkutan umum massal bus Batik Solo Trans dengan satu rute.
d. Pasar Jumlah pasar di Kota Surakarta tahun 2014 sebanyak 46 pasar, paling banyak adalah jenis pasar umum/tradisional yaitu 28 pasar. Perkembangan jumlah pasar di Kota Surakarta selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
51
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
Tabel 3. 5.Jenis Pasar
No
Jenis Pasar 2013
2014
1 Dept Store - -2 Pasar Swalayan - -3 Pusat Perbelanjaan - -4 Umum/Tradisional 27 285 Hewan (Taman Pasar Burung dan Ikan
Hias Depok, Pasar Ayam)2 2
6 Pasar Buah 1 17 Pasar Sepeda - -8 Ikan 1 19 Lain - lain :
Mebel1 1
Barang Antik (Triwindu) 1 1 Klithikan (Notoharjo) 1 1 Besi (Besi Tua, Sidomulyo) 2 2 Bambu 1 1 Elektronik (Ngarsopuro) 2 2 Peralatan Rumah Tangga/Kebutuhan
khusus1 1
Textil (Klewer, Cinderamata) 2 2 Bunga (Kembang) 1 1 Rupa-Rupa (Singosaren) 1 1 Kebutuhan Mahasiswa (Panggungrejo) 1 1 Jumlah 45 46
Sumber : BPS, 2015
e. Stasiun Kereta ApiKota Surakarta memiliki 3 stasiun yaitu Stasiun Solo Balapan, Stasiun Solo Jebres, Stasiun Solo-Kota (Sangkrah), dan Stasiun Purwosari.
4. Sarana PrasaranaJumlah sarana pendukung perdagangan dan jasa di Kota Surakarta
cukup banyak antara lain dapat dilihat pada grafik berikut :
52
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
9%
28%
45%
1%7%
2%1%2%2% 1%1%
Pusat Perdagangan Kota SurakartaMall Besar Mini Market Pasar Tradisional Pusat Grosir
Mall Sedang Pasar Hewan Pasar Kembang Pasar Mebel
Pasar buah Pasar bursa tanaman Pasar Ilmu Pengetahuan
Grafik 3.4. Jumlah Sarana Perdagangan Kota SurakartaSumber : https://lintassolo.wordpress.com
Data diatas menujukan bahwa Kota Surakarta memiliki potensi perdagangan yang sangat besar. Kota Surakarta dapat disejajarkan dengan kota Surakarta dalam hal penyediaan prasarana perdagangan. Ini membuktikan bahwa kota Surakarta merupakan kota dagang yang tidak pernah tidur.
Mencermati kondisi diatas serta dan berdasarkan hasil dari diskusi (FGD) yang diikuti berbagai pemangku kepetingan, kondisi SIDa di Kota Suraarta saat ini sudah cukup baik karena memiliki berbagai kekuatan dan peluang yang mendukung. Dengan menggunakan hasil dari analisis SOAR, kondisi tersebut dapat tergambarkan secara umum. Kolom Kekuatan (Strength) yang diperkuat dengan Peluang (Opportunity) dalam SOAR digunakan untuk penggambaran tersebut.
53
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
Tabel 3. 6.Gambaran Kekuatan dan Peluang Penguatan SIDa berdasarkan Hasil
FGDKekuatan (Strength) Peluang (Opportunity)
Surakarta memiliki IPM tertinggi yaitu 79,1
Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakarta sebesar 5,89%
Jumlah UMKM banyak Infrastruktur yang memadai
seperti dekat dengan bandara Potensi unggulan daerah (PUD)
di bidang perdagangan, dan industri kreatif yang berkembang luas
Pemberdayaan ekonomi masyarakat lebih diutamakan dengan melibatkan berbagai akademisi
Potensi kota Surakarta sebagai kawasan budaya jawa
Slogan Solo Spirit Of Jawa menjadi brand image yang terus berkembang.
Jumlah Perguruan tinggi baik negeri maupun swasta cukup banyak, termasuk jumlah litbang
Memiliki jaringan yang dikelola oleh pemerintah daerah yaitu Solo Tecnopark
Jaringan kemitraan untuk inovasi daerah yang dikembangkan oleh LIPI dapat diakses dengan mudah.
Surakarta beberapa kali menjadi ajang pameran dan event nasional maupun internasional yang aka mampu mengembangkan aksesibilitas UMKM dan pelaku usaha industri kreatif.
Perdagangan dan jasa yang makin banyak dituju oleh pelaku usaha.
Idustri batik rumahan telah menembus pasar ekspor.
Investasi yang semakin diminati dan meningkat
Persaingan pasar yang mampu diikuti oleh UKM lokal dan nilai UMK (Upah Minimum Kerja) yang kompetitif
Akses kemitraan ke perbankan dan CSR tinggi
Dari penggambaran tersebut terdapat beberapa kata kunci yang menjelaskan kondisi SIDa di Kota Surakarta, yaitu:
54
Letak dan kondisi Geografis yang
Strategis
Status Kota dengan Kelengkapan
Infrastruktur, sarana dan prasarana
perdagangan yang memadai
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
Data primer, 2015
Beberapa capaian indikator dalam kondisi SIDa saat ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 7.Kondisi Kerangka Umum bagi Inovasi dan Bisnis di Kota Surakarta saat
iniNo. Variabel Indikator Kondisi Saat Ini
1 Basis Data Inovasi dan Bisnis
1. Persentase data inovasi dan bisnis yang tersedia
2. Pelayanan kebutuhan basis data inovasi dan bisnis oleh pemerintah daerah
1. Data terkait inovasi belum ada. Persentase bisnis dapat diukur melalui jumlah perizinan investasi. Jumlah Investasi yaitu 1.453.189.07.318
2. Sudah memadahi dan mudah.
2 Regulasi yang kondusif bagi Inovasi dan Bisnis
1. Ketersediaan Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah
2. ketersediaan Sistem Perijinan Bisnis dan Investasi yang jelas dari segi waktu, biaya dan jumlah ijin yang dikeluarkan per tahun
1. Saat ini roadmap belum ada dan sedang tahap penyusunan
2. Waktu yang dibutuhkan untuk mengajukan perizinan ke BPPT Kota Surakarta adalah 1-34 hari tergantung jenis perijinan yang dilakukan.
3 Infrastruktur Dasar Inovasi dan
1. Adanya inkubator bisnis dan/atau
1. Inkubator bisnis dan teknologi saat ini banyak
55
Status Kota dengan Kelengkapan
Infrastruktur, sarana dan prasarana
perdagangan yang memadai
Produk Lokal dan Potensi Pariwisata
yang Bersaing
Jumlah dan partispasi Akademisi/Pakar yang
Besar dalam pengembangan
UMKM
Jaringan SIDa yang Strategis
Solo Technopark
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
No. Variabel Indikator Kondisi Saat Ini
Bisnis teknologi 2. Jumlah BDSP
(Business Development Service Provider)
3. Ketersediaan laboratorium terspesialisasi/spesifik yang mendukung unggulan daerah
4. Ketersediaan Technopark
5. Ketersediaan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi terkait e-gov
a. Jaringan TIK Pemda
b. Jaringan TIK untuk pelayanan publik
6. Ketersediaan sentra HKI
dikembangkan oleh perguruan tinggi Kota Surakarta, seperti UNS.
2. Sudah dikembangkan baik oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah maupun Kota Surakarta melalui Dinas Koperasi dan UMKM
3. Laboratorium yang ada di Perguruan Tinggi Kota Surakarta.
4. Tersedia techno park di Kota Surakarta
5. Kota Surakarta telah membangun interkoeksi ITI di tiap kelurahan.
6. Sentra HKI di HKI LPPM UNS
4 Insentif untuk Inovasi dan Bisnis
1. Jumlah jenis insentif untuk inovasi dan bisnis
1. keringan retribusi bagi investor
Dari berbagai sumber.
Tabel 3. 8.Kondisi Daya Dukung Litbangyasa dan Kemampuan Absorpsi
oleh UMKM Saat iniNo. Variabel Indikator Kondisi Saat Ini
1 Kelembagaan Litbangyasa
1. Jumlah lembaga litbangyasa
1. Pemerintah Kota Surakarta telah memiliki badan litbang daerah yang berada di bawah Bappeda. Selain itu terdapat Perguruan Tinggi yang memiliki LPPM
2 Daya Dukung Iptek/Litbangyasa
1. Jumlah sumber daya manusia iptek
2. Persentase pengeluaran
1. Saat ini belum ada data tentang jumlah peneliti/perekayasa di Kota Surakarta. Jika ditinjau dari
56
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
No. Variabel Indikator Kondisi Saat Ini
pemerintah daerah untuk iptek/litbangyasa terhadap PDRB dan/atau APBD
banyaknya perguruan tinggi yang berkembang di Kota Surakarta menunjukkan bahwa SDM Iptek di Kota Surakarta cukup tinggi
2. Belum ada data3 Daya Absorpsi
UMKM1. Adanya program
pelatihan dan pendampingan untuk UMKM
2. Adanya pelayanan inkubasi bisnis bagi UMKM
1. Tercatat terdapat beberapa pelatihan yang dilakukan di seperti pelatihan web marketing, pelatihan analisis laporan keuangan, pelatihan kewirausahaan boga, dll.
2. Pelayanan inkubasi bisnis secara kelembagaan disediakan oleh SKPD yang membidangi seperti Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas perindustrian dan perdagangan. Selain itu Perguruan Tinggi dan STP juga membangun proses tersebut.
Sumber: berbagai sumber pendukung
Tabel 3. 9.Kondisi Kolaborasi Bagi Inovasi dan Difusi Inovasi Saat ini
No. Variabel Indikator Kondisi Saat Ini
1 Kemitraan Strategis dan Kolaboratif untuk Inovasi
1. Adanya kerjasama litbangyasa
2. Adanya kerjasama penciptaan dan difusi inovasi
1. Litbangyasa yang ada di Kota Surakarta selalu bekerjasama dengan berbagai pihak baik perguruan tinggi negeri maupun swasta serta lembaga penelitian lainnya.
2. Penciptaan inovasi sudah dilakukan oleh berbagai pihak dengan saling bermitra antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam bentuk kegiatan pengabdian masyarakat.
2 Peningkatan Difusi Inovasi
1. Jumlah transaksi bisnis/ komersial iptek
2. Jumlah alih pengetahuan
3. Jumlah alih
Belum ada data
57
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
No. Variabel Indikator Kondisi Saat Ini
teknologi4. Jumlah
pemanfaatan kepakaran khusus
5. Publikasi inovasi daerah dan/atau hasil-hasil litbangyasa yang diselenggarakan pemerintah daerah dan/atau perguruan tinggi
3 Pembangunan wahana interaksi pelaku inovasi
Ketersediaan wahana interaksi pelaku inovasi (jaringan TIK) dan kelembagaan
Telah tersedia Solo Technopark
4 Pelayanan Berbasis Teknologi
1. Jumlah jenis pelayanan teknologi
2. Jumlah pengguna layanan teknologi
1. Pelayanan Perizinan Terpadu Satu pintu(PPTSP) sudah dilakukan Pemkot Surakarta dengan berbasis Teknologi Informasi.
2. Belum ada data Sumber: berbagai sumber pendukung
Tabel 3. 10.Kondisi Budaya Inovasi Saat ini
No. Variabel Indikator Kondisi Saat Ini
1 Penguatan Budaya Inovasi melalui Pendidikan dan Pelatihan
1. Persentase jumlah lembaga pendidikan formal yang sudah memiliki kurikulum kewirausahaan terhadap seluruh lembaga pendidikan formal yang ada
2. Persentase muatan kewirausahaan dalam kurikulum pendidikan formal (SMA, SMK dan Perguruan Tinggi)
3. Persentase jumlah lembaga
1. Kurikulum tentang kewirausahaan telah diberikan di seluruh (100%) SMA, SMK, dan Perguruan Tinggi di Kota Surakarta.
2. Muatan Kewirausahaan telah diberikan di SMA/SMK (sesuai kurirkulum 2013) dengan jumlah waktu pembelajaran yang cukup (Hakim, 2010). Seluruh perguruan tinggi telah memiliki mata kuliah kewirausahaan dengan 2-3 SKS
3. Data ini belum tersedia.
58
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
No. Variabel Indikator Kondisi Saat Ini
pendidikan non formal yang mendukung kewirausahaan terhadap seluruh lembaga pendidikan non formal yang ada
2 Penguatan Kohesi Sosial
1. Ketersediaan sistem pengelolaan teknologi masyarakat
2. Jumlah prakarsa masyarakat terkait pengembangan teknologi masyarakat yang didukung Pemda
3. Jumlah program reversed brain-drain
1. Belum tersedia2. Pemkot Surakarta sekaligus
Pemprov Jawa Tengah telah mendukung inovasi masyarakat dengan pemberian penghargaan KRENOVA. Selain itu terdapat juga Pameran Produk Inovasi yang menampilkan berbagai teknologi temuan masyarakat/akademisi di Kota Surakarta.
3. Saat ini belum dilakukan
3 Apresiasi dan Kampanye Inovasi
1. Jumlah kegiatan apresiasi karya inovatif per tahun
2. Jumlah kegiatan kampanye budaya inovasi per tahun
3. Apresiasi dari pemerintah daerah terhadap pemeroleh HKI dan/atau inovator lokal
1. Terselenggara Pameran Produk UMKM yang rutin diadakan setiap tahun.
2. Belum tersedia3. Apresiasi diberikan melalui
penghargaan KRENOVA
4 Penumbuhan Usaha Baru Inovatif
1. Rasio pewirausaha terhadap jumlah penduduk
2. Jumlah pewirausaha inovatif/teknoprener baru yang mendapatkan bantuan teknis
3. Jumlah pewirausaha inovatif/teknoprener baru yang mendapatkan insentif
1. Belum ada data terkait. 2. Belum ada data terkait yang
spesifik. Bantuan teknis diberikan kepada pelaku UMKM
3. Belum ada data terkait yang spesifik
4. Belum ada data terkait yang spesifik
59
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
No. Variabel Indikator Kondisi Saat Ini
pembiayaan4. Jumlah Jumlah
pewirausaha inovatif/teknoprener baru yang mendapatkan pelatihan dan pendampingan teknobisnis
Sumber: berbagai sumber pendukung
Tabel 3. 11.Keterpaduan Pemajuan Sistem Inovasi dan
Klaster Industri Daerah dan Nasional Saat iniNo. Variabel Indikator Kondisi Saat Ini
1 Prakarsa Klaster Industri Unggulan Daerah dan/atau Prakarsa Sistem Inovasi
1. Jumlah klaster industri unggulan daerah
2. Prakarsa pemerintah daerah dalam pengembangan klaster industri unggulan daerah
3. Jumlah insentif khusus untuk klaster industri unggulan daerah
1. Tiap kecamatan terbentuk klaster unggulan UMKM
2. Pemerintah Kota Surakarta aktif membina klaster unggulan dengan pelatihan dan dukungan kelembagaan
3. Saat ini belum ada insentif khusus
2 Koordinasi Kebijakan Daerah, Daerah - Nasional
1. Jumlah kebijakan antar daerah dan/atau antara daerah dengan pusat yang selaras dan bersinergi positif
1. Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta seluruhnya selalu menyesuaikan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Surakarta menjadi ketua jaringan Subosukowonokerten.
3 Pengembangan/Penguatan Kelembagaan Khusus Klaster Industri
Adanya kelompok kerja klaster industri
Melalui binaan Bappeda Kota Surakarta dan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta, kepengurusan klaster telah dibentuk.
60
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
Tabel 3. 12.Kondisi Keselarasan dengan Perkembangan Global Saat ini
No. Variabel Indikator Kondisi Saat Ini
1 Lingkungan 1. Jumlah kebijakan yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan
2. Jumlah keikutsertaan dalam forum lingkungan internasional
1. Tercermin dalam RPJMD dan RKPD
2. Belum ada data
2 Standardisasi 1. Jumlah penerapan standar internasional pada produk dan pelayanan di daerah
2. Jumlah industri yang sudah melaksanakan audit teknologi
3. Pelayanan standarisasi untuk produk inovatif
1. Data belum tersedia2. Belum tersedia data3. Belum ada pelayanan tersebut
3 HKI 1. Jumlah aktivitas pelayanan HKI yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah
2. Jumlah paten yang telah dimiliki oleh penduduk yang berdomisili di daerah ini
1. Data belum tersedia2. Data belum tersedia
4 Ketenagakerjaan Kesesuaian penggunaan tenaga kerja di lingkungan usaha daerah dengan ketentuan internasional
Data spesifik belum tersedia. Beberapa bidang sudah menyesuaikan dengan standar internasional seperti perhotelan
61
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
62