Post on 23-Jul-2015
STUDI KOMPARASI DAN DAMPAK HASIL KEPUTUSAN GUGATAN PERDATA PENCEMARAN LINGKUNGAN
BUDIDAYA IKAN LAUT DI PULAU BINTANRomi Novriadi *), Sri Agustatik, Endang Widiastuti, Hendrianto, Endang Wijayanti, Wibowo Hartanto
Balai Perikanan Budidaya Laut BatamJl. Raya Barelang Jembatan III, Pulau SetokoPO BOX 60 Sekupang, Batam – 29438Kepulauan Riau - Indonesia
Disampaikan di :Indonesian Aquaculture 2014, Jakarta, 26 – 29 Agustus 2014
Akuakultur memiliki peningkatan produksi 8,2% per tahun dibandingkan perikanan tangkap yang stabil 1,3% per tahun dan memiliki kontribusi sebesar 2,6% per tahun untuk total produksi daging dunia (FAO, 2013)
Latar Belakang
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi keberlanjutan produksi budidaya perikanan dan ketersediaan pangan:1.Faktor Internal (dampak dari kegiatan budidaya perikanan)2.Faktor Eksternal (Pertambangan, Climate change, Limbah Pertanian, etc)
Perencanaan daerah dan pnerapan RTRW untuk perikanan dan koordinasi penanganan pencemaran yang tidak matang
0.132 milyar dollar tahun 2009 di China(Yang et al., 2002)
Air yang keluar dari tambang, terkontaminasi dengan sejumlah logam berat, garam dan padatan, dan sering memiliki kebasaan atau keasaman yang tinggi yang mengancam produktivitas perikananGreenpeace Indonesia, Maret 2014
Tujuan1. Melakukan analisis terhadap komponen instrumen audit yang
dapat mendukung keberhasilan gugatan class action 2. Evaluasi kerugian ekonomi akibat aktivitas tambang pada dua
kelompok budidaya.
Gugatan masyarakat Senggarang :DIKABULKAN
Gugatan masyarakat Batu :Licin :DITOLAK
Metodologi
Kabupaten Bintan ( 2008 – 2011 )
Inisiator gugatan kematian ikan akibat limbah bauksit
Batu Licin (2008) dan Senggarang (2010)
Audit Lingkungan Studi Dokumen
Wawancara
Pengambilan sampel
Analisa laboratorium
Saksi Fakta di Persidangan
Putusan No. 705 K/Pdt/2011
Putusan No. 1808 K/Pdt/2009
Hasil dan Pembahasan : (1) Wawancara
Batu Licin (2008)
Senggarang (2010)
Memiliki SIUP sejak tahun 1998
Oktober 2005, eksploitasi bauksit dilakukandekat usaha budidaya (± 1.5 km) Juli 2006, Ikan budidaya mati dan petani menderita kerugian Rp.5.764.108.850,-
Usaha budidaya sudah dilakukan 3 generasi
Memiliki SIUP sejak tahun 2007
Usaha budidaya sudah dilakukan 2 generasi
Juli 2008, eksploitasi bauksit dilakukan
Desember 2008 hingga Maret 2009, ikan Budidaya mati dengan kerugian mencapai Rp. 3.967.500.000
Hasil dan Pembahasan : (2) Pengambilan Sampel
Batu Licin Senggarang
Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Kepri
Identifikasi tidak dilakukan s/d November 2006
BBL BatamIdentifikasi parasit, bakteri, virus dan kualitas air (Des 2006)
Laporan monitoring
Kematian ikan
Juli 2006
BBL Batam
Identifikasi parasit, bakteri, virus dan kualitas air (KAN Juli 2007)
Laporan monitoring
Kematian ikan
Desember 2008
BBL BatamUMRAH DKP Kepri BLH, SDA
Identifikasi patogen dan kualitas air (KAN)
Laporan monitoring
Pemko, Pemkab, Pemprov
Dokumen Resmi
April 2009
Hasil dan Pembahasan : (3) Analisa Laboratorium
Batu Licin
A B C D
1 Aluminium (Al) mg/l 0.492 0,420 0.437 0.422
2 Nikel mg/l 0.86 0.81 0.79 0.8
3 Seng (Zn) mg/l 3.493 3.872 3.881 3.792
4 Timah (Sn) mg/l 0.81 0.78 0.8 0.69
5 Besi (Fe) mg/l 0.04 0.02 0.03 0.04
6 Ammonia (NH3-N) mg/l 0.01 0.01 0.01 0.01
No Parameter SatuanHasil Analisis
Sumber: Laboratorium Adhya Tirta Batam (Tidak Terakreditasi). Dengan A: Air yang berada di dermaga, B: Air yang berada 1 Km dari dermaga , C: Air yang berada di Kelong dan D: 100 m dari kelong
Pengamatan in situ, pH (A): 7.14 (B): 7.18, (C): 7.30 dan (D): 7.30
BML Ni: 0.05 mg/l (KepMen LH No. 51/2004), Timah (Sn): 0.08 mg/l dan Al <
Hasil dan Pembahasan : (3) Analisa Laboratorium
Senggarang
A B C1 Aluminium (Al) mg/l SMEWW 3500-Al 0,267 0,420 0,5172 Kadmium (Cd) mg/l SMEWW 3500-Cd < 0,0001 < 0,0001 < 0,00013 Timan (Sn) mg/l SMEWW 3500-Sn 0,003 0,005 0,0054 Tembaga (Cu) mg/l SMEWW 3500-Cu 0,073 0,063 0,0925 Besi (Fe) mg/l SMEWW 3500-Fe 0,143 0,351 0,2216 Magnesium (Mg) mg/l SMEWW 3500-Mg 1125 1027 8927 TDS mg/l SMEWW 2540-C 3600 37100 381008 TSS mg/l SMEWW 2540-D 7 20 99 Kekeruhan NTU SMEWW 2130-B 2.8 6.2 2.5
10 Ammonia (NH3-N) mg/l SMEWW 4500-NH3 0.021 < 0,005 < 0,00511 Nitrat (NO3-N) mg/l SNI 06-2480 0,067 0,396 < 0,0312 Nitrit (NO2-N) mg/l SMEWW 4500-NO2-B 0,009 0,009 0,009
Hasil AnalisisNo Parameter Satuan Metoda
Sumber: Laboratorium Teknologi Perairan (Terakreditasi KAN), Institut Teknologi Bandung.A: Air di lokasi usaha budidaya, B: Air diantara lokasi budidaya dan PT.CBA (bauksit), dan C: Air pembuangan bauksitPengamatan in situ, pH (A): 7.59 (B): 7.32 dan (C): 6.91
BML Cu: 0.05 mg/l (KepMen LH No. 51/2004), Kekeruhan: < 1 NTU dan Al <
Hasil dan Pembahasan : Studi Dokumen
Batu Licin
Kerugian materil Rp.5.764.108.850,- + Kerugian Immateril 100 Milyar
MA Menolak permohonan kasasi para pembudidaya ikan di Batu Licin
Hasil dan Pembahasan : Studi Dokumen
Faktor Penolakan Kasasi Masyarakat Batu Licin
Kesalahan dasar gugatan : Pembangunan dermaga dan bukan eksploitasi bauksit (Rekomendasi MA: Pemeriksaan lanjutan oleh Laboratorium Kriminal)
Analisa lingkungan belum sepenuhnya diterima karena dilakukan di Laboratorium yang belum terakreditasi, walaupun dilengkapi dengan analisa berikutnya (bukti tambahan), tidak diindahkan oleh pengadilan
Gugatan untuk pembangunan dermaga seharusnya dilakukan secara pidana dan bukan dilakukan secara perdata (Pencemaran lingkungan)
Lemahnya koordinasi dengan instansi terkait untuk investigasi pencemaran lingkungan
Aktivitas budidaya tidak dilengkapi dengan sistem manajemen administrasi dan pemeliharaan yang baik
Hasil dan Pembahasan : Studi Dokumen
SenggarangKerugian materil Rp. 3.967.500.000 + Kerugian Immateril 100 Milyar
MA menerima gugatan pembudidaya dan mengabulkan jumlah ganti rugiSebesar Rp. 1.470.000,-
Faktor Pendukung Keberhasilan Gugatan
Faktor gugatan tepat: Kematian ikan akibat eksploitasi bauksit di lokasi budidaya
Kuatnya koordinasi dalam melakukan investigasi pencemaran lingkungan, melibatkan Akademisi (UMRAH), Dinas terkait (BLH, SDA, DKP Provinsi, -dan Kabupaten) serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (BBL Batam)
Analisa sepenuhnya dilakukan di Laboratorium Terakreditasi (KAN)Masyarakat pembudidaya berhasil membuktikan dalil gugatan bahwa eksploitasi bauksit merupakan kegiatan melawan hukum dan menimbulkan kerugianSistem Administrasi Kegiatan budidaya lengkap serta telah menerapkan sistem Pengelolaan budidaya yang baik dan benar
Dampak Hasil Keputusan Gugatan Perdata
Batu Licin Senggarang
Degradasi kualitas lingkungan di lokasi budidaya
100% pembudidaya menjual unit produksi20% mencari lokasi baru (Natuna, Lingga, ..)30% mencoba usaha lain
50% bekerja di sektor informal (ojek, tukang kayu, ..)
60% pembudidaya menjual unit produksi40% tetap bertahan di lokasi lama50% mencari lokasi baru (Natuna, Lingga, …)
10% mencoba usaha lain
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Saran
Kegiatan eksploitasi bauksit di Kabupaten Bintan berdampak kepada kematian massal ikan budidaya di daerah Batu livin dan Senggarang
Dalam melakukan kegiatan investigasi lingkungan, masyarakat harus berpatokan kepada aturan dan standar yang memiliki ketetapan hukum di muka pengadilan
Dokumen ijin usaha , administrasi kegiatan usaha budidaya dan penerapan sistem Manajemen pemeliharaan yang baik berperan penting dalam keberhasilan gugatan
Pengelolaan sumber daya alam hendaknya dilakukan berdasarkan prinsip konservasi dan memperhatikan kondisi lingkungan serta mengacu kepada aturan tata ruang wilayah yang telah ditetapkan