Post on 08-Mar-2019
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMANTAU
STATUS GIZI BALITA PADA KECAMATAN TEMON
KABUPATEN KULON PROGO
Naskah Publikasi
diajukan oleh
Shodiqul ‘Alim
09.21.0436
kepada
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM
YOGYAKARTA
2011
GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEM OF CHILDREN UNDER FIVE NUTRIENT STATUS MONITOR IN TEMON SUBDISTRICT
OF KULON PROGO REGENCY
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMANTAU STATUS GIZI BALITA PADA KECAMATAN TEMON
KABUPATEN KULON PROGO
Shodiqul ‘Alim Jurusan Teknik Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
Sub Temon is one of the districts in Kulon Progo with the most rapid population growth among the other districts. Economic growth encourages people to do activities for subsistence, particularly the nutritional needs that need to be increased. Today there are still many children are still malnourished in some wards. Based on this phenomenon, the nutritional status of research. This study aims to: (1) Mapping the nutritional status of children Temon District in 2010 using geographic information systems, (2) to analyze the nutritional status of children Temon District in 2010.
The method used in this research is secondary data analysis was then performed a qualitative analysis. Secondary data in the form of zoning maps obtained from the offices of Bappeda Kabupaten Kulon Progo, and thematic maps such as population, the balance of nature and sustainability of natural resources for the continuation of life living around it.
The result is a map Number of Toddlers, Map nutritional status, and the Public Utilities Map Tools. The analysis showed that changes in nutritional needs is influenced by birth rates, fulfillment of nutrition for infants, and the number of children under five who are malnourished. The higher the number of infants or mothers giving birth, the higher nutritional needs for children in an area causes the production of nutrition for infants in the region are also higher
Keywords: Nutritional Status of Children, Spatial
1. Pendahuluan
Kebijakan Pembangunan Nasional Bangsa Indonesia salah satunya adalah
meningkatkan kualitas manusia terutama generasi muda.Dalam meningkatkan kualitas
generasi muda dapat diwujudkan dalam berbagai cara, diantaranya dengan memperhatikan
kesehatan dan pola pemberian makanan bagi anak yang masih berusia balita.Hal ini sangat
penting diperhatikan, karena balita dimasa pertumbuhan yang sangat pesat dan merupakan
kelompok rentan terhadap perubahan dalam pemenuhan konsumsi (intake) makanan, dimana
apabila terjadi kekurangan atau kelebihan dari yang dibutuhkan akan mempengaruhi keadaan
satatus gizinya. Gizi pada anak balita perlu diperhatikan, dimana 80% perkembangan otak
dicapai pada usia balita (Untoro, 2004).
Makanan bergizi adalah makanan sehat yang diperlukan tubuh. Pada anak balita
sangat dibutuhkan agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Fungsi zat gizi
sebagai zat pembangun, tenaga dan pengatur. Pemberian makanan bergizi pada balita harus
disesuaikan umur (Almatzier, 2003).
2. Landasan Teori
2.1 Pengertian Status gizi
Satatus gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk vareabel
tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk vareabel tertentu.1
Satatus gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
Tabel 2.1 Penilaian Status Gizi Balita
Umur ( Bulan )
Gizi Buruk ( kg )
< - 3 SD
Gizi Kurang ( kg )
< - 2 - > - 3 SD
Gizi Baik ( kg )
> - 2 SD - + 2 SD
Gizi Lebih ( kg )
0 1.7 1.8 – 2.1 2.2 – 3.9 4.0
1 2.1 2.2 – 2.7 2.8 – 5.0 5.1
2 2.6 2.7 – 3.2 3.3 – 6.0 6.1
1 Supariasa N dkk, 2002, Penilaian status gizi, EGC, Jakarta.
3 3.1 3.2 – 3.8 3.9 – 6.9 7.0
4 3.6 3.7 – 4.4 4.5 – 7.6 7.7
5 4.0 4.1 – 4.9 5.0 – 8.3 8.4
2.2 Konsep Dasar Sistem
Sistem adalah kumpulan dari elemen – elemen yang berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.2
2.2.1 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat – sifat yang tertentu yaitu.
� Komponen Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,yang
artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.
� Batas Sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
� Lingkungan Luar Sistem (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas
dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
� Penghubung Sistem (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem
dengan subsistem yang lainnya.
� Masukan Sistem (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Keluaran
Sistem (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
� Pengolah Sistem mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan
menjadi keluaran.
� Sasaran Sistem
2.2.2 Klasifikasi Sistem
Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya adalah
sebagai berikut
2 Jogiyanto HM, Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur, Hal 2
� Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem
fisik (physical system).
� Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem
buatan manusia (human made system).
� Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (close system) dan sistem
terbuka (open system).
2.3 Konsep Dasar Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti
bagi yang menerimanya.3
2.3.1 Kualitas Informasi
Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu:
� Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan – kesalahan dan tidak bias atau
menyesatkan.
� Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh
terlambat.
� Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
2.3.2 Nilai Informasi
Nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan
biaya mendapatkannya.
2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat
manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu
dengan laporan – laporan yang diperlukan.4
3 Jogiyanto HM, Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur, Hal 8
4 Jogiyanto HM, Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur, Hal 11
2.4.1 Komponen Sistem Informasi
Menurut John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem informasi
terdiri dari komponen – komponen dengan istilah blok bangunan (building block) yaitu:
� Blok Masukan mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi.
� Blok Model terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan
memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data.
� Blok Keluaran harus informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk
semua tingkatan manjemen serta semua pemakai sistem.
� Blok Teknologi merupakan “kotak alat” (tool box) dalam sistem informasi.
� Blok Basis Data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan
perangkat lunak untuk memanipulasinya.
� hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terjadi kesalahan dapat
langsung cepat diatasi.
2.5 Konsep Dasar SIG
Data yang mempresentasikan dunia nyata (real world) dapat disimpan ,dimanipulasi,
diproses, dan dipresentasikan dalam bentuk yang lebih sederhana dengan layer-layer
tematik yang direlasikan dengan lokasi-lokasi geografi di permukaan bumi.5
2.5.1 Sistem Informasi Geografis
Sistem informasi geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) diartikan
sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil
kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data
geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan
penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan
pelayanan umum lainnya. (Murai S. dalam Prayitno,2000 )
2.5.2 Komponen SIG
SIG merupakan suatu sistem komputer yang terintegrasi di tingkat fungsional dan
jaringan. Komponen SIG terdiri dari :
5 Eddy Prahasta,Sistem Informasi Geografi: Konsep-konsep Dasar, Hal 51
� Perangkat Keras (hardware) Komputer (komputer tunggal, komputer sistem jaringan
dengan server, komputer dengan jaringan global internet) dan periperalnya.
� Perangkat lunak (software) yang mempunyai fungsi diatas dan fasilitas untuk
penyimpanan, analisis, dan penayangan informasi geografi.
� Data & Informasi Geografi
� Manajemen
2.5.3 Kemampuan SIG
Kemampuan SIG dapat dinyatakan dengan fungsi-fungsi analisis spasial dan attribut
yang dilakukan, serta kemampuan memberi jawaban-jawaban atau solusi yang diberikan
terhadap pertanyaan yang diajukan.
� Kemampuan Pertanyaan Konseptual
� Kemampuan Fungsi Analisis
2.6 Pemetaan
Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran.
2.6.1 Data Spasial
Model data yang akan digunakan dari bentuk dunia nyata harus diimplementasikan ke
dalam basis data.
Ada dua konsep dalam pemetaan mengenai representasi entity spasial, yaitu konsep
raster dan vektor yang diimplementasikan ke dalam basisdata.
� Vektor merupakan suatu objek yang didefinisikan dengan besaran dan arah.
� Raster disajikan sebagai elemen matrik atau sel-sel yang homogen.
2.7 Penggambaran Objek Peta
Objek pada peta secara umum ada tiga bentuk yaitu titik, garis dan poligon.
2.8 Pengaturan layer
Layer adalah temapat menggambar sekumpulan objek peta yang sejenis.
3. Analisis dan Perancangan
3.1 Tinjauan Umum
Menurut Untoro (2004), mengemukakan bahwa status gizi balita dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya usia orang tua, tingkat pendidikan orang tua, tingkat
pengetahuan ibu, keadaan ekonomi dan budaya, jumlah anggota keluarga dan jumlah
makanan yang mencukupi akan gizi. Kesalahan memperlakukan balita akan berefek panjang,
karena pertumbuhan jaringan otak sekali salah tidak bisa lagi diperbaiki. Makanan harus tetap
memenuhi gizi seimbang, tapi jumlahnya harus disesuaikan pada kelompok usia tertentu dan
mie instan misalnya, bukan makanan untuk balita.
3.2 Analisis
3.2.1 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah penyajian peta status gizi balita
kecamatan temon, kabupaten kulon progo.
3.2.2 Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan sistem menentukan bagaimana orang, data, proses dan teknologi
informasi dapat saling terhubung.
� Kebutuhan Fungsional pada sistem ini sangat diperlukan sekali dalam mendukung
kinerja sistem, apakah sistem yang dibuat sudah sesuai kebutuhan yang diperlukan
oleh sebuah instansi atau perusahaan. .
� Kebutuhan Non-Fungsional (nonfunctional requirement) adalah tipe kebutuhan yang
berisi properti perilaku yang dimiliki oleh system.
3.2.2.1 Analisis Kebutuhan Antar Muka (Interface)
Antar muka pemakai atau user interface adalah bagian penguhubung antara program
sistem informasi dengan pemakai.
3.2.2.2 Analisis Kebutuhan Keamanan Data
Keamanan data merupakan salah satu unsur yang penting yang harus
dipertimbangkan dalam proses desain suatu sistem. Karena suatu sistem tanpa keamanan
data yang baik akan merugikan sistem itu sendiri, sebab data akan bebas diakses oleh pihak-
pihak yang tidak bertanggung jawab.
3.4 Perancangan Multimedia
Multimedia merupakan suatu media yang tersusun lebih dari satu unsur media yang di
jadikan menjadi satu bagian yang terangkai.
3.4.1 Merancang Konsep
Dalam pembuatan sebuah sistem aplikasi multimedia memerlukan konsep, dimana
konsep tersebut digunakan sebagai rancangan program kerja.
3.4.2 Merancang Isi
Visualisai Status Gizi Balita ini merupakan aplikasi yang dibuat sebagai sarana
mempermudah konsumen mengetahuai informasi tentang Status Gizi diKecamatan Temon.
Visualisasi aplikasi Status Gizi dibuat dengan beberapa bagian dalam bentuk file
shockwafe(*.swf) , text(*.txt) dan gambar(*.jpg) kemudian dihubungkan oleh sebuah tampilan
menu utama yang di- publish ke file aplikasi (*.exe).
3.4.3 Penyusunan Alur Naskah
Alur naskah yang digunakan pada pembuatan aplikasi Status Gizi Balita penyusun
menggunakan struktur navigasi hirarki.
3.4.3.1 Langkah-langkah penggunaan aplikasi
� Klik tombol enter, kemudian pilih menu yang diinginkan.
� Dalam menu statistik terdapat beberapa informasi.
� Begitu juga dalam menu status gizi.
� Untuk mengakhiri aplikasi klik tombol exit yang terdapat dipojok kanan bawah.
3.4.3.2 Story Board
Story board merupakan rancangan multimedia yang membahas mengenai jalannya
cerita dalam suatu aplikasi multimedia dari awal sampai akhir.
3.4.4 Merancang Grafik
Proses perancangan grafik dalam multimedia mencakup elemen grafis diantaranya
gambar, teks, audio, video.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Tampilan Aplikasi Status Gizi Balita
4.1.1 Intro
Gambar 4.1 Tampilan Menu Intro
Pada saat aplikasi dibuka maka akan muncul animasi dua shape berbentuk persegi
panjang dengan warna merah dan hitam yang bergerak menutup, setelah keduanya menutup
rapat dibawahnya akan muncul tombol dengan tulisan enter.
Tombol enter dibuat menggunakan perangkat lunak macromedia flash 8, ketika
mouse diletakkan diatas tombol akan muncul animasi perubahan warna pada tulisan enter.
Setelah tombol diklik maka akan masuk ke Menu Utama.
4.1.2 Menu Utama
Gambar 4.2 Tampilan Menu Utama
Tulisan Status Gizi Balita. dibuat menggunakan perangkat lunak macromedia flash 8
Pembuatan Text dengan Text Tool. Untuk tombol Home, Jadwal, Statistik dan Status Gizi
ketika mouse berada diatas tomol diberi animasi berupa kotak persegi panjang berwarna
hitam dan animasi kedap – kedip.. Untuk tombol exit ketika mouse berada diatas tombol diberi
animasi beruba warna dan diberi sound efek. Begitu juga yang terdapat pada tombol intro.
4.1.3 Menu Home
Gambar 4.3 Tampilan Menu Home
Pada menu ini terdapat animasi shape berbentuk kotak melayang-layang dari tak
Nampak menjadi Nampak dan terdapat tulisan yang menampilkan Informasi tentang
Kecamatan Temon. Animasi menggunakan movie dimana pergerakan animasi perframe.
4.1.4 Menu Jadwal
Gambar 4.4 Tampilan Menu Jadwal
Pada menu Jadwal terdapat animasi gambar peta yang mengecil, kemudian diatas
gambar peta muncul tombol. Terdapat lima sub-menu yang berupa tombol yaitu, Plumbon,
Kedundang, Kalidengen, Kaligintung dan Demen. Tombol – tombol tersebut dibuat dengan
menggunakan perangkat lunak Flash 8. Yang didalam tombol – tombol tersebut diberikan
sebuah animasi. Ketika tombol plumbon diklik maka akan muncul animasi shape dari tak
Nampak menjadi jelas disertai keterangan jadwal kegiatan posyandu diplumbon.
4.1.5 Menu Statistik
Gambar 4.5 Tampilan Menu Statistik
Pada menu Statistik terdapat animasi berupa shape bergerak muncul dari samping
kemudian muncul tombol-tombol satu persatu yang apabila mause diletakkan diatasnya maka
tulisan akan berubah warna merah, terdapat lima tombol yang didalamnya terdapat animasi.
Ketika tombol plumbon diklik maka akan muncul keterangan tentang statistic diplumbon,
didalam informasi terdapat dua tombol close dan print. Dimana tombol close digunakan untuk
keluar dari lembar informasi, untuk tombol print digunakan untuk mencetak halaman
informasi juga text.
4.1.6 Menu Status Gizi
Gambar 4.6 Tampilan Menu Status Gizi
Pada menu Status Gizi terdapat animasi gambar peta yang mengecil, dan muncul
tombol-tombol diantaranya tombol Plumbon, Kedundang, Kalidengen, Kaligintung dan Demen.
Diatas tombol tersebut ada animasi lingkaran merah yang berkedip-kedip sebagai tanda letak
tombol status gizi.
Ketika tombol diklik maka akan muncul animasi shape dari tak tampak menjadi
Nampak dengan background warna putih yang disertai tulisan informasi status gizi. Terdapat
juga tombol close dan print.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil sistem terhadap pembuatan media informasi pemanfaatan sistem
informasi geografi untuk analisis spasial status gizi balita kecamatan temon, kabupaten kulon
progo, maka dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan adanya aplikasi multimedia ini, informasi mengenai Peta Status Gizi Balita
Kecamatan Temon Tahun 2010 dapat disajikan secara lebih menarik, lengkap, up to
date dan memberi kesan.
2. Aplikasi ini dapat memberikan gambaran informasi mengenai Peta Status Gizi Balita
Kecamatan Temon Tahun 2010.
3. Peta Status Gizi Balita Kecamatan Temon Tahun 2010 yang penulis usulkan ini
dirancang sebelumnya menggunakan ArcView 3.3 kemudian hasil peta nya di
operasionalkan atau di import menggunakan Macromedia Flash 8
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Pramedia Pustaka Utama.
Eddy Prahasta. Sistem Informasi Geografi : Konsep-konsep Dasar
Jogiyanto HM. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur
Moehji, S, 2003. Penanggulangan Gizi Buruk – Ilmu Gizi. Jilid 2. Jakarta : Bhatara.
Supariasa N dkk. 2002. Penilaian status gizi, EGC, Jakarta.
Untoro, Racmi, 2004.Angka gizi buruk stagnan selama 10 tahun terakhir. Yogyakarta :
Kompas