Post on 13-Apr-2015
Rangkuman Perilaku Keorganisasian
BAB 1 : STUDI TENTANG ORGANISASI
A. DEFINISI TENTANG ORGANISASI
Istilah Organisasi yang berasal dari kata Organon dalam bahasa
Yunani, berarti alat. Dalam definisinya telah banyak dikemukan oleh orang -
orang ahli dibidangnya :
Chester I, Barnard, ( 1938) dalam bukunya ” The Executive Functions”,
mengemukakan bahwa organisasi adalah Sistem kerjasama antara
dua orang atau lebig”. (I define organizations as asystem of
cooperative of two or more persons)
Edwin B. Flippo mengatakan bahwa, “Organisasi adalah sistem
hubungan antara sumber daya (Among Resources) yang
memungkinkan pencapaian sasaran”.
James D. Money berpendapat bahwa, “ Organization is the form of
every human association for the attainment of common purpose”, atau
organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian tujuan
bersama.
Paul Preston dan thomas Zimmerer menyatakan bahwa, ” Organisasi
adalah sekumpulan orang - orang yang disusun dalam kelompok, yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama”.(Organization is a
collection of people, arranged into groups, working together to achieve
some common objectives).(Organization are systems of relating
resources that will make possible the accomplishment of specified
ends or goals)
Dari definisi - definisi yang telah disampaikan diatas maka, dapat ditarik
kesimpulan bahwa setiap organisasi terdapat 3 unsur dasar yang menjadi
pendukung keberadaannya, yaitu :
1. Orang - orang (Sekumpulan Orang)
2. Kerjasama
3. Serta Tujuan yang akan dicapai
Dilihat dari proses pembentukannya maka organisasi dapat terbentuk :
ISNA RAMADANIA. 13211739 . 2 EA 27 1
Rangkuman Perilaku Keorganisasian
1. Secara spontan, misalnya kerjasama yang dibentuk tanpa aturan
dalam menolong kecelakaan.
2. Yang dibentuk secara seksama atas kerjasama scara formal yang
didasarkan pada pertimbangan yang matang, umpamanya organisasi
sehobby, organisasi profesi, organisasi komersial, organisasi seideologi
dan sebagainya.
B. UNSUR-UNSUR ORGANISASI
Definisi perilaku organisasi adalah suatu study yang menyangkut
aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau kelompok
tertentu. Perilaku organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari
bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, kelompok dan dampak
kinerja (baik kinerja individual, kelompok ataupun organisasi). Perilaku
organisasi juga dikenal sebagai study tentang organisasi. Study ini adalah
telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi dengan memanfaatkan
metode-metode ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi.
Agar organisasi dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan
efisien. Ada beberapa azas pokok yang dapat dijadikan pedoman, antara
lain :
1. Perumusan tujuan
2. Pembagian tugas pekerjaan
3. Pendelegasian Kekuasaan
4. Rentang pengawasan
5. Tingkat pengawasan dan
6. Kesatuan perintah dan tanggung jawab
Penjelasannya:
1. Perumusan Tujuan Organisasi
Dengan adanya perumusan tujuan organisasi sangat penting karena
merupakan landasan dan arah setiap kegiatan organisasi. Dengan adanya
tujuan makan Organisasi dapat menentukan suatu kebijaksanaan, yang
digunakan dalam membuat struktur yang akan dipakai, tata kerja serta
ISNA RAMADANIA. 13211739 . 2 EA 27 2
Rangkuman Perilaku Keorganisasian
aktivitas - aktivitas yang harus dilaksanakan. Perumusan tujuan harus jelas
dalam pemahaman dan penerimaan oleh semua pihak yang bersangkutan.
Spesifik - Proses perumusan tujuan hendaknya melibatkan
individu-individu yang bertanggung jawab terhadap pencapaian
tujuan.
Realistis - Manajemen harus selalu meninjau kembali tujuan
telah ditetapkan.diselaraskan dengan lingkungn internal dan
eksternal.
Moderateristik - Tujuan umum hendaknya dinyatakan
secara sederhana agar mudah dipahami dan diingat oleh
pelaksana.
Challenging - Tujuan harus jelas, beralasan dan bersifat
menantang anggota organisasi.
Measurable - Tujuan bidang fungsional organisasi harus
konsisten dengan tujuan umum.
Time Passed - Manajemen harus selalu meninjau kembali tujuan
telah ditetapkan.
2. Pembagian Tugas Organisasi
Pembagian tugas mutlak dilakukan dalam organisasi agar tidak terjadi
tumpang tindih dalam pelaksanaan pekerjaan. Agar tidak menimbulkan
penumpukan pekerjaan pada satu titik dan kekosongan pada titik yang lain.
Supaya ada pegawai yang sedang main game dan ngobrol tetapi yang lain
sibuk dengan pekerjaannya. Setiap organisasi harus diberi beban tugas
sesuai latar belakang dan kemampuannya. Tugas dan tanggung jawab
seperti dua sisi mata uang yang saling mengkait. Setiap anggota harus
bertanggung jawab terhadap setiap pelaksanaan tugasnya sesuai tupoksi
yang dimiliki.
3. Pendelegasian Kekuasaan ada 3 unsur, yaitu:
Authority - Wewenang. Dasar untuk bertindak, berbuat, dan
melakukan kegiatan/aktivitas dalam suatu perusahaan.
Responsibility - Tanggung jawab. Keharusan untuk
melakukan semua kewajiban/tugas-tugas yang dibebankan ISNA RAMADANIA. 13211739 . 2 EA 27 3
Rangkuman Perilaku Keorganisasian
kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang diterima atau
dimilikinya.
Accontability- Pertanggungjawaban. Tidak dapat dilimpahkan
kepada orang lain. Wewenang diterima maka tanggung jawab
harus juga diterima dengan sebaik-baiknya. Inilah sebabnya top
manager yang menjadi penangung jawab terakhir mengenai
maju/mundurnya suatu perusahaan.
4. Rentan Pengawasan
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu
organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi
suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena. Tanpa adanya
pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang
memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para
pekerjanya. Di dalam suatu organisasi terdapat tipe-tipe pengawasan yang
digunakan, seperti pengawasan. Pendahuluan (preliminary control),
Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control), Pengawasan
Feed Back (feed back control).
5. Tingkat Pengawasan
Menetapkan Standar
Karena perencanaan merupakan tolak ukur untuk merancang
pengawasan, maka secara logis hal irri berarti bahwa langkah
pertama dalam proses pengawasan adalah menyusun rencana.
Perencanaan yang dimaksud disini adalah menentukan standar.
Mengukur Kinerja
Langkah kedua dalam pengawasan adalah mengukur atau
mengevaluasi kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah
ditentukan.
Memperbaiki Penyimpangan
Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan
perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Menetapkan standar pelaksanaan (perencanaan)
Sehingga dalam melakukan pengawasan manajer mempunyai standard yang
jelas. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan. Mengukur kinerja
pegawai, sejauh mana pegawai dapat menerapkan perencanaan yang telah
ISNA RAMADANIA. 13211739 . 2 EA 27 4
Rangkuman Perilaku Keorganisasian
dibuat atau ditetapkan perusahaan sehingga perusahaan dapat mencapai
tujuannya secara optimal. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan
standard dan penganalisa penyimpangan-penyimpangan. Pengambilan
tindakan koreksi. Melakukan perbaikan jika ditemukan penyimpangan¬-
penyimpangan yang terjadi.
6. Kesatuan Perintah dan Tanggung Jawab
Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena
jika tidak ada pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan
banyaknya kesalahan-kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari bawahan
maupun lingkungan.
Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu
komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota
organisasi. Serta pengawasan dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian
yang tepat dalam merumuskan suatu masalah.
Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin organisasi.
Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang pemimpin
dalam suatu organisasi. keharusan untuk melakukan semua kewajiban/tugas-
tugas yang dibebankan kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang
diterima atau dimilikinya.
ISNA RAMADANIA. 13211739 . 2 EA 27 5