Post on 17-Mar-2018
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
KETOPRAK SEBAGAI MEDIA SOSIALISASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP)
BIDANG KEGIATAN : PKM-GT
Disusun oleh :
Siti Nurlaela H34062276 t.a 2006 Jihan Kartika Dewi H34070029 t.a 2007
INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB) BOGOR
2009
i
1. Judul Kegiatan : Ketoprak Sebagai Media Sosialisasi Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI (X) PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan :
a. Nama Lengkap : Siti Nurlaela b. NIM : H34062276 c. Jurusan : Agribisnis d. Institut : Institut Pertanian Bogor (IPB) e. Alamat Rumah / Telp : Jl. Raya Narogong KM. 11 RT 02/RW 008 No.21 Bekasi 17151 / 021 - 82610095 f. Ho. HP : 081932048321 g. Alamat email : ella_snhp@yahoo.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 1 Orang 5. Dosen Pendamping :
a. Nama Lengkap : Etriya, SP. MM b. NIP : 132 310 809 c. Alamat Rumah : Jl. Anyelir Blok C No.12 Alam Sinar Sari
Darmaga Bogor 16680 d. No. Telp / HP : 08121823308
Bogor, April 2009 Menyetujui Ketua Departemen Ketua Pelaksana Agribisnis Kegiatan ( Dr. Nunung Kusnadi ) ( Siti Nurlaela ) NIP. 131 415 082 NIM. H34062276 Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dosen Pendamping ( Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS ) ( Etriya, SP. MM ) NIP. 131 473 999 NIP. 132 310 809
iii
RINGKASAN
Penduduk Indonesia yang berjumlah sebanyak 228,5 juta jiwa, 37,2 juta jiwa diantaranya tergolong ke dalam masyarakat miskin. Sekitar 63,4% jumlah masyarakat miskin tersebut berada di pedesaan dengan mata pencaharian utama disektor pertanian (sensus BPS 2007).
Dalam upaya mengatasi kemiskinan tersebut, pemerintah mencoba untuk menjalankan program baru yang diberi nama program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). PUAP adalah bagian dari pelaksaaan program PNPM-Mandiri dengan melalui batuan modal usaha dalam menumbuh kembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran.
Program yang baru berjalan di tahun 2008 ini, meliputi ruang lingkup identifikasi calon penerima PUAP, pelatihan dan pengrekrutan penyuluh dan pendamping, sosialisasi PUAP, pendampingan, penyaluran dana, pembinaan dan pengendalian, serta evaluasi dan pelaporan. Namun karena program ini belum lama berjalan, maka kegiatan sosialisasi menjadi sorotan untuk dikaji keefektifannya. Apakah sosialisasi itu berjalan dengan lancar dan tepat sasaran kepada para penerima PUAP? serta sejauh mana keutuhan informasi yang disampaikan oleh pemerintah bisa diterima juga secara utuh oleh pemerintah?
Pemilihan media penyampai pesan sebagai alat sosialisasi program pemerintah ini harus dapat diterima oleh masyarakat penerima PUAP yang notabene berasal dari desa miskin dan terbelakang. Media audio visual (misalnya televisi) memiliki pengaruh yang sangat dahsyat terhadap pembentukan mental masyarakat serta ikut mempengaruhi bahkan menciptakan persepsi, agitasi, propaganda terhadap opini publik. Lewat kekuatan yang dimiliki dalam media audio visual proses "agitasi dan propaganda" dengan cepat mengubah pola pikir serta opini publik, merombak sikap mental dan tatanan masyarakat relatif lebih mudah.
Ketoprak adalah kesenian tradisional milik bangsa yang merupakan pertunjukan drama yang mencakup unsur audio dan visual. Selain itu berbagai pihak yang peduli terhadap budaya bangsa juga terus memperjuangkan keeksistensian dari kesenian ketoprak ini. Pengemasan tampilan ketoprak agar dapat diterima oleh masyarakat, harus direncanakan dengan baik, tema cerita ketoprak yang ditampilkan dapat berisikan mengenai kebijakan pemerintah tentang PUAP, namun tetap tidak menghilangkan roh kesenian daerahnya, seperti penggunaan Bahasa Jawa dan iringan dari lantunan musik-musik gamelan. Selain itu, pemilihan tempat juga harus dipertimbangkan dengan baik, seperti balai desa atau rumah dari tokoh masyarakat yang merupakan tempat berkumpulnya masyarakat. Tema cerita dari kesenian ketoprak yang fleksibel dan mampu menerima perubahan, dapat dikombinasikan sesuai fungsinya, termasuk menggunakannya sebagai media sosialisasi dari program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP).
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat,
nikmat dan ridho-Nya sehingga Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis
(PKM-GT) ini dapat diselesaikan.
Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang berjudul
Ketoprak Sebagai Media Sosialisasi Program Pengembangan Usaha Agribisnis
Perdesaan (PUAP) merupakan laporan dari pemikiran kreatif penulis yang dikaji dan
analisis berdasarkan data dan fakta.
Terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
hingga selesainya Gagasan Tertulis ini. ungkapan terima kasih khususnya kepada Ibu
Etriya, selaku pembimbing yang selalu memberikan masukan dan saran selama
penulisan berlangsung.
Penulis menyadari bahwa Gagasan Tertulis ini masih banyak mengandung
kekurangan dan kelemahan. Penulis berharap Gagasan Tertulis yang masih jauh dari
sempurna ini dapat ditindaklanjuti dengan pendekatan dan metode yang lebih baik.
Semoga Gagasan Tertulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membutuhkan.
Kritik dan saran sangat penulis harapkan agar Gagasan Tertulis ini dapat lebih
baik dan sempurna.
Bogor, April 2009
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul i Lembar Pengesahan ii Ringkasan iii Kata Pengantar iv Daftar Isi v Daftar Tabel vi Daftar Gambar vii I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Permasalahan 2 1.3 Tujuan 3 1.4 Manfaat Bagi Penulis, Pemerintah, dan Masyarakat 3 II TELAAH PUSTAKA 2.1 Definisi Sosialisasi 4 2.2 Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 4 2.3 Definisi Ketoprak 5 2.4 Definisi Media 5 III METODE PENULISAN 3.1 Metode Penelitian 6 3.2 Metode Analisis Data 6 3.3 Kerangka Operasional Gagasan Tertulis 6 IV ANALISIS dan SINTESIS 4.1 Analisis Masalah
4.1.1 Efektifitas Kegiatan Sosialisasi Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang Dilakukan oleh Pemerintah. 7
4.1.2 Eksistensi Kesenian Ketoprak yang Berkembang di Masyarakat Perdesaan. 9
4.1.3 Penerapan Kesenian Ketoprak Sebagai Media Sosialisasi Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 11
4.2 Sintesis 12 V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 15 5.2 Saran 15 Daftar Pustaka viii Lampiran ix Daftar Riwayat Hidup x
vi
DAFTAR TABEL
Tabel. 1 Persentase Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Berdasarkan Pulau, 2000-2005.............1
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Operasional Gagasan Tertulis.....................................................6 Gambar 2 Pementasan Kesenian Ketoprak....................................................................9
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki populasi penduduk
yang cukup besar yaitu, 228,5 juta jiwa, namun sebesar 37,2 juta jiwa tergolong
ke dalam masyarakat miskin. Sekitar 63,4% dari jumlah masyarakat miskin
tersebut berada di pedesaan dengan mata pencaharian utama disektor pertanian
(sensus BPS 2007). Penduduk miskin tersebut tersebar di seluruh pulau di
Indonesia, dan yang paling banyak penduduk miskinnya adalah Pulau Jawa.
Tabel. 1 Persentase Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Berdasarkan Pulau,
200-2005 No. Pulau 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rata-
Rata 1 Sumatera 18.5 18.4 21.8 21.8 21.8 20.0 20.4 2 Jawa 58.0 59.0 56.4 56.9 56.7 57.8 57.5 3 Bali+Nusa
Tenggara 6.9 7.2 6.7 6.6 6.7 6.8 6.8
4 Kalimantan 5.4 4.4 3.8 3.7 3.6 4.2 4.2 5 Sulawesi 6.4 7.3 7.4 7.2 7.2 7.0 7.1 6 Maluku+Papua 4.8 3.8 3.9 3.8 4.1 4.2 4.1 7 Indonesia 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
Sumber : BPS
Untuk itu, pemerintah berusaha untuk menetapkan sebuah kebijakan yang
nantinya diharapkan dapat mengurangi kemiskinan melalui bantuan modal kepada
Gapoktan-Gapoktan yang terdapat di desa miskin atau tertinggal. Kebijakan ini
dikenal sebagai Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP).
Anggaran PUAP untuk tahun 2008 mencapai Rp 1,1 triliun, dengan
perhitungan masing-masing desa yang memiliki gabungan kelompok tani
(gapoktan) atau kelompok tani akan mendapatkan PUAP sebesar Rp 100 juta.
Adapun dana PUAP yang telah cair hingga akhir Februari 2009 lalu kepada
beberapa Gapoktan itu yakni di bidang Ketahanan Pangan sebesar Rp 123,5 Juta,
Holtikultura Rp 63 Juta, kemudian di bidang Peternakan Rp 525 Juta, Perkebunan
Rp 474.230 Ribu, Industri Rumah tangga Pertanian sebesar Rp 11 Juta dan
Bakulan Rp 106 Juta serta usaha lain yang berbasis Pertanian Rp 71 Juta. Jika di
2
kalkulasikan, jumlah dana PUAP yang telah dicairkan kepada 23 Gapoktan
tersebut berjumlah Rp 1.373.730.000.
Pencairan dana yang cukup besar menimbulkan kekhawatiran apakah
program ini akan berhasil atau bahkan tidak tepat sasaran. Namun terlalu dini
untuk menilai keberhasilan dari program yang baru dijalankan oleh pemerintah
ini. Oleh karena itu identifikasi permasalahan yang dapat dilakukan adalah
pelaksanaan awal dari program tersebut, yaitu sosialisasi.
Penggunaan media sosialisasi yang efektif akan membantu pemerintah
untuk dapat menjalankan program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
(PUAP) mencapai sasaran dan tujuannya. Adapun media yang dinilai memiliki
tingkat perwakilan dari isi pesan yang paling baik adalah media audio-visual
(misalnya televisi). Cara penyampaian pesan dari media audio-visual ini dapat
dikemas dalam bentuk teater, drama dan sinetron. Sementara dari sisi yang lebih
dekat dengan masyarakat yaitu melalui kesenian tradisional (seperti lenong,
ludruk dan ketoprak).
Masih segar dalam ingatan, bagaimana masyarakat berduyun-duyun
menyaksikan pergelaran ketoprak di berbagai daerah, terutama di wilayah
perdesaan. Masih kita ingat pula bagaimana banyak remaja putri tergila-gila
kepada tokoh bambangan atau penonton yang kedanan kepada pemeran andal
seperti Marjiyo, Widayat atau primadona (sripanggung) Marsidah. Itu semua
terjadi karena ketoprak sebagai teater rakyat pada zaman keemasannya memang
benar-benar mampu meyakinkan kepada penontonnya bahwa permainan mereka
di panggung bukan sekadar cerita tetapi merupakan kejadian nyata.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang menjadi
topik pembahasan kajian utama dari gagasan tertulis yang berjudul “Ketoprak
sebagai media sosialisasi program Pengembangan Usaha Agribisnis
Perdesaan (PUAP)” ini adalah adanya kegiatan sosialisai PUAP yang tidak
efektif dan pemilihan media yang efektif untuk kegiatan sosialisai PUAP tersebut.
Dalam menganalisis permasalahan ini, penulis mengkaji mengenai :
3
1. Sejauhmana keefektifan kegiatan sosialisasi program Pengembangan
Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang dilakukan oleh pemerintah?
2. Bagaimanakah eksistensi kesenian ketoprak yang berkembang di
masyarakat pedesaan?
3. Sejauhmana kesenian ketoprak dapat digunakan sebagai media sosialisasi
program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut, maka tujuan
penulisan program kreativitas mahasiswa gagasan tertulis ini antara lain :
a. Mengidentifikasi keefektifan kegiatan sosialisasi program Pengembangan
Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang dilakukan oleh pemerintah
b. Mengidentifikasi eksistensi kesenian ketoprak yang berkembang di
masyarakat pedesaan
c. Menganalisis peran kesenian ketoprak sebagai media sosialisasi program
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)
1.4 Manfaat Bagi Penulis, Pemerintah, dan Masyarakat
Gagasan tertulis ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, antara lain sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Penulisan gagasan tertulis ini menjadi sarana bagi penulis untuk mengasah
kemampuan menulis sebuah gagasan, mengkritisi permasalahan yang muncul
dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah, dan berusaha menemukan solusi
dari permasalahan tersebut.
2. Bagi Pemerintah
Memberikan solusi lain dalam mewujudkan keberhasilan program PUAP
terkait dengan kegiatan sosialisasinya.
3. Bagi Masyarakat
Membuka wawasan masyarakat mengenai program PUAP yang
dilaksanakan pemerintah.
II TELAAH PUSTAKA
2.1 Definisi Sosialisasi
Sosialisasi adalah suatu proses penyerapan sosial dan budaya oleh seorang
individu dari masyarakatnya (Alvin L. Bertrand, 1980:69).
Proses sosialisasi adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku
sesuai dengan standar yang terdapat dalam kebudayaan masyarakatnya (St.
Vembriarto, 1982:20).
2.2 Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)
Perdesaan adalah kawasan yang secara komparatif memiliki keunggulan
sumberdaya alam dan kearifan lokal (endogeneous knowledge) khususnya
pertanian dan keanekaragaman hayati.
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program
pemerintah dalam mengatasi kemiskinan, dengan sasaran petani desa miskin
melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dengan proses pemberdayaan
masyarakat sebelumnya, dan bertujuan untuk mengembangkan sektor usaha
agribisnis guna meningkatkan tingkat ekonomi di desa tersebut.
Gabungan Kelompok Tani adalah gabungan dari beberapa kelompok tani
yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan
sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usahatani bagi
anggotanya dan petani lainnya. (sahyuti, 2008).
Adapun ruang lingkup kegiatan PUAP meliputi:
1. Identifikasi dan penetapan Desa PUAP;
2. Identifikasi dan penetapan GAPOKTAN penerima BLM-PUAP;
3. Pelatihan bagi fasilitator, penyuluh pendamping, pengurus GAPOKTAN;
4. Rekrutmen dan pelatihan bagi PMT;
5. Sosialisasi Kegiatan PUAP;
6. Pendampingan;
7. Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat;
8. Pembinaan dan Pengendalian; dan
5
9. Evaluasi dan pelaporan.
(Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 16/Permentan/OT.140/2/2008)
2.3 Definisi Ketoprak
Ketoprak adalah kesenian rakyat yang berbentuk sandiwara atau drama,
ketoprak ini timbulnya pada tahun kurang lebih 1922 pada masa Mangkunegaran.
Sebagai ilustrasi diiringi Gamelan yang berupa lesung,alu,kendang dan seruling,
karena cerita atau pantun-pantunnya merupakan sindirian kepada pemerintah atau
kerajaan maka kesenian ketoprak ini lalu dilarang.
Namun karena kesenian rakyat akhirnya tetap berkembang di daerah
pedesaan atau pesisiran.Setelah sampai di Yogyakarta ketoprak ini disempurnakan
dengan iringan gamelan jawa lengkap dan tema ceritanya mengambil babad
sejarah, cerita rakyat atau kerajaan sendiri. Ketoprak ini dilakukan oleh beberapa
orang menurut keperluan ceritanya. Adapun ciri khas dari ketoprak ini dilakukan
dengan dialog bahasa jawa.
2.4 Definisi Media
MEDIA adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar mengajar terjadi
Media berarti wadah atau sarana.
Dalam bidang komunikasi, istilah media yang sering kita sebut sebenarnya
adalah penyebutan singkat dari media komunikasi. Media komunikasi sangat
berperan dalam mempengaruhi perubahan masyarakat. Televisi dan radio adalah
contoh media yang paling sukses menjadi pendorong perubahan.
Audio-visual juga dapat menjadi media komunikasi. Penyebutan audio-
visual sebenarnya mengacu pada indra yang menjadi sasaran dari media tersebut.
Media audiovisual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak
sasaran (penonton).
III METODE PENULISAN
3.1 Metode Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang
dikumpulkan melalui studi pustaka seperti literatur, sumber bacaan yang berkaitan
dengan topik penelitian, dan data dari media elektronik..
3.2 Metode Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif. Data berupa
informasi-informasi yang telah terkumpul dikaitkan dengan fakta-fakta dan teori-
teori yang ada dan selanjutnya dianalisis serta disintesis.
3.3 Kerangka Operasional Gagasan Tertulis
Berikut adalah kerangka operasional dalam menyusun gagasan tertulis ini :
Tingkat pengangguran tinggi PUAP
Kemiskinan Petani di Pedesaan
Sosialisasi PUAP Kurang efektif
Harus ada media sosialisasi
yang tepat
- Dekat dengan masyarakat desa,
- Adanya peran masyarakat, Ketoprak
Gambar 1 Kerangka Operasional Gagasan Tertulis
IV ANALISIS dan SINTESIS
4.1 Analisis Masalah
Adanya program terbaru pemerintah guna mengatasi peningkatan tingkat
kemiskinan serta penanggulangan pengangguran di perdesaan yang diberi nama
PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan), menarik banyak pihak untuk
mengetahui bagaimana grand design yang disiapkan oleh pemerintah guna
keberhasilan program tersebut. Untuk itu, kegiatan sosialisasi menjadi sangat
penting untuk dikaji keefektifannya.
4.1.1 Efektifitas Kegiatan Sosialisasi Program Pengembangan Usaha
Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang Dilakukan oleh Pemerintah.
Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan
terobosan Departemen Pertanian yang telah dibahas sejak bulan Agustus 2007 dan
bertujuan untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja di
wilayah perdesaan. Menurut DR. Ato Suprapto (Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pertanian (PSDMP), Depatemen Pertanian, yang juga
ketua pelaksana tim PUAP), ”lokasi PUAP terfokus di 10.000 desa
miskin/tertinggal yang memiliki potensi“. Para petani akan mendapatkan bantuan
modal yang disalurkan melalui gapoktan.
Sebelum diterapkannya, program ini telah melakukan proses sosialisasi ke
desa-desa miskin yang terdapat di Indonesia. Hal ini bertujuan agar, para petani di
perdesaan dapat mengetahui program ini, sehingga mereka dapat mengajukan
rancangan usaha sebagai salah satu syarat seleksi PUAP. Namun, pada
pelaksanaannya, proses sosialisasi tersebut tidak berjalan secara efektif.
Berdasarkan pantauan kompas pada tahun 2008, banyak warga desa yang tidak
mengetahui program ini. Ada yang mendengar, tetapi tidak tahu bagaimana cara
mendaftar dan ke mana mencari informasi, dan ada juga yang baru mendengar
setelah proses seleksi ditutup pada 30 Mei 2008.
Tidak hanya itu, proses sosialisasi program ini pun dilakukan melalui
lembaga-lembaga atas tanpa mengikutsertakan secara langsung gapoktan atau
8
petani yang tergabung didalamya. Misalnya saja, pada proses sosialisasi PUAP di
NTB yang dilaksanakan Kamis tanggal 17 April 2008 bertempat di Ball Room
Hotel Grand Legi Mataram. Pada sosialisasi ini peserta yang hadir terdiri dari Tim
Pembangunan PUAP Tingkat propinsi, mulai dari Tim pengolah yang terdiri dari
Sekertaris Daerah, Asisten Ekonomi Pembangunan, Kepala BPN, Kepala
Bappeda, Tim pelaksana yang terdiri dari kepala Diperta Tk.I NTB, Dinas
Peternakan, perkebunan, BUKPD, BPTP, serta Biro Perekonomian Sekda propinsi
NTB atau yang mewakili para Bupati se-NTB atau pejabat yang mewakili, Tim
Teknis Kabupaten Kota yang terdiri dari unsur pertanian, peternakan, perkebunan,
Bappeda dan Badan Kantor yang menangani Penyuluh Pertanian, satlak gerbang
mas yang juga menangani program pemberdayaan ekonomi di tingkat perdesaan,
penyedia mitra tani pada masing-masing Kabupaten se-NTB.
Kegiatan sosialisasi PUAP yang terjadi di daerah Jawa Tengah pun tidak
jauh berbeda. Sosialisasi program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan
(PUAP) di Kabupaten Ex Karisidenan Pekalongan dilaksanakan pada 19 mei
2008, meliputi Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan dan Batang.
Peserta sosialisasi terdiri atas tim pelaksana Kabupaten, TKPKP Kabupaten,
Camat dan Penyelia Mitra Tani (PMT). Sosialisasi dilaksanakan oleh Ketua Tim
Pelaksanan PUAP Pusat Dr. Ir. Ato Suprapto, dan dihadiri pula oleh Inspektur
Jenderal Departemen Pertanian dan Wakil Ketua Komisi IV DPR Ir. Suswono.
Dengan ketidakhadiran gapoktan atau petani di dalam proses sosialisasi
tersebut, akan mengakibatkan penyampaian informasi PUAP kepada petani tidak
dapat tersampaikan secara maksimal, padahal pihak yang sangat terkait dengan
program ini adalah para petani itu sendiri. Informasi mengenai PUAP ini dapat
saja tidak tersampaikan secara utuh. Sehingga, gapoktan tidak dapat mengetahui
secara mendetail informasi yang disampaikan selama proses sosialisasi
berlangsung.
9
4.1.2 Eksistensi Kesenian Ketoprak yang Berkembang di Masyarakat
Perdesaan.
Ketoprak merupakan drama rakyat Jawa Tengah yang lahir dari hasil
lokakarya ketoprak tahun 1971 di Yogya. Wijaya, pengamat seni tradisi,
mengungkapkan bahwa ketoprak lahir di Bantul. Namun ada pula yang
mengatakan lahir di daerah Wedi Klaten akhir abad 18 (penelitian Kartono
Sartodirdjo dkk). Berdasarkan dua hal tersebut ketoprak disepakati sebagai drama
rakyat Jawa Tengah. Kesenian ini muncul dari ungkapan rasa syukur para petani
atas panen melimpah. Secara berkelompok mereka menabuh lesung (alat
penumbuk padi) dan tiprak (alat pengusir burung). Dari dua alat bunyi itu
kesenian dinamakan ketoprak. Nama diambil dari bunyi thok-thok dan prak-prak.
Diawal abad 19 ketoprak dibawa ke Solo, dipentaskan di pendapa
Wreksodiningrat, seorang bangsawan Kraton Solo. Saat itu, pentas ketoprak
menggunakan cerita sederhana dan iringan instrumen gamelan. Tahun 1924,
muncul kelompok ketoprak kelilingan Langen Budi Wanodya, pentas di daerah
Demangan Yogya. Karena mudah ditirukan, bermunculan grup ketoprak. Hampir
setiap kampung memiliki grup ketoprak. Tahun 1925, format ketoprak berubah
bukan hanya alat musik yang menggunakan biola, beberapa instrumen dan rebana.
Tahun 1925-1926 ini disepakati sebagai periode ketoprak peralihan. Iringan musik
menggunakan seperangkat gamelan dan cerita berkembang bersumber pada
sejarah masa lampau, tata kostum dan tata pentas mulai mengalami kemajuan.
Tahun 1940 ketoprak sangat dikenal masyarakat dampak disiarkan radio
(RRI Yogya) yang semula bernama MAVRO. Tahun 1950-1960 ketoprak
berkembang menjadi primadona pertunjukan masyarakat. Namun tahun 1966-
1969, ketoprak mati akibat pergolakan politik di Indonesia. Mulai tahun 1970,
ketoprak dibangkitkan lagi oleh pemerintah Orde Baru lewat institusi militer
Kodim, Korem dan Kodam. Tahun 1990 muncul ketoprak plesetan (humor) di
Yogya. Dengan menggunakan pola baru membuat ketoprak kembali berubah,
karena banyak mengadopsi idiom-idiom teater modern yang diolah dan dikemas
dalam sebuah pentas ketoprak.
10
Gambar 2. Pementasan Kesenian Ketoprak
Sucipto Hadi Purnomo, menuturkan ketoprak di Pati saat ini boleh
dibilang masih sangat survive. "Di Pati ada 35 grup ketoprak. Sekitar 10 laris
tanggapan. Ketoprak Bakaran misalnya, setahun bisa pentas 150-an kali”. Paparan
itu adalah hasil penelitian terhadap Ketoprak Bakaran dalam tesis "Ketoprak Pati
Tak Mati-mati" di program S2 Pendidikan Seni Program Pascasarjana Unnes.
Selain itu, menurut Widayat dalam Ketoprak Orde Baru (FKY 1997),
mampu berkembang seiring perkembangan zaman dan teknologi, karena ketoprak
memang lentur, luwes dan adaptif. Bahkan ketoprak selalu terbuka terhadap
pengaruh konsep seni dari luar ketoprak. Hal itu terlihat jelas dari sejarah
perkembangan ketoprak yang terus berkembang, dari ketoprak lesung, ketoprak
ongkek, ketoprak pendapan, sampai ketoprak panggung (tobong). Dalam kaitan
teknologi komunikasi, ketoprak juga bisa beradaptasi dengan teknologi audio,
sehingga mulai 1937/1938, ketoprak sudah mengudara lewat radio (RRI)
Yogyakarta, yang dipelopori grup ketoprak Krido Raharjo pimpinan Ki
Cokrojiyo. Mulai 1972, ketoprak juga bisa tampil secara audio-visual lewat TVRI.
Hal senada dikemukakan oleh Bondan Nusantara selaku praktisi seni ketoprak.
Bahwa ketoprak memiliki keluwesan dan kelenturan menerima berbagai
perubahan, termasuk menghilangkan unsur yang sudah tidak sesuai dan
menambah unsur yang dianggap sesuai dengan perkembangan sosio-kulturalnya.
Karena itu ketoprak mampu bertahan hidup. Hal itu berbeda dengan wayang wong
dan ludruk, yang perkembangannya agak tersendat, karena kurang mampu
beradaptasi dengan perubahan zaman lingkungannya.
Kesenian ketoprak ini masih diminati oleh masyarakat. Bahkan tidak
hanya orang tua, kesadaran akan keberadaan ketoprak sebagai kesenian khas
Indonesia pun masih menjadi upaya pelestarian yang dilakukan oleh pemuda. Hal
11
ini dapat menggambarkan bahwa eksistensi dari kesenian ketoprak ini masih
dirasakan masyarakat.
4.1.3 Penerapan Kesenian Ketoprak Sebagai Media Sosialisasi Program
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)
Ketoprak merupakan kesenian asal Jawa Tengah yang disajikan dalam
bentuk drama dan diiringi oleh musik-musik gamelan khas Jawa. Dahulu cerita
drama yang disampaikan ketoprak sering kali berisikan tentang ungkapan syukur
petani. Namun seiring perkembangannya cerita drama ketoprak pun merambah
menjadi kisah-kisah mengenai problem sosial yang dihadapi oleh masyarakat.
Ketoprak merupakan kesenian yang fleksibel dan mudah menerima perubahan,
selain itu kesenian ini dekat dengan masyarakat desa (khususnya Jawa) dengan
alunan musik gamelannya.
Penyampaian pesan yang dilakukan melalui penampilan kesenian ketoprak
bersifat audio-visual. Dalam arti, pengemasan penampilan kesenian ketoprak
melalui drama akan memvisualisasikan cerita-cerita yang akan disampaikan oleh
sutradara ketoprak, serta di dukung oleh dialog-dialog dan alunan musik yang
akan dinikmati oleh indra pendengaran penontonnya.
Media audio visual (misalnya televisi) memiliki pengaruh yang sangat
dahsyat terhadap pembentukan mental masyarakat serta ikut mempengaruhi
bahkan menciptakan persepsi, agitasi, propaganda terhadap opini publik. Lewat
kekuatan yang dimiliki dalam media audio visual proses "agitasi dan propaganda"
dengan cepat mengubah pola pikir serta opini publik, merombak sikap mental dan
tatanan masyarakat relatif lebih mudah.
Jalaludin Rahmat mengatakan bahwa media televisi mempunyai kekuatan
tersembunyi untuk menggambarkan apa yang terjadi, apa yang penting dalam
berbagai kejadian serta menjelaskan hubungan-hubungan dan makna yang ada di
antara kejadian-kejadian itu. Hal ini karena media audiovisual (televisi)
merupakan media abstraksi tingkat pertama dari sebuah realitas sosial karena
media ini merupakan sajian yang paling mendekati realitas yang sebenarnya
dibanding dengan audio lain (radio dan buku misalnya).
12
Erat kaitannya dengan program Pengembangan Usaha Agribisnis
Perdesaan (PUAP) yang sedang dijalankan oleh pemerintah, keefektifan media
sebagai alat sosialisasi program pemerintah sangat diperlukan agar petani di
perdesaan tertarik untuk berpartisipasi dalam menyukseskan program yang
bertujuan untuk menurunkan tingkat kemiskinan di perdesaan tersebut. Kriteria
masyarakat desa calon penerima PUAP yang miskin dan terpencil tentu akan
memiliki banyak kendala untuk mengakses televisi sebagai media elektronik. Jadi,
dibutuhkan media audio-visual yang dapat diterima masyarakat desa, seperti
ketoprak.
4.2 Sintesis
Selama perjalanannya yang dimulai tahun 2008, program PUAP
(Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan) belum dapat menunjukan bahwa
program ini dapat dinyatakan berhasil atau tidak. Namun kegiatan sosialisasi
PUAP yang telah dijalankan di beberapa daerah dirasa kurang efektif atau bahkan
kurang tepat sasaran.
Pentingnya program PUAP ini berjalan, karena berdasarkan sasaran PUAP
yang dipaparkan dalam Pedoman Umum adalah berkembangnya usaha agribisnis
di 10.000 desa miskin dan tertinggal, berkembangnya 10.000 Gapoktan, dan
meningkatkan kesejahteraan rumah tangga miskin, petani skala kecil dan buruh.
Dengan demikian jika PUAP ini berhasil maka tingkat kemiskinan di perdesaan
akan menurun dan kesejahteraan rakyat pun akan meningkat.
Kesenian ketoprak yang dalam penampilannya bersifat audio-visual,
menjadi suatu media lain yang dinilai efektif sebagai media sosialisasi program
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Hal ini disebabkan oleh
keefektifan media audio-visual seperti televisi yang sangat baik dalam proses
penyampaian pesan. Selain itu kedekatan dan aksesibilitas masyarakat desa yang
relatif mudah terhadap kesenian ketoprak, membuat media sosialisasi ini lebih
mudah diterima dan digemari oleh masyarakat.
Dalam praktiknya kesenian ketoprak dapat ditampilkan di tempat-tempat
yang sering digunakan masyarakat desa untuk menghabiskan waktunya,
13
contohnya balai desa, kantor kelurahan, rumah kepala dusun. Adapun kandungan
cerita dari penampilan ketoprak ini dapat berisikan mengenai materi-materi dari
program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang
dikombinasikan dengan peran-peran tokoh Jawa yang dekat dengan masyarakat.
Cerita ini juga dapat dikemas dengan komedi-komedi rakyat yang khas dengan
ketoprak. Sentuhan irama dari iringan musik gamelan, menjadi ciri khas kesenian
ketoprak yang harus tetap ditampilkan.
Berdasarkan penelitian Merei (1949) mengenai peran sosial, butuh
minimal tiga kali pertemuan atau lebih maka suatu kelompok akan membentuk
tradisi. Begitu pun dalam sosialisasi PUAP ini harus dilakukan secara bertahap
(dibuat sesi berdasarkan informasi yang akan disampaikan dalam sosialisasi), hal
ini juga dapat menumbuhkan rasa penasaran bagi masyarakat desa (petani) dan
intensitas dalam berkelompok pun semakin tinggi. Misalnya:
o Sesi I : Pengenalan umum mengenai program PUAP berupa sosialisai
program, tujuan, sasaran dan prosedur.
Contoh cerita : Seorang raja yang terkenal bijaksana berasal dari Kerajaan
Bojonegoro, memerintahkan kepada pengawal memantau rakyatnya yang
berada di desa terpencil, dan ternyata masih terdapat rakyat miskin disana.
Singkat cerita, pemerintah memerintahkan kembali pengawalnya untuk
mengundang rakyat miskin tersebut, dan menawarkan program PUAP dan
kemudian dipaparkan tujuan, sasaran dan prosedurnya.
o Sesi II : Sosialisasi petunjuk teknis dari pengembangan dan pengelolaan
usaha agribisnis
o Sesi III : Sosialisasi proses pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
Dari tiap sesi pertunjukan ketoprak ini, materi-materi yang perlu
disampaikan pemerintah kepada penerima PUAP tetap diadaptasikan dengan
pakem-pakem ketoprak, antara lain: unggah-ungguh atau etika perilaku,
dramaturgi, dan tembang dalam pentasnya.
Pertunjukan kesenian sekaligus sosialisasi program pemerintah yang
berkaitan dengan pertanian ini, juga harus tetap memperhatikan partisipasi aktif
dari masyarakat ataupun petaninya sendiri, misalnya para pemain peran ataupun
14
alat musik yang tampil dalam pagelaran ketoprak tersebut berasal dari masyarakat
desa yang diseleksi ataupun dilatih sebelumnya. Dengan adanya partisipasi yang
tinggi dari masyarakat sekitar dan kedekatan media yang dipilih akan lebih
mampu menciptakan sense of belonging dari masyarakat desa.
Walaupun kesenian tradisional tiap daerah berbeda, namun pemilihan
media sosialisasi PUAP yang bersifat audio-visual dan berasal dari ketertarikan
minat masyarakat (seperti budaya) dapat diterapkan diberbagai daerah yang
memiliki kesenian tradisional lain, dan kegiatan tersebut secara tidak langsung
akan tetap melestarikan kesenian ketoprak yang merupakan kekayaan dari
keragaman budaya Indonesia.
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kegiatan sosialisasi dari program Pengembangan Usaha Agribisnis
Perdesaan (PUAP) merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh
pemerintah untuk menjalankan program tersebut. Selain itu informasi mengenai
petunjuk teknis harus disampaikan kepada penerima PUAP secara utuh dan tepat
sasaran. Namun dalam perjalannya dari tahun 2008, sosialisasi PUAP yang
dilakukan oleh pemerintah belum tepat sasaran, seperti contoh kasus sosialisasi
yang dilakukan di NTB.
Dengan berbagai alasan, eksistensi dari kesenian ketoprak di tanah Jawa
masih cukup diminati, baik dengan alasan kesukaan akan pertunjukan ketoprak
sampai kesadaran bahwa kesenian daerah tersebut harus dilestarikan.
Kedekatan ketoprak dengan masyarakat perdesaan secara psikologis,
membuatnya mudah masuk dan diterima oleh masyarakat desa (khususnya petani).
Pemilihan kesenian ketoprak sebagai media sosialisasi PUAP dapat menjadi
alternatif efektif bagi pemerintah. Selain itu dengan pemberdayaan media ini,
berarti pemerintah juga telah melestarikan budaya khas milik bangsa, yaitu
ketoprak.
5.2 Saran
Adapun saran yang kami ajukan adalah untuk pemerintah sebagai
pengambil kebijakan dalam keberhasilan program PUAP ini. Pemilihan media
sosialisasi dengan ketoprak dapat menjadi alternatif pemerintah dalam melakukan
sosialisasi. Tema cerita ketoprak yang ditampilkan dapat berisikan mengenai
kebijakan pemerintah tentang PUAP, namun tetap tidak menghilangkan roh
kesenian daerahnya, seperti penggunaan Bahasa Jawa dan iringan dari lantunan
musik-musik gamelan. Selain itu, pemilihan tempat juga harus dipertimbangkan
dengan baik, seperti balai desa atau rumah dari tokoh masyarakat yang merupakan
tempat berkumpulnya masyarakat.
viii
DAFTAR PUSTAKA
Administrator . 2008. Sosialisasi Puap Untuk Kabupaten Wilayah Ex Karisidenan
Pekalongan.
http://jateng.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&task=view&i
d=236&Itemid=26. [28 Maret 2009]
Anonim. 2007. Bantu Desa Miskin, Deptan Gulirkan Dana PUAP.
http://www.kapanlagi.com/h/0000186017.html. [28 Maret 2009]
Anonim. 2009. Dana PUAP Terus Bergulir, 7 Gapoktan Tunggu Verifikasi.
http://202.152.33.84/new/index.php. [28 Maret 2009]
Anonim. 2008. Ketoprak Mampu Sesuaikan Tuntutan Zaman.
http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=195136&actmenu=40 [30 Maret 2009]
Budhiarto, J. 2008. KESENIAN ’KETOPRAK MATARAM’ PERLU
DILESTARIKAN ; Terkandung Nilai Etika, Estetika dan Sosio-Religi.
http://njowo.multiply.com/reviews/item/71. [30 Maret 2009].
Departemen Pertanian. 2008. Pedoman Umum. Deptan. Jakarta
Permana, A. 2007. Menarik Anak Muda ke Panggung Ketoprak.
http://www.suaramerdeka.com/harian/0711/17/x_nas.html [30 Maret 2009]
Salamun. 1994. Sosialisasi pada Perkampungan yang Miskin di Kota Yogyakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Yogyakarta.
Yunita, S. 2006. Ketoprak Lawak, Cerita Boleh Pakem tapi Penuh Kreativitas.
F:\journal\item\24\Ketoprak_Lawak_Cerita_Boleh_Pakem_tapi_Penuh_Kreativ
itas. [30 Maret 2009].
x
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama : Siti Nurlaela
NIM : H34062276
Fakultas/Dept/Semester : Ekonomi dan Manajemen/Agribisnis/6
Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 2 maret 1988
Alamat Asal : Jl. Raya Narogong KM. 11 RT002 / RW008 No.21
Bekasi 17151
Alamat Bogor : Andhika House, Jl. Babakan Tengah No.18
Dramaga-Bogor
No. Handphone : 0819 320 48 321
Alamat E-Mail : ella_snhp@yahoo.com
Riwayat Pendidikan :
1. SDN Layung Sari 1994-2000
2. Mts Al-Muhtadin 2000-2003
3. SMAN 2 Bekasi 2003-2006
4. Institut Pertanian Bogor 2006-Sekarang
Pengalaman Organisasi :
1. Bendahara Infokom Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Tingkat Persiapan
Bersama, 2006/2007.
2. Anggota Paguyuban Abang-Mpok Kota Bekasi, 2006-Sekarang.
3. Anggota Keluarga Mahasiswa Bekasi (Kemsi) IPB, 2007-Sekarang.
4. Anggota Forum Silaturahmi Alumni 165 (Fosma) Bekasi, 2007-Sekarang.
5. Anggota Departemen Budaya, Olahraga, dan Seni (BOS) Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Manajemen, 2007/2008.
6. Koordinator Marketing Community Of Art, Sport, and culTure (COAST) IPB,
2008.
7. Anggota Himpunan Mahasiswa Peminat Agribisnis (HIPMA), 2008-Sekarang.
xi
8. Bendahara Infokom Himpunan Mahasiswa Peminat Agribisnis (HIPMA), 2009-
Sekarang
Prestasi :
1. Pemenang Gadis Sampul Majalah “MUSLIMAH”, Juli 2003.
2. Juara I Membaca Puisi Islami Antar Pondok Pesantren Se-Kota Bekasi, 2004.
3. Juara Harapan II Lomba Fashion Show Busana Muslim Kontemporer Se-Kota
Bekasi, 2004.
4. Model Kalender Muslim, 2004.
5. Juara III Ajang Be A Model Muslim Aneka Yess! Kota Bogor, 2005.
6. Finalis Abang-Mpok Kota Bekasi 2006.
7. Juara I Lomba Tari Tradisional Sportakuler IPB, 2007.
8. Anggota dari Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan yang dibiayai oleh
DIKTI dengan Judul Proposal “Pengembangan Produk Jajanan Sehat DARA
CANDY Sebagai Anti Kanker” Tahun 2008.
Anggota Pelaksana
Nama : Jihan Kartika Dewi
NIM : H34070029
Fakultas/Dept/Semester : Ekonomi dan Manajemen/Agribisnis/4
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 21 Desember 1989
Alamat : Sindang Rasa RT 03/06 No. 327
No. Handphone : 085692725344
Riwayat Pendidikan :
1. SDN Sindang Rasa 1995-2001
2. SMPN 4 Bogor 2001-2004
3. SMAN 5 Bogor 2004-2007
4. Institut Pertanian Bogor 2007-Sekarang
xii
Pengalaman Organisasi :
1. Pramuka Penggalang SMPN 4 Bogor, Tahun 2002
2. Anggota OSIS SMPN Bogor, Tahun 2003/2004
3. Anggota OSIS SMAN 5 Bogor, Tahun 2005/2006
Prestasi :
1. Juara Umum SMPN 4 Bogor
2. Juara III Baca Puisi
3. Juara III Siswa Teladan
4. Peserta Olimpiade Matematika
5. Juara I Pramuka Penggalang