Post on 13-Jan-2017
Prevalensi Pernikahan Anak danFaktor-faktor Penentunya diantara
Wanita Muda Indonesia
Joseph Natanael Marshan,M. Fajar Rakhmadi, Mayang Rizky
Child Poverty and Social Protection Conference 10–11 September 2013
Latar Belakang• Pernikahan anak: pernikahan formal atau ikatan informal sebelum berusia18 tahun (UNICEF,
2011)
• Selama tahun 2000-2011, lebih dari sepertiga (34%) wanita usia 20 hingga 24 tahun di negaraberkembang telah menikah sebelum berulang tahun ke-18 (UNFPA, 2012)
• Meskipun beberapa negara mengalami kemajuan, namun hanya sedikit perkembangan telahdilakukan guna mencegah terjadinya pernikahan anak di negara berkembanga(UNFPA, 2012)
WilayahNEGARA-NEGARA DENGAN PENURUNAN TINGKAT PERINIKAHAN ANAK
SECARA SIGNIFIKANAfrika Sub-Sahara Benin (K), Cameroon (K), Congo (D), Ethiopia, Lesotho, Liberia, Rwanda, Sierra
Leone, Togo, Uganda, United Republic of Tanzania, Zimbabwe (D)
Negara –negara Arab Jordan (D)Asia Timur dan Psifik Indonesia (R), Philippines (D)Asia Selatan Bangladesh (K, NepalEropa Timur dan Asia Tengah ArmeniaAmerika Latin dan Karibia Bolivia, Guyana (D)Sumber: Hasil dari dua survey rumah tangga yang berurutan(MICS and DHSS) di 48 negara.* Mengukur perubahan prevalensi pernikahan anak sebesar 10% atau lebih diantara kedua survey(K) Perubahan hanya terjadi di daerah perkotaan.(D) Perubahan hanya terjadi di daerah pedesaan.
Latar Belakang
• Jumlah pernikahan anak mengalami peningkatan setiap tahunnya, dari 14.2 juta (2010) menjadi 15.1 juta (2030), atau meningkat lebih dari 14% jika trend ini terus belanjut,
REGION 2010 2015 2020 2025 2030
Afrika Sub-Sahara 13.1 13.7 14.0 14.5 15.0
Afika Timur dan Selatan 7.0 7.2 7.4 7.7 8.0
Afrika Barat dan Tengah 6,2 6.4 6.6 6.8 7.1
Negara-negara Arab 6.0 6.2 6.4 6.6 6.9
Asia Timur dan Pasifik 9.7 10.1 10.3 10.7 11.1
Asia Selatan 24.4 25.3 25.9 26.8 27.9
Eropa Timur dan Asia Tengah 5.8 6.0 6.1 6.3 6.6
Amerika Latin dan Karibia 8.5 8.8 9.1 9.4 9.7
TOTAL 67.4 70.2 71.8 74.3 77.2
TOTAL PER TAHUN 13.5 14.0 14.4 14.9 15.4Source: UNFPA database, diambil di UNFPA (2012)
Latar Belakang
9.7%
8.0%
26.4%
20.3%18.2%
13.5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Urban Rural National
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Rural Urban
• Pernikahan anak diantara wanita muda (usia 20-24 tahun) di Indonesia lebih banyakterjadi di daerah pedesaan tetapi terdapat penurunan selama tahun 2001-2010
Source: Penghitungan SUSENAS 2001-2010
Latar Belakang
• Proporsi penduduk yang menikah dibawah usia 18 tahun, hamil dan melahirkandiantara penduduk usia 10-24 tahun, 2010 (UNICEF, 2013)
0.1 0.2
7.4
16.0
1.6
11.715.8
46.0
20.5
26.2
10.7
66.5
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
Married - Male Married - Female Pregnant at the survey Gave birth during the last 5 years
% o
f e
ach
age
gro
up
10-14 years old 15-19 years old 20-24 years old
Source: RISKESDAS 2010, Atmarita (2012), diambil dari UNICEF (2013)
Studi Sebelumnya
• Singh dan Samara (1996): sebagian besar prevalensi terjadi di Afrika Sub-Sahara dan Asia Selatan
• Jensen danThornton (2003): perempuan dan konsekuensinya
• McLaughlin dan Lichter (1997): teori transisi perempuan menujupernikahan
• Johnson-Lans dan Jones (2011): hilangnya pilihan anak dan konfirmasisosial
• Sarkar (2009): untuk melindungi norma keluarga
• Jones (2010): perbedaan utama dalam sistem kekerabatan
• Ghosh (2011): perbedaan perspektif dalam keluaraga (kualitatif)
• Vu (2009), Agaba dkk(2011), Manda dan Meyer (2005): pengaruh daricapaian pendidikan
Studi Sebelumnya
• Anak permpuan yang miskin, berpendidikan rendah dan tinggal di pedesaancenderung untuk menikah sebelum berusia 18 tahun (UNFPA, 2012)
Source: UNFPA database mengguanakan DHS/MICS dari 78 negara berkembang selama 2000-2011, diambil dari UNFPA (2012)
RICHEST 20%
FOURTH
MIDDLE
SECOND
POOREST 20%
WEALTH
SECONDARY+
PRIMARY
NO EDUCATION
EDUCATION
URBAN
RURAL
GEOGRAPHY
TOTAL
16%
29%
39%
47%
54%
20%
45%
63%
22%
44%
34%
Permasalahan
• Siapa mereka? (I)
• Bagaimana pernikahan dini menghadapikesejahteraan? (II)
• Mengapa mereka memilih untuk menikah dini? (III)
Strategi
• Analisa kohor
• Analisa determinan menggunakan Logistic Regression (Logit)
– Menggunakan SUSENAS 2010
– Mengisolasi perempuan usia 20-24 yang masihberstatus anak dalam keluarga
Analisis - I
• Pada tahun 2010, dari sekitar 23 jutaperempuan yang telah menikah di bawah umur18 tahun, 70%-nya tinggal di Jawa dan 15%-nyatinggal di Sumatera.
• Rata-rata usia kawin pertama dari perempuanyang telah menikah di bawah umur 18 tahunadalah 16 tahun , atau 5 tahun lebih awaldibandingkan rata-rata usia kawin perempuanseluruhnya.
Analisis - I
• Pernikahan anakdiindikasikan lebihbanyak terjadi diperdesaandibandingkandengan di perkotaan
21.629.0 29.8 29.6
37.4
78.471.0 70.2 70.4
62.6
10-14 years old 15-19 years old 20-24 years old 25-29 years old >29 years old
% d
ariK
elo
mp
ok
Um
ur
Kelompok Umur
Pernikahan anak, berdasarkan wilayah, menurut populasiperempuan usia 10 tahun ke atas, 2010
Rural
Urban
Sumber: Dihitung dari SUSENAS 2010
Analisis - I
• Perempuan yang menikah di bawah usia18 tahun biasanyapendidikannya hanyasampai di tingkat SD. Pernikahan anakterjadi pada merekayang kesulitan untukmengenyampendidikan tinggi.
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
10-14 Years old15-19 Years old20-24 Years old25-29 Years old >29 Years old
% d
ariK
elo
mp
ok
Um
ur
Pernikahan anak, tingkat pendidikan, menurutpopulasi perempuan usia 10 tahun ke atas, 2010
Primary School Junior High School Senior High School Higher Education
Sumber: Dihitung dari SUSENAS 2010
Analisis - I
• Pada kelompokperempuan yang menikah di usia 18 tahun ke atas, pendidikan tinggi dapatdienyam oleh merekaseiring bertambahnyausia. Secara umum, mereka yang menikah diusia 18 tahun ke atasadalah mereka yang berpendidikan lebihbaik dibandingkandengan mereka yang menikah di usia 18 tahun ke bawah.
63%
37%
27%23% 23%
16%
54%
40%
35%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
10-14 years old 15-19 years old 20-24 years old 25-29 years old >29 years old
% d
ariK
elo
mp
ok
Um
ur
Pernikahan usia 18 tahun ke atas, tingkatpendidikan tertinggi, menurut populasiperempuan usia 10 tahun ke atas, 2010
Primary School Junior High School Senior High School Higher Education
Sumber: Dihitung dari SUSENAS 2010
Analisis I
24.09%
14.48%
1.261%
60.17%
Gas and Electric Oil
Bricket Fire Wood and others
child marriage
32.28%
21.51%.9874%
45.22%
Gas and Electric Oil
Bricket Fire Wood and others
non child marriage
Source of Energy
Sumber: Dihitung dari SUSENAS 2010
Analisis - II
27%
31%29% 30%
26%
33%
25% 25% 26%25%25%
20%21%
21%22%
5%
16% 15%16%
17%
9%8% 9%
8%
11%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
10-14 Years old 15-19 Years old 20-24 Years old 25-29 Years old >29 Years old
% d
ariK
elo
mp
ok
Um
ur
Pernikahan anak, status kesejahteraan, menurutpopulasi perempuan usia 10 tahun ke atas, 2010
Lowest 20% Lowest 20-40% Lowest 40-60% Lowest 60-80% Highest 20%
• Kebanyakan dari perempuanyang menikah di bawah usia 18 tahun tinggal dalam kondisiekonomi rumah tangga yang miskin. Di kelompok umur 10-14 tahun, hanya 39% yang tinggaldi 3 kuintil teratas. 61% darimereka yang ada di kelompokumur ini tinggal di 2 kuintilterbawah.
• Di kelompok umur 15-19 tahun, 56% tinggal di 3 kuintil teratas, sementara 44% sisanya tinggaldi 2 kuintil terbawah.
• Ketiga kelompok umur lainnyamemiliki persentase yang mirip, yakni sekitar 45-60% darimereka yang menikah di bawahusia 18 tahun tinggal di 3 kuintilteratas.
Analisis - II
Kelompok Miskin (%)
Kelompok
Umur
Bukan
Pernikahan Anak
Pernikahan
Anak
<18 0.15 0.23
18-27 0.14 0.21
28-37 0.13 0.20
38-47 0.13 0.17
48-57 0.12 0.16
58 > 0.15 0.20
• Sinyal berbeda datang dari
meskipun kemiskinan bukan
merupakan salah satu
pendorong utama untuk
pernikahan anak, fenomena
pernikahan anak tetap
berkaitan dengan status
kesejahteraan.
Analisis – II11
11.5
1212
.513
2000 2002 2004 2006 2008 2010year
not child marriage child marriage
mea
n ln
(exp
/cap
)
cohort 10
11.5
1212
.513
2000 2002 2004 2006 2008 2010year
not child marriage child marriage
mea
n ln
(exp
/cap
)
cohort 20
11.5
1212
.513
2000 2002 2004 2006 2008 2010year
not child marriage child marriage
mea
n ln
(exp
/cap
)
cohort 30
11.5
1212
.513
2000 2002 2004 2006 2008 2010year
not child marriage child marriage
mea
n ln
(exp
/cap
)
cohort 40
Life-Cycle of Expenditure per Capita
Analisis - III
Variabel bebas
Wanita usia 10-24 dengan status
keluarga "anak“ dan“menantu”
Wanita usia 20-24 dengan status
keluarga "anak“dan “menantu”
Wanita usia 10-24 dengan status keluarga "anak“
log pengeluaran per kapita-0.003 -0.005** -0.003***
-0.50 -2.41 -2.55
Individu berijazah SD-0.009 0.005** 0.003
-1.07 1.88 1.47
Individu berijazah SMP-0.040*** -0.008*** -0.003*
-5.16 -3.31 -1.70
Individu berijazah SMA-0.167*** -0.084*** -0.037***
-17.37 -18.16 -8.95
Individu berijazah Perguruan Tinggi-0.131*** -0.055*** -0.024***
-28.18 -29.22 -14.95
Kepala RT laki-laki0.006 0.002 0.001
0.94 0.84 0.73
Kepala RT bekerja di sektor pertanian0.031*** -0.004 -0.003
2.97 -1.23 -1.34
Kepala RT bekerja di sektor industri0.041*** -0.001 -0.000
2.81 -0.36 -0.24
Kepala RT bekerja di sektor jasa0.050*** 0.000 -0.002
3.99 0.01 -0.66
Kepala RT bekerja di sektor informal-0.013* -0.000 0.001
-1.61 -0.15 0.37
Analisis – III
Kepala RT berijazah SD0.003 -0.000 -0.001
0.50 -0.23 -1.01
Kepala RT berijazah SMP0.019* 0.010*** 0.004*
1.74 2.82 1.71
Kepala RT berijazah SMS0.029** 0.012*** 0.002
2.21 2.73 0.84
Kepala RT berijazah PT0.027 0.013* 0.003
1.08 1.49 0.51
jumlah ART yang bersekolah di SD0.018*** 0.006*** 0.003***
5.64 6.36 4.06
jumlah ART yang bersekolah di SMP0.011* -0.003* 0.003**
1.84 -1.72 -2.21
jumlah ART yang bersekolah di SMA0.029*** -0.010*** -0.009***
4.15 -4.76 -5.24
jumlah ART yang bersekolah di PT-0.001 -0.013*** -0.011***
-0.12 -3.56 -3.62
Analisis – III
RT dengan sumber energi utamakayu bakar
0.027*** 0.009*** 0.004***
2.98 3.06 2.24
RT penerima RASKIN0.016*** 0.008*** 0.004***
2.98 4.98 3.07
Prevalensi pernikahan anak ditingkat desa
0.360*** 0.150*** 0.069***
17.20 19.61 10.14
Rasio jenis kelamin di desa0.014 0.005 -0.005*
1.12 1.30 -1.82
Obs 10207 30739 20532
Prob>chi2 0.0000 0.0000 0.0000
Pseudo R2 0.1986 0.2109 0.2285
*** signifikan pada tingkat 1% ** signifikan pada tingkat 5% * signifikan pada tingkat 10%
Analisis III
Urban Rural
log pengeluaran per kapita tidak signifikan signifikan
Individu berijazah SD tidak signifikan signifikan
Individu berijazah SMP tidak signifikan signifikan
Individu berijazah SMA signifikan signifikan
Individu berijazah PT signifikan omitted
Kepala RT berijazah SMP tidak signifikan signifikan
Jumlah ART yang bersekolah diSD
signifikan signifikan
• Comparing urban and rural result
Analisis III
Urban Rural
jumlah ART yang bersekolahdi SMP
tidak signifikan signifikan
jumlah ART yang bersekolahdi SMA
signifikan signifikan
jumlah ART yang bersekolahdi PT
signifikan tidak signifikan
RT dengan sumber energiutama kayu bakar
signifikan tidak signifikan
RT penerima RASKIN signifikan tidak signifikan
Prevalensi pernikahan anakdi tingkat desa
signifikan signifikan
Rasio jenis kelamin di desa tidak signifikan tidak signifikan
HasilHasil utama:
• Pernikahan anak di Indonesia lebih didorong oleh kondisikarakteristik sosial dan ekonomi baik pada anak perempuantersebut atau sekelilingnya
• Tingkat kesejahteraan meningkatkan probabilitas pernikahananak dalam suatu rumah tangga
• Profil Kepala Rumah Tangga memainkan peran dalampenentuan keputusan pernikahan anak
• Adanya aspek kenyamanan sosial
Rangkuman• Siapa mereka?
– Tinggal di perdesaan (semakin lama semakin terurbanisasi)– Kurang berpendidikan– Tinggal di lingkungan yang kekurangan (kurangnya akses ke energi)– Terkonsentrasi di kantung kemiskinan Indonesia
• Pernikahan anak dan kesejahteraan?– Pernikahan anak sebagai strategi keluar dari kemiskinan adalah mitos
(efek pendapatan jangka pendek v.s. jangka panjang)– Peluang lebih tinggi untuk tetap menjadi miskin di masa depan
• Apa yang mendorong mereka?– Problem ekonomi– Pendidikan berpengaruh (individual)– Pengaruh sosial
Implikasi kebijakan
• Kebijakan seharusnya fokus pada bagaimana menciptakanlingkungan yang menciptakan alternatif dari keputusanpernikahan ana
• Kebijakan sosial dan ekonomi yang lebih besar terutamadalam mendukung aspirasi pendidikan (PKH, BSM, wajibbelajar) dan kebutuhan keluarga ekonomi lemah
• Penyuluhan konsekuensi pernikahan muda terutama diperdesaan
• Kebijakan pengentasan kemiskinan akan sangat membantu
• Meningkatkan standar umur pernikahan legal di tingkatnasional
Selesai
Terima kasih
follow us @SMERUInstitute