Post on 27-Dec-2015
description
Modul kegawatdararuratan medik
Kelompok 1
Anggota kelompok :
Dwi nur aisyah ( 11_077 )Intan pratiwi ( 11_079 )Dalila andra ( 11_081 )
Lira rahma yuli ( 11_082 )Vina nofian tomi ( 11_083 )
Prasetyo ( 11_ 090 )
Minggu III krisis TiroidTrigger
seorang pria umur 50thn, dtg ke RSI Rahma dgn keluhan rasa letih berlebihan berkeringat berlebihan, nafsu makan meningkat, BB menurun dan sering dispnea. Dari pemeriksaan dirwmukan tremor, kulit hangat dan basa, hipertensi sistolik, hiperrefeksi terjadi peningkatan kadar T3 dan T4. apa yg sebetulnya trjd pd pasien dan bgmn penanggulangannya?
Kegiatan 1 jam pertama
diskusikan dab presentasekan topik minggu ke III yg telah di diskusikan pada minggu sebelumnya
1 jan terakhir
Diskusikan antar grup kecil (8-9 org) untk mencapai LO. Topik minggu ke 4 dan menyampaikan bahan untk persentase minggu depan
Laporan hasil untuk di persentasekan berisikan
Krisis tiroid merupakan eksaserbasi keadaan hipertiroidisme yg mengancam jiwa tg di akibatkan oleh dekompensansi dari satu atau lebih sistem organ. Ada perbedaan kualitatif dgn hipertiroidisme, biasa karena pd krisis tiroid hampir slalu ada di dapatkan demam. Krisis tiroid paling sering tampak pada penderita tiroktosikosis akibat penyakit graves, walaupun bisa terjadi pada penderita dgn ademoma toksik dan gondok multiseluler toksik
Etiologi krisi tiroid merupakan keadaan
hipertiroidisme yg ekstrim dan biasanya kerja pd individu dgn hipertiroidisme yg tdk di obatifaktor pencetus lain termasuk :- trauma dan tekanan- infeksi, terutama infeksi paru- pembedahan tiroid pada pasien dgn overaktifitas kel.tiroid- menghasilkan obatan yg diberikan pd pasien hipertiroidisme- dosis pengantian hormon tiroid yg terlalu tinggi- pengobatan dgn radio aktif yodium- kehamilan
Patofisiologi
Pada orang sakit, hipotalamus menghasilkan thyrotropin teleasing hormon (TRH) yg meransang kalenjer pytullary anterior untk mengsekresikan thyroid stymulating hormon (tch) dan hormon inilah yg memicu kel.tiroid melepaskan hormon tiroid. Tepatnya kalenjer ini menghasilkan t4 yg mengalami deiodinasi terutaman oleh hati dan ginjal menjadi bentuk aktifnya yaitu t3
T4 dan t3 terdapat dalam 2 bentuk:-Bentuk yg bebas tidak terikat dan aktif
secara biologik- bentuk yang terikat pd thyroid binding
globulin (tbg)
Krisis tiroid timbul saat trjdi dikompensansi sel-sel tubuh dalam merespon hormon tiroid yg menyebabkan hipermetabolisme berat yg melibatkan banyak siste argan dan merupakan bentuk paling berat dari tirotoksitosis. Gambaran klinis berkaitan dengan pengaruh hormon tiroid/meningkatnya intake hormon tiroid oleh sel-sel tubuh pada derajat tertentu, respon sel terhadap hormon ini sudah terlalu tinggi untuk bertahannya nyawa pasien dan menyebabkan kematian
Patogenesa patogenesis ke kritis tiroid belum sepenuhnya
di ketahui, yg jelas bahwa kadar hormon tiroid terlalu tinggi di sirkulasi dari pada yg terikat pada tirotoksikosis. Tanpa komplikasi yg memperburuk keadaan tirotoksik . Tanpa komplikasi yang memperburuk keadaan tiroksik tampaknya kecepatan peningkatan hormo tiroid yang disirkulasi lebih penting daripada kadar absolut. Perubahan yang mendadak dari kadar hormon tiroid akan diikuti perubahan kadar protein pengikat. Hal ini terlihat pada pasca bedah/penyakit non tiroid sistemik.
Gejala klinis - iritabilitas- agitasi- labilitas emosi- nafsu makan kurang dengan bb sangat turun- keringat berlebihan- intolerance suhu- demam- syok, aritmia artial- Takiaritma- nyeri agina
Diagnosa trigger :1. ANAMNESIS
Dalam anamnesis ditanyakan mengenai adanya
keluhan-keluhan : kelelahan berlebihan, keringat
berlebihan, nafsu makan meningkat, berat badan
turun, dan seing dispnea.
Disamping itu : ditemukan tremor, kulit hangat dan
basah, hipertensi sistolik, hiperrefleksi. Terjadi
peningkatan T3 dan T4.
2. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik kelenjer tiroid merupakan bagian dari pemeriksaan umum seorang penderita. Dalam memeriksa leher seseorang, struktur leher lainnya pun harus diperhatikan.
Ada beberapa alasan untuk hal ini, pertama sering struktur ini tertutup atau berubah oleh
keadaan kelenjar tiroid, kedua metastasis tiroid sering terjadi ke kelenjar limfe
leher danketiga banyak juga kelainan leher yang sama sekali tidak
berhubungan dengan gangguan kelenjer gondok.Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik sistematik juga
diperlukan, sebab dampak yang ditimbulkan oleh gangguan fungsi kelenjer tiroid melibatkan hampir seluruh organ tubuh, sehingga pengungkapan detail kelainan organ lainnya sangat membantu menegakkan maupun mengevaluasi gangguan kelainan penyakit kelenjar tiroid.
inspeksi Waktu penyinaran kelenjar tiroid hendaknya di
pastikan arah sinar yang tepat, sehingga masih memberi gambaran jelas pada kontur, relief, tekstur kulit maupun benjolan.
Caranya :Tangadahkan kepala pasien sedikit kebelakang Lakukan penyinaran dengan cahaya yang diarahkan
kebawah dari ujung dagu pasienLakukan inspeksi pada daerah dibawah kartilago
cricoid untuk mencari kelenjar tiroidMinta pasien un tuk minum sedikit air dan
mengekstensi kan kembali letak serta menelan air ituAmati gerakan kelenjar tiroid
palpasiTerdapat dua cara palpasi kelenjar tiroid :1. Cara Anterior : Pasien dan pemeriksa duduk berhadapan Pasien diminta memfleksikan leher pasien atau
memutar dagu sedikit kekanan, pemeriksa dapat merelaksasi musculus sternokleidomastoideus pada sisi itu, sehingga memudahkan pemeriksaan.
Tangan kanan pemeriksa menggeser laring ke kanan
Suruh pasien menelan atau minum untuk memudahkan palpasi
Selama menelan, lobus tiroid kanan yang tergeser di palpasi dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan.
Setelah memeriksa lobus kanan, laring di geser ke kiri dan lobus kiri di evaluasi melalui cara serupa dengan tangan disebelah.
Kemudian, pemeriksa harus berdiri di belakang pasien untuk meraba tiroid dengan cara posterior.
2. Cara Posterior :Pasien meletakan kedua tangannya pada leher
pasien, yang posisi lehernya sedikit ekstensi.Pemeriksa memakai tangan kirinya mendorong
trakea ke kananPasien meminta menelanSementara, tangan kanan pemeriksaan meraba
tulang rawan tiroid.
Saat pasien menelan tangan kanan pemeriksa meraba kelenjar tiroid berlatar belakang musculus sternokleidomastoideus.
Pasien diminta sekali lagi menelan saat trakea terdorong kekiri
Pemeriksa meraba kelenjar tiroid berlatar belakang musculus sternokleidomastoideus kiri dengan tangan kiri.
Berikan segelas air untuk memudahkan pasien untuk menelan.
auskultasi Tidak banyak informasi yang dapat
disumbangkan oleh auskultasi tiroid, kecuali untuk mendengarkan bruit, bising pembuluh di daerah gondok yang paling banyak ditemukan pada gondok toksik (utamanya ditemukan di lobus kanan tiroid-ingat vaskularisasinya).Bruit adalah bunyi yang serupa dengan bising jantung tetapi bukan berasal dari jantung
PENATALAKSANAAN
1. Koreksi Hiper
a) menghambat sintetase hormon tiroid
obat yang dipilih adalah propylthiouracil (PTU) & Methimazole (MMI). PTU lebih banyak dipilih karena dapat menghambat konvensi T4 menjadi T3 di sirkulasi perifer. PTU diberikan lewat selang Na dengan dosis awal 600 mg. kemudian diikuti 200-250mg setiap 4 jam (dosis total 120mg/hari) bisa diberikan dengan atau tanpa dosis awal 60-100mg.
b) menghambat sekresi hormon yang telah terbentuk
obat pilihan adalah larutan kalium yodida (SSKI) dengan dosis 5 tetes setiap 6 jam / dengan larutan Lugol 30 tetes / hari dengan dosis terbagi 4.
c) terapi definitif
yodium radioaktif dan membedakan (tiroidektomi subtotal/total).
2. Meramalkan dekompensasi homeostasis
a) terapi suportif Dehidrasi dan keseimbangan elektrolit diobati dengan
cairan intravena. Glukosa untuk kalori dan cadangan glikogen. Multivitamin, terutama vitamin B. Obat aritmia, gagal jantung kongestik. Lakukan pemantauan invasif bila diperlukan, suplemen
oksigen. Obati hipertermia (asetaminogen, kompres dingin) Glukokortikoid (hidrokortison 100mg setiap 8
jam/deksametasan 2mg tiap 6 jam). Sedasi jika diperlukan.
b. Obat Anti adregenikyang tergolong obat ini adalah penyakit B
reserpin dan guanekdin. Respirin&gua nekdin kini praktis tidak dipakai lagi, diganti dengan penyakit B. Penyakit B yang paling banyak di pakai adalah propanidol.
3. Terapi Obat PencetusObat segera agresif faktor pencetus yang
diketahui terutama mencari faktor infeksi. Misalnya dilakukan kultur darah, urin, dan sputum, foto torak
Kesimpulan walaupun telah dilakukan pengenalan dan pengobatan dini hipertiroidisme krisis tiroid masih merupakan kegawatan medik yang dapat mengancam jiwa. Pengenalan segera dan pengobatan agresif dan pendekatan menyeluruh akan membantu memperbaiki dekompensasi hemostasis yang merupakan masalah besar pada krisis tiroid maka diperlukan penelitian lanjutan untuk memahami kerja hormon tiroid maka diperlukan penelitian pada tingkat sel yang mungkin menambah modalitas pengobatan yang efektif dimasa sekarang
Daftar PustakaAbrani.T.2000.pengobatan Tiroid. EKGwww.scrib.com