Post on 24-Jun-2015
TUGAS PRESENTASI PAI“Integrasi Iman, Ilmu, dan Amal”
Disusun Oleh :Rizky Nurul Awaliyah (E0013363)Rizqy Pratama P (E0013364)Suryadana Rahayu P (E0013385)Sarah Fitriyah (E0013374)Siti Aminah (E0013380)Wika Sita Kusuma (E0013410)Yolana Jayaningrum (E0013421)Yoshinta Ayu C.D. (E0013422)
Kelas : AUniversitas Sebelas Maret Surakarta
2013
MATERI
1. IMAN
3. AMAL
2. ILMU
EXIT
4. Integrasi Iman, Ilmu, dan Amal
IMANPerkataan iman berarti 'membenarkan' . Hal itu
disebutkan dalam Al-Quran, di antaranya dalam
Surah At-Taubah ayat 62 yang bermaksud: "Dia
(Muhammad) itu membenarkan (mempercayai)
kepada Allah dan membenarkan kepada para orang
yang beriman." Iman itu ditujukan kepada Allah ,
kitab kitab dan Rasul. Iman itu ada dua Iman Haq
dan Iman Batil.
Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga pandangan dan sikap hidup.
Pengertian Berdasarkan Hadist
Para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman ini, antara lain, seperti diucapkan oleh Imam Ali bin Abi Talib: "Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota." Aisyah r.a. berkata: "Iman kepada Allah itu mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota.“ Imam al-Ghazali menguraikan makna iman: "Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota)."
Pengertian Imam menurut Ulama
ILMUIlmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge),
tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi (teori atau ilmu pengetahuan tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan)
Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh
usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai
segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini
dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi
lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu
diperoleh dari keterbatasannya
AMALAmal adalah perbuatan manusia, amal pada garis
besarnya terbagi dua yaitu amal lahiriyah dan amal
batiniyah, amal lahiriyah adalah amal yang dilakukan
oleh anggota badan seperti berdzikir, shalat, puasa
dan lain-lain, sedangkan amal Batiniyah adalah
perbuatan-perbuatan manusia yang dilakukan oleh hati
seperti Beriman, Bersabar, Bertawakal, Ikhlas, dll.
Integrasi Iman, Ilmu, dan Amal
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan
yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi kedalam
suatu sistem yang disebut dinul islam. Di dalamnya
terkandung tiga unsur pokok, yaitu akidah, syari’ah dan
akhlak, dengan kata lain Iman, Ilmu dan Amal shaleh.
Sebagaimana digambarkan dalam Al-Quran yang artinya :
“Tidakkah kamu perhatikan Allah telah /membuat
perumpamaan kalimat yg baik (Dinul Islam) seperti
sebatang pohon yg baik, akarnya kokoh (menghujam ke
bumi) dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu
mengeluarkan buahnya setiap musim dengan seizin
Tuhannya. Allah membuat perumpamaan –
perumpamaan itu agar manusia selalu ingat“
( QS : 14 ;24-25)
Ayat diatas mengindentikkan bahwa Iman
adalah akar, Ilmu adalah pohon yg mengeluarkan
dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan.
Sedangkan Amal ibarat buah dari pohon itu identik
dengan teknologi dan seni. IPTEK dikembangkan
diatas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan
amal saleh bukan kerusakan alam.
Hubungan Iman, Ilmu , dan Amalamal yang ikhlas itu merupakan amal perbuatan yang
berangkat dari keyakinan semata-mata karena Allah, bukan karena niat-niat lain yang ada di balik itu. Ciri dari sebuah perbuatan atau amal yang ikhlas adalah apabila ia dilakukan dengan cara yang terbaik (the best).
Manusia yang berangkat dari niat yang benar, ikhlas kepada Allah kemudian dia mengetahui ilmu yang berhubungan dengan perbuatannya itu, pasti dia akan melakukan yang terbaik di dalam hidupnya.
Orang yang beramal atau bekerja seenaknya, berbuat ala kadarnya, melakukan sesuatu karena ingin dipuji orang bukan karena Allah, biasanya selalu melakukan perbuatannya itu tanpa dilandasi keyakinan dan kepercayaan yang utuh.
Demikian juga, ketika seseorang beramal atau
berbuat sesuatu tanpa atas dasar ilmu yang benar, tidak
didasarkan kepada teori-teori atau syariat-syariat yang telah
ditetapkan, tanpa memenuhi syarat dan rukun dari
pekerjaan itu. Pasti pekerjaannya itu tidak menghasilkan
sesuatu yang terbaik. Mana mungkin seseorang bisa berbuat
atau beramal baik, kalau dia tidak tahu ilmunya, pasti
perbuatannya itu akan penuh dengan kesalahan – kesalahan
Karena itu dalam melakukan apa saja, terutama yang
berhubungan dengan agama Islam, baik dalam hubungan kita
dengan Allah atau dengan sesama manusia serta alam ini. Maka
kita harus berangkat dari sebuah keyakinan terlebih dahulu,
keikhlasan dan ketulusan semata-mata karena Allah, tetapi pada
saat yang sama kita melakukannya atas dasar ilmu yang telah
kita miliki itu. Inilah makna dari amal yang ikhlas, maka ketika
Allah menegaskan bahwa kita ini diberi hidup dan mati untuk
menguji kita siapa di antara kita yang paling baik amal
perbuatannya, maupun amal ibadahnya.
Ada tiga unsur utama yang harus ada di dalam
sikap kita terhadap agama, yaitu iman, ilmu, dan amal.
Maka, akan tidak ada artinya keyakinan kalau tidak ada
amal perbuatan, tidak ada artinya ilmu yang kita punya
kalau tidak melahirkan amal-amal sholeh dalam
kehidupan kita, bahkan naudzubillah ilmu yang tidak
bermanfaat. Justru akan menjadi bumerang yang
menghancurkan diri kita dan orang-orang lain di sekitar
kita.
Ancaman Keras Bagi Orang Yang Tidak Beramal Dengan Ilmunya
Al-Qur’an dan Sunnah telah memberikan
ancaman keras bagi orang tidak beramal
padahal dia punya ilmu, atau dia mengajak
kebaikan dan beramal tapi dirinya sendiri tidak
mengerjakannya. Diantara dalil-dalil yang
menunjukkan ancaman keras tersebut adalah:
و�ن� ت�ن�س� و� ب�ال�ب�ر� الن!اس� ون� م#ر#�ت�أ� أ
أ�ف�ال ال�ك�ت�اب� ت�ت�ل#ون� �ن�ت#م� أ و� ك#م� س� �ن�ف# أل#ون� ت�ع�ق�“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan)
kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. al-Baqoroh: 44)
• Allah juga berfirman :
ال م�ا ول#ون� ت�ق# ل�م� ن#وا آم� ال!ذ�ين� ا �ي8ه� أ ي�اأ�ن� الل!ه� ن�د� ع� ت>ا ق� م� ك�ب#ر� ع�ل#ون� ت�ف�
ع�ل#ون� ت�ف� ال م�ا ول#وا ت�ق#• “Wahai orang-orang yang beriman,
kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. as-Shof: 2-3)
KesimpulanDari materi diatas dapat disimpulkan bahwa iman, ilmu,
dan amal. Sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita
sehari – hari, ketiganya memiliki hubungan yang tidak
dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Iman, ilmu,
dan amal adalah landasan bagi kita berhubungan dengan
Allah, diri sendiri, dan orang lain. Jika kita tidak memiliki
salah satu dari sifat tersebut, maka bukan tidak mungkin
kehidupan kita akan terasa sia – sia dan tidak bermanfaat.
Sekian presentasi dari kami
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.