Pmx Metabolisme Karbohidrat.pdf

Post on 12-Dec-2015

81 views 16 download

Transcript of Pmx Metabolisme Karbohidrat.pdf

Pemeriksaan laboratoriumMetabolisme Karbohidrat

PENGANTAR

Tujuan Pemeriksaan laboratoriumMenegakkan diagnosaMemantau pengobatanMemantau perjalanan penyakit(prognosis)Check up/skrining

Pemeriksaan Laboratoriumuntuk Diagnosis

Memberi konfirmasi atau menolak suatudiagnosis klinis

melengkapi gambaran sementara yang telahdibuat sebelum pemeriksaan lab.

Diagnosis suatu penyakit berdasarkan :

history pasien (bila ada)

adanya gejala/tanda-tanda klinis

hasil investigasi

pemeriksaan lab.

Pemeriksaan Laboratoriumpada pemantauan penyakit

mengamati arah perkembangan penyakit

untuk penentuan terapi/penanganan

terbaik

PERAN PEMERIKSAAN LAB DALAM PROSES PEMANTAUAN PENGOBATAN

Melihat respon dari suatu pengobatan

melihat komplikasi dari suatupengobatan

memantau/mencegah efek toksik obat(keluar batas terapi aman)

Terapi yang terbaik adalah tercapainyakesembuhan tanpa efek samping

Pemeriksaan Lab untuk Screening

Mendeteksi dini keadaan subklinispada orang sehat

mencegah lebih baikdaripada mengobati !

Apa yang diharapkan daripemeriksaan Laboratorium

Hasil yang akurat dan dapat dipercayaLayanan yang baik

QC adalah landasan di dalam menilai hasil ituBENAR atau TIDAK

ASPEK PEMERIKSAAN ASPEK PEMERIKSAAN LABORATORIUMLABORATORIUM

1.Pra-Analitik2.Analitik3.Pasca-Analitik

Aspek Pengendalian Mutu

• Pelaporan hasil• Interpreatsi

•Alat•Reagen•Kontrol•Kalibrator

•Persiapan Penderita•Pengambilan bahan•Labelling•Pengiriman bahan•Stabilitas sample•Penggunaanantikoagulan•Kondisi sample•Homogenisasi

PostanalitikAnalitikPreanalitik

Persiapan pasienPasien puasa 12 – 14 jam sebelum diambildarahSelama kurang lebih 3 hari, porsi makanseperti biasaHindari obat-obatan sebelum pengambilanspesimenMenghindari latihan fisik yang berlebihan,dll

MUTU HASIL LABORATORIUMTergantung pada :

• Metoda & Peralatan

• Sumber Daya Manusia

• Sistem Pengendalian Mutu Terpadu

SUMBER-SUMBER KESALAHAN PADA PEMERIKSAAN LAB.

Proses Pra-analitik :jenis spesimen salahidentitas/label salahpenyimpanan/transportasi tidak tepat

Proses Analitik :SDMProsedur pemeriksaan atau mengoperasikaninstrumen salahAlat-alat tidak dikalibrasi

Proses Pasca-analitik :transkrip hasil salah

Interpretasi HasilPemeriksaan Laboratorium

Normal ?

Ada perbedaan hasil vs hasil

sebelumnya ?

Konsisten/sesuai dengan temuan

klinis ?

Untuk menghasilkan hasil akurat & konsistendiperlukan metoda pemeriksaan yang :

Akurasi baik

Presisi baik

Sensitifitas & Spesifitas analitik baik

Sensitifitas & Spesifisitas Diagnostik

baik

Negative Predictive Value

Positive Predictive Value

AKURASI (KETEPATAN)AKURASI (KETEPATAN)

Akurasi menyatakan kesesuaianhasil pemeriksaan dengan nilai

benar (actual value)

Secara kuantitatif disebut inakurasiyang dihitung sebagai perbedaan

nilai rata-rata pemeriksaan replikat(berulang-ulang) dengan nilai benar

AKURASI (KETEPATAN)AKURASI (KETEPATAN)

d % (inakurasi) =

Nilai rata-rata replikat (x) – nilai benar (µ)Nilai benar (µ)

d% semakin kecil, semakin baikketepatan hasil pemeriksaan

PRESISI (KETELITIAN)PRESISI (KETELITIAN)

Kesesuaian antara hasil-hasil padapemeriksaan berulang

Secara kuantitatif disebut impresisi yaitupenyimpangan dari hasil pemeriksaan

terhadap nilai rata-rata

TOLOK UKUR PRESISITOLOK UKUR PRESISI

SD (Standard Deviation)

Dan

CV (Coefficient of Variation)

STANDAR DEVIASI (SD) STANDAR DEVIASI (SD) atauatauSIMPANGAN BAKU (SB)SIMPANGAN BAKU (SB)

Merupakan ukuran bagaimana nilai-nilai hasilpemeriksaan secara seri pada sampel yang sama

terdistribusi

SD = Σ (xi – x2)N - 1

KOEFISIEN VARIASI (KV) KOEFISIEN VARIASI (KV) atauatauCOEFICIENT OF VARIATION (CV)COEFICIENT OF VARIATION (CV)

Adalah SD yang dinyatakan dalam persenterhadap nilai rata-rata. Semakin kecil

penyimpangan yang diukur dengan SD atauCV, berarti semakin dekat hasil

pemeriksaan satu sama lainnya dari satupemeriksaan berulang

• Reproduksi baik

KOEFISIEN VARIASI (KV) KOEFISIEN VARIASI (KV) atauatauCOEFICIENT OF VARIATION (CV)COEFICIENT OF VARIATION (CV)

CV = SDX x 100 %

Validitas hasil laboratorium ditentukan:

2. Sistem QC

1.Sistem Analisa

Analytical System

Laboratory Results

Quality Control System

Quality Goal

Sistem yang digunakan untuk memproduksi hasil

pemeriksaan meliputi:

Reagen, Kalibrator, Kontrol, Instrumen,

Alat-alat pendukung, Disposables, Prosedur Tes.

-Sistem Analisa

Sistem yang digunakan untuk memverifikasi

apakah hasil pemeriksaan dapat

diterima/dilaporkan.

- Sistem QC -

Seleksi Material Kontrol

Jumlah Kontrol

Proses menentukan x dan SD

Menetukan Batasan Kontrol

Sistem QC meliputi:

BahanBahan KontrolKontrol

• Bahan/sampel yang sifatnya stabil yang digunakan untuk tujuan Quality Control

• Umumnya digunakan produk komersial dalambentuk vial/aliquot

• Terdapat 2 bentuk produk komersial bahankontrol “assayed dan unassayed”

• Variasi antar vial harus kecil (tidak ada)

BahanBahan Standar/KalibratorStandar/Kalibrator

• Suatu bahan atau sampel yang telah diketahui nilainya dandigunakan untuk mengkalibrasisuatu sistem pemeriksaan

KalibrasiKalibrasi• Suatu proses pemeriksaan dan

“adjustment” dari sistempemeriksaan (instrumen, reagen, dll) sehingga diketahui hubunganrespon pengukuran dengan nilaistandar/kalibrator

Pemeriksaan LaboratoriumPada Gangguan

Metabolisme Karbohidrat

Penyakit metabolikyang ditandai dengan

kadar glukosa darah tinggi(Hiperglikemia)

Terjadi gangguanmetabolisme karbohidrat

karena produksi insulin kurangatau karena resistensi insulin

Masalah Kesehatan pentingyang harus segera ditanggulangi

MasalahMasalah KesehatanKesehatan pentingpentingyang yang harusharus segerasegera ditanggulangiditanggulangi

DIABETES MELITUS

Th 2000

Jml. Penduduk > 20 th Jml. DM

Th 2020

125 juta

178 juta

5,6 juta

8,2 juta

Dengan asumsi prevalensi DM 4,6 %Diabetes Atlas (IDF) th 2000

Bagaimana mendeteksi Diabetes Melitus ?

Kalau ada keluhan banyak kencing, banyakminum, dan badan terasa lemah

GDP > 126 mg/dl, GDPP > 200 mg/dl, GDS > 200 mg/dl

LANGKAHLANGKAH--2 DIAGNOSIS DM2 DIAGNOSIS DM

GDP < 126 atau

GDS < 200

Ulang GDS/GDP

GDP > 126atau

GDS > 200

GDP < 126atauGDS < 200

D i a b e t e s M e l I t u s

Keluhan Khas DM +

GDP > 126atau

GDS > 200

Keluhan Khas DM -

GDP > 126atau

GDS > 200

TTGO, GD 2 jam

GDP 110-125atau

GDS 110-199

> 200 140-199 < 140

TGT GDPT Normal

GDP atauGDS < 110

KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS

Faktor penyebabPenyakit Jantung

Kerusakan padapembuluh darah, berakibatpendarahan padaotak karenatekanan DarahTinggi

Terganggunyafungsi ginjal

KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS

Kesembuhan yang lama pada luka yang mengakibatkan infeksi sehingga harusmengalami Amputasi

Komplikasi padamata mengakibatkankebutaan

Impotensi yang merisaukan

KELOMPOK RISIKO TINGGIDIABETES MELITUS• Usia > 45 tahun• IMT > 23 kg/m2

• Tekanan darah > 140/90 mmHg• Riwayat keluarga DM• Riwayat abortus berulang, bayi

lahir cacat/BBL > 4 kg• K-HDL < 35 mg/dl,

Trigliserida > 250 mg/dl

Pemeriksaan DMPemeriksaan penyaring

Dilakukan pada orang dengan kelompok yang tidak bergejala tapi punya resiko

Uji DiagnostikDilakukan pada orang yang menunjukkan gejala / tanda-tanda DM

Pemeriksaan laboratoriumUrin: glukosa, albumin, benda keton dan sedimen, mikroalbuminDarah: kadar gula darah, test toleransi glukosa oral, kurva harian glukosa, kadar HbA1c, kadarfruktosamin, kadar insulin, kadar c-peptide, status asam basa.Dasar penetapan kadar gula darah: reduksi (cupri-cupro), kondensasi (o-toluidin), enzimatik (glukosaoksidase, hexikinase, dehidrogenase)Pem enzimatik pem terbaik yang umum dipakai

• Untuk skrining & diagnosis• Mengetahui pengendalian DM• Deteksi adanya faktor risiko yang

memicu terjadinya komplikasi• Menilai hasil terapi

PEMERIKSAAN LABORATORIUMPenting dalam Pengelolaan DM

PERAN/FUNGSI :

Pemeriksaan Laboratoriumuntuk DM Komplikasi PJK

Glukosa PuasaProfil Lipid (Chol T, LDL, HDL, TG, Apo B)HbA1cMAU

Diabetic Dyslipidaemia

↑ Triglyceride

↑ VLDL Triglyceride

↑ Small Dense LDL

↓ HDL-cholesterol

GlukosaBeberapa pemeriksaan Glukosa

Glukosa PuasaGlukosa 2 jam Post Prandial (setelah makan)Glukosa SewaktuTest Toleransi Glukosa Oral

Pemeriksaan GlukosaGlukosa puasa : Pemeriksaan glukosa yang dilakukandengan syarat pasien harus puasa 12 – 14 jam sebelumpengambilan darahGlukosa 2 jam PP : pemeriksaan yang dilakukan setelahpasien makan sesuai porsi biasa dan sebelumnya telah puasaselama 12 – 14 jamGlukosa sewaktu : pemeriksaan glukosa yang dilakukansewaktu-waktuTest toleransi glukosa oral (TTGO) digunakan untuk menilaiadanya gangguan toleransi glukosa. Pengambilan darahdilakukan 2 kali:

Puasa2 jam setlah pemberian larutan glukosa 75 g dalam 200 mL air

Persyaratan spesimen pemeriksaanGlukosa

Sampel :Darah :• Plasma vena atau serum• Darah kapiler (whole blood)• Volume : 0.5 mLUrin :• Urin post prandial• Urin sewaktu• Volume : 10 mL

Metode :Darah :• Kimia : metode ortho-toluidin• Enzimatik : glucose oxidase / glucose hexokinaseUrin :• Carik celup• Konvensional (metode reduksi/Benedict)

Persyaratan spesimen pemeriksaanGlukosa

Antikoagulan : Heparin / EDTA / FluoridePenolakan sampel : Hemolisis, beku ulangSuhu penyimpanan sampel : 2 – 8 o CStabilitas Sampel:Serum/plasma heparin/EDTA

Suhu 15 – 25 o C : 8 jamSuhu 2 -8 o C : 72 jam

Plasma Fluoride/iodoacetatSuhu 15 – 25 o C : 24 jam

Urine Sewaktu : Segera dikerjakan

Penanganan spesimenSentrifugasi spesimen darah harus dilakukanmaksimal 1 jam setelah pengambilan spesimenJika tidak dapat dipenuhi waktu pemisahan spesimenmaka digunakan pengawet yaitu sodium iodoacetatatau sodium fluoride (NAF)Untuk pemeriksaan dengan sampel urine 24 jam, ditambahkan pengawet asam asetat glasial sebanyak5 mL pada wadah penampung sebelumpenampungan urin

Metode Pemeriksaan GlukosaMetode yang direkomendasikan : metodeenzimatik :

Metode glucose oxidase (GOX)Metode hexokinase

Metode Heksokinase

Glucose-6-phosphate

Glucose + ATP Glucose-6-phosphate + ADP

6-phosphogluconate

NADP +

( Or NAD + )

NADPH + H +

( Or NAD + )

Hexokinase

G-6-PD

Metode yang banyak dikembangkan dalam penggunaan secara rutin. Sampel dideproteinasi dengan penambahan larutan barium hydroksi (Ba[OH]2) dan Zink sulfat (ZnSo4)Supernatan dicampur dengan reagen yang mengandung ATP, NAD+, heksokinase, dan G-6-PDDiinkubasi pada 25o C dan diukur hingga reaksi komplit dan NADH diukur.Pengukuran pada panjang gelombang 340 nm.Sampel hemolisis (Hb > 0.5 g/dL) tidak dapat digunakan karena adanya ester fosfat dan enzym yang dihasilkan oleh eritrosit yang mengganggu pengukuranReaksi menghasilkan produk yang berwarna yang diukur dengan sistem spektrofotometri. Sistem oksidasi – reduksi mengandung phenazine methosulfat (PMS) dan senyawa subsitusi tetrazolium, 2 –(ƿ-iodophenyl)-3(ƿ-nitrophenyl-5-phenyltetrazlium chloride (INT) yang beraksi dengan NADPH yang dihasilkan.

Metode Glucose Oxidase

Glucose + 2H2O + 2O Gluconic acid 2H2O2Glucose oxidase

O-Dianisidine + H2O2 Oxidized o-Dianisidine+H2OPeroxidase

(colored)(colorless)

Glukosa oksidase sangat spesifik terhadap β-D-glucoseGlukosa terdiri dari 36% bentuk α- dan 64% dalam bentuk β-secara berturut-turut, maka untuk reaksi komplit dibutuhkanmutarotation bentuk α- ke bentuk β-. Secara komersialglukosa oksidase mengandung enzim, mutarotase yang mempercepat reaksi ini.Reaksi kedua melibatkan peroksidase yang kurang spesifikdibanding glukosa oksidase. Banyak substrat yang dapatmenghambat reaksi ini (mis : asam urat, asam askorbat, bilirubin, hemoglobin, tetrasiklin, dan glutation (menghambatpada reaksi kromogen dengan H2O2) sehingga menghasilkannilai yang lebih kecil.Glucose oxidase cocok untuk pengukuran glukosa CSF

Metode Glucose Oxidase

Metode Glucose Dehydrogenase

Glucose D-Glucono-δ-lactone

NAD + NADH + H +

Glucose dehydrogenase

Enzym glukosa dehidrogenase (β-D-glucose: NAD oxidoreductase) mengkatalisa oksidasi glukosamenjadi gluconolactone.Mutarotase ditambahkan untuk mempercepatterjadinya keseimbangan reaksi. Jumlah NADH yang dihasikan proporsional dengan kadar glukosa.Reaksi ini sangat spesifik terhadap glukosa, tidakada interference dari antikoagulan umumnya, danmemberikan hasil yang pada akhirnya sesuai denganprosedur heksokinase.

Metode Glucose Dehydrogenase

Self Monitoring of Blood GlucoseTest Strips

Perlu dilakukan oleh pasien diabetes untukMengontrol kadar glukosa darah. Penggunaan test strips :Simpel dan praktisMetode : bahan celup yang berwarna karena adanyareaksi kromogenik oksidase – peroksidase.Pengamatan warna dilakukan denganmembandingkan secara visual antara strips denganwarna chart pada desain meter khusus.

Self Monitoring of Blood GlucoseAlat yang Portable

Menggunakan reflectance photometer untuk mengukur jumlah cahaya yang direfleksikan dari test pad yang mengandung reagenSampel diletakkan pada test pad yang dilekatkan pada sandaran plastik. Test strip kemudian dimasukkan ke alat pengukur dan hasil akan ditunjukkan padadigital display screenBeberapa alat menggunakan metode pengukuran electrochemistry. Reaksienzimatik terjadi dalam suatu elektroda yang tergabung pada test strip menghasilkan aliran elektron. Jumlah glukosa secara langsung proporsionalterhadap kadar glukosa sampel yang kemudian dikonversi ke pembacaan digital.Kedispilinan dalam menjalankan prosedur sangat penting untuk mendapatkan hasilyang akuratWaktu dan cara pembuatan hapusan pada strips adalah faktor kritis yang harusdiperhatikanPenggunaan tenaga yang berlebihan saat pembuatan hapusan dan blotting dapatmenurunkan kadar glukosa hingga 50%Umunya kesalah yang sering terjadi dengan SMBG berhubungan denganpenggunaan yang tepat, waktu dan pemindahan sampel darah.

InterpretasiInterpretasi HasilHasil

GDP < 126 atau

GDS < 200

Ulang GDS/GDP

GDP > 126atau

GDS > 200

GDP < 126atauGDS < 200

D i a b e t e s M e l I t u s

Keluhan Khas DM +

GDP > 126atau

GDS > 200

Keluhan Khas DM -

GDP > 126atau

GDS > 200

TTGO, GD 2 jam

GDP 110-125atau

GDS 110-199

> 200 140-199 < 140

TGT GDPT Normal

GDP atauGDS < 110

PEMERIKSAAN HbA1c (A1C)

• Merupakan senyawa yang terbentuk dari ikatan antaraGLUKOSA & HEMOGLOBIN

• Jumlah HbA1c yang terbentuk tergantung pada kadarglukosa darah

• Ikatan HbA1c stabil, dapat bertahan 2-3 bln• Kadar HbA1c mencerminkan kadar glukosa darah rata-

rata dalam jangka waktu 2-3 bln

MBG = (33,3 x Kadar HbA1c) - 86

PEMERIKSAAN HbA1c(Memori Glukosa)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Normal

Kontrol I Kontrol II(minggu)

A1C

MANFAATPEMERIKSAAN HbA1c (A1C)

• Menilai kualitas pengendalian DM

• Menilai efek terapi atau perubahanterapi setelah 8-12 minggu

JADWAL/FREKUENSIPEMERIKSAAN HbA1c (A1C)

•Setelah diagnosis dipastikan(untuk evaluasi awal)

•Secara periodik (pengelolaan)- Setiap 3 bln (bila sasaran blm tercapai)

- Minimal 2 kali dalam setahun

• Tidak perlu puasa

sebelum pemeriksaan

• Menggambarkan kadar glukosa

darah dalam jangka panjang

• Hemat biaya

KELEBIHANPEMERIKSAAN HbA1c (A1C)

Persyaratan spesimen HbA1CSampel : darah EDTA 300 Stabilitas : 7 hari suhu 2-8oC

: 3 hari suhu 15 – 30oCMetode :

Metode Ion Exchange ChromatographyMetode HPLCMetode agar gel elektroforesisMetode Immunoassay (EIA)Metode Affinity ChromatographyMetode Kolorimetri

Metode pemeriksaan HbA1CMetode Ion Exchange Chromatography: harusdikontrol perubahan suhu reagen dan kolom, kekuatan ion, dan pH dari bufer. Interferensyang mengganggu adalah adanya HbS danHbC yang bisa memberikan hasil negatifpalsu

Metode HPLC: prinsip sama dengan ion exchange chromatography, bisa diotomatisasi, serta memiliki akurasi dan presisi yang baiksekali. Metode ini juga direkomendasikanmenjadi metode referensi

Metode pemeriksaan HbA1C

Metode agar gel elektroforesis: hasilnyaberkorelasi baik dengan HPLC, tetapipresisinya kurang dibanding HPLC. Hb F memberikan hasil positif palsu, tetapikekuatan ion, pH, suhu, HbS, dan HbC tidakbanyak berpengaruh pada metode ini

Metode pemeriksaan HbA1C

Metode Immunoassay (EIA): hanyamengukur HbA1C, tidak mengukur HbA1C yang labil maupun HbA1A dan HbA1B, mempunyai presisi yang baik

Metode pemeriksaan HbA1C

Metode Affinity Chromatography: non-glycatedhemoglobin serta bentuk labil dari HbA1C tidakmengganggu penentuan glycated hemoglobin, takdipengaruhi suhu. Presisi baik. HbF, HbS, ataupunHbC hanya sedikit mempengaruhi metode ini, tetapimetode ini mengukur keseluruhan glycatedhemoglobin, sehingga hasil pengukuran denganmetode ini lebih tinggi dari metode HPLC

Metode pemeriksaan HbA1C

Metode Kolorimetri: waktu inkubasi lama (2 jam), lebih spesifik karena tidak dipengaruhinon-glycosylated ataupun glycosylated labil. Kerugiannya waktu lama, sampel besar, dansatuan pengukuran yang kurang dikenal olehklinisi, yaitu m mol/L

Metode pemeriksaan HbA1C

Interpretasi HasilHbA1C akan meningkat secara signifikan bilaglukosa darah meningkat. Karena itu, HbA1C bisa digunakan untuk melihat kualitas kontrolglukosa darah pada penderita DM (glukosadarah tak terkontrol, terjadi peningkatanHbA1C-nya ) sejak 3 bulan lalu (umureritrosit). HbA1C meningkat: pemberian Txlebih intensif untuk menghindari komplikasi

Interpretasi Hasil Pemeriksaan HbA1CKriteria pengendalian DM sesuai Konsensus DM Indonesia tahun 2006 :

< 6.5% : baik6.5 – 8.0% : sedang> 8% : buruk

MIKROALBUMINURIA

• Berarti ditemukan sejumlah kecil albumin di dalam

urine

• Merupakan indikasi gangguan filtrasi glomerulus

stadium dini (reversibel)

• Dapat dideteksi dengan pemeriksaan Mikroalbumin di

dalam urine

Pemeriksaan untuk memantau komplikasinefropati: mikroalbuminuria serta heparansulfat urine (pemeriksaan ini jarangdilakukan)Pemeriksaan lainnya yang rutin adalahpemeriksaan serum ureum dan kreatinin untukmelihat fungsi ginjal

Persyaratan SpesimenSampel : Urine 24 jam/urine sewaktu 5 mLPengawet :

Sampel disimpan pada suhu 2-8oCDitambahkan 5 mg asam borat untuk 30 mL urin

Stabilitas : 7 hari suhu 20-25oC1 bulan suhu 2 – 8 oC6 bulan suhu -20oC

Interferensi : bilirubin (> 25mg/dL), Hb (>300 mg/dL), creatinin (>5 g/dL), aceton (>60 mmol/L), gula (>20 g/dL), asam urat (>700 mg/dL), urea, urobiinogen (>200 mg/dL)

Mikroalbuminuria: ekskresi albumin di urin sebesar 30-300 mg/24 jam atau sebesar 20-200 mg/menitMikroalbuminuria ini dapat berkembang menjadi makroalbuminuria. Sekali makroalbuminuria terjadi maka akan terjadi penurunan yang menetap dari fungsi ginjalPengukuran mikroalbuminuria secara semikuantitatif denganmenggunakan strip atau tes latex agglutination inhibition, tetapi untukmemonitor pasien tes-tes ini kurang akurat sehingga jarang digunakan. Yang sering adalah cara kuantitatif: metode Radial Immunodiffusion(RID), Radio Immunoassay (RIA), Enzym-linked Immunosorbent assay (ELISA), dan Immunoturbidimetry. Metode kuantitatif memiliki presisi, sensitivitas, dan range yang mirip, serta semuanya menggunakan antiboditerhadap human albuminSampel yang digunakan untuk pengukuran ini adalah sampel urine 24 jam.

Interpretasi Hasil pemeriksaan MAUBerdasarkan konsensus DM Indonesia 2006 :

Sampel urin 24 jam< 30 mg/24 jam Normal30 – 299 mg/24 jam Mikroalbuminuria≥ 300 mg/24 jam MakroalbuminuriaSampel urin sewaktu< 30 mg/24 jam Normal30 – 299 mg/24 jam Mikroalbuminuria≥ 300 mg/24 jam Makroalbuminuria

Pemeriksaan untuk KomplikasiAterosklerosis

Pemeriksaan untuk memantau komplikasiaterosklerosis ini ialah profil lipid, yaitu kolesteroltotal, low density lipoprotein cholesterol (LDL-C), high density lipoprotein cholesterol (HDL-C), dantrigliserida serum, serta mikroalbuminuriaPada pemeriksaan profil lipid ini, penderita dimintaberpuasa sedikitnya 12 jam (karena jika tidak puasa, trigliserida > 2 jam dan mencapai puncaknya 6 jam setelah makan)

InsulinFungsi:

Meningkatkan metabolisme karbohidratMeningkatkan timbunan glikogenMeningkatkan sintesa asam lemakMeningkatkan intake asam aminoMeningkatkan sintesa protein

Fisiologi kimiawiPulau-pulau langerhans pancreas:

- Sel beta mengeluarkan insulin- Sel alfa mengeluarkan gukagon- Sel delta mengeluarkan somatostatin

Sekresi insulin dipengaruhi glukosa darah jugadirangsang: as amino, as lemak bebas, benda keton, glukagon, sekretin, dan tolbutamidSekresi insulin dihambat epinefrin dan norepinefrin

Kelainan insulin Hiperinsulinisme: hiperplasia/tumor pancresHipoinsulinisme: kekurangan insulinDiabetes mellitus

Causa:- Kekurangan insulin absolut- Kekurangan insulin relatif thd kebut tubuh- Reseptor inadekuat, insulin cukup- Reseptor berkurang, insulin cukup

Interpretasi hasil insulinInsulin Puasa : 3.2 – 28.5 uIU /mL