Post on 24-Aug-2020
i
PENGARUH KEPEMIMPINAN DIREKTIF DAN
REINFORCEMENT KEPALA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU PAI SMP DI KABUPATEN BOALEMO
PROVINSI GORONTALO TAHUN 2017
Oleh
RIZAL DAIPAHA
NIM 12010150051
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
ii
PENGARUH KEPEMIMPINAN DIREKTIF DAN
REINFORCEMENT KEPALA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU PAI SMP DI KABUPATEN BOALEMO
PROVINSI GORONTALO TAHUN 2017
Oleh
RIZAL DAIPAHA
NIM 12010150051
Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Salatiga
sebagai pelengkap persyaratan untuk
gelar Magister Pendidikan
Salatiga, 07 September 2017
Dr. Winarno, S.Si., M.Pd.
PEMBIMBING
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan hasil
karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak
mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan
sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah
diajukan untuk gelar atau ijazah pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga
atau perguruan tinggi lainnya”
Salatiga, 07 September 2017
Yang membuat pernyataan
RIZAL DAIPAHA
NIM. 12010150051
v
ABSTRAK
Pengaruh Kepemimpinan Direktif dan Reinforcement Kepala Sekolah Terhadap
Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi
Gorontalo Tahun 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: bagaimanakah kepemimpinan
direktif dan Reinforcement kepala sekolah terhadap kinerja guru Pendidikan
Agama Islam SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo tahun 2017 secara
partial maupun secara simultan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif jenis pendekatan one
shot dan eks post facto. Populasi penelitian ini adalah guru Pendidikan Agama
Islam SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo dengan sampel sebanyak
30 orang. Uji instrumen yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas. Uji
asumsi klasik menggunakan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji linearitas, dan
uji heterokedastisitas. Analisis data menggunakan regresi linier berganda, uji F
(Goodness of Fit), dan uji t.
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Kepemimpinan
direktif berpengaruh signifikan terhadap Kinerja guru Pendidikan Agama Islam
SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo tahun 2017, terbukti bahwa nilai
Sig untuk variabel Kepemimpinan direktif sebesar 0,000 < 0,05 dan t hitung 4,389
> t table 2,0423; (2) Reinforcement Kepala Sekolah berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja guru Pendidikan Agama Islam SMP di Kabupaten Boalemo
Provinsi Gorontalo tahun 2017, terbukti nilai Sig untuk variabel Reinforcement
Kepala Sekolah sebesar 0,000 < 0,05 dan t hitung 9,698 > t table 2,0423; (3)
Kompetensi kepemimpinan direktif dan Reinforcement Kepala Sekolah
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Kinerja guru Pendidikan Agama
Islam SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo tahun 2017, terbukti nilai
Fhitung sebesar 61,947 > F table 3,354 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05.
Kata kunci: kepemimpinan direktif, supervisi direktif-Reinforcement, kinerja
guru.
vi
ABSTRACT
The Influence of Directive Leadership and Reinforcement Headmaster on Teacher
Performance of Islamic Religious Education Junior High School in Boalemo
District, Gorontalo Province Year 2017
This study aims to determine: how the influence of directive leadership and
Reinforcement of headmaster on the performance of teachers of Islamic education
in the district was junior Gorontalo Province in the academic year 2017 partially
or simultaneously.
This research uses quantitative type of research type of one shot approach
and ex post facto. The study population was junior high school teacher of Islamic
education in the district was Gorontalo province with a sample of 30 people. Test
instrument used is the test of validity and reliability. Classic assumption test using
normality test, multicollinearity, linearity test, and test heteroskedastisity. Data
analysis using multiple linear regression, F (Goodness of Fit) test, and t test.
Results of the study can be summarized as follows: (1) directive leadership
significant effect on the performance of Islamic Education teachers in the district
was junior high school Gorontalo province, proved by Sig. value 0.000 < 0.05 and
t count 4.389 > t table 2,0452; (2) Reinforcement headmaster significant effect on
the performance of Islamic Education teachers in the districtwas junior Gorontalo
province, proved by Sig. value 0.000 < 0.05 and t count 9.,698 > t table 2,0452;
(3) directive leadership and Reinforcement headmaster significant effect
simultaneously on the performance of Islamic Junior High School teachers in
Boalemo District, Gorontalo Province, proved by Sig. value 0.000 < 0.05 and F
count 61.947 > F table 3.354.
Keywords: directive leadership, Reinforcement headmaster, performance
teacher.
vii
PRAKATA
Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah memberikan banyak karunia-Nya
hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis.
Berbagai hambatan dan rintangan penulis temui selama penyusunan tesis
ini. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis
dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Untuk itu, penulis menyampaikan
terima kasih atas bimbingan, bantuan serta petunjuk-petunjuk yang sangat
berharga dalam penyusunan tesis ini kepada :
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga.
3. Dr. Winarno, S.Si., M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan yang berguna dalam penyusunan tesis ini.
4. Direktur Jenderal Pendidikan Agama Islam, Kementerian Agama yang telah
memberikan kesempatan dan bantuan untuk menempuh studi S2 di IAIN
Salatiga.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah
mengupayakan alih pengetahuan dan pengalaman sehingga penulis berhasil
menyelesaikan tesis ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu guru Pendidikan Agama Islam SMP di Kabupaten
Boalemo Provinsi Gorontalo yang telah membantu kelancaran penulis dalam
pengumpulan data.
viii
7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan tesis ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
8. Bapak Drs. Alkuwato, Pengawas PAI SMP, SMA/SMK Kab. Boalemo dan
guru-guru PAI se-Kab. Boalemo Prov Gorontalo yang telah membantu dalam
penyelesaian tesis ini.
9. Kedua orang tuaku dan mertuaku yang selalu memberikan cintanya sepanjang
masa.
10. Istri terkasih Irhan Karim, S.Pd., dan anakku tercinta Luqmanulhakim Daipaha
yang selalu memberikan dukungan dan kekuatan dalam perjuangan ini.
11. Saudara-saudaraku, Ratni Daipaha, Lian Daipaha, Sarlin Daipaha beserta
keluarga yang telah memberikan dukungan dan semangat kepadaku.
12. Teman-teman seperjuangan, baik suka maupun duka saling memberikan
support dan dukungan.
Penulis menyadari, tesis ini masih banyak kekurangannya karena
keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kemajuan penulis di
masa mendatang.
Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat, khususnya
bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 07 September 2017
Penulis,
RIZAL DAIPAHA
NIM. 12010150051
ix
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................... v
PRAKATA ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah. ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS 9
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 9
B. Kerangka Teori ......................................................................... 13
1. Kepemimpinan direktif ...................................................... 13
2. Supervisi Direktif - Reinforcement .................................... 19
3. Kinerja ............................................................................... 21
C. Kerangka Pikir Penelitian .......................................................... 27
. D. Hipotesis ................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 29
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 29
B. Populasi dan Sampel ................................................................. 30
C. Meotode Pengumpulan Data .................................................... 30
D. Pengujian Instrumen Penelitian ................................................. 34
x
E. Teknik Analisis Data ............................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 42
A. Deskripsi Responden ................................................................ 42
B. Deskripsi Variabel ................................................................... 46
1. Variabel Kepemimpinan direktif (X1) .................................. 47
2. Variabel Reinforcement Kepala Sekolah (X2) ...................... 47
3. Variabel Kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Y) ............ 48
C. Pengujian Instrumen Penelitian ................................................. 48
1. Uji Validitas ........................................................................ 49
2. Uji Reliabilitas ................................................................... 51
D. Uji Asumsi ................................................................................ 53
E. Uji Model .................................................................................. 58
F. Uji Hipotesis .............................................................................. 61
G. Pembahasan .............................................................................. 65
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 69
A. Simpulan ................................................................................... 69
B. Saran .......................................................................................... 70
C. Implikasi Penelitian ................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIOGRAFIPENULIS
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Jenis Kelamin .............................................................................................. 42
4.2 Tingkat Pendidikan ..................................................................................... 43
4.3 Masa Kerja .................................................................................................. 44
4.4 Usia Responden .......................................................................................... 45
4.5 Deskripsi Statistik ........................................................................................ 47
4.6 Hasil Uji Validitas Kepemimpinan direktif (X1) ........................................ 50
4.7 Hasil Uji Validitas Reinforcement Kepala Sekolah (X2) ............................ 50
4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Y) . 51
4.9 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen .............................................. 52
4.10 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ..................................................... 54
4.11 Uji Linearitas Y dengan X1 .......................................................................... 55
4.12 Uji Linearitas Y dengan X2 .......................................................................... 56
4.13 Uji Multikolinieritas .................................................................................... 57
4.14 Uji Determinasi Simultan ............................................................................. 59
4.15 Uji Linearitas Y dengan X1 .......................................................................... 60
4.16 Uji Linearitas Y dengan X2 .......................................................................... 60
4.17 Hasil Uji F .................................................................................................... 61
4.18 Hasil Analisis Regresi Berganda .................................................................. 62
4.19 Hasil Analisis Regresi X1 terhadap Y .......................................................... 63
4.20 Hasil Analisis Regresi X2 terhadap Y .......................................................... 64
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Angket/ Kuesioner
2. Tabulasi Skor Angket/ Kuesioner
3. Hasil Analisis Data SPSS
a. Frekuensi dan Deskripsi Data
b. Uji Validitas Korelasi Product Moment
c. Uji Reliabiltas Alpha
d. Uji Normalitas
e. Uji Linearitas
f. Uji Regresi Linier Berganda
g. Uji Regresi Linier partial
4. Surat keterangan melakukan penelitian
5. Biografi penulis
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru PAI SMP dalam
pembelajaran di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo diasumsikan banyak
dipengaruhi oleh kepemimpinan Kepala Sekolah dan supervisi. Yamin dan
Maisah1 menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru sebagai
berikut: (a) Faktor personal/ individual meliputi: pengetahuan, keterampilan,
motivasi, dan peran, (b) Faktor kelompok meliputi: keeratan tim,
kepemimpinan, kekompak-an, peran tim, norma, (c) Faktor organisasi
melipiuti: lingkungan, kepemipinan, struktur organisasi, pilihan strategi,
teknologi, kultur organisasi, proses organisasi.
Salah satu elemen pendukung pendidikan di sekolah adalah kinerja
guru. Banyak asumsi yang menyatakan bahwa rendahnya kualitas pendidikan
nasional ini tidak terlepas dari minimnya kinerja yang dimiliki oleh pendidik
atau guru. Guru dalam kontek pendidikan mempunyai peranan yang besar dan
strategis. Hal ini disebabkan guru menjadi garda terdepan dalam proses
pelaksanaan pendidikan sehingga ada kesan, jika ingin memperbaiki kualitas
pendidikan maka perhatikanlah kesejahteraan dan kompetensi guru yang
mengajar. Untuk memperbaiki kualitas dan kompetensi guru, pemerintah telah
mengeluarkan Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
1Yamin Martinis dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Persada Press, 2010, 130.
1
2
yang menjelaskan bahwa guru harus memiliki kualifikasi akademik minimal
S1 atau D-IV dan memiliki empat standar kompetensi yakni kompetensi
pedagogik, kompetensi professional, kompetensi kepribadian dan kompetensi
sosial (pasal 10). Keempat kompetensi tersebut kemudian dijabarkan dalam
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 28 dan penjelasannya, kompetensi
pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanakan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktulisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.2
Adapun kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas
para guru. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif sangat penting dalam
peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar. Seorang peneliti, Edwin Ghisellu3
dalam penelitian ilmiahnya telah menunjukkan sifat-sifat tertentu yang
tampaknya penting untuk kepemimpinan efektif. Sifat-sifat tersebut adalah
sebagai berikut: (a) kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas
(ability) atau pelaksanaan fugsi-fungsi dasar manajemen, terutama pengarahan
dan pengawasan pekerjaan orang lain, (b) kebutuhan akan prestasi dalam
pekerjaan, mencakup pencarian tanggung jawab dan keinginan sukses, (c)
kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif, dan daya pikir, (d)
ketegasan atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan
memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat, (e) kepercayaan diri,
2 Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 28. 3Hani Handoko, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE, 2009, 297.
3
atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk menghadapi
masalah, (f) insiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung,
mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru atau
inovasi.
Kepala Sekolah, sebagai administrator dan manajer pendidikan,
dipandang memiliki kemampuan profesional dan memiliki keterampilan yang
dibutuhkan dalam meningkatkan kinerja guru. Salah satu kemampuan
professional seorang kepala sekolah adalah melakukan kepemimpinan.
Kepemimpinan yang dilaksanakan pada SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi
Gorontalo saat ini difokuskan pada peningkatan kinerja guru PAI. Berbagai
pendekatan dalam kepemimpinan dilakukan oleh kepala sekolah, antara lain
menggunakan pendekatran direktif dan reinforcement. Yang dimaksud dengan
pendekatan direktif4 adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat
langsung. Kepala Sekolah memberikan arahan langsung. Sudah tentu pengaruh
perilaku Kepala Sekolah lebih dominan. Pendekatan direktif ini berdasarkan
pemahaman terhadap psikologi behaviorisme. Prinsip behaviorisme ialah
bahwa segala perbuatan berasal dari refleks, yaitu respons terhadap
rangsangan/stimulus. Oleh karena guru ini mengalami kekurangan, maka perlu
diberikan rangsangan agar ia bisa bereaksi. Selain itu, Kepala Sekolah juga
menggunakan penguatan (reinforcement).
Pendekatan direktif seperti ini dapat dilakukan dengan perilaku
Kepala Sekolah seperti berikut ini: (1) menjelaskan, (2) menyajikan,
4 Masaong Abdul Kadim, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru,
Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru, Bandung: Alfabeta, 2013, 39.
4
(3) mengarahkan, (4) memberi contoh, (5) menetapkan tolok ukur, dan (6)
menguatkan. Adapun reinforcement yang dilakukan kepala sekolah ada empat,
yaitu: (1) positive reinforcement (penguatan positif), yaitu penguatan yang
dilakukan ke arah kinerja yang positif; (2) negative reinforcement (penguatan
negatif), yaitu penguatan yang dilakukan karena mengurangi atau
mcnghentikan keadaan yang tidak disukai; (3) extinction (peredaan), yaitu
tidak mengukuhkan suatu perilaku, sehingga perilaku tersebut mereda atau
punah sama sekali; dan (4) punishment, yaitu konsekuensi yang tidak
menyenangkan dari tanggapan perilaku tertentu.
Hal ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan kepala sekolah
dalam melaksanakan tugas sebagai Kepala Sekolah. Kepemimpinan kepala
sekolah seringkali diasumsikan hanya untuk memperbaiki kinerja guru, namun
bagi kepala sekolah juga diperlukan agar dapat memperbaiki kemampuan
manajerialnya.
Berdasarkan prasurvei terhadap guru Pendidikan Agama Islam SMP
di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo, ada beberapa masalah berkaitan
dengan kinerja guru. Pertama, kinerja guru PAI secara umum masih kurang
dibandingkan kinerja guru pelajaran umum. Ada beberapa guru yang masih
kurang dalam mengelola pembelajaran peserta didik di kelas waktu
pembelajaran. Di antara guru PAI tersebut bahkan banyak yang kurang
memahami karateristik peserta didik, dan menganggap sama pemahaman
maupun kemampuan agama Islam setiap anak. Di antara para guru PAI, masih
lemah dalam perancangan dan pelaksanakan pembelajaran, evaluasi hasil
5
belajar, dan pengembangan peserta didik.
Masalah selanjutnya, kepemimpinan kepala sekolah lebih bersifat
umum terhadap guru pelajaran umum, sedangkan bagi guru PAI belum ada
perhatian khusus untuk pengembangan kompetensi guru. Guru pelajaran umum
banyak melakukan inovasi dalam model pembelajaran, sedangkan guru PAI
masih dominan dengan model pembelajaran konvensional.
Dalam hal kepemimpinan, selama ini dilaksanakan secara direktif
maupun dengan reinforcemen. Pada kepemipinan direktif, biasanya para guru
PAI mendapatkan penjelasan, pengarahan, dan tolok ukur yang harus
dilakukan guru. Namun biasanya kurang contoh dan kurang penguatan dari
Kepala Sekolah. Kepemimpinan direktif seringkali melemahkan motivasi guru
untuk meningkatkan mutu kerjanya secara maksimal dalam profesinya karena
supervisi lebih cenderung berupa kritik yang melemahkan semangat guru
sedangkan permasalahan kesulitan pengelolaan pembelajaran belum
terpecahkan.
Secara umum, kinerja guru PAI cukup baik, namun belum ada
perkembangan yang lebih optimal. Seringkali guru PAI masih memerlukan
bantuan orang lain, karena sebagian dari mereka belum mengetahui atau
memahami jenis, prosedur dan mekanisme memperoleh berbagai sumber yang
sangagt diperlukan dalam pembelajaran, misalnya dalam memanfaatkan IT
dalam pembelajaran.
Dari penjelasan di atas, maka dipandang perlu untuk melaksanakan
suatu kajian secara mendalam untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan
6
direktif dan reinforcement kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP di
Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo tahun 2017.
B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan penulis pada guru Pendidikan Agama
Islam SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo terdapat beberapa
kendala pada masalah kepemimpinan Kepala Sekolah maupun kinerja guru
PAI selama ini antara lain :
a. Kepempinan kepala sekolah lebih bersifat umum terhadap guru pelajaran
umum, sedangkan bagi guru PAI belum ada perhatian khusus untuk
pengembangan kompetensi guru.
b. Kepemimpinan kepala sekolah selama ini dilaksanakan secara direktif
dan reinforcement. Pada kepemimpinan direktif, biasanya para guru PAI
muncul kesulitan pelaksanaan tugas yang menyebabkan kinerja guru PAI
kurang optimal. Adapun supervisi yang berorietasi direktif dengan
reinforcement yang dilakukan pengawas belum menampilkan perilaku
pokok: (1) jarang mengklarifikasi permasalahan, (b) kurang
mempresentasikan ide-ide pengembangan profesi kepada guru, (c)
pengawas tidak pernah mendemonstrasikan perilaku guru yang
diinginkan dalam pembelajarna, (d) pengawas jarang memberikan
reward bagi guru yang tampil sesuai standar.
c. Kinerja guru PAI masih pada tingkat cukup baik, belum ada
perkembangan yang lebih optimal.
7
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka
dalam penelitian dibatasi pada masalah: kepemimpinan direktif,
reinforcement kepala sekolah, dan kinerja guru PAI SMP di Kabupaten
Boalemo Provinsi Gorontalo tahun 2017.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimanakah pengaruh kepemimpinan direktif terhadap kinerja guru
PAI SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo tahun 2017?
b. Bagaimanakah pengaruh reinforcement Kepala Sekolah terhadap kinerja
guru PAI SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo tahun 2017 ?
c. Bagaimanakah pengaruh simultan kepemimpinan direktif dan
reinforcement kepala sekolah terhadap kinerja guru PAI SMP di
Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo tahun 2017?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh kepemimpinan direktif terhadap kinerja guru PAI SMP di
Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.
2. Pengaruh reinforcement Kepala Sekolah terhadap kinerja guru PAI SMP di
Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.
3. Pengaruh simultan kepemimpinan direktif kepala sekolah dan reinforcement
8
kepalas ekolah terhadap kinerja guru PAI SMP di Kabupaten Boalemo
Provinsi Gorontalo.
D. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Manfaat teoretis penelitian ini yaitu untuk memperkaya wacana dalam
bidang kajian kepemimpinan direktif dan reinforcement kepala sekolah
terhadap kinerja guru Pendidikan Agama Islam.
2. Manfaat praktis penelitian ini yaitu
a. Bagi guru Pendidikan Agama Islam sebagai masukan untuk berupaya
meningkatkan kinerja yang efektif di sekolah.
b. Bagi Kepala Sekolah sebagai masukan untuk menerapakan perilaku
Kepemimpinan yang sesuai dengan masing-masing sekolah.
c. Bagi Kepala Sekolah / Pengawas PAI menjadi rujukan bagi praktik
supervisi Pendidikan Agama Islam di sekolah umum khususnya jenjang
SMP:
d. Bagi kementrian Agama sebagai informasi guna meningkatkan
kebijaksanaan tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap guru
Pendidikan Agama Islam.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS
E. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang kepemimpinan direktif, reinforcement dan kinerja
telah dilakukan oleh banyak peneliti yang tujuannya bermacam-macam.
Beberapa penelitian tentang supervisi antara lain sebagai berikut.
Penelitian oleh Christian Bayu Putra5 bertujuan: (1)mengetahui
pengaruh dari variabel Gaya Kepemimpinan Direktif, Gaya Kepemimpinan
Suportif, dan Gaya Kepemimpinan Partisipatif secara simultan terhadap
variabel Kinerja Karyawan; (2) mengetahui pengaruh dari variabel Gaya
Kepemimpinan Direktif, Gaya Kepemimpinan Suportif, dan Gaya
Kepemimpinan Partisipatif secara parsial terhadap variabel Kinerja
Karyawan.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian penjelasan (explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif dan
menggunakan teknik analisis regresi berganda . Sampel dalam penelitian
berjumlah 83 karyawan pada PT. Astra Internasional Tbk. Daihatsu Malang
dan merupakan sampel jenuh. Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang
signifikan secara simultan terhadap kinerja karyawan, sehingga secara
keseluruhan gaya kepemimpinan memberikan kontribusi yang sangat berarti
dalam meningkatkan kinerja karyawan. Gaya Kepemimpinan Direktif secara
parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Variabel
5 Christian Bayu Putra, 2013, “Pengaruh Kepemimpinan Direktif, Suportif, dan Partisipatif
terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Astra Internasional Tbk. Daihatsu Malang)”, Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No.2 (Juni 2013), 11.
9
10
gaya kepemimpinan suportif secara parsial mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan. Gaya kepemimpinan Pertisipatifsecara parsial
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Muhammad Shalihin6 meneliti penggunaan reinforcement Kepala
Sekolah dalam meningkatakan kompetensi profesional guru di SMA Negeri
Mempawah, Kalimantan Barat. Hasil analisis datga, ditemukan tentang
gambaran kompetensi professional guru dalam penguasaan materi, struktur,
konsep, dan keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
Penggunaan reinforcementt kepala sekolah berupa reinforcementt positif dan
reinforcementt negative dalam bentuk sikap, tindakan maupun berbagai
kegiatan yang mendorong meningkatnya kompetensi professional guru.
Penggunaan reinforcementt dengan cara klasikal, individual, pemberian tugas,
penghargaan, dan berbagai kegiatan. Persepsi guru tentang penggunaan
reinforcementt kepala sekolah dan fugnsinya dalam mengembangkan kinerja
dan kompetensi professional guru menunjukkan adanya peningkatan keaktifan
guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru, antara lain: (1) guru
membuat perencanaan pembelajaran melalui pemetaan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang termuat dalam standar isi, (2) guru aktif dalam
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media dan berbagai sumber,
(3) keaktifan guru dalam mengakses internet untuk menambah pengetahuan
melalui sumber lain, (4) terciptanya suasana kerja yang kondusif, kooperatif,
dan interaktif.
6 Muhammad Shalihin, 2015, Penggunaan Reinforcement Kepala Sekolah Dalam
Meningkatakan Kompetensi Profesional Guru di SMA Negeri Mempawah, Tesis, Pontianak: FKIP
Universitas Tanjungpura, 1.
11
penelitian oleh Hary Susanto7 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan: (1) kompetensi guru dan kepemimpinan direktif
terhadap motivasi kerja guru SMK di Kabupaten Hulu Sungai Selatan,
Kalimantan Selatan, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. (2)
kompetensi guru, kepemimpinan direktif, dan motivasi kerja guru terhadap
kinerja guru SMK di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan,
baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dan secara langsung atau
tidak langsung.
Penelitian Syaroni8 menyimpulkan (1) terdapat pengaruh yang
signifikan kinerja kepemimpinan direktif terhadap kinerja guru, (2) terdapat
pengaruh yang signifikan kinerja manajemen terhadap kinerja guru, (3)
terdapat pengaruh yang signifikan kinerja kepemimpinan dan manajemen
kepala sekolah secara simultan terhadap kinerja guru, hal ini ditunjukkan
dengan nilai koefisien korelasi ganda sebesar 0,714 atau koefisien
determinasinya sebesar 51,0%.
Atiya dan Palwasha9, melakukan penelitian dengan tujuan untuk
menguji pengaruh motivasi terhadap kinerja kerja di sekolah negeri dan swasta
dari kota Peshawar di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan. Temuan
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan positif
antara motivasi guru dan prestasi kerja mereka. Ada penelitian tentang
7Hary Susanto, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Sekolah Menengah
Kejuruan. SMK Negeri 1 Daha Selatan Kab. Hulu Sungai Selatan Kal-Sel”. Jurnal Pendidikan
Vokasi, Vol 2, Nomor 2, (Juni 2012), 197. 8Syaroni, “Pengaruh Kinerja Kepemimpinan Dan Manajemen Kepala SekolahTerhadap
Kinerja Guru SMP Negeri di Kabupaten Brebes”, Tesis, Unnes Semarang, 2007, ii. 9 Atiya Inayatullah & Palwasha Jehangir, “Teacher’s Job Performance: The Role of
Motivation”. Abasyn Journal of Social Sciences Vol. 5 Nomor 2 2015, 6-7.
12
pengaruh motivasi terhadap kinerja; namun ada kurangnya penelitian tentang
hubungan di guru sekolah negeri dan swasta. Studi ini akan membantu
organisasi (sekolah, perguruan tinggi) untuk meningkatkan tingkat motivasi
guru yang akan mengakibatkan kinerja yang lebih baik.
Nadeem 10 melakukan penelitian dengan tujuan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
guru perempuan di daerah perkotaan dan pedesaan Bahawalpur (Southern
Punjab). Menjadi penelitian deskriptif, metode survei diadopsi untuk
pengumpulan data untuk mengetahui faktor. Sekelompok 1020 siswa dan 204
guru dari sekolah tinggi / sekolah menengah yang lebih tinggi yang diakui
sebagai sampel untuk mencapai penelitian. Di kedalaman investigasi dari
temuan membuka sejumlah pilihan untuk guru dan perencana untuk
memanipulasi hubungan untuk mempromosikan kinerja guru perempuan.
Miskin status sosial-ekonomi guru mempengaruhi kinerja guru. kondisi sosial-
ekonomi yang buruk dari daerah di mana sekolah terletak menurun motivasi
guru tetapi masyarakat memberikan lebih banyak rasa hormat untuk guru
perempuan sebagai dibandingkan dengan guru laki-laki. campur tangan politik
yang tidak semestinya juga mempengaruhi kinerja guru. Sebuah hubungan
positif ditemukan antara sebagian besar faktor dan kinerja guru perempuan.
Elliott 11 melakukan penelitian dengan kesimpulan bahwa “penilaian
guru dapat menjadi tuas kunci untuk meningkatkan fokus pada kualitas
10 Mohammad Nadeem. “Teacher’s Competencies and Factors Affecting the Performance
of Female Teachers in Bahawalpur (Southern Punjab) Pakistan”. International Journal of Business
and Social Science Vol. 2 No. 19 [Special Issue - October 2011], 1. 11 Kerry Elliott. “Teacher Performance Appraisal: More about Performance or
Development?” Australian Journal of Teacher Education, Volume 40 | Issue 1991, 5.
13
pengajaran” dan bahwa banyak reformasi di masa lalu telah gagal, pemahaman
tentang berbagai aspek sukses penilaian kinerja adalah penting. Literatur telah
mulai untuk merujuk kepada sejumlah faktor yang mendukung pengembangan
kinerja dan pengembangan sistem yang efektif. Penelitian ini membahas
beberapa penelitian utama terhubung dengan kinerja guru, termasuk aspek dan
hasil dan poin untuk kebutuhan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana
mereka terhubung ke ide-ide besar. Menyoroti pentingnya pemahaman yang
disempurnakan penilaian kinerja sebagai pendekatan diskursif untuk
membangun kualitas pengajaran, penelitian ini mengidentifikasi unsur-unsur
yang perlu penelitian lebih lanjut jika kita memahami implikasi dari penilaian
kinerja.
F. Kerangka Teori
1. Kepemimpinan Direktif
a. Pengertian Kepemimpinan
James A.F. Stoner dan Charles Wankel12 mengatakan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan mengarahkan,
merupakan faktor (aktivitas) penting penting dalam efektivitas manajer/
pemimpin. Makmuri Muchlas13 menyatakan bahwa kepemimpinan
adalah proses yang sangat penting dalam setiap organisasi, karena
kepemimpinan inilah yang akan menentukan sukses atau gagalnya
12
Hadari Nawawi, Supervisi pengawas Mengefektifkan Organisasi, Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 2013, 18. 13Makmuri Muchlas, Perilaku Organisasi II, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada,
2010, 71.
14
sebuah organisasi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa kepemimpinan itu
didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
sebuah kelompok menuju kepada pencapaian tujuan kelompok tersebut.
b. Peran dan Fungsi Kepemimpinan
Dalam keadaan biasa, suatu organisasi tidak begitu merasakan
perlunya pemimpin karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat
berjalan dengan baik. Akan tetapi dalam situasi yang lain, organisasi
akan segera menyadari bahwa diperlukan hadirnya seseorang untuk
mengatur dan mengarahkan kegiatan organisasi. Dalam situasi ini peran
pemimpin diperlukan untuk berbagai hal sebagai berikut.
1) Mengarahkan dan mengatur. Apabila organisasi menghadapi suatu
masalah dan kelompok berkehendak kuat untuk menanggulanginya,
dan seluruh anggota tidak mampu melakukan kegiatan tertentu, saat
itulah diperlukan seseorang yang mampu mengarahkan dan mengatur
tindakan dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
2) Mengembalikan stabilitas struktur kelompok/ organisasi/ lembaga
apabila tidak stabil. Dalam keadaan ini para anggota merasakan perlu
ada pihak-pihak yang dapat mengembalikan stabilitas struktur
kelompok/ organisasi/ lembaga.
3) Keberhasilan kelompok/ organisasi/ lembaga mewujudkan
keinginannya ditentukan oleh kematangan para anggotanya. Apabila
kelompok/ organisasi/ lembaga belum cukup matang untuk
15
melaksanakan suatu hal tertentu, para anggota akan meraskan bahwa
mereka memerlukan pemimpin yang dapat membantu mematangkan
semua kelompok14.
c. Kepemimpinan direktif
Kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas sebagai kepala
sekolah yang dilakukan oleh pejabat kepala daerah berdasarkan peraturan
kepala daerah dengan merujuk kepada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tanggal 17 April 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/ Madrasah.
Menurut Mulyasa15 Kepala sekolah yang efektif sedikitnya
harus mengetahui, menyadari dan memahami tiga hal: (1) mengapa
pendidikan yang berkualitas diperlukan di sekolah; (2) apa yang harus
dilakukan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas sekolah; dan (3)
bagaimana mengelola sekolah secara efektif untuk mencapai prestasi
yang tinggi.
Indikator-indikator kepemimpinan direktif yang efektif sebagai
berikut: (1) Menekankan kepada guru dan seluruh warga sekolah untuk
memenuhi norma-norma pembelajaran dengan disiplin yang tinggi,
(2) Membimbing dan mengarahkan guru dalam memecahkan
masalah-masalah kerjanya, dan bersedia memberikan bantuan secara
proporsional dan profesional, (3) Memberikan dukungan kepada para
guru untuk menegakkan disiplin peserta didik, (4) Menunjukkan sikap
14Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka, 2009, 89. 15 Mulyasa E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung : Rosdakarya, 2011, 19.
16
dan prilaku teladan yang dapat menjadi panutan atau model bagi guru,
peserta didik, dan seluruh warga sekolah, (5), Membangun kelompok
kerja aktif, kreatif, dan produktif, (6) Memberikan ruang
pemberdayaan sekolah kepada seluruh warga sekolah16.
d. Sifat-sifat Kepemimpinan
Seorang peneliti, Edwin Ghisellu17 dalam penelitian ilmiahnya
telah menunjukkan sifat-sifat tertentu yang tampaknya penting untuk
kepemimpinan efektif. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut: (a)
kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (Kepala Sekolah
ability) atau pelaksanaan fugsi-fungsi dasar manajemen, terutama
pengarahan dan pengawasan pekerjaan orang lain, (b) kebutuhan akan
prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung jawab dan
keinginan sukses, (c) kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif,
dan daya pikir, (d) ketegasan atau kemampuan untuk membuat
keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap
dan tepat, (e) kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya sebagai
kemampuan untuk menghadapi masalah, (f) insiatif, atau kemampuan
untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan serangkaian kegiatan
dan menemukan cara-cara baru atau inovasi.
Sedangkan Keith Davis mengikhtisarkan empat ciri/ sifat utama
yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan
organisasi: (a) kecerdasan, (b) kedewasan dan keluasan hubungan sosial,
16 Mulyasa E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung : Rosdakarya, 2011, 19. 17 Hani Handoko, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE, 2009, 297.
17
(c) supervisi pengawas diri dan dorongan berprestasi, dan (d) sikap-sikap
hubungan manusia18.
Hal ini sesuai dengan simpulan Hadari Nawawi19 bahwa sifat/
karakteristik pemimpin dalam mengefektifkan organisasi melalui
anggota-anggotanya adalah sebagai berikut: (a) intelegensi atau
kecerdasan, (b) kematangan; (c) memiliki kemampuan supervisi dan
keinginan berprestasi, (d) memiliki kemampuan hubungan manusiawi..
e. Gaya Kepemimpinan
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Ohio20
dapat dibedakan adanya dua macam perilaku kepemimpinan, yaitu
struktur tugas (initiating structure) dan tenggang rasa (consideration).
Perilaku kepemimpinan struktur tugas dan perilaku
kepemimpinan tenggang rasa -tidak saling tergantung. Artinya
pelaksanaan perilaku yang satu tidak mempengaruhi perilaku yang lain.
Dengan demikian seorang pemimpin dapat sekaligus berperilaku
kepemimpinan struktur tugas dan tenggang rasa dalam derajat yang
sama-sama tinggi atau sebaliknya. Fleisman dan Harris21 menemukan
bahwa keluhan yang timbul dari para pegawai sangat sedikit apabila
pemimpin sekaligus berperilaku struktur tugas dan tenggang rasa dengan
derajat yang sama-sama tinggi. Sebaliknya keluhan yang muncul dari
18Hani Handoko, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE, 2009, 297. 19 Hadari Nawawi, Supervisi pengawas Mengefektifkan Organisasi, Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 2013, 77. 20Sutarto, Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi,Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2006, 83. 21 Sutarto, Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2006, 85.
18
para pegawai sangat banyak apabila pemimpin sekaligus berperilaku
struktur tugas dan tenggang rasa dengan derajat yang sama-sama rendah.
Kepemimpinan direktif adalah cara kepemimpinan dengan
pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung. Kepala Sekolah
memberikan arahan langsung, sudah tentu pengaruh perilaku Kepala
Sekolah lebih dominan. Pendekatan direktif ini berdasarkan pada
pemahaman terhadap psikologis behavioristis. Prinsip behaviorisme ialah
bahwa segala perbuatan berasal dari refleks, yaitu respons terhadap
rangsangan/ stimulus. Oleh karena guru memiliki kekurangan, maka
perlu diberikan rangsangan agar ia bisa bereaksi lebih baik. Kepala
Sekolah dapat menggunakan penguatan (reinforcementt). Pendekatan
direktif dapat dilakukan dengan perilaku Kepala Sekolah seperti berikut
ini: (a) Menjelaskan, (b) Menyajikan, (c) Mengarahkan, (d) Memberi
contoh, (e) Menerapkan tolok ukur, dan (f) Menguatkan.22
Indikator Kepala Sekolah yang berorietasi direktif menampilkan
perilaku pokok sebagai berikut: (a) mengklarifikasi permasalahan, (b)
mempresentasikan ide-ide pengembangan profesi kepada guru, (c)
mengarahkan guru tentang hal yang harus dilakukan untuk perbaikan
pembelajaran, (d) mendemonstrasikan perilaku guru yang diinginkan
dalam pembelajaran, (e) menetapkan standar perilaku mengajar, (f)
memberikan reward bagi yang tampil sesuai standar.23
22 Sahertian Piet A, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineke Cipta,
2008, 28. 23Abdul Kadim Masaong , Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru,
Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru, Bandung: Alfabeta, 2013, halaman 39-40.
19
Perilaku direktif dalam pelaksanaan supervisi dilandasi psikologi
behavioristik tentang belajar. Kepala sekolah bertindak selaku pemeran
utama dalam membimbing guru untuk perbaikan pembelajaran. Guru
yang memiliki prestasi kinerja yang tinggi diberikan penghargaan
(rewards) sedangkan guru yang rendah prestasinya diberikan hukuman
(punishment).
Berdasarkan uraian di atas, selanjutnya yang dimaksud perilaku
kepemimpinan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan direktif.
3. Reinforcementt Kepala Sekolah
a. Konsep Dasar Reinforcementt
Stephen P. Robbin dan Timothy A. Judge24 mengatakan bahwa
“reinforcementt adalah pengaruh yang penting terhadap perilaku”. dan
bahwa “keefektifan tindakan penguatan harus diperlihatkan. Penguatan
tidak hanya dengan kata-kata tetapi diikuti dengan perilaku yang
diperlihatkan oleh pimpinan”. Ini berarti reinforcementt merupakan
bentuk tindakan yang diperlihatkan oleh pimpinan sehingga orang
terpengaruh untuk mengikutinya.
Kepala sekolah sebagai pimpinan di sekolah dalam menggunakan
reinforcementt kepada guru dapat melihatkan sifat-sifat yang merangsang
keinginan guru untuk melaksanakan tugasnya. Herabudin25 menyatakan
bahwa “kepala sekolah yang memiliki sifat pengayom, penyabar, tidak
ceroboh, luwes, ramah, tegas, tetapi tidak kaku, membantu guru dalam
24 Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi-Organizational
Behavior, Jakarta : Salemba Empat (Penerjemah : Diana Angelica), 2008, 245. 25 Herabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung:Pustaka Setia, 2009, 202.
20
menjalankan tugas-tugasnya menyebabkan suasana sekolah menjadi
tertib dan harmonis sehingga mempercepat terwujudnya yang
diharapkan.
Reinforcementt adalah tindakan, sikap dan aktivitas yang diberikan
dalam keadaan tertentu sehingga perilaku yang diinginkan meningkat.
Reinforcementt kepala sekolah adalah tindakan, sikap dan aktivitas yang
diberikan kepala sekolah pada situasi tertentu sehingga yang diberikan
dapat meningkatkan kompetensinya. Sedangkan penggunaan
reinforcementt kepala sekolah adalah suatu cara yang diberikan oleh
kepala sekolah kepada guru dalam bentuk tindakan, sikap, ataupun
aktivitas baik berupa ganjaran atau sanksi dalam situasi tertentu sehingga
diharapkan dapat memperkuat peningkatan kompetensi profesional guru
dan mempercepat terwujudnya yang diharapkan.
Reinforcementt pada umumnya sangat berhubungan dengan
stimulus respon yang dapat memberi andil bagi terjadinya pengulangan
kembali atas perilaku yang sebelumnya. Reinforcementt berkaitan erat
dengan operant conditioning yaitu kondisi dimana perilaku dapat
dikendalikan dengan mengubah konsekuensi yang dihasilkan. Menurut
John M. Ivancevich, Robert Konospaske dan Michael T. Matteson26
bahwa “sejumlah prinsip penting dalam operant conditioning dapat
membantu manajer dalam berusaha mempengaruhi perilaku”.
26 John M. Ivancevich, Robert Konospaske dan Michael T. Matteson, Perilaku dan
Manajemen Organisasi Edisi Ketujuh, Jakarta : Erlangga(Penerjemah : Gina Gania), 2007, 223.
21
Selanjutnya Keith Davis dan John W. Newstrom27 menegaskan
bahwa perilaku terutama didorong melalui penguatan positif. Stephen P.
Robbin dan Timothy A. Judge28 juga mengatakan bahwa penguatan
adalah pengaruh yang penting terhadap perilaku. Jadi jika ditelaah
beberapa pendapat tersebut berarti reinforcementt bagi kepala sekolah
sangat bermanfaat dalam memberikan perubahan terhadap perilaku guru
melaksanakan tugas utamanya dan meningkatkan kompetensi
profesionalnya.
b. Indikator reinforcementt oleh Kepala Sekolah
Adapun reinforcementt yang dilakukan kepala sekolah ada empat,
yaitu: (1) positive reinforcementt (penguatan positif), yaitu penguatan
yang dilakukan ke arah kinerja yang positif; (2) negative reinforcementt
(penguatan negatif), yaitu penguatan yang dilakukan karena mengurangi
atau mcnghentikan keadaan yang tidak disukai; (3) extinction
(peredaan), yaitu tidak mengukuhkan suatu perilaku, sehingga perilaku
tersebut mereda atau punah sama sekali; dan (4) punishment, yaitu
konsekuensi yang tidak menyenangkan dari tanggapan perilaku
tertentu.29
27 Keith Davis dan J.W.Newstrom, Perilaku dalam Organisasi Jilid 1, Jakarta : Erlangga
(Penerjemah : Agus Dharma), 1996, 76. 28 Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi-Organizational
Behavior, Jakarta : Salemba Empat (Penerjemah : Diana Angelica), 2008, 245 29 Arep Ishak & Tanjung Hendri, Teori Penguatan (Reinforcement Theory), Jakarta:
BinaAksara, 2003:35-37.
22
4 Kinerja
Kinerja dapat diartikan sebagai : (1) sesuatu yang dicapai, (2)
prestasi yang diperlihatkan, (3) kemampuan kerja. Alewine30 menyatakan
bahwa, "kinerja merupakan kulminasi dari tiga elemen yang saling
berkaitan, yakni: keterampilan, upaya dan sifat keadaan eksternal". Tingkat
keterampilan merupakan bahan mentah yang dibawa oleh seseorang
karyawan ke tempat kerja seperti: pengetahuan kemampuan,
kecakapan- kecakapan teknis. Tingkat upaya dapat digambarkan sebagai
motivasi yang diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Sedangkan kondisi-kondisi ekstemal mendukung produktivitas kerja.
Menurut manajemen, istilah kerja disebut juga performansi atau
kinerja. Kinerja dapat berupa proses dan hasil kerja secara individual
maupun organisasi. Hal ini berguna bagi pengukuran efektivitas pencapaian
tujuan dan pelaksanaan rencana. Longenecker dan Pringle31,
mengemukakan bahwa pengendalian kinerja berarti pemantauan organisasi
terhadap penetapan pencapaian tujuan dan pelaksanaan rencana. Efektivitas
penetapan tujuan dan pelaksanaan rencana ini relatif tergantung kepada
sumber daya manusia dalam organisasi. Dengan demikian kinerja dapat
berupa kemampuan individu dalam melaksanakan tujuan dan rencana
menurut standart tertentu.
Untuk kepentingan penelitian ini digunakan standar kinerja guru
berdasarkan Nilai Kinerja Guru dari Konversi Total Nilai Kinerja Guru ke
30 A. Dale Timpe, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia: Produktivitas, Jakarta: Elex
Media Komputindo, 2009, 244. 31R Bacal, Performance Management, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011, 4.
23
Skala 100 (Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009, pasal 15) yang
meliputi:
Tabel 2.1 Konversi Total Nilai Kinerja Guru ke Skala 100
Indikator Kinerja Guru Butir Penilaian Indikator
1. Guru
memformulasikan
tujuan pembelajaran
dalam RPP sesuai
dengan
kurikulum/silabus dan
memperhatikan
karakteristik peserta
didik.
a.Tujuan pembelajaran dirumuskan dan
dikembangkan berdasarkan SK/KD yang akan
dicapai
b.Tujuan pembelajaran memuat gambaran
proses dan hasil belajar yang dapat dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kebutuhan
belajarnya
c. Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan
kebutuhan belajar peserta didik
2. Guru menyusun
bahan ajar secara runut,
logis, kontekstual dan
mutakhir.
a. Bahan ajar disusun dari yang sederhana ke
kompleks, mudah ke sulit dan/atau konkrit ke
abstrak sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Keluasan dan kedalaman bahan ajar disusun
dengan memperhatikan potensi peserta didik
(termasuk yang cepat dan lambat,motivasi
tinggi dan rendah)
c. Bahan ajar dirancang sesuai dengan konteks
kehidupan dan perkembangan Ilmu
pengetahuan dan teknologi.
d.Bahan ajar dirancang dengan menggunakan
sumber yang bervariasi (tidak hanya buku
pegangan peserta didik)
3. Guru merencanakan
kegiatan pembelajaran
yang efektif
a. Strategi, pendekatan, dan metode
pembelajaran relevan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai /kompetensi
harus dikuasai peserta didik.
b. Strategi dan metode pembelajaran yang
dipilih dapat memudahkan pemahaman peserta
didik
c. Strategi dan metode pembelajaran yang
dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan
kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik.
24
Indikator Kinerja Guru Butir Penilaian Indikator
d. Setiap tahapan pembelajaran diberi alokasi
waktu secara proporsional dengan
memperhatikan tingkat kompleksitas materi
dan/atau kebutuhan belajar peserta didik.
4. Guru memilih
sumber belajar/ media
pembelajaran sesuai
dengan materi dan
strategi pembelajaran.
a. Sumber belajar/media pembelajaran yang
dipilih dapat dipakai untuk mencapai tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang ingin
dicapai (misalnya buku, modul untuk
kompetensi kognitif; media audio visual,
Komputer untuk kompetensi keterampilan).
b. Sumber belajar/media pembelajaran
termasuk TIK yang dipilih dapat memudahkan
pemahaman peserta didik (misalnya
lidi/sempoa digunakan untuk operasi hitung
matematika)
c. Sumber belajar/media pembelajaran yang
dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan
kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik.
5. Guru memulai
pembelajaran dengan
efektif
a. Melakukan apersepsi
b. Menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai dalam rencana kegiatan
6. Guru menguasai
materi pelajaran
a. Kemampuan menyesuiakan materi dengan
tujuan pembelajaran.
b. Kemampuan mengkaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan,
perkembangan Iptek, dan kehidupan nyata.
c. Tingkat ketepatan pembahasan dengan
materi pembelajaran.
d. Kemampuan menyajikan materi secara
sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke
abstrak)
7. Guru menerapkan
pendekatan/strategi
pembelajaran yang
efektif
a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai
b. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
c. Menguasai kelas
d. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
kontekstual
25
Indikator Kinerja Guru Butir Penilaian Indikator
e. Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant
effect)
f. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
8. Guru memanfaatan
sumber belajar/media
dalam pembelajaran
a. Menunjukkan keterampilan dalam
penggunaan sumber belajar/media
pembelajaran
b. Menghasilkan pesan yang menarik
c. Melibatkan siswa dalam pembuatan dan
pemanfaatan sumber belajar/media
pembelajaran
9. Guru memicu
dan/atau memelihara
keterlibatan siswa
dalam pembelajaran
a. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
melalui interaksi guru, siswa, sumber
belajar
b. Merespon positif partisipasi siswa
c. Menunjukkan sikap terbuka terhadap
respons siswa
d. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang
kondusif
e. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme
siswa dalam belajar
10. Guru menggunakan
bahasa yang benar dan
tepat dalam
pembelajaran
a. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan
lancar
b. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan
benar
c. Menyampaikan pesan dengan gaya yang
sesuai
11. Guru mengakhiri
pembelajaran dengan
efektif
a. Melakukan refleksi atau membuat
rangkuman dengan melibatkan siswa
b. Melaksanakan tindak lanjut dengan
memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas
sebagai bagian remidi/pengayaan
12. Guru merancang
alat evaluasi untuk
a. Kesesuaian teknik dan jenis penilaian (tes
lisan, tes tertulis, tes perbuatan) sesuai dengan
26
Indikator Kinerja Guru Butir Penilaian Indikator
mengukur kemajuan
dan keberhasilan
belajar peserta didik
tujuan pembelajaran.
b. Alat tes dirancang untuk dapat mengukur
kemajuan belajar peserta didik dari aspek
kognitif, afektif dan/atau psikomotorik.
c. Rancangan penilaian portofolio peserta didik
minimal 1 kali per semester.
d. Hasil analisis penilaian sebelumnya (UH,
UAS, UN) digunakan untuk keperluan
program perbaikan (remedial, pengayaan,
dan/atau menyempurnakan rancangan dan/atau
pelaksanaan pembelajaran)
13. Guru menggunakan
berbagai strategi dan
metode penilaian untuk
memantau kemajuan
dan hasil belajar peserta
didik dalam mencapai
kompetensi tertentu
sebagaimana yang
tertulis dalam RPP.
a. Menggunakan teknik penilaian otentik (kuis,
pertanyaan lisan, pemberian tugas, dsb.) untuk
memantau kemajuan belajar peserta didik.
b. Menggunakan teknik penilaian (ulangan
harian, tengah semester, dan ulangan semester)
disusun untuk mengukur hasil belajar peserta
didik dalam aspek kognitif, afektif dan/atau
psiko
c. Menerapkan penilaian portofolio dalam
bentuk berbagai tugas terstruktur
d. Menggunakan alat penilaian yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan materi ajar
sebagaimana disusun dalam RPP.
14. Guru memanfatkan
berbagai hasil
penilaian untuk
memberikan umpan
balik bagi peserta didik
tentang kemajuan
belajarnya dan bahan
penyusunan rancangan
pembelajaran
selanjutnya
a. Menggunakan hasil analisis penilaian untuk
mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang
mudah, sedang dan sulit sehingga diketahui
kekuatan dan kelemahan masing-masing
peserta didik untuk keperluan remedial dan
pengayaan.
b. Menggunakan hasil penilaian untuk
menyempurnakan rancangan dan/atau
pelaksanaan pembelajaran
c. Melaporkan kemajuan dan hasil belajar
peserta didik kepada orang tua, teman guru dan
bagi peserta didik sebagai refleksi belajarnya.
d. Memanfaatkan hasil penilaian secara efektif
untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan,
tantangan dan masalah potensial untuk
peningkatan keprofesian dalam menunjang
27
Indikator Kinerja Guru Butir Penilaian Indikator
proses pembelajaran
G. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pemikiran yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
H. Hipotesis
4. u PAI SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo tahun 2017.
5. ifikan secara simultan kepemimpinan direktif dan supervisi direktif-
reinforcementt terhadap kinerja guru PAI SMP di Kabupaten Boalemo
Provinsi Gorontalo tahun 2017.
Kinerja Guru
Pendidikan Agama
Islam
REINFORCEMENT
KEPALA SEKOLAH
H1
H2
H3
Gambar 1
Kerangka Pemikiran Teoretis
KEPEMIMPINAN
DIREKTIF
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian secara primer menggunakan
paradigma post-positivis dalam mengembangkan ilmu menggunakan strategi
penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik. Post-
positivis adalah pendapat bahwa manusia tidak mungkin mendapatkan
kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat jarak dengan realitas itu atau
tidak terlibat langsung dengan realitas. Hubungan anara peneliti dengan realitas
harus bersifat interaktif dengan menggunakan berbagai metode dan sumber
data32. Menurut model pengembangan atau model pertumbuhan, penelitian ini
menggunakan jenis pendekatan “one shot”, model, yaitu model pendekatan
yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada suatu saat33. Penelitian ini
juga menggunakan pendekatan eks post facto. Metode ex post facto maksudnya
adalah penelitian empiris sistematis ini tanpa melakukan perlakuan-perlakuan
maupun manipulasi terhadap variabel penelitian tetapi hanya mengumpulkan
fakta-fakta berdasarkan pengukuran terhadap gejala yang terjadi pada diri
responden sebelumnya34.
32 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2012, 28. 33Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka
Cipta, 2012, 75. 34 Moh Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009, 129.
28
29
B. Populasi dan Sampel
Populasi di dalam penelitian ini adalah guru Pendidikan Agama Islam
SMP Negeri di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo yang berjumlah 30
orang. Pengambilan sampel untuk dijadikan responden dalam penelitian ini
adalah menggunakan metode total sampling yaitu sampel diambil dari semua
populasi yaitu 30 orang.
C. Metode Pengumpul Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data
dalam penelitian ini adalah metode kuesioner/ angket sebagai metode pokok,
dan sebagai metode bantu adalah : dokumentasi dan wawancara.
1. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal yang diketahui35. Metode kuesioner digunakan untuk mengungkap
data tentang variable : Kepemimpinan direktif (X1), Reinforcement Kepala
Sekolah (X2), dan variabel Kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Y).
Kuesioner diberikan kepada masing-masing guru dalam bentuk pilihan ganda :
1) STS = Sangat Tidak Setuju
2) TS = Tidak Setuju
3) CS = Cukup Setuju
4) S = Setuju
35 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka
Cipta, 2012, 128
30
5) SS = Sangat Setuju
Adapun kisi-kisi kuesioner disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.1
Tabel Variabel dan Indikator Instrumen Penelitian
No Variabel
Dimensi Indikator Ket.
Item
soal
1 Kepemimpinan
Direktif (X1)
Abdul, Kadim,
Masaong ,
Supervisi
Pembelajaran
dan
Pengembangan
Kapasitas Guru,
Memberdayakan
Pengawas
Sebagai
Gurunya Guru,
Bandung:
Alfabeta, 2013,
halaman 39-40
Klarifikasi dan
presentasi
pengembangan
profesi
1. mengklarifikasi
permasalahan,
2. mempresentasikan ide-
ide pengembangan
profesi kepada guru,
1
2
mengarahkan
dan
mencontohkan
1. mengarahkan guru
tentang hal yang harus
dilakukan untuk
perbaikan
pembelajaran,
2. mendemonstrasikan
perilaku guru yang
diinginkan dalam
pembelajaran
3
4
Menetapkan
standard an
reward
1. menetapkan standar
perilaku mengajar,
2. memberikan reward
bagi yang tampil
sesuai standar.
5
6
2 Reinforcement
Kepala Sekolah
(X3)
Arep Ishak &
Tanjung Hendri,
Teori Penguatan
(Reinforcement
Theory),
Jakarta:
BinaAksara,
2003:35-37
(1) positive
reinforcement
(penguatan
positif)
1. Kepala sekolah
memberikan penguatan
guru untuk
meningkatkan motivasi
kerja guru;
2. Kepala Sekolah
memberikan bimbingan
(bantuan) dalam
menyelesaikan tugas
1
2
31
(2) negative
reinforcement
(penguatan
negatif),
1. Kepala sekolah
menghentikan tugas
sebagian guru di luar
kegiatan
intrakurikuler agar
lebih focus tugas
pembelajaran di kelas
2. Kepala sekolah
mengurangi tugas
guru guna mengurangi
keluhan beban tugas
lain
3
4
(3) extinction
(peredaan),
1. Kepala sekolah
memberikan
penguatan guru untuk
menyelesaikan
konflik internal
pribadi guru
2. Kepala sekolah
memberikan
penguatan guru untuk
menyelesaikan
konflik antar guru
5
6
(4)
punishment.
1. Kepala sekolah
memberikan skorsing
bagi guru yang
melakukan
pelanggaran kode etik
2. Kepala sekolah
memberikan
peringatan teguran
bagi guru yang sering
terlambat atau tidak
masuk kerja
7
8
3 Kinerja Guru
(Y)
Permenneg PAN
dan RB No. 16
Tahun 2009,
pasal 15
Perencanaan
pembelajaran
1. Guru memformulasikan
tujuan pembelajaran
dalam RPP sesuai dengan
kurikulum/silabus dan
memperhatikan
karakteristik peserta didik
2. Ketika menyusun rencana
pembelajaran, guru
menyusun materi
1
2
32
pembelajaran secara
sistematis, runut, logis,
kontekstual dan mutakhir
3. Ketika menyusun rencana
pembelajaran, guru
merencanakan kegiatan
pembelajaran yang efektif
4. Ketika menyusun rencana
pembelajaran, guru
memilih sumber belajar/
media pembelajaran sesuai
dengan materi dan strategi
pembelajaran.
3
4
Penguasaan
materi,
strategi, dan
media
pembelajaran
1. memulai pembelajaran
dengan efektif
2. menguasai materi
pelajaran
3. menerapkan
pendekatan/strategi
pembelajaran yang efektif
4. memanfaatan sumber
belajar/media dalam
pembelajaran
5. memelihara keterlibatan
siswa dalam pembelajaran
6. menggunakan bahasa yang
benar dan tepat dalam
pembelajaran
7. mengakhiri pembelajaran
dengan efektif
5
6
7
8
9
10
11
Evaluasi
pembelajaran
1. merancang alat evaluasi
untuk mengukur
kemajuan dan
keberhasilan belajar
peserta didik
2. menggunakan berbagai
strategi dan metode
penilaian untuk
memantau kemajuan dan
hasil belajar peserta didik
dalam mencapai
kompetensi tertentu
sebagaimana yang tertulis
12
13
14
33
dalam RPP
3. memanfatkan berbagai
hasil penilaian untuk
memberikan umpan balik
bagi peserta didik tentang
kemajuan belajarnya dan
bahan pelajaran.
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya36. Metode
dokumentasi dalam penelitian ini digunakan sebagai sarana pengumpulan data
guru Pendidikan Agama Islam SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi
Gorontalo.
3. Wawancara
Wawancara, adalah proses tanya jawab lisan antara dua orang atau
lebih yang berhadapan langsung atau tatap muka37. Teknik ini digunakan untuk
mengungkap gambaran umum obyek penelitian kepada Kepala sekolah dan
guru SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.
D. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas menurut Arikunto38 validitas adalah suatu ukuran
instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
36 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka
Cipta, 2012, 135 37 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka
Cipta, 2012, 241 38 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka
Cipta, 2012, 160.
34
mengungkapkan apa yang diinginkan atau mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan
berupa angket atau kuesioner yang merupakan gambaran-gambaran
variabel-variabel gejala yang merupakan pokok permasalahan dari teori
yang ada. Untuk mencari validitas item-item angket digunakan rumus
Teknik Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam
Arikunto39 sebagai berikut:
})(}{)({
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
rXY = Koefisien korelasi antara x dan y
ΣXY = Jumlah perkalian skor item X dengan Y
X = Jumlah skor item X
Y = Jumlah skor item Y
N = Jumlah responden
ΣX² = Jumlah kuadrat skor item X
ΣY² = Jumlah kuadrat skor item Y
2. Reliabilitas
Uji reliabilitas instrument dengan rumus Alpha. Secara umum
suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha
lebih besar dari 0,60 pada tingkat kepercayaan 95% 40. Menurut Arikunto41
39 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka
Cipta, 2012, 213. 40Imam Ghozali, Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Semarang: BP Undip, 2009,
56.
35
reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik.
Uji reliabilitas angket dalam penelitian ini digunakan rumus
Alpha:
2
2
1)1( t
b
K
Krii
Keterangan :
rii = reliabilitas instrument
K = banyaknya butir pertanyaan
∑ b2 = jumlah varian butir
t2 = varian total
Adapun rumus varians butir adalah:
N
N
XX
bi
2
2
2
)(
Diketahui:N = jumlah responden
X = jumlah skor variabel X
X2 = jumlah skor kuadrat variabel X
t2 = varian total
Menghitung varians total:
N
N
YY
ti
2
2
2
)(
41 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka Cipta,
2012, 221.
36
Diketahui :N = jumlah responden
Y = jumlah skor variabel Y
Y2 = jumlah skor kuadrat variabel Y
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui setelah perlakuan
akan berdistribusi normal atau tidak42. Untuk uji normalitas data
hasil tes digunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan melihat normal
probability plot melalui tampilan output SPSS 17. Keputusan uji,
jika p sama atau kurang dari α, tolak Ho, dan jika p lebih dari α,
terima Ho.
Adapun metode normal probability plot membandingkan
distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk
satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan
garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya43.
42Sudjana, Metode Statistika, Bandung : Tarsito, 2006, 291. 43 Imam Ghozali, Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Semarang: BP Undip, 2009,
77.
37
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untk melihat apakah spesifikasi
model linear yang digunakan sudah benar atau tidak. Dalam
penelitian ini, uji yang digunakan adalah Ramsey test. Uji ini
dikembangkan oleh Ramsey tahun 1969. Ramsey menyarankan
suatu uji yang disebut general test of specification. Sedangkan untuk
melakukan uji ini harus membuat asumsi bahwa fungsi yang benar
adalah linear, dan uji ini bertujuan untuk menghasilkan perubahan F
hitung44. Keputusan ini akan ditampilkan pada output SPSS 21 for
Windows, yakni pada kolom signifikansi F change.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independent).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variable bebas. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi digunakan matrik
korelasi variable-variabel bebas, dan melihat nilai tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF) dengan perhitungan bantuan program
SPSS 17 for Windows.
Menurut Imam Ghozali45, jika dari matrik korelasi antar variable
bebas ada korelasi yang tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini
44Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Elek Media Komputindo,
Jakarta, 2012, 81. 45Imam Ghozali, Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Semarang: BP Undip,
2009,56.
38
merupakan indikasi adanya multikolinearitas, dan sebaliknya.
Sedangkan menurut Singgih Santoso46 VIF mempunyai persamaan
toleranceVIF
1 , dan pada umumnya jika VIF lebih dari 5, maka
variable tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan
variable bebas yang lainnya.
d. Heterokedastisitas
Uji asumsi heterokedastisitas untuk menguji dalam sebuah
model regresi apakah terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas47.
2. Model Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui
bagaimana peran variabel moderat memoderasi pengaruh perubahan tiap-
tiap variabel bebas terhadap variabel terikat. Persamaan Regresinya
mengandung interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen)
dengan rumus persamaan sebagai berikut :
46Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Elek Media Komputindo,
Jakarta, 2012, 356. 47 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Elek Media Komputindo,
Jakarta, 2012, 208.
39
Y = a + b1x1 + b2x2
Keterangan :
Y = Kinerja Guru PAI
x1 = Kepemimpinan direktif
x2 = Supervisi direktif – reinforcement oleh pengawas
a = Konstanta pengaruh hubungan Kompetensi manajerial, dan supervisi
terhadap Kinerja Guru
b1 = Koefisien pengaruh Kepemimpinan direktif terhadap Kinerja
Guru PAI.
b2 = Koefisien pengaruh reinforcement kepala sekolah terhadap
Kinerja guru PAI.
3. Uji Kecocokan Model
a. Analisis Koefisien Determinasi ( R2 )
Koefisien determinasi (adjusted R square) melihat
kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel tergantung
dan proporsi variasi dan variabel tegantung yang diterangkan oleh
variasi dari variabel-variabel bebasnya. Jika R2 yang diperoleh dari
hasil perhitungan menunjukkan semakin besar (mendekati satu),
maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel bebas
terhadap variasi variabel tergantung semakin besar.
b. Uji Signifikasi Parameter Estimasi (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas dimasukkan dalam model mempunyai
40
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut: model dapat dianalisis lebih
lanjut bila nilai signifikansi < 0,05. Dengan kata lain, bahwa semua
variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi
variabel dependen.
4. Uji Hipotesis
Alat uji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji t, dengan
taraf signifikan 5 % dan uji dua sisi. Uji t pada dasarnya menunjukkan
seberapa besar pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian
melalui uji signifikasi dilakukan dengan indikator signifikan 0,05, jika
signifikan < 0,05, maka hipotesis diterima, namun jika signifikan >
0,05 maka hipotesis ditolak.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan program
Statistik SPPS versi 17.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini analisis hasil penelitian mengenai pengaruh Kepemimpinan direktif
dan Reinforcement Kepala Sekolah terhadap kinerja guru Pendidikan Agama
Islam. Analisis dimulai sedikit gambaran umum mengenai obyek penelitian, tahap
berikutnya diuraikan karakteristik responden kemudian menguji hipotesis
penelitian dan analisis pembahasan terdapat di bagian akhir.
A. Deskripsi Responden
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yang
merupakan jawaban sebanyak 30 responden. Dari 30 responden, yang
mengembalikan kuesioner yaitu 30 responden (100%). Dalam penelitian ini
identitas responden dapat diketahui melalui 4 (empat) indikator yang
meliputi jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, usia. Gambaran responden
dimaksudkan untuk mengetahui lebih jauh keadaan responden yaitu guru
Pendidikan Agama Islam di SMP Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.
1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (Gender)
Responden dari penelitian tidak membedakan atas jenis kelamin.
Dalam kenyataan setelah melihat hasil penelitian menunjukkan bahwa Guru
Pendidikan Agama Islam yang ada di SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi
Gorontalo lebih banyak guru laki-laki daripada guru perempuan, sehingga
responden lebih banyak laki-laki dari pada perempuan. Responden
berdasarkan gender dapat terlihat pada tabel 4.1 berikut:
42
Tabel 4.1
Jenis Kelamin
N0 Keterangan Jumlah Persentase (%)
1 Pria 17 56,7
2 Wanita 13 43,3
Total 30 100
Sumber : Lampiran 3
Dari tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar responden
didominasi oleh personil pria sebanyak 17 responden atau 56,7 %,
sedangkan untuk responden wanita sebanyak 13 responden atau 43,3 %. Hal
ini menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMP di
Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo sebagian besar adalah pria .
2. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jumlah responden penelitian berdasarkan kualifikasi pendidikan,
bahwa pengangkatan guru Pendidikan Agama Islam pada awalnya
menggunakan dasar pendidikan D II, bahwa perkembangan pendidikan
mengalami perubahan untuk pengangkatan guru Pendidikan Agama Islam
harus berkualifikasi pendidikan Sarjana (S1). Dengan perubahan ini guru
Pendidikan Agama Islam wajib menyesuaikan pendidikan dari D II menjadi
S 1. Kebijakan ini berkembang dengan turunnya UU No 14 Tahun 2005
(Undang-Undang Guru dan Dosen) yang menyatakan bahwa guru serendah-
rendahnya berkualifikasi pendidikan formal Sarjana (SI) atau Diploma IV,
dengan aturan ini guru wajib menyesuaikan ijazahnya melalui program-
program yang diberikan oleh pemerintah. Jumlah responden berdasarkan
kualifikasi pendidikan selengkapnya dapat dilihat melalui Tabel 4.2 berikut:
43
Tabel 4.2
Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 D3 8 26,7
2 S1 20 66,7
3 S2 2 6,7
Total 30 100,0
Sumber : Lampiran 3
Dari Tabel 4.2 diketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir dari
responden didominasi S1 yaitu sebanyak 20 responden atau 66,7 %, D3 ada
8 responden (26,7%), dan S 2 sebanyak 2 responden atau 10%. Sesuai
dengan UU No 14 Tahun 2005 yang mengisyaratkan bahwa guru serendah-
rendahnya berkualifikasi pendidikan formal Sarjana (S1) atau Diploma IV.
Dengan regulasi ini guru juga wajib menyesuaikan pendidikannya melalui
program-program yang dicanangkan oleh pemerintah. Untuk itulah sudah
banyak guru yang menempuh pendidikan S1.
3. Responden Berdasarkan Masa Kerja
Responden penelitian ini adalah guru Pendidikan Agama Islam
yang masa kerjanya dikelompokkan : (1) < 5 tahun, (2) 6 – 10 tahun, (3) 11
– 20 tahun dan (4) > 20 tahun. Gambaran responden berdasar masa kerja
sebagai guru dan berstatus Pegawai Negeri Sipil diketahui pada tabel 4.3
berikut:
44
Tabel 4.3 Masa Kerja
No Masa Kerja Jumlah Persentase (%)
1 < 5 tahun 2 6,7
2 6 – 10 tahun 3 10,0
3 11 – 20 tahun 19 63,3
4 > 20 tahun 6 20,0
Total 30 100,0
Sumber : Lampiran 3
Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa masa kerja responden didominasi
masa kerja 11-20 tahun sebanyak 19 responden atau 63,3 %, disusul > 20
tahun dengan sebanyak 6 responden atau 20,0 %, kemuadian masa kerja 6-
10 tahun sebanyak 3 responden atau 10,0%, dan terakhir masa kerja < 5
tahun sebanyak 2 responden atau 6,7 %.
4. Responden Berdasarkan Usia
Responden penelitian ini juga dikelompokkan menurut usia.
Pengelompokan usia ini berdasar pada usia minimal 20 tahun dan usia
maksimal menjadi guru yaitu 60 tahun. Kemudian dibagi dalam empat
kategori sebagai berikut: (1) 20 - 30 tahun, (2) 31 – 40 tahun, (3) 41 – 50
tahun, dan (4) 51 – 60 tahun. Selanjutnya usia respoden berdasar usia dapat
diketahui melalui tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Usia Responden
No Usia Jumlah Persentase (%)
1 -30 tahun 2 6,7
2 31 – 40 tahun 4 13,3
3 41 – 50 tahun 20 66,7
4 51 – 60 tahun 4 13,3
Total 30 100,0
Sumber : Lampiran 3
45
Dari tabel 4.5 diketahui bahwa usia responden didominasi usia 41
– 50 tahun sebanyak 20 responden atau 66,7 %, selanjutnya usia 51-60
tahun sebanyak 4 responden atau 13,3 % dan usia 31 – 40 tahun sebanyak 4
responden atau 13,3 %, dan usia 20 – 30 tahun sebanyak 2 responden atau
6,7%. Dengan melihat data yang tersaji, guru dengan usia lebih dari 41-50
tahun mendominasi responden.
B. Deskripsi Variabel
Deskripsi variabel merupakan hasil perhitungan statistik yang
meliputi jumlah (frekuensi) yang prosentase jawaban responden untuk setiap
item pernyataan serta perhitungan statistik terhadap nilai rata-rata (mean),
nilai tengah (median) dan nilai yang sering muncul (mode) untuk setiap
indikator pernyataan dalam penelitian.
Deskripsi variabel tersebut dapat menunjukkan arah atau
kecenderungan dari semua jawaban responden atas suatu item pernyataan
terhadap variabel yang diteliti. Kecenderungan jawaban ditunjukkan dalam
skala likert dari satu sampai tujuh, yaitu dari ukuran kualitatif dari tidak
setuju (STS) dengan nilai/bobot 1, kurang setuju (KS) dengan bobot 2,
cukup setuju (CS) dengan bobot 3, setuju (S) dengan bobot 4, sangat setuju
(SS) dengan nilai/bobot 5.
Deskripsi variabel yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi
variabel Kepemimpinan direktif terdiri dari 18 indikator, variabel
Reinforcement Kepala Sekolah terdiri dari atas 5 indikator, dan variabel
kinerja guru Pendidikan Agama Islam dengan 14 indkator.
46
Adapun hasil perhitungan statistik dengan menggunakan program
SPSS for Window Release 21 secara lengkap adalah sebagi berikut.
1. Variabel Kepemimpinan Direktif (X1)
Pendapat responden mengenai variabel Kepemimpinan direktif
secara umum disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Diskripsi Statistik
Statistics
Kepemimpinan
Direktif
Reinforcement
KS
Kinerja Guru
N Valid 30 30 30
Missing 0 0 0
Mean 24.00 34.73 58.93
Median 24.00 36.00 61.50
Mode 24 36 64
Std. Deviation 2.228 4.093 7.538
Minimum 20 25 41
Maximum 27 40 68
Sum 720 1042 1768
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, dari penghitungan frekuensi dan
nilai rata-rata skor indikator variabel Kepemimpinan direktif menunjukkan
bahwa mean jumlah skor 24,00, dengan jumlah skor maksimum 30, maka
Kepemimpinan direktif pada tingkat persentase 80,0%, artinya rata-rata para
guru berpendapat bahwa Kepemimpinan direktif pada kategori tinggi. Dari
hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa responden memiliki persepsi positif
mengenai variabel Kepemimpinan direktif.
2. Variabel Reinforcement Kepala Sekolah (X2)
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dari penghitungan frekuensi dan
47
nilai rata-rata skor indikator variabel Reinforcement Kepala Sekolah
menunjukkan bahwa mean jumlah skor 34,73, dengan jumlah skor
maksimum 40, maka Reinforcement Kepala Sekolah pada tingkat persentase
86,9%, artinya rata-rata para guru berpendapat bahwa Reinforcement Kepala
Sekolah pada kategori tinggi. Dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa
responden memiliki persepsi positif mengenai variabel Reinforcement
Kepala Sekolah.
3. Variabel Kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Y)
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dari penghitungan frekuensi dan
nilai rata-rata skor indikator variabel Kinerja guru Pendidikan Agama Islam
menunjukkan bahwa mean jumlah skor 58,93, dengan skor maksimum 68,
maka Kinerja guru Pendidikan Agama Islam pada tingkat persentase 86,6%,
artinya rata-rata para guru berpendapat bahwa Kinerja guru Pendidikan
Agama Islam pada kategori tinggi. Dari hasil tersebut dapat dijelaskan
bahwa responden memiliki persepsi positif mengenai variabel Kinerja guru
Pendidikan Agama Islam.
C. Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian instrumen dilakukan untuk memperoleh keyakinan
bahwa kuesioner yang dipergunakan untuk pengumpulan data primer hasil
penelitian mempunyai nilai ketepatan (validitas) dan kehandalan (realiabel)
yang sesuai dengan parameter yang telah ditetapkan. Pengujian dilakukan
dengan melakukan uji validitas dan reliabitas dengan menggunakan program
SPSS for Window Release 21. Hasil pengujian instrumen tersebut adalah
48
sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Uji validitas menggambarkan tingkat suatu indikator instrumen
untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran
yang dilakukan dengan instrumen tersebut. Instrumen dinyatakan valid, jika
dapat mengukur apa yang hendak diukur dan mampu mengungkapkan apa
yang hendak diungkapkan dalam penelitian, sehingga uji validitas ini
diharapkan dapat menggmbarkan konsistensi internal.
Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan berupa angket
atau kuesioner yang merupakan gambaran-gambaran variabel-variabel
gejala yang merupakan pokok permasalahan dari teori yang ada. Untuk
mencari validitas item-item angket digunakan rumus Teknik Korelasi
Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto48.
Adapun untuk proses perhitungan uji validitas ini, peneliti menggunakan
program SPSS for Window Release 17. Hasil pengujian validitas masing-
masing variabel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
a. Validitas Indikator Kepemimpinan direktif (X1)
Hasil Uji Validitas Kepemimpinan direktif (X1) berdasarkan
perhitungan program SPSS for Window Release 17.
48 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka
Cipta, 2012, 213.
49
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Kepemimpinan direktif (X1)
No item r hitung r tabel Keterangan
1 0,871 0,361 Valid
2 0,862 0,361 Valid
3 0,618 0,361 Valid
4 0,424 0,361 Valid
5 0,544 0,361 Valid
6 0,631 0,361 Valid
Kesimpulannya yaitu dari 6 butir soal kuesioner Kepemimpinan
direktif (X1) seluruh item valid karena koefisien r hitung lebih besar dari
r tabel (0,361).
b. Validitas Indikator Reinforcement Kepala Sekolah (X2).
Tabel 4.7
Hasil Ujin Validitas Variabel Reinforcement Kepala Sekolah (X2)
No item r hitung r tabel Keterangan
1 0,849 0,361 Valid
2 0,727 0,361 Valid
3 0,769 0,361 Valid
4 0,693 0,361 Valid
5 0,578 0,361 Valid
6 0,856 0,361 Valid
7 0,696 0,361 Valid
8 0,695 0,361 Valid
Kesimpulannya yaitu dari 8 butir soal kuesioner Reinforcement
Kepala Sekolah (X2) seluruh item valid karena koefisien r hitung lebih
50
besar dari r tabel (0,361).
c. Validitas Indikator Kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Y)
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Y)
No item r hitung r tabel Keterangan
1 0,732 0,361 Valid
2 0,625 0,361 Valid
3 0,752 0,361 Valid
4 0,788 0,361 Valid
5 0,661 0,361 Valid
6 0,835 0,361 Valid
7 0,751 0,361 Valid
8 0,861 0,361 Valid
9 0,818 0,361 Valid
10 0,701 0,361 Valid
11 0,861 0,361 Valid
12 0,595 0,361 Valid
13 0,796 0,361 Valid
14 0,873 0,361 Valid
Kesimpulannya yaitu dari 14 butir soal kuesioner Kinerja guru
Pendidikan Agama Islam (Y) seluruh item valid karena koefisien r hitung
lebih besar dari r tabel (0,361).
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kehandalan atau
konsistensi dan instrument penelitian. Uji reliabilitas ini diukur dengan
menggunakan koefisien alpha (cronbach alpha). Apabila pengujian tersebut
51
menunjukkan alpha > 0,6, maka item-item pertanyaan dalam kuesioner
dapat dikatakan reliable atau handal. Hasil pengujian reliabilitas dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8
Rekapitulasi Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Alpha
Cronbach
Kriteria Keterangan
Kepemimpinan
direktif (X1)
0,763 > 0,60 Reliabel
Reinforcement
Kepala Sekolah (X2)
0,875 > 0,60 Reliabel
Kinerja guru
Pendidikan Agama
Islam (Y)
0,943 > 0,60 Reliabel
Syarat instrumen Kepemimpinan direktif dinyatakan reliabel yang
ditunjukkan oleh output Cronbach Alpha sebesar 0,763, yang telah berada di
atas ambang batas yang disyaratkan yaitu di atas Cronbach Alpha atau lebih
besar dari 0,6.
Syarat instrumen Reinforcement Kepala Sekolah dinyatakan
reliabel yang ditunjukkan oleh output Cronbach Alpha sebesar 0,875, yang
telah berada di atas ambang batas yang disyaratkan yaitu di atas Cronbach
Alpha atau lebih besar dari 0,6.
Syarat instrumen kinerja guru Pendidikan Agama Islam dinyatakan
reliabel yang ditunjukkan oleh output Cronbach Alpha sebesar 0,943 yang
telah berada di atas ambang batas yang disyaratkan yaitu Cronbach Alpha di
atas atau lebih besar dari 0,6.
Dengan demikian instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
52
adalah memenuhi syarat reliabilitasnya atau dinyatakan reliabel karena nilai
alphanya di atas atau lebih besar dari 0,6. Sehingga dapat dipergunakan
untuk pengambilan data penelitian.
D. Uji Asumsi
Uji asumsi dalam penelitian ini terdiri atas uji normalitas dan uji
multikolinearitas. Adapun hasil uji tersebut diuraikan sebagai berikut.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data hasil tes digunakan grafik normal probability
plot melalui tampilan output SPSS 21 sebagai berikut.
Grafik 4.1
Uji Normalitas
Berdasarkan grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar di sekitar
garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah diagonal, maka model
regresi layak dipakai untuk prediksi kinerja guru PAI berdasarkan masukan
variabel independennya. Oleh karena data variabel independennya
berdistribusi normal, maka bisa dilakukan perhitungan menggunakan
statistik parametric. Hasil uji normalitas mengggunakan statistic uji
53
Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut.
Tabel 4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kepemimpinan Direktif
Reinforcement KS
Kinerja Guru
N 30 30 30
Normal Parametersa,b Mean 24.00 34.73 58.93 Std. Deviation 2.228 4.093 7.538
Most Extreme Differences Absolute .167 .188 .216 Positive .100 .099 .115 Negative -.167 -.188 -.216
Kolmogorov-Smirnov Z .913 1.031 1.183 Asymp. Sig. (2-tailed) .375 .239 .122
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas, jika
probabilitas > 0,05, maka data berdistribusi normal. Jika probabilitas < 0,05,
maka data berdistribusi tidak normal. Terbukti bahwa angka pada kolom
ASYMP.SIG adalah 0,375; 0,239; dan 0,122 > dari 0,05, maka berarti
distribusi data mengikuti distribusi normal.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untk melihat apakah spesifikasi model linear
yang digunakan sudah benar atau tidak. Secara umum Uji linearitas bertujuan
untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear
secara signifikan atau tidak. Data yang baik seharusnya terdapat hubungan
yang linear sebelum dilakukan Uji Regresi Linear. Uji ini membuat asumsi
bahwa fungsi yang benar adalah linear, dan uji ini bertujuan untuk
menghasilkan perubahan F hitung49. Keputusan ini akan ditampilkan pada
output SPSS 17 for Windows, yakni pada kolom signifikansi F change maupun
kolom sig. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka kedua variabel terdapat
49Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Elek Media Komputindo,
Jakarta, 2012, 81.
54
hubungan yang linear, dan sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05 maka kedua
variabel tidak terdapat hubungan yang linear yang signifikan. Berdasarkan uji
F, F hitung signifikansi < F table maka kedua variabel terdapat hubungan yang
linear, dan sebaliknya jika F hitung > F table, maka kedua variabel tidak
terdapat hubungan yang linear yang signifikan.
Tabel 4.10
Uji Linearitas Y dengan X1
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Kinerja Guru *
Kepemimpinan
Direktif
Between
Groups
(Combined) 885.658 6 147.610 4.454 .004
Linearity 671.674 1 671.674 20.268 .000
Deviation from
Linearity
213.985 5 42.797 1.291 .302
Within Groups 762.208 23 33.139
Total 1647.867 29
Berdasarkan table di atas, nilai signifikansi pada output SPSS
Deviation from Linearity adalah 0,302 lebih besar dari 0,05, maka
kesimpulannya adalah terdapat hubungan yang linear antara variabel Kinerja
Guru dan Kepemimpinan direktif. Berdasarkan perbandingan nilai F hitung
dengan F tabel, terbukti F hitung 1,291. Adapun F tabel, dengan pembilang 1
dan penyebut 30 – 2 – 1 = 27, didapatkan F tabel adalah 3,354. Sehingga F
hitung 1,291 < F table 3,354 maka terdapat hubungan yang linear antara
variabel Kinerja Guru dan Kepemimpinan direktif.
55
Tabel 4.11
Uji Linearitas Y dengan X2
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Kinerja Guru *
Reinforcemen
t KS
Between
Groups
(Combined) 1470.917 12 122.576 11.776 .000
Linearity 1269.809 1 1269.809 121.994 .000
Deviation from
Linearity
201.108 11 18.283 1.756 .144
Within Groups 176.950 17 10.409
Total 1647.867 29
Berdasarkan table di atas, nilai signifikansi pada output SPSS Deviation from
Linearity adalah 0,144 lebih besar dari 0,05, maka kesimpulannya adalah
terdapat hubungan yang linear antara variabel Kinerja Guru dan Reinforcement
Kepala Sekolah. Berdasarkan perbandingan nilai F hitung dengan F tabel,
terbukti F hitung 1,756. Adapun F tabel, dengan pembilang 1 dan penyebut 30
– 2 – 1 = 27, didapatkan F tabel adalah 3,354. Sehingga F hitung 1,756 < F
table 3,354 maka terdapat hubungan yang linear antara variabel Kinerja Guru
dan Reinforcement Kepala Sekolah.
3. Uji Multikolinieritas
ji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independent). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variable bebas. Dalam
penelitian ini, untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam
model regresi digunakan matrik korelasi variable-variabel bebas, dan melihat
nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan perhitungan
56
bantuan program SPSS 17 for Windows.
Tabel 4.12 Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance
VIF
1
(Constant) -9.931 6.978 -1.423 .166 Kepemimpinan Direktif
.882 .319 .261 2.760 .010 .743 1.345
Reinforcement KS 1.373 .174 .746 7.899 .000 .743 1.345
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini dilihat dari hasil
perhitungan Coefficient Colliniarity Statistic. Menurut Ghozali50, pedoman
suatu model regresi menunjukkan adanya multikolinieritas: (1) mempunyai
nilai VIF ≥ 10, (2) Mempunyai angka Tolerance ≤ 0,10. Pada bagian
Coefficient terlihat untuk semua variabel independen, angka VIF lebih kecil
dari 10 yaitu 1,345 dan 1,345. Demikian juga nilai Tolerance semua lebih
dari 0,10 yaitu 0,743; 0,743. Berarti semua variabel independent tidak
terdapat masalah multikolinieritas.
4. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Singgih Santoso51, dari grafik scatterplot hasil
perhitungan regresi, jika tidak terlihat titik-titik (point) membentuk pola
tertentu yang teratur (melebar kemudian menyempit), hal ini berarti tidak
50 Imam Ghozali, Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Semarang: BP Undip, 2009,
96. 51 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Elek Media Komputindo,
Jakarta, 2012, 210.
57
terjadi heteroskedastisitas.
Grafik 4.2 Sctter Plot Kinerja guru Pendidikan Agama Islam
Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak
membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di kanan
maupun di kiri angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai
untuk prediksi.
E. Uji Model
Uji model merupakan suatu analisis yang dipergunakan untuk
memprediksi besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Uji
model ini dilakukan dengan memformulasikan persamaan regresi.
1. Uji Determinasi (R2)
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen
Kepemimpinan direktif dan Reinforcement Kepala Sekolah terhadap
58
variabel dependen (Kinerja guru Pendidikan Agama Islam) dapat dilihat dari
nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) yang ada. Model empiris
yang semula dirumuskan adalah
Y = a + 1X1 + 2X2
Dari hasil perhitungan dapat diketahui hubungan antara variabel
independen (Kepemimpinan direktif dan Reinforcement Kepala Sekolah,)
terhadap variabel dependen (Kinerja guru Pendidikan Agama Islam) guru di
SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo ditunjukkan seperti pada
matriks tabel sebagai berikut:
Tabel 4.13 Uji Determinasi Simultan
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .906a .821 .808 3.305 1.772
a. Predictors: (Constant), Reinforcement KS, Kepemimpinan Direktif
b. Dependent Variable: Kinerja Guru
Pada tabel 4.13 koefesien determinasi ditunjukkan Adjusted R
Square yaitu 0,821, berarti 82,1 % perubahan dari variabel kinerja guru
Pendidikan Agama Islam dapat dijelaskan oleh variabel Kepemimpinan
direktif dan Reinforcement Kepala Sekolah, sedangkan sisanya sebesar (100
% - 82,1 % = 17,9 %) adalah dijelaskan di luar model tersebut di atas
misalnya kepuasan kerja, kompensasi, budaya kerja dan lain sebagainya.
59
Tabel 4.14 Uji Determinasi X1 terhadap Y
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .638a .408 .386 5.905
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Direktif
Pada tabel 4.14 koefesien determinasi ditunjukkan R Square yaitu
0,408, berarti secara partial, variabel Kepemimpinan direktif berpengaruh
sebesar 40,8 % terhadap variabel kinerja guru Pendidikan Agama Islam.
Tabel 4.15 Uji Determinasi X2 terhadap Y
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .878a .771 .762 3.675
a. Predictors: (Constant), Reinforcement KS
Pada tabel 4.15 koefesien determinasi ditunjukkan R Square yaitu
0,771, berarti secara partial, variabel Reinforcement Kepala Sekolah
berpengaruh sebesar 77,1 % terhadap variabel kinerja guru Pendidikan
Agama Islam.
2. Uji F (Goodness of Fit)
Uji F dimaksudkan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara
simultan atau bersama-sama berpengaruh secara signifikan atau tidak
terhadap variabel terikatnya.
60
Tabel 4.16 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1353.009 2 676.504 61.947 .000b
Residual 294.858 27 10.921
Total 1647.867 29
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
b. Predictors: (Constant), Reinforcement KS, Kepemimpinan Direktif
Berdasarkan uji ANOVA atau F test, didapat nilai Fhitung sebesar 61,947
dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilias (0,000) jauh lebih
kecil dari 0,05 dan berdasarkan perbandingan F hitung dan F tabel, dengan
pembilang 1 dan penyebut 30 – 2 – 1 = 27, didapatkan F tabel adalah 3,354.
Sehingga F hitung 61,947 > F table 3,354. maka model regresi dapat dipakai
untuk memprediksi Kinerja Guru. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Kepemimpinan direktif (X1) dan Reinforcement Kepala Sekolah (X2) secara
simultan berpengaruh siginifikan terhadap variabel Kinerja guru Pendidikan
Agama Islam (Y) di SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.
F. Uji Hipotesis
Teknik regresi ini digunakan untuk mengetahui bagaimana peran
variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini
teknik regresi yang dipergunakan adalah untuk mengetahui pengaruh
variabel Kepemimpinan direktif dan Reinforcement Kepala Sekolah
terhadap kinerja guru Pendidikan Agama Islam.
Hasil pengolahan program SPSS for Window Release 17
menunjukkan persamaan regresi berganda sebagai berikut
61
Tabel 4.17
Hasil Analisis Regresi Berganda Model Unstandardized
Coefficients Standardi
zed Coefficient
s
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -9.931 6.978 -1.423 .166
Kepemimpinan Direktif
.882 .319 .261 2.760 .010
Reinforcement KS 1.373 .174 .746 7.899 .000
Berdasarkan tabel 4.17 didapat persamaan regresi sebagai berikut.
Y = -9,931 + 0,882 X1 + 1,373 X2
Y = Kinerja guru Pendidikan Agama Islam
X1 = Kepemimpinan direktif
X2 = Reinforcement Kepala Sekolah
Secara simultan, terdapat pengaruh variabel Kepemimpinan direktif
(X1) dan Reinforcement Kepala Sekolah (X2) secara simultan berpengaruh
siginifikan terhadap variabel Kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Y)
dengan persamaan regresi linear ganda Y = -9,931 + 0,882 X1 + 1,373 X2.
Artinya untuk nilai Kepemimpinan direktif (X1) sebesar 1 dan
Reinforcement Kepala Sekolah (X2) sebesar 1, maka akan diperoleh Kinerja
guru Pendidikan Agama Islam sebesar -9,931. Jika Kepemimpinan direktif
dan Reinforcement Kepala Sekolah naik maka secara tidak langsung
Kinerja guru Pendidikan Agama Islam akan naik. Sebaliknya, jika
Kepemimpinan direktif dan Reinforcement Kepala Sekolah turun maka
secara tidak langsung Kinerja guru Pendidikan Agama Islam akan turun
pula.
62
1. Hasil Pengujian Hipotesis 1 (H1) : Kepemimpinan direktif Berpengaruh
Positif dan Signifikan terhadap Kinerja guru Pendidikan Agama Islam
(X1 Y)
Kepemimpinan direktif adalah proses yang sangat penting dalam
setiap organisasi, karena kepemimpinan inilah yang akan menentukan
sukses atau gagalnya sebuah organisasi seperti halnya sebuah sekolah.
Kepemimpinan direktif diasumsikan berpengaruh terhadap Kompetensi
Pedagogik Guru. Hasil analisis regresi partial sebagai berikut.
Tabel 4.18
Hasil Analisis Regresi Partial X1 terhadap Y
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.100 11.858 .599 .554
Kepemimpinan Direktif 2.160 .492 .638 4.389 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Berdasarkan tabel 4.20 didapat persamaan regresi sebagai berikut.
Y = 7,100 + 2,160 X2
Y = Kinerja guru Pendidikan Agama Islam
X2 = Kepemimpinan direktif
Berdasarkan hasil pengolahan pada tabel 4.18 dapat diketahui bahwa
nilai Sig untuk variabel Kepemimpinan direktif sebesar 0,000 < 0,05.
Berdasarkan hasil t hitung 4,389 > t table 2,0452. Berarti hipotesis 1
diterima yaitu Kepemimpinan direktif berpengaruh positif dan signifikan
63
terhadap kinerja guru Pendidikan Agama Islam. Artinya, semakin tinggi
Kepemimpinan direktif maka semakin baik pula Kinerja guru Pendidikan
Agama Islam.
2. Hasil Pengujian Hipotesis 2 (H2) : Reinforcement Kepala Sekolah
Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Kinerja guru Pendidikan
Agama Islam (X2 Y)
Penguatan (Reinforcement) Reinforcement yang dilakukan kepala
sekolah ada empat, yaitu: (1) positive Reinforcement (penguatan positif), (2)
negative Reinforcement (penguatan negatif), (3) extinction (peredaan),
dan (4) punishment. Hasil uji regresi parsial sebagai berikut.
Tabel 4.19
Hasil Analisis Regresi Partial X2 terhadap Y
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.782 5.829 .477 .637
Reinforcement KS 1.617 .167 .878 9.698 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Berdasarkan tabel di atas didapat persamaan regresi sebagai berikut.
Y = 2,782 + 1,617 X1
Y = Kinerja guru Pendidikan Agama Islam
X3 = Reinforcement Kepala Sekolah
Berdasarkan hasil pengolahan pada tabel di atas, nilai Sig untuk
variabel Reinforcement Kepala Sekolah sebesar 0,000 < 0,05. Berdasarkan
64
hasil t hitung 9,698 > t table 2,0452. Berarti hipotesis 2 diterima yaitu
Reinforcement Kepala Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja guru Pendidikan Agama Islam. Peningkatan Reinforcement Kepala
Sekolah akan meningkatkan kinerja guru Pendidikan Agama Islam.
G. Pembahasan
Temuan dalam penelitian ini memoderasi perspektif teori bahwa
sekolah sebagai suatu sistem, dalam upaya mencapai kinerja guru
Pendidikan Agama Islam yang optimal, tentu saja mencakup sejumlah
komponen yang saling berinteraksi dan berdampak terhadap komponen
lainnya. Masih terkait dengan teori atau pendekatan sistem, dimana
komponen-komponen di dalam sistem itu saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi serta efeknya tentu saja berdampak pada hasil kerja suatu
organisasi sekolah. Kepemimpinan direktif dan Reinforcement Kepala
Sekolah secara bersama-sama memberikan kontribusi sebesar 82,1 %
terhadap peningkatan Kinerja guru Pendidikan Agama Islam.
Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa Kepemimpinan direktif
dan Reinforcement Kepala Sekolah memiliki nilai jalur hubungan kausal
yang signifikan antar satu dengan lainnya terhadap Kinerja guru Pendidikan
Agama Islam.
1. Pengaruh Kepemimpinan direktif Terhadap Kinerja guru Pendidikan
Agama Islam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemimpinan direktif
65
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Dari Reinforcement
Kepala Sekolah guru yang perlu ditingkatkan adalah “memberikan
fleksibilitas jam kerja, yang berfokus pada hasil kerja bukan kehadiran guru”.
Hasil penelitian yang mendukung antara lain penelitian Hary
Susanto52 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan:
kompetensi guru, kepemimpinan direktif, dan motivasi kerja guru terhadap
kinerja guru SMK di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan,
baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dan secara langsung atau
tidak langsung. Demikian pula penelitian Syaroni53 menyimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan kinerja kepemimpinan direktif terhadap
kinerja guru. Penelitian Alex Sujanto54 juga menyimpulkan hal yang sama.
Kepemimpinan direktif merupakan kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai
tujuan dan sasaran55. Menurut Mulyasa56 Kepala sekolah yang efektif
sedikitnya harus mengetahui, menyadari dan memahami tiga hal: (1)
mengapa pendidikan yang berkualitas diperlukan di sekolah; (2) apa yang
harus dilakukan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas sekolah; dan (3)
bagaimana mengelola sekolah secara efektif untuk mencapai prestasi yang
tinggi.
52Hary Susanto, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Sekolah Menengah
Kejuruan. SMK Negeri 1 Daha Selatan Kab. Hulu Sungai Selatan Kal-Sel”. Jurnal Pendidikan
Vokasi, Vol 2, Nomor 2, (Juni 2012), 197. 53Syaroni, “Pengaruh Kinerja Kepemimpinan Dan Manajemen Kepala SekolahTerhadap
Kinerja Guru SMP Negeri di Kabupaten Brebes”, Tesis, Unnes Semarang, 2007, ii. 54 Alex Sujanto, “Pengaruh Motivasi, Kompensasi, dan Kepemimpinan terhadap Prestasi
kerja Karyawan Lembaga Pendidikan dan Ketrampilan “ALFABANK””, Tesis, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2004, iv. 55 Handoko, Hani, Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE, 2009, 295. 56 Mulyasa, E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung : Rosdakarya, 2011, 19.
66
Perilaku Kepemimpinan direktif struktur tugas mengandung ciri-
ciri: (1) mengutamakan tercapainya tujuan, (2) mementingkan produksi yang
tinggi, (3) mengutamakan penyelesaian tugas menurut jadwal yang telah
ditetapkan, (4) lebih banyak melakukan pengarahan, (5) melaksanakan tugas
dengan melalui prosedur kerja ketat, (6) melakukan pengawasan secara ketat,
dan (7) penilaian terhadap pejabat semata-mata berdasarkan hasil kerja.
Sedangkan perilaku Kepemimpinan direktif tenggang rasa mengandung
ciri-ciri: (1) memperhatikan kebutuhan bawahan, (2) berusaha menciptakan
suasana saling percaya, (3) berusaha menciptakan saling harga-menghargai,
(4) simpati terhadap perasaan bawahan, (5) memiliki sifat bersahabat, (6)
menumbuhkan peran serta bawahan dalam pembuatan keputusan dan
kegiatan, dan (7) lebih mengutamakan pengarahan diri, mendisiplinkan diri,
dan mengontrol diri. Mereka yang terbiasa hidup dengan Kepemimpinan
direktif yang bersih dan berwibawa ternyata mampu meningkatkan
kinerjanya, dengan kata lain Kepemimpinan direktif berpengaruh signifikan
terhadap kinerja guru Pendidikan Agama Islam.
2. Pengaruh Reinforcement Kepala Sekolah Terhadap Kinerja guru
Pendidikan Agama Islam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Reinforcement Kepala
Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru Pendidikan
Agama Islam. Hasil penelitian yang mendukung antara lain penelitian
67
Bunyamin57 menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
Reinforcement Kepala Sekolah pendidikan terhadap kinerja guru. Joko
Rakito58 juga membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan
Reinforcement Kepala Sekolah terrhadap mutu kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru. Kinerja guru Pendidikan Agama Islam tersebut
tidak lepas dari suatu evaluasi, kritikan maupun saran dari berbagai pihak.
Salah satunya adalah karena pengaruh Reinforcement Kepala Sekolah.
Reinforcement Kepala Sekolah merupakan suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam
melakukan pekerjaan mereka secara efektif 59.
Menurut Boardman dalam Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi60,
Reinforcement Kepala Sekolah adalah suatu kegiatan menstimulir,
mengkoordinasi, dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru
sekolah, baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti,
dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran, sehingga
dengan demikian mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam
masyarakat moderen.
57 Bunyamin, “Pengaruh Reinforcement Kepala Sekolah Pendidikan, Pendidikan dan
Pelatihan, dan Kompensasi terhadap Kinerja Guru SMK Negeri di Semarang”, Tesis, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2004, iv. 58 L. Joko Rakito, “Pengaruh Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah, Reinforcement
Kepala Sekolah dan Kinerja Guru terhadap Mutu Kegiatan Belajar Mengajar di SMK Negeri
Semarang”, Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2004, iv. 59 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Reinforcement Kepala Sekolah pengawas, PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, 32. 60 Rohani Ahmad dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka, 2009, 68.
67
67
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini memberikan bukti
empiris.
A. Simpulan
1. Kepemimpinan direktif berpengaruh terhadap Kinerja guru Pendidikan
Agama Islam SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo tahun 2017
terbukti bahwa nilai Sig untuk variabel Kepemimpinan direktif sebesar
0,000 < 0,05 dan t hitung 4,389 > t table 2,0452, berarti Kepemimpinan
direktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru
Pendidikan Agama Islam. Artinya, semakin tinggi Kepemimpinan direktif
maka semakin baik pula Kinerja guru Pendidikan Agama Islam.
2. Reinforcement Kepala Sekolah berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
guru Pendidikan Agama Islam SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi
Gorontalo tahun 2017 terbukti nilai Sig untuk variabel Reinforcement
Kepala Sekolah sebesar 0,000 < 0,05 dan t hitung 9,698 > t table 2,0452,
berarti Reinforcement Kepala Sekolah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja guru Pendidikan Agama Islam. Peningkatan
Reinforcement Kepala Sekolah akan meningkatkan kinerja guru
Pendidikan Agama Islam.
68
3. Kepemimpinan direktif dan Reinforcement Kepala Sekolah berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap Kinerja guru Pendidikan Agama Islam
SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo tahun 2017 terbukti nilai
Fhitung sebesar 61,947 > F table 3,354 dengan tingkat signifikansi 0,000 <
0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Kepemimpinan direktif (X1)
dan Reinforcement Kepala Sekolah (X2) secara simultan berpengaruh
siginifikan terhadap variabel Kinerja guru Pendidikan Agama Islam (Y) di
SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.
B. Saran
Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada pihak pengambil kebijakan
utamanya Pengawas agar memperhatikan dan mendukung Reinforcement Kepala
Sekolah guru agar tugas pokok guru dapat dilaksanakan secara disiplin.
Berdasarkan hasil penelitian ini, Kepemimpinan direktif dan
Reinforcement Kepala Sekolah mampu meningkatkan kinerja guru Pendidikan
Agama Islam. Pemimpin harus memperbaiki perilaku Kepemimpinan direktifnya,
memperhatikan hal-hal pokok, bahwa sebagai seorang pemimpin harus
mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan, pemberdayaan
kemandirian dan otonomi, serta mengembangkan Reinforcement Kepala Sekolah,
kebijakan dan prosedur semangat kerja. Hal ini berarti semakin tinggi
Reinforcement Kepala Sekolah akan meningkatkan kinerja guru Pendidikan
Agama Islam.
Hasil penelitian tentang variabel Kepemimpinan direktif berbeda dengan
penelitian sebelumnya, kaerna hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
69
Kepemimpinan direktif tidak berpengaruh signfikan terhadap kinerja, sehingga
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut di tempat lain, atau dilakukan penelitian
ulang di tempat yang sama setelah dilakukan perbaikan terhadap Kepemimpinan
direktif kepala sekolah. Selain itu perlu dicari variabel lain untuk penelitian lebih
lanjut hal-hal yang mempengaruhi kinerja guru Pendidikan Agama Islam misalnya
kepuasan kerja, kompensasi, budaya organisasi.
C. Implikasi Penelitian
1. Implikasi Teori
Pada penelitian ini menyatakan bahwa Kepemimpinan direktif dan
Reinforcement Kepala Sekolah berpengaruh langsung secara partial terhadap
kinerja guru Pendidikan Agama Islam. Hal ini sesuai dengan teori yang ada yang
digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis.
2. Implikasi Manajerial
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai rujukan bagi pemangku
pendidikan khususnya di lingkungan SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi
Gorontalo Kabupaten Semarang yang merupakan lokasi penelitian. Guru-guru di
SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo kinerjanya terpengaruh oleh
Kepemimpinan direktif dan Reinforcement Kepala Sekolah, sehingga keduanya
harus dapat ditingkatkan melalui berbagai kegiatan, serta perlunya perbaikan gaya
dan perilaku Kepemimpinan direktif.
70
3. Implikasi Kebijakan
Berdasarkan uraian tersebut, maka hasil penelitian ini dapat digunakan
oleh pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi manajemen, dan
organisasional pengambil kebijakan sebagai berikut:
a. Bagi manajemen dalam mengambil kebijakan dan keputusan dapat
meningkatkan Reinforcement Kepala Sekolah melalui supervisi yang tepat
serta Kepemimpinan direktif kepala sekolah yang mengarahkan
kedisiplinan kerja guru sehingga dapat meningkatkan Kinerja guru
Pendidikan Agama Islam. Sesuai dengan teori, hasil penelitian ini dapat
digunakan oleh manajemen untuk menyelesaikan problem kinerja guru
Pendidikan Agama Islam dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan
tuntunan Undang-Undang Guru dan Dosen. Peningkatan Kinerja guru
Pendidikan Agama Islam dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
pendidikan.
b. Bagi organisasional pengambil kebijakan dalam hal ini Dinas Pendidikan
dapat menggunakan hasil penelitian tentang pengaruh Kepemimpinan
direktif dan Reinforcement Kepala Sekolah terutama dalam upaya
peningkatan Kinerja guru Pendidikan Agama Islam sebagai informasi
untuk mengambil kebijakan dan keputusan dalam terwujudnya
peningkatan kinerja guru Pendidikan Agama Islam.
71
71
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji. Psikologi Kerja. Jakarta; Rineka Cipta, 2011.
Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:
Rineka Cipta, 2012.
Bacal, R. Performance Management. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011 .
Bunyamin, “Pengaruh Supervisi Pendidikan, Pendidikan dan Pelatihan, dan
Kompensasi terhadap Kinerja Guru SMK Negeri di Semarang”,
Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2004, iv.
Davis, Keith dan J.W.Newstrom, Perilaku dalam Organisasi Jilid 1, Jakarta :
Erlangga (Penerjemah : Agus Dharma), 1996.
Elliott, Kerry. “Teacher Performance Appraisal: More about Performance or
Development?” Australian Journal of Teacher Education, Volume 40
| Issue (1991): 5.
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2012.
Finch, Curtis R. dan John, R.Crunkilton. Curriculum Development in Vocational
and Technical Education (5th Ed.). London: Allyn and Bacon, Inc.,
1979.
Ghozali, Imam. Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang: BP
Undip, 2009.
Gibson, Ivancevich, dan Donelly, Organisasi Perilaku, Struktur, Proses, Jakarta:
Erlangga. (Penerjemah : Nunuk Adiarni), 2011.
Handoko, Hani, Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE, 2009.
Herabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung:Pustaka Setia, 2009.
Hersey, Paul dan Ken Blanchard, Manajemen Perilaku Organisasi
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia, Jakarta : Erlangga
(Penerjemah: Agus Dharma), 1982.
Inayatullah, Atiya & Palwasha Jehangir. Teacher’s Job Performance: The Role of
Motivation. Abasyn Journal of Social Sciences Vol. 5 No. 2. BBA
Peshawar City University of Science and Information Technology.
(2015). 6-7.
72
Ishak, Arep & Tanjung Hendri, Teori Penguatan (Reinforcement Theory), Jakarta:
BinaAksara, 2003:35-37
Ivancevich, John M., Robert Konospaske dan Michael T. Matteson, Perilaku dan
Manajemen Organisasi Edisi Ketujuh, Jakarta : Erlangga(Penerjemah
: Gina Gania), 2007.
Kementerian Pendidikan Nasional. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja
Guru (PK Guru). Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 2010.
Masaong, Abdul Kadim. Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas
Guru, Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru. Bandung:
Alfabeta, 2013.
McAshan. Competency Based Education and Behavioral Objectives. Amerika:
Education Technology Publicataions, 1981
Muchlas, Makmuri. Perilaku Organisasi II. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada,
2010.
Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Rosdakarya,
2011.
Mulyasa, E, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta:Bumi Aksara,
2011.
Nadeem, Mohammad. “Teacher’s Competencies and Factors Affecting the
Performance of Female Teachers in Bahawalpur (Southern Punjab)
Pakistan”. International Journal of Business and Social Science Vol. 2
No. 19 [Special Issue - October 2011], hal 1.
Nawawi, Hadari. Supervisi pengawas Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 2013.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tanggal 17 April
2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
pasal 28
Piet, Sahertian A. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta, 2008.
73
Purwanto, Ngalim , Administrasi dan Supervisi Pengawas, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2003.
Putra, Christian Bayu, “Pengaruh Kepemimpinan Direktif, Suportif, dan
Partisipatif terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Astra
Internasional Tbk. Daihatsu Malang)”. Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB)|Vol. 2 No.2 Juni 2013. Malang: Fakultas Ilmu
AdministrasiUniversitas Brawijaya.
Rakito, L. Joko, “Pengaruh Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah, Supervisi
Klinis dan Kinerja Guru terhadap Mutu Kegiatan Belajar Mengajar
di SMK Negeri Semarang”, Tesis, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2004.
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi-Organizational
Behavior, Jakarta : Salemba Empat (Penerjemah : Diana Angelica),
2008.
Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka
Cipta, 2009.
Samana, A. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Penerbit Kansius, 2011.
Santoso, Singgih. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elek Media
Komputindo, 2012.
Shalihin, Muhammad, Penggunaan Reinforcement Kepala Sekolah Dalam
Meningkatakan Kompetensi Profesional Guru di SMA Negeri
Mempawah, Tesis, Pontianak: FKIP Universitas Tanjungpura, 2015.
Sudjana, Nana. Supervisi Pendidikan, Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas
Sekolah. Bekasi: Binamitra Publishing, 2011.
Sudjana. Metode Statistika. Bandung : Tarsito, 2006.
Sujanto, Alex, “Pengaruh Motivasi, Kompensasi, dan Kepemimpinan terhadap
Prestasi kerja Karyawan Lembaga Pendidikan dan Ketrampilan
“ALFABANK””, Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2004.
Supardi. Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud, Didendikti,
2008.
74
Susanto, Hary. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Sekolah
Menengah Kejuruan. SMK Negeri 1 Daha Selatan Kab. Hulu Sungai
Selatan Kal-Sel”. Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, Nomor 2, (Juni
2012). 12.
Sutarto. Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2006.
Syaroni. Pengaruh Kinerja Kepemimpinan Dan Manajemen Kepala Sekolah
Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Kabupaten Brebes. Tesis,
Unnes Semarang, 2007.
Timpe, A. Dale. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia: Produktivitas. Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2009.
Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Yamin, Martinis dan Maisah. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Persada Press,
2010.
DATA SKOR ANGKET VARIABEL KEPEMIMPINAN DIREKTIF
nomor item
No responden 1 2 3 4 5 6 Jumlah
1 4 3 4 4 4 3 22
2 3 3 3 4 4 3 20
3 3 4 3 3 4 3 20
4 5 5 4 4 4 4 26
5 4 5 4 4 4 4 25
6 5 5 3 4 5 4 26
7 4 3 3 4 3 3 20
8 4 5 4 4 4 3 24
9 4 4 4 4 4 3 23
10 5 5 5 4 4 4 27
11 5 5 5 4 4 4 27
12 4 5 3 5 4 3 24
13 4 4 4 4 3 3 22
14 4 4 4 4 4 4 24
15 4 4 4 4 4 3 23
16 4 4 4 4 3 3 22
17 4 4 3 3 4 4 22
18 3 3 3 3 4 4 20
19 5 5 4 4 4 4 26
20 5 5 4 4 4 4 26
21 5 5 4 4 4 4 26
22 4 4 4 4 4 4 24
23 5 5 4 4 5 4 27
24 5 5 3 4 4 3 24
25 5 5 4 4 4 4 26
26 4 4 4 4 4 4 24
27 5 5 4 4 5 4 27
28 4 4 4 4 4 4 24
29 4 5 4 4 4 4 25
30 4 4 4 4 4 4 24
128 131 114 118 120 109 720
DATA SKOR ANGKET VARIABEL REINFORCEMENT KEPALA SEKOLAH
nomor item
No responden 1 2 3 4 5 6 7 8 jml
1 4 4 5 4 4 4 4 3 32
2 4 4 4 4 4 4 3 4 31
3 4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 5 5 5 5 5 5 5 5 40
5 3 3 3 4 4 3 4 4 28
6 5 4 5 5 5 5 4 4 37
7 2 3 4 3 4 4 4 4 28
8 4 5 5 4 4 4 4 3 33
9 4 5 4 4 4 5 5 4 35
10 5 5 5 5 5 5 4 4 38
11 5 5 5 4 5 5 5 5 39
12 3 4 3 4 3 4 4 3 28
13 5 5 4 5 4 5 5 5 38
14 5 5 5 5 5 5 5 5 40
15 5 5 5 5 5 5 5 4 39
16 5 5 5 5 5 5 5 5 40
17 4 4 4 4 3 4 4 3 30
18 3 4 3 3 4 3 3 2 25
19 5 5 4 5 4 4 5 4 36
20 4 4 5 4 4 4 5 4 34
21 4 4 5 5 5 5 4 5 37
22 4 4 4 4 4 5 4 5 34
23 4 5 5 4 3 5 5 5 36
24 4 5 3 3 3 4 5 4 31
25 5 5 4 5 4 4 5 4 36
26 5 5 5 4 5 5 5 4 38
27 4 5 5 4 3 5 5 5 36
28 5 5 5 3 3 5 5 5 36
29 5 5 5 4 4 5 5 4 37
30 4 5 5 5 5 5 5 4 38
128 136 133 127 124 135 135 124 1042
DATA SKOR ANGKET VARIABEL KINERJA GURU PAI
nomor
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 48
2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 49
3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 53
4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 67
5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 53
6 3 3 3 3 3 3 5 4 4 5 5 5 4 4 54
7 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 42
8 4 3 4 3 3 4 5 4 4 5 4 4 4 5 56
9 4 3 4 4 3 4 5 4 3 5 5 4 4 4 56
10 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 65
11 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 67
12 3 3 2 3 5 4 5 5 4 5 3 4 3 5 54
13 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
14 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 65
15 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 64
16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 68
17 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 54
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 41
19 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 64
20 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 61
21 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 64
22 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 61
23 4 3 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 64
24 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 51
25 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 64
26 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 62
27 4 3 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 64
28 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 67
29 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 60
30 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 65
119 116 122 117 117 123 139 133 129 134 136 126 121 136 1768
LAMPIRAN PENGOLAHAN DATA SPSS Frequencies
Statistics
KepemimpinanDirektif
Reinforcement KS Kinerja Guru
N Valid 30 30 30
Missing 0 0 0 Mean 24.00 34.73 58.93 Median 24.00 36.00 61.50 Mode 24 36 64 Std. Deviation 2.228 4.093 7.538 Minimum 20 25 41 Maximum 27 40 68 Sum 720 1042 1768
Frequency Table
KepemimpinanDirektif
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
20 4 13.3 13.3 13.3
22 4 13.3 13.3 26.7
23 2 6.7 6.7 33.3
24 8 26.7 26.7 60.0
25 2 6.7 6.7 66.7
26 6 20.0 20.0 86.7
27 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Reinforcement KS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
25 1 3.3 3.3 3.3
28 3 10.0 10.0 13.3
30 1 3.3 3.3 16.7
31 2 6.7 6.7 23.3
32 2 6.7 6.7 30.0
33 1 3.3 3.3 33.3
34 2 6.7 6.7 40.0
35 1 3.3 3.3 43.3
36 5 16.7 16.7 60.0
37 3 10.0 10.0 70.0
38 4 13.3 13.3 83.3
39 2 6.7 6.7 90.0
40 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kinerja Guru
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
41 1 3.3 3.3 3.3
42 1 3.3 3.3 6.7
48 1 3.3 3.3 10.0
49 1 3.3 3.3 13.3
51 1 3.3 3.3 16.7
53 2 6.7 6.7 23.3
54 3 10.0 10.0 33.3
56 2 6.7 6.7 40.0
60 1 3.3 3.3 43.3
61 2 6.7 6.7 50.0
62 1 3.3 3.3 53.3
64 6 20.0 20.0 73.3
65 4 13.3 13.3 86.7
67 3 10.0 10.0 96.7
68 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Reliability X1
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.763 6
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
X1.1 4.27 .640 30 X1.2 4.37 .718 30 X1.3 3.80 .551 30 X1.4 3.93 .365 30 X1.5 4.00 .455 30 X1.6 3.63 .490 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
X1.1 19.73 2.892 .765 .645 X1.2 19.63 2.723 .728 .656 X1.3 20.20 3.752 .427 .748 X1.4 20.07 4.409 .276 .775 X1.5 20.00 4.069 .376 .758 X1.6 20.37 3.826 .469 .737
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
24.00 4.966 2.228 6
Reliability : X2 Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.875 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
X2.1 4.27 .785 30 X2.2 4.53 .629 30 X2.3 4.43 .728 30 X2.4 4.23 .679 30 X2.5 4.13 .730 30 X2.6 4.50 .630 30 x2.7 4.50 .630 30 X2.8 4.13 .776 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
X2.1 30.47 11.913 .780 .842 X2.2 30.20 13.407 .641 .859 X2.3 30.30 12.700 .679 .854 X2.4 30.50 13.362 .591 .864 X2.5 30.60 13.834 .439 .880 X2.6 30.23 12.737 .806 .843 x2.7 30.23 13.564 .602 .863 X2.8 30.60 12.938 .576 .867
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
34.73 16.754 4.093 8
Reliability: Y Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.943 14
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Y.1 3.97 .669 30 Y.2 3.87 .730 30 Y.3 4.07 .828 30 Y.4 3.90 .759 30 Y.5 3.90 .712 30 Y.6 4.10 .845 30 Y.7 4.63 .556 30 Y.8 4.43 .626 30 Y.9 4.30 .702 30 Y.10 4.47 .730 30 Y.11 4.53 .776 30 Y.12 4.20 .610 30 Y.13 4.03 .718 30 Y.14 4.53 .629 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Y.1 54.97 49.895 .686 .939 Y.2 55.07 50.478 .560 .943 Y.3 54.87 48.120 .698 .939 Y.4 55.03 48.378 .745 .938 Y.5 55.03 50.240 .602 .942 Y.6 54.83 46.902 .796 .936 Y.7 54.30 50.838 .716 .939 Y.8 54.50 49.086 .837 .936 Y.9 54.63 48.654 .784 .937 Y.10 54.47 49.637 .647 .941 Y.11 54.40 47.352 .830 .935 Y.12 54.73 51.720 .539 .943 Y.13 54.90 48.714 .757 .937 Y.14 54.40 48.938 .851 .935
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
58.93 56.823 7.538 14
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KepemimpinanDirektif
Reinforcement KS
Kinerja Guru
N 30 30 30 Normal Parametersa,b
Mean 24.00 34.73 58.93 Std. Deviation 2.228 4.093 7.538
Most Extreme Differences
Absolute .167 .188 .216 Positive .100 .099 .115 Negative -.167 -.188 -.216
Kolmogorov-Smirnov Z .913 1.031 1.183 Asymp. Sig. (2-tailed) .375 .239 .122
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Means: Y dan X1
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent
N Percent
N Percent
Kinerja Guru * KepemimpinanDirektif
30 100.0%
0 0.0% 30 100.0%
Report
Kinerja Guru KepemimpinanDirektif Mean N Std. Deviation
20 46.25 4 5.737 22 58.75 4 9.359 23 60.00 2 5.657 24 60.13 8 5.817 25 56.50 2 4.950 26 62.33 6 4.502 27 65.00 4 1.414 Total 58.93 30 7.538
ANOVA Table
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Kinerja Guru * KepemimpinanDirektif
Between Groups
(Combined)
885.658 6 147.610 4.454 .004
Linearity 671.674 1 671.674 20.268 .000
Deviation from Linearity
213.985 5 42.797 1.291 .302
Within Groups 762.208 23 33.139
Total 1647.867 29
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Kinerja Guru * KepemimpinanDirektif
.638 .408 .733 .537
Means: Y dan X2
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
Kinerja Guru * Reinforcement KS
30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Report
Kinerja Guru Reinforcement KS Mean N Std. Deviation
25 41.00 1 . 28 49.67 3 6.658 30 54.00 1 . 31 50.00 2 1.414 32 50.50 2 3.536 33 56.00 1 . 34 61.00 2 .000 35 56.00 1 . 36 64.60 5 1.342 37 59.33 3 5.033 38 64.25 4 1.500 39 65.50 2 2.121 40 66.67 3 1.528 Total 58.93 30 7.538
ANOVA Table
Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
Kinerja Guru * Reinforcement KS
Between Groups
(Combined)
1470.917 12 122.576 11.776 .000
Linearity 1269.809 1 1269.809 121.99
4 .000
Deviation from Linearity
201.108 11 18.283 1.756 .144
Within Groups 176.950 17 10.409
Total 1647.867 29
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Kinerja Guru * Reinforcement KS .878 .771 .945 .893
Regression X1 dan X2 terhadap Y
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed
Method
1 Reinforcement KS, KepemimpinanDirektifb
. Enter
a. Dependent Variable: Kinerja Guru b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .906a .821 .808 3.305 1.772
a. Predictors: (Constant), Reinforcement KS, KepemimpinanDirektif b. Dependent Variable: Kinerja Guru
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1353.009 2 676.504 61.947 .000b
Residual 294.858 27 10.921
Total 1647.867 29 a. Dependent Variable: Kinerja Guru b. Predictors: (Constant), Reinforcement KS, KepemimpinanDirektif
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -9.931 6.978 -1.423 .166 KepemimpinanDirektif .882 .319 .261 2.760 .010 .743 1.345
Reinforcement KS 1.373 .174 .746 7.899 .000 .743 1.345
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Coefficient Correlationsa
Model Reinforcement KS KepemimpinanDirektif
1
Correlations Reinforcement KS 1.000 -.507
KepemimpinanDirektif -.507 1.000
Covariances Reinforcement KS .030 -.028
KepemimpinanDirektif -.028 .102
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
CollinearityDiagnosticsa
Model Dimension
Eigenvalue
Condition Index
Variance Proportions
(Constant) KepemimpinanDirektif Reinforcement KS
1
1 2.989 1.000 .00 .00 .00
2 .007 20.872 .35 .04 .90
3 .004 27.447 .65 .95 .10
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Charts
Regression X1 Y
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed
Method
1 KepemimpinanDirektifb
. Enter
a. Dependent Variable: Kinerja Guru b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .638a .408 .386 5.905
a. Predictors: (Constant), KepemimpinanDirektif
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 671.674 1 671.674 19.266 .000b
Residual 976.193 28 34.864
Total 1647.867 29 a. Dependent Variable: Kinerja Guru b. Predictors: (Constant), KepemimpinanDirektif
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 7.100 11.858 .599 .554
KepemimpinanDirektif
2.160 .492 .638 4.389
.000
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Regression X2 Y
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed
Method
1 Reinforcement KSb . Enter
a. Dependent Variable: Kinerja Guru b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .878a .771 .762 3.675
a. Predictors: (Constant), Reinforcement KS
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1269.809 1 1269.809 94.046 .000b
Residual 378.058 28 13.502
Total 1647.867 29 a. Dependent Variable: Kinerja Guru b. Predictors: (Constant), Reinforcement KS
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2.782 5.829 .477 .637
Reinforcement KS
1.617 .167 .878 9.698 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
BIOGRAFI PENULIS
Nama Lengkap : Rizal Daipaha, S.Pd.I.
NIM : 12010150051
Tempat Tanggal Lahir : Tilamuta Kab. Gorontalo, 05 Desember 1984
Jenis Kelamin : Laki-laki
Program Studi Pilihan : Pendidikan Agama Islam
Konsentrasi Jurusan : Supervisi Pendidikan Islam
Pekerjaan : Guru Pendidikan Agama Islam di Gorontalo
Email : rizaldaipaha47@gmail.com
Hp : 085256565941
FOTO KEGIATAN PENELITIAN
1. Foto Penelitian dengan Bapak Drs. Alkuwato Pengawas PAI Kabupaten
Boalemo ( 16 Mei 2017 )
2. Foto Penelitian dengan Bapak Syarifudin Manto, S.Pd.I. guru PAI
SMPN 1 Tilamuta Kabupaten Boalemo ( 17 Mei 2017 )
3. Foto Penelitian dengan Bapak Siradjudin A. Lumani, S.Ag. guru PAI
SMPN 2 Tilamuta Kabupaten Boalemo ( 18 Mei 2017 )
4. Foto Penelitian dengan Bapak Agus Rahman, S.Ag. guru PAI SMPN 1
Tilamuta Kabupaten Boalemo ( 19 Mei 2017 )