Post on 15-Jan-2016
description
1. Harga Mutlak
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita diharapkan pada permasalahan yang berhubungan dengan jarak. Misalnya kita ingin menghitung jarak antara kota yang satu dengan kota yang lainya, atau jarak antara dua patok tertentu. Dalam kaitannya dengan pengukuran jarak antara dua tempat ini, timbulah sesuatu keistimewaan, bahwa jarak ini harganya selalu positif. Dengan kata lain pengukuran jarak antara dua tempat nilainya tidak pernah negatif.
Secara khusus, dalam matematika untuk memberikan jaminan bahwa sesuatu itu nilainya selalu positif diberikanlah suatu pengertian yang sering kita namakan sebagai harga mutlak. Jadi, harga mutlak atau nilai mutlak adalah suatu konsep dalam matematika yang menyatakan selalu positif.
Secara matematis pengertian harga mutlak dari setiap bilangan real x yang ditulis dengan simbol │x│, ialah nilai positif dari nilai x dan -x. Untuk lebih jelasnya lagi, kita akan merancang konsep harga mutlak dari suatu bilangan real x hubungannya dengan konsep jarak secara geometri dari x ke 0. Sekarang kita perhatikan penjelasan untuk jarak pada garis bilangan seperti berikut ini
Untuk setiap bilanga real x, harga mutlak dari x ditulis │x│dan
x , x > 0
│x│=
-x , x < 0
Contoh:
(a)│3│ = 3
(b)│(-3)│= -(-3)= 3
(c) │ 12
│= 12
(d) │0│= 0
(e) ││-2│-│-6││= │2-6│=│-4│= 4
(f) 13 + │-1-4│-3-│-8│=13+│-5│-3-8 = 13 + 5 - 3 - 8 = 7
2. Persamaan dan Kesamaan
Teorema 1
Jika P(x), Q(x), dan R(x) bentuk-bentuk akar dalam x, maka untuk setiap nilai x, yang mana P(x), Q(x) dan R(x) real, kalimat terbuka P(x) = R(x) adalah ekuvalen dengan tiap-tiap dari yang berikut :
A. P(x) +R(x) = Q(x) +R(x)
untuk x € {x/ R(x) ≠ 0
B. P(x) .R(x) = Q(x) .R(x)
C. P(x)R (x)
<Q(x)R(x )
3. Persamaan Harga Mutlak
Sebagaimana telah kita ketahui dalam membahas fungsi rasional, bahwamuntuk setiap bilangan real x, bahwa √x2 real dan tidak negatif, dan juga jika x ≥ 0 maka √x2 = x karena x adalah satu-satunya bilangan yang tidak negatif dan kuadratnya sama dengan x2. Jika x < 0, maka √x2 = -x, karena (-x) > 0 dan (-x)2 = x2. Jadi untuk setiap bilangan real x
√x2 = │x│= x jika x ≥ 0
= -x jika x < 0
(Ingat bentuk-bentuk akar dan bilangan berpangkat).
Selanjutnya dengan memperhatikan definisi harga mutlak dan kaitannya dengan
penarikan akar di atas, kita akan melihat beberapa teorema harga mutlak, diantaranya
Teorema 2
Untuk setiap bilangan real x berlaku
(a) │x│=│-x │
(b)│x2 │= │-x2 │= x
Bukti (a) : │x │= √x2
= √(-x2) = │-x│
Bukti (b) : │x│2= (√x2) 2 = (x) 2 jika x > 0
= (-x) 2 jika x < 0
= x 2 ………………(1)
│x2│= √(x2) 2 = (x2 ) sebab x 2 > 0
= x 2 ……………..(2)
Dari (1) dan (2)
│x│2 │x2 │= x2
Teorema 3
Untuk setiap x € R dan y € R (himpunan bilangan real), maka berlaku
(a) │xy│=│x│.│y│
(b) |xy|= │ x││ y │
A. PERTIDAKSAMAAN DENGAN HARGA MUTLAK
1. Pertidaksamaan
Pertidaksamaan adalah kalimat matematika terbuka yang memuat ungkapan >, ≥, <, atau ≤. Sedangkan ketidaksamaan atau pertidaksamaan mutlak (absolut) adalah pertidaksamaan yang selalu benar untuk setiap nilai pengganti variabelnya. Suatu pertidaksamaan yang selalu salah untuk setiap pengganti variabelnya disebut pertidaksamaan palsu.
Contoh:
(a) x ≠ y
(b) x < y
(c) 2x ≥ 5
(d) x2 - 5 + 6 ≤. 6
(e) │1 – x│> 2,dan sebagainya , untuk setiap x, y € R (himpunan bilangan real).
Seperti pada persamaan dalam pertidaksamaan tidak berlaku untuk setiap pengganti variabelnya. Nilai-nilai variabel yang memenuhi pertidaksamaan disebut penyelesaian, dan himpunan semua pengganti variabel yang menyebabkan pertidaksamaan itu menjadi kalimat tertutup yang benar disebut himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan.
Sebaliknya, suatu pertidaksamaan mutlak atau pertidaksamaan absolut adalah suatu pertidaksamaan yang selalu benar untuk setiap nilai pengganti variabelnya. Pertidaksamaan mutlak ini sering pula disebut ketidaksamaan dan tentunya ketidaksamaan ini merupakan kalimat matematika tertutup.
Contoh :
(1). (x - 1)2 ≥ 0
(2). x + 2 > x + 1
(3). -3x2 - 7x - 6 < 0
(4). -(x - 1)2 ≤ 0
(5).│3x–4│ > - │ -1│
Selain itu ada pula suatu pertidaksamaan yang selalu salah untuk setiap pengganti variabelnya yang disebut pertidaksamaan palsu.
Contoh:
(1). x2 + 2 ≤ 0
(2). x + 2 ≥ x + 3
(3). (x - 2)2 < 0
(4).│2x - 3│ > -│-x│
2. Sifat-sifat Pertidaksamaan
Teorema 4
Jika P(x), Q(x), dan R(x) adalah ungkapan-ungkapan dalam x, maka untuk semua harga-harga x, P(x), Q(x), dan R(x) yang real, kalimat terbuka P(x) < Q(x) adalah ekivalen dengan tiap-tiap dari yang berikut:
A. P(x) + R(x) < Q(x) + R(x)
B. P(x) . R(x) < Q(x) . R(x)
untuk x € { x/R(x) > 0 }
C.P(x)R (x)
<Q(x)R(x )
D. P(x). R(x) > Q(x) . R(x)
untuk x € { x/R(x) > 0 }
E.P(x)R (x)
>Q(x)R(x )
demikian pula untuk kalimat terbuka P(x) ≤ Q(x) adalah ekuivalen dengan kalimat-kalimat terbuka dari bentuk A sampai bentuk E dengan mengganti < (atau >) dengan ≤ (atau ≥) dengan syarat yang sama pula, yaitu R(x) > 0 dan R(x) < 0 seperti di atas.
3. Pertidaksamaan Harga Mutlak
Teorema 5
Jika x € R, a € R, dan a > 0, maka x < a, jika dan hanya jika -a < x < a.
Untuk membuktikan teorema ini harus dibuktikan dua bagian, yaitu:
(1). Jika│x│< a, maka -a < x < a.
(2). Jika -a < x < a, maka │x│ < a
Bukti:
Untuk tiap x € R,│x│ ≥ 0.
Karena a > 0, maka -a < 0
Jadi untuk tiap x, -a <│x│ .
Sekarang kita pandang dulu untuk x > 0.
Dalam hal ini,│x│ = x.
Karena -a < │ x │,│x│ = x, dan │x│< a, maka -a < x < a (terbukti).
Sekarang kita pandang untuk x < 0
Dalam hal ini │ x│= -x.
Karena -a < │x│ , │ x│ = -x, dan │x│< a, maka -a < -x < a.
Kalikan dengan (-1), diperoleh
a > x > -a atau -a < x < a (terbukti).
Teorema 6
Jika x € R, a € R, dan a > 0, maka│x│> a, jika dan hanya jika x < -a atau x > a.
Buktinya:
Misalnya │x│> a → x > a dan – a > x
-a > x ↔ x > a. Jadi kita mempunyai – a > x > a. Sebaliknya jika – a > x > a maka x > a dan - x > a. Sehingga │x│> a
Contoh:
Carilah himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan│ x + 1│< 3.
Penyelesaian :
Menurut teorema 5,
│ x + 1│< 3.
Jika dan hanya jika
-3 < x + 1 < 3
Tiap ruas ditambah dengan -1, didapat -4 < x < 2
Jadi himpunan penyelesaiannya
{ x / -4 < x < 2 }
Himpunan penyelesaian dapat pula ditulis dengan menggunakan simbul irisan :
{ x / x > -4 } ∩ { x / x < 2 }.
Teorema 7
Untuk setiap R, x ≤ │x│.
Bukti : Jika x ≥ 0, maka x = │x│(definisi)
Jika x < 0, maka x < │x │, sebab │x│≥ 0
Jadi dalam hal ini x ≤ │x│ .
Teorema 8
Jika x R, y R, maka
(1). │x - y│≥│x│-│y│
(2). │x +y│≤ │x│+│y│
PERTANYAAN DAN JAWABAN
Diketahui, sifat-sifat persamaan dan pertidaksamaan harga nilai mutlak:
A. Pertanyaan1. Persamaan Nilai Mutlak :
Untuk setiap x € R dan y € R (himpunan bilangan real), maka berlaku
(a) │xy│=│x│.│y│
(b) │xy│ =
│ x││ y │
(c) │x-y│=│y-x│
2. Pertidaksamaan Nilai Mutlak :
Jika x R, y R, maka
(a). │x - y│≥│x│-│y│
(b). │x +y│≤ │x│+│y│
B. Jawaban
1. Persamaan Nilai Mutlak :
(a) │xy│=│x│.│y│
│xy│ = √(xy)2
= √x2.y2
= √x2 . √y2
=│x│.│y│ ( Terbukti )
Atau
│x│.│y│ = √x2 . √y2
= √x2.y2
= √(xy)2
=│xy│( Terbukti )
(b) │xy│ =
│ x││ y │
│xy│=√( xy )
2
= √ x2
y2
=√ x2
√ y2 =
│ x││ y │
( Terbukti )
Atau
│ x││ y │
= √ x2
√ y2
= √ x2
y2
=√( xy )2
= │xy│ ( Terbukti)
2. Pertidaksamaan Nilai Mutlak :
(a). │x - y│≤│x│+│y│Menurut teorema 7 diatas
x ≤ |x| dan –x ≤ |-x| karena |–x| = |x| = x
juga -y ≤ |-y| = |y| dan y ≤ |y|
Dengan menjumlahkan didapat :
x – y ≤ |x| + |y| dan
(-x+y) = - (x – y ) ≤ |x| + |y|
dan menurut teorema 8 bagian 1
│x – y│≤│x│+│y│ (Terbukti)
(b). │x +y│ ≤ │x│+│y│
| x + y | = | x - (-y)| < | x | + | y |
Menurut teorema 2(a) : | y | = | -y |, maka | x + y | < | x | + | y | (Terbukti)
(c). │|x| - |y|│≤│x - y│
Tulis x = (x – y) + y maka, dengan menggunakan ketaksamaan segitiga akan dapat :
│x│ = │(x – y) + y│≤│x - y│+│y│. Jadi │x│-│y│≤│x - y│.
Kemudian dari
│y│=│y – x + x│≤│y – x│+│x│. Jadi -│x – y│= -│y – x│≤│x│-│y│.
Dari kedua kombinasi ini kita dapatkan yang akan dibuktikan.
Yakni: karena │x│-│y│≤│x - y│dan -│y – x│≤│x│-│y│maka │|x| - |y|│≤│x - y│
BARISAN DAN DERET
Barisan adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut suatu urutan tertentu. Bilangan-bilangan yang tersusun tersebut disebut suku. Perubahan di antara sukusuku berurutan ditentukan oleh ketambahan bilangan tertentu atau suatu kelipatan bilangan tertentu.
Jika barisan yang suku berurutannya mempunyai tambahan bilangan yang tetap,
maka barisan ini disebut barisan aritmetika. Misal:
a. 2, 5, 8, 11, 14, ……………. ditambah 3 dari suku di depannya
b. 100, 95, 90, 85, 80, …….. dikurangi 5 dari suku di depannya
Jika barisan yang suku berurutannya mempunyai kelipatan bilangan tetap, maka disebut
barisan geometri. Misal:
a. 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, ………. dikalikan 2 dari suku di depannya
b. 80, 40, 20, 10, 5, 2½, ………… dikalikan ½ dari suku di depannya
DERET
Deret adalah jumlah dari bilangan dalam suatu barisan. Misal:
Deret aritmetika (deret hitung) : 2 + 4 + 6 + 8 + 10 = 30
Deret geometri (deret ukur) : 2 + 4 + 8 + 16 + 32 = 62
BARISAN DAN DERET ARITMETIKA
Barisan Aritmatika
U1, U2, U3, …….Un-1, Un disebut barisan aritmatika, jika
U2 - U1 = U3 - U2 = …. = Un – Un-1 = konstanta
Selisih ini disebut juga beda (b) = b =Un – Un-1
Suku ke-n barisan aritmatika a, a+b, a+2b, ……… , a+(n-1)b
U1, U2, U3 …………., Un
Rumus Suku ke-n :
Un = a + (n-1)b = bn + (a-b) ® Fungsi linier dalam n
Misal: 2, 5, 8, 11, 14, ………an
a1 = 2 = a
a2 = 5 = 2 + 3 = a + b
a3 = 8 = 5 + 3 = (a + b) + b = a + 2b
a4 = 11 = 8 + 3 = (a + 2b) + b = a + 3b
an = a + (n-1) b
Jadi rumus suku ke-n dalam barisan aritmetika adalah:
b a a ( n 1 ) n 1 = + – atau S a ( n 1)b n 1 = + – dimana:
Sn = an = Suku ke-n
a1 = suku pertama
b = beda antar suku
n = banyaknya suku
contoh soal
1. Suatu barisan aritmatika suku ke 3 nya adalah -1 dan suku ke-7 nya 19. tentukan : U70
Solusi :
Kurangi U3 dengan U7
20 = 4b
Dari b=5, masukkan ke persamaan U7
19 =a +30
a= -11
U70 = 334
Deret Aritmetika (Deret Hitung)
a + (a+b) + (a+2b) + . . . . . . + (a + (n-1) b) disebut deret aritmatika.
a = suku awal
b = beda
n = banyak suku
Un = a + (n – 1) b adalah suku ke-n
Jumlah n suku
Sn = 1/2 n(a+Un)
= 1/2 n[2a+(n-1)b]
= 1/2bn² + (a – 1/2b)n ® Fungsi kuadrat (dalam n)
Keterangan:
Beda antara dua suku yang berurutan adalah tetap (b = Sn“)
Barisan aritmatika akan naik jika b > 0
Barisan aritmatika akan turun jika b < 0
Berlaku hubungan Un = Sn – Sn-1 atau Un = Sn’ – 1/2 Sn“
Jika banyaknya suku ganjil, maka suku tengah
Ut = 1/2 (U1 + Un) = 1/2 (U2 + Un-1) dst.
Sn = 1/2 n(a+ Un) = nUt ® Ut = Sn / n
Jika tiga bilangan membentuk suatu barisan aritmatika, maka untuk memudahkan perhitungan misalkan bilangan-bilangan itu adalah a – b , a , a + b
Contoh soal
1:Hitunglah jumlah bilangan antara 1 dan 400 yang habis dibagi 5 tetapi tidak habis dibagi 7
Jawab:
S=Jumlah bil. kelipatan 5 – Jumlah bil. kelipatan 35
_= (5+10+15+…+395) – (35+70+…+385)
_= -
_=
_= 15800 – 2130
_= 13490.
Contoh Soal 2: Seutas tali dipotong-potong menjadi 14 bagian yang panjangnya membentuk barisan aritmatika. Jika tali yang terpanjang 21 cm dan bagian terpendek 4 cm, tentukan panjang tali semula.
Jawab:
S = = 175 cm.
Contoh Soal 3:Di antara bilangan 3 dan 99 disisipkan 15 buah bilangan sehingga bilangan-bilangan yang disisipkan membentuk suatu barisan aritmatika. Cari beda barisan tersebut dan carilah jumlah deret aritmatika tersebut.
Jawab:
Logikanya, jika disisipkan 15 buah bilangan, maka renggang dari 3 sampai 99 ada (15+1)interval.
99 = 3 + 16d, maka d = 6. Jadi, bedanya adalah 6.
S = = 17.51 = 867.
BARISAN DAN DERET GEOMETRI
Barisan Geometri
BARISAN GEOMETRI
U1, U2, U3, ……., Un-1, Un disebut barisan geometri, jika
U1/U2 = U3/U2 = …. = Un / Un-1 = konstanta
Konstanta ini disebut pembanding / rasio (r)
Rasio r = Un / Un-1
Suku ke-n barisan geometri
a, ar, ar² , …….arn-1
U1, U2, U3,……,Un
Suku ke n Un = arn-1
® fungsi eksponen (dalam n)
Misal: 3, 6, 12, 24, 48, ……………..
a1 = 3 = a
a2 = 6 = 3 x 2 = a x r = ar
a3 = 12 = 6 x 2 = ar x r = ar2
a4 = 24 = 12 x 2 = ar2 x r = ar3
an = arn-1
Jadi rumus suku ke-n dalam barisan geometri adalah:
n 1
n a =ar - dimana:
an = suku ke- n (Sn)
a = suku pertama
r = rasio antar suku berurutan
n = banyaknya suku
Deret Geometri (Deret Ukur)
DERET GEOMETRI
a + ar² + ……. + arn-1 disebut deret geometri
a = suku awal
r = rasio
n = banyak suku
Jumlah n suku
Sn = a(rn-1)/r-1 , jika r>1
= a(1-rn)/1-r , jika r<1 ® Fungsi eksponen (dalam n)
Keterangan:
Rasio antara dua suku yang berurutan adalah tetap
Barisan geometri akan naik, jika untuk setiap n berlaku
Un > Un-1
Barisan geometri akan turun, jika untuk setiap n berlaku
Un < Un-1
Bergantian naik turun, jika r < 0
Berlaku hubungan Un = Sn – Sn-1
Jika banyaknya suku ganjil, maka suku tengah
_______ __________
Ut = Ö U1xUn = Ö U2 X Un-1 dst.
Jika tiga bilangan membentuk suatu barisan geometri, maka untuk memudahkan perhitungan, misalkan bilangan-bilangan itu adalah a/r, a, ar
DERET GEOMETRI TAK BERHINGGA
Deret Geometri tak berhingga adalah penjumlahan dari
U1 + U2 + U3 + …………………………
¥
å Un = a + ar + ar² …………………….
n=1
dimana n ® ¥ dan -1 < r < 1 sehingga rn ® 0
Dengan menggunakan rumus jumlah deret geometri didapat :
Jumlah tak berhingga S¥ = a/(1-r)
Deret geometri tak berhingga akan konvergen (mempunyai jumlah) untuk -1 < r < 1
Catatan:
a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + …….……….
Jumlah suku-suku pada kedudukan ganjil
a+ar2 +ar4+ ……. Sganjil = a / (1-r²)
Jumlah suku-suku pada kedudukan genap
a + ar3 + ar5 + …… Sgenap = ar / 1 -r²
Didapat hubungan : Sgenap / Sganjil = r