Post on 30-May-2018
MODEL PENERAPAN PEMBELAJARAN MUHMUHMUHMUH{{{{AAAA<<<<DDDD{{{{ARAHARAHARAHARAH DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH
MUALLIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Pendidikan Islam
Diajukan Oleh:
YUNAN NAWAWI NIM: 06420069
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2012
vii
MOTTO
رتواة ججالن و لم لكسا تالكهسنإ م فالسيال ةن تىرج عا لىلي1سب
“Siapa yang menginginkan keberhasilan tapi ia
tidak mau berusaha untuk meraihnya, maka
sesungguhnya hal itu adalah sebuah
kemustahilan”
.٤١. ص، )كلية املعلمني اإلسالمية(، يف علم البيان: غةالبال، األستاذ حممد غفران زين العامل، الشعر من أيب العتاهية
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi Ini Saya Persembahkan Untuk Almamaterku Tercinta
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
ix
ABSTRAK
Yunan Nawawi, Model Penerapan Pembelajaran Muh}a>d}arah dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta ditinjau dari aspek Public Speaking. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2012.
Suatu metode dalam proses pembelajaran merupakan faktor yang penting, maka muh}a>d}arah merupakan salah satu model teknik turunan dari pendekatan public speaking, oleh karena itu, sebuah lembaga pendidikan bahkan seorang guru pun harus benar-benar dapat memilih dan menentukan metode dan teknik pengajaran bahasa Arab yang tepat dan cocok diterapkan dalam proses belajar mengajar, disesuaikan dengan miliu (lingkungan) yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang penerapan model pembelajaran muh}a>d}arah dalam pembelajaran bahasa arab, ditinjau dari aspek public speaking. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan tekhik pengumpulan data melalui dokumentasi, wawancara mendalam dan observasi. Adapun proses analisis data melalui reduksi data, display data dan verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Model pembelajaran Muhadhoroh dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta merupakan model pembelajaran Pembelajaran bahasa Arab yang sesuai dengan kategori Public Speaking. Hal ini di sebabkan bahwa dalam kegiatan Muh}a>d}arah terdapat aspek Public Speaking dan sesuai dengan teori yang ada.
x
التجريد تطبيق تعليم احملاضرة يف تعليم اللغة العربية يف املدرسة املعلمني ،يونان نواوي
كلية التربية و التعليم جامعة سونان كاليجاكا اإلسالمية : يوكياكرتا. ياكرتاحممدية يوك . ٢٠١٢ ،احلكوميةالطريقة يف عملية التعليم وهي عامل مهم من العوامل املوجودة يف تعليم اللغة public(تتدارج من املدخل ) public speaking(فاحملاضرة من تكنيك . العربية
speaking (تار املدرس و املؤسسة التربوية الطريقة املطابقة و يطبقها يف عملية فالبد أن خي . التعليم و التعلم املالئمة بالبيئة املوجودة
يقصد البحث لبيان تطبيق تعليم احملاضرة يف تعليم اللغة العربية و وصفه من ناحية )public speaking(، و نوع البحث وهو الدراسة امليدانية )field research (
احملادثة (من تطبع الوثائق و املقابلة باستخدام املدخل الوصف الكمي و طريقة مجع البيانات و املالحظة و عملية حتليل البيانات بتكنيك تنقيص البيانات و استعراضها و ) الصحفى . مراجعة
:تدل نتيجة البحث على أن تعليم طرز من يوكياكرتا مديةاحمل املعلمني باملدرسة العربية للغة احملاضرة تعليم طراز .١
ناحية احملاضرة يف توجد ألن) )public speaking (بـاملدخل املطابقة العربية اللغة ).)public speaking (عن النظرية يف كما نوعها و احملاضرة
xi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillah, jutaan puja dan puji syukur yang tak henti-hentinya kami
panjatkan kepada Allah S.W.T. Pemilik jiwa ragaku yang Maha pengasih dan
penyayang yang senantiasa memberikan nikmat berupa detakan jantung, aliran
darah dan segala kekuatan untuk melangkah sehingga penulis bisa menyelesaikan
skripsi yang sederhana ini.
Shalawat beserta salam kami haturkan pada junjungan Nabi Muhammad
S.A.W . Pembawa lentera terang di tengah-tengah pekatnya kejahiliyahan hingga
atas ajaranya membuat kita selalu jatuh cinta kepada Islam sebagai agama
rahmatan lilalamin.
Penulisan skripsi ini merupkan kajian sederhana “tentang Model
Penerapan Pembelajaran Muhadhoroh Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di
Madrasah Mu’alimin Muhamdiyah Yogyakrta Dtinjau Dari Aspek Public
Speaking” guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
(strata I) Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidaklah akan terwujud
tanpa adanya sumbangsih bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati kami
mengucapkan ribuan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Dr. Hamruni, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
xii
2. Bapak Rodhi, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Drs. Dudung Hamdun, M. S.I. Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
4. Bapak Maksudin, MA selaku penasehat akademik yang telah memberikan
arahan selama kuliah.
5. Bapak Zainal Arifin, MAg selaku pembimbing yang telah membimbing dan
memberi arahan selama penulisan skripsi
6. Segenap Dosen dan TU Jurusan PBA
7. Bapak selaku Direktur Madrasah Mu’alimin Muhamadiyah Yogyakrta.
8. Bapak Tijani M.Hum selaku Kaur Pengembangan Bahasa Madrasah
Mu’alimin Muhamdiyah Yogyakarta.
9. Ayah dan Ibuku serta sanak saudaraku yang tak henti-hentinya mendoakanku
dan memotivasiku untuk segera menyelesaikan kuliah.
10. Pujaan hatiku dan calon ibu dari anak-anaku Adinda Hilfa Manggala yang tak
henti-hentinya mendoakanku untuk segera pulang
11. Segenap KAHMI UIN Sunan Kalijaga Terima kasih atas bimbingan
berharganya selama ini.
12. Keluarga Besar HMI Jateng DIY, HMI Cabang Yogyakarta,HMI KORKOM
UIN, Serta seluruh segenap HMI Komisariat di lingkup UIN Sunan
Kalijaga.Yang selalu meberikan pelajaran berharga tentang Iman Ilmu dan
Amal serta mengajariku arti kata “ Yakin Usaha Sampai”.
xiii
13. Segenap Sanak saudaraku di rantau warga dan pengurus IKAPMAL Sul-sel
yang tak henti-hentinya memberikan kenangan manis dalam bingkaian
kekeluargaan.
14. Segenap Warga IKAMI SUL-SEL yang selalu mengingatkan ku atas segala
bentuk budaya tanah kelahiranku
15. Segenap Sesepuh KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan) DIY yang
selalu mengajak kami dalam melestarikan budaya Sulwesi Selatan
16. Terkhusus Adik-adiku di HMI Komisariat Tarbiyah. “ Banyak kenangan yang
kalian berikan selama penulisan skripsi ini”.
17. Segenap teman-teman Alumni PM Gontor, khususan adinda Tosimpak, Dzikri,
Elfarobi, As’adullah, yang selama ini banyak membantu hingga acara
munaqosahku yang penuh kejutan.
18. Segenap rekan-rekan seperjuangan di jurusan PBA 2005-2006 yang selalu
memberikan support dan menemani dalam melanglang dunia mahasiswa akhir
yang semakin tertepi.
19. Semua pihak yang selalu memberikan bantuan dan motivasi yang tidak sempat
saya sebutkan satu-persatu.
Akhirnya penulis hanya bisa berdoa semoga amal baik mereka diterima di
sisi Allah dan diberi balasan dengan pahala yang berlipat ganda. Semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umunya. Amin.
Yogyakarta, 18 Juli 2012
Penyusun
Yunan Nawawi 06420069
xiv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Pedoman Transliterasi Arab-Latin ini merujuk pada SKB Menteri Agama
dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, tertanggal 22 januari 1988 No:
158/1987 dan 05436/U/1987.
I. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alif ……….. tidak dilambangkan أ
Bā' B be ب
Tā' T te ت
Śā' Ś es (dengan titik atas) ث
Jim J je ج
Hā' H ح·
ha (dengan titik di bawah)
Khā' Kh ka dan ha خ
Dal D de د
Źal Ź zet (dengan titik di atas) ذ
Rā' R er ر
Zai Z zet ز
Sīn S es س
Syīn Sy es dan ye ش
Şād Ş es (dengan titik di bawah) ص
Dād D ض·
de (dengan titik di bawah)
xv
Tā' ł te (dengan titik di bawah) ط
Zā' Z ظ·
zet (dengan titik di bawah)
Ayn …‘… koma terbalik (di atas)' ع
Gayn G ge غ
Fā' F ef ف
Qāf Q qi ق
Kāf K ka ك
Lām L el ل
Mīm M em م
Nūn N en ن
Waw W we و
% Hā' H ha
Hamzah …’… apostrof ء
Yā Y ye ي
II. Konsonan rangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap, contoh :
()*,-./0 ditulis muta‘aqqidīn
ditulis ‘iddah 2*ة
III. Tā' marbūtah di akhir kata.
1. Bila dimatikan, ditulis h:
ditulis hibah ه34
3)67 ditulis jizyah
xvi
(ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah
terserap ke dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat dan sebagainya,
kecuali dikehendaki lafal aslinya).
2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t:
ditulis ni'matullāh >.;3 ا8
ditulis zakātul-fitri زآ-ة ا@?<=
IV. Vokal pendek
____ (fathah) ditulis a contoh ب=C ditulis daraba
____(kasrah) ditulis i contoh DFG ditulis fahima
____(dammah) ditulis u contoh I/آ ditulis kutiba
V. Vokal panjang:
1. fathah + alif, ditulis ā (garis di atas)
3KL7-ه ditulis jāhiliyyah
2. fathah + alif maqşūr, ditulis ā (garis di atas)
M.N) ditulis yas'ā
3. kasrah + ya mati, ditulis ī (garis di atas)
*KO0 ditulis majīd
4. dammah + wau mati, ditulis ū (dengan garis di atas)
G ditulis furūd=وض
VI. Vokal rangkap:
1. fathah + yā mati, ditulis ai
DPQKR ditulis bainakum
xvii
2. fathah + wau mati, ditulis au
S, ditulis qaulل
VII. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan
dengan apostrof.
D/<اا ditulis a'antum
ditulis u'iddat ا2*ت
DT=PU (V@ ditulis la'in syakartum
VIII. Kata sandang Alif + Lām
1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-
ditulis al-Qur'ān ا@W=ان
ditulis al-Qiyās ا@KW-س
2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, ditulis dengan menggandengkan huruf
syamsiyyah yang mengikutinya serta menghilangkan huruf l-nya
X;Y@ا ditulis asy-syams
'ditulis as-samā ا@N;-ء
IX. Huruf besar
Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)
X. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut
penulisannya
ditulis zawi al-furūd ذوى ا@?=وض
3QN@اه] ا ditulis ahl as-sunnah
xviii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN...................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
HALAMAN PERBAIKAN SKRIPSI ............................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... vi
HALAMAN MOTTO. ..................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN. ..................................................................... viii
ABSTRAKSI ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR. .................................................................................... xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN............................................. xiv
DAFTAR ISI.................................................................................................... xviii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Rumusan Masalah. ................................................................... 4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. ............................................ 5
D. Telaah Pustaka. ........................................................................ 5
E. Landasan Teori......................................................................... 8
F. Metode Penelitian..................................................................... 30
G. Sistematika Pembahasan. ......................................................... 34
BAB II GAMBARAN UMUM MADRASAH MU’LLIMIN
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA ....................................... 36
xix
A. Letak Geografis........................................................................ 36
B. Sejarah Perkembangan............................................................. 37
C. Visi Misi dan Tujuan Pendidikan. ........................................... 42
D. Kurikulum................................................................................ 45
E. Struktur Organisasi .................................................................. 46
F. Keadaan Pimpinan, Guru, Karyawan dan Siswa ..................... 48
G. Sarana dan Prasarana ............................................................... 52
H. Prestasi ..................................................................................... 55
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 58
A. Dasar Pelaksanaan Muhadarah ................................................ 58
B. Tujuan Kegiatan Muhadarah.................................................... 59
C. Unsur-unsur yang Ada Dalam Muhadarah .............................. 60
D. Tujuan Pidato dalam Muhadarah ............................................. 70
E. Pola Penyampaian Pidato dalam Muhadarah........................... 71
F. Jenis Pidato Dalam Muhadarah................................................ 72
G. Unsur-unsur Pidato Yang Harus Disampaikan Dalam
Muhadarah................................................................................ 72
H. Teknik Pelaksanaan Muhadarah .............................................. 73
I. Sistem Pengawasan dan Evaluasi Kegiatan ............................. 79
J. Hambatan Para Siswa Saat Berpidato dalam Muhadarah........ 82
BAB IV PENUTUP .......................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................... 83
B. Saran......................................................................................... 83
xx
C. Kata Penutup ............................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 86
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia yang ada
di muka bumi ini, Bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia untuk
menyampaikan maksud dan tujuan serta pikirannya. Sebagai alat komunikasi,
bahasa tidak mungkin dapat berpisah dari manusia dan merupakan hal yang
terpenting di dalam kehidupannya. Sehingga tanpa bahasa, maka manusia
akan kesulitan untuk berkomunikasi, karena bahasa termasuk kebutuhan
manusia sebagai mahluk sosial dalam berhubungan dengan sesamanya, dan
bahasa pun menjadi kunci untuk dalam memahami ilmu pengetahuan.
Bahasa Arab telah lama masuk ke Indonesia, yaitu seiring dengan awal
masuknya agama Islam ke nusantara. Sekarang ini bahasa Arab dipelajari
minimal khususnya di Indonesia berlandaskan dua alasan, pertama karena
alasan komunikasi. Maksudnya, bahasa Arab dipelajari untuk komunikasi
dengan pengguna bahasa asli. Alasan kedua, karena tuntutan serta tuntunan
dari agama. Karena di Indonesia mayoritas pemeluk agama Islam, sehingga
bahasa Arab menjadi hal penting. Hal ini disebabkan dalam agama Islam
mayoritas literatur-literaturnya menggunakan bahasa Arab, apalagi kitab suci
agama Islam menggunakan bahasa Arab. Sehingga setiap orang yang ingin
mendalami agama Islam, maka dia haruslah mendalami bahasa Arab.
2
Dalam perkembangannya Bahasa Arab merupakan bahasa ilmu
pengetahuan telah diakui peranannya oleh lembaga internasional, bahkan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam sejarah itu mereka membuat
keputusan yang menetapkan bahwa bahas Arab salah satu bahasa resmi yang
dipergunakan dalam Lembaga Internasional.1 Kemudian, di era teknologi
yang semakin berkembang saat ini, dimana komunikasi semakin berkembang,
bahasa sebagai alat komunikasi semakin memiliki peran yang sangat penting.
Tidak terlepas bahasa Arab, tentu memiliki peran yang sangat urgen.
Dalam pembelajaran dan pengajaran bahasa Arab banyak terjadi
problematika tentang bagaimana pembelajarannya dan pengajarannya
diantaranya adalah problema Linguistic, problematika linguistik adalah
kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran yang
diakibatkan oleh karakteristik bahasa Arab itu sendiri sebagai bahasa Asing
bagi anak-anak Indonesia. Yang kedua adalah problema sosiologis, selain
Bahasa Arab adalah bahasa asing bagi kita, faktor lingkungan juga menjadi
problematika dalam pengajarannya dan pembelajarannya, karena dalam
keseharian anak didik kita belum tercipta lingkungan berbahasa Arab (bi’ah
lugawiyah) yang kontinyu dalam kehidupan sehari-hari kecuali di institusi
pendidikan yang menerapkan sistem asrama seperti pondok pesantren dan
tempat-tempat kursus bahasa asing.
Dengan demikian, untuk meningkatkan minat belajar bahasa Arab,
hendaknya bahasa Arab diperkenalkan kepada anak sejak dini agar anak
1H. Syamsudin, Uswatun Hasanah, Konstruksi Apositif Dalam Bahasa Arab, (Yogyakarta
1993), hlm. 1.
3
tertarik dan mengenal bahasa Arab. Bagi sekolah yang berbasis Islam,
pembelajaran bahasa Arab seharusnya lebih diperhatikan dari bahasa yang
lain dengan kurikulum yang sudah ditetapkan oleh Departemen Agama yang
bertujuan agar anak didik dapat mengenal Bahasa Arab sejak dini.2
Dalam meningkatkan kreasi pembelajaran bahasa Arab, beberapa
pesantren telah menerapkan muha>d}arah (Latihan Pidato dengan bahasa Arab),
muha>d}arah secara sederhana dapat diartikan dengan latihan pidato atau dalam
bahasa Arab juga sering disebut khit}a>bah mimba>riyah, dengan pola
komunikasi satu arah, maka diharapkan dari muha>d}arah ini memberikan
manfaat bagi santri dalam belajar bahasa Arab, selain bermanfaat bagi
pengembangan bahasa, muha>d}arah juga bisa menjadi ajang latihan mental
berbicara di depan khalayak pendengar, juga meningkatkan kreativitas santri
dalam mengeksplorasi tema-tema dalam muha>d}arah.
Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta salah satu
Lembaga pendidikan formal di bawah naungan Muhammadiyah yang ada di
wilayah Yogyakarta. Madrasah tertua di Yogyakarta ini memiliki kurikulum
Pelajaran Bahasa Arab. Sesuai dengan visi-misinya untuk mencetak kader
ummat yang berkualitas, dan sebagai penunjang mata pelajaran bahasa Arab
maka dibentuklah kegiatan ekstra kurikuler program muha>d}arah (latihan
pidato berbahasa Arab) yang bertujuan sebagai penunjang skill berbahasa
Arab dengan hasil yang optimal.
2A. Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2005), hlm.
11.
4
Selaras dengan Teori behavorisme mengatakan bahwa belajar bahasa
adalah proses fisiologi indrawi yang bertujuan membentuk kebiasaan bahasa
yang dimanfaatkan pelajar ketika menghadapi rangsangan atau stimulus yang
serupa dengan yang dihadapinya, yang menjadi perhatian dalam pembelajaran
adalah “faktor-faktor eksternal” dan bahwa merekayasa lingkungan
pembelajaran” adalah cara yang efektif untuk mencapai tujuan.3
Dari penjelasan di atas, penulis tertarik meneliti kegiatan/model
pembelajaran muha>d}arah di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah
Yogyakarta, diantaranya, Madrasah Mu’allimin dipandang sebagai madrasah
tertua di Yogyakarta yang menggunakan sistem pendidikan modern, dan
kedua madrasah Mu’allimin menerapkan sistem asrama (maskan) dalam
pendidikannya sebagai pendukung atas terselenggaranya lingkungan
berbahasa (bi’ah lugawiyah) yang sangat mendukung bagi perkembangan
pendidikan berbahasa asing, selain itu juga dengan modal pendidikan bahasa
yang didapatkan di madrasah tersebut para alumni banyak mengenyam
pendidikan di luar negeri, dan banyak menjadi tokoh masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
Bagaimana model penerapan pembelajaran muha>d}arah dalam pembelajaran
Bahasa Arab di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta?
3 Abdul Chair, Psikolinguistic Kajian Teoritik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), hlm.
5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mendeskripsikan secara mendalam model pembelajaran muh}a>d}arah
dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Mu’allimin
Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Kegunaan Penelitian
a. Menambah dan memperkaya khazanah keilmuan dalam dunia
pendidikan bahasa Arab yang akan datang.
b. Sebagai sarana evaluasi bagi guru bahasa Arab di sekolah guna
meningkatkan mutu pengajaran bahasa Arab.
c. Menambah wawasan dan memberi manfaat yang besar bagi peneliti
sebagai calon pendidik bahasa Arab, setidak-tidaknya dapat dijadikan
bahan pertimbangan dalam mengajar bahasa Arab.
D. Telaah Pustaka
Penelitian seperti yang penulis lakukan sebenarnya, sudah pernah
dilakukan oleh penelitian sebelumnya. Seperti penelitian yang ditulis oleh
saudari Siti Maria Ulfa, dengan judul “Aktifitas Public speaking Sebagai
Usaha kaderisasi Mubaligh (Study Kasus Atas Muh}a>d}arah Program
Takhassus Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Wahid Hasyim, Gaten,
Condong Catur, Depok, Sleman Yogyakarta). Latar belakang penelitian
tersebut berawal dengan melihat fenomena bawasannya tidak semua seorang
Da’i (mubaligh) memahami aktifitas untuk menyampaikan dan mengatur
6
kegiatan-kegiatan dakwah, sehingga dakwah yang di sampaikan oleh
mubaligh sulit di terima dan dipahami oleh sasaran dakwah. Untuk dapat
mengemas pesan-pesan dakwah dan penyampaiannya pada khalayak, di
perlukan latihan dan persiapan yang matang, terutama bagi calon mubalig
sejak dini dengan demikian latihan berbicara di depan umum (public
speaking) merupakan salah satu modal penting yang harus di miliki oleh
seorang mubaligh. Adapun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa;
pelaksanaan kegiatan Muhadarah di program takhassus Madrasah Wahid
Hasyim merupakan kegiatan Public Speaking yang bertujuan untuk membina
kader-kader Dai di masa yang akan datang, dengan memberikan bimbingan
dan bekal retorika. Selanjutnya menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan
muha>d}arah ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan bahasa asing, yaitu
bahasa Arab dan bahasa Inggris.
Penelitian yang ditulis oleh Rita Haryati yang berjudul “Pelaksanaan
Program Arabic Morning Di Madrasah Ibtidaiyyah Wahid Hasyim
Yogyakarta”. Latar belakang penelitian tersebut adalah adanya anggapan
siswa MI Wahid Hasyim bahwa pelajaran bahasa Arab merupakan pelajaran
yang membosankan, sehingga di bentuk program Arabic Morning sebagai
penunjang mata pelajaran bahasa Arab. Adapun hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa tujuan pelaksanaan Arabic Morning di MI Wahid
Hasyim adalah untuk menumbuhkan semangat siswa dalam berbahasa Arab.
Materi yang di ajarkan yaitu kosakata yang berkaitan dengan kehidupan
7
sehari-hari. Metode yang di gunakan adalah metode bernyanyi yang
merupakan salah satu dari metode langsung.
Setelah menelaah beberapa telaah pustaka yang di sebutkan di atas
maka penulis memilih judul Model Penerapan Pembelajaran Muha>d}arah di
Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Adapun yang
membedakan penelitian ini dari penelitian yang di atas menunjukkan: Pertama
bahwasannya latar belakang masalah adalah untuk mencoba menjawab
problematika tentang bagaimana pembelajarannya dan pengajarannya
diantaranya adalah problema Linguistic, problematika linguistik adalah
kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran yang
diakibatkan oleh karakteristik bahasa Arab itu sendiri sebagai bahasa asing
bagi anak-anak Indonesia. Yang kedua adalah untuk menjawab problema
sosiologis, selain bahasa Arab adalah bahasa asing bagi kita, faktor
lingkungan juga menjadi problematika dalam pengajarannya dan
pembelajarannya, karena dalam keseharian anak didik kita belum tercipta
lingkungan berbahasa Arab (bi’ah lugawiyah) yang kontinyu dalam
kehidupan sehari-hari, kecuali di institusi pendidikan yang menerapkan sistem
asrama seperti pondok pesantren dan tempat-tempat kursus bahasa asing.
Yang ketiga Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta salah satu
Lembaga pendidikan formal di bawah naungan Muhammadiyah yang ada di
wilayah Yogyakarta. Madrasah tertua di Yogyakarta ini memiliki kurikulum
pelajaran bahasa Arab. Sesuai dengan visi-misinya untuk mencetak kader
ummat yang berkualitas, dan sebagai penunjang mata pelajaran bahasa Arab
8
maka dibentuklah kegiatan ekstra kurikuler Program muh}a>d}arah (latihan
pidato Berbahasa Arab) yang bertujuan sebagai penunjang skill berbahasa
Arab dengan hasil yang optimal.
Adapun hasil dari penelitian ini akan menunjukkan bahwa;
1. Model pembelajaran muh}a>d}arah dalam pembelajaran bahasa Arab di
Madrasah Mu’alimin Muhammadiyah Yogyakarta merupakan model
pembelajaran bahasa Arab yang sesuai dengan kategori Public Speaking.
Hal ini disebabkan bahwa dalam kegiatan muh}a>d}arah terdapat aspek
public Speaking dan sesuai dengan teori yang ada.
2. Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan bahwa muh}a>d}arah sebagai
model pembelajaran bahasa Arab yang menekankan pada aspek skil dalam
maha>rah kalam. muh}a>d}arah juga dapat di katakan sebagai kegiatan
pendukung dalam terwujudnya biah lugawiyah (lingkungan berbahasa)
dalam pembelajaran bahasa Arab.
E. Landasan Teori
1. Teori Model Pembelajaran
a. Pengertian Model pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang di gunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran
mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan di gunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam
9
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan
kelas (Arends, 1997: 7). Sedangkan menurut Joyce dan Weil
menyatakan bahwa model mengajar merupakan model belajar, dengan
model tersebut guru dapat membantu siswa untuk mendapatkan atau
memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan
mengesprsikan ide diri sendiri. Selain itu mereka juga mengajarkan
bagaimana mereka belajar.4
b. Macam-macam model Pembelajaran5
1) Model pembelajaran langsung
Model pembelajaran langsung merupakan model
pembelajaran yang lebih berpusat pada guru dan lebih
mengutamakan strategi pembelajaran efektif guna memperluas
informasi materi ajar.
2) Macam-Macam Pembelajaran Langsung
a) Ceramah, merupakan suatu cara penyampaian informasi
dengan lisan dari seorang kepada sejumlah pendengar.
b) Praktek dan latihan, merupakan suatu teknik untuk membantu
siswa agar dapat menghitung dengan cepat yaitu dengan
banyak latihan dan mengerjakan soal.
c) Ekspositori, merupakan suatu cara penyampaian informasi
yang mirip dengan ceramah, hanya saja frekuensi
pembicara/guru lebih sedikit.
4 Trianto Mpd, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta : PT Bumi Askara, 2011), hlm 51.
5 http://www.scribd.com/mister_candera/d/32146192-Model-Pembelajaran.
10
d) Demonstrasi, merupakan suatu cara penyampaian informasi
yang mirip dengan ceramah dan ekspositori, hanya saja
frekuensi pembicara/guru lebih sedikit dan siswa lebih banyak
dilibatkan.
3) Ciri-Ciri pada Pembelajaran Langsung
a) Proses pembelajaran didominasi oleh keaktifan guru.
b) Suasana kelas ditentukan oleh guru sebagai perancang kondisi.
c) Lebih mengutamakan keluasan materi ajar daripada proses
terjadinya pembelajaran.
d) Materi ajar bersumber dari guru
4) Tujuan Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung dikembangkan untuk
mengefisienkan materi ajar agar sesuai dengan waktu yang
diberikan dalam suatu periode tertentu. Dengan model ini cakupan
materi ajar yang disampaikan lebih luas dibandingkan dengan
model-model pembelajaran yang lain.
c. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidaktidaknya tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar
akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan
keterampilan sosial.
11
Menurut Slavin, pembelajaran kooperatif, merupakan model
pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki
kemampuan heterogen.
Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu
pada model pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil
saling membantu dalam belajar.
Eggen dan Kauchak, mendefinisikan pembelajaran kooperatif
sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa
saling membantu dalam mempelajari sesuatu.
1) Macam-macam Model Pembelajaran cooperative
a) Student Teams Achievement Division (STAD)
b) Group Investigation
c) Jigsaw
d) Structural Approach
2) Ciri-Ciri dan Tahapan pada Model Kooperatif
a) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menyelesaikan materi belajar,
b) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan
tinggi, sedang dan rendah,
c) Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya,
suku, jenis kelamin yang berbeda-beda,
d) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada
individu.
12
d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
1) Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam
membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
2) Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras,
budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan.
Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain.
3) Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang
dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.
2. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang
efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini
membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam
benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial
dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan
pengetahuan dasar maupun kompleks.
Macam-Macam Pembelajaran Berdasarkan Masalah
a. Pembelajaran berdasarkan proyek (project-based instruction),
pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa untuk bekerja
mandiri dalam mengkonstruk pembelajarannya.
13
b. Pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-based instruction),
pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa melakukan
percobaan guna mendapatkan kesimpulan yang benar dan nyata.
c. Belajar otentik (authentic learning), pendekatan pengajaran yang
memperkenankan siswa mengembangkan ketrampilan berpikir dan
memecahkan masalah yang penting dalam konteks kehidupan nyata.
d. Pembelajaran bermakna (anchored instruction), pendekatan
pembelajaran yang mengikuti metodologi sains dan memberi
kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
3. Teori Belajar Bahasa
Menurut behaviorisme, bahasa merupakan prilaku, perlaku bahasa
itu dapat diperoleh melalui belajar seperti halnya perilaku-perilaku
lainnya. Kaitannya dengan pengajaran bahasa, para pakar Behavioristik
berpendapat bahwa belajar bahasa adalah proses fisiologi indrawi yang
bertujuan membentuk kebiasaan bahasa yang dimanfaatkan pelajar ketika
menghadapi rangsangan atau stimulus yang serupa dengan yang
dihadapinya.
Belajar bahasa berlangsung dalam lima tahapan, yaitu:6
a. Trial and error
b. Mengingat
c. Menirukan
d. Mengasosiasikan
6Sri Utari S Nababan, Psikolinguistik Suatu Pengantar, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Umum, 1992), hlm. 100.
14
e. Menganalogikan
Dari lima tahapan tersebut, dapat kita lihat bahwa belajar bahasa
pada dasarnya merupakan proses pembentukan kebiasaan. Kebiasaan itu
muncul karena proses penyusutan kecenderungan respon dengan
menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam hal ini lingkungan
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar anak dalam proses belajarnya
menguasai bahasa.
Sistem pembiasaan, peniruan dan pengayaan harus diikuti secara
ketat untuk memperoleh bahasa asing tersebut seperti bahasa pertama.
Proses ini juga haruslah dilakukan sebelum masa kritis berakhir, oleh
karena itulah anak lebih mudah dalam belajar bahasa serta dapat
menguasai bahasa kedua tanpa jejak tekanan, yang orang dewasa tidak
bisa demikian. Tetapi jika belajar bahasa dilakukan setelah masa kritis ini
maka anak akan menemui kesulitan dalam menguasai bahasa.
Menurut Robert Lado, ada lima semboyan yang hendak
membimbing para guru dalam menerapkan hasil riset linguistic untuk
persiapan materi pengajaran dan teknik di kelas. Kelima semboyan itu
adalah sebagai berikut:7
a. Bahasa adalah ujaran, bukan tulisan
b. Bahasa adalah seperangkat kebiasaan
c. Ajarkanlah bahasa, bukan mengenai bahasa
7Abdul Muin, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka
Al Husna Baru, 2004), hlm. 139-149.
15
d. Bahasa adalah apa yang dikatakan oleh penutur asli, bukan apa yang
ditafsirkan oleh seseorang sesuatu yang harus diketahui
e. Bahasa itu berbeda-beda
Dari kelima semboyan itu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
ujaran tidak bisa diucapkan oleh pelajar melainkan harus ditiru.
4. Teori Pembelajaran Bahasa Arab
Pembelajaran menurut Krashen adalah pemerolehan bahasa yang
dilakukan secara sadar, seperti halnya, yang dilakukan oleh orang dewasa
yang mempelajari bahasa kedua pada latar formal. Semua aktivitas yang
dilakukan pastilah mempunyai tujuan. Pembelajaran bahasa merupakan
aktifitas yang dilakukan untuk menguasai bahasa tersebut secara aktif
maupun pasif. Namun tujuan pembelajaran bahasa secara terperinci adalah
tujuan praktis, estetis, filologis, dan linguistis.
Tujuan secara praktis yaitu, seseorang mempelajari bahasa (belajar
berbahasa) karena ingin dapat berkomunikasi dengan pemilik bahasa.
Tujuan secara estetis adalah agar seseorang meningkatkan kemahiran dan
penguasaannya dalam keindahan bahasa.Tujuan secara filologis agar dapat
mengungkapkan nilai-nilai kebudayaan yang terkandung dalam bahasa
tersebut. Tujuan secara linguistis yaitu seseorang mempelajari bahasa
dengan bahasa itu sendiri sebagai objeknya. Bahasa sebagai bidang ilmu.
Tujuan utamanya berusaha mengetahui kaidah-kaidah kebahasaan yang
terdapat pada bahasa itu.
16
Sistem pembelajaran bahasa Arab yang ideal adalah yang
mengantarkan siswa mempunyai keterampilan-keterampilan bahasa
(maharatullghah). Keterampilan-keterampilan itu antara lain:8
a. Menyimak atau mendengarkan (listening)
Menyimak merupakan keterampilan atau kemampuan
menyimak atau mendengarkan perbedaan bunyi unsur kata, dengan
unsur kata yang lain menurut makhraj huruf yang benar langsung dari
penutur asli maupun melalui rekaman. Berlaku pula unsur kata-kata
yang terpisah dari pemahaman maupun bunyi kata dalam kalimat
dengan pemahaman arti yang berbeda.
Dalam komunikasi linguistic, di satu pihak seseorang bertindak
berbicara, di pihak yang lain sebagai penyimak. Dalam diri penyimak
terjadi proses penyesuaian untuk memahami pembacaan sandi dalam
rangka memperoleh informasi lewat pendengaran.
Kemampuan mendengar bisa juga disebut kemampuan berfikir
karena kemampuan mendengar dapat dicapai melalui latihan-latihan
yang harus digalakkan dan terus menerus, penuh konsentrasi dari
motivasi dalam mendengar.
b. Berbicara (speaking)
Kemampuan dalam berbicara tidak hanya sekedar
menggerakkan bibir dan mengeluarkan suara, lebih dari itu terdapat
8Mansur Al Arabiyah, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, (Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, volume 1, Nomor 1, 2004), hlm. 83.
17
penyandian dan maksud yang terkandung dalam pikiran orang yang
berbicara.
Orang sering mengidentikkan kemampuan berbicara dengan
kemampuan berkomunikasi, karena berkomunikasi berarti kemampuan
berbicara dengan bahasa, tujuannya untuk menyampaikan maksud
yang terkandungnya dengan bahasa yang bermakna, dengan kecakapan
penggunaan bahasa bilamana atau kepada siapa ia berbicara. Jadi jelas
bahwa orang yang berbicara kemampuan penyandian dan kemampuan
mengucapkan sehingga dapat peralihan informasi dari penyampai
kepada objek penerima.
c. Membaca (reading)
Membaca dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa
tulis. Pendapat tersebut di atas lebih menitik beratkan pada perolehan
pesan-pesan lewat media tulis maupun media cetak dengan
keterampilan yang telah dimiliki oleh pembaca. Membaca merupakan
keterampilan yang mencakup dua hal yaitu mengenai simbol-simbol
tertulis dan memahami isinya.
Mengenal simbol bagi siswa yang dapat mempunyai latar
belakang kemampuan membaca dan menulis kata kesulitan untuk
mengembangkan kemampuan membacanya. Jadi kemampuan menulis
bahasa berpengaruh terhadap kemampuan membaca.
18
d. Menulis (writing)
Menulis dapat dikatakan dengan mengganti lambang-lambang
bunyi menjadi lambang-lambang tulisan dengan berbagai corak dan
bentuk. Menulis Bahasa Arab memerlukan kematangan sejak awal
dalam belajar yakni pada waktu belajar menulis Bahasa Arab.Masing-
masing huruf mempunyai perbedaan seperti rangkaian dan letak huruf
dalam kata. Kemampuan menulis dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
tingkatan yakni (a) kemahiran membentuk huruf besar; (b)
Kemampuan mengeja; (c) Kemahiran menyatakan pikiran dan
perasaan melalui tulisan atau pengarang.
5. Teori Public speaking
Public speaking merupakan salah satu model pembelajaran bahasa
Arab, penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Pengertian Public speaking:
1) Menurut Webster’s third New International dictionary: the act of
process of making speeches in public (Proses penyampaian
pembicaraan di depan public). The art of science of effective oral
communication with an audien (seni ilmu pengetahuan mengenai
komunikasi lisan yang efektif dengan para pendengar)
2) Joseph A. Devito mengatakan bahwa berbicara di depan umum 9
(public speaking) merupakan bentuk komunikasi dimana seorang
pembicara menghadapi pendengar dalam jumlah relatif besar
19
dengan pembicaraan yang relatif kontinyu, biasanya bertemu
muka.9
3) Dalam buku “Dasar-dasar Managemen Dakwah”, Drs H. Zaini
Muhtarom, MA, mendefinisikan public speaking sebagai
pembicaraan secara formal, diperdengarkan di depan khalayak
ramai, dan ada enam faktor yang saling berkaitan satu sama lain
dalam setiap proses berbicara di depan umum yaitu:
a) Pembicara yang merumuskan gagasan dan mengaturnya
b) Peluang yang mendorong perlunya dilakukan pembicaraan
c) Pendengar yang memerlukan pesan dan informasi
d) Isi uraian yang mengandung pikiran yang telah disusun
e) Tanggapan dari para pendengar
f) Media yang digunakan untuk komunikasi; bahasa, isyarat,
ekspresi dan lain-lain. 10
4) G. Sukadi dalam bukunya yang berjudul “Public speaking Bagi
Pemula” berpendapat bahwa berbicara di depan publik atau
sejumlah orang atau umum merupakan kegiatan yang pada
dasarnya dilakukan dalam rangka komunikasi, yaitu kegiatan
pembicara menyampaikan idenya secara tatap muka pada public.11
9Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, (Jakarta: Profesional Books, 1997), hlm.
361 10 Zaini Muchtarom, Dasar-Dasar Managemen Dakwah. (Yogyakarta: Penerbit Al
Amien dan IKFA, 1996), hlm. 92 11 G Sukadi, Public speaking Bagi Pemula (Jakarta; PT. Gramedia Widya Sarana
Indonesia, 1993), hlm. 17.
20
Dari beberapa definisi atau pengertian mengenai public
speaking tersebut di atas, dapat dipahami bahwa public speaking
merupakan seni berbicara di depan umum dimana suatu komunikasi
lisan yang efektif berlangsung secara berkesinambungan dalam mana
pesan dan lambang bersirkulasi ulang secara terus menerus antara
pembicara dan pendengar dengan maksud agar pendengar berfikir,
merasakan, dan bertindak sesuai dengan yang diharapkan oleh
pembicara.
Dalam artian yang sederhana, public speaking merupakan suatu
teknik mengomunikasikan pesan atau pendapat di depan banyak orang
dengan maksud agar orang lain memahami informasi yang
disampaikan atau bahkan mengubah pandangan atau pendapat
karenanya.
b. Unsur-unsur Dasar Public speaking:
1) Pembicara
Tugas pembicara adalah menyampaikan pesan yang sesuai
dengan keadaan atau tema yang ditentukan.
2) Topik atau materi yang akan disampaikan
Dalam public speaking harus ada materi yang disampaikan,
dan materi yang akan disampaikan perlu dipersiapkan dengan
sebaik mungkin.
21
3) Pendengar
Pendengar adalah orang-orang yang akan menerima materi
pembicaraan dari sang pembicara..
4) Forum/atau tempat yang ditentukan.
Hal ini menyangkut momentum atau tempat yang akan
menemukan antara pembicara dan pendengar dalam satu tempat.
5) Medium (media atau peralatan untuk menyampaikan pesan)
Media untuk menyampaikan pesan dapat berupa tulisan,
audio, video dan lain sebagainya.
6) Effect (dampak atau hasil dari penyampaian materi). Effect adalah
hasil akhir dari sebuah komunikasi yang disampaikan melalui
public speaking. Hal itu dapat diukur dari sikap dan tingkah laku
audien.12
c. Tujuan Public speaking
1) Motivation (motivasi)
Motivasi adalah dorongan dalam diri manusia untuk
bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan tersebut biasanya
didasari oleh adanya kebutuhan akan sesuatu hal, baik materi dan
non materi.
Motivasi dapat datang dari diri sendiri maupun dari orang
lain. Motivasi dalam diri sendiri biasanya berkat pengalaman,
sikap hidup, dan kematangan seseorang dalam melihat
12 M.S Hidayat, Public speaking dan Teknik Presentasi (Yogyakarta Graha Ilmu, 2006)
hal 24-50
22
kehidupannya. Setiap manusia pasti akan memerlukan motivasi
yang datang dari luar dirinya, motivasi yang dari luar itu bisa saja
berasal dari orang-orang terdekat dalam keluarga, para Manager di
kantor, dosen atau alim ulama di rumah-rumah ibadah.
Public speaking memegang peran penting dalam upaya
membangkitkan motivasi. Bahkan perpaduan teknik memotivasi
dan public speaking merupakan kombinasi yang ampuh dalam
membangkitkan motivasi orang.
Bung Karno merupakan contoh sukses penggerak motivasi
masyarakat. Pidato-pidatonya disambut meriah. Bahkan Rakyat
Indonesia berpanas-panas di bawah terik matahari demi
mendengarkan pidato Bung Karno.13
2) Influence (Mempengaruhi)
Influence atau to influence other people adalah upaya yang
dilakukan untuk mempengaruhi orang lain dengan ide-ide yang
dimiliki maupun fakta-fakta yang terjadi di lingkungan sekitar kita
sehingga orang lain mengalami perubahan tingkah laku, cara
pandang, maupun keyakinan. To influence berbeda dengan to
persuade. To persuade adalah upaya yang dilakukan untuk
mempengaruhi orang lain hingga orang tersebut mengambil suatu
tindakan tertentu berdasarkan dorongan persuasi yang telah
dilakukan.
13 Navita Kristi Astuti, Jurus Kilat Jago Public speaking Secara Otodidak, (Jakarta:
Laskar Askara, 2010), hlm. 34-35.
23
Public speaking merupakan sarana yang bisa digunakan
dalam mempengaruhi banyak orang. Pembicara menggugah para
pendengar dengan suatu fakta yang biasanya terlupakan atau
dianggap biasa. Dengan menggugah minat pendengar, pembicara
memberikan himbauan untuk merubah sikap.14
3) Persuasion
To persuade adalah upaya untuk membujuk seseorang
hingga orang tersebut bergerak untuk melakukan tindakan tertentu.
Public speaking merupakan cara yang ampuh untuk
menggerakkan orang untuk pada hal-hal tertentu hal ini biasanya
dilakukan para pemimpin untuk melakukan gerakan atau
melakukan tindakan yang sangat taktis di setiap kesempatan atau
momentum tertentau, seperti seorang pemimpin menggerakkan
untuk mebersihkan daerah tertentu, atau bahkan untuk melakukan
perlawanan terhadap pihak tertentu di saat situasi demonstrasi atau
peperangan.15
4) Informing (memberikan informasi)
Beberapa orang melakukan kegiatan berbicara di depan
umum untuk memberikan informasi kepada orang lain tentang
sesuatu yang belum diketahui atau belum jelas. Dalam hal ini,
topik yang dibicarakan adalah sesuatu yang baru yang belum
diketaui oleh audien.
14 Ibid., hlm. 43. 15 Ibid, hlm 47-48
24
Public speaking yang berkaitan dengan pemberian
informasi ditemukan pada momen-momen tertentu, misalnya
perkuliahan atau seminar atau pembukaan pusat pertokoan dan
lain-lain. Namun, bisa saja seorang pembicara bisa memadukan
tujuan pemberian informasi, sekaligus mempengaruhi
pendengarnya agar terjadi perubahan pada pendengarnya.16
5) Translation (penyambung lidah/penerjemah)
Seorang yang menyampaikan dari pihak lain disebut
sebagai penyambung lidah. Adakalanya, informasi dari pihak lain
itu penting, namun tidak memiliki bahasa yang sama bahasa yang
digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu,
dilakukanlah proses penerjemahan, sekaligus proses adaptasi
dengan kasus-kasus yang terjadi secara local.17
6) Entertaining (menghibur)
Komunikasi yang dilakukan dengan tujuan menghibur
pendengar disebut juga entertaining. Dalam hal ini, pendengar
dihibur dari segi emosi agar mengalami keceriaan dan penyegaran
dari hiburan yang diberikan. Kegiatan menghibur pendengar atau
penonton sering ditemukan pada acar-acara pentas seni, konser,
dan lain-lain. Orang yang melakukan public speaking dengan
tujuan entertaining ini disebut Master of ceremony atau MC.18
16 Ibid, hlm 49-50 17 Ibid , hlm 55 18 Ibid, hlm 57
25
d. Pola-pola Public speaking
Publik Speaking apabila dilihat dari aspek pola
penyampaiannya dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1) Pola Public speaking Formal
Yang dimaksud public speaking sebagai pola komunikasi
formal adalah seseorang pembicara diposisikan sebagai seorang
yang menyampaikan isi pesannya atau gagasannya di depan public
pada satu waktu tanpa ada feedback atau tanggapan balik dari para
audien. Pola ini biasanya dipakai dalam sambutan para pemimpin
institusi Negara, Ormas, pidato kenegaraan, khutbah di acara-acara
ibadah keagamaan dan lain sebagainya.
2) Pola Public speaking non formal.
Yang dimaksud pola public speaking non formal adalah
pembicara sebagai seorang yang menyampaikan isi pesannya dan
gagasannya di depan audien dan audien diberikan waktu untuk
memberikan feedback atau tanggapan balik mengenai materi yang
disampaikan. Pola ini biasanya dilakukan pada acara diskusi,
seminar, dan presentasi dalam perusahaan, dan lain sebagainya.19
e. Jenis-Jenis Public speaking
1) Impromptu
Impromptu adalah Public speaking dengan cara spontanitas
atau tidak bisa dikatakan Public speaking tanpa ada persiapan
19 M.S Hidajat, Public speaking dan Tekhnik Presentasi, (Jakarta: Garaha Ilmu), hlm. 41
26
sebelumnya, dalam hal ini interpretasi pembicara sangat
menentukan dalam merangkai materinya di depan audien.
2) Manuskrip
Jenis ini disebut juga pidato dengan naskah, sang
pembicara membacakan naskah pidatonya dari awal hingga akhir.
3) Memoriter
Jenis ini pesan pidato ditulis kemudian diingat kata demi
kata lalu disampaikan kepada pendengar.
4) Extempore
Extempore adalah jenis pidato dengan persiapkan sebelumnya,
persiapan tersebut berupa out-line (garis-garis besar), dan pokok-
pokok pembahasan (supporting point).20
f. Unsur-unsur pola public speaking Formal
1) Pendahuluan
2) Penyampaian materi secara umum lalu ke khusus
3) Conclusion
4) Penutup. 21
g. Unsur-unsur Pola Public speaking non formal
1) Pendahuluan
2) Penyampaian materi dari umum ke khusus
3) Feed back (umpan balik)
20 Jalaludin Rahmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1998), hlm. 18-19. 21 M.S Hidajat, Public speaking dan Tekhnik Presentasi, (Jakarta: Garaha Ilmu), hlm. 32-
36
27
4) Evaluasi materi
5) Conclusion
6) Penutup. 22
h. Teknik Persiapan untuk public speaking
1) Persiapan Fisik.
a) Melatih pernapasan yang benar
b) Latihan suara, tenggorokan yang relax berasal dari tubuh yang
relax
c) Latihan suara, mengendalikan ujung lidah
d) Latihan suara, merilekskan rahang
e) Latihan suara, melatih kelancaran bibir
2) Persiapan non-fisik
a) Mempersiapkan naskah pidato
(1) Pendalaman materi
(2) Membuat kerangka berfikir
(3) Pendekatan problem solution (Permasalahan-
penyelesaiannya)
(a) Pendekatan cause effect (Sebab akibat)
(b) Pendekatan chronological (Kronologis)
(c) Theory Practice (Teori-Praktek)
(d) Pendekatan Numerical order
(e) Pendekatan Psychological Effect
22 Ibid, hlm 49
28
(4) Merancang sesi pembukaan yang menarik
(5) Merancang isi pidato yang menawan
(6) Mempersiapkan sesi penutupan yang memukau.23
b) Teknik menghasilkan kalimat yang baik dalam public speaking
(1) Intonasi
Intonasi adalah pengaturan tinggi rendahnya suara.
(2) Membuat penekanan pada kata yang penting
(3) Artikulasi
(4) Kecepatan berbicara
(5) Mengambil jeda di antara ide-ide penting
(6) Membubuhkan humor dalam penyampaian materi
(7) Menepati waktu.24
i. Hambatan-hambatan dalam public speaking
Gangguan adalah segala sesuatu yang merintangi akurasi dari
pesan komunikasi. Ada tiga jenis gangguan, yaitu:
1) Hambatan dari diri sendiri
Hambatan merupakan hambatan yang muncul dari diri
sendiri saat menyampaikan atau berbicara di depan umum,
beberapa hambatan tersebut antara lain :
a) Mengalami serangan gerogi dan tidak percaya diri.
Hal ini diakibatkan oleh rasa cemas, rendah diri.
Biasanya hambatan seperti ini terjadi bagi pembicara pemula.
23 Navita Kristi Astuti, Jurus Kilat Jago Public speaking Secara Otodidak, (Jakarta: Laskar Askara, 2010), hlm. 65-88
24 Ibid, hlm 103
29
b) Lupa dengan apa yang diucapkan.
Hal ini terjadi dikala pembicara jarang memakai bahasa
atau kata-kata yang jarang dipakai dalam bahasa sehari-hari.
Hingga berakibat lupa saat menyampaikannya di depan audien.
c) Mengalami penurunan semangat.
Penurunan semangat biasanya disebabkan oleh tidak
adanya respon dari audien tentang materi yang disampaikan,
hingga mengakibatkan perasaan tidak semangat bagi
pembicara. Adapun penyebab selanjutnya mungkin terlalu
seringnya pembicara menyampaikan materi yang sama di
tempat dan waktu yang berbeda hingga mengakibatkan
kejenuhan bagi sang pembicara.
2) Hambatan dari pendengar (audien)
Hambatan dari audien biasanya juga terjadi saat public
speaking berlangsung, beberapa hambatan tersebut antara lain :
a) Tidak adanya respon yang baik dari pendengar.
Hal ini biasanya terjadi apabila terjadi penurunan
semangat pendengar atau tidak tertarik pada topik yang
dibicarakan. Audien yang mengalami penurunan semangat
biasanya terlihat dari tatapan mata yang kosong. Bisanya
audien semacam ini disebut peserta tubuhnya hadir secara fisik
tetapi pikirannya berada di tempat yang lain.
30
b) Adanya pendengar yang sibuk sendiri.
Audien yang sibuk sendiri kemungkinan disebabkan
oleh masalah pribadi yang sedang mereka hadapi atau memiliki
kesibukan lain di luar majelis yang ada. Atau juga disebabkan
karena suara kurang jelas terdengar saat menyampaikan isi
pidatonya berakibat hilangnya konsentrasi para pendengar,
akhirnya para pendengar mencari kesibukan sendiri-sendiri saat
pidato berlangsung.25
F. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam
pengumpulan dan menganalisis data yang diperlukan guna menjawab
persoalan yang dihadapi. Metode penelitian ini merupakan rencana
pemecahan bagi persoalan yang sedang diselidiki.
Metode penelitian ini merupakan metode penelitian lapangan (filed
Research) yakni penelitian yang datangnya yang diperoleh melalui observasi
di lapangan dan juga melalui hasil wawancara dengan pihak-pihak yang telah
dijadikan objek penelitian oleh peneliti. Penelitian ini merupakan penelitian
lapangan (filed Research) yakni penelitian yang datangnya diperoleh melalui
hasil observasi di lapangan, dan juga melalui hasil wawancara dengan pihak-
pihak yang dijadikan objek penelitian oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk
25 Ibid, hlm 114-120
31
mengetahui Metode Pembelajaran Muh}a>d}arah di Madrasah Mu’allimin
Muhammadiyah Yogyakarta
1. Metode Penentuan Subyek
Metode penentuan subyek sering disebut teknik penentuan sumber
data. Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari
mana data dapat diperoleh.26 Sumber data bisa berupa orang, benda, atau
lainnya. Adapun Subyek penelitian ini adalah Siswa kelas 1F Madrasah
Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, penulis
menggunakan beberapa metode yang sekiranya sesuai dengan masalah
yang diteliti. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai
berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dan
peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap objek yang diteliti, baik dalam situasi buatan secara khusus
diadakan (laboratorium) maupun situasi alamiah atau sebenarnya
(lapangan).
Adapun jenis observasi yang dilakukan adalah observasi
partisipan, dimana peneliti ikut aktif dalam kegiatan yang dilakukan
oleh subyek penelitian.
26 Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Bina
Angkasa, 1985), hlm. 107.
32
Dengan teknik pengumpulan data ini diharapkan diperoleh gambaran
secara obyektif dan gamblang tentang model pembelajaran muh}a>d}arah
dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Mu’allimin
Muhammadiyah Yogyakarta.
b. Wawancara
Yaitu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
langsung dengan yang dikerjakan dengan sistematika dan berdasarkan
pada tujuan. Metode wawancara ini biasanya dilaksanakan oleh dua
orang atau lebih yang sama-sama hadir dan semuanya dapat
berkomunikasi dengan baik.27
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara bebas terpimpin. Dengan cara ini diharapkan akan
mendapatkan informasi yang mendalam dan dapat melengkapi data
yang belum tercukupi dalam observasi.
Metode ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan data tentang
tanggapan, pendapat, keyakinan dalam pelaksanaan program
muh}a>d}arah di Madarasah Mu’allimin yang meliputi: wawancara
dengan guru pengampu untuk mendapatkan informasi tentang yaitu
penyajian tentang model pembelajaran model penerapan pembelajaran
muh}a>d}arah dalam pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Mu’allimin
Muhammadiyah Yogyakarta yang meliputi; dasar pelaksanaan
kegiatan muh}a>d}arah, tujuan pelaksanaan muh}a>d}arah, unsur-unsur yang
27Ibid.
33
ada dalam muh}a>d}arah, tujuan pidato dalam muh}a>d}arah, pola
penyampaian dalam muh}a>d}arah, jenis pidato dalam muh}a>d}arah, unsur-
unsur yang harus disampaikan dalam muh}a>d}arah, teknik pelaksanaan
muh}a>d}arah, hambatan-hambatan saat berpidato dalam muh}a>d}arah
c. Dokumentasi
Yaitu mencari data dengan menyelidiki benda-benda tertulis
seperti catatan harian, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen
rapat dan sebagainya.28
Dalam penelitian kualitatif dokumentasi dilaksanakan untuk
memperoleh data tambahan.
Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data tentang gambaran umum sekolah secara fisik
maupun non fisik. Serta untuk memperoleh data dokumentasi tentang
Metode muh}a>d}arah (Public speaking berbahasa Arab) di Madrasah
Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis data secara deskriptif
kualitatif yaitu diuraikan, dibandingkan, dikategorikan, disintesis lalu
disusun atau diurutkan. Kemudian data-data yang diperoleh dianalisis
dalam beberapa tahap antara lain:29
28 Suharsimi Arikunto, Prosedur…, hlm. 149. 29 Nana Syaodih, Metode Penelitian, (Bandung: PT Rosda Karya, 2006), hlm. 148-149.
34
a. Reduksi data
Data yang diperoleh dari lapangan baik berupa hasil
pengamatan (observasi), wawancara serta dokumentasi dirangkum,
disederhanakan dan dipilih hal-hal yang pokok sehingga diperoleh
gambaran yang tajam tentang data yang diperoleh dari lapangan.
b. Display data
Hasil dari reduksi disajikan dalam laporan secara sistematis
yang mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
c. Verifikasi
Hasil penelitian berdasarkan reduksi, dan display data lalu
ditarik kesimpulan.
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran isi skripsi. Secara keseluruhan penelitian ini dibagi menjadi empat
bab, yaitu:
Pada bagian bab I. diuraikan tentang pendahuluan yang terdiri dari:
latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah
pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Pada bab II, peneliti mendeskripsikan gambaran umum Madrasah
Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta yang terdiri dari: letak geografis,
sejarah berdirinya, struktur organisasi, keadaan pimpinan, keadaan guru,
35
keadaan karyawan, siswa, kurikulum, serta sarana dan prasarana, serta semua
prestasi yang ada.
Pada bab III, yaitu penyajian data dan analisisnya yang membahas tentang
model pembelajaran model penerapan pembelajaran muh}a>d}arah dalam
pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah
Yogyakarta, yang meliputi; dasar pelaksanaan kegiatan muh}a>d}arah, tujuan
pelaksanaan muh}a>d}arah, unsur-unsur yang ada dalam muh}a>d}arah, tujuan
pidato dalam muh}a>d}arah, pola penyampaian dalam muh}a>d}arah, jenis pidato
dalam muh}a>d}arah, unsur-unsur yang harus disampaikan dalam muh}a>d}arah,
teknik pelaksanaan muh}a>d}arah, hambatan-hambatan saat berpidato dalam
muh}a>d}arah.
Bab keempat berisi penutup yang meliputi: Kesimpulan, saran-saran
dan penutup.
83
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan penelitian mengenai Bagaimana model
penerapan pembelajaran muh}a>d}arah dalam pembelajaran Bahasa Arab di
Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Berdasarkan hasil uraian
dan analisa data yang di peroleh oleh penulis, melalui wawancara, observasi
dan dokumentasi, terdapat beberapa hal yang dapat penulis simpulkan sebagai
jawaban atas rumusan masalah yang telah penulis kemukakan, yaitu :
1. Model pembelajaran muh}a>d}arah dalam pembelajaran bahasa Arab di
Madrasah Mu’alimin Muhammadiyah Yogyakarta merupakan model
pembelajaran Pembelajaran bahasa Arab yang sesuai dengan kategori
Public Speaking. Hal ini disebabkan bahwa dalam kegiatan muh}a>d}arah
terdapat aspek public Speaking dan sesuai dengan teori yang ada.
B. Saran
Setelah ditarik kesimpulan Bagaimana model penerapan pembelajaran
muh}a>d}arah dalam pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Mu’allimin
Muhammadiyah Yogyakarta ditinjau dari aspek Publik Speaking seperti
tersebut di atas, maka ada beberapa hal sebagai saran penulis untuk di
perhatikan sebagai bahan pertimbangan kedepanya, yakni :
62 Hasil wawancara dengan saudara Ade Agung Kurniawan dan saudara Rizki Fatah
Rafiul, kelas 1f (salah satu pembicara dalam muh}a>d}arah) pada hari Jumat, tanggal 18 Mei 2012
83
84
1. Hendaknya dalam pembelajaran pidato dalam muh}a>d}arah memaksimalkan
dan melengkapi unsur effect terhadap pendengar yang di hasilkan setelah
pembelajaran muh}a>d}arah.
2. Selain bertujuan memotivasi dan penyambung lidah, hendaknya pidato
dalam kegiatan muh}a>d}arah juga meningkatkan kualitas pada tujuan Public
Speaking yang lain seperti ; cara mempengaruhi, persuasi, memberikan
informasi dan menghibur.
3. Pola pidato yang ada hendaknya tidak hanya memakai jenis memoriter,
tapi juga mengembangkan kepada jenis manuskrip, dan ekstempore. Agar
penyampaian pembicara lebih akurat dan sistematis.
4. Hendaknya materi teks pidato bahasa Arab dikembangkan lagi dengan
tema yang berdasarkan realitas kekinian.
5. Hendaknya muh}a>d}arah di rekomendasikan sebagai model pembelajaran
bahasa Arab yang menekankan pada aspek skill dalam maha>rah kalam.
Dan muh}a>d}arah juga dapat di katakan sebagai kegiatan pendukung dalam
terwujudnya bi’ah Lugawiyah (lingkungan berbahasa) dalam
pembelajaran bahasa Arab
C. Kata Penutup
Alhamdulilahi Rabbil ‘alamin, puji syukur kami haturkan kepada
Allah Swt, Tuhan semesta alam yang selalu memberikan nikmat, karunia,
kasih sayang hingga jantung ini masih terdapat detak-detak semangat hingga
akhir penulisan skripsi ini, meskipun tidak dapat penulis pungkiri bahwa
85
masih banyak terdapat kekeliruan dan kelemahan sehingga masih jauh dari
kesempurnaan.
Ribuan kata terima kasih penulis haturkan pada seluruh pihak yang
banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga semua dapat dicatat
sebagai amal ibadah yang akan mendapat ganjaran yang jauh lebih baik kelak
di hari akhir. Tentunya penulis sangat mengharap kritikan dan masukan yang
membangun untuk perbaikan kedepan. Dan semoga penelitian ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Semangat penelitian ini adalah pemberian
wacana awal tentang konsepsi pendidikan bahasa Arab yang ada dalam dunia
pesantren, tentunya agar dapat memberikan sumbangsih pemikiran terhadap
dunia pendidikan bangsa dan Negara kita. Amin…
86
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharismi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Bina Angkasa, 1985.
Buku Panduan Pimpinan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011-2012
Buku Pedoman Pembinaan Siswa Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta
Chair Abdul, Psikolinguistic Kajian Teoritik, Jakarta: PT Rineka Cipta 2003.
Devito Joseph A, Komunikasi Antar Manusia, Jakarta: Profesional books, 1997
Fuad Effendy. A, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang Misykat, 2005
F. Noer In’am Muhammad, Attadrib ala khit}a>bah al-mimba>riyah, Spirit For Education And Development, Yogyakarta: 2011
http://www.scribd.com/mister_candera/d/32146192-Model-Pembelajaran
Mansur Al Arabiyah, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan pendidikan bahasa Arab Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, volume 1, Nomor 1, 2004.
Muchtarom Zaini H. Drs. MA, Dasar-dasar Managemen Dakwah. Yogyakarta: Penerbit Al Amien dan IKFA, 1996
Muin Abdul, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2004.
Nababan Sri Utari S, Psikolinguistik Suatu Pengantar, Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 1992
Rahmat Jalaludin, Retorika Modern Pendekatan Praktis, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 1998.
Sukadi G, Public speaking Bagi Pemula, Jakarta; PT. Gramedia Widya Sarana, 1993
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta : PT Bumi Askara, 2011
86
87
Syaodih Nana, Metode Penelitian, Bandung: PT Rosda Karya 2006.
Uswatun Hasanah, Syamsudin H, Kontruksi Apositif Dalam Bahasa Arab, Yogyakarta 1993
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
1. PEDOMAN OBSERVASI a. Gambaran Umum Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta
1. Letak Geografis 2. Keadaaan Pimpinan, Guru, Karyawan dan Siswa di Madrasah
Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta 3. Sarana dan Prasarana Madarsah Mualimin Muhammadiyah
Yogyakarta b. Teknis Pelaksanaan Muh}a>d}arah
1. Perencanaan 2. Persiapan 3. Pelaksanaan
2. PEDOMAN WAWANCARA a. Wawancara dengan Guru Pengampu Kegiatan Muh}a>d}arah
1. Dasar pelaksanaan Muh}a>d}arah 2. Tujuan pelaksanaan kegiatan Muh}a>d}arah 3. Unsur-unsur yang ada dalam Muh}a>d}arah 4. Pola penyampaian pidato dalam Muh}a>d}arah 5. Jenis pidato dalam Muh}a>d}arah
b. Wawancara dengan siswa 1. Hambatan-hambatan para siswa saat berpidato dalam kegiatan Muh}a>d}arah
3. PEDOMAN DOKUMENTASI
a. Letak Geografis Madrasah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta b. Sejarah perkembangan madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta c. Visi, Misi dan Tujuan pendidikan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah
Yogyakarta d. Kurikulum Mdrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta e. Struktur Organisasi Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta f. Keadaaan Pimpinan, Guru, Karyawan dan Siswa di Madrasah Mu’allimin
Muhammadiyah Yogyakarta g. Sarana dan Prasarana Madarsah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta h. Prestasi yang pernah diraih oleh Madarsah mualimin Muhammadiyah
Yogyakarta
TRANSKIP WAWANCARA
Hari/Tanggal: Minggu, 13 mei 2012
Jam : Pukul 09.00 WIB
Informan : Bpk Tijani M.hum
Tempat : Kantor Kaur Pengembangan Bahasa
Tema : Landasan Tujuan Kegiatan Muh}a>d}arah
Bentuk Pertanyaan dan Jawaban
1. Apa landasan kegiatan Muh}a>d}arah di Madrasah Mu’allimin ini?
Jawaban: landasannya kegiatan tersebut adalah Visi Misi Madrasah Mualimin yang sudah ada, yaitu ; “menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan bahasa Arab dan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi untuk mendalami Agama dan Ilmu pengetahuan.
2. Apa tujuan dari kegiatan Muh}a>d}arah ini dilaksanakan pak??
Jawaban: adanya kegiatan Muh}a>d}arah ini mempunyai tiga tujuan pokok yaitu ;
1. Sebagai sarana pembentukan kecakapan mental santri sesuai dengan target kompetisi kelulusan yang telah dicanangkan oleh Madrasah Mu’allimin yang menargetkan bahwa lulusan Mdrasah Mu’allimin Muhamdiyah harus mempunyai sejumlah kompetisi dasar kecakapan yang meliputi keterampilan-ketermpilan pokok yang dalam batas minimal dibutuhkan sebagai penunjang utama bagi terbentuknya kemampuan sebagai pemimpin, mubaligh dan seorang guru.
2. Sebagai sarana pembentukan keterampilan berbahasa Arab khususnya dalam maharah kalam (berbicara) di depan umum.
3. Sebagai sarana pendukung bagi mata pelajaran bahasa Arab yang telah disusun dalam kurikulum Madrasa
Hari/Tanggal: Senin, 14 mei 2012
Jam : 09.00 WIB
Informan : Bpk Tijani M.hum
Tempat : Kantor Kaur Pengembangan Bahasa
Tema : Unsur-unsur dalam kegiatan Muh}a>d}arah
Bentuk Pertanyaan dan Jawaban
1. Dalam kegiatan Muh}a>d}arah apa saja unsur-unsur yang ada di dalamnya pak?
Jawaban ; unsur-unsur dalam Muh}a>d}arah itu banyak mas di antaranya:
Pembicara, materi, pendengar, petugas Muh}a>d}arah seperti MC atau Master of Ceremony, petugas pembaca Al-Qur’an, mulahid atau pengawas Muh}a>d}arah, dan kadang musyrib (pembimbing), media juga ada dalam kelas-kelas itu disediakan LCD di kelas-kelas yang ada.
2. Kalau materi pidato dalam Muh}a>d}arah ini apakah siswa membuat sendiri atau sudah ada buku panduan tersendiri pak?
Jawaban: kalau materi itu diambil dari buku panduan yang sudah ada mas!! (sambil memberikan buku panduan) bukunya ini berjudul attadrib al-khitobah almimbariyah yang ditulis oleh Muhammad In’am. F. Noer, yang diterbitkan oleh Spirit and Development Yogyakarta.
3. Kalau petugas Muh}a>d}arah itu apa saja yang ada pak?
Jawaban: Petugas Muh}a>d}arah itu adalah pembawa acara (MC), petugas pembaca Al-Qur’an
4. Kalau unsur Mulahid atau pengawas itu siapa saja pak yang ditunjuk??
Jawaban ; Unsur pengawas ini ditunjuk dari siswa yang sudah duduk di kelas V atau yang duduk di kelas II Madrasah Aliyah.
5. Kalau unsur Musryb itu dari mana pak?
Jawaban ; Kalau musryb itu diambil dari para guru yang ada di dalam Kaur Pengembangan Bahasa yang sudah ditunjuk oleh Direktur Madrasah.
6. Kalau tempat pelaksanaan Muhadoroh ini di mana pak ??
Jawaban ; tempat pelaksanaan itu di kelas yang sudah ada yang bertempat di gedung utama madrasah.
7. Berkenaan dengan media, apakah para pembicara itu selalu memakai media yang ada dalam mentampaiakan pidatonya?
Jawaban: Kadang juga mereka memakainya tapi sangat jarang, biasanya sih media itu dipakai untuk menghibur apabila para siswa bosan dalam kegiatan tersebut. Biasanya kita putarkan contoh-contoh orang Arab berpidato.
Hari/Tanggal: Senin, 14 mei 2012
Jam : Pukul 19.00 WIB
Informan : Bpk Tijani M.hum
Tempat : Musholla Asrama Putra madrasah Mua’limin
Tema : Tujuan pidato dalam kegiatan Muh}a>d}arah
Bentuk Pertanyaan dan Jawaban
1. Dalam pidato itu tentunya mempunyai tujuan yang ditargetkan kepada para pendengar saat menyampaikan pidato, kalau dalam kegiatan Muh}a>d}arah ini kira-kira pidato para pembicara bertujuan untuk apa ya pak?
Jawaban: kalau menurut saya tujuan itu dilandaskan kepada dua aspek yaitu aspek tujuan isi materi dan tujuan dalam penyampaian.
2. Kalau dilihat dari aspek teksnya menurut bapak apa tujuannya?
Jawaban: Kalau dilihat dari teksnya pembicara sebagai motivator para audience agar selalu memegang teguh ajaran-ajaran Islam yang disesuaikan oleh Al-Quran dan Al-hadis.
3. Kalau menurut aspek penyampainnya menurut bapak apa tujuannya?
Jawaban: Kalau dari aspek penyampainnya bertujuan sebagai pembelajaran berpidato berbahasa Arab yang bertujuan agar para siswa mampu berbicara dengan bahasa Arab dengan baik dan benar.karna menurut saya Muh}a>d}arah itu adalah sistem pembelajaran berpidato bahas Arab.
Hari/Tanggal: Senin, 14 mei 2012
Jam : Pukul 20.00 WIB
Informan : Bpk Tijani M.hum
Tempat : Musholla Asrama Putra madrasah Mua’limin
Tema : Pola penyampaian Pidato dalam Muh}a>d}arah
Bentuk Pertanyaan dan Jawaban
1. Dalam penyampaian materi di depan audience biasa dikenal dengan dua pola yaitu pola formal dan non formal, kalau pola formal itu seperti pidato kenegaraan, khutbah jumat dan sebagainya, sedangkan pola non formal itu seperti diskusi sarasehan dsb. Kalau dalam kegiatan Muh}a>d}arah ini kira-kira memakai pola apa pak?
Jawaban: kalau menurut saya saat penyampaian materi oleh pembicara itu kayaknya polanya pola formal mas.tapi juga ada pengambilan intisari dari pendengar ,
2. Bentuk pengambilan intisari oleh pendengar itu bagaimana maksudnya pak?
Jawaban: jadi setelah pembicara menyampaiakn materinya ada acara pengambilan intisari dari pendengar yang ditunjuk langsung oleh pembawa acara, dalam fase acara ini pendengar boleh mengevaluasi materi yang disampaiakan oleh pembicara sebagai bentuk perhatian dari para pendengar terhadap materi yang disampaikan oleh pembicara.
3. Selain dari pendengar kira-kira saiapa saja yang boleh mengevaluasi materi yang disampaikan pembicara?
Jawaban: baisanya evalauasi tersebut dilakukan oleh mulahid (pengawas) kegiatan Muh}a>d}arah, tapi evaluasi tersebut evaluasi secara umum mengenai bagaimana menyampaikan pidato dengan baik menyangkut materi dan retorikanya.
Hari/Tanggal: Selasa, 15 mei 2012
Jam : Pukul 20.00 WIB
Informan : Bpk Tijani M.hum
Tempat : Kantor kaur Pengembangan Bahasa
Tema : Jenis pidato dan unsur-unsur pidato yang harus disampaikan dalam Muh}a>d}arah
Bentuk Pertanyaan dan Jawaban
1. Dalam penyampaian pidatonya para pembicara biasanya apakah disuruh menghapal teks, ditunjuk langsung tanpa persiapan, dengan membaca naskah atau menggunakan outline yang sudah direncanakan?
Jawaban: dalam Muh}a>d}arah para pembicara diwajibkan untuk mengahapal teks pidato yang ada dalam buku panduan, sebelum pembicara menyampaikan pidatonya jadi diwajibkan untuk menghadap untuk menghapal dihadapan para pembimbingnya.
2. Kalau dalam pidato apa saja yang wajib disampaikan kepada para pendengar?
Jawban: Jadi para pembicara harus menghapal pembukaan, isi materi minimal dalil-dalilnya dan penutupannya mas!!
Hari/Tanggal: Jum’at, 18 mei 2012
Jam : Pukul 21.20 WIB
Informan : Saudara Ade Agung Kurniawan (salah satu pembicara)
Tempat : Depan Asrama Siswa
Tema : Hambatan-hambatan siswa dalam berpidato dalam Muh}a>d}arah
Bentuk Pertanyaan dan Jawaban
1. Asslamu alaikum!!
Jawaban: Walaikum salam
2. Nama adek siapa?
Jawaban: Ade Agung Kurniawan
3. Kelas berapa dek, ?
Jawaban: Kelas 1f
4. Tadi ade yang menjadi pembicara waktu pidato yah?
Jawaban: iya mas!!
5. Suka Bahasa Arab??
Jawaban: iya suka banget mas, karna Bahasa Arab itu unik.!!
6. Kenapa suka dengan Bahasa Arab??
Jawaban: Karna Bhasa Arab itu unik. Dipakai bahasa agama bisa, sebagai
bahasa alqura’an juga bisa.
7. Tadi waktu pidato saya lihat ada kesulitan menyampaikan pidato
Jawaban: karna kurang persiapan mas!!
8. Kalau dari gangguan dari pendengar ada gak??
Jawaban: gak ada tuh mas!!
9. Tadi yang menyebabkan kamu gerogi apa?
Jawaban ; Masalahnya dengan audiensnya mas suka gangguin dan bicara
sendiri
10. Maksih ya mas Ade agung semoga sukses selalu..
Jawaban: iya mas sama-sama
Hari/Tanggal: Jum’at, 18 mei 2012
Jam : Pukul 21.20 WIB
Informan : Saudara Rizik Fatah Rofiul (salah satu pembicara)
Tempat : Depan Asrama Siswa
Tema : Hambatan-hambatan siswa dalam berpidato dalam Muh}a>d}arah
Bentuk Pertanyaan dan Jawaban
1. Asslamu alaikum!!
Jawaban: Walaikum salam
2. Nama adek siapa?
Jawaban: Rizik Fatah Rofiul
3. Kelas berapa dek, ?
Jawaban: Kelas 1f
4. Suka dengan Pidato Bahasa Arab?
Jawaban: iya suka, bahasa Arab juga suka
5. Tadi saya lihat ade tidak lancar ya waktu pidato saat Muh}a>d}arah, knapa bisa gak lancar dek??
Jawaban: mungkin karna kurang persiapan aja mas!!!
6. Biasanya kalau dari audience itu ada gangguan gak???
Jawaban: gak ada sih mas, tapi biasanya pada nyuekin kalau kita sedang pidato!!!.
7. Lho kok bisa dicuekin sebabnya apa dek??
Jawaban: Mungkin mereka gak paham mas, lalu mereka berbicara sendiri-sendiri!!
8. Oh gitu ya dek..yawdah makasih ya, semoga sukses!!
Jawaban: iya mas sama-sama
Hari/Tanggal: Jum’at, 18 mei 2012
Jam : Pukul 22.00 WIB
Informan : Ustad Tijani M.hum
Tempat : Depan Kantor Kaur Pengembangan Bahasa
Tema : Sistem pengawasan dan Evaluasi kegiatan Bentuk pertanyaan dan jawaban
1. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam sistem pengawasan dan evaluasi kegitan Muh}a>d}arah ini pak? Jawaban ; pengawasan dan evaluasi itu merupakan tanggung jawab para mulahid dan musryb Muh}a>d}arah
2. Bagaimana sistem pengawasan tersebut? Jawaban ; sistem pengawasan di lapangan saat Muh}a>d}arah berlangsung itu ditugaskan kepada para Mulahid. Sedangkan pengawasan secara keseluruhan ditugaskan kepada musryb dari kaur Pengembangan Bahasa.
3. Apa saja tugas-tugas musryb dalam pengawasan tersebut? Jawaban: Mengadakan musyawarah dengan para Mulahid (pengawas) muh}a>d}arah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan persoalan tehnis maupun non teknis dari kegiatan tersebut. Di samping itu adalah membahas tentang bagaimana perkembangan masing-masing anak didiknya, sehingga apabila terdapat kendala maka dapat dipecahkan bersama-sama. Memberikan pengarahan kepada para Mulahid (pengawas) muh}a>d}arah. Dalam hal ini menyangkut pada kendala-kendala yang dialami oleh para Mulahid (pengawas) dalam menjalankan tanggung jawabnya.Memonitor secara langsung terhadap kegiatan yang sedang berlangsung, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari kegiatan itu sendiri, dan sebagai bentuk bahan laporan yang disampaikan kepada Direktur Madrasah tentang kemajuan dan kemunduran kegiatan muh}a>d}arah tersebut.
4. Kalau sistem evaluasi kegiatannya bagaimana pak? Jawaban: evaluasinya dilakukan dengan evaluasi mingguan, evaluasi bulanan dan evaluasi persemester
5. Dalam evaluasi mingguan apa saja poin-ponnya pak? Jawaban: Memberikan evaluasi disetiap muh}a>d}arah yang menyangkut Memberikan koreksi apabila terjadi kesalahan dalam penggunaan dan penyampaian bahasa yang telah disampaikan oleh pembicara. Memberikan koreksi dan arahan dari aspek vocal yang meliputi; penyesuaian suara
dalam menyampaikan pidato, memberikan koreksi dalam pengucapan kalimat irama, dan tekanan intonasi, memberikan koreksi pada aspek fisik dalam penyampaian pidato yang meliputi; pose sikap pembicara, tata busana bagi sang pembicara, mimic atau perubahan raut muka saat menyampaikan pidato, gesture (gerak anggota badan) yang tidak berlebihan saat berpidato.
6. Kalau dalam evaluasi bulanan apa saja poin-poinnya pak? Jawaban: Mengadakan muswarah dengan para mulahid dalam memberikan penilaian terhadap siswa dari aspek; keaktifan dalam muh}a>d}arah, Penggunaan Bahasa saat muh}a>d}arah, dan mentalitas siswa dalam muh}a>d}arah, serta kebersihan pakaian saat mengikuti kegiatan muh}a>d}arah.
7. Kalau evaluasi bulanan apa saja poin-poinnya pak? Jawaban: Menerima seluruh penilaian yang dilakukan oleh para Mulahid mengenai aspek keaktifan dalam muh}a>d}arah, Penggunaan Bahasa saat muh}a>d}arah, dan mentalitas siswa dalam muh}a>d}arah, serta kebersihan pakaian saat muh}a>d}arah seluruh santri. Memasukan nilai-nilai tersebut pada raport kepondokpesantrenan sebagai bentuk laporan keaktifan santri dalam mengikuti kegiatan ekstra kurikuler di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
LAMPIRAN PHOTO KEGIATAN MUHMUHMUHMUH{{{{AAAA<<<<DDDD{{{{ARAHARAHARAHARAH
CURRICULUM VITAE
Nama : Yunan Nawawi
Tempat & Tanggal Lahir : Bone-bone 21 – Oktober- 1981
Alamat Asal : Ponpes Al-Falah Patoloan, Bone-bone Luwu Utara Sulawesi Selatan
Alamat Sekarang : Jln Kusumanegara Timur No 9B Babadan Yogyakarta
Contac Person : 085292254380 / 085743324174
Orang Tua
Ayah : H. Ahmad Shodiq
Pekerjaan : Wiraswasta
Ibu : Hj. Sarngi
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Formal
• SDN 178 Bone-Bone 1995
• Pondok Moderen Darussalam Gontor 2003
• Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2006-sekarang
Pendidikan Nonformal
• Kursus Mahir Dasar (Lemdikacab) Kwarcab Ponorogo 2002
• Latian Kader 1 HMI Komisariat Saint dan Tehnologi 2007
• Latihan Kader II HMI Cabang Bogor tahun 2010
• Latihan Bela Negara BNN Polda DIY 2010
Pengalaman organisasi
• Ketua Umum HMI Komisariat Fakultas Tarbiyah 2008-2009
• Sekertaris Bidang Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan HMI Cabang Yogyakarta 2009-2010
• Ketua Umum HMI KORKOM UIN 2010-2011
• Sekjend Ikatan Keluarga Mahasiswa Indonesia Sulawesi Selatan Cabang Yogya 2008-2010
• Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009-2010
• Sekertaris Jenderal Partai Pencerahan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009-2010
• Majelis Pengawas Organisasi Ikatan kekeluargaan Pelajar Mahasiswa Luwu Utara 2010-2011
• Majelis Pengawas dan Konsultasi HMI Cabang Yogyakarta 2011-2012
• Ketua Badko HMI Jateng DIY 2011-2013
Lain-lain
• Tim Sosialisai Badan Layanan Umum (BLU) dan Kebijakan Pengembangan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun Anggaran 2011
• Team Research Konten Acara Televisi Padepokan Musya As’arie (PADMA) 2012
Yogyakarta 18 Juli 2012
(Yunan Nawawi)