Post on 01-Mar-2018
7/25/2019 METODE & RK3 3
1/42
METODE PELAKSANAAN
PENDAHULUAN
Perkerasan beton semen (rigid pavement) merupakan suatu struktur perkerasan yang umumnya
terdiri dari tanah dasar, lapis pondasi bawah dan lapis beton semen dengan atau tanpa tulangan.
Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab)beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di atas tanah
dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena
dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis
permukaan. Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan
mendistribusikan beban ke bidang tanah dasar yang cukup luas sehingga bagian terbesar dari
kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan
lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan
lapis permukaan. Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang
menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan
beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan
atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya. Lapis pondasi
bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara lain untuk
menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainasi, kendali terhadap kembang-
susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk
pekerjaan konstruksi. Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :
Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.
Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction=k), menjadi
modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).
Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton.
Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi. KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT
Pembahasan Metode Pelaksanaan pekerjaan ini mengambil beberapa ketentuan antara lain :
Dalam Melaksanakan Kegiatan pekerjaan akan dimulai selambat lambatnya 7 (tujuh)
hari dari tanggal penyerahan lapangan, atau yang di awali dengan melakukan Pre
Construction Meeting (PCM).
Pelaksanaan Mobilisasi dilaksanakan dalam waktu 60 hari kalender.
Dalam Melaksanakan Kegiatan pekerjaan yang akan dilaksanakan lokasinya harus sudah
diperiksa kondisi tanahnya dan pengukuran di lapangan untuk pembuatan gambar rencana
(shop drawing) yang disetujui oleh Direksi lapangan (Pihak Pengguna Jasa) Kapasitas Peralatan yang digunakan seperti yang terlihat di dalam analisa teknis yang
merupakan bagian dari analisa harga satuan
Bahan dan material yang digunakan semua telah memenuhi persyaratan teknis yang
tertera di dalam spesifikasi teknis berlaku.
Lingkup Pekerjaan
7/25/2019 METODE & RK3 3
2/42
Sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dipersyaratkan secara umum meliputi:
1. Pekerjaan Persiapan
a. Pengukuran dan Pematokan
b. Direksi Keet/Sewa Bangunan
c. Dokumentasi dan Pelaporan
d.
Pembuatan Papan Nama Kegiatan2. Pekerjaan Berbutir
a.
Konstruksi Telford dengan Batu Kapur
b. Lapis Pondasi Agregat Klas A
3. Pekerjaan Perkerasan Kaku
a. Beton B 0
b. Pekerjaan Jalan Beton K-350 ( Non Flay Ash )
c. Beton Oprit
URAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan dalam hal ini mencakup seluruh pekerjaan dalam rangka
mempersiapkan pelaksanaan pekerjaan utama, adapun masing-masing kegiatan persiapan
sebagai berikut:
1) Kegiatan Mobilisasi:
a. Dalam waktu paling lambat 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, Penyedia Jasa
harus melaksanakan Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction Meeting)
yang dihadiri Pengguna Jasa, Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan (bila
ada), dan Penyedia Jasa untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang
non teknis dalam proyek ini.
Agenda dalam rapat harus mencakup namun tidak terbatas pada berikut ini: Pendahuluan
Sinkronisasi Struktur Organisasi:
Struktur Organisasi Pemilik
Struktur Organisasi Penyedia Jasa
Struktur Organisasi Direksi Pekerjaan
Masalah-masalah Lapangan:
Ruang Milik Jalan
Sumber-sumber Bahan
Lokasi Base Camp
Wakil Penyedia Jasa
Pengajuan
Persetujuan
Dokumen Penyelesaian Pekerjaan/Penyerahan Pertama Pekerjaan Selesai
Rencana Kerja:
Bagan Jadwal Pelaksanaan kontrak yang menunjukkan waktu dan urutan
kegiatan utama yang membentuk Pekerjaaan
7/25/2019 METODE & RK3 3
3/42
Rencana Mobilisasi
Rencana Relokasi
Rencana Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Program Mutu
Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Rencana Inspeksi dan Pengujian
Komunikasi dan korespondensi
Rapat Pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan
Pelaporan dan pemantauan
b.
Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Persiapan Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Program Mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila
ada) dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan untuk
dimintakan persetujuannya.Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
c. Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi
yang disyaratkan dan mencakup informasi tambahan berikut:
Lokasi base camp Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan denah detil di
lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Penyedia Jasa, bengkel, dangudang.
Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua
peralatan yang tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam
Penawaran, bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan
peralatan di lapangan.
Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam
Penawaran harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan
Daftar detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar
aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan jadwal
tanggal mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur
jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang
menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk
menyatakan persentase kemajuan mobilisasi.
2)
Penyediaan Direksi Keet dan Fasilitasnya
Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan, diperlukan adanya fasilitas
kantor beserta kelengkapannya yang cocok dan memenuhi kebutuhan proyek. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pemyediaan fasilitas ini adalah:
a. Ukuran kantor dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum proyek dan harus
menyediakan sebuah ruangan yang digunakan untuk rapat kemajuan pekerjaan
b. Tersedianya fasilitas komunikasi untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
kegiatan
c. Tersedianya perlengkapan dalam Ruang Rapat dan Ruang Penyimpanan
Dokumentasi Proyek
3) Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas
7/25/2019 METODE & RK3 3
4/42
Dalam rangka menjaga keselamatan pelaksanaan pekerjaan dari risiko kecelakaan lalu
lintas serta meminimalkan risiko kenyamanan pengguna jalan pada saat
berlangsungnya pelaksanaan proyek maka diharuskan untuk:
a. Menyediakan perlengkapan dan pelayanan lalu lintas untuk mengendalikan dan
melindungi karyawan, Direksi Pekerjaan, dan pengguna jalan yang melalui daerah
konstruksi, termasuk lokasi sumber bahan dan rute pengangkutan, dan memenuhi
detil dan lokasi yang ditunjukkan dalam denah atau yang diterbitkan oleh Direksi
Pekerjaan.
b. Dalam rangka melindungi karyawan dan pengguna jasa terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja, maka penyedia jasa harus menerapkan SMK3 sesuai ketentuan
yang berlaku.
c. menyediakan, memasang rambu lalu lintas yang diperlukan, barikade, rel
pengaman lentur atau kaku, lampu, sinyal , marka jalan dan perlengkapan lalu
lintas lainnya dan harus menyediakan bendera dan petunjuk lalu lintas dengan cara
lain sepanjang ZONA kerja pada setiap saat selama Periode Pelaksanaan.
Manajemen lalu lintas harus dilakukan sesuai dengan perundangan dan peraturanyang berlaku.
d. Semua pengaturan lalu lintas yang disediakan dan dipasang perlu dikaji dan atau
diperiksa oleh Direksi Pekerjaan agar sesuai dengan ukuran, lokasi, reflektifitas
(daya pantul), visibilitas (daya penglihatan), kecocokan, dan penggunaan yang
sebagaimana mestinya sesuai dengan kondisi kerja yang khusus.
e. Menyusun rencana manajemen keselamatan lalu lintas yang memuat hal-hal
sebagai berikut:
Sebelum memulai pekerjaan apapun, perlu menyiapkan dan mengajukan
kepada Direksi Pekerjaan tentang Rencana Manajemen dan Keselamatan LaluLintas (RMKL) untuk pengoperasiannya selama periode pelaksanaan. RMKL
harus berdasarkan analisa aliran lalu lintas tingkat makro dan juga mikro dan
tidak hanya terfokus di daerah konstruksi. RMKL harus dimutakhirkan secara
regular berdasarkan pengalaman dan kondisi tempat pekerjaan. RMKL harus
memperhitungkan Prosedur Keselamatan yang berlaku. RMKL harus
memperhitungkan dan menyediakan fasilitas khusus untuk pejalan kaki dan
kendaraan tidak bermotor jika berada di sekitar daerah kerja.
Daerah konstruksi dibagi dalam DAERAH KERJA dimana DAERAH KERJA
ini dibagi lagi dalam ZONA KERJA, Pekerjaan diperbolehkan dilaksanakan
secara simultan dengan DAERAH KERJA dan ZONA KERJA dalam jumlah
tertentu sebagaimana yang telah ditetapkan dalam peraturan.
Menyediakan personil untuk melakukan pengawasan berkesinambungan
terhadap operasi pengendalian lalu lintasnya. Personil tersebut harus tersedia
baik siang maupun malam untuk menanggapi panggilanjika ada kerusakan
antara lain terhadap barikade, lampu, rambu-rambu, dsbbaik karena
7/25/2019 METODE & RK3 3
5/42
vandalisme atau kecelakaan lalu lintas. Penyedia Jasa harus memberitahu
identitas personil tersebut kepada Direksi Pekerjaan maupun pejabat lalu lintas
setempat (termasuk polisi) di tempat kerja.
Menyediakan semua bahan dan peralatan untuk implementasi kegiatan-
kegiatan manajemen dan keselamatan lalu lintas
4)
Pekerjaan Survei dan Pengukuran/Pematokan serta Peninjauan Kembali Rancangan
Penyedia Jasa harus mengerahkan personil tekniknya untuk melakukan survei lapangan,
membuat laporan tentang kondisi fisik dan struktur dari perkerasan, selokan samping,
gorong-gorong, jembatan dan struktur lainnya, serta perlengkapan jalan lainnya
seperti rambu jalan, patok kilometer, pagar pengaman, dan landscape awal. Pekerjaan
survei lapangan ini harus dilaksanakan pada seluruh panjang jalan dalam lingkup
kontrak, tetapi tidak terbatas pada:
a. Pengkajian Terhadap Persiapan dan Gambar
Penyedia Jasa harus Mempelajari gambar asli yang terdapat dalam dokumen
kontrak dan berkonsultasi dengan Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis
sebelum pekerjaan survei dimulai. Gambar ini harus diantisipasi terhadapperubahan kecil pada alinyemen, ruas dan detail yang mungkin terjadi selama
pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar
rencana dan spesifikasi, dan tidak boleh mengambil keuntungan atas
setiap kesalahan atau kekurangan dalam gambar rencana atau
perbedaan antara gambar rencana dan spesifikasi. Penyedia Jasa harus
menandai dan memperbaiki setiap kesalahan atau kekurangan pada gambar
rencana dengan persetujuan Direksi Pekerjaan
Direksi Pekerjaan akan melakukan perbaikan dan interpretasi untuk melengkapi
gambar rencana. Setiap perbedaan dari gambar rencana yangberhubungan dengan kondisi lapangan yang tidak terantisipasi, akan
ditentukan dan disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus mencapai kesepakatan
terhadap ketepatan atas setiap perubahan terhadap gambar rencana dalam
kontrak ini.
b. Survei Kondisi Perkerasan dan Geometrik Jalan
Penyedia Jasa harus melakukan survei inventarisasi geometrik jalan dan
survei kondisi jalan atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
c. Pekerjaan Pelaksanaan Survei
Setelah Direksi Pekerjaan menyelesaikan revisi minor dan menerbitkangambar kerja, Penyedia Jasa harus yakin bahwa juru ukur telah dilengkapi
dengan semua gambar kerja yang berisi informasi paling mutakhir tentang
lebar perkerasan yang diperlukan dan potongan melintang standar. Semua
pengukuran survei lapangan harus dicatat dalam buku catatan standar untuk
survei lapangan. Lembar halaman yang terlepas tidak boleh digunakan.
7/25/2019 METODE & RK3 3
6/42
Pemeriksaan Stasiun (Sta) pada setiap patok kilometer lama dengan
menyiapkan sebuah denah yang menunjukkan secara pasti posisi setiap
patok kilometer yang berhubungan dengan Sta proyek. Dalam keadaan
bagaimanapun, patok kilometer lama tidak boleh dipindah atau digeser
selama periode kontrak, kecuali kalau mutlak dibutuhkan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
Pada lokasi pekerjaan yang akan diadakan perbaikan tepi perkerasanatau pelebaran, penampang melintang asli dari jalan lama harus diukur
dan dicatat untuk perhitungan kuantitas.
Untuk pengukuran semua lapis perata, dan jika diperlukan penyesuaian
punggung jalan, harus diadakan pengukuran profil memanjang sepanjang
sumbu jalan bersama dengan profil penampang melintang.
d. Penetapan Titik Pengukuran dan Pematokan
Pada umumnya, alinyemen jalan lama, permukaan jalur lalu lintas (carriageway
surface), dan patok kilometer lama harus menjadi patokan untuk memulai
pekerjaan pemeliharaan rutin, kecuali bila diperlukan perubahan kecil pada
alinyemen jalan, maka dalam hal ini diperlukan titik kontrol sementara yangakan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan dan data-data detailnya akan
diserahkan kepada Penyedia Jasa untuk menentukan titik pengukuran pada
alinyemen yang akan diubah.
Jika dipandang perlu menurut Direksi Teknis maka Penyedia Jasa harus
melakukan survei secara akurat dengan memasang Bench Mark (BM)
pada lokasi tertentu di sepanjang proyek untuk revisi minor terhadap
gambar rencana, pengukuran ketinggian permukaan perkerasan atau
penetapan titik pengukuran (setting out) yang akan dilakukan. BM permanen
harus dibuat di atas tanah yang tidak mudah bergeser.
Penyedia Jasa harus memasang titik patok pelaksanaan yangmenunjukkan garis dan ketinggian untuk pekerjaan perbaikan tepi
perkerasan, lebar bahu, dan selokan samping sesuai dengan penampang
melintang standar yang diberikan dalam gambar rencana dan harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum memulai
pelaksanaan pekerjaan. Jika menurut Direksi Pekerjaan diperlukan perubahan
pada setiap garis dan ketinggian, baik sebelum maupun sesudah
penempatan patok, maka Direksi Pekerjaan akan mengeluarkan perintah
yang terinci kepada Penyedia Jasa untuk melaksanakan perubahan
tersebut dan Penyedia Jasa harus mengubah penempatan patok sambil
menunggu persetujuan lebih lanjut.
Apabila diperlukan untuk tujuan pengukuran kuantitas, maka Penyedia Jasa
harus melakukan pengukuran penampang melintang pada permukaan tanah
asli dalam interval 25 m, atau jika diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan
Profil yang diterbitkan harus digambar dengan skala, ukuran dan tata
letak (layout) sebagaimana yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Gambar
penampang melintang harus menunjukkan elevasi permukaan akhir yang
diusulkan, yang diperoleh dari gambar detail rancangan.
7/25/2019 METODE & RK3 3
7/42
Gambar profil asli bersama dengan 3 (tiga) salinannya harus diserahkan
kepada Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan akan menandatangani 1 (satu)
salinan untuk disetujui atau untuk direvisi, dan selanjutnya dikembalikan
kepada Penyedia Jasa.
e. Apabila Direksi Pekerjaan memandang perlu, maka Penyedia Jasa harus
menyediakan semua instrumen, personil, pekerja dan bahan yang mungkin
diperlukan untuk memeriksa penetapan titik pengukuran atau untuk setiappekerjaan relevan lainnya yang harus dilakukan.
5)
Direksi Keet
Penyedia Jasa harus menyediakan kantor lapangan dan fasilitasnya dengan
memperhatikan prinsip dasar sebagai berikut:
a.
Penyedia Jasa harus mentaati semua peraturan Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah.
b. Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan lokasi umum dan denah
lapangan,
c. penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site)
dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
d. Bangunan yang dibuat/di sewa harus mempunyai kekuatan struktural yang baik,
tahan cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.
e. Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang
cocok sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.
f.
Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan di atas fondasi
yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung untuk pelayanan utilitas.
g. Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan dapat
menggunakan yang baru, atau yang bekas, tetapi dengan syarat harus dapat
berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya sesuai dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan.h. Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus layak untuk ditempati
bangunan, bebas dari genangan air, diberi pagar keliling, dan minimum
dilengkapi dengan jalan masuk berkerikil serta tempat parkir.
i. Penyedia Jasa harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan
kebutuhan P3K yang memadai di seluruh barak, kantor, gudang, dan bengkel.
j. Penyedia Jasa harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok
dan memenuhi kebutuhan proyek
k. Ukuran kantor dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum Penyedia Jasa
dan harus menyediakan ruangan yang digunakan untuk rapat kemajuan pekerjaan.
l.
Penyedia jasa harus memiliki alat komunikasi yang dapat berkomunikasidengan jelas dan dapat diandalkan antara kantor pemilik, kantor Tim Supervisi
Lapangan dan titik terjauh di lapangan.
m. Tempat penyimpanan gambar dan arsip untuk dokumentasi proyek ditempatkan di
dalam atau dekat dengan ruang rapat
6)
Pelaporan dan Dokumentasi
a.
Gambar Kerja
7/25/2019 METODE & RK3 3
8/42
SHOP DRAWING
Gambar kerja (Shop Drawang) dibuat sebagai acuan kerja pelaksana dan
mandor dilapangan, gambar kerja harus dimintakan persetujuan kepada Pengawas
Lapang (Direksi Lapangan).
AS BUILD DRAWING
As Build Drawing atau gambar sesuai dengan kenyataan yang dilaksanakan
dilapangan, dan dibuat oleh kontraktor dan diserahkan ke Pemberi Tugas (Owner)bersamaan dengan serah terima pekerjaan akhir.
b.
Dokumentasi
Selama pekerjaan berlangsung maka kontraktor diwajibkan membuat foto
dokumentasi dari pekerjaan itu sendiri, yang meliputi foto pekerjaan persiapan,
pekerjaan awal, pertengahan serta akhir pekerjaan. Yang akan dijadikan bahan
dokumentasi serta bahan laporan.
Selama pelaksanaan dokumentasi foto dibuat untuk menggambarkan pekerjaan
dengan tingkat 0% sebagai gambaran awal pekerjaan, dan dibuat dokumentasi
foto untuk tingkat penyelesaian pekerjaan sehingga mencapai obot kemajuan
25%, 50%, 75% dan 100%, yang terkumpul dalam album untuk laporankelengkapan laporan kemajuan pekerjaan sesuai yang dipersyaratkan.
7) Papan Nama Proyek
Pemasangan papan nama identitas untuk proyek perlu dilaksanakan sebelum pekerjaan
dimulai, terbuat dari bahan kayu meranti 5/7 dengan multiplek, yang didalamnya
tercantum nama pekerjaan, lokasi, pemilik pekerjaan, kontraktor pelaksana, nilai kontak
pekerjan dan tahun anggaran, yang di pasang berjarak 200 cm dari as bangunan terluar
di depan dekat dengan pintu masuk lakosi pekerjaan atau mudah dilihat. Papan nama
proyek itu sendiri berukuran 80 x 120
2. PEKERJAAN PERKERASAN BERBUTIR
1)
Pekerjaan Konstruksi Telford Dengan Batu Kapur
Sebelum perkerasan telford akan dilaksanakan, maka tanah dasar yang akan dilapisi
telah dpersiapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari direksi.
a) Pemasangan/Penghamparan
Leveransir mengirim Pasir urug, agregate/batu tepi, agrgate/batu pokok, serta
agregate/batu pengunci ke lokasi kegiatan yang ditentukan.
Setelah tanah dasar dipersiapkan, selanjutnya pasang agregate tepi dan pasir
urug dihampar merata dan dipadatkan dengan ketebalan minimum 5 cm.
Agregate/batu pokok harus dipasang satu persatu dengan posisi berdiri tegak
dan rapat satu dengan lainnya di atas pasir urug. Permukaan akhir agregate
pokok harus cukup rata sesuai dengan kemiringan melintang dan memanjang
sesuai dengan gambar rencana.
7/25/2019 METODE & RK3 3
9/42
Agregate/batu pengunci harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode
yang disetujui sehingga dihasilkan ketebalan yang merata dan tebal padat yang
diperlukan dalam toleransi yang dipersyaratkan.
b) Pemadatan
Segera setelah penghamparan agregate/batu pengunci dapat dipadatkan melalui
penggunaan alat pemadat mekanis.
Operasi pemadatan konstruksi telford, harus dimulai dari sepanjang tepi danbergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan dalam arah memanjang, Pada
bagian yang ber-"super elevasi", pemadatan harus dimulai dari bagian yang
rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi
pemadatan pada perkerasan telford harus dilanjutkan sampai seluruh rongga
antara batu pokok terisi agregate pengunci secara merata dan konstruksi
perkerasan telford tidak goyang.
Dalam hal mesin gilas statis beroda baja dapat mengakibatkan kerusakan atau
degradasi berlebihan dari lapis permukaan telford, maka pemadatan akhir
dilakukan dengan mesin gilas roda karet setelah mellui persetujuan direksi
pekerjaanc) Pengendalian Mutu
Pengujian
o
Bahan/material yang akan dipergunakan terlebih dahulu harus medapat
persetujuan dari Direksi pekerjaan. Penyedia jasa harus menyampaikan
sekurang-kurangnya 3 (tiga) contoh bahan dari sumber yang berbeda beserta
hasil pengujiannya
o Program pengujian rutin dilakukan untuk setiap bahan/material yang dibawa
ke lokasi pekerjaan.
o Untuk perkerasan telford ang dipadatkan, secara rutin dlakukan pengujian
CBR lapangan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pengujian dilakukanuntuk seluruh lokasi yang ditetapkan, tetapi tidak boleh berselang lebih dari
200 m.
Perbaikan terhadap Lapis Permukaan Telford yang Tidak Sesuai Persyaratan
Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan yang tidak memenuhi
persyaratantoleransi yang ditentukan atau yang permukaannya menjadi tidak
rata baik selama pelaksanaan maupun setelah pelaksanaan harus diperbaiki
dengan membongkar bagian permukaan tersebut dan mengurangi atau
menambahkan bahan sebagaimana diperlukan, kemudian dilanjutkan dengan
pembentukan dan pemadatan kembali.
Pengembalian Bentuk Pekerjaan setelah Pengujian
Seluruh lubang pada pekerjaan yang telah selesai dikerjakan, akibat pengujian
harus segera ditutup kembali dengan bahan yang sesuai dengan persyaratan dan
dipadatkan sampai memenuhi kepadatan dan toleransi yang ditetapkan untuk
pekerjaan ini.
d)
Pemeliharaan
7/25/2019 METODE & RK3 3
10/42
Penyedia jasa wajib memelihara dan menjaga kondisi konstruksi telford yang telah
dinyatakan sesuai oleh Direksi pekerjaan sampai dengan pekerjaan tahap berikutnya
dilaksanakan.
2) Pekerjaan Lapis Pondasi Agregate Kelas A
Agregat kasar Kelas A yang berasal dari batu ka|i narus 100 % mempunyai paling
sedikit dua bidang pecah. Untuk memperoleh homogenitas campuran dan memenuhiketentuan yang disyaratkan harus Iangsung dari instalasi pemecah batu atau pencampur
yang disetujui, dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk
memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi
yang benar. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di
Iapangan dengan grader, loader atau backhoe kecuali dengan alat khusus pulvi mixer.
Hasil pelaksanaan pekerjaan Iapis pondasi harus memenuhi persyaratan toleransi
dimensi tinggi permukaan 1 cm; toleransi ketebalan + 1 cm; dan kerataan permukaan
yang diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 meter yang diletakkan sejajar dan
melintang sumbu jalan untuk sepanjang Iokasi pekerjaan. Pengukuran kerataan
dilakukan setelah semua bahan yang Iepas dibersihkan. Toleransi kerataan permukaanIapis pondasi -0,8 cm.
a) Pekerjaan persiapan untuk Iapis pondasi agregat
Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu
jalan lama. semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan
lama harus diperbaiki teriebih dahulu.
Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada suatu Iapisan perkerasan
lama atau tanah dasar baru yang disiapkan atau Iapis pondasi yang disiapkan.
rnaka lapisan ini harus diselesaikan sepenuhnya.
Sebelum pekerjaan Lapisan Pondasi Agregat akan dilaksanakan, maka lapisan
dasar yang akan dilapisi harus telah dipersiapkan dan memenuhi persyaratan
serta telah ditangani sesuai dengan butir (a) dan (b) di atas. dengan panjang
paling sedikit 100 meter secara menerus. Untuk penyiapan tempat-tempat
yang kurang dari 100 meter karena tidak cukup ruang, seluruh daerah itu
harus disiapkan dan disetujui sebelum Iapis pondasi agregat dihampar.
Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar Iangsung di atas permukaan
perkerasan aspal lama, yang kondisi tidak rusak. maka harus dilakukan
penggarukan atau pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama dengan
greder agar diperoleh tahanan geser yang lebih baik.
b)
Penghamparan
Bahan Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran
yang merata dan harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang
disyaratkan. Kadar air dalam bahan hams tersebar secara merata.
Setiap lapis harus dihampar pada ketebalan yang merata agar menghasilkan
tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamana akan
7/25/2019 METODE & RK3 3
11/42
dihampar lebih dari satu lapis. maka Iapisan-lapisan tersebut harus diusahakan
sama tebalnya.
Lapis Pondasi Agregat harus diangkut, dihampar dan dibentuk dengan salah
satu metode yang disetujui yang tidak meyebabkan segregasi pada partikel
agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau
dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik.
Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap Iapisan harus dua kali ukuran
terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20
cm.
c) Pemadatan
Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap Iapis harus
dipadatkan menyeluruh dengan alat pernadat yang coook dan memadai. hingga
kepadatan paling sedikit 100% dari kepadatan kering maksimum modifikasi
(modified) seperti yang ditentukan.
Bila mesin gilas statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau
degradasi bedebihan dari Lapis Pondasi Agregat maka untuk pernadatan akhirdianjurkan agar menggunakan mesin gilas beroda karet.
Pernadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 1,5 % di bawah kadar air optimum sampai 1,5 % di atas kadar air
optimum. dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan.
Operasi penggilasan harus dimulai dari tepi terendah dan bergerak ke tilik
tertinggi dalam arah memanjang. Pada bagian super elevasi, penggilasan harus
dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian
yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas
roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata.
Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tidak terjangkau
dengan mesin gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat
pemadat Iainnya yang dapat rnenghasilkan kepadatan yang baik.
d) Pengendalian Mutu
Pengujian
o Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan harus mencakup
seluruh jenis pengujian yang disyaratkan dan minimum tiga contoh yang
mewakili setiap sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih untuk mewakili
rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan tersebut.
o
Bahan baru dapat digunakan apabila telah mendapat persetujuan dan bila
teqadi perubahan mutu bahan atau metode produksinya maka seluruh jenis
pengujian bahan harus diulangi Iagi.
o Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan hams
dilaksanakan untuk mengendalikan ketldakseragaman bahan yang dibawa
ke lokasi pekerjaan. Pengujian hams dilakukan setiap 1000 meter kubik
7/25/2019 METODE & RK3 3
12/42
bahan yang diproduksi paling sedikit harus meliputi tidak kurang dari lima
(5) pengujian indeks plastisitas. lima (5) pengujian gradasi partikel. dan 1
(satu) uji penentuan kepadatan kering maksimum sesuai ketentuan.
Pengujian CBR harus dilakukan dari waktu ke waktu.
o Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin
diperiksa. mengunakan SNI 03-2828-1992. Pengujian harus dilakukan pada
seluruh kedalaman Iapis tersebut pada Iokasi yang ditetapkan. tetapi tidak
boleh berselang lebih dari 200 m.
Perbaikan Lapis Pondasi Agregate Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
o Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak
memenuhi batasan toleransi yang disyaratkan, atau yang permukaannya
menjadi tidak rata baik selama pelaksanaan atau setelah pelaksanaan,
harus diperbaiki dengan membongkar Iapis permukaan tersebut dan
mengurangi atau rnenambahkan bahan sebagaimana diperlukan.
kernudian dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan kembali.
o
Lapis Pondasi Agregat yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam halrentang kadar air seperti yang disyaratkan, harus digaruk dan dilanjutkan
dengan penyemprotan air dalam kuantitas yang cukup serta garuk kembali
hingga kadar air campuran merala.
o
Lapis Pondasi Agregat yang terlalu basah untuk pemadatan seperti yang
ditentukan dalam rentang kadar air yang disyaratkan, hams digamk secara
berulang-ulang pada cuaca kering dengan peralatan yang disetujui disertai
waktu jeda dalam pelaksanaannya. Alternatif lain. bilamana pengeringan
yang memadai tidak dapat diperoleh dengan cara tersebut di atas. maka
bahan tersebut diganti dengan bahan Iain yang memenuhi ketentuan.
o
Perbaikan atas Lapis Pondasi Agregat yang tidak memenuhi kepadatan
yang dlsyaratkan, dapat dengan melakukan pemadatan tarnbahan,
penggarukan disertai penyesuaian kadar air dan pemadatannya kembali.
Pengembalian bentuk Iapis pondasi agregate setelah pengujian
Seluruh lubang pada pekerjaan yang telah selesai dikerjakan akibat pengujian
kepadatan atau Iainnya harus segera ditutup kembali dengan bahan Lapis
Pondasi Agregat dan dipadalkan sampai memenuhi kepadatan dan toleransi
permukaan.
e)
Pengelolaan lingkungan pelaksanaan pekerjaan Iapis pondasi agregat
Pengeloiaan lingkungan selama pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan serta
perbaikan setiap cacat mutu pekerjaan Iapis pondasi agregat, hal-hal yang harus
diperhatikan adalah :
Mempunyai perhatian penuh terhadap keselamatan seluruh karyawan yang
berada dilapangan dan memelihara lokasi pekerjaan serta pekerjaan dalam
kondisi yang mernadai dari gangguan yang membahayakan personil.
7/25/2019 METODE & RK3 3
13/42
Menyediakan dan memelihara atas penerangan. pagar, rambu peringatan dan
perhatian, kapan dan dimana diperiukan untuk melindungi pekerjaan atau
untuk keselamatan dan kenyamanan masyarakat atau Iainnya.
Menangani semua tindakan pencegahan yang memadai untuk menghindari
kerusakan kehidupan dan Iingkungan kerja. Tindakan pencegahan tersebut.
harus termasuk tetapi tidak terbatas pada:
o Kelengkapan fasililas sanitasi untuk pencegahan polusi biologi atau pabrik
dari lapangan atau setiap sumber air. sungai, sumur. tangki. penampungan
dan pemasokan air.
o Pencegahan timbulnya kerusakan tanpa alasan terhadap flora dan fauna.
o Pencegahan timbulnya gas yang berlebihan atau pengeluaran asap dari
mesin atau alat-alat operasional lainnya yang berhubungan dengan
pekerjaan.
o
Pencegahan dari kerusakan atau gangguan terhadap sumber air. saluran
irigasi dan drainase.
o
Pencegahan dari kebisingan suara knalpot yang sangat rnengganggu atautidak dikehendaki
f)
Mobilisasi dan demobilisasi
Mobilisasi dan pemasangan peralatan dari satu Iokasi ke tempat pekerjaan
dimana peralatan tersebut akan digunakan. Peralatan tersebut sesuai dengan
yang tercanturn dalam penawaran.
Penyediaan dan pemeliharaan base camp. kantor Iapangan. tempat tinggal,
bengkel, gudang dan sebagainya.
Perkuatan jembatan lama untuk pengangkulan alat-alat berat.
Transportasi
Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada Peraturan Pemerlntah, Peraturan
Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota yang berlaku maupun ketentuan tentang
pelestarian sumber daya alam dan Iingkungan hidup.
Beban dan muatan sumbu kendaraan atau peralatan lainnya. harus
disesuaikan dengan jalan dan jembatan yang ada dilingkungan proyek.
Bilamana terjadi kerusakan pada jalan ataupun jembatan yang disebabkan
oleh kegiatan pelaksanaan pekerjaan maka harus benanggung jawab atas
ketusakan tersebut.
Bilamana terdapat bahan yang hendak dibuang maka hams mengatur
pembuangan bahan di Iuar daerah milik jalan dan harus mendapatkan ijin
terlulis dari pemilik tanah dimana bahan buangan tersebut akan ditempatkan.
g)
Pemeliharaan Lalu intas
Selama pelaksanaan pekerjaan semua jalan lama tetap terbuka untuk Ialu
Iintas dan dijaga dalam kondisi aman serta dapat digunakan sehingga
perrnukiman di sepanjang dan berdekatan dengan lokasi pekerjaan disediakan
jalan masuk yang aman dan nyaman.
7/25/2019 METODE & RK3 3
14/42
Bilamana diperlukan membuat jalan atau jembatan sementara maka
sebelumnya harus melakukan semua pengaturan yang diperlukan, bila
diperlukan tennasuk pembayaran kepada pemilik tanah atas penggunaan
tanah itu dan harus mendapat persetujuan dari pejabat yang betwenang.
Setelah pekerjaan selesai, maka kondisi tanah tersebut harus dibetsihkan dan
dikembalikan ke kondisi semula sesuai kesepakatan.
Pengaturan sementara untuk Ialu Iintas untuk menjaga keselamatan umum
dan kelancaran Ialu Iintas harus mencakup:
Pemasangan dan pemeliharaan rambu lalu lintas dan penghalang (bam'er).
Rambu lalu Iintas dan penghalang yang digunakan selama pelaksanaan
pekerjaan hams diberi garis-garis yang reflektif dan atau teflihat jelas pada
malam hari.
Untuk kelancaran lalu Iintas di samping pernasangan rambu lalu lintas dan
penghalang. diperlukan juga menyediakan dan menempatkan petugas
bendera. Tugas utama petugas bendera adalah mengarahkan ams lalu Iintas
yang melalui dan disekitar Iokasi pekerjaan. terutama untuk pengaluran lalulintas satu arah.
Pemeliharaan untuk keselamatan lalu Iintas perlu dilakukan, yaitu terdiri atas:
Penyediaan jalan sementara dan pengendalian lalu Iintas selama pelaksanaan
kegiatan harus dipelihara agar tetap aman dan dalam kondisi pelayanan yang
memenuhi ketentuan. sehingga menjamin keselamatan lalu lintas dan bagi
pemakai jalan umum.
Selama pelaksanaan, harus menjamin bahwa perkerasan dan bahu jalan
dilokasi yang berdekatan dengan daerah milik jalan harus dijaga agar bebas
dari bahan lapis pondasi agregat, kotoran dan bahan yang tidak terpakai
lainnya yang dapat mengganggu atau mernbahayakan lalu lintas yang lewat.
Seluruh pekerjaan jalan sementara dan kelengkapan pengendali Ialu Iintas
yang ada di jalan samping atau jalan lokal yang menuju ke Iokasi pekerjaan
maka pada setiap saat selama periode pekerjaan harus dipelihara dalam
kondisi aman dan dapat berfungsi menurut ketentuan sehingga dapat
menjamin keamanan Ialu lintas dan masyarakat yang menggunakan jalan
tersebut.
h) Peralatan
Peralatan dan mesin-mesin yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sebelum
pekerjaan dimulai harus laik pakai dan selama pelaksanaan harus dirawat agar
selalu dalam keadaan yang memuaskan. Peralatan processing harus direncanakan,
dipasang, dioperasikan dan dengan kapasitas sedemikian sehingga dapat
mencampur agregat, air secara merata sehingga menghasilkan campuran yang
homogen, seragam yang diperlukan untuk pemadatan. Bilamana instalasi
pencampur digunakan maka instalasi pencampur tersebut harus dikalibrasi
terlebih dahulu untuk memperoleh aliran yang menerus dari komponen-
7/25/2019 METODE & RK3 3
15/42
komponen campuran dengan proporsi yang benar. Lapis pondasi agregat harus
dipadatkan dengan alat pemadat seperti, alat pemadat roda besi dengan
penggetar, alat pemadat roda besi, alat pemadat roda karet. Alat pemadat roda
besi dengan penggetar hanya boleh digunakan pada awal pemadatan.
Alat Penghampar
Alat penghampar agregat harus menggunakan peralatan mekanis yang mampu
menyebarkan bahan lapis pondasi agregat dengan lebar dan toleransi
permukaan yang diinginkan serta tidak menimbulkan segregasi.
Alat Pemadatan
Alat pemadat roda besi dengan penggetar, pemadat roda besi tanpa
penggetar atau pemadat roda karet, harus digunakan untuk pemadatan
pondasi agregat yang sudah dalam keadaan kadar air optimum untuk
pemadatan. Alat pemadat roda besi dengan penggetar hanya boleh digunakan
pada awal pemadatan.
Alat Pengangkut
Dump truk dengan penutup terpal harus digunakan untuk pengangkutanbahan ke lokasi pekerjaan. Bahan harus digelar dalam keadaan air optimum
untuk pemadatan dengan penggias. Mengingat material harus tersedia di
tempat, maka pemenuhan persayaratan ini dilakukan oleh pihak leveransir
dan penyedia jasa bertanggung jawab untuk memastikan proses
pengangkutannya.
Perkakas Lainnya
Perkakas-perkakas Iain yang termasuk dalam daftar berikut ini harus
disediakan dalam jumlah yang cukup dan ditambah dengan perkakas Iainnya
yang diperlukan:
o
Mistar pengecek kerataan permukaan.
o Alat perata dengan manual.
3) PEKERJAAN PERKERASAN KAKU
Setelah pekerjaan Perkerasan berbutir selesai terlebih dahulu dilakukan pengukuran,
pematokan, dan penentuan elevasi rencana jalan sesuai dengan gambar kerja yang
diberikan, maka diadakan pembersihan badan jalan yang akan dikerjakan dari
kotoran-kotoran, termasuk pembersihan/perataan badan jalan dari gundukan tanah
yang menumpuk di badan dan di pinggir jalan.
Konstruksi jalan beton yang dilaksanakan terdiri atas dua bagian utama, BETON NON
STRUKTUR/RABAT KLAS B0 (non struktural) yang berfungsi sebagai lapisan leveling
(perataan) dan untuk mencegah pumping action. Sedangkan untuk lapisan atas
(plat beton) digunakan beton dengan persyaratan mutu K350.
Demi untuk menjaga konsistensi campuran, kemudahan kecepatan pelaksanaan, serta
kebersihan pekerjaan dan terjaminnya mutu beton maka baik B0 maupun slab beton
(lapis permukaan) digunakan beton ready mix.
7/25/2019 METODE & RK3 3
16/42
a) Pekerjaan Beton B0
Guna kelancaran pekerjaan penggelaran tersebut, seluruh lebar jalan ditutup (arus
lalu-lintas dialihkan). Kemudian dilakukan penentuan/penyesuaian elevasi rencana
ketinggian B0 berdasarkan hasil pengukuran dan pematokan. Setelah itu, badan
jalan di- basahi/disiram dengan air terlebih dahulu agar tidak terjadi penyerapan
air semen dari B0 yang akan digelar. Lalu pemasangan bekesting melintang dengan
ukuran selebar jalur lalu-lintas (5,00 m) dilakukan serta memperhatikan panjang
lahan pengecoran yang disesuaikan dengan kemampuan kerja per hari
berdasarkan kapasitas truck mixer (4 truck @ 5 m3 per hari).
Ketebalan B0 yang digelar tidak sama/merata (fungsinya hanya sebagai lapisan
leveling) sebab kondisi jalan lama sudah rusak dan juga bentuk geometrinya tidak
sesuai lagi seperti penampang ideal jalan yang seharusnya selain itu bentuk akhir
atau bagian atas B0 harus rata karena diperuntukkan sebagai landasan untuk
meletakkan pelat beton.
Setelah pengecoran B0 selesai dikerjakan maka dilakukanlah proses curing dengan
menebarkan karung goni yang dibasahi selama seminggu (tiga kali sehari disiramair) guna mencegah terjadinya retakan-retakan sebagai akibat proses
pengerasan/pengeringan beton.
b)
Pekerjaan Perkerasan Kaku dan Oprit dengan Beton K-350 (Non Fly Ash)
Persyaratan Kerja
o
Hasil percobaan laboratorium dari agregat, termasuk sifat-sifat dan kualitas
disesuaikan dengan Spesifikasi yang ada terlebih dahulu sebelum
melaksanakan pekerjaan. Contoh-- contoh harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan dan disimpan sebagai rujukan selama pelaksanaan konstruksi.
Penyedia Jasa harus menyediakan tempat penyimpanan yang tahan
terhadap air dan dapat di kunci di lapangan untuk menyimpan contoh
sesuai dengan instruksi Direksi Pekerjaan.
o Sebelum memulai melaksanakan pekerjaan, semua data elevasi hasil survai
lapangan harus diserahkan untuk ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan,
dan juga semua Gambar potongan melintang yang disyaratkan.
o Percobaan (Test) dan Kontrol Kualitas (Qualitv Control)
o Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap semua percobaan (test)
dan kontrol kualitas (quality control) dari Cement Treated Base (CTB)
dan menyerahkan semua hasil percobaan kepada Direksi Pekerjaan
PengendalianLalu Lintas:
o
Pengendalian Lalu Lintas harus memenuhi ketentuan, Pemeliharaan
dan Pengaturan Lalu Lintas. Dalam keadaan apapun, Penyedia Jasa
harus bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada lalu lintas
yang melintasi Lapis perkerasan beton semen yang baru saja dihampar
sampai beton berumur 14 hari dan Penyedia Jasa harus melarang lalu
7/25/2019 METODE & RK3 3
17/42
lintas ini dengan menyediakan jalan alih (detour) atau dengan
pelaksanaan setengah lebar jalan.
o Pengamanan perkerasan Jalan
Penyedia Jasa harus memasang dan memelihara perintang-perintang yang
sesuai dan harus memperkerjakan tenaga pengawas untuk mencegah lalu
lintas umum serta para pegawainya, dan wakil-wakilnya melintasi
perkerasan yang baru dibangun sampai perkerasan tersebut dibuka
untuk penggunaan. Perintang-perintang ini harus diatur sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas umum pada jalur yang terbuka.
Penyedia Jasa harus memelihara rambu-rambu dan lampu-lampu pengatur
yang secara jelas menunjukkan jalur yang terbuka untuk umum. Dimana
lalu lintas perlu melintasi perkerasan jalan tersebut, Penyedia Jasa harus
membangun penyeberangan yang sesuai untuk menjembatani beton yang
bersangkutan atas biayanya sendiri, sebagaimana disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
Dimana suatu jalur lalu lintas umum yang telah ditetapkan bersambungandengan pelat atau jalur yang sedang ditempatkan, Penyedia Jasa harus
menyediakan, memasang dan kemudian memindahkan pagar pengaman
sementara sepanjang garis pembagi yang telah ditetapkan yang harus
dipertahankan disitu sampai pelat beton yang bersangkutan dibuka
untuk lalu lintas. Penyedia Jasa harus merencanakan operasi sedemikian
rupa untuk meniadakan setiap gangguan terhadap jalur atau jalur-jalur lalu
lintas umum.
Bila ruang bebas antar jalur-jalur lalu lintas umum dan peralatan operasional
Penyedia Jasa terbatas, maka harus digunakan peralatan khusus yang
dirancang untuk mengirim ke dan meninggalkan daerah dalam lebar
pelat beton yang sedang ditempatkan tanpa mengganggu jalur umum
manapun.
o Pembukaan Untuk Lalulintas
Direksi Pekerjaan akan menentukan pada saat mana perkerasan boleh dibuka
untuk lalu lintas. Dalam segala hal, jalan tidak boleh dibuka untuk lalu
lintas sebelum hasil terhadap sampel yang dicetak dan dilapisi pengawet
menurut SNI 03-4810-1998 mencapai kekuatan lentur minimum tidak kurang
dari 90 % kekuatan minimum umur 28 hari, sebagaimana ditentukan pada
Spesifikasi ini, ketika ditest dengan third point method. Bila tidak ada test,
perkerasan tak boleh dibuka untuk lalu lintas sebelum 14 hari dari saat beton
dihamparkan. Sebelum lalu lintas dibuka, perkerasan harus dibersihkan dan
penutup (sealing) sambungan sudah sempurna.
Pelaksanaan
o
Persiapan Lokasi Pekerjaan
7/25/2019 METODE & RK3 3
18/42
Badan jalan harus diperiksa kesesuaiannya dengan bentuk kemiringan
melintang dan elevasi- elevasi yang diperlihatkan dalam Gambar dengan
bantuan suatu pola/template bergigi yang berjalan pada acuan tepi
perkerasan. Bahan harus disisihkan/dibuang atau ditambah, sebagaimana
diperlukan, agar semua bagian badan jalan memiliki elevasi yang benar.
Badan jalan tersebut kemudian dipadatkan secara seksama dan diperiksa
kembali dengan pola/template tersebut. Beton tidak boleh
ditempatkan/ dihampar pada bagian badan jalan yang belum diperiksa
dan disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
Jika badan jalan terganggu setelah penerimaan, maka badan jalan
tersebut harus dibentuk kembali dan dipadatkan tanpa pembayaran
tambahan untuk operasi ini.
Badan jalan yang telah selesai harus dalam kondisi halus dan
padat sewaktu beton ditempatkan. Badan jalan tersebut harus bebas
dari lumpur dan bahan lepas atau bahan yang merusak lainnya. Jika beton
tersebut tidak ditempatkan diatas suatu membran kedap air dan jikabadan jalan tersebut kering pada waktu beton tersebut akan
ditempatkan, maka badan jalan tersebut harus disiram sedikit dengan air,
untuk mendapatkan suatu permukaan yang lembab. Cara penyiraman
tersebut sedemikian rupa sehingga tidak terbentuk genangan- genangan
air. Jika suatu membran kedap air digunakan maka membran tersebut
harus ditempatkan setelah badan jalan yang bersangkutan telah diperiksa
dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setiap membran yang digelar sebelum
memperoleh persetujuan Direksi Pekerjaan harus disingkirkan untuk
memungkinkan pengecekan dan pemeriksaan badan jalan oleh Direksi
Pekerjaan.
o
Acuan/Bekisting
Semua acuan sisi harus dipasang segaris dan diikat satu
dengan yang lain dengan menggunakan tidak kurang dari 3
paku/mur penjepit untuk setiap 3 meter panjang, 1 penjepit dipasang
pada setiap sudut dari setiap sambungan. Bagian-bagian acuan
harus disambung menjadi satu dengan kokoh dengan suatu
sambungan terkunci yang bebas dari gerakan segala arah. Sambungan-
sambungan antara bagian-bagian acuan harus dibuat tanpa terputus-
putus di permukaan puncaknya. Acuan-acuan harus dibersihkan dan
diminyaki segera sebelum setiap penggunaan. Rel-rel atau permukaan
lewatan harus dijaga tetap bersih didepan roda-roda dari setiap mesin
penyelesai/finishing
Roda-roda mesin penghampar tidak boleh langsung berjalan pada
permukaan atas acuan- acuan sisi. Rel-rel harus diikatkan pada
acuan-acuan tersebut, atau harus ditunjang secara terpisah.
7/25/2019 METODE & RK3 3
19/42
Acuan dan rel sisi harus dipasang dan ditunjang sedemikian rupa
sehingga permukaan akhir pelat yang diselesaikan memenuhi
ketentuan dan pinggiran pelat tersebut dimanapun tidak boleh lebih
dari 5 mm diluar alinyemen vertikal.
Acuan-acuan dan rel harus dipasang pada posisinya selambat-
lambatnya setengah hari kerja sebelum pembetonan berlangsung.
Pada waktu tersebut Penyedia Jasa harus memberi tahu Direksi
Pekerjaan panjang acuan dan rel yang telah dipasang. Direksi
Pekerjaan akan memberi informasi kepada Penyedia Jasa mengenai
segala kekurangan dalam acuan.
Jika tidak ada pemberitahuan mengenai adanya kekurangan-
kekurangan maka Penyedia Jasa berhak untuk meneruskan pekerjaan
yang bersangkutan dengan pembetonan untuk sepanjang acuan
tersebut setiap waktu setelah jam 6 (enam) pagi pada hari
berikutnya. Bila selama pekerjaan diketemukan adanya kekurangan-
kekurangan oleh Direksi Pekerjaan maka Penyedia Jasa harusmemperbaiki dan mengulangi pemberitahuan tersebut. Setelah
pemberitahuan ulang diberikan sebelum hari kerja yang bersangkutan
berakhir dan dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa
dapat diizinkan untuk mulai melaksanakan pekerjaan perkerasan yang
bersangkutan pada jam 10 pagi hari berikutnya. Setiap pemberitahuan
kembali yang diberikan setelah jam 6 pagi harus diberlakukan
sebagai pemberitahuan permulaan, kecuali Direksi Pekerjaan atas
kebijaksanaannya memperkenankan pelaksanaan perkerasan tersebut
lebih awal. Kegagalan memberitahu Direksi Pekerjaan mengenai
kesiapan acuan pada tengah hari sehari sebelum hari pembetonan
yang diusulkan dapat mengakibatkan Direksi Pekerjaan menangguhkan
izin untuk memulai pembetonan.
o TulanganBaja
Tulangan baja harus sedemikian rupa sehingga luas penampang melintang
efektif tulangan baja dalam a r a h membujur tidak kurang dari yang
diperlihatkan dalam Gambar. Kuantitas dan distribusi tulangan harus
dimodifikasi sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan disesuaikan
dengan adanya bak kontrol, kotak permukaan, persimpangan atau pelat-
pelat yang berukuran lebar atau panjang yang tidak normal.Tulangan baja harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga setelah
pemadatan beton tebal selimut pelat beton yang bersangkutan adalah 60
10 mm dari permukaan akhir pelat dan ini berakhir sekurang-kurangnya
40 mm dan tidak lebih dari 80 mm dari tepi pelat-pelat yang bersangkutan
pada semua sambungan beton kecuali pada sambungan membujur dan
sambungan konstruksi. Tulangan baja harus dipasang diatas batang-batang
7/25/2019 METODE & RK3 3
20/42
Dowel dan batang- batang Tie-bar terlepas dari toleransi-toleransi
penempatan tulangan baja.
Pada sambungan-sambungan melintang antara lembar-lembar anyaman
tulangan baja, batang tulangan melintang dari lembar yang satu harus
terletak dalam anyaman yang telah terpasang sebelumnya dan panjang
lewatan (panjang bagian yang tumpang tindih) harus tidak kurang dari 450
mm. Penunjang-penunjang kedudukan tulangan logam yang dipabrikasi
yang telah disetujui harus dipasang pada badan jalan tegak lurus
terhadap garis sumbu jalan yang bersangkutan, dan batang-batang
tulangan melintang harus diikat, dijepit atau dilas pada
penunjang tersebut bila saling berpotongan. Panjang lewatan pada
ujung-ujung batang tulangan harus tidak kurang dari 40 kali diameter
tulangan atau seperti diperlihatkan dalam Gambar
o
Penempatan Beton
Beton tidak boleh dicampur, ditempatkan atau diselesaikan kalau
penerangan alamiah tidak mencukupi, kecuali suatu sistem peneranganbuatan yang cocok dan disetujui dioperasikan. Beton harus hanya
dicampur dalam jumlah yang diperlukan untuk penggunaan saat itu.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dalam membuat beton
dengan konsistensi yang disyaratkan.
Mengencerkan kembali beton dengan menambah air atau dengan cara
lain biasanya tidak diperkenankan. Tetapi bila beton dikirim dalam
truk pencampur atau truk pengaduk, maka penambahan air dapat
diberikan pada bahan-bahan takaran (batch materials) dan
pencampuran tambahan dilaksanakan untuk menaikkan slump guna
memenuhi persyaratan- persyaratan yang ditetapkan, bila diizinkan oleh
Direksi Pekerjaan, asalkan semua operasi ini dilaksanakan dalam waktu
tidak lebih dari 45 menit sejak dimulainya pencampuran agregat dan
semen yang bersangkutan serta perbandingan (ratio) air semennya tidak
dilampaui.
o Penakaran, Pengangkutan , dan Pencampuran Beton
Penakaran, pengangkutan dan pencampuran beton harus dilaksanakan
sesuai dengan persyaratan persyaratan.
o Pengecoran
Sebagai tambahan persyaratan Pasal, Penyedia Jasa harus
memberi tahu DireksiPekerjaan secara tertulis sekurang-
kurangnya 24 jam sebelum bermaksud untuk memulai suatu
pengecoran beton atau meneruskan pengecoran beton jika operasi-
operasi telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan tertulis
tersebut harus termasuk lokasi pekerjaan, sifat pekerjaan, kelas beton,
dan tanggal serta waktu pengecoran beton.
7/25/2019 METODE & RK3 3
21/42
Meskipun ada pemberitahuan persetujuan untuk melaksanakan,
tidak ada beton boleh dicor, bila Direksi Pekerjaan atau wakilnya
tidak hadir menyaksikan seluruh operasi pencampuran dan
pengecoran.
Beton yang tidak dicor pada posisi akhirnya dalam acuan setelah 30
menit sejak air ditambahkan pada campuran yang bersangkutan tidak
boleh digunakan.
Pengecoran beton harus diteruskan dengan tanpa berhenti sampai
pada suatu sambungan konstruksi yang telah ditentukan dan disetujui
sebelumnya atau sampai pekerjaan tersebut diselesaikan.
Beton harus dicor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari
segregasi/pemisahan partikel-partikel halus dan kasar dalam campuran
Beton harus dicor ke dalam acuan sedekat mungkin dengan posisi
akhirnya untuk menghindari pengaliran campuran beton dan tidak
diijinkan untuk mengalirkan campuran beton lebih dari satu meter dari
posisi pengecoran.
Beton harus dicor dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga
beton yang baru dicor menyatu dengan beton yang dicor sebelumnya
sementara yang baru dicor masih plastis
o
Penghamparan Beton dengan Mesin
Pada umumnya beton harus dihampar dengan mesin beralat penggetar,
yang dirancang untuk menghilangkan pra-pemadatan sebagai akibat
pengendapan beton dari berbagai ketinggian atau ketebalan. Mesin
tersebut harus dirancang untuk mencegah segregasi dari beton yang
dicampur. Beton tersebut harus diendapkan secara merata sampai
suatu ketinggian sedikit lebih tinggi dari ketebalan yang disyaratkan
dan kemudian harus dicetak secara mekanis menjadi sesuai dengan
permukaan yang benar.
Rancangan mesin penghampar dengan corong curah, yang dipasang pada
rel harus sedemikian rupa sehingga elevasi permukaan beton yang dicetak
adalah sama untuk kedua arah lintasan. Perlengkapan juga harus dibuat
untuk penghamparan dengan ketebalan yang berbeda dalam arah lebar
perkerasan jalan, dan untuk menyesuaikan penghamparan dengan cepat
akibat adanya variasi-variasi ini.
Mesin penghampar harus mampu mencetak beton dengan tinggi/elevasi
permukaan yang tepat untuk konstruksi berlapis tunggal atau dua. Beton
untuk pelat-pelat bertulang harus dihampar dalam satu atau dua
lapisan mengikuti persyaratan-persyaratan berikut :
Beton dihampar dalamsatu lapisan
Suatu pola (jig) berjalan harus digunakan untuk
mempertahankan tulangan pada posisinya atau tulangan tersebut
7/25/2019 METODE & RK3 3
22/42
harus ditunjang dengan penunjang-penunjang logam pabrikasi atau
ditanamkan dalam beton yang belum dipadatkan dengan cara mekanis.
Cara penunjangan tulangan harus mempertahankan tulangan yang
bersangkutan dalam pelat beton padat pada suatu kedalaman
dibawah permukaan akhir, dan beton tersebut harus dipadatkan
secara seksama di sekeliling tulangan tersebut.
Beton dihampar dalam dua lapisan
Lapisan pertama harus dihampar dengan suatu elevasi sedemikian
rupa sehingga setelah pemadatan selanjutnya lapisan yang
bersangkutan akan menunjang tulangan pada beton yang telah
dipadatkan pada suatu kedalaman dibawah permukaan akhir. Setelah
tulangan ditempatkan pada posisinya harus ditutup dengan beton.
Pemadatan dan Penyelesaian dengan Mesin
Mesin pencetak perkerasan jalan beton dengan menggunakan vibrasi
permukaan, harus mencetak beton yang bersangkutan sehingga
memiliki elevasi yang tepat dengan sebilah pisau perata, kayuhberputar atau perlengkapan berputar, dan kemudian harus
memadatkan beton tersebut dengan vibrasi atau dengan suatu
kombinasi vibrasi dan penumbukan mekanis. Peralatan tersebut
kemudian harus menyelesaikan permukaan beton tersebut dengan
menggunakan suatu batang perata yang bergoyang melintang atau
miring. Suatu batang perata lain untuk pekerjaan penyelesaian yang
bergoyang secara melintang atau miring harus disediakan setelah
setiap mesin pembentuk sambungan melintang dalam keadaan
basah. Batang perata bergoyang tersebut harus berpenampang
melintang persegi dan harus membentangi seluruh lebar pelat yang
bersangkutan dan berbobot tidak kurang dari 170 kg/m. Batang ini
harus ditunjang pada suatu kereta, yang ketinggiannya harus dikontrol
berdasarkan tinggi rata-rata dari sekurang-kurangnya 4 titik yang
ditempatkan secara merata dengan jarak antara sekurang-kurangnya
3,5 meter dari rel penunjang, balok, atau pelat, pada setiap sisi dari
pelat beton yang sedang diperkeras.
o
Pekerjaan Penyelesaian
Penyelesaian Permukaan Selama Konstruksi Awal Perkerasan Jalan
Beton
Setelah penyelesaian sambungan-sambungan dan lintasan terakhir
dari balok finishing dan sebelum penerapan media perawat,
permukaan perkerasan beton yang akan digunakan sebagai permukaan
jalan harus diberi alur (groove) atau disikat dalam arah tegak lurus
terhadap garis sumbu jalan yang bersangkutan.
7/25/2019 METODE & RK3 3
23/42
Penyelesaian dengan penyikatan harus dilaksanakan dengan sebuah
sapu kawat yang lebarnya kurang dari 450 mm. Berkas kawat sapu
yang digunakan harus pada mulanya berukuran panjang 100 mm
terbuat dari kawat berukuran 32 gauge. Sapu tersebut harus tediri dari
2 baris berkas-berkas kawat yang berjarak antar sumbu 20 mm dan
berkas-berkas dalam satu baris harus berjarak 10 mm pusat ke pusat
dan dipasang ditengah-tengah celah antara berkas-berkas pada baris
lainnya. Berkas-berkas tersebut masing-masing harus diganti bila
berkas yang terpendek telah aus menjadi 90 mm.
Perawatan
Segera setelah penyapuan dan perapian tepi selesai, perawatan beton
harus dimulai. Permukaan terbuka dari beton yang baru dicor harus
dilindungi terhadap pengaruh matahari, angin, dan hujan dengan
menggunakan rangka-rangka yang ditutup dengan bahan-bahan yang
bersifat merefleksi panas dan hujan. Setiap rangka harus dipasang
segera setelah penyelesaian perlakuan permukaan beton yangbersangkutan dan dengan suatu cara sedemikian rupa sehingga
permukaan beton tidak terganggu.
Permukaan tersebut harus diperiksa secara teratur untuk memastikan
waktu tercepat/terawal pada saat mana permukaan tersebut dapat
menahan penghamparan bahan yang bersifat menyimpan lengas.
Bahan ini harus berupa dua lapisan kain goni (burlap) atau dua
lembaran katun, atau bahan bersifat sangat menyerap lainnya yang
disetujui. Bahan apapun yang digunakan harus dijaga agar tetap
basah untuk jangka waktu tidak kurang dari 7 hari, sampai suatu
tingkat yang menjamin bahwa 100 % kelembaban dipertahankan pada
permukaan beton. Kegiatan pengecoran beton harus ditunda jika
penyediaan air tidak cukup baik untuk perawatan dan pengecoran,
atau bila bahan perawatan lainnya tidak cukup tersedia dilokasi
pekerjaan.
Bila penggunaan suatu membran (suatu lapisan tipis) senyawa
perawat disetujui oleh Direksi Pekerjaan maka harus sesuai dengan
ketentun. Senyawa tersebut harus digunakan pada permukaan yang
telah diselesaikan dengan menggunakan mesin penyemprot yang telah
disetujui.
Pembongkaran Acuan
Acuan tidak boleh dibongkar sampai beton yang baru dicor telah
mengeras dalam waktu sekurang-kurangnya 12 jam. Acuan tersebut
harus dibongkar dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan
pada perkerasan jalan.
7/25/2019 METODE & RK3 3
24/42
Segera setelah acuan dibongkar, maka ujung-ujung semua siar
muai (sambungan ekspansi) dan seluruh lebar bagian yang akan
terbuka harus dibersihkan dari beton untuk seluruh tebal pelat yang
bersangkutan. Setiap daerah yang menunjukkan adanya sedikit
keropos harus ditambal dengan adukan yang terdiri dari satu bagian
semen dan dua bagian ag regat halus berdasarkan berat. Bila Direksi
Pekerjaan menganggap bahwa tingkat keropos yang ada sedemikian
rupa sehingga pekerjaan tersebut tidak dapat diterima, maka Penyedia
Jasa harus membongkar bahan yang rusak dan menggantikannya
dengan bahan yang dapat diterima atas biayanya sendiri. Bagian yang
dibongkar tersebut harus untuk seluruh tebal dan lebar pelat yang
bersangkutan dan sekurang-kurangnya sepanjang 3 meter.
Persyaratan Permukaan
Setelah beton cukup mengeras, permukaan yang bersangkutan
selanjutnya harus diuji untuk diperiksa kebenarannya (trueness),
dengan menggunakan straight-edge berukuran 3 meter yangdisetujui dan diletakkan diatas permukaan yang bersangkutan pada
posisi yang berurutan dan saling meliputi (overlap) 1,5 meter
melintasi seluruh permukaan. Setiap bagian permukaan yang jika
diuji dalam arah membujur, menunjukkan suatu perbedaan atau
menyimpang dari alat pengujian lebih dari 4 mm tetapi tidak lebih dari
8 mm harus diberi tanda dan segera digerinda dengan suatu alat
gerinda yang disetujui sampai perbedaan tersebut tidak lebih dari 4
mm. Perhatian khusus harus diberikan bila memeriksa sambungan
melintang untuk menjamin bahwa kriteria ini terpenuhi. Bila
perbedaan atau penyimpangan terhadap alat pengujian lebih dari 8
mm, maka perkerasan harus dibongkar dan diganti oleh Penyedia Jasa
atas biayanya sendiri. Bagian-bagian yang dibongkar tersebut harus
sekurang-kurangnya sepanjang 3 meter dan untuk seluruh tebal dan
lebar pelat yang bersangkutan.
Penyimpangan permukaan maksimum yang diperbolehkan dibawah
alat sraight-edge 3 meter yang ditempatkan dalam segala arah beton
yang akan dilapis ulang dengan suatu lapisan aspal tidak boleh melebihi
10 mm.
Sambungan (Joint)
Sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan pada lokasi seperti
yang ditentukan dalam Gambar. Semua sambungan harus dilindungi
agar tidak kemasukan material yang tidak dikehendaki sebelum ditutup
dengan bahan pengisi.
o Pengendalian Mutu
Umum
7/25/2019 METODE & RK3 3
25/42
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh untuk menjamin bahwa
kualitas beton memenuhi Spesifikasi dan tanggung jawab ini tidak
dapat dihilangkan dengan pengujian yang telah dilaksanakan dan
disetujui Direksi Pekerjaan.
Pengujian Untuk Sifat Kemudahan Pengerjaan
Satu atau lebih pengujian Slump sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan untuk setiap takaran beton yang
dihasilkan, dan pengujian tersebut tidak akan dianggap telah
dilaksanakan kecuali telah disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakil
wakilnya.
Pengujian Kekuatan
Penyedia Jasa harus melaksanakan tidak kurang dari satu
pengujian kekuatan untuk setiap 20 meter kubik atau sebagian dari
padanya, beton yang dicor. Setiap pengujian harus termasuk
pembuatan tiga contoh yang identik untuk diuji pada umur 3, 7,
dan 28 hari. Tetapi bila jumlah beton yang dicor dalam satu harimemberikan kurang dari 5 contoh untuk diuji, maka contoh- contoh
harus diambil dari 5 takaran yang dipilih secara sembarangan.
Contoh pertama dari contoh-contoh ini harus diuji pada umur 3 hari
disusul dua oleh pengujian lebih lanjut pada umur 7 dan 28 hari.
Pengujian Tambahan
Penyedia Jasa harus melaksanakan suatu pengujian tambahan
yang mungkin diperlukan untuk menetapkan kualitas bahan-bahan,
campuran atau pekerjaan beton yang telah selesai,
sebagaimana diarahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian tambahan ini
dapat meliputi :
-
Pengujian yang bersifat tidak merusak dengan menggunakan
clerometer atau alat penguji lainnya.
-
Pengambilan dan pengujian inti beton.
-
Pengujian lain semacam itu sebagaimana ditetapkan Direksi
Pekerjaan.
Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
I. ANALISA TEKNIS PEKERJAAN
7/25/2019 METODE & RK3 3
26/42
PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
(PRA-RK3K)
KEBIJAKAN MANAJEMEN MUTU,
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA
Perusahaan kami, Perusahaan Jasa Konstruksi sesuai dengan Visi dan Misi
perusahaan, bertanggungjawab dan peduli terhadap masalah Keselamatan &
Kesehatan Kerja, sehingga tercapai Keluhan Nihil terhadap Kecelakaan (zeroaccident) dan meningkatkan Efisiensi untuk kepuasan pelanggan .
Untuk mencapai hal tersebut, kami :
1. Menjaga, menerapkan, dan mengkaji Sistem Manajemen Mutu & Keselamatan &Kesehatan Kerja pada semua tingkat dalam Organisasi.
2. Selalu berupaya menjaga dan menciptakan Kondisi Lingkungan Kerja yang aman
dan sehat.
3. Mematuhi Perundangan dan Peraturan yang berlaku serta Persyaratan lainnyayang relevan dengan Sistem Manajemen Mutu & Keselamatan & Kesehatan Kerja
.
4. Menetapkan Program Kerja, Tujuan dan Sasaran Keselamatan & Kesehatan Kerjayang secara periodik dikaji dan disempurnakan disesuaikan dengan kebutuhan.
5. Selalu melakukan penyempurnaan untuk mengembangkan Sistem ManajemenMutu & Keselamatan & Kesehatan Kerja secara berkesinambungan.
Memastikan proses Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Kawasan / Proyek terlaksanadengan baik sesuai tata cara yang berlaku di CV. Putra Kembar.
K3 berlaku sejak Kawasan / Proyek dimulai dengan dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK) dariDireksi kepada Manajer Realti / Properti / Konstruksi sampai Kawasan / Proyek dinyatakan selesaidengan ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima (BAST).1.1Definisi
1.1.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah sistim yang digunakan dalam suatulingkungan / kawasan / proyek dimana hal itu bertujuan untuk melindungi tenagakerja dan karyawan yang berada didalam lingkungan / kawasan / proyek tersebutdari bahaya-bahaya yang ditimbulkan pada saat proses pekerjaan sedangberlangsung.
1.1.2 Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yangmemungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
1.1.3 Keselamatan Kerja adalah keadaan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerjasejak mulai pekerjaan sampai berakhirnya pekerjaan terhadap tenaga kerja,
karyawan, material, peralatan, proses kerja, dan hasil pekerjaan.1.1.4 Personal In Charge (P.I.C) K3 adalah karyawan / pelaksana yang bertanggung
jawab terlaksananya pelaksanaan K3 dengan baik dan benar.1.1.5 Tenaga kerja adalah orang yang bekerja pada CV. Putra Kembar baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan periode kerja tidak tertentu.1.1.6 Karyawan adalah orang yang bekerja pada CV. Putra Kembar baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan periode kerja tertentu dengan perikatan kerja.1.1.7 Material adalah barang yang berasal dari alam atau pabrikan digunakan / dipasang
untuk pembangunan.1.1.8 Peralatan adalah barang yang digunakan sebagai alat bantu kerja untuk
pembangunan.1.1.9 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya penyelamatan awal
pada tenaga kerja, pegawai yang sakit atau karena kecelakaan kerja, sebelum
dibawa ke Puskesmas / Klinik / Rumah Sakit.
7/25/2019 METODE & RK3 3
27/42
1.1.10Kotak P3K adalah tempat untuk menyediakan obat-obatan yang memadaipertolongan pertama apabila ada tenaga kerja / karyawan yang sakit / kecelakaankerja.
1.1.11Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) adalah jaminan pengobatan/perawatanyang diberikan kepada tenaga kerja / karyawan.
1.1.12Tanda Informasi / Identifikasi adalah suatu tempat / sarana yang dapatmemberikan pemahaman sesuatu atau beberapa hal.
1.1.13Tanda Penunjuk adalah suatu tempat / sarana yang dapat memberikan arahtujuan seperti yang dimaksud dalam tanda tersebut
1.1.14Tanda Larangan / Bahaya adalah suatu tempat / sarana yang dapat memberiperingatan atau larangan pada sesuatu atau beberapa hal.1.1.15Jalan Kerja / Evakuasi adalah jalan sementara yang tidak terganggu material,
peralatan, puing, sebagai sarana keluar masuk tenaga kerja / pegawai secara rutindan apabila ada bahaya.
1.1.16Alat Pemadam Kebakaran adalah sarana pemadaman api kebakaran yang dapatmembahayakan jiwa manusia maupun bangunan.
1.1.17Railing Pengaman adalah tanda batas pada tempat-tempat tertentu yang dapatmencelakakan atau sebagai alat bantu pegangan seperti : lubang tangga,, daerah liftmaterial atau tempat-tempat di ketinggian.
1.1.18Jaring Pengaman (safety net) adalah sarana pengaman yang dipasang padabangunan sebagai pelindung apabila ada material / peralatan yang jatuh.
1.1.19Penangkal Petir (sementara) adalah sarana pelindung dari petir apabila proses
bangunan / alat kerja relatif tinggi (tower crane) sedangkan penangkal petir yangpermanen belum bisa dipasang.1.1.20Perlengkapan Pelindung Tubuh adalah alat bantu untuk melindungi tubuh
terhadap kesehatan dan keselamatan kerja seperti : topi pengaman (helm), sepatupengaman (safety shoes), sabuk pengaman (safety belt), masker, kaca matapengaman, sarung tangan, tanda pengenal.
1.2Ketentuan1.2.1 Dibuat struktur organisasi lapangan yang jelas tentang penanggung jawab
pelaksanaan K3 oleh penanggung jawab kawasan / proyek.1.2.2 Seluruh tenaga kerja / karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus
memahami dan mematuhi persyaratan K3.1.2.3 Seluruh tenaga kerja / karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus
mengenakan topi pengaman (helm), dan alat pelindung tubuh lainnya (sepatu
pengaman /safety shoes, sabuk pengaman/ safety belt, masker, kaca matapengaman, sarung tangan, tanda pengenal) sesuai situasi dan kondisi yangdiperlukan.
1.2.4 Orang-orang yang tidak mempunyai tujuan jelas dilarang berada dalam lingkunganproyek.
1.2.5 Disediakan topi pengaman (helm) khusus untuk tamu.1.2.6 Disediakan tempat parkir kendaraan dengan baik dan benar dan pengaturan lalu-
lintas di dalam proyek.1.2.7 Disediakan jalan kerja yang memadai dan aman.1.2.8 Disediakan perlengkapan P3K yang lengkap dan nomor telepon instansi yang
terkait seperti : klinik, rumah sakit, kantor depnaker, kantor pemadam kebakaran,kantor polisi, dls.
1.2.9 Disediakan pemadam kebakaran portable pada tempat-tempat tertentu yang
dianggap rawan bahaya.1.2.10Tangga kerja dan perancah harus kuat dan dipasang pada kondisi stabil.1.2.11Dipasang railing pengaman dengan kuat dari kayu / besi pada tempat-tempat
ketinggian dan lubang-lubang serta tempat rotasi crane yang dapatmembahayakan manusia.
1.2.12Tempat kerja harus dipasang penerangan kerja yang cukup memadai.1.2.13Simpan bahan-bahan yang berbahaya dan beracun pada tempat tempat khusus1.2.14Jaringan / instalasi listrik kerja diatur sedemikian rapi untuk menghindari dari
kecelakaan / kebakaran.
7/25/2019 METODE & RK3 3
28/42
PROSES K3 DI PROYEK
Mengontrol Sarana
PerlengkapanK3
Petugas K3
Petugas K3
Menunjuk PetugasK3
Petugas K3
Man Proyek
layak
t a Terjaditidak layak
Terjadi Kecelakaan,
Petugas MelaksanakanPertolongan sesuaiProsedur K3
Petugas K3
Petugas K3
Siap digunakan
Laporan sakit,kecelakaan kerja
Laporan
Petugas K3
perbaiki
Instruksi dilaksanakanprosedur
AAN ANDI
PIMPINAN PERUSH.
7/25/2019 METODE & RK3 3
29/42
KECELAKAAN RINGAN
Laporan keManajemen Proyek
KecelakaanRingan
ya Perlu keRumahSakit
t a
Di bawa kerumah sakit
Pengobatan diproyek
Laporan kecelakaankerja
Selesai
7/25/2019 METODE & RK3 3
30/42
KECELAKAAN BERAT / MENINGGAL
Rumah Sakit
Laporan keManajemen Proyek
ya Perlu keRumahDuka
tidak
Di antar kerumah duka
Pemakaman
Selesai
KecelakaanBerat / Meninggal
Pemberitahuanke keluarga
Asuransi /bantuan biaya
7/25/2019 METODE & RK3 3
31/42
PETUNJUK PRAKTIS PELAKSANAAN DAN KETENTUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA (K3)
A. KETENTUAN UMUM
1. Seluruh karyawan proyek harusmenggunakan tanda pengenaldan seragam.
2. Seluruh karyawan dan pekerja
yang terlibat dalam pelaksanaanpekerjaan harus memahami danmematuhi kaedah, danperaturan Keselamatan danKesehatan Kerja.
3. Semua yang terlibat dalampelaksanaan pekerjaan haruspeduli dan tanggap akan bahayakebakaran, kecelakaan kerja danmenjaga kebersihan dankerapian pada lokasi kerjamasing-masing.
4. Setiap proyek harus
mendaftarkan dan mengikutiprogram Jamsostek.
5. Manajemen proyek atau Penanggung Jawab K3 harus menetapkan sanksi atau hukumanterhadap pelanggaran peraturan K3.
6. Harus tersedia data alamat dan telepon instansi-instansi yang terkait seperti Rumah Sakitterdekat, Kepolisian, Dinas Kebakaran, Depnaker, Asuransi/Jamsostek yang diletakkanpada tempat yang mudah dibaca oleh semua orang.
7. Jalan kerja / jalan inspeksi dan jalan evakuasi yang memadai dan aman harus disediakansebagai sarana keluar masuk pekerja dan pengawas.
8. Pada lokasi-lokasi yang berbahaya harus dipasang tanda-tanda peringatan.9. Dibuat pengaturan lalu lintas dan penataan parkir di dalam area kerja.
B. PERLENGKAPAN PELINDUNG TUBUH.
1. Semua pekerja, karyawan dantamu, harus mengenakan topipengaman (helmet) dan sepatupengaman saat berada di lokasikerja.
2. Sabuk pengaman (safety belt)dan tali penyelamat harusdigunakan pada saat bekerjadiketinggian lebih dari 2 meter.
3. Harus menggunakan BodyProtector / pelindung badan jikahal tersebut diperlukanterutama untuk tukang las.
4. Sarung tangan harus dipakaisewaktu memegang barang ataubenda keras yang dapatmengakibatkan luka-luka padatangan.
5. Alat pelindung pernapasan /masker harus dipakai sewaktuberada pada lokasi yang penuh debu atau material lain yang membahayakan pernapasan.
6. Alat pelindung telinga harus dikenakan apabila bekerja pada situasi kerja yang bising.
7/25/2019 METODE & RK3 3
32/42
C. KEBERSIHAN DAN KERAPIAN (HOUSE KEEPING).
1. Harus ditunjuk personil yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan K3 di lapangan.2. Tempat-tempat kerja, tangga-
tangga, dan lorong-lorong tempatorang bekerja atau sering dilalui,harus dilengkapi denganpenerangan yang cukup sesuaidengan ketentuan yang berlaku.
3. Semua tempat kerja harusmempunyai sistem pengudaraanyang cukup sehingga dapatmengurangi bahaya debu, uap danbahaya lainnya.
4. Kebersihan dan kerapian di tempatkerja harus dijaga sehingga bahan-bahan yang berserakan, sampah,bahan bangunan, alat-alat kerja tidak merintangi atau menimbulkan kecelakaan.
5. Genangan-genangan air harus dikeringkan minimal 3 hari sekali, agar tidak ada jentiknyamuk yang sempat hidup.
6. Semua sisi lantai yang terbuka (belum berdinding), lubang-lubang di lantai yang terbuka,atap-atap yang dapat dimasuki, sisi tangga yang terbuka, semua galian dan lubang yang
dianggap berbahaya harus diberi pagar atau tutup pengaman yang kuat.7. Setiap sore hari setelah selesai pekerjaan selalu dilakukan pembersihan di daerah kerja.8. Dilakukan pengambilan sampah secara berkala dari tempat kerja dan selanjutnya dibuang
ke lokasi pembuangan sementara yang telah ditetapkan di area proyek.
D. RAMBU-RAMBU PERINGATAN.
1. Rambu-rambu peringatan disini adalah tulisan dan gambar atau simbol yang memuatperaturan-peraturan, peringatan, larangan maupun himbauan.
2. Rambu-rambu harus mudah dibaca pada jarak pandang yang cukup dan dipahami olehsemua kalangan yang terlibat dalam proyek (komunikatif).
3. Jenis rambu, bahan pembentuk, tipe dan ukuran tulisan, bahasa, jenis simbol yangdigunakan atau gambar, dan warna, disesuaikan dengan kondisi proyek, pekerjaan dankebutuhannya, kecuali rambu-rambu yang sudah baku di jalan raya.
E. TATA CARA PENANGANAN KECELAKAAN, SAKIT DAN MENINGGAL
1. Sarana Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
a. Terdapat kotak P3K yang memadai dan tersedia pada tempat-tempat yang mudahterjangkau.
b. Terdapat personil penanggung jawab K3.c. Tersedia tempat dan kendaraan yang selalu siap untuk mengangkut orang yang cedera
ke puskesmas / rumah sakit.d. Kacelakaan kerja harus segera dilaporkan kepada petugas K3 secepat mungkin.e. Proyek harus menyediakan sarana pelayanan kesehatan, bisa berupa sarana pelayanan
kesehatan yang dikelola sendiri atau bekerja sama dengan pusat kesehatan masyarakat(puskesmas) yang berada di sekitar lokasi proyek.
2. Penanganan Jika Pekerja Mengalamai Kecelakaan
a. Petugas K3 segera memeriksa dan memberikan pertolongan pertama.
b. Petugas K3 segera menentukan apakah korban perlu dibawa ke puskesmas atau tidak.c. Apabila perlu Petugas K3 membawa korban ke Puskesmas untuk perawatan lebih
lanjut.
7/25/2019 METODE & RK3 3
33/42
d. Petugas K3 membuat laporan kecelakaan dan diserahkan kepada Manajer Proyek.e. Membuat Laporan untuk pihak luar (Jamsostek / Asuransi).
3. Penanganan Jika Pekerja Sakit
a. Patugas K3 segera memeriksa dan memberikan pengobatan atas gejala sakit.b. Petugas K3 segera menentukan apakah pasien perlu dibawa ke puskesmas/rumah sakit
atau tidak, istirahat di lokasi atau di rumah.c. Petugas K3 membawa pasien ke puskesmas/rumah sakit untuk pengobatan lebih lanjut.d. Membuat laporan adanya pekerja sakit di lokasi kerja.
4. Penanganan Jika Pekerja Meninggal
a. Untuk pekerja meninggal karena kecelakaan kerja, petugas K3 segera memberikankabar kepada keluarga korban, membuat dan mengirimkan laporan ke lembagaasuransi (Jamsostek, dll), Depnaker dan Polisi. Waktu dan format disesuaikan denganperaturan yang berlaku. Selanjutnya petugas K3 bekerja sama dengan bagianadministrasi membuat dan mengirim laporan kecelakaan intern dan evaluasinyakepada Manajer Operasi II dan MR.
b. Untuk pekerja meninggal karena sakit di lokasi kerja, petugas K3 segera mengadakanpertemuan dengan bagian administrasi membuat laporan dan petunjuk yang perluuntuk menindak lanjuti kejadian tersebut. Selanjutnya laporan tersebut dikirim kepadaManajer Operasi II dan MR.
F. PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN
1. Tindakan Pencegahan.
a. Upayakan seminimal mungkinmenggunakan bahan mudahterbakar.
b. Melakukan Pemisahanpenempatan untuk bahayayang mudah terbakar.
c. Dilarang merokok di lokasikerja (pasang rambu-rambu).
d. Instalasi listrik dan gassementara sebagai alat bantu
kerja harus ditata rapi, amandan diperiksa secara periodik.
e. Tempat kerja harus rapi,bebas dari bahan yang mudahterbakar.
f. Dipasang alat pemadam kebakaran dan jalan keluar/jalur evakuasi apabila terjadikebakaran dan diberi rambu-rambu.
2. Penanggulangan dan Penyelamatan
a. Harus tersedia alat pemadam kebakaran dalam jumlah yang cukup, jenis yang sesuai,dilakukan pemeriksaan secara periodik, penempatan yang mudah terlihat, tidakdiperbolehkan untuk dipindah-pindahkan, terdapat petunjuk singkat cara pemakaian,dan ditempatkan di dekat lokasi yang mengandung tingkat resiko kebakaran yang
tinggi.b. Harus tersedia jalan untuk penyelamatan diri beserta petunjuknya.
7/25/2019 METODE & RK3 3
34/42
c. Buat denah letak-letak alat pemadam kebakaran dan alarm dini dan ditempel minimaldi dua tempat yaitu di bagian pintu masuk dan di bagian pintu darurat.
d. Dilakukan pelatihan terhadap pihak-pihak yang terkait dalam pekerjaan mengenaipenanggulangan dan penyelamatan bahaya kebakaran.
e. Jika proyek menggunakan alarm, harus dipastikan alarm berfungsi dengan baik dandapat terdengar sampai radius yang direncanakan.
f. Tersedia alat komunikasi untuk menghubungi Dinas Pemadam Kebakarang. Apabila Dinas Kebakaran sudah datang, agar dibantu diinformasikan lokasi api
/kebakaran dan jumlah orang yang terperangkap di dalamnya.
h. Penanggung jawab/Koordinator penanggulangan dan penyelamatan akibat bahayakebakaran harus ditetapkan.
G. PENGGALIAN, PONDASI DAN PARIT.
1. Sebelum melakukan pekerjaan penggalian tanah dan pembuatan parit ataupun pondasi,terlebih dahulu harus dipastikan kondisi kestabilan tanah dan lingkungan di sekitar tempattersebut.
2. Sebelum melakukan penggalian, harus dipastikan tidak terdapat instalasi kabel, gas, airatau instalasi lain pada lokasi galian. Apabila ada, harus dikoordinasikan dengan pihakterkait, agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan aman.
3. Pagar pengaman dan rambu peringatan harus dipasang di sepanjang parit atau disekelilinglubang dan galian yang ada.
4. Tanah galian tidak boleh diletakkan terlalu dekat dengan pinggir galian. Jarak minimum
yang aman adalah sedikitnya 1,5 meter dari pinggir galian.5. Kendaraan yang digunakan untuk pekerjaan galian harus diparkir pada tempat yang amandan rata.
H. TANGGA, PERANCAH, DAN BEKERJA PADA KETINGGIAN.
1. Tangga
a. Tangga bantu kerja harus dibuat dari material atau bahan yang kuat dan tahan terhadapcuaca dan harus memiliki konstruksi yang kuat.
b. Harus dipasang railling untuk pegangan.c. Kemiringan tangga harus diatur sedemikian rupa sehingga aman untuk digunakan.d. Jangan meletakkan tangga di atas tumpukan material untuk menambah ketinggian.e. Jangan meletakkan benda apapun pada tangga dan jalan kerja.
7/25/2019 METODE & RK3 3
35/42
2. Perancah
a. Rancangan penyangga beban atau perancah untuk sarana bekerja harus didukungdengan analisa perhitungan.
b. Dasar perancah harus cukup kuatuntuk menahan beban, kalaudiperlukan dibuat landasan kayuatau cor beton.
c. Harus dibuat pengaku (bracing)untuk menahan gaya kesampingatau goyangan.
d. Sebelum perancah memikul beban,harus dicek dahulu keseluruhandari perancah terpasang sesuairancangan.
e. Tangga naik perancah harusdisediakan.
f. Petugas yang melakukan inspeksiharus mengetahui prinsip-prinsippemasangan perancah yang aman.
3. Bekerja pada ketinggian
a. Yang dimaksud dengan bekerja pada ketinggian adalah bekerja di lokasi dimana
terdapat perbedaan ketinggian dengan lokasi sekitarnya yang dimungkinkan terjadinyabahaya kecelakaan kerja.
b. Pekerja yang melakukan pekerjaan di tempat ketinggian haruslah dipastikan dalamkeadaan sehat, tidak takut pada ketinggian, menggunakan pelindung tubuh yangmemadai sesuai aspek keselamatan kerja.
c. Tepi suatu tempat ketinggian haruslah dipasang railling pengaman. Tipe dan jenisbahan disesuaikan dengan kondisi pekerjaan dan lingkungan, tetapi harus dipastikanmudah terlihat jelas, cukup kuat, harus dipelihara, dan dalam kondisi yang baik.
d. Lubang-lubang dengan ukuran lebih besar dari kaki sampai badan manusia harusditutup dengan bahan yang kuat dan apabila lebih besar dari itu harus dipasang raillingpengaman.
e. Apabila pekerja yang bekerja pada ketinggian membawa peralatan dan bahan-bahankecil, maka harus membawa kantong atau wadah tempat peralatan dengan tujuan alat
atau bahan tidak jatuh.f. Tidak diperkenankan meninggalkan pekerjaan dalam keadaan bahan terpasang dan
mudah terlepas.g. Apabila dipandang perlu bekerja di tempat ketinggian dengan lokasi lingkungan yang
padat maka perlu dipasang jaring pengaman (safety net).h. Harus dipastikan adanya lokasi dan sarana yang memadai untuk mengkaitkan sabuk
pengaman sehingga berfungsi sebagaimana mestinya.i. Penumpukan sementara material ditempatkan cukup jauh dari tepi dan disusun
sedemikian rupa sehingga tidak mudah berpindah walau tidak dipindahkan.j. Tempat berpijak untuk pekerja, dudukan alat, dan bahan dipastikan kuat dan aman.
7/25/2019 METODE & RK3 3
36/42
I. ALAT-ALAT ANGKAT DAN PENGOPERASIAN ALAT-ALAT BERAT.
1. Umum
a. Hanya orang yang memiliki Surat Ijin Mengoperasikan Peralatan (SIM-P) yang bolehmengoperasikan alat berat.
b. Operator harus mengetahui kapasitas alat berat yang dioperasikan.c. Pastikan bahwa peralatan keselamatan berada pada posisinya dan dalam kondisi siap
pakai.d. Jangan mengisi bahan bakar pada saat kendaraan hidup.
e. Perhatikan daerah-daerah yang bermuatan listrik (electric line) sebelummengoperasikan alat, pastikan wilayah/daerah aman.
2. Crane
a. Informasi penting seperti tabel kapasitas muatan, kecepatan operasi yang disarankan,peringatan bahaya khusus dan informasi penting lainnya harus dipasang dengan jelaspada semua crane dan peralatan sejenis.
b. Alat pemadam api yang berukuran sekurang-kurang 5 BC harus ditempatkan di dalamkabin setiap alat.
c. Harus dilakukan pemeriksaan pada rangka tiang crane atas kemungkinan adanya korosiatau kerusakan / ketidak sempurnaan pada sambungan rangka.
d. Operator harus dibantu minimal dengan seorang pemandu yang akan memberikanisyarat kepada operator. Dalam keadaan darurat, sinyal STOP/BERHENTIdapat
diberikan oleh siapa saja.e. Hanya sinyal tangan standar saja yang diakui (sinyal ini berlaku umum dan standar)kecuali operator terhalang pandangannya dapat menggunakan isyarat lainnya.
f. Dilarang menaiki kait (hook) atau muatan yang diam maupun yanh sedang diangkat.g. Pada setiap kait (hook) dari crane harus dipasang kancing pengaman (safety laches).h. Ukuran dan kapasitas kekuatan sling harus diperhitungkan terhadap beban yang
diangkut, dan harus dipastikan berfungsi dengan benar.i. Apabila mengikat suatu muatan dengan sling, tempatkan sling pada tempatnya yang
benar, dan waktu mulai mengangkat dengan menegangkan sling, jagalah jangan sampaitangan dan jari-jari anda terjepit.
j. Sebelum mengangkat muatan, pastikan bahwa tidak ada benda lepas yang terletak padamuatan.
k. Jika melepas sling dari kait tunggu sampai muatan diam dan bebas lepas dari sling.
l. O