Post on 13-Feb-2015
MAKALAH
TENTANG TERAPI MADU PADA ULKUS DIABETES MELLITUS
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas keperawatan Medikal Bedah
Disusun Oleh:
1. Rosyid Alhaq
2. Solikhatun
3. Nuzula Syifaul Khujun
4. Fitri Lestari
5. Aji Parwoto
6. Trisya Ayuningtyas
7. Anisa Nuraheni
8. Ahmad Fauzan
PRODI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2013
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Alloh S.W.T yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah KMB di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
Dengan terselesaikannya makalah ini, tidak lupa berkat bantuan,
bimbingan, dan dorongan dari ibu Cahyu Septiwi, M.Kep.Sp.KMB selaku dosen
pembimbing mata kuliah KMB, dan teman-teman seperjuangan yang telah
memberikan bantuan tenaga, pikiran sehingga makalah dapat terselesaikan.
Apabila dalam penulisan makalah ini masih ditemukan kekeliruan, penulis
mengharap kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan
makalah ini.
Gombong, 9 April 2013
Penu
lis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Madu kaya dengan peptide dan karbohidrat kompleks yang
membutuhkan proses enzimatik agar dapat dibakar sebagai energi. Ini
membuat madu menjadi sejenis gula yang “lambat dibakar” atau memiliki
indeks glikemik rendah hingga tidak memberatkan kerja insulin. Namun,
beberapa madu ternyata memiliki indeks glikemik yang cukup besar
sehingga perlu diperhatikan jenis madu apa yang paling cocok untuk
diabetes dan gangguan kolesterol.
Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis terjadi karena adanya
gangguan pada pankreas yang menghasilkan insulin. Padahal insulin
dibutuhkan untuk memasukkan glukosa darah ke dalam sel. Dengan
keadaan ini maka kadar glukosa darah orang diabetes sangat tinggi.Pada
pasien diabetes, madu asli dapat menurunkan kolesterol total,LDL dan
CRP. Madu dapat dijadikan alternatif pemanis karena selain lebih baik
metabolismenya, juga dapat meningkatkan kadar insulin dibandingkan
sukrosa.
Khasiat madu sebagai makanan bernilai gizi tinggi dan berkhasiat
obat untuk penyembuhan tampaknya terkait dengan kandungan bahannya
yang cukup lengkap. Menurut hasil analisis kimi di negara-negara
maju,madu tersusun dari bahan gula,pollen trace dan air. Madu yang
berkualitas baik mengandung air 17,1% bahan-bahan karbo hidrat seperti
levulosa 38,2%,dekstrosa 31,35, Sukrosa 1,3%, Dieskstrin dan gum 1,5%
Vitamin dan mineral 0,2% serta substansi yang belum teridentifikasi 3,1%.
Bahan-bahan lain yang teridentifikasi meliputi lapton 7,1% abu 0,2%
netrogen 0,04% dan enzin diastase 2,1% satu sendok teh mengandung
sekitar 21 kalori,Hasil analisis lainnya menyebutkan bahwa madu
mengadung bahan anti oksida asam-asam amino Vitamin dan mineral
secara umum,madu jika tonikum untuk mereka yang sedang lemah
badan.
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu penykit DM
b. Apa itu Madu?
c. Apa Manfaat Madu bagi kesehatan?
d. Manfaat Madu untuk pasien DM?
e. Bagaimana terapi madu untuk luka pada pasien DM?
C. Tujuan Penulisan
a. Agar Mahasiswa mengetahui lebih dalam tenteng Penyakit DM
b. Agar mahasiswa mengetahui apa itu madu,kandungan-kandungan apa yang ada di dalam madu
c. Agar mahasiswa mengetahui apa manfaat madu bagi kesehatan
d. Agar mahasiswa mengetahui apa manfaat madu bagi penderita DM
f. Agar mahasiswa mengetahui Bagaimana terapi madu untuk luka pada pasien DM?
e. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
BAB II
PEMBAHASAN
I. DIABETES MELLITUS
A. Diabetes Mellitus
1. Pengertian
Nama lengkap diabetes adalah diabetes mellitus yang berarti “gula madu”.
Istilah “diabetes melitus” berasal dari Bahasa Yunani yang jika
diterjemahkan berarti “mengalirkan melalui pipa dengan tekanan
atmosfer” dan dari Bahasa Latin yang dapat diterjemahkan menjadi
“semanis madu”.
Pengertian dari Bahasa Yunani dan Latin menggambarkan diabetes dengan
tepat. Karena air melewati tubuh penderita diabetes seolah-olah dialirkan
dari mulut lewat saluran kemih dan langsung keluar dari tubuh. Air seni
diabetisi (pengidap diabetes) rasanya manis karena mengandung gula.
Dulu, salah satu tes untuk diabetes ialah dengan menuangkan air seni sang
pasien ke dekat sarang semut. Jika serangga itu mengerumuni air seni, hal
ini menunjukkan adanya gula. Itu sebabnya diabetes sering disebut sebagai
penyakit kencing manis.
2. Apa itu Diabetes?
Setiap makanan yang kita santap akan diubah menjadi energi oleh tubuh.
Dalam lambung dan usus, makanan diuraikan menjadi beberapa elemen
dasarnya, termasuk salah satu jenis gula, yaitu glukosa. Jika terdapat gula,
maka pankreas menghasilkan insulin, yang membantu mengalirkan gula ke
dalam sel-sel tubuh. Kemudian, gula tersebut dapat diserap dengan baik
dalam tubuh dan dibakar untuk menghasilkan energi.
Indonesia menempati peringkat empat negara dengan jumlah penderita
diabetes terbanyak di dunia
Ketika seseorang menderita diabetes maka pankreas orang tersebut tidak
dapat menghasilkan cukup insulin untuk menyerap gula yang diperoleh
dari makanan. Itu yang menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi
tinggi akibat timbunan gula dari makanan yang tidak dapat diserap dengan
baik dan dibakar menjadi energi. Penyebab lain adalah insulin yang cacat
atau tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin dengan baik.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan pankreas, sebuah organ di samping
lambung. Hormon ini melekatkan dirinya pada reseptor-reseptor yang ada
pada dinding sel. Insulin bertugas untuk membuka reseptor pada dinding
sel agar glukosa memasuki sel. Lalu sel-sel tersebut mengubah glukosa
menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan aktivitas. Dengan
kata lain, insulin membantu menyalurkan gula ke dalam sel agar diubah
menjadi energi. Jika jumlah insulin tidak cukup, maka terjadi penimbunan
gula dalam darah sehingga menyebabkan diabetes.
Penyebab penyakit kencing manis atau diabetes tergantung pada jenis
diabetes yang diderita. Ada 2 jenis diabetes yang umum terjadi dan
diderita banyak orang yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
Perbedaannya adalah jika diabetes tipe 1 karena masalah fungsi organ
pankreas tidak dapat menghasilkan insulin, sedangkan diabetes tipe 2
karena masalah jumlah insulin yang kurang bukan karena pankreas tidak
bisa berfungsi baik.
B. Macam-Macam Diabetes Mellitus
1. Diabetes Tipe 1
a. Pengertian
Penyakit diabetes tipe 1 sering disebut Insulin Dependent Diabetes
Mellitus atau Diabetes Mellitus yang Bergantung pada Insulin. Jadi
diabetes tipe 1 berkaitan dengan ketidaksanggupan pankreas untuk
membuat insulin. Jadi diabetes tipe ini berkaitan dengan kerusakan
atau gangguan fungsi pankreas menghasilkan insulin.
Penderita penyakit diabetes tipe 1 sebagian besar terjadi pada orang
di bawah umur 30 tahun. Itu sebabnya penyakit ini sering dijuluki
diabetes anak-anak karena penderitanya lebih banyak terjadi pada
anak-anak dan remaja. Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat
menghasilkan cukup insulin akibat kelainan sistem imun tubuh
yang menghancurkan sel yang menghasilkan insulin atau karena
infeksi virus sehingga hormon insulin dalam tubuh berkurang dan
mengakibatkan timbunan gula pada aliran darah.
b. Penyebab Diabetes Tipe 1
Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan cukup
insulin. Karena kekurangan insulin menyebabkan glukosa tetap ada
di dalam aliran darah dan tidak dapat digunakan sebagai energi.
Beberapa penyebab pankreas tidak dapat menghasilkan cukup
insulin pada penderita diabetes tipe 1, antara lain karena:
1) Faktor keturunan atau genetika. Jika salah satu atau kedua
orang tua menderita diabetes, maka anak akan berisiko terkena
diabetes.
2) Autoimunitas yaitu tubuh alergi terhadap salah satu jaringan
atau jenis selnya sendiri—dalam hal ini, yang ada dalam
pankreas. Tubuh kehilangan kemampuan untuk membentuk
insulin karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-sel
yang memproduksi insulin.
3) Virus atau zat kimia yang menyebabkan kerusakan pada pulau
sel (kelompok-kelompok sel) dalam pankreas tempat insulin
dibuat. Semakin banyak pulau sel yang rusak, semakin besar
kemungkinan seseorang menderita diabetes.
c. Perawatan Diabetes Tipe 1
Karena pankreas kesulitan menghasilkan insulin, maka insulin
harus ditambahkan setiap hari. Umumnya dengan cara suntikan
insulin. Apakah bisa dengan perawatan secara oral? Tidak bisa,
karena insulin dapat hancur dalam lambung bila dimasukkan lewat
mulut.
Cara lain adalah dengan memperbaiki fungsi kerja pankreas. Jika
pankreas bisa kembali berfungsi dengan normal, maka pankreas
bisa memenuhi kebutuhan insulin yang dibutuhkan tubuh.
2. Diabetes Tipe 2
a. Pengertian
Penyakit diabetes tipe 2 sering juga disebut Non-Insulin Dependent
Diabetes Mellitus atau Diabetes Mellitus Tanpa Bergantung pada
Insulin. Berbeda dengan diabetest tipe 1, pada tipe 2 masalahnya
bukan karena pankreas tidak membuat insulin tetapi karena insulin
yang dibuat tidak cukup. Kebanyakan dari insulin yang diproduksi
dihisap oleh sel-sel lemak akibat gaya hidup dan pola makan yang
tidak baik. Sedangkan pankreas tidak dapat membuat cukup insulin
untuk mengatasi kekurangan insulin sehingga kadar gula dalam
darah akan naik.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang sebagian besar
diderita. Sekitar 90% hingga 95% penderita diabetes menderita
diabetes tipe 2. Jenis diabetes ini paling sering diderita oleh orang
dewasa yang berusia lebih dari 30 tahun dan cenderung semakin
parah secara bertahap.
b. Penyebab Diabetes Tipe 2
Penyebab diabetes tipe 2 karena insulin yang dihasilkan oleh
pankreas tidak mencukupi untuk mengikat gula yang ada dalam
darah akibat pola makan atau gaya hidup yang tidak sehat.
Beberapa penyebab utama diabetes tipe 2 dapat diringkaskan
sebagai berikut:
1) Faktor keturunan, apabila orang tua atau adanya saudara
sekandung yang mengalaminya.
2) Pola makan atau gaya hidup yang tidak sehat. Banyaknya gerai
makanan cepat saji (fast food) yang menyajikan makanan
berlemak dan tidak sehat.
3) Kadar kolesterol yang tinggi.
4) Jarang berolahraga.
5) Obesitas atau kelebihan berat badan.
Semua penyebab diabetes tipe 2 umumnya karena gaya hidup yang
tidak sehat. Hal ini membuat metabolisme dalam tubuh yang tidak
sempurna sehingga membuat insulin dalam tubuh tidak dapat
berfungsi dengan baik. Hormon insulin dapat diserap oleh lemak
yang ada dalam tubuh. Sehingga pola makan dan haya hidup yang
tidak sehat bisa membuat tubuh kekurangan insulin.
c. Perawatan Diabetes Tipe 2
Perawatan diabetes tipe 2 adalah dengan memaksa fungsi kerja
pankreas sehingga dapat menghasilkan insulin lebih banyak. Jika
pankreas bisa menghasilkan insulin yang dibutuhkan tubuh, maka
kadar gula dalam darah akan menurun karena dapat diubah menjadi
energi. Dalam banyak kasus, dapat diobati dengan minum pil,
paling tidak pada awalnya, untuk merangsang pankreas agar
menghasilkan lebih banyak insulin. Pil itu sendiri bukan insulin.
Namun pankreas bisa lelah menghasilkan insulin jika terus
menerus dipaksa. Cara terbaik untuk mengatasi diabetes tipe 2
adalah dengan diet yang baik untuk mengurangi berat badan dan
kadar gula, disertai dengan gerak badan yang sesuai
C. Gejala Diabetes
Karena kekurangan insulin dan memiliki kadar gula yang tinggi dalam darah,
maka beberapa gejala yang umum bagi penderita diabetes baik tipe 1 maupun
tipe 2. Apabila Anda mengalami beberapa gejala tersebut, ada baiknya Anda
melakukan pengecekan untuk mengetahui kadar gula darah. Secara umum,
beberapa gejala yang terjadi antara lain:
1. Sering buang air kecil
2. Sering merasa sangat haus
3. Sering lapar karena tidak mendapat cukup energi sehingga tubuh memberi
sinyal lapar
4. Penurunan berat badan secara tiba-tiba meski tidak ada usaha menurunkan
berat badan. Hal ini karena sewaktu tubuh tidak dapat menyalurkan gula
ke dalam sel-selnya, tubuh membakar lemak dan proteinnya sendiri untuk
mendapatkan energi.
5. Sering kesemutan pada kaki atau tangan.
6. Mengalami masalah pada kulit seperti gatal atau borok.
7. Jika mengalami luka, butuh waktu lama untuk dapat sembuh.
8. Perubahan perilaku seperti mudah tersinggung. Penyebabnya karena
penderita diabetes tipe 1 sering terbangun pada malam hari untuk buang
air kecil sehingga tidak dapat tidur nyenyak.
9. Mudah merasa lelah.
II. MADU
A. Madu
1. Pengertian
Madu adalah zat manis alami yang dihasilkan lebah yang berasal dari
bahan baku nektar bunga. Zat yang terkandung dalam madu adalah
glukosa, fruktosa, maltosa, sukrosa, karbohidrat, enzim diatase, enzim
invertase, dan zat warna yang bervariasi, bergantung nektar bunga.
Glukosa dalam madu berkhasiat mengembalikan cairan tubuh dengan
cepat. Fruktosanya dapat mengurangi kerusakan hati. Enzim diatase dan
invertase mengurangi pati, protein, dan glikosida yang berlebihan dalam
tubuh. Dalam penyembuhan dan pencegahan kanker, madu meningkatkan
daya tahan dan sistem kekebalan tubuh. Madu juga mempercepat
penyembuhan luka, baik luka kanker atau luka bekas operasi
pengangkatan kanker.
Penggunaan madu sebagai obat dimulai sejak zaman Yunani dan Mesir
kuno. Saat itu di Mesir, madu merupakan salah satu dari 500 obat
terpopuler. Muncul julukan “sari madu para dewa”, hingga raja Mesir
yang meninggal pun dibekali sebotol madu untuk kehidupan di alam baka.
2. Manfaat Madu
a. Anti Bakteri
Hidrogen peroksida adalah zat aktif dalam madu yang memiliki
aktivitas anti bakteri. Penelitian lain membuktikan bahwa bagian dari
hidrogen peroksida yang dikandungnya, osmolaritas dan keasaman
yang tinggi menjadikan madu memiliki aktivitas antibakteri.Madu
merupakan antimikroba alami karena:
1) Keasaman madu dapat menghambat bakteri yang merugikan
(bakteri patogen).
2) Madu merupakan larutan gula yang jenuh (dengan osmolaritas
tinggi) sehingga kandungan air sebagai media pertumbuhan bakteri
dan jamur hanya sedikit.
3) Keberadaan glukosa oksidasi dapat menghambat
pertumbuhan mikroba. Glukosa oksidasi adalah enzim yang
disekresikan oleh lebah untuk membentuk madu dari nektar.
Dengan bantuan air dan oksigen, glukosa diubah menjadi asam
glukonat dan hidrogen peroksida. Daya keasaman dan hidrogen
peroksida yang dihasilkan, melindungi dan menjadikan madu tetap
steril selama proses pemasakan.
b. Meningkatkan jumlah bakteri menguntungkan.
Meningkatkan pertumbuhan bakteri menguntungkan di dalam saluran
pencernaan seperti bakteri bifido, untuk melawan bakteri merugikan
yang dapat menyebabkan sakit perut. Madu juga efektif dalam
menjaga keseimbangan bakteri bifido.
c. Membantu sistem pencernaan.
1) Menghambat bakteri merugikan seperti Helicobacter pylori, yang
dapat menyebabkan tukak pada lambung.
2) Efektif dalam mengatasi diare, dengan cara membantu penyerapan
elektrolit dan air.
3) Memperlancar buang air besar, dan konstipasi/sembelit.
4) Memelihara sistem pencernaan.
5) Meningkatkan jumlah nutrisi di dalam tubuh.
6) Mengoptimalkan penyerapan nutrisi seperti kalsium.
d. Antioksidan
1) Kandungan antioksidan di dalam madu berasal dari berbagai
nutrisi yang terkandung seperti vitamin C, asam organik, enzim,
fenol dan flavonoid.
2) Menggunakan madu sebagai pengganti pemanis dapat
mengoptimalkan fungsi antioksidan dalam tubuh.
3) Sebagai sumber antioksidan alami, madu dapat mengurangi efek
kecoklatan pada buah dan sayur.
e. Sumber energi.
1) Terdiri dari 38% fruktosa dan 31% glukosa, yang mudah diubah
menjadi energi oleh tubuh.
2) Madu merupakan campuran antara fruktosa-glukosa yang alami,
dengan kandungan oligosakarida, protein, vitamin dan mineral,
yang dapat membantu meningkatkan performa atlit, seperti yang
dihasilkan oleh minuman yang biasa dikonsumsi oleh atlit.
f. Sebagai pemanis yang sehat pengganti gula.
1) Pengganti gula, aman bagi penderita diabetes. Dapat digunakan
sebagai pemanis pada minuman tanpa menghilangkan atau
menutupi rasa minuman yang sebenarnya.
2) Madu murni dengan dosis rendah dapat berfungsi sebagai
karbohidrat, atau bahkan sebagai pengganti gula.
g. Mempercepat penyembuhan luka.
1) Madu memiliki sifat higroskopis yang tinggi (dapat menyerap
kelembaban dari udara). Ketika dioleskan pada luka, madu
menarik kandungan air pada luka sehingga luka cepat kering serta
mengurangi pertumbuhan bakteri.
2) Madu juga dapat mempercepat proses penyembuhan karena madu
dapat mengurangi pembengkakan, memiliki aktivitas antibakteri,
serta membantu melindungi luka. Penutup luka yang
menggunakan madu lebih efisien karena khasiatnya bertahan lebih
lama.
3) Madu membantu menghambat pertumbuhan jamur dan
bakteri yang menyebabkan infeksi pada luka serta infeksi setelah
operasi.
h. Sistem syaraf
Madu membantu menyeimbangkan syaraf sehingga bagus untuk
penderita insomnia, menormalkan tekanan darah dengan menstabilkan
emosi, meringankan sakit kepalakarena ketegangan jiwa (tension
headache), meringankan depresi dan kejang-kejang akibat gangguan
syaraf pusat.
III. MADU TERAPI DM
A. Madu Terapi DM
Apakah ada diantara Anda terkena diabetes? atau di lingkungan
keluarga dan teman dekat Anda? Saat ini ditemukan bahwa madu
dapat mengobati diabetes. Madu alami berasal dari lebah terbukti
memiliki banyak sekali khasiat yang berguna untuk tubuh manusia.
Dalam The Journal of Medical Food tahun 2004, Waili NS melaporkan
penelitian tentang efek madu terhadap glukosa plasma, C-reactive
protein (CRP), dan lipid darah pada orang yang sehat, pasien diabetes,
dan orang yang kelebihan lipid.
Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis terjadi karena adanya
gangguan pada pankreas yang menghasilkan insulin. Padahal insulin
dibutuhkan untuk memasukkan glukosa darah ke dalam sel. Dengan
keadaan ini maka kadar glukosa darah orang diabetes sangat tinggi.
Penelitian oleh Waili dan kawan-kawan tersebut menunjukkan
beberapa hasil. Pertama, pada orang sehat, ternyata gula biasa
(dekstose) meningkatkan kadar glukosa plasma 52% pada satu jam
pertama dan 3% pada dua jam, sedangkan madu asli meningkatkan
kadar glukosa plasma 14% pada satu jam pertama dan 10% pada dua
jam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa madu hanya
meningkatkan sedikit kadar gula darah dibandingkan gula lainnya.
Kedua, gula biasa dan madu buatan juga meningkatkan kadar
trigliserida, sedangkan madu asli menurunkan trigliserida dan
meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Ketiga, madu yang
dikonsumsi selama 25 hari ternyata menurunkan kolesterol total dan
kolesterol jahat (LDL), serta meningkatkan kolesterol baik(HDL).
Pada pasien diabetes, madu asli dapat menurunkan kolesterol
total,LDL dan CRP. Madu dapat dijadikan alternatif pemanis karena
selain lebih baik metabolismenya, juga dapat meningkatkan kadar
insulin dibandingkan sukrosa.
Dari penelitian tersebut, terlihat bahwa madu asli dapat mengurangi
kadar glukosa darah dan mengurangi risiko penyakit jantung pada
pasien diabetes sehingga menggantikan pemanis dengan madu mentah
(raw honey) memberikan banyak keuntungan.
Di China, telah dipasarkan sebuah produk kombinasi pollen dan
propolis Fengzhen yang diklaim para penelitinya dapat mengontrol
kadar gula darah dan lemak. Selain itu, dikatakan pula obat ini dapat
melenturkan pembuluh darah, memperbaiki sirkulasi hingga mencegah
komplikasi diabetes. Peneliti yang sama juga berhasil membuktikan
efek propolis dalam mengobati diabetes mellitus sama baiknya dengan
terapi tradisional lain, tetapi lebih cepat dalam menurunkan kadar gula
darah. Juga propolis member efek yang baik pada pasien diabetes
dengan gangguan radang gusi dan jamur di mulut.
Madu kaya dengan peptide dan karbohidrat kompleks yang
membutuhkan proses enzimatik agar dapat dibakar sebagai energi. Ini
membuat madu menjadi sejenis gula yang “lambat dibakar” atau
memiliki indeks glikemik rendah hingga tidak memberatkan kerja
insulin. Namun, beberapa madu ternyata memiliki indeks glikemik
yang cukup besar sehingga perlu diperhatikan jenis madu apa yang
paling cocok untuk diabetes dan gangguan kolesterol.
B. Madu Untuk Terapi Luka Diabetes Mellitus
Kejadian luka yang membentuk gangren pada penderita diabetes
adalah masalah lama, yang sampai saat ini penangannya belum
mencapai titik maksimal. Beberapa penderita diabetes yang mengalami
luka gangren pada organ kakinya, bahkan harus merelakan kakinya
diamputasi, untuk mempersempit atau memotong bidang penyebaran
gangren tersebut.
Pada diabetes, luka gangren ini dipicu oleh adanya hiperglikemik pada
darah. Hiperglikemik ini yang menyebabkan neuropati dan angiopati
pada kulit, termasuk perubahan sensasi dan daya tekan otot, sehingga
menyebabkan perubahan distribusi tekanan pada kulit sekitar.
*HIPERGLIKEMIK adalah Kejadian dimana kadar glukosa dalam
darah tinggi.
*NEUROPATI adalah Kerusakan sel saraf tepi yang bisa disebabkan
oleh penyekit, obat, trauma atau efek samping dari
Pada penderita diabetes, kurangnya aliran darah pada daerah yang
terkena infeksi juga menjadi pemicu luka menyebar semakin meluas.
Untuk itu, pada penderita diabetes, sangat dianjurkan untuk banyak
bergerak, agar aliran darah menjadi lancar.
Edukasi kepada pasien diabetes tentang perlunya menjaga kesehatan
dan kebersihan kaki harus giat dilaksanakan. Terutama bagi yang
memiliki faktor resiko untuk mengalami luka gangren. Rasa kebas atau
kesemutan pada kaki pasien diabetes harus dipantau seksama. Hal ini
disebabkan karena, rasa kesemutan/kebas lah yang menyebabkan
penderita tidak merasa sakit jika terjadi hal-hal yang melukai kakinya.
Pengobatan tradisional menggunakan madu telah dilakukan sejak
lama. Madu dikatakan bisa membantu menyelesaikan masalah pada
lambung, batuk ataupun mata. Penelitian yang berkembang akhir-akhir
ini menyebutkan bahwa madu juga memiliki kemampuan untuk
membantu menyembuhkan luka.
Aktivitas antibakteri dan antiseptik pada madu dapat mengurangi
pertumbuhan bakteri yang menginfeksi luka gangren.
Kadar zat-zat kimiawi pada madu sangat berguna untuk mengurangi
nyeri akibat radang, dan melancarkan sirkulasi darah. Madu juga
dilangsir dapat membantu pertumbuhan jaringan kulit yang baru,
dengan hanya sedikit meninggalkan luka parut atau bahkan tidak sama
sekali.
Menggunakan madu untuk mengobati luka gangren akibat diabetes,
tidaklah sulit. Bahkan, dengan bantuan keluarga di rumah, penderita
diabetes dengan luka gangren bisa melakukannya. Tapi, alangkah lebih
baik jika terapi madu pada gangren ini juga dilakukan dalam
pengawasan perawat.
CARA KERJA
Oleskan madu pada bagian yang terinfeksi secara merata.
Mengoleskannya tidak perlu terlalu tebal. Pada kasa untuk membalut,
oleskan juga madu. Kemudian, balutkan kasa yang telah diberi madu
menutupi bagian yang terluka. Terapi madu seperti ini tidak dianjurkan
untuk luka ganggren yang sangat basah.
Untuk luka yang sangat basah, disarankan untuk menggunakan dua
lapisan kasa. Kasa yang telah diolesi madu dipakaikan kepada luka,
lalu dilapisi dengan kasa kedua. Kasa kedua ini digunakan untuk
menyerap kembali rembesan madu yang keluar. Sejauh ini madu
dianggap sangat aman untuk luka basah sekalipun, karena sifatnya
yang cair, madu juga mudah dibersihkan dengan air.
Pada luka gangren yang sangat basa, penggantian balutan sebisa
mungkin dilakukan lebih sering. Sedangkan untuk luka gangren yang
tidak terlalu basah, penggantian pembalut bisa dilakukan tiga kali
dalam seminggu.
Walaupun terapi madu ini bisa membantu proses penyembuhan dan
pengeringan luka, namun perhatian penderita diabetes pada
pencegahan munculnya gangren harus lebih diutamakan. Pada wanita
diabetes, sebaiknya hindari penggunaan sepatu hak tinggi. Hindari juga
memotong kuku terlalu pendek. Merendam kaki di air yang hangatpun
sebisa mungkin tidak dilakukan.
Penderita diabetes yang memiliki kecenderungan tinggi mendapat luka
gangren, tidak dianjurkan untuk melakukan diet tinggi kolesterol,
karena dapat memicu arteriosklerosis. Sebainya penderita juga
mengurangi kebisaan merokok atau bahkan berhenti sama sekali.
Bagaimanapun, madu hanya sebagai alat yang membantu
menyembuhkan, sedangkan gaya hidup pendeita diabetes yang baik,
lebih penting untuk mencegah gangren itu terjadi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Madu adalah zat manis alami yang dihasilkan lebah yang berasal dari
bahan baku nektar bunga. Zat yang terkandung dalam madu adalah glukosa,
fruktosa, maltosa, sukrosa, karbohidrat, enzim diatase, enzim invertase, dan
zat warna yang bervariasi, bergantung nektar bunga.
Terapi madu ini merupakan terapi dengan cara mengoleskan madu
pada bagian yang terinfeksi secara merata. Mengoleskannya tidak perlu terlalu
tebal. Pada kasa untuk membalut, oleskan juga madu. Kemudian, balutkan
kasa yang telah diberi madu menutupi bagian yang terluka. Terapi madu
seperti ini tidak dianjurkan untuk luka ganggren yang sangat basah.
B. Saran
1. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca, terutama
mahasiswa keperawatan
2. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa
keperawatan
3. Semoga makalah ini dapat menjadi pokok bahasan dalam berbagai diskusi
dan forum terbuka
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : Buku Terapi Madu, penulis dr.Adji Suranto,SpA. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta, 2007.
http://kaahil.wordpress.com/2008/09/22/madu-dan-penyakit-kencing-manis-diabetes/