Post on 21-Nov-2021
1
LAPORAN TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI XI DPR RI
KE PROVINSI JAWA TIMUR
21 – 23 JULI 2016
I. PENDAHULUAN
Sesuai dengan Keputusan Rapat Intern Komisi XI DPR RI, dalam rangka pelaksanakan fungsi
pengawasan Komisi XI DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Jawa Timur pada Tanggal
21 s.d 23 Juli 2016. Kunjungan Kerja ini dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan
terhadap kesiapan pelaksanaan Undang-Undang No. 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak.
Sebagaimana kita ketahui, DPR RI melalui Rapat Paripurna pada tanggal 28 Juni 2016 telah menyetujui
Rancangan Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak dan telah disahkan menjadi Undang-Undang
No. 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak.
Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan dan
restrukturisasi ekonomi melalui pengalihan Harta, yang antara lain akan berdampak terhadap peningkatan
likuiditas domestik, perbaikan nilai tukar rupiah, penurunan suku bunga, dan peningkatan investasi. Selain
itu juga bertujuan untuk mendorong reformasi perpajakan menuju sistem perpajakan yang lebih valid,
komprehensif, dan terintegrasi; serta untuk meningkatkan penerimaan pajak, yang antara lain akan
digunakan untuk pembiayaan pembangunan.
Komisi XI DPR RI sangat menyadari bahwa kemudahan, kenyamanan dan keamanan bagi para pemilik
dana yang mengikuti Pengampunan Pajak ini sangat menentukan keberhasilan dari program ini, selain
tingkat keuntungan dari investasi yang akan diperoleh.
Melalui Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Jawa Timur, Komisi XI DPR RI mengharapkan memperoleh
gambaran dan informasi secara jelas dari Kanwil Ditjen Pajak, Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Kantor
Perwakilan OJK, jajaran Perbankan serta KADIN Provinsi Jawa Timur mengenai kesiapan pelaksanaan
2
Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak di Provinsi Jawa Timur. Selain itu, Kunjungan Kerja Spesifik
juga dilaksanakan untuk mendengar masukan/saran/pendapat terkait pelaksanaan Undang-Undang
tentang Pengampunan Pajak agar dapat diteruskan dalam Rapat-rapat kerja dengan Menteri Keuangan,
Gubernur Bank Indonesia serta Otoritas Jasa Keuangan.
Susunan keanggotaan tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI ke Provinsi Jawa Timur adalah
sebagai berikut:
No. No.
Angg Nama Anggota Fraksi Keterangan
1. 365 Ir. H. Soepriyatno P. GERINDRA Ketua Tim
Wakil Ketua Komisi XI
2. 189 Indah Kurnia PDIP Anggota
3. 196 Eva Kusuma Sundari PDIP Anggota
4. 287 M. Sarmuji, SE., M.Si P. GOLKAR Anggota
5. 283 H. Mukhamad Misbakhun, SE P. GOLKAR Anggota
6. 379 Willgo Zainar P. GERINDRA Anggota
7. 429 Evi Zainal Abidin, B. Comm P. DEMOKRAT Anggota
8. 480 Muhammad Hatta PAN Anggota
9. 68 Hadi Zainal Abidin PKB Anggota
10. 511 Dra. Elviana, M.Si PPP Anggota
11. 35 Dr. Achmad Hatari, SE., M.Si P. NASDEM Anggota
II. INFORMASI DAN TEMUAN
A. KANWIL DITJEN PAJAK JAWA TIMUR I, II, DAN III
1. Kesiapan Sumber Daya Manusia
a. Bimbingan Teknis bagi Para Pegawai DJP:
- Nasional;
- Regional (Kanwil);
- Kantor Pelayanan Pajak.
b. Simulasi pelaksanaan Amnesti Pajak melalui pembentukan posko amnesti pajak di kantor
wilayah.
3
c. Keputusan Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I Nomor KEP-853/WPJ.11/2016 tanggal
18 Juli 2016 tentang Penetapan Tim Penerimaan dan Tindak Lanjut Surat Pernyataan Harta
untuk Pengampunan Pajak.
2. Basis Data Wajib Pajak dan Software
a. Basis Data Wajib Pajak meliputi data piutang pajak Wajib Pajak, pembayaran yang telah
dilakukan Wajib Pajak, pemindahbukuan, dan data pemeriksaan.
b. Aplikasi Amnesti Pajak dapat diakses oleh pegawai yang ditunjuk diseluruh KPP.
3. Administrasi Perpajakan
a. Peraturan
PMK Nomor 118/PMK.03/2016 tanggal 15 Juli 2016
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Pengampunan Pajak.
Perdirjen Pajak Nomor PER-07/PJ/2016 tanggal 18 Juli 2016
Tentang Dokumen dan Pedoman Teknis Pengisian Dokumen dalam rangka
pelaksanaan Pengampunan Pajak.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-30/PJ/2016 tanggal 15 Juli 2016
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengampunan Pajak.
b. Administrasi
Dokumen/formulir yang diperlukan telah siap dipergunakan.
4. Sistem Keamanan
a. Anggota Tim Penerima Surat Pernyataan Wajib Pajak menandatangani Pakta
Integritas yang berisi antara lain:
1. Kewajiban menjaga kerahasiaan data dan informasi Wajib pajak;
2. Larangan untuk membawa alat komunikasi, alat perekam, dan sejenisnya pada saat
melayani Wajib Pajak;
3. Menggunakan tanda pengenal khusus;
4
b. Sarana dan Prasarana
Disediakan ruang/tempat khusus berupa, antara lain:
- Tempat pelayanan terpadu;
- Ruang penelitian;
- Ruang pemberkasan;
- Ruang tunggu.
5. Sosialisasi Undang-Undang
a. Sosialisasi Kebijakan Amnesti Pajak tanggal 15 Juli 2016
Dihadiri oleh Presiden, Menteri, Gubernur, Dirjen Pajak dan ±2.700 undangan Wajib Pajak.
b. Sosialisasi Kebijakan Amnesti Pajak tanggal 20 Juli 2016
Dengan peserta anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
c. Kegiatan sosialisasi akan terus dilanjutkan dalam rangka memenuhi permintaan dari Wajob
Pajak melalui Organisasi Profesi, Asosiasi, Perorangan.
d. Publikasi melalui penyebaran leaflet kepada masyarakat dan penggunaan media videotron
bekerjasama dengan BNI.
6. Koordinasi dengan Lembaga Keuangan
Sosialisasi Kebijakan Amnesti Pajak tanggal 15 Juli 2016 yang dihadiri oleh Bank Indonesia,
Bank Pemerintah, Bank Swasta serta OJK;
Koordinasi dalam pendistribusian undangan kepada nasabah bank, serta pembukaan booth
oleh perbankan dalam acara sosialisasi Amnesti Pajak;
Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana membuat helpdesk.
7. Koordinasi dengan Aparat Penegak Hukum
Mou dengan Kepolisian Republik Indonesia, tentang Koordinasi dalam pengamanan tugas di
bidang perpajakan.
Melakukan sosialisasi kerjasama dan koordinasi dalam pelaksanaan pengawasan dan
penegakan hukum dibidang perpajakan, yang dihadiri oleh Kapolda beserta Kapolres
seluruh Jawa Timur; Kajati beserta Kajari seluruh Jawa Timur dan Badan Intelijen Negara.
5
Sosialisasi kebijakan amnesti pajak tanggal 15 Juli 2016 yang dihadiri Undangan dari
Kepolisian RI (Polda Jatim) dan Kejaksaan Tinggi Jatim.
8. Kendala dan Hambatan
Mengingat Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak baru berlaku mulai tanggal 1 Juli 2016,
dan peraturan pelaksanaannya berlaku mulai minggu ke-2 bulan Juli 2016 serta
mempertimbangkan berlakunya Undang-Undang ini dalam 3 (tiga) periode dengan tarif uang
tebusan yang berbeda-beda, maka diperlukan aktvitas sosialisasi yang sangat intens demi
berhasilnya amnesti pajak.
B. KANTOR PERWAKILAN OTORITAS JASA KEUANGAN PROVINSI JAWA TIMUR
1. INSTRUMEN KEBIJAKAN OTORITAS JASA KEUANGAN
Saat ini terdapat 3 (tiga) gateway yang ditentukan Pemerintah untuk menampung dana
repatriasi, yaitu:
a. Perusahaan Efek,
Terdapat 3 (tiga) instrumen pasar modal yang dapat digunakan untuk menampung dana
repatriasi, yaitu:
i. Saham
Instrumen Saham memiliki potensi return 4 sd. 20%.
ii. Obligasi / Sukuk Pemerintah
Instrumen Obligasi / Sukuk Pemerintah memiliki potensi return 6 sd. 10%.
iii. Obligasi / Sukuk Korporasi
Instrumen Obligasi / Sukuk Korporasi memiliki potensi return 10 sd. 14%.
b. Manajer Investasi, dan
Terdapat 5 (lima) instrumen yang dapat digunakan oleh Manajer Investasi untuk
menampung dana Repatriasi sebagai berikut:
i. Reksa Dana : Wadah yang digunakan Manajer Investasi untuk menghimpun dana
masyarakat pemodal, untuk selanjutnya diinvestasikan dalam beberapa portfolio
seperti:
Reksadana Saham dengan potensi return sebesar 10 sd. 20%.
6
Reksadana Pendapatan Tetap (underlying Obligasi dan Sukuk) dengan potensi
return 8 sd. 12%.
Reksadana Pasar Uang (underlying instrumen pasar uang, Deposito) dengan
potensi return 7 sd. 10%.
Reksadana Campuran (underlying saham, obligasi, instrument pasar uang)
dengan potensi return 10 sd. 20%.
ii. Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT): Wadah yang digunakan Manajer Investasi
untuk menghimpun dana masyarakat pemodal professional, untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio Efek non-Penawaran Umum. Efek non-Penawaran
Umum tersebut umumnya diterbitkan untuk pembiayaan kegiatan-kegiatan Sektor Riil
dan Infrastruktur. Adapun underlying dari reksadana ini adalah Saham, Obligasi, Sukuk
untuk pendanaan projek. RDPT memiliki potensi return sebesar 10 sd. 20%.
iii. Kontrak Pengelolaan Dana (KPD): Jasa pengelolaan dana individual antara investor
dengan Manajer Investasi. Underlying dari KPD adalah saham, obligasi, Sukuk,
Reksadana dan efek lain.
iv. Dana Investasi Real Estate (DIRE): Produk investasi kolektif yang merupakan
kumpulan dana banyak investor yang kemudian diinvestasikan dalam aset Real Estate
atau efek perusahaan Real Estate. DIRE memiliki potensi return sebesar 10 sd. 12%.
v. Efek Beragun Aset (KIK): Efek hasil sekuritisasi kumpulan piutang, yang ditawarkan
dalam Kontrak Investasi Kolektif (KIK) oleh Manajer Investasi. Piutang yang di
sekuritisasi umumnya berupa piutang Kredit Perumahan (KPR). KIK memiliki potensi
return sebesar 8 sd. 11%.
c. Perbankan (Bank Persepsi).
Pada sektor Perbankan, terdapat 2 (dua) instrumen yang dapat digunakan oleh Wajib
Pajak (WP) dalam rangka penempatan dana Repatriasi:
i. Trust: kegiatan penitipan dengan pengelolaan atas harta milik penitip harta trust
berdasarkan perjanjian tertulis antara Bank sebagai penerima dan pengelola harta trust
untuk kepentingan penerima manfaat. Pihak yang terlibat dalam kegiatan Trust adalah
Settlor (Penitip Harta Trust), Trustee (Bank yang melakukan kegiatan penerimaan dan
pengelolaan Harta Trust), dan Beneficiary (Pihak yang menerima manfaat dari kegiatan
Trust).
7
ii. Negotiable Certificate of Deposit (NCD) dan Produk simpanan lainnya (Deposito,
Tabungan dan/atau Giro) sesuai holding period.
Manajer Investasi dan Perusahaan Efek harus memiliki bank yang terafiliasi, sehingga dana
repatriasi masuk ke Manajer Investasi dan Perusahaan Efek melalui Perbankan.
Dalam rangka mendukung implementasi Undang-Undang Pengampunan Pajak, Otoritas Jasa
Keuangan tengah melakukan penyempurnaan beberapa Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
(POJK) sebagai berikut:
a. Pasal 20 POJK No. 27/POJK.03/2015 tentang Kegiatan Usaha Bank Berupa Penitipan
dengan Pengelolaan (Trust), yaitu penambahan kriteria nasabah perorangan dan telah
diterbitkan POJK No. 25/POJK.03/2016 tanggal 14 Juli 2016.
b. Rancangan POJK tentang kegiatan dan produk investasi di bidang pasar modal sebagai
implementasi Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak. RPOJK tersebut antara lain
mengatur tentang beberapa hal sebagai berikut:
i. Penurunan besaran minimum investasi awal Kontrak Pengelolaan Portofolio Efek untuk
Kepentingan Nasabah Secara Individual (Kontrak Pengeloaan Dana/KPD) untuk setiap
Pemodal produk dari Rp10 miliar menjadi Rp5 miliar;
ii. Tidak diwajibkan adanya Perusahaan Sasaran pada saat pencatatan Reksa Dana
Penyertaan Terbatas, namun dalam jangka waktu paling lambat 1 tahun sejak
pencatatan RDPT harus telah memiliki Perusahaan Sasaran (a.l. Proyek Infrastruktur
dan sektor riil).
iii. Tidak diwajibkan adanya jaminan kebendaan atas investasi RDPT pada Efek Bersifat
Utang;
iv. Dimungkinkannya penempatan dana sementara pada deposito dengan ketentuan:
(1) Jika penempatan pada deposito tersebut dilakukan pada Bank Persepsi, maka
besarnya dana deposito dapat lebih dari 10%, bagi RDPT; 2) Jika penempatan pada
deposito tersebut dilakukan pada Bank Persepsi, maka besarnya dana deposito dapat
lebih dari 25%, bagi KPD.
v. Penyederhaaan persyaratan dan dokumen pembukaan rekening Efek dan
penerbitan produk pengelolaan investasi a.l. dengan penggunaan Surat Keterangan
Pengampunan Pajak sebagai dokumen utama dalam pembukaan rekening Efek.
8
Pada prinsipnya, Kantor OJK Regional 4 Jawa Timur akan mengawal seluruh kebijakan OJK
yang berkaitan dengan pelaksanaan Undang-Undang Tax Amnesty.
• OJK telah melakukan persiapan untuk menyambut aliran dana repatriasi tax amnesty atau
pengampunan pajak. Persiapan melibatkan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Perbankan.
• OJK telah menyiapkan Manajer Investasi dan Broker. Selain itu, pada sektor Perbankan
juga telah menyiapkan layanan Trustee.
• Di internal OJK, telah disiapkan pejabat yang khusus memberikan informasi seputar
instrumen investasi untuk menampung dana hasil repatriasi.
• Selanjutnya, OJK tengah menyiapkan Help Desk untuk membantu wajib pajak yang ingin
mendapatkan pengampunan pajak dari Pemerintah. Help desk ini akan ada di seluruh
perwakilan kantor bursa di Indonesia dan di Kantor OJK.
2. Sosialisasi terkait Pelaksanaan Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak
Pada saat kunjungan Presiden Jokowi di Surabaya tanggal 15 Juli 2016, OJK sebagai salah
satu narasumber telah menyampaikan sosialisasi mengenai kebijakan tax amnesty dan potensi
dana Repatriasi ke para pelaku industri keuangan. Sosialisasi terutama menyasar ke pihak-
pihak yang menawarkan produk jasa keuangannya, antara lain broker, manajer investasi dan
bank. Sosialisasi tersebut diikuti oleh 2.700 audience. Pada prinsipnya industri keuangan di
Provinsi Jawa Timur sudah siap untuk menampung dana repatriasi hasil dari penerapan tax
amnesty.
Kantor Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Jawa Timur juga telah melakukan
sosialisasi dalam beberapa kesempatan dengan industri keuangan seperti pada saat acara
silaturahmi industri keuangan pada tanggal 20 Juli 2016.
3. Koordinasi dan kerjasama dengan Kanwil Ditjen Pajak dalam pelaksanaan Undang-
Undang tentang Pengampunan Pajak
Saat ini koordinasi Otoritas Jasa Keuangan dengan Ditjen Pajak intens dilakukan dalam
penentuan Bank Persepsi penerima dana tax amnesty, Perusahaan Sekuritas yang menjadi
penampung Dana Repatriasi serta penyusunan peraturan-peraturan pendukung Undang-
Undang terkait Pengampunan Pajak.
9
Koordinasi Kantor OJK Regional 4 Jawa Timur dengan Ditjen Pajak dan lembaga keuangan
lainnya akan terus dilakukan untuk menyukseskan implementasi tax amnesty.
4. Koordinasi dan kerjasama dengan jajaran perbankan khususnya Bank Persepsi
Otoritas Jasa Keuangan telah melakukan koordinasi dengan jajaran perbankan wilayah Jawa
Timur terkait implementasi Undang-Undang Pengampunan Pajak, sehingga perbankan
mengetahui produk-produk perbankan yang bisa digunakan untuk penempatan dana repatriasi
serta nominal dana repatriasi yang dimungkinkan dapat meningkatkan likuiditas perbankan.
Seiring dengan peningkatan likuiditas, perbankan juga diharapkan mampu terus menerus
menekan lending rate serta memperbaiki manajemen risiko perkreditan sehingga tidak
berdampak pada peningkatan NPL akibat kurang hati-hati dalam penyaluran dana.
5. Monitoring dan evaluasi
Implementasi Undang-Undang Pengampunan Pajak diharapkan dapat berdampak positif
terhadap sektor keuangan, melalui penguatan likuiditas perbankan, pendalaman pasar
keuangan serta penurunan suku bunga kredit.
Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang
pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan di sektor jasa keuangan akan
senantiasa mengawal kelolaan dana repatriasi melalui evaluasi laporan bulanan dan harian
yang disampaikan perbankan secara online serta laporan insidentil, maupun pemeriksaan on
site kepada bank untuk memastikan dana repatriasi disalurkan secara prudent dan mendukung
percepatan inklusi keuangan melalui pembiayaan proyek-proyek start up dan usaha mikro.
6. Kendala dan Hambatan
Sosialisasi terkait Tax Amnesty di Provinsi Jawa Timur telah dilakukan pada saat
Kunjungan Kerja Presiden Jokowi. Sosialisasi tersebut telah dihadiri oleh 2.700 audiens,
melebihi target audiens yang hanya sebanyak 2.000 peserta. Hingga saat ini, belum
nampak adanya kendala untuk melakukan sosialisasi tax amnesty. Kedepan, OJK akan
senantiasa melakukan monitoring dampak sosialisasi yang telah dilakukan. Selain itu,
OJK mendorong agar industri dapat melakukan sosialisasi tax amnesty ke nasabah-
nasabahnya dan menyampaikan laporan pelaksanaan sosialisasi ke OJK.
10
Pada intinya, OJK KR 4 telah mengkomunikasikan tax amnesty kepada masyarakat
melalui beberapa kesempatan dan memperoleh tanggapan yang positif dari masyarakat.
C. KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA JAWA TIMUR
1. Instrumen Kebijakan Bank Indonesia
Undang-undang pengampunan pajak pada dasarnya memberikan sentimen positif bagi
perekonomian Indonesia khususnya Jawa Timur karena berpotensi meningkatkan capital inflow.
Untuk mengantisipasi surplus supply valas dan likuiditas Rupiah di pasar domestik, Bank
Indonesia akan berupaya melakukan pendalaman pasar keuangan dengan memfasilitasi
terciptanya instrumen-instrumen baru di pasar uang rupiah maupun valas yang memiliki aspek
perlindungan yang lebih baik, bersifat tradable atau dapat diperdagangkan dan dapat
memperdalam pasar keuangan. Instrumen tersebut melengkapi instrumen yang sudah ada saat
ini seperti instrumen moneter (Sertifikat Bank Indonesia, Sertifikat Deposito Bank Indonesia,
Term Deposit, Reverse Repo-Surat Berharga Negara, Deposit Facility, Surat Berharga Bank
Indonesia Valas dan FX Swap), instrumen pasar uang (Negotiable Certificate of Deposit dan
Commercial Paper) maupun instrumen pasar modal (saham, obligasi korporasi dan Dana
Investasi Real Estate). Selain itu, untuk meningkatkan kenyamanan dalam menginvestasikan
dana repatriasi, Bank Indonesia sedang mengembangkan instrumen hedging di pasar valas.
Aliran dana masuk dalam bentuk valas diperkirakan juga akan mempengaruhi kondisi
apresiasi nilai tukar, menanggapi hal tersebut Bank Indonesia akan menjaga dan mengawasi
postur cadangan devisa guna mempertahankan kondisi nilai tukar berada di level yang optimal.
Selanjutnya pengelolaan surplus likuiditas rupiah akan dilakukan selaras dengan
implementasi reformulasi kerangka operasi moneter, dalam hal ini Bank Indonesia akan
mengoptimalkan penggunaan instrumen operasi moneter ataupun instrumen lainnya yang
tradable dan likuid.
Dalam lingkup Jawa Timur, Bank Indonesia tidak secara langsung melaksanakan
operasionalisasi instrumen kebijakan Bank Indonesia tersebut, namun Bank Indonesia Jawa
Timur akan membantu mensosialisasikan instrumen-instrumen yang akan digunakan Bank
Indonesia dalam mengelola peningkatan likuiditas tersebut pada stakeholder terkait di daerah,
berkoordinasi dengan kantor pusat Bank Indonesia dan kementerian terkait.
11
Pada prinsipnya, Bank Indonesia siap menjaga kestabilan ekonomi makro dan mendukung
upaya pemerintah dalam menerapkan kebijakan Tax Amnesty. Beberapa langkah kebijakan baru
terus diupayakan untuk mendukung penguatan instrumen kebijakan moneter dalam rangka
pendalaman pasar keuangan yang telah dilakukan selama ini.
2. Sosialisasi terkait Pelaksanaan Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak
Sebagaimana diketahui, pada tanggal 15 Juli 2016 dilakukan sosialisasi perdana terkait
Undang-Undang No. 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak yang dihadiri langsung oleh
Presiden bersama Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner OJK,
Direktur Jenderal Pajak, Gubernur Jawa Timur, Menteri BUMN dan Menteri Sekretaris Negara.
Sosialisasi tersebut dihadiri lebih dari 2.000 pengusaha di Jawa Timur dan diliput secara luas.
Bank Indonesia akan berupaya membantu pelaksanaan sosialisasi tax amnesty ke stakeholder
terkait sesuai kewenangannya melalui koordinasi dengan instansi vertikal terkait dan pemerintah
provinsi Jawa Timur.
Selain itu, melalui pelaksanaan tugas kami antara lain kegiatan liaison yang rutin dilakukan
terhadap perusahaan-perusahaan besar di Jawa Timur, kami juga akan menginformasikan
mengenai kebijakan-kebijakan terkait. Selanjutnya, dalam kerangka RIRU (Regional Investor
Relation Unit), kami juga akan membantu pelaksanaan sosialisasi kepada investor asing maupun
dalam negeri.
3. Koordinasi dan kerjasama dengan Kanwil Ditjen Pajak dalam pelaksanaan Undang-
Undang tentang Pengampunan Pajak
Pada prinsipnya berdasarkan Nota Kesepahaman Nomor 18/4/NK/GBI/2016 tentang
Koordinasi Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah antara Gubernur BI, Menteri Dalam
Negeri dan Menteri Keuangan Republik Indonesia, kami telah secara rutin melakukan pertemuan
dalam rangka sharing informasi dan telaah kebijakan ekonomi terkini. Dan untuk kedepan, Tax
Amnesty dan instrumen kebijakan Bank Indonesia juga akan dibahas secara mendalam.
4. Kendala dan Hambatan
Sejauh ini kami belum melihat adanya kendala untuk mensosialisasikan Undang-Undang
Pengampunan Pajak sepanjang koordinasi yang intensif antara Bank Indonesia, perwakilan
12
Kementerian Keuangan di daerah serta Pemerintah Provinsi Jawa Timur tetap dijaga dengan
baik. Khusus mengenai instrumen kebijakan Bank Indonesia untuk mengantisipasi tax amnesty
tersebut, kami akan segera mengagendakan koordinasi sosialisasi di lapangan.
D. JAJARAN PERBANKAN PROVINSI JAWA TIMUR
1. Tindak Lanjut atas Pengesahan Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak
a. PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.03/2016 tanggal 15 Juli 2016
tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak,
Jajaran Perbankan melakukan beberapa tindakan antara lain:
a. Penentuan jaringan Cabang utama dan Outlet Prioritas untuk menerima penyetoran
uang tebusan maupun dana repatriasi.
b. Persiapan proses end to end agar pelimpahan uang tebusan dapat dilakukan tepat
waktu dan dana repatriasi dapat diinvestasikan di Indonesia sesuai kebutuhan wajib
pajak.
c. Persiapan jajaran SDM dalam memahami proses Tax Amnesty serta SDM yang
kompeten dalam memasarkan Produk yang sesuai untuk kebutuhan investasi wajib
pajak.
b. PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk
BNI telah aktif melakukan sosialisasi terkait Tax Amnesty yang meliputi:
1. Sosialisasi eksternal mengkampanyekan program Tax Amnesty kepada Wajib Pajak
baik di dalam negeri maupun luar negeri;
2. Sosialisasi internal peningkatan pemahaman tenaga internal atas Program Tax
Amnesty dan kemampuan pengelolaan dana repatriasi;
3. Pendekatan dan bonding dengan DJP/KPP;
4. Markom above the line, BNI menempatkan materi Tax Amnesty pada videotron di lokasi
strategis untuk meningkatkan awareness mengenai Program Tax Amnesty;
5. Membentuk Tim Task Force BNI dengan struktur yang sama di Kantor Pusat, Kantor
Wilayah dan Kantor Cabang.
13
c. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Setelah Undang Undang tersebut disosialisasikan, maka kami segera dan telah melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
• Ikut menjadi peserta dlm sosialisasi oleh Presiden pd tgl 15 Juli yang lalu dengan
melibatkan nasabah BRI serta membuka Booth BRI;
• Melakukan sosialisasi secara internal kepada pekerja BRI untuk memberikan informasi
dan persepsi yang sama dalam memberikan layanan Tax Amnesty;
• Melakukan identifikasi dan menginventarisir nasabah2 yang berpotensi merespon
Undang-Undang dimaksud;
• Mempersiapkan produk produk berikut materi komunikasinya yang dapat ditawarkan;
• Melakukan gathering untuk melakukan sosialisasi kepada nasabah-nasabah;
• Melakukan pendekatan dan kunjungan secara one on one, personal kepada nasabah
dan atau calon nasabah untuk memberikan layanan secara privat.
d. PT. Bank Permata, Tbk
• Bank Permata melakukan berbagai sosialisasi kepada nasabah mengenai Undang
Undang Pengampunan Pajak baik yang bersifat surat pemberitahuan maupun yang
bersifat pertemuan interaktif.
• Di sisi internal, kami memberikan training kepada karyawan, mempersiapkan unit/team
khusus untuk menangani aliran dana hasil pengampunan pajak serta mempersiapkan
berbagai produk unggulan untuk penempatan aliran dana pengampunan pajak.
e. PT. Bank UOB Indonesia
Berkenaan dengan berlakunya UU No. 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak, Bank
UOB Indonesia khususnya Kantor Wilayah Jawa Timur dan Bali sebagai bagian dari Bank
BUKU III, dan ditunjuk menjadi salah satu Bank Persepsi akan mendukung program
Pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
14
f. PT. Bank Central Asia, Tbk
Hal yang akan dilakukan adalah sosialisasi kepada nasabah mengenai pelaksanaan Tax
Amnesty; memahami tata cara pelaksanaan Tax Amnesty dan tugas bank sebagai bank
persepsi.
g. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk
PT. Bank Danamon Indonesia sedang mempelajari Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
mengenai tata cara pelaksanaan pengampunan pajak yang baru diterbitkan.
6. Kesiapan Pelaksanaan Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak
Sebagai Bank Persepsi yang telah ditunjuk untuk melaksanakan Pengampunan Pajak, jajaran
perbankan telah melakukan persiapan-persiapan antara lain:
a. PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk
a. Jaringan
- Bank Mandiri memiliki 1,460 cabang yang tersebar di wilayah Indonesia yang
dapat menerima penyetoran uang tebusan. Jumlah tersebut belum termasuk 7
jaringan Kantor Luar Negeri Bank Mandiri yang juga dapat menerima uang
tebusan (Singapore, Hong Kong, Shanghai, Cayman Islands, Kuala Lumpur,
London dan Dili).
- Selain via Cabang pembayaran uang tebusan juga bisa dilakukan wajib pajak
melalui ATM Bank Mandiri, Internet Banking Personal Bank Mandiri, Mandiri Cash
Management dan Mini ATM (EDC) Bank Mandiri di seluruh KPP dan KP2P
Direktorat Jenderal Pajak.
- Mandiri Group memiliki tidak hanya jaringan perbankan, namun juga Manajemen
Investasi (MMI) dan Perusahaan Sekuritas (Mandiri Sekuritas) yang juga telah
ditunjuk menjadi gateway dari amnesti pajak.
- Di Jawa Timur, Bank Mandiri telah menyiapkan 159 cabang regular untuk
menerima pembayaran uang tebusan wajib pajak, serta 5 Priority Banking Outlet
dan 2 Cabang Utama (Surabaya Basuki Rahmat dan Malang Wahid Hasyim) untuk
menerima aliran dana repatriasi dari wajib pajak.
15
- Selain itu Bank Mandiri juga telah menyiapkan call center dengan nomor 14000
serta email: amnestipajak@bankmandiri.co.id untuk sarana komunikasi
nasabah terkait amnesti pajak.
b. Proses
Bank Mandiri telah mempersiapkan end to end proses untuk penanganan amnesti
pajak. Proses tersebut mencakup proses dari saat nasabah memulai inquiry kepada
Bank Mandiri sampai dengan penerimaan dana repatriasi.
c. Sumber Daya Manusia
- Bank Mandiri telah menyiapkan playbook sebagai pegangan bagi para
RM/frontliners. Playbook tersebut berisikan hal-hal yang diperlukan bagi
RM/frontliners tersebut untuk memahami tax amnesti, baik dari informasi
mengenai Undang-undang dan peraturan terkait, proses penanganan uang
tebusan dan dana repatriasi, KYC dan hal-hal lainnya.
- Bank Mandiri telah menyiapkan materi training dan telah memulai training kepada
pegawai terkait amnesti pajak. Untuk kedepannya training tersebut akan diberikan
kepada seluruh jajaran pegawai Bank Mandiri yang terkait dengan program
amnesti pajak, khususnya namun tidak terbatas kepada front liners yang
melakukan contact langsung dengan wajib pajak.
d. Produk
- Bank Mandiri menyediakan pilihan produk yang sangat beragam, baik produk yang
ditawarkan Bank Mandiri maupun produk yang ditawarkan anak perusahaan:
Mandiri Sekuritas, Mandiri Manajemen Investasi, AXA Mandiri, dan Mandiri Capital
Indonesia.
- Cakupan produk yang luas tersebut dapat menjadi solusi dari kebutuhan sarana
investasi dari wajib pajak yang sangat beragam.
e. Sistem IT
- Bank Mandiri telah menyiapkan infrastruktur terkait tagging account/pemisahan
akun-akun yang terkait dengan amnesti pajak dan yang tidak terkait dengan
amnesti pajak.
16
- Bank Mandiri juga telah menyiapkan infrastruktur dan flow pelaporan/monitoring
akun wajib pajak kepada DJP.
b. PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk
BNI siap menerima aliran dana Tax Amnesty dengan total outlet 191 di seluruh wilayah
Surabaya terdiri dari 20 Kantor Cabang, 104 Kantor Cabang Pembantu, 67 Kantor Kas.
Kesiapan yang telah dilakukan meliputi:
- Sumber Daya Manusia;
- Outlet;
- Sistem untuk alur penerimaan di BNI;
- Produk, BNI memiliki banyak pilihan dalam penerimaan aliran dana repatriasi antara
lain:
Produk simpanan berupa tabungan, giro dan deposito;
Produk-produk resuri antara lain: Deposit on call, money market account,
institusional bond, dan hedging solution;
Pengelolaan dana untuk keperluan investasi di pasar modal maupun
pembayaran kewajiban kepada pihak ketiga yakni custody service dan trustee
service;
Produk pengelolaan jaminan hari tua (DPLK), dapat dilakukan secara individual
maupun oleh perusahaan.
- Help desk;
- Email khusus untuk konsultasi yakni amnestipajak@bni.co.id;
- Media sosial seperti twitter dan Facebook di @bni dan @BNICustomerCare.
c. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Bank BRI sudah sangat siap dalam menerima aliran dana pengampunan pajak tersebut.
Khususnya Di Prop. Jawa Timur telah disiapkan layanan sebagai berikut :
a. Unit Kerja:
• Kanwil Surabaya
Sentra Layanan Prioritas : 1
Kantor Cabang dan Capem : 64
17
• Kanwil Malang
Sentra Layanan Prioritas : 1
Kantor Cabang dan Capem : 58
b. Sumber Daya Manusia yang handal, berpengalaman dan mampu mengelola secara
profesional serta telah bersertifikasi sesuai ketentuan;
c. IT Performance yang handal;
d. Menyiapkan program dan instrumen dengan imbal hasil yang kompetitif dengan konsep
one stop financial services solution baik instrumen Perbankan, Non Perbankan maupun
Non Financial berupa proyek-proyek BUMN maupun Non BUMN, mulai dari Deposito
Berjangka dan Tabungan multi currency, Obligasi, Medium Term Notes (MTN),
Negotiable Certificate of Deposit (NCD), transaksi valuta asing, produk DPLK,
Bancassurance, Reksa Dana, Jasa Kustodian dan Jasa Trustee.
d. PT. Bank Permata, Tbk
Bank Permata siap dalam menerima aliran dana pengampunan pajak. Sebagai salah satu
bank terkemuka khususnya di Provinsi Jawa Timur, Bank Permata menganut pendekatan
Universal Banking dan memiliki berbagai produk unggulan untuk menampung/menerima
aliran dana pengampunan pajak antara lain:
Produk perbankan konvensional Funding: Deposito, Giro, Tabungan.
Produk Keuangan Proteksi Non-Bank: Produk asuransi unit link dimana Bank
Permata menjadi jasa penjual dari berbagai perusahaan asuransi terkemuka di
Indonesia.
Produk Wealth Management: Reksadana (bekerja sama dengan manajer investasi
terkemuka), Sukuk, Obligasi (SUN).
Di samping itu, Bank Permata juga mendukung repatriasi dana ke dalam pasar modal
Indonesia mengingat Bank Permata merupakan salah satu dari 4 bank pembayaran untuk
settlement saham yang ditunjuk oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Bank
Permata terus bekerja sama dengan KSEI untuk meningkatkan layanan di bidang ini dan
merupakan bank pertama di antara bank pembayaran lainnya yang siap dengan fitur USD
investor account.
18
e. PT. Bank UOB Indonesia
Kantor Wilayah Jawa Timur, Bali dengan 31 kantor cabang berlokasi di 7 kota akan
mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan bagi Wajib Pajak yang akan
memanfaatkan program ini. Beberapa layanan yang saat ini disediakan seperti pembayaran
Pajak/uang tebusan melalui UOB BIBPlus e-Tax (Internet Banking bagi badan usaha),
pembayaran melalui konter cabang-cabang kami; untuk menerima pembayaran uang
tebusan (Baik nasabah individu maupun Badan Usaha), serta produk-produk Perbankan
seperti tabungan, rekening koran dan deposito termasuk produk investasi lainnya seperti
ORI, SUKUK dan Obligasi Pemerintah lainnya.
Secara internal PT. Bank UOB Indonesia juga akan senantiasa mensosialisasikan, dan
melakukan pengkinian teknis pelaksanaan, agar sesuai dengan petunjuk teknis terkait
program pengampunan pajak.
f. PT. Bank Central Asia, Tbk
Kesiapan dalam menerima aliran dana Tax Amnesty antara lain mencari tahu bagaimana
ketentuan pelaksanaan Tax Amnesty, mempersiapkan sistem agar apa yang menjadi
ketentuan dapat dilaksanakan dengan baik.
g. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk
PT. Bank Danamon, Tbk sedang mempersiapkan produk, program sosialisasi dan
komunikasi khususnya ke para nasabah. Selain itu, juga sedang mengembangkan sistem
dan proses di internal Danamon untuk mendukung pelaksanaan PMK tersebut.
7. Kendala dan Hambatan
Beberapa tantangan yang dihadapi oleh jajaran Perbankan dalam rangka mempersiapkan diri
untuk menerima aliran dana amnesti pajak sebagai berikut:
a. PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk
- Penyediaan produk yang sesuai dengan risk profile dan minat dari wajib pajak
- Penyediaan sarana monitoring/reporting rekening wajib pajak untuk laporan berkala
kepada Dirjen Pajak. Laporan tersebut harus dapat memisahkan antara rekening wajib
pajak yang terkait dengan amnesti pajak (yang wajib dilaporkan kepada DJP), serta
19
rekening wajib pajak yang tidak terkait dengan amnesti pajak (tidak dilaporkan kepada
DJP).
- Sosialisasi kepada jajaran Bank Mandiri dalam waktu yang relatif singkat.
b. PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk
Kendala dari sisi internal masih dalam kontrol BNI, sedangkan kendala yang dijumpai lebih
kepada:
- Kurangnya keterbukaan dari Nasabah/Debitur/Walk In Customer terhadap informasi
Tax Amnesty, sehingga Bank belum bisa optimal menarik potensi Tax Amnesty dan
lebih bersifat “pasif”, hanya bisa menyentuh nasabah kelolaan Sales dan Debitur yang
sudah sangat loyal.
- Diperlukan produk konvensional dan struktur dengan rate khusus yang sangat menarik
sebagai imbangan prosentase denda yang harus dibayar WP tetapi dalam koridor
sesuai dengan aturan regulator perbankan.
c. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Tidak ada kendala secara umum yang dihadapi, dan BRI telah siap melayani nasabah dan
calon nasabah yang akan memanfaatkan pemberlakuan Undang-Undang tentang Tax
Amnesti.
d. PT. Bank Permata, Tbk
Bank Permata memberikan dukungan penuh kepada pemerintah dan kepada wajib
pajak yang mengikuti program pengampunan pajak. Bank Permata menilai program
pengampunan pajak ini, bersama dengan kerangka pertukaran informasi otomatis
(Automatic Exchange of Information or “AEI”) yang akan dilaksanakan mulai tahun 2018
menciptakan kondisi yang ideal untuk meningkatkan aliran dana repatriasi ke dalam
Indonesia.
Bank Permata tidak melihat adanya kendala yang bersifat material mengenai
pelaksanaan Undang-Undang Pengampunan Pajak di Provinsi Jawa Timur.
20
Namun demikian, Bank Permata mengharapkan adanya peraturan sekunder yang lebih
detail (Petunjuk Pelaksanaan dari Kementrian Keuangan) untuk memastikan
keberhasilan implementasi program ini.
8. Langkah untuk mengatasi kendala dan hambatan
a. Mandiri Group menyediakan produk yang sangat beragam sebagaimana tersebut diatas.
Produk yang dapat dipilih oleh wajib pajak tidak terbatas pada produk perbankan dari
Bank Mandiri, namun juga dari anak perusahaan Mandiri Sekuritas, Mandiri Manajemen
Investasi, AXA Mandiri, dan Mandiri Capital Indonesia.
b. Bank Mandiri telah meng-create tagging khusus untuk rekening nasabah yang dibuka dalam
rangka penyaluran dana amnesti pajak. Pemberian tagging dimaksud memberikan Bank
Mandiri fleksibilitas untuk dapat melaporkan dana nasabah yang terkait dengan amnesti
pajak kepada DJP namun tetap dengan menjaga kerahasiaan (banking secrecy) dari
rekening-rekening nasabah yang tidak terkait dengan amnesti pajak.
c. Bank Mandiri menggunakan semua channel yang dimiliki untuk mensosialisasikan amnesti
pajak kepada jajaran pegawainya, antara lain namun tidak terbatas pada: surat kepada
seluruh cabang, video conference, sarana e-learning, contact center/helpdesk untuk internal,
serta sarana komunikasi lainnya seperti whatsup group.
III. TINDAK LANJUT HASIL KUNJUNGAN KERJA
Berdasarkan informasi dan permasalahan yang diperoleh oleh Tim Kunjungan Kerja Spesifik pada saat
melaksanakan kunjungan ke Provinsi Jawa Timur, Tim Kunjungan Kerja menyampaikan beberapa
rekomendasi untuk ditindak lanjuti sebagai berikut:
a. Komisi XI DPR RI sangat mendukung pelaksanaan Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak
agar dapat berjalan dengan baik karena Undang-Undang ini merupakan gerbang reformasi
perpajakan.
b. Komisi XI DPR RI meminta agar sinergi antarlembaga yakni Kanwil DJP serta jajaran perbankan
dan lembaga keuangan lainnya dapat ditingkatkan melalui kerjasama dan kerja keras dalam
melaksanakan Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak ini.
21
c. Komisi XI DPR RI akan terus melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang
tentang Pengampunan Pajak di setiap Provinsi dan meminta kepada Direktorat Jenderal Pajak
untuk dapat menetapkan target penerimaan dari Pengampunan Pajak di setiap daerah.
d. Terkait kendala dan permasalahan yang telah disampaikan dalam Kunjungan Kerja Spesifik di
Provinsi Jawa Timur, Komisi XI DPR RI akan segera melakukan pembahasan lanjutan dalam
rapat-rapat Komisi XI DPR RI dengan kementerian terkait/pemerintah agar kendala dan
permasalahan yang terjadi dapat segera diselesaikan.
IV. PENUTUP
Demikian Laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI ke Provinsi Jawa Timur. Kami
mengharapkan berbagai data dan informasi yang diperoleh didalam laporan ini dapat menjadi bahan
pertimbangan serta ditindaklanjuti dalam Rapat-rapat Komisi XI DPR RI.
Jakarta, Juli 2016 TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK
KOMISI XI DPR RI Ketua,
Ir. H. SOEPRIYATNO
A- 365