Post on 20-Oct-2020
LAPORANAKUNTABILITASKINERJAINSTANSIPEMERINTAHPEMERINTAH2011
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
JAKARTA2012
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 i
KKKKATA ATA ATA ATA PPPPENGANTARENGANTARENGANTARENGANTAR
uji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan
rahmat-Nya penyusunan ””””Laporan Akuntabilitas Kinerja Laporan Akuntabilitas Kinerja Laporan Akuntabilitas Kinerja Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Penelitian dan Badan Penelitian dan Badan Penelitian dan Badan Penelitian dan
PengembanganPengembanganPengembanganPengembangan Kelautan dan PerikananKelautan dan PerikananKelautan dan PerikananKelautan dan Perikanan Tahun 20Tahun 20Tahun 20Tahun 2011111111” ” ” ” dapat diselesaikan. Laporan ini
merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Kementerian Kelautan dan Perikanan
dalam melaksanakan berbagai kewajiban pembangunannya, serta sebagai bentuk
pertanggungjawaban Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam kaitannya dengan terselenggaranya good
governance.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
Tahun 2011 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja yang
telah dicapai, baik makro maupun mikro serta langkah-langkah pelaksanaan kebijakan dan program
penelitian dan pengembangan iptek kelautan dan perikanan. Sangat disadari bahwa laporan ini
belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan,
namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh
gambaran tentang hasil – hasil penelitian dan pengembangan iptek kelautan dan perikanan.
Berkat dukungan dan kerja keras dari seluruh jajaran pelaksana, program dan kegiatan
penelitian dan pengembangan iptek kelautan dan perikanan dapat mencapai kemajuan yang cukup
besar. Hal ini menjadi modal dasar untuk lebih memperbanyak kegiatan-kegiatan penelitian dan
pengembangan secara inovatif di masa yang akan datang, sehingga sumber daya yang dimiliki dapat
dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak atas
tenaga dan pikirannya sehingga laporan ini dapat disusun dan diterbitkan.
Jakarta, Februari 2012
P
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 ii
DDDDAFTARAFTARAFTARAFTAR IIIISISISISI
Hal
Kata PengantarKata PengantarKata PengantarKata Pengantar iiii
Daftar IsiDaftar IsiDaftar IsiDaftar Isi iiiiiiii
Daftar Tabel Daftar Tabel Daftar Tabel Daftar Tabel iiiiiiiiiiii
Daftar GambarDaftar GambarDaftar GambarDaftar Gambar iiiivvvv
Daftar GraDaftar GraDaftar GraDaftar Grafikfikfikfik vvvv
Daftar LampiranDaftar LampiranDaftar LampiranDaftar Lampiran vivivivi
Ikhtisar EksekutifIkhtisar EksekutifIkhtisar EksekutifIkhtisar Eksekutif vvvviiiiiiii
IIII PePePePennnndahuluandahuluandahuluandahuluan
A Latar Belakang 1
B Tugas dan Fungsi 2
C Sistematika Penyajian 8
IIIIIIII Perencanaan StrategisPerencanaan StrategisPerencanaan StrategisPerencanaan Strategis dan Perjanjian Kinerjadan Perjanjian Kinerjadan Perjanjian Kinerjadan Perjanjian Kinerja
A Perencanaan Strategis 9
B Indikator Kinerja Utama 11
C Penetapan Kinerja Tahunan 11
IIIIIIIIIIII AkuntabilitasAkuntabilitasAkuntabilitasAkuntabilitas KinerjaKinerjaKinerjaKinerja
A Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Outcome Balitbang KP Tahun 2011 13
B Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Output Strategis Balitbang KP Tahun 2011 26
C Capaian Kinerja Lainnya Balitbang KP Tahun 2011 46
D Capaian Kinerja Keuangan Balitbang KP Tahun 2011 48
IVIVIVIV PenutupPenutupPenutupPenutup 52
LampiranLampiranLampiranLampiran
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 iii
DDDDAFTAR AFTAR AFTAR AFTAR TTTTABELABELABELABEL
Hal
2.1 Indikator Kinerja Utama Balitbang KP Tahun 2011 11
2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2011 12
3.1 Capaian Kinerja Indikator Kinerja Utama Balitbang KP Tahun 2011 14
3.2 Iptek Kelautan dan Perikanan Balitbang KP Tahun 2011 15
3.3 Capaian Outcome Rekomendasi Balitbang KP Tahun 2011 23
3.4 Estimasi Potensi Sumberdaya Ikan pada Masing-Masing Wilayah Pengelolaan
Perikanan Republik Indonesia
24
3.5 Kuota Southern Bluefin Tuna 26
3.6 Capaian Output Strategis Balitbang KP Tahun 2011 26
3.7 Model Penerapan Balitbang KP Tahun 2011 27
3.8 Usulan HKI/ Penghargaan Balitbang KP 2011 30
3.9 Produk Biologi Balitbang KP Tahun 2011 36
3.10 Paket Teknologi Balitbang KP Tahun 2011 38
3.11 Rekomendasi Balitbang KP Tahun 2011 40
3.12 Data dan Informasi Balitbang KP Tahun 2011 44
3.13 Alokasi dan Realisasi Anggaran menurut Unit Kerja Eselon II Balitbang KP Tahun
2011
50
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 iv
DDDDAFTAR AFTAR AFTAR AFTAR GGGGAAAAMBARMBARMBARMBAR
Hal
3.1 Peralatan Pengolahan Ikan 17
3.2 Peti Berinsulasi 17
3.3 Kegiatan Culture Based Fisheries (CBF) 18
3.4 Kegiatan Pengolahan Garam Rakyat dan Contoh Peralatannya 18
3.5 Contoh Komoditas Polikultur 19
3.6 Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST 19
3.7 Kegiatan Budidaya Udang Galah 20
3.8 Aplikasi Probiotik Udang Windu 21
3.9 Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST dengan Pakan Pelet Berbahan Baku Lokal 21
3.10 Kegiatan Pendederan Tiram Mutiara 22
3.11 Peta Tingkat Eksploitasi Sumberdaya Ikan di WPP RI 24
3.12 Buku 101 – 103 Inovasi Indonesia 31
3.13 Kantong Rumput Laut Berkarbon 32
3.14 Alat Pengering Kista Artemia Tepat Guna 32
3.15 Tablet Effervessence Rumput Laut Kaya Serat dan Penurun Kolesterol 32
3.16 Kemasan Bumbu Mie Instan Ramah Lingkungan dari Rumput Laut 33
3.17 Bacto Agar dari Rumput Laut 33
3.18 Aplikasi Pancing Gurita Elektronik 34
3.19 Reagen Penguji (Test kit) Residu Formalin pada Makanan 34
3.20 Teh Hijau sebagai Antihistamin pada Pindang Ikan 35
3.21 Ultrasonik Pemantau Pakan Udang 35
3.22 Kegiatan Orasi Profesor Riset 47
3.23 Sertifikat ISO 9001 : 2008 Sekretariat Balitbang KP 47
3.24 Akreditasi KNAPPP, KAN dan Webometric 48
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 v
DDDDAFTAR AFTAR AFTAR AFTAR GGGGRRRRAFIKAFIKAFIKAFIK
Hal
1.1 Jumlah Pegawai Menurut Unit Kerja Eselon II 5
1.2 Jumlah Pegawai Menurut Golongan 5
1.3 Jumlah Pegawai Menurut Jabatan 6
1.4 Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan 7
1.5 Jumlah Pegawai Menurut Status Kepegawaian 7
3.1 Realisasi Balitbang KP Tahun 2009 – 2011 48
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 vi
DDDDAFTAR AFTAR AFTAR AFTAR LLLLAMPIRANAMPIRANAMPIRANAMPIRAN
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 vii
IIIIKKKKHHHHTISAR TISAR TISAR TISAR EEEEKSEKUTIF KSEKUTIF KSEKUTIF KSEKUTIF
ebijakan Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan adalah
sebagai berikut : 1). Litbang berawal dari dan berakhir pada pengguna (starts from and ends
users); 2). Litbang harus market driven dan market driving, serta policy driven; dan 3).
Litbang menghasilkan data dan informasi (rekomendasi), teknologi dan produk biologi yang
menunjang kebijakan pengelolaan kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.
Tahun 2011 merupakan tahun kedua mengimplementasikan Renstra Balitbang KP 2010 –
2014 yang telah disempurnakan. Sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, maka Balitbang
KP menetapkan tujuan yang akan dicapai dalam jangka waktu sampai tahun 2014, yaitu : 1).
Tersedianya hasil litbang KP yang tepat guna untuk peningkatan produksi dan kesejahteraan
masyarakat kelautan dan perikanan; 2). Termanfaatkannya hasil litbang KP dalam pengelolaan
sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan; dan 3). Meningkatnya kapasitas dan
kapabilitas sumberdaya penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan.
Tujuan dan sasaran Balitbang KP tahun 2010-2014 diimplementasikan ke dalam program
penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan dan 7 (tujuh) kegiatan, diantaranya :
1). Penelitian dan Pengembangan IPTEK Perikanan Tangkap; 2). Penelitian dan Pengembangan
IPTEK Perikanan Budidaya; 3). Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan; 4). Penelitian dan
Pengembangan IPTEK Kewilayahan, Dinamika dan Sumberdaya Non Hayati Pesisir dan Laut; 5).
Penelitian dan Pengembangan IPTEK Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan;
6). Penelitian dan Perekayasaan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan; dan 7). Peningkatan
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Balitbang KP.
Penjabaran dari tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam penelitian dan
pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan terwujud dari indikator kinerja utama (Outcome)
pada tahun 2011 dengan capaian meliputi :
1. Jumlah pengguna di kawasan minapolitan maupun non minapolitan yang menjadi outcome
tahun 2011 melebihi target yang telah ditetapkan. Pada kawasan minapolitan di tahun 2011
terdapat 81 pengguna (203 % dari target sebanyak 40 orang dan/atau kelompok) yang
terdiri dari 13 kelompok dan 68 orang, sedangkan pada kawasan non minapolitan terdapat
56 pengguna (112 % dari target 50 orang dan/atau kelompok) yang terdiri dari 49
kelompok dan 7 orang.
2. Jumlah hasil litbang kelautan dan perikanan yang diadopsi oleh masyarakat kelautan dan
perikanan pada tahun 2011 melebihi target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 10 (140 %
dari target sebanyak 6 paket). Ada sepuluh hasil litbang yang diadopsi diantaranya :
K
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 viii
• Teknologi pengolahan lele, ikan nila, ikan tuna, ikan bandeng, ikan patin, ikan wader,
dan ikan belut di Kab. Gunung Kidul, Kab. Sleman, Kab. Bantul, Kab. Kulon Progo, Kab.
Pacitan, dan Kota Yogyakarta;
• Teknologi peti berinsulasi di Kab. Pacitan;
• Kegiatan perikanan berbasis Budidaya /Culture Based Fisheries (CBF) di Waduk Gajah
Mungkur Kab. Wonogiri dan Waduk Malahayu di Kab. Brebes;
• Teknologi pengolahan garam rakyat di Kab. Cirebon dan Kab. Lamongan
• Teknologi Budidaya Sistem Polikultur (Udang Windu/Vaname - Rumput Laut), di
Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep
• Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST, telah diadopsi di Kabupaten Pacitan
• Teknologi Pemijahan/Pendederan/Pembenihan Udang Galah (GI-Macro), di Kabupaten
Sleman
• Teknologi Budidaya Udang Windu/Vaname Polikultur Melalui Aplikasi Bakteri Probiotik
di Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Barru
• Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST dengan Pakan Pelet Berbahan Baku Lokal, oleh
pembudidaya. Komoditas ikan nila BEST telah disampaikan ke masyarakat di Kabupaten
Muaro Jambi (Jambi)
• Teknologi Pendederan Tiram Mutiara (Pinctada maxima) yang mulai diintroduksi kepada
masyarakat nelayan pada tahun 2009 di Kab.Buleleng, Bali. Kegiatan ini dilanjutkan
kembali di Kabupaten Jembrana, Bali pada tahun 2010
3. Jumlah rekomendasi litbang untuk pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang
dijadikan bahan kebijakan pembangunan di pusat atau daerah pada tahun 2011, melebihi
target yang telah ditetapkan sebanyak 4 (100 % dari target sebanyak 4 buah). Adapun hasil
rekomendasi yang telah dicapai Pada tahun 2011 adalah :
• Kepmen No. 45/2011 tentang estimasi potensi SDI di WPP Negara RI
• Nota Kesepahaman antara Dir. Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan
Usaha dengan Kepala P3SDLP Nomor B.538/KP3K.5/IX/2011 Nomor 26.7/Balitbang
KP.4/PKS/IX 2011 tanggal 26 September 2011 tentang Implementasi Teknologi
Pengembangan Usaha Garam Rakyat
• Pada tahun 2012-2014, TAC (Total Allowable Catch/ Jumlah Tangkapan yang
Diperbolehkan) bagi Indonesia berturut-turut ialah 685 ton, 707 ton dan 750 ton685 ton, 707 ton dan 750 ton685 ton, 707 ton dan 750 ton685 ton, 707 ton dan 750 ton sesuai
dengan yang tertuang dalam Resolution on the Allocation of the Global Total Allowable
Catch yang diadopsi dalam 18th CCSBBT (Commission for the Conservation of Southern
Bluefin Tuna) Annual Meeting 10-13 Oktober 2011
• PERPRES Nomor 61 Tahun 2011 tentang Dukungan Terhadap Rencana Aksi Nasional
Gerakan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 ix
Disamping pencapaian IKU (Outcome), Pada Tahun 2011 Balitbang KP juga telah
menghasilkan output strategis berupa : 1). Model penerapan sebanyak 28 Model; 2) Usulan HKI/
Penghargaan sebanyak 11 unit, yang terdiri dari 4 usulan HKI, 5 Inovasi Indonesia, 1 Paten Nasional,
1 Komersialisasi; 3). Produk Biologi sebanyak 18 produk; 4). Paket teknologi sebanyak 26 paket; 5).
Rekomendasi sebanyak 21 buah; 6). Data & Informasi sebanyak 107 buah; dan 7). Karya Tulis Ilmiah
sebanyak 648 buah.
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 1
I. PENDAHULUANENDAHULUANENDAHULUANENDAHULUAN
A.A.A.A. Latar Belakang Latar Belakang Latar Belakang Latar Belakang
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) adalah
satu-satunya unit organisasi eselon I pada Kementerian Kelautan dan Perikanan yang
melaksanakan program penelitian dan pengembangan (litbang) IPTEK di bidang Kelautan dan
Perikanan. Langkah-langkah strategis jangka menengah yang akan memberikan arah bagi
program penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan ini dituangkan dalam
perencanaan strategis periode lima tahunan.
Rencana Strategis (Renstra) Balitbang KP Tahun 2010-2014 merupakan dokumen
perencanaan strategis Balitbang KP yang menjadi acuan dalam pelaksanaan program dan
kegiatan dalam kurun waktu lima tahunan. Mengacu pada dokumen Renstra tersebut, setiap
satuan kerja lingkup Baitbang KP membuat perencanaan tahunan guna mencapai indikator
sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan program yang termuat dalam Renstra. Perencanaan
tersebut dibuat disertai indikator sasaran dan cara mencapai sasaran tersebut secara strategis baik
dalam kurun waktu satu tahun maupun lima tahunan. Rencana Kerja Tahunan (RKT) dalam
dokumen perencanaan kinerja Baitbang KP memuat rencana pelaksanaan program dan kegiatan
termasuk dukungan pembiayaan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan perencanaan. Rencana
kerja juga memuat target dan indikator sasaran yang diinginkan dalam pelaksanaan kegiatan.
Mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, yang mengintruksikan kepada setiap Instansi untuk :
1. Melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban
instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi,
2. Pada setiap akhir tahun anggaran menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
(LAKIP) kepada Presiden melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi.
Setiap akhir tahun, Kementerian Kelautan dan Perikanan menyampaikan LAKIP
Kementerian (KKP) kepada Presiden melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, namun untuk setiap unit Eselon I termasuk Balitbang KP wajib
menyampaikan LAKIP kepada Menteri Kelautan dan Perikanan melalui Inspektorat Jenderal.
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 2
LAKIP juga merupakan sarana untuk menilai dan mengevaluasi Pencapaian Kinerja (PK)
berdasarkan indikator sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam menilai efektivitas
pelaksanaan program dan kegiatan serta mengukur sejauh mana pencapaian sasaran
berdasarkan indikator yang ada maka Balitbang KP menyusun LAKIP Balitbang KP tahun 2011.
LAKIP Balitbang KP tahun 2011 merupakan LAKIP kedua dalam pelaksanaan Renstra Balitbang
KP 2010-2014. LAKIP Balitbang KP tahun 2011 ini menginformasikan input, output, outcome,
dari setiap pelaksanaan program dan kegiatan dalam kurun waktu tahun 2011 yang secara
terstruktur meliputi RKT 2011, PK 2011, dan Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) 2011 dan
Pengukuran Kinerja Utama .
B.B.B.B. Tugas dan Fungsi Tugas dan Fungsi Tugas dan Fungsi Tugas dan Fungsi
Sesuai pasal 838 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 15 Tahun 2010 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, maka Badan Peneitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) mempunyai tugas melaksanakan
penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, Balitbang KP menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan kebijakan teknis rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang
kelautan dan perikanan;
b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan;
c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang
kelautan dan perikanan ; dan
d. pelaksanaan administrasi Balitbang KP
Merujuk Organisasi dan Tata kerja lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan maka
susunan organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan secara rinci
meliputi :
1. Sekretariat Badan (sesuai Permen KP Nomor : PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan).
2. Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan (sesuai Permen KP
Nomor : PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan
Perikanan).
� Balai Penelitian Perikanan Laut, Muara Baru (sesuai dengan Permen KP Nomor:
PER.30/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Perikanan Laut).
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 3
� Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum, Palembang (sesuai dengan Permen KP Nomor:
PER.29/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Perikanan Perairan
Umum).
� Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan, Jatiluhur (sesuai dengan
Permen KP Nomor : PER.36/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian
Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan).
� Loka Penelitian Perikanan Tuna, Benoa (sesuai dengan Permen KP Nomor:
PER.27/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian Perikanan Tuna).
3. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya (sesuai Permen KP Nomor :
PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan).
� Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut, Gondol (sesuai dengan Permen
KP Nomor : PER.26/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Budidaya Laut).
� Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau, Maros (sesuai dengan Permen
KP Nomor : PER.32/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan
Pengembangan Budidaya Air Payau).
� Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor (sesuai dengan Permen
KP Nomor : PER.31/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan
Pengembangan Budidaya Air Tawar).
� Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok (sesuai dengan Permen
KP Nomor : PER.35/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan
Pengembangan Budidaya Ikan Hias).
� Balai Penelitian Pemuliaan Ikan, Sukamandi (sesuai dengan Permen KP Nomor :
PER.33/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Pemuliaan Ikan).
4. Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (sesuai Permen KP
Nomor : PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan
Perikanan).
� Balai Penelitian Observasi Laut, Perancak (sesuai dengan Permen KP Nomor :
PER.34/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Observasi Laut).
5. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir (sesuai dengan Permen KP
Nomor : PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan
Perikanan).
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 4
� Loka Penelitian Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir, Bungus (sesuai dengan Permen KP
Nomor : PER.37/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian
Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir).
6. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan
dan Perikanan (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.27/MEN/2011 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan).
� Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan, Slipi (sesuai
dengan Permen KP Nomor : PER.38/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka
Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan).
7. Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (sesuai dengan Permen KP
Nomor : PER.28/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian Sosial
Ekonomi Kelautan dan Perikanan).
Dari 19 (Sembilan belas) satuan kerja lingkup Balitbang KP, dapat diketahui bahwa
jumlah pegawai sampai dengan akhir Desember tahun 2011 mencapai 1361 orang, dengan
rincian sebagai berikut:
1. Jumlah pegawai menurut unit kerja Eselon II (Pusat dan UPT): Sekretariat sebanyak 80
orang, Lingkup Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan
sebanyak 300 orang, Lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya
sebanyak 593 orang, Lingkup Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan
Perikanan sebanyak 111 orang, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan
Pesisir sebanyak 82 orang, Lingkup Balai Besar Penelitian dan Pengolahan Produk dan
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan sebanyak 121 orang, dan Lingkup Balai Besar Penelitian
Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan sebanyak 74 orang.
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 5
6%
22%
44%
8%
6%
9%5%
Sekretariat
P4KSI
P4B
P3TKP
P3SDLP
BBP4BKP
BBPSEKP
GrafikGrafikGrafikGrafik 1.1.1.1.1. Jumlah Pegawai Menurut Unit Kerja1. Jumlah Pegawai Menurut Unit Kerja1. Jumlah Pegawai Menurut Unit Kerja1. Jumlah Pegawai Menurut Unit Kerja Eselon IIEselon IIEselon IIEselon II
Jika dilihat dari Grafik 1.1 di atas, jumlah pegawai menurut Eselon II terbanyak terdapat di
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya yaitu sekitar 44 %, sedangkan
jumlah pegawai yang paling sedikit pada Balai Besar Penelitian Sosial dan Ekonomi Kelautan
dan Perikanan yaitu sekitar 5 % dari total jumlah pegawai Balitbang KP.
2. Jumlah pegawai menurut golongan: Golongan IV sebanyak 186 orang, Golongan III
sebanyak 788 orang, Golongan II sebanyak 345 orang, dan Golongan I sebanyak 42 orang.
3%
25%
58%
14%
Gol I
Gol II
Gol III
Gol IV
GrafikGrafikGrafikGrafik 1.1.1.1.2. Jumlah Pegawai Menurut Golongan2. Jumlah Pegawai Menurut Golongan2. Jumlah Pegawai Menurut Golongan2. Jumlah Pegawai Menurut Golongan
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 6
Dilihat pada Grafik 1.2, maka komposisi pegawai Balitbang KP terbanyak pada Golongan III
yang mencapai 58 %, sedangkan jumlah terkecil pada Golongan I yaitu sekitar 3 %.
3. Jumlah pegawai menurut jabatan: jabatan Eselon I a sebanyak 1 orang, jabatan Eselon II a
dan II b sebanyak 8 orang, jabatan Eselon III a dan III b sebanyak 34 orang, jabatan Eselon
IV a dan IV b sebanyak 85 orang, jabatan Eselon V sebanyak 29 orang, jabatan fungsional
473 orang, dan pelaksana sebanyak 731 orang (Grafik 1.3).
18 34 85 29
473731
Es. I a & I b
Es. II a & II b
Es. III a & III b
Es. IV a & IV b
Es V
Jabatan Fungsional
Pelaksana
GraGraGraGrafikfikfikfik 1.1.1.1.3. Jumlah Pegawai Menurut Jabatan3. Jumlah Pegawai Menurut Jabatan3. Jumlah Pegawai Menurut Jabatan3. Jumlah Pegawai Menurut Jabatan
Dilihat pada Grafik 1.3 di atas menurut jabatannya, maka pegawai Balitbang KP terbanyak
pada pelaksana struktural (tenaga administrasi/managerial) sebanyak 731 orang, diikuti
dengan jabatan fungsional sebanyak 473 orang dan jumlah pejabat struktural sebanyak 157
orang. Dibandingkan dengan tahun 2010, untuk tahun 2011 ada peningkatan jumlah pejabat
struktural yakni dari 137 orang menjadi 157 orang sehingga ada kenaikan sebesar 14,60 %.
Begitu pula dengan jumlah jabatan fungsional yang mengalami peningkatan dari tahun 2010
sebanyak 427 orang menjadi 473 orang pada tahun 2011 atau naik sebesar 10,77 %
4. Jumlah pegawai menurut tingkat pendidikan: S3 sebanyak 54 orang, S2 sebanyak 289 orang,
S1 sebanyak 413 orang, D4 sebanyak 28 orang, Sarjana Muda dan D3 sebanyak 107 orang,
D2 sebanyak 7 orang, SLTA sebanyak 382 orang, SLTP sebanyak 29 orang, dan SD sebanyak
52 orang.
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 7
54
289
41328
107
7
382
29 52
S3
S2
S1
D4
D3
D2
SLTA
SLTP
SD
GrafikGrafikGrafikGrafik 1.1.1.1.4. Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan4. Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan4. Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan4. Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan
Jika dilihat berdasarkan Grafik 1.4, maka pegawai Balitbang KP terbanyak dengan tingkat
pendidikan S1 mencapai 413 orang, dan terendah dengan tingkat berpendidikan D2 yaitu
sebanyak 7 orang (Grafik 1.4).
5. Jumlah pegawai menurut status kepegawaian: CPNS sebanyak 113 orang (8 %), PNS
sebanyak 1238 orang (90 %), PNS dari Kementerian lain sebanyak 7 orang dan PNS KKP
dipekerjakan ke Departemen lain sebanyak 3 orang (Grafik 1.5).
113
1238
7 3
CPNS PNS PNS dari Departemen lain PNS KKP dipekerjakan ke Departemen lain
GrafikGrafikGrafikGrafik 1.1.1.1.5. Jumlah Pegawai Menurut Status Kepegawaian5. Jumlah Pegawai Menurut Status Kepegawaian5. Jumlah Pegawai Menurut Status Kepegawaian5. Jumlah Pegawai Menurut Status Kepegawaian
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 8
6. Jumlah pegawai menurut usia: >= 56 tahun sebanyak 62 orang atau 5 %; usia 46-55 tahun
sebanyak 406 orang atau 30 %; usia 36-45 tahun sebanyak 332 orang atau 24 %; usia 26-
35 tahun sebanyak 505 atau 37 % dan usia
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 9
II. PPPPERENCANAANERENCANAANERENCANAANERENCANAAN SSSSTRATEGISTRATEGISTRATEGISTRATEGIS DDDDAN AN AN AN PPPPERJANJIAN ERJANJIAN ERJANJIAN ERJANJIAN KKKKINERJAINERJAINERJAINERJA
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel,
Balitbang KP berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada :
A.A.A.A. Perencanaan StrategisPerencanaan StrategisPerencanaan StrategisPerencanaan Strategis
Rencana Strategis Balitbang KP 2010 - 2014 berisi langkah-langkah stratejik jangka
menengah yang akan memberi arah bagi penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
kelautan dan perikanan dalam rangka menunjang visi pembangunan kelautan dan perikanan
untuk menjadikan Indonesia penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar 2015.
Dalam struktur organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, Balitbang KP
merupakan salah satu unit eselon I penunjang yang mempunyai tugas melakukan penelitian
dan pengembangan Iptek di bidang Kelautan dan Perikanan. Memperhatikan visi
Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2014 yang ingin menjadikan Indonesia
sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar pada tahun 2015, dengan misi
mensejahterakan masyarakat kelautan dan perikanan, maka rumusan visi Balitbang KP
adalah sebagai berikut:
Institusi yang handal dan terpercaya penyedia IPTEK kelautan dan perikanan menuju Institusi yang handal dan terpercaya penyedia IPTEK kelautan dan perikanan menuju Institusi yang handal dan terpercaya penyedia IPTEK kelautan dan perikanan menuju Institusi yang handal dan terpercaya penyedia IPTEK kelautan dan perikanan menuju
Indoneia penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar 2015Indoneia penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar 2015Indoneia penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar 2015Indoneia penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar 2015
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut Balitbang KP menetapkan misi yang akan
dilakukan secara konsisten yaitu Menghasilkan IPTEK tepat guna untuk kesejahteraan Menghasilkan IPTEK tepat guna untuk kesejahteraan Menghasilkan IPTEK tepat guna untuk kesejahteraan Menghasilkan IPTEK tepat guna untuk kesejahteraan
masyarakat kelautan dan perikananmasyarakat kelautan dan perikananmasyarakat kelautan dan perikananmasyarakat kelautan dan perikanan
Sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, maka Balitbang KP menetapkan
tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh Balitbang KP dalam jangka waktu sampai tahun
2014, yaitu :
Tujuan Ke Satu :Tujuan Ke Satu :Tujuan Ke Satu :Tujuan Ke Satu : Tersedianya hasil litbang KP yang tepat guna untuk peningkatan produksi
dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan.
Sasaran :Sasaran :Sasaran :Sasaran :
1. Tersedianya data dan informasi ilmiah sebagai dasar penyusunan rencana pengelolaan
sumberdaya kelautan dan perikanan yang terpadu dan pemanfaatannya secara
berkelanjutan. Tersedianya teknologi tepat guna untuk peningkatan produksi dan
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 10
pendapatan masyarakat pengguna dalam sistem bisnis kelautan dan perikanan yang kuat
di kawasan minapolitan dan kawasan prospektif lainnya
2. Tersedianya inovasi teknologi tepat guna untuk peningkatan produksi dan pendapatan
masyarakat pengguna dalam sistem bisnis kelautan dan perikanan yang kuat di kawasan
minapolitan dan kawasan prospektif lainnya
3. Tersedianya inovasi produk, produk biologi dan ragam produk kelautan dan perikanan
untuk meningkatkan produktivitas, produksi dan nilai tambah serta mengurangi biaya
tambah (added cost) dalam mengembangkan sistem bisnis kelautan dan perikanan
4. Rekomendasi kebijakan bagi pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang
terpadu, ekonomis, efisien, dan berkelanjutan
Tujuan Ke Dua :Tujuan Ke Dua :Tujuan Ke Dua :Tujuan Ke Dua : Termanfaatkannya hasil litbang KP dalam pengelolaan sumberdaya kelautan
dan perikanan yang berkelanjutan.
Sasaran :Sasaran :Sasaran :Sasaran :
1. Termanfaatkannya hasil litbang kelautan dan perikanan sebagai bahan perumusan
kebijakan pembangunan pusat dan daerah, termasuk pelaku usaha kelautan dan
perikanan di kawasan minapolitan dan kawasan prospektif lainnya
2. Terwujudnya percontohan pengembangan ekonomi kawasan perikanan berbasis IPTEK
Tujuan Ke Tiga :Tujuan Ke Tiga :Tujuan Ke Tiga :Tujuan Ke Tiga : Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas sumberdaya penelitian dan
pengembangan kelautan dan perikanan.
Sasaran :Sasaran :Sasaran :Sasaran :
1. Terbangunnya seluruh UPT dan kelembagaan di bawah Balitbang KP yang memiliki SDM
kompeten dan sumberdaya litbang sesuai kebutuhan
2. Terakreditasinya lembaga dan laboratorium uji yang diperlukan untuk mendukung usaha
kelautan dan perikanan
3. Terjalinnya jejaring kerja secara luas aktifnya kemitraan penelitian dan pengembangan
untuk identifikasi dan penyelesaian beragamnya masalah pengelolaan kelautan dan
perikanan
4. Terselenggaranya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya secara tertib
dan transparan
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 11
B.B.B.B. Indikator Kinerja UtamaIndikator Kinerja UtamaIndikator Kinerja UtamaIndikator Kinerja Utama
Balitbang KP telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai ukuran
keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran strategis organisasi. Penetapan IKU telah
mengacu kepada Renstra Balitbang KP 2010-2014 yang memiliki fokus pada perspektif
stakeholder (pemanfaatan hasil Litbang KP oleh masyarakat)
Sejalan dengan perkembangan dinamika organisasi, IKU Balitbang KP telah mengalami
revisi dari IKU semula yang ditetapkan pada Tahun 2010. Perubahan tersebut merupakan
penyempurnaan dengan mengakomodir masukan/asistensi dari Inspektorat Jenderal KKP,
Sekretariat Jenderal KKP serta Kementerian Menpan dan RB. Adapun indikator kinerja sebagai
alat ukur keberhasilan hasil reviu tersebut, disajikan pada Tabel 2.1 berikut:
TabelTabelTabelTabel 2.12.12.12.1.... Indikator Kinerja Utama Balitbang KP Tahun 2011Indikator Kinerja Utama Balitbang KP Tahun 2011Indikator Kinerja Utama Balitbang KP Tahun 2011Indikator Kinerja Utama Balitbang KP Tahun 2011
INDIKATORINDIKATORINDIKATORINDIKATOR
1) Jumlah pengguna hasil litbang kelautan dan perikanan di kawasan minapolitan
(orang dan/atau kelompok)
2) Jumlah pengguna hasil litbang kelautan dan perikanan di kawasan non minapolitan
(orang dan/atau kelompok)
3) Jumlah hasil litbang kelautan dan perikanan yang diadopsi oleh masyarakat kelautan
dan perikanan (paket)
4) Jumlah rekomendasi litbang untuk pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan
yang dijadikan bahan kebijakan pembangunan di pusat atau daerah (buah)
C.C.C.C. Penetapan Kinerja TahunanPenetapan Kinerja TahunanPenetapan Kinerja TahunanPenetapan Kinerja Tahunan
Penetapan Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan
tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun
tertentu dengan mempertimbangkan sumberdaya yang ditelitinya. Tujuan khusus penetapan
kinerja antara lain :
1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata
komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah
2. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi
3. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 12
Komitmen Kinerja Balitbang KP pada tahun 2011 terdiri dari sasaran, indikator dan
target tahun 2011. Target ditetapkan untuk indikator kinerja utama (IKU) sebagai outcome.
Perjanjian Kinerja Tahun 2011 dijabarkan dalam Tabel 2.2 berikut:
Tabel Tabel Tabel Tabel 2.22.22.22.2.... Perjanjian Kinerja Tahun 2011Perjanjian Kinerja Tahun 2011Perjanjian Kinerja Tahun 2011Perjanjian Kinerja Tahun 2011
SASARAN STRATEGISSASARAN STRATEGISSASARAN STRATEGISSASARAN STRATEGIS INDIKATORINDIKATORINDIKATORINDIKATOR TARGETTARGETTARGETTARGET
Termanfaatkannya hasil
dan inovasi Iptek
kelautan dan perikanan
1)
Jumlah pengguna hasil litbang kelautan dan
perikanan di kawasan minapolitan (orang
dan/atau kelompok)
40
2)
Jumlah pengguna hasil litbang kelautan dan
perikanan di kawasan non minapolitan (orang
dan/atau kelompok)
50
3)
Jumlah hasil litbang kelautan dan perikanan
yang diadopsi oleh masyarakat kelautan dan
perikanan (paket)
6
4)
Jumlah rekomendasi litbang untuk pengelolaan
sumber daya kelautan dan perikanan yang
dijadikan bahan kebijakan pembangunan di
pusat atau daerah (buah)
4
Penetapan Kinerja 2011 merupakan bentuk komitmen yang disepakati oleh Kepala
Balitbang KP dengan Menteri Kelautan dan Perikanan. Penetapan Kinerja ini memuat sasaran,
indikator kinerja utama (IKU) dan target. IKU tersebut merupakan salah satu dukungan Program
Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 yang dianggarkan
sebesar Rp.483.954.171.000.
Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan yang
dilaksanakan pada Tahun 2011 dijabarkan ke dalam 7 (Tujuh) kegiatan yang terdiri dari :
1. Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan
2. Penelitian dan Pengembangan IPTEK Perikanan Budidaya
3. Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan
4. Penelitian dan Pengembangan Iptek Kewilayahan, Dinamika dan Sumber Daya Laut dan
Pesisir
5. Penelitian dan Pengembangan Iptek Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan
Perikanan
6. Penelitian dan Perekayasaan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
7. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Penelitian
dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan.
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 13
III. AAAAKUNTABILITAS KUNTABILITAS KUNTABILITAS KUNTABILITAS KKKKINERJAINERJAINERJAINERJA
Litbang dalam pembangunan kelautan dan perikanan adalah merupakan unsur penunjang.
Namun demikian dalam merespon sejumlah isu yang berkembang, peran litbang dan IPTEK yang
dihasilkan menjadi sangat vital. Sebagai contoh dalam merespon isu pengelolaan sumberdaya
kelautan dan perikanan secara berkelanjutan yang merupakan butir ke-2 dari grand strategy KKP,
isu-isu strategis lainnya yang memerlukan kontribusi litbang dan IPTEK.
Pada bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang
dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan
kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : > 100 persen; (2)
berhasil : 80 - 100 persen; (3) cukup berhasil : 60 – 79 persen; dan tidak berhasil : 0 – 59 persen.
Keberhasilan pencapaian sasaran PPPProgram rogram rogram rogram PPPPenelitian dan enelitian dan enelitian dan enelitian dan PPPPengembangan Iengembangan Iengembangan Iengembangan Iptekptekptekptek Kelautan dan Kelautan dan Kelautan dan Kelautan dan
PPPPerikananerikananerikananerikanan tidak semata-mata pelaksanaan penelitian yang didasarkan pada Renstra, RKT, dan PKT
Tahun 2011, akan tetapi juga karena dukungan manajerial yang meliputi perencanaan,
ketatausahaan, kerjasama & publikasi, dan Monitoring & Evaluasi, serta kelengkapan sarana dan
prasarana yang dimiliki masing-masing satker di lingkup Balitbang KP.
A.A.A.A. Hasil PeHasil PeHasil PeHasil Pengukuran ngukuran ngukuran ngukuran CCCCapaian apaian apaian apaian KKKKinerja inerja inerja inerja OutcomeOutcomeOutcomeOutcome Balitbang KP Balitbang KP Balitbang KP Balitbang KP TTTTahun 2011ahun 2011ahun 2011ahun 2011
Berdasarkan Renstra 2010 – 2014, Balitbang KP mempunyai 10 sasaran, dimana salah
satu sasaran merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) program yang tertuang dalam PKT.
Sasaran tersebut adalah : TermTermTermTermanfaatkannya hasil dan inovasi iptek kelautan dan perikanananfaatkannya hasil dan inovasi iptek kelautan dan perikanananfaatkannya hasil dan inovasi iptek kelautan dan perikanananfaatkannya hasil dan inovasi iptek kelautan dan perikanan.
Sembilan sasaran lainnya digunakan oleh Satker Pusat dan Unit Pelayanan Teknis di bawahnya
untuk menentukan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang dilaporkan dalam LAKIP masing-
masing Satker.
Adapun Indikator Kinerja Utama yang tercantum dalam PKT, adalah sebagai berikut :
1. Jumlah pengguna hasil litbang kelautan dan perikanan di kawasan minapolitan (orang
dan/atau kelompok)
2. Jumlah pengguna hasil litbang kelautan dan perikanan di kawasan non minapolitan (orang
dan/atau kelompok)
3. Jumlah hasil litbang kelautan dan perikanan yang diadopsi oleh masyarakat kelautan dan
perikanan (paket)
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 14
4. Jumlah rekomendasi litbang untuk pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang
dijadikan bahan kebijakan pembangunan di pusat atau daerah (buah)
Untuk mencapai target IKU, maka Balitbang KP melaksanakan serangkaian kegiatan penelitian
dan pengembangan yang kemudian diimplementasikan dalam kegiatan desiminasi, IPTEKMAS
dan Refine. Untuk mensosialisasikan iptek yang telah dilakukan oleh peneliti Balitbang KP
kepada masyarakat maka dilakukan beberapa kegiatan antara diseminasi, sosialisasi dan bimtek.
Pelaksanaan Kegiatan Iptekmas dilatarbelakangi oleh keinginan untuk meningkatkan
pemanfaatan dan alih iptek kelautan dan perikanan yang telah dihasilkan oleh para peneliti dan
perekayasa Balitbang KP kepada masyarakat pengguna dengan peran serta akademisi. REFINE
dilaksanakan untuk meningkatan percepatan adopsi iptek dengan fokus utama pada aspek
perikanan dan memacu pengembangan Iptek perikanan yang adaptif lokasi untuk masyarakat
melalui peran penyuluh. Capaian kinerja outcome Balitbang KP tidak bisa menghitung capaian
kinerja jangka menengah, karena baik hasil litbang KP yang diadopsi oleh masyarakat KP,
jumlah pengguna hasil litbang KP maupun jumlah rekomendasi litbang tidak bisa dihitung hal
ini disebabkan karena nama paket teknologi yang diadopsi, nama hasil IPTEK yang menjadi
bahan kebijakan di pusat/daerah, serta nama pengguna hasil litbang setiap tahunnya berbeda-
beda begitu pula jenis paket teknologinya dan nama kelompok/orang yang menggunakan hasil
litbang KP juga berbeda.
Pencapaian IKU yang diperoleh dari kegiatan Litbang KP yang dilaksanakan pada
tahun 2011 tertera pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel Tabel Tabel Tabel 3.13.13.13.1.... CapaiaCapaiaCapaiaCapaian n n n KKKKinerja inerja inerja inerja Indikator Kinerja Utama Balitbang KP Tahun 2011Indikator Kinerja Utama Balitbang KP Tahun 2011Indikator Kinerja Utama Balitbang KP Tahun 2011Indikator Kinerja Utama Balitbang KP Tahun 2011
SASARAN SASARAN SASARAN SASARAN
STRATEGISSTRATEGISSTRATEGISSTRATEGIS
INDIKATORINDIKATORINDIKATORINDIKATOR
2010201020102010 2011201120112011
REALISASIREALISASIREALISASIREALISASI TARGETTARGETTARGETTARGET REALISASIREALISASIREALISASIREALISASI
Termanfaatkannya
hasil dan inovasi
Iptek kelautan dan
perikanan
1)
Jumlah pengguna hasil litbang
kelautan dan perikanan di kawasan
minapolitan
(orang dan/atau kelompok)
7
(17,5 %) 40
81
(203 %)
2)
Jumlah pengguna hasil litbang
kelautan dan perikanan di kawasan
non minapolitan
(orang dan/atau kelompok)
4
(8 %) 50
56
(112 %)
3)
Jumlah hasil litbang kelautan dan
perikanan yang diadopsi oleh
masyarakat kelautan dan perikanan
(paket)
7
(140 %) 6
10
(183 %)
4)
Jumlah rekomendasi litbang untuk
pengelolaan sumber daya kelautan
dan perikanan yang dijadikan bahan
kebijakan pembangunan di pusat
atau daerah
(buah)
15
(150 %) 4
4
(100 %)
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 15
1). Jumlah pengguna hasil litbang kelautan dan perikanan di kawasan minapolitan dan non
minapolitan
Jumlah pengguna di kawasan minapolitan maupun non minapolitan yang menjadi
outcome tahun 2011 melebihi target yang telah ditetapkan. Pada kawasan minapolitan di tahun
2011 terdapat 81 pengguna (203 % dari target) yang terdiri dari 13 kelompok dan 68 orang,
sedangkan pada kawasan non minapolitan terdapat 56 pengguna (112 % dari target) yang
terdiri dari 49 kelompok dan 7 orang. Hal ini dikarenakan pada tahun 2010 Balitbang KP
meningkatkan jumlah kegiatan IPTEKMAS sebesar 213% dari tahun sebelumnya.
Namun pada tahun 2010 jumlah pengguna di kawasan minapolitan maupun non
minapolitan belum mencapai target yang telah ditetapkan. Pada kawasan minapolitan di tahun
2010 terdapat 7 kelompok pengguna (17,5 % dari target), sedangkan pada kawasan non
minapolitan terdapat 4 kelompok pengguna (8% dari target). Hal ini dikarenakan sebelum
tahun 2010, konsentrasi Balitbang KP lebih kepada kegiatan riset di institusi-institusinya (UPT),
belum banyak melakukan kegiatan pengembangan dari hasil riset yang langsung diaplikasikan
kepada masyarakat.
2). Jumlah hasil litbang kelautan dan perikanan yang diadopsi oleh masyarakat kelautan dan
perikanan
Jumlah hasil litbang kelautan dan perikanan yang diadopsi oleh masyarakat kelautan
dan perikanan pada tahun 2011 melebihi target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2010
terdapat 7 (140 % dari target) karya IPTEK yang telah direkomendasikan dan/ atau diadopsi
oleh stakholders dan masyarakat, meningkat pada tahun 2011 menjadi 10 (183 % dari target)
karya IPTEK kelautan dan perikanan. Hasil litbang yang telah diadopsi dan menjadi outcome
Balitbang KP tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel Tabel Tabel Tabel 3.23.23.23.2.... Iptek Kelautan dan PerikananIptek Kelautan dan PerikananIptek Kelautan dan PerikananIptek Kelautan dan Perikanan BalitBalitBalitBalitbang KP bang KP bang KP bang KP Tahun 2011Tahun 2011Tahun 2011Tahun 2011
NONONONO TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI LOKASILOKASILOKASILOKASI PENGGUNAPENGGUNAPENGGUNAPENGGUNA
1
Teknologi pengolahan
ikan lele, ikan nila, tuna,
bandeng, patin, wader
dan belut
Kab. Gunungkidul, DIY *) 4 orang
Kab. Bantul, DIY 3 orang
Kab. Sleman, DIY *) 2 orang
Kab. Kulonprogo, DIY *) 4 orang
Kota Yogyakarta, DIY 1 orang
Kab. Pacitan, Jawa Timur *) 2 orang
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 16
2 Teknologi Peti Berinsulasi Kab. Pacitan, Jawa Timur *) 40 orang
3 Culture Based Fisheries (CBF) di PUD
Kab. Wonogiri, Jawa Tengah 49 Kelompok
Kab. Brebes, Jawa Tengah *) 2 Kelompok : Nilai Jaya I
dan Nila Jaya II
4
Teknologi pengolahan
garam rakyat menjadi
garam kualitas industri
Kab. Cirebon, Jawa Barat *) 1 Kelompok : Bumi Nusa
Kab. Lamongan, Jawa Timur *) 1 Kelompok : Ponpes Sunan
Drajat
5
Teknologi Budidaya
Sistem Policulture (Udang Windu/ Vanname -
Rumput Laut)
Kab. Maros, Sulawesi Selatan *)
4 pengguna : H. Arsyad,
Lantik, Rahmat, H.
Rachmatullah
Kab. Pangkep, Sulawesi Selatan
*)
4 pengguna : Saleng, H.
Wahe, H. Baba, Sahire
6 Teknologi Budidaya Nila
BEST Kab. Pacitan, Jawa Timur *)
Pembenihan 3 orang +
pembudidaya 3 kelompok
7
Teknologi Pemijahan/
Pendederan/ Pembenihan
Udang Galah (GI-Macro)
Kab. Sleman, DIY *)
1 Kelompok : Mina Jaya (30
orang) dan 5 orang Swadaya
Mandiri
8
Teknologi Budidaya
Udang Windu/ Vanname
Polikultur Melalui Aplikasi
Bakteri Probiotik
Kab. Pinrang, Sulawesi Selatan 2 Pengguna : Bapak Yeni
dan Bapak Daeng
Kab. Barru, Sulawesi Selatan 1 Pengguna : Bapak Rustam
9
Teknologi Budidaya Nila
BEST dengan Pakan Pelet
Berbahan Baku Lokal
Kab. Muaro Jambi, Jambi *)
3 Kelompok : Mina Sejati,
Mina Serumpun 1, Mina
Serumpun 2 (@ anggota : 16
orang)
10
Teknologi Pendederan
Tiram Mutiara (Pinctada maxima)
Kab. Jembrana, Bali *) 2 Kelompok : Usaha
Bersama dan Suka Mandiri
Keterangan :
*) Kegiatan litbang di kawasan Minapolitan
Adapun penjelasan sesuai tabel di atas adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan pada bulan Nopember 2011, teknologi
pengolahan ikan lele, ikan nila, ikan tuna, ikan bandeng, ikan patin, ikan wader dan belut,
telah diadopsi di Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul,
Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Pacitan dan Kota Yogyakarta telah diadopsi oleh 16
orang pengolah. Kegiatan penerapan teknologi pengolahan tersebut yang dilakukan pada
tahun 2010 telah mengintroduksikan beberapa teknologi pengolahan kepada masyarakat
melalui kegiatan melalui pelatihan pembuatan abon tuna/lele, srundeng ikan, pindang
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 17
tuna/bandeng, steak tuna, mie lele, lele asap, mangut lele, kripik belut, belut goreng,
bandeng presto, krispi red devil/lele/wader/udang/belut/teri dan wader goreng.
Gambar Gambar Gambar Gambar 3.13.13.13.1. Peralatan Pengolahan Ikan. Peralatan Pengolahan Ikan. Peralatan Pengolahan Ikan. Peralatan Pengolahan Ikan
2. Teknologi peti berinsulasi telah diadopsi oleh para pengumpul dan penjual ikan di
Kabupaten Pacitan. Peti berinsulasi adalah peti yang digunakan untuk menyimpan ikan
dengan es agar kesegarannya bertahan lebih lama. Alat ini pertama kali dikenalkan kepada
para pengumpul dan penjual ikan pada tahun 2010 melalui kegiatan IPTEKMAS. Pada saat
pengukuran tahun 2011 alat ini telah didopsi oleh 40 orang pengumpul dan penjual ikan
yang sebelumnya menggunakan peti stereofoam, Dengan mengunakan alat ini ikan menjadi
tahan selama 24 jam padahal sebelumnya dengan mengunakan peti stereofoam hanya
tahan selama 12 jam.
Gambar Gambar Gambar Gambar 3.23.23.23.2. Peti Berinsulasi. Peti Berinsulasi. Peti Berinsulasi. Peti Berinsulasi
3. Kegiatan Perikanan Berbasis Budidaya/Culture Based Fisheries (CBF) di Waduk Malahayu dan
Waduk Gajah Mungkur telah diadopsi di Kabupaten Brebes dan Kabupaten Wonogiri
melalui kegiatan IPTEKMAS pada tahun 2010. CBF yang diterapkan melalui kegiatan
IPTEKMAS pada prinsipnya merupakan kegiatan pengembangan IPTEK perikanan yang
terintegrasi yang memadukan input benih unggul hasil penelitian dan pengembangan IPTEK
budidaya, pengembangan IPTEK pengelolaan perikanan yang berkelanjutan yang berbasiskan
partisipasi masyarakat setempat, dan IPTEK pengolahan produk serta sistem kelembagaan
ekonomi yang mampu meningkatkan produksi, efisiensi dan nilai tambah hasil perikanan.
Pada saat dilakukan pengukuran pada tahun 2011, sebanyak 2 kelompok nelayan di Waduk
Malahayu Brebes dam 49 kelompok nelayan di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri telah
mengadopsi kegiatan ini.
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 18
Gambar Gambar Gambar Gambar 3.33.33.33.3. Kegiatan . Kegiatan . Kegiatan . Kegiatan Culture Based FisheriesCulture Based FisheriesCulture Based FisheriesCulture Based Fisheries (CBF)(CBF)(CBF)(CBF)
4. Teknologi pengolahan garam rakyat di Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Lamongan mulai
diintroduksi pada tahun 2010. Melalui teknologi pemurnian, telah dihasilkan garam
konsumsi dengan kandungan NaCl 93,72%. Sedangkan di Kabupaten Lamongan telah
dihasilkan garam konsumsi dengan kandungan NaCl 94,7% dan melalui teknologi generator
aditif telah dihasilkan garam industri dengan kandungan NaCl 98%. Karena keberhasilan
teknologi pemurnian garam tersebut maka KKP mengimplementasikannya melalui kegiatan
Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) oleh Ditjen KP3K akan dialokasikan di 4
(empat) kabupaten yaitu Kabupaten Tuban, Sampang, Pamekasan, dan Pati.
Gambar Gambar Gambar Gambar 3.43.43.43.4. Kegiatan Pengolahan Garam Rakyat dan Contoh Peralatannya. Kegiatan Pengolahan Garam Rakyat dan Contoh Peralatannya. Kegiatan Pengolahan Garam Rakyat dan Contoh Peralatannya. Kegiatan Pengolahan Garam Rakyat dan Contoh Peralatannya
5. Teknologi Budidaya Sistem Polikultur (Udang Windu/Vaname - Rumput Laut), telah diadopsi
di Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep. Hasil panen dalam kegiatan Iptekmas tahun
2010 telah memberikan hasil yang positif dan hasil nilai tambah ataupun pengurangan resiko
kerugian karena terjadinya subsidi silang pada saat salah satu komoditas kurang
menguntungkan. Kelompok pembudidaya di Kabupaten Pinrang (udang windu, rumput laut,
ikan nila dan ikan bandeng) dan Kabupaten Pangkep (udang vaname dan ikan bandeng)
terlihat cukup responsif dalam penyebarluasan informasi, penerapan komoditas yang
disarankan dan penguasaan Iptek polikultur. Pemanfaatan udang vaname di Kabupaten
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 19
Pangkep pada kegiatan 2010, dimaksudkan untuk alternatif komoditas pengganti udang
windu yang dirasakan kurang tahan terhadap penyakit atau lingkungan yang lebih buruk.
Pada pengamatan di tahun 2011, kelompok di Kabupaten Pangkep belum berfungsi dengan
baik dalam penyebarluasan informasi karena terkendala oleh jumlah anggota yang masih
sedikit dan masih tingkat pemula dalam pengorganisasiannya.
Gambar Gambar Gambar Gambar 3.53.53.53.5. . . . Contoh Komoditas PolikulturContoh Komoditas PolikulturContoh Komoditas PolikulturContoh Komoditas Polikultur
6. Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST, telah diadopsi di Kabupaten Pacitan. Ikan nila BEST
merupakan hasil pemuliaan komoditas ikan nila yang unggul, varietasnya telah dirilis pada
tahun 2009 dan teknologi budidayanya (perbenihan, pendederan, dan pembesaran) telah
dikuasai oleh KKP. Dalam kegiatan diseminasi dan penerapan IPTEK pada tahun 2010 yang
dilakukan di Kabupaten Pacitan telah menunjukkan hasil yang positif dan signifikan yang
ditunjukkan dengan telah tersebarluasnya teknologi budidaya sehingga dihasilkan benih yang
mampu memasok kebutuhan pendederan dan pembesaran di daerah tersebut.
Gambar Gambar Gambar Gambar 3.63.63.63.6. Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST. Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST. Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST. Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST
7. Teknologi Pemijahan/Pendederan/Pembenihan Udang Galah (GI-Macro), telah diadopsi di
Kabupaten Sleman. GI-Macro adalah udang galah yang merupakan varietas yang telah dirilis
pada tahun 2001 dan merupakan indukan udang galah yang unggul terutama dalam kualitas
dan kuantitas hasil benihnya, Induk yang digunakan pada kegiatan Iptekmas pada tahun
2010 ini adalah indukan udang galah GI-Macro yang telah diperbaikan namun masih dalam
kajian untuk dirilis sebagai GI-Macro II. Teknologi perbenihan udang galah ini telah dikuasai
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 20
oleh KKP baik dari pembenihan, pendederan maupun pembesarannya. Sementara,
pembudidaya di Kabupaten Sleman Kelompok Mina Jaya hanya melakukan pendederan dan
pembesaran yang menggunakan dari benih dari daerah lain yang sangat terbatas
ketersediaannya. Untuk itu, dalam kegiatan Iptekmas tahun 2010, teknologi budidayanya
sekaligus indukan hasil teknologi yang telah dikuasai disampaikan kepada masyarakat di
kemudian hari. Hasil pengukuran capaian outcomes menunjukkan bahwa teknologi
budidaya udang galah telah dikuasai oleh kelompok peserta dan kelompok telah merubah
perilaku kelompok untuk mengembangkan diri. Satu unit UPR yang telah disampaikan untuk
memfasilitasi kegiatan pembenihan telah bertambah menjadi satu unit lagi walaupun masih
dalam tahap persiapan. UPR Kelompok Mina Jaya telah beroperasi dengan cukup baik untuk
memasok larva kepada anggotanya baik bagi usaha pendederan maupun pembesaran udang
galah di daerah setempat, bahkan tidak hanya pada kelompok yang di Kecamatan Brebah
(Kabupaten Sleman) namun juga dimanfaatkan oleh kelompok di Kecamatan Banguntapan
(Kabupaten Bantul). Adapun perbaikan teknologi (manajemen pakan, padat tebar dan
pemanfaatan shelter) untuk kegiatan pendederan dan pembesaran tetap dilakukan dan
diadopsi oleh kelompok baik di Kabupaten Sleman maupun di Kabupaten Bantul. Hasil
panen mereka dapat membantu, mendukung dan menambah kontribusi produksi udang
galah dan kebutuhan masyarakat di DI Yogyakarta.
Gambar Gambar Gambar Gambar 3.73.73.73.7. Kegiatan Budidaya Udang Galah. Kegiatan Budidaya Udang Galah. Kegiatan Budidaya Udang Galah. Kegiatan Budidaya Udang Galah
8. Teknologi Budidaya Udang Windu/Vaname Polikultur Melalui Aplikasi Bakteri Probiotik
telah diadopsi di Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Barru. Pemanfaatan bakteri probiotik
yang bersifat non-patogen dan memiliki kemampuan menghambat dan sekaligus membunuh
bakteri patogen, dapat berfungsi sebagai bakteri pengurai dan penetralisir kualitas air, serta
memungkinkan sebagai makanan di dalam perairan merupakan salah satu alternatif yang
ramah lingkungan dalam upaya penanggulangan penyakit pada usaha budidaya udang di
tambak. KKP telah dapat menghasilkan bakteri probiotik yang disebut sebagai probiotik
RICA, telah diusulkan sebagai HKI. Untuk itu pada kegiatan pengembangan dan aplikasinya
telah dilakukan pada Iptekmas pada tahun 2010 bagi budidaya polikultur antara komoditas
udang windu dengan ikan bandeng yang menunjukan kinerja probiotik yang positif, pada
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 21
saat tambak lain mengalami penurunan produksi, maka tambak yang menggunakan
teknologi produksi RICA mampu meningkatkan produksinya.
Gambar 3.8.Gambar 3.8.Gambar 3.8.Gambar 3.8. Aplikasi Probiotik Udang WinduAplikasi Probiotik Udang WinduAplikasi Probiotik Udang WinduAplikasi Probiotik Udang Windu
9. Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST dengan Pakan Pelet Berbahan Baku Lokal, telah diadopsi
oleh pembudidaya. Komoditas ikan nila BEST telah disampaikan ke masyarakat di Kabupaten
Muaro Jambi (Jambi) dengan memanfaatkan pakan pelet berbahan baku lokal yang dalam
hal ini adalah maggot. Teknologi budidaya ikan nila BEST dengan pakan alternatif maggot
yang dilakukan menghasilkan hasil yang cukup signifikan dan positif. Pada saat pertama kali
diterapkan teknologi berbahan baku maggot, harga PKM relatif murah dan tidak bernilai
ekonomi, namun pada saat teknologi ini mulai diterapkan dimasyarakat harga PKM cukup
tinggi sehingga menyulitkan pembudidaya memproduksi pakan. Respon masyarakat pada
dasarnya cukup baik dan di dukung oleh pemerintah daerah maupun kelompok
pembudidaya, namun belum sejalan dengan proses suplai-demand terutama dengan
pengusaha kelapa sawit untuk masalah harga PKM.
Gambar 3.9Gambar 3.9Gambar 3.9Gambar 3.9. Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST . Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST . Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST . Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST
dengan Pakan Pelet Berbahan Baku Lokaldengan Pakan Pelet Berbahan Baku Lokaldengan Pakan Pelet Berbahan Baku Lokaldengan Pakan Pelet Berbahan Baku Lokal
10.Teknologi Pendederan Tiram Mutiara (Pinctada maxima) yang mulai diintroduksi kepada
masyarakat nelayan pada tahun 2009 di Kab.Buleleng, Bali. Kegiatan ini dilanjutkan kembali
di Kabupaten Jembrana, Bali pada tahun 2010 sebagai alternatif usaha sampingan tanpa
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 22
meninggalkan mata pencaharian utamanya, sehingga pada saat nelayan tidak bisa melaut
diharapkan masih bisa mendapatkan penghasilan dari kegiatan ini. Diharapkan ke depan
sarana yang sudah ada dapat dimanfaatkan sebagai media budidaya secara polikultur,
maupun dengan jenis kekerangan konsumsi.
Gambar Gambar Gambar Gambar 3.103.103.103.10. Kegiatan Pendederan Tiram Mutiara. Kegiatan Pendederan Tiram Mutiara. Kegiatan Pendederan Tiram Mutiara. Kegiatan Pendederan Tiram Mutiara
3). Jumlah rekomendasi litbang untuk pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang
dijadikan bahan kebijakan pembangunan di pusat atau daerah
Jumlah rekomendasi litbang untuk pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan
yang dijadikan bahan kebijakan pembangunan di pusat atau daerah pada tahun 2011, melebihi
target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2010 terdapat 15 (150% dari target) hasil riset yang
menjadi basis kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan,
sedangkan pada tahun 2011 ada 4 (100% dari target) rekomendasi yang menjadi bahan
kebijakan pembangunan di pusat atau daerah. Untuk indikator ini rincian capaian kinerjanya
dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut :
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 23
Tabel Tabel Tabel Tabel 3.33.33.33.3.... Capaian Capaian Capaian Capaian Outcome Outcome Outcome Outcome Rekomendasi Balitbang KRekomendasi Balitbang KRekomendasi Balitbang KRekomendasi Balitbang KP Tahun 2011P Tahun 2011P Tahun 2011P Tahun 2011
NONONONO KEGIATANKEGIATANKEGIATANKEGIATAN HASIL REKOMENDASIHASIL REKOMENDASIHASIL REKOMENDASIHASIL REKOMENDASI
1. Estimasi Potensi Sumberdaya Ikan Pengelolaan SDI di WPP Indonesia yang
dituangkan dalam Kepmen No. 45/2011 tentang
estimasi potensi SDI di WPP Negara RI
2. Implementasi Teknologi Pemurni
Garam
Nota Kesepahaman antara Dir. Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha
dengan Kepala P3SDLP Nomor
B.538/KP3K.5/IX/2011 Nomor 26.7/Balitbang
KP.4/PKS/IX 2011 tanggal 26 September 2011
tentang Implementasi Teknologi Pengembangan
Usaha Garam Rakyat
3. Pengelolaan SDI tuna terkait dengan
resolusi RFMO di Samudera Hindia
dan Pasifik
Kuota Indonesia naik di wilayah RFMO
4. 1. Riset Carbon di Indonesia 2. Study Marine Hazard Response
to Climete Change in SEA
region
3. Implementasi Indonesia Global Ocean Observing System
(INAGOOS)
4. Implementasi Indo-China Ocean and Climate Research
Center (ICCOC)
PERPRES Nomor 61 Tahun 2011 : tentang
Dukungan Terhadap Rencana Aksi Nasional
Gerakan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca)
Adapun penjelasan sesuai tabel di atas adalah sebagai berikut :
1. Estimasi Potensi Sumberdaya Ikan
Menuju pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan secara berkesinambungan
diperlukan kajian-kajian ilmiah terhadap dinamika sumber daya. Kegiatan terkait dengan
pengkajian stok ikan banyak dilakukan oleh institusi penelitian. Untuk itu dilakukan
komunikasi dan koordinasi antar institusi tersebut dalam rangka validasi dan penyatuan hasil
kajian sehingga luaran yang diperoleh secara optimal dapat dijadikan basis ilmiah bagi
pemerintah dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan pengelolaaan perikanan.
Komunikasi dan koordinasi dilaksanakan melalui pertemuan dan sidang-sidang Komisi
Nasional Pengkajian Sumber Daya Ikan (KOMNAS Kajiskan), yang keanggotaannya terdiri
dari para pakar dari Balitbang KP, para pakar dari perguruan tinggi dan instansi pemerintah
lainnya yang mempunyai keahlian di bidang sumberdaya ikan. Berdasarkan data ilmiah hasil
penelitian dasar yang tersedia di setiap institusi terkait, KOMNAS Kajiskan mengestimasi stok
sumberdaya ikan. Hasil kajian KOMNAS Kajiskan disampaikan kepada Menteri Kelautan dan
Perikanan melalui Surat Komisi Nasional Pengkajian Sumber Daya Ikan Nomor
14.13/Balitbang KP.1/TU.330/12/2010 tanggal 14 Desember 2010. Surat tersebut
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 24
ditindaklanjuti menjadi Keputusan Menteri KP Nomor: KEP. 45/MEN/2011 tentang Estimasi
Potensi Sumber Daya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.
Tabel Tabel Tabel Tabel 3.43.43.43.4. . . . Estimasi Potensi Sumberdaya Ikan pada MasingEstimasi Potensi Sumberdaya Ikan pada MasingEstimasi Potensi Sumberdaya Ikan pada MasingEstimasi Potensi Sumberdaya Ikan pada Masing----Masing Wilayah PengelolaMasing Wilayah PengelolaMasing Wilayah PengelolaMasing Wilayah Pengelolaan an an an
Perikanan Republik IndonesiaPerikanan Republik IndonesiaPerikanan Republik IndonesiaPerikanan Republik Indonesia
Keterangan : *) dalam ribu ton/ tahun
Gambar Gambar Gambar Gambar 3.13.13.13.11.1.1.1. Peta Tingkat Eksploitasi Sumberdaya Ikan di WPPPeta Tingkat Eksploitasi Sumberdaya Ikan di WPPPeta Tingkat Eksploitasi Sumberdaya Ikan di WPPPeta Tingkat Eksploitasi Sumberdaya Ikan di WPP RIRIRIRI
2. Pengembangan Model Kawasan Industri Garam Rakyat (Implementasi Teknologi Pemurni
Garam)
Balitbang KP dan KP3K telah melaksanakan Nota Kesepahaman antara Direktur
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha dengan Kepala Pusat Penelitian
dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir, Nomor B.538/KP3K.5/IX/2011 dan Nomor
26.7/Balitbang KP.4/PKS/IX 2011 tanggal 26 September 2011 tentang Implementasi
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 25
Teknologi Pengembangan Usaha Garam Rakyat. Maksud dari kesepahaman ini adalah untuk
memenuhi kebutuhan teknologi pengembangan usaha garam rakyat dan tujuan yang akan
dicapai dari kesepahaman ini adalah terlaksananya kegiatan implementasi teknologi
pengembangan usaha garam rakyat. Implementasi dari nota kesepahaman tersebut
direalisasikan dalam nota kerjasama antara Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha dengan Ketua Tim Pelaksana
Swakelola Implementasi Teknologi Pengembangan Usaha Garam Rakyat Nomor :
05/SPK/LS/PPK/LS-AI/PMPPU/PG/XI/2011 dan 16.7/BalitbangKP.4/PKS/11/2011 tentang
Implementasi Teknologi Pengembangan Usaha Garam Rakyat. Balitbang KP mendapatkan
kuasa untuk melaksanakan implementasi teknologi pemurnian garam di 4 (empat) kabupaten
yang dilaksanakan untuk kegiatan menjadi kebijakan PuGar KP3K yaitu Kabupaten Tuban,
Sampang, Pamekasan, dan Pati.
3. Pengelolaan SDI tuna terkait dengan resolusi RFMO di Samudera Hindia dan Pasifik
Partisipasi aktif Indonesia dalam Regional Fisheries Management Organization (RFMO),
yaitu anggota penuh dari Indian Ocean Tuna Commission (IOTC) dan Commission for the
Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT), serta menjadi cooperating non-member
dari Western and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC), tentunya memberikan
banyak dampak positif di antaranya memperkuat posisi Indonesia dalam forum organisasi
perikanan regional. Namun demikian, di sisi lain Indonesia harus mematuhi dan
mengimplementasikan semua resolusi, konvensi dan management measures untuk sumber
daya ikan tuna yang telah disepakati oleh ketiga RFMO tersebut. Selain itu, Indonesia harus
mengintegrasikan prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya ikan tuna yang telah disepakati
tersebut ke dalam kebijakan pengelolaan sumber daya ikan tuna di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI) yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri
Nomor PER.01/MEN/2009. Terkait hal tersebut telah dihasilkan sebuah rekomendasi dari
CCSBT bahwa kuota Southern Bluefin Tuna Indonesia naik di wilayah Samudera Hindia.
Sebagaimana tertuang dalam dokumen CCSBT sebagai salah satu RFMO dimana Indonesia
berstatus sebagai anggota penuh (members) CCSBT-2011-SC.18 yakni Report on Biology,
Stock Status and Management of Southern Bluefin Tuna: 2011 menunjukkan bahwa nominal
catch (tangkapan sebelum pembatasan) sebesar 750 ton dan allocated catch (pengurang
alokasi tangkapan untuk tahun 2010-2011) sebesar 651 ton651 ton651 ton651 ton. Pada tahun 2012-2014, TAC
(Total Allowable Catch/ Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan) bagi Indonesia berturut-
turut ialah 685 ton, 707 ton dan 750 ton685 ton, 707 ton dan 750 ton685 ton, 707 ton dan 750 ton685 ton, 707 ton dan 750 ton sesuai dengan yang tertuang dalam Resolution on
the Allocation of the Global Total Allowable Catch yang diadopsi dalam 18th CCSBBT
(Commission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna) Annual Meeting 10-13 Oktober
2011. Kuota penangkapan ikan tuna dimaksud ada di Samudera Pasifik (IOTC), dan di
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 26
Samudera Hindia (CCSBT) telah direkomendasikan untuk penambahan kuota penangkapan
tuna apabila wilayah di negara yang bersangkutan (Indonesia) telah mengelola (untuk
Indonesia oleh Direktorat SDI, DJPT; sedangkan pengawasan sumberdaya perikanan tuna
telah dilakukan oleh P2SDKP, namun untuk tambahan kuota juga perlu scientific riset yang
telah dilakukan oleh Balitbang KP melalui kegiatan penelitian tentang parameter
pertumbuhan ikan tuna yang menghasilkan kesimpulan bahwa jumlah stok ikan tuna sudah
pulih kembali). Untuk itu pada kegiatan Annual Meeting yang menghasilkan keputusan
jumlah kuota penangkapan ikan tuna, salah satunya seperti terlihat pada Tabel 3.5 berikut :
Tabel 3.5Tabel 3.5Tabel 3.5Tabel 3.5.... Kuota Kuota Kuota Kuota Southern Bluefin TunaSouthern Bluefin TunaSouthern Bluefin TunaSouthern Bluefin Tuna
KUOTA/ KUOTA/ KUOTA/ KUOTA/
TAHUNTAHUNTAHUNTAHUN 2011201120112011 2012201220122012 2013201320132013 2014201420142014
DuniaDuniaDuniaDunia(ton)(ton)(ton)(ton) 9.494 (2009) 10.449 10.949 12.449
IndonesiaIndonesiaIndonesiaIndonesia(ton)(ton)(ton)(ton) 651 685 707 750
4. Dukungan Terhadap Rencana Aksi Nasional Gerakan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
Balitbang KP melalui satkernya (P3SDLP) telah melakukan 4 kegiatan penelitian antara lain :
(i) Riset Carbon di Indonesia, (ii) Study Marine Hazard Response to Climete Change in SEA
Region, (iii) Implementasi Indonesia Global Ocean Observing System (INAGOOS), dan (iv)
Implementasi Indo-China Ocean and Climate Research Center (ICCOC) yang hasilnya berupa
bahan rekomendasi yang dituangkan Perpres Nomor 61 Tahun 2011 tentang Dukungan
Terhadap Rencana Aksi Nasional Gerakan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca tercantum
dalam lampiran ke 2 Perpres tersebut.
B.B.B.B. Hasil Hasil Hasil Hasil Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran CCCCapaian apaian apaian apaian KKKKinerja inerja inerja inerja OutputOutputOutputOutput StrategisStrategisStrategisStrategis Balitbang KP Balitbang KP Balitbang KP Balitbang KP TTTTahun 2011ahun 2011ahun 2011ahun 2011
Pada Pengukuran Capaian Output Strategis Tahun 2011 Balitbang KP menghasilkan beberapa
output strategis dengan rincian Tabel 3.6 berikut :
Tabel Tabel Tabel Tabel 3.3.3.3.6666.... Capaian Capaian Capaian Capaian OutputOutputOutputOutput Strategis Balitbang KP Tahun 2011Strategis Balitbang KP Tahun 2011Strategis Balitbang KP Tahun 2011Strategis Balitbang KP Tahun 2011
NONONONO OUTPUT OUTPUT OUTPUT OUTPUT
STRATEGISSTRATEGISSTRATEGISSTRATEGIS CAPAIAN 2010CAPAIAN 2010CAPAIAN 2010CAPAIAN 2010 TTTTARGETARGETARGETARGET 2011 *)2011 *)2011 *)2011 *) CAPAIANCAPAIANCAPAIANCAPAIAN %%%%
1 Model penerapan 11 model 17 model 28 Model 165
2 Usulan HKI/
Penghargaan
2 unit terdiri
dari :
• 1 HKI • 1 Inovasi
Indonesia
102
7 unit
17 Unit terdiri dari:
• 10 Usulan HKI • 5 Inovasi
Indonesia 103
• 1 Paten Nasional
• 1 Komersialisasi
243
3 Produk Biologi 7 produk 16 produk 18 produk 113
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 27
4 Paket teknologi 21 paket 24 Paket 26 Paket 108
5 Rekomendasi 18 18 21 117
6 Data & Informasi 141 86 107 124
7 Karya Tulis Ilmiah 559 527 648 123
Keterangan :
*) Target sesuai kontrak kinerja satker (awal tahun 2011)
Adapun rincian dari capaian kinerja output strategis pada Tahun 2011 Balitbang KP dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Model Penerapan yang dihasilkan oleh Balitbang KP dari hasil pengukuran capaian kinerja
output strategis dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut :
Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.7777.... Model Penerapan Balitbang KP Tahun 2011Model Penerapan Balitbang KP Tahun 2011Model Penerapan Balitbang KP Tahun 2011Model Penerapan Balitbang KP Tahun 2011
NONONONO MODEL PENERAPANMODEL PENERAPANMODEL PENERAPANMODEL PENERAPAN LOKASILOKASILOKASILOKASI PENGGUNAPENGGUNAPENGGUNAPENGGUNA
1
Penerapan model IPTEK Pengelolaan
Community Based Fisheries (CBF) di Waduk Malahayu
Kab. Brebes, Jawa Tengah 45 kelompok
2
Penerapan model IPTEK Pengelolaan
Community Based Fisheries (CBF) di Waduk Gajah Mungkur
Kab. Wonogiri, Jawa Tengah 2 kelompok
Total : 120 orang
3
Pemasyarakatan IPTEK Budidaya
Udang Vanname Sistem Polikultur di
Tambak
Kab. Maros, Sulawesi Selatan 2 kelompok
Total : 4 orang
Kab. Pangkep, Sulawesi Selatan 1 kelompok
Total : 4 orang
4
Pemasyarakatan IPTEK Budidaya
Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii dengan Sistem Longline
Kab. Boalemo, Gorontalo 3 kelompok
Total : 27 orang
Kab. Indramayu, Jawa Barat 2 kelompok
Total : 20 orang
Kab. Serang, Banten 1 kelompok
Total : 15 orang
5
Pemasyarakatan IPTEK Budidaya
Sistem Polikultur Udang Windu,
Bandeng, Nila dan Rumput Laut
1. Lontar, Kab. Tangerang,
Banten 1 kelompok
2. Kronjo, Kab. Tangerang,
Banten 1 kelompok
6
Pemasyarakatan IPTEK Polikultur
Rumput Laut Gracilaria Verucosa dengan Bandeng di Tambak
Kab. Brebes, Jawa Tengah 3 kelompok
Total : 8 orang
7 Aplikasi Paket Teknologi Tepat Guna
Budidaya Ikan Gurame Kab. Banyumas, Jawa Tengah
2 kelompok
Total : 10 orang
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 28
8 Pemasyarakatan IPTEK Budidaya
Udang Galah Sistem Minapadi Berbah, Kab. Sleman, DIY
1 kelompok
Total : 8 orang
9 Pemasyarakatan IPTEK Budidaya Ikan
Nila BEST Sistem Akuaponik
Pandansimo, Kab. Bantul, DIY 2 kelompok
Total : 26 orang
Kab. Pacitan, Jawa Timur 2 kelompok
Total : 20 orang
10 Pemasyarakatan IPTEK Budidaya
Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii
Kab. Parigi Moutong,
Sulawesi Tengah
5 kelompok
Total : 50 orang
Kab. Konawe Selatan,
Sulawesi Tenggara
2 kelompok
Total : 30 orang
11 Pemasyarakatan IPTEK Budidaya
Rumput Laut di Teluk Maumere Kab. Sikka, NTT 25 orang
12 Pemasyarakatan IPTEK Budidaya Ikan
Nila Salin Kab. Tegal, Jawa Tengah
1 kelompok
Total : 10 orang
13 Pemasyarakatan IPTEK Budidaya
Kerapu dan Bandeng
Kab. Serang, Banten 2 kelompok
Total : 20 orang
Kab. Lamongan, Jawa Timur 2 kelompok
Total : 20 orang
14 Pemasyarakatan IPTEK Budidaya
Minapadi Kab. Cianjur, Jawa Barat
8 kelompok
Total : 63 orang
15 Pemasyarakatan IPTEK Pendederan
Ikan Patin di Waduk Malahayu Kab. Brebes, Jawa Tengah 1 kelompok
16
Pemasyarakatan IPTEK Aplikasi
Probiotik pada Budidaya Udang
Windu
Kab. Pangkep, Sulawesi Selatan 3 kelompok
Total : 60 orang
17 Pemasyarakatan IPTEK Budidaya
Udang Vaname Tradisional Plus Kab. Barru, Sulawesi Selatan
2 kelompok
Total : 24 orang
18 Pemasyarakatan IPTEK PLTS Kab. Bantul, DIY 30 orang
19 Pemasyarakatan IPTEK Kontainer
Pendingin Kab. Pacitan, Jawa Timur 1 kelompok
20
Penerapan IPTEK untuk
Pengembangan Model Kawasan
Industri Garam Rakyat
Kab. Lamongan, Jawa Timur 1 kelompok
21 Model Pengembangan Unit
Pengolahan Lele dan Nila
1. Kab. Gunungkidul, DIY 7 orang
2. Kab. Boyolali, Jawa Tengah 2 orang
22 Model Pengembangan Unit
Pengolahan Bandeng dan Patin
1. Kab. Brebes, Jawa Tengah 7 orang
2. Kab. Batang, Jawa Tengah 5 orang
23 Model pengembangan unit 1. Kab. Pacitan, Jawa Timur 5 orang
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 29
pengolahan pindang higienis dan
diversifikasi olahan ikan 2. Kab. Tulung Agung , Jawa
Timur 5 orang
24
Model pengembangan unit
peningkatan nilai tambah ikan hasil
perairan umum dan budidaya
Kab. Agam, Sumatera Barat 6 kelompok
Total : 81 orang
25
Model pengembangan unit
peningkatan nilai tambah ikan hasil
tangkapan laut
Eretan Wetan, kab.
Indramayu, Jawa 10 orang
26
Model Pengembangan Inovasi
Kelembagaan Pengelolaan Waduk
dan Situ dalam rangka Meningkatkan
Produktivitas dan Pendapatan
Nelayan
1. Kab. Brebes, Jawa Tengah 1 Kelompok
2. Kab. Purwakarta, Jawa
Barat 1 Kelompok
27
Model Pengembangan Inovasi
Kelembagaan Usaha Garam
Berstandar Industri Garam Dalam
Rangka Meningkatkan Produktivitas
dan Pendapatan
1. Kab. Cirebon, Jawa Barat 4 Kelompok :
80 orang
2. Kab. Pamekasan, Jawa
Timur
3 Kelompok :
90 orang
28 Pengembangan Ekonomi Pesisir
Berbasis IPTEK Perikanan
1. Kab. Lamongan, Jawa Timur Klinik Iptek Mina
Bisnis: 6 orang
2. Kab. Pacitan, Jawa Timur Klinik Iptek Mina
Bisnis: 6 orang
3. Kab. Subang, Jawa Timur Klinik Iptek Mina
Bisnis: 6 orang
4. Kab. Indramayu, Jawa Barat
Klinik Iptek Mina
Bisnis:
6 orang
5. Kab. Konawe Utara,
Sulawesi Tenggara
Klinik Iptek Mina
Bisnis:
6 orang
Untuk menghasilkan output model penerapan, pada tahun 2010 menghasilkan 11 paket,
sedangkan pada tahun 2011, dari menghasilkan 28 model penerapan (capaian 165 % dari
target yang telah ditetapkan), yang dilaksanakan di 44 kabupaten/ kota.
Output strategis berupa model penerapan yang dicapai pada Tahun 2011 Balitbang KP
dapat melampaui target yang telah ditetapkan, hal ini dikarenakan adanya dana tambahan
(penghematan/ pemanfaatan) pada Triwulan ke-IV untuk pelaksanaan beberapa Iptekmas
(model penerapan) sehingga ada sarana bagi peneliti untuk mensosialisasikan dan
mengaplikasikan teknologi yang mereka hasilkan ke masyarakat.
2. Usulan HKI/ Penghargaan yang dihasilkan oleh Balitbang KP dari hasil pengukuran capaian
kinerja output strategis dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut :
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 30
Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.8888.... Usulan HKI/ Penghargaan Balitbang KP 2011Usulan HKI/ Penghargaan Balitbang KP 2011Usulan HKI/ Penghargaan Balitbang KP 2011Usulan HKI/ Penghargaan Balitbang KP 2011
NONONONO USULAN HKI/ PENGHARGAANUSULAN HKI/ PENGHARGAANUSULAN HKI/ PENGHARGAANUSULAN HKI/ PENGHARGAAN
1 1 (satu) Paten Nasional Antilin : Reagen Penguji (Test Kit) Formalin pada Makanan (S-00200700063)
2 10 (sepuluh) Usulan HKI ke Kementerian Hukum dan HAM, terdiri dari
a Papan Partikel dengan Bahan Dasar Limbah Padat Pengolahan Rumput Laut dan Proses
Pembuatannya
b Formulasi Minuman Sari Rumput Coklat Untuk Kesehatan
c Antibodi Poliklonal (Ab Po) untuk Diagnosis Virus pada Udang Windu dan Proses
Produksinya
d Jaring Apung untuk Pembesaran Ikan Kerapu
e Agar Bakto dari Rumput Laut Merah Gelidium
f Alat Sterilisasi Air Ultra Violet
g Vaksin Aeromonas Hydrophila
h Bioreeftek “Struktur Bioreeftek Berbahan Utama Tempurung Kelapa”
i Test Kit Residu Boraks pada Makanan
j Promoter Antivirus Udang Windu untuk Uji Aktivitas Promoter Secara In-Vivo
3 5 (lima) Penghargaan 103 Inovasi Indonesia
a Kantong Rumput Laut Berkarbon
b Alat Pengering Kista Artemia Tepat Guna
c Tablet Effervesence Rumput Laut Kaya Serat dan Penurun Kolesterol
d Kemasan Bumbu Mie Instan Ramah Lingkungan dari Rumput Laut
e Bacto Agar dari Rumput Laut
4 1 (satu) Komersialisasi Antivirus : Hydrovac oleh PT. Sambe
Sampai dengan akhir tahun 2011, Balitbang KP juga telah menghasilkan Usulan HKI/
Penghargaan yang terbagi menjadi beberapa jenis antara lain :
1. 1 (satu) paten antilin
Alat uji (test kit) residu formalin secara kualitatif yang dikenal sebagai antilin berfungsi
untuk mendeteksi ada tidaknya kandungan formalin pada ikan atau makanan lainnya.
Test kit ini terdiri atas larutan asam mineral dan larutan campuran pewarna antara
pewarna parosanilin dengan sulfit yang dilengkapi dengan dua tabung reaksi dan satu
spuit untuk mengambil larutan sampel. Cara pemakaiannya, sampel dihancurkan,
ditambah air hangat dan diaduk sampai homogen. Larutan sampel kemudian
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 31
dimasukkan dalam dua tabung reaksi. Ke dalam satu tabung ditambahkan asam
mineral, kemudian ditambah lagi campuran pewarna dengan sulfit. Sedangkan satu
tabung sampel lain tidak ditambah apapun, sebagai kontrol. Reagen Penguji (Test Kit)
Formalin pada Makanan merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
dari BBP4BKP (Endang Sri Heruwati, Jovita Tri Murtini, Farida Aryani, Igna Suyatna,
Rudi Riyanto) dengan nomor pendaftaran paten S-00200700063 pada tanggal 20
Maret 2007 dan telah terbit sertifikatnya pada tanggal 31 Mei 2011.
2. 10 (sepuluh) Usulan HKI
Balitbang KP telah mengajukan 10 (sepuluh) usulan HKI yang disampaikan ke
Kementerian Hukum dan HAM sejak tahun 2008 sampai dengan akhir tahun 2011.
Statusnya sampai saat ini sebagian besar dalam proses administratif yang disampailan
ke Kemenkum HAM, sedangkan untuk paten Formula Minuman Sari Rumput Coklat
untuk Kesehatan terjadi perubahan menjadi paten biasa.
3. 5 (lima) Penghargaan 103 Inovasi Indonesia
Tahun 2008 ditetapkan Kementerian Negara Riset dan Teknologi sebagai Tahun
Inovasi oleh karena itu Business Inovation Center (BIC) didirikan dengan tujuan
mengoptimalkan pemberdayaan inovasi di Indonesia dengan tujuan meningkatkan
pembangunan nasional. BIC sebagai lembaga/ organisasi khusus yang berfungsi untuk
mengembangkan sinergi antara Academian, Business, and Government (ABG) telah
menghasilkan publikasi seri inovasi unggulan mulai 100 Inovasi (2008) hingga 103
Inovasi (2011).
Gambar Gambar Gambar Gambar 3.13.13.13.12.2.2.2. Buku Buku Buku Buku 101 101 101 101 –––– 103 103 103 103 Inovasi Indonesia Inovasi Indonesia Inovasi Indonesia Inovasi Indonesia
Inovasi teknologi yang masuk ke Inovasi Indonesia merupakan hasil seleksi yang
dilakukan oleh tim orang juri dari tokoh-tokoh senior bisnis dan kewirausahaan
Indonesia dengan menggunakan 8 kriteria penilaian : keaslian ide, kesulitan ditiru,
penerimaan oleh konsumen, nilai tambah bagi pemakai, potensi pengembangan,
scalability, resiko investasi, serta resiko bisnis. Kaitannya dengan hal itu ada beberapa
peneliti Balitbang KP terpilih menjadi innovator & mendapatkan penghargaan yang
tergabung di 103 Inovasi Indonesia pada tahun 2011 antara lain :
a. Kantong Rumput Laut Berkarbon merupakan salah satu teknologi yang merupakan
solusi bagi petani untuk meningkatkan nilai jual dan produktivitas rumput laut.
LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 32
Teknologi ini dapat diterapkan oleh petani rumput laut di daerah pantai, tambak
udang atau bandeng yang mempunyai salinitas 20-25 ppt, seperti pada gambar
berikut :
Gambar Gambar Gambar Gambar 3.13.13.13.13.3.3.3. Kantong Rumput Laut BerkarbonKantong Rumput Laut BerkarbonKantong Rumput Laut BerkarbonKantong Rumput Laut Berkarbon
b. Alat Pengering Kista Artemia Tepat Guna merupakan teknologi pengering kista
artemia (pakan larva udang dan ikan) yang dapat meningkatkan daya tetas serta
kelangsungan hidup (survival rate). Inovasi teknologi dapat diaplikasikan di daerah
pertambakan, khususnya tambak garam yang juga membudidayakan artemia,
seperti pada gambar berikut :
Gambar Gambar Gambar Gambar 3.13.13.13.14.4.4.4. Alat Pengering Kista Artemia Tepat GunaAlat Pengering Kista Artemia Tepat GunaAlat Pengering Kista Artemia Tepat GunaAlat Pengering Kista Artemia Tepat Guna
c. Tablet Effervessence Rumput Laut Kaya Serat dan Penurun Kolesterol merupakan
sebuah bentuk penyajian rumput laut yang lebih praktis, bisa disimpan dalam
jangka waktu yang lama dan memiliki rasa enak. Khasiatnya dapat menurunkan
kadar kolesterol serta sebagai suplemen pelangsing tubuh atau dietetic food
berkalori rendah, seperti pada gambar berikut :
Gambar Gambar Gambar Gambar 3.13.13.13.15.5.5.5. Tablet Tablet Tablet Tablet EffervesEffervesEffervesEffervesssssenceenceenceence Rumput Laut Kaya SerRumput Laut Kaya SerRumput Laut Kaya SerRumput Laut Kaya Serat dan Penurun Kolesterolat dan Penurun Kolesterolat dan Penurun Koleste