Post on 14-Feb-2015
I. LATAR BELAKANG
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan,
puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan per orangan dan
upaya kesehatan masyarakat, yang ditinjau dari Sistem Kesehatan Nasional
merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Sebagai salah satu perangkat
pemerintahan yang berkecimpung dalam kesehatan, Puskesmas memiliki program
P2PM yang bertugas untuk melakukan pemberantasan penyakit menular, salah
satunya adalah diare.
Diare adalah penyebab nomor satu kematian anak di dunia. The United
Nations Children’s Fund (UNICEF) memperkirakan bahwa setiap 30 detik ada anak
meninggal karena diare. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan
Masyarakat di Indonesia baik ditinjau dari angka kesakitan dan angka kematian serta
kejadian luar biasa (KLB) yang ditimbulkan. Diare akut adalah buang air besar lebih
dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlansung kurang dari 1
minggu. Diare juga merupakan sindrome yang menyertai berbagai penyakit tertentu
atau akibat gangguan pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh adanya
gangguan gizi, alergi, kekurangan enzim pencernaan, gangguan mental, dan
kekhawatiran. Atau secara tidak sengaja zat yang bersifat konstifasi ikut
terkonsumsi. Gangguan terjadinya diare sangat beragam dapat disebabkan oleh
pengaruh salah satu atau gabungan dari 3 mekanisme yang terdiri atas proses
osmotis, gangguan transport air elektrolit dan perubahan mortilitas usus. Diare
merupakan salah satu penyakit paling sering menyerang anak di seluruh dunia,
termasuk Indonesia.
Diperkirakan angka kejadian di Negara berkembang berkisar 3,5-7 episode
per anak pertahun dalam 2 tahun pertama kehidupan dan 2-5 episode per anak per
tahun dalam 5 tahun pertama kehidupan. Penyebab diare antara lain infeksi (bakteri,
virus, protozoa, dan parasit), alergi, malabsorbsi, keracunan bahan makanan, pbat
dan defisiensi imun. Diare memperlihatkan gejala berupa keadaan frekuensi buang
air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan
konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah.
Epidemiologi pathogen diare bervariasi sesuai dengan lokasi geografis. Anak – anak
di Negara berkembang banyak yang terinfeksi oleh bakteri pathogen dan parasit,
sementara dinegara maju lerbih banyak terinfeksi oleh rotavirus. Beberapa penelitian
yang telah dilakukan didapatkan enteropatogen dari diare memperlihatkan hasil
prevalensi rotavirus 30 %, E. Coli patogen 45,9%, E. Coli Toksigenik 14, 3%,
Salmonella 22,3%, Shigella 1,2%, Campylobacter 5,8% dan V. Cholera 1,2%.
Dibeberapa penelitian yang dilakukan diIndonesia mendapatak prevalensi infeksi
rotavirus sebnyak 45,5 % pada anak berusia 1-60 bulan yang menderita diare akut.
Menurut Schwartz, tanda dan gejala diare pada anak antara lain termasuk
dalam gejala umum yaitu, berak cair atau lembek dan sering adalah gejala khas
diare, muntah (biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut), demam (dapat
mendahului atau tidak mendahului gejala diare), gejala dehidrasi (mata cekung,
ketegangan kulit menurun, dan apatis bahkan gelisah). Sedangkan yang termasuk
dalam gejala spesifik adalah Vibrio cholera(diare hebat, warna tinja seperti cucian
beras dan berbau amis), dan Disenteriform (tinja berlendir dan atau berdarah). Hal
yang penting dan perlu diperhatikan dari diare adalah komplikasi yang sering terjadi
berupa dehidrasi. Derajat dehidrasi akibat diare menurut Widoyono dibedakan
menjadi tiga, yaitu 1. Tanpa dehidrasi, biasanya anak merasa normal, tidak rewel,
masih bisa bermain seperti biasa. Umumnya karena diarenya tidak berat, anak masih
mau makan dan minum seperti biasa, 2. Dehidrasi ringan atau sedang, menyebabkan
anak rewel atau gelisah, mata sedikit cekung, turgor kulit masih kembali dengan
cepat jika dicubit, 3. Dehidrasi berat, anak apatis (kesadaran berkabut), mata cekung,
pada cubitan kulit turgor kembali lambat, nafas cepat, anak terlihat lemah.
Dengan adanya program P2PM di Puskesmas, diharapkan kasus – kasus yang
berkaitan dengan dengan penyakit menular karena infeksi salah satunya diare ini bisa
di deteksi sedini mungkin dan menjadi tugas utama Puskesmas untuk menjadi lini
pertama bidang kesehatan agar tidak terjadi suatu out break dimasyarakat, maupun
komplikasi dari diare yang sangat mematikan berupa dehidrasi.
II. PERMASALAHAN
Permasalahan yang ada berupa orang tua pasien kurang mengerti bagaimana
pengelolaan, pencegahan diare serta kurang mengerti mengenai dehidrasi sebagai
komplikasi dari diare.
Dilakukan kunjungan rumah pada salah satu pasien diwilayah kerja Puskesmas
Dharmarini pada tanggal 9/4/2013.
1. Identitas pasien
Nama : An. G
Umur : 9 bulan
BB : 8,8 Kg
Jenis kelamin: Perempuan
2. Anamnesis
RPS: Seorang anak perempuan, 3 tahun, datang ke Puskesmas
dengan keluhan sejak 2 hari lalu mencret > 4 kali, cair > ampas, lendir
(+), darah (-), muntah 1 kali, demam (+), makan/minum (+) berkurang,
BAK (+) biasa, masih minum ASI.
RPD: Riwayat penyakit serupa (+) setelah dibawa ke puskesmas
keluhan membaik, riwayat alergi (-).
RPK: Keluarga pasien tidak ada yang menderita keadaan yang sama
dengan pasien.
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum: Komposmentis
Status gizi: gizi baik
Vital sign: N: 96 x/mnt, RR: 24 x/mnt, S: 36,70C.
Pemeriksaan fisik: pasien tampak cukup, mata cekung (-), mukosa
lembab (+), abdomen supel, turgor baik, peristaltik (+) , akral hangat,
perfusi baik.
4. Diagnosis
Diare Akut Tanpa Dehidrasi
III. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Metode penyuluhan secara langsung kepada orang tua dan anggota keluarga
yang lain yang berhubungan langsung dengan pasien dipilih sebagai intervensi yang
akan paling efektif. Hal ini dimaksudkan agar mereka mengetahui apa saja penyebab,
gejala, pengelolaan, komplikasi dari diare dan bagaimana mencegah penyakit dan
komplikasi yang akan terjadi pada diare.
Intervensi dilakukan dengan cara melakukan Home Visit (Kunjungan Rumah)
dan melakukan wawancara secara langsung kepada orang tua pasien. Kemudian
dilakukan suatu edukasi kepada orang tua pasien mengenai diare, bahwasanya:
1. Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan
konsistensi cair dan berlansung kurang dari 1 minggu.
2. Penyebab dari diare antara lain infeksi (bakteri, virus, protozoa, dan parasit),
alergi, malabsorbsi, keracunan bahan makanan, obat dan defisiensi imun.
3. Diare memperlihatkan gejala berupa keadaan frekuensi buang air besar lebih dari
4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer,
dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah.
4. Perawatan pada anak yang diare yang bisa dilakukan dirumah adalah dengan
memberikan lebih banyak cairan daripada biasanya hingga diare
berhenti (ASI), membawa anak jika diare masih berlanjut atau disertai
dengan tanda – tanda dehidrasi berupa anak rewel atau gelisah, malas
untuk minum ASI, mata sedikit cekung, kulit mengkerut, nafas cepat, dan anak
terlihat lemah, segera dibawa ke Pelayanan Kesehatan terdekat.
5. Komplikasi yang sering terjadi adalah dehidrasi (ringan, sedang, berat,
hipotonik, isotonik, hipertonik), asidosis metabolik, syok hipovolemik,
hipokalemia, hipoglikemia, kejang dan kegagalan ginjal mendadak.
6. Pencegahan yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah menjaga
kesehatan ibu dan anak dan kebersihan payudara ibu jika masih
menyusui.
IV. MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan memberikan pertnyaan
balik kepada orang tua setelah dokter menjelaskan tentang diare akut,
pengelolaan, komplikasi dan pencegahan dari diare akut guna
mengetahui seberapa besar orang tua dapat menerima informasi yang
telah diberikan. Berdasarkan jumlah banyaknya kunjungan penderita
kepuskesmas setelah diberikan edukasi, hasilnya pasien dan orang tuanya
memberikan respon yang baik. Hal ini menandakan bahwa orang tua
pasien telah menerima dan memahami informasi yang teklah
disampaikan oleh dokter.
Komentar/Feedback
Temanggung, April 2013
Mengetahui,
Pendamping Dokter Internship Peserta
dr. Novelia Dian T. dr. Afifah Nur Rasyidah
NIP. 19621104 199010 2001
LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)
E1. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR
Oleh:
dr. Afifah Nur Rasyidah
Angkatan IX
(PERIODE 11 MARET 2013 – 11 JULI 2013 )
PUSKESMAS DHARMARINI
TEMANGGUNG
(PERIODE 11 MARET 2013 – 11 JULI 2013 )