Post on 01-Dec-2015
B. DASAR TEORI
B.1. Inflow Performance Relationship (IPR)
Productivity index suatu sumur dinyatakan dalam bentuk grafis yang
dikenal sebagai kurva IPR (inflow performance relationship). Kurva IPR ini
dibuat dalam bentuk hubungan antara tekanan aliran dasar sumur (Pwf)
terhadap laju produksi sumur (Q). Untuk dapat menentukan kurva IPR ini
dibutuhkan data Q, Ps dan Pwf yang diperoleh dari hasil uji sumur.
Kegunaan mempelajari kemampuan berproduksi suatu sumur ini
adalah antara lain yaitu :
Menentukan laju produksi maksimal
Menentukan ukuran tubing yang sesuai dengan kemampuan produksi
sumur
Menentukan ukuran jepitan (choke, bean)
Perencanaan penggantian metoda produksi dari sembur alam (natural
flow) menjadi pengangkatan buatan (artificial lift).
Inflow Performance Relationship (IPR) adalah suatu studi tentang
performance aliran fluida dari reservoir menuju lubang bor (sumur), dimana
performance (ulah) ini akan tergantung kepada PI secara grafis.
Jika PI suatu sumur dianggap konstan, tidak tergantung pada laju
produksi, maka persamaan (2.34), dapat ditulis :
…….......…………………………….….
(2.38)
Pada persaman (2.39) terlihat bahwa Pwf dan laju produksi mempunyai
hubungan yang linier, yang disebut Inflow Performance Relationship, yang
menggambarkan reaksi-reaksi reservoir bila ada perbedaan tekanan
didalamnya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.42.
Bila q = 0, maka Pwf = Ps, dan bila q = PI x Ps, maka Pwf = 0. Sudut
yang dibuat oleh garis tersebut terhadap sumbu tekanan sedemikian rupa,
sehingga :
……………………………….
(2.39)
Jadi sebenarnya PI merupakan koefisien arah dari kurva IPR, Harga q
pada titik B, yaitu PI x Ps disebut sebagai potensial sumur, yaitu suatu laju
produksi maksimum yang dapat diberikan oleh reservoir, dan akan terjadi bila
harga Pwf sama dengan nol. Pada pembuatan grafik 2.43, bahwa PI tidak
tergantung pada laju produksi yang merupakan hasil dari kemungkinan
produksi sepanjang garis AB. Hasil ini berhubungan dengan persaman aliran
radial.
Tetapi kurva IPR disini tidak selalu linier tetapi ini tergantung pada
jumlah fluida yang mengalir. Untuk fulida dua fasa kurva yang terbentuk akan
lengkung (tidak linier), dan harga PI tidak lagi merupakan harga yang konstan
karena kemiringan garis IPR akan berubah secara kontinyu untuk setiap harga
Pwf.
B.2. Persamaan IPR Harrison
Harrison telah mengembangkan bentuk persamaan IPR yang dapat
digunakan untuk FE dan FE > 1, dimana bentuk persamaannya adalah :
....................................................
..........(2.7)
dimana : Qmax = laju produksi maksimal pada kondisi FE = 1
P’wf = Ps – (Ps – Pwf)FE ……………………….........…(2.8)
Apabila dilakukan substitusi persamaan (2.8) kedalam persamaan (2.7)
akan didapatkan bentuk persamaan IPR Harrison, yaitu :
....................................
(2.9)
Nilai laju produksi maksimal pada kondisi FE 1 akan tercapai pada
kondisi Pwf = 0 psi, dimana bentuk persamaannya yaitu :
Qmax = ..................................(2.10)
dimana : Qmax = laju produksi maksimal pada kondisi FE
Untuk membuat kurva IPR berdasarkan persamaan Harrison ini
prosedurnya sama seperti dengan persamaan Standing, yaitu :
1. Hitung Qmax dari persamaan (2.9) yang diubah menjadi :
2. Hitung Qmax dengan menggunakan persamaan (2.10)
3. Buat asumsi-asumsi nilai yang terletak pada selang
4. Hitung nilai-nilai Pwf dan Q untuk setiap asumsi langkah ke-3 yang
digunakan dengan menggunakan persamaan-persamaan :
Pwf = Ps
5. Plot Pwf terhadap Q hasil langkah ke-4 didapatkan kurva IPR untuk
FE yang diketahui.