Post on 27-Oct-2015
description
cara merawat mesin
SUB KOMPETENSI
MENYETEL DAN MERAWAT MESIN
a. Menyetel dan Merawat Mesin
Tujuan Kegiatan Pembelajaran
1) Memahami system preventive maintenance.
2) Memahami jenis-jenis minyak pelumas
3) Memahami cara pembuatan jadwal preventive maintenance
4) Memahami teknik penyetelan mesin
b. Uraian Materi
1) Teknik Perawatan Mesin
Teknik perawatan adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga, memelihara,
mempertahankan, mengembangkan dan memaksimalkan daya guna dari segala
sarana yang ada di dalam suatu bengkel atau industri sehingga modal/investasi
yang ditanam dapat berhasil guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.
Ruang lingkup perawatan sangat tergantung dari besarnya/banyaknya sarana dan
prasarana dalam suatu lembagan, institusi, industri/perusahaan serta di
pengaruhi oleh kebijakan-kebijakan tertentu. Fungsi perawatan adalah
menyelenggarakan teknik-teknik pemeliharaan dan perlindungan dari segala
macam kegiatan produksi, non produksi yang ada dalam lembaga,
intitusi,perusahaan tersebut.
Tugas utama perawatan adalah untuk melakukan pemeliharaan , perbaikan dari
alat-alat, peralatan, mesin dan perlengkapanya serta semua unit yang
berhubungan dengan proses produksi atau kegiatan dengan penggunaan sarana
prasarana tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :
a) Perawatan peralatan dan perlengkapan
b) Penggantian dan distribusi dari utilitas
c) Inspeksi dan pelumasan
a) Perawatan peralatan dan perlengkapan
Kegiatan dari perawatan ini mencakup dalam pemeliharaan dan perbaikan, agar
mesin-mesin dan perlenkapanya (sarana-prasarana) yang berhubungan dengan
kegiatan atau penggunaan sarana prasarana tersebut selalu dalam keadaan
kondisi yang baik.
Tindakan perawatan yang singkat waktunya adalah yang paling menguntungkan, baik dipandang dari segi institusi, perusahaan maupun dari segi pertanggung-
jawaban yang harus dipikul oleh penguna tanpa mengurangi rasa tanggung-jawabnya serta ketelitianya dan kesempurnaan cara bekerjanya. Juga perlu pencatatan dari komponen yang mengalami kerusakan sebagai dokumentasi dan sebagai pedoman untuk perencanaan perbaikan di waktu yang akan datang, (diagnosa kerusakan dibuat dalam bentuk berita acara kerusakan).
b) Pergantian dan distribusi utilitas
Pergantian dan distribusi utilitas ini masudnya power supply dan distribusinya karena mesin perkakas digerakkan oleh electromotor, kebutuhan kebutuhan tenaga ini adalah tenaga listrik. Dalam kegiatan pemeliharaan dan perbaikan terdapat pengelompokan kerja yaitu; bagian perbaikan dan pemeliharaan mekanik dan bagian pemeliharaan dan perbaikan kelistrikan. Namun dalam pergantian utilitas dimaksudkan antara lain; distribusi air pendingin, komponen, pelumas(oli). Kebanyakan hanya terlibat pekerjaan utilitas ini dan untuk menjamin kelancaran bekerja , akan lebih baik distribusi dan pergantian dari utilitas ini ditangani oleh bagian perawatan.
c) Inspeksi dan pelumasan
Di sini kedua-duanya merupakan kegiatan dalam perawatan peralatan mesin
yang berhubungan dengan dengan kegiatan proses produksi, kegiatan inspeksi
adalah dalam rangka mencari data-data teknik untuk meningkatkan kinerja dalam
perawatan , sedangkan kegiatan pelumasan sudah merupakan tindakan
pencegahan untuk menghidarkan terjadinya keausan kepada bidang-bidang yang
bergesekan dan bagian yang memerlukan suhu yang konstan sehingga apabila oli
pelumas tidak dikontrol maka mesin akan cepat rusak sebelum waktunya.
Selain perawatan mesin dan perlengkapanya, juga untuk memperlancar tugasnya
guna menunjang proses produksi dalam perusahaan atau pabrik maka perlu juga
dibantu dengan:
(1) Penyimpanan persediaan bahan dan alat
(2) Penyimpanan barang yang tidak terpakai
(3) Perlindungan dari bahaya kebakaran
(4) Pengurangan suara dan polusi
(5) Penyimpanan dokumentasi dan administrasi pemeliharaan dan perbaikan.
(6) Pelayanan perawatan
Perawatan bertujuan untuk memelihara alat-alat, kelancaran pemakaian alat-alat
produksi/mesin perkakas dan perlengkapannya, keamanan instalasi, efisiensi dari
beberapa unit produksi, memperpanjang umur teknis mesin – gedung, alat-alat
lain, untuk menciptakan kondisi kerja sebaik-baiknya, sekaligus mempertahankan
kondisi sarana dalam perawatan berupa; alat-alat, mesin dan perlengkapan agar
pelaksanaan kegiatan produksi dan keamanannya, perlidungan dari bagian-
bagian yang berbahaya dapat dijamin lancer dan baik.
Kegiatan perawatan dapat dibedakan yaitu:
(1) Perawatan rutin
Perawatan rutin ialah perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap hari
dan sifatnya terus menerus dan sistematis.
(2) Perawatan periodic
Perawatan periodic ialah perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu
dan harus dilakukan rutin dan sistematis pula.
(3) Perawatan berencana
Perawatan berencana ialah tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar
perencanaan sebelumnya sehingga segala sesuatu berjalan lancar dalam waktu
singkat.
(4) Perawatan pencegahan
Perawatan pencegahan ialah pekerjaan yang dilakukan sebelum fasilitas
mengalami kerusakan, jadi tindakan/pekerjaan perawatan ini semata-mata telah
direncanakan sebelumnya.
(5) Tindakan perbaikan
Tindakan perbaikan ialah perbaikan setelah mesin mengalami kerusakan, karena
alat-alat yang di pakai dalam perbaikan ini telah siap sebelumnya maka kegiatan
tersebut termasuk kategori perawatan.
(6) Overhaul
Overhaul ialah perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi standard
suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total.
d) Kerusakan Mesin
Banyak dan sedikitnya kerusakan mesin sangat tergantung pada spesifikasi mesin
itu semakin fleksibel fungsi mesin dan semakin rumit perencanaan mesin, maka
jenis kerusakannya semakin banyak, sebagai contoh suatu mesin bubut kecil
dengan system pergerakan belt, maka frekuensi kerusakan akan lebih kecil
dibandingkan dengan mesin bubut besar dengan system pergerakannya dengan
roda gigi atau hidrolik maupun elektrik.
Kerusakan di dalam mesin dapat dikategorikan sebagai berikut:
(1) Kerusakan elemen-elemen mekanik yang dirakit sehingga menjadi satu kesatuan
komponen mesin.
(2) Kerusakan rangka tuangan baik bersifat tetap dan yang bergerak.
Kerusakan pada elemen-elemen mesin pada umumnya menyangkut pada kualitas
dan fungsinya elemen-elemen mesin itu tidak dapat bekerja sempurna dalam
kelompoknya, penyebab kerusakannya juga bermacam-macam misalnya:
Kerusakan karena aus permukaan/bidang geseknya
Kerusakan karena korosi/karat
Kerusakan karena pukulan
Kerusakan karena pengendoran baut-baut pengikat sehingga spilingnya besar, hal
ini biasanya kesalahan diwaktu penyetelan dan adanya getaran yang dapat
menyebabkan baut-baut ikat mengendor.
Kerusakan bagian rangka tuangan, dimana rangka tuangan mesin merupakan
elemen utama, rangka mesin. Pada rangka tuangan ini elemen-elemen mesin
dirakitkan sehingga menjadi mesin lengkap atau menjadi komponen mesin yang
lengkap.
Gaya tahan, gaya geser, getaran dan lain-lain ditahan oleh rangka tuangan, maka
lama kelamaan rangka tuangpun mengalami kelelahan atau daya tahannya
berkurang. Disamping itu masih banyak lagi kerusakan yang terjadi pada rangka
tuang diantaranya:
Kerusakan rangka tuang karena keausan
Kerusakan rangka tuang karena cacat terkena goresan, pukulan dan alat-alat
potong
Kerusakan rangka tuang karena getaran/pukulan yang menyebabkan pecah, retak,
cacat
Kerusakan rangka tuang karena pengaruh panas dan tekanan
Jika elemen mesin semakin tua umurnya maka daya tahan dalam bekerja
menurun sehingga frekuensi kerusakan bertambah banyak, kondisi mesin
semacam ini menunjukkan mesin harus di overhaul (turun mesin).
Suatu contoh mesin yang sering mengalami kerusakan misalnya meja ingsut meja
mesin bubut, mesin frais, mesin sekrap kerusakan-kerusakan yang terjadi antara
lain adalah:
Kerusakan pada handle penggerak dan pena
Kerusakan pada poros ingsut dan mur
Kerusakan pada penyisip (spie)
Kerusakan pada lintasan luncur
Kerusakan pada peluncur
Kerusakan pada roda gigi penggerak otomatis dan seterusnya.
Alat-alat komponen mesin yang masih tergolong rusak ringan apabila perbaikan
yang dilakukan tidak membutuhkan biaya besar dan waktu penyelesaianya
singkat, disamping itu tidak mengalami adanya pembongkaran secara besar-
besaran. Alat-alat komponen mesin yang termasuk berat ialah jika perbaikan
yang harus dilakukan menyangkut pada perbaikan elemen-elemen rangka tuang
dan presisi penyetelan komponen terhadap mesin secara keseluruhan.
Yang termasuk kerusakan sangat berat adalah jika perbaikan yang
dilakukan harus menyangkut perbaikan elemen-elemen, rangka tuang dan presisi
penyetelan komponen terhadap mesin secara keseluruhan. Masalah kerusakan
berat cara dan proses perbaikan yang harus dilakukan untuk macam elemen
mesin perkakas, dimana perbaikannya bersifat total dan mengembalikan kepada
kualitas standard.
Keahlian tenaga perbaikan akan menentukan mutu perbaikan mesin dan
komponen, sering dalam prakteknya dirasakan oleh konsumen misalnya suatu
alat/mesin yang mempunyai kerusakan tertentu maka mutu perbaikan yang
diberikan oleh bengkel satu tidak sama dengan bengkel yang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu perbaikan adalah: Kondisi elemen mesin tidak sama
Perlengkapan yang dimiliki bengkel
Teknik dan cara perbaikan berbeda
Kemampuan SDM berbeda
e) Peralatan Pemeliharaan
(1) Peralatan mekanik
Alat peralatan mekanik harus mampu untuk mengerjakan perbaikan-perbaikan
berat, maka jenis dan ukurannya disesuaikan dengan tipe mesin yang ada dalam
perusahaan atau pabrik. Pada umumnya alat peralatan pemeliharaan mekanik
sebagai berikut:
(a) Jenis kunci, pas, ring, sok, dan kunci L
(b) Jenis hekker ( kecuk, sedang dan besar )
(c) Jenis obeng ( biasa ,kembang, dan obeng tekan )
(d) Jenis Palu (plastic, karet, tembaga, dan baja )
(e) Jenis pendorong ( tembaga, pipa dan aluminium )
(f) Jenis kunci inggris yang kecil, sedan, besar.
(2) Alat bantu pemeliharaan
Oleh karena yang dihadapi oleh maintenance bukan hanya kerusakan mesin saja,
melainkan masih ada alat-alat yang bukan mesin, kerusakan alat ini juga harus
diperbaiki, maka dari itu diperlukan alat-alat tambahan yaitu:
(a) Peralatan pembuat ulir yaitu snay dan tap untuk keperluan baut, mur sebagai
pengikat.
(b) Peralatan hand press
(c) Takel yang bekekuatan 0,5 ton, 1 ton, 2 ton
(d) For clip untuk mengangkat mesin dan perlenkapannya
(e) Meja kerja
(f) Sikat baja, ragum,kikit, gergaji tangan dll
(g) Alat-alat ukur peralatan mekanik dan alat-alat ukur untuk peralatan kelistrikan
(h) Dan peralatan mesin perkakas lainnya
2) Jenis-Jenis Minyak Pelumas
a) Jenis bahan pelumas
a) Pelumas mineral, bahan dasarnya dihasilkan dari minyak bumi.
b) Pelumas sintesis, bahan dasamya berasal dari gas burni yang diolah melalui
proses sintesa dan menghasilkan molekul baru yang bentuknya serupa, sehingga
dapat mencapai stabilitas termal, oksidasi dan kinerja yang optimal. Beberapa
jenis bahan dasar pelumas sintesis adalah: PAO (Poly Alpha Olefin), Polyglycol,
Polyester, Phosphate Ester, dan lain-lain)
c) Pelumas yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan (Vegetable Oil). Pelumas jenis ini
sudah mulai digunakan sebagai pelumas traktor dan mesin-mesin pertanian di
negara yang sudah maju pertaniannya. Jenis-jenis yang sudah dipasarkan adalah
diantaranya High Oleic Sun Flower (Minyak Bunga Matahari), rninyak Zaitun, High
Oleic Rapessed, dan sebagainya.Kegunaan pelumas
d) Pelumas hewani, bahan dasarnya dihasilkan dari minyak binatang.
b) Kegunaan pelumas
a) Mencegah atau mengurangi keausan mesin dari terjadinya gesekan bagian-bagian
mesin yang bergerak, dengan cara memisahkan bagian-bagian yang bergerak
dengan lapisan pelumas yang mempunyai kestabilan terhadap oksidasi pada
suhu tinggi dan rendah, serta tahan terhadap tekanan dan beban kejut sehingga
bagian mesin yang bergerak terhindar dari keausan.
b) Mengendalikan kotoran dengan cara melarutkan dan mendispersikan kotoran
berupa jelaga, hasil-hasil oksidasi, partikel logarn keausan mesin dan lumpur
(sludge) agar tidak mengganggu cara. kerja bagian mesin.
c) Menetralisir asam-asarn basil pembakaran bahan bakar dan hasil oksidasi
pelumas sehingga tidak mengganggu logam-logarn bagian mesin.
d) Mendinginkan dan memindahkan panas keluar dari mesin, energi panas yang
dihasilkan mesin diserap oleh pelumas dan dihantarkan kebagian mesin yang
lebih dingin sehingga terjadi proses pemindahan panas keluar mesin.
e) Mencegah terbentunya busa dalam proses sirkulasi pelumas dalarn sistern agar
tidak mengganggu pompa dan pelumasan bagian mesin dan mencegah
pengotoran udara serta bagian mesin.
c) Sifat-sifat pelumas
a) Viskositas
Viskositas atau kekentalan didefinikan sebagai tahanan fluida untuk mengalir.
Makin tinggi viskositas, makin sulit fluida tersebut untuk mengalir (makin kental).
Satuan viskositas adalah centistokes (cSt) atau mm²/s.
Viskositas dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan. Untuk menunjukkan
ketahanan viskositas terhadap perubahan temperatur pada tekanan atmosfer,
dipakai indikator yang disebut viscosity index (VI), dimana perubahan viskositas
diukur pada temperatur 40°C dan 100°C. Pelumas yang stabil (tidak banyak
mengalami perubahan viskositas dengan adanya perubahan. temperatur)
mempunyai VI yang tinggi, dan sebaliknya.
b) Pour Point
Pour point atau titik tuang adalah temperatur terendah dirnana pelumas masih
dapat mengalir.
c) Stabilitas terhadap oksidasi
Sifat ini sangat penting bagi semua pelumas, terutama untuk penggunaan pada
temperatur tinggi.
d) Total Base Number
Total Base Number (TBN) menunjukkan kernarnpuan pelumas menetralisasi asam
hasil oksidasi, kemampuan detergensi dan dispersansi guna mernbersilikan mesin
dari kotoran atau deposit yang terbentuk dari hasil pernbakaran bahan bakar
maupun hasil oksidasi pelurnas itu. sendiri.
e) Total Acid Number
Total Acid Number (TAN) menunjukkan tingkat keasarnan yang berasal dari aditif
(untuk Fresh Oil). Peningkatan nilai TAN pada pelurnas yang telah digunakan
untuk mengindikasikan terbentuknya asarn lemah dalarn pelurnas dan pada nilai
tertentu menunjukkan tanda bahwa pelurnas sudah tidak dapat digunakan lagi.
f) Sifat anti karat
Sifat ini penting bila pelumas terkontarninasi air dalarn sistern peralatan atau
mesin. Partikel karat dalarn pelumas dapat berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat oksidasi pelurnas, bersarna kontarninan lain dalarn sistem sirkulasi,
karat dapat menyumbat filter atau "Servo Valve”.
g) Demulsibility
Demulsibility adalah sifat kemudahan untuk terpisah dari air. Sifat ini penting bagi
pelurnas turbin, hidrolik, kornpressor, sistern sirkulasi dan pelurnas mesin diesel
putaran menengah sampai lambat yang dilengkapi dengan water separator.
h) Flash Point dan Fire Point
Flash point atau titik nyala adalah temperatur minimum pelumas yang dapat
menguap pada tekanan atmosfer sehingga dapat menyala bila didekatkan pada
api. Fire point atau titik bakar adalah temperatur minimum dimana uap pelumas
cukup banyak dan dapat terbakar. Fire point pelumas biasanya 30°C diatas flash
point-nya.
i) Copper Strip Corrosion
Sifat ini digunakan secara luas untuk mengevaluasi pengaruh korosi pelumas
terhadap tembaga karena umumnya mesin atau peralatan industri mengandung
bagian metal yang terbuat dari tembaga.
j) Densitas
Densitas adalah perhandingan berat dengan volume. Karena volume berubah
terhadap tekanan dan suhu, maka densitas demikian pula. Densitas penting
untuk menghitung volume menjadi satuan berat atau sebaliknya guna
perhitungan biaya angkutan.
Secific Gravity (SG) atau berat jenis pelumas adalah perbandingan antara
densitas pelumas terhadap densitas air. Sebagai standar, untuk pelumas
digunakan SG pada 15/4°C, yang berarti pelumas diukur pada suhu 15°C,
sementara air diukur pada suhu 4°C, keduanya pada tekanan atmosfer.
k) Warna
Warna pelumas secara normal tidak ada hubungannya dengan sifat-sifat
pelumasan kecuali untuk melihat adanya kontaminasi atau sebagai petunjuk
untuk kesamaan dari produk bersangkutan.
d) Pelumas mesin industri
a) Pelumas roda gigi
Untuk roda gigi industri yang beban/kondisi operasinya ringan dimana risiko
kerusakan permukaannya relatif kecil, dapat digunakan straight mineral base oil.
Untuk roda gigi seperti ini pemilihan viskositas hanya ditentukan oleh besarnya
daya yang ditransmisikan dan kecepatan putar pinionnya. Pada pelumas roda gigi
jenis tertentu berlaku ketentuan umum yaitu bila kecepatan putar semakin tinggi
diperlukan pelumas yang viskositasnya rendah, dan bila daya yang ditransmisikan
makin besar diperlukan viskositas makin tinggi. Hal tersebut dapat dipergunakan
terutama pada roda gigi jenis spur dengan beban rendah.
Pada kondisi operasi roda gigi sangat berat atau beban kejut besar perlu
digunakan tribological additives. Pada roda gigi jenis spur, helical, worm dan
bevel dengan beban berat, biasa digunakan beberapa jenis tribological additives
antara lain yang mengandung unsur sulfur dan fosfor, aditif tersebut memberikan
perlindungan yang sangat baik pada sifat anti wear dan extreme pressure pada
berbagai kondisi operasi. Untuk roda gigi terbuka
dapat digunakan pelumas dengan viskositas sangat tinggi dengan sifat adhesi
yang bagus.
Untuk roda gigi dengan kondisi operasi yang sangat berat (beban dan temperatur
tinggi) penggunaan mineral base oil kadang-kadang tidak memadai sehingga
sering digunakan syntetic base oil, antara lain polypropylene glycol (misal, shell
tivela dan mobil glygoyle) capacity yang baik, viskositas indeksnya sangat
tinggi, titik tuang rendah dan memiliki sifat "low frictional characteristic".
Gemuk lumas khusus dan pelumas semi fluid kadang-kadang juga digunakan
pada beberapa aplikasi roda gigi industri, diantaranya pelumas akan memberikan
pelumasan yang sangat memuaskan pada roda gigi dengan logarn baja/bronze
pada kondisi temperature operasi yang bervariasi. Untuk roda gigi terbuka,
diperlukan pelumas yang memiliki karakteristik tahan terhadap air, anti wear dan
sifat anti rust.
(a) Sifat penting pelumas roda gigi
Pelumasan yang digunakan untuk roda gigi industri harus memenuhl beberapa
kriteria dasar tersebut dibawah ini,
Mencegah terjadinya keausan (wear prevention)
Mengurangi gesekan
Mencegah scoring/scuffing dan welding
Sebagai media pendingin
Melindungi dari karat.
Kernampuan pelumas untuk memenufhl kebutuhan dasar tersebut diatas
ditentukan oleh properti dasar, yang telah tersedia pada sifat dasar base-oilnya,
sementara properties lannya terpaksa harus dipenuhi dengan menambahlean
beberapa aditif.
(b) Standar unjuk kerja pelumas roda gigi
Spesifikasi atau standard performance pelumas roda gigi dikeluarkan oleh
beberapa asosiasi (AGMA, US, Steel, DIN, dsb) maupun beberapa OEM terkenal,
misalnya David Brown. Cincinnati Milacron dan Ford. Spesifikasi tersebut secara
luas diakui dan gunakan oleh para produsen pelumas maupun para produsen
gearbox.
Beberapa standar performance pelumas roda gigi industri yang umurn
dipergunakan adalah berikut:
US.Steel 224
AGMA 250.04 EP
DIN 51517 (Part 3)
David Brown Number S 1.53 101
b) Pelumas hidurolik
Kemampuan pelumas hidrolik untuk melumasi mencegah korosi dan kebocoran
system tergantung kepada sifat-sifat dasar yang tingkatannya dapat lebih besar
atau kecil.
Bebrapa sifat penting pelumas hidrolik adalah viskositas, kestabilan oksidasi, Sifat
anti aus, Demilsibility, dan air realese.
Air release, adalah kemampuan pelumas untuk tidak membentuk buih yang stabil
dengan udara, sehingga selalu membebaskan udarayang masuk.
Pelumas hidrolik produksi Pertamina antara lain :
(a) Turalik series ISO VG 22, 32, 37, 46, 68, 100.
(b) Turalik C Series, meliputi : ISO VG5, 10, 22, 68, 100, 220 dan 320.
c) Pelumas bantalan
Pelumas yang digunakan untuk melumasi bantalan yang merupakan produk
Pertamina antara lain :
(a) Sebana series (ISO VG 100, 220, 320, dan 680)
Minyak pelumas ini digunakan untuk berbagai kepentingan seperti untuk mesin-
mesin atau peralatan dengan oil-drop atau pelumas “bath” dan pada bantalan
gelincir dan bantalan gelinding pada industri.
(b) Sebana P Series (ISO VG9, 22, 32, 46, 68, 100, 150, 220, 320, 460)
Pelumas Sebana P Series merupakan minyak mineral kualitas tinggi untuk
memberikan kepuasan hasil dalam pelumasannya dimana diperlukan pelumas
tanpa aditif.
3) Jadwal Perawatan Mesin
Macam perawatan yang direncanakan menurut jadwal periode perawatan
preventive diklasifikasikan sebagai berikut :
Inspeksi I
Reparasi kecil K
Reparasi medium M
Bongkar total B
Contoh siklus perawatan :
Repair Complexity
Siklus I K M Periode antara dua masa (bulan)
Periode antara B ke B (tahun)
0 s/d 30
B-I1-K1-I2-K2-I3-M1-I4-K3-I5-K4-I6-M2-I7-K5-I8-K6-I9-B1 …
9 6 2 6 9
Periode antara dua masa perawatan dalam bulan adalah jarak antara B ke I1,
atau dari I1 ke K1, atau dari K1 ke I2 dan seterusnya sampai I9 ke B1.
Periode antara dua masa bongkar total adalah jarak antara B ke B1 yang pada
siklus ini berjumlah 18 kali berarti apabila priode antara dua masa perawatan
mesin adalah 6 bulan berarti periode antara B ke B1 adalah 18 x 6 bulan = 9
tahun.
Periode antara dua masa perawatan dan priode antara bongkar total dapat
berubah untuk tipe produksi yang berbeda, seperti :
a) Tipe produksi (msssal/berantai/satuan)
b) Jenis material yang dikerjakan (baja/besi tuang/almunium/perunggu)
c) Shift atau giliran kerja per hari.
d) Memakai pendingin alat potong atau tidak.
Perencanaan penjadwalan disusun dengan bertitik tolak dari perencanaan operasi
perusahaan secara keseluruhan, sebelum menetapkan rencana harus dilakukan
analisis terlebih dahulu untuk menetapkan sampai sejauh mana posisi kita
sekarang. Faktor-faktor yang. harus diperhatikan dalam mempertimbangkan
untuk untuk menetapkan jadwal perawatan mesin adalah sebagai berikut:
a) Tingkat kerunnitan perawatan
b) Jadwal perkiraan waktu produksi
c) Tingkat perawatan yang harus dilaksanakan
d) Kartu riwavat mesin
e) Kernampuan personil pelkasna peawatan mesin
Mesin-mesin yang mempunyai tingkat kerumitan perawatan yang sama, harus
dibagi merata selarna setahun, untuk menghindari beban kerja perawatan yang
tidak merata. Jumlah jam kerja orang, (man hour) setiap bulannya harus
seimbang, dan sesuai dengan.waktu kerja dari perusahaan secara keseluruhan
sehingga tidak terjadi kelebihan waktu kerja (over time) yang seharusnya tidak
usah terjadi.
Jadwal perawatan mesin harus dibagi menjadi jadwal perawatan mesin jangka
pendek, jangka menengah dan jadwal perawatan mesin jangka panjang.
Jadwal perawatan mesin jangka pendek adalah jadwal perawatan mesin harian
yang berupa pelumasan pada waktu-mesin dan peluman mesin pada waktu mesin
selesai dipakai.
Perawatan ini dapat dilaksanakan oleh operator dari mesin vang bersangkutan.
Petunjuk-petunjuk tentang perawatan ini harus dijelaskan dengan baik sehingga
tidak terjadi kesalahan pernberian pelumas. Simbol-simbol pelumasan harus
ditempelkan didekat mesin tersebut.
Untuk mesin-mesin dengan pelumasan otomatis atau dengan pelumasan sentral,
harus diberikan petunjuk untuk melaksanakan pelumasan tersebut.
Jadwal perawatan mesin jangka sedang adalah perawatan mesin bulanan yang
disusun dari jadwal perawatan mesin tahunan yang dalarn penyuunannya harus
disesuaikan dengan jadwal operasi produksi pada bulan yang bersangkutan,
sehingga tidak terjadi bentrokan.
Jadwal perawatan bulanan merencanakan kapan ; berapa lama dan berapa hari
perawatan tersebut akan dilaksanakan sehingga jam kerja orang (man hour)
untuk kegfatan perawatan tersebut dapat direncanakan. Jadwal perawatan mesin
jangka sedang juga berupa perneriksaan kualitas dan tingkat pelumasan seluruh
mesin yang berupa penambahan, perbaikan dan pemeriksaan tingkat pelumasan
dan kebersihan peluncur-peluncur.
4) Penyetelan dan Perawatan Mesin
a) Menyetel kerataan mesin
Gambar 2.99. Cara melevel mesin bubut
Kerataan pada posisi A – A = 0
Gambar 2.100. Cara melevel mesin frais
1. Kerataan pada posisi A – A = 0
2. Kerataan pada posisi B – B = 0
3. Kerataan pada posisi A - A = B - B = 0
Gambar 2.101. Cara melevel mesin sekrap
1. Kerataan pada posisi A – A = 0
2. Kerataan pada posisi B – B = 0
3. Kerataan pada posisi A - A = B - B = 0
Gambar 2.102. Baud level
Gambar 2.103. Pasak level
Gambar 2.104. Blok level
b) Memeriksa kerataan jalan luncur mesin bubut
Gambar 2.105. Memeriksa kerataan jalan luncur mesin bubut
1. Pada jalan luncur eretan A
2. Pada jalan luncur kepala lepas B
c) Memeriksa kerataan meja mesin frais.
Gambar 2.105. Memeriksa kerataan meja mesin frais
1. Pemeriksaan pada bidang A
2. Pemeriksaan pada bidang B
3. Pemeriksaan pada bidang C
4. Pemeriksaan pada bidang D
d) Merawat mesin
Beberapa hal yang perlu dilakukan dan termasuk kedalam bagian perawatan
mesin diantaranya :
(1) Bersihkan bidang cekam pada benda kerja dan alat cekam sebelum dilakukan
pengikatan benda, hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan pada permukaan
alat cekam.
(2) Bersihkan pula bidang pengikatan alat potong
(3) Gunakan cairan pendingin yang sesuai dengan kebutuhan selama proses
pemotongan
(4) Menyimpan semua peralatan (alat penandaan, alat ukur, alat potong, dan
peralatan pembantu lainnya) secara teratur dan benar.
(5) Periksa kondisi mesin sebelum dan sesudah digunakan
(6) Setelah selesai bekerja, bersihkan semua peralatan yang digunakan dan simpan
kembali di tempat semula secara teratur dan benar.
(7) Matikan semua saklar listrik yang berhubungan dengan mesin
(8) Bersihkan mesin dari semua kotoran dan air yang tergenang terutama pada
bagian permukaan mesin yang tidak dicat.
(9) Lumasi permukaan mesin yang tidak dicat secara tipis dan merata.
(10) Tutup mesin dengan sarung pelindung.
c. Rangkuman
1) Teknik Perawatan Mesin
Teknik perawatan adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga, memelihara,
mempertahankan, mengembangkan dan memaksimalkan daya guna mesin yang
ada di dalam suatu bengkel atau industri sehingga modal/investasi yang ditanam
dapat berhasil guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.
Kegiatan perawatan meliputi :
a) Perawatan peralatan dan perlengkapan
b) Pengantian dan distribusi dari utilitas
c) Inspeksi dan pelumasan
Kegiatan perawatan dapat dibedakan yaitu perawatan rutin, perawatan periodic,
perawatan berencana, perawatan pencegahan, tindakan perbaikan, dan overhaul.
2) Jenis-Jenis Minyak Pelumas
a) Jenis bahan pelumas
(1) Pelumas mineral,
(2) Pelumas sintesis,
(3) Pelumas yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan
(4) Pelumas hewani,
b) Kegunaan pelumas
(1) Mencegah atau mengurangi keausan
(2) Mengendalikan kotoran
(3) Menetralisir asam-asarn basil pembakaran bahan bakar dan hasil oksidasi
pelumas
(4) Mendinginkan dan memindahkan panas keluar dari mesin,
(5) Mencegah terbentunya busa dalam proses sirkulasi pelumas
c) Sifat-sifat pelumas
(1) Viskositas
(2) Pour Point
(3) Stabilitas terhadap oksidasi
(4) Total Base Number
(5) Total Acid Number
(6) Sifat anti karat
(7) Demulsibility
(8) Flash Point dan Fire Point
(9) Copper Strip Corrosion
(10) Densitas
(11) Warna
d) Pelumas mesin industri
(1) Pelumas roda gigi
(2) Pelumas hidurolik
(3) Pelumas bantalan
3) Jadwal Perawatan Mesin
Macam perawatan yang direncanakan menurut jadwal periode perawatan
preventive adalah Inspeksi (I), reparasi kecil (K), reparasi medium (M), dan
bongkar total (B)
Faktor-faktor yang. harus diperhatikan dalam mempertimbangkan jadwal
perawatan mesin adalah sebagai berikut:
a) Tingkat kerumitan perawatan
b) Jadwal perkiraan waktu produksi
c) Tingkat perawatan yang harus dilaksanakan
d) Kartu riwavat mesin
e) Kernampuan personil pelkasna peawatan mesin
4) Penyetelan dan Perawatan Mesin
Penyetelan mesin dilakukan sebelum mesin dipasang pada tempatnya atau
sebelum digunakan, sedangkan perawatan dilakukan selama mesin berada di
bengkel dan digunakan.
Tes Formatif
Tes tertulis
1) Kegiatan perawatan meliputi
a) Perawatan peralatan dan perlengkapan, penggantian dan distribusi dari utilitas,
inspeksi dan pelumasan.
b) Perawatan peralatan dan perlengkapan, perawatan rutin, dan periodic.
c) Perawatan penggantian dan distribusi dari utilitas, perawatan berencana, dan
perawatan berkala.
d) Inspeksi dan pelumasan, perawatan pencegahan dan overhaul.
2) Berikut ini merupakan tujuan perawatan mesin, kecuali :
a) Memelihara alat, melancarkan pemakaian alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan
memberikan tugas pekerjaan yang jelas.
b) Memelihara alat, melancarkan pemakaian alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan
memperpanjang umur mesin.
c) Memelihara alat, melancarkan pemakaian alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan
membuat aman kondisi pekerjaan.
d) Memelihara alat, melancarkan pemakaian alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan
menjamin keselamatan operator mesin.
3) Yang dimaksud perawatan rutin adalah
a) Perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu dan harus dilakukan rutin
dan sistematis pula.
b) Tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar perencanaan sebelumnya.
c) Perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap saat dan sifatnya terus
menerus serta sistematis.
d) Perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi standard suatu mesin yang
tingkat kerusakannya telah total..
4) Yang dimaksud overhaul adalah :
a) Perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap saat dan sifatnya terus
menerus serta sistematis.
b) Perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu dan harus dilakukan rutin
dan sistematis pula.
c) Tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar perencanaan sebelumnya.
d) Perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi standard suatu mesin yang
tingkat kerusakannya telah total..
5) Yang termasuk kedalam alat bantu pemeliharaan ialah :
a) Jenis kunci, pas, ring, sok, dan kunci L
b) Jenis hekker ( kecuk, sedang dan besar )
c) Jenis obeng ( biasa ,kembang, dan obeng tekan )
d) Peralatan hand press
6) Berikut adalah jenis-jenis bahan pelumas, kecuali :
a) Bahan mineral
b) Bahan nabati
c) Bahan sabun
d) Bahan hewani
7) Berikut ini adalah kegunaan pelumas, kecuali :
a) Mencegah atau mengurangi keausan mesin
b) Memperpanjang usia mesin.
c) Mengendalikan kotoran
d) Menetralisir asam-asarn basil pembakaran bahan bakar dan hasil oksidasi
pelumas
8) Yang dimaksud viskositas adalah :
a) Ketahanan fluida untuk mengalir.
b) Temperatur terendah dirnana pelumas masih dapat mengalir.
c) kemudahan untuk terpisah dari air.
d) Kernarnpuan pelumas menetralisasi asam hasil oksidasi,
9) Yang dimaksud pour point adalah :
a) Ketahanan fluida untuk mengalir.
b) Temperatur terendah dirnana pelumas masih dapat mengalir.
c) kemudahan untuk terpisah dari air.
d) Kernarnpuan pelumas menetralisasi asam hasil oksidasi,
10) Urutan logis dari siklus perawatan adalah :
a) Reparasi kecil, inspeksi, reparasi medium, dan bongkar total.
b) Reparasi medium, inspeksi, reparasi kecil, dan bongkar total.
c) Inspeksi, reparasi kecil, reparasi medium, dan bongkar total.
d) Bongkar total, Iinspeksi, reparasi kecil, dan reparasi medium.
Tes unjuk Kerja
Tabel 2.24. Daftar tes unjuk kerja
Tugas-tugas yang ditampilkanKompeten BelumTanggal
1) Tabel jadwal perawatan berkala dari mesin perkakas diobuat.
2) Daftar kebutuhan alat untuk perawatan dibuat
3) Perlengkapan perawatan yang dibutuhkan disiapkan
4) Table toleransi penyimpangan mesin dibuat dengan mengacu kepada buku manual mesin .
5) Alat-alat ukur yang diperlukan untuk menyetel mesin disiapkan
6) Peralatan K3 untuk perawatan mesin dipakai
7) Penyetelan dan perawatan mesin dilakukan.
f. Kunci Jawaban Tes Formatif
Tabel 2.25. Daftar kunci jawaban tes tertulis
No. PertanyaanNo. Jawaban
1. a
2. b
3. c
4. d
5. d
6. c
7. b
8. a
9. b
10. c