Post on 30-Mar-2019
T
207Persiapan Pemugaran IICandi Borobudur
PERSIAPAN PEMUGARAN II CANDI BOROBUDUR
Oleh :Dukut Santoso
Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur1999-2006
LATAR BELAKANG
Tidak dapat dipungkiri bahwa Candi Borobudur kerusakan yang sangat parah, baik strukturnya
kelihatan utuh karena jasa pemugaran van Erp maupun material batu-batunya. Oleh karena itu
pada tahun 1907 – 1911. Semula candi ini tidak pada tahun 1960, Candi Borobudur
tampak, hanya berupa gundukan tanah yang direncanakan akan dipugar kembali. Dari sinilah
ditumbuhi pohon-pohon besar dan semak muncul pertanyaan, mengapa Candi Borobudur
belukar, namun di bagian atasnya terlihat batu- harus dipugar kembali, apakah tidak hanya
batu candi berserakan tidak tertata. Setelah menghambur-hamburkan biaya dan tenaga?
dilakukan pemugaran oleh van Erp, candi ini Untuk menjawab pertanyaan tersebut harus
sudah dapat dikunjungi oleh wisatawan dan diteliti lebih dulu metode pemugaran yang
dinikmati bentuknya, bahkan puncak stupa dilakukan oleh van Erp dan kondisinya secara
pusat dilengkapi chattra untuk tujuan rinci setelah pemugaran.
pemotretan, kemudian dibongkar kembali. Pemugaran Candi Borobudur yang
Setelah itu, Candi Borododur lebih banyak dilakukan oleh van Erp tidaklah menyeluruh,
dimanfaatkan dari pada dilestarikan atau namun hanya bagian-bagian tertentu. Secara
dirawat, maka pada tahun 1926 batu-batu garis besar yang diperbaiki adalah: bagian
reliefnya sudah mengalami kerusakan berupa pagar langkan, sebagian dinding tingkat I dan II,
vandalisme, retak-retak dan banyak juga yang saluran air yang berada di halaman candi dan
sudah pecah. Dari hasil penelitian diketahui lereng bukit, bagian struktur bawah tangga,
bahwa Candi Borobudur sudah mengalami beberapa gapura, sebagian relung dilengkapi Chattra Borobudur yang sengaja dipasang pada zaman pemugaran oleh Th. van Erp
untuk tujuan pemotretan
stupa dan arca Buddha, pembongkaran total Dari kenyataan tersebut dapat dikatakan bahwa
tingkat arupadhatu dengan 72 stupa termasuk kerusakannya masih meliputi kerusakan
stupa pusat. Untuk stabilitas struktur dilakukan struktural dan material yang kedua-duanya
dengan dua cara, yaitu: penguatan lereng bukit saling terkait satu sama lainnya.
dan penutupan lantai lorong asli yang miring Bentuk kerusakan struktural berupa
dengan semen trass (Anom dkk, 2005: 49). kemelesakan dan kemiringan dinding-dinding
Setelah pemugaran tersebut, pada candi, terutama terlihat pada dinding tingkat I
kenyataannya dinding tingkat I dan II masih dan II kwadran barat laut. Susunan batu-batunya
dalam kondisi miring dan melesak, dari 24 saling bergeser sehingga terbentuk celah-celah
gapura hanya sedikit yang diperbaiki, beberapa yang lebar. Pada musim penghujan bagian
pagar langkan masih kelihatan kosong (tidak tersebut terlihat menjadi pancuran-pancuran air.
ada susunan batunya), beberapa susunan batu- Untuk keamanan pengunjung dan demi
batu relief tidak lengkap, tidak semua arca kelestarian struktur candi maka bagian yang
Buddha dikembalikan ke dalam relung aslinya. sangat miring tersebut ditopang dengan balok-
balok kayu jati. Bagian candi yang seharusnya
terdapat struktur pagar langkan masih banyak
yang kosong, namun di sekitar candi ditemukan
banyak sekali batu-batu lepas yang belum
direkonstruksi. Begitu pula arca-arca Buddha
yang seharusnya berada di dalam relung masih
banyak yang kosong. Di lain pihak di sekitar
candi telah ditemukan sejumlah arca Buddha
yang belum terpasang pada posisinya yang asli.
Lain halnya dengan kepala arca Buddha, di satu
pihak arca-arca yang telah terpasang di candi
sebagian tanpa kepala dan tangan, namun di
lain pihak telah ditemukan kepala-kepala arca
Buddha dan tangannya yang belum disambung
pada badannya. Elemen-elemen candi lainnya
berupa: stupa, pancuran air, antefiks, batu-batu
208 Persiapan Pemugaran IICandi Borobudur
Kerusakan struktural pada dinding-dinding candi, terlihat dinding yang miring dan melesak dan perlu ditopang dengan balok-balok kayu jati.
relief, dan lain-lain dalam kondisi yang sama mengurangi kerusakan yang lebih parah lagi,
dengan arca Buddha. karena hasil pemugaran nantinya diharapkan
Kerusakan struktur candi tersebut Candi Borobudur dapat bertahan sampai 1000
berpengaruh pada kerusakan materialnya tahun lagi. Berdasarkan kondisi candi yang
dalam bentuk retakan pada batu sampai pecah, sudah parah maka diputuskan untuk dilakukan
bahkan beberapa blok batu sudah ada yang pemugaran total. Dampak yang akan terjadi
hancur sehingga sudah tidak mungkin adalah penutupan sementara untuk para
direkonstruksi lagi. Kerusakan material lainnya wisatawan selama berlangsungnya pemugaran,
berupa pelapukan batu karena faktor alam. Dari sebab akan digunakannya alat-alat berat dan
beberapa faktor alam yang terjadi, air area sekitarnya akan digunakan untuk lalu-lintas
merupakan faktor utamanya. Dampak transportasi. Adapun sistem pemugaran yang
pelapukan pada batu dapat bermacam-macam, akan diterapkan dengan metode anastilosis
yaitu keausan batu karena terkikis oleh aliran seperti yang dilakukan pada Candi Prambanan.
dan rembesan air, tumbuhnya mikro-organisme Pada waktu itu upaya mendapatkan peralatan
yang dapat melapukan batu, munculnya
penggaraman yang berakibat pengelupasan
batu, dan lain sebagainya. Apabila hal tersebut
dibiarkan bertahun-tahun maka generasi
sekarang tidak akan menikmati kemegahan
Candi Borobudur. Berdasarkan pertimbangan
itulah, Candi Borobudur akan dipugar kembali
atau disebut dengan pemugaran kedua.
PERSIAPAN PEMUGARAN II
Sebenarnya persiapan untuk pemugaran
Candi Borobudur ke dua telah dilakukan sejak
tahun 1960, yaitu mengeliminasi kerusakan,
baik pada material bangunan maupun
strukturalnya. Hal tersebut dilakukan untuk
209Persiapan Pemugaran IICandi Borobudur
Kondisi Candi Borobudur sebelum pemugaran II, terlihat mikroorganisme yang tumbuh pada stupa-stupa
modern terhambat dan anggaran dari nantinya;
pemerintah sangat minim karena sedang terjadi Ÿ penelitian fondasi candi dengan
pergolakan politik. Maka dari itu pekerjaan penggambaran potongan dari berbagai
persiapan yang dilakukan oleh pemerintah arah;
Republik Indonesia sangat tersendat. Meskipun Ÿ pengeboran tanah di dalam maupun di
demikian pada pertengahan tahun 1963 sampai luar candi untuk mengetahui struktur dan
akhir tahun 1966 telah dilakukan pengukuran ka rak te r i s t i k t anah dan un tuk
dan persiapan pemugaran yang lain meliputi : mengetahui daya dukung tanah serta
Ÿ pengukuran dan penggambaran dinding permeabilitas tanah;
candi; Ÿ membuat perencanaan rekonstruksi dan
Ÿ pengukuran dan penggambaran bagian perkuatan fondasi dengan beton;
struktur candi yang menyimpang; Ÿ pembongkaran beberapa bagian pagar
Ÿ pemotretan dinding candi dan relief langkan sudut barat laut untuk
untuk dokumentasi dan rekonstruksi mengurangi beban, tekanan dan
210Persiapan Pemugaran IICandi Borobudur
Hasil pengukuran dan penggambaran pada saat persiapan pemugaran II yang menunjukkan bagian struktur candi yang menyimpang
kemiringan dinding candi; pembongkaran batu-batu candi. Untuk
Ÿ mempersiapkan penyediaan listrik, air, kestabilan struktur bangunannya, maka metode
dan alat transportasi; pembongkarannya dilakukan per-kwadran yang
Ÿ pembangunan kantor di lokasi proyek, dihitung dari tangga candi. Kwadran barat laut
gudang, dan bangunan lainnya untuk yang dindingnya sangat miring harus
fasilitas kerja; d i w a s p a d a i d a l a m p e r t a m a k a l i
Ÿ mengadakan pendidikan dan pelatihan pembongkarannya. Perancah telah disiapkan
pemugaran serta konservasi untuk untuk pembongkaran pagar langkan, namun
teknisi lapangan. pada tahun 1965 semua kegiatan dihentikan
Di samping i tu untuk persiapan karena terjadi kekacauan politik.
pemugaran telah dilakukan pula koordinasi Permintaan kepada UNESCO baru
dengan Pemerintah Daerah dan Angkatan Darat dilakukan pada tahun 1967 karena Candi
serta Kepolisian untuk kelancaran dan B o r o b u d u r s u d a h d a l a m k o n d i s i
pengamanan proyek, misalnya bantuan membahayakan. Pada konggres UNESCO ke-
Angkatan Darat untuk pengangkutan crane 27 di Amerika Serikat yang diselenggarakan
kapasitas 10 ton. Untuk penelitian geologi telah pada bulan Agustus 1967 mengagendakan
dilakukan kerjasama dengan Institut Teknologi bantuan penyelamatan Candi Borobudur.
Bandung dengan diketahui oleh DR. Sartono. Dalam realisasinya UNESCO mengirimkan dua
Tim dari Bandung ini mengadakan pengeboran tenaga ahli pada awal tahun 1968 untuk
tanah/batuan di dalam maupun di luar candi. mengadakan studi Candi Borobudur, yaitu: DR.
Hasilnya sangat penting untuk mengetahui B.Ph. Groslier, tenaga ahli Perancis tentang
kekuatan dan keadaan lapisan tanah di bawah pemugaran dan saat itu sebagai Director of the
candi, termasuk stratigrafi bukit tempat Conservation d'Angkor di Siem Reap Kamboja,
kedudukkan candi. Hal tersebut terbukti ketika dan DR. C. Voute sebagai ahli geo-hidrologis
NEDECO dan ahli UNESCO bidang biologi, DR. pada International Institute for the Aerial Surveys
Hyvert dalam membuat perencanaan and Earth Sciences in the Netherland. Dua ahli
pemugaran memanfaatkan hasil penelitian DR. tersebut berpendapat bahwa kondisi Candi
Sampurno untuk dasar perhitungan teknik sipil Borobudur sudah mengkhawatirkan maka perlu
dan program konservasi. Hasil penelitian segera penyelamatan. Problem yang dihadapi
geologi ini juga dijadikan dasar pertimbangan Indonesia pada saat itu adalah kekurangan
211Persiapan Pemugaran IICandi Borobudur
dana untuk penyelamatan Candi Borobudur, persiapan pemugaran yang telah dilakukan oleh
kekurangan tenaga ahli, dan belum tersedianya para ahli Indonesia. Namun demikian
peralatan modern. Menanggapi hal itu, penambahan penelitian dan percobaan-
UNESCO segera mengirimkan lagi beberapa percobaan perlu dilakukan agar lebih banyak
tenaga ahli. Tidak sampai bulan Januari 1973, informasi yang diperoleh dan untuk kelancaran
kontrak kesepakatan antara Pemerintah serta keberhasilan pemugaran. Dari segi
Republ ik Indonesia dengan UNESCO pendanaan, UNESCO mulai melakukan
ditandatangani. Hal ini sebagai tanda bahwa penggalangan dana internasional, antara lain
pemugaran Candi Borobudur dengan dari USA, Belanda, Swis, Australia, dan Jepang.
kerjasama internasional dimulai. Dalam hal ini Persiapan pemugaran yang bersifat
DR. Groslier dan DR. Voute menghargai dan teknis-arkeologis juga telah dilaksanakan,
menaruh rasa hormat atas pelaksanaan misalnya pengumpulan batu-batu lepas.
Disebut batu lepas karena batunya telah lepas
dari struktur candi atau fragmen batu telah lepas
dari induknya, bahkan keberadaannya sudah
jauh dari konteksnya. Batu-batu lepas tersebut
ada yang ditemukan di halaman sekitar candi,
ada juga berada di dalam tanah, ada pula yang
telah difungsikan untuk fondasi rumah, untuk
tangga dan untuk lantai rumah atau halaman.
Khusus batu lepas berupa stupa seringkali
dimanfaatkan sebagai lumpang penumbuk
padi. Masih banyak lagi pemanfaatan batu lepas
untuk keperluan rumah tangga warga sekitar
Borobudur. Batu-batu lepas tersebut setelah
dikumpulkan, kemudian diklasifikasi jenis dan
bentuknya. Setiap batu lepas diukur dan
digambar, untuk selanjutnya dilakukan
pencocokan di candi. Jenis batu lepas tersebut
antara lain: blok batu polos atau berornamen
212
Situasi bengkel kerja pada saat pemugaran II
Persiapan Pemugaran IICandi Borobudur
(misalnya: antefiks, kala-makara, dan relief), nomor registrasi yang juga dicantumkan ke
stupa, dan arca Buddha. Ternyata dari hasil dalam gambar seri B. Gambar seri C adalah
pengumpulan batu lepas yang dilakukan tahun turunan dari gambar seri A yang digunakan
1970 – 1971 dan dilanjutkan tahun 1973 – 1974 untuk survei dan penentuan metode perawatan
diperoleh hasil 2.234 blok sudah diklasifikasi pada setiap blok batu. Di samping itu masih ada
dan 739 blok berhasil dicocokan ke tempat satu macam gambar lagi yaitu gambar
aslinya. fotogrametri. Gambar ini berfungsi untuk
Pekerjaan lainnya adalah penggambaran dokumentasi dan control dalam rekonstruksi.
yang sebagian merupakan pekerjaan lanjutan Hasil penggambaran dengan fotogrametri ini
yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia sangat akurat dan menunjukkan gambar apa
sebelum ada kesepakatan ker jasama adanya, termasuk ukurannya. Apabila pada
internasional dengan UNESCO. Kegiatan ini gambar-gambar serial, tepi blok batu digambar
harus sudah diselesaikan sebelum pekerjaan dengan garis lurus, sedangkan pada gambar
pembongkaran dimulai. Penggambaran fotogrametri tidak lurus tergantung lekukan-
tersebut dilaksanakan dengan sangat teliti dan lekukan tepi batu. Untuk selanjutnya setiap
akurat, sebab setiap blok batu dan lebar gambar serial dilengkapi dengan nomor
celahnya diukur, termasuk arah kemiringannya. registrasi, nomor serial ditempatkan pada setiap
Ada tiga macam seri penggambaran, yaitu blok batu, setiap lapis susunan batu juga diberi
gambar seri A, B, dan C. Gambar seri A ini nomor di sebelah kanan gambar. Indikasi
adalah gambar setiap blok batu termasuk registrasi lainnya diletakkan pada notasi
ukurannya dengan koordinat tiga dimensi yang gambar, yaitu meliputi: sisi candi, tingkat,
berfungsi untuk pedoman rekonstruksi. Adapun bidang, dan dinding atau pagar langkan.
gambar seri B hampir sama dengan gambar seri Kegiatan persiapan yang lain adalah
A hanya ditambah dengan gambar tata letak pengukuran dimensi candi untuk pedoman
blok-blok batu yang akan ditempatkan ke dalam rekonstruksi ke bentuk aslinya. Menurut
palet. Palet adalah kotak kayu yang terbuka Dumarcay, bentuk Candi Borobudur yang
bagian atasnya dan di dalamnya disekat sekarang ini sudah tidak asli lagi, karena sudah
menjadi 9 bagian untuk penempatan blok batu. mengalami paling tidak dua tahap restorasi
Apabila ukuran batu normal, satu palet dapat pada saat pembangunannya (Dumarcay: 1974,
ditempati untuk 9 blok batu. Palet tersebut diberi 225). Meskipun demikian, bentuk yang
213
Model penyimpanan dan registrasi pada blok-blok batu maupun arca yang ditempatkan ke
dalam palet
Persiapan Pemugaran IICandi Borobudur
sekarang ini masih dapat dijadikan dasar selasar; 1 untuk lorong tingkat I; 2 untuk lorong
pemugaran kedua dengan syarat dinding yang tingkat II; 3 untuk lorong tingkat III; 4 untuk
miring ditegakkan, dinding yang melesak lorong tingkat IV; dan 5 untuk teras bundar.
diangkat, celah-celah batu yang terbuka Registrasi berikutnya adalah bidang candi,
dirapatkan, kemudian dibuat gambar setiap sisi candi dibagi beberapa bidang atau
rekonstruksi berdasarkan pengukuran tiga seksi yang penomorannya dimulai dari kanan ke
dimensi yang akurat. Di samping pengukuran kiri, yaitu: A – J untuk dinding candi, A1 – J1
yang menyeluruh, dilakukan pula pengukuran untuk pagar langkan tampak dalam, dan A2 – J2
setiap bagian, misalnya: tinggi dinding tiap untuk pagar langkan tampak luar. Untuk tangga
tingkat, tinggi dan tebal pagar langkan, lebar dan gapura diberi kode T (tengah) dan Y atau Z
tangga, dan lain sebagainya. (untuk dindingnya). Setiap lapisan batu juga
Apabila pemugaran kedua yang akan diberi kode nomor yang dimulai dari bagian
dilaksanakan dengan cara pembongkaran total bawah pada setiap dinding candi atau pagar
maka ratusan ribu blok batu akan dilepas dari langkan. Penomoran yang terakhir adalah
struktur candinya. Untuk selanjutnya blok-blok nomor serial batu yang dimulai dari kiri ke kanan
batu tersebut akan berkeliling ke tempat-tempat pada setiap lapis batu dalam satu bidang candi.
perawatan yang akhirnya akan kembali lagi ke Beberapa kode nomor tersebut dipahatkan
candi untuk direkonstruksi. Mulai dari pada permukaan atas batu, sehingga meskipun
pembongka ran sampa i r ekons t ruks i batunya keliling kemana-mana tetap diketahui
kemungkinan besar beberapa blok batu dapat posisinya di candi. Untuk mempermudah
tertinggal di suatu tempat perawatan atau dapat pemahatan nomor registrasi pada setiap batu
juga tertukar antar blok batu, bahkan dapat juga maka dibuatkan kode nomor tersendiri sebagai
hilang. Oleh karena itu diperlukan sistem berikut:
registrasi yaitu pemberian nomor pada setiap 1 = │ ; 2 = \ ; 3 = ─ ; 4 = / ; 5 = ; 6 = ═
blok batu yang akan dikawal dengan kartu ; 7 = ; 8 = × ; 9 = ; 0 = ┼ .
registrasi pada setiap paletnya. Pemberian kode Pemetaan kerusakan pada setiap blok
nomor dimulai dari sisi candi, yaitu: nomor 1 batu Candi Borobudur perlu dilaksanakan
untuk sisi utara; 2 untuk sisi selatan; 3 untuk sisi sebelum kegiatan pembongkaran dimulai. Hal
timur; 4 untuk sisi barat, kemudian dilanjutkan ini untuk mengetahui secara rinci tingkat
dengan kode nomor lorong candi yaitu: 0 untuk kerusakan dan pelapukan batu-batunya.
214
Proses pemberian kode pada batu
Persiapan Pemugaran IICandi Borobudur
Berkaitan dengan hal tersebut dilakukan pula melalui serangkaian penelitian dan percobaan
berbagai penelitian dan percobaan agar agar diperoleh materi yang betul-betul efektif
diperoleh metode dan bahan konservasi yang dan efisien. Penelitian bahan konservan
cocok. Pemetaan konservasi ini meliputi: dilakukan di laboratorium Borobudur dan Paris
observasi umum, observasi restorasi, observasi ( Pe r a n c i s ) , s e d a n g k a n p e r c o b a a n -
biologi. Kondisi batu yang diobservasi umum percobaannya dilakukan di lingkungan Candi
adalah: keausan permukaan batu karena erosi; Borobudur. Bahan pembersih mikro-organisme
adanya lapisan oker; endapan putih pada dan bahan pengawetnya yang diteliti dan dicoba
permukaan batu; lubang alveol adalah lubang- keefektifannya berjumlah 17 jenis, yaitu: AC 322,
lubang pada permukaan batu karena faktor Benzalkon, Curitan, Formol, Hyvar X, Karmex,
biologi; dan permukaan batu yang tidak rusak Muslick, Nabasan, Noranium, Preventol L,
atau masih bersih. Sasaran observasi restorasi Preventol O extra, Preventol PN, Preventol ON,
meliputi: bagian batu yang telah hilang; retakan Proven, Quat, Sodium hydroksida, dan S-66.
pada batu; retakan rambut yang terisi endapan;
pengelupasan permukaan batu; pengelupasan
permukaan batu yang terisi endapan; endapan
pada permukaan batu atau retakan yang sudah
mengeras; postule adalah lubang pada batu
yang terisi lumut dan tertutup endapan putih
yang menonjol. Adapun observasi biologi
meliputi: ganggang di dalam lubang-lubang
relief; ganggang pada aliran air; jamur kerak
crustaceae putih; jamur kerak crustaceae yang
lain; jamur kerak foliaceae; lumut pada
permukaan batu; lumut di dalam lubang-lubang
relief atau di dalam retakan atau di dalam celah-
celah batu.
Setelah kerusakan/pelapukan setiap blok
batu diketahui maka perlu dicari metode dan
bahan konservasi yang cocok. Tentu saja hal ini
215
Contoh kode pada batu candi untuk mempermudah pemahatan nomor registrasi
Persiapan Pemugaran IICandi Borobudur
Dari penelitian dan percobaan ini diperoleh hasil perbaikan batu-batu Candi Borobudur yang
bahan-bahan yang efektif dan efisien untuk rusak, yaitu: Akemi Normal untuk bahan
konservasi Candi Borobudur, antara lain: AC 322 penyambungan batu-batu yang berukuran
sangat efektif untuk pembersihan jamur kerak, relatif kecil, karena bahan ini mempunyai masa
Hyvar X yang cair dengan kadar 1 – 2% efektif pakai yang singkat setelah dicampur antara
untuk membunuh lumut dan ganggang hitam. resin dan hardenernya, Davis Fuller 614 dapat
Adapun bahan perekat yang diteliti dan dicoba digunakan untuk penyambungan dan perbaikan
keefektifannya berjumlah 12 macam, yaitu: batu-batu yang berukuran relatif besar karena
Akemi Normal, Akemi Extra, Akemi Universal, mempunyai masa pakai agak lama, yaitu 2 jam
Sinmast P 203, Araldite AW 106, Araldite XB dan masa keringnya 4 jam.
2697, Araldite GY 257, Epasfill PT 521 SL, Davis Penelitian lainnya dalam persiapan
Fuller 614, Davis Fuller 609, Instant Resiweld, pemugaran adalah penelitian arkeologi dengan
dan Durox 628. Dari serangkaian uji coba obyek sasaran candinya itu sendiri dan
terhadap bahan-bahan tersebut, diperoleh dua lingkungannya. Titik 0 dari candi perlu dicari
macam bahan perekat yang efektif untuk sebagai dasar pemugaran dengan cara
ekskavasi di halaman candi yang berhimpitan
dengan dinding selasar dan di jalan masuk
candi. Beberapa ekskavasi telah dilakukan di
lingkungan candi termasuk di lahan yang akan
digunakan untuk area kerja konservasi dan di
sekeliling candi yang akan diberi ring beton.
Ring beton ini berfungsi sebagai sabuk candi
agar tidak terjadi deformasi horizontal bila
ditambah tekanan dari atas karena di bawah
lantai lorong candi akan diberi ring beton. Di
samping itu ring beton di sekeliling candi untuk
sementara digunakan untuk landasan tower
crane. Hasil ekskavasi arkeologi tersebut antara
lain ditemukannya beberapa stupika, tablet, dan
beberapa fragmen tembikar.
216
Lokasi penyimpanan palet di area bawah Candi Borobudur
Persiapan Pemugaran IICandi Borobudur
Prasarana dan sarana kerja perlu pentingnya juga disiapkan peralatan kecil,
dipersiapkan sebelum kegiatan pembongkaran antara lain: pahat, pukul besi, cetok, sikat ijuk,
dimulai, termasuk peralatan modern yang pada bor batu, dan lain sebagainya, bahkan disiapkan
tahun 1965 belum terlaksana. Selain kantor dan juga gerinda gigi untuk mengikis endapan pada
gudang yang telah disebutkan di bagian depan, batu yang sudah mengeras.
bangunan untuk konservasi batu perlu dibuat di
area bawah. Di area bawah dibagi beberapa PENUTUP
bagian, mulai dari sebelah timur adalah: lahan
penampungan batu-batu dalam palet hasil Perangkat lunak untuk pengontrolan
pembongkaran; area untuk pembersihan pemugaran ini juga dipersiapkan agar
kering; area untuk pembersihan basah dengan pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai
air dan bahan kimia; ruangan oven dengan dengan rencana. Ada dua macam pengontrolan o
suhu maksimal 60 C; area untuk perbaikan yaitu: Stone Registration System (SRS) dan
batu; area untuk pengawetan; area untuk Project Control System (PCS). Sistem registrasi
penampungan akhir. Peralatan modern di atas batu ini mengkomputerisasi proses jalannya
candi yang perlu disiapkan adalah tower crane batu mulai dari pembongkaran, konservasi,
untuk mengangkut palet yang berisi 9 blok batu sampai ke pemasangan kembali, sehingga
hasil pembongkaran. Di samping itu di atas apab i l a t e rdapa t pe laksanaan yang
candi juga disiapkan beberapa katrol yang menyimpang dari perintah kartu registrasi akan
dilengkapi tali sandat untuk mengangkat diketahui dan segera dikoreksi. Dengan
bongkaran batu yang akan diletakkan ke dalam demikian tidak akan terjadi hilangnya batu dan
palet. Beberapa kendaraan forklift perlu juga kekeliruan pengerjaan.
disiapkan di halaman candi dan di area bawah. Adapun PCS adalah teknik ilmiah untuk
Mengingat area atas dan bawah dipisahkan perencanaan, memonitor, dan pengontrolan
dengan tebing maka perlu disiapkan gantry jalannya proyek dengan sistem komputerisasi.
crane untuk mengangkut palet-palet batu dari Sebenarnya hal ini merupakan bagian dari
area atas menuju tempat penampungan di area manajemen proyek, sehingga bila terjadi
bawah. Sejenis gantry crane yang dapat keterlambatan atau kemajuan jalannya proyek
bergeser juga dipasang di penampungan akhir. segera diketahui dan perlu dicari penyebabnya
Selain peralatan berat tersebut tidak kalah untuk diperbaiki.
217Persiapan Pemugaran IICandi Borobudur
Beberapa kegiatan dalam artikel tersebut DAFTAR PUSTAKA
merupakan pekerjaan persiapan yang penting
Anom, dkk. 2005. The Restoration of untuk menjamin kelancaran pemugaran Candi Borobudur. Paris : United Nations
Borobudur ke dua. Jaminan Candi Borobudur Educational, Scientific and Cultural
akan dapat bertahan sampai 1000 tahun adalah Organization. sesuatu hal yang tidak mudah. Oleh karena itu di
D u m a r c a y, J . 1 9 7 4 . R e p o r t o n dalam proses pemugaran ini perlu dipersiapkan Measurements and Dimensions, Pelita
dengan seksama, rinci, dan penuh perhitungan Borobudur Seri CC No. 3. Jakarta :
yang teliti, termasuk perhitungan faktor Proyek PELITA Restorasi Candi Borobudur, Departemen Pendidikan keselamatan bila terjadi gempa bumi pada 6
dan Kebudayaan.Skala Richter.
Khandelwal, V.K. and Raharjo, B. 1977. Computerized Project Control System for The Restoration of Borobudur Temple, Pelita Borobudur Seri B. 10.
218 Persiapan Pemugaran IICandi Borobudur
Situasi pemugaran II Candi Borobudur
Jakarta : Proyek PELITA Pemugaran Candi Borobudur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Samidi and Santoso, D. 1978. Report on Stone Treatment Practice at The Chemico-Archaeological Department of The Borobudur Restoration Project, Pelita Borobudur Seri B 12. Jakarta : Proyek PELITA Pemugaran Candi Borobudur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Drs. Dukut Santoso, lahir di Surakarta pada tanggal 3
Mei 1950. Bergabung dalam Proyek Pemugaran Candi
Borobudur tahun 1973-1983. Berbagai training course
terutama di bidang konservasi dan pemugaran cagar budaya
pernah diikuti seperti Training Course on Technical
Conservation di Borobudur pada tahun 1971-1974 danTraining
Course on Restoration of Monument di Florence, Italia pada
tahun 1976-1977. Pada tahun 1987 menamatkan pendidikan S1
Arkeologi di Universitas Gadjah Mada. Dikirim dalam
kapasitasnya sebagai expert dalam Restoration of Royal Palace
Site (Phimeanakas) di Siem Riep, Kamboja. Sekembalinya ke
Indonesia diangkat sebagai Kepala Balai Konservasi
Peninggalan Borobudur pada tahun 1999-2006.
BIODATA PENULIS
219Persiapan Pemugaran IICandi Borobudur
Tower crane untuk mengangkut palet yang berisi blok batu hasil pembongkaran berada di atas ring beton yang berfungsi sebagai sabuk candi