Post on 04-Feb-2020
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu, Objek dan Lokasi Penelitian
Identifikasi rantai dan pengukuran kinerja pasok pada komoditas kopi
dilakukan di PT Sinar Mayang Lestari berlokasi di Desa Margamulya wilayah
administrasi Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat Indonesia. Tepatnya di
Jalan Kampung Cigendel RT 03 RW 12, Desa Margamulya, Kecamatan
Pangalengan, Kabupaten Bandung 40378, Jawa Barat, Indonesia. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Januari hingga Februari.
Gambar 5. Lokasi PT Sinar Mayang Lestari (Sumber : Google Maps)
Objek yang akan diteliti yaitu kondisi rantai pasok yang meliputi elemen
rantai pasok, aliran rantai pasok, manajemen rantai pasok dan struktur rantai
pasok, serta melakukan pengukuran kinerja rantai pasok yang meliputi reliabilitas,
responsivitas, adaptabilitas, biaya dan manajemen aset rantai pasok. Pengolahan
data berlangsung di lingkungan kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor
Kabupaten Sumedang.
26
3.2 Metode Penelitian
Menurut hasil datanya penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif
karena penelitian ini akan memaparkan hasil berupa gambaran atau
mendeskripsikan secara jelas sesuai dengan fakta, keadaan, variabel, dan
fenomena yang sedang terjadi serta mudah dipahami, sedangkan metode
penelitian secara garis besar dilakukan melalui survey, teknik partisipatif dan
studi pustaka. Pelaksanaan survey dalam bentuk pengamatan dan penelusuran,
dan penyebaran kuesioner.
Berdasarkan jenis data yang digunakan terbagi menjadi jenis data kualitatif
dan kuantitatif. Deskriptif kualitatif dilakukan dengan menganalisis rantai pasok
kopi di PT Sinar Mayang Lestari dengan metode Food Supply Chain Network
(FSCN) dan dilakukan dengan wawancara secara mendalam kepada elemen yang
terlibat dalam rantai pasok dan akan menghasilkan deskripsi mengenai struktur
serta mekanisme rantai pasok meliputi aliran informasi, aliran produk dan aliran
keuangan. Deskriptif kuantitatif melakukan pengukuran kinerja rantai pasok kopi
di PT Sinar Mayang Lestari yang meliputi penentuan indikator penilaian kinerja
yang didasarkan pada metode Supply Chain Operating Reference (SCOR) dan
dilakukan dengan cara wawancara mendalam serta observasi, hasilnya berupa
sudah terpilihnya indikator penilaian kinerja yang sesuai dengan kondisi
perusahaan, lalu menentukan bobot pada setiap indikator penilaian kinerja rantai
pasok yang sudah terpilih dengan metode perbandingan pasangan pada Analytical
Hierarchy Process (AHP) berdasarkan pendapat pakar dengan hasil berupa
tingkat kepentingan atau bobot pada setiap indikator, setelah itu melakukan
pengukuran nilai kinerja rantai pasok kopi dengan mengintegrasikan bobot setiap
27
indikator yang sudah ada dengan hasil dari persentase perbandingan kondisi
aktual dan kondisi target pada perusahaan tersebut.
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti
dalam melakukan pengumpulan data penelitian. Instrumen yang akan digunakan
pada penelitian ini yaitu :
1. Kuisioner AHP, instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam
proses wawancara yang berupa pengajuan pertanyaan kepada pihak yang
terlibat dalam proses pengolahan kopi di PT Sinar Mayang Lestari,
penjabaran mengenai pertanyaan terkait lebih jelasnya disajikan pada
Lampiran 1.
2. Microsoft Word, Microsoft Excel dan Microsoft Visio, software yang akan
digunakan untuk melakukan pengolahan kata serta data penelitian yang
terdapat pada perangkat laptop dengan spesifikasi processor AMD E1 -
6010 dengan kecepatan 1,35 GHz, memori (RAM) 2 GB, resolusi monitor
1366 x 768 pixel dan sistem operasional Windows 10 Pro 64 – bit.
3. Smartphone, digunakan untuk melakukan dokumentasi gambar serta suara
saat melakukan observasi serta eksplorasi di lapangan.
3.4 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian analisis rantai pasok pada PT Sinar Mayang Lestari
dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan. Alur tahapan penelitian dapat dilihat
pada Gambar 6.
28
Gambar 6. Tahapan Penelitian
3.5 Data yang diperlukan
Penelitian yang dilakukan ini membutuhkan beberapa data untuk
dianalisis. Beberapa contoh data yang dibutuhkan disajikan pada Tabel 7.
29
Tabel 7. Data Yang Diperlukan
Tujuan Penelitian Data yang diperlukan
Identifikasi kondisi
rantai pasok
1. Aliran rantai pasok : Aliran informasi, Aliran Produk,
Aliran keuangan
2. Manajemen rantai pasok : kontrak kerjasama yang
terjalin
3. Struktur rantai pasok : elemen dan perannya
4. Proses bisnis : hubungan setiap proses dan siapa pelaku
bisnisnya
5. Sumber daya rantai pasok : sumber daya yang
digunakan
Penentuan metrik
kinerja
Metrik yang sesuai dengan kondisi perusahaan, metrik
mengacu kepada metode Supply Chain Operations
Reference
Penentuan bobot
setiap metrik kinerja Bobot pada setiap indikator penilaian kinerja rantai pasok
Pengukuran kinerja
rantai pasok
1. Reliabilitas : pesanan terkirim penuh, ketepatan lokasi
pengiriman, pesanan kondisi sempurna
2. Responsivitas : waktu siklus pengadaan, waktu siklus
pembuatan, waktu siklus pengiriman, waktu siklus
pengolahan
3. Adaptabilitas : adaptabilitas rantai pasok atas,
adaptabilitas rantai pasok bawah
4. Biaya : biaya bahan baku, biaya produksi, biaya
pengiriman
5. Manajemen Aset : waktu siklus kas, lama pembayaran
utang, lama penerimaan piutang
3.6 Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan terbagi menjadi dua sumber data, yaitu data primer
dan data sekunder. Metode pengumpulan data primer yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu dengan metode pendekatan secara partisipatif, observasi
lapangan serta wawancara para pelaku yang terlibat dalam rantai pasok dari mulai
proses pendapatan bibit kopi yang digunakan sampai dengan proses
pendistribusian produk kopi sampai kepada konsumen. Metode pengumpulan data
primer selanjutnya yaitu penyebaran kuisioner kepada responden yang
berkompeten pada bidang pengolahan kopi dan pengamatan mengenai kondisi
rantai pasok. Metode partisipatif merupakan metode untuk pengumpulan data
30
yang dilakukan dengan cara penulis ikut terlibat langsung dalam setiap aspek
yang tejadi pada proses rantai pasok kopi di PT Sinar Mayang Lestari. Sementara
metode pengumpulan data sekunder yang dilakukan yaitu melalui studi pustaka,
penelusuran internet dan jurnal – jurnal terkait dan data produksi kopi pada tahun
2018. Metode pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Data Primer Dan Data Sekunder
Tujuan
Penelitian
Jenis
Data
Metode Pengumpulan
Data Metode Pengolahan Data
Identifikasi
kondisi rantai
pasok
Primer Pengamatan lapangan
dan wawancara serta
penemuan dokumen
atau foto terkait rantai
pasok
Analisis deskriptif
menggunakan metode Food
Supply Chain Network dan
pemetaan kondisi rantai
pasok menggunakan Rich
Picture Diagram
Penentuan
metrik kinerja
Primer Wawancara Mengacu pada metode
Supply Chain Operations
Reference
Pembobotan
metrik kinerja
Primer Wawancara dan
kuisioner
Perbandingan pasangan
AHP
Pengukuran
kinerja rantai
pasok
Sekunder Wawancara Pengukuran kinerja rantai
pasok menggunakan metode
Supply Chain Operations
Reference
3.7 Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif berdasarkan metode Van der Vorst dan metode SCOR (Supply Chain
Operations Reference). Metode analisis deskriptif ini menggunakan konsep Van
der Vorst untuk menganalisis struktur, mekanisme, proses bisnis, sumber daya,
dan manajemen rantai pasok yang di dalamnya termasuk analisis aliran produk,
aliran informasi dan aliran keuangan berdasarkan informasi yang diperoleh dari
wawancara, observasi lapangan, studi pustaka. Pengukuran kinerja rantai pasok
menggunakan metode SCOR (Supply Chain Operations Reference) untuk
mengukur kinerja rantai pasok yang didasarkan pada metriks kinerja, pembobotan
31
metriks atau penentuan prioritas indikator pengukuran kinerja dilakukan
berdasarkan pendapat responden yang kemudian diolah menggunakan metode
AHP (Analytic Hierarchy Process).
3.7.1 Pemetaan kondisi rantai pasok menggunakan RPD (Rich Picture
Diagram)
Pemetaan kondisi rantai pasok merupakan tahapan selanjutnya yang
dilakukan sebelum mengidentifikasi kondisi rantai pasok, metode yang digunakan
untuk melakukan pemetaan kondisi rantai pasok ini menggunakan rich picture
diagram (RPD), kondisi rantai pasok tersebut meliputi struktur rantai pasok,
elemen rantai pasok, aliran rantai pasok, manajemen rantai pasok, proses bisnis
dan sumber daya rantai pasok. Metode ini akan menggambarkan kondisi rantai
pasok yang kompleks secara menyeluruh dalam bentuk diagram yang saling
berkaitan, metode ini bersifat fleksibel yang dapat digunakan secara efektif untuk
sejumlah tujuan, termasuk fase analisis sistem dan desain.
Pemetaan kondisi rantai pasok diawali dengan mengidentifikasi data – data
yang berkaitan dengan rantai pasok yang dibuat ke dalam gambar acak. Hasil dari
gambar acak rantai pasok tersebut diklasifikasikan berdasarkan tiga bagian utama
rantai pasok yaitu upstream supply chain, internal supply chain dan downstream
supply chain sehingga menghasilkan peta kondisi yang memberikan informasi
rantai pasok yang lebih terstruktur dan mudah dipahami.
3.7.2 Identifikasi Struktur dan Mekanisme Rantai Pasok menggunakan
Metode FSCN (Food Supply Chain Network)
Menurut (Vorst, 2006) terdapat empat elemen dasar rantai pasok yang
dapat diidentifikasi untuk menganalisis rantai pasok yang terjadi. Empat elemen
32
tersebut akan mendeskripsikan, menganalisis dan atau mengembangkan rantai
pasok yang terstruktur, empat elemen tersebut yaitu :
1. Struktur Rantai Pasok
Struktur rantai ini yang membatasi ruang lingkup rantai pasok dan
mendeskripsikan pelaku rantai pasok maupun sebuah kelembagaan yang
saling berkaitan membentuk suatu jaringan serta menjabarkan peranannya
masing – masing. Menganalisis struktur rantai pasok ini bertujuan untuk
mengetahui pelaku rantai pasok yang berperan penting dalam keberhasilan
proses rantai pasok.
2. Rantai Proses Bisnis
Rantai proses bisnis merupakan serangkaian aktivitas bisnis yang terjadi
dalam rantai pasok yang bertujuan menghasilkan output tertentu, bisa
berupa jenis produk fisik, jasa maupun informasi yang dirancang secara
terstruktur untuk sebuah pelanggan. Elemen ini membedakan proses bisnis
seperti pengembangan produk baru, pemasaran, keuangan dan manajemen
hubungan pelanggan.
3. Jejaring dan manajemen rantai yang melambangkan sebuah koordinasi
serta manajemen struktur dalam proses pelaksanaan yang melibatkan antar
pelaku rantai pasok pada proses pelaksanaannya. Sistem manajemen dan
perilaku elemen rantai pasok merupakan hambatan yang akan
berpengaruh pada kepercayaan, komitmen dan keterbukaan masing –
masing pelaku rantai pasok.
4. Sumber daya rantai merupakan sumber daya yang berperan dalam
menghasilkan produk dan mendistribusikan kepada kosnumen mencakup
33
sumber daya manusia, mesin, informasi, sistem informasi dan infrastruktur
informasi yang terlibat dalam pelaksanaanya.
Kerangka analisis identifikasi rantai pasok dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Kerangka analisis identifikasi rantai pasok (Vorst, 2006)
3.7.3 Pengukuran Kinerja Rantai Pasok dengan Metode SCOR (Supply
Chain Operations Reference)
Metode SCOR (Supply Chain Operations Reference) adalah metode yang
digunakan untuk mengevaluasi dan membandingkan kegiatan maupun kinerja
rantai pasok. Metode SCOR dapat mengukur kinerja rantai pasokan perusahaan,
meningkatkan kinerjanya, dan mengkomunikasikan kepada pihak – pihak yang
terlibat. Setiap proses atau aktivitas rantai pasok yang terjadi di dalam perusahaan
dibagi ke dalam tiga level (hierarki). Level 1 merupakan pemodelan proses yang
didefinisikan ke dalam lima bagian yaitu : plan, source, make, deliver dan return.
Level 2 merupakan penjabaran dari Level 1 yang terbagi dalam beberapa jenis dan
kategori proses meliputi nilai tambah, kualitas, dan risiko. Level 3 merupakan
atribut kinerja yang didefinisikan sebagai aktivitas yang dijalankan oleh
perusahaan, atribut kinerja mencakup reliabilitas rantai pasok, responsivitas rantai
34
pasok, adaptabilitas rantai pasok, biaya rantai pasok dan manajemen aset rantai
pasok. Definisi masing – masing atribut kinerja tersebut dijelaskan pada Tabel 9.
Tabel 9. Atribut Kinerja Rantai Pasokan Beserta Metrik Kinerja Atribut Kinerja Definisi Metrik Level 1
Reliabilitas
Rantai Pasok
Performa rantai pasokan perusahaan dalam
memenuhi pesanan pembeli dengan produk,
jumlah, waktu, kemasan, kondisi dan
dokumentasi yang tepat sehingga mampu
memberikan kepercayaan kepada pembeli
bahwa pesanannya akan dapat terpenuhi
dengan baik.
Pesanan
terkirim secara
utuh
Ketepatan
kuantitas
pengiriman
Pesanan
kondisi
sempurna
Responsivitas
Rantai Pasok
Kecepatan rantai pasok perusahaan dalam
memenuhi pesanan konsumen.
Waktu
pemenuhan
pesanan
Waktu siklus
pengemasan
Waktu siklus
penjadwalan
pengiriman
Waktu
pengolahan
Adaptabilitas
Rantai Pasok
Kemampuan untuk beradaptasi terhadap
perubahan pasar utuk memelihara keuntungan
kompetitif rantai pasok.
Fleksibilitas
rantai pasokan
atas
Penyesuaian
rantai pasokan
atas
Penyesuaian
rantai pasokan
bawah
Biaya rantai
pasok
Biaya yang berkaitan dengan pelaksanaan
proses rantai pasokan.
Biaya Komersil
Biaya produksi
Biaya
pengiriman
Manajemen
aset rantai
pasok
Efektifitas suatu perusahaan dalam
memanajemen asetnya untuk mendukung
terpenuhinya kepuasan konsumen.
Siklus Cash to
Cash
Lama
pembayaran
hutang
Lama
penerimaan
piutang Sumber : (Supply Chain Council, 2010)
35
Level 4 terdiri dari metrik kinerja yang tergabung ke dalam atribut kinerja,
metrik kinerja dapat diartikan sebagai indikator – indikator penilaian kinerja yang
dinyatakan dalam ukuran kuantitatif. Banyaknya metrik dan tingkatan metrik yang
digunakan serta disesuaikan dengan jenis dan banyaknya proses, serta tingkatan
proses rantai pasokan yang diterapkan di dalam perusahaan yang bersangkutan,
sehingga tidak semua indikator yang disediakan dalam model SCOR digunakan
untuk mengukur suatu kinerja rantai pasok (Supply Chain Council, 2010).
Pengukuran kinerja rantai pasok dibagi ke dalam tiga tahap yaitu penentuan
metrik kinerja, pembobotan metrik kinerja dan perhitungan metrik kinerja.
1. Penentuan metrik kinerja
Metode SCOR terdiri dari 116 metrik sehingga perlu dilakukan penentuan
metrik yang akan digunakan untuk pengukuran kinerja rantai pasok. Penentuan
metrik kinerja akan disesuaikan dengan kondisi perusahaan serta proses yang
terjadi di dalam perusahaan. Penentuan metrik kinerja akan dilakukan dengan cara
melakukan wawancara secara mendalam kepada responden yang berkompeten
dalam bidang pengolahan awal kopi sampai dengan produk siap didistribusikan.
Responden yang dipilih yaitu seorang kepala perusahaan dari PT Sinar Mayang
Lestari. Metrik kinerja yang sudah terpilih kemudian disusun menjadi struktur
hierarki.
2. Pembobotan metrik kinerja
Pembobotan metrik kinerja dilakukan dengan metode perbandingan
pasangan AHP melalui kuisioner yang dibagikan kepada pakar. Kuisioner
pembobotan metrik kinerja dapat dilihat pada Lampiran 1. Pakar yang dipilih
merupakan orang yang ahli serta paham mengenai keadaan perusahaan maupun
36
proses pengolahan kopi dari hulu hingga hilir. Pembobotan metrik ini akan
menghasilkan tingkat kepentingan dari masing – masing metrik kinerja yang
diperoleh dari pendapat pakar.
3. Perhitungan nilai kinerja rantai pasok
Perhitungan nilai kinerja rantai pasok dilakukan dengan mengalikan nilai
metrik kinerja dengan bobot setiap metrik yang sudah didapatkan. Nilai metrik
kinerja merupakan nilai perbandingan data aktual dan data target perusahaan pada
periode tertentu dan akan menghasilkan nilai persentase pencapaian target dari
perusahaan tersebut. Data aktual dan target yang digunakan disesuaikan dengan
metrik kinerja. Perhitungan nilai kinerja rantai pasok lebih jelasnya disajikan pada
persamaan di bawah ini :
A. Perhitungan Berdasarkan Atribut Kinerja Reliabilitas
Pemenuhan Pesanan (X1) = (a
b) x 100% x bobot metrik X1
Akurasi kuantitas pengiriman (X2) = (c
d) x 100% x bobot metrik X2
Pesanan kondisi sempurna (X3) = (e
d) x 100% x bobot metrik X3
Keterangan:
a = Jumlah pesanan yang terpenuhi (Kg)
b = Target total penjualan (Kg)
c = Jumlah pesanan yang dikirim sesuai dengan kuantitas (Kg)
d = Target total pesanan yang dikirim (Kg)
e = Jumlah pesanan yang dikirim dengan kondisi sempurna (Kg)
B. Perhitungan Berdasarkan Atribut Kinerja Responsivitas
Waktu siklus pemenuhan pesanan (X4) = (f + g + h
i + j + k) x 100% x bobot metrik X4
Waktu siklus pengemasan (X5) = (l
m) x 100% x bobot metrik X5
Waktu siklus penjadwalan pengiriman (X6) = (n
o) x 100% x bobot metrik X6
Waktu siklus pengolahan (X7) = (g
j) x 100% x bobot metrik X7
37
Keterangan:
f = Waktu pengadaan (Hari)
g = Waktu pengolahan (Hari)
h = Waktu penjadwalan pengiriman (Hari)
i = Target waktu pengadaan (Hari)
j = Target waktu pengolahan (Hari)
k = Target waktu penjadwalan pengiriman (Hari)
l = Waktu pengemasan (Menit/Karung)
m = Target waktu pengemasan (Menit/Karung)
n = Jumlah waktu yang perlukan untuk melakukan pengiriman setelah produk
selesai diproduksi / hari persediaan pasokan (Hari)
o = Target jumlah waktu yang perlukan untuk melakukan pengiriman setelah
produk selesai diproduksi / hari persediaan pasokan (Hari)
C. Perhitungan Berdasarkan Atribut Kinerja Adaptabilitas
Penyesuaian rantai pasok atas (X8) = (p
q) x 100% x bobot metrik X8
Penyesuaian rantai pasok bawah (X9) = (r
s) x 100% x bobot metrik X9
Fleksibilitas rantai pasok atas (X10) = (t
u) x 100% x bobot metrik X10
Keterangan:
p = Jumlah produksi dalam 30 hari (Kg)
q = Target jumlah produksi dalam 30 hari (Kg)
r = Jumlah penurunan produksi selama 30 hari (Kg)
s = Target total penurunan produksi selama 30 hari (Kg)
t = Total waktu yang diperlukan untuk meningkatkan produksi sebanyak 20%
(Hari)
u = Target total waktu yang diperlukan untuk meningkatkan produksi
sebanyak 20% (Hari)
D. Perhitungan Berdasarkan Atribut Kinerja Biaya
Biaya Komersil (X11) = (v
w) x 100% x bobot kinerja X11
Biaya produksi (X12) = (y
z) x 100% x bobot kinerja X12
Biaya pengiriman (X13) = (aa
bb) x 100% x bobot metrik X13
Keterangan:
v = Biaya komersil (Rupiah/Bulan)
w = Target total biaya komersil (Rupiah/Bulan)
y = Biaya produksi (Rupiah/Kg)
z = Target biaya produksi (Rupiah/Kg)
aa = Biaya pengiriman (Rupiah/Kg)
bb = Target biaya pengiriman (Rupiah/Kg)
38
E. Perhitungan Berdasarkan Atribut Kinerja Manajemen Aset
Waktu siklus kas (X14) = (n+cc−ff
o+dd−gg) x 100% x bobot metrik X14
Lama pembayaran utang (X15) = (cc
dd) x 100% x bobot metrik X15
Lama penerimaan piutang (X16) = (ff
gg) x 100% x bobot metrik X16
Keterangan:
n = Jumlah waktu yang perlukan untuk melakukan pengiriman setelah produk
selesai diproduksi / hari persediaan pasokan (Hari)
o = Target jumlah waktu yang perlukan untuk melakukan pengiriman setelah
produk selesai diproduksi / hari persediaan pasokan (Hari)
cc = Lama pembayaran hutang (Hari)
dd = Target lama pembayaan hutang (Hari)
ff = Lama penerimaan piutang (Hari)
gg = Target lama penerimaan piutang (Hari)
Nilai persentase yang dihasilkan dari perbandingan data aktual dan data
target kemudian diintegrasikan dengan bobot pada setiap metrik yang sudah
didapatkan sehingga akan menghasilkan nilai kinerja pada masing – masing
metrik kinerja. Nilai pada masing – masing kinerja kemudian dijumlahkan
berdasarkan atribut kinerjanya sehingga menghasilkan nilai dari masing – masing
atribut kinerja. Nilai setiap atribut kinerja kemudian dikalikan dengan bobot
atributnya lalu dijumlahkan dan menghasilkan nilai kinerja rantai pasok. Nilai
kinerja rantai pasok yang sudah didapatkan kemudian diklasifikasikan
berdasarkan klasifikasi nilai kerja yang ditetapkan menurut (Monzcka &
Handfield, 2011). Klasifikasi nilai standar kinerja disajikan dalam Tabel 10.
Tabel 10. Klasifikasi Nilai Standar Kinerja Rantai Pasok
Nilai Kinerja Kriteria
95 – 100 Sangat baik (Excellent)
90 – 94 Baik (Above Average)
80 – 89 Sedang (Average)
70 – 79 Kurang (Below Average)
60 – 69 Sangat Kurang (Poor)
<60 Buruk (Unacceptable) Sumber : (Monzcka & Handfield, 2011).