Post on 02-Jul-2015
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Praktek kerja lapangan merupakan kurikulum dari program studi D3
jurusan Analis Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara-Medan.
Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan Analis Farmasi
di industri Makanan dan Minuman. Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
ini mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan/mempraktekkan ilmu yang
diperoleh di bangku kuliah serta membandingkannya dengan cara kerja
dilapangan.
Penulis memilih tempat PKL di PT. Sinar Sosro KPB Deli Serdang
Medan, karena penulis ingin mengetahui secara langsung bagaimana cara
pembuatan Teh Botol Sosro, bahan baku utama yang digunakan, jenis-jenis
produk yang dihasilkan dan pengolahan limbahnya. Disini penulis dapat langsung
menerapkan ilmu yang diperoleh tentang analisa-analisa yang dilakukan terhadap
air yang digunakan untuk proses produksi Teh Botol Sosro serta terhadap produk
minuman yang diproduksi oleh PT. Sinar Sosro. Dalam pelaksanaan PKL
mahasiswa ditempatkan di Laboratorium Quality Control. Dengan PKL ini
diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmunya serta dapat meningkatkan
nalarnya untuk menghadapi permasalahan pada praktek kerja secara terpadu dan
ilmiah.
2
1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan adalah kurikulum yang wajib dilaksanakan oleh
mahasiswa program studi D3 Analis Farmasi USU Medan. Adapun tujuan dari
Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan
D3 Analis Farmasi USU Medan.
2. Untuk mengaplikasikan teori dan praktik analisis laboratorium yang
diperoleh pada masa perkuliahan dengan lingkungan kerja secara nyata.
3. Untuk memperkenalkan situasi kerja yang sebenarnya, sehingga
mahasiswa/i dapat menyesuaikan diri pada, saat terjun di tengah-tengah
lingkungan perusahaan
4. Dapat menguji dan mengukur kemampuan individu dalam menghadapi
situasi kerja yang sesungguhnya, baik mengenai sistem maupun
mekanisme yang berlaku
5. Untuk membina mental mahasiswa/i terhadap lingkungan yang
sesungguhnya baik kesiapan menghadapi tugas—tugas yang diberikan
perusahaan maupun dalam membina hubungan kerja
6. Untuk menambah pengalaman mahasiswa/i di dalam melaksanakan PKL
suatu perusahaan.
3
BAB 2
TINJAUAN UMUM PT. SINAR SOSRO MEDAN
2.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Sejarah bermulanya usaha keluarga Sosro dimulai di Slawi. Nama dagang
Sosro adalah penggalan dari nama pemiliknya sendiri, yaitu Sosrodjojo. Sebuah
nama yang sederhana dan mudah diingat. Kemudian bisnis yang semakin
berkembang ini diteruskan oleh putra-putra Bapak Sosrodjojo dan saat ini sudah
beralih ke generasi ke-3 (cucu Bapak Sosrodjojo). Salah satu dari pabrik Teh
Botol Sosro yang ada di Indonesia adalah PT. Sinar Sosro KPB Deli Serdang
Medan dan berada dibawah pengawasan Head Office PT. Sinar Sosro Jakarta.
PT. Sinar Sosro KPB Deli Serdang Medan adalah suatu perusahaan swasta
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), yang bergerak dalam industri
pembuatan minuman ringan yang tidak menggunakan bahan pengawet.
Perusahaan ini diresmikan pada tanggal 28 Juli 1984 dengan nama PT. Toba
Sosro Kencono oleh Gubernur Sumatera Utara pada saat itu. Perusahaan ini
berdomisili di JI. Raya Medan-Tanjung Morawa KM 14,5 Desa Bangun Sari
Baru, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera
Utara.
Pada tanggal 2 Januari 1995, perusahaan ini berganti nama menjadi PT.
Reksobudi Adijaya. Pada tanggal 1 Januari 2000 Perusahaan ini bergabung
4
dengan Sosro Group, dengan pusat PT. Sinar Sosro Jakarta dan berganti nama
menjadi PT Sinar Sosro KPB Deli Serdang–Medan.
Pabrik Teh Botol Sosro pertama kali didirikan pada tahun 1974 di Jakarta oleh
tiga orang saudara dari keluarga Bapak Sosrodjojo, yaitu, Soerjanto
Sosrodjojo, Soejipto Sosrodjojo dan Soegiharto Sosrodjojo dengan nama PT.
Sinar Sosro. Perkembangan bisnis teh yang merupakan teh bubuk dalam
bungkusan, kemudian timbul gagasan baru dari pemilik perusahaan untuk
memproduksi teh cair manis dalam botol. Teh Botol Sosro rasanya sepat tetapi
tidak pahit, keberhasilan Sosro terletak pada kemampuan mengubah teknologi secara
tradisional menjadi teknologi yang modern. Titik pemikiran semula menjual
teh secara poci kemudian t imbul ide bagaimana agar bisa
mengembangkannya, meningkatkan efisiensi dalam waktu penyeduhan teh,
namun tetap mempunyai standart dalam poci. Kemudian penelitian dilakukan di
Jerman Barat, hasilnya menunjukkan bahwa Teh Botol Sosro yang dihasilkan
tidak memakai bahan pengawet agar tetap mempunyai mutu atau kwalitas standard
untuk tahan lama ini semua dilakukan melalui proses sterilisasi yang cukup.
Sampai saat ini pabrik Teh Botol Sosro yang ada di Indonesia berada di bawah
Sosro, Group ada sebanyak 9 pabrik yang tersebar diberbagai daerah yaitu :
1. PT. Sinar Sosro KPB Cakung yang berkedudukan di Cakung Wilayah
Jakarta Timur, dimana HO sebagai kantor pusat di Cakung.
2. PT. Sinar Sosro KPB Tambun berkedudukan di Tambun-Bekasi (Jawa
5
Barat).
3. PT. Sinar Sosro KPB Gresik berkedudukan di Gresik-Surabaya (Jawa
Timur).
4. PT. Sinar Sosro KPB Deli Serdang berkedudukan di Tanjung Morawa -
Medan (Sumatera Utara).
5. PT. Sinar Sosro KPB Ungaran berkedudukan di Ungaran-Semarang (Jawa
Tengah).
6. PT. Sinar Sosro KPB Pandeglang berkedudukan di Pandeglang
(Banten).
7. PT. Sinar Sosro KPB Gianyar berkedudukan di Gianyar-Denpasar
(Bali).
8. PT. Sinar Sosro KPB Cibitung berkedudukan di Cibitung-Bekasi.
9. PT. Sinar Sosro KPB Palembang berkedudukan di Palembang
(Sumatera Selatan).
Sehubungan dengan semakin besarnya permintaan pasar terhadap hasil
produksi maka pada tanggal 7 Juni 2000 diresmikan pemakaian mesin produksi yang
barn di PT. Sinar Sosro Cabang Deli Serdang-Medan dengan kapasitas yang lebih
besar dari sebelumnya yang merupakan mesin pertama di dunia yang memproduksi
teh botol pada tahun 1974.
Adapun produk Teh Botol Sosro yang dihasilkan atau diproduksi di PT. Sinar
Sosro Cabang Deli Serdang-Medan dipasarkan diseluruh wilayah pulau Sumatera
6
yang pemasarannya meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan
Kepulauan Riau.
2.2. Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi dan Managemen merupakan salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi kelancaran dan perkembangan dari suatu perusahaan. Adanya
susunan organisasi akan memperlancar koordinasi yang lebih efektif antar
individu.
Organisasi didefinisikan sebagai suatu wadah atau tempat sekelompok
orang yang bekerja sama dengan menggunakan dana, alat-alat dan teknologi serta
mau terikat dengan peraturan yang ditetapkan.
2.2.1. Uraian Tugas dan Wewenang
Pembagian kerja dalam organisasi dilakukan menurut struktur yang
telah ditetapkan dimana setiap personil akan diberikan tugas dasar
kualifikasi dan tanggung jawabnya. Adapun tugas dan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing bagian pada PT. Sinar Sosro adalah sebagai
berikut:
1. General Manager
Tugas :
Melaksanakan koordinasi tugas masing-masing fungsi yang
berbeda dibawah pengelolaannya sesuai dengan struktur organisasi
yang ditetapkan
Mengendalikan dan mengevaluasi produksi dari segi biaya, mutu dan
7
waktu secara berkala
Mengambil keputusan dan kebijakan sehubungan dengan arch dan
sasaran perusahaan yang diinginkan.
2. Manager Produksi dan Maintenance
Tugas :
Mengupayakan tercapainya sasaran produksi, perbaikan proses produksi
secara berkesinambungan dalam sistem produksi yang effisien dan
efektif.
Bertanggung jawab atas pengendalian persediaan bahan baku,
bahan penunjang dan proses produksi
Mengupayakan terlaksananya keselamatan dan kesehatan kerja
3. Manager Accounting dan Finance
Tugas :
Merencanakan dan mengawasi kegiatan pelaksanaan pembukuan dan
keuangan perusahaan
Mengurus semua hal yang berhubungan dengan pajak dan asuransi
perusahaan
Memerikas dan menganalisa data dan laporan keuangan
perusahaan.
4. Manager Personalia dan Umum
Tugas :
8
Merencanakan jumlah tenaga kerja, penerimaan dan pemberhentian
tenaga kerja perusahaan.
Menyelesaikan sernua urusan yang berhubungan dengan
pemerintah dan masyarakat.
Mengadakan pengawasan tehadap karyawan perusahaan.
5. Manager Quality Control
Tugas :
Melaksanakan program-progam pengendalian mutu produksi untuk
memastikan bahwa produk-produk yang dihasilkan secara
konsisten memenuhi standat mutu yang berlaku.
Mempelajari keluhan konsumen mengenai mutu produk,
menerapkan langkah-langkah perbaikan tindak lanjut.
2.2.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Tenaga kerja di PT.Sinar Sosro KPB Deli Serdang-Medan direkrut dari
tenaga kerja bangsa Indonesia. Sebagian besar tenaga kerja direkrut dari
penduduk sekitar pabrik. Jumlah tenaga kerja pada PT.Sinar Sosro KPB
Deli Serdang Medan sampai bulan Maret 2007 sebanyak 275 orang karyawan.
Agar perusahan dapat berjalan dengan baik dalam melaksanakan
tugas untuk mencapai tujuan maka diperlukan pengatur waktu kerja yang baik.
Sesuai dengan ketentuan peraturan Depnaker RI bahwa jumlah jam kerja
9
seorang adalah 40 jam/minggu, selebihnya diperkirakan jam lembur.
Untuk menyusun suasana kerja yang baik, teratur, dan terarah maka
PT. Sinar Sosro KPB Deli Serdang-Medan menyusun suatu sistem waktu kerja
bagi karyawan yang dibagi atas 3 bagian, yaitu :
1. Khusus bagian administrasi kantor
Tabel 2.1. sistem pembagian keda pada bagian administrasi kantor
Hari Jam Kerja Keterangan
Senin s/d Sabtu 08.00 – 12.00 WIB Bekerja
Senin s/d Sabtu 12.00 – 13.00 WIB Istirahat
Senin s/d Sabtu 13.00 – 16.00 WIB Bekerja
Khusus Jum'at 12.00 – 13.30 WIB Istirahat
2. Khusus untuk bagian produksi
Tabel 2.2. sistem pembagian jam ker a pada bagian produksi
Shift Jam Keda Keterangan
00.00 — 04.00 WIB Bekerja
Shift I 04.00 — 05.00 WIB Istirahat
05.00 — 08.00 WIB Bekerja
08.00 — 12.00 WIB Bekerja
Shift II 12.00 — 13.00 WIB Istirahat
13.00 — 16.00 WIB Bekerja
Khusus Jum'at 12.00 — 13.30 WIB Istirahat
16.00 — 20.00 'WIB Bekerja
10
Shift III 20.00 — 21.00 WIB Istirahat
21.00 — 00.00 WIB Bekerja
00.00 — 05.00 WIB Bekerja
Khusus Sabtu 05.00 — 10.00 WIB Istirahat
10.00 — 15.00 WIB Bekerja
Untuk menciptakan sistem kerja yang berkesinambungan dalam
melaksanakan proses produksi, maka perusahaan membuat sistem giliran kerja
(sistem rotasi shift).
3. Khusus untuk security, hari dan jam kerjanya diatur tersendiri dengan
berpedoman kepada peraturan yang berlaku.
2.3. Tempat dan Waktu PKL
2.3.1. Tempat
Mahasiswa melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT.
Sinar Sosro Cabang Deli Serdang-Medan berlokasi di Jalan
Raya Tanjong Morawa Km 14,5 Medan 20362 Sumatera Utara
- Indonesia.
2.3.2. Waktu
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di laksanakan pada
tanggal 17 Januari 2011 sampai dengan 17 Februari 2011.
11
B A B 3
BAGIAN PRODUKSI
3.1. Pengertian Proses Produksi
Proses produksi adalah segala kegiatan yang dilakukan dari awal
produksi sampai menghasilkan produk jadi. Dalam hal ini proses produksi
yang terjadi di PT. Sklar Sosro berarti kegiatan dari awal pengolahan air
(pemurnian). kemudian pembuatan sirup gula serta penyeduhan teh sampai
pembuatan teh cair manis.
3.1.1. Penyiapan Bahan Baku dari Teh Botol Sosro
Sebelum bahan baku siap untuk diproses sebelumnya bahan tersebut
disimpan sementara di gudang masing-masing bahan baku yaitu gudang
gula dan gudang teh. Adapun bahan baku utama dari Teh Botol Sosro adalah:
1. Daun Teh
Bahan baku Teh Botol Sosro dipilih hanya dari pucuk daun teh
yang dipetik dari perkebunan milik sendiri dengan kualitas selalu dalam
pengawasan dan disimpan dalam gudang khusus kedap air dan kedap udara.
Pengolahannya menagunakan mesin paling modern dari Jerman untuk
menghasilkan produk terbaik dengan standart terjaga. Perkebunan teh
tersebar di beberapa wilayah di Jawa Barat, yaitu di Garut, Tasikmalaya,
dan di Cianjur. Adapun Manfaat dari teh bagi kesehatan adalah:
ü Memperkuat gigi dan mencegah karies pada gigi
12
ü Mengurangi resiko keracunan makanan
ü Memperkuat daya tahan tubuh
ü Mencegah kolesterol
ü Mengoptimalkan metabolisms gula
ü Mencegah pertumbuhan kanker
2. Gula
Gula yang digunakan berasal dari luar negeri yang telah memenuhi
standart perusahaan. Gula tersebut sangat bersih dan murni dibandingkan
dengan gula dari dalam negeri.
3. Air
Air yang digunakan untuk pembuatan Teh Botol Sosro ini adalah yang
berasal dari sumur yang kedalamannya lebih kurang 200 m yang dibuat
memenuhi standart sampai layak untuk digunakan. Warna air baku setelah
dianalisa memenuhi standart yang ditetapkan oleh PT. Sinar Sosro dan
juga telah memenuhi standart kualitas fisik air minum menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 907/ MENKES/SK/VII/2002.
3.1.2. Unit Pendukung Dalam Pembuatan Teh Botol Sosro
1. Power Station
Power Station adalah unit yang berfungsi sebagai penghasil tenaga
listrik untuk menggerakkan unit-unit lainnya.
13
2. Ketel Uap
Ketel Uap adalah alat untuk menghasilkan uap.
3. Decrater
Decrater adalah alat untuk mengangkat botol kosong dari dalam
krat
4. Light Inspection
Light Inspection adalah pemeriksaan kondisi botol kosong atau
isi dengan cara dilewatkan di depan lampu.
5. Filler
Filler adalah unit untuk mengisi teh cair manis ke dalam botol.
6. Crowner
Crowner adalah alat untuk memasang tut-up botol pads botol
yang telah terisi teh cair manis.
7. Crater
Crater adalah alat untuk mengangkat botol yang sudah dikemas ke
dalam krat
8. Depalletizer
Depalletizer adalah alat untuk mengangkat krat yang berisi
botol kosong yang berasal dari pasar dari atas pallet
9. Palletizer
14
Palletizer adalah alat untuk mengangkat krat yang berisi produk
yang sudah jadi ke atas pallet.
3.1.3. Proses Pemurnian Air
Air yang digunakan untuk proses produksi Teh Botol Sosro berasal dari
sumur bor. Sebelum digunakan untuk proses produksi, air tersebut terlebih
dahulu harus melalui proses pemurnian. Proses pemurnian air di PT. Sinar
Sosro Cabang Deli Serdang– Medan meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
· Aerasi
Air yang berasal dari sumur bor yang kedalamannya lebih kurang dari 200
meter dipompakan ke dalam bak reservoar dengan cara menjatuhkan air dari
ketinggian sehingga oksigen terlarut dalam air. Oksigen tersebut digunakan
untuk mengoksidasikan besi dan mangan agar tidak terlarut dalam air.
· Desinfektasi
Air yang telah ditampung dalam bak reservoar diinjeksikan dengan sodium
hipoklorit. Penambahan sodium hipoklorit ini bertujuan untuk
mengurangi jumlah mikroorganisme yang ada dalam air, mengendapkan
lumpur dan untuk mengurangi kadar Besi (Fe) clan Mangan (Mn).
· Penyaringan pada Tangki Sand Filter
Tangki Sand Filter berisi pasir kuarsa kasar dan pasir kuarsa halus masing-
masing sebanyak 750 kg. Sand Filter berfungsi untuk menyaring kotoran
atau untuk menjernihkan air seperti lumpur dan pasir, dan juga untuk
menurunkan kadar Fe.
15
· Penyaringan pada Tangki Carbon Filter
Air yang ada pada tangki ini berasal dari Tangki Sand Filter. Tangki ini
berfungsi untuk menghilangkan rasa, bau, warna, dan sisa sodium hipoklorit.
Air pada tangki ini sebagian digunakan untuk keperluan domestik, jugs
dialirkan ke Tangki Buffer I.
· Penyaringan pada Tangki Softener
Air dari karbon filter dilunakkan dalam softener. Tangki Softener ini berisi
resin dan pasir kuarsa. Pemberian resin berfungsi untuk mengikat kapur
yang terlarut dalam air, menghilangkan kesadahan air sampai 0.
Air pada tangki ini dialirkan untuk pencucian botol, air untuk umpan
boiler, juga air ini dialirkan ke Tangki Buffer II.
· Penampungan di Tangki Buffer
Air yang sudah memenuhi standart ditampung di dalam Tangki Buffer.
Tangki Buffer ada tiga yaitu :
1. Tangki Buffer 1, berisi air dari karbon filter biasanya digunakan untuk
cleaning dan keperluan kamar mandi
2. Tangki Buffer II, berisi air yang berasal dari softener yang digunakan
untuk bottle washer dan pelarutan gula pasir
3. Tangki Buffer III, berisi air campuran dari Tangki Buffer I dan
Tangki Buffer II yang digunakan untuk ekstraksi teh dan sebagian lagi
digunakan untuk bahan baku AMDK (Air Minum Dalam Kemasan).
3.1.4. Proses Pencucian Botol
16
Pada proses pencucian botol kosong yang berada dalam krat diangkat
menggunakan alai Decrater kemudian dilaksanakan penyeleksian terhadap
botol. Botol-botol yang memenuhi standart dimasukkan ke dalam mesin
pencuci botol (Bottle Washer), sedangkan krat-krat akan dicuci di mesin
pencuci krat (Crate Washer). Botol yang dicuci dilewatkan ke presoaking untuk
membuang kotoran yang ada di dalam botol, setelah itu botol dimasukkan ke
bak Lye I. Pada bak ini berisi kaustik dan stabilon, gunanya untuk mencuci
dan mengkilatkan botol. Disini, botol disemprot kemudian dibilas dengan
suhu yang sesuai, kemudian botol-botol tersebut dilanjutkan ke Lye II. Dari Lye
II dibawa ke Hot Water I yang bertujuan untuk mengurangi kadar kaustik yang
ada dalam botol. Dari Hot Water I, botol-botol dilewatkan ke Hot Water II lalu
menuju Fresh Water yang berisi air softener. Maka diperolehlah botol yang
bersih yang ke luar dari alas pencucian botol.
3.2. Proses Pembuatan Teh Botol Sosro
3.2.1. Proses Pembuatan Sirup
Proses ini dilakukan dengan cara memasukkan gula pasir ke dalam
tangki hover dan kemudian gula dilarutkan dengan air panas di dalam Sugar
Dissolver Tank selama 30 merit dengan suhu minimal 70°C. Setelah larut gula
disaring ke dalam Niagara Filter untuk menyaring partikel kasar yang ada
dalam gula. Dari Niagara Filter dilanjutkan ke Cosmos Filter dan Softener
Filter yang gunanya untuk menghilangkan partikel kasar, kotoran yang ada di
dalam gula, menyaring kotoran yang sangat kecil dan untuk mengurangi kapur
17
pada gula.
3.2.2. Penyeduhan Teh
Pada proses penyeduhan teh dilakukan dengan cara memasukkan dawn
teh kering ke tangki ekstraksi yang dilanjutkan diseduh dengan air panas.
Setelah penyeduhan, teh cair pahit di saring ke dalam Niagara Filter untuk
menghilangkan partikel yang halus sehingga diperoleh teh cair pahit yang
bebas dari partikel halus dan kasar.
3.2.3. Pembuatan Teh Cair Manis
Proses pembuatan teh cair manis dilakukan dengan mencampur teh
cair pahit dengan sirup gula yang dilakukan didalam tangki pencampuran (Mix
Tank) dengan perbandingan tertentu sehingga diperoleh kadar gula yang
memenuhi standart Teh Botol Sosro. Teh cair manis yang diperoleh disaring
kembali dan kemudian dialirkan ke unit pasteurisasi.
3.2.4. Proses Pengemasan Teh Botol
Pada proses ini, botol-botol yang sudah bersih melalui conveyor akan
diseleksi di mesin opticscan dan selektor di Pos 11. Kemudian botol-botol
tersebut diisi dengan Teh Cair Manis (TCM) di mesin Filler. Sebelum diisi ke
dalam botol, TCM harus dipasteurisasi terlebih dahulu. Dalam keadaan panas,
botol-botol yang berisi TCM langsung ditutup oleh Crowner menggunakan
tutup botol yang telah disterilkan terlebih dahulu.
3.3. Jenis-jenis Produk yang Dihasilkan
18
PT. Sinar Sosro KPB Deli Serdang–Medan menghasilkan jenis produk antara
lain:
- Teh Botol Sosro
- Air minum dalam kemasan Prim-A galon 19 liter
- Fruit Tea yang dikemas dalam botol, dan dalam tetra pack dengan berbagai
rasa bush
BAB 4
19
TINJAUAN PENGAWASAN MUTU
4.1. Pengawasan mutu teh botol sosro
4.1.1. Pengawasan mutu sebelum proses produksi
1. Analisa mutu terhadap bahan baku teh
Pengawasan terhadap bahan baku the yaitu the kering nya yaitu
meliputi:
kadar air
kadar tannin
2. Analisa mutu air pada water treatment
Analisa air dilakukan sebelum proses produksi dan pada titik
pengambilan sampel tertentu perlu di lakukan analisa secara kontinyu.
Untuk pengambilansampel pada bak penampung, saringan karbon,
tangki penyimpanan sementara I, II, III. Parameter yangdiuji adalah
sebagai berikut:
kesadahan (total hardness)
pH
Cl-
Fe2+
Mn2+
20
TDS (total dissolved solid)
Alkalinitas
Analisa mutu air pada water treatment terdiri dari analisa secara
kontinyu, yaitu :
a. Penetapan kesadahan
Alat-alat : - gelas erlemeyer
- Gelas ukur
- Buret
Bahan- bahan : - Tablet indicator penyangga
- Larutan amoniak
- Larutan titripleks
Prosedur :
Ambil sampel yang akan di tentukan kesadahan nya sebanyak 100
ml (contoh yang berwarna gelap perlu di lakukan pengenceran)
Masukkan sampel ke dalam gelas erlemeyer
Tambahkan 1 butir tablet indicator penyangga
Tambahkan larutan amoniak sebanyak 1 ml
Kemudian kocok sampai tercampur sempurna, jika terjadi warna
hijau maka kesadahan total = 0
21
Jika tidak, titrasi dengan larutan tritipleks sampai terjadi perubahan
warna
Catat volume titripleks yang terpakai
Perhitungan :
Kesadahan (0dH) = jumlah titripleks yang terpakai
b. Pengukuran ph air
Alat – alat : - pengukur ph
- gelas kecil
Prosedur :
Bilas gelas kecil dengan air sampel yang akan di periksa sebanyak
2 kali
Masukkan sampel ke dalam gelas kecil
Masukkan elektroda pengukur ph ke dalam gelas tersebut, biarkan
beberapa saat sampai pembacaan pada petunjuk konstan
Angka pada penunjuk menunjukkan nilai ph tersebut
c. Pemeriksaan klorida
Alat- alat : - erlemeyer
- pipet volum
- Buret
22
Bahan – bahan : - larutan AgNO3
- larutan K2CrO4
Prosedur :
Ambil 25 ml contoh air, masukkan ke dalam erlemeyer
Tambahkan 3 tetes K2CrO4
Titrasi dengan AgNO3 hingga berwarna merah bata
Catat volume AgNO3 yang terpakai.
Perhiitungan :
( ppm )Cl=ml Agno3 × N AgNo3 ×35.5ml sampel
×100
d. Pemeriksaan kadar besi total
Alat – alat : - comperator aquaquant Fe 1. 14403
- reagen aquaquant Fe.1. 14403
Prosedur :
Bilas tabung comperator dengan air yang akan di periksa
Isi kedua tabung dengan air sampai batas tanda
Tambahkan 5 tetes reagen ke salah satu tabung krmudian kocok
Biarkan lebih kurang selama 3 menit
Bandingkan warna yang terbentuk dengan comperator
Baca mg/liter besi pada skala comperator
e. Pemeriksaan mangan
23
Alat –alat : - comperator aquaquant mn 1.14406
- reagent aquaquant mn 1. 14406
Prosedur :
bilas kedua tabung dengan air sempel
isi kedua tabung dengan sampel sampai tanda tera
tambahkan 3 tetes mn-1A ke dalam tabung
tambahkan 4 tetes mn-2A ke dalam tabung dan diam kan selama 2
menit
tambahkan 4 tetes mn-3a ke dalam tabung dan didiamkan selama 5
menit
setelah 5 menit bandingkan warnanya pada comperator
f. pemeriksaan TDS (total dissolved solid)
Alat-alat :- TDS meter
- Gelas kecil
Prosedur :
Bilas gelas kecil dengan sampel yang akan diperiksa sebanyak 2
kali
Masukkan sampel kedalam gelas tersebut, biarkan beberapa menit
sampai pembacaan pada display konstan
Angka pada display menunjukkan nilai TDS air tersebut
24
g. Penetapan Turbidity
Alat-alat : Turbidymeter 2100 p
Bahan : Aquadest
Prosedur :
Ambil contoh air dalam wadah bersih (sampel air harus
mempunyai suhu ruangan yang bebas gelembung udara)
Bilas tabung dengan sampel air hingga bersih, kemudian
masukkan sampel air secara perlahan kedalam tabung sampai
batas leher tabung
Masukkan tabung sampel ke dalam chamber alat tutup
Tekan tombol power dan tunngu sampai menunjukkan angka
0,00 NTU (Nephelometri Turbidity Unit)
Kemudian tekan tombol READ dan tunggu beberapa saat
sampai terlihat angka yang menunjukkan nilai turbidity sampel
tersebut.
h. Penetapan P-Alkalinitas dan M-Alkalinitas
Alat-alat : - Erlenmeyar 250 ml
- Pipet volume
Bahan-bahan : - Asam sulfat 0,02N
- Indikator Phenolftalein
25
- Indikator Metil orange
Prosedur :
Sebanyak 25 ml sampel dimasukkan kedalam erlenmeyr dan
ditambahkan 2 tetes indicator phenolftalein
Jika berwarna merah muda titrasi dengan Asam Sulfat 0,02N
sampai tidak berwarna (A ml)
Tambah 2 tetes indikator metal orange dan dilanjutkan dengan
menggunakan Asam Sulfat 0,02N sampai warna kuning berubah
menjadi merah muda(B ml).
Perhitungan :
P-Alkalinitas = A× W ×1000ml contoh
M-Alkalinitas = ( A+B ¿×W ×1000 ml contoh
W adalah nilai N Asam Sulfat yang telah disetarakan dengan mg
ml CaCO3.
3. Analisa Mutu Pada Air Ketel Uap (Boiler)
Adapun parameter-parameter yang digunakan pada pengendalian
mutu pada ketel uap adalah :
26
Ph
Konduktivitas
P-Alkalinitas, M-Alkalinitas, dan O-Alkalinitas
Kesadahan
Silika
Besi
Posfat
Sulfit
Berikut step by step analisa mutu pada ketel uap :
a. Penetapan Alkalinitas Pada Air Ketel Uap
Alat-alat : - Erlenmeyer
- Pipet volume
Bahan-bahan : - H2SO4 0,02N
- Indikator Phenolftalein
- Indikator Metil orange
Prosedur :
Dinginkan sampel pada air mengalir dalam keadaan tertutup
Dipipet 25 ml sampel air ke dalam Erlenmeyer dan tambah 2
tetes indiakator Phenolftalein
27
Titrasi dengan H2SO4 0,02N sampai menjadi tidak berwarna (A
ml)
Tambahjan 2 tetes indikator metal orange dan lanjutka titrasi
dengan menggunakan H2SO4 0,02N sampai warna kuning
berubah menjadi merah muda ( B ml ).
Perhitungan :
P-Alkalinitas= A ×W × 1000 mlcontoh
M-Alkalinitas = ( A× B ¿×W ×1000 ml contoh
O-Alkalinitas = 2P-Alkalinitas −¿M-Alkalinitas
W adalah nilai N H2SO4 yang disetarakan denagn mg ml CaCO3.
b. Penetapan Kadar Posfat Pada Air Ketel Uap
Alat-alat : - Comperator Lovibond 2000
- Wadah gelas untuk contoh air
Bahan-bahan : - Larutan Asam Ammonium Molibdat
- Larutan Hidroquinon
- Larutan Karbon Sulfit
Prosedur :
28
Sampel air ketel didinginkan pada air mengalir dalam keadaan
tertutup rapat
Bilas tabung comperator dengan air contoh
Isi tabung dengan air ketel uap sampai tanda tera ( + 10 ml )
Tambahkan 2 ml larutan ammonium molibdat, 1 ml larutan
hidroquinon dan 2 ml larutan karbon sulfit
Aduk dan biarkan selama lebih kurang 2 menit
Diletakkan tabung yang berisi sampel air disebelah kanan dan
disebelah kiri diletakkan tabung yang berisi aquedest (blanko)
Geser-geser comperator hingga diperoleh warna larutan yang
diperiksa sama dengan blanko
Baca mg ml posfat pada comperator
c. Penetapan Kadar Sulfat
Alat-alat : - Erlenmeyer 100 ml
- Spatula
- Buret Otimasi
Bahan-bahan : - Strach Acid Ibdikator
- Potasium Iodide-iodite reagent 0,0125 N
- H2SO4 6,5%
29
Prosedur :
Sampel dalam keadaan panas dimasukkan kedalam Erlenmeyer
sebanyak 25 ml
Tambahkan sebanyak 4 ml H2SO4 6,5%
Tambahkan 0,1 gram starch acid indikator kemudian diaduk
Titrasi dengan larutan potassium iodide-iodate 0,0125 N hingga
berwarna biru terang
Baca ml titran yang dipakai.
Perhitungan :
ppm sulfit=ml titrasi× 0,0125 ×63ml sampel
× 1000
4.1.2 Analisis Mutu Produk Jadi
1. Pengecekan secara fisika kimia:
- Kadar tanin
- pH
- kadar gula
2. Pengecekan secra mikrobiologi :
- jamur
30
- bakteri
3. Pengecekan secara organoleptik
- rasa
- aroma
- warna
4.1.3 Pengawasn Mutu Saat Penyimpanan
Pengawasan ini meliputi :
- Proses pengeluaran dan pemasukan barang jadi dilakukan dengan
sistem FIFO (First In First Out)
- Pengontrolan cara penumpukan barang
- Kebersihan gudang
4.1.4 Pengawasan Mutu Selama di Pasaran
Pengawasan ini meliputi :
- Cara penyimpanan di distributor atau pedagang
- Pengecekan sampel produk yang ada di pasaran
- Penaganan keluhan konsumen
4.2. Pengawasan Mutu Limbah Cair
Pengawasn mutu limbah cair meliputi analisa-analisa berikt ini :
31
a) Analisa Chemical Oxygen Demand (COD)
Tujuan : untuk mengatur kandungan organic di dalam limbah-limbah
industry.
Alat-alat :
1. Untuk reflux
- Erlenmeyer 250 ml 4buah
- Kondensor 4 buah
- Tabung destilasi 500 ml 4 buah
- Rubber stopper 4 buah
- Hot plate 4 buah
2. Untuk analisa
- Pipet volume 30 ml 1 buah
- ipet ganda 10 ml 1 buah
- Pipet volume 10 ml 1 buah
- Gelas ukur 100 ml 1 buah
Bahan-bahan : - H2SO4
- H2SO4 + Ag2SO4
- K2Cr2O7 0,25N
32
- Fe (NH4)2(SO4)2 . 6 H2O
- Indikator Fenantrolin Ferro Sulfat (Feroin)
- HgSO4
Prosedur :
1. Tambahkan 0,4 granm HgSO4 untuk masing-masing sampel sebanyak 4
buah
2. Lalu masukkan sampel + aquadest + K2CrO7 dengan perbandingan
sebagai berikut :
Sampel Aqudest(ml) Sampel (ml) K2CrO7 (ml)
Blanko 20 0 10
Equalisasi 18 2 10
MUR Effluent 10 10 10
Final Effluent 0 20 10
3. Lalu masukkan kedalam masing-masing labu destilasi sebanyak 30ml
H2SO4 + Ag2SO4 maka :
V sampel + V Aquadest + V K2Cr2O7 = V H2SO4 + Ag2SO4
33
4. Hati-hati dalam menuangkan H2SO4 + AgSO4 ke dalam lade destilasi
(sampel), untuk mencegah terjadinya penguapan dan kemudian
didinginkan melalui air sambildigoyang-goyang
5. Rangkaikan dengan kondensator untuk reflux
6. Panaskan selama 2 jam pada temperature 1500C
7. Setelah selesai, sebelum dilepas dari kondensornya bilas kondensor
dengan aqudest dari atas sebanyak 2 ml (masing-masing)
8. Setelah itu tmbahkan indikator ferroin 0,5 ml
9. Titrasi dengan larutan Fe (NH4)2(SO4)2 . 6 H2SO4 0,1 N (masing-
masing labu) sampai berwarna coklat.
Perhitungan :
COD(mgl)=(Vblanko−Vsampel ) ×8000 × N Fe (NH 4 ) .6 H 2 O
Vsampel
b) Program Penambahan Nutrisi (Pupuk)
Bakteri : untuk menguraikan senyawa organic
Nutrient : Urea dan Phosphate (bentuk pellets)
(Penambahan di bak Equalisasi)
Rumus :
COD Load=COD (mgl ) × Flow rate MUR inf ×lnfluent 24 jam
1000
34
¿ 109,32×168,291000
¿184
COD Load ¿184 kemudian dilihat program penambahan nutrisi, dimana
angka yang paling dekat digunakan yaitu 175 N – nya = 1,31 , P – nya =
0,37 oleh karena 3 shift maka :
N = 1,31 3 = 0,436 kg
P = 0,37 3 = 0,123 kg
c) Analisa Volatila Fatty Acid (VFA) Terdestilasi
Alat-alat : - Labu destilasi
- Gelas ukur
- Erlenmeryer
- Kondensor
- Hot Plate
- Pipet volume
- Timah
Bahan-bahan : - H2SO4 murni
35
- Aquadest
- Sampel
Prosedur :
1. Masukkan sampel + aquadest + H2SO4 masing-masing kedalam labu
destilasi dengan perbandingan sebagai berikut :
Sampel Aquadest (ml) Sampel (ml) H2SO4 (ml)
Equalisasi 100 100 5
MUR Effluent 100 100 5
SP#3 100 100 5
2. Rangkaikan labu kondensor untuk merefluks kemudian pasang
Erlenmeyer keujung kondensor
3. Hidupkan Hot plate pada temperature 1500C
4. Buanglah hasil penguapan 15 ml sebagai hasil bilasan pada Erlenmeyer
kemudian biarkan hasil penguapan sampai 150 ml
5. Hasil penguapan pada Erlenmeyer tersebut dipanaskan ke hotplate sampai
selama 3 menit lalu diangkat dan didinginkan
6. Setelah dingin teteskan indikator phenoptalein sebanyak 3 tetes kemudian
titrasi dengn NaOH 0,05 N sampai warna merah muda.
Perhitungan :
36
VFA (mg l)=V NaOH × N NaOH ×1000 ×60100
d) Analisa Total Suspended Solid (TTS)
Alat-alat : - Pompa Vakum
- Kontainer 50 mldan tutupnya
- Kertas saring
- Erlenmeyer
- Selang plastic
- Desikator
Bahan-bahan : - 50 ml sampel (eq, SP#3, MUR Eff, A, R)
- Aqudest
Prosedur :
1. Rangkaikan peralatan pompa vakum
2. Bersihkan saringan dialat penyaringan pompa vakum dalam aqudest
dan masukkan kertas saring yang telah di timbang sebagai X1
3. Masukkan masing-masing 50 ml ke dalam masing-masing container
lalu tutup
4. Hidupkan pompa vakum, lalu buka masing-masing katup di alat
penghisap (penyaring)
5. Tutup katup sampai air sampel habis ( tinggal endapan kertas saring)
6. Matikan pompa dan buka rangkai nya
37
7. Kertas saring dan endapan nya di panas di oven pada suhu 1500C
8. Dingin kan dalam desikator, lalu timbang kembali sebagai X2.
Perhitungan :
TSS (mg I )= X 2−X 1 ×1000ml sampel
e) Mengukur SV (sludge volume)
Alat- alat : - Statif 4 buah
- Corong 4 buah
- Klem 4 buah
Bahan-bahan : sampel eq, MUR Eff, A, recycle dan SP I s/d SP 6
Prosedur :
1. Ambil masing-masing sampel sebanyak 1000 ml lalu tuangkan ke
dalam corong
2. Kemuian masukkan masing-masing ke dalam klem, lalu amati selama
30 menit
Catatan :
Khusus sampel anaerobic waktunya 1 jam dan aerobic waktunya ½ jam
f) Pengukuran pH
38
Alat-alat : - pH meter
- Gelas kecil
Bahan-bahan : sampel Eq, sp#3, MUR, FE, A, Aquadest
Prosedur :
1. Bilas gelas kecil dengan air sampel yang akan di periksa sebanyak 2
kali
2. Masukkan sampel kedcalam gelas kecil
3. Masukkan elektroda ph meter ke dalam gelas tersebut, biarkan selama
1 menit sampai perbatasan pada display konstan
4. Angka pada display menunjukkan nilai pH air tersebut
g) Pengukuran suhu
Alat-alat : - thermometer
- Gelas kecil
Bahan-bahan : sampel eq, SP#3, MUR Eff, FE, A
Prosedur :
1. Ambil masing-masing sampel, kemudian masukkan ke dalam gelas
kecil
2. Kemudian ukur suhu dengan menggunakan thermometer
39
BAB 5
PENGOLAHAN LIMBAH PT. SINAR SOSRO
5.1. Pengertian limbah
Limbah adalah segala sesuatu bahan yang tidak di pakai lagi yang seharusnya
memang baik secara penanaman ataupun pembuangan ke saluran air. Air akan
tercemar bila di kenai limbah domestic ataupun non domestic. Berbagai cara telah di
lakukan untuk membebaskan pengaruh limbah yang merugikan, karena air
merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan. Tujuan utama dari proses
pengolahan limbah PT. Sinar Sosro adalah untuk memperbaiki kualitas limbah
buangan dari pabrik tersebut, agar memenuhi kelayakan untuk di buang ke
lingkungan ( ke-ekosistem di sekitarnya)
Di PT. Sinar Sosro KPB deli serdang – medan ada 2 jenis limbah industry yang
di hasilkan, berikut pengolahannya:
1. Limbah cair
2. Air di Limbah padat
5.1.1 Proses pengolahan limbah cair
40
Proses pengolahan limbah cair di PT. sinar sosro adalah meliputi
pengolahan secara aerobic dan pengolahan secara anaerobic. Pengolahan
limbah meliputi beberapa tahapan – tahapan berikut ini :
o Pengolahan pretreatment
o Limbah secara anaerobic
o Pengolahan limbah secara aerobic
o Preatreatmen
Penjelasan :
o Pengolahan preatreatment
Preatreatment adalah pengolahan awal limbah cair the yang baru di
buang dari pabrik sebelum memasuki proses tahapan utama. Berikut ini
adalah tahapan- tahapan pengolahan awal tersebut:
a. Screen press
Alat ini di gunakan untuk menyaring, menyeleksi dan membuang
kotoran- kotoran dan padatan, seperti sampah pabrik, pipet, kertas, dan
lainnya dari limbah.
b. Sump pit
Sump pit adalah bak penampung sementara limbah dari screen press
yang memiliki 2 unit pompa (influent pump) yan bertugas memompakan
limbah ke bak equalisasi.
41
c. Cooling tower
Limbah cair yangmasuk ke bak equalisasi oleh unit ini di dingin kan
terlebih dahulu
d. Bak equalisasi dan agitator
Bak ini adalah tempat menghomogenkan kualitas dan kuantitas air
limbah yang masuk ke dalam bak ini serta sebagai tempat untuk proses
asidifikasi melalui feermentasi. Untuk mempercepat homogenisasi maka
di gunakan agitator. Penambahan bahan nutrisi juga di lakukan untuk
makanan bakteri yaitu pupuk urea atau sumber nitrogen dan pupuk
super phosphate (sumber posfat).
e. Limbah
Limbah dari bak equalisasi di pompakan di MUR (methane Upflow
reactor) setelah melalui 2 tahap yaitu penetralan pH limbah 6,4 sampai
7,2dan tahap homogenisasi limbah dari in line mixer. Penetralan limbah
dilakukan ddengan injeksi NaOH 40% atau HCl 34% sesuai dengan
kondisi pH limbah yang masuk . sementara in line mixer fungsinya
untuk menghomogenkan limbah yang telah di injeksi oleh bahan kimia.
o Pengolahan limbah secara anaerobic
a. Methane Uplflow reactor (biodegradasi oleh bakteri anaerob)
Sebelum limbah masuk k bak MUR terlebih dahulu di kondisikan
dengan pH dan dan temperatur. MUR di lengkapi oleh separator 3
42
pasang yang terletak di bagian atasnya berupa fiber-fiber plastic yang di
sususun sedemikian rupa yang berfungsi untuk memisahkan antara
lumpur active (UASB), air bersih dan biogas. Komponen utama pada
proses ini adalah yang di sebut sebagai lumpur active ( anaerobic
Upflow Sludge Blanket). Limbah di alirkan dari bawah (upflow) melalui
nozzle pipa distribusi influet sehingga terjadi kontak lumpur aktif
anaerob yang akhirnya menghasilkan biogas dan air bersih. Kontak yang
di maksud di sn adalah proses biodegradasi senyawa-senyawa organih
oleh bakteri. Methanogenesis tanpa menggunakan oksigen dengan
kondisi tertentu sehingga menghasilkan komponen-komponen seperti
gas methane, c2, H2S dan H2O.
b. Effluent Holding tank
EHT ini adalah bak sebagai tempat penampungan sementara limbah
terolah dari methane Upflow reactor (MUR). Ada 2 jalur pelepasan
limbah EHT, yaitu jalan sirkulasi ke MUR dan jalur pelepasan ke bak
aerasi. COD harus lebih rendah dari COD Equalisasi. Sirkulasi
berfungsi untuk menghomogenisasi di sludge blanket dan untuk
menjaga kecepatan upflow dari MUR. Ukuran volume bak ini adalah
7,5 m3.
o Pengolahan Limbah secara aerobic
a. Bak Aerasi
43
Limbah yang keluar dari proses anaerobic memiliki kualitas limbah
yang begitu baik, sehingga bak ini terjadi proses penyempurnaan.
Limbah mengalami pengolahan oleh bakteri lumpur aerob, dimana
baktteri pengolah materi-materi sisa yang terbiodegradasi pada proses
aerobic menjadi CO2 dan sel bakteri baru.
b. Final clarifier
Pada bak ini prosesnya adalah pengendapan dimana Activated ludge di
pisahkan dari air limbah yang bersih, lumpur aktif yang mengendap di
sirkulasi ke bak aerasi, ataupun bila di perlukan di sirkulasi kembali ke
bak equalisasi. Kotoran-kotoran yang melayang tersapu masuk ke bak
effluent untuk di buang, sementara itu, air limbah bersih mengalir secara
overflow ke kolam indikator.
c. Kolam indikator
Pada kola mini di isikan dengan ikan sebagai indikatorkualitas air.
Setelah dialirkan ke kolom indikator, air di buang ke saluran
pembuangan seperti selokan atau sungai. Ukuran bak ini adalah 10,59m3
5.1.2 Pengolahan limbah padat
Limbah padat di PT. sinar sosro medan adalah berupa ampas the yang di
jadikan pupuk tanaman melalui proses pengolahansecara termofil. Termofil
yaitu pengolahan dengan menggunakan jamur dan bakteri termofil.
Proses pengolahan limbah padat ini adalah sebagai berikut:
44
1. Ampas teh
Ampas teh dari sisa penyeduhan di letakkan pada bak atau tempat
khusus yang telah di sediakan.
2. Pendinginan
Ampas teh yang telah di biarkan di tanah akan di dinginkan selama
satu hari.
3. Penguraian
Penguraian dengan penanaman mikroorganisme pada proses ini di
berikan mikroorganisme untuk menguraikan ampas the atau zat
organic.
4. Pembalikan
Setelah melalui proses di atas maka di lanjut kan dengan proses
pembalikan dengan waktu seminggu sekali
5. Kompos
Setelah pembalikan ampas the di biarkan membusuk selama 1 bulan
dan kemudian akan menjadi kompos.
45
BAB 6
STUDI KHUSUS TENTANG TEH
6.1. TEH
Sejak abad ke-4 bangsa Cina memulai minum teh yang berasal dari daun
Camellia sinensis. Chin Nung seorang filosof memuji, “teh lebih baik daripada
anggur, tidak memabukkan, lebih baik daripada air mentah, tidak membawa penyakit,
serta sebagai penangkal racun”. Pada “Book Of Tea” yang dituls pada abad ke-8 oleh
Lu Yu menggambarkan bahwa “teh merupakan minuman yan membuat kita lebih
bersemangat bila meminumnya, menentramkan hati, membuka pikiran, dan
mencegah rasa kantuk, membuat badan terasa ringan dan segar serta meningkatkan
kemampuan berfikir.”
Teh merupakan salah satu produk minuman terpopuler yang banyak
dikomsumsi oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia dikarenakan teh
mempunyai rasa dan aroma yang khas, selain itu teh juga dipercaya mempunyai
khasiat bagi kesehatan diantaranya mencegah kegemukkan, kanker dan kolesterol.
Seiring dengan perkembangan zaman serta teknologi maka pada saat sekarang ini
banyak sekali kita temui industri pengolahan teh dengan menghasilkan berbagai
macam produk akhir seperti halnya teh kering, teh celup, dan bahkan teh dalam
kemasan botol yang mana kesemuanya dapat memberikan kemudahan bagi kita untuk
mengkonsumsinya secara praktis.
46
Berdasarkan proses pengolahannya, teh diklasifikasikan kedalam tiga jenis
yaitu teh fermentasi (teh hitam), teh semi fermentasi (teh olong) dan teh tanpa
fermentasi (teh hijau). Berikut detail mengenai ketiga jenis teh ini :
1. Teh Hitam
Teh hitam merupakan teh yang mengalami proses oksidasi enzimatis secara
sempurna. Teh hitam merupakan produk utama di indonesia, Sri lanka dan
India. Proses pengolahannya dimulai dengan pelauan selama 12 – 18 jam.
Proses ini untuk mengurangi kadar air dalam daun. Setelah pelayuan,
dilakukan penggilingan. Hancurnya membran daun saat penggilingan
menyebabkan keluarnya sari teh dan minyak esensial sehingga
memunculkan aroma khas. Selesai penggilingan, daun – daun diletakkan
dalam wadah untuk oksidasi enzimatik. Proses ini dihentikan pada saat rasa
dan aroma dinilai sudah maksimal. Proses ini berlangsung pada saat daun
dimasukkan ke dalam oven untuk pengeringan. Sarinya akan mengering di
permukaan daun dan bertahan relatif sampai dilepaskan oleh air panas
selama penyeduhan.
2. Teh oolong
Teh oolong merupakan teh semioksidasi enzimatis. Teh oolong terbaik di
dunia dapat ditemukan di Taiwan, Cina, dan India. Proses pengolahannya,
setelah dipetik, daun dijemur di bawah sinar matahari agar layu. Proses ini
ditunjukkan untuk menurunkan kadar air dan membuat daun lebih lembut.
47
Kemudian daun digiling untuk mengeluarkan airnya diikuti proses oksidasi
enzimatik yang pendek sebelum dikeringkan di oven. Setelah proses ini
warna daunnya berubah menjadi seperti tembaga dengan cita rasa ringan,
antara teh hijau dan teh hitam.
3. Teh Hijau
Teh hijau sanga populer di Cina dan Jepang. Teh hjau adalah te yang
tidak melewati proses oksidasi enzimatik. Teh jenis ini paling populer dan
dipercaya berkhasiat untuk kesehatan. Setelah daunnya dipetik, kemudian
memasuki tahapan pelayuan, kemudian disangrai untuk mencegah
terjadinya proses oksidasi pada daun. Selanjutnya daun diberi bentuk
seperti pilin, bundar ataupun keriting. Proses pembentukan ini juga
berguna mengatur pengeluaran senyawa alami dan aroma selama
penyeduhan. Proses terakhir adalah pengeringan daun, agar keharuman
dan warna hijaunya tetap terjaga.
6.2 Kandungan Teh
Kandungan teh secara umum adalah kafein, tanin, dan minyak esensial. Unsur
kafein memberikan rasa segar dan mendorong kerja jantung manusia, tidak berbahaya
jika dikonsumsi tidak melebihi 300mg/hari. Unsur tanin adalah sumber energi yang
berasal dari sari teh tersebut. Sedangkan minyak esensial memberikan rasa dan bau
harum yang merupakan faktor-faktor pokok dalam menentukan nilai dalam setiap
cangkir teh yang dijual atau diperdagangkan. (Spillane, 1992)
48
Penggunaan teh hijau lebih dari 300 mg/hari (sekitar 5 cangkir teh hijau) dapat
mengakibatkan efek samping, misalnya gelisah, insomnia atau sulit tidur, diare,
mudah tersinggung, sakit kepala, dan hilangnya nafsu makan. Jika berinteraksi
dengan obat sintetik, teh hijau dapat memperlambat penyerapan obat ke dalam tubuh.
(Oktavia, 2009)
Kandungan tanin dalam teh dapat digunakan sebagai pedoman mutu, karena
tanin memberikan cita rasa yang khas terhadap teh tersebut yaitu rasa yang sedikit
sepat. (Winarno, 1992).
Katekin pada teh merupakan anti oksidan kuat yang dapat menghambat proses
penuaan. Komponen utama pada teh yang berdaya mencegah kanker adalah EGCG
(epigalocatechin galat), ECG (epicatechin galat) dari grup katekin.
Sifat utama tanin tumbuh-tumbuhan tergantung pada gugusan phenolik-OH
yang terkandung dalam tanin, tanin akan terurai menjadi pyrogallol, pyrocatechol dan
phloroglucinol bila dipanaskan sampai suhu 99oC-102oC, semua jenis tanin dapat
larut dalam air. Kelarutannya besar, dan akan bertambah besar apabila dilarutkan
dalam air panas. Begitu juga tanin akan larut dalam pelarut organik seperti metanol,
etanol, aseton dan pelarut organik lainnya. Tanin berwarna putih kekuning-kuningan
sampai coklat terang, tergantung dari sumber tanin tersebut. Tanin juga mempunyai
sifat atau daya bakterostatik, fungistatik atau merupakan racun bagi bakteri dan
jamur. (Risnasari, 2001).
49
Minum teh juga bisa mencegah osteoporosis pada wanita pasca menupause,
dengan adanya vitamin K pada teh. Orang yang minum teh secara rutin memiliki
massa tulang yang lebih padat. Selain itu wanita berumur lebih dari 55 tahun yang
setiap hari sedikitnya minum teh hitam dua kali, 545 berkurang kemungkinannya
terkena serangan arteroskeleris dibandingkan tidak minum.
Karena kandungan senyawa yang terdapat di dalam teh, terutama kandungan
katekinnya, teh tampaknya disebut minuman fungsional yang dibuktikan melalui
penelitian antara lain (Oguni, 1996) sebagai berikut :
1. Teh akan meningkatkan sistem pertahanan biologis tubuh terhadap kanker.
2. Teh mencegah timbulnya penyakit, seperti mengendalikan diabetes dan
tekanan darah tinggi.
3. Teh membantu penyembuhan penyakit, misalnya mencegah peningkatan
kolestrol darah.
4. Teh dapat mengatur gerak fisik tubuh dengan meningkatkan sistem saraf
karena kandungan kafeinnya.
5. Katekin teh merupakan antioksidan yang kuat dan akan menghambat
proses penuaan.
Teh yang benar – benar baik umumnya berasal dari pucuk daun atau daun teh
muda yang belum mekar. Untuk menghasilkan 1 pound ( 0,45 kg ) teh berkualitas
paling baik diperlukan lebih dari 80.000 petikan. Cuma daun – daun yang paling
50
muda yang masih dipenuhi bulu putih, pendek atau bulu halus yang digunakan.
Disamping disebabkan oleh petikan yang kasar, mutu pucuk yang rendah juga
disebabkan oleh kerusakan akibat salah penanganan selama penampungan dan
pengangkutan. Kerusakan pucuk dapat menyebabkan oksidasi senyawa polifenol teh
tak terkendali sehingga terbentuk warna, cita rasa dan aroma teh yang menyimpang
dari kriteria yang baik. Telah diakukan pengujian terhadap penanganan pucuk teh
yang menjamin mutu pucuk teh segar dan teh hijau yang dihasilkan.
Pada dasarnya ada tiga hal yang perlu diperhatikan :
1. Wadah yang kokoh
2. Pengisian yang tidak dipaksakan
3. Jaminan aerasi yang lancar
Pewadahan pucuk teh dalam keranjang petik dilanjutkan dengan penyimpanan
secara curah dalam kontainer (ke atas) ram kawat dianjurkan untuk dipakai leh para
petani teh atau pengusaha pucuk teh.
Senyawa tanin dapat bermanfaat sebagai :
a. Antimikroba
Menurut Ikigai dkk, Toda dkk, serta Shimamura ( dalam Bambang 1998 )
antimikroba disebabkan oleh terdapatnya gugus piragolol dan gugus galoil,
sedangkan sifat penghambatan terhadap racun ditentukan oleh struktur
tersier persenyawaan gugus katekol atau piragolol dengan gugus galoilnya.
51
b. Pewarna coklat
Menurut teori warna, stuktur tanin dengan ikatan rangkap dua terkonjugasi
pada polifenol sebagai kromofor (pengembang warna) dan adanya gugus
OH sebagai auksokrom (pengikat warna) dapat menyebabkan warna cokat.
c. Antioksidan
Tanin dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan pada lemak dan minyak
goreng tidak mudah rusak.
d. Obat sariawan
Tanin berkhasiat sebagai astriinen yang dapat menciutkan selaput lendir
sehingga mempercepat proses penyembuhan sariawan
e. Mencegah osteoporosis pada wanita menopouse
f. Teh membuat peredaran darah ancar dan bersih
52
BAB 7
SARAN DAN KESIMPULAN
7.1. SARAN
· Dalam analisa air sebaiknya dalam pengambilan sampel pada water treatmen
digunakan botol sampel yang bertutup agar tidak mempengaruhi proses
analisa.
· Dalam melakukan analisa tanin dan air sebaiknya perlu ketelitian dan
kehati–hatian untuk memperoleh hasil yang akurat.
· Di PT SINAR SOSRO KPB DELI SERDANG – Medan perlu adanya
penambahan alat – alat maupun instrumen yang memadai agar proses kerja
lebih teliti.
7.2. KESIMPULAN
· PT SINAR SOSRO melakukan pemeriksaan, penelitian dan pengendalian
mutu produknya dengan baik sesuai standar sebelum dipasarkan
· Dari hasil analisa harian dari air yang digunakan untuk proses produksi,
menunjukkan bahwa kualitas air tersebut telah sesuai dengan standard yang
ditentukan oleh Departemen Kesehatan RI.
53
· Produk–produk dari PT SINAR SOSRO, baik Teh Botol (TBS), Fruit Tea
Genggam (FTG), Fruit Tea Botol (FTB), Air Minum Dalam Kemasan
(AMDK), merk Prim–a telah memenuhi kriteria kesehatan untuk dikonsumsi
oleh masyarakat.
54
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ritc.or.id/berita/teh-hitam-untuk-pengendalian-diabetes.html. Diakses tanggal 12 Maret 2011