Post on 03-Dec-2015
description
BAB I
Latar Belakang
Peta jalan ini akan menuntun tim dalam perencanaan dan pelaksanaan audit.
Untuk membuat peta jalan, tim audit harus mengenal dan memahami gambaran
umum serta proses menajemen yang mencakup input, proses, output dan informasi
lainnya dari entitas yang akan diaudit.
Area kunci merupakan area atau kegiatan yang dilaksanakan oleh
auditee,yang sangat menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan kinerja auditee
yang bersangkutan.Dari sudut pandang auditor,pemilihan area kunci yang terlalu luas
dan tidak ‘’bulat’’,sehingga rekomendasi yang diberikan oleh audito tidak tajam dan
tidak menyentuh pokok permasalahan yang dihadapi auditee,sebaliknya, lingkup
audit yang terlalu sempit dapat mengakibatkan temuan dan rekomendasi audit tidak
mewakili permaslahan ang ada pada auditee.
Bab ini akan membahas mengenai manfaat memahami entitas, informasi yang
diperlukan untuk memahami entitas prosedur dan teknik pengumpulan informasi,
cara penyajian informasi, panduan dalam memilih cara menguraikan informasi, serta
laporan atas pemahaman antitas dan lingkungannya. Dan juga membahas tentang
identifikasi area kunci
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemahaman atas Entitas yang di audit.
“Apa kegiatan utama dari entitas yang diaudit ?” merupakan pertanyaan pertama yang
harus dijawab oleh tim audit sebelum melangkah ke tahap pekerjaan selanjutnya.
Pertanyaan yang kedua adalah bagaimana cara memperoleh informasi tersebut secara
lengkap dalam waktu yang singkat dan menyajikannya sehingga mampu membuat
peta jalan (road map) yang dapat menuntun tim dalam memasuki tahap audit
selanjutnya.
1. MANFAAT MEMAHAMI ENTITAS YANG DIAUDIT
Pemahaman yang objektif dan komprehensif atas entitas yang akan di audit sangat
penting untuk memprtajam tujun audit serta mengidentifikasi isu-isu kristis dan
penting sehingga audit dapat dilaksanakan secara lebih ekonomis, efisien, dan efektif.
Pemahaman tersebut juga membantu mencegah dihasilkannya temuan yang
menyesatkan (misleading). Untuk mendapatkan pengetahuan mengenai proses bisnis
entitas dibutuhkan suatu proses pengumpulan dan penilaian informasi aybg
berkelanjutan dan kumulatif. Di lain pihak, auditor perlu mempertimbangkan apakah
biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan informasi ini sepadan dengan nilai
tambah yang diberikan oleh informasi tersebut terhadap hasil audit. Hal ini
diperlukan untuk memastikan bahwa penggunaan sumber daya audit memberikan
manfaat yang maksimal.
2. ENTRY MEETING : LANGKAH AWAL YANG
STRATEGIS.
Tantangan pertama yang dihadapi auditor dalam melaksanakan audit kinerja adalah
pada saat melaksanakan pertemuan pertama kali dengan auditee (entry meeting).
Dalam entry meeting, auditor harus mampu membangun kesamaan persepsi dengan
auditee agar terjalin kerja sama yang baik. Dengan kerja sama diharapakan auditiee
akan banyak membantu dalam memberikan informasi yang dibutuhkan selama
pelaksanaan audit. Untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai program dan
kegiatan entitas yang diaudit maka cara terpenting adalah dengan melakukan diskusi
dengan menajemen entitas yang diaudit.
3. INFORMASI YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMAHAMI
ENTITAS.
Informasi yang dimiliki auditee sanagn beragam. Auditor dihadapkan pada persoalan
memilih berbagai jenis informasi tersebut dalam waktu yang relatif singkat untuk
memperoleh pemahaman yang memadai mengenai program dan kegiatan entitas.
Infotmasi tersebut meliputi gambaran umum, proses bisnis, dan informasi lainnya.
Gambaran Umum Entitas
Gambaran umum entitas adalah segala informasi yang terkait dengan entitas, yang
dapat memberikan gambaran secara utuh mengenai entitas. Informasi gambaran
umum entitas mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Visi, misi dan strategi entitas;
2. Peraturan terkait ( legal mandate );
3. Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan entitas;
4. Lingkungan internal, eksternal, dan pihak terkait (stakeholders);
5. Tugas pokok dan fungsi entitas;
6. Struktur organisasi;
7. Anngaran dan realisasi;
8. Petunjuk pelaksanaan internal dan pedoman operasional yang ada;
9. Uraian tentang sitem informasi manajemen;
10. Key performance indicators (KPI);
11. Catatan entitas yang berupa notulen rapat pimpinan/manajemen;
12. Hasil-hasil diskusi dengan manajemen dan stakeholders;
13. Hasil evaluasi dan laporan audit internal entitas;
14. Evaluasi program entitas dan rencana audit internal; serta
15. Hasil audit terdahulu.
Auditor harus memberikan perhatian yang lebih besar pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku, ketentuan-ketentuan lain, dan kebijakan-kebijakan yang
ditetapkan terkait dengan entitas, mengingat pada organisasi public ketentuan dan
kebijakan yang ditetapkan pemerintah bersama DPR merupakan landasan kegiatan
operasi auditee.
a. Pemahaman Atas Input, Proses Dan Output Entitas
Pemahaman ini merupakan sasaran pokok karena langsung berkaitan dengan evaluasi
terhadap aspek ekonomi, efisiensi dan efektivitas yang merupakan anatara input,
proses, dan output. Pemahaman terhadap input, proses, dan output entitas
dimaksudkan agar auditor dapat memahami proses pelayanan yang diberikan oleh
entitas, sumber daya yang digunakan sebagai input, bagaimana sumber daya tersebut
diproses untuk menghasilkan output, dan output apa (berupa barang atau jasa) yang
dihasilkan dari proses produksi tersebut. Pemahaman input, proses, dan output akan
memudhkan auditor untuk mengidentifikasi permasalahan yang akan timbul dan
akibat dari permasalan tersebut.
b. Informasi Lain
Auditor juga harus memperoleh informasi penting lain yang berkaitan dengan entitas
untuk melengkapi dua jenis informasi sebelumnya. Seperti hal-hal berikut :
1. Pendapat public yang direfleksikan dalam keputusan-keputusan atau risalah-
risalah siding/rapat DPR
2. Hasil studi yang dilakukan oleh industry, professional atau kelompok-
kelompok yang mempunyai kepentingan dengan kepentingan yang diaudit.
3. Informasi lain yang diperoleh melalui koordinasi antardepartemen.
4. Hasil-hasil penelitian akademis.
5. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh negara lain.
6. Hasil liputan media masa.
Sumber-sumber informasi tersebut dapat memberikan masukan yang berarti bagi
auditor untuk menghindari pekerjaan yang tidak perlu pada saat pengujian terinci
sehingga dapat lebih focus pada permasalahan yang belum dapat diatasi oleh auditor
dalam audit sebelumnya. Hasil audit yang lain dan hasil review dapat menjadi sumber
informasi yang sangat berguna. Informasi tersebut dapat menghindarkan auditor dari
pekerjaan yang tidak diperlukan, seperti mengaudit area yang baru saja diaudit secara
terinci dan telah ditemukan kelemahannya tetapi belum dilakukan perbaikan.
Dalam rangka memahami entitas, salah satu cara yang dilakukan auditor adalah
dengan memahami system pengendalian internal (pengendalian manajemen) entitas
yang akan diperiksa. Pengendalian internal yang dimaksud oleh Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara (SPKN) mengacu pada konsep pengendalian internal menurut
COSO. Tujuan pengendalian internal meliputi : (1)Efektivitas dan efesiensi operasi,
(2)Kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan serta, (3)Kendalan laporan keuangan.
Adapun komponen system pengendalian internal (SPI) adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan Pengendalian (control environment) adalah kondisi lingkungan
organisasi yang menetapkan corak suatu organisasi dan mempengaruhi
kesadaran akan pegendalian. Lingkungan pengendalian merupakan dasar
untuk semua komponen pengendalian internal, meliputi integritas dan nilai
etika, komitmen terhadap kompetensi, partisipasi dewan komisaris atau
komite audit,filsofi dan gaya operasi manajemen, struktur organisasi,
pemberian wewenang dan tanggung jawab, serta kebijakan dan praktik
sumber daya manusia.
2. Penaksiran risiko (risk assessment) adalah proses yang meliputi identifikasi,
analisis, dan pengelolaan risiko yang dihadapi oleh manajemen, yang dapat
menghambat pencapaian tujuan organisasi. Dalam penentuan area kunci
dengan menggunakan pendekatan factor pemilihan,penaksiran, risiko
termasuk ke dalam ke dalam altivitas identifikasi risiko manajemen.
3. Aktivitas pengendalian (control activities) adalah kebijakan dan prosedur
yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas
pengendalian dapat meliputi review kinerja, pengolahan informasi,
pengendalian fisik, serta pemisahan tugas.
4. Informasi dan komunikasi (information and communication) adalah
pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi yang
memungkinkan setipa orang dapat melaksanakan tanggung jawab mereka.
System informasi menghasilkan laporan atas hal-hal yang terkait dengan
operasional, keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan.
5. Pemantauan (monitoring) adalah kondisi dimana seluruh system
penegndalian organisasi harus dimonitor untuk menilai mutu dari system
penegndalian tersebut. Kelemahan dalam system pengendalian harus
dilaporkan kepada manajemen tingkat atas. Selain itu, harus dilakukan
evaluasi yang independen atau system penegndalian internal. Frekuensi dan
lingkup evaluasi bergantung pada penaksiran risiko serta efektivitas prosedur
pengawasan.
4. PROSEDUR DAN TEKNIK PENGUMPULAN
INFORMASI
Beberapa teknik dan prosedur yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi
dalam rangka pemahaman entitas antara lain sebagai berikut :
1. Melakuan wawancara (interview) dengan manajemen dan staf kunci.
2. Melakukan review atas perundang-undangan, peraturan dan kebijakan,
pengarahan-pengarahan, serta dokumen-dokumen.
3. Melakukan review atas laporan kinerja entitas serta laporan mengenai
rencana kerja dan prioritasnya.
4. Melakukan review fisik terhadap fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh
entitas.
5. Menelusuri system dan prosedur penegndalian.
6. Melakukan analisis terhadap hubungan anatara pemanfaatan sumber daya
dan hasilnya.
7. Mengidentifikasi risiko entitas.
8. Melakukan review atas laporan-laporan audit dan studi yang telah
dilakukan sebelumnya, termasuk laporan audit yang dilakukan oleh
auditor lainnya.
Pemantuan
Proses untuk menentukan apakah penegndalian internal dirancang secara memadai dan dilaksanakan secara efektif dan adiptif.
Informasi dan komunikasi
Proses untuk meyakinkan bahwa informasi yang relevan diidentifikasi dan dikomunikasikan secara tepat waktu.
Aktivitas pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa tindakan diidentifikasi untuk mengelola resiko dilaksanakan secara tepat waktu.
Penilaian risikoEvaluasi atas factor internal dan eksternal yang memengaruhi kinerja organisasi.
Lingkungan pengendalian
Kondisi lingkungan organisasi yang menetapkan corak suatu organisasi dan memengaruhi kesadaran penegndalian orang-orangnya.
Seperi yang telah disebutkan diatas, salah satu alat utama yang digunakan
untuk mengumpulkan informasi adalah dengan wawancara. Selain digunakan dalam
survey pendahuluan, wawancara jiga merupakan salah satu teknik yang pentingdalam
mengumpulkan bukti audit pada pengujian terinci. Dengan demikian, uraian
selengkapnya mengenai proses wawancara akan dijelaskan di Bab 14: Pengumpulan
dan Pengujian Audit.
5. CARA PENYAJIAN INFORMASI
Pada tahap pengumpulan informasi. Auditor sudah memiliki beragam informasi
sebagai bahan penyusunan rencana audit. Informasi ini harus diseleksi, diringkas, dan
dipadukan untuk memudahkan auditor dalam memahami timgkat kegunaan informasi
tersebut. Selain itu, informasi yang diperoleh harus didiskusikan dengan pejabat yang
tepat untuk mendeteksi kemungkinan adanya perubahan system operasional dan
personel pada entitas yang diaudit. Informasi yang terkumpul pada tahap ini
akanmengarahkan auditor untuk menentukan kegiatan, system, dan kebijakan yang
akan ditelaah dan diaudit lebih lanjut.
Informasi harus disajikan sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti oleh
pihak-pihak yang akan menggunakan informasi tersebut. Informasi yang
dikumpulkan oleh auditor dapat disajikan atau diadministrasikan dalam beberapa
bentuk, seperti uraian tertulis,fotokopi,rekaman, ataupun dengan menggunakan model
atau grafik. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, sebagaimana
dijelaskan pada Tabel 7.1.
Berdasarkan penjelasan diatas, terlihat bahwa penyajian dalam bentuk model
mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan bentuk penyajian yang lain.
Penyajian dalam bentuk model dapat dibuat beragam,mulai dari yang sederhana
sampai dengan yang rumit. Diliaht dari susunannya, ada informasi yang disajikan
dalam bentuk angka-angka, kata-kata, atau gambar-gambar sebagai symbol. Beberapa
jenis model antara lain seperti berikut.
1. Model akuntansi keuangan ( financial accounting model). Model ini
biasanya disajikan dalam bentuk neraca atau laporan laba rugi perusahaan.
2. Model bagan organisasi (organization chart model).model ini
menggambarkan susunan orgnisasi ditinjau dari hubungan kerja,
pendelegasian wewenang, tanggung jawab, dan kegiatan formal.
3. Model bagan alir (flowchat model). Model ini menggambarkan hubungan
manusia dan pekerjaannya dalam bentuk matriks.
4. Model system pengendalian (control system model). Model ini lebih spesifik
karena menggambarkan unsur-unsur dasar kegiatan dan keterkaitannya
dengan system pengendalian.
5. Model input-proses-output ( input-procces-output model). Model ini
menggambarkan suatu urutan proses yang dimuai dari input, proses, output,
dan perbandingannya dengan standar. Model ini dapat digunakan untuk
mengambil tindakan perbaikan atas input atau proses untuk menjamin output
yang tepat.
Pendokumntasian pemahaman atas entitas dengan menggunakan model-model diats
dapat membantu auditor dapat menyusun kertas kerja audit yang singkat, akurat, jelas
dan mudah dimengerti.
6. PANDUAN DALAM MEMILIH CARA MENGURAIKAN
INFORMASI.
Pada dasarnya pemilihn cara-cara menguraikan informasi bergantung pada
pertimbangan auditor dan keadaan yang paling sesuai dnegan penggunaan cara
Tabel 7.1 Kelebihan dan Kekurangan Berbagai Cara Penyajian Informasi
Cara penyajian
informasi
Kelebihan Kekuranagan
Uraian tertulis Mudah disusun Dapat menjadi sangat panjang
Sulit dimengerti (terutama untuk
menguraikan bidang-bidang yang
rumit dan saling berkaitan)
Pembaca dapat kehilangan maksud
dari pesan yang di informasikan.
Fotokopi
dokumen
Mudah dilaksanakan Sulit diatur, ditangani, dan disimpan.
Kurang dapat memahami pengertian
dalam dokumen.
Fotokopi dokumen mungkin tidak
secara langsung mengandung
informasi mengenai bidang yang
diaudit.
Rekaman pita
kaset
Mempercepat
pengumpulan data
Sulit dimengerti pendengar.
Sulit dikoordinasikan dengan cara
penyajian informasi lainnya.
Pemotretan Cepat dan
menggambarkan hal-hal
yang bersifat fisik
Memerlukan peralatan khusus untuk
mengambil gambar-gambar yabg
dibutuhkan
Diperlukan alat pencetakan dan
penyimpanan secara khusus untuk
melindungi gambar dari kerahasiaan
dan kerusakan.
Terbatas pada hasil observasi fisik
dan tidak mengandung analisis atau
keterpaduan dengan informasi lainnya
yang saling berkaitan.
Model atau
grafik
Mudah dikomunikasikan
dan didiskusikan dengan
auditor lainnya atau
pimpinan.
Mempermudah
pemahaman auditor
secara menyeluruh
terhadap objek yang
diaudit.
Memudahkan auditor
dalam
mengkomunikasikan
pengetahuannya kepada
auditor lainnya atau
kepada atasannya.
Informasinya digunakan
sebagai adasr untuk
mengarahkan audit.
Misalnya, bagan alir
memperlihatkan secara
tepat dan jeas arus
dokumen saru bgian ke
bagian lainnya.
Auditor dapat
memusatkan
perhatiannya pada
Penyusunan model atau grafik
membutuhkan keahlian, pengalaman,
dan juga banyak waktu.
Bukan ditunjukkan untuk
mengidentifikasi masalah.
bidang yang akan
diaudit.
Sebagai alat penyaji
informasi yang lebih
cepat dibandingkan
dengan alat penyaji
informasi lainnya.
Penting sebagai alat
untuk melatih auditor.
Misalnya bagan alir
selalu dipelajari dalam
praktik dan auditor
biasanya lebih cepat
menggunakan model ini
bersama-sama dengan
pengalamnnya.
Dapat digunakan untuk
bahan perencanaan audit.
Sumber : Diolah dari beberapa panduan audit kinerja yang dikeluarkan oleh Negara-negara
anggota Asian Organization of Supreme Audit Institutions (ASOSAI).
Cara tersebut. Dibawah ini disajikan beberapa pertimbangan dalam memilih cara
menguraikan informasi.
1. Uraian tertulis lebih tepat untuk menyampaikan informasi yang bersifat
analitis.
2. Fotokopi dokumen lebih tepat apabila auditor menganggap bahwa informasi
yang terkandung didalamnya sudah mewakili dan tidak memerlukan
penjelasan terlalu banyak.
3. Rekaman lebih sesuai apabila auditor mempunyai waktu singkat, sedangkan ia
ingin memperoleh seluruh informasi yang diberikan oleh seseorang. Cara ini
juga dapat menghindari kealpaan terhadap hal-hal penting untuk di ingat
kembali.
4. Potret atau pengambilan gambar kondisi fisik lebih sesuai digunakan untuk
menggambarkan tata urutan dan dapat disajikan langsung dalam laporan audit.
Dengan demikian, tidak ada cara terbaik atau terburuk. Cara terbaik adalah
memilih metode yang paling sesuai dengan kondisi dan situasi dilapangan.
7. LAPORAN ATAS PEMAHAMAN ENTITAS DAN
LINGKUNGANNYA.
Untuk mendokumentasikan pemahaman terhadap entitas, auditor sebaiknya membuat
laporan atas pemahaman entitas. Hal-hal yang sebaiknya tercakup dalam laporan
tersebut adalah sebagai berikut .
Tujuan Entitas
Tujuan entitas merupakan tujuan organisasi secara umum dan komprehensif. Tujuan
ini dapat digambarkan dalam bentuk finansial (keuangan) dan nonfinansial. Contoh
dalam bentuk finansial berupa anggaran atau laporan keuangan. Contoh dalam bentuk
nonfinansial berupa output, outcome (hasil), maupun dampak (impact) yang
diharapkan. Auditor harus mewaspadai adanya tujuan entitas yang saling
bertentangan sehingga mempengaruhi kemampuan entitas dalam mencapai tujuannya.
Hubungan Akuntanbilitas
Terdapat dua jenis hubungan akuntabilitas, yaitu hubungan akuntabilitas secara
internal dan hubungan akuntabilitas secara eksternal. Hubungan akuntabilitas secara
internal bergantung pada kewenangan yang diberikan kepada manajemen. Melalui
kewenangan tersebut, manajemen senior bertanggung jawab atas pencapaian kinerja
dari para stafnya. Auditor harus dapat mengidentifikasi cara, kepada siapa, dan sejauh
mana desentralisasi kewenangan tersebut diberikan. Disamping itu, auditor juga harus
mengetahui masalah yang masih dalam kendali (controllable) dan diluar kendali
(uncontrollable) auditee. Hubungan akuntabilitas secara eksternal adalah hubungan
akuntabilitas antara manajemen dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan atas
kinerja entitas, misalnya legislative dan masyarakat.
Sumber Daya
Sumber daya organisasi dapat berupa sumber daya material (sumber daya fisik),
sumber daya keuangan dan sumber daya manusia (SDM). Sumber daya fisik meliputi
persediaan asset-aset lainnya. Sumber daya keuangan digambarkan melalui
pendapatan, pengeluaran asset, dan kewajiban yang dimiliki entitas. Pengetahuan
tentang sumber daya keuangan memungkinkan auditor untuk memahami dimensi
keuangan entitas, seperti jumlah transaksi, saldo dan sumbernya. SDM meliputi
manajemen dan karyawan entitas. SDM dipengaruhi oleh anggaran yang dimiliki dan
keterbatasan kemampuan personal, yang pada akhirnya mempengaruhi pengendalian
dan kinerja entitas. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan oleh auditor dalam
memahami sumber daya.
1. Auditor harus dapat menilai sumber, sifat dan nilai dari sumber daya
tersebut serta bagaimana pengguanaannya didalam kegiatan entitas.
2. Auditor harus memahami hubungan antara sumber daya yang dimiliki
entitas dan tujuan kinerja yang ingin dicapai/
3. Auditor harus mengetahui prioritas alokasi pada program, operasi, dan
aktivitas entitas.
Proses Manajemen
Auditor harus memiliki pengetahuan tentang proses manajemen suatu entitas untuk
mengetahui kesesuaian proses tersebut dengan program dan operasi entitas serta
untuk mengintifikasi risiko-risiko yang dihadapi oleh entitas. Beberapa factor yang
harus di identifikasi oleh auditor antar lain : unsur-unsur kinerja yang dinilai oleh
manajemen, sifat dan frekuensi laporan, kriteria kinerja, metode yang digunakan
dalam mengumpulkan dan menganalisis data, serta pemanfaatan informasi kinerja.
Selain itu, auditor juga harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini.
1. System dan pengendalian untuk mengamankan dan mengawasi sumber daya
fisik, sumber daya keuangan, sumber daya manusia, serta informasi yang
dimiliki entitas.
2. Keterlibatan auditor internal dalam audit kinerja. Pengetahuan ini akan
memudahkan auditor untuk mengidentifikasi sifat, sumber. Dan tersedianya
bukti audit.
Tujuan Kinerja
Tujuan kinerja merupakan bagian dari tujuan entitas yang lebih spesifik, yang ingin
dicapai organisasi terkait dengan pelaksaan program / kegiatan untuk memenuhi
aspek ekonomi, efisiensi, dan efektifitas. Auditor harus memiliki pengetahuan
mengenai tujuan kinerja entitas agar dapat memahami keterkaitan antara kegiatan-
kegiatan entitas dan tujuan pokoknya. Setelah memahami tujuan kinerja entitas,
auditor harus menilai kelayakan dari tujuan kinerja entitas.
Program dan Operasi
Pemahaman atas program dan operasi entitas memungkinkan auditor untuk
menentukan apakah entitas beroperasi sesuai dengan kewenangannya dan bagaimana
entitas mencapai tujuan dan target kinerjanya. Auditor harus memperoleh informasi
tentang struktur organisasi entitas dan karakteristikny, imput, output, outcome, serta
impact dari program dan opearsi entitas. Karakteristik dari program dan operasi
meliputi sumber, sifat. Dan jumlah sumber daya digunakan dalam menjalankan
program tersebut serta struktur pembiayaanya. Output (barang/jasa) ditentukan oleh
tujuan pendirian entitas. Adapun hasil dan dampak berupa pengaruh positif atau
negative, diinginkan atau tidak diinginkannya suatu program dan operasi. Struktur
organisasi dapat menunjukkan bagaimana program dan operasi tersebut
diorganisasikan untuk mencapai tujuan dan target kinerja entitas. Pemahaman
terhadap struktur oeganisasi meliputi mengidentifikasi devisi atau cabang yang
signifikan serta mengukur tingkat tanngung jawab dan kewenangannya.
Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal entitas mencakup factor-faktor yang relative sulit untuk
dikendalikan oleh manajemen (uncontrollable0 seperti factor ekonomi, politik, dan
social. Auditor harus memiliki pengetahuan mengenai lingkungan eksternal karena
perubahan yang terjadi di limgkungan eksternal sangat memengaruhi tujuan entitas
(termasuk tujuan kinerja), hubungsn skuntsbilitas, sumber daya, dan proses
manajemen.
RINGKASAN STUDI KASUS 1
Untuk membantu anda dalam memahami bagaimana proses pemahaman entitas
dilakukan oleh seorang auditor, mulai bab ini akan disajikan langkah – langkah audit
kinerja yang dilakukan dalam audit atas Kantor Pelayanan Agraria (KPA) adipura
sebagaimana digambarkan dalam bagian studi kasus buku ini. Pada studi kasus 1,
anda akan diajak untuk mmahami dokumentasi atas pemahaman entitas yang
mencakup:
a. Gambaran umum atas KPA adipura
b. Pemahaman atas input, proses dan output KPA adipura
c. Informasi lainnya yang terkait dengan KPA adipura yang didapatkan dengan
mengumpulkan berita – berita mengenai pelayanan pertanahan dari berbagai
macam sumber seperti media massa dan media elektronik.
Pembahasan
PEMAHAMAN ATAS ENTITAS YANG DIAUDIT
Sebagai tindak lanjut penunjukkan sebelumnya, Anda sebagai ketua tim untuk melakukan audit kinerja pada KPA. Anda akan mendapatkan surat tugas audit.
Selanjutnya, setelah Anda mendapat surat penugasan resmi berupa Surat Tugas audit, Anda memberitahukan kepada KPA bahwa minggu depan Anda akan mulai melaksanakan audit kinerja. Anda juga minta kepada Pimpinan KPA untuk bertemu dengan beberapa pejabat yang ingin Anda wawancarai, mintakan informasi dan dokumen-dokumen yang Anda butuhkan. Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah awal yang dilakukan oleh tim audit untuk memahami entitas yang akan diaudit. Sebagai catatan, hal ini ditempuh untuk menghindari adanya unsur “pendadakan“ yang tidak perlu dalam audit kinerja karena akan memperlambat perolehan informasi dan bahan yang diperlukan.
Seminggu kemudian, Anda dengan ditemani oleh seluruh anggota tim mengadakan pertemuan singkat (entry meeting) dengan Kepala Kantor yang didampingi oleh pejabat terkait di KPA. Sebagai Pemimpin Tim,
Anda menyerahkan surat tugas dan menjelaskan mandat yang dimiliki oleh Lembaga Auditor tempat anda bekerja1. Anda juga perlu menjelaskan tujuan, kebijakan, standar audit, dan rencana audit yang akan dilakukan. Anda juga memberikan kesempatan kepada pejabat yang diaudit untuk mengajukan pertanyaan sehubungan dengan penugasan anda di KPA. Kepala KPA dan pejabat yang terkait menyambut baik audit yang akan Anda lakukan dan memberikan jaminan bahwa seluruh jajaran KPA akan sepenuhnya membantu pelaksanaan audit kinerja tersebut. KPA menunjuk Kepala Bagian Pengawas Intern sebagai pendamping tim audit dalam melakukan kegiatan pemeriksaannya.
Lembaga Audit Sektor Publik
TIM AUDIT KINERJA
KANTOR PELAYANAN AGRARIA ADIPURA
Auditee : Kantor Pelayanan Agraria Adipura
Tahun Buku: 2005 dan 2006
Kertas Kerja Audit Dibuat Oleh: SGW
Direvieu Oleh : ABI
1 Umumnya auditor pemerintah melaksanakan penugasan berdasarkan surat tugas dari pimpinan lembaga audit sesuai kewenangan yang diperoleh dari ketentuan perundangan. Hal ini merupakan bentuk perikatan yang digunakan antara auditor dan auditee.
Indeks
PEMAHAMAN ATAS ENTITAS YANG DIAUDIT
Tujuan
Memahami Kantor Pelayanan Agraria
Langkah-langkah
1. Interviu dengan manajemen dan staf kunci.2. Reviu terhadap kebijakan-kebijakan, pengarahan-pengarahan,
dan dokumen-dokumen.3. Reviu terhadap laporan kinerja entitas, laporan mengenai
rencana kerja dan prioritasnya.4. Reviu dan peninjauan fisik terhadap fasilitas-fasilitas yang
dimiliki oleh entitas.5. Menelusuri sistem dan prosedur pengendalian.6. Analisis terhadap hubungan antara pemanfaatan sumber daya
dan hasilnya.7. Mengidentifikasi risiko entitas.8. Reviu atas laporan-laporan audit dan studi yang telah
dilakukan sebelumnya, termasuk laporan audit yang dilakukan oleh auditor lainnya.
Hasil
1. Gambaran Umum Entitas (KKA Indeks A.1.1)2. Pemahaman atas Input, Proses, dan Output Entitas (KKA
Indeks A.1.2)3. Informasi Lainnya (KKA Indeks A.1.3)
Lembaga Audit Sektor Publik
TIM AUDIT KINERJA
KANTOR PELAYANAN AGRARIA ADIPURA
Auditee : Kantor Pelayanan Agraria Adipura
Tahun Buku :2005 dan 2006
Kertas Kerja Audit Dibuat Oleh :SGW
Direvieu Oleh :ABI
A. Gambaran Umum Entitas
1. Perencanaan Strategis KPARencana strategis merupakan rencana KPA dalam rangka mencapai tujuan yang maksimal, terarah, sistematik serta profesional dengan berpijak pada:
(1) tugas pokok dan fungsi KPA.(2) arti dan fungsi tanah di tengah masyarakat serta
kondisi saat iniMaksud dan Tujuan Rencana Strategis (Renstra):
(1) Setiap kebijakan yang menyangkut bidang pertanahan dapat terencana, terarah, berkesinambungan dan adil guna menghindari adanya pertentangan/konflik;
Indeks
A.1.1
(2) Penjabaran visi, misi dari wilayah tempat KPA berada (Kabupaten Adipura) yaitu manusia unggul yang agamis berbasis agribisnis dan industri yang berwawasan lingkungan melalui pemberdayaan masyarakat dan pelayanan prima serta dapat mengantisipasi segala tantangan dan permasalahan yang timbul sebagai akibat dari pengaruh globalisasi, teknologi dan informasi;
(3) Sebagai bahan penilaian keberhasilan kerja (akuntabilitas) Kantor Pertanahan.
2. VisiTerwujudnya pelayanan prima di bidang pertanahan bagi masyarakat melalui tertib pengelolaan pertanahan.
3. MisiMisi yang diemban Kantor Pelayanan Agraria adalah:
(1) meningkatkan kualitas pelayanan di bidang pertanahan;
(2) mendorong percepatan pendaftaran tanah untuk pertama kali;
(3) menumbuhkembangkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan bidang pertanahan
(4) meningkatkan kualitas pengawasan dan pengendalian teknis operasional bidang pertanahan.
4. Nilai StrategisNilai-nilai strategis yang menjadi acuan KPA dalam melaksanakan kebijakan, program, dan kegiatan dalam mewujudkan visi misi adalah tekad, adaptasi, dan terukur.
5. Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan
Faktor-faktor kunci keberhasilan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
(1) sumber daya manusia baik secara kualitatif maupun kuantitatif;
(2) sistem kerja yang terukur sehingga setiap gerak langkah organisasi dapat dipertanggungjawabkan kepada publik;
(3) teknologi informasi sebagai sarana untuk memperoleh informasi dalam pengambilan keputusan di bidang pelayanan dan pendapatan dari sektor pertanahan;
(4) pelayanan pertanahan yang terorganisir dan sistematis;
(5) koordinasi dengan instansi terkait.
6. Tujuan(1) Meningkatnya pelaksanaan pelayanan sesuai
dengan mekanisme dan prosedur.(2) Meningkatnya fasilitas penunjang sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan pelayanan.
7. Sasaran(1) Terlaksananya mekanisme pelayanan yang
terarah dan transparan.(2) Tercapainya penyempurnaan sarana fisik dan
pemenuhan dana untuk menunjang kegiatan pelayanan kantor.
8. KebijakanDalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran KPA untuk Tahun 2005-2009 arah kebijakan yang diambil mengacu pada:
(1) mendelegasikan 9 (sembilan) kewenangan pemerintah kepada Pemerintah Kabupaten sesuai dengan Kepress Nomor 34 Tahun 2003 dalam penyelenggaraan pelayanan di bidang
pertanahan;(2) memberikan fasilitas bagi terwujudnya data
fisik dan yuridis yang akurat;(3) menata kembali penempatan sumber daya
manusia sesuai dengan bidang keahliannya;(4) memberikan fasilitas bagi tersusunnya
perencanaan organisasi yang rasional;(5) memberikan fasilitas bagi terselenggaranya SIM
Pertanahan;(6) pengaturan pertanahan untuk memenuhi
kebutuhan daerah;(7) memberikan fasilitas bagi terselenggaranya
pembinaan kepada pelaku jasa pertanahan kepada masyarakat;
(8) memberikan fasilitas bagi terselenggaranya pengawasan dan pengendalian penggunaan tanah yang berwawasan lingkungan serta pengendalian penguasaan pemilikan tanah;
9. Kegiatan KPA yang terdiri atas:(1) Pelayanan, pengukuran, dan pemetaan bidang
tanah(2) Pelayanan pendaftaran pertama kali(3) Pelayanan pemeliharaan data pendaftaran tanah(4) Pelayanan pemeriksaan tanah(5) Pelayanan informasi tanah.
10. Tugas dan FungsiKantor Agraria mempunyai tugas dan fungsi Biro Agraria dalam lingkungan wilayah Kabupaten yang bersangkutan (Wilayah Kabupaten Adipura) sesuai dengan Keputusan Kepala Biro Agraria (BA) No. 01 Tahun 1989 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor wilayah dan Kantor Agraria.
Fungsi – fungsi yang dimiliki oleh Kantor Pelayanan Agraria Adipura adalah:
(1) menyiapkan kegiatan di bidang pengaturan
penguasaan tanah, penatagunaan tanah, pengurusan hak-hak atas tanah, serta pengukuran dan pendaftaran tanah;
(2) melaksanakan kegiatan pelayanan di bidang pengaturan penguasaan tanah, pengurusan hak-hak tanah, pengukuran dan pendaftaran;
(3) menyiapkan rencana, program, dan penganggaran dalam rangka pelaksanaan tugas pertanahan;
(4) memberikan pelayanan, perizinan dan rekomendasi di bidang pertanahan;
(5) melaksanakan survei, pengukuran dan pemetaan dasar, pengukuran dan pemetaan bidang, pembukuan tanah, pemetaan tematik dan survey potensi tanah;
(6) mengusulkan dan melaksanakan penetapan hak tanah, pendaftaran hak tanah, pemeliharaan data pertanahan dan administrasi tanah aset pemerintah;
(7) menangani konflik, sengketa, dan perkara pertanahan;
(8) mengelola Sistem Informasi Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS).
(9) melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.
11. Uraian Struktur OrganisasiBerdasarkan Peraturan Kepala Biro Agraria struktur organisasi KPA Adipura adalah sebagai berikut.
Sub Bagian Tata Usaha
Urusan Perencanaan & Keuangan
Urusan Umum & Kepegawaian
Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan
Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah
Seksi Pengaturan & Penataan Tanah
Seksi Pengendalian & Pemberdayaan
Seksi Sengketa Konflik & Perkara
Sub Seksi Pengukuran & Pemetaan
Sub Seksi Penetapan Hak Tanah
Sub Seksi Penatagunaan Tanah & Kawasan Tertentu
Sub Seksi Pengendalian Pertanahan
Sub Seksi Sengketa & Konflik Pertanahan
Sub Seksi Tematik & Potensi Tanah
Sub Seksi Pengaturan Tanah Pemerintahan
Sub Seksi Landreform & Konsolidasi Tanah
Sub Seksi Pemberdayaan Masyarakat
Sub Seksi Perkara Pertanahan
Sub Seksi Pendaftaran Hak
Sub Seksi Peralihan Pembebanan Hak & PPAT
Kepala Kantor
12. Anggaran dan Realisasi Keuangan serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kantor Pelayanan Agraria (KPA)Berkaitan dengan pelayanan yang diberikan, KPA mempunyai sumber daya keuangan sebagai berikut.
Tahun Anggaran
Anggaran Realisasi
2005 12.400.000.000 7.000.000.000 56%
2006 16.000.000.000 10.000.000.000 63%
PNBP pada KPA terdiri atas (i) Pelayanan Pendaftaran Tanah; (ii) Pelayanan Pemeriksaan Tanah; (iii) Pelayanan Informasi Pertanahan, dan; (iv) Pelayanan Penetapan Hak atas Tanah.
Penerimaan terbesar Tahun Anggaran 2005 dan 2006 adalah dari kegiatan Pengukuran dan Pemetaan yaitu Tahun 2005 sebesar Rp4.500.000.000 atau 51% dari total penerimaan Rp8.900.000.000 dan Tahun 2006 sebesar Rp4.000.000.000 atau 48% dari total penerimaan Rp8.300.000.000.
B. Identifikasi Area Kunci
Area kunci merupakan area atau kegiatan yang dilaksanakan oleh auditee,yang sangat
menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan kinerja auditee yang
bersangkutan.Dari sudut pandang auditor,pemilihan area kunci yang terlalu luas dan
tidak ‘’bulat’’,sehingga rekomendasi yang diberikan oleh audito tidak tajam dan tidak
menyentuh pokok permasalahan yang dihadapi auditee,sebaliknya, lingkup audit
yang terlalu sempit dapat mengakibatkan temuan dan rekomendasi audit tidak
mewakili permaslahan ang ada pada auditee.
1. PENGERTIAN AREA KUNCI
Area Kunci (key area) adalah area,bidang,atau kegiatan yang merupakan
fokus audit dalam entitas. Pemilihan area kunci harus dilakukan mengingat lausnya
bidang,program,dan kegiatan pada entitas yang diaudit sehingga tidak mungkin
melakukan audit diseluruh area entitas.
2. MANFAAT IDENTIFIKASI AREA KUNCI
Pemilihan area kunci yang tepat memungkinkan penggunaan sumber daya
audit secara lebih efisien dan efektif karena dapat memfokuskan sumber daya pada
area audit yang memiliki nilai tambah yang maksimum. Tentu saja hal ini lebih baik
dibandingkan dengan mengalokasikan seluruh sumber daya audit pada seluruh area
secara merata.
3. PENDEKATAN UNTUK IDENTIFIKASI AREA KUNCI
Penentuan area kunci dapat dilakukan berdasarkan faktor pemilihan (selection
factor) yang terdiri atas :
a. Resiko manajemen
b. Signifikansi program, yang mencakup materialitas keuangan, batas keritis
keberhasilan,dan fisibilitas
c. Dampak audit
d. Auditabilitas
Risiko Manajemen
Pendekatan audit berbasis resiko (risk-based audit approuch), yaitu suatu
pendekatan dengan enggunakan analisis resiko untuk menentukan area penting yang
seharusnya menjadi fokus audit. Dalam audit kinerja, pendekatan audit berbasis
resiko lebih ditekankan pada resiko yang ditanggung manajemen terkait dengan aspek
ekonomi,efisiensi,dan efektifitas. Beberapa hal yang dapat digunakan untuk mrnilai
kemungkinan terjadinya resiko manajemen dari sisi ekonomi,efisiesi, dan efektifitas
antara lain sebagai berikut
1. Pengeluaran dibawah atau diatas anggaran, dimana pengeluaran tersebut
cukup signifikan.
2. Tidak tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
3. Tingginya mutasi pegawai.
4. Manajemen tidak bereaksi atas kelemahan yang ditemukan.
5. Ekspansi program secara mendadak.
6. Hubungan dan tanggung jawab yang tumpang tindih, tidak jelas atau
membingungkan.
7. Aktifitas yang bersifat rumit dalam suatu lingkungan yang penuh dengan
ketidakpastian.Beberapa indikator ketidak pastian antara lain :
a. Kegitan yang terdesentralisasi dengan banyak pihak yang berkepentingan.
b. Penggunaan teknologi yang berkembang sangat pesat dan canggih.
c. Lingkungan yang dinamis dan kompetitif.
d. Melibatkan berbagai macam instansi/lintas sektoral, dan
e. Proyek atau aktivitasn yang baru.
Penentuan resiko manajemen sangat dipengaruhi oleh auditor atas
pengendalian internal. Pengendalian yang lemah atas suatu program
/kegitan menunjukan adanya resiko tinggi.
Signifikan
Signifikansi suatu area audit berkaitan dengan dampak yang dihasilkan area
tersebut terhadap objek audit secara berkeseluruhan. Signifikansi tergantung pada
apakah suatu kegiatan dalam suatu area audit secara koparatif memilki pengaruh yang
besar terhadap kegiatan lainnya dalam objek audit secara keseluruhan. Penentuan
signifikansi merupakan penilaian profesional dimana seorang auditor harus
mempertimbangkan faktor-faktor secara materialitas keuangan, batas keritis
keberhasilan dan fisibilitas
Materialitas keuangan merupakan salah satu faktor dalam menentukan tingkat
signifikansi. Faktor didasarkan pada penilaian total nilai kekayan entitas, pengeluaran
tahunan, dan/ penerimaan tahunan dalam area yang dapat diaudit. Semakin material
suatu area maka semakin tinggni prioritas yang diberikan pada area tersebut.
Batas kritis keberhasilan menunjukan pentingnya suatu area dalam
menentukan keberhasilan suatu entitas.Apabila perbaikan yang ditimbulkan akan
memberikan dampak yang signifikan terhadap operasi entitas maka tingkat
signifikansinya relatif tinggi.
Fisibilitas atau kejelasan suatu area berkaitan erat dengan danpak eksternal
dari kegiatan tersebut.Hal ini berkaitan dengan faktor sosial ekonomi dan
lingkungan,serta pentingnya kegitan tersebut terhadap progran
pemerintah/masyarakat.
Dampak Audit
Dampak audit merupakan nilai tambah yang diharapkan dari audit tersebut
yaitu suatu perubahan dan perbaikan yang dapat meningkatkan “3 E”.
Berikut disajikan beberapa kemungkinan dampak audit yang diharapkan.
1. Aspek Ekonomi
2. Aspek Efisiensi
3. Aspek Efektivitas
4. Peningkatan Perencanaan,Pengdalian dan Manajemen
5. Peningkatan Akuntabilitas
6. Peningkatan Mutu Pelayanan
Auditabilitas
Auditabilitas berkatian dengan kemampun tim audit untuk melaksanakan
audit sesuai dengan standar audit.Berbagai keadaan yang menyebabkan auditor
memutuskan untuk tidak melakukan audit dalam area tertentu,walaupun hal tersebut
sangat signifikan,dapat terjadi.
Berbagai situasi mungkin terjadi,sehingga auditor memutuskan untuk tidak
melaksanakan audit secara profesional pada beberapa area tertentu atau bahkan pada
seluruh area entitas,baik karena keadaan entittas maupun keadaan auditor itu
sendiri.Dalam memutuskan hal tersebut,auditor dapat mempertimbangkan hal hal
tersebut.
1. Sifat kegiatan yang tidak memungkinkan untuk tidak diaudit,misalnya untuk
melakukan audit atas pertimbangan pertimbangan teknis suatu fasilitas
penelitian.
2. Bila auditor tidak memiliki atau mendapatkan keahlian yang diisyaratkan
3. Area tersebut sedang dalam perubahan yang signifikan dan mendasar.
4. Kriteria yang sesuai atau pantas tidak tersedia untuk menilai kinerja
5. Lokasi pekerjaan lapangan tidak dapat dijangkau sehubungan dengan bencana
alam atau alasan lain.
RINGKASAN STUDI KASUS 2
Pada studi kasus 2,Anda akan jelaskan mengenai penentuan area kunci berdasarkan
pendekatan faktor faktor pemilihan (selection factors approach).faktor faktor yang
dipertimbangkan adalah risiko manajemen,signifikansi,dampak potensial audit,dan
auditabilitas.Dalam studi kasus digambarkan bahwa sebelum menentukan area
kunci,tim audit melakukan pemilihan atas area potensial yang akan dilakukan. Kantor
Pelayan Agraria (KPA) Adipura memiliki empat tugas utama yang dijadikan sebagai
area audit potensial oleh auditor ,yaitu : 1).pengelolaan penerimaan bukan
pajak,2).penggunaan belanja penerimaan negara bukan pajak. 3).Pengelolaan
pelayanan kepada pemohon, 4).pengelolan dalam pelayanan penanganan
sengketa,konflik dan perkara.Berdasarkan evaluasi dengan menggunakan pendekatan
faktor faktor pemilihan,disimpulkan bahwa “pengelola pelayanan kepada pemohon”
mendapat prioritas tertinggi untuk dilakukan audit.
Pengelolaan pelayanan kepada pemohon di KPA Adipura terdiri atas 48 jenis
pelayanan.Dari semua jenis pelayanan tersebut,dengan menerapkan faktor faktor
pemilihan yang sama,akan dipilih area kunci yang menjadi fokus utama dalam
pelaksanaan audit dilapangan,yaitu area pengukuran dan area peningkatan Hak Guna
Bangunan (HGB) ke Hak Milik tanpa Ganti Blanko.