Post on 08-May-2018
ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN MPLS PT. TELKOM YOGYAKARTA
Naskah Publikasi
diajukan oleh
Heni Purwaningsih
07.11.1759
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
2011
MPLS NETWORK DESIGN AND ANALYSIS OF PT. TELKOM YOGYAKARTA
ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN MPLS PT. TELKOM YOGYAKARTA
Heni Purwaningsih Jurusan Teknik Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Telecommunications is increasingly developing into effect on the competitiveness of the telecommunications company to improve the quality of service to consumers. The way it is in the can by improving the quality backbone network uses a ring topology network based on Multi Protocol Label Switching (MPLS). MPLS combines the advantages of IP and ATM bandwidth management is better able to inhibit the accumulation of data packets of data transmission failure can be overcome.
MPLS is a new technology to forward packets at high speed backbone network without changing network structure that already exists. MPLS deliver packages that previously have been dirouting OSPF then forwarded with the package insert label in the header of Layer 2 and 3.
PT. Telkom Yogyakarta is a telecommunications company engaged in providing technology solutions that can improve the quality of service to consumers. MPLS is a choice of network technology that is better than other technologies are applied in PT. Telkom Yogyakarta in addition to current data transmission is also quality assured security when exchanging data
Keywords: MPLS, Data Transmission, Topology, Technology
1. Pendahuluan
PT. Telkom merupakan perusahaan telekomunikasi Indonesia pertama yang
bergerak sebagai penyedia jasa telekomunikasi bagi masyarakat Indonesia, baik untuk
individu/organisasi, instansi pemerintah, pendidikan, dan bisnis, sudah selayaknya
memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan salah satunya memperhatikan
kenyamanan pelanggan dengan mengontrol koneksi jaringan supaya tidak terputus.
PT. Telkom Yogyakarta yang mencakupi wilayah Yogyakarta, Solo, Purwokerto,
Pekalongan, Semarang menggunakan topologi star dengan media FO (Fiber Optic)
sebagai backbone jaringannya untuk mengontrol koneksi jaringan tiap daerah, banyak
mengalami keterbarasan seperti jaringan disconnect, hal ini menjadi penghambat
jalannya transmisi data.
Topologi ring berbasis MPLS yang kini diterapkan pada backbone jaringan PT.
Telkom yogyakarta dapat menunjang komunikasi, transmisi data, manajemen bandwith
dan memperkecil terjadinya disconnect antar jaringan.
MPLS merupakan teknologi terbaru untuk mem-forward paket pada jaringan
backbone kecepatan tinggi tanpa mengubah struktur jaringan yang telah ada
sebelumnya. Kinerja jaringan MPLS yang diterapkan di PT. Telkom Yogyakarta untuk
meningkatkan kualitas jaringannya mampu memberi keuntungan bagi PT. Telkom
Yogyakarta.
2. Landasan Teori
2.1 Tinjauan Pustaka
Skripsi Hendra Rakhmawan (2008) dari Institute Technology Bandung
dengan NIM 13204146 yang berjudul “Design dan Implementasi Simulasi
Jaringan MPLS VPN dan RSVP-TE sebagai Model Jaringan Inherent “, skripsi
tersebut membahas tentang teknologi MPLS yang diimplementasikan terhadap
jaringan inherent. Skripsi Hendra Rakhmawan yang membahas teknologi
jaringan MPLS memberikan pedoman penelitian selanjutnya yang akan dibahas
yaitu tentang “analisis dan perancangan jaringan MPLS di PT. Telkom
Yogyakarta”.
2.2 Topologi Jaringan
Topologi jaringan adalah hal yang menjelaskan hubungan geometris
antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan yaitu node, link, dan station.
Arsitektur topologi merupakan bentuk koneksi fisik untuk menghubungkan setiap
node pada sebuah jaringan.
2.3 Layer TCP/IP
Transmission Control Protocol / Internet Protokol (TCP/IP) berdasarkan
informasi buku Cisco Certified Network Associate (CCNA), dibuat oleh
Departement of Defence (DoD) untuk memastikan dan menjaga integritas data
sama seperti halnya menjaga komunikasi dalam situasi kekacauan perang.
Transmission Control Protocol / Internet Protokol (TCP/IP) adalah standar
komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar
menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan internet.
Protocol ini tidak dapat berdiri sendiri, karena protocol berupa kumpulan protocol
(protocol suite).
2.4 Layer OSI
Open System Interconection (OSI) adalah suatu panduan untuk pembuat
aplikasi agar dapat membuat dan mengimplementasikan aplikasi yang dapat
berjalan dijaringan. OSI juga menyediakan sebuah kerangka kerja untuk
menciptakan dan mengimplementasikan standar-standar networking, peralatan,
dan skema internetworking.
Open System Interconection (OSI) terdiri dari tujuh layer yang terbagi
menjadi dua group. Tiga layer teratas mendefinisikan bagaimana aplikasi-aplikasi
berkomunikasi satu sama lain, sedangkan empat layer di bawahnya
mendefinisikan bagaimana data dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.
2.5 Transmisi Data
Transmisi data merupakan media yang menghubungkan antara pengirim
dan penerima informasi (data), karena jarak yang jauh maka data terlebih dahulu
diubah menjadi kode/isyarat, dan isyarat inilah yang akan dimanipulasi dengan
berbagai macam cara untuk diubah kembali menjadi data.
Transmisi data dapat dilakukan dengan berbagai media transmisi data
diantaranya dapat menggunakan kawat terbuka/open wire, kabel jalin
ganda/twister pair cable, kabel coaxial, fiber optic, microwave/ gelombang mikro,
transmisi satelit, infra red, gelombang radio.
2.6 Multi Protocol label Switching (MPLS)
Multi Protocol label Switching (MPLS) merupakan arsitektur network yang
didefinisikan oleh IETF untuk memadukan mekanisme label swapping di layer 2
dengan routing di layer 3 untuk mempercepat pengiriman paket. MPLS adalah
teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone kecepatan tinggi.
Sebelumnya, paket-paket diteruskan dengan protokol routing seperti OSPF,
BGP, atau EGP. Protokol routing berada pada layer 3 sistem OSI, sedangkan
MPLS berada di antara layer 2 dan 3.
3. Analisis
3.1 Analisis Topologi Jaringan
3.1.1. Analisis Topologi Jaringan Lama
Hasil wawancara dengan bapak Jaka (kepala bag. IS PT. Telkom
Yogyakarta) diperoleh informasi bahwa, PT. Telkom Yogyakarta sebelumnya
menggunakan topologi star berbasis fiber optic (FO) sebagai backbone
jaringannya untuk mengontrol koneksi tiap daerah meliputi Semarang, Solo,
Yogyakarta, Pekalongan, Purwokerto, dibawah naungan divre IV Semarang.
Gambar 3.1 Topologi Star
Topologi star dirasa kurang mampu menangani kebutuhan transmisi data
yang begitu besar, topologi star mempunyai banyak keterbatasan diantaranya
dengan adanya beban transmisi data yang besar dan menejemen bandwith yang
buruk menyebabkan kemacetan traffic pada jaringan sehingga jaringan sering
disconnect. hal ini menjadi penghambat jalanya transmisi data, sehingga
kenyamanan pelanggan PT. Telkom menjadi terganggu.
Topologi star yang diterapkan PT. Telkom terlihat tidak efektif, data
dikirim dari satu sumber yaitu switch yang berada di divre IV Semarang sehingga
jaringan router tidak dapat bertukar data satu sama lain. Hal ini menyebabkan
adanya penumpukan data yang membuat traffic penuh dan bandwith habis
terpakai sehingga transmisi data tidak lancar.
3.1.2. Analisa Topologi Jaringan Baru
Topologi jaringan backbone yang kini digunakan oleh PT. Telkom
Yogyakarta yaitu jaringan MPLS. Sebelumnya pengertian jaringan MPLS telah
dijelaskan pada bab II, yakni MPLS adalah teknologi penyampaian paket pada
jaringan backbone kecepatan tinggi. Sebelumnya, paket-paket diteruskan dengan
protokol routing seperti OSPF, BGP, atau EGP. Protokol routing berada pada
layer 3 sistem OSI, sedangkan MPLS berada di antara layer 2 dan 3, lebih
tepatnya layer 2,5.
Jaringan MPLS dikatakan sebagai sebuah bentuk penggabungan antara
kelebihan dari ATM (layer 2) dan kelebihan IP(layer 3), yakni ATM memiliki QoS
dan security yang tinggi tapi tidak fleksibel dimanajemen bandwith atau
pemborosan bandwith, sedangkan IP mempunyai QoS yang sensitif dan security
yang rendah tapi fleksibilitas bandwith tinggi.
Hasil wawancara dengan bapak Freddy J. Siahaan (officer di Operation &
Maintenance Multimedia PT. Telkom Yogyakarta) menyatakan bahwa melihat
dari kelebihan ATM dan IP itu maka PT. Telkom menggunakan jaringan MPLS
sebagai jaringan backbonenya.
3.1.2.1. Label Switch Router (LSR)
Label Switching Routers (LSR) berfungsi untuk mengaplikasikan label
ke dalam paket-paket yang masuk kedalam jaringan MPLS. Paket yang dilabeli
kemudian dihubungkan ke LSR yang juga berfungsi sebagai router, setelah itu
paket diteruskan ke IP tujuan, proses ini menjadikan tingkat keamanan transmisi
data lebih baik.
3.1.2.2. Topologi Jairangan MPLS
Gambar 3.2 Topologi Jaringan MPLS
Jaringan MPLS dapat dilakukan tanpa mengubah struktur jaringan yang
sudah ada sebelumnya, topologi jaringan MPLS lebih dikenal dengan bentuk
Metro Ethernet.
LSR yang terdapat pada topologi diatas melabeli paket data dari router
pengirim ke router tujuan, tujuannya yaitu untuk meningkatkan kualitas
keamanan paket yang dikirim. LSR terhubung satu sama lain untuk meneruskan
paket data.
3.1.2.3. Arsitektur MPLS
Arsitektur MPLS dirancang untuk memenuhi karakteristik yang
diharuskan dalam sebuah jaringan kelas carrier (pembawa) berskala besar. IETF
membentuk kelompok kerja MPLS pada yahun 1997 untuk mengembangkan
metode umum yang distandarkan.
Tujuan dari kelompok kerja MPLS ini adalah untuk menstandarkan
protokol-protokol yang menggunakan teknik pengiriman label swapping
(pertukaran label).
3.1.2.4. Keuntungan MPLS di PT. Telkom Yogyakarta
1. MPLS mempunyai kinerja yang lebih baik, biaya operasi yang rendah bagi
para operator.
2. fleksibilitas untuk mengakomodasi teknologi baru dan yang akan datang.
3. keamanan yang lebih baik.
4. Performansi yang lebih baik dengan menggunaan kelas layanan (Class of
Service (CoS) atau Quality of Service (QoS) dan prioritas antrian sehingga
jaringan dapat mengetahui traffic yang paling penting dan memastikan bahwa
ada prioritas diantara traffic tersebut.
5. Dapat mengurangi biaya operasional hingga 50%, dengan mempertahankan
tingkat kehandalan dan layanan yang tinggi.
6. Dapat merespon perubahan teknologi dengan cepat, misalnya untuk layanan-
layanan baru, traffic yang sensitif terhadap latency, VoIP, dan video.
7. Packet loss yang rendah yang membuat respon lebih cepat untuk berbagai
aplikasi
8. Menyederhanakan adminisitrasi jaringan dan management dari network.
9. Perangkaian rute dan tujuan selanjutnya.
10. Integrasi yang lebih baik dari dunia IP dan ATM.
3.2 Analisis Kinerja
Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kinerja jaringan seperti
packet loss, latency, kualitas media transmisi, monitoring, kompleksitas network,
management bandwith, dll.
a. Transmisi Data
Nilai kecepatan transmisi data (x×10GB), yang mempengaruhi transmisi
data yaitu :
Transport bandwith
Media transmisi
Kualitas signal yang ditransmisikan
b. Media Transmisi
Media transmisi yang digunakan yaitu fiber optic. Kualitas media transmisi
mempengaruhi kinerja network, media transmisi yang buruk menyebabkan :
hambatan transmisi data
traffic lambat
network padat
c. Latency
Standar latency yang terjadi di PT. Telkom Yogyakarta sebesar 20
milisecond, apabila ≥ 20 milisecond maka perlu dilakukan koreksi terhadap
transport dari node-node. Hal yang mempengaruhi :
Kualitas Transmisi
Tingkat CPU di router dengan bandwith yang tersedia untuk link
jumlah hop router yang dilewati, makin banyak makin memperlambat
jalannya transmisi.
Media transmisi yang berbeda mempengaruhi latency yang berbeda-
beda.
3.3 Perancangan Topologi Jaringan MPLS
Perancangan suatu topology jaringan merupakan hal utama yang dibutuhkan
seorang network administrator dalam membangun sebuah simulasi jaringan. Simulasi
jaringan dibangun untuk melihat kebutuhan suatu jaringan, dalam hal ini network
administrator dapat mengkoordinasi dan management network sebelum jaringan nyata
dibangun. Berikut ini merupakan sebuah perancangan topology jaringan MPLS dengan
spesifikasi yang dibutuhkan :
a. Komputer
Processor : Intel (R) core(TM)2 Duo CPU T5870 @2.00 GHz
RAM : 2.00 GB
HDD : 240 GB
OS : Windows XP
b. Aplikasi
Aplikasi yang digunakan dalam merancang simulasi jaringan MPLS yaitu
GNS3 0.7.3
IOS Image cisco
Router C7200 (pada IOS image cisco)
Gambar 3.3 Perancangan Topologi Jaringan MPLS
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Simulasi
Simulasi MPLS telah berhasil, hal ini dapat dilihat dari adanya protocol
LDP saling bertukar MPLS lable table.
Gambar4.1 MPLS
Gambar 4.1 menunjukkan MPLS sedang bekerja, hal ini terlihat dari adanya ip
core2 sebagai ldp neigh di core1, seperti yang terlihat didalam kotak.
Lakukan pengecekan MPLS dengan perintah seperti berikut :
Core2>show mpls ldp neigh
Hasil MPLS pada Core1
Gambar 4.2 MPLS pada core1
Gambar 4.2 diatas memperlihatkan adanya ip 125.160.0.2 dan 125.160.0.1 yang
teridentifikasi sebagai MPLS, hal ini terjadi karena sebelumnya kedua ip pada masing-
masing router tersebut telah terdaftarkan mpls ip pada konfigurasi ip sebelumnya. IP
125.160.0.2 pada router PE1 teridentifikasi sebagai ldp neigh di router core1 ini.
5. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan simulasii pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari tugas akhir ini adalah :
1. Jaringan MPLS dapat diterapkan sebagai backbone jaringan tanpa harus
mengubah secara besar-besaran jaringan yang sudah ada sebelumnya
2. Dari hasil simulasi MPLS telah berhasil.
3. Manajemen bandwith yang teratur mampu diatasi dengan MPLS, sehingga
penambahan bandwith secara tiba-tiba tidak perlu terjadi lagi
4. Penggabungan yang terjadi antara kelebihan ATM & IP dalam MPLS
mampu meningkatkan kualitas transmisi data menjadi lebih baik
5. Dengan topology ring berbasis MPLS, disconect yang terjadi pada saat
transmisi data mampu diatasi karena paket data dapat melalui jalur atau hop
router yang lainnya untuk mengirimkan paket data ke router tujuan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Konfigurasi MPLS http://www.cisco.com/Configuring a Basic MPLS VPN -
Cisco Systems, diakses pada tanggal 21 Desember 2010.
Anonim. 2008. Simulasi jaringan mpls, http://www.ilmukomputer.com/rafdian rasyid-
experiment-mpls-dengan-gns3/archiv/paper.pdf, diakses tanggal 21 Desember
2010.
Guichard, Jim. Papelnjak & Apcar,Jeff. 2005. MPLS and VPN Architectures, Penertbit
Elex Media Komputindo, Jakarta
Lammle, Todd. 2005. CCNA #1 , Penertbit Elex Media Komputindo, Jakarta
Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer, Penerbit Andi, Yogyakarta