PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN...

17
1 PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN CONSUMER-BRAND CHARACTERISTIC TERHADAP BRAND LOYALTY PRODUK HANDPHONE MEREK NOKIA Anggie Dania Puteri Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100, Depok ABSTRAK Seiring dengan berkembangnya teknologi dan persaingan yang semakin ketat, perusahaan harus bisa bertahan hidup dan terus berkembang. Perusahaan harus mampu mempertahankan loyalitas pelanggannya. Loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang sangat penting yang merupakan tujuan inti yang diupayakan pemasar. Nokia adalah brand ternama untuk gadget handphone dan telah menjadi market leader di Indonesia. Akan tetapi dunia ponsel bukanlah milik Nokia sendiri, semakin banyak merek-merek pesaing bermunculan yang siap menggeser pangsa pasar Nokia. Perusahaan tentu mengharapkan produk yang diberikan mampu membuat konsumen percaya terhadap produk tersebut sehingga muncul kepercayaan terhadap merek yang terdiri dari brand characteristic, company characteristic, dan consumer-brand characteristic serta mampu menciptakan kesetiaan terhadap merek tersebut. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari 100 responden dengan menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama maupun parsial, brand characteristic, company characteristic dan consumer-brand characteristic berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty produk handphone merek Nokia. Dari ketiga variabel tersebut yang berpengaruh paling domian adalah consumer-brand characteristic diikuti oleh brand characteristic dan company characteristic. Kata kunci: brand characteristic; company characteristic; consumer-brand characteristic; brand loyalty ABSTRACT Along with the development of technology and increasing competition, companies must be able to survive and continue to thrive. Companies must be able to maintain the loyalty of its customers. Customer loyalty to the brand product is a very important concept which is the core objective pursued marketers. Nokia is the leading brand for mobile phones and gadgets have become the market leader in Indonesia. But the world is not Nokia's own mobile phones, more and more brands emerging competitors who are ready to shift Nokia's market share. The Company would expect given product can make consumers believe in the product so that it appears confidence in the brand which consists of characteristic brand, company characteristic, and consumer-brand characteristic and able to create loyalty to the brand. The data used in this study is primary data collected from 100 respondents using a questionnaire. The sampling technique used was simple random sampling. The analytical tool used in this study were multiple linear regression analysis.

Transcript of PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN...

Page 1: PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6150/1/JURNAL.pdf · sangat penting yang merupakan tujuan inti yang diupayakan

1

PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN

CONSUMER-BRAND CHARACTERISTIC TERHADAP BRAND LOYALTY

PRODUK HANDPHONE MEREK NOKIA

Anggie Dania Puteri

Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Jl. Margonda Raya No.100, Depok

ABSTRAK

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan persaingan yang semakin ketat, perusahaan

harus bisa bertahan hidup dan terus berkembang. Perusahaan harus mampu mempertahankan

loyalitas pelanggannya. Loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang

sangat penting yang merupakan tujuan inti yang diupayakan pemasar. Nokia adalah brand

ternama untuk gadget handphone dan telah menjadi market leader di Indonesia. Akan tetapi

dunia ponsel bukanlah milik Nokia sendiri, semakin banyak merek-merek pesaing

bermunculan yang siap menggeser pangsa pasar Nokia. Perusahaan tentu mengharapkan

produk yang diberikan mampu membuat konsumen percaya terhadap produk tersebut

sehingga muncul kepercayaan terhadap merek yang terdiri dari brand characteristic,

company characteristic, dan consumer-brand characteristic serta mampu menciptakan

kesetiaan terhadap merek tersebut.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari 100

responden dengan menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah simple random sampling. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah

analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama maupun parsial, brand

characteristic, company characteristic dan consumer-brand characteristic berpengaruh

signifikan terhadap brand loyalty produk handphone merek Nokia. Dari ketiga variabel

tersebut yang berpengaruh paling domian adalah consumer-brand characteristic diikuti oleh

brand characteristic dan company characteristic.

Kata kunci: brand characteristic; company characteristic; consumer-brand characteristic;

brand loyalty

ABSTRACT

Along with the development of technology and increasing competition, companies must be

able to survive and continue to thrive. Companies must be able to maintain the loyalty of its

customers. Customer loyalty to the brand product is a very important concept which is the

core objective pursued marketers. Nokia is the leading brand for mobile phones and gadgets

have become the market leader in Indonesia. But the world is not Nokia's own mobile

phones, more and more brands emerging competitors who are ready to shift Nokia's market

share. The Company would expect given product can make consumers believe in the product

so that it appears confidence in the brand which consists of characteristic brand, company

characteristic, and consumer-brand characteristic and able to create loyalty to the brand.

The data used in this study is primary data collected from 100 respondents using a

questionnaire. The sampling technique used was simple random sampling. The analytical tool

used in this study were multiple linear regression analysis.

Page 2: PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6150/1/JURNAL.pdf · sangat penting yang merupakan tujuan inti yang diupayakan

2

The results showed that jointly or partially, characteristic brand, company and consumer-

brand characteristic characteristic significantly influence brand loyalty brand Nokia mobile

phone products. Of the three variables that influence the consumer-brand domian is

characteristic followed by a characteristic brand and company characteristic.

Key words: brand characteristic; company characteristic; consumer-brand characteristic;

brand loyalty

PENDAHULUAN

Kondisi persaingan yang semakin

ketat membuat setiap perusahaan harus

bisa bertahan hidup dan terus

berkembang. Perusahaan harus mampu

mempertahankan loyalitas pelanggannya.

Loyalitas pelanggan adalah kesetiaan

pelanggan akan suatu barang atau jasa

dengan melakukan pembelian ulang

barang atau jasa tersebut secara terus

menerus. Istilah loyalitas pelanggan

sebenarnya berasal dari loyalitas merek

yang mencerminkan loyalitas pelanggan

pada merek tertentu.

Menurut Kotler (2000), merek

adalah nama, istilah, tanda, simbol,

rancangan, atau kombinasi dari hal-hal

tersebut yang dimaksudkan untuk

mengidentifikasi barang atau jasa dari

seorang atau kelompok penjual dan untuk

membedakannya dari produk pesaing.

Merek akan mempunyai reputasi

jika memiliki kualitas. Loyalitas

pelanggan terhadap merek produk

merupakan konsep yang sangat penting

khususnya pada kondisi tingkat

persaingan yang sangat ketat dengan

pertumbuhan yang rendah. Pada kondisi

demikian loyalitas pada merek sangat

dibutuhkan agar perusahaan dapat

bertahan hidup.

Seiring dengan berkembangnya

teknologi, handphone (HP) atau ponsel

tidak hanya digunakan sebagai alat

telepon atau sms saja, tetapi konsumen

juga sudah memperhatikan fitur-fitur

lainnya. Selain itu, merek handphone pun

sudah menjadi pilihan gaya hidup mereka,

merek yang lebih terkenal

dikalangan masyarakat Indonesia maka

akan lebih diminati daripada merek

lainnya yang belum terkenal atau bahkan

tidak terkenal sama sekali.

Nokia adalah brand ternama untuk

gadget handphone di Indonesia dan sejak

dahulu telah menjadi penguasa pasar

ponsel dunia. Akan tetapi dunia ponsel

bukanlah milik Nokia sendiri, semakin

banyak merek-merek pesaing

bermunculan yang siap menggeser pangsa

pasar Nokia sebagai market leader

sementara, contohnya merek handphone

Blackberry, Iphone, Sony Ericsson,

Samsung, LG, dan lain-lain.

Perusahaan tentu mengharapkan

produk yang diberikan mampu membuat

konsumen untuk percaya terhadap produk

tersebut sehingga muncul kepercayaan

terhadap merek atau trust in a brand yang

terdiri dari brand characteristic, company

characteristic, dan consumer-brand

characteristic serta mampu menciptakan

kesetiaan terhadap merek atau brand

loyalty. Jadi, sebuah perusahaan dapat

mampu menjalankan bisnis karena telah

memperoleh konsumen yang setia

terhadap merek yang di keluarkan

perusahaan tersebut walaupun bersaing

dengan merek lain.

Berdasarkan latar belakang di atas,

penulis tertarik untuk membuat penelitian

dengan judul “Pengaruh Brand

Characteristic, Company Characteristic

dan Consumer-Brand Characteristic

Terhadap Brand Loyalty Produk

Handphone Merek Nokia”.

Berdasarkan latar belakang masalah

yang telah diuraikan, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai

berikut.

1. Apakah variabel brand characteristic,

company characteristic, dan

Page 3: PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6150/1/JURNAL.pdf · sangat penting yang merupakan tujuan inti yang diupayakan

3

consumer-brand characteristic secara

bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap brand loyalty produk

handphone merek Nokia?

2. Apakah variabel brand characteristic,

company characteristic, dan consumer-

brand characteristic secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap brand

loyalty produk handphone merek

Nokia?

3. Variabel manakah yang paling dominan

dalam memengaruhi brand loyalty

produk handphone merek Nokia?

Batasan masalah dalam penelitian ini hanya

berkaitan dengan variabel brand

characteristic, company characteristic, dan

consumer-brans characteristic yang dapat

memengaruhi brand loyalty produk

handphone merek Nokia.

TELAAH PUSTAKA

Merek

Menurut Kotler (2000), merek

adalah nama, istilah, tanda, simbol,

rancangan, atau kombinasi dari hal-hal

tersebut, yang dimaksudkan untuk

mengidentifikasi barang atau jasa dari

seorang atau kelompok penjual dan untuk

membedakannya dari produk pesaing.

Merek sebenarnya merupakan janji penjual

untuk secara konsisten memberikan

keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu

kepada pembeli. Merek-merek terbaik

memberikan jaminan mutu. Akan tetapi,

merek lebih dari sekadar simbol. Merek

merupakan alat penanda bagi produsen bisa

berupa nama, logo, trademark, atau

berbagai bentuk simbol lainnya yang

berguna untuk membedakan satu produk

dengan produk lainnya, juga akan

mempermudah konsumen dalam menganali

dan mengidentifikasi suatu produk.

Menurut Kotler (2000), Merek

dapat memiliki enam level pengertian yaitu

sebagai berikut.

1. Atribut

Merek mengingatkan pada atribut

tertentu. Mercedes memberi kesan

sebagai mobil yang mahal, dibuat

dengan baik, dirancang dengan baik,

tahan lama, dan bergengsi tinggi.

1. Manfaat

Bagi konsumen, kadang sebuah merek

tidak sekadar menyatakan atribut, tetapi

manfaat. Mereka membeli produk tidak

membeli atribut, tetapi membeli

manfaat. Atribut yang dimiliki oleh

suatu produk dapat diterjemahkan

menjadi manfaat fungsional dan atau

emosional. Sebagai contoh: atribut

“tahan lama” diterjemahkan menjadi

manfaat fungsional “tidak perlu cepat

beli lagi”, atribut “mahal”

diterjemahkan menjadi manfaat

emosional “bergengsi”, dan lain-lain.

2. Nilai

Merek juga menyatakan sesuatu tentang

nilai produsen. Jadi, Mercedes berarti

kinerja tinggi, keamanan, gengsi, dan

lain-lain.

3. Budaya

Merek juga mewakili budaya tertentu.

Mercedes mewakili budaya Jerman,

terorganisasi, efisien, bermutu tinggi.

4. Kepribadian

Merek mencerminkan kepribadian

tertentu. Mercedes mencerminkan

pimpinan yang masuk akal (orang),

singa yang memerintah (binatang), atau

istana yang agung (objek).

5. Pemakai

Merek menunjukkan jenis konsumen

yang membeli atau menggunakan

produk tersebut.

Kepercayaan Terhadap Merek (Trust In

a Brand)

Menurut Luarn dan Lin yang

disitasi oleh Ferrinadewi (2008),

kepercayaan adalah sejumlah keyakinan

spesifik terhadap integritas (kejujuran pihak

yang dipercaya dan kemampuan menepati

janji), benevolence (perhatian dan motivasi

yang dipercaya untuk bertindak sesuai

dengan kepentingan yang mempercayai

mereka), competency (kemampuan pihak

yang dipercaya untuk melaksanakan

kebutuhan yang mempercayai) dan

Page 4: PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6150/1/JURNAL.pdf · sangat penting yang merupakan tujuan inti yang diupayakan

4

predictability (konsistensi perilaku pihak

yang dipercaya). Kepercayaan konsumen

pada merek hanya dapat diperoleh bila

pemasar dapat menciptakan dan

mempertahankan hubungan emosional

yang positif dengan konsumen.

Hubungan emosional yang positif

ini harus dibangun selama jangka waktu

yang tidak pendek namun harus dilakukan

secara konsisten dan persisten. Pemahaman

yang lengkap tentang loyalitas merek tidak

dapat diperoleh tanpa penjelasan mengenai

kepercayaan terhadap merek (trust in a

brand) dan bagaimana hubungannya

dengan loyalitas merek. Dalam pemasaran

industri, para peneliti telah menemukan

bahwa kepercayaan terhadap sales dan

supplier merupakan sumber dari loyalitas.

Menurut Delgado dan Walzuch

(2004) yang disitasi oleh Ferrinadewi

(2008), komponen kepercayaan merek

bersandar pada penilaian konsumen yang

subyektif atau didasarkan pada beberapa

persepsi, yaitu:

a. Persepsi konsumen terhadap manfaat

yang dapat diberikan produk atau

merek.

b. Persepsi konsumen akan reputasi

merek, persepsi konsumen akan

kesamaan kepentingan dirinya dengan

penjual, dan persepsi mereka pada

sejauh mana konsumen dapat

mengendalikan penjual dan persepsi.

kepercayaan merek adalah harapan

akan kehandalan dan intensi baik merek

karena itu kepercayaan merek

merefleksikan dua hal yakni brand

reliability dan brand intentions.

1. Brand reliability atau kehandalan

merek yang bersumber pada keyakinan

konsumen bahwa produk tersebut

mampu memenuhi nilai yang dijanjikan

atau dengan kata lain persepsi bahwa

merek tersebut mampu memenuhi

kebutuhan dan memberikan kepuasan.

Brand reliability merupakan hal yang

esensial bagi terciptanya kepercayaan

terhadap merek karena kemampuan

merek memenuhi nilai yang

dijanjikannya akan membuat konsumen

menaruh rasa yakin akan mendapatkan

apa yang dibutuhkan dalam hal ini

kebutuhan untuk keluar dari perasaan

terancamnya.

2. Brand intention didasarkan pada

keyakinan konsumen bahwa merek

tersebut mampu mengutamakan

kepentingan konsumen ketika masalah

dalam konsumsi produk muncul secara

tidak terduga. Kedua komponen

kepercayaan merek bersandar pada

penilaian konsumen yang subyektif atau

didasarkan pada persepsi masing-masing

konsumen terhadap manfaat yang dapat

diberikan produk/merek.

Menurut Lau dan Lee (2000), dalam

hubungan kepercayaan dan merek, entitas

yang dipercaya adalah bukan orang, tapi

sebuah simbol. Loyalitas pada merek

melibatkan kepercayaan pada merek. Untuk

menciptakan loyalitas dalam pasar saat ini,

pemasar harus memfokuskan pada

pembentukan dan pemeliharaan

kepercayaan dalam consumer-brand

relationship. Oleh karena itu, kepercayaan

yang telah dibangun oleh pelanggan pada

suatu merek kemungkinan akan mengarah

pada loyalitas terhadap merek tersebut.

Dalam membangun dan

mengembangkan brand trust, perusahaan

harus memahami tiga karakteristik penting

sebagai determinan kepercayaan pelanggan,

yang pada akhirnya akan mengarah pada

loyalitas pelanggan. Tiga karakteristik

kunci bagi kesuksesan hubungan antara

pelanggan dan perusahaan adalah

karakteristik merek, karakteristik

perusahaan, dan karakteristik hubungan

pelanggan-merek.

1. Karakteristik Merek (Brand

Characteristics)

Karakteristik merek memainkan peran

yang vital dalam menentukan apakah

pelanggan memutuskan untuk percaya pada

suatu merek. Berdasarkan pada penelitian

kepercayaan interpersonal, individu-individu

yang dipercaya didasarkan pada reputation,

Page 5: PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6150/1/JURNAL.pdf · sangat penting yang merupakan tujuan inti yang diupayakan

5

predictability dan competence dari individu

tersebut (Lau dan Lee, 2000). Dalam konteks

hubungan pelanggan-merek, kepercayaan

pelanggan dibangun berdasarkan pada reputasi

merek, prediktabilitas merek, dan kompetensi

merek. Penjelasan dari tiga karakteristik merek

dapat ditunjukkan sebagai berikut.

a. Brand Reputation

Brand reputation berkenaan dengan

opini dari orang lain bahwa merek itu baik dan

dapat diandalkan (reliable). Reputasi merek

dapat dikembangkan bukan saja melalui

advertising dan public relation, tapi juga

dipengaruhi oleh kualitas dan kinerja produk.

Pelanggan akan mempersepsikan bahwa sebuah

merek memiliki reputasi baik, jika sebuah

merek dapat memenuhi harapan mereka, maka

reputasi merek yang baik tersebut akan

memperkuat kepercayaan pelanggan (Lau dan

Lee, 2000).

b. Brand Predictability

Brand predictability berkenaan dengan

kemampuan suatu kelompok untuk

memprediksi perilaku dari kelompok lain.

Predictable brand adalah merek yang

memungkinkan pelanggan untuk

mengharapkan bagaimana sebuah merek akan

memiliki performance pada setiap pemakaian.

Predictability mungkin karena tingkat

konsistensi dari kualitas produk. Brand

predictability dapat meningkatkan keyakinan

konsumen karena konsumen mengetahui bahwa

tidak ada sesuatu yang tidak diharapkan akan

terjadi ketika menggunakan merek tersebut.

Karena itu, brand predictability akan

meningkatkan kepercayaan terhadap merek

karena predictability menciptakan ekspektasi

positif (Lau dan Lee, 2000).

c. Brand Competence

Brand competence adalah merek yang

memiliki kemampuan untuk menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi oleh pelanggan,

dan dapat memenuhi kebutuhannya.

Kemampuan berkaitan dengan keahlian dan

karakteristik yang memungkinkan suatu

kelompok memiliki pengaruh dalam suatu

wilayah tertentu (Lau dan Lee, 2000). Ketika

diyakini bahwa sebuah merek itu mampu untuk

menyelesaikan permasalahan dalam diri

pelanggan, maka pelanggan tersebut mungkin

berkeinginan untuk meyakini merek tersebut.

2. Karakteristik Perusahaan (Company

Characteristics) Karakteristik perusahaan juga dapat

mempengaruhi tingkat kepercayaan pelanggan

pada sebuah merek. Pengetahuan konsumen

terhadap perusahaan kemungkinan akan

mempengaruhi penilaiannya terhadap merek

perusahaan. Karakteristik perusahaan yang

berpengaruh terhadap kepercayaan pelanggan

pada sebuah merek adalah kepercayaan

pelanggan terhadap perusahaan, reputasi

perusahaan, motif-motif dari perusahaan yang

dipersepsikan, dan integritas perusahaan yang

dipersepsikan (Lau dan Lee, 2000).

a. Trust in the Company

Dalam kasus perusahaan dan mereknya,

perusahaan merupakan entitas terbesar dan

merek merupakan entitas terkecil dari entitas

terbesar tersebut. Sehingga, pelanggan yang

percaya terhadap perusahaan kemungkinan

percaya terhadap mereknya.

b. Company Reputation

Ketika pelanggan mempersepsikan opini orang

lain bahwa perusahaan dikenal adil dan jujur,

maka pelanggan akan merasa lebih aman dalam

memperoleh dan menggunakan merek

perusahaan. Dalam konteks saluran pemasaran,

ketika perusahaan dinilai memiliki reputasi

yang baik, maka pelanggan kemungkinan besar

akan percaya pada pengecer dan vendor.

c. Company Perceived Motives

Motif-motif dari partner pertukaran yang

dipersepsikan akan mempengaruhi kepercayaan

terhadap partner tersebut. Intentionality

merupakan cara yang mana kepercayaan

dibangun dalam hubungan antara penjual dan

pembeli. Lau dan Lee (2000), mengemukakan

bahwa benevolence of motives merupakan

faktor penting dalam suatu hubungan. Dalam

konteks merek, ketika pelanggan

mempersepsikan suatu perusahaan layak

dipercaya dan bertindak sesuai dengan

kepentingan mereka, maka pelanggan akan

mempercayai merek perusahaan.

d. Company Integrity

Integritas perusahaan merupakan persepsi

pelanggan yang melekat pada sekumpulan dari

prinsip-prinsip yang dapat diterima. Perusahaan

yang memiliki integritas tinggi tergantung pada

konsistensi dari tindakannya di masa lalu,

komunikasi yang akurat tentang perusahaan

dari kelompok lain, keyakinan bahwa

perusahaan memiliki sense of justice yang kuat,

Page 6: PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6150/1/JURNAL.pdf · sangat penting yang merupakan tujuan inti yang diupayakan

6

serta tindakannya sesuai dengan janji-janjinya.

Jika perusahaan dipersepsikan memiliki

integritas tersebut, maka kemungkinan merek

perusahaan akan dipercaya oleh pelanggan

(Lau dan Lee, 2000).

3. Karakteristik Konsumen-merek

(Consumer-brand Characteristics)

Suatu hubungan tidak satu arah, setiap

kelompok saling memengaruhi dalam

hubungannya dengan kelompok lain. Sehingga,

karakteristik pelanggan-merek dapat

memengaruhi kepercayaan pelanggan terhadap

merek. Karakteristik dalam hubungan

pelanggan dengan merek mencakup kesamaan

(similarity) antara self-concept pelanggan

dengan citra merek, kesukaan pelanggan

terhadap merek, pengalaman pelanggan,

kepuasaan pelanggan, serta dukungan dari

rekan (peer support).

a. Similarity between Consumer Self-

Concept dan Brand Personality

Penelitian dalam hubungan interpersonal

menunjukkan bahwa similaritas dari

karakteristik dua kelompok dapat memberikan

kecenderungan tumbuhnya kepercayaan.

Seorang pelanggan akan mengevaluasi dan

menilai sebuah merek jika sebuah merek

memiliki kesamaan dengan dirinya sendiri. Jika

atribut atau personality fisik merek dinilai sama

dengan self-image pelanggan, maka pelanggan

kemungkinan untuk mempercayai merek

tersebut (Lau dan Lee, 2000).

b. Liking the Brand

Lau dan Lee (2000) mengusulkan bahwa untuk

mengawali suatu hubungan, suatu kelompok

harus disenangi oleh kelompok lain. Dalam

pemasaran konsumen, jika seorang pelanggan

suka terhadap suatu merek, maka pelanggan

tersebut kemungkinan besar akan mempercayai

merek itu.

c. Experience with the Brand

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,

konsumen belajar dari pengalaman masa

lalunya, dan perilaku di masa akan datang dapat

diprediksi berdasarkan pada perilaku masa

lalunya. Ketika konsumen memperoleh

pengalaman lebih dengan sebuah merek, maka

mereka akan memahami merek dengan lebih

baik dan menumbuhkan kepercayaan lebih

terhadap merek tersebut.

d. Satisfaction with the Brand Kepuasan terhadap sebuah merek dapat

didefinisikan sebagai hasil dari evaluasi

subjektif bahwa merek alternatif yang dipilih

memenuhi atau melampaui ekspektasi

konsumen. Lau dan Lee (2000)

mengidentifikasi bahwa pemenuhan janji

(promise) merupakan antecedent (sesuatu

yang nyata sebelum segala sesuatu terjadi)

bagi kepercayaan dalam hubungan pemasaran

industri. Ketika pelanggan puas dengan suatu

merek setelah menggunakan merek tersebut,

maka pada situasi yang sama kepuasaan pada

suatu merek juga akan terpenuhi. Ketika suatu

merek telah mempertahankan janjinya, maka

pelanggan kemungkinan besar akan

mempercayai merek tersebut.

e. Peer Support

Lau dan Lee (2000) mengusulkan bahwa faktor

yang penting dalam menentukan perilaku

individu adalah pengaruh individu lainnya, dan

menyatakan bahwa pengaruh sosial merupakan

faktor yang penting dalam menentukan perilaku

konsumen. Karena itu, pelanggan kemungkinan

akan percaya terhadap merek yang mana

orang/pihak lain yang berarti bagi mereka

memperlihatkan kepercayaannya pada suatu

merek.

Suatu merek dapat memiliki kesan

atau kepribadian. Kepribadian merek

adalah asosiasi yang terkait dengan merek

yang diingat oleh konsumen dan konsumen

dapat menerimanya. Konsumen seringkali

berinteraksi dengan merek seolah-olah

merek tersebut adalah manusia. Dengan

demikian, kesamaan antara konsep diri

konsumen dengan kepribadian merek

sangat berkaitan dengan kepercayaan

konsumen terhadap merek tersebut.

Kesukaan terhadap merek menunjukkan

kesukaan yang dimiliki oleh suatu

kelompok terhadap kelompok lain karena

kesamaan visi dan daya tarik. Untuk

mengawali hubungan suatu kelompok harus

disukai atau mendapat simpati dari

kelompok yang lain. Bagi konsumen, untuk

membuka hubungan dengan suatu merek,

maka konsumen harus menyukai dahulu

merek tersebut.

Page 7: PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6150/1/JURNAL.pdf · sangat penting yang merupakan tujuan inti yang diupayakan

7

Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

Menurut Rangkuti (2002), loyalitas

merek adalah satu ukuran kesetiaan

konsumen terhadap suatu merek. Simamora

(2001) menyatakan bahwa loyalitas merek

adalah ukuran kedekatan pelanggan pada

sebuah merek. Sedangkan menurut

Durianto (2004), loyalitas merek

merupakan suatu ukuran keterkaitan

seorang pelanggan kepada sebuah merek.

Berdasarkan definisi di atas dapat

disimpulkan bahwa loyalitas merek

merupakan ukuran kesetiaan, kedekatan

atau keterkaitan pelanggan pada sebuah

merek. Ukuran ini mampu memberikan

gambaran tentang mungkin tidaknya

seorang pelanggan beralih ke merek produk

yang lain, terutama jika pada merek

tersebut dihadapi adanya perubahan, baik

menyangkut harga maupun atribut lainnya.

Dalam kaitannya dengan loyalitas merek

suatu produk, didapati adanya beberapa

tingkatan loyalitas merek. Masing-masing

tingkatannya menunjukan tantangan

pemasaran yang harus dihadapi sekaligus

aset yang dapat dimanfaatkan.

Loyalitas merek (brand loyalty)

merupakan suatu konsep yang sangat

penting dalam strategi pemasaran.

Keberadaan konsumen yang loyal pada

merek sangat diperlukan agar perusahaan

bertahan hidup. Loyalitas dapat diartikan

sebagai suatu komitmen yang untuk

melakukan pembelian ulang produk atau

jasa yang menjadi preferensinya secara

konsisten pada masa yang akan datang

dengan cara membeli ulang merek yang

sama meskipun ada pengaruh situasional

dan usaha pemasaran yang dapat

menimbulkan perilaku peralihan.

Loyalitas merek menunjukkan adanya suatu

ikatan antara pelanggan dengan merek

tertentu dan ini sering kali ditandai dengan

pembelian ulang dari pelanggan. Mowen

(2002) mengemukakan bahwa dapat

didasarkan pada perilaku pembelian aktual

produk yang dikaitkan dengan proporsi

pembelian. Perusahaan yang mempunyai

basis pelanggan yang mempunyai loyalitas

merek yang tinggi dapat mengurangi biaya

pemasaran perusahaan karena biaya untuk

mempertahankan pelanggan jauh lebih

murah dibandingkan dengan mendapatkan

pelanggan baru. Loyalitas merek yang

tinggi dapat meningkatkan perdagangan

dan dapat menarik minat pelanggan baru

karena mereka memiliki keyakinan bahwa

membeli produk bermerek minimal dapat

mengurangi risiko. Keuntungan lain yang

didapat dari loyalitas merek adalah

perusahaan dapat lebih cepat untuk

merespons gerakan pesaing.

Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Model Penelitian (Sumber: Lau dan Lee)

Berdasarkan kerangka pemikiran di

atas dapat dirumuskan hipotesis yang

diajukan sebagai jawaban sementara

terhadap permasalahan yang diajukan

dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

H1: Brand characteristic, company

characteristic dan consumer-brand

characteristic secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap

brand loyalty produk handphone

merek Nokia.

H2: Brand characteristic, company

characteristic dan consumer-brand

characteristic secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap

brand loyalty produk handphone

merek Nokia.

Company

Characteristic

Consumer-brand

Characteristic

Brand

Loyalty

Brand

Characteristic

Page 8: PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6150/1/JURNAL.pdf · sangat penting yang merupakan tujuan inti yang diupayakan

8

METODE PENELITIAN

Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini

adalah masyarakat umum yang masih

menggunakan produk handphone merek

Nokia yang bertempat tinggal di wilayah

Jakarta Selatan.

Teknik Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah

konsumen yang masih menggunakan

produk handphone merek Nokia yang

bertempat tinggal di wilayah Jakarta

Selatan. Sampel dalam penelitian ini adalah

100 konsumen pengguna produk

handphone Nokia. Teknik penentuan

sampel menggunakan teknik simple random

sampling. Simple Random Sampling

dinyatakan simple (sederhana) karena

pengambilan sampel anggota populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi itu

(Sugiyono, 2005).

Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data

primer. Menurut Umar (2001), data primer

adalah data yang diperoleh dari sumber

pertama baik dari individu atau

perseorangan dari hasil wawancara

pengisisan kuesioner atau tanda bukti

pembelian barang. Dari uraian tersebut

dapat disimpulkan bahwa data primer

merupakan data yang diperoleh langsung

dari konsumen berupa jawaban atas

peryataan yang diajukan oleh peneliti

dalam bentuk kuesioner. Kuesioner dengan

bentuk pertanyaan tertutup, yaitu kuesioner

yang menyajikan pertanyaan dengan

pilihan jawabannya. Data primer dalam

penelitian ini meliputi tanggapan responden

(pengguna handphone Nokia) sehubungan

dengan loyalitas merek produk handphone

Nokia.

Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek

penelitian, atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002).

Dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga)

variabel bebas (X) dan 1 (satu) variabel

terikat (Y).

Varaibel bebas/ independent variabel (X)

1. Brand characteristic (X1)

2. Company characteristic (X2)

3. Consumer-brand characteristic

(X3)

Variabel terikat / dependent variabel (Y)

Variabel terikat dari penelitian ini

adalah loyalitas merek (brand loyalty).

Hubungan antara kepercayaan merek

(brand trust) dan loyalitas merek (brand

loyalty) dapat ditunjukkan pada gambar

dibawah ini.

Model dari Brand Trust dan Brand Loyalty

(Sumber: Lau dan Lee, 2000)

Brand Characteristics

(X1)

- Brand Reputation

- Brand Predictability

- Brand Competence

Company

Characteristic (X2)

- Trust in Company

- Company Reputation

- Company Perceived

Motives

- Company Integrity

Consumer-brand

Characteristic (X3)

- Similarity between Consumer self-

concept & Brand

Personality - Brand Liking

- Brand Experience

- Brand Satisfaction

- Peer Support

Brand Loyalty (Y) Brand

Loyalty (Y)

Page 9: PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6150/1/JURNAL.pdf · sangat penting yang merupakan tujuan inti yang diupayakan

9

Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk dapat kualitas hasil penelitian

ysng bermutu dan baik, maka terlebih

dahulu harus dilakukan uji validitas dan uji

reliabilitas agar data-data yang diperoleh

valid dan reliabel, uji validitas dan

reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan program Statistic

Parametric And Service Solution (SPSS

16.0 for windows), valid artinya data-data

yang diperoleh dengan penggunaan alat

(instrumen) dapat menjawab tujuan

penelitian. Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen

(Arikunto, 2002). Pengujian validitas

adalah pengujian untuk mengetahui

kemampuan indikator-indikator suatu

konstruk (variabel laten) untuk mengukur

konstruk tersebut secara akurat. Variabel

indikator memenuhi kriteria valid jika

memiliki Corrected Item-Total Correlation

yang bernilai positif. Jika masih terdapat

nilai Corrected Item-Total Correlation

yang negatif, maka harus dilakukan

pengujian kembali sampai tidak ada

Corrected Item-Total Correlation yang

bernilai negatif.

Setelah dilakukan uji validitas, hal

selanjutnya yang harus dilakukan adalah

pengujian reliabilitas, Reliabilitas adalah

sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya, maksudnya apabila dalam

beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap

kelompok yang sama diperoleh hasil yang

relatif sama. Reliabilitas juga merupakan

ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal-hal yang

berkaitan dengan konstruk-konstruk

pertanyaan yang merupakan dimensi suatu

variabel dan disusun dalam suatu bentuk

kuesioner. Reliabilitas yang tinggi

menujukan bahwa indikator-indikator

memiliki konsistensi yang tinggi dalam

mengukur Variabel laten. Tingkat

reliabilitas dengan metode Alpha-Cronbach

diukur berdasarkan skala 0 sampai dengan

1.

Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk

mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati distribusi

normal. Data yang baik adalah data yang

mempunyai pola seperti distribusi normal,

yaitu distribusi data tersebut tidak menceng

ke kanan dan ke kiri.

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas maksudnya tidak

boleh terjadi hubungan antarvariabel bebas

(independent). Untuk mendeteksi gejala

multikolinieritas dapat dilakukan dengan

menggunakan besaran VIF (Variance

Influence Factor) dan angka toleran.

Pedoman suatu model regresi yang bebas

multikol apabila mempunyai nilai VIF

lebih kecil daripada 10 dan angka tolerance

mendekati 1 (Santoso, 2000).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dan

residual satu pengamatan ke pengamatan

lain. Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas

dilakukan dengan cara melihat plots antara

nilai prediksi (ZPRED) dengan residual

(SRESID).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk

mengetahui apakah terjadi korelasi

antarvariabel bebas dalam penelitian.

Untuk mengetahui ada tidaknya

autokorelasi, dapat dilihat dari nilai

Durbin-Watson test. Apabila nilai Durbin-

Watson test tepat sama dengan 2, maka

tidak terjadi autokorelasi sempurna.

Sebagai rule of tumb (aturan ringkas) jika

nilai DW antara 1,5-2,5 maka data tidak

mengalami autokorelasi. Tetapi, jika nilai

DW 0-1,5 disebut memiliki autokorelasi

positif, dan jika DW> 2,5 sampai 4 disebut

memiliki autokorelasi negatif.

Page 10: PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6150/1/JURNAL.pdf · sangat penting yang merupakan tujuan inti yang diupayakan

10

42%

19%

34%

3% 2% Pelajar/Mahasiswa

PegawaiNegeri

KaryawanSwasta

Analisis Regresi Linier Berganda

Model regresi digunakan untuk

mengasumsikan bahwa terdapat hubungan

linier antara variabel brand loyalty dengan

variabel brand characteristic, company

characteristic, dan consumer-brand

characteristic dengan menggunakan

program SPSS 16.0 for windows. Pada

dasarnya analisis regresi adalah untuk

memperoleh persamaan regresi dengan cara

memasukkan perubah satu demi satu

sehingga dapat diketahui pengaruh yang

paling kuat sampai dengan yang paling

lemah.

a. Koefisien Determinasi (R2)

Analisis determinasi dalam regresi

linear berganda digunakan untuk

mengetahui persentase sumbangan

pengaruh variabel independen (X1, X2,

X3) secara serentak terhadap variabel

dependen (Y). Koefisien ini menunjukan

seberapa besar persentase variasi variabel

independen yang digunakan dalam model

mampu menjelaskan variasi variabel

dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak

ada sedikitpun persentase pengaruh yang

diberikan variabel independen terhadap

variabel dependen, atau variasi variabel

yang digunakan dalam model tidak

menjelaskan sedikitpun variasi variabel

dependen. Sebaliknya R2 sama dengan 1,

maka persentase pengaruh yang diberikan

variabel independen terhadap variabel

dependen adalah sempurna atau 100%

(Santoso, 2000).

b. Uji Koefisien Regresi Secara

Bersama-sama

Agar dapat diketahui apakah

diantara variabel ada yang mempunyai

pengaruh harus dilakukan pengujian

Hipotesis. Pengujian ini dilakukan untuk

mengetahui secara simultan atau bersama-

sama variabel independen berpengaruh

secara signifikan atau tidak terhadap

variabel dependen dengan hipotesa sebagai

berikut.

Ho : β = 0 artinya, tidak ada pengaruh

antara variabel independen secara bersama-

sama terhadap variabel dependen.

Ha : β > 0 artinya, ada pengaruh antara

variabel independen secara bersama-sama

terhadap variabel dependen.

c. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial

Pengujian secara individual yaitu

pengujian koefisien regresi secara parsial

atau sendiri-sendiri dengan menentukan

formula statistik yang akan diuji dengan

hipotesa sebagai berikut.

Ho : b1= 0, artinya tidak ada pengaruh

antara variabel independen terhadap

variabel dependen.

Ha : b1> 0, artinya ada pengaruh antara

variabel independen terhadap variabel

dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Jenis Kelamin Responden

Usia Responden

Pekerjaan Responden

45%

55% Laki-laki

Perempuan

59%

23%

10% 8% < 20 tahun

20-30 tahun

31-40 tahun

> 40 tahun

Page 11: PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6150/1/JURNAL.pdf · sangat penting yang merupakan tujuan inti yang diupayakan

11

Lama Penggunaan

Hasil uji validitas

Uji validitas digunakan untuk

mengukur valid tidaknya suatu kuesioner.

Uji signifikansi dilakukan dengan

membandingkan nilai r hitung dengan r

tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2.

Besar r tabel pada penelitian ini adalah

sebesar ((n-2);a) = ((30-2); 5%) = 0.361.

Besar r tabel dapat dilihat pada lampiran

yaitu pada r tabel product moment dengan

tingkat signifikan 5%. Hasil uji validitas

menunjukkan bahwa semua indikator yang

dipakai dalam penelitian ini dinyatakan

valid.

Hasil Uji Reliabilitas

Hasil pengujian reliabilitas

instrumen penelitian menunjukkan bahwa

semua penelitian adalah reliabel, hal ini

dapat diketahui bahwa semua variabel

penelitian mempunyai koefisien keandalan

atau alpha sama atau lebih besar dari 0,6.

Uji Asumsi Klasik

Asumsi yang mendasari pada

analisis regresi linier berganda adalah

distribusi hubungan antar variabel

dependen dan variabel independen.

Asumsi klasik yang biasanya digunakan

pada penelitian ekonomi yaitu tidak

adanya multikoliniearitas,

heterokedastisitas, dan autokorelasi pada

model regresi.

1. Uji Normalitas, menunjukan bahwa

data terdistribusi normal karena data

menyebar di sekitar garis diagonal.

2. Uji Multikolinieritas, menunjukan

bahwa tidak terjadi multikolinieritas

karena nilai tolerance diatas 0,10 dan

nilai VIF dibawah 10.

3. Uji Heteroskedastisitas, menunjukan

bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas

karena tidak adanya pola tertentu pada

grafik scarplots.

4. Uji Autokorelasi menunjukan bahwa

Tidak terjadi autokorelasi karena nilai

Durbin-Watson antara 1,5 sampai 2,5.

Pengaruh Simultan

Analisis regresi linier berganda

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh variabel brand characteristic,

company characteristic dan consumer-

brand characteristic terhadap brand

loyalty produk handphone Nokia. Data-

data dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel dibawah ini yang diolah dengan

menggunakan program SPSS 16.0 for

Windows.

Koefisien Regresi Berganda

Variabel

Unstandardized

Coefficients

B Std. Error

Konstanta 5.596 2.470

brand characteristic .226 .107

company

characteristic .213 .100

consumer-brand

characteristic .304 .077

Sumber : Data yang diolah, SPSS 16.0

Dengan melihat pada tabel di atas, didapat

persamaan regresinya adalah sebagai

berikut.

Y = 5,596 + 0,226 XI + 0,213 X2 +0,304 X3

Dimana: Y = Brand Loyalty

X1 = Brand Characteristic

X2 = Company Characteristic

X3 = Consumer-brand

Characteristic

11%

32% 57%

< 1 tahun

1 - 2 tahun

> 2 tahun

Page 12: PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6150/1/JURNAL.pdf · sangat penting yang merupakan tujuan inti yang diupayakan

12

Hasil dari analisis tersebut dapat

diinterpretasikan sebagai berikut.

a. Konstanta sebesar 5,596 menunjukan

bahwa apabila brand characteristic

(X1), company characteristic (X2) dan

consumer-brand characteristic (X3)

dianggap tetap, maka akan diperkirakan

Brand Loyalty (Y) akan naik sebesar

5,596.

b. Koefisien regresi brand characteristic

(X1) sebesar 0,226 artinya, brand

characteristic meningkat satu satuan

maka brand loyalty akan mengalami

kenaikan sebesar 0,226 satuan.

c. Company characteristic (X2) sebesar

0,213 artinya, karakteristik perusahaan

meningkat satu satuan maka brand

loyalty akan mengalami kenaikan

sebesar 0,213 satuan.

d. Sedangkan consumer-brand

characteristic (X3) sebesar 0,304

artinya, consumer-brand characteristic

meningkat satu satuan maka brand

loyalty akan mengalami kenaikan

sebesar 0,304 satuan.

e. Semuanya bertanda positif maka jika

brand characteristic, company

characteristic dan consumer-brand

characteristic meningkat maka prediksi

brand loyalty juga akan meningkat

karena terjadi pengaruh yang positif

atau searah antara variabel bebas

dengan variabel terikat.

ANOVA

Model

Sum of

Squares

df

Mean

Square F

Sig.

1 Regression 305.834 3 101.945 20.894 .000a

Residual 468.406 96 4.879

Total 774.240 99

Sumber : Data yang diolah menggunakan

SPSS 16.0

Untuk melihat apakah signifikansi

pengaruh variabel bebas terhadap variabel

dependen serta mengetahui apakah

persamaan regresi yang akan dibuat dapat

dipakai atau tidak untuk memprediksi

variabel dependennya, maka digunakan uji

Anova. Uji ini digunakan untuk

mengetahui apakah variabel independen

(brand characteristic, company

characteristic dan consumer-brand

characteristic) secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen (brand loyalty).

Hipotesis:

H0= Variabel brand characteristic,

company characteristic dan

consumer-brand characteristic

secara simultan tidak berpengaruh

terhadap brand loyalty.

Ha= Variabel brand characteristic,

company characteristic dan

consumer-brand characteristic

secara simultan berpengaruh

terhadap brand loyalty.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat

bahwa nilai F hitung sebesar 20,894 dengan

signifikansi adalah 0,000. Chaniago (2001)

mengemukakan bahwa dengan tingkat

signifikansi α = 5%, df1 (jumlah variabel -

1) atau 4-1 = 3, dan df2 (n-k-1) atau 100-3-

1 = 96 (n adalah jumlah responden dan k

adalah jumlah variabel independen). Hasil

yang diperoleh untuk F tabel sebesar 2,699.

Nilai F hitung > F tabel (20,894 > 2,699) dan

nilai sig (0,000) < alpha (0,05), maka

kesimpulan yang dapat diambil adalah Ho

ditolak yang artinya antara variabel brand

characteristic, company characteristic dan

consumer-brand characteristic

berpengaruh secara simultan terhadap

brand loyalty produk handphone Nokia.

Analisis determinasi dalam regresi

linear berganda digunakan untuk

mengetahui persentase sumbangan

pengaruh variabel independen (X1, X2,

X3) secara serentak terhadap variabel

dependen (Y). Koefisien ini menunjukan

seberapa besar persentase variasi variabel

independen yang digunakan dalam model

Page 13: PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6150/1/JURNAL.pdf · sangat penting yang merupakan tujuan inti yang diupayakan

13

mampu menjelaskan variasi variabel

dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak

ada sedikitpun persentase sumbangan

pengaruh yang diberikan variabel

independen terhadap variabel dependen,

atau variasi variabel yang digunakan dalam

model tidak menjelaskan sedikitpun variasi

variabel dependen.

Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka

persentase sumbangan pengaruh yang

diberikan variabel independen terhadap

variabel dependen adalah sempurna. Dari

hasil analisis regresi, pada output model

summary adalah sebagai berikut.

Koefisien Determinasi (R²)

Model R

R

Square

Adjusted

R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .628a .395 .376 2.209

Sumber : Data yang diolah menggunakan

SPSS 16.0

Dari Tabel diatas dapat dilihat

bahwa nilai R Square adalah 0,395. R

Square disebut juga dengan koefisien

determinasi sehingga dalam hal ini berarti

39,5% menunjukan bahwa persentase

sumbangan pengaruh variabel independen

(brand characteristic, company

characteristic dan consumer-brand

characteristic) terhadap variabel dependen

(brand loyalty) sebesar 39,5%. Sedangkan

sisanya sebesar 60,5% dipengaruhi atau

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitian ini.

Standard Error of the Estimate adalah

suatu ukuran banyaknya kesalahan model

regresi dalam memprediksikan nilai Y. Dari

hasil regresi didapat nilai 2,209 berarti

banyaknya kesalahan dalam prediksi brand

loyalty adalah sebesar 2,209 satuan.

Pengaruh Parsial Uji ini digunakan untuk mengetahui

apakah dalam model regresi variabel

independen (X1, X2, ...... Xn) secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap variabel

independen (Y). Nilai ttabel sebesar 1,660.

Jika ttabel < thitung maka Ho ditolak dan Ha

diterima, sedangkan jika ttabel > thitung maka

tolak Ha dan terima Ho. Pengambilan

keputusan juga dapat dilakukan dengan

melihat nilai sig dimana jika nilai sig lebih

kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha

diterima sedangkan jika sig lebih besar dari

0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Hasil uji t yang menggunakan program

SPSS 16.0 for windows dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Uji Koefisien Regresi Secara Parsial

Model

Unstandardiz

ed

Coefficients

Standa

rdized

Coeffic

ients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 5.596 2.470 2.265 .026

brand

characteristic .226 .107 .203 2.112 .037

company

characteristic .213 .100 .192 2.123 .036

Consumer-

brand

characteristic

.304 .077 .378 3.928 .000

Sumber : Data yang diolah menggunakan

SPSS

Hasil analisis brand characteristic

pada taraf signifikansi 5% ditunjukkan

dengan nilai t hitung sebesar 2,112 maka

ttabel < thitung dan nilai signifikasinya 0.037

< 0.05 sehingga H0 ditolak maka brand

characteristic secara statistik berpengaruh

nyata (signifikan) terhadap brand loyalty

produk handphone Nokia. Artinya bila

variabel brand characteristic ditingkatkan

maka brand loyalty juga akan meningkat.

Besarnya pengaruh brand characteristic

Page 14: PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6150/1/JURNAL.pdf · sangat penting yang merupakan tujuan inti yang diupayakan

14

terhadap brand loyalty adalah 0,203 atau

20,3%.

Hasil analisis company

characteristic pada taraf signifikansi 5%

ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar

2,123 maka ttabel < thitung dan nilai

signifikasinya 0.036 < 0.05 sehingga H0

ditolak. Maka company characteristic

secara statistik berpengaruh nyata

(signifikan) terhadap brand loyalty produk

handphone Nokia. Artinya bila variabel

company characteristic ditingkatkan maka

brand loyalty juga akan meningkat.

Besarnya pengaruh company characteristic

terhadap brand loyalty adalah 0,192 atau

19,2%.

Hasil analisis consumer-brand

characteristic pada taraf signifikansi 5%

ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar

3,928 maka ttabel < thitung dan nilai

signifikasinya 0.000 < 0.05 sehingga H0

ditolak. Maka consumer-brand

characteristic secara statistik berpengaruh

nyata (signifikan) terhadap brand loyalty

produk handphone Nokia. Artinya bila

variabel consumer-brand characteristic

ditingkatkan maka brand loyalty juga akan

meningkat. Besarnya pengaruh consumer-

brand characteristic terhadap brand loyalty

adalah 0,378 atau 37,8%.

Berdasarkan hasil analisis di atas dari

ketiga variabel brand characteristic,

company characteristic, dan consumer-

brand characteristic dapat diketahui bahwa

variabel yang mempunyai pengaruh paling

signifikan atau paling dominan terhadap

brand loyalty produk handphone Nokia

adalah variabel consumer-brand

characteristic karena variabel tersebut

memiliki pengaruh yang paling besar

terhadap brand loyalty yaitu sebesar 37,8%.

Variabel yang Paling Dominan

Ditinjau dari tiap-tiap variabel yang

memengaruhi brand loyalty produk

handphone merek Nokia menunjukkan

bahwa consumer-brand characteristic

memberikan pengaruh paling besar yaitu

sebesar 37,8% dengan nilai sig 0,000,

kemudian diikuti company characteristic

yaitu sebesar 19,2% dengan nilai sig 0,036

dan brand characteristic sebesar 20,3%

dengan nilai sig 0,037%.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa brand characteristic,

company characteristic dan consumer-

brand characteristic baik secara bersama-

sama maupun secara parsial mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap brand

loyalty produk handphone Nokia. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Lau dan Lee

(2000) yang menyatakan bahwa brand

characteristic, company characteristic dan

consumer-brand characteristic akan

menimbulkan brand loyalty. Hal ini

membuktikan bahwa produk handphone

Nokia telah mendapatkan tempat tersendiri

di mata konsumen.

Hasil yang diperoleh dari penelitian

ini sesuai dengan hasil beberapa studi

seperti yang dilakukan Maylina (2003),

Riana (2008) dan Wijaya (2007), penelitian

tersebut memberikan hasil yang positif

dimana baik secara bersama-sama maupun

parsial, variabel brand characteristic,

company characteristic, dan consumer-

brand berpengaruh signifikan terhadap

brand loyalty. Hasil tersebut dapat

menguatkan penelitian ini karena hasil

yang diperoleh sama dan dapat diterima.

Sedangkan dalam penelitian Wijaya (2007),

tidak ada pengaruh yang signifikan antara

company characteristic terhadap brand

loyalty.

Keterkaitan antara konsumen dan

merek merupakan sesuatu yang melekat.

Menurut Lau dan Lee (2000) hal ini

meliputi keterikatan secara emosional

antara konsumen dan produk, kesukaan

terhadap produk dan pengalaman yang

dirasakan konsumen terhadap produk

tersebut. Hal ini menimbulkan sesuatu

kebutuhan akan pelayanan yang ekstra dari

produsen agar konsumen tetap setia dan

tidak beralih ke produk lain, yaitu dengan

Page 15: PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6150/1/JURNAL.pdf · sangat penting yang merupakan tujuan inti yang diupayakan

15

cara memberi jaminan produk serta kualitas

yang tetap terjaga.

Brand Loyalty akan memberikan waktu

pada sebuah perusahaan untuk merespon

gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing

mengembangkan produk yang unggul,

pelanggan yang loyal akan memberikan

waktu pada perusahaan tersebut untuk

memperbaharui produknya dengan cara

menyesuaikan atau menetralisasikannya

(Durianto, 2001).

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan

dalam penelitian ini, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut.

1. Variabel brand characteristic, company

characteristic, dan consumer-brand

characteristic secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap brand

loyalty produk handphone merek

Nokia.

2. Variabel brand characteristic, company

characteristic, dan consumer-brand

characteristic secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap brand

loyalty produk handphone merek

Nokia.

3. Variabel yang paling dominan dalam

memengaruhi brand loyalty produk

handphone merek Nokia adalah

variabel consumer-brand characteristic

diikuti oleh variabel company

characteristic dan brand characteristic.

2. Implikasi

Nokia Corporation sebaiknya

mempertahankan dan meningkatkan

consumer-brand characteristic. Hal ini

karena consumer-brand characteristic

merupakan variabel yang paling kuat dan

dominan yang berpengaruh positif terhadap

brand loyalty. Upaya peningkatan

consumer-brand characteristic tersebut

dapat dilakukan melalui peningkatan

intensitas kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan masyarakat sehingga

citra dan kredibilitas perusahaan dapat terus

terjaga. Perusahaan bisa mempererat

hubungan dengan konsumen dengan selalu

menjadikan handphone Nokia sebagai

produk yang selalu diandalkan oleh

masyarakat dan memenuhi kebutuhan

konsumen sehingga konsumen tidak akan

beralih ke merek yang lain. Namun

perusahaan tetap harus memperhatikan dan

meningkatkan karakteristik lainnya yaitu

company characteristic dan consumer-

brand characteristic karena variabel

tersebut juga berpengaruh positif terhadap

brand loyalty.

Saat ini Nokia sudah memiliki citra

yang kuat pada handphone yang memiliki

kualitas produk yang baik, penggunaan

yang mudah, kemudahan dalam membeli

dan terdapat outlet resmi diberbagai kota.

Oleh karena itu, atribut yang telah menjadi

keunggulan Nokia sebaiknya dipertahankan

kinerjanya agar tercipta loyalitas pelanggan

yang semakin kuat ditengah persaingan

yang semakin ketat.

Atribut yang sebaiknya

dipertahankan serta ditingkatkan

diantaranya adalah produk yang memiliki

banyak fitur canggih, fasilitas multimedia,

harga yang kompetitif serta customer

service yang responsif. Keunggulan

tersebut perlu dipertahankan dan

ditingkatkan agar Nokia tetap dapat

bersaing dengan merek HP lain seperti

Iphone, Sony Ericsson, Samsung, LG,

Blackberry dan lain-lain. Nokia juga perlu

meningkatkan kualitas Operating System

agar setara dengan kompetitornya. Hal ini

penting dilakukan agar Nokia bisa kembali

memimpin persaingan yang ada, serta dapat

mempertahankan pangsa pasarnya agar

tidak direbut oleh para pesaingnya.

Peningkatan atribut tersebut diharapkan

agar Nokia dapat memengaruhi persepsi

konsumen sehingga dapat meningkatkan

penjualan produknya dan meningkatkan

loyalitas pelanggannya.

Page 16: PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6150/1/JURNAL.pdf · sangat penting yang merupakan tujuan inti yang diupayakan

16

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M Taufiq. 2005. Dinamika

Pemasaran. Jakarta: PT.Rajagrafindo

Persada.

Anonymous. “Daftar Produk Nokia”.

http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_

produk_Nokia. (diakses pada

tanggal 2 Mei 2012).

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur

Penelitian. Jakarta: Rineka cipta.

Barnes. 2003. “Definisi dan Tingkat

Loyalitas Merek”. http://jurnal-

sdm.blogspot.com/2009/10/brand-

loyalty-loyalitas-merek-

definisi.html (diakses pada 11

Februari 2012).

Chaniago, Junaidi. 2001. “Tabel f dan

Tabel t dalam Statistika”.

http://junaidichaniago.wordpress.co

m/statistik/. (diakses pada 10 Mei

2012).

Durianto, Darmadi. 2004. Strategi

Menaklukan Pasar Melalui Riset

Ekuitas dan Perilaku Merek.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Darmmesta, Basu Swasta. 2002. “Loyalitas

Pelanggan: Sebuah Kajian

Konseptual Sebagai Panduan bagi

Peneliti”. Jurnal Ekonomi dan

Bisnis Indonesia. Vol 14/3: 73-88.

Effendi. dan Muafi. 2001. ”Mengelola

Ekuitas Merek: Upaya

Memenangkan Persaingan di Era

Global”, Jurnal Ekonomi dan

Bisnis. Vol.2. No.3 pp 129- 139.

Farida, Noor. 2006. “Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Loyalitas Merek

Jamu Air Mancur di Depot Jamu

AA Boja”. Skripsi Jurusan

Manajemen Pemasaran. Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri

Semarang.

Ferrinadewi, Erna. 2008. “Pengaruh Threat

Emotion Konsumen dan Brand

Trust pada Keputusan Pembelian

Produk Susu Anlene di Surabaya”.

Irawan, Lisa Verawati. 2005. “Variabel

Brand Trust”.

http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe-ns-

s1-2005-31400240-6344-pepsodent-

chapter4.pdf (diakses pada 11 Maret

2012).

Istijanto . 2005. Aplikasi Praktis Riset

Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Islamiyah, Karomatul. 2003. “Pengaruh

Kepercayaan Merek terhadap Loyalitas

Konsumen Dalam Membeli Produk

Pond’s (Studi pada Mahasiswa

Fakultas Ekonomi Univeristas Negeri

Malang)”. Jurnal Akuntansi dan

Manajemen. Vol. 4, No. 3.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen

Pemasaran. Edisi Milenium. Jakarta:

Prenada Media.

2002. Marketing

Management. Edisi Milenium 2.

Diterjemahkan oleh Hendra Teguh.

Manajemen Pemasaran.

Prenhailindo: Jakarta.

Lau, Geok Then and Sook Han Lee. 2000.

“Consumers Trust in a Brand and

the Link to Brand Loyalty”. Journal

of Market Focused Management.

Vol 4. No. 4.

Maharsi, Sri dan Fenny. 2006. “Analisa

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kepercayaan dan Pengaruh

Kepercayaan Terhadap Loyalitas

Pengguna Internet Banking di

Surabaya”. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan. Vol. 8 No. 1, pp. 35-51.

Page 17: PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC, COMPANY CHARACTERISTIC DAN ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6150/1/JURNAL.pdf · sangat penting yang merupakan tujuan inti yang diupayakan

17

Maylina, Wenny. 2003. “Faktor – Faktor

Yang Mempengaruhi Kesetiaan

Terhadap Merek Pada Konsumen

Pasta Gigi Pepsodent di Surabaya”,

Jurnal Ekonomi Bisnis dan

Akutansi. Ventura, Vol.6 No.1, pp.

102.

Mowen, John C. dan Minor Michael. 2002.

Perilaku Konsumen. Jilid 2. (alih

bahasa Dwi Kartini Yahya). Edisi

Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Muafi dan M. Irhas Effendi. 2001.

“Mengelola Ekuitas Merk: Upaya

Memenangkan Persaingan Di Era

Global”. Jurnal Ekonomi dan

Bisnis. Vol. 2 No.3, pp. 129-139.

Nokia Corporation. Sejarah Berdirinya

Nokia.

http://www.nokia.co.id/tentang-

nokia/perusahaan/history. (diakses

pada tanggal 12 Mei 2012)

Rangkuti, Freddy. 2001. Riset Pemasaran.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

2002. The Power of

Brands, Teknik Mengelola Brand

Equity dan Strategi Pengembangan

Merek. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka.

Riana, Gede. “Pengaruh Trust In A Brand

terhadap Brand Loyalty pada

Konsumen Air Minum Aqua di Kota

Denpasar”. Buletin Studi Ekonomi.

Vol. 13, No.2.

Santoso, Singgih. 2004. Buku Latihan

SPSS Statistik Multivariat. Cetakan

Ketiga. Jakarta: Penerbit PT. Elex

Media Komputindo.

Simamora, Bilson. 2001. Panduan Riset

Perilaku Konsumen, Edisi 1.

Jakarta: P.T Gramedia Pustaka

Utama.

Sugiyono. 2005. Statistika Untuk

Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tjiptono, Fandi. 2000. Strategi Pemasaran.

Yogyakarta: Penerbit Andi.

Trinton, P.B. 2005. Riset Statistik Parametik:

SPSS 13.0 for Windows. Yogyakarta: Andi.

Umar, Husein. 2001. Studi Kelayakan

Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Wijaya, Petra. 2008. “Pengaruh Trust In A

Brand Terhadap Brand Loyalty Pada

Konsumen Air Minum Aqua Di Kota

Denpasar”. Buletin Studi Ekonomi.

Vol. 13 No.2.