BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman millennial ini, munculah sebuah generasi dengan sebutan generasi Y
atau Millennialis, dimana pada generasi ini memiliki budaya yang berbeda dari segi
pendidikan, moral, etika kerja, ketahanan mental dan penggunaan teknologi.
Generasi Millennial memiliki karakteristik yang khas yaitu, penggunaan smartphone
dan internet yang sudah menjadi kebutuhan pokok dan berusaha untuk selalu
terkoneksi dimanapun.
Dikutip dari CNN Indonesia (2016), penggunaan smartphone dan internet
didominasi oleh generasi muda dengan rentang usia 20-29 tahun dengan angka
penetrasi lebih dari 80% pengguna internet di Indonesia. Survey ini didukung dengan
mahasiswa sebagai profesi yang paling banyak menggunakan internet ketimbang
sektor lain. Meski demikian, temuan paling mengejutkan disebut Kasyi dari survei
APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) adalah persentase pengguna
internet pada kelompok usia 10-14 tahun yang mencapai 100 persen dengan jumlah
768 ribu. Angka-angka tersebut mewakili kenaikan penetrasi pengguna internet di
Indonesia.
Dikutip dari media riset online Youthmanual, lebih dari 3,8 miliyar orang di
seluruh dunia menggunakan internet, jumlah ini meningkat 38 juta orang sejak
Januari 2017. Kenaikan ini menandakan bahwa penetrasi internet di seluruh dunia
mencapai 51%. Namun, pada tahun 2017 peningkatan jumlah pengguna internet jauh
lebih lambat daripada tahun 2016. Dari 3,8 miliyar pengguna, yang aktif
menggunakan media sosial berjumlah 2,9 miliyar pengguna.
1
Gambar 1.1 Statistik Jumlah Penguna Internet di Dunia
Sumber : Youthmanual
Dari banyaknya pengguna smartphone dan internet, dunia keuangan juga mulai
mengalami peruahan. Salah satunya muncul industri keuangan dalam bentuk
teknologi finansial, atau yang biasa dikenal dengan FinTech, yang merupakan
inovasi teknologi di bidang keuangan yang sedang ramai diperbincangkan di
Indonesia. Banyak diantara kita yang telah menikmati hasil dari FinTech, contohnya
mobile banking, rekening ponsel, dan juga e-banking. Di Indonesia sendiri, usaha
FinTech terus bermunculan, contohnya HaloMoney, Go-Pay, OVO, Angel Investor
(ANGIN) dan juga Modalku.
Gambar 1.2 Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia
Sumber : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
2
2
Kemudian, hasil survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) berkaitan dengan penetrasi pengguna internet secara total di Indonesia yang
tumbuh tipis hampir 8 persen menjadi 143,26 juta jiwa atau 54,68% dari total
populasi 262 juta orang. Dibandingkan hasil sebelumnya sebesar 132,7 juta jiwa.
Kemudian sebesar 81,2% merupakan pengguna mobile internet seperti pengguna
smartphone atau tablet, sisanya adalah pengguna internet yang menggunakan
desktop. Pengguna internet mobile didominasi oleh pengguna aplikasi dibandingkan
membuka situs mobile.
Hal ini mempertegas peluang keuangan digital, diperkuat dengan kenyataan
baru sekitar 36 persen orang dewasa di Indonesia yang memiliki rekening di bank
atau sekitar 120 juta orang masuk dalam kategori unbanked. Inovasi tersebut juga
berhasil menciptakan efisiensi serta membuka opsi terhadap lebih banyak pilihan
produk dan layanan perbankan, seiring dengan semakin digemari cara-cara
pemasaran online, telah terdapat sejumlah produk dan layanan perbankan yang
didukung fintech, misalnya virtual account yang memungkinkan pembayaran atau
transaksi keuangan tanpa akun bank. Nasabah dapat menerima (income) atau pun
mengeluarkan (outcome) dana hanya dengan bantuan aplikasi.
Gambar 1.3 Pemanfaatan Internet di Bidang Ekonomi
Sumber : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
3
3
Dalam bidang ekonomi internet dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan sehari-
hari. Dari hasil survey yang dilakukan APJII kegiatan ekonomi yang paling sering
dilakukan adalah mencari harga suatu barang atau jasa, yaitu sebesar 45,14% dan
melakukan transaksi perbankan sebesar 16,83%. Dengan masuknya transaksi
perbankan sebagai salah satu kegiatan ekonomi yang paling sering dilakukan, BTPN
membentuk aplikasi perbankan yang mudah digunakan untuk transaksi.
Aplikasi yang diberi nama “Jenius” ini berfungsi untuk membantu nasabah
dalam kegiatan transaksi sehari-hari dan mengatur keuangan dalam jangka menengah
maupun panjang. Jerry mengaku BTPN telah mengeluarkan investasi sebanyak Rp
500 miliar. Investasi tersebut dilakukan sejak awal perencanaan Januari tahun lalu
hingga aplikasi digital diluncurkan. Pada kesempatan yang sama Direktur Teknologi
Informasi BTPN Karim Siregar mengatakan investasi senilai Rp 500 miliar tersebut
masih bisa bertambah seiring kebutuhan. BTPN optimistis pengguna aplikasi Jenius
dapat bertambah seiring dengan pertumbuhan jumlah nasabah. Segmen pasarnya
berbeda, Jenius mengincar generasi muda yang hidupnya memang tidak bisa lepas
dari smartphone. Tercatat hingga November 2017 telah ada kurang lebih 500.000
pengguna Jenius di Jabodetabek.
Berdasarkan data-data diatas, untuk mengetahui minat penggunaan aplikasi
mobile Jenius yang diluncurkan oleh Bank BTPN, maka konsep dalam penelitian
menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Model TAM menyebutkan
bahwa pengguna system cenderung menggunakan system apabila system mudah
digunakan, bermanfaat, aman dan sesuai dengan gaya hidup. Untuk memperkuat
analisis dari penelitian ini, penulis melakukan preliminary research yang dilakukan
dengan cara mewawancarai 10 responden yang menggunakan aplikasi mobile Jenius
sebagai salah satu alat bertransaksi atau berbelanja online.
Tabel 1.1 Hasil Wawancara tentang Jenius
Pertanyaan Responden Jawaban
4
4
Mengapa Anda memilih
untuk menggunakan
aplikasi mobile Jenius?
1 Bebas biaya transfer
Bebas biaya administrasi setiap bulan
Banyak diskon (promosi)
Mudah digunakan
Cocok dengan anak muda
2 Banyak promo yang cukup berguna
Memudahkan dalam bertransaksi ,
contohnya ketika transfer ada pilihan
tanpa perlu pakai rekening, tapi
menggunakan cashtag
Untuk membuka akun bisa
menggunakan fingerprint
Tabungan bisa dipisah-pisah
Tabungan berbasis kartu kredit
3 Menawarkan promo-promo yang
dibutuhkan anak muda
Bebas biaya administrasi
Penggunaan aplikasi sangat mudah
4 Menyediakan promo-promo yang
beragam dan dibutuhkan nasabah
Bebas biaya administraasi dan biaya
penutupan rekening
5 Memudahkan untuk bertransaksi
Bebas biaya administrasi
Bebas biaya penutupan rekening
Promo-promo yang sesuai dikalangan
anak muda
6 Promo-promo yang ditawarkan
Dalam satu akun terdapat deposito
5
5
dan tabungan
7 Memudahkan dalam bertransaksi
Membuka akun dengan menggunakan
fingerprint
Bebas biaya transfer ke bank yang
berbeda
Bebas biaya adminisitrasi
8 Tabungan berbasis kartu kredit
Bebas biaya transfer ke bank yang
berbeda
9 Bebas biaya admin
Banyak promo yang menarik
Memudahkan dalam bertransaksi
10 Banyak promo yang ditawarkan
Tabungannya dapat dipisah-pisah
Sumber : Penulis (2018)
Dari hasil wawancara kepada 10 responden, dapat disimpulkan bahwa para
responden menggunakan aplikasi Jenius karena banyak promo yang ditawarkan yang
sesuai dengan kebutuhan para nasabah, bebas biaya administrasi, bebas biaya
transfer ke bank yang berbeda dan tabungan yang dapat dipisah-pisah. Melihat dari
hasil wawancara tersebut, maka penulis menggunakan metode Technology
Acceptance Model (TAM) yang telah dimodifikasi untuk mengetahui seberapa besar
minat para pengguna untuk tetap menggunakan aplikasi Jenius sebagai alat transaksi.
Peneliti menggunakan TAM yang telah dimodifikasi karena menurut Jugianto
(2008), konstruk sikap (Attitude towards) tidak dimasukkan karena tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap minat perilaku penggunaan. Kemudian hal serupa
disebutkan oleh McDaniel & Gates (2015) dalam bukunya yang berjudul Marketing
Research menyatakan bahwa hubungan antara attitude dan behavior intention to use
begitu rumit. Attitude hanya dapat memprediksi behavior intention to use dalam
6
6
kondisi apabila pengguna benar-benar terpengaruh. Dengan begitu alur TAM
berubah menjadi perceived usefulness, dan perceived ease of use langsung
mempengaruhi intention to use
Melalui teori TAM yang telah dimodifikasi dan hasil wawancara yang dilakukan,
dapat dilihat bahwa reaksi dan persepsi pengguna terhadap teknologi dapat
mempengaruhi minatnya dalam menggunakan teknologi. Berdasarkan data tersebut,
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul
“Analisa Minat Pengguna Aplikasi Jenius Dengan Metode Techonogy
Acceptance Model (TAM)”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis menarik beberapa rumusan masalah,
yaitu :
1. Apakah atribut produk dan perceived ease of use berpengaruh terhadap
perceived usefulness?
2. Apakah atribut produk dan perceived ease of use berpengaruh terhadap
intention to use?
3. Apakah atribut produk berpengaruh terhadap intention to use melalui
perceived usefulness pada aplikasi Jenius?
4. Apakah perceived ease of use berpengaruh terhadap intention to use melalui
perceived usefulness pada aplikasi Jenius?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui apakah atribut produk berpengaruh terhadap intention to
use melalui perceived usefulness pada aplikasi Jenius
2. Untuk mengetahui apakah perceived ease of use berpengaruh terhadap
intention to use melalui perceived usefulness pada aplikasi Jenius
3. Untuk mengetahui apakah atribut produk dan perceived ease of use
berpengaruh terhadap perceived usefulness
7
7
4. Untuk mengetahui apakah atribut produk dan perceived ease of use
berpengaruh terhadap intention to use
1.4 Manfaat Penelitian
Ada pun manfaat yang dapat diberikan dari karya ilmiah ini adalah sebagai
berikut :
1. Manfaat bagi penulis.
Penelitian ini bermanfaat bagi penulis karena menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai Technology Acceptance Model (TAM) pada aplikasi
mobile Jenius dan diharapkan menerapkan teori-teori yang telah diperoleh
selama perkuliahan.
2. Manfaat bagi perusahaan
Bagi perusahaan, penelitian ini dapat digunakan untuk mengevaluasi dan
sebagai bahan masukan mengenai minat penggunaan aplikasi mobile
Jenius sehingga ke depannya dapat dilakukan perbaikan secara terus
menerus.
3. Manfaat bagi pembaca
Penelitian ini bermanfaat bagi pembaca dalam memberikan dan
menambah pengetahuan dan informasi yang mendalam tentang
Technology Acceptance Model (TAM) serta dapat menjadi bahan
referensi untuk peneliatian berikutnya.
1.5 State of The Art
Berikut merupakan hasil penelitian terdahulu yang diambil dari artikel jurnal
ilmiah :
Tabel 1.2 State of The Art
No Pengarang (Tahun) Judul Hasil Penelitian
1 (Courtney Elizabeth
Cleveland, 2016)
A Study on How
Mobile Banking
Has Affected the
Banking Industry :
Membuat sebuah applikasi
mobile banking dengan fitur
baru yang menarik, membuat
kompetisi untuk pelanggan
8
8
Has Mobile
Banking Improved
Bank Perfomance?
agar semakin loyal, terutama
bagi generasi millennial yang
memikirkan kelebihan akan
fitur dan manfaat. Perusahaan
perbankan perlu berevolusi
untuk menjaga pasar dengan
demografi seperti millennial.
2 Mahmood Jasim
Alsamydai, 2014
Adaptation of the
Technology
Acceptance Model
(TAM) to the Use
of Mobile Banking
Service
Penggunaan mobile banking
pada layanan teknologi
dipengaruhi oleh 9actor-
faktor seperti: behavioral
intention, attitude, perceived
usefulness, experience
perceived of use and quality
factors. Faktor-faktor tersebut
yang membuat para pengguna
dapat menerima dan
menggunakan teknologi.
3 Ricky Aditya &
Aditya Wardana,
2016
Pengaruh
Perceived
Usefulness dan
Perceived Ease Of
Use Terhadap
Behavioral
Intention dengan
Pendekatan
Technology
Acceptance Model
(Tam) pada
Pengguna Instant
Messaging Line di
Indonesia
Variabel Perceived
Usefulness dan variabel
Perceived Ease of Use
berpengaruh signifikan
terhadap Behavioral Intention
pada pengguna instant
messaging LINE di
Indonesia, yang berarti para
pengguna telah merasakan
manfaat serta kemudahan
yang diberikan oleh instant
messaging LINE.
4 Setyo Ferry W , Dede Pengaruh Persepsi Uang elektronik (Kartu E-
9
9
Rosmauli & Usep
Suhud, 2015
Manfaat, Persepsi
Kemudahan, Fitur
Layanan, dan
Kepercayaan
Terhadap Minat
Menggunakan E-
Money Card (Studi
Pada Pengguna
Jasa Commuterline
di Jakarta)
money) dapat digunakan
untuk transaksi pembayaran
di internet maupun merchant-
merchant yang telah bekerja
sama dengan bank penerbit
kartu e-money. Pengaruh
variabel persepi manfaat.
Kemudahan, fitur layanan
dan kepercayaan sangat
signifikan terhadap minat
menggunakan produk e-
money
Sumber : Penulis (2018)
10
10
Top Related