i
USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING DI DEPARTEMEN PRODUKSI
PT.PLASTICOLORS EKA PERKASA
Oleh Maresha Andaratama Alwika
NIM: 004201405041
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu
pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri
2018
v
Kebersihan dalam kegiatan produksi materbatch adalah hal yang paling
diutamakan. Kebersihan diuatamakan karena jika terjadi kontaminasi akan
mengakibatkan hasil produk reject.Salah satu proses produksi dalam produksi
masterbatch adalah mixing. Untuk menjaga kebersihan pada proses mixing
penggunaan wadah untuk raw material yang sudah selesai dimixing sangat
diuatamakan. Perusahaan saat ini menggunakan wadah jumbo bag untuk menjadi
wadah penempatan raw material hasil mixing. Dampak yang terjadi saat
penggunaan jumbo bag mulai dari dampak buruk terhadap lingkungan dan
pemborosan biaya. Untuk meminimalkan dampak buruk terhadap lingkungan dan
pemborosan biaya perlu adanya perancangan wadah baru. Tujuan dari
perancangan wadah baru adalah mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan
dan pemborosan biaya pada perusahaan. Penelitian ini mencoba untuk merancang
wadah baru untuk menggantikan jumbo bag yang digunakan pada perusahaan
tersebut. Metode yang akan digunakan untuk menentukan desain wadah baru
yaitu house of quality (HOQ), perhitungan saving cost, depresiasi, dan pengetahui
dampak lingkungan dari wadah baru. Setelah dilakukan perancangan wadah baru
diketahui estimasi penurunan pengeluaran biaya sebesar 93% dan dampak
lingkungan wadah baru yang sudah bisa ditanggulangi oleh perusahaan.
Penurunan biaya ini diharapkan memiliki pengaruh yang besar sebagai saving cost
yang didapat oleh perusahaan, dan dampak lingkungan yang ramah terhadap
lingkungan.
Kata Kunci: masterbatch,proses mixing,jumbo bag, quality function development,
limbah produksi, saving cost,
1
1.1 Latar Belakang Masalah Produk berbahan jenis plastik memiliki berbagai macam warna, warna tersebut
dihasilkan dari pencampuran suatu zat kimia yang disebut masterbatch.
Masterbatch ini adalah zat kimia yang berfungsi untuk mewarnai produk
berbahan dasar plastik. Masterbatch diaplikasikan dengan cara menginject resin
dengan masterbatch sehingga plastik memiliki warna sesuai keinginan.
Perusahaan PT. Plasticolors Eka Perkasa adalah perusahaan yang memproduksi
pewarna plastik atau yang disebut masterbatch, Untuk menghasilkan masterbatch
memiliki tahapan proses produksi dari mulai dari proses penimbangan raw
material, yaitu menimbangan raw material sesuai Bill Of Material (BOM).
Setelah proses penimbangan selesai, proses selanjutnya adalah mixing, yaitu
mencampurkan seluruh raw material yang sudah ditimbang dengan bantuan
mesin mixing. Setelah selesai proses mixing satu produk, container harus dicuci
dan dilakukan proses cleaning lainnya agar tidak ada sisa raw material yang
tertinggal didalam container.
Setelah proses mixing dilakukan, raw material hasil mixing yang ada pada
container dituang ke jumbo bag dan disimpan diarea antri sebelum masuk ke
proses extruder. Setelah semua material dituang ke mesin extruder, jumbo bag
dibuang ke area limbah. Pemakaian jumbo bag hanya bisa digunakan satu kali,
karena jumbo bag yang sudah digunakan mengandung sisa raw material yang
tertinggal didalam jumbo bag tersebut, sehingga jika digunakan kembali untuk
wadah raw material hasil mixing produk lain akan terjadi kontaminasi yang dapat
membuat produk tidak sesuai standart atau menjadi reject. Karena pemakain
jumbo bag hanya bisa digunakan satu kali mengakibatkan penimbunan limbah
jumbo bag.
2
Permasalahan yang terjadi pada perusahaan adalah tingginya biaya pemakaian jumbo bag
dan menumpuknya limbah jumbo bag yang memiliki dampak buruk untuk lingkungan.
Dari masalah tersebut perlu adanya perancangan wadah baru untuk wadah raw material
hasil mixing.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusalan masalah yang diangkat didasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan diatas,rumusan masalah yang dapat diangkat adalah :
Bagaimana mencari wadah yang dapat menjadi wadah penempatan raw
material hasil mixing?
Apa wadah penempatan raw material hasil mixing yang berdampak baik bagi
lingungan ?
1.3 TujuanPenelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan seabagai berikut :
Menemukan wadah yang dapat dijadikan wadah penempatan raw material
hasil mixing.
Mengetahui wadah penempatan raw material hasil mixing yang berdampak
baik bagi lingungan.
1.4 Batasan
Berikutinimerupakan batasan masalah yang akan diteliti pada PT.Plasricolrs Eka
Perkasa agar masalah yang akan diteliti tidak menyimpang dari tujuan awal
penelitian. Batasan masalahnya antara lain:
Pengambilan data yang diambil merupakan data pemakaian jumbo bag dari
bulan September 2016 sampai September 2017.
Parameter yang digunakan adalah jumlah (quantity) pemakaian dan biaya
pemakaian jumbo bag.
Perencanaan pembuatan produk hanya pada perencanaan desain dan
pemilihan material.
Biaya pembuatan dihitung oleh supplier
Tidak menghitung berat produk, pemakaian sumber daya alam dan sumber
daya manusia
3
1.5 Asumsi Beberapaasumsi yang diterapkan agaranalisis menjadi benar adalah sebagai
berikut:
Harga produk jumbo bag dalam periode September 2016 sampai September
2017 tetap.
Harga pembuangan limbah dalam periode September 2016 sampai September
2017 tetap.
Jumlah produk yang diproduksi tetap.
1.6 Sistematika Penulisan Sistematikalaporanpenelitianiniterdiridarilimabab.Limababtersebut terdiri dari:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi dari penjelasantentang hal-hal yang menjadi latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan laporan, batasan
masalah, asumsi dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan teori
Bab ini dijelaskan tentang dasar-dasar teori yang digunakan dalam
pengolahan data untuk melakukan pemecahan permasalahan yang
ditemukan. Teorti teori yang berkaitan dengan desain produk, biaya
dan postur tubuh.
Bab III Metodologi penelitian
Bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam
melakukan penelitian. Tahapan dimulai dengan mengidentifikasi
masalah, merumuskan masalah, penetapan tujuan, pembatasan
masalah, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, simpulan dan
saran
Bab IV Data dan analisis
Bab ini menjelaskan tentang proses analisis data penyebab timbulnya
masalah serta data setelah dilakukan perbaikan.
4
Bab V Simpulan dan saran
Bab terakhir memberikan kesimpulan penelitian dan pemecahan
masalah serta rekomendasi untuk bahan pertimbangan sebagai solusi
pemecahan masalah yang terjadi. Kesimpulannya akan terdiri dari
solusi wadah baru untuk wadah raw material hasil mixing dan
wadah raw material hasil mixing yang ramah lingkungan.
5
2.1. Life Cycle Impact Assessment (LCA)
Menurut Tapia M (2008) Life Cycle Assement (LCA) adalah suatu cara untuk
mengetahui hal hal yang bersangkutan dengan keseluruhan dari daur hidup
produk. Life cycle assement memiliki fungsi untuk mempelajari dampak baik dari
produk maupun fungsi yang diharapkan dari produk. Pemakaian metoda LCA
pada kegunannya juga dapat berfungsi sebagai metoda untuk mengidentifikasi dan
menghitung energy yang digunakan, sumber daya alam yan digunakan,
pembuangan pada lingkungan, serta memberikan evaluasi dan memberikan
kemungkinan perbaikan lingkungan yang dapat diaplikasikan. Oleh karena itu
LCA dapat digunakan untuk membantu stategi untuk menentukan hal hal yang
harus diambil agar dapat meningkatkan kualitas produk.
Pada LCA terdapat tingkatan tingkatan dari LCA adalah goal and scope, life
cycle inventory, life cycle impact assement, dan life cycle interpretation. Fase-
fase ini diatur dalam standar ISO meliputi ISO 14040 tentang prinsip umum LCA,
ISO :14041 tentang nventory dan goals and scope, ISO: 14040 tantang life cycle
assementi serta ISO :14043 tentang interprestasi LCA.
2.1.1 Tingkat Amatan Dalam Life Cycle Assement
Tingkat tingkatan yang dianalisis dalam LCA adalah sebagai berikut :
1. Geografis
Lokasi kegiatan terjadinya manufakturing yang memberikan pengaruhbesar
terhadap dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Tahapan
pembuatanproduk yang dilakukan di daerah berbeda akan berdampak pada
hasil emisi yang berbeda.
2. Ekstraksi bahan baku
Rantai hidup produk diawali dengan perpindahan bahan baku dan sumber
energi dari bumi.
6
3. Proses material
Tahapan terjadi adalah penentuan bahan yang dijadikan produk, tahapan proses
manufaktur dari awal bahan utama hingga menjadi produk yang didistribusikan
kepada konsumen. Terdapat 3 bagian pada material processing dan manufaktur
yaitu :
- Material manufacture
Bersangkutan untuk semua aktivitas yang mengubah bahan utama menjadi
satu produk.
- Product fabrication
Tahapan produk jadi yang siap untuk dikemas.
- Filling packaging distribution
Tahapan produk siap dikirim.
4. Use re-use maintanance
Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan distribusi pada konsumen.
5. Recycle waste management
Perhitungan energy yang dibuang ke lingkungan.
2.1.2 Tahapan pada LCA
Tingkatan proses untuk melakukan identidikasi dan evaluasi produk
menggunakan LCA adalah seperti berikut:
1. Pengertian dan cakupan (goal and scope definition)
Hal yang diutamakan untuk petunjuk yang dapat membantu konsistensi dari
penelitian LCA. Tujuan diharuskan menjelaskan sebab- sebab dilakukannya
penelitian dana pa kegunaan dari penelitian tersebut.
2. Tahap input analisis inventory (life cycle inventory)
Melakukan inventarisis masukan dan keluaran yang berhubungan dengan ruang
lingkup studi. Hal yang dituju dari penelitian ini adalah untuk menunjukan
dampak lingkungan berbasis life cycle.
3. Tahap perdugaan dampak (life cycle impact assement)
Menilai kembali terhadap dampak potensi terhadap lingkungan dengan
menggunakan hasil dari life cycle inventory dan menyediakan informasi untuk
menginterprestasikan pada fase terakhir ( hermawan, 2013)
7
4. Tahap interprestasi ( life cycle inrterpretation)
Proses ditahap akhir analisis daur hidup menginformasikan simpulan,
rekomendasi, dan pengambilan keputusan.
2.2. Perancangan Produk
Perancangan dan pengembangan produk menurut Ulrich&Eppinger(2001) dapat
diterjemahkan sebagai serangkaian aktifitas yang saling berkaitan yang dimulai
dari analisis persepsi dan peluang pasar, sampai ke tahap produksi, penjualan serta
pengiriman produk.
Menurut Ulrich & Eppinger (2001) terdapat tiga fungsi penting dalam proyek
pengembangan produk, yaitu:
1. Pemasaran
Kegunaan pemasaran didalam mengembangkan produk adalah untuk
menghubungan antara tim pengembang produk dengan konsumen. Dalam
keadaan yang sesungguhnyaberkembangnya produk, identifikasi segmen pasar
dan identifikasi kebutuhan pelanggan, menetapkan target produk, merancang
peluncuran dan promosi produk.
2. Perancangan
Kegunaan perancangan merupakan kegunaan yang penting dalam
mengidentifikasi bentuk produk supaya dapat keinginan pelanggan dapat
dipenuhi. Bagian perancangan memiliki kewajiban meliputi desain engineering
(mekanik, elektrik, dll) dan desain industri (estetika, ergonomi, dll).
3. Manufaktur
Manufaktur memiliki kewajiban untuk memberikan rancangan dan
mengoperasikan sistem produksi pada proses produksi produk untuk
menghasilkan produk.
2.3 House of Quality (HOQ) Menurut Cohen (1995) proses QFD melibatkan pembuatan satu atau lebih matriks
(disebut juga tabel kualitas). Matriks pertama yang dibuat disebut House of
Quality (HOQ). Matriks ini memperlihatkan kebutuhan pelanggan dan
8
karakteristik teknis dari tim pengembang yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen tersebut.
Menurut Cohen (1995) HOQ adalah sebuah struktur, ekspresi sistematis dari
produk atau proses yang dilakukan oleh tim pengembang untuk memahami aspek-
aspek pada keseluruhan proses perencanaan produk baru, pelayanan atau proses.
Dalam menggunakan matriks House of Quality harus melalui prosedur sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi keinginan konsumen ke dalam atribut-atribut produk
Pada tahap ini akan diuji sampai sejauh mana tingkat kepuasan konsumen
terhadap suatu produk. Umumnya konsumen terhadap suatu produk.
Umumnya konsumen menyatakan pendapatnya mengenai suatu produk ke
dalam atribut-atribut yang sangat umum, sehingga yang terpenting dalam
tahap ini adalah mengidentifikasi pernyataan konsumen dengan baik untuk
menghindari kesalahan interpretasi.
2. Menentukan tingkat kepentingan relatif dari atribut-atribut
Penentuan peringkat atribut ini dapat dilakukan dengan memberikan bobot
persentase pada masing-masing atribut dengan menggunakan skala prioritas.
3. Mengevaluasi atribut-atribut dari produk pesaing
Performansi dari pesaing dianalisis, keterangan mengenai atribut yang
diprioritaskan pesaing dikaji.
4. Membuat matriks perlawanan antara atribut produk dengan karakteristik
Atribut-atribut yang telah diterjemahkan ke dalam karakteristik teknis pada
tahap di atas dimasukkan ke dalam suatu matriks, dimana atribut diletakkan
vertikal pada tepi sebelah kiri, sedangkan karakteristik teknis diletakkan
horisontal pada tepi atas.
Karakteristik teknis yang dipilih harus nyata dan dapat diukur.
5. Mengidentifikasi hubungan antara karakteristik teknis dan atribut produk
Untuk menyatakan hubungan yang terjadi antara karakteristik teknis dan
atribut, biasanya menggunakan skor, dimana skor yang tertinggi
menggambarkan tingkat kemudahan yang tinggi bagi tim perancang untuk
9
mengidentifikasi karakteristik teknis yang paling berpengaruh pada kepuasan
konsumen dan sebaliknya.
6. Mengidentifikasi interaksi yang relevan di antara karakteristik teknis
Dalam House of Quality, besaran diletakkan pada bagian roof. Bekerja dengan
matriks roof seperti ini dapat memudahkan dalam memeriksa interaksi yang
terjadi pada setiap pasangan karakteristik teknis.
7. Menentukan Gambaran target yang ingin dicapai untuk karakteristik teknis
Pada tahap ini tim perancang menentukan target yang ingin dicapai untuk
pengukuran parameter karakteristik teknis dalam memuaskan keinginan
konsumen dan meningkatkan produknya melebihi produk pesaing.
2.4 Pengertian ErgonomiErgonomi berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu: ergon yang
berarti ilmu dan nomos yang berarti hukum. Secara sederhana, ergonomi adalah
study tentang interaksi antara manusia dan object yang digunakan kemudian
dengan lingkungan tempat yang digunakan. Definisi ini mencakup unsur yang
paling penting yaitu: manusia, object, lingkungan dan juga interaksi yang
komplek antara bagian tersebut. Design for human use kata lain untuk
mendefinisikan ergonomi dan penekananya pada penggunaan peralatan, mesin
dan system buatan manusia. Ahli ergonomi sering menggunakan istilah human
Engineerd untuk menggambarkan bentuk yang sesuai dengan harapan manusia
atau yang digunakan manusia tanpa menimbulkan stress.Pulat (1997)
Menurut Nurmianto (1996) i
ERGO (kerja) dan NOMOS (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi
tentang aspekaspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara
anatomi, psikologi, fisiologi, engineering, manajemen dan perancangan.
Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan
kenyamanan manusia di tempat kerja, dirumah, dan rekreasi.
Menurut Sutalaksana (1979) ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis
untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan
keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat
10
bekerja pada system itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan
melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman dan nyaman.
Menururt Madyana (1996) Ergonomi merupakan penerapan pengetahuan terpilih
tentang manusia secara sistematis dan perancangan sistem manusia benda,
manusia-fasilitas dan manusia lingkungan. Dengan kata lain perkataan ergonomi
adalah suatu ilmu yang mempelajari manusia dengan berinteraksi dengan obyek-
obyek fisik dalam berbagai kegiatan sehari-hari.
2.5 Anthropometri Menuurt Pulat (1997) Anthropometry merupakan study tentang dimensi tubuh
manusia. Manusia lahir dengan bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Teknik
yang menggunakan informasi dan pengembangan baru mengenai hal tersebut
disebut teknik antropometri.
Survei awal dimensi manusia dilakukan pada akhir abad ke-14. Data antropometri
yang lengkap ada sejak tahun 1800an. Metode pengukuran distandarisasi beberapa
kali selama awal dan pertengahan abad ke-20. Standarisasi terbaru terjadi pada
tahun 1980 oleh International Standards Organization (ISO). Metode standar
mengasumsikan postur tubuh dan penunjuk, hanya pda beberapa dekade terakhir
ini dilakukan secara khusus untuk penggunaan teknik. Aplikasi data antropometri
adalah untuk desain pakaian, desain tempat kerja, desain lingkungan, desain
pelaratan dan mesin, yang terakhir adalah desain produk.
Manusia mempunyai ukuran tubuh yang bervariasi, yang membedakanya dapat
berasal dari etnis, suku, dan kebangsaan. Dalam kelompok yang sama, juga dapat
berbeda dikarenakan perbedaan gen. Gambar 2.1 menyajikan data variabilitas
berkenaan dengan antropometri antar berbagai bangsa dengan nilai percentil 5 dan
95%. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa ada variabilitas 10-15% antar
kelompoketnis dengan jenis kelamin yang sama. Seseorang juga dapat
menyimpulkan bahwa 25-30% perbedaan dapat diharapkan dalam ukuran
populasi satu karakteristik antropometri pada jenis kelamin, etnis, dan rentang
persentil dipertimbangkan secara bersamaan.
11
Sumber:Pullat , 1997, hal.129
Gambar 2. 1 Human Variability range ( 5th and 95th percentiles)
Pedoman utama untuk merancang tempat kerja yang mengakomodasi sebagian
besar individu sehubungan dengan ukuran struktur tubuh manusia. Ilmu untuk
mengukur tubuh manusia disebut antropometridan biasanya menggunakan
berbagai perangkat seperti caliper dalam pengukuranya. Misalnya, perawakan dan
panjang lengan bawah. Beberapa ahli ergonomi dan engineering mengumpulkan
data sendiri karena hampir ada 1000 variasi dari ukuran tubuh manusia. Proyek
CAESAR (Civilian American and European Surface Anthopometry Resource)
mengumpulkan lebih dari 100 dimensi yang sebagian disajikan pada Gambar 2.2.
12
Sumber: Freivalds and Niebel,2014, hal.181-182
Gambar 2. 2 Selected body dimension and weight of U.S. Adult civilian
2.5.1 Faktor yang Mempengaruhi Data Antropometri Menurut Pulat (1997) seorang perangcang harus memperhitungkan factor yang
mempengaruhi data antropometri. Faktor yang paling penting adalah sebagai
berikut:
1. Umur
Secara umum dimensi manusia meningkat dari mulai lahir sampai dewasa
yaitu sekitar umur 20tahun. Roche dan Davila mempelajari sample orang
amerika dan menunjukan bahwa mereka yang mencapai usia dewasa
merekapada usia rata-rata 21,2 tahun untuk pria dan 17.3 tahun untuk
wanita. Namun sekitar 10% dari lelaki mencapai usia dewasa pada usia
13
23.5 tahun dan untuk 10% wanita setelah usia 21.1 tahun. Setelah usia itu
tidak ada perubahan bentuk tubuh. Trotter dan gleser memperlihatkan
bahwa kita mulai menyusut pada usia 40tahun keatas. Oleh karena itu
penting bagi perancang untuk menentukan populasi pengguna dalam
merancang sesuatu yang berkaitan dengan umur kedua jenis kelamin
tersebut.
2. Jenis kelamin
Pada umumnya laki-laki memiliki ukuran dimensi yang lebih besar dari
pada wanita kecuali bagian pinggul dan paha. Wanita juga mempunyai
kulit yang lebih lembut dari pada laki-laki.
3. Posisi tubuh
Posture mempengaruhi ukuran tubuh. Untuk alasan ini posisi standar
harus digunakan selama survei. Pada saat posisi berdiri atau posisi duduk
harus mempertimbangkan posisi ini selama perancangan. Restraints juga
mempengaruhi dalam penerapan data. Inilah alasan mengapa dimensi
fungsional lebih besar dari pada static dimension. Dimensi static harus
dapat disesuaikan untuk gerakan bebas selama bekerja.
4. Pakaian
Pakaian memberikan tambahan untuk ukuran tubuh manusia. Dampak
lainya adalah mempersempit ruang gerak. Pada Gambar 2.3 dibawah ini
diperlihatkan bahwa dengan pakaian berbeda saat bekerja maka berbeda
pula data ukuran yang didapat.
Gambar 2. 3 Perbedaan ukuran dengan pakaian berbeda
14
2.5.2 Data Antropometri Menurut Pulat (1997) Dalam kaitanya dengan posisi tubuh data antropometri
dibagi menjadi dua kategori yaitu:
1. Structure Dimension
Data ini diambil dari ukuran tubuh dalam posisi standard dan posisi rileks.
Bisa disebut juga static anthropometry.
Berikut ini adalah contoh beberapa dimensi untuk populasi orang dewasa.
dibawah ini:
a. Weight, berat badan diukur dengan skala dokter. Sebagian besar
digunakan dalam dukungan structural untuk sistem pengekangan kursi
dan tubuh. Seperti pada Gambar 2.4
Sumber: Pulat,1997, hal.134-135
Gambar 2. 4 Weight Caracteristic b. Stature, dengan subjek yang berdiri tegak dan menatap lurus ke depan.
Ini adalah ukuran yang diambil dari permukaan sampai puncak kepala.
Seperti pad Gambar 2.5 .
Sumber: Pulat,1997, hal.134-135
Gambar 2. 5 Strature
15
c. Stiing Hight, posisi ini adalah jarak vertical antara permukaan kursi
dengan bagian atas kepala dan dengan posisi duduk tegak. Seperti pada
Gambar 2.6
Sumber: Pulat,1997, hal.134-135
Gambar 2. 6 Sitting hight, erect
2. Functional Dimension
Data ini didapat dari ukuran tubuh dengan berbagai posisi saat kerja. Data
ini bisa disebut juga dynamic anthropometry.Menurut Pulat (1997) berikut
adalah contoh untuk functional dimension:
a. Prone length and height, subject terletak pada posisi tiarap dengan
kedua kaki lurus, dan tkedua tangan mengulur maksimal serta tangan
mengepal. Prone lenght diukur dari ujung tangn yang mengepal ke
ujung kaki secara horizontal. Sedangkan Prone height diukur secara
vertical dari tanah dan poin teratas dari kepala yang mana dada
maximal menempel pada lantai. Data dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Sumber: Pulat,1997, hal.134-135
Gambar 2. 7 Prone length and Height
16
b. Squatting height, ini adalah jarak vertical antara lantai dan bagian atas
kepala subjek saat subjek menyeimbangkan jari-jari kakinya dengan
tubuh tegak. Data dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Sumber: Pulat,1997, hal.134-135
Gambar 2. 8 Squating Height
2.5.3 Dimensi Anthropometri Umum Menurut Wignjosoebroto(1995) Data anthropometri merupakan data yang
memiliki fungsi yang digunakan untuk menentukan dimensi ukuran barang yang
akan dirancang dengan dimensi tubuh manusia yang akan menggunakannya.
Pengukuran dimensi struktur tubuh yang biasa diambil dalam perancangan produk
maupun fasilitas dapat dilihat pada Gambar 2.9 di bawah ini.
Sumber: Nurmianto, 1995, hal 52
Gambar 2. 9 Antropometri untuk perancangan produk atau fasilitas
17
Keterangan Gambar 2.9 di atas, yaitu:
1 : Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung
kepala).
2 : Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.
3 : Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.
4 : Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).
5 : Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri t
egak (dalam Gambar tidak ditunjukkan).
6 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk (di ukur dari alas tempat duduk pantat sampai
dengan kepala).
7 : Tinggi mata dalam posisi duduk.
8 : Tinggi bahu dalam posisi duduk.
9 : Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).
10 : Tebal atau lebar paha.
11 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan. ujung lutut.
12 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari
lutut betis.
13 : Tinggi lutut yang bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.
14 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai denga paha.
15 : Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk).
16 : Lebar pinggul ataupun pantat.
17 : Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam
Gambar).
18 : Lebar perut.
19 : Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam
posisi siku tegak lurus.
20 : Lebar kepala.
21 : Panjang tangan di ukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.
22 : Lebar telapak tangan.
23 : Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan
(tidak ditunjukkan dalam Gambar).
24 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak.
18
25 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak.
26 : Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan di ukur dari bahu sampai
dengan ujung jari tangan.
27 : Tinggi dalam posisi berdiri dari ujung kaki hingga pantat bagian bawah.
Data yang ada pada data antropometri indonesia memberikan informasi seperti
pada Gambar 2.10.
Sumber: http://antropometriindonesia.org.
Gambar 2. 10 Antropometri Pria Indonesia
19
Berdasarkan Roebuck and Thomson(1975) dengan tujuan untuk menjelakan
kembali mengenai data anthropometri yang tepat diaplikasikan dalam berbagai
perancangan produk ataupun fasilitas kerja, diperlukan pengambilan ukuran
dimensi anggota tubuh. Penjelasan mengenai pengukuran dimensi anthropometri
tubuh yang diperlukan dalam perancangan dijelaskan pada Gambar 2.11.
Sumber: Roebuck&Thomson, 1975, hal 186
Gambar 2. 11 Pengukuran dimensi Tubuh
20
2.6 Pemilihan Material Pemilihan material berfungsi untuk mengetahui material apa yang bisa digunakan
untuk membuat big container. Jenis material yang sering digunakan pada dunia
industri menurut Kalpakjian & Schmid (2006) seperti yang tertulis pada Tabel
2.1. Tabel 2. 1 Jenis Material Pada Dunia Industri
Material Jenis Ferrouse metal carbon, alloy, stainless, dan die steels Nonferrous metal aluminium, magnesium, copper, nickel,
titanium, superal-loys, refractory metals, berylilium, zirconium, low-melting alloys, dan precius metals.
Plastik ( polymer ) thermoplastics, thermosets, dan elastomers.
Ceramik, kaca, dan diamon. - Composite materials, rainforced plastics, metal-matrix dan ceramic-matrix composites
-
Nanomaterials, shape-memory alloys, amorphous aloys, semiconductror, superconductors
-
Dari jenis jenis material yang sering digunakan pada dunia industri yang tertulis
pada Tabel2.1 memiliki harga yang berbeda beda setiap jenisnya. Menurut
Kalpakjian & Schmid(2006) biaya material dijelaskan seperti pada Tabel 2.2. Tabel 2. 2 Perkiraan Harga Material
Jenis Material Perkiraan harga per unit volume (Rp)
Gold 60.000 Silver 600 Molybdenum alloys 200 - 250 Nickel 35 Titanium alloys 20 - 40 Copper alloys 5 - 6 Stainless steels 2 9 Magnesium lloys 2 4 Aluminium alloys 2 3 Hight-Streength low-alloy steels 1.4 Gray cast iron 1.2 Carbon steel 1 Nylons, acetals, dan silicon 1.1 - 2 Rubber 0.2 - 1 Jenis plastik lainnya 0.2 - 2
21
harga yang dicantumkan pada Tabel 2.2 tersebut hanyalah perkiraan harga,
karena harga dipengaruhi oleh jumlah pembelian, jarak, dan pemilihan supplier.
2.6.1 Jenis Stainless steel Berdasarkan The American Iron & Steel Institue(AISI) dan Society of Automotive
Engineer(SAE) pada buku ASM handbook volume 1 steels dibagi menjadi
beberapa jenis seperti yang tertulis pada Tabel 2.3 .
Tabel 2. 3 Jenis Steels Berdasarkan AISI dan SAE nomer
AISI-SAE Kondisi Jenis Pemakaian 1010 Hot- rollerd Kawat, batang, paku, screw, beton 1020 As rolled Annealed Pelat baja dan stuktural penggunaan 1040 As rolled Annealed Tempered Batang baja, pipa baja 1060 As rolled Annealed Tempered Kawat spring, cetakan, rollood wheels. 1080 As rolled Annealed Tempered Helical spring, pahat, cetakan forging
1095 As rolled Annealed Tempered Cetakan, punches,keran, milling cutter,shear blodes, kawat
Jenis Steels juga ditentukan dengan jumlah kandungan karbon yang ada pada
Steels. Karena kandungan karbon yang berbeda dari sifat dan jenis pemakaian dari
setiap carbon steels memiliki perbedaan difat dan jenis pemakaiannya. Spesifikasi
penggolongan karbon berdasarkan pada sifat , kekuatan,kekerasan dan kandungan
karbon yang ada pada steels menurut Ashby (2005) Materials
seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2. 4 Sifat dan Jenis Pemakaian Baja
Baja Komposisi Sifat dan jenis pemakaian
Low- Carbon steel Fe: 0,04 - 0,3C ; 0,8 Mn Kontruksi, Proses las Medium - carbon steel Fe: 0,3 - 0,7C, 0,8 Mn Part Mesin, gear, shafts
Hight carbon stell Fe: 0,7 - 1,7 C, 0,8 Mn Spring cutting tool, cetakan
Low- Alloy stell Fe: 0,2C ; 0,8 Mn ; 1 Cr ; 2Ni Presure vissels, air craft part
Hight-alloy (stain lest) stell Fe: 0,1C ; 0,5 Mn ; 18 Cr ; 8Ni
Tahan karat, untuk dunia kimia atau steam plants
Dari Tabel 2.4 baja memiliki jenis yang berbeda beda menurut
Kalpakjian&Schmid (2006) anufacturing engineering and
technology memiliki lima jenis, seperti yang tertulis pada Tabel2.5 :
22
Tabel 2. 5 Jenis Jenis Baja Berdasarkan Kandungan Karbon
Jenis Stainless Steels
Sifat Magnet
Sifat Anti karat
Proses pengerasan Penggunaan
Nomer Seri
Austenitic stainless steels
Tidak Sangat baik
hardned by cold working
Penggunaanya bisa digunakan diberbagai bidang industri
200 - 300
Ferritic stainless steels
Ya Baik hardned by cold working
seperti perlengkapan dapur dan hiasan pada dunia automotif
400
Martensitic Ya Cukup Heat treatment untuk valves, spring, dan alat alat pemotong
400 - 500
Precioitation-hardening
Tidak Baik - digunakan untuk dunia persawatan atau peralatan ruang angkasa
PH
Duplex structure
- Baik - Pemakaian sering digunakan pada peralatan yang digunakan pada lingkungan air.
2.7 Pengertian Penyusutan (Depresiasi) Menurut (Weygandt, 2007) yang diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto,
Wasilah, dan Rangga Handika, arti kata penyusutan (depresiasi) adalah:
adalah alokasi investasi dari asset tetap menjadi beban selama masa
2.7.1 Sebab-Sebab Penyusutan Menurut (Warren,2006) yang di alih bahasakan oleh Aria farahmita,
Amanugrahani dan Taufik hendrawan, sebab-sebab penyusutan yaitu:
1. Penyusutan fisik terjadi akibat dampak lingkungan yang mengakibatkan
produk menjadi rusak atau kehausan.
2. Penyusutan fungsional terjadi saat aktiva tetap tidak bias menghasilkan
manfaat yang diingikan lagi.
2.7.2 Faktor-faktor dalam menentukan biaya penyusutan Menurut Weygandt (2007) yang di alih bahasakan oleh Ali Akbar Yulianto,
Wasilah, dan Rangga Handika, faktor-faktor dalam menentukan biaya penyusutan
yaitu:
23
1. Harga perolehan
2. Masa manfaat
3. Nilai sisa.
Menurut Reeve & Fess (2006) yang diterjemahkan oleh Aria
farahmita,Amanugrahani dan Taufik hendrawan, faktor-faktor dalam menentukan
biayapenyusutan yaitu:
1. .Biaya awal aktiva tetap
2. Umur manfaat yang siperkirakan
3. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat.
2.7.3 Metoda Perhitungan Penyusutan Metode perhitungan penyusutan Menurut Warren, Reeve & Fess (2006) yang di
alih bahsakan oleh Aria farahmita, Amanugrahani dan Taufik hendrawan, metode
perhitungan penyusutan yaitu:
1. Metode Garis lurus (straight-line method)
Pada metode ini depresiasi besarnya sama untuk setiap tahun selama produk
masih bias digunakan. Dasar prhitungan adalah waktu. Dengan metoda ini
cukup dengan menghitung beban depresiasi yang dapat disusutkan. Biaya
yang dapat disustkan adalah perolehan asset lalu dikurangi dengan nilai sisa.
Berikut persamaan untuk menghitung depresiasi dengan metode garis lurus :
Penyusutan =Biaya Nilai sisa (2-1)
Masa manfaat
2. Metode Jam jasa (service-hours method)
Metode yang memiliki teori bahawa pembelian suatu aktiva merupakan
sejumlah waktu jasa secara langsung. Harga perolehan dibagi dengan total
jam jasa yang digunakan.
3. Metoda hasil produksi ( production output methode)
Metoda hasil produksi didasarkan pada teori bahawa aktiva tetap diperoleh
untuk jasa yang dihasilkan dalam bentuk output produksi. Metoda ini
mensyaratkan estimasi atas total unit output aktiva tetap. Untuk dapat
menghitung beban penyusutan periodik, pertama kali dihitung penyusutan
untuk tiap unit produk. Kemudian tarif ini akan dikalikan dengan jumlah
produk yang dihasilkan dalam periode tersebut.
24
Penyusutan per unit = Biaya Nilai sisa (2-2)
Total unit produksi
4. Metode Beban berkurang (reducing charge method)
Metode ini memiliki teori bahwa aktiva yang baru lebih baik dibanding
dengan aktiva yang lama. Sehingga beban depresisau tahun pertama akan
lebih besar di banding dengan beban depresisai tahun tahun kedepan.
5. Metode tarif menurun (declining rate on cost method)
Di samping metode-metode yang telah diuraikan di muka, kadang kadang
dijumpai cara menghitung depresiasi dengan menggunakan tarif (%) yang
selalu menurun. Tarif (%) ini setiap periode dikalikan dengan harga
perolehan. Penurunan tarif (%) setiap periode dilakukan tanpa menggunakan
dasar yang pasti, tetapi ditentukan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan
perusahaan. Karena tarif (%)-nya setiap periode selalu menurun maka beban
depresiasinya juga selalu menurun.
25
Berikut merupakancara membuat langkah-langkah penelitian dalam diagram alir.
pada Gambar 3.1.
Diagram ini
merupakan ikhtisar
dari prosedur
penelitian yang
dilakukan.
Gambar 3. 1 Diagram Metodologi Penelitian
Studi Pendahuluan
Identifikasi Masalah
Landasan Teori
Data Dan Analisis
Studi pendahuluan: Melakukan observasi permasalahan pemakaian
jumbo bag Mengamati langsung pemakaian jumbo bag Menjabarkan permasalahan yang terjadi pada
pemakaian jumbo bag Identifikasi masalah: Menentukan masalah yang terjadi pada pemakaian
jumbo bag Menentukan batasan masalah penelitian. Menentukan metode untuk menangani permasalahan
pemakaian jumbo bag Landasan teori: Penjelasan tentang metode LCA Penjelasan mengenai perancangan produk Penjelasan tentang metode house of quality Penejelasan tentang metoda ergonomi. Penjelasan tentang pemilihan material. Penjelasan tentang depresiasi.
Data dan analisis: Mengumpulkan data pemakaian jumbo bag, dampak
lingkungan dan biaya pemakaian jumbo bag Menetukan spesifikasi alat bantu menggunakan HOQ Menentukan material produk yang akan dibuat Mendesain produk Menghitung saving cost Analisis dampak lingkungan produk Perbandingan pemakaian jumbo bag dan produk baru
Simpulan dan saran:
Menyimpulkan hasil penelitian dan memberikan saran
Kesimpulan Dan Saran
26
3.1. Studi Pendahuluan
Langkah awal yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi di perusahaan.
Pada tahap ini, dilakukan dengan observasi langsung ke perusahaan yang
bersangkutan dan melakukan wawancara dengan bagian produksi PT. Plasticolors
Eka Perkasa untuk mendapatkan Gambaran keadaan perusahaan saat ini.Untuk
memastikan permasalahan, dilakukan pengamatan terhadap pemakaian jumbo
bag.
3.2. Identifikasi Masalah
Dari hasil observasi yang telah dilakukan, kemudian ditetapkan latar belakang
masalah yang dihadapi oleh PT. Plasticolors Eka Perkasa. Setelah itu ditentukan
perumusan masalah dari latar belakang yang telah dijabarkan. Kemudian dari
rumusan masalah tersebut dapat diketahui tujuan dari penelitian yang akan
menjawab semua masalah yang telah dirumuskan tadi. Kemudian, ditentukanlah
batasan-batasan agar tidak keluar dari ruang lingkup penelitian yang telah
ditetapkan. Setelah itu, ditentukan juga beberapa asumsi guna membantu dalam
penyelesaian masalah yang telah dirumuskan. Hal hal diatas dijelaskan pada
Bab I.
3.3. Landasan Teori
Studi pustaka ini dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk menunjang
penelitian dengan melengkapi teori teori yang digunakan sebagai landasan
penelitian dan berperan dalam pengumpulan informasi secara lengkap untuk
memecahkan suatu permasalahan. Landasan teori dapat berasal dari buku buku
atau referensi referensi lain yang berhubungan dengan penelitian. Pada tahapan
ini, literatur yang digunakan yaitu LCA, perancangan produk, depresiasi,
ergonomi house of quality. dan ergonomi.
3.4. Data dan Analisis Bagian dari sistematika penelitian untuk menganalisis data, membuktikan,
menjelaskan, atau menjawab akar permasalahan penelitian. Data yang
dikumpulkan berkaitan dengan masalah proses pemakaian jumbo bag. Data-data
tersebut berupa data umum didalam internal perusahaan yang tingkat
27
kerahasiaanya tidak terlalu tinggi namun dianggap sudah cukup untuk kemudian
diolah pada tahap selanjutnya. Kerangka penelitian untuk pengumpulan data dan
analisis ditampilkan pada Gambar 3.2
Gambar 3. 2 Kerangka penelitian
3.5. Simpulan dan Saran Pada langkah ini adalah menyimpulkan dari perbaikan yang sudah dilakukan
terhadap tempat penyimpanan sementara produk hasil mixing. Selain
menyimpulkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada tahapan ini adalah
memberikan saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan
untuk pengembangan penelitian berikutnya.
28
BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
4.1. Observasi Awal
Untuk mengetahui secara pasti proses produksi masterbatch yang ada pada
PT.Plasticolors Eka Perkasa, observasi awal dimulai memperhatikan proses
produksi mulai dari proses penimbangan raw material, proses mixing, penuangan
raw material ke jumbo bag, penuangan raw material ke mesin extruder. Proses
produksi masterbatch yang ada di PT.Plasticolors Eka Perkasa seperti
digamabarkan pada gambar 4.1.
`
Gambar 4. 1 Proses produksi masterbatch
Pada proses mixing menggunakan bantuan mesin mixing yang memiliki wadah
yang disebut container dengan kapasitas maksimal sebanyak 75Kg seperti terlihat
pada gambar 4.2, yang memiliki fungsi sebagai wadah saat proses mixing
dilakukan. Setelah selesai proses mixing satu produk, container harus dicuci dan
dilakukan proses cleaning lainnya (proses cleaning tidak dapat diinfokan) agar
tidak ada sisa raw material yang tertinggal didalam container.
Proses penimbangan raw material
Proses mixing
Penuangan raw material hasil mixing ke jumbo bag
Penuangan material ke mesin extruder dengan bantuan mesin crane
Pembuangan limbah jumbo bag
29
Gambar 4. 2 Container Mesin Mixing
Setelah proses mixing dilakukan, raw material hasil mixing yang ada pada
container dituang ke jumbo bag untuk disimpan diarea antri sebelum masuk ke
proses extruder. Pemakaian wadah yang di sebutt jumbo bag seperti yang terlihat
pada gambar 4.3 hanya bisa digunakan satu kali, karena jumbo bag yang sudah
digunakan mengandung sisa raw material yang tertinggal didalam jumbo bag
tersebut, sehingga jika digunakan kembali untuk wadah raw material
hasilmixingproduk lain akan terjadi kontaminasi yang dapat membuat produk
tidak sesuai standart atau menjadi reject.
Gambar 4. 3 Wadah Penempatan Raw Material Hasil Mixing Saat Ini
30
Pemakaian jumbo bag berfungsi untuk wadah raw material hasil mixing selama di
area antri untuk pemesanan diatas 300Kg. Ketika raw material akan masuk ke
proses extruder maka seluruh raw material yang ada didalam jumbo bag dituang
ke dalam mesin extruder. Setelah semua raw material sudah masuk ke mesin
extruder , jumbo bag dibuang ke area limbah. Alur pemakaian jumbo bag seperti
yang terlihat pada gambar 4.4.
Gambar 4. 4 Alur Penggunaan Jumbo Bag Pemakaian jumbo bag yang hanya satu kali pakai menimbulkan tumpukan limbah
jumbo bag yang harus diangkut secara rutin. Tumpukan limbah jumbo bag seperti
terlihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4. 5 Tumpukan Limbah Jumbo Bag
31
Pada sub bab ini akan dilakukan observasi terhadap dampak lingkungan dari
pemakaian jumbo bag, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pembelian
jumbo bag, dan pembuangan limbah jumbo bag.
4.1.1 Dampak Lingkungan Jumbo Bag
Untuk mengetahui dampak lingkungan jumbo bag metode yang dipakai adalah
Life cycle assesement.Life cycle assesement memiliki tahapan analisis yaitu tahap
Life cycle impacts yaitu merupakan tahapan untuk mengetahui dampak yang
dihasilkan oleh setiap produk terhadap lingkungan. Jumbo bag terbuat dari bahan
polymer berjenis Polypropylene (PP) yang masa pakainya selama 5 tahun sampai
15 tahun, seperti penjelasan pada Tabel 4.1 dibawah ini berdasarkan buku Life
Cycle Assessment competing materialsCommissioned by the European
Commission, (2004). Tabel 4. 1 Jenis Penggunaan dan Masa Pakai Polimer
POLIMER JENIS PENGGUNAAN MASA PAKAI High Density Polyethylene (HDPE)
Film, botol, gelas , mainan , tanki , drum, krat, pembungkus kabel, pipa.
2 tahun -30 tahun
Low Density Polyethylene (LLDPE)
Film, botol, gelas , mainan , tanki , drum, krat, pembungkus kabel, pipa irigasi , plastik, pelapis.
2 tahun -20 Tahun
Polyethylene Terepthalate (PET)
botol, pengemas, pita rekaman, karpet, penguat ban kendaraan, serat.
5 tahun - 10 tahun
Polypropylene (PP)
Wadah plastik mentega dan yoghurt, pembungkus makanan, plastik pembungkus, penutup botol, kotak aki dan komponen kendaraan bermotor, komponen elektrikal
5 tahun - 15 tahun
Polystyrene (PS) Aplikasi pembungkus, wadah produk makanan, piring dan cangkir, peralatan elektrical, pita kaset
5 tahun - 10 tahun
Polyvinlychloride plasticized ( PVC-P)
lantai, insulasi kabel, kantong, sepatu, pipa untuk proses makanan , pembungkus bahan kimia
5 tahun
Berdasarkan Tabel 4.1 masa pakai Polypropylene (PP) selama lima tahun. Dari
penjelasan pada Tabel 4.1 maka produk yang terbuat dari Polypropylene (PP)
seperti jumbo bag akan rusak pada tahun kelima, namun untuk menjaga
kebersihan hasil mixing agar tidak terjadi kontaminasi produk, jumbo bag hanya
dapat digunakan satu kali saja. Jika dibiarkan maka jumbo bag akan rusak di
32
tahun ke lima, maka limbah jumbo bag akan menumpuk hingga dapat terurai oleh
alam yaitu selama 1.000 tahun.
Daur hidup Polypropylene (PP) tidak bisa dipastikan secara pasti karena adanya
penambahan compoun. Daur hidup Polypropylene (PP) dibuat secara umum tanpa
membahas compoun yang digunakan untuk penambahan pada produk yang
terbuat dari Polypropylene (PP) agar terlihat jelas karakteristik dari Polypropylene
(PP). Grafik daur hidup Polypropylene (PP) dapat dilihat pada Gambar 4.7.
Fase Produksi
Fase
penggunaan
Fase penggunaan
Akhir
Gambar 4. 6 Daur Hidup Polypropylene (PP)
Dari Gambar 4.7 siklus Polypropylene (PP) memiliki dampak buruk pada
lingkungan mulai dari fase produksi sampai ke fase penggunaan akhir. Dari siklus
hidup Polypropylene (PP)terdapat pelepasan dan pembentukan zat – zat kimia
yang bahaya bagi lingkungan. Proses pembentukan klorin sebagai bahan baku
menimbulkan bahaya seperti emisi dioksin dari merkuri. Polimerisasi pada fase
produksi juga menimbulkan bahaya bagi lingkungan. Tabel 4. 2 Bahaya Daur Hidup Polypropylene (PP)
Fase Bahaya 1. Bahan baku • Kebocoran gas klorin di tangki penyimpanan 2. Produksi • Emisi udara dan air limbah yang dikeluarkan dari fasilitas
produksi. • Pembakaran limbah produksi
3. Penggunaan • Polimer untuk jenis Polypropylene (PP) adalah jenis yang
Produksi EDC/VCM
PP polimerisasi
Proses PP
Produk PP
Pembuangan / daur ulang
33
Tabel 4.2 Bahaya Daur Hidup Polypropylene (PP)(Lanjutan)
paling ramah terhadap penggunanya, karena dapat digunakan untuk wadah makanan
Fase Bahaya 4. Pembuangan a. Recycling • Zat additif pada produk PP memiliki ragam yang banyak,
sehingga proses daur ulang akan menghasilkan produk yang kurang bagus.
• Tidak dapat dicampur ke jenis resin lain. • Tidak mempengaruhi penurunan produksi PP pertahunnya
b. landfill • Pembakaran di landfill melepaskan gas dioksin. • Zat aktif kimia akan terlepas ke cairan, sehingga dapat
mencemari air tanah. c. Pembakaran • Pembuangan dioksin.
• Pelepasan HCL. • Abu pembakaran mengandung logam berat yang bisa
mencemari udara. Dari Tabel 4.2 Polypropylene (PP) memiliki bahaya bagi lingkungan maupun
manusia dari fase produksi sampai ke fase pembuangan karena melepaskan zat –
zat kimia, logam berat pada lingkungan. Pelepasan zat – zat kimia pada
lingkungan seperti pada fase pembuangan landfill di fase pembuangan dapat
mencemari air tanah, pelepasan logam berat pada abu bekas pembakaran
Polypropylene (PP) dapat mencemari udara. Sehingga jika jumbo bag bekas yang
sudah digunakan terus menumpuk maka pencemaran terhadap lingkungan dapat
terjadi.
Kondisi saat ini di PT. Plasticolors Eka Perkasa, jumbo bag yang sudah
digunakan dibuang. Karena jumbo bag yang sudah digunakan menjadi barang
tidak terpakai di PT. Plasticolors Eka Perkasa maka disebut limbah jumbo bag.
Limbah jumbo bag dibuang bersama dengan limbah lain yang dihasilkan oleh PT.
Plasticolors Eka Perkasa. Pembuangan limbah jumbo bag ini menimbulkan biaya,
yaitu biaya buang limbah yang harus dibayarkan kepada pihak ketiga yaitu
perusahaan pengangkut limbah pabrik. Setelah dibawa oleh pengangkut limbah,
perusahaan tidak mengetahui lagi proses yang dilakukan oleh pihak pengangkut
limbah.
4.2. Jumlah dan Biaya Pemakaian Jumbo Bag
Biaya yang dihitung pada bab ini mencakupi pada biaya pembelian jumbo bag dan
pembuangan limbah jumbo bag. Pemakaian jumbo bag dalam satu tahun sebanyak
34
3.404 Pcs jumbo bag.Total biaya yang dikeluarkan dalam satu tahun untuk
pembelian jumbo bag seperti yang tertulis pada Tabel 4.3. Tabel 4. 3 Biaya Pembelian Jumbo Bag Periode September 2016 sampai September
2017
Bulan Jumlah pemakaian (Unit)
Harga /Unit Total biayapembelian
SEPTEMBER 2016 306 Rp 125.000 Rp 38.306.792 OKTOBER 2016 218 Rp 125.000 Rp 27.234.917 NOVEMBER 2016 219 Rp 125.000 Rp 27.314.792 DESEMBER 2016 289 Rp 125.000 Rp 36.071.042 JANUARI 2017 268 Rp 125.000 Rp 33.557.542 FEBRUARI 2017 273 Rp 125.000 Rp 34.106.875 MARET 2017 282 Rp 125.000 Rp 35.240.958 APRIL 2017 225 Rp 125.000 Rp 28.167.042 MEI 2017 232 Rp 125.000 Rp 29.018.906 JUNI 2017 246 Rp 125.000 Rp 30.740.708 JULI 2017 264 Rp 125.000 Rp 32.943.708 AGUSTUS 2017 309 Rp 125.000 Rp 38.569.125 SEPTEMBER 2017 274 Rp 125.000 Rp 34.251.500 Total Pemakaian 3.404 Rp 425.523.906
4.2.1Biaya Pembuangan Jumbo Bag
Selain pembelian jumbo bagyang dikeluarkan perusahaan adalah biaya
pembuangan limbah jumbo bag. Total pembuangan limbah jumbo bag dalam satu
tahun seperti pada Tabel 4.4. Tabel 4. 4 Biaya Pembuangan Limbah Jumbo Bag Periode September 2016 Sampai
September 2017 Bulan Jumlah
Pembuangan (kg)
Harga /Kg Total Biaya pembuangan limbah jumbo bag
SEPTEMBER 2016 613 Rp 4.000 Rp 2.451.635 OKTOBER 2016 436 Rp 4.000 Rp 1.743.035 NOVEMBER 2016 437 Rp 4.000 Rp 1.748.147 DESEMBER 2016 577 Rp 4.000 Rp 2.308.547 JANUARI 2017 537 Rp 4.000 Rp 2.147.683 FEBRUARI 2017 546 Rp 4.000 Rp 2.182.840 MARET 2017 564 Rp 4.000 Rp 2.255.421 APRIL 2017 451 Rp 4.000 Rp 1.802.691 MEI 2017 464 Rp 4.000 Rp 1.857.210 JUNI 2017 492 Rp 4.000 Rp 1.967.405 JULI 2017 527 Rp 4.000 Rp 2.108.397 AGUSTUS 2017 617 Rp 4.000 Rp 2.468.424 SEPTEMBER 2017 548 Rp 4.000 Rp 2.192.096 Total Pemakaian 6.808 Rp 27.233.530
35
4.2.2 Analisis Permasalahan
Permasalahan yang ada saat ini di PT. Plasticolors Eka Perkasa adalah
penggunaan jumbo bag yang hanya bisa digunakan satu kali pemakaian yang
berdampak pada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, yaitu biaya untuk
membeli jumbo bag dan biaya pembuangan limbah. Biaya pembuangan muncul
pada penggunaan Jumbo bag karena jumbo bag yang tidak terpakai disebut
limbah jumbo bag. Limbah yang ada di PT. Plasticolors Eka harus dibuang dan
pembuangan limbah ini menimbulkan biaya.
Setiap limbah yang dihasilkan PT. Plasticolors Eka Perkasa harus diangkut oleh
pihak yang berwenang menangani limbah perusahaan. Pengangkutan limbah PT.
Plasticolors Eka Perkasa harus mengeluarkan biaya buang limbah. Pembuangan
limbah jumbo bag ini menjadi hal yang rutin karena limbah jumbo bag bertambah
setiap harinya, bertambahnya limbah jombo bag disebabkan oleh penggunaan
jumbo bag yang terus terpakai setiap harinya mengikuti jumlah produksi. Jika
tidak ada pengangkutan limbah jumbo bag akan menumpuk.
Penurunan dan peningkatan jumlah produksi mempengaruhi pemakaian jumbo
bag. Pada periode September 2016 sampai September 2017 terjadi penurunan dan
kenaikan jumlah produksi, penurunan terjadi di bulan Oktober 2016 dan
November 2016, setelah itu terjadi peningkatan di bulan Desember 2016. Pada
bulan Januari 2017 sampai bulan Maret 2017 jumlah produksi masih terlihat
stabil. Kenaikan jumlah produksi pada periode September 2016 sampai september
2017 meningkat pada bulan April 2017 sampai bulan Agustus 2017. Jumlah
produksi pada periode September 2016 sampai september 2017 PT. Plasticolors
Eka terlihat pada Gambar 4.7.
36
Gambar 4. 7 JumlahProduksi Periode September 2016 sampai September 2017
Selain masalah biaya, dampak lingkungan dari pemakaian jumbo bag yang
berbahan dasar Polypropylene (PP) memiliki dampak yang buruk bagi
lingkungan. Polypropylene (PP) baru bisa terurai oleh alam selama 1.000 tahun.
Sehingga pemakaian jumbo bag dapat menyumbang sampah berjenis
Polypropylene (PP)yang berdampak buruk terhadap lingkungan. Jumlah
pembuangan limbah periode September 2016 sampai September 2017 seperti
yang terlihat pada Gambar 4.8.
Gambar 4. 8 Jumlah Limbah Jumbo BagSeptember 2016 sampai September 2017
Dari data observasi dan penjelasan analisis permasalahan, terdapat permasalahan
pada penggunaan jumbo bag yang ada di PT.Plasticolors Eka Pekasa.
107.100
76.300 76.650
101.150
93.80095.550
98.700
78.75081.200
86.100 92.400
108.150
95.900
60000
70000
80000
90000
100000
110000
120000
Demand Produksi
613
436 437
577
537 546
564
451 464492
527
617
548
400
450
500
550
600
650
Sep
tem
ber
20
16
OKT
OB
ER 2
016
No
vem
ber
20
16
DES
EMB
ER 2
016
JAN
UA
RI 2
017
FEB
RU
AR
I 20
17
MA
RET
201
7
Ap
ril 2
017
MEI
20
17
JUN
I 20
17
JULI
201
7
AG
UST
US
20
17
Sep
tem
ber
20
17
Jumlah Pembuangan (kg)
37
Permasalahan yang didapat yaitu terdapat pada dampak lingkungan dan biaya.
Dampak lingkungan yang terjadi akibat pemakaian jumbo bag karena bahan
jumbo bag berdampak buruk pada lingkungan. Permasalahan biaya pada
penggunaan jumbo bag adalah pemborosan biaya, perusahaan harus
mengeluarkan biaya untuk membeli jumbo bag yang hanya bisa digunakan satu
kali dan biaya untuk membuang limnbah jumbo bag. Dari permasalahan tersebut
diusulkan untuk perbaikan, untuk menurunkan limbah jubmbo bag terhadap
lingkungan dan menurunkan pengeluaran perusahaan. Ringkasan masalah yang
ada seperti pada Tabel 4.5 Tabel 4. 5 Ringksan Permasalahan Penggunaan Jumbo Bag
Pokok permasalahan
Keterangan
Dampak lingkungan
Limbah jumbo bag yang sulit terurai oleh alam Bahan jumbo bag memiliki fase yang buruk terhadap alam
Biaya Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian produk satu kali pakai dengan harga yang tidak murah Biaya pembuangan limbah jumbo bag
4.3 Usulan Perbaikan
Dari analisi permasalahan, diketahui terdapat permasalahan yang terjadi di
PT.Plasticolors Eka Perkasa akibat penggunaan jumbo bag. Untuk memperbaiki
masalah yang ada, usulan yang diberikan adalah pembuatan produk baru, dengan
mempertimbangkan dampak lingkungan penggunaan produk, biaya yang
dikeluarkan perusahaan, serta desain produk baru agar dapat digunakan di
perusahaan.
Produk yang dibuat ini diberi nama big container. Perancangan produk diawali
dengan mengetahui keinginan pengguna produk atau yang disebut customer need.
Yang berfungsi untuk mengetahui hal – hal yang diinginkan customer pada
produk. Dengan adanya customer need dapat ditentukan bahan yang akan
digunakan, serta desain yang akan dibuat. Untuk mengetahui kebutuhan
konsumen dan menerjemahkan kebutuhan konsumen kedalam respon teknis yang
sesuai kebutuhan konsumen dilakukan analisis menggunakan metoda House Of
Quality (HOQ).
38
4.3.2 Customer needs
Tahapan dari metoda house of quality (HOQ) yang pertama adalah menentukan
Customer need. Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah pada kegiatan dan
kebutuhan customer, dengan melakukan wawancara pada 5 orang karyawan yang
bersangkutan pada pemakaian jumbo bag yaitu operator mixing, manager
produksi, manager finance, manager human resort management dan manager
purchasing. Beberapa hal yang ditanyakan adalah :
1. Kelebihan apa yang didapat pada penggunaan jumbo bag di depatment
produksi?
2. Keluhan apa saja yang dihadapi penggunaan jumbo bag pada departement
produksi?
3. Jika ada benda lain untuk menggantikan jumbo bag benda apa yang anda
inginkan?
4. Apa harapan anda jika benda tersebut terwujud?
Berdasarkan jawaban dari pertanyaan wawancara kepada 5 orang karyawan, maka
langkah selanjutnya membuat list customer need yang diperlihatkan pada Tabel
4.6. Tabel customer needs digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat
quisioner (data kuantitative) untuk mengetahui tingkat kepentingan kebutuhan
wadah yang akan dibuat. Tabel 4. 6 Customer Needs Produk Big Container
No Customer need
1 Menurunkan limbah jumbo bag 2 Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih 3 Produk yang bisa digunakan berulang kali 4 Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan
5 Produk yang dapat mengeluarkan semua raw material agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak
6 Bahan yang kokoh Berdasarkan customer needs yang ada di Tabel 4.6 disusun tingkat kepentingan
dengan membagikan kuesionerkepada lima orang karyawan yang sama pada saat
menyebar kuesioner untuk menentukan customer need, karena mereka yang
bersangkutan dengan produk yang sudah ada yaitu jumbo bag dan produk yang
akan dibuat yaitu big container. Untuk mengetahui tingkat kepentingan atribut
39
yang ada menggunakan nilai skala likert. Skala likert memiliki kategori sebagai
berikut:
1. Sangat tidak penting
2. Tidak penting
3. Kurang penting
4. Penting
5. Sangat penting
Hasil tingkat kepentingan dari setiap atribut seperti yang ada pada Tabel 4.7. Tabel 4. 7 Rangkuman Kunsioner Tingkat Kepentingan Atribut
Customer need
Skala Likert Total 1 2 3 4 5
Menurunkan limbah jumbo bag 1 2 2 5 Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih 1 2 2 5 Produk yang bisa di gunakan berulang kali 5 5 Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan 1 1 1 2 5 Produk yang dapat mengeluarkan semua raw material agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak 2 1 2 5 Bahan yang kokoh 2 1 2 5
Dari Tabel 4.7 yang merupakan rangkuman dari kuesioner tingkat kepentingan
selanjutnya dihitung skala tingkat kepentingan dengan menggunakan rumus
seperti di bawah ini :
Skala kepentingan : ∑𝑁′
𝑁
: (1𝑥𝑎)+(2𝑥𝑏)+(3𝑥𝑐)+(4𝑥𝑑)+(5𝑥𝑒)
𝑁
N’ = Nilai tingkat kepentingan tiap atribut
N = Total responden
Dengan acuan pada Tabel 4.7 dilakukan perhitunga skala tingkat kepentingan
customer needs dengan rumus skala kepentingan. . Perhitungan seperti dibawah
ini:
Skala kepentingan atribut menurunkan limbah jumbo bag
= ∑𝑁′
𝑁
= (1𝑥𝑎)+(2𝑥𝑏)+(3𝑥𝑐)+(4𝑥𝑑)+(5𝑥𝑒)
𝑁
= (1𝑥0)+(2𝑥0)+(3𝑥0)+(4𝑥1)+(5𝑥4)
5
= 4,8
40
Skala kepentingan atribut dapat menjaga hasil mixing tetap bersih :
= ∑𝑁′
𝑁
= (1𝑥𝑎)+(2𝑥𝑏)+(3𝑥𝑐)+(4𝑥𝑑)+(5𝑥𝑒)
𝑁
= (1𝑥0)+(2𝑥0)+(3𝑥2)+(4𝑥1)+(5𝑥2)
5
= 4
Skala kepentingan atribut produk yang bisa digunakan berulang kali
= ∑𝑁′
𝑁
= (1𝑥𝑎)+(2𝑥𝑏)+(3𝑥𝑐)+(4𝑥𝑑)+(5𝑥𝑒)
𝑁
= (1𝑥0)+(2𝑥1)+(3𝑥0)+(4𝑥1)+(5𝑥3)
5
= 4,2
Skala kepentingan atribut produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran
perusahaan
= ∑𝑁′
𝑁
= (1𝑥𝑎)+(2𝑥𝑏)+(3𝑥𝑐)+(4𝑥𝑑)+(5𝑥𝑒)
𝑁
= (1𝑥0)+(2𝑥1)+(3𝑥1)+(4𝑥1)+(5𝑥2)
5
= 3,8
Skala kepentingan atribut produk yang dapat mengeluarkan semua raw material
agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak
= ∑𝑁′
𝑁
= (1𝑥𝑎)+(2𝑥𝑏)+(3𝑥𝑐)+(4𝑥𝑑)+(5𝑥𝑒)
𝑁
= (1𝑥0)+(2𝑥1)+(3𝑥0)+(4𝑥0)+(5𝑥4)
5
= 4,4
41
Skala kepentingan atribut Bahan yang kokoh
= ∑𝑁′
𝑁
= (1𝑥𝑎)+(2𝑥𝑏)+(3𝑥𝑐)+(4𝑥𝑑)+(5𝑥𝑒)
𝑁
= (1𝑥0)+(2𝑥2)+(3𝑥0)+(4𝑥1)+(5𝑥2)
5
= 3,6
Setelah dilakukan pergitungan di dapatkan tingkat kepentingan customer needs
seperti yang ada pada Tabel 4.8.
Tabel 4. 8 Skala Tingkat Kepentingan Customer Need
Customer need Skala Kepentingan Rank
Menurunkan limbah jumbo bag 4,8 1
Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih 4 4 Produk yang bisa di gunakan berulang kali 4,2 3 Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan 3,8 5
Produk yang dapat mengeluarkan semua raw material agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak 4,4 2
Bahan yang kokoh 3,6 6 Dari data yang ada pada Tabel 4.8 di ketahui rank untuk customer need seperti
dibawah ini :
• Peringkat pertama adalah kebutuhan konsumen untuk menurunkan limbah
jumbo bag.
• Peringkat kedua adalah produk yang dapat mengeluarkan semua raw material
adar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak
• Peringkat ketiga adalah produk yang bias digunakan berulang kali
• Peringkat keempat adalah produk dapat menjaga hasil mixing tetap bersih
• Peringkat kelima adalah produk yang bianya dapat menurunkan pengeluaran
perusahaan
• Peringkat keenam adalah bahan yang kokoh
4.3.3 Menentukan Respon Teknis
Dalam perhitungan house of quality, langkah pertama yang dilakukan adalah
menentukan respon teknis. Respon teknis ditentukan berdasarkan customer
needs.Customer needs diterjemahkan kedalam bentuk istilah teknis.Pada setiap
42
istilah teknis dibagi menjadi beberapa kategori. Tabel istilah teknik ditampilakn
pada Tabel 4.9. Tabel 4. 9 Respon Teknis
Kar
akte
rist
ik T
ekn
ik
Mem
iliki
wad
ah b
erdi
amet
er 1
150m
m
untu
k te
mpa
t has
il m
ixin
g , b
agia
n un
tuk
pros
es a
ngka
t den
gan
fork
lift
dim
ensi
200m
m x
75
mm
bag
ian
angk
at u
ntuk
cr
ane.
Pros
es p
encu
cian
wad
ah d
enga
n ca
mpu
ran
caria
n m
etha
nol
Mat
eria
l ter
buat
dar
i sta
inle
ss st
ell
kete
bala
n 10
mm
Pro
ses
pen
cuci
an s
etel
ah 1
kal
i pak
ai.
Ben
tu w
adah
ber
bent
uk c
oron
g, d
enga
n di
amet
er 3
50 m
m.
Men
ggun
akan
mat
eria
l bes
i ser
ies 3
00 –
40
0.
Customer need Des
ain
Fun
gsi
Mat
eria
l
Fun
gsi
Des
ain
Mat
eria
l
Menurunkan limbah jumbo bag V V
Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih V V V
Produk yang bisa di gunakan berulang kali V V V
Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan V V
Produk yang dapat mengeluarkan semua raw material agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak V
Bahan yang kokoh V
4.3.4 Menentukan Matrik Kolerasi Teknis
Dalam matriks kolerasi ditentukan kolerasi antara sesama karakteristik teknis.
Simbol kolerasi teknis ada dua simbol, kedua simbol memberikan arti berbeda
satu simbol memiliki arti adanya gubungan kuat dan satu simbol lainnya memiliki
arti adanya hubungan sangat kuat. Simbol matrik kolerasi seperti yang ada pada
Tabel 4.10.
43
Tabel 4. 10 Simbol Matrik Kolerasi
Simbol Arti Tidak ada hubungan Hubungan kuat Hubungan sangat kuat
Dari simbol kolerasi antar karakteristik teknik yang ada pada Tabel 4.10
ditentukan hubungan antara karakteristik teknik untuk mendapatkan matrik
kolerasi, berikut matrik kolerasi untuk produk big container yang ada pada Tabel
4.11. Tabel 4. 11 Matrik Kolerasi Produk Big Container
4.3.5 Menentukan Matrik Relasi
Maktrik relasi adalah hubungan antara karakteristik teknis dengan kebutuhan
konsumen atau customer need. Untuk matrik relasi ada tiga simbol, simbol
pertama memiliki arti adanya hubungan yang lemah dan bernilai nol , simbol
kedua mengartikan adanya hubungan yang sedang dan bernilai satu ,simbol yang
Impo
rtan
ce to
Cus
tom
er
Mem
iliki
wad
ah b
erdi
amete
r 115
0mm
unt
uk te
mpa
t has
il m
ixin
g , b
agian
unt
uk p
rose
s ang
kat d
enga
n fo
rklif
t di
men
si 20
0mm
x 7
5 m
m b
agian
angk
at un
tuk
cran
e
Pros
es pe
ncuc
ian w
adah
deng
an ca
mpur
an
caria
n meth
anol
Mate
rial te
rbua
t dari
stain
less s
tell k
eteba
lan
10mm
Pros
es pe
ncuc
ian se
telah
1 ka
li pak
ai.
Bentu
wad
ah be
rben
tuk co
rong
, den
gan
diame
ter 35
0 mm
Men
ggun
akan
mat
eria
l bes
i ser
ies
300
– 40
0.
44
ketiga mengartikan adanya hubungan kuatdan bernilai tiga. Untuk simbol dari
matrik relasi seperti yang ada pada Tabel 4.12. Tabel 4. 12 Simbol Matrik Relasi
Simbol Arti Nilai Tidak ada hubungan 0 Hubungan lemah 1 Hubungan sedang 3 Hubungan kuat 9
Dari Tabel 4.12 diketahui simbol matrik relasi, dibuat Tabel matrik relasi
menggunakan Tabel yang ada pada Tabel 4.12. Matrik relasi untuk produk bing
container seperti yang ada pada Gambar 4.9.
Gambar 4. 9 Matrik Relasi Produk Big Container
4.3.6 Menentukan Nilai Absolute Weight
Menghitung nilai absolute weight untuk memperoleh hasil prioritas kebutuhan
konsumen yang akan diaplikasikan pada perancangan dan pengembangan produk
45
pada tahap selanjutnya. Untuk mengetahui nilai absolute weight menggunakan
Persamaan (4-1).
Absolute Weight (AW) = ∑ i X r (4-1)
Keterangan :
I = User Importance
r = Relation Rating
Pada perhitungan nilai absolute weight produk big container dilakukan dengan
persamaan (4-1) yang dituliskan pada tabel yang berisi karakteristik teknis,
kebutuhan konsumen, status kolerasi, nilai relasi, dan nilai user important. Untuk
mengetahui urutan prioritas dihitung dengan persamaan (4-1) yaitu mengalikan
nilai relasi dengan nilai user important seperti pada Tabel 4.13. Karakteristik
teknis yang dihitung adalah:
1. Memiliki wadah berdiameter 1150mm untuk tempat hasil mixing , bagian untuk
proses angkat dengan forklift dimensi 200mm x 75 mm bagian angkat untuk crane
Proses pencucian wadah dengan campuran carian methanol. wadah yang terbuat dari
stainless.
2. Proses pencucian wadah dengan campuran carian methanol.
3. Menggunakan material satinless dengan ketebalan 10mm.
4. Pencucian setelah satu kali pakai.
5. Bentu wadah berbentuk corong, dengan diameter 350mm.
6. Menggunakan material besi series 300 – 400. Dengan perhitungan absolute weight akan diketahui urutan tingkat priorotas.
28
46
Tabel 4. 13 Nilai Absolute Weight
karakteristik Teknis Kebutuhan Konsumen Korelasi
Relasi (r)
User important
(i) I x r Hasil Urutan
Prioritas
Memiliki wadah berdiameter 1150mm untuk tempat hasil mixing , bagian untuk proses
angkat dengan forklift dimensi 200mm x 75 mm bagian angkat
untuk crane
Menurunkan limbah jumbo bag Kuat 9 4,8 43,2
98,2 2 Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih lemah 1 4 4 Produk yang bisa di gunakan berulang kali kuat 9 4,2 37,8 Produk yang dapat mengeluarkan semua raw material agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak Sedang 3 4,4 13,2 Bahan yang kokoh Sedang 3 3,6 10,8
Proses pencucian wadah dengan campuran carian methanol.
Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih Kuat 9 4 36 84,6 3 Produk yang bisa di gunakan berulang kali Kuat 9 4,2 37,8
Bahan yang kokoh Sedang 3 3,6 10,8
Menggunakan material satinless dengan ketebalan 10mm
Menurunkan limbah jumbo bag Sedang 3 4,8 14,4
74,4 5 Produk yang bisa di gunakan berulang kali Kuat 9 4,2 37,8 Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan Sedang 3 3,8 11,4 Bahan yang kokoh Sedang 3 3,6 10,8
47
Tabel 4.13 Nilai Absolute Weight (Lanjutan)
karakteristik Teknis Kebutuhan Konsumen Korelasi
Relasi (r)
User important
(i) I x r Hasil Urutan
Prioritas
Pencucian setelah satu kali pakai
Menurunkan limbah jumbo bag Sedang 3 4,8 14,4
131 1
Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih Sedang 3 4 12 Produk yang bisa di gunakan berulang kali Kuat 9 4,2 37,8 Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan Kuat 9 3,8 34,2 Bahan yang kokoh Sedang 9 3,6 32,4
Bentu wadah berbentuk corong, dengan diameter 350mm.
Produk yang dapat mengeluarkan semua raw material agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak Kuat 9 4,4 39,6 50,4 6 Bahan yang kokoh Sedang 3 3,6 10,8
Menggunakan material besi series 300 – 400
Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih Kuat 9 4 36
79,8 4 Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan Sedang 3 3,8 11,4 Bahan yang kokoh Kuat 9 3,6 32,4
48
Perhitungan absolute weight seperti pada Tabel 4.13. yang menghasilkan tingkat
prioritas sebagai berikut :
1. Pencucian setelah satu kali pakai.
2. Memiliki wadah untuk tempat hasil mixing , bagian untuk proses angkat
dengan forklift bagian angkat untuk crane, dan memiliki lubang untuk
mengeluarkan material ke mesin extruder
3. Proses pencucian wadah dengan campuran carian methanol.
4. Menggunakan material besi series 300 – 400.
5. Menggunakan material satinless yang dapat dicuci, anti karat dan tahan lama
6. Bentuk wadah berbentuk corong, dengan diameter lubang corong yang
disesuaikan dengan diameter lubang mesin extruder
4.3.7 Analisis Benchmarking
Analisa benchmarking dilakukan dengan cara menyebarkan kesioner tingkat
kepentingan dari penggunaan big container. Kuesioner menggunakan atribut
kebutuhan pelanggan yang sudah dijabarkan pada kesimpulan model kano.
Kuesioner disebarkan kepada 5 karyawan. Hasil dari kuesioner tingkat
kepentingan yang dibagikan berdasarkan lampiran 6 ditunjukan pada tabel 4.14.
Tabel 4. 14 Hasil Kuesioner Tingkat Kepuasan Menggunakan Jumbo Bag dan Big
Container
Customer need Skala Likert big
cotainer Total Skala Likert jumbo bag Total
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Menurunkan limbah jumbo bag 5 5 4 1 5 Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih 1 4 5 3 1 1 5 Produk yang bisa di gunakan berulang kali 1 4 5 5 5 Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan 1 1 3 5 1 2 2 5 Produk yang dapat mengeluarkan semua raw material agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak 1 1 1 2 5 2 3 5 Bahan yang kokoh 1 1 3 5 1 3 1 5
49
Setelah rangkuman kuesioner didapatkan, maka dihitung skala kepuasanya
dengan rumus seperti pada skala kepentingan. Hasil benchmarking ditampilkan
pada table 4.15. Tabel 4. 15 Analisa Benchmarking
Customer need
Skala Kepuasan
Big container
Skala Kepuasan
jumbo bag
Menurunkan limbah jumbo bag 5 1,2
Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih 4,8 3,6
Produk yang bisa di gunakan berulang kali 4,6 1 Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan 4,2
2,2 Produk yang dapat mengeluarkan semua raw material agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak
3,8 2,6
Bahan yang kokoh 4,4 3,8
4.3.8 House Of Quality (HOQ)
Dari House of Quality (HOQ) dapat diketahui kebutuhan pelanggan dan
karakteristik teknis dari produk yang akan dibuat. House Of Qualit dari produk
big container seperti pada Gambar 4.10.
Gambar 4. 10 House Of Quality
50
4.3.1 Analisis Kebutuhan Material Untuk Big Container
Untuk memilih material yang akan digunakan dilakukan perhitimbangan
mengenai ketebalan, kekuatan, kelenturan, kelembutan, kelelahan dan
biaya.Pemilihan material berfungsi untuk mengetahui material apa yang bisa
digunakan untuk membuat big container. Material yang digunakan untuk produk
big container dipilih dari jenis – jenis material yang sering digunakan pada dunia
industri. Sesuai pada Tabel 2.1 pada bab 2 yang berisi jenis material pada dunia
industri.
Untuk ketepatan dalam pemilihan material produk big container dilakukan analisi
proses mixing di PT. Plasticolors Eka Pekasa. Seperti yang ada pada Tabel 2.1
material yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang
memiliki sifat anti karat, kuat tidak memiliki sifat magnet dan biaya yang rendah.
Persyaratan material yang harus dipenuhi agar produk dapat digunakan pada
proses mixing seperti yang tertulis pada Tabel 4.16. Tabel 4. 16 Persyaratan Material
Persyaratan Untuk bagian Alasan
Anti karat Container Untuk menghindarkan terjadinya kontaminasi
Kuat Rangka produk
Untuk menopang container yang berisi raw terial hasil mixing.
Tidak memiliki sifat magnet Container
Supaya tidak merusak karakter resin yang akan merusak hasil mixing
Biaya Keseluruhan Untuk menurunkan pengeluaran perusahaan
pemilihan material produk big container ini miliki pilihan bahan yang terbuat
dari Jenis Ferrous metal. Berdasarkan AISI (The American Iron & Steel Institue)
dan SAE (Society of Automotive Engineers) pada buku ASM handbook volume 1
steels dibagi menjadi beberapa jenis seperti yang tertulis pada Tabel 2.3.
Untuk rangka produk big container dipilih steels jenis 1020 berjenis SS400.
Karena seperti yang ada pada Tabel 2.3 jenis penggunaan baja 1020 untuk pelat
baja dan penggunaan yang struktural. Setelah ditentukan material untuk rangka
51
produk big contaner, dilanjutkan pemilihan material untuk bagian container yang
tetap menggunakan materiak jenis Ferrous metal.
Jenis Steels juga ditentukan dengan jumlah kandungan karbon yang ada pada
Steels. Karena kandungan karbon yang berbeda dari sifat dan jenis pemakaian dari
setiap carbon steels memiliki perbedaan difat dan jenis pemakaiannya. Spesifikasi
penggolongan karbon berdasarkan pada sifat , kekuatan,kekerasan dan kandungan
karbon yang ada pada steels menurut ashby 2005 dalam bukunya “Materials
selection in mechanical design” seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Dari Tabel 2.4 baja yang dapat digunakan untuk produk big container untuk
bagian container menggunakan besi jenis hight- alloy ( stain lest ) steel. Karena
sifat yang tahan karat yang diperlukanagar tidak terjadi kontaminasi produk dari
bahan yang digunakan. hight- alloy ( stain lest ) steel menurut Kalpakjian dan
Schmid 2006: 161 dalambukunya “Manufacturing engineering and technology
fifth edition” memiliki lima jenis, seperti yang tertulis pada Tabel 2.5
Berdasarkan jenis – jenis stainless steels yang ada pada Tabel 2.5, bahan untuk
bagaian container pada produk big container ini memilih bahan stainless steels
304. Karena tidak memiliki sifat magnet, bahan yang bersifat magenet akan
mempengaruhi proses mixingdi PT. Plasticolors Eka Perkasa. Karena sifat magnet
tidak baik untuk raw material resin ( informasi tidak bisa diberikan).
Pemilihan material untuk produk big container dipilih berdasarkan karakteristik
dan jenis penggunan steel yang disesuaikan dengan persyaratan material yang ada
pada Tabel 4.16. Sesuai penjelasan diatas mengenai sifat dan jenis pemakaian
steels. Pemilihan material untuk produk big container seperti yang tertulis pada
Tabel 4.17. Tabel 4. 17 Pemilihan Material untuk Produk Big Container
Persyaratan Untuk bagian Material yang dipilih Anti karat Container stainless steels 304
Kuat Rangka produk Besi SS400
Tidak memiliki sifat magnet Container stainless steels 304 Biaya Keseluruhan Steel
52
4.3.9 Analisi Ergonomi Ukuran Handle
Berdasarkan spesifikasi produk yang sudah dijabarkan pada Tabel 4.11, terdapat
faktor yang harus dipenuhi yaitu produk dapat dicuci. Pada proses mencuci
operator perlu memutar produk agar semua bagian dapat dibersihkan. Untuk
mempermudah memutar produk di perlukan adanya roda dan handle. Handle ini
harus dipenuhi faktor ergonominya.Genggaman handle harus sesuai dengan
rekomendasi popiulasi diarea pekerjaan. Software design tools version 4.1.1
berdasarkan buku yang berjudul “Design Tools for methods, standards, and work
design (11th ed)” yang ditulis oleh Benjamin Niebel dan Andris Freivalds
digunakan untuk menentukan tinggi total area kerja.
Pada software yang digunakan adalah menu antropometry. Karena pada prosesnya
hanya digunakan pada lingkup kerja ada di negara Indonesia yang mana masuk
dalam kawasan Asia, maka pada tab select population dipilih area Asia. Soft ware
menunjukan maksimum diameter hand tool adalah 1,7 inchesdan minimum tinggi
hand tool sebesar 4,3 inches yang ditampilkan pada Gambar 4.11.
Gambar 4. 11 Ukuran Ergonomi Handle
53
Berdasarkan Gambar 4.11 ukuran untuk handle maximum sebesar 1.7 inches atau
sebesar 43,18 mm. Ukuran ini akan digunakan untuk mendesain handle yang ada
di produk big container.
4.3.10 Analisi Ergonomi Peletakan Handle
Menurut (Wignjosoebroto, 1995) Data anthropometri, Pengukuran dimensi
struktur tubuh yang biasa diambil dalam perancangan produk maupun fasilitas
dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Posisi handle yang baik untuk produk ini pada posisi 3 yaitu Tinggi bahu dalam
posisi berdiri tegak, karena penggunaan produk digunakan dengan posisi berdiri.
Untuk mengetahui ukuran yang akan digunakan untuk peletakan handle, maka
dilakukan pencarian data tinggi pria Indonesia, mengacu pada Gambar 2.10.
Mengacu pada Gambar 2.10 memberikan informasi bahwa tinggi pria indonesia
dengan dimensi yang ada pada Gambar 2.9. Dimensi yang diperlukan untuk
merancak tata letak handle adalah dimensi D3 yaitu tinggi bahu. Pria Indonesia
pada usia sampai 50 tahun dari kaki hingga ke bahu memiliki tinggi 125cm.
Ukuran tinggi tersebut digunakan untuk meletakan handle pada produk big
container agar ukuran peletakan sesuai dengan standar yang ada.
4.3.11 Desain Produk Big Container
Untuk mendesain big container, diperlukan untuk mengetahui proses yang terjadi
di departement produksi terutama proses mixing, agar dapat digunakan pada
proses produksi yang ada di PT. Plasticolors Eka Perkasa.Proses yang dilakukan
yang pertama adalah memasukan raw material hasil mixingkedalam big
container, proses ini dibantu dengan mesin crane sehingga tidak memerlukan
tenaga yang besar pada operator.
Setelah disimpan didalam big container , proses selanjutnya adalah memindahkan
big container ke area tunggu untuk masuk ke proses extruder. Proses
memindahkan big container dibantu oleh forklift, maka perlu didesain agar dapat
diangkat oleh forklift. Bagian ini diletakan dibagian bawah produk dengan
memberikan ruang untuk masuknya garpu forklift, agar proses pengankatan
54
menggunakan forklift dapat dengan mudah. Lebar dan tingginya garpu forklift
yang ada di PT.Plasticolors Eka Perkasa sebesar 200cm x 75cm.
Proses saat akan memasukan raw material ke dalam mesin extruder dengan cara
menaikan big container ke atas platfrom, untuk proses ini diangkat dengan
bantuan crane. Mesin crane ini sudah ada di PT. Plasticolors Eka Pekasa,
sehingga tidak memerlukan investasi dimesin crane. Maka diperlukan adanya
lubang agar dapat dikaitkan pada mesin crane. Lubang ini didisain pada bagian
samping produk, seperti yang ada pada produk jumbo bag saat ini.
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen yaitu dapat mengeluarkan seluruh raw
material, bentuk big container dibuat seperti corong, agar dapat mengeluarkan
seluruh raw material.Setelah semua raw material sudah masuk ke mesin extruder,
big container diturunkan dari platfrom dengan bantuan mesin crane. Setelah
berada dilantai big container dibawa ke area pencucian container. Untuk proses
ini diperlukan adanya roda agar proses pemindahan ke area pencucian container
dan proses pencucian dapat dilakukan dengan mudah. Pemakaian produk big
container seperti yang terlihat pada Gambar 4.12.
`
Gambar 4. 12 Diagram pemakaian produk big container
1. Bagian rangka produk
Bagian rangka produk memiliki dua bagain yaitu flange dan Frame. Flange
memiliki fungsi untuk menopang bagian container yang terbuat dari material
SS400 yang berjenis besi holow. Dengan dimensi 1200 cm x 1050 cm. Bagian
flange memiliki dua sisi yang tidak tertup dengan dimensi 200cm x 75cm yang
Proses mixing
Penuangan material ke big containerdengan bantuan mesin crane
Pemindahan big container ke area antri dengan bantuan
forklift
Penuangan material ke mesin extruder dengan bantuan mesin crane
Pencucian big container
55
agar garpu forklift dapat mengangkat produk big container. Untuk desain dari
flange dapat dilihat seperti pada Gambar 4.13.
Gambar 4. 13 Usulan Desain Bagian Flange
Bagian kedua dari rangka produk adalah frame yang terbuat dari material
SS400 berjenis besi siku, dengan panjang 120 cm. Seperti yang ada pada
Gambar 4.14.
Gambar 4. 14 Usulan Desain Bagian Frame
2. Bagian container
Bagian container memiliki fungsi wadah penyimpanan material hasil mixing
dengan bentuk seperti corong, yang berfungsi untuk mempermudah mengeluarkan
seluruh material hasil mixing. Dengan volume sebesar 532Kg, agar memiliki
ruang jika masa jenis raw material rendah. Perhitungan volume big container
dengan menggunakan Persamaan (4.-2)
56
Volume container= (𝜋 x 𝑟2x t ) + (( 13 x 𝑟2x t)- ( 1
3 x 𝑟2x t) (4-2)
= (3.14 x 0.575mx 0.685 m)+(1
3 x 3.14 x 0.331m x 0.689m ) - (1
3 x3.14 x 0.1m x
0.112m)
= 0.712𝑚3 x ( 0.239 𝑚3 − 0.001𝑚3)
= 0.712 𝑚3 + 0.238 𝑚3
= 0/95 𝑚3
Setelah diketahui volume container diubah kedalam kilogram, karena satuan
yang digunakan untuk menimbang raw material adalah kilogram. Untuk
mengetahui volume container dalam kilo gram dihitung dengan Persamaan (4-3).
= Volume container X massa jenis resin sintetik hancur (4-3)
= 0.95𝑚3X 561
= 532 Kg
Desain usulan untukbagian container seperti yang bisa dilihat pada gambar 4.15
Gambar 4. 15 Usulan Desain Bagian Container
3. Bagian valve
Valve memiliki fungsi untuk membuka dan menutup bagian bawah container.
Valve akan ditutup jika raw material hasil mixing dimasukan ke dalam container
dan akan dibuka jika raw material akan dikeluarkan ke mesin extruder.
4. Bagian roda
Roda ini memiliki fungsi untuk penggerak produk big container agar dapat
dengan mudah memindahkan produk.
57
Penentuan dimensi produk berdasrkan bagian – bagian produk dengan
mempertimbangkan proses pemakaian produk, dan peletakan produk. Yaitu
memperhitungkan berapa besar, panjang dan tinggi dari produk. Penentuan
dimensi produk big container seperti yang ada pada Tabel 4.18. Tabel 4. 18 Penentuan Dimensi Produk Big Container
No Bagian Kebutuhan penentuan dimensi
1 Bagian rangka produk -Flange Lubang untuk masuknya garpu
forklift 200 mm x 75 mm
Panjang dan lebar yang mengikuti diameter container
1200 mm x 1050 mm
-Frame hanger untuk mengaitkan ke mesin crane
Diameter lubang 22mm
Bagian untuk menyangga container
120 mm x 10 mm
2 Bagian container Container Volume 532 Kg; Diameter 575mm; Tinggi kerucut 689mm; Tinggi Tabung 689mm.
Handel untuk pegangan operator saat proses cuci
Daimeter lingkaran 50mm ; posisi peletakan pada tinggi 125cm dari tanah.
3 Bagian valve Untuk membuka dan menutup lubang container
Beli
4 Bagian roda Untuk mempermudah saat mencuci
Beli
Setelah penentuan dimensi dari setiap bagian produk yang mengacu pada
customer need dilanjutkan dengan desain produk big conainer perbagian. Setelah
itu semua bagian dijadikan satu dan menjadi satu wadah baru sebagai wadah
usulan pengganti jumbo bag sebagai wadah penempatan raw material hadil
mixing berikut desain untuk big container yang diajukan seperti yang terlihat pada
Gambar 4.16
58
Gambar 4. 16 Usulan Desain Big Container
59
Pada Gambar 4.16 menggambarkan keseluruhan desain produk big container
yang terdiri dari bagian rangka produk dan container. Untuk lebih memperjelas
desain dari setiap bagian dari produk big container berikut penjelasan dan desain
per bagian dari produk big container :
4.4 Analisis Dampak Lingkungan Penggunaan Produk Big Container
Penggunaan big cintainer di PT. Plasticolrs Eka Perkasa diharapkan dapat
menurunkan limbah jumbo bag. Karena jumbo bag terbuat dari bahan
Polypropylene (PP) yang memiliki dampak buruk terhadap lingkungan.
Penggunaan big container diharapkan dapat menurunkan jumlah limbah buruk
yang dibuang ke lingkungan.
Penggunaan big container yang berdampak pada lingkungan terjadi karena
proses pencucian yaitu pembersihan sisa raw material yang masih tertinggal
didalam big container, pembersihan ini dilakukan dengan sumber daya alam yaitu
air. Sisa raw material tersebut megandung zat kimia, sehingga air yang telah
digunakan untuk membersihkan big container akan mengandung zat kimia. Zat
kimia yang terkandung dalam air yang telah digunana untuk mencucian container
beraneka ragam, sesuai dengan pemakaian raw material. Karena adanya
kandungan zat kimia pada air tersebut, diperlukan perlakuan khusus untuk
menghilangkan zat kimia yang ada pada air agar dapat dibuang ke lingkungan
secara aman. Di PT. Plasticolors Eka Perkasa limbah cair sudah ditanggulangi
dengan pengolahan limbah cair, sehingga limbah cair yang ada di PT.Plasticolors
Eka Pekasa diolah agar tidak mengandung bahan yang berbahaya jika dibuang ke
lingkungan. Limbah cair di PT. Plasticolors Eka Perkasa diuji oleh dinas
permukiman dan perumahan balai pengujian mutu kontruksi dan lingkungan.
Laporan pengujian limbah cair seperti yang terlihat pada Gambar 4.17.
60
Gambar 4. 17 Laporan Uji Limbah Cair
61
Gambar 4.17 Laporan Uji Limbah Cair (Lanjutan)
Dengan adanya pengolahan limbah cair di PT.Plasticolrs Eka Perkasa untuk air
yang mengandung bahan kimia karena digunakan untuk membersihkan sisa raw
material pada big conainer dapat dengan aman dibuang ke lingkungan. Namun,
terdapat limbah lumpur yangdihasilkan akibat proses pengolahan limbah cair,
limbah lumpur ini diangkut oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap limbah
lumpur pada perusahaan. Pembuangan limbah lumpur ini menimbulkan biaya.
62
Biaya pembuangan limbah lumpur dibuang tiga bulan sekali yang dilakukan
secara rutin, biaya yang dikeluarkan untuk pemuangan limbah lumpur seperti
pada Tabel 4.19. Tabel 4. 19 Biaya Pembungan Limbah Lumpur
Bulan Frekuensi
Pembuangan Biaya pembuangan
SEPTEMBER 2016 1 Rp 2.500.000,0 OKTOBER 2016 0 Rp - NOVEMBER 2016 0 Rp - DESEMBER 2016 1 Rp 2.500.000,0 JANUARI 2017 0 Rp - FEBRUARI 2017 0 Rp - MARET 2017 1 Rp 2.500.000,0 APRIL 2017 0 Rp - MEI 2017 0 Rp - JUNI 2017 1 Rp 2.500.000,0 JULI 2017 0 Rp - AGUSTUS 2017 0 Rp - SEPTEMBER 2017 1 Rp 2.500.000,0
Total Biaya Rp 12.500.000,0
4.6 Depresiasi Produk Big Container
Suatu produk akan mengalami penyusutan, yaitu penurunan fungsi dari produk.
Pada buku Kalpakjian & Schmid (2006)life expectancy dari suatu produk seperti
pada Tabel 4.20. Tabel 4. 20 Life Expextancy Untuk Produk
Produk Tahun Car Battery 4 Central air-conditioning unit 15 Clothes dryer (gas) 13 Clothes washer 13 Dishwasher 10 Furnace (gas) 18 Hair dryer 5
63
Tabel 4.20 Life Expextancy Untuk Produk (Lanjutan)
Produk big container termasuk jenis produk manufacturing cell yang memiliki
masa pakai selama 15 tahun. Dari umur pakai produk dapat mengetahui depresi
produk dengan metode garis lurus yang memiliki persamaan (4-3)
Straight line depreciation = 1
𝑁 ( Harga perolehan – Nilai residu) (4-3)
Harga perolehan diketahui dari biaya pembelian suatu produk, untuk hal ini biaya
pembelian produk big container sebanyak Rp. 47.850.000 sesuai penawaran dari
supplier yang ada pada Gambar 4.16.
Untuk nilai residu atau nilai sisa suatu produk di asumsikan sesbesar
Rp.2.000.000. Asumsi ini dihitung jika produk tidak bisa digunakan kembali bisa
dijual pada pengumpul limbah logam.
Untuk nilai N yaitu nilai masa pakai produk. Masa pakai produk big container
sesuai pada Tabel 4.25 untuk produk manufacturing cell memiliki masa pakai
selama 15 tahun, maka nilai N di isi dengan angka 15.
Biaya penyusutan dalam satu tahunnya dihitung dengan persamaan (4-3) yaitu :
Straight line depreciation = 1
15 (Rp. 47.850.000 – Rp.2.000.000)
= Rp. 3.056.667
Nilai depresiasi pertahunnya adalah Rp.3.056.667.Untuk mengetahui nilai
depresiasi selama 15 tahun dihitung pada Tabel 4.21.
Produk Tahun Kitchen disposal 10 Machinery 30 Manufacturing Cell 15 Passenger car 8 Personal computer 4 Refrigator 17 Vacum cleaner 10 Water heater (eletric) 14 Water heater (gas) 12
64
Tabel 4. 21 Perhitungan Depresiasi Produk Big Container
Tahun Biaya
penyusutan Akumulasi penyusutan Nilai buku
0 Rp 47.850.000 1 Rp 3.056.667 Rp 3.056.667 Rp 44.793.333 2 Rp 3.056.667 Rp 6.113.333 Rp 41.736.667 3 Rp 3.056.667 Rp 9.170.000 Rp 38.680.000 4 Rp 3.056.667 Rp 12.226.667 Rp 35.623.333 5 Rp 3.056.667 Rp 15.283.333 Rp 32.566.667 6 Rp 3.056.667 Rp 18.340.000 Rp 29.510.000 7 Rp 3.056.667 Rp 21.396.667 Rp 26.453.333 8 Rp 3.056.667 Rp 24.453.333 Rp 23.396.667 9 Rp 3.056.667 Rp 27.510.000 Rp 20.340.000
10 Rp 3.056.667 Rp 30.566.667 Rp 17.283.333 11 Rp 3.056.667 Rp 33.623.333 Rp 14.226.667 12 Rp 3.056.667 Rp 36.680.000 Rp 11.170.000 13 Rp 3.056.667 Rp 39.736.667 Rp 8.113.333 14 Rp 3.056.667 Rp 42.793.333 Rp 5.056.667 15 Rp 3.056.667 Rp 45.850.000 Rp 2.000.000
Dari Tabel 4.21 memberikan informasi sebagai berikut :
1. Pengeluran pertama kali dikeluarkan pada tahun nol sebesar Rp. 47.850.000.
2. Mengalami penyusutan pertahunnya sebanyak Rp.3.056.777.
3. Penyusutan selama 15 tahun.
4. Akumulasi depresiasi produk big container sebesar Rp.45.850.000.
5. Nilai sisa sebanyak Rp.2.000.000.
4.7 Perhitungan Saving Cost
Untuk mengetahui harga pembuatan big container desain dan material yang
diinginkan dalam permasalahan kali ini diberikan kepada supplier. Harga yang
diberikan oleh supplier akan dijadikan acuan dalam menghitung saving cost.
Penawaran yang diberikan seperti yang terlihat di Gambar 4.18 .
65
Gambar 4. 18 Penawaran Harga Big Container
Untuk menghitung berapa banyak big container yang harus dibeli oleh
PT.Plasticolors Dilakukan diskusi dengan manager produksi dan manager
inventory, dengan mempertimbangkan jumlah mesin yang dimiliki. Beliau
menganjurkan untuk membeli minimal 5 unit agar dapat digunakan pada proses
produksi PT.Plasticolors Eka Perkasa. Pembelian big container hanya 5 unit
karena penggunaanya yang bisa dicuci, sehingga ketika sudah selesai
digunakan bisa dibersihkan dan digunakan kembali.
Perhitungan saving cost untuk pembelian big container dengan cara
membandingkan biaya pembelian big container dengan biaya yang
dikeluarakan untuk pemakaian jumbo bag diperiode september 2016 sampai
september 2017. Biaya pembelian jumbo bag pada periode September 2016
sampai September 2017 sebesar Rp.425.523.90 dan pembuangan limbah jumbo
bag pada periode September 2016 sampai September 2017 sebesar Rp
27.233.530. Total pengeluaran untuk pemakaian jumbo bag periode september
66
2016 sampai september 2017 sebesar Rp.452.757.436 Sedangkan biaya untuk
penggunaan big container sebanyak Rp. 31.506.667. Untuk melihat
perhitunagn saving cost dapat dilihat pada Tabel 4.22. Tabel 4. 22 PerhitunganTotal Penghematan Biaya
Bulan
(A)
Harga
Pembelian
jumbo bag
(B)
(Rp)
Harga
Pembuan
gan
limbah
jumbo
bag (C )
(Rp)
Total
pengeluaran
D=(B+C)
(Rp)
Biaya
Pembelian Big
Container
(E )
(Rp)
Saving Cost
F= (D-E)
(Rp)
Sep-16 38.306.792 2.451.635 40.758.426 Pembelian 1 unit seharga: 47.850.000
Total pengeluaran saat menggunakan jumbo bag: 425.757.436
Oct-16 27.234.917 1.743.035 28.977.951
Pembelian 5 unit seharga : 239.250.000
Nov-16 27.314.792 1.748.147 29.062.938
Biaya pembuangan limbah cair selama satu tahun : 12.500.000
Investasi pembelian big container
31.506.667
Dec-16 36.071.042 2.308.547 38.379.588 Biya depresiasi per tahun :
Jan-17 33.557.542 2.147.683 35.705.224 3.056.667.000 Total saving
cost : 421.250.76
Feb-17 34.106.875 2.182.840 36.289.715 Mar-17 35.240.958 2.255.421 37.496.380
Apr-17 28.167.042 1.802.691 29.969.732 May-17 29.018.906 1.857.210 30.876.116 Jun-17 30.740.708 1.967.405 32.708.114 Jul-17 32.943.708 2.108.397 35.052.106 Aug-17 38.569.125 2.468.424 41.037.549 Sep-17 34.251.500 2.192.096 36.443.596
Total
Biaya 425.523.906 27233530 452757436 31.506.667
4.8 Perbandingan Penggunaan Jumbo Bag Dan Big Container
Perbandingan anatar penggunaan jumbo bag dan big container dilihat dari
dampak lingkungan, biaya yang dikeluarkan dan fungsi. Untuk menentukan
pilihan penggunaan produk yang tepat.
67
4.8.1 Perbandingan Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan untuk jumbo bag adalah limbah jumbo bag yang berdampak
buruk pada lingkungan, karena lamanya penguraian jumbo bag di lingkungan.
Sedangkan penggunan big containeri memiliki dampak lingkungan berupa limbah
cair, limbah cair ini mengandung sisa material sehingga mengandung unsur kimia
yang buruk bagi alam. Unsur – unsur kimia tersebut beraneka ragam karena
bergantung dari sifat raw material yang digunakan. Namun untuk limbah cair di
PT. Plasticolors Eka Perkasa sudah ditanggulangi dengan pengolahan limbah cair,
sehingga limbah cair yang ada di PT.Plasticolors Eka Pekasa diolah agar tidak
mengandung bahan yang berbahaya jika dibuang ke lingkungan.
Sedangkan dampak lingkungan yang dihasilkan dari raw material big container
tidak terlalu berdampak buruk, seperti yang tertulis pada situs greenspec sebanyak
42% logam diproduksi dengan cara mendaur ulang logam – logam yang sudah
tidak terpakai. Perbandingan dampak lingkungan dari raw material produk big
container dan jumbo bag seperti yang ada pada table 4.23. Tabel 4. 23 Perbandingan Dampak Lingkungan
Nama Produk
Qty Pengguaan
Lama terurai Dampak lingkungan
Jumbo bag 3.404 Pcs/1 Tahun
15 Tahun - Menghasilkan gas klorin , HCL dan abu yang mengandung logam berat.
Big Container
5 Pcs / 15 Tahun
Dapat didaur ulang - Menghasilkan emisi gas carbon saat proses daur ulang
4.8.2 Perbandingan Biaya
Pembuatan produk big container dengan tujuan menurunkan pengeluaran
perusahaan, maka dicarilah produk yang lebih ekonomis dibanding jumbo bag.
Produk yang akan dibuat untuk menggantikan jumbo bag adalah big container ,
perbandingan biaya produk big container dan jumbo bag seperti ada Tabel 4.24. Tabel 4. 24 Perbandingan Biaya dan Dampak Lingkungan
Produk Biaya pemakaian Jumbo bag Rp 452.757.436 Big Container Rp 31.506.667 Persentasi saving cost 93 %
68
Biaya pemakaian jumbo bag lebih tinggi dibanding jumlah biaya pemakaian big
conaiener. Biaya pemakaian jumbo bag diambil dari baiaya pemakaian perioder
september 2016 – september 2018. Persentasi saving cost sebesar 87% atau
sebanyak Rp. 392.407.436 . Gambar 4.19 yang memperjelaskan penurunan biaya.
Gambar 4. 19 Persentase Saving cost
Perbandingan dapat dilihat dari custome need yang telah dipenuhi oleh produk big
container. Berikut perbandingan pemenuhan customer need produk big container
dengan jumbo bag. Terlihat terjadinya penurunan biaya jika menggunakan produk
big container. Hal ini dapat terlihat jika pemakaian big containet lebih ekonomis
dibanding menggunakan jumbo bag.
4.8.3 Perbandingan Fungsi Produk
Untuk mengetahui perbandingan fungsi dari big container dan jumbo bag diambil
dari kebuuhan customer untuk produk wadah penempatan raw material hasil
mixing. Perbandingan fungsi dari jumbo bag dan big containerseperti yang ada
pada Tabel 4.25.
Rp-
Rp100,000,000.00
Rp200,000,000.00
Rp300,000,000.00
Rp400,000,000.00
Rp500,000,000.00
Jumbo Bag Big container
Biaya pemakaian
Biaya pemakaian
Rp. 452.757.436
Rp. 31.506.667
93%
69
Tabel 4. 25 Perbandingan Pemenuhan Customer Need
Customer need Jumbo
bag
Big
container
Menurunkan limbah jumbo bag X Y
Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih Y Y
Produk yang bisa di gunakan berulang kali X Y Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan Y
Y
Produk yang dapat mengeluarkan semua raw material agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak X
Y
Bahan yang kokoh Y Y
Dari Tabel 4.25 dapat diketahu kebutuhan customer untuk wadah raw material
hasil mixing telah dapat dipenuhi oleh big container. Fungsi big container
memiliki kelebihan dari jumbo bag pada fungsi produk yaitu :
1. Dapat mengeluarkan seluruh hasil mixing sehingga hasil produk tidak
berkurang banyak.
2. Produk bisa digunakan berulang kali
4.8.4 Perbandingan Masa Pakai
Masa pakai jumbo bag sudah diketahui hanya bisa digunakan satu kali pakai, dan
untuk big container bisa digunakan berulang kali. Berdasarkan pembahasan pada
depresiasi produk big container diketahui bahwa umur pakai bigcontainer dapat
bertahan 15 tahun. Sehingga produk big containet bisa digunakan hingga 15
tahun. Berikut Tabel 4.26 perbandingan masa pakai produk big container dan
jumbo bag. Tabel 4. 26 Perbandingan Masa Pakai
Produk Masa Pakai Jumbo bag Satu kali pakai Big Container 15 Tahun
masa pakai produk hingga 15 tahun perusahan memiliki waktu yang lama untuk
mengganti porduk untuk wadah penempatan raw material hasil mixing. Masa
pakai kedua produk memiliki perbedaan karena salah satu fungsi produk yang
berbeda yaitu fungsi produk yang bisa dicuci.
70
4.8.5 Perbandingan Desain
Ukuran jumbo bag dengan big container memiliki kapasitas yang sama yaitu
dapat menampung 500 kg raw material hasil mixing. Namun bentuk dari kedua
wadah ini berbeda. Dimensi jumbo bag seperti yang ada pada gambar 4.17. dan
dimensi jumbo bag seperti yang ada pada gambar 4.20.
Gambar 4. 20 Dimensi Jumbo Bag
71
5.1 Simpulan Berdasarkan pengolahan dan analisis data maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui wadah yang dapat menjadi wadah penempatan raw
material hasil mixing dilakukan penyebaran konsioner untuk
mengetahui kebutuhan pelanggan agar dapat menghasilkan wadah yang
dibutuhkan, menentukan raw material, desain dan saving cost. Lalu
diketahui wadah yang dapat dijadikan usulan sebagai wadah
penempatan raw material Ihasil Imixing adalah big container dengan
biaya infestasi sebesar Rp.239.250.000 selama 15 tahun, dan
Rp.31.506.677 selama satu tahun. Biaya pemakaian big container jika
dibandingkan dengan biaya pemakaian jumbo bag menghasilkan
saving cost sebesar 93%.
2. Wadah penempatan raw material hasil mixing yang berdampak baik
bagi lingkungan adalah bigcontainer karena proses pembuangan limbah
yang dihasilkan saaat penggunaan big container sudah bisa
ditanggulangi oleh perusahaan, yaitu dengan pengolahan limbah cair.
5.2 Saran Berdasarkan penelitian didapatkan hasil yang cukup baik maka disarankan untuk
melakukan pergantian jumbo bag dengan produk big container yang ramah
lingkungan dan menurunkan pengeluaran perusahaan.
72
John R Hauser and Don, Clausing The House Of Quality. Harvard Business
Review, may-june 1998.
Kalpakjian and Schmid, Manuufacturing Engineering and Technology fifth
edition, 2006.
Madyana Universitas Atmajaya Yogyakarta Press, Yogyakarta, 1996.
Nurmianto, E , ITS, PT Guna Widya, Surabaya, 1996.
Pringgajaya, et al. , Implementasi Life Cycle Assessment (LCA) dan Pendekatan
Analytical Network Process (ANP) untuk Pengembangan Produk Hetric Lamp
yang Ramah Lingkungan. Jurnal Teknik ITS Vol. 1 No. 1, 515-520. 2012
Pulat, B.Mustafa, Fundamentals of Industrial Ergonomis Second edition , United State of America: Waveland Press,Inc, 1997.
Quality Funcional Develoyment, Product Brief Development Tool By AUT
University. 2001
Engineering
U.S.A:Wiley. Sutalaksana, Iftikar Z.Teknik Perancangan Sistem Kerja, Bandung: ITB Bandung. 2006. Sutalaksana, I. Z Tekni Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung Press, Bandung, 1979. Ulrich, Karl T., Steven D. Eppinger, Product Design and Development fifth edition, Singapore: McGraw-Hill Companies,Inc. 2012.
73
Weygandt J Jerry, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel. 2007. Pengantar Akuntansi.
Edisi Tujuh . Buku Satu . diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto, Wsailah,
Rangga Handika, Penerbit : Salemba Empat . Jakarta