perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM
PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI
SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 BULUREJO GONDANGREJO
KARANGANYAR TAHUN 2011/2012
SKRIPSI
OLEH:
GALUH PRAKASTIWI
K7108150
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Galuh Prakastiwi
NIM : K7108150
Jurusan/Program Studi : Ilmu Pendidikan/Pendidikan Guru Sekolah Dasar
UPAYA MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM PADA
PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI SISWA
KELAS IV SD NEGERI 01 BULUREJO GONDANGREJO
KARANGANYAR TAHUN 2011/2012 benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2012
Yang membuat pernyataan
Galuh Prakastiwi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM
PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI
SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 BULUREJO GONDANGREJO
KARANGANYAR TAHUN 2011/2012
OLEH:
GALUH PRAKASTIWI
K7108150
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Mei 2012
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Kuswadi, M.Ag. Drs. Djaelani, M.Pd.
NIP 19530506 198103 1 00 2 NIP 19520317 198303 1 00 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd _______________
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd _______________
Anggota I : Drs. Kuswadi , M.Ag. _______________
Anggota II : Drs. Djaelani, M.Pd _______________
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP 196007271987021001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Galuh Prakastiwi. UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 BULUREJO TAHUN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep Sumber Daya Alam dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo dengan menerapkan pendekatan inkuiri.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, dan setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo yang berjumlah 32 siswa. Sumber data berupa sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data adalah dengan wawancara, tes, dokumen, observasi, video dan foto. Validitas data menggunakan teknik triangulasi data/sumber dan trianggulasi metode. Analisis data menggunakan teknik analisis interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep sumber daya alam dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo Tahun 2011/2012. Hal ini terbukti dengan meningkatnya pemahaman konsep sumber daya alam siswa dari sebelum dan sesudah tindakan. Pada saat pratindakan nilai rata-rata kelas sebesar 61,40, pada siklus I rata-rata kelas meningkat menjadi 65,07, pada siklus II meningkat menjadi 67,81, dan pada siklus III meningkat menjadi 70,23. Sedangkan untuk persentase ketuntasan siswa menurut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65, pada saat pra tindakan siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa atau 46,875%, pada siklus I meningkat menjadi 22 siswa atau 68,75%, pada siklus II meningkat menjadi 26 siswa atau 81,25%, dan pada siklus III meningkat menjadi 29 siswa atau 90,63%.
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV di SD Negeri 01 Bulurejo Tahun 2011/2012.
Kata kunci: pendekatan inkuiri, pembelajaran IPA, pemahaman konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Galuh Prakastiwi. EFFORT TO IMPROVE THE UNDERSTANDING OF THE NATURAL RESOURCES CONCEPT LEARNING FOR NATURAL SCIENCE IN CLASS IV STUDENT SD NEGERI 01 BULUREJO YEAR 2011/2012. Thesis, Faculty Of Teacher Training And Education. Sebelas Maret University Of Surakarta. June 2012.
The purpose of this study is to improve the understanding of the Natural Resources concept in learning science in fourth grade elementary school students 01 Bulurejo the inquiry approach.
This research is a classroom action research (CAR). The experiment was conducted in three cycles, with each cycle consisting of planning, implementation measures, observation, and reflection. Subjects were grade fourth students in SD Negeri 01 Bulurejo who are 32 students. The source data is a primary and secondary data sources. Data collection techniques were interviews, tests, documents, observation, video and photos. The validity of the data using triangulation techniques of data / sources and triangulation methods. Analysis of data using an interactive analysis techniques.
Based on the results showed an increased understanding of the concept of natural resources in learning science in fourth grade students in SD Negeri 01 Bulurejo Year 2011/2012. This is evidenced by the increased understanding of the concept of the natural resources of students before and after the action. At the pre-action class average value of 61.40, the first cycle of the average grade rose to 65.07, on the second cycle increased to 67.81, and the third cycle increased to 70.23. While the percentage of students who completed according to the minimum completeness criteria (KKM) at 65, when the pre-action students who completed as many as 15 students or 46.875%, the first cycle increased to 22 students or 68.75%, in the second cycle increased to 26 students or 81.25%, and the third cycle increased to 29 students or 90.63%.
Thus, it can be concluded that the application of the inquiry approach can improve understanding of the concept of natural resources in science teaching fourth grade students in SD Negeri 01 Bulurejo Year 2011/2012.
Key words: inquiry approach, science learning, understanding the natural
resource concept
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Kegagalan Dan Kekecewaan Hari Ini Adalah Penyiap Bagi Kenaikan Kelas
Kehidupan Dihari Yang Akan Datang
( Mario Teguh )
Hidup Adalah Pilihan Dan Ujian, Semua Akan Indah Pada Waktunya
Apabila Kita Mau Berusaha Dan Ikhlas Menjalani Semua
( Galuh Prakstiwi )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teiring syukurku pada Allah SWT, kupersembahkan karya ini untuk :
Almarhum ibu Suparmi, bunda ku tercinta
iasa ku panjatkan pada mu. Amanat
dan wasiatmu telah ku tuntaskan dan semoga engkau bangga atas segala
kerja keras ku dan melihat ku dengan bahagia di surga Allah SWT.
Bapak Suranto, Puspa Putriyana dan Aji Pekik Kuncoro
Keluarga yang selalu menjadi penyemangat dalam hidupku. Terimakasih
aku takkan kuat dan sanggup bertahan hingga sekarang.
Mbak Ngatmi dan seluruh keluarga besar pedagang pasar kalioso
Terimakasih banyak atas segala bantuannya hingga aku bisa
mentuntaskan studi ku. Banyak pelajaran hidup yang bisa aku ambil dari
kalian semua.
Seluruh keluarga besar mbah Partijah dan mbah Basri
Terimakasih atas segala bantuannya baik moril maupun materil, kalian
adalah keluarga terindah yang aku punya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
UPAYA MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM MELALUI
PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 01 BULUREJO
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak.
Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. R. Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Drs. Kuswadi , M.Ag. selaku Pembimbing I yang selalu memberikan motivasi
dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Djaelani, M.Pd. selaku Pembimbing II yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Samino, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri 01 Bulurejo, yang telah memberi
kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
7. Sri Widati, S.Pd. selaku guru kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo, yang telah
memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
8. Para siswa SD Negeri 01 Bulurejo yang telah bersedia untuk berpartisipasi
dalam pelaksanaan penelitian ini.
9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis. Untuk itu, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Juni 2012
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGAJUAN .................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN:
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA:
A. Kajian Teori
1. Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam
a. Pengertian Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam .................. 6
b. Indikator Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam .................... 10
c. Pembelajaran Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam ............. 11
d. Ruang Lingkup Materi Sumber Daya Alam Kelas IV ................ 13
2. Pendekatan Inkuiri
a. Pengertian Pendekatan Inkuiri .................................................... 17
b. Karakteristik Pendekatan Inkuiri ................................................. 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
c. Prinsip Penggunaan Pendekatan Inkuiri ...................................... 20
d. Jenis Jenis Pendekatan Inkuiri .................................................. 21
e. Kelebihan Pendekatan Inkuiri ..................................................... 24
f. Pelaksanaan Pendekatan Inkuiri Dalam Pembelajaran IPA
Materi Hubungan Sumber Daya Alam, Lingkungan, Teknologi,
dan Masyarakat ........................................................................... 25
B. Penelitian yang Relavan. ........................................................................... 27
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 28
D. Hipotesis Tindakan .................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN:
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 30
B. Subyek Penelitian ...................................................................................... 30
C. Sumber Data .............................................................................................. 31
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 31
E. Validasi Data ............................................................................................. 32
F. Analisis Data ............................................................................................ 33
G. Indikator Kinerja ....................................................................................... 33
H. Prosedur Penelitian .................................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi lokasi penelitian
1. Sejarah Singkat SD Negeri 01 Bulurejo.............................................. 46
2. Visi, Misi, dan Tujuan SD Negeri 01 Bulurejo ................................... 47
B. Deskripsi Kondisi Awal (Pra-Tindakan) .................................................. 48
C. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Siklus I ................................................................................................ 50
2. Siklus II ............................................................................................... 58
3. Siklus III .............................................................................................. 64
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 72
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 77
B. Implikasi .................................................................................................... 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
C. Saran ......................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skema Kerangka Permikiran ..................................................................... 29
2. Skema Analisis Model Interaktif ............................................................... 33
3. Skema Prosedur PTK ................................................................................ 35
4. Grafik Poligon Frekuensi Nilai Harian IPA (Pra-Siklus). ......................... 49
5. Grafik Histogram Presentase Ketuntasan Nilai Harian IPA ..................... 50
6. Grafik Poligon Frekuensi Nilai Siklus I ................................................... 57
7. Grafik Histogram Presentase Ketuntasan Siklus I .................................... 57
8. Grafik Poligon Frekuensi Nilai Siklus II ................................................... 63
9. Grafik Histogram Presentase Ketuntasan Siklus II ................................... 64
10. Grafik Poligon Frekuensi Nilai Siklus III ................................................. 71
11. Grafik Histogram Presentase Ketuntasan Siklus III .................................. 71
12. Grafik Poligon Perbandingan Frekuensi nilai Pra-Siklus, Siklus I,
Siklus II, Siklus III .................................................................................... 73
13. Grafik Histogram Perbandingan Ketuntasan Pra-Siklus, Siklus I.
Siklus II, Siklus III .................................................................................... 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jadwal Kegiatan Penelitian .............................................................................. 30
2. Indikator Kinerja .............................................................................................. 34
3. Frekuensi Nilai Harian IPA .............................................................................. 49
4. Frekuensi Nilai Siklus I .................................................................................... 56
5. Frekuensi Nilai Siklus II ................................................................................... 63
6. Frekuensi Nilai Siklus III ................................................................................. 70
7. Perbandingan Nilai Evaluasi Pra-Siklus, Siklus I, Siklus II,
Siklus III ........................................................................................................... 72
8. Perbandingan Ketuntasan Klasikal Pra-Siklus, Siklus I, Siklus II,
Siklus III ........................................................................................................... 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus IPA SD Kelas IV. ............................................................................ 83
2. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal IPA SD Kelas IV.................................. 86
3. Daftar Siswa Kelas IV SDN 01 Bulurejo Tahun Ajaran 2011/2012 .......... 87
4. Pedoman Wawancara (Daftar Pertanyaan guru) ......................................... 89
5. Lembar Observasi pelaksanaan Pendekatan Inkuiri ................................... 93
6. RPP Siklus I ................................................................................................ 107
7. RPP Siklus II ............................................................................................... 121
8. RPP Siklus III ............................................................................................. 135
9. Data Hasil Nilai Evaluasi Pra-Siklus .......................................................... 151
10. Data Hasil Nilai Evaluasi Siklus I............................................................... 153
11. Data Hasil Nilai Evaluasi Siklus II ............................................................. 155
12. Data Hasil Nilai Evaluasi Siklus III ............................................................ 157
13. Foto Pembelajaran Pra-Siklus ..................................................................... 158
14. Foto Pembelajaran Siklus I ......................................................................... 159
15. Foto Pembelajaran Siklus II ........................................................................ 160
16. Foto Pembelajaran Siklus III ...................................................................... 161
17. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ............................................... 162
18. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi ................ 163
19. Surat Permohonan Izin Observasi ............................................................... 164
20. Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................................... 165
21. Surat Keterangan ......................................................................................... 166
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Arthur A. Carin dan Robert B. Sund dalam Granida (2002:3)
Pada hakekatnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu ilmu yang
mempelajari tentang alam baik dari segi IPA sebagai produk maupun IPA sebagai
proses. Produk IPA adalah berupa kumpulan fakta fakta, konsep konsep, serta
teori teori IPA. Sedangkan IPA sebagai proses adalah prosedur empirik dan
analisis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk mempelajari tentang alam.
Dengan demikian pembelajaran IPA tidak hanya ditujukan pada penguasaan
konsep-konsep IPA semata tetapi juga mengembangkan kemampuan inkuiri dan
sikap ilmiah siswa.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar (SD)
secara umum bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut
(Depdiknas, 2006:484) : (1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam
ciptaan-Nya. (2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (3)
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat. (4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. (5) Meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan tuhan. (6)
Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTS.
Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek
yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan
masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep IPA SD dalam
KTSP secara garis besar terinci sebagai berikut (Depdiknas, 2006:485): (1)
makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau materi, sifat-sifat
dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3) energi dan perubahaannya
meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. (4)
bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit
lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek
tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh
pemahaman atau penemuan konsep IPA.
Menurut Benyamin S. Blomm dalam Djaali (2008:77) berpendapat
pemahaman adalah kemampuan untuk menginterpretasi atau mengulang informasi
dengan menggunakan bahasa sendiri. Siswa dikatakan telah memahami sebuah
konsep dalam pembelajaran IPA apabila telah mencapai indikator pencapaian
kompetensi yang termuat dalam silabus. Berdasarkan silabus SD (Depdiknas,
2008:68), pada pembelajaran IPA kelas 4 materi Sumber Daya Alam (SDA)
terdapat capaian indikator kompetensi sebagai berikut (Lampiran 1 halaman 83):
Menjelaskan pengertian sumber daya alam, Mengelompokkan sumber daya alam
berdasarkan jenis, manfaat, dan ketersediaannya, Menjelaskan cara pengolahan
sumber daya alam dengan teknologi, Menjelaskan dampak negatif pengelolaan
bahan alam yang tidak bijaksana terhadap lingkungan, Menjelaskan kegiatan
manusia yang dapat mengatasi dampak negatif pengambilan bahan alam.
Pendidikan IPA modern bukan merupakan suatu pelajaran yang bersifat
hafalan belaka, siswa dilatih secara mandiri untuk menemukan pemahaman
tentang konsep materi yang diajarkan. Konsep dalam pembelajaran IPA memberi
pengertian bahwa konsep IPA bukan merupakan sesuatu yang dipelajari secara
terpisah dari kehidupan manusia melainkan segala sesuatu yang dipelajari tentang
apa yang ada disekitar kita. Namun pada kenyataannya, pembelajaran IPA di
sekolah masih memposisikan siswa sebagai penerima informasi. Pembelajaran
IPA lebih banyak diwarnai dengan hafalan teori dan rumus-rumus. Siswa tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dibiasakan untuk membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan pengetahuan
yang didapat sebelumnya dan atas keadaan yang ada dilingkungan disekitarnya.
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada
tanggal 17&19 Januari 2012 di SD Negeri 01 Buluerjo didapati fakta bahwa
selama proses pembelajaran IPA berlangsung siswa kurang dilibatkan secara
langsung dalam proses pembelajaran, siswa cenderung hanya diposisikan sebagai
penerima informasi dan keterlibatan guru dalam proses pembelajaran lebih
dominan sehingga siswa tidak dapat secara maksimal memahami konsep materi
yang disampaikan guru. Dari hasil belajar yang diperoleh siswa pada
pembelajaran IPA materi sumber daya alam kelas IV di SD Negeri 01 Bulurejo
didapatkan nilai rata rata IPA siswa kelas 4 adalah 61,40 dan didapati sebanyak
53,125% siswa yang belum tuntas nilai KKM IPA sebesar 65 (Lampiran 9
halaman 151). Dari pencapaian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat
pemahaman konsep siswa pada pembelajaran IPA materi sumber daya alam masih
rendah.
Dari kenyataan yang ada dilapangan diperoleh fakta bahwa pembelajaran
IPA masih dilangsungkan melalui pendekatan konvensional. Penggunaan
pendekatan konvensional cenderung memposisikan guru sebagai pusat
pembelajaran sehingga siswa kurang terlibat langsung dalam pembelajaran.
Penggunaan pendekatan konvensional lebih memusatkan pembelajaran kepada
guru dengan didominasi metode ceramah, sehingga pembelajaran hanya
berlangsung satu arah, informasi yang diterima oleh siswa hanya berasal dari
guru. Pembelajaran yang hanya berlangsung satu arah membuat siswa tidak dapat
secara maksimal menyerap seluruh konsep materi yang diberikan oleh guru
sehingga tingkat pemahaman konsep siswa terhadap materi yang disampaikan
rendah, untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan inovasi pembelajaran.
Pembelajaran IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Anak perlu diberi ruang untuk dapat menemukan sendiri
pengetahuannya melalui serangkaian kegiatan ilmiah. Kegatan ilmiah bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dilakukan melalui kegiatan pengamatan dan percobaan yang akan membawa
dampak positif terhadap pengalaman anak. Anak dapat secara mandiri
membangun pengetahuannya berdasarakan pengalaman yang dialaminya yang
dikaitkan dengan pengetahuan awal siswa. Salah satu pendekatan yang cocok
untuk hal itu adalah pendekatan inkuiri.
Menurut teori Piaget pendekatan inkuiri (Iskandar, 2001:69) adalah
pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak- anak untuk melakukan
eksperimen sendiri. Pendekatan inkuiri mengajak anak untuk dapat mencari dan
menemukan sendiri pengetahuanya dan tugas guru adalah membimbing,
memotivasi dan menfasilitasi siswa. Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengajak siswa terlibat langsung dalam menemukan
pengetahuannya sendiri. Melalui kegiatan inkuiri siswa dapat secara maksimal
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya. Pendekatan inkuiri melatih siswa
untuk dapat secara mandiri membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan
pengalaman yang dialaminya. Dengan terlibat secara langsung dalam
pembelajaran diharapkan siswa akan lebih memahami konsep materi dalam
pembelajaran. Dengan penggunaan pendekatan inkuiri diharapkan pemahaman
konsep SDA siswa pada pembelajaran IPA akan mengalami peningkatan.
Untuk itu maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul : Upaya
Meningkatkan Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam Pada Pembelajaran IPA
Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Bulurejo
Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 .
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini Apakah pendekatan
inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam pada
pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo Gondangrejo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman
konsep sumber daya alam pada pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri
siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Bulurejo Gondangrejo Karanganyar
Tahun Pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan :
1. Manfaat Teoritis
a. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang cara meningkatkan
pemahaman konsep sumber daya alam pada pembelajaran IPA melalui
pendekatan inkuiri.
b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan bagi
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
1) Guru memiliki alternatif pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan.
2) Memberikan masukan bagi guru bahwa pembelajaran IPA dengan
menggunakan pendekatan inkuiri dapat membantu siswa dalam
rangka meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam.
b. Bagi sekolah
1) Memberi masukan kepada Kepala sekolah dalam usaha meningkatkan
kualitas pendidikan di SD.
2) Membantu Kepala Sekolah dalam mengarahkan guru guru untuk
menciptakan suasana belajar yang tepat guna.
c. Bagi siswa
Meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam siswa pada
pembelajaran IPA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam
a. Pengertian Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam
Menurut Benyamin S. Blomm dalam Djaali (2008:77), pemahaman
adalah kemampuan untuk menginterpretasi atau mengulang informasi
dengan menggunakan bahasa sendiri. Dalam Taksonomi Bloom pemahaman
menduduki posisi kedua setelah pengetahuan. Benyamin S. Bloom membagi
kemampuan kognitif anak dalam 6 tahapan yaitu pengetahuan (C1),
pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi
(C6). Untuk dapat memahami sebuah konsep, perlu terlebih dahulu
mengenal atau mengetahui tentang konsep tersebut, dengan kata lain
pengetahuan diperlukan sebagai tingkatan awal untuk memahami sebuah
konsep.
Menurut Sudjana (2010:24), pemahaman meliputi 3 aspek yaitu
terjemahan, penafsiran dan ekstrapolasi. Mulai dari tingkat terendah adalah
pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya,
misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Tingkat kedua
adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian
terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa
bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang
bukan pokok. Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah
pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu
melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi
atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun
masalahnya.
Pemahaman siswa dibangun berdasarkan pengalaman nyata yang
dialaminya. Pengalaman bisa didapatkan siswa dari kegiatan penyelidikan
yang dilakukannya. Melalui kegiatan penyelidikan siswa dapat secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
mandiri membangun pengalaman yang dialaminya, sehingga siswa menjadi
lebih memahami tentang sesuatu yang dialaminya sendiri. Menurut
Crawford (2000:920) menyatakan:
Student understanding is actively constructed through individual and social processes. In the same way that scientists develop their knowledge and understanding as they seek answers to questions about the natural world when they are actively engaged in scientic inquiry alone and with others.
Menurut Sagala (2006:71) berpendapat bahwa, konsep diperoleh
dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak,
kegunaan konsep untuk menjelaskan dan meramalkan. Konsep merupakan
buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam
definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi fakta, ide,
prinsip, hukum, dan teori. Untuk mempermudah siswa dalam memahami
berbagai konsep yang ada pada suatu pelajaran dapat dibuat sebuah peta
konsep. Peta konsep menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna
antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi
merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata
dalam suatu unit semantik.
Pemahaman konsep merupakan kemampuan siswa dalam
menguasai suatu bahan pelajaran dan mampu menerjemahkan dan
mengorganisasikan bahan-bahan yang diterima kedalam bahasa sendiri.
Kata-kata kerja yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan ini,
diantaranya adalah menjelaskan, merumuskan dengan kata-kata sendiri,
memberi contoh, membedakan dan menarik kesimpulan.
Pemahaman konsep dalam pembelajaran IPA memberi pengertian
bahwa konsep-konsep yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sekedar
hafalan saja. Tetapi konsep tersebut dikuasai dan dipahami hingga dapat
memecahkan suatu masalah. Pada pembelajaran IPA di sekolah dasar
terdapat indikator pencapaian kompetensi yang termuat dalam silabus.
Indikator tersebut dijadikan tolak ukur dalam pencapaian kompetensi yang
diharapkan dari pembelajaran yang dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Menurut Djojosoediro (2010:6) berpendapat bahwa, pembelajaran
IPA sebagai disipllin ilmu mempunyai beberapa karakteristik sebagai
berikut: pertama, proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera,
seluruh proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot. Kedua, belajar
IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara misalnya
observasi, eksplorasi dan eksperimen. Ketiga, belajar IPA memerlukan
berbagai macam alat untuk membantu pengamatan. Keempat, belajar IPA
seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah seperti seminar,
konferensi atau simposium. Kelima, belajar IPA merupakan proses aktif.
Pembelajaran IPA untuk anak-anak Sekolah Dasar harus
dimodifikasi sesuai dengan struktur kognitif anak-anak, karena struktur
kognitif anak-anak berbeda dengan struktur kognitif para ilmuwan. Menurut
Paolo dan Marten dalam Iskandar (15:2001) pembelajaran IPA untuk anak-
anak didefinisikan sebagai berikut: (1) Mengamati apa yang terjadi. (2)
Mencoba memahami apa yang diamati. (3) Mempergunakan pengetahuan
baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi. (4) Menguji ramalan-ramalan
dibawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar
secara umum bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut (Depdiknas, 2006:484): (1) Memperoleh keyakinan terhadap
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan
keteraturan alam ciptaan-Nya. (2) Mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. (3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi
antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. (4) Mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah
dan membuat keputusan. (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta
dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan tuhan. (6) Memperoleh bekal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP atau MTS.
Ruang lingkup bahan kajian IPA di Sekolah Dasar secara umum
meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup
kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah,
pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah.
Lingkup pemahaman konsep IPA dalam KTSP secara terperinci sebagai
berikut (Depdiknas, 2006:485): (1) makhluk hidup dan proses
kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan
lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau materi, sifat-sifat dan
kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3) energi dan perubahaannya
meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat
sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja
ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep
IPA.
Pemahaman konsep sumber daya alam dalam pembelajaran IPA
kelas IV Sekolah Dasar meliputi pemahaman mengenai konsep
pengelompokan sumber daya alam, pengolahan sumber daya alam dengan
menggunakan teknologi, pelestarian sumber daya alam dan lingkungan.
Pemahaman konsep sumber daya alam berhubungan dengan pengaplikasian
konsep materi sumber daya alam dalam kehidupan nyata dan kesehariaan
siswa. Dengan memahami konsep sumber daya alam secara mendalam
siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya dalam
kehidupan kesehariannya. Siswa dapat membantu mencari solusi dan
memecahkan masalah sumber daya alam yang ada dilingkungannya,
sehingga siswa lebih menghargai lingkungan dan menjaga kelestarian
lingkunga tempat tinggalnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b. Indikator Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam
Pemahaman berhubungan dengan kompetensi untuk menjelaskan
pengetahuan yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Indikator atau
kata kerja operasional pemahaman antara lain: membedakan, menjelaskan,
menyimpulkan, merangkum, dan memperkirakan. Menurut Sanjaya
(2008:35), tingkat pemahaman meliputi kemampuan membandingkan,
mengidentifikasi karakteristik, menggeneralisasi, dan menyimpulkan.
Menurut Yamin & Maisah (2009:132), indikator kompetensi yang
digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman konsep seseorang yaitu
menerjemahkan, mengubah, menganalisis, menguraikan dengan kata-kata
sendiri, meringkas, membedakan, mempertahankan, menyimpulkan,
berpendapat dan menghitung. Pemahaman konsep antara siswa yang satu
dengan yang lainnya berbeda sesuai dengan kemampuan kognitif masing-
masing siswa. Untuk mengukur tingkat pemahaman konsep siswa bisa
dilakukan dengan menggunakan teknik tes dengan memperhatikan indikator
kompetensi dan kemampuan kognitif yang sesuai dengan konsep yang
diajarkan guru.
Siswa dikatakan telah memahami sebuah konsep dalam
pembelajaran IPA apabila telah dapat mencapai indikator kompetensi yang
telah ditetapkan dalam silabus. Berdasarkan pemikiran diatas dan cakupan
materi sumber daya alam, indikator yang digunakan peneliti untuk
mengetahui pemahaman konsep sumber daya alam siswa adalah sebagai
berikut: (1) siswa mampu menjelaskan pengertian sumber daya alam. (2)
Siswa mampu mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis,
manfaat, dan ketersediaannya. (3) Siswa mampu menjelaskan cara
pengolahan sumber daya alam dengan teknologi. (4) Siswa mampu
menjelaskan dampak negatif pengelolaan bahan alam yang tidak
bijaksana. (5) Siswa mampu menjelaskan kegiatan manusia yang dapat
mengatasi dampak negatif pengambilan bahan alam.
Sesuai dengan konsep materi sumber daya alam dan kemampuan
kognitif siswa teknik penilaian yang digunakan adalah teknik tes berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
soal pilihan ganda. Pembuatan soal tes mencakup indikator kompetensi
yang disesuaikan dengan konsep materi sumber daya alam pada
pembelajaran IPA kelas IV Sekolah Dasar dan kemampuan kognitif siswa.
Soal dibuat dengan menggunakan kata kerja operasional sesuai dengan
indikator kompetensi yang diinginkan. Berdasarkan hasil tes yang diperoleh
siswa, nantinya akan dapat diketahui tingkat pemahaman konsep sumber
daya alam siswa.
c. Pembelajaran Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam
Menurut Sanjaya (2011:195) berpendapat bahwa, belajar lebih dari
sekedar proses menghafal dan menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi
bagaimana pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk siswa melalui
keterampilan berpikir. Pengertian belajar bukan hanya sekedar
mendengarkan, mencatat sambil duduk di bangku, akan tetapi belajar adalah
proses beraktivitas dan berbuat. Melalui aktivitas mencari dan menemukan,
pengetahuan yang diperoleh akan lebih bermakna sebab didapatkan melalui
proses pengalaman belajar.
Menurut teori Piaget (Sanjaya, 2008:81), struktur kognitif akan
tumbuh manakala siswa memiliki pengalaman belajar. Melalui kegiatan
proses pembelajaran akan dapat membentuk dan mengubah struktur kognitif
siswa. Siswa mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui
skema yang ada dalam struktur kognitifnya. Melalui kegiatan mencari dan
menemukan siswa akan mendapat pengalaman belajar yang lebih berkesan
sehingga dapat meningkatkan struktur kognitif siswa.
Menurut Winkel (2005:19) berpendapat bahwa, perkembangan
kognitif meliputi peningkatan pengetahuan dan pemahaman. Untuk dapat
memahami sebuah konsep terlebih dahulu harus mengetahui konsep
tersebut. Proses perolehan pengetahuan konsep didapatkan dari hasil belajar
konsep. Konsep adalah suatu satuan arti yang mewakili sejumlah obyek
yang mempunyai ciri sama. Kemampuan pemahaman konsep adalah proses
menghubungkan berbagai pengetahuan konsep melalui kegiatan mengingat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dan berpikir untuk melahirkan sebuah pemahaman mengenai sebuah
konsep.
Menurut Sanjaya (2011:196), proses berpikir dapat dilakukan
melalui kegiatan bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan
yang diajukan. Semakin besar rasa keingintahuaan siswa akan semakin
mendorong siswa untuk dapat mencari dan menemukan jawaban dari
pertanyaan yang diajukan melalui proses inkuiri yang dirancang oleh guru.
Peranan guru adalah sebagai motivator, fasilitator, evaluator dan
pembimbing bagi siswa untuk merumuskan pengetahuannya.
Menurut Amri & Ahmadi (2011:91), proses inkuiri memberi
kesempatan kepada siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata
dan aktif, siswa dilatih bagaimana memecahkan masalah sekaligus membuat
kesimpulan. Dalam proses inkuiri siswa dituntut bertanggung jawab penuh
terhadap proses belajarnya. Melalui kegiatan tanya jawab siswa dilatih
melakukan observasi terbuka, menentukan prediksi dan kemudian menarik
kesimpulan. Siklus inkuiri terdiri dari kegiatan mengamati, bertanya,
menyelidiki, menganalisa dan merumuskan teori.
Proses pemahaman konsep didapatkan melalui proses pengalaman
belajar siswa yang diperoleh melalui kegiatan inkuiri. Siswa secara mandiri
atau pun kelompok dibimbing oleh guru untuk mencari dan menemukan
konsep materi melalui kegiatan inkuiri. Pengaturan kegiatan inkuiri dibuat
dengan tujuan untuk menyediakan pengalaman belajar yang dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa.
Pemahaman konsep sumber daya alam dilakukan dengan kegiatan
inkuiri terbimbing. Siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap
masalah yang dihadapkan kepadanya dibawah bimbingan intensif guru.
Kemampuan bertanya guru sangat menentukan keberhasilan proses inkuiri
terbimbing. Melalui kegiatan tanya jawab siswa dibimbing merumuskan
masalah dan membuat kesimpulan dari peramasalahan yang dihadapinya.
Pengalaman belajar siswa ditentukan oleh rancangan kegiatan inkuiri yang
dibuat guru dan bimbingan guru selama kegiatan inkuiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
d. Ruang Lingkup Materi Sumber Daya Alam Kelas IV
1) Pengelompokkan Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam
yang dapat berupa kumpulan beraneka ragam makhluk hidup maupun
benda-benda tak hidup yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan hidup
manusia.
Berdasarkan manfaatnya, sumber daya alam terbagi menjadi: (a)
Sumber daya alam penghasil energi seperti matahari, gelombang laut, gas
bumi, dan angin. (b) Sumber daya alam penghasil bahan baku seperti
hutan, laut, dan tanah. (c) Sumber daya alam untuk kenyamanan seperti
udara bersih dan pemandangan alam.
Sedangkan menurut ketersediaanya di alam dapat
dikelompokkan menjadi: (a) Sumber daya alam yang kekal seperti sinar
matahari, ombak, angin, air terjun, dan arus laut merupakan sumber daya
alam yang selalu tersedia dan tidak akan habis meskipun setiap saat
dimanfaatkan. (b) Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
seperti minyak bumi, batu bara, logam (aluminium, bijih besi, dan
sebagainya) dan gas bumi merupakan sumber daya alam dengan
persediaan yang terbatas dan tidak dapat dibuat atau dibentuk lagi setelah
habis. (c) Sumber daya alam yang dapat diperbaharui seperti berbagai
jenis tumbuhan dan hewan merupakan sumber daya alam yang dapat
dibentuk lagi jika rusak atau habis.
Berdasarkan jenisnya, sumber daya alam terdiri atas dua macam
sumber daya alam yaitu: (a) Sumber daya alam non hayati, meliputi
segala sesuatu yang bukan makhluk hidup, seperti udara, batu bara,
logam, dan lain-lain. (b) Sumber daya alam hayati, meliputi berbagai
makhluk hidup, seperti berbagai mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan.
2) Pengolahan Sumber Daya Alam
Beberapa pengolahan sumber daya alam yang memanfaatkan
teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia antara lain adalah
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
a) Pengolahan kayu
Kayu merupakan salah satu sumber daya alam hayati yang
sangat bermanfaat bagi manusia. Kayu digunakan manusia sebagai
bahan bangunan, furnitur, bahan bakar, dan bahan baku lainnya. Kayu
yang digunakan untuk bahan bangunan dan furniture diolah terlebih
dahulu menjadi kayu lapis atau balok. Setelah itu, kayu akan dibuat
menjadi berbagai jenis barang dan alat kebutuhan manusia. Selain
digunakan untuk bahan bangunan dan furnitur, kayu juga digunakan
sebagai bahan baku kertas. Pada pembuatan kertas dapat dilakukan
secara sederhana atau menggunakan mesin besar berteknologi tinggi.
Kertas yang biasa kita pakai sebagian besar diolah dari pohon berdaun
jarum atau pinus. Serat kayu tersebut sangat kuat, dan padat sehingga
sangat cocok untuk pembuatan kertas.
b) Pengolahan bahan makanan
Teknologi pengolahan bahan makanan ada beberapa macam,
antara lain adalah sebagai berikut:
Pertama, bioteknologi dalam pengolahan makanan.
Penggunaan bioteknologi dalam pengolahan makanan adalah dengan
cara memanfaatkan jasad renik. Jasad renik yang dimaksud adalah
jamur dan bakteri. Pemanfaatan jasad renik ini dapat memberi
keuntungan. Keuntungan tersebut berupa peningkatan nilai gizi
makanan dan memudahkan manusia dalam mencerna makanan.
Contoh pemanfaatan bioteknologi dalam pengolahan makanan antara
lain, tempe, keju, dan yoghurt.
Kedua, pengawetan makanan. Makanan merupakan benda
yang cepat dan mudah membusuk jika dibiarkan dalam waktu yang
lama, makanan akan ditumbuhi dan dibusukkan oleh jamur atau
bakteri. Pengawetan dapat membuat makanan menjadi tahan lama.
Pengawetan makanan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
pengasinan, pengalengan, pembotolan, penggunaan bahan pengawet,
dan sterilisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
c) Pembuatan bahan pakaian
Pakaian yang kita pakai saat ini bahan asalnya dapat dari
hewan atau pun tumbuhan. Contohnya kain katun berasal dari bunga
kapas, wol dari bulu domba dan kain sutera dari serat yang diambil
dari kepompong ulat sutera. Kain sutera berharga mahal karena
mutunya bagus. Kain sutera sangat halus dan lembut. Kain sutera
berasal dari kepompong ulat sutera. Kepompong ulat sutera dibuat
dari air liur ulat. Air liur mengeras membentuk serat benang. Dengan
menggunakan teknologi di pabrik serat kepompong ulat sutera dipintal
menjadi benang. Benang kemudian ditenun menjadi kain sutera.
d) Pegolahan minyak bumi
Minyak bumi diambil dengan cara pengeboran dari dalam
tanah didaratan atau dasar laut, kemudian dipisahkan menjadi gas,
bensin, minyak tanah, dan bahan bakar lainnya. Sisa pengolahan
dapat digunakan untuk aspal. Tempat pengolahan minyak bumi
disebut kilang minyak.
e) Pengolahan batuan
Semen merupakan bahan bangunan yang diolah dari batu
kapur atau batu pualam ditambah tanah liat, dan bahan lain yang
diambil dari alam. Kaca diolah dari pasir yang mengandung bahan
tertentu dengan nama kuarsa dan bahan lain seperti batu kapur.
f) Pengolahan logam
Logam-logam diolah dari bijih logam di pabrik menjadi
lempengan logam atau bentuk lain sesuai keperluan. Logam emas
dapat diambil dari sungai di daerah martapura.
3) Pelestarian Sumber Daya Alam
Kerusakan lingkungan dapat menyebabkan ketidakseimbangan
sumber daya alam. Kerusakan lingkungan dapat disebabkan oleh
pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan. Beberapa cara agar
lingkungan dan persediaan sumber daya alam baik sumber daya alam
hayati maupun sumber daya alam non hayati dapat tetap lestari antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
lain: (a) mengambil sumber daya alam secara besar-besaran. (b)
Berusaha mengembalikan keadaan lingkungan kembali seperti keadaan
lingkungan sebelum pengambilan sumber daya alam. (c) Pengambilan
sumber daya alam harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
memiliki izin. (d) Menghemat penggunaan sumber daya alam agar
sumber daya alam tersebut tetap lestari. (e) Tebang pilih yaitu cara
penebangan hutan dengan tujuan agar produksi kayu kayu yang dapat
dijual tidak terus menurun dan menyelamatkan tanah dan air. Pohon yang
ditebang yang diameter batangnya 50 cm atau lebih. Penanaman bibit
baru untuk setiap pohon yang ditebang. (f) Penangkapan musiman untuk
ikan untuk menghindari kepunahan dengan Cara waktu penangkapan
yang diatur agar hewan mempunyai kesempatan untuk berkembang biak
dulu. (g) Keanekaragaman bahan pangan untuk mengurangi gangguan
yang bisa merusak persediaan semua jenis pangan misalnya bahan
pangan pokok tidak hanya padi tapi jagung, ketela, kentang, dan
sebagainya.
Dampak pengambilan bahan alam secara sembarang dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan. Beberapa contoh kerusakan
lingkungan adalah sebagai berikut: (a) Pembukaan lahan untuk
pertanian dan pemukiman kadang kadang dilakukan dengan cara
membakar hutan. Kebakaran hutan dapat menyebabkan kabut asap
yang mencemari udara. Asap dapat menyebar ke perkotaan bahkan
sampai ke negara tetangga. Kebakaran hutan menyebabkan hewan
hewan dan tumbuhan hutan mati atau lari ke daerah pemukiman. (b)
Penebangan hutan secara sembarangan menyebabkan hutan gundul.
Akar pohon yang berfungsi untuk menahan air hujan tidak ada lagi,
maka dapat timbul erosi dan banjir. Hutan gundul mengakibatkan
hewan-hewan di hutan kekurangan tempat hidupnya, hewan tidak
dapat berkembang biak lagi sehingga dapat menyebabkan kepunahan
berbagai jenis hewan. (c) Pengambilan ikan dengan cara pukat harimau,
bom, aliran listrik dan racun sangat merusak lingkungan laut. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
cara pukat harimau seluruh ikan terjaring sampai ke ikan yang masih
kecil. Kalau ikan ini terjaring maka jenis ikan ini akan habis. Bom, aliran
listrik, dan racun selain akan memusnahkan ikan juga akan
memusnahkan hewan laut dan tumbuhan laut. (d) Kerusakan terumbu
karan di lautan. Terumbu karang merupakan tempat ikan kecil hidup
atau tempat ikan bertelur. Jika terumbu karang tidak ada, ikan kecil
akan mudah dimakan ikan-ikan besar. Hal tersebut dapat mengakibatkan
kerusakan ekosistem dilaut. (e) Pengambilan mineral atau hasil
tambang secara terus menerus akan menghabiskan seluruh bahan
alam ini. Minyak bumi dan mineral termasuk sumber daya alam yang
tidak dapat diperbarui. Penggalian bahan tambang ini harus hati-hati
karena dampaknya bisa merusak lingkungan. Pengambilan pasir terus
menerus sering kali mengakibatkan longsor.
2. Pendekatan Inkuiri
a. Pengertian Pendekatan Inkuiri
Menurut Granida (2003:5), Pendekatan pembelajaran adalah suatu
strategi (siasat) dalam mengajar yang digunakan untuk memaksimalkan
hasil pembelajaran. Pendekatan pembelajaran merupakan strategi yang
digunakan dalam upaya menciptakan berlangsungnya proses belajar
mengajar (PBM) dalam situasi, kondisi, dan lingkungan belajar yang
kondusif dengan menitik beratkan pada salah satu sasaran yang ingin
dicapai. Pada pembelajaran IPA di sekolah dasar, pendekatan pembelajaran
mengarah pada pemberdayaan potensi siswa sebagai subjek pembelajaran.
Istilah inkuiri berasal dari kata inquiry (Inggris) yang dapat
diartikan sebagai suatu penyelidikan. Inkuiri adalah suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis,
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri. Tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri menurut National
Reseach Council (Amri&Ahmadi, 2011:91) adalah: (1) Mengembangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
keinginan san motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep sains.
(2) Mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja
seperti layaknya seorang ilmuwan (3) Membiasakan siswa bekerja keras
untuk memperoleh pengetahuan.
Pendekatan inkuiri berorientasi pada pengolahan informasi dengan
tujuan melatih siswa memiliki kemampuan berpikir untuk dapat
menemukan dan mencari sesuatu pengetahuan secara ilmiah. Pada
pendekatan inkuiri pengajaran dipandang sebagai stimulus/rangsangan yang
dapat menantang peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Peranan guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing untuk
siswa dapat memecahkan suatu masalah. Menurut Rohani (2004:40), Secara
umum ada 5 tahap pendekatan inkuiri: (1) Perumusan masalah untuk
dipecahkan peserta didik. (2) Penetapan jawaban sementara/pengajuan
hipotesisi. (3) Peserta didik mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan
untuk menjawab/memecahkan masalah dan menguji hipotesis. (4) Menarik
kesimpulan dari jawaban/generalisasi. (5) Aplikasi kesimpulan/generalisasi
dalam situasi baru.
Rohani (2004:37) menyatakan bahwa, pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri bersifat open ended, yang artinya pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri bersifat terbuka terhadap semua pendapat maupun
kesimpulan yang didapat siswa dari hasil pembelajaran yang dilakukan.
Siswa dilepas bebas atau diberi kesempatan bebas untuk mencari sesuatu
sampai menemukan hasil belajar melalui proses asimilasi, yaitu memasukan
hasil pengamatan ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki siswa dan
proses akomodasi, yaitu mengadakan perubahan-perubahan dengan
pengertian penyesuaian alam struktur kognitif yang telah dimiliki siswa
sehingga sesuai dengan gejala (fenomena) baru yang diamati.
Menurut Kubicek (2005) menyatakan, Inquiry-based learning is an
approach which promises to improve science teaching by engaging students
in authentic investigations, thereby achieving a more realistic conception of
scientific endeavour as well as providing a more learner-centred and
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Dalam pendekatan inkuiri siswa dilibatkan secara
aktif melalui kegiatan penyelidikan, sehingga siwa dapat mencapai sebuah
konsepsi yang lebih realistis dan ilmiah. Siswa dituntun untuk dapat
menemukan pengetahuannya sendiri secara mandiri baik dengan atau tanpa
bimbingan guru.
Pendekatan inkuiri melatih siswa untuk secara mandiri mencari dan
menemukan suatu pengetahuan secara ilmiah. Pendekatan inkuiri memberi
kesempatan kepada siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata
dan aktif. Pendekatan inkuiri menyediakan ruang yang luas untuk para siswa
memiliki pengalaman belajar yang sebesar-besarnya. Melalui pendekatan
inkuiri siswa dilatih untuk memahami konsep materi melalui kegiatan
ilmiah yang dilakukan siswa, baik secara mandiri maupun dengan
bimbingan guru.
b. Karakteristik Pendekatan Inkuiri
Menurut Sanjaya (2011:196) Pembelajaran inkuiri adalah
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir
secara kritis dan analistis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban
dari suatu masalah yang dipertanyakan. Komponen dalam proses inkuiri
meliputi topik masalah, sumber masalah atau pertanyaan, bahan, prosedur
atau rancangan kegiatan, pengumpulan dan analisis data serta pengambilan
keputusan. Ciri atau karakteristik utama pendekatan inkuiri adalah:
Pertama, pendekatan inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa
secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Siswa tidak hanya berperan
sebagai penerima pelajaran, tetapi mereka berperan untuk menemukan
sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk
mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan,
sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Guru bukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
lagi berperan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan
motivator belajar siswa.
Ketiga, tujuan dari penggunaan pendekatan inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis,
atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses
mental. Siswa tidak hanya dituntut menguasai materi pembelajaran, akan
tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Pendekatan inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada siswa. Tujuan utama pendekatan
inukuiri adalah menolong siswa untuk mengembangkan disiplin intelektual
dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan
mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu siswa.
c. Prinsip Penggunaan Pendekatan Inkuiri
Menurut Sanjaya (2011:199), penggunaan inkuiri harus
memperhatikan beberapa prinsip, yaitu
Pertama, Berorientasi pada pengembangan intelektual, Tujuan
utama dari pendekatan inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir.
Dengan demikian pendekatan pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil
belajar juga berorientasi pada proses belajar.
Kedua, Prinsip Interaksi, Proses pembelajaran pada dasarnya
adalah proses interaksi, baik interaksi antara peserta didik maupun interaksi
peserta didik dengan guru bahkan antara peserta didik dengan lingkungan.
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan
sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur
interaksi itu sendiri.
Ketiga, Prinsip Bertanya, Peran guru yang harus dilakukan dalam
menggunkaan pendekatan inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab
kemampuan peserta didik untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya
sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Keempat, Prinsip Belajar untuk Berpikir, Belajar bukan hanya
mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir
(learning how to think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak,
baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah
pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
Kelima, Prinsip Keterbukaan, Pembelajaran yang bermakna
adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai
hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah
menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran
hipotesis yang diajukan
Pendekatan inkuiri dapat dilaksanakan apabila memenuhi kondisi
kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi
siswa. Kondisi yang harus dipersiapkan oleh guru agar pendekatan inkuiri
mendapat hasil maksimal antara lain: (1) aspek sosial di dalam kelas dan
suasana bebas terbuka dan permisif yang mengundang siswa berdiskusi. (2)
berfokus pada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya. (3) penggunaan
fakta sebagai evidensi dan di dalam proses pembelajaran dibicarakan
validitas dan reliabilitas tentang fakta, sebagaimana lazimnya dalam
pengujian hipotesis.
Dalam pendekatan inkuiri peranan guru hanyalah sebagai
fasilitator, motivator dan pembimbing bagi siswa. Guru bertugas untuk
menstimulus dan mengarahkan siswa dalam melakukan kegiatan inkuiri.
Pendekatan inkuiri mengajarkan anak untuk dapat secara mandiri mencari
dan menemukan sendiri pengetahuannya dengan melakukan kegiatan inkuiri
yang telah dipersiapkan oleh guru.
d. Jenis Jenis Pendekatan Inkuiri
Pendekatan inkuiri terdiri atas beberapa jenis. Ada jenis pendekatan
inkuiri yang masih banyak dibimbing atau diarahkan guru, tetapi ada pula
jenis pendekatan inkuiri di mana siswa banyak diberi kebebasan dan dilepas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
oleh guru dalam melakukan kegiatan-kegiatan belajarnya. Menurut Amri &
Ahmadi (2011:89), berdasarkan variasi bentuk keterlibatan dan intensitas
keterlibatan siswa kegiatan inkuiri dibagi menjadi dua yaitu :
1) Guided Inquiry (Inkuiri Terpimpin).
Pembelajaran dengan pendekatan tipe guided inquiry
merupakan kegiatan inkuiri dimana masalah dikemukakan oleh guru atau
bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja untuk menemukan
jawaban terhadap masalah tersebut dibawah bimbingan intensif guru.
Guru menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup
luas kepada peserta didik.
Umumnya guided inquiry dilaksanakan dengan cara sebagai
berikut: (a) Masalah untuk masing-masing kegiatan dapat dinyatakan
sebagai pertanyaan atau pernyataan biasa. (b) Konsep-konsep atau
prinsip-prinsip yang harus ditemukan peserta didik melalui kegiatan
belajar harus dituliskan dengan jelas dan tepat. (c) Alat/bahan harus
disediakan sesuai dengan kebutuhan setiap peserta didik, untuk
melakukan kegiatan. (d) Diskusi pengarahan berupa pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan kepada peserta didik (kelas) untuk
didiskusikan sebelum para peserta didik melakukan kegiatan inkuiri. (e)
Kegiatan pendekatan inkuiri oleh peserta didik berupa kegiatan
percobaan penyelidikan yang dilakukan oleh peserta didik untuk
menemukan konsep-konsep dan atau prinsip-prinsip yang telah
ditetapkan oleh guru. (f) Proses berpikir kritis dan ilmiah menunjukkan
tentang mental operation peserta didik yang diharapkan selama kegiatan
berlangsung. (g) Pertanyaan yang bersifat open-ended harus berupa
pertanyaan yang mengarah kepada pengembangan tambahan kegiatan
penyelidikan yang dapat dilakukan oleh peserta didik. (h) Catatan guru
berupa catatan-catatan yang meliputi: penjelasan tentang hal-hal atau
bagian-bagian yang sulit dari kegiatan-kegiatan/pelajaran, isi/materi
pelajaran yang relevan dengan kegiatan, faktor-faktor variabel yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
mempengaruhi hasil-hasilnya terutama penting sekali apabila kegiatan
percobaan/penyelidikan tidak berjalan (gagal).
2) Inkuiri Bebas
Dalam inkuiri bebas, siswa difasilitasi untuk dapat
mengidentifikasi masalah dan merancang proses penyelidikan. Siswa
dimotivasi untuk mengemukakan gagasannya dan merancang cara
menguji gagasan. Untuk itu siswa diberi motivasi untuk melatih
keterampilan berpikir kritis seperti mencari informasi, menganalisis
argumen dan data, membangun dan mensintesis ide-ide baru,
memanfaatkan ide-ide awalnya untuk memcahkan masalah serta
menggeneralisasikan data.
Menurut Amri&Ahmadi (2011:106), beberapa karakteristik
yang menandai kegiatan inkuiri bebas adalah: (1) Siswa mengembangkan
kemampuannya dalam melakukan observasi untuk membuat inferensi.
(2) Sasaran belajar adalah proses pengamatan kejadian, obyek dan data
yang kemudian mengarahkan pada perangkat generalisasi yang sesuai.
(3) Guru hanya mengontrol ketersediaan materi dan menyarankan materi
insiasi. (4) Dari materi yang tersedia siswa mengajukan pertanyaan-
pertanyaan tanpa bimbingan guru. (5) Ketersediaan materi didalam kelas
menjadi penting agar kelas dapat berfungsi sebagai laboratorium. (6)
kebermaknaan didapatkan oleh siswa melalui observasi dan inferensi
data serta melalui interaksi dengan siswa lain. (7) guru tidak membatasi
generalisasi yang dibuat siswa. (8) guru mendorong siswa untuk
mengkomunikasikan generalisasi yang dibuat sehingga dapat bermanfaat
bagi semua siswa dalam kelas.
Pendekatan inkuiri terdiri dari kegiatan mengamati, bertanya,
menyelidiki, menganalisa dan merumuskan teori, baik secara individu
maupun bersama-sama dengan teman lainnya. Pada pembelajaran tingkat
dasar, kegiatan inkuiri dipandang sebagai proses menjawab pertanyaan atau
memecahkan permasalahan berdasarkan fakta dan pengamatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
e. Kelebihan Pendekatan Inkuiri
Menurut Sanjaya (2009:208), beberapa kelebihan pembelajaran
yang menggunakan pendekatan inkuiri, diantaranya: (1) Pembelajaran
inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.
Sehingga pembelajaran dianggap lebih bermakna. (2) Pembelajaran inkuiri
memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka. (3) Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang
dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang
menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman. (4) Pembelajaran inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang
memilliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki
kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah
belajar.
Menurut Amin dalam (Amri & Ahmadi, 2011:116), pembelajaran
dengan pendekatan inkuiri memiliki beberapa keuntungan sebagai berkut:
(1) mendorong siswa berpikir dan bekerja keras atas inisiatifnya sendiri. (2)
Menciptakan suasana akademik yang mendukung berlangsungnya
pembelajaran yang berpusat pada siswa. (3) Membantu siswa
mengembangkan konsep diri yang positif. (4) meningkatkan pengharapan
sehingga siswa mengembangkan ide untuk menyelesaikan tugas dengan
caranya sendriri. (5) mengembangkan bakat individual secara optimal. (6)
menghindarkan siswa dari cara berpikir menghafal.
Pendekatan inkuri membantu siswa menjadi mandiri, percaya diri
dan yakin pada kemampuan intelektualnya sendiri untuk terlibat secara aktif
dalam pembelajaran. Melalui kegiatan inkuiri yang melibatkan siswa secara
langsung akan semakin menambah pengalaman belajar siswa yang dapat
meningkatkan pengetahuan siswa. Dengan terlibat aktif dalam pembelajaran
siswa akan terhindar dari cara belajar menghafal, sehingga proses
penyerapan pengetahuan dapat maksimal dan siswa lebih memahami konsep
materi yang diajarkan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
f. Pelaksanaan Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran IPA materi
Hubungan Sumber Daya Alam, Lingkungan, Teknologi, dan
Masyarakat
Pendekatan inkuiri dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Setiap
cara memiliki lima karakteristik, yaitu : Situasi yang menyedikan stimulasi
untuk inkuiri, Masalah yang akan dicari pemecahannya, Perumusan
masalah, Pencarian pemecahan masalah, Kesimpulan yang diperoleh
sebagai hasil penyelidikan
Pada pembelajaran IPA di SD Negeri 01 Bulurejo pendekatan
inkuiri yang dilaksanakan adalah inkuiri terpimpin. Dalam pendekatan
inkuiri terpimpin sebagian besar proses pembelajaran disusun oleh guru
termasuk rumusan perumusan masalah. Guru juga menyediakan kesempatan
bimbingan atau petunjuk yang cukup luas mengenai bagaimana menyusun
prosedur eksperimen dan mencatat hasil eksperimen yang dilakukan oleh
siswa.
Pendekatan inkuiri terpimpin dipilih untuk membantu dan
memudahkan siwa dalam melakukan kegiatan inkuiri. Siswa yang
sebelumnya hanya sebagai penerima informasi perlu bimbingan dari guru
untuk dapat membiasakan diri dengan perubahan proses pembelajaran.
Siswa yang belum terbiasa utuk mencari dan menemukan sendiri
pengetahuannya pasti akan mengalami kesulitan saat melakukan kegiatan
inkuiri untuk hal itu dibutuhkan bimbingan dari guru.
Ada empat komponen penerapan pendekatan inkuiri terpimpin
yaitu pengantar, materi, prosedur, dan diskusi. Sesuai dengan empat
komponen tersebut guru mengajukan beberapa masalah kepada siswa
dengan tujuan: (1) Siswa dapat merespon masalah masalah yang diajukan
guru dalam rangka mengumpulkan data melalui pengajuan pertanyaan (2)
Siswa dapat merencanakan langkah langkah untuk membuktikan masalah-
masalah yang diajukan guru. (3) Siswa dapat membuat kesimpulan dari
permasalahan atau kaitannya antara konsep awal dengan hasil percobaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
(4) Siswa dapat melaksanakan pembuktiaan masalah masalah tersebut dan
menyimak penguatan dan koreksi yang disampaikan guru.
Dalam pembelajaran IPA pokok bahasan sumber daya alam pada
siswa kelas IV, langkah langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan
dengan penggunaan pendekatan inkuiri terpimpin adalah sebagai berikut :
1) Pendahuluan
Kegiatan ini diawali dengan kegiatan berdoa, presensi untuk
mengecek kehadiran siswa, motivasi dengan kegiatan menyanyikan lagu
nasional untuk menanamkan rasa cinta tanah air pada siswa, apersepsi
untuk menggali pengalaman peserta didik dalam kehidupan sehari-hari
mereka yang dikaitkan dengan materi sumber daya alam.
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru menggali kemampuan siswa melalui
kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi
a) Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi yang dilakukan pada pembelajaran
IPA dengan pendekatan inkuiri materi sumber daya alam secara
umum adalah sebagai berikut: Pertama, Siswa dengan guru
mengadakan tanya jawab seputar pengetahuan awal siswa tentang
konsep sumber daya alam. Kedua, Siswa dijelaskan secara singkat
oleh guru mengenai konsep sumber daya alam yang akan diajarkan.
Ketiga, Siswa diberi tugas untuk memecahkan sebuah masalah yang
berkaitan dengan konsep sumber daya alam yang dijelaskan oleh guru.
Keempat, Siswa diberikan kisi kisi oleh guru untuk menemukan
konsep pengetahuan sumber daya alam melalui kegiatan
diskusi,eksperimen dan pengamatan.
b) Elaborasi
Kegiatan elaborasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA
dengan pendekatan inkuiri materi sumber daya alam secara umum
sebagai berikut: Pertama, Siswa dibimbing oleh guru melakukan
kegiatan pengamatan dan penyelidikan baik secara individu maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
kelompok. Kedua, Siswa menganalisis hasil pengamatan dan
penyelidikan, baik denngan diskusi kelompok mapun kerja individu.
Ketiga, siswa membacakan hasil pengamatan dan penyelidikannya
didepan kelas.
c) Konfirmasi
Kegiatan konfirmasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA
dengan pendekatan inkuiri materi sumber daya alam secara umum
adalah sebagai berikut: siswa bersama guru mendiskusikan hasil
pengamatan dan penyelidikan siswa yang sudah dibacakan disepan
kelas.
3) Kegiatan penutup
Dalam kegiatan penutup ini guru dengan siswa membuat
kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru memberikan
soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman yang dicapai
siswa terhadap konsep materi sumber daya alam, diakhir pembelajaran
guru melakukan refleksi dengan memberikan penghargaan kepada siswa.
B. Penelitian Yang Relevan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wirda Surey pada tahun
2011 dengan judul Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan
Pembelajaran IPA Kelas V SDN Madyopuro II Kecamatan Kedungkandang Kota
Malang, Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar Dan Pra Sekolah, Program Studi
S1 Pgsd, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Didapatkan hasil
bahwa pada saat pra tindakan dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa
hanya 41,8 dengan ketuntasan 11,63 %, pada siklus I diperoleh rata-rata hasil
belajar siswa 64,18 dengan ketuntasan 53,48 %, pada siklus II diperoleh rata-rata
hasil belajar siswa sebesar 84,12 dengan ketuntasan 100%, sehingga dapat
dikatakan bahwa pembelajaran ipa konsep pesawat sederhana telah tuntas.
Hasil penelitian yang dilakukan Warco pada tahun 2012 dengan judul
Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Kelas V Pada Topik Gaya, Jurusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Kependidikan Sekolah Dasar Dan Pra Sekolah, Program Studi S1 PGSD Bumi
Siliwangi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Didaptkan hasil belajar siswa pada siklus I (pretes-postes) sebesar 5,7 dan tes
akhirnya sebesar 6,8 dengan selisih gainnya 1,1. Sedangkan pada siklus II hasil
(pretes-postes) sebesar 5,9 dan tes akhirnya sebesar 7,3 dengan selisih gainnya
1,4. Pada siklus III hasil belajar siswa (pretes-postes) sebesar 6,5 dan hasil
akhirnya adalah 8,2 dengan selisih gainnya adalah 1,7.
Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti akan melakukan penelitian
daya alam
melalui pendekatan inkuiri pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01
C. Kerangka Berfikir
Menurut Sutama & Sufanti (2009:63), kerangka berpikir merupakan
penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan.
Kerangka berpikir disusun berdasarkan kerangka atau konsep yang akan
digunakan dalam penelitian.
Berdasarkan kondisi di lapangan, diperoleh data bahwa pemahaman
konsep sumber daya alam pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 01
Bulurejo rendah, siswa mengalami kesulitan dalam memahami dan menerima
pelajaran. Hal ini disebabkan karena guru belum menggunakan pendekatan
pembelajaran yang sesuai, dalam pembelajarannya guru lebih dominan
menggunakan pendekatan konvensioanl dengan metode ceramah. Siswa akan
lebih mudah memahami konsep materi yang disampaikan oleh guru dengan
pemilihan pendekatan yang disesuaikan dengan materi tersebut.
Penggunaan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA materi sumber
daya alam diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam
siswa. Dengan menggunakan pendekatan yang mengajarkan siswa untuk
menemukan sendiri pengetahuannya, siswa menjadi lebih paham dengan konsep
materi sumber daya alam. Siswa dapat mengaplikasikan secara langsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
pengetahuan yang diperolehnya dalam kehidupan mereka. Dengan demikian
diharapkan siswa menjadi lebih memahami konsep materi sumber daya alam.
Pemahaman konsep sumber daya alam siswa akan semakin meningkat
dengan pengalaman langsung yang diperoleh siswa melalui kegiatan inkuiri yang
dirancang oleh guru. Siswa dilibatkan langsung dalam kegiatan pembelajaran
sehingga siswa lebih memahami konsep materi sumber daya alam yang diajarkan.
Pembelajaran yang berpusat pada siswa akan dapat memaksimalkan proses
penyerapan pengetahuan yang diterima oleh siswa.
Berdasarkan pemikiran diatas, dapat digambarkan dalam kerangka
pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran (Sutama & Sufanti, 2009:65)
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
Bahwa pendekatan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep
sumber daya alam pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo
Gondangrejo Karanganyar tahun 2011/
Kondisi Awal
Pembelajaran masih konvensional
Pemahaman konsep sumber daya alam siswa dalam pembelajaran IPA
rendah
Tindakan Pembelajaran menggunakan
pendekatan inkuiri Siklus II
Siklus III dilakukan jika pencapaian hasil
siklus II belum mencapai target yang ditetapkan
Kondisi Akhir
Diduga pemahaman konsep sumber daya alam siswa meningkat dengan
menggunakan pendekatan inkuiri
Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri 01 Bulurejo Gondangrejo
Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2011/2012 selama 6 bulan mulai bulan Januari sampai dengan bulan juni 2012.
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
No
Aspek Kegiatan
Bulan
Januari Februari Maret April Mei juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi Awal
2 Penyusunan Proposal
3 Seminar proposal
4 Siklus 1
5 Siklus 2
6 Siklus 3
6 Analisis data
7 Penyusunan Laporan
8 Ujian & Revisi
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo tahun
pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 32 anak dengan anak laki laki 17
anak dan anak perempuan 15 anak (Lampiran 3 halaman 87).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
C. Sumber Data
Sumber data atau informasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari sumber data pokok (primer) yaitu:
1. Informan, yaitu guru kelas IV dan siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo
Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.
2. Tes Hasil Belajar, Rencana Pembelajaran, Hasil Observasi.
Sedangkan sumber data sekunder meliputi :
1. Arsif dan Dokumen :
a. Arsip : Kurikulum KTSP mata pelajaran IPA dan Silabus.
b. Dokumen : Daftar Nilai siswa.
2. Perekaman : Foto dan video KBM, untuk memperjelas diskripsi dan perilaku
subjek yang diteliti
D. Teknik Pengumpulan Data
berbagai sumber dan metode sebagai upaya menegaskan wawasan yang sedang
Untuk mengetahui keakuratan data dan relevansinya dengan bentuk penelitian
maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu :
1. Wawancara : dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep
siswa terhadap materi sumber daya alam dan hambatan apa saja yang ditemui
siswa. Wawancara dilakukan pada guru kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo
Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Wawancara ini bersifat
terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam suasana formal, dilakukan
berulang-ulang pada informan yang sama untuk mendapatkan informasi yang
rinci dan mendalam.
2. Tes : berupa soal-soal yang digunakan untuk mengetahui seberapa tingkat
pemahaman konsep siswa tentang materi sumber daya alam.
3. Dokumen : Untuk mengetahui daftar nilai formatif siswa kelas IV materi
sumber daya alam sebelum menggunakan pendekatan inkuiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4. Observasi : Observasi dilakukan peneliti secara langsung. Alat yang
digunakan berupa lembar pengamatan, dilakukan untuk mengetahui tingkat
pemahaman konsep siswa terhadap materi sumber daya alam (Lampiran 5
halaman 82).
5. Perekaman / foto dalam pelaksanaan pembelajaran, sebagai bukti bahwa
telah dilakukan proses belajar dengan menggunakan pendekatan inkuiri.
E. Validasi Data
Untuk menjamin kepercayaan data yang diperoleh melalui penelitian
maka perlu dilakukan validasi data dengan cara trianggulasi, Trianggulasi yang
merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data
dalam penelitian. Trianggulasi berarti menggunakan berbagai sumber data untuk
meningkatkan kualitas penilaian (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2006:128).
Ada dua cara yang dapat dilakukan oleh peneliti dalam melakukan
tianggulasi (Arikunto, 2010:25) Trianggulasi yang digunakan yaitu :
1. Trianggulasi data/sumber, berarti mengambil data dari berbagai nara
sumber, suasana, waktu, tempat dan jenis, yaitu berupa data nilai ulangan
harian siswa, pengamatan dalam proses pembelajaran IPA materi sumber
daya alam dan hasil wawancara dengan guru kelas IV.
2. Trianggulasi metode, berarti menggali data yang sama dari sumber atau
metode yang berbeda. Peneliti menggunakan metode wawancara kepada guru
kelas IV terlebih dahulu untuk mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA materi sumber daya alam kemudian peneliti melakukan
observasi yang dilakukan dalam tindakan pada saat pembelajaran
berlangsung dengan teknik dokumentasi kemudian diuji dengan tes.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data
yang berbeda tersebut kemudian hasilnya dapat dibandingkan dan dapat
ditarik kesimpulan yang lebih kuat validitasnya. Hal ini diterapkan untuk
mengetahui kesulitan atau hambatan dalam pembelajaran IPA saat
pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
F. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif. Menurut
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008:91) mengemukakan bahwa: aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, dengan menggunakan tiga buah komponen pokok
yaitu, data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
1. Reduksi data (data reduction): merupakan penyusunan rumusan pengertian
secara singkat yang berupa pokok-pokok temuan penting dalam peristiwa yang
dikaji.
2. Sajian data (data display): merupakan penyusunan sajian data secara
sistematis dan logis supaya maksud peristiwa menjadi lebih jelas dalam bentuk
narasi untuk dipahami yang dilengkapi dengan gambar, tabel, perekam gambar
atau photo .
3. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification): kesimpulan dibuat
berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan sajian data dalam
bentuk deskriptif sebagai laporan penelitian.
Gambar 3.1 Skema Analisis Model Interaktif Menurut Miles Dan Huberman
(2008:91).
G. Indikator Kinerja
Menurut Suwandi (2009:61), Indikator kinerja merupakan tolak ukur
keberhasilan penelitian yang dilakukan. indicator kinerja merupakan rumusan
kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefktifan
penelitian.
Data display Data collection
Conclusion drawing/
verification Data
reduction
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Penelitian Tindakan kelas ini, dikatakan berhasil apabila sekurang-
kurangnya dapat mencapai indikator sebagai berikut :
Tabel 3.2 Indikator Kinerja
Aspek Target Cara Pencapaian
1. Pemahaman konsep sumber daya alam siswa pada pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri
2. Aktivitas belajar siswa
KKM = 65 Siklus I yaitu : 70% siswa mencapai KKM atau sebanyak 23 anak nilainya mencapai 65 (KKM) Siklus II yaitu : 90 % siswa mencapai KKM atau sebanyak 29 anak nilainya mencapai 65 (KKM) Siklus III dilakukan jika pencapain hasil siklus 2 kurang dari 90% Pada siklus I, siklus II, siklus III rata-rata presentase aktivitas siswa sebsesar 75% atau dalam kondisi baik.
Tes tertulis Non tes
H. Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah berupa penelitian tindakan kelas.
Menurut Arikunto (3:2008), penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Penelitian
tindakan kelas terdiri dari empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang.
Empat kegiatan yang utama yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
1. Perencanaan (planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,
oleh siapa, dan bagaiamana penelitian tersebut akan dilakukan. Dalam tahap
menyusun rancangan ini peneliti menetukan titik atau focus peristiwa yang
perlu mendapat perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah
instrument pengamatan yang membantu peneliti merekam fakta yang terjadi
selama tindakan berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2. Pelaksanaan Tindakan (acting)
Pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu
melaksanakan tindakan dikelas. Dalam tahap pelaksanaan peneliti harus
berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan.
3. Observasi (observasing)
Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan
siklus berikutnya.
4. Refleksi (reflecting)
Kegiatan refleksi dilakukan sesudah selesai tindakan. Pada tahap ini peneliti
mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicacat
dalam observasi.
Gambar 3.2 Skema Prosedur PTK menurut Arikunto (2008:16).
Dalam buku PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang disusun oleh
Arikunto, dkk (2008: 3) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas dapat
Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan Siklus III
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
Perencanaan
Pengamatan
dst.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
digambarkan dalam sebuah siklus pemecahan masalah. Dalam penelitian ini
peneliti merencanakan 3 siklus, siklus ketiga dilakukan jika pencapain hasil siklus
2 kurang dari 90%. Dalam setiap siklusnya peneliti merencanakan 2 kali
pertemuan dan seperti berikut :
1. Siklus 1
Siklus I terdiri dari kan dua kali pertemuan yang dilaksanakan selama
1 minggu.
a. Tahap Perencanaan Tindakan.
Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus I ini, kegiatan yang
dilakukan adalah : (1) Peneliti menyusun RPP, bahan ajar, LKS, kisi-kisi
soal dan soal tes, serta menyiapkan lembar pengamatan yang berkaitan
dengan materi pengelompokkan sumber daya alam. (2) Menyiapkan media
dan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran. (3) Merancang
alat pengumpul data yang berupa tes dan digunakan untuk mengetahui
pemahaman konsep siswa yang berkaitan dengan materi pengelompokkan
sumber daya alam.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam siklus I pertemuan 1 ini adalah:
(1) Melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan. Peneliti
mengajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dirancang dengan
menggunakan pendekatan inkuiri dan mencatat kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh masing-masing siswa. Peneliti menciptakan situasi
pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat belajar siswa
dengan mengecek kondisi siswa dan kondisi kelas, hingga siswa merasa siap
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. (2) Peneliti memunculkan masalah
sebagai awal penerapan pendekatan inkuiri dengan cara memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa mengenai contoh-contoh sumber daya
alam yang diketahui siswa. (3) Peneliti menjelaskan konsep
pengelompokkan sumber daya alam ada 3 yaitu, Berdasarkan jenisnya ada 2
yaitu sumber daya alam hayati (hewan dan tumbuhan) dan non hayati (batu
bara, minyak bumi, logam, udara dan gas bumi). Berdasarkan manfaatnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
ada 3 yaitu penghasil energi (matahari, gelombang laut, angin dan gas
bumi), penghasil bahan baku (hutan, laut, dan tanah), kenyamanan (udara
bersih dan pemandangan alam). Berdasarkan ketersediannya ada 3 yaitu
kekal (matahari, ombak, angin, air terjun dan arus laut), tidak dapat
dipebarui (minyak bumi, batu bara, logam dan gas alam), dapat diperbarui
(tumbuhan dan hewan). (4) Penelti menyiapkan contoh-contoh sumber daya
alam seperti sayuran, daging, batuan, air, minyak bumi dan udara. (5) Siswa
diberi tugas untuk melakukan pengamatan dan selanjutnya
mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis, manfaat, dan
ketersediannya dari benda-benda yang telah disiapkan oleh peneliti
(sayuran, daging, batuan, air, minyak bumi dan udara). (6) Siswa melakukan
pengamatan dengan bimbingan peneliti. (7) Setelah selesai pengamatan
siswa melakukan diskusi dengan guru mengenai hasil pengamatan yang
telah dilaksanakan siswa. (8) Siswa bersama peneliti membuat kesimpulan
dari pelaksanaan pembelajaran, kemudian guru memberikan informasi
mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya. (8) Siswa diberikan soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana
tingkat pemahaman siswa terhadap konsep pengelompokkan sumber daya
alam berdasarkan jenis, manfaat, dan ketersediannya.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam siklus I pertemuan 2 ini adalah:
(1) Melaksanakan rencana pembelajaran dari kelanjutan pertemuan 1.
Peneliti mengajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dirancang
dengan menggunakan pendekatan inkuiri dan mencatat kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh masing-masing siswa. Peneliti memunculkan masalah
sebagai awal penerapan pendekatan inkuiri dengan cara memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa mengenai contoh-contoh sumber daya
alam yang diketahui siswa. (2) Peneliti menjelaskan pengelompokkan
sumber daya alam berdasarkan jenis, manfaat, dan ketersediannya yang ada
disekitar lingkungan sekolah secara singkat, Berdasarkan jenisnya, hayati
(kambing, semut, rumput, kaktus, pohon pisang, ayam, dan sapi) dan non
hayati (minyak tanah, bensin, udara, besi dan emas). Berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
manfaatnya, penghasil energi (matahari, air sungai, dan angin), penghasil
bahan baku (tanah dan hutan), kenyamana (pemandangan alam dan udara
bersih). Berdasarkan ketersediannya, kekal (matahari,angin dan udara),
tidak dapat diperbarui (minyak tanah, bensin, gas alam dan besi), dapat
diperbarui (kambing, ayam, sapi, pohon pisang, pohon jati dan rumput). (3)
Siswa dibagi menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan
3-4 siswa. (4) Peneliti membagikan kertas kepada setiap kelompok untuk
mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis, manfaat, dan
ketersediannya yang ada dilingkungan sekitar sekolah. (5) Siswa melakukan
kegiatan pengamatan diluar kelas dengan bimbingan peneliti. (6) Setiap
kelompok membacakan hasil pengamatannya didepan kelas. (7) Setelah
semua kelompok selesai membacakan hasil pengamatannya, siswa bersama
guru mendiskusikan secara keseluruhan mengenai hasil pengamatan semua
kelompok. (8) Siswa dan peneliti membuat kesimpulan dari pelaksanaan
pembelajaran, kemudian peneliti memberikan informasi mengenai kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. (9) Siswa
diberikan soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman
siswa terhadap konsep pengelompokkan sumber daya alam berdasarkan
jenis, manfaat, dan ketersediannya.
c. Tahap Pengamatan
Pada pelaksanaan ini peneliti yang sekaligus sebagai guru yang
melakukan tindakan dan melakukan pengamatan pada siswa saat proses
pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan
mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan pendekatan
inkuiri, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui keefektifan pendekatan
inkuiri dalam pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep
sumber daya alam.
d. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir setiap siklus, dalam kegiatan ini
peneliti mengevaluasi dan menganalisis hasil observasi dan nilai evaluasi
siswa pada siklus I. Dari data yang diperoleh berdasarkan nilai evaluasi IPA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
materi sumber daya alam siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo pada siklus
I menunjukkan rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 65,375 dan
didapati sebanyak 68,75% siswa tuntas atau diatas nilai KKM. Hal ini
menunjukkan bahwa indikator kinerja pada siklus I belum tercapai, dari
target 70% yang direncanakan baru 68,75% siswa yang memperoleh nilai 65
ke atas. Sehingga peneliti akan melanjutkan penelitian pada siklus II untuk
membuktikan bahwa penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA
siswa kelas IV terbukti dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep
sumber daya alam siswa. Hasil refleksi ini digunakan sebagai tindak lanjut
dan untuk memperbaiki pada siklus II.
2. Siklus II
Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki siklus I agar hasil
pembelajaran dapat mencapai target yang diinginkan. Siklus II terdiri dari dua
kali pertemuan yang dilaksanakan selama 1 minggu.
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus II ini, kegiatan yang
dilakukan adalah: (1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan
alternatif pemecahan masalah. (2) Merencanakan perbaikan pembelajaran
dengan penerapan pendekatan inkuiri. (3) Mengembangkan kegiatan
pembelajaran. (4) Peneliti menyusun RPP, bahan ajar, LKS, kisi-kisi soal
dan soal tes, serta menyiapkan lembar pengamatan yang berkaitan dengan
materi pengolahan sumber daya alam.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam siklus II pertemuan 1 ini adalah:
(1) Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
inkuiri dalam pembelajaran IPA dengan materi pengolahan sumber daya
alam. (2) Peneliti memperbaiki, mengembangkan tindakan dan kegiatan
pembelajaran yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada
siklus I. (3) Peneliti memunculkan masalah sebagai awal penerapan
pendekatan inkuiri dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
siswa mengenai hasil-hasil pengolahan sumber daya alam yang diketahui
siswa. (4) Peneliti mengulang sedikit materi pengelompokkan sumber daya
alam yang sudah dijelaskan pada siklus I yang masih berkaitan dengan
materi pengolahan sumber daya alam yang akan diterangkan. (5) Peneliti
menjelaskan konsep pengolahan sumber daya alam yaitu pengolahan kayu
(bahan bangunan, furnitur, dan kertas), pengolahan makanan (bioteknologi
makanan dan pengawetan makanan), pembuatan bahan pakaian (kain sutera
dan kain katun), pengolahan minyak bumi (gas, bensin dan minyak tanah),
pengolahan batuan (semen dan kaca), pengolahan logam (bjih logam dan
emas). (6) Siswa diputarkan video tentang pengolahan sumber daya alam
dengan menggunakan berbagai teknologi (pembuatan kain tenun, proses
pembuatan furnitur dan pengawetan makanan). (8) Siswa diberi tugas untuk
membuat ringkasan dari video yang diputar dengan bimbingan peneliti. (9)
Lima orang siswa membacakan hasil pekerjaannya (ringkasan video)
didepan kelas. (10) Setelah selesai membacakan hasil pengamatannya, siswa
bersama guru mendiskusikan secara keseluruhan mengenai hasil ringkasan
dari semua siswa. (11) Siswa dan peneliti membuat kesimpulan dari
pelaksanaan pembelajaran, kemudian guru memberikan informasi mengenai
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
(12) Siswa diberi soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman konsep materi pengolahan sumber daya alam siswa.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam siklus II pertemuan 2 ini adalah:
(1) Peneliti melaksanakan RPP dari kelanjutan siklus II pertemuan 1 dengan
menerapkan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA dengan materi
pengelompokkan sumber daya alam. (2) Peneliti memunculkan masalah
sebagai awal penerapan pendekatan inkuiri dengan cara memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa mengenai hasil-hasil pengolahan
sumber daya alam yang diketahui siswa. (3) Peneliti mengulang sedikit
materi pengolahan sumber daya alam yang sudah dijelaskan pada pertemuan
I. (4) Peneliti menjelaskan mengenai cara pembuatan telur asin secara
singkat. (5) Peneliti membagi siswa menjadi 8 kelompok masing-masing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
kelompok beranggotakan 3-4 siswa. (6) Masing-masing kelompok diberi
tugas untuk membuat telur asin dan menulis laporannya dilembar kerja yang
disediakan guru. (7) Siswa melakukan percobaan pembuatan telur asin
dengan bimbingan peneliti. (8) Setelah selesai proses pembuatan telur asin,
siswa membacakan laporan yang telah dibuat kelompoknya didepan kelas.
(9) Setelah semua kelompok selesai membacakan laporan pembuatan telur
asin, siswa bersama guru mendiskusikan secara keseluruhan mengenai
laporan pembuatan telur asin semua kelompok. (10) Siswa dan peneliti
membuat kesimpulan dari pelaksanaan pembelajaran, kemudian guru
memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan pada pertemuan berikutnya. (11) Siswa diberi soal evaluasi untuk
mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep materi pengolahan
sumber daya alam siswa.
c. Tahap Pengamatan
Pada tahap pengamatan ini peneliti yang sekaligus sebagai guru
melakukan pengamatan pada siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
Observasi dilakukan oleh peneliti untuk membandingkan pembelajaran
dengan pendekatan inkuiri pada siklus I dengan siklus II. Hasil pengamatan
dari siklus II ini dibandingkan dengan hasil pengamatan pada siklus I untuk
mengetahui keefektifan pendektan inkuiri dalam pembelajaran IPA materi
sumber daya alam.
d. Tahap Refleksi
Refleksi dilaksanakan untuk mengetahui hasil pembelajaran pada
siklus II apakah sudah mencapai tujuan penelitian atau masih ada yang
harus diperbaiki. Hasil pengamatan dan hasil tes siklus II yang telah
dikumpulkan oleh peneliti kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan
hasil pengamatan dan hasil tes siklus I bersama guru kelas IV, hal ini untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman konsep siswa pada materi sumber
daya alam yang telah disampaikan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai
tindak lanjut dan untuk memperbaiki pada siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Dari data yang diperoleh berdasarkan nilai evaluasi IPA materi
sumber daya alam siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo pada siklus II
menunjukkan rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 67,625 dan
didapati sebanyak 81,25% siswa tuntas atau diatas nilai KKM. Hal ini
menunjukkan bahwa indikator kinerja pada siklus II belum tercapai, dari
target 90% yang direncanakan baru 81,25% siswa yang memperoleh nilai 65
ke atas. Sehingga peneliti akan melanjutkan penelitian pada siklus III untuk
membuktikan bahwa penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA
siswa kelas IV terbukti dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep
sumber daya alam siswa.
3. Siklus III
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III ini dilaksanakan dengan
tujuan memperbaiki kelemahan-kelemahan pada pelaksanaan pembelajaran
siklus I dan siklus II. Siklus III terdiri dari dua kali pertemuan yang
dilaksanakan selama 1 minggu.
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus III ini, kegiatan
yang dilakukan adalah: (1) Identifikasi masalah pada siklus I dan siklus II
dan penetapan alternatif pemecahan masalah. (2) Merencanakan perbaikan
pembelajaran dengan penerapan pendekatan inkuiri. (3) Mengembangkan
kegiatan pembelajaran. (4) Peneliti menyusun RPP, bahan ajar, LKS, kisi-
kisi soal dan soal tes, serta menyiapkan lembar pengamatan yang berkaitan
dengan materi sumber daya alam.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam siklus III pertemuan 1 ini
adalah: (1) Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA dengan materi pelestarian
sumber daya alam. (2) Peneliti memperbaiki, mengembangkan tindakan dan
kegiatan pembelajaran yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi
pada siklus I dan siklus II . (3) Peneliti memunculkan masalah sebagai awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
penerapan pendekatan inkuiri dengan cara memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada siswa mengenai kondisi sumber daya alam yang ada
disekitar lingkungan siswa. (4) Peneliti mengulang sedikit materi
pengolahan sumber daya alam yang sudah dijelaskan pada siklus II yang
masih berkaitan dengan materi pelestaraian sumber daya alam yang akan
diterangkan. (5) Peneliti menjelaskan konsep materi pelestarian sumber
daya alam (reboisasi, tebang pilih, hutan lindung, penghematan BBM,
pengangkapan ikan musiman, dan cagar alam), dampak negatif kerusakan
sumber daya alam (banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, kerusakan
terumbu karang, dan kelangkaan BBM), penyebab kerusakan sumber daya
alam (eksploitasi hasil bumi yang berlebihan, penggunaan pukat hariamau,
pembakaran hutan untuk ladang dan penebangan hutan secara liar). (6)
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan diberi tugas kepada
masing-masing kelompok untuk membuat kerajinan dari botol plastik
dengan bimbingan peneliti. (7) Setiap kelompok mempresentasikan hasil
kerajinannya didepan kelas. (8) Setelah semua kelompok selesai
mempresentasikan haasil kerajinanya, siswa bersama guru mendiskusikan
secara keseluruhan mengenai hasil kerajinan semua kelompok. (9) Siswa
dan peneliti membuat kesimpulan dari pelaksanaan pembelajaran, kemudian
guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan pada pertemuan berikutnya. (10) Siswa diberikan soal evaluasi
tentang pelestarian lingkungan dan sumber daya alam untuk mengetahui
sejauh mana tingkat pemahaman konsep materi pelestarian sumber daya
alam siswa.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam siklus III pertemuan 2 ini
adalah: (1) Peneliti melaksanakan RPP dari kelanjutan siklus III pertemuan
1 dengan menerapkan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA dengan
materi pelestarian sumber daya alam. (2) Peneliti memunculkan masalah
sebagai awal penerapan pendekatan inkuiri dengan cara memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa mengenai kondisi sumber daya alam
yang ada disekitar lingkungan siswa. (3) Peneliti mengulang sedikit materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
pelestarian sumber daya alam yang sudah dijelaskan pada pertemuan I. (4)
Peneliti menjelaskan konsep materi pelestarian sumber daya alam (reboisasi,
tebang pilih, hutan lindung, penghematan BBM, pengangkapan ikan
musiman, dan cagar alam), dampak negatif kerusakan sumber daya alam
(banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, kerusakan terumbu karang, dan
kelangkaan BBM), penyebab kerusakan sumber daya alam (eksploitasi hasil
bumi yang berlebihan, penggunaan pukat hariamau, pembakaran hutan
untuk ladang dan penebangan hutan secara liar). (5) Siswa disajikan
gambar-gambar tentang kerusakan lingkngan (hutan gundul, sungai yang
tercemar dan kepunahan binatang). (6) Siswa diberi tugas untuk
menganalisis dampak dan penyebab dari kerusakan lingkungan dari gambar
yang disajikan dengan bimbingan peneliti. (7) Lima orang siswa maju
kedepan kelas membacakan hasil pekerjaannya. (8) Setelah siswa selesai
mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa bersama guru mendiskusikan
secara keseluruhan mengenai hasil pekerjaan semua siswa. (9) Siswa dan
peneliti membuat kesimpulan dari pelaksanaan pembelajaran, kemudian
guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan pada pertemuan berikutnya. (10) Siswa diberi soal evaluasi untuk
mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep sumber daya alam
siswa.
c. Tahap Pengamatan
Pada pelaksanaan ini peneliti yang sekaligus sebagai guru yang
melakukan tindakan dan melakukan pengamatan pada siswa saat proses
pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti untuk
membandingkan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri pada siklus I,
siklus II dengan siklus III. Hasil pengamatan dari siklus III ini dibandingkan
dengan hasil pengamatan pada siklus I dan siklus II untuk mengetahui
keefektifan pendektan inkuiri dalam pembelajaran IPA materi sumber daya
alam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
d. Tahap Refleksi
Refleksi dilaksanakan untuk mengetahui apakah pada siklus III ini
sudah mencapai tujuan penelitian atau masih ada yang harus diperbaiki.
Hasil pengamatan dan hasil tes siklus III yang telah dikumpulkan oleh
peneliti kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan hasil pengamatan dan
hasil tes siklus I dan siklus II bersama guru kelas IV, hal ini untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi sumber daya
alam yang telah disampaikan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai tindak
lanjut dan untuk memperbaiki pada siklus berikutnya.
Berdasarkan nilai evaluasi IPA materi sumber daya alam siswa
kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo pada siklus III menunjukkan rata-rata nilai
siswa adalah 69,156 dan didapati sebanyak 90,625% siswa tuntas. Sebanyak
9,375% siswa atau sebanyak 3 anak belum tuntas. Dari hasil pengamatan
yang diperoleh peneliti, diketahui bahwa penyebab ketiga siswa tidak tuntas
karena siswa serinng rame sendiri saat guru menerangkan dan siswa
cenderung malu untuk bertanya saat mengalami kesulitan dalam memahami
konsep materi yang disampaikan guru.
Dari data ketuntasan klasikal pada siklus III sebesar 90,625% dapat
ditarik kesimpulan bahwa indikator kinerja pada siklus III sudah tercapai.
Dari target 90% yang direncanakan didapati ketuntasan klasikal siswa
adalaha sebesar 90,625% siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas. Dengan
demikian penelitian dianggap sudah mencapai target yang direncanakan,
sehingga tidak perlu melanjutkan kesiklus berikutnya. Dari data yang
diperoleh pada siklus III membuktikan bahwa melalui penerapan
pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan
pemahaman konsep sumber daya alam siswa kelas IV SD Negeri 01
Bulurejo tahun 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat SD Negeri 01 Bulurejo Gondangrejo
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Bulurejo yang beralamat
di Desa Cinet RT. 01/02 Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten
Karanganyar. Luas lahan SD Negeri 01 bulurejo adalah sebesar 1600 m2
dengan luas bangunan 1080 m2 dan luas halaman 280 m2. Sejarah dan
perkembangan singkat SD Negeri 01 Bulurejo akan diuraikan sebagai berikut:
SD Negeri 01 Bulurejo mulai menerima siswa pada tahun pelajaran
1973/1974. Berdirinya SD Negeri 01 Bulurejo atas dasar Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 421.2/017/vi/31/84
tentang Pembukaan dan Penegrian Sekolah Tahun pelajaran 1973/1974. Pada
awal berdirinya, SD Negeri 01 Bulurejo hanya mempunyai 3 ruangan sekolah
yang terbuat dari bilik bambu sehingga siswa dibagi menjadi dua rombongan
belajar, pagi dan siang. Siswa kelas 1, 2 dan 3 belajar antara jam 7 sampai
dengan jam 10. Untuk siswa kelas 4, 5, dan 6 belajar antara jam 10 sampai
dengan jam 1 siang.
Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat, SD
Negeri 01 bulurejo kini memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang komputer, 1 kantor
kepala sekolah, 1 kantor guru , 1 ruang perpustakaan, 3 toilet dan WC, 1
mushola, 1 gudang, 1 rumah dinas penjaga, dan 1 kantin sekolah. Pada awal
berdirinya, sekolah ini diampu oleh 6 guru, antara lain Hernawan, Sudirjo,
Sudiro, Suyati, Titik Praptiah, dan Wagijo Suwardi yang juga sekaligus
menjabat sebagai Kepala Sekolah. Sejak awal berdiri hingga sekarang SD
Negeri 01 Bulurejo telah 4 kali berganti kepala sekolah. Mulai bulan Februari
2012 SD negeri 01 Bulurejo dipimpin oleh Samino. S.Pd selaku kepala
sekolah. Jumlah guru SD Negeri 01 Bulurejo per maret 2012 sebanyak 12 guru
yang terdiri dari 9 guru negeri dan 3 guru bantu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan SD Negeri 01 Bulurejo
a. Visi Sekolah
Berkwalitas dan berprestasi dibidang imtaq dan iptek.
b. Misi Sekolah
1) Melaksanakan pembelajaran yang efisien serta bimbingan belajar secara
aktif sehingga siswa dapat meraih prestasi yang optimal.
2) Menumbuhkan semangat kegiatan belajar mengajar kepada seluruh
warga sekolah.
3) Mendorong dan membimbing kepada siswa untuk berlomba dalam
meraih prestasi.
4) Mewujudkan siswa yang berprestasi serta menghayati terhadap agama
yang dianut, agar anak lebih beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
c. Tujuan Sekolah
1) Mengoptimalkan proses pendidikan dengan pendekatan pembelajaran
yang berpusat pada siswa (student centered learning.
2) Menghasilkan lulusan 100% yang cakap dan mandiri, berdaya saing
tinggi, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, persatuan dan kesatuan, sehat jasmani dan
rohani , serta berwawasan budaya yang luas untuk melanjutkan kejenjang
pendidikan yang lebih tinggi dan dalam berkehidupan sebagai pribadi
dan warga masyarakat.
3) Meningkatkan daya saing dalam rangka meraih prestasi di segala bidang
akademik maupun di berbagai kejuaraan baik tingkat gugus, kecamatan,
kabupaten, provinsi maupun nasional.
4) Memiliki jiwa toleransi antar umat beragama dan melaksanakan ibadah
sesuai agama yang dianutnya.
5) Melestarikan budaya daerah melalui muatan lokal bahasa Jawa dengan
indikator 85% siswa yang mampu berbahasa jawa sesuai konteks.
6) Meningkatkan rasa cinta tanah air dan bangga menjadi warga Negara
Indonesia di setiap jiwa para murid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
B. Deskripsi Kondisi Awal (Pra-Tindakan)
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan wawancara dan
observasi untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Kegiatan
wawancara dan observasi dilakukan pada bulan Januari 2012 di SD Negeri 01
Bulurejo. Dari hasil wawancara kepada guru kelas IV dan observasi yang
dilakukan oleh peneliti didapatkan data sebagai berikut:
1. Ditinjau dari Segi Siswa
a. Siswa kurang antusias dan kurang berminat terhadap pembelajaran IPA,
sehingga proses pembelajaran tidak bisa berlangsung secara maksimal.
b. Siswa kurang aktif selama proses pembelajaran IPA, sehingga siswa jarang
mengajukan pertanyaan dan proses komunikasi antara guru dan siswa hanya
berjalan satu arah.
c. Siswa tidak dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran IPA,
sehingga siswa kurang memahami konsep materi yang disampaikan oleh
guru.
2. Ditinjau dari Segi Guru
a. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan pendekatan pembelajaran yang
tepat untuk meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran IPA.
b. Guru belum dapat menentukan pendekatan yang sesuai untuk meningkatkan
pemahaman konsep pada pembelajaran IPA.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa
pemahaman konsep sumber daya alam pada pembelaran IPA siswa kelas IV SD
Negeri 01 Bulurejo rendah. Hal tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan data nilai
harian IPA materi sumber daya alam siswa kelas IV (Lampiran 9 halaman 140).
Dari data yang diperoleh menunjukkan rata-rata nilai yang diperoleh siswa kelas
IV adalah 62,09 dan didapati sebanyak 53,125% siswa yang belum tuntas dan hal
itu mengindikasikan bahwa pembelajaran IPA materi sumber daya alam yang
selama ini dilakukan belum mencapai hasil yang optimal. Untuk lebih jelasnya,
data awal nilai ulangan harian IPA di SD Negeri 01 Bulurejo dapat dilihat pada
tabel 4.1 berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 4.1 Frekuensi Nilai Harian IPA (Konsep Sumber Daya Alam ) Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo
Nilai Titik
Tengah (Xi)
Frekuensi (fi)
fiXi
Presentase (%)
Keterangan
37-43 40 2 80 6,25 Belum Tuntas 44-50 47 4 188 12,5 Belum Tuntas 51-57 54 3 162 9,375 Belum Tuntas 58-64 61 8 488 25,0 Belum Tuntas 65-71 68 9 612 28,125 Tuntas 72-78 75 5 375 15,625 Tuntas 79-85 82 1 82 3,125 Tuntas
Jumlah 32 1987 100,00 Nilai rata-rata = 1987 : 32 = 62,09
Ketuntasan klasikal = ( 15 : 32 ) 100 % = 46,875 %
Dari tabel 4.1 dapat dilihat ada 2 anak atau 6,25% yang mendapat nilai
antara 37-43, ada 4 anak atau 12,5% yang mendapat nilai 44-50, ada 3 anak atau
9,375% yang mendapat nilai 51-57, ada 8 anak atau 25,0% yang mendapat nilai
antara 58-64, ada 9 anak atau 28,125% yang mendapat nilai 65-71, ada 5 anak
atau 15,625% yang mendapat nilai 72-78, ada 1 anak atau 3,125% yang mendapat
nilai 79-85. Berikut ini gambar grafik nilai ulangan harian IPA siswa kelas IV
berdasarkan data dari tabel 4.1:
Gambar 4.1 Grafik Poligon Frekuensi Nilai Harian IPA (Konsep Sumber Daya
Alam ) Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo.
Dari gambar 4.1 menunjukkan masih banyak siswa yang mendapat nilai
dibawah rata-rata KKM. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 (KKM)
sebanyak 17 anak atau sebesar 53,125%. Dan anak yang mendapat nilai diatas
KKM sebanyak 15 anak atau sekitar 46,875%. Berikut ini gambar grafik
02468
10
37-43 44-50 51-57 58-64 65-71 72-78 79=85
Frekuensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
ketuntasan klasikal nilai ulangan harian IPA siswa kelas IV SD Negeri 01
Bulurejo:
Gambar 4.2 Grafik Histogram Presentase Ketuntasan Nilai Awal
Jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah KKM lebih besar dari siswa
yang mendapat nilai diatas KKM. Dari gambar 4.2 dapat diidentifkasikan bahwa
proses belajar mengajar belum mencapai hasil yang optimal dan pemahaman
konsep siswa terhadap materi sumber daya alam masih rendah. Untuk hal itu
maka peneliti mengadakan kolaborasi dengan guru kelas IV SD Negri 01 Bulurejo
untuk meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam siswa dengan
memaksimalkan proses belajar mengajar IPA melalui penerapan pendekatan
inkuiri.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interprestasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan perencanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari
Sabtu, 17 Maret 2012 di ruang guru SD Negeri 01 Bulurejo. Pada tahap ini
peneliti merencanakan pelaksanaan tindakan pada siklus I akan
dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Senin, 19 Maret
2012 jam ke 2-3 dan hari Selasa, 20 Maret 2012 jam ke 4-5. Tahap
perencanaan tindakan siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut:
42
44
46
48
50
52
54
Pra-tindakan
Belum Tuntas
Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
pembelajaran IPA materi pengelompokkan sumber daya alam dengan
menggunakan pendekatan inkuiri.
2) Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan.
3) Menyiapakan materi pembelajaran.
4) Menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan non tes. Instrumen
tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus), sedangkan
instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengamati kegiatan siswa selama proses
belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan seperti
yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu tanggal 19 & 20 Maret 2012 di
ruang kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo. Pertemuan dilaksanakan selama 2 x
35 menit sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dibuat. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 19 Maret
2012. Pembelajaran direncanakan dengan menggunakan pendekatan
inkuiri. Pada pertemuan pertama materi yang dibahas adalah
pengelompokkan sumber daya alam. Langkah langkah yang dilakukan
guru selama proses pembelajaran antara lain :
a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam.
b) Guru mengecek kehadiran siswa. Semua siswa masuk sekolah.
c) Guru memperkenalkan peneliti serta tujuannya dalam mengadakan
penelitian. Selanjutnya peneliti bertindak sebagai guru selama
penelitian berlangsung.
d) Peneliti menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat belajar siswa dengan mengecek kondisi siswa
dan kondisi kelas, hingga siswa merasa siap untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
e) Peneliti memunculkan masalah sebagai awal penerapan pendekatan
inkuiri dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa
mengenai contoh-contoh sumber daya alam yang diketahui siswa.
f) Peneliti menjelaskan konsep pengelompokkan sumber daya alam ada
3 yaitu, (1) Berdasarkan jenisnya ada 2 yaitu sumber daya alam hayati
(hewan dan tumbuhan) dan non hayati (batu bara, minyak bumi,
logam, udara dan gas bumi), (2) Berdasarkan manfaatnya ada 3 yaitu
penghasil energi (matahari, gelombang laut, angin dan gas bumi),
penghasil bahan baku (hutan, laut, dan tanah), kenyamanan (udara
bersih dan pemandangan alam), (3) Berdasarkan ketersediannya ada 3
yaitu kekal (matahari, ombak, angin, air terjun dan arus laut), tidak
dapat dipebarui (minyak bumi, batu bara, logam dan gas alam), dapat
diperbarui (tumbuhan dan hewan).
g) Penelti menyiapkan contoh-contoh sumber daya alam seperti sayuran,
daging, batuan, air, minyak bumi dan udara.
h) Siswa diberi tugas untuk melakukan pengamatan dan selanjutnya
mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis, manfaat, dan
ketersediannya dari benda-benda yang telah disiapkan oleh peneliti
(sayuran, daging, batuan, air, minyak bumi dan udara).
i) Siswa melakukan pengamatan dengan bimbingan peneliti.
j) Lima siswa maju kedepan kelas membacakan hasil pengamatannya.
k) Setelah selesai pengamatan siswa melakukan diskusi dengan guru
mengenai hasil pengamatan yang telah dilaksanakan siswa.
l) Siswa bersama peneliti membuat kesimpulan dari pelaksanaan
pembelajaran, kemudian guru memberikan informasi mengenai
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya.
m) Siswa diberikan soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman siswa terhadap konsep pengelompokkan sumber daya
alam berdasarkan jenis, manfaat, dan ketersediannya.
n) Menutup pelajaran dengan salam penutup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Maret 2012.
Pembelajaran direncanakan dengan menggunakan pendekatan inkuiri.
Pada pertemuan kedua materi yang dibahas adalah pengelompokkan
sumber daya alam. Langkah langkah yang dilakukan guru selama
proses pembelajaran antara lain :
a) Peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan salam pembuka,
dilanjutkan mengecek kehadiran siswa. Semua siswa masuk kelas.
b) Peneliti menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam
pembelajaran.
c) Peneliti memunculkan masalah sebagai awal penerapan pendekatan
inkuiri dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa
mengenai contoh-contoh sumber daya alam yang diketahui siswa.
d) Peneliti menjelaskan pengelompokkan sumber daya alam berdasarkan
jenis, manfaat, dan ketersediannya yang ada disekitar lingkungan
sekolah secara singkat.(1) Berdasarkan jenisnya, hayati (kambing,
semut, rumput, kaktus, pohon pisang, ayam, dan sapi) dan non hayati
(minyak tanah, bensin, udara, besi dan emas), (2) Berdasarkan
manfaatnya, penghasil energi (matahari, air sungai, dan angin),
penghasil bahan baku (tanah dan hutan), kenyamana (pemandangan
alam dan udara bersih), (3) Berdasarkan ketersediannya, kekal
(matahari,angin dan udara), tidak dapat diperbarui (minyak tanah,
bensin, gas alam dan besi), dapat diperbarui (kambing, ayam, sapi,
pohon pisang, pohon jati dan rumput).
e) Siswa dibagi menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan 3-4 siswa.
f) Peneliti membagikan kertas kepada setiap kelompok untuk
mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis, manfaat, dan
ketersediannya yang ada dilingkungan sekitar sekolah.
g) Siswa melakukan kegiatan pengamatan diluar kelas dengan bimbingan
peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
h) Setiap kelompok membacakan hasil pengamatannya didepan kelas.
i) Setelah semua kelompok selesai membacakan hasil pengamatannya,
siswa bersama guru mendiskusikan secara keseluruhan mengenai hasil
pengamatan semua kelompok.
j) Siswa dan peneliti membuat kesimpulan dari pelaksanaan
pembelajaran, kemudian peneliti memberikan informasi mengenai
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya.
k) Siswa diberikan soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman siswa terhadap konsep pengelompokkan sumber daya
alam berdasarkan jenis, manfaat, dan ketersediannya.
l) Menutup pelajaran dengan salam penutup.
c. Observasi dan Interprestasi
Dalam tahap observasi peneliti melakukan pemantauan terhadap
tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan pemahaman
konsep sumber daya alam dengan menerapkan pendekatan inkuiri. Kegiatan
observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran IPA berlansung. Kegiatan
observasi difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran. Dari data hasil
observasi siklus I diperoleh hasil sebagai berikut :
Pertemuan Pertama, Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran
siswa dalam kriteria baik, skor rata-rata kegiatan siswa pada pertemuan I
adalah 2,09. Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan dalam kriteria
cukup. Keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran dalam kriteria cukup.
Respon siswa terhadap pertanyaan / masalah yang diberikan oleh guru
dalam kriteria cukup. Keterliban/ keaktifan siswa selama kegiatan
pembelajaran dalam kriteria baik. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan
yang diberikan guru dalam kriteria cukup. Kemampuan siswa
mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang benar dalam kriteria
cukup. Kerajianan siswa mencatat kesimpulan dan materi yang disampaikan
dalam kriteria kurang. Ketrampilan siswa dalam menyelesaikan tugas dari
guru dalam kriteria baik. Kemampuan dan keaktifan siswa dalam kerja tim
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
dalam kriteria kurang. Tanggung jawab siswa terhadap tugas/ tes yang
diberikan guru dalam kriteria baik. Kejujuran siswa saat mengerjakan tes
yang diberikan oleh guru dalam kriteria cukup.
Pertemuan Kedua, Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran
siswa dalam kriteria baik, skor rata-rata kegiatan siswa pada pertemuan
kedua adalah 2,36. Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan dalam
kriteria kurang. Keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran dalam
kriteria baik. Respon siswa terhadap pertanyaan / masalah yang diberikan
oleh guru dalam kriteria cukup. Keterliban/ keaktifan siswa selama kegiatan
pembelajaran dalam kriteria cukup. Kemampuan siswa menjawab
pertanyaan yang diberikan guru dalam kriteria cukup. Kemampuan siswa
mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang benar dalam kriteria
cukup. Kerajianan siswa mencatat kesimpulan dan materi yang disampaikan
dalam kriteria kurang. Ketrampilan siswa dalam menyelesaikan tugas dari
guru dalam kriteria baik. Kemampuan dan keaktifan siswa dalam kerja tim
dalam kriteria cukup. Tanggung jawab siswa terhadap tugas/ tes yang
diberikan guru dalam kriteria sangat baik. Kejujuran siswa saat mengerjakan
tes yang diberikan oleh guru dalam kriteria cukup.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan dari hasil observasi dan interprestasi tindakan pada
siklus I peneliti menemukan beberapa kelemahan, diantaranya sebagai
berikut: (1) Siswa kurang antusias saat guru mengadakan tanya jawab,
hanya sedikit siswa yang aktif mengikuti kegiatan tanya jawab. (2) Dalam
diskusi kelompok ada beberapa siswa yang cenderung masih pasif dan malu
berpendapat, sehingga seringkali hanya ikut pendapat teman
sekelompoknya. (3) Ada beberapa siswa yang masih belum mau jujur saat
mengerjakan soal evaluasi. (4) Siswa mengalami kesulitan dalam
mengemukakan pendapatnya, hanya dua siswa yang berani maju kedepan
mengemukakan pendapatnya.
Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan adalah: (1) Guru meningkatkan kontrol dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
penguasaan kelas untuk meningkatkan disiplin kelas serta lebih tegas lagi
dalam menegur siswa yang kurang memperhatikan. (2) Guru lebih banyak
lagi memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa menjadi aktif dan
antusias untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran. (3) Guru meningkatkan
pendekatan kepada siswa agar siswa bisa dengan mudah berkomunikasi
dengan guru dan lebih berani lagi bertanya serta mengemukakan
pendapatnya.
Dari data yang diperoleh berdasarkan nilai evaluasi IPA materi
sumber daya alam siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo pada siklus I
menunjukkan rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 65,375 dan
didapati sebanyak 68,75% siswa tuntas atau diatas nilai KKM. Untuk lebih
jelasnya, data silklus I nilai evaluasi IPA materi sumber daya alam di SD
Negeri 01 Bulurejo dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Frekuensi Nilai Siklus I (Konsep Sumber Daya Alam) Siswa Kelas IV
Nilai Titik Tengah (Xi)
Frekuensi (fi)
fiXi Presentase (%)
Keterangan
37-43 40 1 40 3,125 Belum Tuntas 44-50 47 3 141 9,375 Belum Tuntas 51-57 54 3 162 9,375 Belum Tuntas 58-64 61 3 183 9,375 Belum Tuntas 65-71 68 13 884 40,625 Tuntas 72-78 75 8 600 25,0 Tuntas 79-85 82 1 82 3,125 Tuntas
Jumlah 32 2092 100,00 Nilai rata-rata = 2092 : 32 = 65,375
Ketuntasan klasikal = ( 22 : 32 ) 100 % = 68,75 %
Dari tabel 4.2 dapat dilihat ada 1 anak atau 3,125% yang mendapat
nilai antara 37-43, ada 3 anak atau 9,375% yang mendapat nilai 44-50, ada
3 anak atau 9,375% yang mendapat nilai 51-57, ada 3 anak atau 9,375%
yang mendapat nilai antara 58-64, ada 13 anak atau 40,625% yang
mendapat nilai 65-71, ada 8 anak atau 25,0% yang mendapat nilai 72-78,
ada 1 anak atau 3,125% yang mendapat nilai 79-85. Berikut ini gambar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
grafik nilai ulangan harian IPA siswa kelas IV materi sumber daya alam
pada siklus I berdasarkan data dari tabel 4.2:
Gambar 4.3 Grafik Poligon Frekuensi Nilai Siklus I (Konsep Sumber Daya
Alam) Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo.
Dari gambar 4.3 menunjukkan siswa yang mendapat nilai kurang
dari 65 (KKM) sebanyak 10 anak atau sebesar 31,25%. Dan anak yang
mendapat nilai diatas KKM sebanyak 22 anak atau sekitar 68,75%. Dari
gambar 4.2 dapat dilihat presentase ketuntasan klasikal nilai ulangan harian
IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo pada siklus I sebagai berikut:
Gambar 4.4 Grafik Histogram Presentase Kelulusan Siklus I
Berdasarkan gambar 4.4 menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal
siswa pada siklus I adalah sebesar 68,75%. Hal ini menunjukkan bahwa
indikator kinerja pada siklus I belum tercapai, dari target 70% yang
direncanakan baru 68,75% siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas.
Sehingga peneliti akan melanjutkan penelitian pada siklus II untuk
membuktikan bahwa penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA
0
5
10
15
37-43 44-50 51-57 58-64 65-71 72-78 79-85
Frekuensi
Siklus I
Belum Tuntas
Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
siswa kelas IV terbukti dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep
sumber daya alam siswa.
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari
Kamis, 22 Maret 2012 di ruang guru SD Negeri 01 Bulurejo. Pada tahap ini
peneliti merencanakan pelaksanaan tindakan pada siklus II akan
dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Senin, 26 Maret
2012 jam ke 1-2 dan hari Sabtu, 31 Maret 2012 jam ke 2-3. Tahap
perencanaan tindakan siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
pembelajaran IPA materi pengolahan sumber daya alam dengan
menggunakan pendekatan inkuiri.
2) Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan.
3) Menyiapakan materi pembelajaran.
4) Menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan non tes. Instrumen
tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus), sedangkan
instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengamati kegiatan siswa selama proses
belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan
seperti yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu tanggal 26 & 31 Maret
2012 di ruang kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo. Pertemuan dilaksanakan
selama 2 x 35 menit sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang dibuat.Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 26 Maret
2012. Pembelajaran direncanakan dengan menggunakan pendekatan
inkuiri. Pada pertemuan pertama materi yang dibahas adalah pengolahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
sumber daya alam Langkah langkah yang dilakukan guru selama proses
pembelajaran antara lain :
a) Peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan salam pembuka,
dilanjutkan mengecek kehadiran siswa.
b) Peneliti menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi siswa dan
kondisi kelas.
c) Peneliti memunculkan masalah sebagai awal penerapan pendekatan
inkuiri dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa
mengenai hasil-hasil pengolahan sumber daya alam yang diketahui
siswa.
d) Peneliti mengulang sedikit materi pengelompokkan sumber daya alam
yang sudah dijelaskan pada siklus I yang masih berkaitan dengan
materi pengolahan sumber daya alam yang akan diterangkan.
e) Peneliti menjelaskan konsep pengolahan sumber daya alam yaitu
pengolahan kayu (bahan bangunan, furnitur, dan kertas), pengolahan
makanan (bioteknologi makanan dan pengawetan makanan),
pembuatan bahan pakaian (kain sutera dan kain katun), pengolahan
minyak bumi (gas, bensin dan minyak tanah), pengolahan batuan
(semen dan kaca), pengolahan logam (bjih logam dan emas).
f) Siswa diputarkan video tentang pengolahan sumber daya alam dengan
menggunakan berbagai teknologi (pembuatan kain tenun, proses
pembuatan furnitur dan pengawetan makanan).
g) Siswa diberi tugas untuk membuat ringkasan dari video yang diputar
dengan bimbingan peneliti.
h) Lima orang siswa membacakan hasil pekerjaannya (ringkasan video)
didepan kelas.
i) Setelah selesai membacakan hasil pengamatannya, siswa bersama
guru mendiskusikan secara keseluruhan mengenai hasil ringkasan dari
semua siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
j) Siswa dan peneliti membuat kesimpulan dari pelaksanaan
pembelajaran, kemudian guru memberikan informasi mengenai
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya.
k) Siswa diberi soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman konsep materi pengolahan sumber daya alam siswa.
l) Menutup pelajaran dengan salam penutup.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 31 Maret 2012.
Pembelajaran direncanakan dengan menggunakan pendekatan inkuiri.
Pada pertemuan kedua materi yang dibahas adalah pengolahan sumber
daya alam. Langkah langkah yang dilakukan guru selama proses
pembelajaran antara lain :
a) Peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan salam pembuka,
dilanjutkan mengecek kehadiran siswa.
b) Peneliti menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam
pembelajaran.
c) Peneliti memunculkan masalah sebagai awal penerapan pendekatan
inkuiri dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa
mengenai hasil-hasil pengolahan sumber daya alam yang diketahui
siswa.
d) Peneliti mengulang sedikit materi pengolahan sumber daya alam yang
sudah dijelaskan pada pertemuan I.
e) Peneliti menjelaskan mengenai cara pembuatan telur asin secara
singkat.
f) Peneliti membagi siswa menjadi 8 kelompok masing-masing
kelompok beranggotakan 3-4 siswa.
g) Masing-masing kelompok diberi tugas untuk membuat telur asin dan
menulis laporannya dilembar kerja yang disediakan guru.
h) Siswa melakukan percobaan pembuatan telur asin dengan bimbingan
peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
i) Setelah selesai proses pembuatan telur asin, siswa membacakan
laporan yang telah dibuat kelompoknya didepan kelas.
j) Setelah semua kelompok selesai membacakan laporan pembuatan
telur asin, siswa bersama guru mendiskusikan secara keseluruhan
mengenai laporan pembuatan telur asin semua kelompok.
k) Siswa dan peneliti membuat kesimpulan dari pelaksanaan
pembelajaran, kemudian guru memberikan informasi mengenai
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya.
l) Siswa diberi soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman konsep materi pengolahan sumber daya alam siswa.
m) Menutup pelajaran dengan salam penutup
c. Observasi dan Interprestasi
Dalam tahap observasi peneliti melakukan pemantauan terhadap
tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan pemahaman
konsep sumber daya alam dengan menerapkan pendekatan inkuiri. Kegiatan
observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran IPA berlansung. Kegiatan
observasi difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran. Dari data hasil
observasi siklus II diperoleh hasil sebagai berikut :
Pertemuan Pertama, Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran
siswa dalam kriteria baik, skor rata-rata kegiatan siswa pada pertemuan I
adalah 2,63. Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan dalam kriteria
cukup. Keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran dalam kriteria baik.
Respon siswa terhadap pertanyaan / masalah yang diberikan oleh guru
dalam kriteria baik. Keterliban/ keaktifan siswa selama kegiatan
pembelajaran dalam kriteria baik. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan
yang diberikan guru dalam kriteria baik. Kemampuan siswa mengemukakan
pendapat/ jawaban dengan bahasa yang benar dalam kriteria cukup.
Kerajianan siswa mencatat kesimpulan dan materi yang disampaikan dalam
kriteria cukup. Ketrampilan siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru
dalam kriteria baik. Kemampuan dan keaktifan siswa dalam kerja tim dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
kriteria kurang. Tanggung jawab siswa terhadap tugas/ tes yang diberikan
guru dalam kriteria sangat baik. Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang
diberikan oleh guru dalam kriteria baik.
Pertemuan Kedua, Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran
siswa dalam kriteria baik, skor rata-rata kegiatan siswa pada pertemuan
kedua adalah 2,81. Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan dalam
kriteria baik. Keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran dalam kriteria
sangat baik. Respon siswa terhadap pertanyaan / masalah yang diberikan
oleh guru dalam kriteria cukup. Keterliban/ keaktifan siswa selama kegiatan
pembelajaran dalam kriteria sangat baik. Kemampuan siswa menjawab
pertanyaan yang diberikan guru dalam kriteria cukup. Kemampuan siswa
mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang benar dalam kriteria
cukup. Kerajianan siswa mencatat kesimpulan dan materi yang disampaikan
dalam kriteria cukup. Ketrampilan siswa dalam menyelesaikan tugas dari
guru dalam kriteria baik. Kemampuan dan keaktifan siswa dalam kerja tim
dalam kriteria sangat baik. Tanggung jawab siswa terhadap tugas/ tes yang
diberikan guru dalam kriteria sangat baik. Kejujuran siswa saat mengerjakan
tes yang diberikan oleh guru dalam kriteria cukup.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan dari hasil observasi dan interprestasi tindakan pada
siklus II peneliti menemukan beberapa kelemahan, diantaranya sebagai
berikut : (1) Siswa kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi,
beberapa siswa masih rame adan asyik sendiri. (2) Dalam diskusi kelompok
ada dominasi peran, beberapa siswa nampak dominan dan tidak memberi
kesempatan teman yang lain untuk berpartisipasi.
Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan adalah: (1) Guru harus bersikap lebih tegas dalam
menindak lanjuti siswa yang tidak memprhatikan. (2) Guru lebih banyak
lagi memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa menjadi aktif dan
antusias untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran. (3) Guru perlu
menekankan arti pentingnya sebuah kerja sama dalam kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Dari data yang diperoleh berdasarkan nilai evaluasi IPA materi
sumber daya alam siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo pada siklus II
menunjukkan rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 67,625 dan
didapati sebanyak 81,25% siswa tuntas atau diatas nilai KKM. Untuk lebih
jelasnya, data silklus II nilai evaluasi IPA materi sumber daya alam di SD
Negeri 01 Bulurejo dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Frekuensi Nilai Siklus II (Konsep Sumber Daya Alam) Siswa Kelas IV
Nilai Titik Tengah (Xi)
Frekuensi (fi)
fiXi Presentase (%)
Keterangan
44-50 47 1 47 3,125 Belum Tuntas 51-57 54 4 216 12,5 Belum Tuntas 58-64 61 1 61 3,125 Belum Tuntas 65-71 68 18 1224 56,25 Tuntas 72-78 75 6 450 18,75 Tuntas 79-85 82 2 164 6,25 Tuntas
Jumlah 32 2162 100,00 Nilai rata-rata = 2162 : 32 = 67,5625
Ketuntasan klasikal = ( 26 : 32 ) 100 % = 81,25 %
Dari tabel 4.3 dapat dilihat ada 1 anak atau 3,125% yang mendapat
nilai 44-50, ada 4 anak atau 12,5% yang mendapat nilai antara 51-57, ada 1
anak atau 3,125% yang mendapat nilai 58-64, ada 18 anak atau 56,25%
yang mendapat nilai 65-71, ada 6 anak atau 18,75% yang mendapat nilai 72-
78, ada 2 anak atau 6,25% yang mendapat nilai 79-85. Berikut ini gambar
grafik nilai ulangan harian IPA siswa kelas IV materi sumber daya alam
pada siklus II berdasarkan data dari tabel 4.3:
Gambar 4.5 Grafik Poligon Frekuensi Nilai Siklus II IPA (Konsep SDA) SiswaKelas IV SD Negeri 01 Bulurejo.
0
5
10
15
20
44-50 51-57 58-64 65-71 72-78 79-85
Frekuensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Dari gambar 4.5 menunjukkan siswa yang mendapat nilai kurang
dari 65 (KKM) sebanyak 6 anak atau sebesar 18,75%. Dan anak yang
mendapat nilai diatas KKM sebanyak 26 anak atau sekitar 81,25%. Dari
gambar 4.5 dapat dilihat presentase ketuntasan klasikal nilai ulangan harian
IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo pada siklus II sebagai berikut:
Gambar 4.6 Grafik Histogram Presentase Kelulusan Siklus II
Berdasarkan gambar 4.6 menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal
siswa pada siklus II adalah sebesar 81,25%. Hal ini menunjukkan bahwa
indikator kinerja pada siklus II belum tercapai, dari target 90% yang
direncanakan baru 81,25% siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas.
Sehingga peneliti akan melanjutkan penelitian pada siklus III untuk
membuktikan bahwa penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA
siswa kelas IV terbukti dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep
sumber daya alam siswa.
3. Siklus III
a. Perencanaan Tindakan Siklus III
Kegiatan perencanaan tindakan siklus III dilaksanakan pada hari
Senin, 2 April 2012 di ruang guru SD Negeri 01 Bulurejo. Pada tahap ini
peneliti merencanakan pelaksanaan tindakan pada siklus III akan
dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Rabu, 4 April 2012
jam ke 1-2 dan hari Kamis, 5 April 2012 jam ke 1-2. Tahap perencanaan
tindakan siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut:
Siklus II
Belum Tuntas
Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
pembelajaran IPA materi pelestarian sumber daya alam dengan
menggunakan pendekatan inkuiri.
2) Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan.
3) Menyiapakan materi pembelajaran.
4) Menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan non tes. Instrumen
tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus), sedangkan
instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengamati kegiatan siswa selama proses
belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III
Pelaksanaan tindakan siklus III dilaksanakan 2 kali pertemuan
seperti yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu tanggal 4 & 5 April 2012
di ruang kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo. Pertemuan dilaksanakan selama 2
x 35 menit sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dibuat. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 4 April 2012.
Pembelajaran direncanakan dengan menggunakan pendekatan inkuiri.
Pada pertemuan pertama materi yang dibahas adalah pembuatan
kerajinan dari botol plastik. Langkah langkah yang dilakukan guru
selama proses pembelajaran antara lain :
a) Peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan salam pembuka,
dilanjutkan mengecek kehadiran siswa.
b) Peneliti menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi siswa dan
kondisi kelas.
c) Peneliti memunculkan masalah sebagai awal penerapan pendekatan
inkuiri dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa
mengenai kondisi sumber daya alam yang ada disekitar lingkungan
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
d) Peneliti mengulang sedikit materi pengolahan sumber daya alam yang
sudah dijelaskan pada siklus II yang masih berkaitan dengan materi
pelestaraian sumber daya alam yang akan diterangkan.
e) Peneliti menjelaskan konsep materi pelestarian sumber daya alam
(reboisasi, tebang pilih, hutan lindung, penghematan BBM,
pengangkapan ikan musiman, dan cagar alam), dampak negatif
kerusakan sumber daya alam (banjir, tanah longsor, kebakaran hutan,
kerusakan terumbu karang, dan kelangkaan BBM), penyebab
kerusakan sumber daya alam (eksploitasi hasil bumi yang berlebihan,
penggunaan pukat hariamau, pembakaran hutan untuk ladang dan
penebangan hutan secara liar).
f) Siswa dibagi menjadi 8 kelompok setiap kelompok beranggotakan 3-4
orang dan diberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk
membuat kerajinan dari botol plastik dengan bimbingan peneliti.
g) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerajinannya didepan kelas.
h) Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan haasil
kerajinanya, siswa bersama guru mendiskusikan secara keseluruhan
mengenai hasil kerajinan semua kelompok.
i) Siswa dan peneliti membuat kesimpulan dari pelaksanaan
pembelajaran, kemudian guru memberikan informasi mengenai
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya.
j) Siswa diberikan soal evaluasi tentang pelestarian lingkungan dan
sumber daya alam untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman
konsep materi pelestarian sumber daya alam siswa.
k) Menutup pelajaran dengan salam penutup.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 5 April 2012.
Pembelajaran direncanakan dengan menggunakan pendekatan inkuiri.
Pada pertemuan kedua materi yang dibahas adalah pelestarian sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
daya alam. Langkah langkah yang dilakukan guru selama proses
pembelajaran antara lain :
a) Peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan salam pembuka,
dilanjutkan mengecek kehadiran siswa.
b) Peneliti menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam
pembelajaran.
c) Peneliti memunculkan masalah sebagai awal penerapan pendekatan
inkuiri dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa
mengenai kondisi sumber daya alam yang ada disekitar lingkungan
siswa.
d) Peneliti mengulang sedikit materi pelestarian sumber daya alam yang
sudah dijelaskan pada pertemuan I.
e) Peneliti menjelaskan konsep materi pelestarian sumber daya alam
(reboisasi, tebang pilih, hutan lindung, penghematan BBM,
pengangkapan ikan musiman, dan cagar alam), dampak negatif
kerusakan sumber daya alam (banjir, tanah longsor, kebakaran hutan,
kerusakan terumbu karang, dan kelangkaan BBM), penyebab
kerusakan sumber daya alam (eksploitasi hasil bumi yang berlebihan,
penggunaan pukat hariamau, pembakaran hutan untuk ladang dan
penebangan hutan secara liar).
f) Siswa disajikan gambar-gambar tentang kerusakan lingkngan (hutan
gundul, sungai yang tercemar dan kepunahan binatang).
g) Siswa diberi tugas untuk menganalisis dampak dan penyebab dari
kerusakan lingkungan dari gambar yang disajikan dengan bimbingan
peneliti.
h) Lima orang siswa maju kedepan kelas membacakan hasil
pekerjaannya.
i) Setelah siswa selesai mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa
bersama guru mendiskusikan secara keseluruhan mengenai hasil
pekerjaan semua siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
j) Siswa dan peneliti membuat kesimpulan dari pelaksanaan
pembelajaran, kemudian guru memberikan informasi mengenai
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya.
k) Siswa diberi soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman konsep sumber daya alam siswa.
l) Menutup pelajaran dengan salam penutup
c. Observasi dan Interprestasi
Dalam tahap observasi peneliti melakukan pemantauan terhadap
tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan pemahaman
konsep sumber daya alam dengan menerapkan pendekatan inkuiri. Kegiatan
observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran IPA berlansung. Kegiatan
observasi difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran. Dari data hasil
observasi siklus III diperoleh hasil sebagai berikut :
Pertemuan Pertama, Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran
siswa dalam kriteria baik, skor rata-rata kegiatan siswa pada pertemuan I
adalah 3,0. Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan dalam kriteria
baik. Keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran dalam kriteria sangat
baik. Respon siswa terhadap pertanyaan / masalah yang diberikan oleh guru
dalam kriteria baik. Keterliban/ keaktifan siswa selama kegiatan
pembelajaran dalam kriteria sangat baik. Kemampuan siswa menjawab
pertanyaan yang diberikan guru dalam kriteria baik. Kemampuan siswa
mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang benar dalam kriteria
cukup. Kerajianan siswa mencatat kesimpulan dan materi yang disampaikan
dalam kriteria cukup. Ketrampilan siswa dalam menyelesaikan tugas dari
guru dalam kriteria sangat baik. Kemampuan dan keaktifan siswa dalam
kerja tim dalam kriteria sangat baik. Tanggung jawab siswa terhadap tugas/
tes yang diberikan guru dalam kriteria baik. Kejujuran siswa saat
mengerjakan tes yang diberikan oleh guru dalam kriteria baik.
Pertemuan Kedua, Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran
siswa dalam kriteria baik, skor rata-rata kegiatan siswa pada pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
kedua adalah 3,09. Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan dalam
kriteria baik. Keantusiasan siswa untuk mengikuti pelajaran dalam kriteria
sangat baik. Respon siswa terhadap pertanyaan / masalah yang diberikan
oleh guru dalam kriteria sangat baik. Keterliban/ keaktifan siswa selama
kegiatan pembelajaran dalam kriteria sangat baik. Kemampuan siswa
menjawab pertanyaan yang diberikan guru dalam kriteria baik. Kemampuan
siswa mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa yang benar dalam
kriteria cukup. Kerajianan siswa mencatat kesimpulan dan materi yang
disampaikan dalam kriteria cukup. Ketrampilan siswa dalam menyelesaikan
tugas dari guru dalam kriteria sangat baik. Kemampuan dan keaktifan siswa
dalam kerja tim dalam kriteria kurang. Tanggung jawab siswa terhadap
tugas/ tes yang diberikan guru dalam kriteria sangat baik. Kejujuran siswa
saat mengerjakan tes yang diberikan oleh guru dalam kriteria baik.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus III
Pada tindakan siklus III, terdapat banyak peningkatan yang
ditunjukkan siswa. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti telah
tampak keberhasilan dari penelitian. Dari hasil nilai evaluasi didapatkan
data sebanyak 90,625% siswa dinyatakan tuntas. Dengan kata lain, indikator
kinerja pada siklus III sudah tercapai dari target 90% yang direncanakan,
90,625% siswa sudah memperoleh nilai 65 ke atas.
Dari hasil refleksi tersebut dapat diketahui bahwa penerapan
pendekatan inkuiri pada siklus III dinilai telah berhasil dan dianggap sudah
memuaskan sehingga tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.
Berdasarkan dari hasil observasi dan interprestasi tindakan pada siklus III,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut: (1) Guru sudah lebih menguasai
kelas dan lebih baik dalam melakukan kontrol pada saat kegiatan
pembelajaran. (2) Pelaksanaan pendekatan inkuiri berjalan lebih baik dan
sesuai dengan yang diharapkan. (3) Keaktifan siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar mengalami peningkatan. Siswa lebih bersemangat
sehingga banyak siswa yang bertanya pada saat menemui kesulitan dan
lebih mudah dikontrol. (4) Dari segi hasil belajar, siswa yang mendapatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
nilai di atas KKM mengalami peningkatan menjadi 90,625% atau sebanyak
29 siswa. Nilai ini menunjukkan peningkatan dan sudah di atas nilai standar,
sehingga dianggap pembelajaran sudah mencapai titik ketuntasan.
Berdasarkan observasi dan analisis yang sudah dipaparkan, maka
tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah: (1) Guru lebih inovatif dalam
menggunakan pendekatan pembelajaran, sehingga siswa tidak cepat bosan
dan lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.
(2) Guru mampu menciptakan suasana belajar kondusif, sehingga siswa
merasa nyaman dan aktif selama proses pembelajaran. (3) Guru mampu
menguasai dan mengontrol kelas dengan baik, sehingga kegiatan belajar
mengajar berjalan sesuai yang telah direncanakan.
Berdasarkan nilai evaluasi IPA materi sumber daya alam siswa
kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo pada siklus III menunjukkan rata-rata nilai
siswa adalah 69,156 dan didapati sebanyak 90,625% siswa tuntas. Sebanyak
9,375% siswa atau sebanyak 3 anak belum tuntas. Dari hasil pengamatan
yang diperoleh peneliti, diketahui bahwa penyebab ketiga siswa tidak tuntas
karena siswa serinng rame sendiri saat guru menerangkan dan siswa
cenderung malu untuk bertanya saat mengalami kesulitan dalam memahami
konsep materi yang disampaikan guru. Untuk lebih jelasnya, data silklus III
nilai evaluasi IPA materi sumber daya alam di SD Negeri 01 Bulurejo dapat
dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Frekuensi Nilai Siklus III (Konsep Sumber Daya Alam) Siswa Kelas IV
Nilai Titik Tengah (Xi)
Frekuensi (fi)
fiXi Presentase (%)
Keterangan
51-57 54 1 54 3,125 Belum Tuntas 58-64 61 2 61 6,25 Tuntas 65-71 68 15 1020 46,875 Tuntas 72-78 75 11 825 34,375 Tuntas 79-85 82 2 164 6,25 Tuntas 86-92 89 1 89 3,125 Tuntas
Jumlah 32 2262 100,00 Nilai rata-rata = 2213 : 32 = 69,156
Ketuntasan klasikal = ( 29 : 32 ) 100 % = 90,625 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Dari tabel 4.4 dapat dilihat ada 1 anak atau 3,125% yang mendapat
nilai 51-57, ada 2 anak atau 6,25% yang mendapat nilai 58-64, ada 15 anak
atau 46,875% yang mendapat nilai 65-71, ada 11 anak atau 34,375% yang
mendapat nilai 72-78, ada 2 anak atau 6,25% yang mendapat nilai 79-85,
ada 1 anak atau 12,5% yang mendapat nilai 86-89. Berikut ini gambar grafik
nilai ulangan harian IPA siswa kelas IV materi sumber daya alam pada
siklus III berdasarkan data dari tabel 4.4:
Gambar 4.7 Grafik Poligon Frekuensi Nilai Siklus III IPA (Konsep SDA) Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo.
Dari gambar 4.7 menunjukkan siswa yang mendapat nilai kurang
dari 65 (KKM) sebanyak 3 anak atau sebesar 9,375%. Dan anak yang
mendapat nilai diatas KKM sebanyak 29 anak atau sekitar 90,625%. Dari
gambar 4.7 dapat dilihat presentase ketuntasan klasikal nilai ulangan harian
IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo pada siklus I sebagai berikut:
Gambar 4.8 Grafik Histogam Presentase Kelulusan Siklus III
Berdasarkan gambar 4.8 menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal
siswa pada siklus III adalah sebesar 90,625%. Sebanyak 9,375% siswa atau
sebanyak 3 anak belum tuntas. Dari hasil pengamatan yang diperoleh
peneliti, diketahui bahwa penyebab ketiga siswa tidak tuntas karena siswa
0
5
10
15
20
51-57 58-64 65-71 72-78 79-85 86-89
Siklus III
Siklus III
Belum Tuntas
Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
serinng rame sendiri saat guru menerangkan dan siswa cenderung malu
untuk bertanya saat mengalami kesulitan dalam memahami konsep materi
yang disampaikan guru.
Dari data ketuntasan klasikal pada siklus III sebesar 90,625% dapat
ditarik kesimpulan bahwa indikator kinerja pada siklus III sudah tercapai.
Dari target 90% yang direncanakan didapati ketuntasan klasikal siswa
adalaha sebesar 90,625% siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas. Dengan
demikian penelitian dianggap sudah mencapai target yang direncanakan,
sehingga tidak perlu melanjutkan kesiklus berikutnya. Dari data yang
diperoleh pada siklus III membuktikan bahwa melalui penerapan
pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan
pemahaman konsep sumber daya alam siswa kelas IV SD Negeri 01
Bulurejo tahun 2011/2012.
4. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II dan siklus III menunjukkan
bahwa penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep
SDA siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5 Nilai Evaluasi/Tes Siklus I , Siklus II dan Siklus III
Nilai Pra-Tindakan Siklus I Siklus II Siklus III Fi % fi % Fi % Fi %
37-43 2 6,25 1 3,125 0 0,00 0 0,00 44-50 4 12,5 3 9,375 1 3,125 0 0,00 51-57 3 9,375 3 9,375 4 12,5 1 3,125 58-64 8 25,0 3 9,375 1 3,125 2 6,25 65-71 9 28,125 13 40,625 18 56,25 15 46,875 72-78 5 15,625 8 25,0 6 18,75 11 34,375 79-85 1 3,125 1 3,125 2 6,25 2 6,25 86-92 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 3,125
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai evaluasi siswa
pada setiap siklusnya. Pada Pra-siklus dan siklus I nilai tertinggi terdapat pada
interval 79-85 dan nilai terendah pada interval 37-43. Pada siklus II nilai tertinggi
terdapat pada interval 79-85 dan nilai terndah pada interval 44-50. Pada siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
nilai tertinggi terdapat pada interval 86-92 dan nilai terendah pada interval 51-57.
Berikut ini gambar grafik nilai ulangan harian IPA siswa kelas IV materi sumber
daya alam pada Pra-siklus, siklus I, siklus II dan siklus III berdasarkan data dari
tabel 4.5:
Gambar 4.9 Grafik Poligon Nilai Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Dari gambar 4.9 menunjukkan bahawa pada Pra-siklus siswa yang tuntas
nilai KKM sebanyak 15 anak dan sebanyak 17 anak dibawah nilai KKM, pada
siklus I siswa yang tuntas nilai KKM sebanyak 22 anak dan sebanyak 10 anak
dibawah nilai KKM, pada siklus II siswa yang tuntas nilai KKM sebanyak 26
anak dan sebanyak 6 anak dibawah nilai KKM, pada siklus III siswa yang tuntas
nilai KKM sebanyak 29 anak dan sebanyak 3 anak dibawah nilai KKM. Dari
gambar 4.9 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai diatas KKM
mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa
ketercapaian pemahaman konsep sumber daya alam siswa juga mengalami
peningkatan. Hal itu dapat dilihat berdasarkan tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Ketercapaian Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam Siswa
Aspek yang diukur Pra-Tindakan Persentase
Siklus I Siklus II Siklus III Presentase Ketuntasan 46,875% 68,75% 81,25% 90,625%
Presentase Belum Tuntas 53,125% 31,25% 18,75% 9,375%
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan adanya peningkatan presentase
ketuntasan klasikal pada setiap siklusnya. Hal ini mengindikasikan bahwa
pemahaman konsep sumber daya alam siswa pada pembelajaran IPA siswa kelas
0
5
10
15
20
37-43 44-50 51-58 59-64 65-71 72-78 79-85 86-92
Pra-TindakanSiklus ISiklus IISiklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
IV SD Negeri 01 Bulurejo mengalami peningkatan. Dari tabel 4.9 dapat
digambarkan grafik pencapain pemahaman konsep sumber daya alam siswa
sebagai berikut:
Gambar 4.6 Grafik Histogram Ketercapaian Pemahaman Konsep Sumber Daya Alam Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo.
Grafik tersebut menunjukan pemahaman konsep siswa yang dilihat dari
nilai evaluasi siswa mengalami peningkatan dari siklus I, siklus II dan Siklus III.
Pada siklus I siswa yang dinyatakan tuntas mencapai 46,785% atau dengan jumlah
15 siswa dari 32 siswa, sedangkan pada siklus II siswa yang dinyatakan tuntas
meningkat menjadi 81,25% atau sebanyak 26 siswa, dan pada siklus III siswa
yang dinyatakan lulus meningkat menjadi 90,62% atau sebanyak 29 siswa dari 32
siswa. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas adalah 62,37 dan mengalami peningkatan
pada siklus II menjadi 65,07 dan pada siklus III meningkat menjadi 70,23.
Pemahaman konsep sumber daya alam siswa pada siklus I sudah
mengalami peningkatan dibandingkan sebelum diterapkannya pendekatan inkuiri,
akan tetapi hasil yang diperoleh belum mencapai target yang diharapkan sehingga
peneliti ingin menerapkan lagi pendekatan inkuiri agar pemahaman konsep siswa
dapat lebih optimal lagi. Oleh karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun
rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam
pembelajaran IPA materi sumber daya alam pada siklus I.
Materi pembelajaran pada siklus II adalah pengolahan sumber daya alam
dengan teknologi. Secara umum, penerapan pendekatan inkuiri pada siklus II
berjalan lebih baik dibandingkan pada siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan
terhadap proses pembelajaran pada siklus II siswa terlihat semakin aktif dan lebih
memahami bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri,
Pra-Tindakan Siklus I Siklus II Silus III
53.125
31.2518.75
9.375
46.785
68.7581.25
90.625Belum Tuntas
Ketuntasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
sehingga kelemahan dan kekurangan pada siklus I cenderung sudah teratasi pada
siklus II. Pada siklus II pemahaman konsep sumber daya alam siswa dari target
capaian 90% baru mencapai target 81,25%, sehingga peneliti berinsiatif untuk
melanjutkan pada siklus III agar target yang direncanakan dapat tercapai. Oleh
karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus III
untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran IPA materi
sumber daya alam pada siklus II.
Pada siklus III materi pembelajaran yang diajarkan adalah pelestarian
sumber daya alam dan lingkungan. Secara umum, penerapan pendekatan inkuiri
pada siklus III berjalan lebih baik dibandingkan pada siklus II. Berdasarkan nilai
evaluasi IPA materi sumber daya alam pada siklus III menunjukkan rata-rata nilai
siswa adalah 69,156 dan didapati sebanyak 90,625% siswa tuntas. Sebanyak
9,375% siswa atau sebanyak 3 anak belum tuntas. Dari hasil pengamatan yang
diperoleh peneliti, diketahui bahwa penyebab ketiga siswa tidak tuntas karena
siswa serinng rame sendiri saat guru menerangkan dan siswa cenderung malu
untuk bertanya saat mengalami kesulitan dalam memahami konsep materi yang
disampaikan guru. Dari data ketuntasan klasikal pada siklus III sebesar 90,625%
dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator kinerja pada siklus III sudah tercapai.
Dari target 90% yang direncanakan didapati ketuntasan klasikal siswa adalaha
sebesar 90,625% siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas. Dengan demikian
penelitian dianggap sudah mencapai target yang direncanakan, sehingga tidak
perlu melanjutkan kesiklus berikutnya.
Berdasarkan tindakan yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa guru
berhasil menerapkan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA, sehingga dapat
meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam siswa yang dilihat dari
ketuntasan nilai hasil belajar siswa. Keberhasilan pembelajaran IPA dapat dilihat
dari indikator-indikator sebagai berikut:
1. Siswa lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
sehingga siswa lebih aktif dan mudah diarahkan serta dikontrol oleh guru.
2. Suasana belajar yang nyaman dan lebih dekat antara guru dan siswa, sehingga
siswa lebih berani dan aktif dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
pertanyaan. Selain itu interaksi antarsiswa dalam kelompok berjalan lebih
maksimal.
3. Penggunaan pendekatan inkuiri dapat mempermudah siswa dalam memahami
dan menguasai materi yang dipelajari sehingga pembelajaran menjadi lebih
efektif.
4. Penerapan pendekatan inkuiri dalam proses belajar mengajar dapat
meningkatkan pencapaian nilai ketuntasan belajar siswa. Siswa dapat
dinyatakan tuntas karena secara umum nila belajar siswa berada di atas standar
batas tuntas yaitu 65 dan mengalami peningkatan pada siklus I, siklus II dan
siklus III.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data pada siklus I nilai rata-rata
kelas 65,07 dengan ketuntasan 68,75%, pada siklus II diperoleh nilai rata-rata
kelas sebesar 67,81 dengan ketuntasan 81,25% dan pada siklus III diperoleh nilai
rata-rata kelas sebesar 70,23 dengan ketuntasan 90,625%. Dari data tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan
pemahaman konsep sumber daya alam dalam pembelajaran IPA kelas IV SD
Negeri 01 Bulurejo Tahun 2011/2012.
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti sesuai denngan
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wirda Surey pada tahun 2011 dengan
judul Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA
Kelas V SDN Madyopuro II Kecamatan Kedungkandang Kota Malang dan dari
hasil penelitian yang dilakukan Warco pada tahun 2012 dengan judul Penerapan
Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Kelas V Pada Topik Gaya. Dari data yang
diperoleh pada kedua penelitian tersebut mengindikasikan bahwa penerapan
pendekatan inkuiri terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam 3
siklus dengan menerapkan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA pada
siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan
pendekatan inkuiri terbukti dapat meningkatakan pemahaman konsep sumber
daya alam pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo.
Peningkatan pemahaman konsep sumber daya alam tersebut dapat dibuktikan
dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal yang
diperoleh siswa pada setiap siklunya. Data awal yang diperoleh sebelum
dilaksanakan tindakan yaitu rata-rata kelas sebesar 61,40, pada siklus I rata-rata
kelas meningkat menjadi 65,07, pada siklus II sebesar 67,81 dan pada siklus III
sebesar 70,23. Pada saat pra tindakan ketuntasan klasikal sebesar 46,875%, pada
siklus I meningkat menjadi 68,75%, pada siklus II menjadi 81,25%, pada siklus
III meningkat menjadi 90,625%.
Dari uraian diatas, dapat membuktikan kebenaran hipotesis yang telah
dirumuskan sebelumnya. Melalui penerapan pendekatan inkuiri dapat
meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam pada pembelajaran IPA
siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa melalui penerapan
pendekatan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep sumber daya alam
pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Bulurejo Tahun 2011/2012.
Sehubungan dengan penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat dikemukakan
beberapa implikasi hasil penelitian sebagai berikut :
1. Memberikan informasi bagi guru bahwa penerapan pendekatan inkuiri dapat
meningkatakan pemahaman konsep sumber daya alam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
2. Mendorong siswa untuk memiliki keberanian dalam mengungkapkan
pendapatnya, bekerja sama dengan sesama anggota kelompoknya dan
mengembangkan kreativitas serta inisiatifnya untuk menunjang proses
pembelajaran.
3. Menunjukkan pentingnya menerapkan model pembelajaran yang bervariasi dan
inovatif, salah satunya adalah penerapan pendekatan inkuiri yang terbukti dapat
menciptakan suasana belajar yang bermakna sehingga meningkatkan
pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran.
4. Menunjukkan peran siswa yang lebih aktif sebagai pusat pembelajaran dalam
pembelajaran IPA melalui penerapan pendekatan inkuiri, sehingga materi yang
diperoleh siswa bukan hanya sekedar hafalan saja tetapi sebuah pemahaman
tentang sebuah konsep dalam mata pelajaran.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitain yang telah diperoleh
oleh peneliti, peneliti mempunyai beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi sekolah
Sekolah hendaknya lebih mengembangkan proses pembelajaran yang
melibatkan siswa secara langsung dan memberikan pengalaman belajar yang
maksimal kepada siswa sehingga siswa lebih memahami konsep materi yang
diajarkan.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya memberikan ruang yang luas bagi siswa untuk
mengeksplorasi seluruh kemampuan yang dimilkinya dan lebih mendekatkan
siswa dengan alam sekitarnya. Guru juga hendaknya dapat berperan secara
maksimal sebagai fasilitator , motivator dan evaluator yang baik bagi siswa
3. Bagi Siswa
Siswa hendaknya lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran
sehingga komunikasi dapat berjalan dua arah. Siswa tidak malu untuk bertanya
dan memberikan pendapatnya saat proses pembelajaran yang berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti menyadari bahwa penelitian yang sudah dilakukan ini masih
banyak memiliki kekurangan untuk itu bagi peneliti yang ingin mengkaji lebih
jauh tentang permasalahan yang sama dengan peneliti ini hendaknya lebih
cernat dan mengupayakan pengkajian teori-teori lebih dalam yang berkaitan
dengan pendekatan inkuiri guna melengkapi kekurangan yang ada agar
diperoleh hasil yang lebih baik.
Top Related