UJI TANAH LAHAN SAWAH dengan PUTS
Tujuan kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL PTT) adalah untuk meningkatkan
produksi padi dengan menerapkan sekumpulan cara dan teknologi secara terpadu dan partisipatif.
Salah satunya dengan menerapkan pemupukan berimbang spesifik lokasi, artinya dosis pupuk yang
diberikan disesuaikan dengan tingkat kesuburan sawah.
UJI TANAH
Uji tanah adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui kandungan hara dalam tanah, misalnya
untuk mengetahui kadar unsur makro N, P, dan K dalam tanah dengan menggunakan Perangkat Uji
Tanah Sawah (PUTS). Tanah yang diuji diambil dari tanah sawah setelah panen yang belum diairi.
Dengan melakukan uji tanah diharapkan petani bisa mengetahui tingkat kesuburan lahan yang
dikelolanya, sehingga pemupukan yang diberikan bisa tepat dosisnya sesuai dengan kadar hara dalam
tanah tersebut.
Dalam pertemuan SL PTT keempat, Kelompoktani Sido Asri telah melakukan uji tanah menggunakan
PUTS dengan mengambil sampel tanah Blok Sabrang dan Blok Si Pelem.
Pengambilan sampel tanah
Sampel tanah yang diambil dari beberapa tempat disebut sampel tanah tunggal, yang kemudian
dicampur menjadi sampel tanah majemuk. Pengambilan sampel tanah tunggal dapat dilakukan secara
acak pada beberapa petak sawah yang mewakili luas sawah 5 ha. Permukaan tanah sawah harus
kering (sebaiknya pasca panen), tanah dibersihkan dari kotoran atau pun sisa-sisa tanaman. Secara
sederhana tanah dapat diambil dengan menggunakan cangkul atau lempag, permukaan tanah
dicangkul/dilempag dengan kedalaman 20 cm membentuk huruf V, lalu dari salah satu sisi dengan
lebar 5 cm dicangkul ke bawah, tanah yang menempel diujung cangkul/lempag diambil kurang lebih ½
kg, masukkan ke dalam ember, kemudian dicampur dengan sampel tanah tunggal lainnnya. Setelah
benar-benar tercampur, ambil kurang lebih ½ kg, inilah yang disebut sampel tanah majemuk yang
nantinya akan diuji menggunakan PUTS.
Sampel tanah majemuk dan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)
Dari hasil uji tanah yang dilakukan oleh Kelompoktani Sido Asri diketahui bahwa kadar hara Nitrogen
(N) dalam tanah adalah sangat tinggi, hal ini menggambarkan bahwa pemberian pupuk N (Urea)
selama ini melebihi dosis yang dianjurkan. Petani pada umumnya masih banyak menggunakan urea
dalam jumlah yang banyak dibanding NPK maupun organik, artinya pemupukan belum dilakukan
secara berimbang. Dampak kelebihan unsur N antara lain tanaman menjadi lebih sukulen, sehingga
mudah terserang penyakit.
Sama seperti unsur N, hasil uji untuk unsur Kalium juga tinggi, sedangkan unsur P masih rendah. Uji
selanjutnya adalah mengukur derajat keasaman tanah, dimana sampel tanah yang diuji dengan PUTS
menunjukkan bahwa sawah di Plobangan sebagian besar dalam kondisi agak masam. Ini dapat
disebabkan beberapa hal antara lain :
1. Penggunaan pupuk N (urea) yang berlebihan
2. Lahan sawah yang tergenang air terus menerus
3. Penggunaan pupuk organik yang belum terfermentasi (matang) secara sempurna
Penyuluhan tentang uji tanah dengan PUTS
Top Related