1. Diazepam
a. Komposisi (
b. Indikasi (1)
Ketegangan dan kecemasan: psikoneurotik sedang atau berat.
Sindroma “withdrawal” alkohol akut.
Medikasi pra-bedah.
Spasme otot skeletal (sebagai terapi penunjang).
Tetanus (sebagai terapi penunjang).
Kejang-kejang (sebagai terapi penunjang).
Status epileptikus; serangan kejang-kejang rekuren yang hebat.
Tindakan endoskopi (sebagai terapi penunjang).
Kelainan jantung (sebagai terapi penunjang).
c. Farmakologi
d. Kontraindikasi (1)
Hipersensitif terhadap diazepam.
Glaukoma narrow-angle akut.
Glaukoma open-angle: kecuali bila penderita mendapat pengobatan antiglaukoma.
Psikosis: diazepam tidak bermanfaat bagi penderita psikotik. Syok, koma.
Intoksikasi alkohol akut: dengan dehidrasi tanda-tanda vital.
e. Dosis (1)
Oral:
- Dewasa: 2-10 mg 2 - 4 x sehari, tergantung indikasinya.
- Bayi (> 6 bulan): 1 - 2,5 mg 3 x sehari atau 4 x sehari sebagai permulaan: dinaikkan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhan.
Parenteral:
- Dewasa: 7 - 10 mg IM atau IV sebagai permulaan diulangi 3 – 4 jam kemudian bila diperlukan, dan
sesuai dengan indikasinya.
- Anak (> 5 tahun): 5 - 10 mg IM atau IV (perlahan), sesuai dengan indikasinya.
- Anak kecil (1 bulan - 5 tahun): 0,2 – 2 mg IM atau IV (perlahan), sesuai dengan indikasinya.
f. Efek Samping
Susunan saraf pusat dan neuromuscular, mengantuk, lemas, kebingungan, depresi, dysarthria, sakit kepala,
hipoaktivitas, kesulitan bicara, syncope, tremor, vertigo, sangat mudah tersinggung, kecemasan, halusinasi,
peningkatan spastisitas otot, gangguan tidur, stimulasi, perubahan EEG.
Kardiovaskular: bradikardia, kolaps kardiovaskular, hipotensi, cardiac arrest.
Dermatologi: urtikaria, rash.
Hematologi: neutropenia.
Saluran pencernaan: konstipasi, mual, cegukan, perubahan air liur.
Hati: ikterik.
Saluran pernapasan: batuk, deperesi pernapasan, dyspnoe, hiperventilasi, spasme larynx, sakit dada atau
tenggorokan (sewaktu dilakukan endoskopi peroral).
Penglihatan: gangguan penglihatan, diplopia, nystagmus.
Lain-lain: thrombosis vena dan phlebitis pada tempat suntikan, perubahan libido.
g. Perhatian
Ketergantungan: dapat terjadi ketergantungan psikis atau fisik, terutama pada individu yang mempunyai
kecenderungan untuk itu.
Gangguan mental, pelambatan rekleks: kesigapan dan kewaspadaan penderita dapat terganggu, penderita
perlu diperingatkan tentang hal ini, demikian pula dengan pengaruh adiktif dari alkohol dan obat-obat
depresan Susunan Saraf Pusat (SSP).
Penghentian pengobatan secara mendadak: dapat mempercepat, timbulnya gejala barbiturate like
withdrawal, seperti kejang-kejang, tremor, kejang otot, dan perut, muntah dan berpeluh: kurangi dosis secara
bertahap setelah penggunaan yang lama.
Kecenderungan untuk bunuh diri: diazepam jangan diberikan kepada penderita ini dalam jumlah yang banyak
sekaligus; resepkan secukupnya saja.
Pemakaian secara IV: dapat menimbulkan thrombosis vena, iritasi local, pembengkakan, dan (jarang)
kerusakan vascular. Berikan secara perlahan, tidak melebihi 5 mg (1 ml)/menit, hanya ke dalam vena yang
besar saja, awas jangan sampai masuk intraarterial atau extravasasi. Jangan dicampur dengan larutan atau
obat lain. Bila pemberian IV secara langsung tidak memungkinkan, boleh melalui pipa infus, sedekat mungkin
dengan tempat insersinya ke dalam vena (karena diazepam sulit terlarut).
Apnoe dan cardiac arrest: dapat terjadi pada penderita usia lanjut atau sakit berat, atau penderita yang
cadangan pulmonarnya terbatas, apabilacara pemberiannya secara parenteral (khususnya IV) resiko terjadi
apnoe meningkat bila digunakan bersamaan dengan depresan SSP.
Kelainan kejang-kejang: dapat meningkatkan frekuensi dan beratnya serangan kejang grand mal. Dosis
standar antikonvulsan mungkin harus dinaikkan. Penghentian pemakaiannya secara mendadak dapat
meningkatkan serangan kejang. Cara pemberian parenteral harus dilakukan dengan sangat hati-hati pada
penderita penyakit paru kronis atau keadaan kardiovaskular yang tidak stabil.
Kerusakan hati dan ginjal: penderita perlu dipantau untuk mencegah terjadinya penimbunan obat.
Pengobatan jangka panjang: Pemeriksaan darah dan tes fungsi hati perlu dilakukan secara berkala.
Penggunaan pada Wanita Hamil
Bila diberikan secara suntikan, jangan diberikan melebihi 0,25 mg/kg selama periode 3 menit, dosis
permulaan boleh diulangi setelah 15-30 menit. Diazepam oral tidak diindikasikan bagi bayi di bawah umur 6
bulan. Belum ada pedoman umum untuk pemakaian suntikan bagi bayi (umur < 30 hari). Depresi SSP pada
neonates yang berkepanjangan pernah dilaporkan.
Penggunaan pada Ibu Hamil dan Menyusui
Hindarkan pemakaiannya pada hamil muda. Walaupun belum ada cukup penelitian yang menyimpulkan
efeknya terhadap kehamilan, suatu peningkatan resiko terjadi malformasi kongenital selama trimester I ada
hubungan dengan pemakaian tranquilizer minor (meprobomat, diazepam, dan klordiazepoksida). Jangan
menyusui anak bila ibu memakai obat ini.
h. Interaksi Obat (1)
Alkohol, analgesik, narkotik, hipnotik-sedatif, dan depresan SSP lainnya. Memperberat depresi SSP.
Memperberat hipotensi (pada pemakaian parenteral) memperberat kelemahan otot (pada pemakaian
parenteral).
Inhibitr MAO dan antidepresan lain: meningkatkan efek terhadap SSP.
i. Penyimpanan
j. Nama Obat dan Produsen (1)
LOVIUM M (Phapros), MENTALIUM (Soho), STESOLID (Alpharma), TRAZEP (Fahrenheit), VALISANBE
(Sanbe), VALUM (Roche).
2. Ciprofloxacin
a. Komposisi
b. Indikasi
Untuk mengobati infeksi yang disebabkan kuman patogen yang peka terhadap ciprofloxacin :
Saluran pernapasan,kecuali pneomonia oleh streptococcus
Saluran kemih termasuk prostatitis.
Saluran pencernaan termasuk tifoid dan paratifoid
Kulit dan jaringan lunak
Tulang dan sendi
Otitis media
Sinus paranasal terutama bila disebabkan oleh bakteri Gram negatif termasuk pseudomonas atau
staphylococcus.
Mata
Infeksi rongga perut
Urethritis dan cervicitis gonoroe
Sepsis
c. Farmakologi
Ciprofloxacin merupakan suatu anti infeksi sintetik golongan Quinolon.Ciprofloxacin menghambat DNA
topoisomerase yang biasa disebut Dna-gyrase, dengan akibat terhentinya metabolisme kuman. Ciprofloxacin
tidak menunjukkan resistensi paralel terhadap antibiotika lain yang tidak termasuk dalam golongan
karboksilat.Dapat digunakan untuk infeksi yang disebabkan bakteri yang resisten terhadap antibiotika lain
misalnya Aminoglikosida, penicillin, Cephalosporin, Tetrasiklin, Makrolid, antibiotika Betalaktam, Sulfonamid,
derivat Trimethoprim atau Nitrofuran, serta efektif terhadap bakteri Gram negatif dan Gram positif. Cifrofloxacin
diabsorpsi terutama diusus kecil, mencapai konsentrasi puncak setelah 60-90 menit dan metabolitnya
diekskresikan melalui urine dan faeces.
d. Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap ciprofloxacin atau quinolon yang lain.
Anak - anak dan remaja sebelum akhir fase pertumbuhan
Wanita hamil dan menyusui
e. Dosis
Dewasa : 250-750mg 2x/hari
Infeksi saluran kemih ringan-sedang : 2 x 250mg/hari
Infeksi saluran kemih berat : 2 x 500mg/hari
Infeksi saluran pernapasan,tulang,kulit,jaringan lunak dan sendi-sendi : ringan 2 x 500mg/hari, berat 2 x
750mg
Infeksi saluran pencernaan 2 x 500mg/hari
Pada gonorea akut,cukup pemberian dosis tunggal 250mg
Dosis untuk pasien dengan fungsi ginjal terganggu(Bersihan kreatinin <20ml/menit atau serum kreatinin
>3mg/100ml) : dosis normal yang dianjurkan harus diberikan sekali sehar atau diberikan ½ dosis bila diberikan
2x/hari
Pada gangguan fungsi hati tidak perlu penyesuaian dosis.
Pada anak-anak Ciprofloxacin dapat menyebabkan arthopatia pada sendi-sendi yang memikul berat badan (pada
binatang-binatang muda). Meskipun relevansinya pada manusia belum diketahui,penggunaannya pada anak-
anak dan remaja yang bertumbuh tidak dianjurkan. Meskipun demikian,bila keuntungan pemberian ciprofloxacin
melebihi resiko tersebut,dapat diberikan dengan dosis 7,5-15mg/kgBB/hari, tergantung dari beratnya infeksi,
respon klinik dan penemuan bakteriologis.
Untuk infeksi akut : 5-10 hari.Pengobatan diberikan sampai sekurang-kurangnya 3 hari setelah keluhan dan
gejala menghilang.
f. Efek Samping
Kadang-kadang terjadi keluhan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare, dispepsia, sakit perut, dan
meteorisme.
Gangguan SSP seperti pusing, sakit kepala, rasa letih, kadang-kadang gangguan penglihatan.
Efek terhadap darah : eosinofil, leukositosis dan anemia.
Reaksi kulit (ruam)
Pada penderita dengan gangguan fungsi hati dapat meningkatkan serum transaminase.
Bila timbul efek samping sebaiknya menghubungi dokter.
g. Perhatian
Penderita yang pernah mendapat serangan cerebral hanya boleh diobati dengan ciprofloxacin bila terjamin
mendapat terapi antikonvulsiva yang cocok.
Hati-hati pemberian terhadap panderita gangguan fungsiginjal, (lihat keterangan pada dosis).
Pemakaian tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan
Untuk menghindari terjadinya kristaluria,maka tablet harus diminum dengan air yang cukup.
Hati-hati bila diberikan pada penderita usia lanjut,penderita epilepsi dan penderita dengan penyakit SSP;
harus dipertimbangkan untung ruginya.
Selama minum obat ini tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor,atau menjalankan mesin terutama bila
diminum dengan alkohol.
Hindari sinar matahari yang berlebihan.
h. Interaksi Obat
Penyerapan ciprofloxacin dipengaruhi oleh antasida yang mengandung aluminium dan magnesium hidroksida,
maka ciprofloxacin juga diberikan bersamaan, tetapi 1-2 jam sebelum atau sesudah pemberian antasida.
Pemberian bersama teofilin akan meninggikan konsentrasi teofilin dalam plasma. Bila pemberian bersama
teofilin tidak dapat dihindarkan, konsentrasi teofilin dalam plasma harus dimonitor, bila perlu dosis teofilin
dikurangi.
Pemberian bersama glibenklamid akan meninggikan afek glibenklamid sehingga dapat terjadi hipoglikemia.
Pemberian bersama dengan warfarin akan meningkatkan efek warfarin.
Pemberian ciprofloxacin dosis tinggi bersama dengan obat-obat AINS (tidak termasuk asetilsalisilat), dapat
menimbulkan kejang.
Harus dipertimbangkan terjadinya interaksi bila diberikan bersama probenecid, klindamisin dan metronidazol.
i. Penyimpanan
j. Nama obat dan Produsen
BAQUINOR (Sanbe), BERNOFLOX (Bernofarm), CETAFLOXO (Soho), CIPROFLOXACIN HEXPHARM
(Hexpharm), CIPROFLOXACIN DEXA MEDICA (Dexa Medica).
3. Azitromisin
a. Komposisi
b. Indikasi
Infeksi sistem pernapasan bagian atas dan bawah, kulit dan struktur kulit, penyakit-penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seks (urethritis non gonokokal dan cervisitis). Semua pasien yang akan diobati untuk urethritis
dan cervisitis sebaiknya diperiksa test serologi terhadap sifilis dan kultur terhadap gonorea.
c. Farmakologi
Secara kimia dibentuk dengan memasukkan atom nitrogen ke dalam cincin lakton Eritromisin.
Aktivitas mikrobiologi : menghambat sintesa protein kuman dengan mengikat ribosom subunit 50 S dan mencegah
translokasi peptida.
In vitro aktif terhadap kuman aerob Gram positif Gram negatif, kuman anaerob; kuman yang ditularkan melalui
hubungan seks dan kuman-kuman lain setelah pemberian oral, azithromisin didistribusi keseluruh tubuh. Waktu
untuk mencapai kadar puncak dalam plasma adalah 2-3 jam. Penelitian menunjukkan bahwa kadar azithromisin
lebih tinggi dalam jaringan daripada dalam plasma.
d. Kontraindikasi
Penderita dengan riwayat alergi terhadap azithromisin atau antibiotika makroid lainnya.
e. Dosis
Azithromisin diberikan sekali sehari. Dapat diberikan dengan atau tanpa makanan.
Dewasa: Untuk pengobatan penyakit karena hubungan seks yang disebabkan Chlamydia trachomatis: 1 gr dosis
tunggal. Untuk indikasi lainnya: 1,5 gr yang diberikan 500 mg/hari selama 3 hari. Dapat juga diberikan dosis total
yang sama untuk 5 hari dengan cara 500 mg diberikan pada hari pertama, selanjutnya 250 mg/hari mulai hari ke
2-5.
Anak-anak:
Dosis total 30 mg/kgBB yang diberikan 10 mg/kgBB/hari selama 3 hari atau diberikan dalam waktu 5 hari dengan
cara 10 mg/kgBB untuk hari pertama; 5 mg/kgBB untuk hari ke 2-5.
f. Efek Samping
Efek samping utamnya biasanya pada saluran cerna; diare, rasa tidak enak pada perut, mual, muntah, melena,
ikterus cholestatik, banyak gas. Pada kardiovaskuler; palpitasi dan nyeri dada; genitourinarius, monilia, vaginitis,
nefritis, SSP; pusing, sakit kepala, vertigo somnolens. Umum: kelelahan. Reaksi alergi; ruam, fotosensitivitas dan
angioedema.
g. Perhatian
Karena eliminasi utama melalui hati, maka jangan digunakan pada pasien dengan gangguan fungsi hati yang
bermakna. Keamanan penggunaannya pada kehamilan dan wanita yang menyusui belum dapat dibuktikan.
Azithromisin hanya diberikan pada wanita hamil dan menyusui bila tidak ada obat alternatif lainnya.
h. Interaksi Obat
Antasida menurunkan kadar azithromisin dalam plasma. Pemberian antasida dan azithromisin sebaiknya jangan
bersamaan. Kemungkinan terjadinya ergotisme merupakan kontraindikasi pemberian azithromisin bersifat derivat
ergot.
i. Penyimpanan
j. Nama obat dan Produsen
AZTRIN (Pharos), MEZATRIN (Sanbe), ZAROM (Pyridam), ZIBRAMAX (Guardian Pharmatama), ZIFIN
(Fahrenheit), ZISTIC (Benofarm), ZITHROMAX (Pfizer), ZYCIN (Interbat).s
4. Omeprazole
a. Komposisi
b. Indikasi
Penggunaan jangka pendek ulkus duodenum aktif
Omeprazole diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek ulkus duodenum. Sebagian besar pasien sembuh
dalam waktu 4 minggu. Beberapa pasien memerlukan tambahan terapi selama 4 minggu laigi.
Penyakit refluks gastroesofageal
Pada esofagitis erosif berat (derajat-2 atau lebih yang telah didiagnosis dengan endoskopi) omeprazole
diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek (4-8 minggu). Pada penyakir refluks gastrofageals simtomatik
yang tidak memberikan respons terhadap pengobatan standar, yang biasanya diberikan obat antagonis
reseptor H2, maka omeprazole juga diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek (4-8 minggu).
Keadaan hipersekresi patologik
Omeprazole diindikasikan untuk pengobatan jangka panjang pada keadaan ini (misal; sindroma Zollinger-
Ellison, adenoma endokrin multipel dan mastositosis sistemik).
c. Farmakologi
Omeprazole merupakan antisekresi turunan benzimidazole yang bekerja menekan sekresi asam lambung dengan
menghambat aktivitas enzim H+/K+ ATPase (pompa proton) pada permukaan kelenjar sel parietal gastrik pada pH
< 4. Omeprazole yang berkaitan dengan proton (H) secara cepat akan diubah menjadi sulfonamida, suatu
penghambat pompa proton yang aktif. Penggunaan omeprazole secara oral menghambat sekresi asam lambung
basal dan stimulasi pentagastrik.
d. Kontraindikasi
Omeprazole dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap komponen formulasi obat.
e. Dosis
Pengobatan jangka pendek ulkus duodenum
Dosis oral yang dianjurkan pada orang dewasa adalah 20 mg sehari. Sebagian besar pasien akan membaik
dalam waktu 4 minggu. Pasien-pasien tertentu memerlukan tambahan terapi selama 4 minggu lagi. Penyakit
refluks gastroesofagitis dengan respons yang buruk atau esofagitis erosiva berat, maka dosis anjuran oral
orang dewasa adalah 20 mg sehari selama 4-8 minggu.
Keadaan hipersekresi patologik
Dosis omeprazole bervariasi pada setiap individu. Dosis anjuran oral pada orang dewasa dimulai dengan 60
mg sekali sehari, dosis harus disesuaikan untuk setiap orang sesuai dengan kebutuhannya dan harus
dilanjutkan selama diindikasikan secara klinis. Dosis sampai 120 mg 3 kali sehari pernah diberikan. Dosis
harian > 80 mg harus diberikan dalam dosis terbagi. Berapa pasien sindroma Zollinger-Ellison, telah diobati
secara terus menerus dengan omeprazole selama lbih dari 5 tahun. Tidak diperlukan penyesuain dosis pada
pasien dengan gangguan ginjal, disfungsi hati atau pada usia lanjut.
f. Efek Samping
Omeprazole secara umu dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang telah dilaporkan dapat terjadi dengan
insidens 1% atau lebih, yaitu; sakit kepala, diare, nyeri perut, mual, infeksi saluran napas atas, pusing, ruam kulit,
konstipasi, batuk, astenia dan nyeri pinggang.
g. Perhatian
h. Interaksi Obat
Omeprazole dapat memperpanjang eliminasi diazepam, warfarin, dan phenytoin yang dimetabolisme secara
oksidasi di dalam hati. Meskipun pada orang normal obat ini tidak menimbulkan interaksi dengan theophylline
atau propranolol, tetapi ada laporan yang menunjukkan adanya interaksi dengan obat-obat lain yang
dimetabolisme melalui sistem sitokrom P-450, (misalnya; cyklosporine, disulfiram).
i. Penyimpanan
j. Nama obat dan Produsen
CONTRAL (Corsa), OMEPRAZOLE INDO FARMA (Indo Farma), OMZ (Ferron), OPREZOL (Kimia Farma), OZID
(Darya Varia), PUMPITOR (Sanbe).
Top Related