8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
1/56
ELIMINASI URINE
Pembuagan normal urine merupakan suatu fungsi dasar yang sering di anggap enteng
oleh kebanyakkan orang. Apabila sistem perkemihan tidak dapat berfungsi denga baik,
sebenarnya semua sistem organ pada akhirnya akan terpengaruh. Klien yang mengalami perubahan eliminasi urine juga dapat menderita secara emosional akibat perubahan cairan
tubuhnya. Perawat berusaha memahami alasan terjadinya masalah dan berpaya mencari
penyelesaian yang dapat di terima.
FISIOLOGI ELIMINASI URINE
Eliminasi urine tergantung kepada fungsi ginjal, ureter , kandung kemih , dan uretra. Ginjal
menyaring produk limbah dari darah untuk membentuk urien. Ureter mentransport urien dari
ginjal ke kandung kemih. Kandung kemih menyimpan urien sampai timbul keinginan untuk
berkemih. Urien keluar dari tubuh melalui uretra. emua organ sistem perkemihan harus utuh
dan berfungsi supaya urien erhasil dikeluarkan dengan baik.
Ginjal
Ginjal merupakan sepasang organ berbentuk seperti kacang buncis, berwarna agak coklat
kemerahan, yang terdapat di kedua sisi kolumna !eterbral prosterior terhaap peritoneum dan
terletak pada otot punggung bagian dalaam. Ginjal terbentang dari !ertebra torakalis kedua
belas sampai !etebra lumbakis ketiga. "alam kondisi normal, ginjal kiri lebih tinggi #,$
sampai % cm dari ginjal kanan karena posisi anatomi hati. etiap ginjal secara khas berukuran
#% cm & ' cm dan memiliki berat #%( sampai #$( gram. ebuah kelenjar adrenal terletak di
kutub superior setap dinjal, teteapi tidak berhubungan secara langsung dengan proses
eliminasi urien. etiap ginjl ilapisi oleh sebuah kapsul yang kokoh dan di kkelilingi oleh
lapisan lemak.
Produk buangan )limbah* dari hasil metebolise yang terkumpul di dalam darah
difiltrasikan di ginjal. "arah sampai ke setiap ginjal melalui arteri renalis )ginjal* yang
merupakan percabangan dari aorta abdominalis. Arteri renalis memasuki ginjal melalui
hilum. ekitar %$+ curah jantung bersirkulasi setiap hari melalui ginjal. etiap ginjal berisi #
juta nefron. Nefron, yang merupakan unit fungsional ginjal, membentuk urien. efron
tersusun atas glomerolus, kapsul bowman, tubulus kontroktus proksimal, ansa henle, tubulus
distal, dan duktus pengumpul.
"arah masuk ke nefron ellui arteriola aferen. ekelompokk pembuuh darah ini
membentuk jaringan kapiler glomerulus , yang merupakan tempat pertama filtrasi darah dan
tempat awal pembentukan urien. Kapiler glomerulus memiliki pori-pri sehingga dapat
memfiltrasi air dan substansi, seperto glukosa, asam amino, urea, keratine, dan elektrolit
elektrolit utama ke dalam kapsul bowman. "alam kondisi normal, protein berukuran besar
dan sel-sel dara tidak difiltrasi melalui glomerulus. Apabila di dalam urien terdapat roteinyang berukuran besar (proteinuria), maka hal ini merupakan tanda adanya cidera pada
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
2/56
glomerulus. Glomerulus memfiltrasi sekitar #%$ ml filter per menit. Pada awalnya jumlah
filtrasi mendekati jumlah lasma darah dikurangi protein yang berukuran besar.
/idak semua filtrasi glomerulur diekresikan sebagai urien. etelah filtrasi glomerulus,
filtrasi masuk ke sistem tubulus dan duktus pengumpul, yang merupakan tempat air dan
sustansi, seperti glukosa, asam amino, asam urat, dan ion-ion natrim serta kalium direabsobsi
kembali kedalam plasma secara selektif. ubstansi ang lain seperti ion hidroen,kalium
)disertai aldosteron*, dan amonio diisekresi kembali ke tubulus, tempat hilangnya substansi
tersebut d dalam urien. ekitar 00+ filtrasi direabsobsi ke dalam plasma, dengan #+ sisanya
diekresikan sebagai urien. "engan demikian, ginjal memankan peranan pentingalam
keseimbangan cairan dan elektroliit. 1alaupun halauan terganggu pada asupaan, haluan urien
normal orang dewasa dalam %2 jam adalah sekitar #$(( sampai #3(( ml. 4aluan rien
sebanyak 3( ml per jam pada ummnya adalah normal. 4aluan urien kurang dari 5( ml per
jam dapat mengindikasikan adanya perubahan pada ginjal. Ginjal juga memproduksi sel
darah merah )"6*, pengauran tekanan darah, dan mineralisasi tulang.
Ginjal bertanggung jawab untuk memertahankan !olume norma "6. Ginjal
memproduksi eritropoitein , sebuah hormon yang terutama di lepaskan dari sel-sel gloerulus
khusus, yang dapat merasakan adanya penurnan oksigenasi sel darah merah )hiposia lokal*.
etelah dilepaskan dari ginjal, fungsi eritropoitein di dalam sumsum tulag adalah untuk
menstimulasi eritropoitein )produksi dan ppematangan "6* dengan meruubah sel induk
tertentu menjadi eritriblast )6c7ance dan 4uethe,#002*.. eritropitein juga memperpanajng
umur hidup "6 yang telah matang. Klien yang mengalami perubahan ronis tidak cukup ,
sehingga klien tersebut akan rentan terserang anemia.
Renin adalah hormon lain yang diproduksi oleh ginjal. 8ungsi utama hormon ini
adalah untuk mengatur aliran darah pada waktu terjadinya iskemia ginjal )penurunan splai
darah*. 9enin disintensikan dan dilepaskan dari sel jukstaglomerlus, yang berada di aparatus
jukstaglomerulus ginjal.
8ungsi renin adalah sebagai en:im yang mengubah angiotensinogen )suatu substansi
yang disintensi oleh hati* menjadi angiotensinogen ;.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
3/56
Ureter
Urien meninggalkan tubulus dan memasuki duktus pengumpul yang akan mentranspor urine
ke pel!is renalis. ebuah ureter bergabung dengan setiap pel!is renalis sebagai rute keluar
pertama pembuangan urien. Ureter merupksn struktur tubular yang memiliki panjang %$
sampai 5( cm dan berdiameter #,%$ cm pada orang dewasa. Ureter membentag pada posisi
retroperitoneum untuk memasuki kandung kemih i dalam rongga panggul )pel!is* pada
sambungan uretero!esikalis. Urien yang keluar dari ureter ke kandun kemih umumnya steril.
"inding ureter dibentuk dari tiga lapisan jaringan. =apisan bagian dalam merupakan
membran mukosa yang berlanjut sampai lapisan pel!is renalis dan kandung kemih. =apisan
tengah terdiri dari serabut otot polos yang mentranspor urien melalui ureter dengan gerakan
perristaltik yang distimulasi oleh distensi urien d kandung kemih. =aisan luar ureter adalah
jaringan penyambug fibrosa yang menyokong ureter.
Gerakan peristaltis menyebabkan urine masuk ke dalam kandung kemih dalam bentuk
semburan, bukan dalam bentuk aliran yang tetap. Ureter masuk ke dalam dinding posterior
kandung kemih dengan posisi miring. Pengaturan ini dalam kondisi normal mencegah refluks
urine dari kandung kemih ke dalam ureter selama miturisi )proses berkemih* dengan
menekan ureter pada sambungan uretero!esikalis )sambungan ureter dengan kandung kemih*.
Adanya obdtruksi di dalam salah satu ureter, seperti batu ginjal (alulus renalis),
menimbulkan gerakan peristaltis yang kuat yang mencoba mendorong obstruksi ke dalam
kandug kemih. Gerakan peristaltis yang kuat ini menimbulkan nyeri yang sering disebut kolik
ginjal .
!an"ung !emi#
Kandung kemih merupakan suatu organ cekung yang dapat berdistensi dan tersusun atas
jaringan otot serta merupakan wadah tempat urine dan merupakan organ ekskresi. Apabila
kosong, kandung kemih berada di dalam rongga panggul di belakang simfisis pubis. Pada
pria, kandung kemih teretak pada rektum bagian posterior dan pada wanita kandung kemih
terletak pada dinding anterior uterus dan !agina.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
4/56
/rigonum ) satu daerah segitiga yang halus pada permukan bagian dalam kandung
kemih* merupakan dasar kandung kemih. ebuah lubang terdapat pada setiat sudut segitiga.
"ua lubang untuk ureter serta satu lubang untuk uretra.
"inding kandung kemih memiliki empat lapisan > lapisan mukosa di dalam, sebuah
lapisan submukosa pada jaringan penyambung, sebuah lapisan otot, dan sebuah serosa di
bagian luar. =apisan otot memiliki berkas-berkas serabut otot yang membentuk otot detrusor.
erabut saraf parasimpatis menstimulasi otot detrusor selama proses perkemihan. fingter
uretra interna, yang tersusun atas kumpulan otot yang berbentuk seperti cincin, berada pada
dasar kandung kemih tempat sfingter tersebut bergabung dengan uretra. fingter mencegah
urine keluar dari kandung kemih dan berada di bawah kontrol !olunter kontrol otot yang
disadari*.
Uretra
Urine keluar dari kandung kemih melalui uretra dan keluar dari tubuh melalui meatus uretra.
"alam kondisi normal, aliran urine yang mengalami turbulansi membuat urine bebas dari
bakteri. 6embran mukosa melapisi uretra, dan kelenjar uretra mensekresi lendir ke dalam
saluran uretra. =endir dianggap berifat bakteriostatis dan membentuk flak mukosa untuk
mencegah masuknya bakteri. =apisan otot polos yang tebal mengelilingi uretra.
Uretra pada wanita memiliki panjang sekitar 2 sampai 3,$ cm. fingter uretra
eksterna, yang terletak di sekitar setengah bagian bawah uretra, memungkinkan aliran
volunter urine. Panjang uretra yang pendek pada wanita menjadi faktor predisposisi untuk
mengalami infeksi. uretra
prostatik, uretra membranosa, dan uretra penil atau uretra ka!ernosa.
Pada wanita, meatus urinarius )lubang* terletak di antara labia minora, di atas !agina
dan di bawah klitoris. Pada pria, meatus terletak pada ujung distal penis.
!erja $eremi#an
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
5/56
mengirim impuls-impuls sensorik ke pusat mikturisi di medulla spinalis pars sakralis. ;mpuls
saraf parasimpatis dari pusat mikturisi menstimulasi otot detrusor untuk berkontraksi secara
teratur. fingter uretra interna juga berelaksasi hingga urine dapat masuk ke dalam uretra,
walaupun berkemih belum terjadi. aat kandung kemih berkontraksi, impuls saraf naik ke
medulla spinalis sampai ke pons dan korteks serebal. Kemudian indi!idu akan menyadarikeinginannya untuk berkemih. 9emaja dan orang dewasa dapat berespons terhadap dorongan
berkemih ini atau malah mengakibatkannya sehingga berkemih berada di bawah kontrol
!olunter. Apabila indi!idu memilih untuk tidak berkemih, sfingter urinarius eksterna dalam
keadaan berkontraksi dan refleks mikturisi dihambaat. amun pada saat indi!idu siap
berkemih, sfingter eksterna berelaksasi, refleks mikturisi menstimulasi otot detrusor untuk
berkontraksi sehingga terjadilah pengosongan kandung kemih yang efisien.
Apabila keinginan untuk berkemih diabaikan berulang kali, daya tampung kandung
kemih dapat menjadi maksimal dan menimbulkan tekanan pada sfingter sehingga dapat
membuat kontrol !olunter tidak mungkin lagi dilanjutkan.
Kerusakan pada medulla spinalis di atas daerah sakralis menyebabkan hilangnya
kontrol !olunter berkemih, tetapi jalur refleks berkemih dapat tetap utuh sehingga
memungkinkan terjadinya berkemih secara refleks. Kondisi ini disebut refles an"ung
emi#.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI URINASI
Kondisi yang 6enyebabkan Perubahan pada Eliminasi Urine
KONDISI PRENALIS
Penurunan !olume intra!askular> dehidrasi, perdarahan, luka bakar, syok
Perubahan resistansi !askuler perifer> sepsis, reaksi anafilaktik )alergi*
Kegagalan pompa janjtung> gagal jantung kongesif, infark miokard, penyakit jantung
hipertensi, penyakit pada katup jantung, temponade perikardium
KONDISI RENALIS
?bat-obatan neofrotostik )mis,. Gentamisin*
9eaksi traansfusi
Penyakit pada glomerolus )mis,. Glomerulonefritis*
eoplasma ginjal
Penyakit sistemik )mis,. "iabetes melitus*
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
6/56
Penyakit herediter )mis,. Penyakit ginjal polikistik*
;nfeksi
KONDISI PASCARENALIS
?bstruksi ureter , kandung kemih, uretra> kalkulus, bekuan darah, tumor, striktur
4ipertrofi prostrat
Kandung kemih neurogenik )neurogenic bladder *
/umor pel!is
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
7/56
eorang anak tidak dapat mengontrol mikturisi secara !olunter sampai ia berusia #-%2
bulan. eorang anak harus mampu mengenali penuhnya kandung kemih mereka, menahan
urine selama # sampai % jam, dan mengomunikasikan keinginannya untuk berkemih kepada
orang dewasa. Anak kecil memerlukan perhatian, kesabaran, dan konsistensi orang tuanya.
eorang anak mungkin tidak dapat mengontrol berkemihnya secara total sampai ia berusia 2atau $ tahun. Anak laki-laki umumnya lebih lambat mengontrol berkemihnya daripada anak
perempuan. Pengontrolan mikturisi di siang hari lebih mudah dicapai daripada pengontrolan
mikturisi di malam hari dan terjadi lebih dini pada proses perkembangan anak, biasanya pada
usia % tahun.
?rang dewasa dalam kondisi normal mengekskresikan #$(( sampai #3(( ml urine setiap
hari. Ginjal memekatkan urine, mengeluarkan urine normal yang berwarna kekuningan.
;ndi!idu dalam kondisi normal tidak bangun untuk berkemih selama tidur karena aliran darah
ginjal menurun selama istirahat dan kemampuan ginjal untuk memekatkan urine juga
menurun.
Proses penuaan mengganggu mikturisi. 6asalah mobilitas kadangkala membuat
lansia sulit mencapai kamar mandi tepat pada waktunya. =ansia mungkin terlalu lemah untuk
bangkit dari tempat duduk toilet tanpa dibantu. Penyakit neurologis kronis, seperti parkinson
atau cedera serebra!askular )stroke* menganggu sensasi keseimbangan dan membuat seorang
pria sulit berdiri saat berkemih atau membuat seorang wanita sulit untuk berjalan ke kamar
mandi. Apabila seorang lansia kehilangan kontrol dalam proses berpikir maka
kemampuannya untuk mengontrol mikturisi tidak dapat diprediksikan. =ansia mungkin akan
kehilangan kemampuan untuk merasakan bahwa kandung kemihnya penuh atau tidak mampu
mengingat kembali prosedur untuk buang air.
Perubahan pada fungsi ginjal dan kandung kemih juga terjadi seiring dengan proses
penuaan. Kecepatan filtrasi glomerulus menurun disertai penurunan kemampuan ginjal untuk
memekatkan urine. ehingga lansia sering mengalami noturia )urinasi yang berlebihan
pada malam hari*. Kandung kehilangan tonus otot dan daya tampungnya untuk menahan
urine sehingga menyebabkan peningkatan freuensi %eremi#. Karena kandung kemih tidak
berkontraksi secara efektif, lansia sering menyisakan urine di dalam kandung kemih setelah
ia berkemih ( resi"u urine)& Pria lansia juga dapat menderita hipertrofo prostat benigna, yang
membuat mereka rentan mengalami retensi urine dan inkontinensia. Perubahan ini
meningkatkan risiko pertumbuhan dan perkembangan bakteri pada saluran urinarius yang
dapat menyebabkan infeksi saluran kemih );K*.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
8/56
Fator Sosioultural
AS$E! 'UAA ALAM $ERA*A+AN
Perilaku beberapa klien dalam menggunakan kamar mandi mungkin asing bagi
banyak petugas kesehatan. 6isalnya, /uan Kim, klien lansia berkebangsaanKorea, masuk ke rumah sakit dengan pneumonia saat mengunjungi kerabatnya di
Amerika erikat. Program dokter meliputi tirah baring yang ketat untuk membantu
mengurangi kebutuhan oksigen klien. Perawat menjelaskan kepada /uan Kim,
yang mengerti sedikit bahasa inggris dan kepada keluarganya bahwa ia akan
menggunakan pispot untuk defekasi dan urinal untuk berkemih. Perawat memberi
/uan Kim urinal, memperlihatkan bedpan, dan memberinya lampu pemanggil.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
9/56
!e%iasaan $ri%a"i
Pri!asi dan waktu yang adekuat untuk berkemih biasanya penting untuk kebanyakan
indi!idu.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
10/56
meningkatkan akumulasi sisa metabolisme tubuh. 1alaupun !olume urien dapat dikurangi,
tetapi konsistens urien sangat pekat.
!on"isi $en-ait
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
11/56
ginjal. "ua metode dialisis tersebut ialah dialisis peritoneal dan hemodialisis )lihat kotak
diatas*.
ialisis eritoneal adalah suatu metode tidak langsung untuk membersihkan darah dari
produk limbahdengan menggunakan proses osmosis dan difusi. Peritonium adalah membran
serosa yang menyelimuti organ-organ abdomen dan melapisi rongga peritoneal. Peritonium
berfungi sbagai membran semipermeabel dengan bagian dasrnya terdiri dari kapiler yang
mengalirkan darah. Kelebihan cairan dan produk limbah darah dengan mudah dibuang dari
aliran darah pada saat larutan eektrolit steril )dialisat* dimasukan ke dalam rongga
peritoneum oleh gaya gra!itasi, dialisat dialirkan melalui kateter yang dipasang melalui
proses pembedahan. "ialisat dibiarkan di dalam rongga peritoneal selama beberapa waktu
yang telah di programkan dan kemudian dialirkan keluar oleh gaya gra!itasi dengan
membawa limbah yag terakumulasi dan kelebihan cairan serta elektrolit.
.emo"ialisis dilakukan dengan menggunakan sebuahmesn yang dilengkapi denganmembran penyaring semipermeabel )ginjal buatan* yang memindahkan produk-produk
limbah yang terakumulasi dari darah ke dalam mesin dialisis. Pada mesin dialisis , cairan
dialisis dipompa melalui salah satu sisi membram filter )ginjal buatan* sementara darah lien
keluar melalui sisi membran yang lain. Proses difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi membersihkan
darah klien dan darah tersebut dikembalikan melalui suati alat aksesyang ditempatkan khusus
ke pembuluh darah )tandur Gore-/e&*. Kedua modalitas dialisis dapat diterapikann untuk
jangka waktu yang singkat atau panjang dan keduanya memerlukan peralatan khusus serta
perawat yang terlatih.
/ransplansi organ ialah pengganti ginjal klien yang rusak dengan sebuah ginjal baru
dari donor kade!er atau dnor hidup yang memiliki golongan darah dan tipe jaringan yang
sesuai. etelah klien )resipien* dianggap sesuai secara medis dan psikososial, organ ginjal
ditanam melalui pembedahan. ?bat-obatan khusus )imunosupresif* diberikan untuk
kehidupan guna mencegah ditolaknya organ transplantasi oleh tubuh.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
12/56
analgesik yang dalam, seringkali tidak mampu merasakan bahwa kandung kemihnya pebuh
dan tika mampu memulai atau menghambat berkemih. Amnastesi spinalis terutama
menimbulkan resiko retensi urin, karena akibat anastesi ini, klien tidak mampu merasakan
adanya kebutuhan untuk berkemih dan kemungkinan otot kandung kemih dan otot sfingter
juga tidak mampu merespon terhadap keinginan berkemih.
Pembedahan struktur panggul dan abdomen bagian bawah dapat merusakkan urinasi akibat
trauma lokal pada jaringan sekitar. Edema dan inflamasi yang terkait dengan penyembuhan
dapat menghambat aliran urin dari ginjal ke kandung kemih atau dari kandung kemih atau
uretra, menganggu relaksasi otot panggul dan sfingter atau menyebabkan ketidak nyamanan
selama berkemih. etelah kembali dari pembedahan yang melibatkan ureter, kandung kemih,
dan uretra, klien secara rutin menggunakan kateter urin.
Pembentukan di!ersi urinarius melalui pembedaha, membuat pintasan)bypass* didaerah
kandung kemuh atau uretra yang bersifat sementara atau permanen dibuat sebagai rute keluar
urin. "i!ersi urinarius mungkin diperluka pada klien penderita kanker kandung kemih. Klien
yang menjalani di!ersi urinarius memiliki sebuah stoma)lubang buatan* pada
abdomennyauntuk mengeuarkan urin.
O%at/ o%atan
"iuretik mencegah reabsorsi air dan elektrilit tertentu untuk meningkatkan haluaran urun.
9etensi urin dapat disebabkan oleh penghunaan obat anti kolinergik)misalnya atropin*,
antihistamin )misalnya sudafet*,antihipertensi )misalnya aldomet*, dan obat penyekat beta-
adrenergik)misalnya inderal*.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
13/56
Retensi Urine
9etensi urin adalah akumulasi urin yang nyata didalam kandun kemih akibat ketidak
mampuan mengosongkan kandung kemih. Urin terus berkumpul dikandung kemih,
meregangkan dindingnya sehingga timbul perasaan tegang, tidak nyaman, nyeri tekan pada
simfisis pubis, gelisah , dan terjai diaforesis )berkeringat*.
Pada kondisi normal, produksi urin mengisis kandung kemih dengan perlahan dan mencegah
aktifasi reseptor regangan sampai distensi kandung kemih meregang pada le!el tertentu.
9eflek berkemih terjadi dan kandung kemih menjadi kosong. "alam kondisi retensi urin,
kandung kemih tidak mampu berespon terhadap reflek berkemih sehingga tidak mampu
untuk mengosongkan diri.
eiring dengan berlanjutnya retensi urin, retensi tersebut dapat menyebabkan o!erflow
retensi. /ekanan dalam kandung kemih meningkat sampei suatu titik dimana sfingter uretra
eksterna tidak mampu lagi menhan urin. fingter untuk sementara terbuka sehingga
memungkinkan sejumlah kecil urin )#$-3( ml* keluar. etelah urin keluar, tekanan kandung
kemih cukup menurun sehingga sfingter memperoleh kembali kontrolnya dan menutup.
eiring dengan o!erfloe retensi, klien mengeluarkan sejumlah kecil urin dua atau tiga kali
sejam tanpa adanya penurunan distensi atau rasa nyaman yang jelas. Perawat harus
mengetahui !olume urin dan frekuensi berkemih supaya dapat mengkaji kondisi ini Pada
klien. pasme kandung kemih dapat timbul ketika klien berkemih.
/anda tanda utama retensi akut ialah tidak adanya haluaran urin selama beberapa jam dan
terdpat distensi kandung kemih. Klien yang berada di bawah pengaruh anastesi atau analgesik
mungkin hanya merasakan adanya tekanan, tetapi klien yang sadar akan merasakan nyeri
hebat karena distensi kandung kemih melampau kapasitas normalnya. Pada retensi urin yang
berat, kansung kemih dapat menhana %(((-5((( ml urin. 9etensi terjadi akibat obstruksi
ureta, trauma bedah, perubahan stimulasi saraf sensorik dan motorik kandung kemih, efek
samping obat, dan ansietas.
Infesi saluran emi# %a0a#
;nfeksi saluran kemih );K* adalah infeksi-didapat )infeksi nosokomial* dirumah sakit yang
paling sering terjadi diamerika serikat. ;nfeksi ini bertanggung jawab untuk lebih dari $ juta
kunjungan dokter pertahun )jonshon, #00#*.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
14/56
mengurangi kerentanan terhadap ;K. "iperkirakan %(+-5(+ lansia yang dirawat dirumah
sakit memiliki bakteri uria yang signifikan )yoshikawa,#005*.
Pada indi!idu sehat yang memiliki fungsi kandung kemih norma, organisme dibuang keluar
selama berkemih. amun, distensi kandung kemih mengurangi aliran darah kelapisan
mukosa dan submukosa sehingga jaringan menjadi lebih rentan terhadap bakteri. Urin yang
tersisa didlaam kandung kemih menjadi lebih basah sehingga kandung kemih merupakan
tempat yang ideal untuk pertumbuhan organisme.
Penyebab paling sering infeksi ini adlah dimasukkannya suatu alat kedalam saluran
perkemihan. 6isalnya, memasukkan kateter melaui uretra, akan menyediakan rute langsung
masuknya mikroorgaisme. Pada orang dewasa satu kaeterisasi yang dipasang sebentar
membawa masuk kesempatan infeksi sebesar #+, sementara prosedur yang sama resiko
infeksi %(+ pada lansia )yoshikawa, #005*.
"engan menggunakan kateter kandung kemih menetap, bekteri naik disepanjang sisi luar
kaeter pada dinding uretra atau naik ke lumen kateter. Kateter mengganggu mekanisme
bekemih normal yang bertindak sebagai pertahanan melawan organisme yang masuk kedalam
uretra. ;ritasi lokal pada uretra atau kandung kemih nantinya akan menjadi faktor predis
posisi masuknya bakteri kedalam cairan. ;K yang didapat diinstitusi kesehatan juga timbul
akibat buruknya praktik cuci tanagn personal kesehatan, cairan irigasi yang terkontaminasi,
dan teknik kateterisaai yang tidak benar.
Kebersihan perineum yang buruk merupakan penyebab umum ;K pada wanita. 8aktor
predis posisi terjadinya infeksi pada wanita diantaranya adalah praktik cuci tangan yang tidak
adekuat, kebiasaan mengelap perineum yang salah yaitu dari arah belekang kedepan setelah
berkemih atau defekasi, dan seringnya melakukan senggama seksual. etiap gangguan yang
menghalangi aliran bebas urin dapat menyebabkan infeksi. ebuah kateter yang diklem,
tertekuk, atau terhambat, dan setiap kondisi yang menyebabkan retensi urin dapat
meningkatkan resiko terjadinya infeksi pada kansung kemih.
Klien yang mengalami ;K bagian bawah mengalami nyeri atau rasa terbakar selama
berkemih
)disuria* ketika urin mengalir melalui jaringan yang meradang. "emam, mengigil, mual, dan
muntah, serta kelemahan terjadi ketika infeksi memburuk. Kandung kemih yang teriritasimenyebabkan tombulnya sensasi ingin berkemih yang mendesak dan sering. ;ritasi pada
kandung kemih dan mukosa uretra menyebabka darah bercampur dalam urin )hemoturia*.
Urin tempak pekat dan keruh karena adanya sel darah putih atau bakteri. Gejala yang sering
timbul apabila infeksi menyebar kesaluran perkemihn bagian atas pielonefritis@ginjal adalah
nyeri panggul, nyeri tekan, demam, dan mengigil.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
15/56
?
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
16/56
urin pada trisemester ke tigajalan
keluar pada kandung kemih
yang tidak
kompetenlemahnya otot
panggul
Urge("esaan)Pengeluaran urin yang tidak
disadari setelah merasakan
adanya urgensi yang kuat
untuk berkemih.
"aya tampung kandungkemih menuruniritasi pada
reseptor peregang kandung
kemih konsumsi alkohol
atau kafein, peningkatan
asupan cairan, infeksi.
Urgensi berkemih, seringdisertai olah tingginya
frekuensi berkemih )lenih
sering dari dua jam sekali*
spase kandung kemih atu
kontraktur berkemih dalam
jumlah kecil )kurang dari #((
ml* atau dalam jumlah
besar)lebih dari $(( ml*
+otal
Keluarnya urin total yang
ttidak terkontrol dan yang
berkelanjutan.
uropati saraf sensorik
trauma atau penyakit pada
saraf spinalis atau sfingter
uretra fistula yang berada
diantara kandung kemih dan
!agina.
Urin tetap mengalir pada
waktu waktu yang tidak
dapat
diperkirakannokturia,tidak
mengyadari bahwa kandung
kemihnya terisi atau
inkontinensia.
;ndikasi Cang 6ungkin Untuk "ilakukannya "i!ersi Urinarius
Kanker kandung kemih, prostat, uretra, !agina, uterus, ser!ik.
/rauma
7edera akibat radiasi pada kandung kemih
8istula pada !esiko !agina
8istula pada uretro!agina
Kandung kemih neurogenik
istitis konis.
Inontinensia Urine
Inontinensia urine adalah kehilangan kontrol berkemih. ;nkontinensia dapat bersifat
sementara atau menetap. Klien tidak lagi dapat mengontrol sfingter uretra eksterna.
6erembesnya urin dapat berlangsung terus menerus atau sedikit sedikit. =ima tipe
inkontinensia adalah inkontinensia fungsional, inkontinensia reflek )o!erflow*, inkontinensia
stres, inkontinensia urgedan inkotinensia total.
;nkontinensia tidak harus selalu dikaitkan dengan lansia. ;nkontinensia dapat dialami setiap
indi!idu pada usia berapapun, walaupun kondisi ini lebih umum dialami oleh lansia.
"iperkirakan bahwa 5'+ wanita berusia 3( tahun atau lebih mengalami beberapa tingkatan
inkontinensia)brooks,#005*. ;nkontinensia dapat merusak citra tubuh. Pakaian yang dapat
menjadi basah oeh urin dan bau yang menyertainya dapat menambah rasa malu. Akibatnya,
klien yang mengalami masalah ini sering menghindari aktifitas sosial.
=ansia mungkin mengalami masalah khusus dengan inkontinensia akibat keterbatasan fisikdan lingkungan tempat tinggalnya. =ansia yang mobilitasnya terbatas mempunyai peluang
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
17/56
lebih besar untuk mengalami inkontinensia karena ketidak mampuan mereka untuk mencapai
toilet pada waktunya. =ansia yang mengalami kesulitan untuk membuka kancing atau
memanipulasi ritsleting menghadapi masalah yang lain. =ansia sering mengalai kekurangan
energi untuk berjalan yang sangat jauh pada suatu waktu. /oilet mungkin terlalu jauh bagi
klien yang mengalami inkontinensia urge.;nkontinensia yang berkelanjutan memungkinkan terjadinya kerusakan pada kulit. klien yang
tidak dapat melakukan mobilisasi dan sering mengalami inkontinensia, terurama beresiko
terkena "ekubitus.
$ROSES !E$ERA*A+AN UN+U! MASALA. URINARIUS
Pengkajian
Untuk mengidentifikasi masalah eliminasi urin dan mengumpulkan data guna
menyusun suatu rencana keperawatan, perawat melakukan pengkajian riwayat keperawatan,
melakukan pengkajian fisik, mengkaji urin klien, dan meninjau kembali informasi yang telah
diperoleh dari tes dan pemeriksaan dignostik.
Ri0a-at epera0atan
9iwyat keperawatan mencakup tinjauan ulang pola eliminsai dan gejala-gejala
perubahan uriarius, serta mengkaji faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kemampuan
klien untuk berkemih secara normal.
POLA PERKEMIHAN
Perawat menanyakan pada klien menganai pola berkemih hariannya, termasuk
frekuensi dan waktunya, !olume normal urin yang dikeluarkan setiap kali berkemih, dan
adanya perubahan yang terjadi baru-baru ini. 8rekuensi berkemih berfariasi pada setiap
idi!idu dan sesuai dengan asupan serta jenis-jenis haluaran cairan dari jalur yang lain. 1aktu berkemih yang umum adalah saat bangun tidur, setelah makan, dan sebelum tidur.
Kebanyakan orang berkemih rata-rata sebayak $ kali atau lebih dalam # hari. =ien yang
sering berkemih pada malam hari kemungkinan mengalami penyakit ginjal atau pembesaran
prostat, informasi tentang pola berkemih merupakan dasar yang tidak dapat dipungkiri unuk
membuat suatu perbandingan.
GEBA=A "EK9;P; PECE
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
18/56
Urgensi 6erasakan kebutuhan untuk
segera berkemih
Penuhnya kandung kemih, iritasi atau
radang kandung kemih akibat infeksi,
sfingter uretra tidak kompeten, stres
psikologi
"isuria 6erasa nyeri atau sulit
berkemih
Peradangan kandung kemih, trauma atau
inflamasi sfingter uretra
8rekuensi
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
19/56
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
20/56
1alaupun perawat menggunakan proses pengkajian yang sama untuk semua
klien tanpa memperdulika usia, beberapa faktor yang merupakan perhatian
khusus pada lansia meliputi perubahan-perubahan yang terjadi secara normal
seiring dengan proses penuaan, perubahan-perubaha yang bersifat patologis,dan efek barier lingkungan lingkungan terhadap kesehatan sitem perkemihan.
penurunan aliran darah ginjal, jumlah glomerulus, kemampuan
mengonsentrasi@memekatkan, respon teradap A"4, kemampuan untuk
menyimpan atrium, dan menigkatkan retensi kalium
Kondisi patologis yang memberi dampak pada fungsi perkemihan ialah >
struktur uretra, obstruksi pada leher kandung kemih )terutama beniaga prostat
hipertrofi*, dan neuropati kandung kemih yang berhubungan dengan diabetes
melitus. Penurunan normal pada fungsi sistem imun membuat lansia renta
terhadap infeksi saluran kemih.
Perawat harus mencata bahwa inkontinensia bukanlah suatu tanda normal
proses penuaan dan lansia layak dikaji secara cermat dan menyeluruh dalam
upaya mendeteksi penyebab re!ersibel inkontnensia dan inter!ens primer
supaya klien dapat mengontrol pengeluaran kemihnya.
ebagian penyakit yang dialami di masa lalu seperti ;K atau bedah saluran urinarius,yang dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah yang berulang, juga penting untuk dikaji.
Perawat perlu mempertimbangkan tindakan pencegahan untuk klien yang menderita peyakit
kronis, yang merusak fungsi kandung kemih, misalnya dengan cara sering berkemih untuk
menjaga kulit klien tetap kering dan bebas dari iritasi. Perawat menanyakan klien tentang ada
atau tidaknya di!ersi urinarius. Apabila klien menjalani di!ersi urinarius, perawat
menentukan rasional dilakukannya tindakan, tipe di!ersi, dan metode yang biasa digunakan
untuk penatalaksanaannya )tipe pemasangan kantung, tipe barier kulit atau plester yang
digunakan untk mengurangu iritasi kulit, frekuensi penggantian peralatan, dan tipe sistem
drainase pada malam hari*. Kebiasaan pribadi juga dapat mempengaruhi perkemihan. Apabila
klien dirawat di rumah sakit, perawat mengkaji sejauh mana kebiasaan pribadi klien berubah.
Pri!asi sering sulit dicapai di tempat perawatan kesehatan, terutama jika klie harus
menggunakan pispot.
Perawat mengkaji terpasang atau tidaknya kateter menetap pada klien. Klien yang
sedang dalam masa pemulihan setelah menjalani pembedahan mayor atay menderita penyakt
kritis atau suatu ketidakmamuan, sering harus dipasang kateter menetap untuk membantu
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
21/56
proses pengeluaran urinenya sehingga jumlah urine yang keluar dapat diukur. /erpasangnya
kateter membuat klien berisiko terkena infeksi. Kondisi fisik klien mempengaruhi frekuensi
perawat dalam memantau asupan cairan. Pengukuran asupan dan haluaran cairan membantu
perawat mengkaji keseimbangan cairan klien secara keseluruhan.
$engajian fisi
Pengkajian fisik memungkinkan perawat memperoleh data untuk menentukan keberadaan
dan tingkat keparahan masalah eliminasi urine. ?rgan utama yang ditinjau kembali meliputi
kulit, ginjal, kandung kemih, dan uretra.
!ULI+
Perawat mengkaji kondisi kulit klien. 6asalah eliminasi urine seing dikaitkan dengan
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Perawat mengkaji status hidrasi klien dengn
mengkaji turgor kulit dan mukosa mulut.GIN1AL
Apabila ginjal terinfeksi atau mengalami peradangan, biasanya akan timbul nyeri di
daerah pinggul. Perawat dapat mengkaji adanya nyeri tekan di daerah pinggul pada awal
penyakit pada saat memperkusi sudut kosto!ertebra )sudut yang dibentuk oleh tulang
belakang dan tulang rusuk #%*. Peradangan ginjal menimbulkan nyeri untuk memdeteksi
adanya bunyi bruit di arteri ginjal )bunyi yang dihasilkan dari perputaran aliran darah yang
melalui arteri yang sempit*.
Perawat yang memiliki ketrampilan tinggi belajar mempalpasi ginjal selama proses
pemeriksaan abdomen. Posisi, bentuk, dan ukuran ginjal dapat mengungkapkan adanya
masalah seperti tumor.
!ANUNG !EMI.
Pada orang dewasa, kandung kemih terletak di bawah simfisi pubis dan tidak dapat
diperiksa oleh perawat. aat kandung kemih berdistensi, kandung kemih terangkat sampai ke
atas simfisis pubis pada garis tengan abdomen dan dapat membentang sampai tepat di bawah
umbilikus. Pada inspeksi, perawat dapat melihat adanya pembengkakan atau lekukan kon!eks
pada abdomen bagian bawah. Perawat dengan perlahan mempalpasi abdomen bagian bawah.Kandung kemih dalam keadaan normal teraba lunak dan bundar. aat perawat memberi
tekanan ringan pda kandung kemih, klien mungkin akan merasakan suatu nyeri tekan atau
bahkan sakit. 1alaupun kadung kemih tidak terlihat, palpasi dapat menyebabkan klien
merasa ingi berkemih. Perkusi pada kandung kemih yangpenuh menimbulkan bunyi perkusi
tumpul.
MEA+US URE+RA
Perawat megaji meatus urinarius untuk melihat adanya rabas, peradangan, dan luka.
Pengkajian ini mendeteksi adanya infeksi dan kelainan lain. Untuk memerikasa genetalia
wanita, posisi dorsal rekumben memungkinkan genetalis terlihat secara menyeluruh. aat
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
22/56
mengenakan sarung tangan, perawat meretraksi lipatan labia untuk melihat meatus uretra.
"alam kondisi normal, meatus berwarna merah muda terlihat sebagai lubang kecil di bawah
klitoris dan di atas orifisium !agina. "alam kondidi normal, tidak ada rabas yang keluar pada
meatus. Apabila ada rabas, spesimen rabas uretra tersebut harus diambil sebelum klien
erkemih.
1anita yang mengidap infeksi, rentan terhadap ;K karena rabas !agina dapat
bergerak dengan mudah smpai ke meatus uretra. 1anita lansia umumnya menderita !aginitis
akibat defisiensi hormon. Perawat menginspeksi orifisium !agina dengan cermat dan
mendiskripsikan oleh adanya kemerahan dan peradangan pada mukosa !agina.
6eatus uretra pria dalam kodidi ormal merupaka suatu lubang kecil di ujung penis.
Perawat menginspeksi meatus untuk melihat adanya rabas, inflamasi, dan luka. Keungkinan
diperlukan upaya untuk merekresu kulit khatan pada pria yang sudah disirkumsi untuk melihat meatus.
$engajian Urine
Pengkajian urine dilakukan dengan mengukur asupan cairan dan haluaran serta
megobser!asi karakteristik urine klien.
ASU$AN AN .ALURAN
Perawat mengkaji asupan cairan rata-rata klien setiap hari. Apabila dibutuhkan
pengukuran asupan cairan yang akurat pada klie yang berada di rumah, perawat dapat
menanyakan klien untuk menunjukkan gelas atau cangkir minum yang digunakannya
sehingga asupan cairannya dapat diukur.
Perawat mengukur asupan cairan klien di tempat pelayanan kesehatan, baik jika
dokter memprogamkan pengukuran ;F? tersebut maupun jika penilaian perawat memerlukan
suatu pengukuran yang lebih tepat. Perawat mengukur semua sumber asupan yang diberikan
melalui selang, dan cairan yang dimasukkan ke dalam selang nasogastrik atau selang gaster.
Perawat harus melakukan pengukuran asupan cairan karena klien sering kesulitan
untuk mengukur secara mandiri !oume urine yang dikeluarkannya. Perubahan dalam !olume
urine merupakan indikator perubahan caira atau penyakit ginjal yang signifikan. ementara
memberi asuhan kepada klien, perawat mengkaji !olume uriine dengan mengukur )dengan
menggunakan wadah plastik, pispot, atau urinal* haluaran urine setiap kali klien berkemih.
1adah khusus )urimeter* ditempelkan di antara kateter menetap dan kandtong urine serta
merupakan alat yang tepat untuk mengkur urine dari urimeter, perawat dapat mengalirkan
urine atau ke dalam sebuah wadah untuk dibuang. Urimeter diindikasikan apabila dibutukna
pengukuran urine yang akurat per jam.
Apabila urine dari kantung urine diukur, cara yang paling baik adalah dengan
menggunakan wadah plastik yang terpisah yang memiliki skala pengukuran. kala yang
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
23/56
tertera di kantung hanya memberikan !olume rata-rata. etiap klien harus memiliki wadah
yang memiliki ukuran, yang mereka gunakan sendri, untuk mencegah kemungkinan
kontaminasi silang.
Perawat melaporkan setiap peningkatan atau penuaan !olume yang ekstrem. Cang
perlu mendapat perhatian adalah apabila haluaran urine per jam kurang dari 5( ml yang
berlangsung selama lebih dari % jam.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
24/56
Perawat sering mengumpulkan spesimen urine untuk pemeriksaan laboratorium. /ioe
pemeriksaan menentukan metode pengumpulan urine. emua spesimen diberi label yang
berisi nama klien, tanggal dan waktu pengumpulan urine. pesimen harus dikirim ke
laboratorium dengan tepat waktu untuk memastikan keakuratan hasil pemeriksaan. Kebijakan
pengontrolan infeksi yang ditetapkan lembaga harus dipatuhi sebagai tindakan pencegahan
standar oleh semua personel kesehatan selama menangani spesimen.
$engumpulan spesimen& Perawat mengumpulkan spesimen urine secara acak,
pengeluaran spesimen bersih atau spesimen yang diambil dari aliran pertengahan saat
berkemih, spesimen steril, dan spesimen urine pada waktu tertentu.
Spesimen a4a& pesimen urine rutin yang diambil secara acak dapat dikumpulkan
dai urine klien saat berkemih secara alami atau dari kateter 8oley atau kantung pengumpul
urine pada klien yang menjalanu di!ersi urinarius. pesimen harus bersih, tetapi tidak perlusteril. pesimen yang diambil secara acak digunakan untuk emeriksaan urinalisis atau
mengukur berat jenis, p4, atau kadar glukosa dalam urine secara spesifik.
Klien berkemih ke dalam wadah urine yang bersih, urinal, atau pispot.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
25/56
mengkateterisasi klien hanya untuk mengambil spesimen urine tidak lagi direkomendasikan
karena tindakan ini beresiko tinggi menyebabkan infeksi. pesimen urine untuk kultur juga
tidak diambil dari kantung drainase urine, kecuali urine tersebut adaah urine pertama
mengalir ke dalam kantung urine baru yang steril.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
26/56
Adanya spesimen terlewat@tidak tertampung akan membuat hasil pemeriksaan
menjadi tidak akurat. Perawat harus mengingatkan klien untuk berkemih sebelum defekasi
sehinggga urine tidak terkontaminasi oleh feses. 1adah pengumpul urine dapat diberi :at
pengawet atau perlu dimasukkan ke dalam lemari es. =aboratorium harus diberi konsultasi
tentang instruksi ini. Klien harus mengeluarkan spesimen urine yang terakhir pada akhir
periode waktu yang telah ditetapkan.
Pengumpulan urine pada anak-anak. Pengumpulan spesimen dari bayi dan anak-
anak seringkali sulit dilakukan. 9emaja dan anak usia sekolah biasanya mampu bekerja sama,
walaupun mereka mungkin merasa malu. Anak pra sekolah dan todler memiliki kesulitan
berkemih pada saat diminta. 6emberikan cairan pada anak kecil 5( menit sebelum anak
tersebut diminta berkemih, mungkin dapat membantu. Perawat harus menggunakan istilah
berkemih yang dapat dimengerti oleh anak. eorang anak kecil mungkin sungkan untuk
berkemih di wadah yang tidak biasa digunakannya. ebuah kursi berbentuk pot atau topi
spesimen, yang ditempatkan di bawah tempat duduk toilet biasanya efektif. Perawat harus
menggunakan peralatan pengumpul khusus untuk bayi atau toddler yang tidak dilatih untuk
buang air )toilet training *. Kantung yang sekali pakai, terbuat dari bahan plastik yang bening,
yang memiliki bahan perekat , dapat dipakaikan pada meatus uretra anak.
Perawat mempersiapkan bayi untuk pemeriksaan, diawali dengan membersihkan
bagian genitalia, perineum, dan kulit di sekitarnya dengan sabun dan air atau dengan
antiseptik. Pengeringan yang menyeluruh diperlukan karena perekat kantung tidak dapat
menempel pada permukaan yang lembab, tertutup bedak, atau berminyak. Perawat
menempelkan kantung dari bagian belakang ke depan, diawali pada perineum kemudian ke
simfisis pubis. Pada anak perempuan, perineum harus diregangkan dengan lembut untuk
memastikan bahwa kantung terpasang dengan baik sehingga tidak bocor. Pada anak laki-laki,
skrotum dan penis dimasukkan ke dalam kantung dengan tepat. ebuah diaper ditempatkan
diatas kantung. Perawat memeriksa kantung dengan sering dan setelah urine diperoleh, segera
lepaskan kantung tersebut. Anak yang aktif dapat dengan mudah kehilangan kantungnya dan
kebocoran dapat terjadi. Untuk pengambilan spesimen dengan cara pengeluaran-bersih,
perawat menggunakan kantung pengumpul steril. pesimen urine tidak boleh diambil dengan
cara memeras bahan diaper.
$emerisaan Umum Urine& Pemeriksaan urine meliputi urinalisis, pengukuran berat
jenis urine, dan kultur urine.
Urinalisis.=aboratorium melakukan urinalisis pada spesimen yang diperoleh dengan
metode yang telah dijelaskan sebelumnya. /abel 23-5 memuat daftar nilai normal urinalisis.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
27/56
pesimen harus diperiksa sesegera mungkin, lebih baik dalam % jam. pesimen urine harus
merupakan urine pertama yang dikeluarkan pada pagi hari untuk memastikan keseragaman
konsentrasi spesimen. Agar proses skrining berlangsung dengan cepat, perawat dapat
melaksanakan bagian tertentu urinalisis dengan menggunakan strip reagen khusus. Perawat
mencelupkan strip ke dalam urine kemudian mengobser!asi adanya warna dalam jarak waktu
yang telah ditetapkan dalam kemasan strip tersebut.
'erat jenis urine& 'erat jenis urine ialah berat atau derajat konsentrasi suatu
substansi yang dibandingkan dengan air dalam !olume yang sama.Untuk mengukur berat
jenis urine, digunakan urinometer dan silinder. Urinometer memiliki skala berat jenis yang
spesifik pada bagian atas dan sebuah bola air raksa yang berat di bagian bawahnya. pesimen
urine dituangkan ke dalam sebuah silinder khusus yang bersih dan kering. Urinometer yang
berat dicelup dan diputarkan secara perlahan ke dalam silinder yang berisi urine. Kosentrasi
substansi yang terlarut di dalam urine menentukan ke dalaman urinometer yang terapung.
Pegukuran ini selalu dilakukan untuk melengkapi urinalisis. Perawat yang bekerja di unit
perawat kritis mungkin beratanggung jawab untuk melakukan pengukuran berat jenis urin
secara periodik selama proses pengkajian klien.
"engan penempatkan urinometer sejajar mata perawat, hasil pengukuran berat jenis
urine dibaca pada dasar lengkung batas urin.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
28/56
$emerisaan "iagnosa& istem perkemihan ialah salah satu dari beberapa sistem
organ yang pemeriksaan dianosanya dapat akurat dan dapat dipertanggung jawabkan melalui
beberapa teknik radiografik. "ua pendekatan untuk melihat struktur perkemihan, yakni teknik
lagsung dan tidak langsung, dapat cukup sederhana atau sangat kompleks, sehingga
membutuhkan inter!ensi keperawatan yang ekstensif. Prosedur ini lebih jauh dibagi lagi
menjadi kategori infasif atau non infasif.
Rontgenogram a%"omen& 9ontgenogram abdomen, yang juga disebut sebagai plain
film, KU
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
29/56
;mplikasi keperawatan sebelum tes dilakukan meliputi mengenali klien yang beresiko
mengalami perubahan fungsi ginjal akibat injeksi pewarna kontras secara ;D. etiap klien
yang mengalami insufisiensi ginjal memiliki resiko. Klien lansia rentan terhadap efek
nefrotoksik pewarna kontras, karena klien kehilangan cairan selama mempersiapkan usus.
Pengkajian keperawatan mengenai status !olume dan upaya memepertahankannya sebelum
prosedur ini dilakukan merupakan hal yang palinga penting. ;mplikasi keperawatan tambahan
adalah sebagai berikut >
#. 6enadatangani surat persetujuan )jika merupakan kebijakan lembaga*
%. 6engkaji adanya riwayat alergi yodium pada klien, yang berarti, klien juga
diperkirakan alergi pada pewarna ;DP.
5. 6emberikan obat pencahar pada sore hari sebelum pemeriksaan.
2. 6emastikan bahwa klien mengikuti program pembatasan asupan yang ditetapkan
sebelum dilaksanakannya tes.)"apat berupa puasa setelah tengah malam atau
diperbolehkan mengonsumi cairan jernih hannya setelah mengonsumsi makan malam
yang berupa cairan jernih*.
$. 6enjelaskan bahwa warna kemerahan di wajah merupakan hal normal selama pewarna
diinjeksikan dan klien mungkin akan merasa pusing atau hangat.
3. 6enjelaskan bahwa infus intra!ena untuk injeksi pewarna mulai diberikan sebelum
pelaksanaan tes.
'. 6enjelaskan bahwa tes yang dilakukan melibatkan pemeriksaan sinar J yang diambil
pada beberapa jarak waktu dan bahwa klien akan berkemih menjelang akhir tes.
/idak semua lembaga mempekerjakan perawat di departemen radiologi. Apabila tidak ada
perawat, dokter atau teknisi radiologi mengemban tanggung jawab ini. ;mplikasi selama tes
meluti tindakan-tindakan berikut>
#. Kaji tempat intra!ena untuk melihat adanya tada-tanda infiltrasi :at pewarna ke dalam
jaringan )mis adanya pembekakan,kemerahan,dan nyeri*.
%. ?bser!asi adanya tanda-tanda reaksi alergi terhadapa :at pewarna )mis distres
pernapasan,penurunan tekanan darah,dan urtikaria*.
5. ;ngatkan klien tentang sensasi normal yang ditimbulkan olek injeksi :at pewarna.
;mplikasi keperawatan setelah pelaksanaan tes meliputi tindakan berikut>
#. Pastikan bahwa klien menerima diet yang biasa diterimanya setelah pelaksanaan tes.
%. "orong klien untuk mengonsumsi cairan guna meminimalkan dehidrasi yang disebabkan
oleh persiapan usus dan untuk mencegah potensial terjadinya efek nefrotoksik akibat materi
kontas.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
30/56
5. Pantau asupan dan haluaran cairan dan segera laporkan kepada dokter jika ada perubahan.
2. ?bser!asi adanya reaksi alergi yang terlambat.
$emin"aian (s4an) ginjal./es radionuklida,seperti pemindaian ginjal memungkinkan
!isualisasi tidak langsung pada struktur saluran perkemihan setelah isotop radioaktif diinjeksi per ;D. Pemilihan sebuah isotop bergantung pada proses fisiologis yang akan diperiksa. Emisi
dari radionuklida dapat di foto dengan menggunakan kamera khusus. ;sotop dapat dideteksi
tanpa membutuhkan persiapan khusus. "osis radioisotop yang digunakan sangat rendah. ?leh
karena itu, tidak dibutuhkan tindakan pencegahan terhadap pajanan radioaktif,kecuali
penggunaan sarung tangan sekali pakai,jika klien menggunakan pispot atau urinal untuk
buang air.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
31/56
tele!ise. Prosedur ini memungkinkan !isualisasi kondisi patologis yang abnormal seperi
tumor,obstruksi,massa di retroperitoneum,dan pembesaran nodus limfe. Pemindai 7/ )C
Scan* dapat mendeteksi massa berukuran kurang dari % cm. 1alaupun prosedur ini tidak
in!asif,pada beberapa pemeriksaan,materi kontras intra!ena atau oral digunakan untuk
memperluas daerah yang diperiksa. Apabila kontras intra!ena digunakan mungkin perlumemberikan larutan pembersih usus per oral )mis Go=ytely* atau dengan menggunakan
enema,terutama jika organ tambahan di dalam rongga abdomen akan diperiksa implikasi
keperawatan sebelum,selama,dan setelah tes ini sama dengan implikasi keperawatan yang
tertera pada pemeriksaan ;PD. amun,perawat perlu menjelaskan bahwa klien akan
ditempatkan disebuah mesin yang besar. Cang dapat menimbulkan perasaan klaustrofobia
pada indi!idu yang rentan.
Ultrasoun" Ginjal& Ultrasonografi merupakan alat diagnostic nonin!asif yang berharga
dalam mengkaji gangguan perkemihan alat ini menggunakan gelombang suara yang tidak
dapat terdengar ,berfrekuensi tinggi,yang memantul dari struktur jaringan. Beli konduktif di berikan ke kulit klien dan berfungsi sebagai alat pentransmisi gelombang suara. /ransduser
yang digerakkan di atas jeli konduktif akan memancarkan berkas suara yang mana berkas
suara tersebut juga melewati jaringan tubuh yang memiliki kepadatan berbeda.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
32/56
instruksikan iuntuk melaporkan timbulnya sensasi berikut, berkeringat,nyeri,mual,kandung
kemih penuh atau keinginan kuat untuk berkemih.
$rose"ur In3asif& Prosedur in!asi!e meliputi sistoskopi,biopsy,dan angiogram.
Sistosopi& istoskopis memungkinkan dokter melihat bagian dalam kandung kemih danuretra. istoskop terlihat hampir seperti katater urine,walapun sistoskop tidak fleksibel dan
umumnya berukuran lebih besar sistoskop diinsersi melalui uretra klien. ;nstrumen ini
memiliki selubung plastik atau karet,sebuah opturator yang membuat skop tetap kaku,selama
insersi,sebuah teleskop untuk melihat kandung kemih dan uretra,dan sebuah saluran untuk
merinsersi kateter atau instrument bedah khusus.
Prosedur terasa nyeri selama insersi instrument. /erdapat risiko perforasi kandung kemih jika
klien tidak rileks dan tidak kooperatif. "apat diberikan anestesi umum,spinal,atau local.
Karena tes perlu memasukkan objek asing ke dalam rongga yang steril,klien menerima
sejumlah besar cairan )per intra!ena atau oral* sebelum dan selama prosedur untuk
mempertahankan berlanjutnya aliran urine serta untuk membuang setiap bakteri. Antibiotik
juga dapat diberikan secara intra!ena. elama tes,specimen urine dan jaringan dapat
dikumpulkan.
"okter biasanya melakukan sistoskopi di dalam ruang sistoskopi di rumah sakit. 6eja
sistoskopi khusus meminimalkan stress dan keletihan yang dapat dialami klien akibat
mempertahankan satu posisi dalam waktu yang lama. ;mplikasi keperawatan sebelum tes
meliputi tindakan berikut>
#. /andatangani surat persetujuan.
%. =akukan persiapan bowel atau enema atau berikan obat katartik pada malam hari sebelum
tes dilakukan.
5. Apabila anestesi local akan digunakan,dorong klien untuk mengonsumsi cairan oral.
2. Apabila anestesi umum akan digunakan,instruksikan klien untuk berpuasa setelah tengah
malam.
$. Belaskan bahwa insersi sistoskop sama seperti insersi kateter uretra
3. Belaskan pentingnya tetap berbaring selama tes.
'. Belaskan bahwa selang intra!ena akan memulai mengalirkan cairan selama tes
.
#.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
33/56
5. Belaskan )jika klien sadar* bahwa insersi sistoskop menimbulkan keinginan kuat untuk
berkemih.
2. ;ngatkan klien untuk tetap berbaring,jika sadar.
;mplikasi keperawatan setelah tes meliputi tindakan berikut>
#. ;nstruksikan klien untuk tetap di tempat tidur sesuai program
%. Kaji adanya tanda-tanda kemungkinan retensi urine dan waktu berkemih pertama.
5. ?bser!asi !olume dan karakteristik urine,termasuk urine yang berwarna keruh atau
mengandung darah setiap kali berkemih.
2. "orong klien untuk meningkatkan asupan cairan dan pantau asupan serta haluaran.
$. ?bser!asi adanya demam,disuria, atau perubahan tekanan darah.
3.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
34/56
%. =atih klien bernapas dan mengambil posisi yang benar
5. ;ngatkan klien tentang sesasi yang akan dirasakannya,yang disebabkan oleh pemberian
analgesic local dan penggunaan instrument biopsy.
;mplikasi keperawatan setelah tes meliputi tindakan berikut>
#. Pantau tanda-tanda !ital,catat perubahan yang konsisten disertai dengan perdarahan
internal dan syok hemoragik.
%. ?bser!asi warna,jumlah,dan karakter urine,catat urine yang mengandung darah. Perawat
mungkin perlu menyimpan specimen. )obser!asi kebijaksanaan lembaga*.
5. Kaji pemeriksaan hematologi )hitung darah lengkap* setelah biopsy.
2. "orong klien untuk mengonsumsi cairan secara oral.
$. ;nstruksikan klien untuk tetap berada ditempat tidur selama waktu yang telah ditetapkan
)biasanya %2 jam*
3. Kaji daerah biopsy untuk melihat adanya tanda perdarahan dan catat keluhan nyeri.
'. Pertahankan balut tekan )balutan yang mengikat@menekan* di temapat biopsy
. ;nstruksikan klien untuk tidak melakukan akti!itas berat,paling tidak selama % minggu.
Angiografi (arteriogram)& Angiogram ginjal merupakan prosedur radiografis in!asi!e yang
menge!aluasi system arteri ginjal. Arteriogram paling sering digunakan untuk memeriksaarteri ginjal utama atau cabang-cabangny untuk mendeteksi adanya penyempitan atau oklusi.
elain itu,prosedur ini menge!aluasi adanya massa )mis neoplasma atau kista* untuk
menentukan adanya perubahan aliran darah. Arteriogram dilakukan dengan menempatkan
karakter ke dalam salah satu arteri femoaralis dan memasukannya sampai ke ketinggian arteri
renalis. 6ateri kontras radiopaI diinjeksikan melalui karakter sementara gambaran sinar-J
diambil secara berurutan dengan cepat.
;mplikasi keperawatan sebelum tes meliputi tindakan berikut>
#. /anda tangani surat persetujuan
%. Kaji adanya alergi terhadap yodium,yang memprediksikan adanya alergi terhadap :at
kontras yang digunakan dalam angiogram.
5. Pastikan bahwa klien puasa setelah tengah malam.
2. Belaskan bahwa warna kemerahan pada wajah adalah hal yang normal selama :at pewarna
diinjeksikan dan bahwa klien mungkin akan merasa pusing atu hangat.
$. Belaskan bahawa tes ini meliputi pemeriksaan sinar-J,yang dilakukan dalam berbagai
inter!al waktu setelah :at pewarna diinjeksikan.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
35/56
;mplikasi keperawatan setelah arteriogram atau !enogram dilakukan meliputi hal-hal berikut>
#. Pantau tanda-tanda !ital setiap jam sampai klien stabil kemudian panjangkan inter!al
samapai setiap % jam dan 2 jam secara berurutan.
5. Periksa nadi,kaji sirkulasi pada ekstermitas yang dipasang kanula.serta pastikan bahwaekstermitas tetap dalam posisi lurus.
2. ?bser!asi klien pada tempat pemasangan kateter selama %2 jam untuk melihat adanya
perdarahan ,peningkatan nyeri tekan,dan pembentukan hematoma.
$. Pertahankan balut tekan di tempat insersi selama %2 jam )periksa kebijakan institusi*
3. ?bser!asi klien untuk melihat adanya reaksi yang terlambat terhadap materi kontras.
'. Pantau asupan dan haluaran klien serta laporkan adanya kelainan !olume urine kepada
dokter. 7airan biasanya meningkat,baik berasal dari pemberian cairan secara intra!enamaupun melalui mulut setelah tes dilaksanakan untuk membantu membuang :at pewarna
serta meminimalkan efek nefrotoksik :at pewarna.
iagnosa !epera0atan
Pengkajian fungsi eliminasi urine klien yang dilakukan terus menerus menunjukkan pola data
yang memungkinkan perawat mebuat diagnose,keperawatan yang rele!an dan akurat.
Perawat berpikir secara kritis dengan merefleksikan pengetahuannya tentang klien
sebelumnya,meninjau kembali karakteristik penentu yang terindektifikasikan,menerapkan
pengetahuan tentang fungsi urine,dan kemudian membuat diagnosis yang spesifik. "iagnosismungkin berupa masalah actual atau suatu masalah yang kemungkinan akan klien alami )lihat
kotak diagnose keperawatan disebelah kanan*.
"iagnosis dapat berfokus pada perubahan eliminasi urine atau masalah-masalah
terkait,seperti kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan inkontinensia urine.
;dentifikasi karakteristik penentu mengarahkan perawat dalam memilih diagnosis yang tepat.
6enspesifikkan faktor-faktor terkait untuk setiap diagnosis memungkinkan pemilihan
inter!ensi keperawatan yang bersifat indi!idual. "iagnosa keperawatan pada klien retensi
urine yang disertai o!erflow.inter!ensi keperawatan jangka panjangnya ber!ariasi,bergantungkepada sebab yang terkait. Untuk klien dengan kerusakan neurologis permanen,seperti
sklerosis multipel,perawat perlu merencanakan metode alternati!e untuk mengosongkan
kandung kemih,misalnya pemasangan kateter dalam jangka panjang. ebaliknya,klien yang
mengalami retensi urine disertai o!erflow,yang terkait dengan anesthesia,kemungkinan tidak
memerlukan inter!ensi setelah kateter tunggal yang dimasukkan mengosongkan kandung
kemih. Pemulihan total dari pengaruh anesthesia mengeliminasi masalah tersebut.
$eren4anaan
"alam mengembangkan suatu rencana keperawatn,perawat menetapkan tujuan dan hasilakhir yang diharapkan untuk setiap diagnosis. 9encana menggabungkan aktiftas untuk
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
36/56
meningkatkan kesehatan dan inter!ensi trapiutik untuk kliebn yang mengalami masalah
eliminasi urine. ;nter!ensi pre!entif mungkin diburtuhkan oleh klien yang beresiko
mengalami masalah perkemihan )lihat rencan perawatan diatas*. Perawat juga merencanakan
terapi sesuai dengan tingkat keparahan resiko pada pasien.4asil akhir yang ditetapkan di
dalam rencana akan tercapai jika terapi efektif.
"alam proses keperawatan,penting untuk mempertimbangkan lingkungana rumah klien dan
eliminasi rutin yang normal saat merencanakan terapi untuk klien."alam merencanakan
asuhan keperawatan untuk beberapa klien,mungkin diperlukan konsultasi dengan profesional
kesehatan lain.6isalnya,ahli trapi fisik dapat merencanakan rencana latihan untuk
meningkatkan kekuatan dan daya tahan sehingga klien akan mampu berjalan ke kamar
mandi.Penguatan yang diberikan terhadap kebiasaan hidup sehat yang telah dijalankan,akan
meningkatkan kepatuhan klien terhadap rencana asuhan.
Klien yang waspada akan adanya perubahan eliminasi urine baik actual maupun
resiko,belajar mengenali tanda-tanda perubahan dan dapat menjaga masalah yang
serius.Perubahan eliminasi urien merupakan resiko tinggi bagi status kesehatan klien secara
keseluruhan.
6erencanakan asuhan keperawatan juga melibatkan suatu pemahaman tentang kebutuhan
klien untuk mengontrol fungsi tubuhnya.Perubahan elliminasi urine dapat menjadi sesutu
yang memalukan,membuat tidak nyaman dan sering membuat klien rutasi. Perawat dank lien
bekerja sama untuk menetapkan langkah guna mempertahankan keterlibatan klien dalam
asuhan keperawatan dan untuk mempertahankan eliminasi urine yang normal./ujuan asuhan
keperawatan untuk klien meliputi hal-hal berikut>
#. 6emahami eliminasi urine yang normal
%. 6eningkatkan pengeluaran kemih yang normal
5. 6encapai pengosongan kandung kemih yang lengkap
2. 6encegah infeksi
$. 6empertahankan intergritas kulit
3. 6endapatkan rasa nyaman
6asalah-masalah terkait seperti ansietas mungkin memerlukan inter!ensi,yang sering kali
tidak mempunyai efek langsung pada eliminasi urie. amun masalah terkait teersebut
mungkin akan berlanjut. Kecuali perawat melakukan inter!ensi. 6asalah-masalah yang
muncul dalam perubahan eliminasi urine sering kali saling berhubungan kompleks. Perawat
juga harus mengantisipasi masalah yang mungkin timbul sebagai akibat pemberian
terapi.6isalnya,diagnose resiko infeksi dapat ditegakkan,jika klien terpasang kateter
menetap.
Perencanaan keperawatan pada klien yang dirawat dirumah sakit harus meliputi perencanaan pulang.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
37/56
Perawat menetapkan suatu peralatan bantu uang akan dibutuhkan dan kebutuhan klien akan
penyuluhan.angat penting memberi penyuluhan pada klien selama menginap dirumah
sakit.Penyuluhan tentang perawatan diri klien dikuatkan secara terus-menerus,dan minta
klien mendemonstrasikan kembali keterampilan psikomotor serta perawatan dirinya yang
penting.6isalnya,klien yang dipulangkan dalam keadaaan terpasang kateter menetap akan perlu melakukan perawatan kateter,memahami cara mengosongkan kantung drainase dengan
aman,mengukur urine secara akurat,dan mengetahui tanda serta gejala infeksi dalam saluran
perkemihan.Kebutuhan pelayanan kesehatan dirumah harus dieksplorasi,dan rujukan yang
tepat harus dibuat.Peran perawat dalam merencanakan inter!ensi ini akan membuat klien
menjalani transisi dengan lancar,melalui setiap fase dalam proses keperawatan.
Implementasi
;mplementasi merupakan fase tindakan dalam proses keperawatan.Perawat akan melakukan
tindakan kolaboratif dan tindakan mandiri untuk membantu klien mencapai hasil akhir serta
tujuan yang diharapkan.Akti!itas yang mandiri adalah akti!itas ketika perawat menetapkan
keputusannya sendiri.alah satu contoh aktifitas ini ialah penyuluhan tentang aktifitas
perawata dari pada klien.Akti!itas kolaboratif adalah aktifitas-aktifitas yang diprogramkan
oleh dokter dan dilaksanakan oleh perawat,seperti pemberian obat.
$eningatan !ese#atan
8okus peningkatan kesehatan adalah untuk membantu klien memahami dan berpartisipasi
dalam pratik keperawatan diri sendiri yang akan memelihara serta melindungi fungsi system
kemih yang sehat.8okus ini dapat dicapai dengan menggunakan beberapa cara.
$ENULU.AN !LIEN
Keberhasilan terapi,yang ditunjukan untuk menghilangkan atau meminimalkan masalah
eliminasi urine,sebagian bergantung pada keberhasilan dalam upaya memberikan penyuluhan
kepada klien )lihat kotak di hl, #'(*.Perawat mengintruksikan klien berdasarkan kekhususan
masalh eliminasi mereka. 6isalnya,klien yang pratik higienenya buruk akan mendapatkan
manfaat dari mempelajari sterilitas normal saluran perkemihan dan cara untuk mencegah
infeksi.6endiskusikan mengenai mekanisme dasar produksi urine dan berkemih pada klienyang mengalami perubahan eliminasi,juga sangat bermanfaat.Pengetahuan tentang factor-
faktor yang meningkatkan produksi urine normal,dan meningkatkan berkemih juga dapat
membantu.Klien mempelajari arti adanya gejala perubahan urine sehingga perawatan
kesehatan pre!entif sejak dini dapat dimulai.
Perawat deapat dengan mudah melakukan penyuuhan pada saat memberikan asuhan
keperawatan.6isalnya,jika perawat sedang mencoba meningkatkan asupan cairan
klien,waktu yang baik utuk mendiskusikan manfaat meningkatnya asupan cairan adalah pada
saat memberikan cairan yang dicampur dengan obat-obatan atau makanan.Perawat mungkin
akan lebih sukses dalam memberikan penyuluhan kepada klien tentang kebersihan perineum
pada saat membantu klien mandi atau saat melakukan perawatan kateter.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
38/56
MENING!A+!AN $ER!EMI.AN NORMAL
6empertahankan eliminasi urine normal akan membantu mencegah terjadinya masalah
perkemihan yang banyak tindakan keperawatan yang telah dirancang untuk meningkatkan
system berkemih normal pada klien yang beresiko mengalami kesulitan berkemih dan pada
klien yang memiliki masalah dalam berkemih. Perawat dapat melakukan banyak tindakan
secara madiri.
Menstimulasi Refles 'eremi#&Kemampuan klien untuk berkemih bergantung pada
adanya rasa desakan untuk berkemih,kemampuan mengontrol sfingter uretra,dan kemampuan
untuk rileks selama berkemih perawat dapat mebantu klien untuk belajar rileks dan
menstimulasi refleks berkemih dengan mengajarkan posisi yang normal saat
berkemih.1anita lebih mampu berkemih dalam posisi jongkok atau duduk.Posisis ini
meningkatkan kontraksi otot-otot panggul dan otot-otot intraabdomen yang membantu
mengontrol sfingter serta membantu kontraksi kandung kemih.Apabila klien tidak mampu
menggunakan fasilitas toilet,perawat membantu klien untulk mengambil posisi jongkok
diatas sebuah bedpen )lihatr
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
39/56
Apabila asupan cairan ditingkatkan,urine yang diekskresikan mengeluarkan solut atau fertikel
yang dapat berkumpul didalam system perkemihan.Asupan cairan yang adekuat dapat
meminimalkan inkontinensia urgensi pada para lansia dengan mengurangi iritasi pada
kandung kemih,yang disebabkan oleh urine yang lengkap )7olling ?wen,dan
6c7ready,#002*. Karena klien biasanya tidak mau meminum cairan sebanyak %$(( mlsehari,perawat harus menganjurkan cairan yang disukai klien agar ia mau
meminumnya.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
40/56
$era0atan Aut
MEM$ER+A.AN!AN !E'IASAAN ELIMINASI
Klien biasanya memerlukan waktu untuk berkemih.6eminta klien untuk berkemih dengan
cepat sehingga mereka dapat dikirim ke pemeriksaan sinar-J,atau meminta specimen urinesecepat mungkin,tidak membuat menjadi rileks dan menjalani kebiasaan berkemih
normal.Klien harus memberi waktu sekurang-kurang nya 5( menit untuk menyiapkan
specimen.Perawat mempelajari waktu saat klien berkemih normal,seperti saat bangun tidur
atau sebelum makan,dan kemudian menawarkan kesempatan kepada klien untuk
menggunakan fasilitas toilet kebutuhan untuk berespon terhadap keinginan berkemih klien
juga merupakan hal yang penting.Penundaan dalam membantu klien ke kamar mandi dapat
mebantu proses berkemih normal dan menyebabkan inkontinensia.
Pri!asi sangat penting untuk berkemih normal.Apabila klien tidak dapat mencapai kamar
mandi,perawat memastikan bahwa daerah disamping tempat tidur ditutup gorden."idalam
rumah,klien yang mengalami kelemahan,dapat memilih menggunakan commode disamping
tempat tidur yang tertutup,dibelakang sebuah sekat atau pembagi ruangaan.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
41/56
Pada saat kandung kemih kosong,otot detrusor berkontraksi sebagai respon terhdap stimulasi
parasimpatis.Pengosongan kandung kemih yang tiak lengkap merupakan akibat dari
kerusakan stimulasi saraf atau kelemahan otot detrusor.Akibatnya,klien mengalami retensi
urine dan kemungkinan inkontinensia o!erflow.?bat-obatan kolinergik meningkatkan
kontraksi kandung krmih dan pengosongannya.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
42/56
lumen adalah mudah yaitu dengan menghitung jumlah drainase dan tempat injeksi pada ujung
kateter
/ipe kateter ke tiga memiliki ujung yang melengkung sebuah kateter 7oude digunakan pada
klien pria,yang mungkin mengalami pembesaran prostat,yang mengobstruksi sebagian
uretra.Kateter 7oude tidak terlalu kromatik selama insersi karena kateter ini lebih kaku dan
lebih mudah di control dari pada ujungnya yang lurus.
Kateter tersedia dalam banyak diameter untuk menyesuaikan ukuran saluran uretra
kain.Anjurkan tentang cara membuat putusan yang tepat berkaitan dengan pemilihan kateter
yang tersedia.
In"iasi ateterisasi& Kateterisasi dapat di indikasikan untuk berbagai alasan.Apabila waktu
kateterisasi pendek dan upaya meminimalkan infeksi merupakan suatu
Menginsersi !ateter Lurus Atau !ateter Menetap
o =angkah 9asional
%. 6enyiapkan peralatan dan suplai yang
dibutuhkan>
i. =ampu senter atau lampu goseneck
j. elimut mandi
k. Alas penyerap yang kedap air
l. tempat sampah.
m. sarung tangan sekali pakai, baskom berisi airhangat , sabun, lap badan, dan handuk
n. elang drainase steril dan kantung
penampung)dapat belum ditempelkan ke kateter*,
plester, peniti pengaman, puta elastis
o. 1adah atau baskom steril )
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
43/56
tubuh yang benar dan aman.
$. /inggikan tempat tidur sampai ketinggian yang
nyaman untuk melakukan pekerjaan.
6eningkatkan penggunaan mekanika
tubuh yang benar.
3. 7uci tangan 6engurangi penularan infeksi
'. Posisi perawat menghadap klien, berdiri di
sebelah kiri tempat tidur, jika anda inginmenggunakan tangan kanan)berdiri di sebelah
kanan tempat tidur jika anda akan menggunakan
tangan kiri*.
a. wanita > bantu untuk mengambil posisi dorsal
rekumben )terlentang dengan lutut ditekuk*.
6inta klien untuk merelaksasi paha sehingga
paha dapat dirotasi kearah luar )tungkai dpaat
ditopang denga bantal*, atau posisikan klien
dalam posisi berbaring miring )sims* dengan
menekuk lututnya, apabila klien tidak mampu
mengambil posisi terlentang )opsional*.
b. pria > bantu untuk menganmbil posisi dengan
paha sedikit diabduksi
6emungkinkan untuk meliha struktur
perineum dengan baik. Ubah posisi jika
klien tidak dapat mengabduksi tungkai
pada senggi pinggil )sendi artritis*. Posisi
ini juga dapat lebih nyaman untuk klien
sanggah klien dengan bantal, jika perlu,
unutuk mempertahankan posisi.
Posisi terlenyang mencegah ketegangan
otot abdomen dan panggul.
#%. elimuti klien >a. wanita > selimuti klien dengan selimut mandi.
/empatkan selimut dalam bentuk limas diatas
klien. atu sudut pada bagian leher, satu sudut
pada setiap lengan dan sudut terakhir diatas
perineum. /inggikan gaun diatas panggul.
b. pria > selimuti badan bagian atas dengan
selimut mandi dan tutupi ekstremitas bagian
bawah dengan sprei tempat tidur sehingga hanya
bagian genetalia yang terpajang
4indari pajanan bagian bagian tubuhyang tidak perlu dan pertahankan
kenyaman.
#5. Kenakan sarung tangan sekali pakai.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
44/56
#. Atur suplai diatas daerah yang steril.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
45/56
dekat deangan lipatan labia, sepanjang daerah
yang jauh dari lipatan labia, dan secara langsung
pada meatus.
b. pria >
#. apabila klien tidak di sirkumsisi, retraksi
perepusium dengan tanag yang tidak dominan.Pegang batang penis, tepat dibawah glands.
9etraksikan meatus uretra dengan menggunanakn
ibu jari dan jari telunjuk. Pertahankan tangan
yang tidak dominan pada posisi ini selama proses
insersi kateter.
%. dengan tangan yang domina, ambil bola kapas
dengan forsep dan bersihkan penis. 6ulai dari
meatus . lanjutkan sampai kearah bawah batang
penis dengan menggunakan gerakan melingkar.
Ulangi proses ini tiga kali, dengan mengganti
bola kapas setiap kali proses.
dimulai dari daerah yang kontaminasinya
paling kecil kedaerah yang
kontaminasinya paling luas. /angan
dominan tetap steril. 6eminimalkan
peluang terjadinya ereksi.)apabila ereksi
terjadi, hentikan prosedur*. =epaskan prepusium atau turunnya penis selama
proses pembersihan menyebabkan
perlunya pengulangan proses karena
daerah tersebut telah terkontaminasi.
6engurangi jumlah mikroorganisme di
meatus dan pembersihan bergerak dari
daerah yang kontaminasinya minimal ke
daerah yang kontamiasinya maksimal.
/angan yang dominan tetap steril.
%2. Ambil kateter dengan tangan dominan yang telah
menggunakan sarung tangan sekitar $ cm dari
ujung kateter. Pengang ujung kateter dan lekuk
dengan longgar ditelapak tangan yang tidak
dominan . letakkan ujung distal kateter dibawah
penampang urin)jika kateter belum dipasang ke
saluran atau kantung urin*.
Penampungan urin mencegah kotornya
seprei tempat tidur dan
memungkinkanpengukuran haluaran urine
yang akurat.
%$. ;nsersi kateter >
a. wanita > pegang kateter di tanagn yang
dominan dan tangan yang tidak dominanmelanjutkan tindakan meretraksi labia.
#. minta klien mengambil napas dalam, insersi
kateter melalui meatus secara perlahan. )apabila
tidak ada urin yang muncul setelah selang
diinsersi beberapa cm, kateter mungkin masuk
kedalam !agina. Apabila kateter masuk kedalam
!agina, biarkan ditempat, kemudian ambil dan
insersi kateter lain kemudian lepaskan kateter
yang pertama.*
%. masukkan kateter sekitar $-',$ cm pada orang
dewasa, %,$ cm pada anak, atau sampai urinekeluar. Apabila menginsersi kateter menetap,
masukkan lagi $ cm setelah urine keluar. Apabila
ada tahanan, jangan memaksa kateter untuk
masuk.
5.lepaskan labia dan pegang kateter dengan aman
menggunakan tangan yang tidak dominan.
b. Pria > tinggikan penis reposisi perpendikular
terhadap tubuh klien dan berikan sinar ke arah
atas penis yang telah ditarik >
#. minta klien untuk berusaha keras untuk
mengedan kebawah seperti pada saat berkemih,insersi kateter melalaui meatus secara perlahan.
9elaksasi sfingter eksterna membantu
insersi kateter. )kateter di!agina tidak lagi
steril.* meninggalkan kateter yang pertamaakan mencegah salah masuknya kateter
kedua kedalam !agina.
Uretra wanita berukuran pendek. Urin
yang keluar mengindikasikan bahwa
ujung kateter berada di dalam kandung
kemih atau uretra bagian bawah.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
46/56
%. masukkan kateter #',$-%%,$ cm pada orang
dewasa , $-',$ cm paada anak kecil, atau samapi
urin keluar. Apabila ada tahanan, jangan
memaksa kateter untuk masuk ke uretra.
;nsersi kateter >
b. priaapabila menginsersi kateter menetap, masukkan
lagi sepanjang $ cm setelah urin keluar.
5. lepaskan penis dan tahan kateter dengan kuat
menggunakan tangan yang tidak dominan.
kateter dapat disebabkan oleh striktur atau
pembesaran prostat.
6emastikan bahwa balon telah masuk
kedalam kandung kemih.
Kontraksi kandung kemih atau sfingter
dapat menyebabkan keluarnya kateteryang tidak disengaja.
%3. Kumpulka spesimen urine sesuai kebutuhan> isi
mangkuk atau botol spesimen sampai tingkat
tertentu )%(-5( ml* dengan memegang bagian
pangkal kateter ditangan yang dominan, diatas
mangkuk )atau kumpulkan spesimen dari kantung
drainase yang steril*. "engan tangan yang
dominan, tekuk kateter untuk menghentikansementara aliran urin dan kemudian lepaskan
kateter untuk memungkinkan sisa urin didalam
kandung kamih keluar kedalam penampang
pengumpul. /utup masuk spesimen dan letakkan
di pinggir untuk diberi label.
6emungkinkan diperolehnya spesimen
steril untuk analisis kultur.
%'.
a. saat memegang kateter di meatus urinarius
dengan tangan yang tidak dominan, pegang
pangkal kateter, letakkan diantara dua jari.
b. dengan mengguakan tangan yang dominan,
pasang spuit )jika belum terpasang*ketempat
injeksi pada pangkal kateter.c. injeksi sejumlah total larutan secara perlahan.
Apabila klien mengeluh nyeri yang tiba tiba,
aspirasi larutan dan masukkan kateter lebih jauh
jangan menginjeksikan cairan melebihi ukuran
balon.
d. setelang menggembungkan balon sampai
maksimal, lepaskan kateter dari tangan yang tidak
dominan dan tarik dengan perlahan untuk
merasakan adanya tahanan. Kemudian masukkan
kateter sedikit lagi kedalam kandung kemih.
=epaskan spuit.
Kateter harus ditahan pada saat spuit
dimanipulasi.
Pintu masuk injeksi terhubung dengan
lumen yang menuju ke balon.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
47/56
penampung dan kantung drainase, kecuali sudah
disambungkan. /empatkan kantung pada posisi
tergantung jangan letakkan kantung di kerangka
pengaman tempat tidur.
dibuat titik posisi kantung drainase yang
menggantung meningkatkan aliran urin
menjauhi kandung kemih. Kantung yang
di tempelkan pada pengaman tempat tidur,
ketinggian dapat berada di atas ketinggian
kandung kemih, pada saat pengamantersebut dinaikkan.
5#. 8iksasi kateter >
a. wanita > gunakan tali elastis atau plester untuk
menfikasasi kateter kebagian dalam paha.
tempelkan kateter pada bagian atas paha
atau abdomen bagian bawah )penis diarahkan ke
abdomen* dengan menggunakan plester.
Penempelan kateter dilakukan dengan kendur
sehingga gerakan tidak akan menyebabkanketegangan pada keteter.
6enempelkan kateter meminimalkan
trauma pada uretra dan meatus selama
klien melakukan geraka. Kateter yang
diposisikan diatas paha mencegah
tertekuknya selang. /ali elastis atau plester
non alergik mencegah iritasi kulit.
6enempelkan kateter pada abdomen
bagian bawah diduga mebgurangi tekana
uretra pada sambungan penis dan skrotum
sehingga mengurangi kemungkinanterjadinya nekrosis jaringan.
5%. Pastikan bahwa tidak ada hambatan atau lekukan
pada selang. /empetkan sisa lekukan selang
diatas tempat tidur dan kaitkan pada bagian
bawah seprei tempat tidur dengan peniti dari set
drainase atau dengan pita karet dan peniti
pengaman.
Pemasangan selang yang paten
memastikan urin mengalir dengan bebas
yang dipengaruhi oleh gaya grafitasi dan
mencegah aliran balik urine kedalam
kandung kemih.
55. =epaskan sarung tangan dan buang peralatan,
duk, serta urine di wadah yang tepat.
6encegah penularan mikroorganisme.
52.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
48/56
Prioritas, maka metode katerisasi intermiten adalah yang terbaik. Katerterisasi intermiten juga
dianjurkan untuk indi!idu yang mengalami cedera medula spinalis, yang tidak dapat
megontrol kandung kemihnya."engan pengeluaran urine secara intermiten dari kandung
kemih secara rutin, klien ini lebih sedikit mengalami infeksi. Kateterisasi menetap digunakan
jika diperlukan pengosongan kansung kemih dalam jangka panjang. Kotak diatas meguraikantentang indikasi khusus kateterisasi.
Insersi ateter& Kateterisasi uretra memerlukan resep dokter. Perawat harus menggunakan
teknik aseptik secara ketat. 6angetur peralatan sebelum pelaksanaan prosedur akan
mencegah interupsi. =angkah langak untuk menginsersi kateter menetap dan kateter lurus
sekali pakai pada dasarnya sama. Perbedaanya terletak pada prosedur yang dilakukan untuk
menggembungkan balon kateter menetap dan menfiksasi kateter. Prosedur 23-% memuat
langkah langkah kateterisasi uretra pada wanita dan pria.
Sistem "rainase tertutup& etelah menginsersi sebuah kateter menetap, perawat
memepertahankan sistem drainase urin yang tertutup untuk meminimalkan resiko infeksi.
Kantung drainase urin terbuat dari plastik dan dapat menampung #((( #$(( ml urine.
Kantung tersebut digantungkan pada kerangka tempat tidur atau kursi goyang tanpa
menyentuh lantai. Bangan pernah menggantung kantung di pengaman tempat tidur karena
kantung tersebut dapat dinaikkan tanpa sengan sampai ketinggiannya melebihi kandung
kemih.
Ketika klien berjalan, perawat atau klien membawa kantung urine di bawah pinggang klien.
Perawat atau personel pelayanan kesehatan lain tidak boleh menaikkan kantung dan selang
drainase melbihi ketinggian kandung kemih.
ebagian besar kantung dilengkapi dengan katup antirefluks untuk mencegah urine didalam
kantung kembali memasuki selang drainase dan mengontaminasi kandung kemih klien.
ebuah klep di bagian dasar kantung merupaka alat untuk mengosongkan kantung urine.
Klep harus selalau di klem, keuali selama proses pengosongan, dan dimasukkan klep di
kantung pelindung yang terletak pada sisi kanting. Untuk menjaga kepatenan sistem drainase,
perawat memeriksa adanya lipatan dan lekukan pada selang, hindari memposisikan klien
diatas selang dreinase, dan monitor adanya bekuan darah atau sedimen yang dapat
menyumbat selang penampung.
$era0atan ateter rutin& Klien yang terpasang menetap membutuhkanperawatan khusus.
/indakan keperawatan diarahkan kepada tindakan pencegahan infeksi dan mempertahankan
kelancaran aliran urine pada sistem drainase kateter.
Asupan 4airan& emua klien yang terpasang kateter harus mengkonsumsi cairan sebanyak
%(((-%$(( ml per hari, jika dii:inkan. Bumlah cairan ini dapat diperoleh dari asupan oral atau
infus intra!ena. Asupan cairan dalam jumlah besar menghasilkan jumlah urin yang besar,
yang membilas kandung kemih dan menjaga selang kateter bebas dari sedimen.
.-giene $erineum& Pembentukan sekresi atau kusta pada tempat insersi kateter yang
merupaka sumber iritasi dan potensial menyebabkan infeksi. Perawat memberikan perawatan
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
49/56
kebersihan perineum sekurang kurangnya dua kali sehari atau sesuai kebutuhan klien yang
terpasang kateter akibat retensi. abun dan air efektif mengurangi jumlah organisme di
sekitar uretra. Perawar tidak boleh memasukkan kateter kedalam kandung kemih selama
membersihkan perineum walaupun tidak di sengaja karena hal ini dapat membawa resiko
masuknya bakteri.
$era0atan ateter& elain merawat kebersihan perineum secara rutin, banyak institusi
merekomendasikan upaya klien yang terpasang keteter mendapatkan perawatan khusus tiga
kali sehari dan setelah defekasi atau inkontinensia usus untuk membantu meminimalkan rasa
tidak nyaman dan infeksi )prosedur2'-5.*
$era0atan Ostomi& Untuk klien yang mendapatkan di!ersi urinarius, diperlukan asuhan
keperawatan khusus untuk mencegah terjadinya komplikasi yang terkait dengan peralatan
penampung feces. Pemasangan peralatan yang tepat dan rapat sangan penting untuk
mencegah terpajannya kulit dengan urin secraa konstan. Urin yang tetap bersentuhan dengan
kulit kerusakan dan menyebabkan terkelupasnya epitel pada permukaan kulit. Apabila hal ini
terjadi, peralatan tidak akan menempel dan kebocoran menjadi masalah utama. Urine secara
konstan diproduksi sehingga kantung mungkin perlu sering dikosongkan sepanjang hari dan
mungkin perlu dihubungkan dengan kantung drainase yang lebih besar untuk penggunaan
pada malam hari.
;ndikasi Kateterisasi
!ateterisasi intermiten
6eredakan rasa tidak nyaman akibat distensi kandung kemih, ketentuan untukmenurunkan distensi.
6engambil spesimen urine yang steril.
6engkaji residu urin setelah mengosongkan kandung kemih.
Penatalaksanaan jangka panjang klien yang mengalami cedera medula spinalis,
degenerasi neuromuskular, atau kandung kemih yang tidak kompeten.
!ateterisasi menetap janga pen"e
?bstruksi pada aliran urine )pembesaran prostat*.
Perbaikan kandung kemih, uretra, dan struktur disekelilingnya melalui pembedahan.
6encegah obstruksi uretra akibat adanya bekuan darah.
6engukur haluaran urine pada klien yang menderita penyakit kritis.
;rigasi kandung kemih secara intermiten atau secara berkelanjutan.
!ateterisasi menetap janga panjang
9etensi urine yang berat disertai episode ;K yang berulang.
9uang kulit, ulkus, atau luka iritasi akibat kontak dengan urin.
Penderita penyakit terminal yang merasa nyeri ketika linen tempat tidur diganti.
$EN2EGA.AN INFE!SI
Klien yang diketetrisasi dapat mengalami infeksi melalui berbagai cara. 6empertahankan
sistem drainase urin tertutup merupakan tindakan yang penting untuk mengontrol infeksi.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
50/56
istem yang rusak dapat menyebabkan masuknya mikroorganisme. "aerah yang memiliki
resiko ini adalah daerah insersi kateter, kantung draenase, sambungan selang, klep dan
sambungan antara selang dengan kantung.
elain itu, perawat memantau kepatenan sistem untuk mencegah terkumpulnya urine dalam
selang. Urine didalam kantung draenase merupakan medium yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroorganisme.
a. set perawatan kateter>
#. sarung tangan
%. bola kapas atau swap aplikasi
5. handuk dan lap badan yang bersih
2. sabun dan air hangat
$. salep antibiotik )periksa kebijakan lembaga*
b. selimut mandi
c. alas penyerap yang kedap air
6emastikan prosedur sesuai
dengan yang telah
diprograman.
"igunakan untuk menutupi
klien.
6encegah sprei tempat tidur
supaya tidak kotor.
8/18/2019 Tugas Eliminasi Uriene BARU
51/56
5. Belaskan prosedur kepada klien. /awarkan kesempatan
untuk melakukan perawatan diri pada klien yang
mampu.
6engurangi ansietas dan
meningkatkan kerjasama.
9asa malu dapat memotifasi