ANALISIS PENGOLAHAN SPT TAHUNAN PADA PUSAT
PENGOLAHAN DATA DAN DOKUMEN PERPAJAKAN
(PPDDP)
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma Tiga
MARYATI
62140073
Program Studi Manajemen Perpajakan
Akademi Manajemen Keuangan BSI Jakarta
Jakarta
2017
vii
Kata Pengantar
Alhamdulillah, Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya
penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dimana tugas akhir ini penulis
sajikan dalam bentuk buku yang sederhana. Adapun judul tugas akhir ini, yang
penulis ambil sebagai berikut, “Analisis Pengolahan SPT Tahunan pada Pusat
Pengolahan Data dan Dokumentasi Perpajakan (PPDDP)”.
Tujuan penulisan tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan
program Diploma Tiga (D.III) AMK BSI . Sebagai bahan penulisan diambil
berdasarkan hasil penelitian (eksperimen), observasi dan beberapa sumber
literatur yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa
bimbingan dan dorongan semua pihak, maka penulisan tugas akhir ini tidak akan
lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkan penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Direktur Akademi Manajemen Keuangan BSI Jakarta
2. Ketua Program Studi Manajemen Perpajakan AMK BSI Jakarta
3. Ibu Ratiyah, SE,MM selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
4. Ibu Fitri Rahmiyatun, SE,MM selaku Asisten Pembimbing Tugas Akhir
5. Bapak Bayu Imam Fawzi selaku Pembina dan Pengawas Lapangan
6. Semua dosen dari Perpajakan Diploma III yang telah memberikan penulis
dengan semua bahan yang diperlukan
7. Ucapan terima kasih ditujukan kepada keluarga penulis, terutama kedua orang
tua, saudara-saudara yang telah sangat membantu dalam mendorong,
menyarankan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
viii
8. Rekan-rekan 62.6B.31 atas waktunya saat kita bersama-sama.
Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu sehingga
terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini
masih jauh sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa mendatang.
Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca yang berminat pada umumnya.
Jakarta, 10 Juli 2017
Penulis
Maryati
ix
ABSTRAK
Maryati (62140073), Analisis Pengolahan SPT Tahunan pada Pusat Pengolahan Data dan Dokumentasi Perpajakan(PPDDP)
Pusat Pengolahan Data dan Dokumentasi Perpajakan (PPDDP) adalah Unit Pelaksanaan Teknis Direktorat Jenderal Pajak di bidang pengolahan data dan dokumentasi perpajakan. PPDDP mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, pemindaian, perekaman, dan penyimpanan dokumen perpajakan dan demi meningkatkan kualitas, akurasi, konsistensi, dan keamanan data dan dokumen perpajakan PPDDP memanfaatkan teknologi informasi berdasarkan peraturan perundang-undangan, tentunya dalam kegiatan tersebut diperlukan beberapa tahapan-tahapan prosedur yang sangat rapi dan aman mengingat bahwa yang dikelola berupa dokumen penting yang sifatnya “Rahasia”.Wajib Pajak berkewajiban untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan pajak yang terutang. Wajib Pajak melaporkan pajak yang terutang dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT). SPT Tahunan tersebut akan dikelola melalui prosedur pengolahan di KPP dan semua data akan dipusatkan di Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pengolahan SPT Tahunan melalui prosedur pengolahan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus dengan menggunakan pendekatan eksploratif. Lokasi penelitian dalam penelitian ini di Pusat Pengolahan Data dan Dokumentasi Perpajakan di kawasan Kebon Jeruk Jakarta Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengolahan SPT Tahunan melalui prosedur pengolahan di Pusat Pengolahan Data dan Dokumentasi Perpajakan sudah dapat dikatakan akurat, aman, dan efektif. Hal ini dapat dilihat dari tahapan yang telah diatur dalam Surat Edaran Nomor SE-43/PJ/2014 Tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan (SPT)
Kata Kunci : Pengolahan, SPT Tahunan
x
ABSTRACT
Maryati (62140073), Annual Analysis of SPT Processing at Tax Data Processing and Documentation Center (PPDDP) Tax Data Processing and Documentation Center (PPDDP) is Technical Implementation Unit of Directorate General of Taxation in data processing and documentation of taxation. PPDDP has the duty to perform the receipt, scanning, recording, and storage of tax documents and to improve the quality, accuracy, consistency, and security of PPDDP taxation data and documents utilizing information technology based on legislation, of course in the activity required several stages of procedure very neat and safe considering that it is managed in the form of important documents that are "Confidential". Taxpayers are obliged to calculate, calculate, deposit and report tax payable. The taxpayer reports the tax payable using the Notice (SPT). Annual SPT will be managed through the processing procedures in the KPP and all data will be centralized in the Data Processing Center and Tax Document (PPDDP). The purpose of this research is to know the implementation of SPT Annual processing through the processing procedure. This research uses case study research using explorative approach. Location of research in this study at the Center for Data Processing and Documentation Taxation in the area Kebon Jeruk West Jakarta. The results of this study indicate that the annual SPT processing through the processing procedures in the Data Processing Center and Documentation Taxation can be said to be accurate, safe, and effective. This can be seen from the stages that have been arranged in Circular No. SE-43 / PJ / 2014 About Technical Guidelines Procedure of Receipt and Processing of Notification (SPT) Keywords: Processing, Annual Tax Return
xi
Daftar Isi
Halaman
Lembar Judul Tugas Akhir............................................................................... i Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ...................................................... ii Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ................................. iii Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir .......................................... iv Lembar Konsultasi Tugas Akhir ...................................................................... v Kata Pengantar ................................................................................................. vii Abstrak ............................................................................................................. ix Daftar Isi .......................................................................................................... xi Daftar Gambar .................................................................................................. xiii Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv Daftar Tabel ..................................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalaah .............................................................. 2 1.3. Tujuan dan Manfaat ............................................................... 2 1.4. Metode Pengumpulan Data .................................................... 3 1.5. Ruang Lingkup ....................................................................... 4 1.6. Sistematika Penulisan ............................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 6 2.1. Pajak ....................................................................................... 6 2.1.1. Pengertian Pajak ........................................................... 6 2.1.2. Fungsi Pajak ................................................................. 7 2.1.3. Jenis Pajak .................................................................... 7 2.2. Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) .......................................... 8 2.2.1. Pengisian SPT .............................................................. 8 2.2.2. Fungsi SPT ................................................................... 9 2.2.3. Jenis SPT ...................................................................... 10 2.2.4. Pengisian SPT .............................................................. 10 2.2.5. Prosedur Penyampaian SPT ......................................... 11 2.2.6. Batas Waktu Penyampaian SPT ................................... 12 2.2.7. Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT .......... 12 2.2.8. Sanksi Terlambat atau Tidak Menyampaikan SPT ...... 14 2.3. Pengolahan SPT ..................................................................... 14 2.3.1. Pengertian Pengolahan ................................................. 14 2.3.2. Pengertian dan Ketentuan Umum ................................ 15 BAB III PEMBAHASAN .......................................................................... 17 3.1. Tinjauan Umum Organisasi ................................................... 17 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Organisasi ........................ 17 3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi .............................. 19 3.1.4. Kegiatan Organisasi ..................................................... 22 3.2. Hasil Penelitian ...................................................................... 23
xii
3.2.1. Pelaksanaan Pengolahan SPT pada PPDDP ..................... 23 3.2.2. Kendala Yang Menghambat Proses Penyimpanan SPT.... 30 BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan ............................................................................... 36 4.2. Saran ........................................................................................... 36 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP SURAT KETERANGAN PKL LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang cukup besar. Sampai
saat ini penerimaan pajak menjadi tumpuan utama dalam pendapatan negara.
Kesadaran masyarakat sebagai WP sangat diperlukan untuk membayar pajak
sehingga penerimaan pajak dapat meningkat. Dengan penerimaan pajak yang
besar diharapkan semua kebutuhan negara serta pembiayaannya dapat terpenuhi.
Wajib Pajak berkewajiban untuk melaporkan pajak yang terutang secara
self assessment system, yaitu Wajib Pajak harus menghitung sendiri, menyetor
sendiri, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. Dalam melaporkan pajak
yang terutang dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT).
Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-04/PJ/2015
menjelaskan bahwa SPT Tahunan yang telah diserahkan dan dilaporkan oleh
Wajib Pajak, maka pengelolahan dan pengemasan data dan dokumen SPT
Tahunan dilakukan oleh petugas pelayanan di setiap Kantor Pelayanan Pajak
(KPP). Setelah dilakukan pengolahan dan pengemasan di KPP maka data dan
dokumen tersebut akan dikirimkan ke Pusat Pengolahan Data dan Dokumen
Perpajakan (PPDDP) dan Kantor Pengolahan dan Dokumen Perpajakan
(KPPDDP).
Berdasarkan uraian tersebut diatas yaitu tentang pengolahan dan
pengemasan SPT Tahunan dari setiap KPP yang akan dikirim ke PPDDP, maka
diperlukan adanya evaluasi mengenai proses penge
4
masan SPT Tahunan. Penelitian ini diharapkan agar pengolahan SPT
Tahunan melalui prosedur pengemasan dapat efektif. Dengan adanya sistem
administrasi perpajakan di bidang pengarsipan, penulis tertarik untuk mengangkat
tema pengolahan SPT Tahunan melalui prosedur pengemasan, dengan tujuan
untuk mengetahui keefektivan proses pengolahan SPT Tahunan melalui prosedur
pengemasan ke PPDDP dalam memperbaiki dan memperbarui sistem administrasi
perpajakan.
Pada setiap pengolahan SPT akan mengalami kendala disetiap prosesnya sampai
dengan tahap akhir. Maka dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis ingin
mengetahui lebih dalam tentang pengolahan dokumen sampai tahap akhir yang
diberi judul “Analisis Pengolahan SPT Tahunan pada Pusat Pengolahan Data
dan Dokumentasi Perpajakan (PPDDP)”.
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang, maka penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pengolahan SPT pada PPDDP.
2. Apa saja kendala yang dapat menghambat proses pengolahan SPT pada
PPDDP.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Mengetahui proses pelaksanaan pengolahan SPT yang terjadi di Pusat
Pengolahan Data & Dokumen Perpajakan (PPDDP).
5
2. Mengetahui kendala yang mempengaruhi terhambatnya proses pengelolaan
SPT di Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP).
Sedangkan dalam penulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik
bagi penulis serta pihak lainnya. Adapun manfaat penulisan tugas akhir ini
adalah:
1. Bagi penulis
Untuk menambah wawasan, pemahaman mengenai peraturan perpajakan,
sistem perpajakan, dan alat ukur kemampuan teori yang didapat dari
perkuliahan maupun literature yang ada dalam penerapannya.
2. Bagi Instansi
Sebagai bahan masukan bagi pihak Kantor Pusat Pengoalahan Data &
Dokumen Perpajakan (KPPDDP) yang diharapkan dapat dijadikan informasi
untuk meningkatkan kualitas penyimpanan data pajak sehingga dapat
mengatasi hambatan pengelolaan SPT.
3. Bagi Pembaca
Penulis berharap karya ini bisa bermanfaat sebagai sumber informasi,
referensi serta bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.
1.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini
adalah:
1. Metode Observasi
4
Penulis mengamati secara langsung terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan pengolahan data dalam mengelola SPT tahunan di Pusat
Pengelolaan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP).
2. Wawancara
Penulis melakukan proses tanya jawab langsung dengan Bpk. Bayu Imam
Fauzi selaku Kepala Kordinator di Pusat Pengolahan Data dan Dokumen
Perpajakan (PPDDP)
3. Studi Pustaka
Sebagai pendukung untuk mencari berbagai informasi, penulis menggunakan
metode dokumentasi yang dilakukan dengan membaca literature dan buku-
buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
1.5. Ruang Lingkup
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis membatasi pembahasan pada
proses pengolahan akhir surat pemberitahuan pajak di Pusat Pengelolaan Data
dan Dokumentasi Perpajakan (PPDDP) yang meliputi sistem penyimpanan,
pemeliharaan, pengamanan serta pemusnahan dokumen untuk jenis pajak Pph
Orang Pribadi yang terjadi pada unit pemindaian selama tahun 2016.
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran tentang permasalahan yang akan dibahas
secara keseluruhan, maka diperlukan suatu sistematika penulisan. Adapun
sistematika tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
5
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat, metode pengumpulan data, ruang
lingkup dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini penulis menguraikan secara umum tentang pengertian
pajak, fungsi pajak, jenis pajak, pengertian SPT, fungsi SPT, jenis
SPT, pengisian SPT,batas waktu penyampaian SPT, sanksi
keterlambatan SPT, pengertian pengolahan SPT, Pengertian dan
Ketentuan Umum.
BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang tinjauan umum organisasi PPDDP yang
meliputi sejarah dan perkembangan organisasi, struktur dan tata
kerja organisasi, kegiatan organisasi dan hasil penelitian yang
meliputi sistem penyimpanan, peminjaman, penemuan kembali,
pemeliharaan dan pengamanan serta pemindahan dan pemusnahan
arsip, tingkat kesalah WP dalam pengisian SPT, dan kendala yang
yang dapat mempengaruhi proses pengolahan sampai penyimpanan
tahap akhir pada Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
(PPDDP)
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang merupakan
bagian akhir dari laporan Tugas Akhir ini.
9
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pajak
2.1.1. Pengertian Pajak
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 perubahan keempat
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dalam pasal 1 angka 1
berbunyi “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Sedangkan menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2013:1) mengemukakan
bahwa “pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi)
yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum”.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-
unsur:
1. Iuran dari rakyat kepada negara.
Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang
(bukan barang).
2. Berdasarkan undang-undang.
10
Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta
aturan pelaksanaannya.
3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat
ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya
kontraprestasi individual oleh pemerintah.
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-
pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
2.1.2. Fungsi Pajak
Menurut Waluyo (2011 ; 6) terdapat dua fungsi pajak yaitu :
1. Fungsi Penerimaan (Budgeter)
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan
pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Sebagai contoh: dimasukkannya pajak
dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.
2. Fungsi Mengatur (Reguler)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan
dibidang sosial dan ekonomi. Sebagai contoh: dikenakannya pajak yang lebih
tinggi terhadap minuman keras, dapat ditekan. Demikian pula terhadap
barang mewah.
2.1.3. Jenis Pajak
Menurut Mardiasmo (2013 : 5 ) pengelompokkan pajak terdiri dari:
1. Menurut golongannya
11
a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak
dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contohnya: Pajak Penghasilan.12
b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan
atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contohnya: Pajak Pertambahan Nilai.
2. Menurut sifatnya
a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
Contohnya: Pajak Penghasilan.
b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
Contohnya: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak atas Barang Mewah.
3. Menurut lembaga pemungutnya
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
Contohnya: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah, dan Bea Materai.
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Contohnya: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Restoran, Pajak Hiburan.
9
6
2.2. Surat Pemberitahuan (SPT)
2.2.1. Pengertian SPT
Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 perubahan
ketiga tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Surat Pemberitahuan
Tahunan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan
atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
2.2.2. Fungsi SPT
Menurut Mardiasmo (2013 : 31), Fungsi Surat Pemberitahuan ( SPT)
adalah :
1. Bagi Wajib Pajak Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk melaporkan
dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya
terhutang dan untuk melaporkan tentang :
a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan
atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu) tahun
pajak atau bagian tahun pajak.
b. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak.
c. Harta dan Kewajiban.
d. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau
pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) Masa
Pajak, yang ditentukan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku.
10
2. Bagi PKP adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang.
3. Bagi pemotong atau pemungut pajak adalah sebagai sarana untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau
dipungut dan disetorkannya.
2.2.3. Jenis SPT
Menurut Mardiasmo (2013:34) secara garis besar SPT dibedakan menjadi
dua, yaitu:
a. Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu
masa pajak.
b. Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu
Tahunan Pajak atau Bagian Tahun Pajak
SPT meliputi:
a. SPT Tahunan Pajak Penghasilan
b. SPT Masa yang terdiri dari:
1) SPT Masa Pajak Penghasilan
2) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai
3) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut Pajak
Pertambahan Nilai
SPT dapat berbentuk:
a. formulir kertas (hardcopy)
11
b. e-SPT
2.2.4. Pengisian SPT
Menurut Rahman (2010), setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPT dalam
bahasa indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata
uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikan keKantor Direktorat
Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan.
Wajib Pajak yang telah mendapatkan izin Menteri Keuangan untuk
menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang
selain Rupiah, wajib menyampaikan SPT dalam bahasa indonesia dan mata uang
Rupiah yang diizinkan.SPT wajib diisi secara benar, lengkap, jelas, dan harus
ditandatangani. Dalam hal SPT diisi dan ditandatangani oleh orang lain bukan
oleh WP harus dilampiri surat kuasa.
2.2.5. Prosedur Penyelesaian SPT
Menurut Mardiasmo (2013:32) prosedur penyampaian surat
pemberitahuan adalah:
1. Wajib pajak sebagaimana mengambil sendiri SPT di tempat yang telah
ditetapkan DJP atau mengambil dengan cara lain yang tata cara
pelaksanaannya diatur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. Wajib pajak
dapat mengambil SPT dengan cara lain, misalnya dengan mengakses situs DJP
untuk memperoleh formulir SPT tersebut.
2. Setiap wajib pajak wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam
bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata
10
uang Rupiah dan menandatangani serta menyampaikan ke kantor DJP tempat
wajib pajak terdaftar/dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh DJP.
3. Wajib pajak yang mendapat izin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan
pembukuan dengan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah, wajib
menyampaikan SPT dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan satuan mata
uang selain Rupiah yang diizinkan.
4. Penandatanganan SPT dapat dilakukan secara biasa dengan tandatangan
stempel atau tandatangan elektronik/digital, yang semuanya memiliki kekuatan
hukum yang sama.
5. Bukti-bukti yang harus dilampirkan dalam SPT.
2.2.6. Batas Waktu Penyampaian SPT
Menurut Mardiasmo (2013:35) batas waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan adalah:
1. Untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah
akhir Masa Pajak. Khusus untuk Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Niai disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah
berakhirnya Masa Pajak.
2. Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang
pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak; atau
3. Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan,
paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir tahun pajak.
11
2.2.7. Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT
Menurut Mardiasmo (2013:35) wajib pajak dapat memperpanjang jangka
waktu penyampaian SPT Tahunan sebagaimana dimaksud untuk paling lama 2
(dua) bulan sejak batas waktu penyampaian SPT Tahunan dengan cara
menyampaikan Pemberitahuan Perpajangan SPT Tahunan.
Pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan dibuat secara tertulis dan
disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak, sebelum batas waktu penyampaian SPT
Tahunan berakhir, dengan dilampiri:
1. Penghitungan sementara pajak terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak yang
batas waktu penyampaiannya diperpanjang;
2. Laporan keuangan sementara; dan
3. Surat Setoran Pajak Sebagai Bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak
yang terutang.
Pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan wajib ditandatangani oleh
wajib pajak atau kuasa Wajib Pajak. Dalam hal pemberitahuan perpanjangan SPT
Tahunan ditandatangani oleh kuasa wajib pajak, pemberitahuan perpanjangan
SPT Tahunan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus.
Pemberitahuan Perpanjangan surat pemberitahuan Tahunan dapat
disampaikan:
1. Secara langsung;
2. Melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau
3. Dengan cara lain, yang meliputi:
a. Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman
surat; atau
10
b. E-filing melalui ASP (Application Service Provider)
Pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan yang tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dianggap bukan merupakan pemberitahuan
perpanjangan SPT Tahunan.
2.2.8. Sanksi Terlambat atau Tidak Menyampaikan SPT
Menurut Mardiasmo (2013:36) apabila surat pemberitahuan tidak
disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan atau batas waktu
perpanjangan penyampaian surat pemberitahuan, dikenai sanksi administrasi
berupa denda sebesar:
1. Rp. 500.000,00,- (lima ratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai,
2. Rp. 100.000,00,- (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa
lainnya,
3. Rp. 1.000.000,00,- (satu juta rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan,
4. Rp. 100.000,00,- (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi.
2.3. Pengolahan SPT
2.3.1. Pengertian Pengolahan
Menurut Hartono (2006:9) pengolahan (processing) adalah proses data
yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian
menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan,
11
yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah
data kembali. Data tersebut akan dtangkap sebagai input, diproses kembali lewat
suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini disebut juga
dengan siklus pengolahan data (data processing cycles)
Berdasarkan Peraturan Diretur Jenderal Pajak Nomor PER - 01/PJ/2016
tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan.
Pengolahan SPT Tahunan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi penelitian
dan perekaman SPT Tahunan.
2.3.2. Pengertian dan Ketentuan Umum
Dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak SE 40/PJ/2011 ini ditetapkan
tentang pengertian dan ketentuan umum dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Kantor Pelayanan Pajak yang selanjutnya disebut KPP adalah Kantor
Pelayanan Pajak yang masuk dalam wilayah kerja maupun wilayah uji coba
PPDDP sesuai dengan tahapan implementasi.
2. Surat Pemberitahuan yang selanjutnya disebut SPT meliputi SPT Masa
PPN, SPT Tahunan PPh OP 1770, SPT Tahunan PPh OP 1770 S dan SPT
Tahunan PPh OP 1770 SS yang dilakukan proses penerimaan dan
pengemasan oleh KPP dan harus disampaikan ke PPDDP.
3. Penelitian SPT adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai
kelengkapan pengisian SPT dan lampiran-lampirannya termasuk penilaian
tentang kebenaran penulisan dan penghitungannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
10
4. Penerimaan SPT adalah serangkaian kegiatan untuk menerima SPT yang
disampaikan Wajib Pajak, menerbitkan Lembar Pengawasan Arus Dokumen
(LPAD) dan Bukti Penerimaan Surat (BPS), meneliti kesesuaian data antara
SPT dengan LPAD serta menyatukannya.
5. Pengemasan SPT adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Petugas
pengemas untuk menghitung kembali jumlah lembar SPT, menempel label
barcode pada LPAD, merekam nomor LPAD, dan memindai label barcode
dengan barcode reader dan memasukkan SPT beserta LPAD yang sesuai ke
dalam kemasan (box) serta membuat Daftar Isi Kemasan dengan
menggunakan Aplikasi Pengemasan.
6. KPP harus melakukan penelitian, penerimaan, pengemasan, dan
penyampaian kemasan ke PPDDP atau pengambilan kemasan oleh PPDDP
atas SPT yang ditentukan untuk dilakukan pengolahan di PPDDP.
7. KPP harus melakukan pengemasan dalam jangka waktu paling lambat 10
(sepuluh) hari kerja untuk SPT masa PPN dan 30 (tiga puluh) hari kerja
untuk SPT Tahunan PPh sejak tanggal terima pada BPS/LPAD.
8. KPP tidak diperkenankan untuk melakukan perekaman .
17
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum Organisasi
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Organisasi
Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP) adalah unit
pelaksanaan teknis Direktorat Jenderal Pajak di bidang pengolahan data dan
dukumen perpajakan, PPDDP berdiri pada tahun 2007 dan didirikan untuk
mendukung tugas Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam pengolahan data dan
dokumen perpajakan secara digital yang bertempat di Gedung Dokumentasi
Direktorat Jenderal Pajak di Jl. Budhi III, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Pada awal beroperasinya PPDDP di tahun 2008, baru mengolah SPT dari
beberapa KPP Pratama di Wilayah Jakarta. Kemudian tahun 2009 mulai
menambah wilayah kerja mencakup seluruh KPP Pratama di Wilayah Jakarta.
Tahun 2010 semakin melebarkan sayap pengolahan datanya meliputi wilayah
Jawa Barat dan Banten. Selanjutnya menyusul KPP Pratama di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada tahun 2011. Sampai saat ini PPDDP
mempercepat proses transformasi digitalisasi data wajib pajak di seluruh
Indonesia.
Dalam hal ini data yang diolah adalah SPT dari para wajib pajak yang telah
melaporkan SPT nya ke KPP kemudian akan diolah oleh PPDDP sehingga
menjadi data digital yang dapat diakses seluruh pengguna data sesuai ketentuan
yang berlaku.
18
PPDDP berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Jenderal Pajak . Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan dipimpin oleh
seorang Kepala dan dalam pelaksanaan tugasnya secara teknis fungsional dibina
oleh Direktur Teknologi Informasi Perpajakan.
Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan mempunyai tugas
melaksanakan penerimaan, pemindaian, perekaman, dan penyimpanan dokumen
perpajakan dengan memanfaatkan teknologi informasi berdasarkan peraturan
perundang-undangan, dan tentunya dalam kegiatan tersebut diperlukan beberapa
tahapan-tahapan prosedur yang sangat rapi dan aman mengingat bahwa yang
dikelola berupa dokumen penting yang sifatnya “Rahasia”.
Visi dan Misi PPDDP sama dengan Direktorat Jenderal Pajak
1. Visi Direktorat Jenderal Pajak
Menjadi Institusi Penghimpun Penerimaan Negara yang terbaik demi
Menjamin kedaulatan
2. Misi Direktorat Jenderal Pajak
Menjamin penyelenggaraan Negara yang Berdaulat dan mendiri dengan:
a. Mengumpulkan penerimaan berdasarkan kepatuhan pajak sukarela yang
tinggi dan penegakan hukum yang adil;
b. Pelayanan berbasis teknologi modern untuk kemudahan pemenuhan
kewajiban perpajakan;
c. Aparatur pajak yang berintegritas, kompoten dan professional; dan
d. Kompensasi yang kompetitif berbasis sistem manajemen kinerja.
19
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Sumber:PPDDP Gambar III.1
Adapun tata kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan adalah:
1. Bagian Umum
Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian,
keuangan, tata usaha, dan rumah tangga.
Dalam melaksanakan tugas, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan.
b. Pelaksanaan urusan kepegawaian dan pemantauan penerapan kode etik.
c. Pelaksanaan urusan tata usaha.
d. Pengkoordinasian dan penyusunan laporan.
e. Pelaksanaan urusan keuangan.
f. Pelaksanaan penyusunan rencana stratejik.
20
2. Bidang Penerimaan dan Penyimpanan Dokumen
Bidang Penerimaan dan Penyimpanan Dokumen mempunyai tugas
melaksanakan pengumpulan, penerimaan, pengarsipan, dan peminjaman
dokumen perpajakan.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Penerimaan dan Penyimpanan Dokumen
menyelenggarakan fungsi :
a. Pengumpulan dokumen perpajakan;
b. Penerimaan dokumen perpajakan;
c. Pelaksanaan urusan logistik;
d. Pengarsipan dan peminjaman dokumen perpajakan;
e. Evaluasi kegiatan pengumpulan, penerimaan, penyimpanan, dan
peminjaman dokumen perpajakan.
Bidang Penerimaan dan Penyimpanan Dokumen terdiri atas
1) Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen
Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen mempunyai tugas
melakukan pengumpulan, penerimaan, penyimpanan sementara dokumen
perpajakan, penyediaan logistik, dan penyusunan laporan.
2) Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen
Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen mempunyai tugas
melakukan administrasi penyimpanan dan peminjaman dokumen
perpajakan serta penyusunan laporan.
21
3. Bidang Pemindaian Dokumen dan Perekaman Data
Bidang Pemindaian Dokumen dan Perekaman Data mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan pemindaian dokumen, perekaman dan transfer data
perpajakan.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pemindaian Dokumen dan Perekaman
Data menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan kegiatan pemindaian dokumen perpajakan,
b. Pelaksanaan kegiatan validasi dan perekaman data perpajakan,
c. Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan pengawasan transfer data
perpajakan hasil pemindaian dan perekaman,
d. Pemantauan dan pengawasan sistem dan infrastruktur teknologi informasi,
e. Evaluasi kegiatan pemindaian, perekaman, dan transfer data perpajakan.
Bidang Pemindaian Dokumen dan Perekaman Data terdiri atas
1) Seksi Pemindaian Dokumen
2) Seksi Pemindaian Dokumen mempunyai tugas melakukan penyortiran dan
pemindaian dokumen perpajakan, serta penyusunan laporan.
3) Seksi Perekaman dan Transfer Data
4) Seksi Perekaman dan Transfer Data mempunyai tugas melakukan kegiatan
validasi dan perekaman data, pemantauan dan pengawasan sistem dan
infrastruktur teknologi informasi, serta penyusunan laporan.
22
3.1.3. Kegiatan Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan 167/PMK.01/2016 tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data Dan Dokumen Perpajakan.
PPDDP mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, pemindaian, perekaman,
penjaminan kualitas hasil pengolahan, backup data, transfer data, dan
penyimpanan dokumen perpajakan dengan memanfaatkan teknologi informasi
berdasarkan peraturan perundangan-undangan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, PPDDP
menyelenggarakan fungsi:
1. Pelaksanaan pengumpulan, penerimaan, dan pemilahan dokumen
perpajakan
2. Pelaksanaan pengembalian dokumen perpajakan;
3. Pelaksanaan pemindaian dokumen dan perekaman data perpajakan;
4. Pelaksanaan penjaminan kualitas hasil pengolahan;
5. Pelaksanaan backup data, transfer data, dan operasional pengolahan;
6. Pelaksanaan penyimpanan dokumen perpajakan;
7. Pelaksanaan pemeliharaan basis data dan perangkat lunak pengolahan data;
8. Pelayanan peminjaman dokumen perpajakan;
9. Pemantauan pengendalian intern, pengelolaan risiko, pengelolaan kinerja,
dan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin;
10. Pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan dan pemberian rekomendasi
perbaikan proses bisnis
11. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, dan rumah tangga.
23
3.2. Hasil Penelitian
3.2.1. Pelaksanaan Pengolahan SPT pada PPDDP
Didalam prosedur pengolahan data SPT pada PPDDP teredapat 4 unit
yang sangat berperan yaitu unit penerimaan, unit pemindaian, unit pemrosesan
data, unit penyimpanan. Seperti nampak pada gambar III.2 dibawah:
Gambar III.2 Prosedur pengolahan SPT pada PPDDP
Berdasarkan gambar III.2, maka dapat penulis jelaskan bahwa prosedur
pengolahan data SPT di PPDDP melalui beberapa tahap yaitu:
A. Unit Penerimaan
Didalam unit penerimaan ada 6 proses yaitu :
1. WP lapor
WP melaporkan SPT ke KPP dan menerima Tanda Bukti pelaporan.
24
2. Penerimaan pada KPP
KPP menerima SPT dari Wajib Pajak dan setiap SPT yang telah diinput
oleh KPP akan dibuatkan LPAD (Lembar Pengesahan Arus Dokumen).
3. Pengemasan (Packing)
Selanjutnya KPP melakukan pengemasan semua SPT untuk diantarkan
ke PPDDP.
Proses pengemasan meliputi:
a. Segel kemasan (Box).
b. Cetak Barcode, setiap kemasan memiliki nomor kemasan (Barcode)
sebagai identitas kemasan.
c. Surat jalan/Pengantar.
4. Transportasi/Pengiriman kemasan
Tata cara pengiriman terhadap SPT yang telah dikemas KPP:
a. Pengambilan dokumen (kemasan) oleh PPDDP ke KPP yang dituju.
1) Petugas Pengambil Kemasan melakukan pengambilan ke
seluruh KPP
2) Petugas pengambilan kemasan menerima:
a) Surat Tugas Pengambilan Kemasan (Formulir AK01).
b) Daftar Kemasan akan Diangkat (Formulir AK02).
c) Lampiran Surat Tugas Pengambilan Kemasan (Formulir
AK03).
d) Serta Lampiran Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK04)
yang telah ditandatangani oleh Kepala Bidang Penerimaan
dan Penyimpanan Dokumen dari KPP.
25
e) Jika pengambilan telah selesai untuk seluruh KPP, maka
Petugas Pengambil kembali ke PPDDP.
b. Pengambilan Kemasan dari KPP oleh pihak ketiga
1) Admin Transportasi menyerahkan Surat Tugas Pengambilan
Kemasan SPT (AK01), (AK02), (AK03), serta (AK04) yang
telah ditandatangani oleh Kepala Bidang Penerimaan dan
Penyimpanan Dokumen.
2) Petugas Pengemas menerima dan meneliti AK01, AK02,
AK03, dan AK04
3) Petugas Pengambil dari Pihak Ketiga memeriksa segel pada
masing‐masing kemasan dan mencocokkan nomor barcode
pada kemasan dengan nomor barcode pada Daftar Isi Kemasan
( Packing List ) yang dicetak oleh Petugas Pengemas
4) Petugas Pengambil dari Pihak Ketiga mengangkut kemasan
sesuai dengan AK04. 10. Petugas Pengambil dari Pihak Ketiga
kembali ke PPDDP, dan menyerahkan AK01, AK02, AK03,
AK04 beserta Kemasan yang telah diambil / diangkut dari KPP
kepada Petugas Penerimaan Dokumen di PPDDP.
5. Penerimaan
Seluruh kemasan yang telah diterima, diperiksa oleh Petugas Penerimaan
Dokumen kemudian diletakkan pada trolley sementara/trolley kosong
yang tersedia di ruang penerimaan (Drop Off),selanjutnya trolley
sementara yang berisi kemasan tersebut dimasukkan dalam ruang
penyimpanan sementara melalui Petugas Penyimpanan Sementara.
26
6. Antrian
Kemasan yang berada pada ruang penyimpanan sementara disimpan untuk
dilakukan tahap selanjutnya.
B. Unit Pemindaian dan Unit Pemrosesan Data
Didalam Unit Pemindaian dan Unit Pemrosesan Data terdapat beberapa
prosedur yang dilakukan sebelum ke tahap Penyimpanan.
1. Penyiapan Dokumen (Document Preparetion)
Dalam rangka mendapatkan SPT yang lengkap dan tertib administrasi
serta dapat diolah di PPDDP dengan keakurasian yang tinggi maka
diperlukan pemilahan SPT (lihat gambar III.2 no 7).
a. SPT diklasifikasikan menjadi 2 kelompok:
1) HS (High Standar) adalah jenis SPT yang sesuai dengan standarisasi
DJP.
2) LS (Low Standar) adalah jenis SPT yang tidak sesuai dengan
standarisasi DJP.
b. Pemilahan berkas dan input data pemilahan
1) Memilah SPT sesuai kriterianya.
2) Input data pemilahan SPT kedalam aplikasi PPDDP.
c. Pemisahan lembaran-lembaran form SPT
1) Mengurutkan formulir SPT sesuai dengan urutan yang benar.
2) Meneliti kesesuaian data Wajib Pajak di SPT dengan yang ada di
LPAD.
3) Merapikan formulir SPT.
27
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemisahan
lembaran-lembaran SPT:
a) Meneliti setiap lembar formulir SPT.
b) Mencocokkan data WP yang ada di SPT dengan LPAD
(Nama, NPWP, Masa dan Tahun Pajak serta Status
Pembetulan).
c) SPT harus bersih dari steples.
d) SPT harus tersusun rapi sesuai urutannya dan diberi Binder
Clip yang sudah ada namanya.
e) Jika SPT perlu dipotong (misal karena ada lem panas pada
bagian atas SPT), dirapikan dengan mesin potong.
Contoh SPT yang sudah siap dipindai.
Gambar III.3
SPT yang akan dipindai/scan
28
2. Pemindaian (Scanning)
Proses memindai fisik SPT menjadi serangkaian data berupa gambar digital
serta memeriksa kualitas gambar hasil pemindaian untuk keperluan perekaman
data.
Tugas petugas pemindaian (scanning) :
a. Melakukan pemindaian terhadap SPT per kemasan (HS dan LS)
b. Memberikan kode karakter pada masing-masing binder.
c. Mengisi kode karakter untuk masing-masing binder.
d. Mencatat kemasan yang sudah dikerjakan dan menyerahkannya kepada
pengawas.
C. Unit Pemrosesan Data
1. Data processing
SPT yang sudah di scan akan menghasilkan data SPT berupa Image (PDF)
selanjutnya masuk ke tahap Data Entry, dimana data dimasukan pada sistem
mulai dari identitas WP sampai dengan isi SPT.
SPT yang sudah melewati tahap Data Processing dibagi menjadi 2 alur
yaitu:
a. Data Center adalah Penyimpanan Data Internal bagi SPT yang
belum release atau SPT yang bermasalah (ketidaksesuaian isi SPT)
b. SI-DJP adalah pentransferan data ke kantor pusat DJP bagi SPT
yang sudah direlease.
29
2. Repacking
Proses pengemasan ulang SPT yang sudah dipindai sebelumnya dan
menyimpan data pengemasan ke dalam sistem PPDDP.
Adapun tugas petugas Repacking adalah:
a. Binding Formulir SPT
1) Menyatukan kembali formulir SPT.
2) Memastikan kemasan tersusun dengan baik
b. Input Data ke Dalam Aplikasi KPPDDP
1) Meng-input data baki dan SPT yang dikemas ulang ke dalam aplikasi
KPPDDP.
2) Mencetak Packing List Pengemasan.
3) Menyimpan kemasan ke dalam troli gudang berkas.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pengemasan ulang :
a. Dahulukan mengerjakan Baki yang umurnya sudah tua
b. Baki yang siap kemas hanyalah baki yang seluruh SPT-nya sudah
direlease ke SIDJP.
c. Perhatikan kelengkapan formulir SPT.
d. Perhatikan urutan lembaran formulir SPT.
D. Unit Penyimpanan
1. Tempat Penyimpanan
Penyimpanan Surat Pemberitahuan (SPT) harus lebih efisien, dan aman
pada gudang Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
(PPDDP).
30
Pada kemasan yang sudah release dan melewati tahap repacking,
selanjutnya masuk pada tahap penyerahan ke gudang akhir.
a. Bagi kemasan yang sudah release di masukan kedalam gudang
peyimpanan sementara untuk dilakukan penyerahan ke bagian
gudang akhir.
b. Kemasan yang siap diserahkan diletakan diatas trolley untuk
penyerahan.
c. Proses penyerahan menggunakan surat serah terima yang berisikan
tanggal penyerahan, nomor kemasan dan jumlah kemasan yang
diterima.
d. Kemasan yang sudah diserahkan, sebelumnya sudah terdaftar pada
sistem, sehingga petugas gudang cukup menembak barcode dengan
menggunakan scanner barcode.
2. Pemusnahan
a. Proses pemusnahan SPT dilakukan bagi SPT yang berumur 5 tahun
keatas.
b. SPT dimusnahkan menggunakan mesin Paper Shredder.
3.2.2. Kendala yang menghambat proses penyimpanan SPT
Dalam Poses Penyimpanan yang melewati berbagai tahap pemeriksaan
tentunya ada beberapa kendala yang memperlambat proses penyimpanan
berdasarkan hasil wawancara.
31
Kendala yang memperlambat proses penyimpanan meliputi:
1. Kendala pada Sistem
Demi mempermudah proses pengolahan hampir seluruh tahap dalam
pengolahan SPT menggunakan system dan aplikasi yang sudah ditetapkan pada
PPDDP, namun seringkali terdapat kesalahan pada sistem jaringan.
2. Kendala pada kesalahan WP dalam kelengkapan SPT.
Kesalahan WP dalam kelengkapan SPT sangat berpengaruh pada proses
penyimpanan SPT, berikut jenis-jenis kesalahan yang terdapat pada
kelengkapan SPT:
a. Kelengkapan pengisian pada SPT OP 1770 SS
No Kriteria Kesalahan
1 Beda Nama & NPWPNama Berbeda Total, Beda suku Nama (contoh:Panji Rama dengan Panji Aditia) ,NPWP Berbeda
2 Beda Tahun PajakTahun Berbeda Antara LPAD ,Induk SPT, 1721
3 Tidak Ada TTD/ Cap Perusahaan Jika Kosong di Induk
4 Beda Status PembetulanAngka Pembetulan Berbeda Antara LPAD dan SPT
5 KelengkapanTidak ada Salah Satu dari Lampiran Pokok (Induk SPT/1721)
6 Beda Status / Nilai BayarStatus Bayar antara LPAD dan SPT dan Nilai Bayar antara LPAD, SPT, dan SSP
Tabel III.1 Kriteria kesalahan pada SPT OP 1770 SS
32
b. Kelengkapan pengisian pada SPT OP 1770 S
No Kriteria Kesalahan
1 Beda Nama & NPWPNama Berbeda Total, Beda suku Nama (contoh:Panji Rama dengan Panji Aditia) ,NPWP Berbeda
2 Beda Tahun PajakTahun Berbeda Antara LPAD ,Induk SPT, 1721
3 Tidak Ada TTD/ Cap Perusahaan Jika Kosong di Induk
4 Beda Status PembetulanAngka Pembetulan Berbeda Antara LPAD dan SPT
5 KelengkapanTidak ada Salah Satu dari Lampiran Pokok (Induk SPT/1721)
6 Beda Status / Nilai BayarStatus Bayar antara LPAD dan SPT dan Nilai Bayar antara LPAD, SPT, dan SSP
Tabel III.2 Kriteria kesalahan pada SPT OP 1770 S
33
c. Kelengkapan pengisian pada SPT OP 1770
No Kriteria Kesalahan
1 Beda Nama & NPWPNama Berbeda Total, Beda suku Nama (contoh:Panji Rama dengan Panji Aditia) ,NPWP Berbeda
2 Beda Tahun PajakTahun Berbeda Antara LPAD ,Induk SPT, 1721
3 Tidak Ada TTD/ Cap Perusahaan Jika Kosong di Induk
4 Beda Status PembetulanAngka Pembetulan Berbeda Antara LPAD dan SPT
5 KelengkapanTidak ada (1770 I,II,III,IV, dan SSP), 1770 I hal 1 & 2
6 Beda Status / Nilai BayarStatus Bayar antara LPAD dan SPT dan Nilai Bayar antara LPAD, SPT, dan SSP
7 TerlampirLampiran Pemotong , Kewajiban/Hutang dan harta
8 Kolom PernyataanJika Nama dan NPWP berbeda dengan kolom identitas
Tabel III.3 Kriteria kesalahan pada SPT OP 1770
3. Kendala pada kesalahan yang dilakukan oleh operator atau petugas
a. Ketidak-telitian operator perekam data, baik secara sengaja / tidak
sengaja sehingga menyebabkan kualitas pengisian data tidak baik serta
bisa menyebabkan sistem aplikasi tidak berjalan dengan optimal.
b. Kekurang-pahaman para operator perekam data dalam mengerjakan
program aplikasi.
34
c. Kualitas pengisian data pada program perekaman data yang telah di
tentukan dengan Case References SPT (sehingga SPT yang direkam
menjadi salah / tidak sesuai dengan image SPT yang di rekam).
d. Kerusakan yang sering disebabkan oleh kelebihan beban server (overload
system server) Sehingga menyebabkan proses perekaman terhambat,
lambat dan tidak berjalan dengan maksimal.
e. Sistem penanganan kesalahan pekerjaan yang kurang efektif yakni tidak
terdeteksinya kesalahan-kesalahan yang dilakukan operator secara
merata.
Berikut jenis kesalahan yang dikembalikan ke KPP.
No Jenis Kesalahan Jumlah
Kesalahan
1 Beda Nama & NPWP 2.870
2 Beda Tahun Pajak 1.530
3 Beda Status Bayar & Nilai Bayar 1.817
4 Beda Status Pembetulan 6.590
5 Kelengkapan SPT (Cheklist) 3.495
6 Tanda Tangan & Cap Perusahaan 1.310
7 Beda Nomor LPAD 19.560
8 Salah Penggunaan Formulir 19.560
9 Salah Penamaan Batchlass (Binder) 4.088
Total Kesalahan 60.820
Tabel III.4 Jenis Kesalahan yang dikembalikan ke KPP
35
Berikut Jumlah SPT yang diproduksi Tahun 2016.
SPT Yang Diproduksi SPT Dikembalikan ke KPP Persentase
Tahun 2016 Tahun 2016 Tahun 2016 6.388.462 SPT 60.820 9,5%
Tabel III.5 SPT yang diproduksi tahun 2016
Dari Hasil Penelitian diatas, dari jumlah SPT yang diproduksi sebanyak
6.388.462 SPT terdapat SPT yang dikembalikan ke KPP masing-masing
untuk mendapatkan SPT yang benar dan lengkap. SPT yang
dikembalikan sebanyak 60.820 SPT yaitu 9,5% dari SPT yang
Diproduksi.
37
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian Pengolahan SPT Tahunan Melalui Prosedur Pengemasan
dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Prosedur dalam pengolahan SPT Tahunan pada PPDDP dapat dijalankan
dengan baik, mudah dan efektif. Hal ini bisa dilihat dari tahapan unit
penerimaan, pemindaian, pemrosesan data dan penyimpanan sudah sesuai
dengan Surat Edaran Nomor SE-43/PJ/2014 Tentang Petunjuk Teknis Tata
Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan. Pengolahan SPT
Tahunan ini sudah diatur sesuai dengan peraturan perpajakan yang
berlaku.
2. Kendala yang dihadapi dalam pengolahan SPT tahunan pada PPDDP yaitu
adanya kesalahan dari sistem aplikasi penyimpanan data, kesalahan WP
dalam pengisian SPT, dan kesalahan penginputan data oleh operator dapat
ditangani dengan baik dikarenakan semua pengolahan SPT menggunakan
system dan aplikasi yang sudah ditetapkan pada PPDDP , Hal ini
menghasilkan pengolahan SPT yang sangat akurasi dan aman.
4.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saran dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Sebaiknya lebih memberikan penyuluhan mendalam dengan memberikan
panduan cara pengisian SPT yang lebih mudah dimengerti kepada Wajib
37
Pajak mengenai pengisian SPT Tahunan yang baik dan benar sehingga
Wajib Pajak dapat melaporkan SPT Tahunan sesuai dengan syarat
ketentuan pengolahan. Sehingga dalam pengolahan SPT Tahunan dapat
berjalan dengan lancar dan cepat tanpa adanya data Wajib Pajak yang
tidak lengkap.
2. Sebaiknya memberikan himbauan dan pelatihan kepada para pegawai
PPDDP khusunya kepada pelaksana petugas pengolahan SPT Tahunan
mengingat kendala yang terjadi yang dilakukan oleh pegawai atau operator
pekerja, agar dalam pengolahannya dapat dijalankan dengan mudah dan
lebih mengerti mengenai tata cara pelaksanaannya.
3. Meningkatkan dukungan IT seperti jaringan sistem dan teknologi yang
canggih sehingga dalam proses pengolahan SPT dapat dilakukan secara
modern dan diharapkan dapat mempercepat pengolahan SPT Tahunan ini.
37
Daftar Pustaka
Direktorat Jenderal Pajak. 2013. Susunan Dalam Satu Naskah UU KUP. Jakarta: Direktorat Jenderal Pajak. Direktur Jenderal Pajak. 2015. Surat Edaran Nomor SE-04/PJ/2015. Tentang
Pengemasan Surat Pemberitahuan Berkenaan Dengan Pengolahan Surat Pemberitahuan Di Pusat Pengolahan Data Dan Dokumen Perpajakan Dan Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan. Diambil dari: www.ortax.org (29 Januari 2015).
Direktur Jenderal Pajak. 2016. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER
01/PJ/2016. Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahuan. Diambil dari: http://www.pajak.go.id/content/peraturan-dirjen-pajak-nomor-01pj2016 (22 Januari 2016
Jogiyanto, Hartono. 2006. Analisis & Desain Sistem Informasi : Pendekatan. Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Salemba Empat.
Mardiasmo. 2013. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset.
Rahman, Abdul. 2010. Panduan Pelaksanaan Administrasi Perpajakan. Bandung: Penerbit Nuansa.
Resmi, Siti. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus. Yogyakarta: Salemba Empat.
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Waluyo. 2011. Pepajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat
40
A1
B1
41
B2
42
B3
43
44
C1
45
C2
46
C3
47
C4
48
C5
49
C6
D1
50
51
D2
Top Related