MAKALAH SISTEM TRANSPORTASI
TRANSPORTASI MASSAL
DI SUSUN OLEH
VIVI WIDIA ZAHRA
1207136498
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
PEKANBARU
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penulis memanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Terima kasih kepada dosen pembimbing bapak Leo Sentosa ST MT yang telah
membimbing penulis pada mata kuliah sistem transportasi serta teman-teman yang
turut membantu dalam pengerjaan tugas sitem transportasi ini.
Adapun makalah ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin Namun
tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada dan tangan terbuka penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada penulis sehingga penulis dapat memperbaiki
makalah ini.
Penulis mengharapkan semoga dari makalah mengenai sistem antrian ini
dapatmanfaatnya sehingga dapat memberikan tambahan ilmu kepada pembaca.
Pekanbaru,12 Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................
1.2 Tujuan.......................................................................................................................
1.3 Batasan Masalah.......................................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Transportasi Massal...................................................................................
2.2 Permasalahan Transportasi Massal ........................................................................
2.3 Solusi Permasalahan Transportasi Massal..............................................................
BAB III PENGOLAHAN DATA SURVEI
3.1 Pengolahan Hasil Survei ...............................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transportasi massal yang tertib, lancar, aman, dan nyaman merupakan pilihan yang
ditetapkan dalam mengembangkan sistem transportasi perkotaan. Pengembangan
transportasi perkotaan juga mengemban misi bahwa angkutan perkotaan haruslah mampu
mengurangi kemacetan, mampu mengurangi gangguan lalu lintas, mampu mempertahankan
kualitas lingkungan, serta terjangkau oleh semua lapisan pemakai jasa transportasi. Oleh
karena itu sistem jaringan jalan dalam kota harus terintegrasi dengan sistem jaringan jalan
antar kota sehingga transportasi dalam kota dapat berfungsi dengan baik dalam melayani
aktifitas lokal maupun daerah sekitarnya. Agar transportasi perkotaan dapat berfungsi
dengan baik maka harus dilakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan transportasi kota
secara terpadu, meningkatkan peran swasta dalam investasi dan pengelolaan transportasi
kota, serta melakukan upaya konservasi dan diversifikasi energi dalam transportasi
perkotaan.
Angkutan kota sebagai bagian dari sistem transportasi perkotaan memiliki peran
menunjang mobilisasi masyarakat kota dalam melakukan aktifitas sehari – hari. Angkutan
kota juga memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam pengembangan dan
pembangunan kota baik pada sektor ekonomi, sektor sosial budaya, maupun sektor
pendidikan. Oleh karena itu keberadaan angkutan kota harus ditangani dengan baik dan
benar sehingga tidak menimbulkan masalah bagi kehidupan kota.
Transportasi secara sederhana adalah sarana memindahkan barang secara fisik dari
suatu tempat ke tempat lain, Sedangkan transportasi massal yang menjadi obyek utama
adalah sekelompok orang dalam jumlah yang banyak. Kegiatan transportasi berawal dari
sejarah ditemukannya mesin uap oleh james watt pada tahun 1769 dan telah membuktikan
diri sebagai penemuan yang paling penting sehingga mampu merubah dunia pada masa itu.
Sedangkan pengertian secara umum dari Transportasi massal adalah sebuah sarana
berkendara bagi banyak orang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dan
dianggap mampu untuk memberikan efisiensi waktu, tempat dan biaya di berbagai wilayah
semakin diperbaiki dari waktu ke waktu seiring perkembangan zaman dan terciptanya
berbagai konsep alat transportasi modern yang lebih ramah terhadap lingkungan dan mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat pada saat ini.
Berbagai sarana Transportasi yang terdapat di Indonesia dimulai ketika masa
penjajahan kolonialisme Belanda, yang secara bertahap membangun insfrastruktur guna
memenuhi kebutuhan pemerintahan hindia belanda dalam hal distribusi perdagangan di
wilayah Indonesia. Kemudian berlanjut hingga bangsa ini memperoleh kemerdekaan sampai
dengan saat ini negara Indonesia telah berkembang untuk meningkatkan sarana transportasi
di berbagai wilayah negara Indonesia.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk lebih memahami masalah sebagai berikut.
Apa definisi transportasi massal?
Bagaimana permasalahan transportasi massal?
Apa solusi untuk permasalahan transportasi massal?
1.3. Batasan Masalah
Mengetahui definisi transportasi massal.
Mengetahui apa saja permasalahan transportasi massal
Mengetahui solusi untuk mengatasi permasalahan transportasi massal
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Transportasi Massal
Transportasi secara sederhana adalah sarana memindahkan barang secara fisik dari
suatu tempat ke tempat lain, Sedangkan transportasi massal yang menjadi obyek utama
adalah sekelompok orang dalam jumlah yang banyak. Kegiatan transportasi berawal dari
sejarah ditemukannya mesin uap oleh james watt pada tahun 1769 dan telah membuktikan
diri sebagai penemuan yang paling penting sehingga mampu merubah dunia pada masa itu.
Sedangkan pengertian secara umum dari Transportasi massal adalah sebuah sarana
berkendara bagi banyak orang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dan
dianggap mampu untuk memberikan efisiensi waktu, tempat dan biaya di berbagai wilayah
semakin diperbaiki dari waktu ke waktu seiring perkembangan zaman dan terciptanya
berbagai konsep alat transportasi modern yang lebih ramah terhadap lingkungan dan mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat pada saat ini.
2.2 Permasalahan Transportasi Massal
Transportasi massal yang ada di Indonesia belum dapat dikatakan baik. Sarana
transportasi massal yang ada belum dapat sepenuhnya mengatasi persoalan lain yang
berkaitan dengan permasalahan transportasi di suatu wilayah. Transportasi massal yang ada
saat ini masih belum dapat menjadi sarana angkut yang tepat, nyaman, dan cepat untuk
keperluan mobiltas masyarakat. Hal inilah yang mungkin menjadikan transportasi massal
belum banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Mereka lebih memilih untuk
menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan transportasi massal.
Umumnya upaya penataan sistem transportasi yang diterapkan lebih banyak bertujuan
memecahkan masalah yang timbul sekarang dan berjangka pendek, tanpa integrasi yang
sesuai dengan perencanaan kotanya. Padahal tanpa perbaikan mendasar pada aspek
perencanaan sistem transportasi secara menyeluruh, masalah-masalah yang timbul beserta
implikasi dampaknya tak akan dapat terpecahkan dengan tuntas. Akibatnya bisa
menimbulkan berbagai permasalahan, diantaranya kemacetan dan tingginya kadar polusi
udara akibat berbagai pencemaran dari asap kendaraan bermotor. Sehinnga dengan adanya
permasalahan tersebut, pemerintah harus lebih sikap dalam mengatasinya serta harus
mempunyai kebijakan atau aturan-aturan mengenai transportasi yang tidak menumbulkan
polusi. Masalah yang terjadi tidak hanya masalah polusi udara saja tetapi juga banyak sekali
masalah kecelakaan serta kemacetan yang terjadi di Indonesia. Banyak sekali kecelakaan
yang terjadi di Indonesia, hal ini disebabkan karena kelalaian para kendaraan bermotor serta
kondisi jalan yang rusak. Terutama, kecelakaan yang sering terjadi adalah kecelakaan
angkutan umum di darat. Berikut ini adalah permasalahan-permasalahan berkaitan dengan
transportasi di Indonesia.
Ketidakterpaduan antara tata guna lahan dan transportasi
Mobilitas orang dan barang muncul karena adanya kegiatan. Kegiatan ini
membutuhkan ruang yang harus dihubungkan dengan suatu jaringan transportasi dalam
suatu wilayah. Ketidakterpaduan antara tataguna lahan dan transportasi terjadi akibat tidak
mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan wilayah yang ada juga tidak mematuhi
dokumen tata ruang yang ada.
Pendanaan infrastruktur angkutan massal
Pembiayaan infrastruktur angkutan massal adalah sebuah masalah klasik. Contoh
terbaru adalah tersendatnya pembangunan monorel di Jakarta karena calon investor
mengalami kesulitan dalam hal pendanaan. Dengan banyak rencana pengembangan
angkutan umum massal di kota Jakarta semacam busway, monorail, MRT, kereta bandara
dsb, hal ini pastinya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tidak dapat dipungkiri bahwa
dari aspek finansial pengembangan transportasi massal tidak menguntungkan, namun dari
aspek ekonomi memberikan manfaat yang sangat besar kepada masyarakat secara
keseluruhan.
Terkait masalah pendanaan infrastruktur angkutan umum massal, ada baiknya selain
mengoptimalkan skema pendanaan yang sudah ada, pemerintah pusat juga berani
mengambil kebijakan seperti yang telah diterapkan di Kementerian Pendidikan Nasional.
Dimana misalkan 20% anggaran pemerintah difokuskan untuk pengembangan angkutan
umum massal di Jakarta dan kota aglomerasi Indonesia lainnya. Tanpa adanya revolusi
skema pendanaan transportasi massal, akan sangat sulit melihat Jakarta, Surabaya, Medan
dan kota aglomerasi lainnya mempunyai jaringan transportasi massal seperti di Paris,
Singapura ataupun Tokyo.
Otonomi daerah
Otonomi daerah telah memberikan kewenangan yang lebih kepada daerah
dibandingkan era sebelumnya. Tidak terkecuali disektor perhubungan. Kewenangan
Departemen Perhubungan telah banyak dilimpahkan ke daerah tingkat satu maupun tingkat
dua. Tugas pokok dan fungsi Departemen Perhubungan khususnya bidang Perhubungan
Darat lebih banyak menyiapkan peraturan-peraturan bidang transportasi yang menjadi
acuan peraturan-peraturan daerah tingkat satu maupun tingkat dua. Namun seringkali dalam
proses pelaksanaannya, peraturan pemerintah daerah tingkat satu maupun tingkat dua tidak
selaras dengan peraturan pemerintah pusat. Hal ini menandakan perlunya reformulasi ulang
tugas dan kewenangan pemerintah pusat dan daerah sehingga pelayanan jasa transportasi
menjadi lebih baik.
Sumber Daya Manusia (SDM) sektor transportasi yang minim
Sejak otonomi daerah bergulir, tidak ada lagi kantor-kantor perwakilan Departemen
Perhubungan di daerah. Hilangnya kantor perwakilan ini menyebabkan lemahnya
koordinasi antara pusat dan daerah dalam penyelenggaraan transportasi di suatu wilayah.
Begitupun dengan kewenangan pembinaan SDM bidang transportasi. Setiap daerah diberi
hak penuh dalam melakukan pembinaan SDM bidang perhubungan.
Realita dilapangan berkata lain. Walaupun diberi keleluasaan dalam melakukan
pembinaan, kualitas SDM bidang perhubungan jauh dari harapan. Berdasarkan hasil
penelitian dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan Darat tahun 2004, hanya
sekitar 20% SDM pehubungan darat di daerah yang benar-benar berkompeten. Dengan
kondisi tersebut, dapat dipastikan pelayanan jasa disektor transportasi akan jauh dari
harapan.
2.3 Solusi permasalahan transportasi massal
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan transportasi
di Indonesia antara lain :
Meningkatkan dan melakukan pembenahan terhadap infrastruktur transportasi
massal baik itu jalan maupun angkutannya, seperti penambahan armada bus trans dan
koridor bus tersebut. Selain itu juga melakukan pembenahan terhadap sistem transportasi
massal tersebut, seperti adanya informasi kapan bus akan masuk ke areal bus stop.
Menggencarkan himbauan kepada masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran
kepada masyarakat agar menggunakan transportasi massal, hal ini dapat dilakukan dengan
sosialisasi ataupun iklan kepada masyarakat.
Menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan transportasi massal asing
apakah dari RRC, Korsel dan lainnya untuk sungguh-sungguh membangun sistem
transportasi sangat penting dan vital tersebut. Indonesia memiliki pulau-pulau utama sangat
panjang dan luas seperti Sumatra, Kalimantan, Jawa dll yang samasekali tidak memiliki
jaringan transportasi massal. Mobil dan sepeda motor sangat naif akhirnya menjadi
angkutan pilihan satu-satunya.
Upaya penataan sistem transportasi yang diterapkan haruslah bertujuan
memecahkan masalah yang timbul sekarang dan jangka panjang, oleh karenanya harus ada
integrasi yang sesuai dengan perencanaan kotanya.
BAB III
PENGOLAHAN DATA SURVEI
3.1 Pengolahan Hasil Survei
A. Metode Pengumpulan Data
Data karakteristik operasi angkutan bus Transmetro Pekanbaru dikumpulkan
melalui survey. Informasi umum survey adalah:
1. Lokasi
a. Halte Bus Transmetro Tri Bakti, Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru (di
depan Giant Nangka)
b. Di dalam Bus Transmetro
2. Waktu : 08.45 – 13.00 WIB
3. Hari / Tanggal : Rabu / 06 Mei 2015
4. Jumlah surveyor : 6 orang
B. Tabulasi Data Hasil Survey
Data hasil survey dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1 – Hasil survey terhadap tingkat kedatangan (λ) penumpang Bus Transmetro
Jam Jumlah
Kedatangan
8:50 - 9.00 4
9:00 - 9:10 0
9:10 - 9:20 0
9:20 - 9:30 2
9:30 - 9:40 0
9:40 - 9:50 4
9:50 - 10:00 1
10:00 - 10:10 5
10:10 - 10:20 0
10:20 - 10:30 6
10:30 - 10:40 0
10:40 - 10:50 7
10:50 - 11:00 0
Jam Jumlah
Kedatangan
11:00 - 11:10 1
11:10 - 11:20 1
11:20 - 11:30 2
11:30 - 11:40 0
11:40 - 11:50 0
11:50 - 12:00 1
12:00 - 12:10 2
12:10 - 12:20 4
12:20 - 12:30 1
12:30 - 12:40 2
12:40 - 12:50 0
12:50 - 13:00 0
Tabel 2 – Hasil survey terhadap waktu kedatangan dan keberangkatan antar Bus Transmetro
No. Nomor Bus/
Pelat Polisi
Waktu
Datang/Pergi
1 64 In 08 : 51
Out 08 : 52
2 57 In 09 : 03
Out 09 : 08
3 7B In 09 : 30
Out 09 : 35
4 7B In 09 : 43
Out 09 : 51
5 64 In 10 : 18
Out 10 : 20
6 57 In 10 : 45
Out 10 : 50
7 64 In 11 : 05
Out 11 : 10
8 7B In 11 : 30
Out 11 : 32
9 57 In 11 : 45
Out 11 : 45
10 7B In 11 : 58
Out 12 : 05
11 64 In 12 : 15
Out 12 : 21
12 57 In 12 : 43
Out 12 : 51
Tabel 3 – Hasil survey terhadap waktu perjalanan Bus Transmetro
No. Event Waktu
Jumlah
Kursi
Terisi
1 Jalan 8 : 52 : 0
8 Berhenti 9 : 5 : 0
2 Jalan 9 : 5 : 0
7 Berhenti 9 : 27 : 0
3 Jalan 9 : 35 : 0
5 Berhenti 10 : 6 : 0
4 Jalan 10 : 10 : 0
10 Berhenti 10 : 20 : 0
5 Jalan 10 : 20 : 0
11 Berhenti 10 : 27 : 0
6 Jalan 10 : 27 : 0
12 Berhenti 10 : 40 : 0
7 Jalan 10 : 45 : 0
6 Berhenti 10 : 52 : 0
8 Jalan 10 : 52 : 0
5 Berhenti 11 : 5 : 0
9 Jalan 11 : 5 : 0
7 Berhenti 11 : 21 : 0
10 Jalan 11 : 28 : 0
8 Berhenti 11 : 59 : 0
11 Jalan 12 : 5 : 0
6 Berhenti 12 : 38 : 0
12 Jalan 12 : 49 : 0
C. Perhitungan dan Analisis
1. Waktu menunggu rata-rata kendaraan dan penumpang
Menghitung tingkat kedatangan rata-rata (λ):
Tabel 4 – Perhitungan tingkat kedatangan rata-rata (λ)
Range λ Frekuensi
(fi) xi fi*xi
0 - 2 15 1 15
2 - 4 4 3 12
4 - 6 4 5 20
6 - 8 2 7 14
8 - 10 0 9 0
Jumlah 25 25 61
Contoh perhitungan:
- xi untuk range 0 - 2:
xi = (0+2)/2 = 1
- fi*xi untuk range 0 - 2:
fi*xi = 15*1 = 15
Tingkat kedatangan rata-rata, λ = ∑fixi / ∑fi = 61/25= 2,44 orang/(5 menit)
λ = 0,49 orang/menit
Menghitung waktu menunggu rata-rata penumpang (�̅�𝑝):
�̅�𝑝 = ∑1
2𝜆(𝑡𝑖 − 𝑡(𝑖−1))2
𝑁
𝑖=1
=1
2(0,49)(5488) = 1339,07 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Tabel 5 – Perhitungan parameter waktu menunggu rata-rata penumpang
No.
Waktu
kedatangan
bus (ti)
Headway
hi = (ti - t(i-
1))
(menit)
hi2
1 8:51:0
2 9:3:0 12,00 144,00
3 9:30:0 27,00 729,00
4 9:43:0 13,00 169,00
5 10:18:0 35,00 1225,00
6 10:45:0 27,00 729,00
7 11:5:0 20,00 400,00
8 11:30:0 25,00 625,00
9 11:45:0 15,00 225,00
10 11:58:0 13,00 169,00
11 12:15:0 17,00 289,00
12 12:43:0 28,00 784,00
Jumlah 232,00 5488,00
Menghitung waktu menunggu rata-rata kendaraan/bus (�̅�𝑘):
�̅�𝑘 =1
2(𝑡𝑛 − 𝑡0)∑(𝑡𝑖 − 𝑡(𝑖−1))2
𝑁
𝑖=1
=1
2(232)(5488) = 11,83 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2. Waktu perjalanan untuk 1 siklus (tp)
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛, 𝑡𝑝 = 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Tabel 6 – Perhitungan waktu perjalanan, waktu berhenti, dan faktor beban
No. Event Waktu
Jumlah
Kursi
Terisi
Faktor
Beban
Waktu
Perjalanan
(detik)
Waktu
Berhenti
(detik))
1 Jalan 8 : 52 : 0
8 20,0% 780
Berhenti 9 : 5 : 0 0
2 Jalan 9 : 5 : 0
7 17,5% 1320 Berhenti 9 : 27 : 0
480
3 Jalan 9 : 35 : 0
5 12,5% 1860 Berhenti 10 : 6 : 0
240
4 Jalan 10 : 10 : 0
10 25,0% 600 Berhenti 10 : 20 : 0
0
5 Jalan 10 : 20 : 0
11 27,5% 420 Berhenti 10 : 27 : 0
0
6 Jalan 10 : 27 : 0
12 30,0% 780 Berhenti 10 : 40 : 0
300
7 Jalan 10 : 45 : 0
6 15,0% 420 Berhenti 10 : 52 : 0
0
8 Jalan 10 : 52 : 0
5 12,5% 780 Berhenti 11 : 5 : 0
0
9 Jalan 11 : 5 : 0
7 17,5% 960 Berhenti 11 : 21 : 0
420
10 Jalan 11 : 28 : 0
8 20,0% 1860 Berhenti 11 : 59 : 0
360
11 Jalan 12 : 5 : 0
6 15,0% 1980 Berhenti 12 : 38 : 0
660
12 Jalan 12 : 49 : 0
Jumlah 85 212,5% 11760 2460
3. Menghitung headway rata-rata (ht)
ℎ𝑡 =∑ ℎ𝑖
𝑁=
232
12= 21,09 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
4. Menghitung faktor beban
Contoh perhitungan untuk data no.1 (Tabel 6):
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑟𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑢𝑠× 100% =
8
40× 100% = 20%
Menghitung faktor beban rata-rata:
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 =∑ 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
𝑁=
212,5%
11= 19,32%
5. Menghitung kapasitas rute (Cr)
Frekuensi kedatangan kendaraan, fk = 1/ht = 1/21,09 = 0,047 kend/menit
fk = 2,84 kend/jam
Jumlah penumpang max dalam bus, Ck = 40 orang/kend
Kapasitas rute, Cr = fk*Ck = 2,84*40 = 113,6 orang/jam
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data survey, maka diperoleh karakteristik operasi angkutan Bus
Transmetro sebagai berikut:
1. Waktu menunggu rata-rata penumpang = 1339,07 menit
2. Waktu menunggu rata-rata kendaraan = 11,83 menit
3. Waktu perjalanan untuk 1 siklus = 60 menit
4. Headway rata-rata = 21,09 menit
5. Faktor beban rata-rata = 19,32%
6. Kapasitas rute = 113,6 orang/jam
DAFTAR PUSTAKA
http://renmarsyukrilla.blogspot.com
http://TransportasiMassalErasadhy.blogspot.com