5/22/2018 Tugas 1 KIS
1/14
TUGAS KONTROVERSI ISU SOSIAL
KU-4281
PUBLIK YANG TAK ACUH TERHADAP
TAMAN SEBAGAI RUANG PUBLIK
Disusun Oleh :
Utamining Suwito (15410037)
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014
5/22/2018 Tugas 1 KIS
2/14
PUBLIK YANG TAK ACUH TERHADAP
TAMAN SEBAGAI RUANG PUBLIK
1. Permasalahan 1 : Persepsi MasyarakatMasyarakat Indonesia hingga dewasa ini nampaknya belum juga memahami
betul mengenai pentingnya keberadaan taman yang tersebar sekitar lingkungan
mereka. Tingkat pemahaman yang rendah tersebut diakibatkan sejak dinimasyarakat kurang mengenal baik akan manfaat dan fungsi dari keberadaan
taman. Di berbagai lapisan masyarakat mulai dari lingkungan keluarga, sekolah,
lembaga pemerintahan dll, selama ini sangat minim dalam mengenalkan dan
menanamkan pemahaman akan manfaat dan fungsi dari keberadaan taman.
Hal tersebut mengakibatkan persepsi masyarakat akan pentingnya
keberadaan taman kotapun masing terbilang rendah. Masih banyak individu
masyakarat yang menganggap bahwa, taman kota hanyalah merupakan sarana
sebagai penunjang ekologis. Sarana penunjang ekologis yang dimaksudkan disini
ialah sarana sebagai penyeimbang kondisi lingkungan agar mencegah dampak
lingkungan seperti banjir, pencemaran udarad dan lain lain. Padahal jika kita
dapat tinjau lebih lanjut berdasarkan preseden taman taman di belahan negara
lain, sangat terlihat bahwa taman kota sejatinya memiliki kekayaan manfaat yang
banyak. Taman kota bukan hanya sekedar berfungsi sebagai penunjang fungsi
ekologis saja, melainkan terdapat fungsi lainnya yang dapat dimanfaatkan lebih
lanjut seperti sebagai penunjang fungsi interaksi sosial, ekonomi dan budaya.
Secara teoritik hal inipun dapat dijelaskan melalui 1)teori persepsi yang
dikemukakan oleh Marat (Aryanti, 1995) bahwa persepsi di pengaruhi oleh factor
pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan terhadap objek
psikologis. Melalui teori tersebut dijelaskan bahwa beberapa faktor diatas
memberikan andil besar dalam membentuk persepsi masyarakat. Maka dalam hal
ini pula dijelaskan bahwa persepsi masyarakat terkait pentingnya keberadaan
taman dapat sedemikian rendahnya, yakni dikarenakan pengalaman, proses
5/22/2018 Tugas 1 KIS
3/14
belajar, cakrawala dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya keberadaan
taman yang kurang. Telah kita sadari, seperti yang telah diungkapkan pada
paragraph sebelumnya bahwa memang pada kenyataannya belum banyak gerakan
dari berbagai pihak (lingkungan maupun individu) sendiri untuk saling
memperkuat faktorfaktor tersebut agar terealisasikan secara berkelanjutan.
Dalam menemukan solusi untuk dapat menyelesaikan permasalahan
tersebut, dibutuhkan suatu pendekatan teori yakni berupa 2)teori terbentuknya
persepsi social berkepanjangan. Dalam teori tersebut dinyatakan bahwa terdapat 3
elemen yang saling berinterkasi kuat yaitu ( Brems & Kassin dalam lestari, 1999)
1. Person, yaitu orang menilai orang lain.2. Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman
orang untuk menilai sesuatu.
3. Behavior, yaitu sesuatu yang dilakukan oleh orang lain.Berdasarkan teori tersebut maka didapatkan sebuah solusi, yakni jika ingin
meningkatkan persepsi masyarakat ke arah yang lebih baik dan berkelanjutan
maka perlu dilakukan sebuah usaha pendekatan antara taman dengan masyarakat
melalui 3 elemen tersebut. Interaksi 3 elemen tersebut dapat dibentuk melalui
sebuah gerakan sosialisasi diberbagai elemen masyarakat khsususnya di
lingkungan sekolah mengenai pentingnya keberadaan masyarakat. Sehingga
lingkungan sekolah dapat mencetak muridnya sebagai agent of change yang
menularkan pemahaman yang sesungguhnya kepada orang lain.
2. Permasalahan 2 : Rendahnya Rasa Kepemilikan MasyarakatTaman sebagai salah satu bagian dari ruang public, pada dasarnya
disediakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum yakni sebagai
penunjang fungsi ekologi, social, ekonomi dan budaya. Secara idealnya maka
dapat dipat dikatakan pula masyarakat memiliki sebagian tanggung jawab pula
dalam menjaga dan melestarikan keberadaannya, karena yang akan merasakan
manfaatnya juga masyarakat sendiri. Jika secara egois masyarakat membebankan
semua kewajiban menjaga dan merawat kepada pihak pemerintah, tentu ini akan
sangat sulit untuk taman tetap dapat mempertahankan identitasnya.
5/22/2018 Tugas 1 KIS
4/14
Pada kenyataannya sangat disayangkan hal tersebut justru terjadi hingga
detik ini pada taman. Secara umum kota kota di Indonesia pada mulanya
memiliki banyak taman taman, namun sekarang ini jumlahnya mengalami
penurunan hamper di tiap tahunnya. Bahkan bukan hal itu saja yang terjadi di
lapangan, kondisi dari tamanpun kini banyak yang mulai berubah menjadi kumuh
dan tidak terawatt. Jika saja masyarakat memiliki rasa kepemilikan yang tinggi
akan taman tentu hal ini tidaklah dapat terjadi dengan begitu saja. Rasa
kepemilikan menjadi hal yang penting dikarenakan selain taman merupakan ruang
publik, pemerintah tentunya memiliki keterbatasan pula untuk hanya berfokus
pada hal teknis.
3)Fraser (1995) mengritisi ruang publik yang secara spesifik dalam
masyarakat borjuisnya Habermas, bahwa praktik ruang publik sebagai ruang
demokrasi tidak pernah benar-benar ada. Berdasarkan teori tersebut maka dapat
dipahami bahwa munculnya tindakan kurangnya rasa kepemilikian yang mana
menyebabkan tingkat partisipasi yang berbeda beda, dapat disebabkan oleh
ketimpangan social yakni dalam konteks ketidakmerataan akses yang diperoleh
masyarakat dalam memanfaatkan taman, baik dari segi supply maupun
eksklufifitas yang dilakukan oleh pihak lainnya.
Dalam menentukan solusi yang dirasakan tepat maka, terdapat suatu teoir
mengenai 3 dimensi untuk mengukur integrasi sosial. 4)Menurut Sauter dan
Huettenmoser (2008) tiga dimensi tersebut, antara lain :
1. Dimensi struktural, yang berkaitan dengan aksesibilitas dan penggunaanruang.
2. Dimensi interaktif, yang terkait dengan hubungan sosial, jenis aktivitaspada ruang publik sertaadanya kemungkinan partisipasi pada aktivitas
dan pengambilan keputusan di tingkat lokal.
3. Dimensi subjektif, yang terkait dengan kepuasan personal terhadappengelolaan lingkungan serta persepsi mengenai keterlibatan warga
secara sosial..
Berdasarkan teori tersebut maka dapat dipahami bahwa solusi utnuk mendekatkan
masyarakat dengan taman agar mampu menumbuhkan rasa kepemilikan yang
5/22/2018 Tugas 1 KIS
5/14
besar ialah dengan memperkukuh ketiga dimensi yakni dimensi structural,
interkatif dan subjektif. Dimensi structural yakni dengan membenahi aksesibilitas
bagi pengguna taman. Dimensi interaktif yakni dengan menghidupkan berbagai
aktifitas di taman. Dimensi subjektif yakni dengan meningkatkan kepuasan
pengguna taman.
3. Permasalahan 3 : Rendahnya Tingkat Kepuasan Pengguna TamanTaman sebagai salah satu bagian dari ruang public memiliki fungsi
penunjang ekologis, social, ekonomi dan budaya. Meninjau dari fungsi penunjang
yang ada tersebut maka dapat dipahami pula bahwa taman merupakan sebuah
ruang yang memegang peranan kompleks. Sangatlah disayangkan pada
kenyataannya kondisi taman taman di Indonesia saat ini yang mengalami
penurunan, penurunan yang terjadi umumnya bukan hanya sekedar dari segi
jumlah saja melainkan juga dari segi kualitas. Tentu dapat dibayangkan jika
jumlah dari taman berkurang, artinya jumlah pemenuhan kebutuhan akan ruang
publik pun juga akan berkurang Padahal dalam banyak penelitian yang dilakukan
oleh banyak pihak telah dibuktikan bahwa taman mampu menciptakan
perwujudan healthy community dikarenakan fungsi penujang yang dimilikinya.
Dari segi kualitas, secara umum banyak dari taman taman kota yang tersebar
menunjukan bahwa kondisinya saat ini beberapa banyak yang memprihatinkan.
Kondisi taman yang ada sekarang ini banyak yang terlihat tidak terawat dan
kumuh, serta belum memnuhi standar kebutuhan kelengkapan asessoris taman.
Fungsi penunjang selain fungsi ekologis, yakni fungsi social, ekonomi, budaya,
tentu menunjukna bahwa taman tidak hanya sekedar elemen pepohonan saja.
Akibatnya terjadi penurunan angka pengguna tama, pengguna taman enggan
untuk mengunjungi kembali taman. Hal ini dimungkinkan karena taman kurang
mampu memberikan tingkat kepuasan kepada pengunjung.
Secara teori permasalahan ini, dapat dijelaskan melalui 5)teori kualitas
keinginan dan kepuasan pengguna taman yang mana terbagi dua (Gold dalam
Eriawan, 2003), yaitu:
1. Kualitas Sumberdaya (Resource Quality), yaitu suatu ukuran objektif
dari faktor atau kondisi pandangan pengguna terhadap elemen alamiah
5/22/2018 Tugas 1 KIS
6/14
dan buatan atau fasilitas taman seperti pemandangan (scenery),
vegetasi, perairan, toilet, meja bangku dsb.
2. Kualitas Pemanfaatan (Use Quality), yaitu ukuran objektif terhadap
faktor atau kondisi pengguna sebagai sesuatu hambatan (negatif) atau
keuntungan (positif) terhadap keinginan dan kepuasan mereka seperti
terlalu ramai (overcrowding), bising, konflik, rasa takut, dan sebagainya
. Berdasarkan kondisi yang telah dijelaskan pada paragraph sebelumnya, dapat
terlihat bahwa memang kondisi taman yang mana terdiri dari kualitas sumberdaya
serta kualitas pemanfaatan memegang peranan penting dalam memenuhi kualitas
keinginan dan kekuasaan pengguna taman. Sehingga sangatlah dimungkinkan
bahwa antusiasmen pengguna taman berkurang dikarenakan tingkata
kepuasaannya yang tidak terpenuhi oleh kondisi taman terutama yang berkaitan
dengan kualitas
Terdapat beberapa teori yang dapat dipergunakan untuk menjadi solusi
dalam menangani permasalahan tersebut, yakni teori komponen pembentuk taman
serta teori ruang public yang ideal. Menurut 6)teori komponen pembentuk taman,
taman sebagai ruang terbuka (Nasution dalam Eriawan, 2003), seharusnya terdiri
dari :
1. Unsur-unsur fisik, meliputi:
a. Unsur Dominasi, yaitu unsur-unsur berupa suatu bentuk fisik yang
ada di dalam taman untuk mendefinisikan ruang tersebut;
b. Unsur Pelingkup, yaitu unsur berupa bentuk fisik yang membatasi
taman;
c. Unsur Pengisi, yaitu unsur fisik utama yang mengisi taman;
d. Unsur pelengkap, yaitu unsur berupa bentuk fisik yang berfungsi
mewadahi kebutuhan warga kota di sebuah taman.
2. Unsur-unsur non fisik, meliputi:
a. Pasif, yaitu kegiatan yang secara umum dilakukan orang tanpa perlu
bantuan orang lain untuk melakukannya atau tanpa perlu berpindah-
pindah tempat;
5/22/2018 Tugas 1 KIS
7/14
b. Aktif, yaitu kegiatan yang secara umum dilakukan dengan berpindah-
pindah tempat.
7)Teori ruang publik ideal, taman secara idel seharusnya memenuhi kriteria
(Siahaan, 2010):
1. Image and identity, berdasarkan sejarahnya;2. Attraction and Destinations, memiliki tempat-tempat kecil yang di
dalamnya memiliki suatu daya tarik;
3. Ketenangan (amenities), memiliki bentuk ketenangan yang membuatorang merasa nyaman;
4. Flexible Design, digunakan sepanjang hari, dari pagi, siang dan malam;5. Seasonal Strategy,Keberhasilan ruang terbuka bukan hanya focus pada
salah satu desain saja, atau pada strategi manajemennya. Tetapi dengan
memberikan tampilan yang berubah-ubah yang berbeda dari satu
musim ke musim lainnya;
6. Akses Ruang terbuka memiliki kedekatan dan kemantapan aksesibilitas,mudah dijangkau.Jika preseden di luar negeri taman lebih hidup
banyak kegiatan menbangun interaksi social ekonomi dan budaya
berlangsung di taman
.Berdasarkan teori komponen pembentuk taman dan ruang public yang ideal
maka, solusi yang dirasakan tepat untuk menangani permasalahan tersebut ialah
melakukan revitalisasi taman dengan menyediakan penambahan beberapa unsur
fisik dan non fisik yang mana disesuaikan dengan kebutuhan pengguna taman.
Sehingga berbagai aspek yang dapat menciptakan rasa betah pengunjung pun
semakin meningkat. Tentunya dalam menentukan kebutuhan pengguna taman,
diperlukan suatu studi lebih lanjut untuk mengidentifikasi karakteristik pengguna
taman di masingmasing taman baik dari segi segmentasi usia, profesi dan lain
lain.
4. Permasalahan 4 : VandalismeKota kota besar pada umumnya memiliki jumlah penduduk usia remaja
lebih banyak dibandingkan dengan daerah lainnya. Keberadaan penduduk usia
5/22/2018 Tugas 1 KIS
8/14
remaja tersebut terkadang menimbulkan sedikit masalah ketika media untuk
menyalurkan kreatifitas yang dimilikinya tidak dapat tersalurkan dengan baik,
umumnya di usia remaja manusia banyak melakukan kegiatan yang mana
ditujukan untuk pencarian jatidiri. Ketika media tersebut tidak ada atau kurang
memadai, maka tindakan yang dilakukan adalah menggunakan media yang
menyalahi aturan untuk dijadikan media. Hal inipun yang sering terjadi di sekitar
kita terutama di ruang public, tak terkecuali juga di taman. Perbuatan yang
dimaksudkan dalam hal ini ialah Vandalisme. Beberapa taman telah menjadi
objek vandalism remaja masa kini, hal ini tentulah menyalahi aturan yang
seharusnya. Perbuatan vandalism ini begitu merugikan pengunjung taman,
dikarenakan perbuatan vandalisme memberikan dampak yakni nilai estetika
tamanpun berkurang. Masyarakat yang berkunjung ke taman tentu memiliki
ekspektasi bahwa taman merupakan ruang dimana suatu keindahan dapat
dinikmati.
Secara garis besar tindakan vandalisme dapat dijelaskan oleh teori yang
dikemukakan 8)Cohen (1973), mengkategorikan tipe vandalism berdasarkan
motivasi yang mendorong melakukan tindakan vandalism.
1. Acquistive Vandalism, ialah vandalism yang dilakukan dengan motivasiuntuk mendapatkan uang atau property.
2. Tactical Vandalism, ialah vandalism yang dilakukan dengan motivasimencapai suatu tujuan ternteu, seperti memperkenalkan suatu ideology.
3. Play Vandalism, ialah vandalism yang dilakukan dengan motivasi untukmenunjukan dan mendemonstrasikan kemampuan yang dia miliki, dan
bukan bertujuan untuk mengganggun orang lain
Berdasarkan teori tersebut tersebut maka dapat dipahami bahwa secara
keseluruhan vandalisme berpeluang menjadi suatu tindakan yang dapat dinilai
negatif ketika dilatar belakangi oleh pencapaian suatu tujuan tertentu ataupun
aktualisasi kemampuan diri seseorang. Hal ini dengan catatan ketika media yang
dipergunakan menyalahi peraturan main yang ada di masyarakat.
Dalam pencarian solusi yang dapat dirasakan relevan kita dapat
mempergunakan suatu teori yang mengenai ruang public. Teori ini dapat
5/22/2018 Tugas 1 KIS
9/14
dipergunakan sebagai acuan dalam mengarahkan perbuatan vandalism agar tetap
dapat berjalan selaras dengan koridor pemfaatan ruang public yang tepat
khususnya di taman. Menurut 9)teori tersebut, ruang publik ditandai oleh tiga hal
yaitu responsif, demokratis dan bermakna (Putnam, 1993) yang mempunyai arti:
1. Responsif dalam arti ruang publik harus dapat digunakan untuk berbagaikegiatan dan kepentingan luas.
2. Demokratis berarti ruang publik seharusnya dapat digunakan olehmasyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi dan
budaya serta aksesibilitas bagi berbagai kondisi fisik manusia.
3. Bermakna yang berarti ruang publik harus memiliki tautan antaramanusia, ruang, dunia luas dan konteks sosial.
Berdasarkan teori tersebut maka sesungguhnya dapat dipahami pula bahwa pada
dasarnaya taman dapat menjadi suatu media berbagai kegiatan ataupun
kepentingan luas, sekaligus tanpa membeda bedakan latar belakang maupun
kondisi masyarakat umum. Namun terdapt hal yang menjadi catatan penting bagi
semua pengguna yakni, adalah kebermaknaan, keterkaitan antara manusia, ruang,
dunia luas dan konteks social. Oleh karenanya solusi yang tepat ialah mengajak
pihak pelaku vandalism untuk diberikan kesempatan menuangkan kreatifitas seni
coret ke sebuah bentuk media seni yang lebih layak dan pantas serta memiliki
nilai estetika tersendiri bagi pengunjung lainnya, sehingga pada intinya buah
karya tersebut dapat menjadi objek ikon bagi taman dan dapat dinikmati
pengunjung.
5. Permasalahan 5 : Rendahnya Tingkat KeamanaanPada dasarnya taman sebagai ruang public yang mana seringkali
dipergunakan sebagai sarana rekreasi bagi sebagian banyak orang pada waktu
tertentu. Masyarakat yang menggunakan taman pada umumnya memanfaatkannya
dengan melakukan berbagai kegiatan yang beragam, beberapa diantaranya dapat
berupa kegiatan seperti berolahraga, bermain, berelaksasi, berjalanjalan. Namun
tak jarang terdapat segelintir orang yang memanafaatkan kesempatan ini sebagai
suatu peluang untuk melakukan tindakan kriminal. Secara umum tindakan
5/22/2018 Tugas 1 KIS
10/14
criminal yang sering terjadi di beberapa kasus ialah tindakan pencurian,
penodongan, pelecehan seksual, penculikan. Kondisi taman yang kurang memadai
terkadang semakin memperburuk situasi maupun kondisi taman sehingga semakin
memperlancar aksi criminal tersebut terjadi. Kondisi taman tersebut dapat berupa
seperti minimnya lampu penerangan, penataan unsur tanaman yang buruk,
keberadaan pihak yang membahayakan, dan lainlain.
Secara 10)teori pada umumnya tindakan kriminalitas ini disebabkan oleh
karena akibat dari adanya suatu kegagalan sistem pengontrol diri, yaitu gagal
dalam mengawasi dan mengatur perbuatan instintif individu. Jadi, merupakan
produk ketidakmampuan anak remaja dalam mengendalikan emosi primitive
mereka, yang kemudian disalurkan dalam perbuatan jahat (F. Odea, 1985: 5).
Dalam 11)bukunya Wilcox (1991) mengidentifikasikan tiga elemen yang harus ada
sebagai syarat terjadinya sebuah kejahatan. Ketiga elemen ini adalah desire (niat),
ability (kemampuan), dan opportunity (kesempatan). Dengan adanya 3 elemen
inilah Wilcox membuat segitiga kejahatan (crime triangle). Tanpa adnya salah
satu elemen ini, kejahatan tidak akan terjadi. Berdasarkan teori teori tersebut
maka dapat dipahami pula bahwa pada dasarnya setiap orang yang mana pada
dasarnya bukanlah mahluk yang sempurna, memiliki potensi untuk terjerumus ke
dalam suatu kegagalan pengontrol diri. Kegagalan dalam pengontrol diri ini jika
didukung dengan peluang waktu dan tempat yang tempat maka akan dengan
sendirinya menimbulkan suatu tindak criminal. Hal inipun yang turut pula
memperkuat pandangan akan dimanapun kita berada kriminalitas tentu juga aka
berpeluang ada.
Dalam menentukan solusi yang tepat untuk mengatasi tingkat keamanan di
taman, terdapat suatu teori yang mana cukup relevan. 12)Teori tersebut ialah
mengenai konsep-konsep yang melandasi keinginan dan kepuasan pengguna
dalam memanfatkan taman adalah (Gold dalam Eriawan, 2003):
1. Mengharapkan pengalaman yang menyenangkan dalam suatu tamankota.
2. Menyadari adanya suatu range pilihan menyangkut bagaimana dandimana mereka menggunakan waktu luangnya.
5/22/2018 Tugas 1 KIS
11/14
3. Memiliki keinginan sosial/psikologis yang harus bisa ditampungsebagai bagian dalam pemanfaatan taman.
Menurut Venstermark dan Blauvelt mempunyai definisi tentang konsep
pencegahan kejahatan yaitu crime prevention means, practically reducing the
probability criminal activity, yang artinya pencegahan kejahatan berarti
mengurangi kemungkinan atas terjadinya aksi kejahatan. Berdasarkan pendapat
tersebut maka dapat dipahami bahwa solusi untuk meningkatkan keamanan di
taman ialah dengan mengurangi kemungkinan atas terjadinya aksi kejahatan,
tindakan tersebut diantaranya dapat berupa pencegahan preventif dari segi teknis
seperti contoh penyediaan camera cctv maupun pencegahan preventif dari sisi
individu, contoh meningkatkan kewaspadaan dan lain lain. Pada intinya tingkat
keamanan haruslah tetap ditingkatkan dikarenakan secara teori manusia kemanana
merupakan bagian dari kebutuhan dasar. Berikut ini ialah 13)teori yang
dimaksudkan, kebutuhan dasar manusia terdiri dari tiga hal (Robert Ardrey dalam
Laurens, 2005), yaitu keamanan (security), simulasi (simulation), dan identitas
(identity). Dasar kebutuhan ini dapat dipakai untuk mengetahui sejauh mana
sebuah rancangan dapat memberikan kepuasan bagi pemenuhan kebutuhan
pengunjung taman tentunya.
6. Permasalahan 6 : Penyimpangan PemanfaatanTaman sebagai ruang publik selama ini telah banyak mendapatkan citra
yang buruk di mata masyarakat. Hampir sebagian besar taman yang terdapat di
berbagai kota banyak yang telah berubah fungsi menjadi ruangruang privat oleh
sebagian pihak pihak yang tidak memiliki rasa kepedulian maupun rasatanggung jawab sedikitpun terhadap taman merupakan ruang yang diperuntukan
bagi public. Hal ini pun semakin diperparah dengan semakin sepinya kondisi
taman yang mulai ditinggalkan masyarakat. Sehingga pada akhirnyapun
memunculkan tindakan penyimpanganpenyimpangan di dalam taman. Diantara
dari sekian banyak kasus penyimpangan yang ada, terdapat kasus kasus yang
seringkali kita dapat mudah temui di lapangan yakni penggunaan taman untuk
tempat mangkal pedagang kaki lima (PKL), tunawisama, waria, pelaku asusila,
5/22/2018 Tugas 1 KIS
12/14
dan lain lain. Penyimpangan tersebut tentu semakin memberikan dampak
penurunan kepuasan tingkat kunjungan kepada pengguna taman lain. Selain
fenomena tersebut pula turut mengakibatkan munculnya stigma buruk dari
masyarakat, sehingga tamanpun memiliki citra buruk di kalangan masyarakat
luas.
Fenomena penyimpangan tersebut secara teori dapat terjelaskan, melalui
14)teori perilaku yang dikemukakan oleh Roger (1974) :
1. Awareness(kesadaran), yakni orang tersebut menyadari bahwa terdapatruangruang yang cukup privacy untuk melakukan kegiatan.
2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada ruang tersebut.3. Evaluation, menimbang dan mencoba untuk memanfaatkan peluang
yang ada, serta merasakan keuntungannya
4. Trial, mencoba perilaku baru sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya5. Adoption, subyek telah memiliki perilaku yang dilakukan dengan
kesadarannya sebagai hasil dari pengaruh ruang yang ditempatinya.
Dalam teori tersebut tergambarkan bagaimana sesuai dengan kasus yang ada,
fenomena tersebut dapat tersebut melalui tahapan perilaku yang dilalui oleh pihak
pihak tidak bertanggung jawab tersebut (PKL, tunawisma dan lain-lain). Pada
intinya keberadaan pihak pihak tersebut dalam waktu yang lama bukanlah hal
yang bersifat singkat melainkan melalui suatu proses sehingga menjadi suatu
bahan pertimbangan mereka untuk terus dapat beradaptasi di taman.
Sebagi salah satu bentuk solusi, diperlukan landasan teori yang mana
terbilang cukup relevan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yakni melalui
teori pemanfaatan ruang public.15)Menurut Lynch dan Carr (1981). penggunaan
ruang publik sebagai ruang bersama merupakan bagian integral dari tata tertib
sosial, sehingga perlu adanya pengendalian terhadap kebebasan tersebut.
Pengendalian dalam penggunaan ruang publik berkaitan dengan toleransi akan
kepentingan orang lain yang juga menggunakan ruang publik tersebut. Oleh
karenanya salah satu hal sederhana yang dapat dijadikan sebagi suatu solusi ialah
dengan melakukan penegakan pengawasan maupun pengendalian terhadap
peraturan tertulis yang mana telah dibuat oleh pemerintah. Namun dirasakan
5/22/2018 Tugas 1 KIS
13/14
peraturan saja tidak cukup, melainkan perlu didukung dengan partisipasi
masyarakat untuk kembali menghidupkan suasana taman, sehingga lebih
lanjutnya masyarakat sendirilah yang secara tidak langsung dapat menjadi pihak
perantara dalam memberikan sangsi social berupa teguran dan lainlain.
Sumber Referensi
1)http://dinaichsan.blogspot.com/
2)http://perekonomiankiki.blogspot.com/2010/11/pengertian-persepsi.html
3)Wicandra, Obed Bima, Merebut Kuasa atas Ruang Publik Pertarungan
Ruang Komunitas Mural di Surabaya Program Studi Desain Komunikasi
Visual, Universitas Kristen Petra Surabaya.
4)http://johannes.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/BAHAN-UJIAN-ASISTEN.pdf
5),6),7),13)Yudi Purnomo; Mira S. Lubis; M. Nurhamsyah; Mustikawati,
Konsep Runag Terbuka Publik Mahasiswa sebagai Penghubung Antar Unit
di Universitas Tanjungpura Program studi Arsitektur, Universitas,
Tanjungpura, Indonesia .
8)http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311180-S42769
Kemunculan%20vandalisme.pd
9),12)http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17230/12/Chapter%20II.
pdf.txt
10)http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-uswatunhas-
4232-1-1101085_-i.pdf
11),14)http://jurnalsrigunting.com/author/jurnalsrigunting-2/page/105/
15)http://catatankuliahs2ku.blogspot.com/2010/11/teori-perubahan.html
http://dbabipress.wordpress.com/2011/01/05/taman-kota-sebagai-ruang-hijau-
pembentuk-budaya-sehat-kolektif-bagi-masyarakat-perkotaan-di-indonesia/
http://dinaichsan.blogspot.com/http://dinaichsan.blogspot.com/http://dinaichsan.blogspot.com/http://perekonomiankiki.blogspot.com/2010/11/pengertian-persepsi.htmlhttp://perekonomiankiki.blogspot.com/2010/11/pengertian-persepsi.htmlhttp://perekonomiankiki.blogspot.com/2010/11/pengertian-persepsi.htmlhttp://johannes.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/BAHAN-UJIAN-ASISTEN.pdfhttp://johannes.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/BAHAN-UJIAN-ASISTEN.pdfhttp://johannes.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/BAHAN-UJIAN-ASISTEN.pdfhttp://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311180-S42769%20Kemunculan%20vandalisme.pdhttp://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311180-S42769%20Kemunculan%20vandalisme.pdhttp://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311180-S42769%20Kemunculan%20vandalisme.pdhttp://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311180-S42769%20Kemunculan%20vandalisme.pdhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17230/12/Chapter%20II.pdf.txthttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17230/12/Chapter%20II.pdf.txthttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17230/12/Chapter%20II.pdf.txthttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17230/12/Chapter%20II.pdf.txthttp://jurnalsrigunting.com/author/jurnalsrigunting-2/page/105/http://jurnalsrigunting.com/author/jurnalsrigunting-2/page/105/http://jurnalsrigunting.com/author/jurnalsrigunting-2/page/105/http://catatankuliahs2ku.blogspot.com/2010/11/teori-perubahan.htmlhttp://catatankuliahs2ku.blogspot.com/2010/11/teori-perubahan.htmlhttp://catatankuliahs2ku.blogspot.com/2010/11/teori-perubahan.htmlhttp://dbabipress.wordpress.com/2011/01/05/taman-kota-sebagai-ruang-hijau-pembentuk-budaya-sehat-kolektif-bagi-masyarakat-perkotaan-di-indonesia/http://dbabipress.wordpress.com/2011/01/05/taman-kota-sebagai-ruang-hijau-pembentuk-budaya-sehat-kolektif-bagi-masyarakat-perkotaan-di-indonesia/http://dbabipress.wordpress.com/2011/01/05/taman-kota-sebagai-ruang-hijau-pembentuk-budaya-sehat-kolektif-bagi-masyarakat-perkotaan-di-indonesia/http://dbabipress.wordpress.com/2011/01/05/taman-kota-sebagai-ruang-hijau-pembentuk-budaya-sehat-kolektif-bagi-masyarakat-perkotaan-di-indonesia/http://dbabipress.wordpress.com/2011/01/05/taman-kota-sebagai-ruang-hijau-pembentuk-budaya-sehat-kolektif-bagi-masyarakat-perkotaan-di-indonesia/http://catatankuliahs2ku.blogspot.com/2010/11/teori-perubahan.htmlhttp://jurnalsrigunting.com/author/jurnalsrigunting-2/page/105/http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17230/12/Chapter%20II.pdf.txthttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17230/12/Chapter%20II.pdf.txthttp://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311180-S42769%20Kemunculan%20vandalisme.pdhttp://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311180-S42769%20Kemunculan%20vandalisme.pdhttp://johannes.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/BAHAN-UJIAN-ASISTEN.pdfhttp://perekonomiankiki.blogspot.com/2010/11/pengertian-persepsi.htmlhttp://dinaichsan.blogspot.com/5/22/2018 Tugas 1 KIS
14/14
http://langkaubetang.files.wordpress.com/2014/03/1_konsep-ruang-terbuka-
publik.pdf
http://langkaubetang.files.wordpress.com/2014/03/1_konsep-ruang-terbuka-publik.pdfhttp://langkaubetang.files.wordpress.com/2014/03/1_konsep-ruang-terbuka-publik.pdfhttp://langkaubetang.files.wordpress.com/2014/03/1_konsep-ruang-terbuka-publik.pdfhttp://langkaubetang.files.wordpress.com/2014/03/1_konsep-ruang-terbuka-publik.pdfhttp://langkaubetang.files.wordpress.com/2014/03/1_konsep-ruang-terbuka-publik.pdfTop Related