TERAPI RUQYAH DALAM KONTEKS
INDIVIDU YANG MENGALAMI KESURUPAN
Oleh :
Aan Anwarudin
NIM : 100070020095
Fakultas Psikologi
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
1430 H/ 2009 M
TERAPI RUQYAH DALAM KONTEKS
INDIVIDU YANG MENGALAMI KESURUPAN
(STUDI KASUS PADA PASIEN BENGKEL ROHANI)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)
Oleh:
AAN ANWARUDIN
NIM: 100070020095
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof.DR.Abdul Mujib, M.Ag Bambang Suryadi, Ph. D NIP. 196806141997041001 NIP. 150 326 891
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H / 2009 M
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Segala puji dan syukur hanya dipersembahkan ke hadirat Allah SWT atas
segala nikmat dan karunia yang selalu tercurah kepada hamba-hamba-Nya.
Hanya dengan izin dan pertolonganMu lah ya Allah skripsi ini bisa
terselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah bagi Nabi
Muhammad Saw, keluarga, para sahabat serta orang-orang yang senantiasa
istiqamah mengikuti sunnah-sunnahnya.
Perjalanan panjang disertai perjuangan yang melelahkan terasa begitu indah
untuk dikenang suka dan dukanya dalam merampungkan dan menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Terapi Ruqyah Dalam Konteks Individu Yang
Mengalami Kesurupan” untuk mendapat gelar Strata Satu (S1) bidang
Psikologi di UIN Syarif Hidayatullah ini mencapai titik akhir dengan penuh
rasa syukur.
Skripsi ini bukanlah hasil karya dari perjuangan diri sendiri, namun banyak
pihak yang turut serta memberikan bantuan dan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang tak
terhingga penulis ucapkan kepada mereka, yaitu:
iii
1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Jahja
Umar Ph.D. Terima kasih atas segala kemudahan yang diberikan kepada
penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib M.Ag dan Bapak Bambang Suryadi Ph.D
selaku dosen pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan perhatiannya selama membimbing penulis menyelesaikan
skripsi ini. Terima kasih atas segala kemudahan yang telah diberikan
kepada penulis semoga Allah membalasnya dengan keberkahan yang
berlimpah.
3. Ibu Dra. Hj. Netty Hartati M.Si, Ibu Dra Zahratun Nihayah, M.Si dan
seluruh staf pengajar yang telah memberikan kritik, saran dan motivasi
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini setelah tertunda beberapa
saat.
4. Seluruh staf akademik dan staf perpustakaan Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam berbagai
hal.
5. Dosen Pembimbing Akademik Kelas A angkatan 2000, Bapak Drs
Achmad Baidun, M.si yang telah mensupport agar segera menyelesaikan
perkuliahan dan untuk terus belajar yang lebih baik.
6. Orang tua tercinta Abah Kadiman (Alm) dan Ibunda Chasanah yang
senantiasa memberikan bantuan, dukungan serta iringan do’a yang tiada
henti kepada penulis sehingga segalanya terasa lebih ringan dalam
iv
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas do’a dan curahan kasih
sayang yang telah kalian berikan kepada penulis.
7. Untuk Omah Syafni dan Opah Maizarudin yang tercinta terima kasih atas
dukungan serta doa yang tulus sehingga penulis terus termotivasi dalam
menyelesaikan tugas akhir dengan mudah.
8. Istriku tercinta Afrimaidarnis, S.Si, Lc yang selalu menemani penulis dalam
berbagai kesulitan dan kesabaran untuk mengingatkan agar
menyelesaikan skripsinya semoga Allah membalas segala kebaikan dan
menjadikan keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Serta Ananda
tercinta Aufa Muzhaffar El-Fawwaz semoga menjadi anak yang saleh dan
terus berjuang di jalan Allah.
9. Ketiga subyek penelitian yang telah meluangkan waktunya dan membantu
penulis dalam memperoleh data penelitian semoga Allah senantiasa
memberikan kesabaran dan kemudahan serta kesuksesan dalam
menjalani kehidupan berikutnya.
10. Bapak Abu Aqila selaku Pimpinan Bengkel Rohani dan seluruh staf
pengurus Bengkel Rohani terima kasih telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk memberikan tempat untuk mendapatkan sumber
subyek penelitian.
11. Teman – teman penulis seluruh angkatan 2000 semoga kebersamaan
dalam menyemai ukhuwwah dan persaudaraan dapat menjadi kenangan.
v
12. Bapak Ali Mastari selaku Pimpinan Fundrasing, dan temen-temenku, Gita,
Pandu, Kahfi, Dewi, Budi, Sugeng, Ozy, David, Broto, Erizge, Soleh
semoga tetap membangun kebersamaan dan satu dalam perjuangan.
13. Bapak Prof DR Didin Hafidhuddin dan seluruh Jajaran Manajemen
BAZNAS yang telah memberikan ruang belajar dan agar bekerja keras,
kerja cerdas, dan kerja ikhlas serta untuk menjadi yang terbaik.
14. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Setiap kehidupan memiliki sejumlah asa yang terus di munculkan agar jiwa
selalu terisi dan tergerak untuk terus melakukan perbaikan. Tak seorangpun
mendapatkan kesuksesan tanpa melalui rintangan masalah dan hambatan,
semoga semuanya adalah bagian dari pengujian setiap diri agar selalu tetap
mendapatkan gelar ke salehan baik secara individu maupun sosial. Dengan
kesalehan individu agar tetap mendapatkan gelar hamba terbaik di sisi Nya,
dan kesalehan sosial dapat mengantarkan pribadinya kepada asas
kemanfaatan bagi ummat di sekelilingnya. Yakin dan selalu berprasangka
baik setiap usaha yang dilalukan akan berbuah kesuksesan atas dasar
keihklasan maka sampailah setiap diri ke gerbang pintu kemenangan dan
kemuliaan diri.
Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sebuah nilai kesempurnaan
sebagaimana layaknya, baik dari segi bahasa maupun materi yang terdapat
vi
di dalamnya. Besar harapan penulis skripsi ini dapat berguna untuk
memberikan tambahan wawasan baru dan dapat memberikan cakrawala
yang lebih luas bagi pembaca sekalian. Amiin.
Jakarta Juni 2009
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI .............................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah ....................................................... 1
1.2 Pembatasan masalah .......................................................... 6
1.3 Perumusan masalah ............................................................ 7
1.4 Tujuan penelitian ................................................................. 7
1.5 Manfaat penelitian ............................................................... 8
1.6 Sistematika penulisan .......................................................... 9
BAB 2. LANDASAN TEORI
2.1 Terapi Ruqyah ........................................................................ 10
2.1.1 Pengertian Terapi Ruqyah .......................................... 10
2.1.2 Dalil Ruqyah dalam Al-Qur’an ..................................... 14
2.1.3 Jenis-jenis Ruqyah ..................................................... 14
2.1.3 Tata Cara Ruqyah ........................................................ 19
viii
2.1.4. Ruqyah Sebagai Terapi .............................................. 28
2.2 Kesurupan ........................................................................... 29
2.2.1 Pengertian kesurupan .............................................. 29
2.2.2 Dalil-dalil tentang kesurupan .................................... 30
2.2.3 Kesurupan dalam berbagai perspektif ...................... 34
2.2.4 Proses dan Gejala-gejala kesurupan ........................ 39
2.2.5 Gangguan Psikologi dalam Kesurupan .................... 46
2.3 Kerangka Berfikir .................................................................. 48
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian ....................................................... 51
3.2 Subjek Penelitian ............................................................... 52
3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 55
3.4 Prosedur Penelitian ............................................................ 58
3.5 Teknik Analisa Data ..........................................................., 59
BAB 4. ANALISA DATA
4.1 Gambaran Umum Bengkel Rohani .................................... 61
4.2 Identitas Responden Penelitian ......................................... 66
4.3 Analisa Individual Subyek .................................................. 68
4.3.1 Responden 1 (Dina) .......................................... 68
ix
4.3.2 Responden 2 (Mitha) ........................................... 97
4.3.3 Responden 3 (Bayu) ........................................... 124
4.4 Analisa Perbandingan Antar Subyek ................................. 153
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................... 156
5.2 Diskusi ............................................................................... 157
5.3 Saran ................................................................................. 158
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 160
Lampiran
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Identitas Subyek Penelitian
Tabel 4.2 Tabel Perbandingan Antar Subyek
xi
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Individu Yang Mengalami Kesurupan
Skema 4.1 Teknik Metode Terapi Di Bengkel Rohani
Skema 4.2 Kasus Dina
Skema 4.2 Kasus Mitha
Skema 4.3 Kasus Bayu
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pernyataan Kesediaan
Lampiran 2. Pedoman Wawancara
Lampiran 3. Lembar Observasi
Lampiran 4. Syarat-syarat Terapi Ruqyah
Lampiran 5. Bacaan-bacaan Ruqyah
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Fenomena kesurupan dewasa ini adalah sebuah realita yang terjadi di
masyarakat, mungkin dari satu keluarga atau diri sendiri pernah terkena
perbuatan atau kejadian (kesurupan) tersebut. Fenomena ini sudah menjadi
satu bagian yang tak dapat dipisahkan lagi dari masyarakat., Kematangan
informasi dan kedekatan kesurupan telah didapat melalui sarana media, baik
media cetak maupun media elektronik. Tayangan dan acara saat ini yang
banyak diminati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia adalah hal yang
berkaitan dengan mistis, lihat saja beberapa acara televisi menampilkan
acara seperti; Dunia lain, Gentayangan, Ekspedisi Alam Gaib, Pemburu
Hantu, dan lain-lain. Acara tersebut dikemas dengan baik sehingga dapat
menjadi bagian dari informasi dan referensi masayarakat untuk melihat dan
mencontoh perlakuan yang terdapat di dalamnya.
Sangat memprihatinkan ketika fenomena kesurupan terjadi pada
individu yang berlatar belakang muslim terkena kejadian tersebut, padahal di
sisi lain seorang muslim dapat menghadapinya dengan ibadah dan do’a-do’a
yang dibacakan setiap hari. Seyogyanya sebagai seorang muslim agar tidak
memohon dan meminta penyembuhan kesurupan kepada dukun atau
2
semacamnya. Hal ini dilakukan karena faktor ketidaktahuan, kurangnya
sosialisasi kepada masyarakat tentang cara-cara yang sesuai dengan Islam
(syariat) juga menjadi faktor lain penyebab hal tersebut.
Fenomena kejadian kesurupan ini seperti terjadi di Madura puluhan santri
Pondok Pesantren Nurul Islam, Desa Karang Cempaka, Kecamatan Bluto
kesurupan. Puluhan santri putri itu tiba-tiba bergelimpangan tak sadarkan diri
sebelum pelajaran sekolah dimulai. Awal mula kejadian kesurupan itu saat
santri putri sedang duduk-duduk di emperan kelas menunggu jam pelajaran
dimulai. Tiba-tiba ada satu siswi yang menjerit-jerit dan tubuhnya kejang-
kejang dengan mata melotot jatuh ke lantai.
Santri yang kesurupan kemudian diberi pertolongan secara medis dibawa ke
Puskesmas Kecamatan Bluto. Sedangkan santri lainnya menggelar tahlilan
untuk mengusir roh halus agar tidak menggangu santri lainnya. ”Kegiatan itu
akan terus dilakukan sampai sekolahnya steril dari godaan makhluk halus,”
ungkapnya. (www.surya.co.id/2009/03/04/)
Kejadian kesurupan selain di Madura juga terjadi di daerah Nganjuk Sekitar
15 orang dari 136 mahasiswa-mahasiswi Fakultas Bahasa dan Sains
Universitas Wijaya Kusuma (UWK) Surabaya kesurupan saat menggelar
bakti sosial (Baksos) di Desa Perning, Jatikalen, Kabupaten Nganjuk.
3
Kesurupan massal ini berlangsung sejak Jumat (24/4) malam sampai Sabtu
(25/4) sore.
Para mahasiswa dan mahasiswi tersebut kejang-kejang kemudian tak
sadarkan diri setelah berteriak histeris dan meronta-ronta dengan pandangan
mata tajam tetapi kosong. Peristiwa menggemparkan ini terjadi tatkala
mereka menyiapkan pentas dangdut dan kegiatan api unggun di Lapangan
Desa Perning. (www.surya.co.id/2009/04/26/15)
Segi ilmu pengetahuan ilmiah memandang tubuh sebagai dasar utama
dalam kehidupan, maka segala analisa dan pemecahan masalah yang timbul
selalu dimulai dari penelitian fungsi organ-organ didalam tubuh. Walaupun
pengetahuan ilmiah telah berkembang dengan cepatnya, tetapi para ilmuwan
masih mengakui adanya pengaruh unsur diluar tubuh seperti pikiran,
kepribadian, karakter, sifat-sifat, pembawaan, dan sebagainya.
Masalah yang tidak dapat terjawab secara metode ilmiah diserahkan
pemecahannya ke metode alternatif lain seperti psikologi. Sehingga ilmu
psikologi berkembang pesat kembali setelah beberapa lama terabaikan oleh
kemajuan ilmu pengetahuan dan logika yang begitu pesatnya. Permasalahan
yang banyak dipelajari oleh para psikologi lebih
banyak menyangkut masalah pikiran, kepribadian, karakter, sifat-sifat, mental,
pola hidup, kebiasaan, dan sebagainya. Pada umumnya masalah ini bukan
4
bersumber pada masalah fisik ataupun kerusakan organ tubuh. Walaupun
tidak menutup banyaknya permasalahan yang timbul dari fisik dipengaruhi
oleh pikiran atau psikologis. Ilmu pengetahuan ilmiah dan ilmu psikologi, tidak
cukup sebagai referensi dalam mengungkap masalah yang terjadi dalam
kehidupan manusia. Untuk membantu pemecahan masalah yang belum
terpecahkan, kiranya cara spiritual dan religius dapat dipertimbangkan
sebagai salah satu alternatif tambahan sebagai sarana pemecahan masalah.
Dalam kasus kesurupan dan trance, yang memegang peranan adalah
energi roh dari luar. Walaupun kadangkala ada kasus tertentu awal terjadinya
kesurupan dan trance di mulai dari penggunaan minuman keras, obat-obatan,
dan masalah kejiwaan. Dimana mereka yang jiwanya mudah rapuh
tergoyangkan baik karena beban mental maupun karena ketergantungan
terhadap minuman keras dan obat, akan lebih mudah di kuasai oleh energi
roh lainnya yang berasal dari luar.
Energi roh yang masuk pada saat keadaan demikian, pada umumnya
berasal dari unsur energi roh negatif dan menguasai kesadaran yang lemah.
Walaupun sebenarnya kesurupan dan trance bermacam-macam. Sebagian
bentuk kesurupan dapat dijelaskan menurut kategori sebagai berikut: Sebab
dan awal terjadinya, Tingkat kesadaran penuh atau tidak, Persiapkan
ataupun kondisi, Energi roh yang berperan, motivasi, manfaat, cara
5
pengundangan, hubungan dengan unsur Roh Suci, ikatan karma, Tingkat
energi pelindung, Tingkat kekuasaan yang ada, dan sebagainya.
(www.goldenmother.org)
Terdapat dua macam keadan yang dinamakan kesurupan oleh
masayarakat, yaitu (W.F.Maramis, 1994,h. 418) :
a. Orang itu merasa bahwa di dalam dirinya ada kekuatan lain yang
berdiri di samping “aku”-nya dan yang dapat mengauasainya. Jadi
simultan terdapat dua kekuatan yang bekerja sendiri-sendiri dan orang
itu berganti-ganti menjadi yang satu dan yang lain. Kesadarannya tidak
menurun. Perasaan ini berlangsung kontinu. Dalam hal ini kita melihat
suatu permulaan perpecahan kepribadian yang merupakan gejala
khas bagi skizofrenia.
b. Orang itu telah menjadi lain, ia telah mengidentifikasikan dirinya
dengan orang lain, binatang atau benda. Jadi pada suatu waktu tidak
terdapat dua atau lebih kekuatan dalam dirinya (seperti dalam hal yang
pertama, tapi terjadi suatu metamorfosis yang lengkap. Ia telah
menjadi orang lain, binatang atau barang, dan ia juga bertingkah laku
seperti orang, binatang atau barang itu. Sesudahnya terdapat amnesia
total atau sebagian.
6
Keadaan yang kedua ini ialah disosiasi. Bila disosiasi itu terjadi karena
konflik dan stress psikologik, maka keadaan itu dinamakan reaksi disosiasi
(suatu sub jenis dalam nerosa histerik). Bila disosiasi itu terjadi karena
pengaruh kepercayaan dan kebudayaan, maka dinamakan kesurupan. Tidak
jarang kedua keadaan ini secara ilmiah sukar dibedakan karena kepercayaan
dan kebudayaan juga dapat menimbulkan konflik dan stress.
Metode yang digunakan dalam ruqyah dengan cara islam tidak
diperbolehkan menggunakan bahasa-bahasa yang dilarang, dan yang
diperbolehkan dalam Islam disebut dengan Ruqyah Syar’iyyah. Terapi
Ruqyah merupakan cara dan proses dalam menyembuhkan individu yang
mengalami gangguan atau kesurupan. Oleh karena itu Penelitian tentang
penanganan individu yang mengalami kesurupan menjadi penting karena,
fenomena ini bagian dari masalah kejiwaan dengan mengunakan metode
Ruqyah dapat membantu untuk proses penyembuhan hal tersebut.
1.2 Pembatasan Masalah
Metode dan proses dalam ruqyah, dengan menggunakan cara islami
terhadap penyembuhan dan pencegahan kesurupan, dan penelitian
dilakukan pada Bengkel Rohani.
Berdasarkan landasan pemikiran tersebut, perlu kiranya ada suatu
batasan agar penulisan dan penelitian ini dapat lebih terarah. Pembatasan
7
tersebut mengenai masalah ruqyah yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw,
atau ruqyah yang tidak mengandung unsur kesyirikan di dalamnya (ruqyah
syirkiyah).
Kesurupan ialah ketimpangan yang menimpa jiwa manusia sehingga
tidak dapat menyadari apa yang diucapkannya dan tidak dapat pula
menghubungkan antara apa yang telah diucapkan dengan apa yang akan
diucapkannya.
1.3 Perumusan Masalah
1. Bagaimana proses terapi ruqyah pada Bengkel Rohani dalam konteks
individu yang mengalami kesurupan?
2. Mengapa terapi ruqyah digunakan dalam menangani individu
kesurupan di Bengkel Rohani ?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah ingin mengetahui
sejauh mana proses terapi metode ruqyah dalam konteks menangani individu
yang mengalami kesurupan yang di lakukan pada lembaga Bengkel Rohani
Jakarta.
8
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini di harapkan akan memberikan manfaat teoritis dan
manfaat praktis :
1. Manfaat secara teoritis adalah :
a) Untuk mengetahui proses terapi ruqyah yang digunakan pada
lembaga Bengkel Rohani dalam konteks individu yang mengalami
kesurupan.
b) Untuk menambah wacana keilmuan tentang fenomena individu
kesurupan dan proses terapi ruqyah yang digunakan oleh lembaga
tersebut. Di harapkan agar dapat dengan mudah mengatasi serta
menjawab tentang eksistensi dari terapi ruqyah yang digunakan oleh
para pendahulu dengan konteks yang ada pada saat ini.
c) Untuk menambah pembekalan keilmuan model-model ataupun
perkembangan keilmuan, terutama psikologi Islam, bagi penulis
khususnya dan ummat manusia pada umumnya.
2. Manfaat secara praktis adalah :
a) Untuk mensosialisasikan pengembangan terapi ruqyah kepada
masyarakat secara luas
b) Membantu masyarakat dalam menangani dan mendeteksi gejala dan
kesurupan dengan terapi ruqyah tersebut.
9
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penulisan skripsi ini, sistematika
penulisan terbagi atas lima bab, sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, mencakup latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sisitematika penulisan.
Bab II Tinjauan Teoritis, membahas tentang terapi ruqyah, jenis-jenis
terapi ruqyah, tata cara ruqyah, ruqyah sebagai terapi, definisi kesurupan,
dalil-dalil tentang kesurupan, kesurupan dalam berbagai perspektif, proses
dan gejala-gejala kesurupan, gangguan psikologi dalam kesurupan, dan
kerangka berfikir.
Bab III Metodologi Penelitian. Bab ini membicarakan tentang desain
penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian,
dan analisa data.
Bab IV Hasil Penelitian; membahas tentang latar belakang subyek
penelitian, gambaran umum dari Bengkel Rohani, metode terapi ruqyah yang
digunakan pada Bengkel Rohani, efektifitas metode ruqyah terhadap individu
kesurupan.
Bab V Penutup, membahas tentang kesimpulan, diskusi dan saran.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab tiga ini penulis akan menguraikan beberapa hal penting berkaitan
dengan peneitian yang akan dilakukan. Diawali dengan metodologi yang
digunakan dalam penelitian ini, juga akan menjelaskan jenis dan metode
penelitian, serta instrumen yang dipakai dalam pengumpulan data. Sehingga
data yang diperoleh akan menjawab pertanyaan yang telah diajukan penulis
pada bab satu.
Pada bab ini juga akan mengemukakan mengenai subjek penelitian,
termasuk bagaimana seleksi dan kriteria dalam menentukan satu subjek yang
ada. Kemudian akan dijelaskan beberapa prosedur yang dipakai, dan analisa
data yang diperoleh dalam penelitian.
3.1 Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif yang dilakukan
pada setting alamiah. Menurut Bogdan Taylor, sebagaimana dalam Moleong
(2002) metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.
52
Pada studi kasus terdapat dua pola, yaitu single case design dan multiple
case design. Dalam single case design digunakan pada pengalaman tunggal,
memiliki sebuah kasus yang unik atau ekstrim, dan menganalisa fenomena
yang tidak dapat dianalisa secara penelitian ilmiah.
Sedangkan pola multiple case design menggunakan metodologi yang sama
dengan single case design. Perbedaannya adalah penggunaan responden
lebih dari satu orang. Dalam hal ini peneliti harus hati-hati dalam
menyertakan subjek, karena setiap kasus harus mengikuti replikasi pada
masing-masing kasus. Setiap kasus harus dipandang secara menyeluruh dan
terfokus (Yin : 2000).
Pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple case design karena
menggunakan lebih dari satu kasus. Dengan pola ini diharapkan dapat
diperoleh gambaran secara menyeluruh tentang penghayatan responden
terhadap keadaan yang dialaminya, oleh karena itu maka diperlukan data
yang bersifat khusus dan individual untuk mendapatkan hasil yang cukup
mendalam.
3.2 Subyek Penelitian
3.2.1 Kriteria Subyek
Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah pasien yang
berobat pada Bengkel Rohani yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
53
1. Pasien yang mengalami kesurupan berobat pada Bengkel Rohani,
minimal pendidikan responden adalah Sekolah Menengah Atas (SMA).
Hal ini untuk mengukur kemampuan dan validitas dari hasil wawancara
yang akan dilakukan.
2. Telah mengikuti metode pengobatan ruqyah dan terapinya minimal 3 kali
selama menjadi subyek dalam penelitian untuk mengetahui dan
menganalisis sejauh mana efektifitas metode tersebut dalam mengobati
individu yang kesurupan. Dengan asumsi dua kali terapi metode tersebut
merupakan waktu yang relevan dan dapat dirasakan dari pengobatan
pertama sampai dengan pengobatan berikutnya.
3.2.2 Teknik Pengambilan Subyek
Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive
subject (subyek bertujuan). Sampel bertujuan dilakukan dengan cara
mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah, tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu. (Arikunto, 1993). Penelitian ini
difokuskan pada tiga orang yang sudah mengalami dan mengikuti terapi
metode ruqyah minimal tiga kali terapi.
Menurut Moleong (2004), sampel bertujuan dapat ditandai dari ciri-cirinya
sebagai berikut :
a) Rancangan subyek yang muncul : Subyek tidak dapat ditentukan atau
ditarik terlebih dahulu
54
b) Pemilihan subyek secara berurutan : Tujuan memperoleh variasi
sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan
sampel dilakukan jika satuan sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis.
c) Penyesuian berkelanjutan dari subyek : Pada mulanya setiap sampel
dapat sama kegunaanya. Namun, makin banyak informasi yang masuk
dan makin mengembangkan hipotesis kerja, akan ternyata bahwa sampel
makin dipilih atas dasar fokus penelitian.
d) Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan : Pada subyek
bertujuan seperti ini jumlah subyek ditentukan oleh pertimbangan-
pertimbangan informasi yang diperlukan.
Sedangkan menurut Sarantakos (1993) seperti dikutip oleh Purwandari
(2001), prosedur pengambilan subyek umumnya menampilkan beberapa
karakteristik,yaitu :
a) Diarahkan tidak pada jumlah yang besar, melainkan pada kasus-kasus
tipikal sesuai kekhususan masalah penelitian;
b) Tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah baik
dalam hal jumlah maupun karakteristik sampelnya, sesuai dengan
pemahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian;
c) Tidak diarahkan pada keterwakilan (dalam arti jumlah/peristiwa acak)
melainkan pada kecocokan konteks
55
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan dengan metode pendekatan kualitatif sehingga penulis
dapat dengan leluasa mengeksplorasi variable dalam penelitian ini dan
memperoleh data bukan dalam angka-angka yang kongkrit yang hanya akan
berbicara tentang seberapa besar atau seberapa jauh hubungan atau
pengaruh suatu variable dengan variable lainnya, melainkan berbentuk data
yang dapat mengungkapkan fenomena yang memang ingin diungkap atau
bahkan memungkinkan munculnya penemuan-penemuan baru di lapangan
yang belum pernah terungkap sebelumnya.
Pendekatan ini dipilih karena pendekatan kualitatif merupakan pendekatan
yang paling cocok dalam mengungkap realitas fenomena alamiah.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara sebagai metode utama
dan observasi adalah sebagai metode penunjang terhadap penelitian ini.
Interview merupakan suatu bentuk percakapan yang dilakukan secara lisan,
yang melibatkan pewawancara (interviewer) dan orang yang diwawancarai
(interviewee) yang dilakukan dalam usaha untuk mengumpulkan informasi
yang ingin diungkap untuk suatu keperluan antara lain keperluan penelitian.
Melalui wawancara bisa didapatkan informasi yang mendalam (in-depth
information) antara lain karena baik pewawancara maupun orang yang
diwawancarai dapat memberikan feedback dengan menanyakan kembali
apabila ada hal-hal yang tidak jelas.
56
Lincoln dan Guba menegaskan sebagaimana dalam Moleong (2002) bahwa
maksud diadakannya wawancara adalah mengkonstruksi mengenai orang
lain, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-
lain. Menurut kedua tokoh ini wawancara dibagi ke dalam empat jenis, yaitu:
1. Wawancara dengan tim atau pane; wawancara dilakukan tidak hanya
oleh satu orang melainkan dua orang atau lebih terhadap seseorang yang
diwawancarai, atau dua orang sekaligus yang disebut sebagai panel.
2. Wawancara tertutup dan wawancara terbuka (covert and overt);
wawancara tertutup biasanya yang diwawancarai tidak mengetahui bahwa
ia sedang diwawancarai serta tujuan dari wawancara tersebut
sedangkan wawancara terbuka adalah kebalikan dari wawancara tertutup.
3. Wawancara riwayat secara lisan: wawancara terhadap orang-orang yang
pernah membuat sejarah atau karya ilmiah, sosial, pembangunan,
perdamaian dan sebagainya yang dilakukan untuk mengungkap riwayat
hidup, pekerjaannya, kesenangannya, ketekunannya, pergaulannya, dan
lain-lain.
4. Wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur; wawancara
terstruktur adalah wawancara yang masalah dan pertanyaan-pertanyaan
yang akan dilakukan telah disusun oleh peneliti sendiri secara jelas dan
terinci dalam suatu bentuk catatan. Sedangkan pada wawancara tak
terstruktur, pertanyaan biasanya tidak disusun terlebih dahulu, malah
disesuaikan dengan keadaan responden. Wawancara jenis ini
57
menekankan kekecualian, penyimpangan, penafsiran yang tidak lazim,
penafsiran kembali, pendekatan baru, pandangan ahli, atau perspektif
tunggal.
Kemudian ada juga pembagian berdasarkan perencanaan wawancara yaitu
wawancara terencana jika waktu dan tempat wawancara telah ditentukan
terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan bersama peneliti dan responden,
dan wawancara insidental jika wawancara dilakukan karena kebetulan ada
kesempatan yang baik untuk melakukan wawancara.
Pada penelitian ini dilakukan wawancara terbuka dengan menggunakan
pedoman umum wawancara yang dilakukan pada tiga orang responden.
Wawancara yang dilakukan juga tidak menutup kemungkinan adanya
pertanyaan-pertanyaan lanjutan atau munculnya pertanyaan baru jika
dianggap perlu.
Ada kemungkinan dalam penelitian ini menggunakan wawancara informal
tidak langsung pada beberapa orang informan untuk mengetahui informasi
yang belum terungkap dalam wawancara dengan responden tujuannya yaitu
untuk menguatkan data mengenai responden.
Teknik pengumpulan data yang kedua adalah observasi yaitu metode
pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui
pengamatan dan pencatatan terhadap gejala obyek yang diselidiki atau diteliti
(Badan Penelitian dan Pengembangan : 2000). Observasi dalam penelitian
ini meliputi gambaran fisik dan penampilan subyek serta sikap subyek selama
58
wawancara berlangsung termasuk raut muka, mimic, intonasi, vibrasi suara,
dan tatapan mata. Observasi dilakukan pada saat wawancara berlangsung
dan pada saat sebelum dilakukan wawancara.
3.4 Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan (Pra Lapangan)
Pada tahap ini dilakukan beberapa persiapan hal-hal yang perlu atau
dibutuhkan dalam penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus
perizinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memilih responden,
menyiapkan perlengkapan penelitian termasuk surat izin, pedoman
wawancara, tape recorder, maupun perlengkapan lain yang diperlukan serta
mempersiapkan diri sepenuhnya untuk melakukan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memohon izin pihak Lembaga Swadaya Masyarakat Bengkel rohani,
dalam hal ini Ketua Umum Bengkel Rohani yaitu Ust.Abu Aqila sekaligus
penanggung jawab.
b. Mengumpulkan data-data referensi yang berkaitan yang dibutuhkan dalam
penelitian.
c. Menghubungi pasien yang sudah dipilih berdasarkan petunjuk dari
penanggung jawab Bengkel Rohani sebagai responden untuk dimintai
kesediaannya, serta menyampaikan maksud dan tujuan penelitian, dan
59
berusaha untuk membentuk rapor awal dengan responden, serta
memohon izin untuk melakukan observasi langsung dalam kehidupan
keluarganya.
d. Tahap keempat merupakan pengambilan data dengan melakukan
wawancara dengan berpegang pada pedoman wawancara dan berusaha
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan dari pedoman wawancara
tersebut untuk memperoleh informasi yang mendalam dengan tetap
memperhatikan batasan-batasan yang ada. Merekam wawancara tersebut
dengan tape recorder dengan seizin responden.
e. Mencatat hal-hal yang perlu dan yang terjadi selama wawancara
berlangsung.
3.5 Teknik Analisa Data
Tahap selanjutnya yakni melakukan tahap analisa data. Data perlu dianalisis,
yaitu data dimaknai supaya berbunyi untuk menguraikan fenomena sentral
penelitian. Peneliti membuat interpretasi tentang makna data melalui refleksi
(Asmadi Alsa, 2003). Yaitu merefleksikan bias, nilai dan asumsi-asumsi
personal responden kedalam laporan penelitian.
Menurut Wilkinson yang dikutip Asmadi (2003) Refleksiviti fungsional
(functional reflexivity) adalah perlunya memeriksa secara kritis dan
berkelanjutan dalam proses penelitian untuk menyatakan asumsi-asumsi,
nilai-nilai dan bias-bias personal dalam laporan penelitian.
60
Analisis merujuk atas bagian-bagian serta keterkaitan antar bagian tersebut.
(A.Chaedar, 2002). Prosedur analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah:
1. Membuat transkrip hasil wawancara secara verbatim berdasarkan hasil
rekaman wawancara dengan responden.
2. Memberikan label pada hasil rekaman dan disimpan sebagai dokumen.
3. Memberikan penomoran pada masing-masing transkrip.
4. Melakukan koding (memberi kode) dan melakukan kategorisasi data dan
menjadikannya satuan-satuan kecil.
5. Menafsirkan data untuk memperoleh deskripsi dan teori substantif dari
data tersebut.
BAB 4
ANALISA DATA
4.1 Gambaran Umum Bengkel Rohani
1. Latar Belakang Berdirinya Bengkel Rohani
Bengkel Rohani secara resmi berdiri pada tanggal 6 juli 2003. Tempatnya di
Jl.Ir.H. Juanda nomor.2 Ciputat, dengan diketuai oleh seorang ustadz muda
berbakat beliau bernama Abu Aqila.
2. Visi dan misi Bengkel Rohani
Bengkel Rohani memiliki visi Sehat Jasmani, Sehat Rohani. Adapun misinya
adalah menjadi sarana pencerahan spiritual dengan memberikan
pemahaman tentang Islam dan alam ghaib dan metode pengobatan secara
syamil dan bersumber dari al-Quran dan as-sunnah
3. Diversifikasi program Bengkel Rohani
Dalam rangka merealisasikan visi dan misinya, maka Bengkel Rohani
menyusun program sebagai berikut:
a. Terapi Ganguan Jin dan depresi, yaitu upaya mengatasi permasalahan
gangguan jin dan masalah kondisi yang buruk akibat depresi.
Pengobatan ini dengan menggunakan terapi Metode ruqyah dengan
didukung cara yang lain. Terapi ini di bimbing oleh Abu Aqila, Abu
Syaihan, dan Ya’qub
62
b. Konsultasi keluarga, yaitu upaya mengatasi permasalahan seluruh
anggota keluarga dengan berpedoman pada al-Quran dan as-sunnah.
Konsultasi ini dibimbing oleh Abu Aqila
c. Majelis taklim, yaitu kajian Islam yang menyeluruh, sistematik, dan
kontinyu. Diadakan sebulan sekali di Bengkel Rohani
d. Jasa Psikiater, mengatasi permasalahan NAZA, stress, depresi bagi
yang memerlukan konsultasi medis dan obat. Di bimbing oleh Fuadi
Yatim
e. Iridiolgy, yaitu pemeriksaan General Chek Up oleh Fuadi Yatim
f. Spiritual Science Quantum (SSQ), program pembinaan, program
pembinaan aqidah dan pelatihan terapi, di bimbing oleh para ustadz
yang ahli dibidangnya. Di SSQ ini, semua peserta diberikan
pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar keimanan yang terangkum
dalam rukun iman, tentang alam ghaib khususnya jin dan roh, serta
diberikan skill terapi gangguan jin dengan menggunakan ayat-ayat al-
Quran
g. Bekam, yakni terapi fisik untuk melenturkan syaraf-syaraf yang tegang,
melancarkan peredaran darah dan menetralisir zat-zat yang
dibutuhkan dalam darah.
4. Metode Terapi Ruqyah yang digunakan Pada Bengkel Rohani Jakarta
63
Metode Terapi Ruqyah yang digunakan pada Bengkel Rohani Jakarta adalah
berlandaskan syariat Islam atau sesuai dengan Al-quran dan Sunnah. Sesuai
dengan al-Quran maksudnya adalah apa yang dibacakan dalam terapi
tersebut adalah sesuai dengan ayat yang ada dalam al-Quran khususnya
ayat-ayat yang ada korelasinya dengan ruqyah dengan hubungan yang
sesuai maknanya.:
Secara umum metode terapi ruqyah yang digunakan pada Bengkel Rohani
menjadi dua bagian :
1. Metode terapi yang diberikan oleh terapis
Maksudnya adalah terapi yang diberikan oleh terapis dari Bengkel
Rohani sebagai pusat terapi ruqyah baik oleh Abu Aqila sendiri
maupun yang lainnya yaitu dengan cara membacakan ruqyah dan
terapinya itu sendiri pada pasien.
2. Metode Self terapi
Maksudnya adalah terapi ini sebagai cara untuk menguatkan diri
pasien agar dapat menjaga dari gangguan yang dialaminya dan
sebagai kontrol diri untuk menjaga akibat dari gangguan tersebut
sesuai dengan dzikir atau bacaan yang dianjurkan oleh terapis dari
Bengkel Rohani.
64
Skema 4.1
Skema Tekhnik Metode Terapi di Bengkel Rohani
PASIEN
Registrasi
Konsultasi Terapi Bekam
Resep Obat
Adapun teknis yang dilakukan secara berurutan dalam terapi ruqyah yang
dilaksanakan di bengkel Rohani adalah :
1. Pasien datang pada Bengkel Rohani untuk kemudian mendaftarkan
perihal dari pengobatan dan kemudian mendapatkan buku konsultasi
yang diberikan oleh bagian administrasi atau registrasi
2. Setelah mendaftarkan hal tersebut kemudian diberikan petunjuk maka
pasien diarahkan kepada terapis yang akan mendeteksi apakah
pasien mengalami gangguan atau yang lainnya.
65
3. Untuk memudahkan dan mendeteksi penyakit maupun gangguan dari
pasien maka terapis memberikan layanan berupa konsultasi dari apa
yang dialami pasien
4. Terapis menangani pasien kemudian dibacakan dengan bacaan
ruqyah untuk pasien yang mengalami gangguan jin atau kesurupan
maka akan terjadi reaksi yang berbeda dengan reaksi yang lainnya
yang tidak mengalami gangguan tersebut.
Cara terapis untuk melakukan hal tersebut adalah sebagai berikut :
Setelah pasien masuk ke dalam ruangan terapis, kemudian terapis
melakukan bacaan ruqyah yaitu surat al-fatihah, surat al-Ikhlas dan al-Naas,
surat al-Baqarah. Pasien sambil duduk di bangku kemudian sambil ditanya
dan sambil memijat tangannya kemudian sambil membacakan ayat ruqyah
tersebut. Setelah pasien di bacakan ruqyah tersebut kemudian di dudukkan
ke bangku panjang untuk kemudian sambil tiduran terlentang maka terapis
memijat ujung syaraf jari-jari kaki pasien dengan menggunakan alat bantu pijit
yaitu berupa kayu sambil membacakan ayat ruqyah yang dilakukan terapis.
Setelah melakukan hal tersebut maka pasien diberikan terapi berikutnya yaitu
sambil memukul-mukul punggung daripada pasien yang bersangkutan
dengan kedua tangannya sambil mengucap kalimat “Ukhruj ya ‘Aduwallah”
hal tersebut dilakukan terapis sebanyak tiga kali pukulan.
5. Kemudian pasien di berikan terapi yang lain berupa beckham (tekhnik
penyedotan pengeluaran darah kotor) yang berfungsi untuk
66
melenturkan syaraf-syaraf yang tegang, melancarkan peredaran darah
dan menetralisir zat-zat yang dibutuhkan dalam darah, seperti
kolesterol dsb. Untuk terapi dilakukan pada ruangan lain bekham
adalah terapi yang terakhir sebelum pasien diberikan obat
6. Kemudian terakhir terapis memberikan satu resep atau obat yang
digunakan dalam obat tersebut adalah madu dan herba serta
habbatusawda yang fungsinya sebagai membantu fungsi metabolisme
tubuh dari pasien yang bersangkutan.
4.2 Identitas Responden Penelitian
Dalam memilih dan menetapkan pasien yang akan dijadikan sebagai
responden peneliti dibantu oleh wakil ketua umum Bengkel Rohani bapak
Oke. Berdasarkan yang telah penulis tetapkan sebelumnya, terpilih tiga
responden yang dapat mewakili pasien yang berada di Bengkel Rohani
terutama pasien yang termasuk kesurupan, jenis kelamin dua orang
perempuan dan satu orang laki-laki.
Usia responden berkisar antara 20 – 30 tahun. Dalam wawancara tersebut
status dari pasien yang diwawancarai adalah dua orang perempuan yang
belum menikah dan satu orang laki-laki yang sudah menikah dan belum
lama dia menikah saat diwawancara. Nama dari responden sengaja penulis
ganti dengan nama samaran untuk menjaga kerahasiaannya serta untuk
67
menjaga kode etik. Komposisi responden atau pasien adalah berdasarkan
seperti yang ada dalam Tabel 4.1.
Pada dasarnya penulis tidak mendapatkan kesulitan saat meminta ketiga
pasien yang berada di Bengkel Ruhani untuk kesediaannya menjadi
responden dalam penelitian ini. Tetapi pada awalnya ada salah satu pasien
yang menutup diri saat proses wawancara berlangsung, dengan memberikan
pengertian pentingnya penelitian ini akhirnya pasien tersebut bersedia dan
sangat kooperatif saat proses wawancara berlangsung.
Adapun wawancara tersebut penulis lakukan pada dua tempat, yang pertama
di lakukan di mushola (tempat untuk melakukan sholat bersama para
karyawan) dan yang kedua adalah di tempat Bengkel Rohani Jakarta.
Tempat untuk wawancara ditentukan oleh penulis dengan persetujuan
responden.
Tabel 4.1
Identitas Subyek Penelitian
No Subjek
Nama Usia (thn) Pendidikan Status Perkawinan
Pekerjaan
1 Dina 26 S1 Belum Menikah
Pendidik
2 Mitha 27 SMEA Belum Menikah
Administrasi Lembaga swasta
3 Bayu 24 S1 Manajemen Sudah Menikah
Wiraswata
68
Selain faktor usia yang sudah termasuk dewasa, jika dilihat dari tabel diatas
latar belakang subjek minimal SLTA atau sederajat. Perbandingan
responden dalam penelitian ini antara SLTA dan Strata 1 (S1) adalah 1:2.
Sebagai seorang sarjana dapat memberikan pertimbangan yang lain dari
penelitian ini. Syarat yang paling penting untuk memenuhi kriteria validitas
responden adalah latar belakang subyek membuktikan sejauh mana kualitas
dan validitas dari hasil wawancara responden tersebut. Dalam menetapkan
pemilihan responden, penulis mempertimbangkan syarat pendidikan sebagai
salah satu syarat paling penting guna menilai kelayakan dari kesesuian kasus
yang ada pada individu untuk mendukung hasil dari penelitian ini.
4.3 Analisa Individual Subyek
4.3.1 Responden 1 (Dina)
a. Gambaran Umum
Dina adalah anak ke empat dari enam bersaudara, berasal dari kota Jakarta.
Dina merupakan karyawan Bengkel Ruhani Jakarta, sebelumnya Dina
berprofesi sebagai pengajar dan pembimbing Taman Kanak-kanak, serta
pengajar privat di beberapa tempat di Jakarta. Dina mempunyai bentuk muka
oval, berkulit hitam manis, dan memiliki postur tubuh yang sedang, agak
langsing dengan tinggi badan kira-kira 165 cm dan berat kira-kira 50 Kg.
Wawancara ini dilaksanakan di kantor tempat responden bekerja, tepatnya di
69
tempat sholat karyawan di kantor tersebut yang berlokasi di kabupaten
Tangerang.
Saat wawancara, responden agak pendiam namun dengan bertutur sopan
dan suara yang agak pelan responden tampak sedikit tegang. Pada saat
wawancara, responden memakai kerudung berwarna abu-abu, baju
berwarna cerah, bercorak bunga-bunga kecil dan memakai sepatu yang
bertali. Gangguan yang dihadapi peneliti dalam proses wawancara tersebut
adalah kehadiran dari karyawan lain untuk melakukan ibadah baik sunnah
maupun wajib dikantornya namun hal tersebut dapat diatasi peneliti sehingga
wawancara dapat berjalan dengan lancar.
Dari keterangan yang disampaikan oleh Dina dia sudah terganggu kesurupan
tersebut sudah cukup lama lebih dari tujuh tahun namun bingung untuk
mencari terapi dan tempat yang cocok untuk menyembuhkannya, hal yang
paling mengganggu adalah dia sering merasa cemas yang berlebihan,
ketakutan dan putus asa dalam menghadapi kehidupan ini.
b. Gambaran Terapi Ruqyah
Dina pertama kali mengenal terapi ruqyah di Bengkel Rohani dari salah satu
siaran radio yang berada di daerah Bekasi radio Dakta, menurutnya terapi
ruqyah di bengkel rohani dapat mengobati gangguan Jin.
70
“Pertama kali saya mengenal pengobatan dengan metode ruqyah yaitu melalui radio Dakta Bekasi, ketika itu radio tersebut sedang membahas tentang gangguan jin yang dipandu oleh ustadz muda yang bernama ustadz Abu Aqila. Tema tersebut sesuai dengan masalah yang sedang saya hadapi saat itu.”
Menurut Dina setelah melakukan metode terapi ruqyah yang dilakukan Abu
Aqila selama kurang lebih sepuluh kali terapi ruqyah tersebut dapat
memberikan satu ketenangan dalam jiwanya, berbeda ketika Dina berobat
dengan cara yang lain yang pernah ia jalani apalagi ke dukun yang tidak ada
kejelasan dan hanya dikasih mantera-mantera tapi gangguan yang dirasa
masih ada dan bahkan menjadi lebih dahsyat sehingga terapi tersebut bukan
menjadi solusi untuk penyembuhan.
“Kenapa saya memilih ruqyah sebagai metode terapi terhadap masalah yang sedang saya hadapi saat itu, karena pada awalnya saya senang dengan penjelasan dari ustazd Abu tentang proses pengobatan melalui metode ruqyah ini. Alhamdulillah ustadz Abu langsung yang memberikan terapi ruqyah pada saya. Kurang lebih saya menjalani terapi ruqyah sebanyak sepuluh kali dan saya sudah mengalami manfaat dari ruqyah tersebut. Dibandingkan ketika sebelumnya saya berobat ke beberapa kiyai, hampir semua kiyai mendiaknosa saya mempunyai khodam dan ketika mengikuti proses pengobatan bukannya saya sembuh tetapi saya merasakan gangguan tersebut semakin dasyat. Allahmdulillah ketika saya menjalani proses terapi ruqyah saya merasakan ketenangan dan kebebasan dari khodamnya.”
Dengan rasa yakin yang mendalam terhadap metode pengobatan yang
diberikan oleh Bengkel Rohani akhirnya Dina dapat merasakan efek positif
terhadap terapi yang dijalaninnya. Gangguan-gangguan yang selama ini
dirasakannya berangsur-angsur hilang. Selain bermodalkan keyakinan yang
71
kuat atas metode ruqyah yang sedang dijalaninya untuk menyembuhkan
gangguan-ganggauan mahluk halus yang dirasakannya selama ini, Dina
dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunah, seperti puasa senin-kamis,
puasa Nabi Daud dan sebagainya.
“ Saat ini gangguan yang dulu saya alami sudah jarang sekali saya alami kembali, tetapi terkadang masih saya alami ketika saya sedang mengerjakan sholat. Rasa sakit yang saya alami dulu sudah hilang mungkin rasa sakit itu dinetralisir oleh puasa Daud yang saya jalani. Karena dengan keyakinan yang tinggi akan terapi ini perubahan dan kesembuhan yang saya harapkan tercapai. Selain menjalani ruqyah, di Bengel Ruhani ini saya juga belajar tentang SSQ (Spiritual Science Quetiont) manfaat yang saya rasakan sekarang ini saya dapat menguasai terapi ruqyah untuk diri sendiri.”
Menurutnya bahwa terapi di Bengkel Rohani adalah hal yang baru dan yakin
kepada Allah bahwa secara Islami atau secara syariat dapat menumbuhkan
rasa akan kebesaran Allah. Dina mengakui bahwa dengan usaha
penyembuhan yang sudah ia lakukan sebelumnya adalah sia-sia saja karena
pada saat itu ia berkeyakinan dan terus bergantung pada sesuatu selain Allah,
meski dengan dzikir tapi tidak ada aturan jelas dan kurang dipahami maksud
dan artinya. Setelah berobat ke bengkel rohani, kini didalam diri Dina timbul
keberanian dan tidak sungkan untuk bersosialisasi kembali dengan teman.
“Dalam melakukan sesuatu saya dapat memohon perlidungan sesuatu. Lurus dan bersihnya Aqidah Mentalitas yang berani, tindakan menanggulangi benar dan hal-hal yang sifat klenik, masalah aqidah ketika masih gangguan. Jadi gini, setiap saya berobat saya dikasih amalan dan saya masih dapat membawa jimat karena saya percaya dengan jimat-jimat tersebut ya udah kemanapun saya bawa jimat itu dan masih ketergantungan dan percaya dan ketergantungan tasbih
72
dan kain. Jadi gini, kalau saya gak bisa tidur, kalau gak bisa tidur dzikir jadi saya punya tasbih dan kain khusus akhirnya saya punya ketergantungan pada benda tersebut kalau gak ada tasbih dan kain tersebut saya gak bisa tidur, dan dari kiyai sebenarnya masih banyak ngasih benda. Setelah ke Bengkel Rohani saya jadi makin mantap dan lebih yakin kepada Allah bahwa apapun yang Allah kasih yang Allah beri mulai hari ini itu adalah hal terbaik buat saya. Keberanian mentalitas berani itu sebelumnya saya takut dan tidak berani disitu kadang waktu itu saya ada perlawanan sedikit, jadi biasanya dulu saya kemana-mana bawa teman, dan setelah di terapi ruqyah sekarang keman-mana jadi berani.
c. Empat Unsur Dalam Ruqyah
Dalam menjalani aktifitas kehidupan sehari-hari dengan kondisi apapun Dina
berusaha selalu memohon perlindungan pada Allah, kondisi tersebutlah yang
membawa Dina pada suatu ketenangan, kenyamanan serta percaya diri
dalam menjalani hidup.
“ Ketika saya melakukan sesuatu saat ini saya selalu minta perlindungan kepada sang Maha Pelindung yaitu Allah SWT. Memohon perlindungan dan pasrah kepada Allah saya lakukan ketika pada kondisi apapun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan sikap demikian Alhamdulillah saya merasakan ketenangan, kenyamanan dan percaya diri. Ketakutan yang selama ini saya alami sedikit demi sedikit hilang dan kondisi tersebut tentunya yang saya harapkan selama ini.”
Saat yang paling penting dirasakan bagi Dina adalah saat Dina mengalami
adanya sesuatu yang berbeda, ia segera ingat pada yang menciptakan-Nya
atas segala yang ia rasakan. Menurutnya, kegoncangan jiwa akan terjadi
pada siapapun, dimanapun dan kapanpun. Dan saat seperti itulah yang tepat
bagi Dina untuk segera semaksimal mungkin memohon perlindungan dan
kekuatan kepada Allah SWT.
73
“Kalau saya dilanda kegoncangan jiwa dan mengalami keanehan pada diri saya, saya selalu mohon perlindungan dan hal itu merupakan hal yang sangat penting sekali bagi saya. Jadi ee….ee…..jujur saja setelah saya melakukan itu permohonan dan terjadi gitu menurut saya sangat penting karena lebih baik. Permohonan pembacaan melalui ruqyah yang dibacakan baik oleh saya dan oleh yang memberikan terapi adalah sangat memberikan agak sedikit tenang dan sebenarnya yaitu cara saya yang bagaimana dapat mengelola hati dengan baik cara yang baik”.
Pada dasarnya setiap penyakit ada obatnya, dan setiap obat sudah ada
petunjuk yang diberikan baik oleh para ahli maupun dari yang lainnya.
Menurut Dina jika memang ada satu gangguan atau penyakit yang diderita
maka hendaknya selain berusaha untuk meminta dan memohon kesembuhan
agar dijauhkan dari gangguan atau penyakit, juga dengan cara berobat
kepada yang ahli. Pada umumnya, banyak manusia yang kurang
memperhatikan tentang keadaan dirinya baik sakit yang bersifat medis atau
non medis. Setelah berusaha semaksimal mungkin maka manusia juga harus
bertawakal. Dan tawakal yang dilakukan Dina selama pengobatan, ia
memohon kesembuhan dari yang Maha Pemberi kesembuhan pada waktu-
waktu tertentu dan waktu yang mustajab.
“Ketika saya memohon untuk diberikan kesembuhan dari sang Maha Penyembuh lebih enak sih....biasanya saya setiap hari dan lebih-lebih pada waktu-waktu yang mustajab dan lebih diterima”.
Pada dasarnya, semua usaha yang dilakukan dan berlandaskan syariat atau
berdasarkan al-Quran dan sunnah akan lebih terasa dan lebih aman apalagi
bila ditinjau langsung dari pengaruh itu sendiri. Hal tersebut seperti yang
74
diungkapkan Dina, dengan pengobatan metode ruqyah yang dijalaninya, Dina
menjadi tidak ragu lagi karena pengobatan tersebut dijalankan secara islami
yang bersumber dari apa yang diajarkan oleh Nabi dan sesuai dengan al-
Quran. Terapi ruqyah yang dirasakannya baik oleh terapis ataupun oleh
dirinya sendiri membuatnya merasa enteng badannya dan terasa segar. Hal
ini dialaminya karena bukan hanya sebagai penyembuh saja dari apa yang
dirasakannya tapi juga sebagai dasar dalam menjalankan keyakinan (aqidah)
yang lebih baik lagi.
“Dalam permohonan penyembuhan dari penyakit kesurupan yang saya alami dan perasaan saya dapat terasa tenang dan nyaman terus apalagi badan yang saya rasakan terasa segar dan ringan sekali enteng gitu .Ruqyah yang sudah secara syar’i apalagi saya sangat yakin dan bahwa Allah akan memberikan kesembuhan melalui ruqyah tersebut dan selama saya melakukan ruqyah yang saya lakukan baik diterapi atau terapi sendiri dan tentunya sesuai dengan yang diajarkan Nabi”
Walau bagaimanapun juga dan apapun yang terjadi, Dina tetap berfikir positif
dengan semangat dan sepenuhnya diserahkan padaNya. Rasa dan berfikir
positif itu nampak dari perkataannya bahwa seandainya gangguan yang
dirasakan belum sembuh total Dina tetap akan berprasangka baik pada Allah
SWT, bahwa apapun yang diberikan kepadanya terdapat Hikmah yang besar
bila kita mengimaninya.
“Saya rasa mungkin belum waktunya dan harus minta terus tetap saya harus lebih berusaha lagi untuk berbuat baik atau husnudzon pada Allah mungkin juga ada rahasia yang lain yang belum dapat diketahui
75
ujungnya dan apakah ada rahasia dari Allah adalah saya harus tetap berusaha lagi”.
Menurutnya ketika mengucapkan kalimah dzikir, Dina merasakan bahwa ada
hal yang dirasa berbeda baginya dan merupakan hal yang sangat berbeda
ketika melakukan bacaan dzikir yang sesuai dengan aturan, yaitu bukan
dzikir yang menambah kekuatan lain ataupun keanehan, tetapi dzikir yang
sesuai anjuran Nabi. Dzikir yang dibacakannya juga merupakan satu
penghalang atau tameng agar Ia tidak terlalu terganggu dengan gangguan
dari luar.
“Ketika dzikir saya dibacakan dzikir yang bersifat dan ada hal yang dibolehkannya maka saya ada perasaan gimana rasa tenang itu ada dan apalagi kalau dzikir itu sering dibaca sebagai tameng buat saya akan lebih nyaman untuk saya”.
Walaupun dzikir yang dimiliki oleh Dina tidak terlalu banyak namun dapat
memberikan satu semangat untuk melakukan hal tersebut karena sesuai
dengan yang diajarkan oleh Rasulullah Saw ataupun sesuai dengan hadits.
Jika dibandingkan dengan dzikir-dzikir yang dulu bacaannya banyak dan
dapat dilakukan berjam-jam tanpa rasa lelah dan dirasa hal tersebut saat ini
bukan memberikan solusi tapi sebaliknya.
“ Tidak banyak bacaan dzikir yang saya lakukan pada saat ini, tentunya bacaan dzikir itu sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah. Biasanya saya membaca dzikir al-ma’tsurat dan doa-doa masyhur lainnya. Kondisi tersebut berbeda ketika saya menjalani terapi bukan dengan metode ruqyah, saya diberikan dzikir yang sangat banyak dan tidak sesuai dengan syar’i. Biasanya dzikir-dzikir itu dibaca sesudah
76
menjalani shalat. Saya bisa berjam-jam membaca dzikir-dzikir yang diberikan sebagai syarat kesembuhan gangguan yang saya alami.”
Dengan pengalaman dan perbandingan yang dirasa tersebut, Dina mulai
sadar bahwa dzikir yang dilakukannya sekarang adalah al-ma’tsurat dzikir
yang sesuai dengan ajaran Nabi. Dalam sehari Dina membutuhkan waktu
untuk membaca dzikir tersebut, kurang lebih antara 10-15 menit. Dan yang
paling penting didahulukan adalah dzikir yang dia hafal dan lebih dapat
dipahami artinya sehingga dapat menimbulkan keyakinan.
“Dalam waktu sehari kadang teragantung dzikirnya yah… kalau dzikir yang sudah saya hafal bacanya lebih cepat tapi kalau rata-rata dzikir yang saya baca antara 10 sampai dengan 15 menit”.
Menurut Dina, jika terjadi gangguan, ia langsung ingat yang harus
dilakukannya adalah membaca al-Qur’an walaupun kondisi itu dirasakan
antara sadar dan tidak sampai gangguan tersebut dapat dihentikan. Jika
dihubungkan dengan hal tersebut, Dina yakin bahwa bacaan al-Quran adalah
ayat yang masyhur untuk orang yang terkena kesurupan, al-Quran
merupakan petunjuk yang memberikan hal yang positif untuk mengobati
orang yang terkena gangguan tersebut karena al-Quran juga sebagai obat
yang manjur. Sementara untuk hadits yang dibaca oleh Dina adalah doa-doa
yang pendek dalam hadits dan mudah dipahami olehnya yang terlebih dahulu
diseleksi agar manfaat dan terapi yang dipakai dapat memberikan efek positif
terhadap gangguan tersebut. Dalam hal ini Dina sudah melakukan hal yang
77
baik yaitu memilih dan mencari hadits yang shahih secara riwayat dan jelas
sanad juga matannya
“Ketika saya mengalami kesurupan saya berusaha untuk membaca ayat-ayat al-Qur’an yang diajarkan untuk mengurangi dan menghilangkan gangguan dari luar tersebut, tapi terkadang saya tidak ingat apa-apa dalam kondisi tersebut. Ayat-ayat yang saya ingat saja yang biasanya spontan saya baca.”
Al-Quran adalah kitab suci ummat Islam, jadi seharusnya mereka memahami
dan mengerti tentang kandungan, fungsi dan makna dari al-Quran itu sendiri.
Menurut Dina ummat Islam harus mengembalikan dan memfungsikan
kembali al-Quran, karena al-Qur’an merupakan sumber petunjuk dalam
menjalani hidup termasuk bagaimana kita dapat mengobati gangguan dari
alam ghaib. Sehingga semakin dapat menimbulkan keyakinan yang kuat
terhadap makna ayat-ayatNya dan begitu juga dengan hadits. Hal tersebut
dapat memberikan pengaruh yang positif walaupun pada akhirnya
dikembalikan secara utuh pada niat dari individu itu sendiri. Dan untuk lebih
meyakinkan lagi menurut Dina hal tersebut dirasakan oleh individu bukan
beberapa jam saja mungkin lebih dari satu hari terutama bagi yang
mengalami gangguan adalah hal yang paling signifikan.
“Dan pengaruh itu sebenarnya al-Quran kan inti ajaran buat manusia sebagai kitab suci jadi memang harusnya dimengerti oleh ummat Islam itu sendiri, jadi kalau saya hanya dapat memahami, bisa artinya atau paham dan ketika dibacapun semakin membuat saya agak tenang gitu karena apapun yang dibaca sebenarnya tergantung diri kita sendiri yakin apa nggak. Memang sebenarnya semua dapat memberikan efek
78
yang positif buat saya dan pengaruh hadits dan al-Qur’an tidak langsung banget tergantung keyakinan dan proses itu sendiri tidak langsung cepat banget kadang memang sampai bener-bener terasa lebih dari satu hari dalam setiap membacanya”.
a. Kesurupan
Kesurupan yang dialami oleh Dina memang cukup lama, keadaan tersebut
dialaminya ketika Dina masih duduk dibangku sekolah ketika SMA dulu dan
keadaan itu tidak dirasakan setiap hari ataupun mengganggu. Gangguan
tersebut kadang-kadang terjadi saja dan terus berkelanjutan pada waktu-
waktu tertentu .Dari penjelasan orang pintar, menurut orang tua Dina, Dina
hanya dibalurin air pada tubuhnya dengan bacaan tertentu kemudian
gangguan tersebut langsung hilang. Bacaan-bacaan yang dibacakan orang
tuanya memang bacaan yang diberikan oleh orang yang pintar yang
metodenya belum tentu sesuai dengan yang dilakukan oleh para rasul
sebelumnya.
“ Rasa sakit yang saya rasakan udah lama jadi mulai kesurupannya dari kelas 3 SMA, jadi gini kalau saya sakit, sama orang tua saya cuma dibalurin dengan air doang dan dibaca-bacain dan otomatis hilang”.
Menurut Dina, yang merasuki dia hingga kesurupan adalah Jin Nasrani, hal
ini dia ungkapkan setelah dia mendapat penjelasan berobat pada Abu Aqila
yaitu pada Bengkel Rohani. Kesurupan tersebut awalnya khodam sebelum
berobat pada Bengkel Rohani.
“Kalau penjelasan ustadz itu kena sihir misionaris, Jin itu adalah jin Nasrani, ketika saya berobat ke selain Bengkel Rohani saya kena
79
khodam dan lama saya gak berobat, saya terkena sihir nasrani itu setelah ke Bengkel Ruhani kata ustadz itu sihir Nasrani, awalnya khodam kemudian sihir nasrani”.
Keadaan yang tidak stabil membuat Dina mengalami keadaan yang negatif
sehingga pikirannya seakan melayang dan tidak tenang. Hal inilah yang
dialami ketika kondisi yang kurang stabil dapat memungkinkan berbagai
pengaruh psikis pada Dina. Pikiran yang tidak menentu dapat mengakibatkan
kemungkinan untuk berbuat yang tidak dapat diperhitungkan dan bisa
mengakibatkan fatal. Memang kejadian tersebut sering terjadi ketika waktu
malam hari.
“Pikiran saya jadi melayang mungkin kejadiannya itu memang dari malam dalam kondisi yang tidak stabil kemudian dari emosi yang tidak stabil “.
Keadaan berbeda yang juga dialami oleh Dina adalah merasakan adanya
masa atau beban di punggungnya seolah-olah dia merasakan ada sesuatu
dibelakangnya seperti benda dan terasa menempel dibadan bagian belakang.
Kesakitan juga dirasakan dibagian kepalanya seolah-olah ada yang memukul
dan rasa nyeri yang tak dapat tertahankan, sehingga sering membuat badan
Dina panas dan demam serta mengakibatkan pikiran pun jadi tak menentu,
emosi yang tak t erkontrol terkadang seperti melayang-layang. Kesakitan
yang dialaminya itu dirasakannya secara sadar sehingga Dina merasa tak
tertahankan.
80
“Ketika masa kesurupan itu sakit badan, punggung berat, kepala sakit kayak ada yang mukulin kadang saya merasa menggendong sesuatu seakan-akan ada masa berat tertentu yang menempel kemudian badan panas kadang tiba-tiba merinding dan perasaan pikiran saya melayang seperti angin dan lagi merasa sakit itu saya sadar”.
Sakit yang dirasakan oleh Dina memang cukup lama dan terus mengganggu
keadaan sehari-harinya. Selain mendapat terapi dari Bengkel Rohani Dina
juga menterapi dirinya sendiri dengan bacaan yang diberikan oleh terapis dari
Bengkel Rohani. Saat terapi berlangsung memang ada seuatu yang aneh
rasa sakit yang dialami oleh Dina di bagian tubuhnya tertentu berpindah-
pindah. Keadaan tersebut tentunya sangat mengganggu aktivitas sehari-hari
Dina. Ketika bagian tertentu dipijat pada bagian tubuh yang sakit itu
kemudian berpindah ke tempat yang lain, namun bacaan ruqyah yang
diberikannya dari terapi tidak membuat Dina putus asa.
“Jadi sakitnya itu pindah-pindah jadi kita pijit disini sakit dia pindah lagi kayak ngeledekin”.
Menurutnya kondisi trans kesurupan yang paling puncak adalah ketika
kondisi yang tidak stabil, sehingga mengakibatkan diri tidak terkontrol dan
tidak dapat dikendalikan. Hal tersebut berubah drastis dari keadaan normal.
Kondisi demikian dialami Dina ketika terapi dilakukan oleh Ustadz Abu
sehingga mengakibatkan amukan yang dahsyat, dari kondisi yang biasa
menjadi amukan yang menyeramkan dan menyerupai berbagai gerakan
binatang, tenaganya kuat dan tak dapat dikendalikan. Tenaga Dina bisa
81
berlipat ganda sehingga amukan yang dahsyat tersebut dapat membuat Dina
seperti orang kalap dan membanting apapun yang ada disekelilingnya.
Perasaan yang tidak sadar dan tidak stabil itu terus bereaksi dan berwujud
dalam keadaan seperti seekor macan yang buas menyerang setiap yang ada
disekelilingnya. Reaksi bacaan ruqyah dari terapis dapat mengakibatkan Jin
yang berada dalam tubuhnya bereaksi dan dapat mengubah keadaan yang
biasa menjadi keadaan yang tidak biasa dirasa oleh Dina. Hal tersebut
dialaminya secara tidak sadar. Kesadaran hilang ketika interaksi gangguan
tersebut bereaksi dan terjadi goncangan yang tinggi terhadap Dina. Dina
dapat mengetahui keadaan yang aneh tersebut dari cerita dan penjelasan
yang gamblang dari terapis. Terapis juga mengatakan bahwa keadaan yang
dialaminya adalah wajar ketika individu mengalami kesurupan dan menjalani
terapi, sehingga Jin yang ada didalamnya mengamuk.
“Ketika kesurupan kadang kalau saya kesurupan saya gak sadar saya tahu ketika orang yang mengobati saya cerita, kalau emosi tidak stabil khodam tadi bentuknya berubah seperti macan langsung nyerang pokoknya saya merusak apa yang ada disekelilingnya dan saya dipegang berapapun mereka tidak kuat”.
Keadaan tidak sadar dalam kondisi kesurupan dapat mengakibatkan fatal
atau mengakibatkan efek yang negatif bagi orang lain baik keluarga, teman
ataupun bagi dirinya sendiri karena aksi atau apa yang dilakukan ketika Dina
kesurupan adalah hal yang tidak wajar dan berada dalam kondisi yang tidak
sadar. Hal itu disebabkan oleh dorongan dari luar dirinya.
82
“Bentuk kesurupannya itu yang bersifat merusak memukul orang dan memukul barang yang ada di sekitar”
Kejadian yang dialami Dina pernah terjadi juga pada saudara laki-laki Dina.
Namun kejadian yang dialami sepupunya itu tidak terlalu parah, sehingga
kesurupannya dapat dikendalikan dan tidak terlalu mengganggu bahkan
dapat dikendalikan sehingga kalau terjadi hal yang lain dia dapat
mengatasinya.
“Ada dari anggota yang lain sepupu saya laki-laki karena fisiknya lebih kuat dia terkena khodam tapi khodamnya itu dapat dikendalikan sama dia”
Gejala yang timbul akibat kesurupan menurutnya adalah berawal dari emosi
yang tidak stabil atau kurang tenang sehingga mengakibatkan kejadian yang
dilakukannya diluar kesadaran sehingga Dina melakukan sesuatu yang tidak
terkontrol dan bersifat kontradiktif. Gejala ini semakin parah jika terus
berkelanjutan dan tidak ada penanganan yang tepat akan semakin buruk
terhadap diri Dina dan semakin lama akan semakin bertambah berat.
“Gejala yang timbul ketika kesurupan merusak barang yang ada disekitar, emosi yang tidak stabil dan kurang tenang sulit dikendalikan”.
Menurutnya ruqyah atau terapi yang diberikan oleh usatdz pada Bengkel
Rohani adalah sesuatu yang sangat membantu masalah atau gangguan yang
dialaminya. Selain terapi yang diberikan juga tidak lupa terapis memberikan
arahan yang positif dan solusi yang tepat. Dina memandang hal ini adalah
satu hal yang sangat tepat dalam membantu mengatasi gangguan yang
83
dirasa sangat memberatkan. Dina merasakan adanya pengurangan jumlah
gangguan yang dialami setelah mengikuti beberapa kali terapi yang
dijalaninya. Jika dikalkulasikan terapi yang dilakukan oleh Dina adalah lebih
dari sepuluh kali terapi dengan jangka waktu tertentu. Keberhasilan dari
pengobatan terapi metode tersebut adalah bergantung pada tekhnis
pengobatan yang dilakukan secara syariah sehingga menimbulkan efek
positif terhadap gangguannya. Tingkat kesembuhan yang dirasakannya
setelah pekan yang kesepuluh yaitu terasa ringan dan dapat berfikir positif,
serta kegoncangan jiwa yang dialaminya sudah mulai hilang dan terapi itu
juga harus diimbangi dengan terapi dari diri sendiri.
“Menurut saya terapi ruqyah memberikan solusi buat saya, saya diterapi seminggu sekali. Kemajuan yang dialami sangat bervariatif terkadang tidak ada perlawanan dalam terapi tapi tidak sedikit pula perlawanan itu hadir kembali dalam proses terapi. Setelah sepuluh kali mengadakan terapi badan saya merasa ringan dan saya bisa lebih berfikir positif”.
Terapi yang diberikan Bengkel Ruhani bukan sekedar terapi ruqyah yang
bertujuan untuk menghilangkan gangguan makhluk halus dengan gejala
kesurupan saja akan tetapi terapi yang diberikan bertujuan pula untuk
memotivasi dan membentuk perkembangan kejiwaan sehingga pasien yang
datang mempunyai motivasi baru dalam menyikapi hidup dan lebih tangguh
menghadapi masalah yang sedang dihadapinya.
84
“Ketika ustadz memberikan terapi, ustadz memberikan terapi mental dan masukan nasehat. Sekarang setelah diterapi hidup lebih bermanfaat berbeda dengan dulu hidup penuh putus asa”
d.1. Gejala waktu tidur
Dina bercerita ia mengalami mimpi pertama kali dan terjadi keanehan dalam
mimpi tersebut. Dalam mimpi tersebut terjadi sesuatu yang sangat
menakutkan dan sering didatangi binatang buas yang menyeramkan. Kadang
mimpinya sering dikawal oleh harimau dan seolah-olah dikerumunin oleh
orang banyak kemudian oleh harimau itu diminta duduk, juga mimpinya
pernah digigit oleh anjing dan kadang dililit ular.. Mimpi itu dirasakan sangat
berbeda dengan mimpi biasanya karena setelah mimpi tersebut keesokan
harinya badan Dina terasa panas dan langsung sakit. Mimpi itu sering datang
dan memang sangat aneh, membuat Dina melakukan hal lain untuk mencari
tahu tentang mimpi tersebut dan sempat merasa sangat kebingungan. Mimpi-
mimpi binatang buas itu sangat berpengaruh terhadap keadaan Dina dan bila
bermimpi dililit ular, esok harinya Dina langsung berobat ke dokter. Hal ini
sering terjadi saat Dina belum melakukan terapi dengan ustadz pada Bengkel
Rohani.
“Setelah mimpi pertama kali, jadi mimpi-mimpi itu datang sebelum saya ke ustadz. kalau mimpi-mimpi tersebut pasti besoknya sakit entah itu kesurupan atau apa”. “Mimpi saya sering aneh dan menakutkan kadang saya mimpi dikawal sama harimau seakan-akan saya dikerumunin semua orang dan kemudian tiba-tiba saya diselamatkan oleh harimau tiba-tiba disuruh
85
duduk, kadang saya mimpi digigit anjing atau dibelit ular, kalau mimpi habis dibelit ular saya berobat”.
Rasa sakit yang dialami oleh Dina sangat sering terjadi ketika masih dalam
gangguan jin tersebut, kemudian keadaan yang membuat Dina menderita
dalam kesehariannya adalah Dina merasakan sangat sulit untuk
memejamkan mata pada waktu malam hari (susah tidur). Ketika akan
memejamkan mata pada malam hari, dalam diri Dina selalu muncul
kekhawatiran yang mendalam dan selalu muncul takut tidak akan bangun lagi
pada keesokan harinya seolah akan wafat (meninggal). Paradigma ini selalu
muncul dan sangat mengganggu keadaan psikis Dina yang menurutnya
ketika meninggal bagaimana nanti di alam kubur.
“Waktu saya masih sakit saya susah tidur kalu saya tidur saya merasa besok tuh tidak bakal bangun lagi takutnya gak bisa bangun muncul paradigma sendiri nanti saya tuh bagaimana dialam kubur”.
Bengkel Rohani yang di pilih Dina melakukan terapi yang sangat membantu
mengatasi gangguan yang dialaminya. Sewaktu masih mengalami kesurupan
sangat sulit bagi Dina untuk tidur dan walaupun dapat tidur ia sering
terbangun sehingga sangat mengganggu dari sisi kesehatan karena waktu
tidurnya sangat sebentar atau sebelum subuh sering terbangun dan susah
sekali untuk tidur pulas kalaupun bisa harus bersusah payah terlebih dahulu.
Di bengkel rohani tersebut, selain mendapat terapi untuk menghilangkan
gangguan Jin, Dina mendapat terapi untuk menanggulangi susah tidurnya
86
dan hasilnya dapat dirasakan langsung oleh Dina sehingga gejala susah tidur
yang dialaminya berangsur-angsur hilang.
“Sebelum subuh udah bisa bangun. Untuk tidur pulas dalam kondisi susah payah.Setelah diterapi tidur ya langsung aja tidur”.
Menurutnya mimpi yang dialaminya sangat mengganggu dan menakutkan,
jika dalam kondisi yang tenang atau stabil Dina mimpi dinasehatin oleh
seorang kakek-kakek, namun jika dalam kondisi yang labil maka sangat
menyeramkan kadang dikejar-kejar binatang buas atau dililit oleh ular. Rasa
cemas yang dialami oleh Dina sangat kuat sehingga menyebabkan ketakutan
yang tinggi, namun menurut Dina keadaan itu akan muncul dalam bentuk
khodam yang peluangnya masih sangat mungkin jika tidak dijaga. Gambaran
yang kuat dari ketakutan yang dialami oleh Dina adalah ketika Dina sering
mimpi dan tidak bisa menafsirkan mimpi tersebut dan mimpi tersebut
cenderung membuat Dina cemas dan ketakutan seperti ingin keluar rumah
tanpa tujuan kemudian kembali lagi, kadang takut tidak sampai, takut tidak
bisa bertemu dengan orang-orang yang dicintainya lagi dan yang lebih
mengerikan takut akan menghadapi kematian yang terus menghantui.
“Dalam kondisi tenang ada kakek-kakek yang nasehatin, dalam kondisi emosional kadang dikejar-kejar binatang buas, dibelit ular dan sebagainya. Hampir tiap hari itu saya mengalami kecemasan tiada hari tanpa cemas, tingkat kesembuhan 90% memang masih ada peluang dari khodam itu untuk datang, bentuk cemasnya itu adalah ketakutan yang kuat dan agak kurang mengerti abstrak kaya ingin keluar rumah terus balik lagi banyak timbul pertanyaan, kadang takut gak sampai, takut gak ketemu, takut gak pulang lagi, takut gak ketemu orang tua lagi, yang lebih sering sekali adalah takut mati.”
87
Hampir setiap malam ketika tidur sering terbangun dan merasakan sesuatu
yang kurang wajar, tentunya bangun tengah malam dengan kondisi yang labil
mengakibatkan kondisi fisik yang lemah. Terbangun tengah malam dalam
kondisi tertekan dan susah untuk berteriak meminta tolong tidak bisa keluar
suara, badan terasa dihimpit sesuatu dan sering disebut orang sunda dengan
sebutan ereup – eureup. Namun kejadian yang mengganggu tersebut pelan-
pelan hilang dengan terapi ruqyah yang diberikan oleh Ustadz yang ada di
Bengkel Rohani tersebut. Dengan terus menterapi diri selain pengobatan
yang diberikan oleh ustadz maka khodam tersebut kembali datang kalau
dalam keadaan futur (aktifitas beribadah berkurang).
“Ketika masa sakit saya sering bangun malam dan kalau kata orang sunda itu eureup..eureup..dan kejadian itu hampir tiap malam. Dan sekarang tenang-tenang aja. Khodam itu datang kalau kita agak futur”
Ketika Dina tidur sering sekali mimpi menyeramkan, mimpi-mimpi itu masih
berkaitan dan tingkat keseraman yang dirasakan olehnya. Dari rangkaian
mimpi-mimpi mengerikan dan menyeramkan tersebut timbulah rasa takut
yang mendalam dan sampai terjadi satu reaksi yang lebih kuat sehingga Dina
merasakan bahwa ketika berada di tempat tidurnya dia merasakan seperti
sedang berlari di atas tempat tidurnya. Dan yang terlebih lagi bahwa Dina
kadang menjerit karena tingkat ketakutan yang mendalam. Ketakutan yang
berulang-ulang yang sering dialami Dina sangat berpengaruh terhadap
kesehatn psikologisnya.
88
“Saya sering mimpi yang menyeramkan, reaksi yang terjadi ketika mimpi menyeramkan pas kita datang mimpi saya ketakutan kadang menjerit kadang merasa ditempat tidur itu merasa berlari”
Bentuk mimpi yang dialami oleh Dina sangat beragam sehingga banyak hal
yang dapat mempengaruhi keseharian dan ativitasnya. Mimpi yang paling
sering menurut Dina adalah mimpi bertemu dengan binatang buas seperti,
anjing, monyet, ayam yang berwarna hitam, dan ular. Kadang mimpi yang
dialami Dina yaitu mimpi berada di tengah kuburan. Di samping itu juga, Dina
pernah mimpi melihat suatu jalan yang mengerikan, naik turun. Mimpi yang
dialami oleh Dina tersebut terjadi ketika masih kesurupan dan tingkat
kesembuhannya belum begitu baik. Namun setelah beberapa kali diterapi di
Bengkel Rohani, mimpi tersebut jarang datang walau pada awal terapi masih
mengalami mimpi tersebut.
“Mimpi sering jatuh dari tempat yang tinggi dan mimpinya kombinasi kadang jatuh dari tempat tidur. Mimpi sering melihat macam-macam binatang yaitu ayam hitam, anjing, monyet, macan dan ular. Pernah mimpi saya sering berada di dekat kuburan sebelum dan sesudah diterapi di Bengkel rohani dan udah lama. Pernah mimpi menemukan jalan yang mengerikan jalannya menanjak menurun, jalannya yang bersifat sulit”.
Selain itu, ia juga pernah bermimpi bertemu orang aneh atau seram yang
sering muncul pada saat Dian memasuki kamar kecil kemudian ada yang
mengganggu ketika membuka pintu tersebut dan sangat susah untuk
membuka gagang pintu dan terkunci di dalam kamar kecil tersebut. Saat
kamar mandi itu tidak dapat dibuka pintunya kemudian muncul penampakan
89
(slide) dengan wajah yang sangat menyeramkan. Dengan wajah yang
menyeramkan giginya bertaring dan kelihatan besar-besar kemudian setelah
itu Dina langsung pingsan.
“Kalau mimpi orang aneh itu gak hadir dalam mimpi dan dia datang saat saya berada dalam kamar mandi jadi kamar mandi itu gak bisa dibuka pintunya orang itu datang melihat dengan wajah yang jelas dan kadang dengan wajah yang menyeramkan (slide; penampakan). Biasanya yang muncul dengan wajah yang menyeramkan ada taringnya yang besar .awal-awal saya sakit dulu kalau setelah ketemu dengan wajah orang yang serem, kadang seorang kakek-kakek yang memakai topi haji dan kurang menyeramkan tadi saya langsung pingsan”.
Setelah beberapa kali mendapatkan terapi dari terapisnya, Dina mengalami
perubahan dan seperti yang diungkapkan olehnya bahwa karena sering
datangnya mimpi yang berkelanjutan rasa ketakutan yang amat sangat
sedikit berkurang. Penampakan yang sering dialami oleh Dina saat ini sudah
berkurang dan bahkan jarang muncul lagi.
“Terus karena saking seringnya kadang kurang takutnya, dan sekarang-sekarang sudah jarang lagi yang muncul penampakan tadi”.
d.2. Gejala pada waktu jaga
Mimpi yang dialami Dina yaitu mimpi dengan kakek-kakek dan mimpi ketemu
dengan yang berbadan besar, dan ini pada dasarnya hal yang menjadikan
Dina kesurupan adalah sebagian besar dari yang dialami oleh generasi
sebelumnya karena ada yang mempunyai ilmu yang diluar batas kemampuan
manusia biasa atau normal. Jika dapat ditelusuri keturunan itu adalah dari
90
kakek ibunya. Sehingga efek dari yang dialaminya mengakibatkan semacam
urutan dan pergantian dari sakit secara fisik berakibat antara ayahnya dan
Dina sendiri, jadi ketika ayah sakit maka Dina sembuh namun sebaliknya jika
Dina sembuh maka ayahnya yang sakit.
“Mimpi kakek-kakek yang yang tinggi besar dan kadang ini ada keturunan karena kalau ayah sembuh saya sakit, kalau saya sembuh ayah sakit”.
Dalam keadaan masih berobat keadaan Dina sungguh sangat memberatkan
dan sangat mengganggu keadaan dirinya. Keadaan itu semakin hari bukan
semakin hilang namun semakin bertambah dan makin berat rasa yang
dialaminya saat itu badannya seperti ditusuk-tusuk dengan jarum yang tajam
dan sakit sehingga sering mengakibatkan pusing pada kepalanya. Sehingga
pada klimaksnya rasa sakit dan nyeri itu seperti dipukul dengan palu pada
kepalanya sehingga Dina merasakan sangat berat dan hal ini terus sering
berulang hingga membuat dina tidak kuat menahannya, ia hanya bisa
menangis.
“Ketika sakit dulu saya sering pusing seperti ditusuk-tusuk jarum atau kalau gak saya seperti dipukulin pake palu, ketika merasa pusing tanpa sebab karena saya gak tahan rasa sakitnya kadang saya sering menangis”.
Menurutnya efek dari kesurupan yang dialminya adalah sangat mengganggu
bagi dirinya, seperti sering terlewatnya sholat rawatib yang biasa dikerjakan
Dina, baik subuh, dzuhur, ashar dan maghrib sekalipun. Kondisi itu
diperparah dengan berobatnya Dina kepada kiyai yang memberikan doa-doa
91
yang harus dilakukan oleh Dina dengan bacaan yang banyak atau dzikir
dengan amalan tertentu. Dengan amalan-amalan itulah akhirnya menjadi
masalah baru bagi Dina bukannya menjadi sembuh atau mengalami satu
perubahan.
“Ketika datang masih dalam godaan tadi untuk sholat rawatib gak tiap hari cuman saya salahnya berobat sama yang salah yaitu pada kiyai- kiyai itu jadi saya ditambah dengan amalan-amalan jadi bukan nambah sembuh malah menambah masalah”.
Setiap berjalan kemana pun Dina pergi, yang dialami Dina berbeda, seolah-
olah ada yang selalu mengawasi dan mengikuti kemana pun dia pergi. Hal ini
langsung saja kontan jika telah melakukan dzikir yang bukan sesuai anjuran
Rasulullah, jika memang dapat dilihat dari segi arti dari wirid itu memang
agak berbeda (nyeleneh). Sehingga khodam (gangguan dari jin) itupun
datang. kedatangan khodam itu memang dianggap oleh Dina seperti benang
kusut dan terlebih lagi wiridan itu bukan sedikit tetapi banyak.
“Dan khodamnya sering datang seperti benang kusut. Dzikir itu sangat banyak dan saya lakukan seperti wiridan yang agak kurang dimengerti dan bukan yang diajarkan oleh Rasulullah (wiridan yang nyeleneh), ketika jarang melakukan dzikir langsung dapat kena jadi jalan kemana pun khodamnya itu langsung ngikutin saya”.
Menurut Dina dari mulai gangguan awal sampai seterusnya memang lebih
terganggu lagi ketika ditambah dengan dzikir atau wiridan yang tidak berasal
dari hadits Rasulullah. Hal tersebut membuat Dina semakin kacau dan bukan
merasakan ketenangan. Dan keanehan yang dirasakannya ketika Dina
melakukan dzikir (wiridan) dilakukan dari mulai pagi jam 12 dini hari sampai
92
pagi tidak dapat merasakan tidur pulas juga tidak merasakan kantuk
sedikitpun. Jika hari sudah menjelang siang Dina pun tidak bisa tidur pulas
dikarenakan hal tersebut dan aktivitas yang dilakukan Dina, sehingga hampir
tiap hari, siang dan malam tidak bisa tidur pulas seperti yang lain pada
umumnya.
“Dari pertama saya sakit saya udah dikasih dzikir-dzikiran akhirnya saya bukan merasa makin tenang malah makin kacau, untuk dzikir yang lama dalam dzikir yang salah satu itu kalau paling lama itu bisa dilakukan saya kuat sampai pagi dari jam 12 malam sampai pagi gak bisa merasakan ngantuk saya itu kalau malam jarang tidur pulas dan kalau siang jarang tidur jadi tiap hari saya hampir tidak pernah tidur pulas malam gak tidur siang tidak tidur”.
Untuk masalah shodaqah memang Dina masih menyempatkan diri untuk
memberikan shodaqoh itu, masih membekas seperti apa yang diajarkan dan
yang dilatih oleh kedua orang tuanya. Namun yang merugikan bagi Dina
adalah sudah tidak lagi menganggap bahwa kepentingan sholat kurang dan
tidak merasakan hasilnya berarti dan hal ini mempengaruhi tingkat ibadah
yang dilakukan Dina terhadap sang Khaliq (pencipta).
“Arti penting sholat ketika masih sakit emang saya merasakan sholat bukannya ada hasilnya penting tapi habis sholat dan dzikir yang didapatkan, kalau bersedekah saya sering menyempatkan diri tapi untuk soal sedekah saya dilatih dari kecil oleh orang tua”.
Perasaan tidak menentu yang sering adalah bagian dari kebingungan yang
dialami oleh Dina, dia sudah tidak tahu lagi apa yang harus diperbuat olehnya.
Sehingga muncul perilaku yang kurang baik hingga hampir tidak mau
berjumpa dengan orang atau siapapun yang ditemuinya entah itu orang tua,
93
teman atau siapa saja yang ketemu itu hal yang tidak diinginkan. Keinginan
itu muncul juga Dina ingin mengasingkan diri merupakan jalan atau solusi
yang paling baik sehingga keinginan itu kemudian dia pergi ke satu tempat
dan masuk pada satu lubang. Bersembunyi dari cemas yang mendalam itu
adalah satu jalan bagi Dina serta masalah itupun dianggap sudah selesai.
“Dalam kondisi sakit saya sering merasa kebingungan, bingung apa yang saya rasakan gak menentu, pengennya pergi ke lubang dan terus tdak mau ketemu orang jadi pergi dengan meninggalkan dibilang dan kalau orang sakit ingin mengasingkan diri, itu waktu saya masih dalam gangguan jadi dengan cara tersebut saya merasa semua masalah itu dapat selesai”.
Memang disamping rasa pedenya yang muncul Dina juga merasakan ada
rasa yang mengguncang di dalam jiwanya. Kegoncangan dan kepedean yang
dialaminya seolah tak menentu sehingga sebenarnya mengganggu keadaan
psikologis Dina.
“Dari segi kejiwaan jiwa saya langsung merasa terguncang tapi kadang rasa pedenya muncul lebih dan keterlaluan.”
Ketika dalam keadaan masih labil antara keadaan kesurupan dan tingkat
kesembuhan yang masih jauh banyak teman-temannya yang memanfaatkan
Dina. Kelelebihan Dina saat itu memang berbeda dengan keadaan orang
normal yang lain, Dina pandai meramal orang lain dan untuk menjawab atau
ketika dalam ujian di sekolahnya dulu. Hal ini sebenarnya dipengaruhi oleh
khodam itu sendiri yang mengganggu. Pada akhirnya Dina sendiri
menyimpulkan dengan keadaan teman-temannya saat itu banyak yang
94
memanfaatkan Dina karena kelebihan yang dimilikinya dan sampai pada
tingkat suudzon yang tinggi.
“Waktu dulu saya pernah mendapat kelebihan dari khodam tersebut yaitu saya dapat meramal orang dan dapat tahu bagaimana jawaban soal ujian itu dan sebagainya kadang saya berfikir mereka itu berteman dengan saya adalah untuk memanfaatkan diri saya karena kebihan saya tadi jadi ada suudzon.
Menurutnya setelah melakukan terapi di Bengkel Rohani dan dalam proses
penyembuhan Dina merasakan adanya perubahan yang signifikan yaitu
adanya perubahan keadaan atau kondisi kejiwaan Dina. Yang terjadi
terhadap perasaannya adalah keadaan tenang atau rasa nyaman, kadang
memang harus diatur untuk mencoba memunculkan keadaan yang nyaman
terhadap dirinya.
“Jadi waktu gangguan itu datang rasa malas itu datang malasnya tinggi dan inginnya tidur. Ketika waktu gangguan malas melakukan aktifitas sering pindah-pindah dan belum selesai pekerjaan satu ke pekerjaan yang lainnnya gak pernah tuntas. Sering muncul rasa malas itu terutama pagi, siang itu menghilang dan ada kegiatan yang lain yaitu kadang ngajar, terus sorenya saya kuliah”.
Saat malas datang menghampirinya yang dilakukan hanyalah tidur dan
istirahat. Ketika tidur pun sangat mengganggu dari kesupuan yang dialaminya
sehingga sering memunculkan emosi yang tidak stabil dan menjadi
emosional.
“Yang dilakukan ketika malas saya tidur kadang emosional apalagi tidurnya terganggu”.
95
Sebelum di periksa pada Bengkel Rohani Dina sudah dibawa ke beberapa
tempat dan pakar dibidangnya. Pada awalnya dengan gejala yang dialami
oleh Dina dengan usahanya juga oleh orang tuanya akhirnya dibawa ke
dokter untuk memeriksakan berkaitan dengan kondisi kesehatannya. Namun
dokternya bilang dari hasil diagnosanya adalah Dina mengalami gejala
epilepsi namun selama ini menurut Dina tidak pernah mengalami gejala atau
epilepsi seperti diagnosa dokter tersebut. Hal itu membuat Dina dan keluarga
belum mendapatkan kejelasan yang tepat akhirnya menemui seorang
psikiater dengan harapan akan adanya kejelasan dan perubahan yang
diinginkan, namun kesimpulan dari psikiater agar dibawa pada seorang
psikolog untuk lebih lanjut. Pada akhirnya psikolog menyimpulkan bahwa
Dina tidak mengalami gangguan secara kejiwaan dan tidak bermasalah.
“Melakukan cek kesehatan ke dokter dari masih saya sering sakit dan waktu di diagnosa dokter saya itu dibilang ada gejala epilepsi tapi saya gak pernah epilepsi dan waktu itu pernah konsultasi ke psikiater suatu saat saya pingsan psikiater bilang ini harus dibawa ke psikolog di psikolog itu justru psikolognya bilang anak ini sebenarnya tidak bermasalah dalam kejiwaan”.
Cara yang dilakukan dulu oleh kedua orang tuanya adalah dengan
membalurkan air kedalam tubuhnya dengan bacaan yang dikasihkan dari
orang pintar dan memang secara otomatis hilang. Titik beratnya awal
kesurupan yang dialami oleh Dina adalah ketika masih duduk di kelas 3 SMA
dan efeknya sampai pada awal ketika berobat ke Bengkel Rohani. Dan sakit
yang dialami oleh Dina kepala terasa seperti ditusuk-tusuk dan pada bagian
2. Responden 2 (Mitha) D.1. Analisis Individual Subjek
Kesurupan
- Emosional dan tindakan tidak terkontrol dan bersifat berlawanan dari yang biasa.
- Cemas dan ketakutan yang berlebihan
- Putus asa - Tergantung pada jimat - Tidak berani pergi sendirian - Mengabaikan hal-hal
keagamaan - Aktifitas terganggu - Merasa ada beban di
punggung, sakit kepala seperti ada yang memukul
- Demam lalu pikiran melayang dan kacau
- Mimpi bertemu binatang buas
96
belakang punggung ada sesuatu terasa berat ada masa yang menempel
pada bagian punggung Dina.
“Bagian tubuh yang sering sakit kepala ditusuk- tusuk dan punggung merasa berat. Juga rasa sakit itu dirasakan udah lama jadi mulai kesurupannya dari kelas 3 SMA, jadi gini kalau sakit , saya sakit jadi sama orang tua saya cuma dibalurin dengan air doang dan dibaca- bacain dan otomatis hilang”.
Skema 4.2
Kasus Dina
Bagan Umum Proses Kesurupan Melalui Terapi Ruqyah
Khodam Berobat ke dukun, dokter, psikiater dan psikolog
Ruqyah 10 kali: diberi pelatihan, puasa daud, dan nasihat.
Perasaan lebih tenang, bebas dari gangguan, timbul keberanian, tidak sungkan terhadap orang lain, dan tumbuh peraasaan yakin pada Allah SWT.
97
4.3.2. Responden 2 (Mitha)
a. Gambaran Umum
Mitha adalah anak yang ke sembilan dari sebelas bersaudara, wanita asal
kota Palembang ini sebelumnya sebagai pengajar Taman Kanak-kanak dan
pengajar privat di beberapa tempat di Palembang. Mitha memiliki postur
tubuh yang sedang tidak terlalu gemuk, tinggi 168 cm, saat wawancara
berlangsung, tangan Mitha memukul-mukul kecil meja yang didudukinya.
Suaranya yang lantang menjadikan wanita Palembang ini semakin semangat
dan jelas ketika dimintai keterangan yang berkaitan dengan yang dialaminya.
Sebelum mengenal Bengkel Rohani sebenarnya Mitha sudah melakukan
berobat ke berbagai tempat dan orang ahli baik di Palembang sampai empat
kali, di Jakarta juga sampai empat kali diantaranya adalah Dukun hiingga jika
ditotal kurang lebih 10 orang.
Kegiatan Mitha saat iniadalah diperbantukan oleh Ustadz Abu untuk
menangani masalah seperti permasalahan yang dialaminya dulu, yaitu orang-
orang yang mengalami gejala kesurupan terutama bagi kaum hawa. Efek
perubahan yang dialami sekarang semakin pede untuk terus melakukan
proses penyembuhan dan memberikan terapi pada orang lain.
98
b. Gambaran Terapi Ruqyah
Mitha pertamakali mengenal terapi ruqyah dari guru ngajinya di Jakarta.
Pengobatan dengan metode ruqyah di Bengkel Ruhani Jakarta ini yang
pertamakali di jalani. Walaupun Mitha sudah menjalani terapi ruqyah namun
rasa takut masih ada dalam dirinya terlebih lagi ketika malam hari.
Gangguan-gangguan yang selama ini dialami masih tetap dirasakannya.
”Kenal masalah terapi ruqyah di Bengkel Rohani dari guru ngaji saya di Jakarta, alternatif milih terapi ruqyah memang niat saya datang ke Jakarta itu berobat sama kakak saya berobat sama ustadz diruqyah. Awalnya saya tidak ada keberanian untuk riqyah bergantung sama kaset tapi keberanian dalam diri sendiri itu belum muncul.
Pada waktu yang lain akhirnya disampaikan juga oleh Ustadz supaya dapat
diterapi oleh Abu Aqila, ketertarikan dari terapi tersebut karena mengandung
unsur yang syar’i (sesuai dengan ajaran islam). Dan terkenal dengan
pengobatan yang ahli dalam Jin.
”Waktu dari guru ngaji saya disuruh ke Abu Aqila katanya sar’I dia bagian Jinolog waktu itu saya tertarik syar’inya”.
Ketika diberikan terapi oleh ustadz, maka Mitha diberikan nasehat dan
diminta untuk membacakan surat yang berada dalam al-quran dan diminta
untuk melakukan puasa sunnah. Dan yan paling penting bahwa yang akan
menyembuhkan hakikatnya adalah Allah dan menganggap bahwa setan
adalah makhluk yang lemah, walaupun tidak terlihat bentuk aslinya.
”Dikasih nasehat disuruh baca ayat surat al-mu’minun ayat 97-98 dan disuruh puasa dawud yang paling penting kata ustadz. Yang
99
menyembuhkan kamu itu Allah dan kamu sendiri disuruh menganggap setan itu lemah walaupun kamu tidak lihat kamu”.
Saran yang disampaikan oleh terapis adalah untuk selalu membaca doa dan
waktu untuk terapi jangan dilakukan secara rutin karena fisiknya akan lemah.
Setelah mengikuti saran dari terapis maka ada sesuatu yang terjadi dengan
dirinya yaitu mengeluarkan benda dari dada dan tangannya seperti biji sapu
ijuk berwarna hitam.
”Dalam terapi personal saya diminta konsentrasi dan baca-baca doa yang lain. Akhirnya terapi diri sendiri sambil membaca doa dan ayat juga puasa, akhirnya keluar yang susuk itu hitam-hitam didada, ditangan bentuknya kaya sapu ijuk, saat saya bawa ke Ustadz Abu Aqila ijuk itu hilang. Memang waktu saya berobat ke Abu Jinnya itu ya suka nyium-nyium kurang ajar tuh Jin kata Abu jangan takut, saya tuh ada rasa aman manusia dan jin itu gak bisa berhubungan itu Cuma biar kamu depresi dan stres itu hanya sihir saja, karena memang ustadz di Jakarta bilang kena gangguan”.
Waktu yang di lakukan dalam terapi oleh Mitha metode terapi Abu Aqila lebih
dari sepuluh kali, namun yang paling penting adalah terapi secara pribadi
untuk melihat secara optimal. Hingga berpengaruh terhadap tidur ketika
mimpi banyak yang berubah secara berangsur-angsur terutama mimpi yang
menakutkan. Terapi yang diberikan bukan hanya dari Abu Aqila namun terapi
personal sangat membantu dalam proses penyembuhan dan dijauhkan dari
mimpi yang menakutkan sebagai gejala pada waktu tidur.
”Jangka waktu terapi kepada Bengkel Rohani Abu Aqila saya kurang lebih sampai sepuluh kali, selain ke Abu yang paling penting terapi diri sendiri, saat dalam tidur ketika mimpi ular yang tadi ularnya besar jadi semakin kecil semakin menipis bentuk cacing tadinya ular itu dekat jadi jauh, yang kelabang juga keluar dan yang menggantung juga hilang, setelah puasa saya terapin hilang”.
100
Sebagai perbandingan metode yang dilakukan selain Abu Aqila sudah
dilakukan ke metode lain yaitu terapi melalui kaset yang berisi doa dan
bacaan al-quran. Namun belum mampu menyembuhkan gejala kesurupan
yang dialami oleh Mitha akhirnya timbul ketergantungan kepada kaset
tersebut, selain kaset juga metode yang aneh yaitu tidur diatas keris dan
diminta menginjak telor. Saat terapi yang dilakukan oleh Abu Aqila terutama
saat terapi selain membacakan doa dan terapi personal juga diberikan terapi
bekam yaitu penyedotan pembuluh darah kotor dari dalam tubuh.
”Sebelum terapi ke Abu Aqila saya lakukan dengan metode yang lain yaitu suruh baca tertentu sama semacam dukun dan diminta meletakkan di badan hingga merasa di badan ada sesuatu. Saat terapi di Abu saya sering di bekam emang dibekam itu berat namun sangat membantu dalam proses penyembuhan. Metode yang lainnya yaitu diputar kaset waktu terapi di ustadz Fadlan masih, lumayan bisa tidur gampang tapi yang menggantung ada yang lainnya masih ada terapinya diputarkan juga kaset saya puter jadi saya bergantung pada kaset kalau tidak diputar datang lagi ketergantungan dengan kaset”.
Hasil terapi yang dirasakan pada Bengkel Rohani aman dan tidak harus
bergantung pada sesuatu diri merasakan seperti terbebas dan merdeka. Hal
ini sesuai dengan keyakinan saya karena metode yang dilakukan sangat
islami tidak dicampur hal-hal yang bersifat khurafat. Selain terapi untuk
diajarkan puasa dan selalu berserah diri yakin pada Allah juga terapi di
Bengkel Rohani dipijat lehernya, diantara sela-sela jari-jari kaki dan dipukul
bagian punggungnya
101
”Hasil yang saya rasakan setelah di ustadz Abu saya merasa aman tidak merasa bergantung merdeka dan sekarang. Berawal keyakinan dari terapi metode ruqyah di bengekl Rohani dengan keyakinan tentunya yang diberikan secara Syar’i juga diterapi mentalnya. Hal lain diminta untuk berpuasa faktor-faktornya yaitu tawakal dan semuanya dikembalikan kepada Allah tindakannya.Abu Aqila memberikan terapi yaitu tangannya dipijit lehernya, diantara sela-sela jari kaki dan dipukul diantara punggung dan merasakan ada sesuatu yang bersarang diperut kemudian dipijat bagian punggung kemudian dan terakhir bekam”.
Syarat untuk menjadi terapis tidak mudah, harus menjaga nilai keislaman
bersih dari khurafat percaya terhadap benda dan yang lainnya. Paham
terhadap metode yang baik dan yang bernilai keislaman. Berkaitan dengan
aqidah ternyata memberikan pemahaman tersendiri bagi Mitha juga
memberikan kekuatan mental.
”Syarat terapi Aqidah yang bersih, yang lurus metalitas yang berani ketiga paham metode yang islami menjauhi dari hal-hal yang bersifat khurafat. Kalau dibandingkan setelah ke ustadz Abu dulu aqidahnya kurang begitu paham dan sekarang alhamdulilah sudah mulai mengerti dan paham tentang hal tersebut. Mentalitas yang berani sekarang muncul intinya saya bukan takut sama setannya saya takut orang yang belum percaya tapi saya merasakannya”.
Menurutnya saat keadaan sadar dan tidak Mitha merasakan ada sesuatu
yang keluar dari, kemudian keluar ikan dari perut. Binatang-binatang kecil
yang keluar dari kuku saat memotong kuku dan awalnya saat belum terapi
bekam ada yang jalan berasa di kuku. Saat diberikan informasi bahwa hal
tersebut sudah terkena yang disebut dengan buhul-buhul. Namun hal
tersebut hilang dengan melakukan terapi diri sendiri melalui puasa sunnah
Daud. Untuk yang bacaan doa dan lainnya adalah al-ma’tsurat dan membaca
102
surat Al-baqoroh. Saat seketika memulai berasa ada sesuatu dalam keadaan
tidak sadar yaitu kembali diawal bahwa terapi tersebut dipukul punggungnya
dengan mengucapkan kalimat ”keluar wahai musuh Allah”.
”Keluar seperti ikan dari perut akhirnya saya ambil saya buang, binatang kecil-kecil dari kuku pake potong kuku saya ngambil- ngambilnya tadinya saya sebelum bekam ada yang jalan sreet..srett dikuku dan kaki. Kata ustadz sudah ada buhul-buhulnya kalau lagi kondisi lemah dia mau masuk saya buru-buru terapi dan baca doa. Kalau terapi sendiri baca al-baqorah, puasa daud, al-matsurat, sholat yang sunnah-sunnah kalau saya lemah dia mau masuk karena saya terasa dan terapinya juga dipukul dan memakai kata”ukhruj ya Aduwallah”, saat sudah terjadi kalau masuk dan mau keluar dia akan berasa”.
C. Empat Unsur Pokok Dalam Ruqyah
Hidup dalam hal apapun yang terbaik adalah memohon perlindungan dari
Allah. Sebaik permohonan adalah berdasarkan apa yang diminta begitu juga
yang dilakukan oleh Mitha dalam melakukan hal apapun yang terbaik adalah
memohon doa yang baik agar tindakannya sesuai dengan yang diharapkan.
”Sebaiknya adalah memohon apapun dalam hidup untuk bertindak dan berperilaku jika hendak melakukan sesuatu ee.. ya saya memohon perlindungan terlebih dahulu dalam hal yang baik”
Permulaan yang baik berpengaruh pada hasil yang baik pula. Perasaan yang
terjadi dalam melakukan apapun terutama dalam bertindak dalam mengobati
yang dialami Mitha ada sesuatu berupa keyakinan tersebut setelah memohon
dan berlindung kepada Allah.
103
“Reaksi yang saya rasakan bepengaruh walaupun sedikit besar tidak sepontan begitu dalam tapi yang jelas ada perubahan, terlebih sedikit baik daripada tidak melakukan apapun sebelum berobat untuk menghilangkan gangguan yang dialaminya”.
Menurutnya jika tidak memohon terlebih dahulu Mitha merasakan
kegelisahan, karenanya memohon merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari terapi yang dilakukan sangat berkaitan dan bagian yang penting bagi
pribadinya.
“Yang jelas bagi saya untuk melakukan segala sesuatu apalagi menghadapi proses penyembuhan hal yang sedikit saja sebenarnya saya sudah agak gelisah apalagi hal yang begitu penting dalam memohon kesembuhan dari segala macam gangguan ee..hal itu yang menjadi sangat penting buat saya pribadi”
Melalui bacaan yang diketahui dan sepemahaman yang dimiliki oleh Mitha
sangat berpengaruh dalam menjaga kesiapan dalam proses terapi diri
menghadapi gangguan yang dialami. Bacaan yang didapat sangat beragam
bagi Mitha baik dari Guru, terapis dan bacaan yang dipahaminya merupakan
unsur perubahan untu perbaikan yang diharapkan. Menurutnya kemampuan
membaca sangat berpengaruh sesuai dengan tingkat pemahaman terhadap
yang dibaca arti dan makna yang dibaca.
“Dengan bacaan terus ruqyah yang memang sudah ada dari yang saya tahu baik dari guru saya atau yang pernah saya baca dari buku setalah membaca memang ada peruabaha yang lumayan jadi intinya sih agak membaik dari sebelumnya”
104
Bacaan yang paling penting dalam terapi adalah berupa bacaan ayat-ayat al-
quran, beberapa referensi yang didapatkan dalam terapi garis besarnya
adalah bagian ayat al-quran dari beberapa ayat dari surat al-quran. Jika tidak
melakukan terapi bacaan ayat tersebut Mitha merasakan ada sesuatu yang
kurang dari dirinya selain untuk memantapkan secara mental juga dapat
melindungi diri dari gangguan tersebut.
“Biasanya dalam memohon perlindungan selalu ayat-ayat quran yang dibaca dan menjadi penting kalau tidak, merasakan ada seuatu yang kurang dari saya sendiri memang untuk melindungi diri harus ada sesuatu yang dilakukan dan pembacaan ruqyah itulah saya sedikit berbeda dan kondisi keadaan mental saya agak tenang”
Memantapkan keyakinan merupakan bagian utama, meminta kesembuhan
berbanding lurus dengan usaha dan keyakinan yang diterapkan. Meminta
kesembuhan terutama meminta yang lebih baikjadi benar-benar harus yakin
dalam hati untuk dapat sembuh, lebih optimis dan meyakini sesungguhnya
Allah memberikan segalanya dan tipu daya setan itu sungguh sangat lemah.
“Memang harus pasang keyakinan dulu sebelum melakukan dan meminta apapun apalagi yang selama ini saya rasakan dalam meminta kesembuhan untuk yang lebih baik jadi saya pasang bener- bener dalam hati dan Allah yang memberikan kesembuhan sesungguhnya tipu daya setan itu lemah”.
Ketika tingkat keyakinan saya lebih tinggi perasaan saya lebih aman dan
merasakan adanya ketenangan. Saat itulah untuk percaya diri saya lebih
bertambah dan tidak lagi takut dengan setan yang selalu menggoda saya.
Setiap kali saya yakin dan saat itulah timbul perasaan untuk sembuh.
105
Eee.. jadi ketika dalam permohonan tadi yaitu berharap bahwa saya akan sembuh maka keyakinan itu muncul dan perasaan serta hati saya tenang, timbul rasa percaya diri dan tidak lagi takut sama setan yang menggoda saya”
Ruqyah adalah ajaran yang di contohkan oleh Nabi dalam terapi untuk
gangguan dan dalam melakukan suatu penyembuhan. Bacaan yang ada
dalam ruqyah itu sendiri adalah ayat al-quran dan doa. Dalam proses
penyembuhan memang datangnya dari Allah yang memberikan segalanya.
Ruqyah dalah satu cara yang dapat memberikan kesembuhan. Keyakinan
kepada Allah adalah bagian dari tauhid itu sendiri. Memang semuanya atas
kehendak dan izinNya pula lah siapapun dapat di berikan kesembuhan.
“Ruqyah adalah ajaran Nabi dan isinya memang bener-bener sesuai dengan artinya dan semuanya mengandung hal yang berkaitan, oleh karenanya saya yakin sekali Allah pasti menyembuhkan salah satu jalanNya dengan metode ruqyah. Tetapi yang paling penting adalah aqidah tadi saya tidak tergantung dengan ruqyah itu sebagai jalan dan caranya tapi yang penting adalah segala sesuatu itu atas izin Allah”
Usaha yang terus menerus dan memohon kesembuhan dari Allah serta yakin
akan sembuh adalah bagian dari ikhtiar yang di lakukan oleh seorang muslim.
Secara penuh yakin pada Nya agar diberikan jalan, setelah itu pasrah dan
tawakkal. Kekuatan dan penyembuhan milik Allah karena Jin yang
mengganggu adalah ciptaan Nya jadi tidak ada kekuatan yang diberikan
kecuali atas izin Allah.
“Tawakkal dan terus tetap berdoa juga memantapkan lagi hati saya, bahwa pertolongan dan petunjuk Allah itu amat dekat dan Allah pasti
106
dapat menyembuhkan dan yakin terhadap Allah adalah segala- galanya. Dan kekuatan yang paling besar adalah Allah, Jin itukan ciptaan Allah juga, jadi yaa..dia tidak ada apa-apanya bagi Allah.”
Dzikir adalah suatu cara yang sangat di anjurkan kepada setiap muslim
karena bacaan dan kalimat yang diucapkan adalah dari al-quran dan sunnah.
Setiap kalimat dzikir yang di baca oleh saya saat itu juga merasakan adanya
pengaruh terhadap tubuh merasakan adanya getaran. Ini adalah satu bukti
bahwa bacaan dzikir dapat memberikan ketenangan dan saya merasakan
bagian dari bentuk perlawanan dari gangguan setan.
“Memang dzikir yang paling penting adalah dzikir yang diajarkan oleh Rasul dan memang rasanyapun saya rasakan sangat berbeda kadang-kadang tubuh saya merasa gemetar. Dan dapat bergerak sendiri, tetapi dengan mengendalikan pada diri saya sendiri menjadi akan terasa tenang dengan kata lain perlawanan diri pada setan”
Waktu yang dilakukan khusus untuk dzikir adalah seharusnya lebih banyak
dan dapat dilakukan setiap habis sholat lima waktu, dan waktu khusus
lainnya baik malam maupun siang hari. Hafalan dzikir memang wajib
dihafalkan semua namun dapat juga dengan membacanya. Kalau waktu yang
di lakukan oleh Mitha tidak bagitu banyak namun cukup untuk terapi
penyembuhan. Secara prinsip Mitha sekali kali saya tidak lagi menggunakan
zikir yang sesat yang tidak di ajarkan dalam al-quran dan sunnah. Jika tidak
melakukan zikir Mitha merasakan dirinya seperti mempunyai hutang, terlebih
adalah kerugian bagi Mitha tersendiri.
107
“Saya sebenarnya kurang banyak memiliki apalagi menghafal dzikir yang banyak kecuali yang sesat tadi kalau bacaan dzikir biasa saya hanya cukup saja belum begitu banyak tapi yang penting saya lakukan terus. Sebenarnya batasan waktu untuk saya luangkan tidak harus banyak tapi ada yang saya lakukan terkadang tak menentu tergantung diri saya sendiri maunya bagaimana. Seandainya saya tidak melakukan dzikir yang baik saya merasa punya hutang sesuatu dan sebenarnya dengan begitu saya merasa sangat rugi”.
Selain sebagai tameng atau benteng zikir juga sebagai senjata buat Mitha
untuk dapat terhindar dari gangguan. Bacaan yang dilakukan baik oleh Mitha
maupun oleh terapis adalah satu terapi untuk menghilangkan gangguan
tersebut dzikir dan ayat al-quran. Saat terjadi keanehan dan kejanggalan
memang harus segera di bacakan ayat atau firman Allah.
Memang saya yakin sekali bahwa apapun yang diberikan oleh Allah itu yang terbaik apalagi dzikir yang sudah ada ketentuannya adalah sebagai tameng dan senjata buat saya. Serta berharap agar dikabulkan. Saat terjadi kesurupan biasa dibacakan dan yang dibaca memang adalah ayat-ayat al-quran apalagi buat saya kalau memang terjadi keanehan dan kejanggalan saya langsung ingat segera pada firman ataupun kalam Tuhan yang Maha Kuasa”.
Selain bacaan zikir dari ayat quran juga Mitha membaca hadits-hadits yang
yang haditsnya sudah terkenal dan sahih. Sebagian banyak orang juga
banyak membaca hadits yang di baca oleh Mitha. Hadits adalah bacaan atau
doa untuk dapat memberikan kesembuhan. Menurut Mitha bacaan yang
sudah dilakukan baik dari hadits maupun ayat al-quran adalah dibaca terus
menerus dan secara istiqomah walaupun sudah mengalami kesembuhan.
108
“Hadits yang saya baca jika terjadi keanehan dan kesurupan biasanya yang sudah dibaca dan dilakukan oleh sebagian orang. Pastinya jelas dari hadits itu adalah doa yang dapat memberikan kesembuhan dari apapun apalagi yang saya rasakan saat ini dan jika sudah pun sebenarnya harus tetap istiqomah dilakukan”.
Secara prinsip al-quran adalah suci dan bagi yang membacanyapun harus
dalam keadaan bersih dan suci. Menurut Mitha bagi yang membaca al-quran
dapat memberikan efek yang positif dan akan memberikan ketenangan.
Secara keyakinan memang harus ada bahwa kesembuhan adalah milik Allah.
Islam menganjurkan bahwa setiap terapi yang dilakukan bersumber secara
syar’i atau syariat yang sudah ada landasan hukumnya.
“Ayat al-quran itukan suci jadi tidak bisa dinodai dan jika membacanyapun dapat memberikan efek yang positif akan ketenangan dan memang sangat baik, tentu dengan keyakinan kesembuhan itu datangnya dari Allah dan ikhtiar saya secara (syariat)”
Menurut Mitha untuk tingkat kesembuhan lamanya terkait dengan keyakinan
untuk sembuh dan usaha untuk terapi secara rutin. Jika bacaan yang di baca
diusahakan paham dengan makna yang di baca dan makna yang terkandung
di dalamnya karena sangat membantu dalam melakukan terapi
penyembuhan karena tingkat kepahaman sangat efektif dalam proses
tersebut.
“Sebenarnya lamanya tergantung keyakinan kalau memang betul-betul paham apalagi artinya ya saya merasakan kalau setiap baca dan ketika itu juga mengalami kekuatan dan perasaan yang berbeda. Dan lain dari bacaan tersebut,dengan pemahaman tersebut dapat meyakinkan aqidah saya semakin lurus dan benar kepada Allah serta jauh dari gangguan setan”
109
d. Kesurupan
Berawal dari pengiriman surat yang dilakukan oleh seorang temannya untuk
mengajak Mitha menikah namun tidak langsung dijawab oleh Mitha.
Perkenalan itu berawal ketika masih duduk di bangku SMA dulu. Mitha
merasa tidak ada hubungan langsung dan khusus dengan temannya tersebut,
hanya sebatas teman. Karena hal itu, akhirnya menyimpulkan untuk memberi
jawaban tidak.
“Jadi kejadian waktu itu saya pernah mendapat surat dari seorang teman laki-laki, didalam suratnya itu dia ngajak saya untuk menikah dengannya. Surat itu tidak saya balas karena saya menganggap saya tidak punya hubungan yang spesial dengannya. Saran untuk tidak dijawab juga dilontarkan oleh Ibu saya. Laki-laki pengirim surat itu adalah teman saya semasa sekolah yang sudah lama tidak bertemu.
Menurut ustadz dari ungkapan yang disampaikan Mitha itu baru hembusan
atau awal saja belum pada kesimpulan kesurupan. Memang sejak dari
menerima surat tersebut Mitha sering sakit-sakitan dan merasa saat tidur
seperti ditindih oleh sesuatu serta mimpi yang menyeramkan. Namun aktifitas
sholat ibadah masih dikerjakan dengan normal oleh Mitha seperti shalat
malam yang dia lakukan.
“Suratnya itu dikirim ke tempat saya waktu itu saya sudah di Jakarta, sejak itu saya sering sakit-sakitan, tidur itu saya sering terasa ketindihan terus mimpi ular paling sering, tapi itu belum karena saya sering tahajud jadi kata ustadz itu hanya hembusan”.
Pada pertengahan tahun 1999 Mitha berhenti bekerja dan akhirnya pulang ke
kampungnya di palembang. Sebelum pulang sempat memeriksakan penyakit
110
yang dideritanya pada seorang dokter dan diberikan resep dan obat, hasil
diagnosis dokter waktu itu adalah infeksi rahim walaupun belum sempat di
USG. Namun obat yang diberiakn dokter saat itu belum juga dapat
menyembuhakan penderitaan Mitha.
“Saya sudah berobat kedokter dan dokter tersebut mendiagnosa saya
terkena infeksi rahim dan dokter tersebut memberikan resep obat sesuai dengan penyakit yang saya derita. Tetapi waktu itu saya belum sempat USG. Karena penyakit yang saya rasakan semakin parah akhirnya saya berhenti kerja dan pulang ke Pelembang tahun 1999.”
Keadaan yang sangat mengagetkan adalah ketika di bagian tubuh Mitha ada
bekas gigitan yang diduga digigit oleh binatang atau kelabang namun Mitha
sendiri tidak pernah merasa digigit kelabang atau binatang lainnya. Kejadian
itu terjadi pagi hari ketika sedang belanja di pasar dan awalnya tidak tahu
tentang keadan tersebut dan peristiwa itu terjadi sekitar awal tahun 2000an
dan menurutnya ada sesuatu yang berbeda dan bukan hal yang biasa.
“Tahun 2000 awal sebenarnya saya gak tahu saya lagi pergi ke pasar pagi-pagi itu ada yang jalan didalam tubuh tiba-tiba ada yang jalan di dalam tubuh sampai saya kesakitan terus dibilangin itu kelabang tapi saya lihat kelabangya gak ada tapi bekasnya ada, emang ada empat gigitan tuh”.
Menurutnya setelah kejadian yang aneh itu Mitha terasa ada sesuatu yang
mengganjal dan sejak itu mulai sering mimpi buruk dan sampai pada tingkat
yang mengerikan baginya seakan mau diperkosa. Awalnya tidak tau itu
adalah gangguan dari jin, ketika siang hari dalam keadaan sadar dan tidak
111
wujud yang ada dalam bayangannya tersebut berubah-ubah bentuk dan
mengganggu bagian sensitif wanita. Memang keadaan antara sadar dan tidak
pada siang itu merasa sekali ada yang meraba bagian sensitif tersebut. Dan
dari gangguan tersebut kadang wujudnya berubah dari kakaknya yang satu
ke yang lainnya lagi.
“Nah, sejak saya digigit kelabang itu saya sering mimpi buruk, mimpi buruknya itu kaya mau diperkosa tapi dia menyerupain kakak, kakak saya yang persis diatas, itu belum masih ini juga proses terus, terus ee. saya belum tahu itu jin pas siang-siang dia berubah-berubah dia terus- terusan dia gangguin maaf (kemaluan) tapi saya sadar orangnya gak ada kok tubuh saya ada yang ganggu, kondisi saya tertidur tapi berasa tubuh saya kok ada yang ganggu. Ganggunya maaf-maaf kemaluan saya mau diperkosa, kondisi puncaknya itu siang-siang wujudnya berubah ke kakak yang satu ke kakak yang satunya lagi saya kaget.
Sebelumnya rutinitas yang dijalani Mitha belum terganggu tapi setelah
mengalami kesurupan seperti yang diceritakan sebelumnya, semua
rutinitasnya terrganggu dan mengalami hambatan.
“Kondisi sebelum kesurupan saya biasa aja dan tetap ngajar-ngajar dan beraktivitas yang lainnya”.
Menurutnya kejadian aneh tersebut dirasakan ketika ada sesuatu yang
masuk kedalam tubuh Mitha. Sesuatu itu bagaikan hembusan angin yang
menerpa tubuhnya. Mitha beranggapan mungkin angin tersebut hanya
berasal dari kipas angin yang berada di dekatnya. Kejadian tersebut pada
siang hari dan dalam kondisi antara sadar dan tidak. Peristiwa tersebut
akhirnya disampaikan oleh Mitha kepada saudara-saudaranya baik dari
112
mimpi yang menyeramkan sampai segala sesuatu kejadian aneh yang
pernah dialami Mitha semuanya itu membuat Mitha selalu dalam ketakutan.
Dalam mimpinya, Mitha sempat berkelahi dengan seorang anak kecil dan
Mitha sampai menjepit anak tersebut dan memintanya untuk mengangkat
tangannya. Mimpi itu terulang-ulang pada hari berikutnya.
“Tadinya belum tahu kan itu tadi yang.. saya itu baru cerita ke saudara saya tuh mimpi gini..gini cerita, cerita mimpi ular saya lalu cerita lagi ke ibu bahwa saya tuh diginiiin saya tuh kesal saya kan tantang saya lawan rupanya dia datang nyerupain anak kecil sama posisinya kondisi saya antara tidur dan sadar waktu itu jam satu siang, saya berantem saya kepit didalam mimpi itu dia marah jadi tangan saya diangkat. Suruh ama dia dipegang ya itu tadi kasus saya itu dia ganggu saya lagi sampai saya pegang kok gak ada, nah terus dia nyerupain angin masuk ke tubuh saya ngerasa tapi aku kira itu kipas angin aku diamin aja,.. aku diamin aja tapi lama-lama besoknya kaya gitu lagi aku penasaran kipas angin kumatiin ternyata ada hyuuur..uurr.. ternyata ada kurang ajar, terus aku digerayangin mulai dia itu masuk kaya angin saya tuh lemahnya disitu”.
Setelah Mitha menceritakn kejadian-kejadian yang dialaminya kepada Ibunya,
saudara-saudaranya serta guru ngajinya, barulah Mitha menyadari bahwa
semua hal aneh yang pernah dialaminya itu merupakan hal yang tidak wajar
diduga merupakan gangguan dari Jin. Atas saran keluarganya dan inisiatif
saudaranya akhirnya Mitha berobat ke dukun.
“Informasi gangguan jin tahunya dari dukun dan ustadz , saya ngomong ke ibu, saya ngomong ke guru ngaji, akhirnya disuruh berobat ee.hh.. tahu tahunya ada saudara yang lain panggil dukunlah, dia manggil dukun, dukun tuh tanya-tanya saya emang ada gak laki- laki yang iniin (suka sama kamu) kemudian nanya kamu pacaran enggak, enggaklah kata saya memang benar enggak kata saya, dia
113
cuma nulis surat emang gak ada pacaran, tapi dukun itu gak percaya dia bilang ah pacaran kali, gitu dia bilang”.
Ketika Mitha melakukan kegiatan keagamaan seperti membaca Al-qur’an
atau dalam situasi pengajian, badan Mitha bereaksi secara tidak wajar seperti
badan gemetar dan seluruh tubuh Mitha berwarna biru seakan-akan tubuh
Mitha menolak kegiatan keagamaan. Hal yang tidak wajar itu menjadi
perhatian semua keluarganya.
“Ketika saya udah mau ngaji gemetaran kalau udah waktunya ngaji jadi reaksi dari tubuh tuh terasa gemetar nah waktu ada pengajian keluarga bareng-bareng nah waktu itu saya reaksi itu saya ketahuan nyata benar saya ada gangguan Jin sampai badan berwarna biru-biru”.
Untuk penyembuhan yang diharapkan oleh saudaranya terhadap Mitha
akhirnya memanggil juga seperti seorang ustadz yang akan mengobati
penyakitnya. Pengobatan yang dilakukan oleh Sawunggaling yang terkenal di
Jakarta dapat menghipnotik Mitha hingga tertidur setelah dibacakan mantera-
mantera. Mitha disarankan untuk terus menerus membalur seluruh tubuhnya
dengan air yang telah diberi mantera oleh dukun, air itu mengeluarkan aroma
yang tidak sedap.
“Diajak lagi begitu kaya ustadz tapi bukan ustadz, jadi dia bilang coba sebutin laki-laki yang pernah kamu sukain, saya dipanggilah dukun yang dari Jakarta si sawunggaling itu sama raja pellet jadi saya kaya dihipnotik tertidur saya memang tapi hatinya ngasih tahu dia nanya- nanya gitukan ya gak tahu dia baca-baca mantra dia nyebutin nama cowok itu juga pake bahasa palembang gitu pake bahasa cinta segala macemlah bilangin ada di bawah tanggalah sihirnya terus, ama air di rumah setiap jam sebelas malam air itu bau dan berbusa gak tahu ada pengaruh dari jin itu juga”
114
Pengaruh dari gangguan tersebut sangat mengganggu kondidi pskologis
Mitha sehingga rasa takut yang mendalam dan cemas yang berakibtkan fatal
terhadap keadaan yang lain. Dengan hembusan angin yang menerpa
tubuhnya terkadang Mitha sampai tidak sadar, tiba-tiba dia tertidur. Didalam
tidurnya Mitha merasakan ada sesuatu yang berjalan-jalan di daerah sensitif
bagian tubuhnya.
“Yang diganggu jadi yang diganggu ya itu tadi saya terasa seperti digerayangin (kemaluan) dan akan diperkosa, terus susah tidur sampai saya lupa bagaimana sampai caranya tidur gara-gara angin itu dan sering mimpi siang maupun malem didatangin sama orang yang aneh da menyerupai kakak, jadi walaupun dijalan lagi sholat lagi ngaji saya terus digerayangin intinya memang waktu itu saya takut”.
Dari anggota keluarga Mitha ada yang mengalami kejadian-kejadian aneh
yang sama yaitu adik dari ibunya Mitha.
“Dari anggota keluarga ada yang terkena juga yaitu bibi saya (dari ibu)”
Menurut keterangan yang diberikan oleh ustadz kesurupan yang dialami oleh
Mitha adalah dikarenakan gangguan dari Jin yaitu dari sihir yang dialaminya.
Penjelasan dari gangguan tersebut adalah komplikasi mulai dari sihir, teluh
tusuk, kombinasi dua sihir baik sihir hasadi dengan sihir al’aini. Hal ini sangat
mengganggu kepribadian dari Mitha mulai dari rasa keraguan dan gejala
yang tidak normal sperti yang diungkapkan sampai mengalami susah tidur.
“Kalau kata ustadz Sebab kesurupan saya itu semua masuk sihir, teluh, tusuk, kombinasi dua sihir hasadi dengan al’aini”.
115
Ketakutan yang berlebihan yang dialami oleh Mitha sangat menggganggu
sampai rasa takut sering muncul baik malam ataupun siang, gejala yang
dialami dari tidak bisa tidur, tertidur hanya beberapa menit kemudian bangun
lagi. Gangguan tersebut berjalan terus sampai berlangsung lama. Rasa
waswas pun muncul dikarenakan Mitha saat ini belum menikah.
“Gejalanya itu saya susah tidur muncul rasa takut apalagi malam, kalau udah malem tuh saya ketakutan, takut pokonya saya tuh biar malem biar siang saya gak bisa tidur, tertidur beberapa menit kemudian bangun lagi dan lupa bagaimana caranya tidur tadi caranya tidur tuh bagaimana gak bisa tidur, karena godaan atau gangguan tadi itu jalan terus, waswas takut karena itu tadi saya kan belum nikah”.
Pernah diruqyah bukan pada Bengkel Rohani sama dukun yang lain dan
samapi bilang tidak sanggup sampai dukun tersebut menyimpulkan bahwa
Mitha sedang mengalami gangguan kejiwaan dan menyatakan hanya kamu
sendiri yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut. Dan diantara dukun
yang pernah mengobati menyarankan agar menikahi pria yang pernah
mengirim surat tersebut kepada Mitha namun hal ini tidak diikuti oleh Mitha
dikarenakan tidak mungkin hal tersebut dilakukan olehnya.
“Diruqyah dengan dukun itu dia bilangkan enggak sanggup sampai bilang saya itu kejiwaan dia bilang saya yakin kamu sendiri yang bisa menyembuhkan, terus diantara dukun tadi ada yang nganjurin suruh kawin dengan orang itu (cowok) suruh minta maaf sono terus suruh nikahlah”.
116
Mitha merasakan perubahan yang sangat baik ketika mitha menjalani terapi
di Bengkel Ruhani Jakarta, perubahan-perubahan itu belum pernah dia alami
ketika dia berobat kedukun-dukun yang pernah dia datangi.
“Kalau diterapi di Bengkel Rohani gimana alhamdulilah sembuh dan ada perubahan yang positif”.
d.1. Gejala pada waktu tidur
Menurutnya pengaruh dari kesurupan yang dialami menyebabkan susah
payah memejamkan mata untuk tidur, hal ini dialami berlangsung lama
sehingga sangat mengganggu keadaan fisik maupun psikologis Mitha
“Mengalami susah tidur dan susah payah”
Cemas yang dialami oleh Mitha sangat mengganggu, saat kecemasan itu
datang muncul rasa takut hal ini menjadi satu hal yang sering dan terulang.
Ketakutan yang dialaminya adalah kalau Mitha menikah dia akan merasa
mati dan saat diterapi oleh ustadz Jinnya mengancam dan ketika itu sedang
melakukan terapi ruqyah.
“Cemasnya sering takut jadi nanti kalau saya menikah nanti akan mati, jadi diakan waktu terapi sama Abu dia ngancam (Jinya)”
Mitha sering terganggu dalam tidur malamnya dengan hadirnya ular dalam
mimpinya. Kondisi tersebut sering sekali membuat Mitha bangun dari tidurnya
dengan keadaan kaget dan ketakuatan.
“Dan sering bangun ya kaget malam sampai sering sekali, kalau gitu tuh ada kalau mimpi ular sering bangun malam”.
117
Akibat dari mimpi yang terlalu sering tersebut akhirnya untuk menghadapi hal
tersebut Mitha sendiri harus melakukan sesuatu dengan membaca-baca ayat
al-Quran dan doa-doa. Sampai mimpi tersebut terulang seolah sering jatuh
dan merasakan badannya terjatuh dari atas tempat tidur.
“Reaksi saking sering mimpi malam saya baca, baca apa aja yang saya bisa, saya pernah mimpi perasaaan sering jatuh gitu debug”
Mimpi yang sering hadir selain mimpi diperkosa adalah mimpi bertemu
dengan ular berwarna hitam. Tidak jarang Mitha dalam mimpinya itu melawan
ular dan beberapa kali kakinya digigit ular. Mimpi-mimpi yang menakutkan itu
selalu membuatnya terbangun dari tidurnaya.
“Saya sering mimpi ularnya hitam dan pernah dipatuk oleh ular itu sampai saya bilang yah kepatuk deh saya memang lari dan berantem sama ular itu, nah saya tuh sekali yah kaki saya kena deh gitu”.
Mimpi-mimpi yang buruk dan kejadian-kejadian aneh yang dialami mitha
berpengaruh terhadap fisik dan psikologisnya. Salah satu contohnya adalah
semua teman kerjanya meniali Mitha sering menunjukkan eksperesi muka
yang lesu, lemah seakan-akan tidak bersemangat. Namun pada
kenyataannya Mitha masih dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
“Sering merasa lesu semua orang tuh lihat saya tuh kaya tidak ada semangat tapi waktu saya kerja teman-teman heran kerjatuh semangat tapi kalau lihat muka tuh gak mungkin deh ini bisa ngelakuin kerjaan ini tapi ternyata bisa badan terasa lemas”.
118
Pengaruh yang dirasakan oleh Mitha akibat dari sihir adalah ketika membaca
Al-quran, ayat-ayat atau huruf-huruf yang terdapat dalam Al-qur’an terasa
seperti berbayang dan tulisannya kabur tidak terlihat, gangguan dari Jin
ternyata dapat membuat Mitha terganggu untuk melakukan hal yang baik
dan berkaitan dengan ibadah.Hal tersebut membuat Mitha memutuskan
untuk tidak mengajar terlebih dahulu.
“Terus melihat al-quran juga udah berbayang jadi kabur dibaca tapi gak terlihat jadi ngajar ngaji juga off panas”
d.2. Gejala Pada Waktu Jaga
Menurutnya ada kejanggalan yang dirasakan oleh tubuh Mitha. Tubuhnya
khususnya dibagian pundak merasakan adanya beban seperti menggendong
sesuatu. Badanya seperti ditusuk-tusuk benda tajam dan terasa sakit, juga
beban benda itu kadang berpindah-pindah ditangan kemudian pindah lagi ke
bibir Mitha hingga tiba-tiba saat pindah ke bibir menjadi bintul dan akhirnya
menjadi koreng.
“Badan terasa ditusuk-tusuk dan ada beban yang tergendong di badan saya rasa di uluh hati kadang-kadang di tangan terus sama dibibir ini orang kadang bingung dibibir ini terasa ada yang berjalan sreeett….tiba-tiba jadi koreng kaya bintul”
Mitha selalu berusaha untuk berdzikir, biasanya Mitha membaca dzikir yang
masyhur yaitu Al-Ma’tsurat. Namun demikian gejala yang diakibatkan oleh
gangguan Jin masih dirasakannya. Jangankan berdzikir untuk membaca
119
buku-buku yang bernuansakan Islampun Mitha masih mengalami kesulitan
karena rasa malas yang ditimbulkan dari gangguan jin.
“Sering melakukan dzikir alma’tsurat tapi itu tadi sejak saya susah untuk melakukan dzikir sampai-sampai kalau membaca majalah yang berbau islam itu malas”
Dzikir pada dasarnya menjadi hal yang penting untuk membentengi diri dari
gangguan yang dirasakannya. Selain dzikir sholat lima waktu tidak pernah
Mitha tinggalkan. Untuk memperkuat diri selain sholat lima waktu Mitha
gemar bersedekah dan berinfak tapi entah kenapa Mitha tidak tertarik dengan
bacaan-bacaan yang bernuansa Islam.
“Dzikir mesti rutin karena ada gangguan jin, jadi Sholat lima waktu jalan terus dan bersedekah juga masih tetap melakukan alhamdulilah itu saja kata saya sampai majalah Annida yang berbau islami saya gak demen”
Mitha sering mengalami keadaan yang sangat membingungkan. Untuk
menghilangkan kebingungan dan kebimbangan yang dialaminya Mitha, dia
berusaha terus membaca istighfar atau bacaan lainnya dengan harapan
Mitha mendapatkan ketenangan dan ketentraman. Manfaat yang dirasakan
Mitha dari membaca istigfar ketika mengalami kebingungan, sedikit demi
sedikit Mitha mengalami ketenangan dan kebingungan itu semakin berkurang.
“Sering merasa bingung maupun kapan pun kadang-kadang kalau bingung melakukan istighfar, kondisi frekuensi setelah itu tidak terlalu sering”.
Mitha biasanya sering melakukan sholat sunnah tahajud pada malam hari,
namun saat gangguan itu datang Mitha merasakan malas yang luar biasa
120
padahal sebelumnya dia sudah berniat untuk bangun malam dan menunaikan
sholat tahajud. Begitu juga dengan puasa yang dilakukan rasa malas
merupakan cobaan yang sulit untuk dihindari. Ketika Mitha sedang
menjalankan shalat ataupun puasa tidak jarang karena gangguan jin tersebut
mengakibatkan badan Mitha terasa sakit.
“Jadi nanti malam saya ingin sholat tahajud ketika saya mau sholat tahajud dan ingin puasa saya merasa malas dan ketika sholat tahajud saya terasa sakit”
Dalam akivitasnya yang padat, keluarga Mitha merasakan perubahan yang
sangat drastis pada diri Mitha. Mitha cenderung menjadi pemarah dan mudah
tersinggung. Pada kondisi tersebut Mitha semakin yakin bahwa dia
mengalami gangguan jin.
“Aktivitas saya penuh dari pagi sampai malam banyak memang ibu menanyakan kok jauh perbedaan kamu sekarang. Saya jadi pemarah keluarga tuh heran kok kenapa sering marah, yang dialakukan saya tersadar saya ada jinnya”.
Saat terasa ada yang lain ditubuhnya Mitha, dia pernah memutar kaset
ruqyah yang diperoleh dari Majalah Gaib, hal ini seperti apa yang dilakukan
oleh Ustad Fadlan dari Gaib. Dan jika memutar kaset ruqyah tersebut tiba-
tiba di kaki seperti ada yang jalan seperti ada yang mengagetkan.
“Jadi saya pernah memutar sebuah kaset ruqya Ustadz Fadlan dari Gaib memang kalau sedang putar kaset ruqyah itu tiba-tiba kaki terasa jreeet….reettt gitu ada yang kaget”.
Menurutnya yang membuat sakitnya semakin parah adalah setelah terjadi
bahwa Mitha terasa ada yang masuk yaitu angin tersebut. Jadi reaksinya itu
121
muncul ketika sedang tidur jadi malas untuk melakukan sesuatu. Namun
yang memberatkan setelah kejadian tersebut adalah Mitha banyak berobat ke
tempat yang lain yaitu baik dari macam-macam bacaan baik dari dukun
maupun dari Ustadz. Akhirnya bukan semakin sembuh namun semakin
bertambah.
“Lagi tidur kalau reaksinya malas datang tidak bisa melakukan saya yang bikin reaksi sakitnya parah itu setelah adanya angin. Berobat yang ke salah-salah itu semuanya jadi ruwet tidak semua Ustadznya ngajarin yang bener sebenarnya semuanya jadi terhambat jadi mulai puncak ada gangguan itu semenjak ada angin”.
Saat gangguan datang memang bukan hal yang gampang untuk dilakukan
penyembuhan maupun pencegahan. Mitha pernah melakukan pemeriksaan
ke dokter dan dokter tersebut mengadakan pemeriksaan di kepala, namun
setelah pemeriksaan dilakukan, ternyata di kepalanya tidak mengalami
sesuatu yang membahayakan. Justru yang perlu diantisipasi adalah bagian
perut tepatnya infeksi rahim.
“Konsultasi kedokter kalau kepala tidak ada, kalau dokter bilang itu perut jadi infeksi rahim saya yang kena”.
Beberapa hari setelah pemeriksaan dari dokter ternyata tidak mengidap
penyakit seperti yang diungkapkan oleh dokter yaitu infeksi rahim. Mitha
merasakan senang saat apa yang diungkapkan oleh dokter kini tidak lagi
terbukti, namun Mitha sempat merasa bingung bahwa penyakit yang diderita
sangat berat berkaitan dengan keadaan fisiknya. Namun setelah diruqyah di
Bengkel Rohani penyakit tersebut hilang dan untuk mengatasi sakit didaerah
122
perut yang selama ini sangat mengganggu, Mitha rajin meminum madu
sehingga sakit tersebut dapat diatasinya.
“Dugaan dokter tersebut meleset, ternyata saya tidak mengidap penyakit infeksi rahim. Sakit yang dialami saya khusunya bagian perut dapat diatasi dengan rajin meminum madu. Mungkin rasa sakit yang saya alami di daerah perut selama ini merupakan pusat dari gangguan jin.”
Penyakit yang diserang bagian perut yang dialami oleh Mitha juga diserang
bagian bawahnya yaitu bagian sensitif wanita. Namun yang dilakukan
olehnya ternyata tidak berpengaruh ketika meminum ramuan dari dukun
tersebut, Mitha merasakan ada yang menggantung antara selangkangan dan
bagian sensitifnya tersebut. Hal ini sudah berlangsung lama, gejala itu timbul
setelah peristiwa digigit kelabang.
“Selain bagian perut adalah bagian bawah yaitu (kemaluan) jadi eee…kan sakit-sakit itu kan saya berobat minum ramuan seperti ada apa sih kayak ada tangan kayak ada yang menggantung selangkangan dan kemaluan. Dan sakit itu sudah lama yang periksa menggantung setelah yang didigigit kelabang, itulah berobat yang digigit Jin jadi ibaratnya hari ini berobat sembuh, besok kayak ada yang nusuk-nusuk kemaluan”.
Dokter yang memeriksa Mitha sangat kaget dan hampir tidak percaya
terhadap kejadian yang menimpa pasiennya, sampai dicandain kenapa digigit
sampai bagian sensitif kewanitaannya. Kejadian setelah angin masuk dan
digigit kelabang itu akhirnya Mitha merasakan sakit yang luar biasa hampir
tiap hari bagian sensitifnya seperti ditusuk-tusuk bahkan sampai dua puluh
empat jam.
Berobat ke dukun dan dokter. Juga terapi sendiri dengan menggunakan kaset ruqyah dari ustadz fadlan dan menjadi tergantung
Ruqyah 10 kali: mendapatkan ayat Alquran untuk dibaca, puasa daud, nasihat, doa dan bekam
123
“Nah waktu sudah ada angin setiap saat kemaluan saya kayak ada yang nusuk-nusuk hampir tiap hari, setiap hari diserang terus dua puluh empat jam. Dokter aneh ini aneh banget saya dicandain dokter intinya dokter gak mencirikan sakit apa masak sih digigit sampai disini- sini”.
Skema 4.3
Kasus Mitha
Bagan Umum Proses Kesurupan Melalui Terapi Ruqyah
Jin karena sihir Kesurupan
- Sakit-sakitan - Susah tidur dan cemas/ was-was - Mengikuti pengajian badan jadi biru
seperti ada makhluk lain - Mimpi buruk seperti mau
diperkosa, bertemu ular besar, - Merasa seperti ada yang meraba
bagian sensitive tubuh dan terasa ada yang emnggantung di kemaluan.
- Malas melakukan solah-solat sunnah dan setiap membaca Alquran pandangannya kabur.
- Merasa ada beban di pundak dan badan seperti ditusuk-tusuk dan sakit yang berpindah-pindah
- Aktivitas menjadi terganggu
- Merasa lebih
tenang dan tidak tergantung pada sesuatu selain Allah.
- Gejala-gejala yang dirasa mengganggu jadi hilang
- Semangat dan rajin beribadah
- Yakin pada Allah SWT.
124
4.3.3. Responden 3 (Bayu)
a. Gambaran Umum
Bayu adalah anak yang ke empat dari kedua dari tiga bersaudara, anak ke
dua yang sudah menjadi kepala rumah tangga asal kota Hujan dari suku
sunda ini sebelumnya sebagai karyawan apd asalah satu perusahaan swasta
di kota Tangerang. Bayu memiliki postur yang cukup untuk standar di asia
warna kulitnya yang putih dan rambutnya agak pirang dan lurus. Saat penulis
wawancara Bayu memakai baju kaos dan memakai jaket yang berwarna
hitam dan memakai topi yang berwana hitam dan bertuliskan Billabong.
Muka bulat dan berjenggot tipis dan alis agak tebal Wawancara ini
dillaksanakan di kantor dan ditempat sholat karyawan tersebut yang berlokasi
di kabupaten Tangerang.
Saat wawancara, responden agak pendiam namun dengan bertutur sopan
dengan suara yang agak pelan dan kelihatan agak sedikit tegang, pada saat
wawancara tersebut responden memakai baju yang berwarna cerah dan
berkelir bunga-bunga kecil dan memakai sepatu yang bertali.
Gangguan yang peneliti hadapai dalam proses wawancara tersebut adalah
kehadiran dari karyawan lain untuk melakukan ibadah baik sunnah maupun
wajib dikantornya namun hal tersebut tidak terlalu membuat kabur peneliti
dalam melakukan wawancara.
125
Adapun keterangan yang disampaikan oleh Bayu dia sudah mengalami
gangguang tersebut agak lama namun bingung untuk mencari terapi dan
tempat yang cocok untuk menyembuhkannya, hal yang paling mengganggu
adalah dia sering merasa cemas yang berlebihan, ketakutan dan putus asa
dalam menghadapi kehidupan ini.
b. Gambaran Terapi Ruqyah
Menurut Bayu terapi yang dilakukan adalah selain zikir dan bacaan al-quran
adalah dengan melakukan dialog langsung dengan Abu Aqila. Hal tersebut
dikarenakan gangguan yang di serang adalah pemikiran. Waktu yang
dibutuhkan memang cukup lama lebih dari delapan bulan. Memang sebelum
di terapi banyak keahlian yang berbeda dengan orang lain bahwa Bayu bisa
melihat dan memiliki ilmu yang lain, seperti menerawang orang lain pada saat
tidur.
“Gambaran terapinya karena serangannya melalui pemikiran dan pemahaman saya tentang dunia ghaib selain terapi Ruqyah yaitu adanya dialog antara Abu Aqila dengan saya. Waktunya selama delapan bulan waktu itu Ust.Abu Aqila. Akhirnya lama-kelamaan kekuatan yang saya miliki mulai hilang. Awalnya saya bisa menerawang orang yang sedang tidur bisa melihat mulai dari posisinya”
Kekuatan yang dimiliki oleh Bayu lama-kelamaan hilang dengan adanya
terapi yang dilakukan oleh Bengkel Rohani terutama Abu Aqila sebagai ketua
dari lembaga tersebut. Tidak hanya sebentar untuk terapi gangguan tersebut
126
namun lebuh dari setahun, selain itu selama satu hari sampai berkali-kali
untuk terapi juga dilakukan dengan menggunakan dialog. Gangguan yang
Bayu alami berbeda dengan yang lain karena mempunyai ilmu dan kekuatan
tersebut cukup lama untuk melakukan terapi di karenakan sudah masuk pada
pola pikir.
“Setelah diterapi waktu itu saya diterapinya karena gangguannya melalui pola pikir pemahaman saya tentang dunia gaib. Memang tidak sekedar dengan ruqyah saya waktu itu selama 8 bulan atau satu tahun saya datang ke Abu Aqila satu hari delapan jam. Waktu itu belum sibuk banget saya terus diajak dialog jadi lama-lama kekuatan saya bisa hilang yang dulu bisa terawang orang sedang tidur posisinya ngapain dan tidurnya gimana. Jadi ruqyah hanya dapat menerapkan pada individu yang aktif kesurupannya, seperti teman-teman saya bisa ilmu itu lama untuk diterapi karena sudah masuk pada pola pikir lebih dalam”.
Menurut Bayu setelah melakukan wiridan dirinya merasakan ada serangan
yang terjadi pada tubuhnya. Meskipun serangan itu datang secara tiba-tiba,
kejadiannya sering malam hari, hal tersebut dilakukan sambil berdialog.
Sesuai apa yang di baca oleh Bayu dalam wiridnya karena makin lamanya
wirid dari malam sampai jam empat pagi jadi saat mendekati waktu sholat
subuh sering ketiduran jadi sholat subuhnya ketinggalan.
“Wiridnya dari malam sampai jam empat akhirnya saat akan menunaikan sholat subuh akhh ingin tidur-tiduran dulu. Karena belain wirid mau istirahat akhirnya kelewatan. Namun ketika habis wirid tiba- tiba ada serangan kalau lakonin dipohon misalnya ketika saya tidur tiba-tiba didatangin ngapain kamu disini mengajak untu berdialog”.
127
Saat masih memiliki ilmu tersebut Bayu sering keluar malam hari tanpa tujuan
yang jelas. Sering merasakan bahwa tubuhnya bergerak dan terasa ringan,
saat tidur malam dirasakan sangat gampang dan sampai pulas. Untuk keluar
malam juga bagi Bayu sangat sering terlebih sendiri dan kadang memakai
kendaraan motor tanpa tujuan dan dirasakan oleh Bayu sebagai satu
kelainan aktivitas. Dengan seringnya keluar malam akibatnya pada pagi dan
siang hari jadi malas untuk beraktivitas kegiatan tersebut di lakukannya
kurang lebih selama satu tahun.
“Jadi kalau tidur pulas, cenderung mudah pada awal-awal saya ngikutin itu bergerak itu badan saya terasa ringan untuk yang benar- benar itu. Lebih sering saya keluyuran malem jadi lebih suka keluar malam daripada keluar siang-siang jadi malem-malem saya suka jalan sendiri malam-malam pakai motor sendiri. Pulang subuh jadi kayak punya kelainan gitu pada jadi mulai merusak aktifitas saya siang jadi malas dan malam ngapain gitu kayak orang tidak punya tujuan suka keluyuran malem hampir kurang lebih enam bulan dan satu tahun”.
Pada malam hari mimpi yang sering dirasakan oleh saudara Bayu adalah
mimpi yang menyeramkan dan itu terjadi di luar keinginannya. Namun
dengan kekuatan yang dimilikinya Bayu dapat memogram mimpi seperti apa
yang diharapkan dan diinginkan. Misalnya mimpi yang indah dengan cara
membaca wiridan tertentu agar mimpi yang diinginkannya dapat terwujud.
“Kalau mimpi malam hari mimpinya diluar keinginan saya itu yang serem-serem, tapi beda dengan kalau kita dengan mimpi yang diprogram (memogram mimpi) misalnya kita mimpi yang indah. Sebelum mimpi dibacain niat dan kemuidan nerawang dan kemudian mimpi tersebut terjadi atau mimpi ingin jalan sama siapa (fulan)
128
kemudian ya udah jalan sama dia, mungkin kalau di Jerman ada terapi mimpi dengan suara-suara kamu akan mimpi begini-begini”
Memang untuk rasa cemas saya tidak terlalu karena perasaan tenang lebih
tinggi daripada cemasnya. Memang perasaan itu terkadang ada dan beda
dengan yang lain, karena saya yakin bahwa semuanya adalah datang dari
Allah. Untuk bangun pagi sangat susah bagi Bayu yang ada hanya rasa
malas, hal ini yang membuat Bayu menjadi kepayahan.
“Cemas tidak begitu ketenangannya yang ada karena saya jadi tidak begitu cemas berbeda dengan yang lain jadi hidup itu tenang. Allah menjamin apa yang ada dilangit dan dibumi haknya memang begitu tapi payahnya kan jadi malas untuk bangun”
C. Empat Unsur Pokok Dalam Ruqyah
Menurut Bayu dia mengenal metode ruqyah mendapatkan informasi langsung
dari Abu Aqila. Untuk terapi metode ruqyah yang dimiliki oleh Bengkel Rohani
sangat berbeda seperti apa yang di lakukan oleh lembaga lain. Metode yang
di kembangkan oleh Abu Aqila sangat efektif dalam melakukan terapi kepada
individu yang mengalami gangguan.
“Pertamakali saya mengenal metode ruqyah dari ustadz Abu Aqila sendiri tapi metode ruqyahnya agak sedikit berbeda seperti yang dilakukan sama yang dilakukan oleh lembaga lain”
Untuk gangguan yang sangat kuat dan mengganggu jiwa seseorang adalah
penting untuk diterapi terlebih saya sangat tepat untuk memilih terapi ruqyah
sebagai salah satu metode penyembuhan untuk gangguan yang saya alami.
129
Walaupun tingkat kesurupan yang saya alami sangat tinggi dan halus tidak
mirip dengan gangguan yang dimiliki oleh orang lain. Selain metode ruqyah
yang saya lakukan adalah dengan terus menggunakan pembenahan pola
pikir dan akhirnya sangat signifikan untuk terapi.
“Memilih terapi ruqyah karena, sebenarnya kan gangguan saya halus tidak seperti umunya yang lain jadi diterapi ruqyah sendiri awalnya tidak begitu signifikan dampaknya terus dengan pembenahan pola pikir aja sedikit demi sedikit hilang”.
Untuk terapi itu sendiri sampai berulangkali memang waktu yang dibutuhkan
kurang lebih satu tahun. Disamping untuk terapi ruqyah Bayu juga sering
melakukan konsultasi dan ratusan konsultasi yang di lakukan oleh Bayu
untuk terapi gangguan tersebut. Masalah yang dikonsultasikan terkait dengan
semua perubahan dan yang terjadi pada diri Bayu.
“Dari gangguan sampai sekarang saya diterapi selam lebih kurang satu tahun, mungkin ratusan kali kemudian melakukan komunikasi setiap ada masalah jadi ratusan kali saya diterapi”.
Menurut Bayu awalnya terapisnya adalah langsung oleh Abu Aqila dan selain
yang di bacakan dalam ruqyah Bayu juga sambil di terapi dengan metode lain.
Metode yang di lakukan dalam terapi tersebut adalah terapi urat syaraf dan
untuk bacaan ruqyah dalam terapi terus dibacakan jika memang Jin panas
maka akan keluar dari dalam tubuhnya. Memang hubungan antara terapi dan
130
gangguan tersebut adalah saat simpul dan titik tertentu di pijat terasa sakit
seperti di bagian kaki, betis dan persendian lainnya.
“Awalnya saya diterapi oleh Abu Aqila kurang percaya apa yang di sampaikannya selain metode ruqyah saya juga diterapi urat syaraf dipencet sarafnya. Tidak jelas apa sedangkan ruqyah bacaan-bacaan atau doa-doa biasanya jinnya kalau yang ngeyel dia merasa panas- panas begitu diterapi dipencet di bagian leher dibagian kaki di bagian betis dan bagian-bagian persendian dan rasanya sakit sekali”
Manfaat terapi ruqyah dalam penyembuhan prosentasinya adalah 75 %
sangat efektif. Namun bagi Bayu karena masih mengalami gangguan pikiran
jadi dengan panduan metode lain adalah penting. Masalahnya adalah kalau
masih belum tuntas dalam penyembuhan tersebut terkadang masih sering
kambuh terkena gangguan lagi.Memang waktu pertama deteksi tentang
gangguan awalnya tidak masuk dalam tubuh namun sering membisikkan.
“Ruqyah dan terapi itu sekitar 50-75% lah, tapi selama pola pikir saya belum berubah maka akan terkena lagi, selama dia masih menganggap jin, iblis setan. Juga bala tentaranya itu hebat maka akan sangat mudah kemasukan ruqyah lagi dia keluar lagi dan masuk lagi. Waktu deteksi awal jinnya tidak ada cuman ada buhul jadi itu tidak masuk ketubuh sehingga gak masuk ketubuh tapi dia sering membisikkin”
Setelah melakukan metode ruqyah saat pertama cukup berat dan bahkan
sering ada ancaman-ancaman yang datangnya dari luar. Selain gangguan
yang bersifat ancaman juga ada hal lain yang sangat kuat bisikan-bisikan
datangnya dari luar.
131
“Setelah melakukan metode ruqyah ya pertama-tama cukup berat dari ancaman-ancaman kan ada juga dari bisikan-bisikan itu”
Menurut Bayu selain metode ruqyah dalam terapinya adalah membicarakan
isi dari dialog dan wawancara antara terapis dengan pasien adalah berkisar
tentang kemusyrikan sebagai dasar setan dalam mengganggu individu.
Motivasi dalam kehidupan. Melalui jalan mana saja yang mempengaruhi
apakah yang dapat melakukan boleh atau tidak amalan yang di lakukan.
“Yang didialogkan delapan jam itu berkisar istilah tentang kemusyrikan, motivasi di dalam kehidupan saya mempengaruhi lewat mana saja begini boleh atau tidak amalan ini dilakukan apa tidak ditanyakan. Semua satu persatu begitu ditemukan kasus yang sama tapi mirip saja kalau dia belajarnya”.
Kesembuhan yang sebenarnya adalah harus ada dasar keyakinan yang
dimiliki oleh pasien. Selain dari terapi keyakinan itu muncul dari diri pasien itu
sendiri. Kemampuan mengendalikan diri dari individu akan sangat membantu
dalam kesembuhan. Menurut Bayu kesembuhan yang diinginkan adalah
kesembuhan total bukan kesembuhan yang semu yang suatu saat datang
kembali.
“Seperti saya bilang keyakinan itu timbul sebenarnya bukan dari terapi itu saja tidak cukup begitu down semangat lagi kurang. Kesembuhan total itu ada pada diri pasien itu sendiri mampu mengendalikan diri. mengendalikan begini dan seterusnya akan mengalami kesembuhan yang benar bukan kesembuhan yang semu saat diterapi sembuh kemudian tidak terapi selama dua bulan maka jinnya kemungkinan akan kembali lagi.
Selain dari proses metode ruqyah tersendiri adalah faktor penting yang
mempengaruhi adalah mempunyai keyakinan seperti apa yang di ajarkan
132
oleh Rasulullah yang kedua adalah memahami dan memaknai hafalan ayat
quran dan tinggal bersama dengan ustadz untuk lebih intens dan
mengakrabkan agar lebih cepat dalam proses penyembuhan karena bisa
langsung ditanyakan kepada Ustadz agar langsung di jawab dengan cepat.
“Faktor-faktor yang menjadi keyakinan adalah pertama keyaikan seperti apa yang diajarkan oleh Rasulullah. Kemudian yang dapat diambil adalah ayat-ayat al-qur’an terus dapat tinggal sama ustadznya yang menyampaikan kalau ustadznya memberikan masukan dalam terapi”.
Sebaik individu menurut Bayu dalam melakukan segala sesuatu hendaknya
adalah memohon perlindungan kepada Allah. Perlindungan tersebut tentunya
akan diberikan kepada siapapun yang meminta juga persis apa yang
disampaikan dalam al-quran firman Alllah. Seperti yang biasa di lakukan oleh
Rasulullah adalah meminta perlindungan dan berdoa di waktu pagi dan
petang juga pada waktu malam hari. Apa yang di baca pada waktu pagi dapat
melindungi diri sampai sore hari dan bacaan yang di baca saat sore hari
dapat melindungi sampai malam hari.
“Memohon perlindungan sebenarnya apa yang sudah disampaikan dalam al-quran, perlindungan itu untuk melakukan sesuatu sebenarnya kan cukup pagi untuk siang, petang untuk malam dua kali ini sebenarnya cukup. Untuk melindungi dari penyakit dari ketakutan yang berlebih kalau melakukan dengan menggunakan Bismillah sudah cukup”.
Saat perlindungan sudah diminta dan memang sangat terasa dari hal
tersebut hati langsung bereaksi bahwa rasa was-was dan khawatir itu hilang.
133
Jika ada gangguan yang datang lagi dengan lebih kencang harus kembali
meyakinkan diri untuk dapat dilindungi dan diberikan kesembuhan. Bayu
selalu mengatakan bahwa jika sudah berusaha tentunya di serahkan kembali
kepada Allah segala sesuatunya karena semua takdir dan peristiwa ada
dalam kekuasaannya.
“Reaksi yang dirasakan setelah mohon perlindungan hatinya berbeda was-was khawatir itu hilang dan kalaupun datang gangguan yang lebih kencang tapi dengan keyakinan kembali dengan permohonan doa ya jadi tidak telalu khawatir. Apapun yang terjadi adalah kehendak Allah yang menentukan”.
Menurut Bayu jika akan dalam dirinya kegoncangan dalam jiwa maka saya
membaca surat yang ada dalam al-quran yaitu surat al-mukminun ayat 97-98.
memohon perlindungan kepada Allah dengan penuh optimis maka dapat
memberikan rasa yang berbeda dalam diri dan secara otomatis saya
mersakan bahwa kekuatan Allah akan selalu melindungi. Saya yakin bahwa
kekuatan milik Allah dan saat memohon perlindungan maka akan datang
kekuatan tersebut, manusia diciptakan untuk menempati Bumi ini dengan
baik.
“Kalau mengalami kegoncangan jiwa maka saya baca seperti dalam al-qur’an surat al-mu’minun 97-98 Robbi auudzubika min Hamadzatissyatahin memohon perlindungan benar-benar dengan memohon perlindungan kepada Allah otomatis saya merasa tidak ada lagi kekuatan selain Allah pada saat ada perasaan kekuatan selain Allah pasti akan ada goncangan-goncangan jiwa dan biasanya seperti itu harus paham bahwa bumi ini untuk ummat manusia dan ibaratnya iblis beserta pengikutnya adalah ngontrak”.
134
Ada dua macam terapi selain yang di lakukan oleh diri sendiri juag bisa
dengan bantuan orang lain atau terapi yang membantu proses penyembuhan.
Individu yang kuat dan lebih percaya terhadap segala kekuatan adalah milik
Allah maka timbul rasa percaya diri akan lebih besar dan kita tidak terlalu
takut kepada makhluk Allah lainnya seperti Jin. Dan sekaligus ada keyakinan
yang penuh bahkan Bayu menyampaikan harus 100% akan sembuh dari
gangguan yang dialaminya.
Terapi ada dua, dari diri sendiri itu lebih besar ibaratnya setiap orang butuh pegangan butuh pendukung begitu berhadapan dengan jin. Jin akan takut juga lalu kalau ada orang yang bisa menguasai masalah ilmu tentang jin ya udah kita jadi percaya diri makanya harus bener cari orang. Ketika ingin sembuh sejauhmana keyakinan untuk sembuh saya lebih dari 100% untuk minta kesembuhan”.
Untuk meminta perlindungan tidaklah harus sebanyak mungkin yang jelas
ada keseriusan dan keinginan yang kuat dan dilakukan secara berkelanjutan
agar tetap merasakan adanya keinginan untuk sembuh. Meminta kekuatan
dan memohon perlindungan adalah keharusan bagi siapapun agar terhindar
dari gangguan apapun. Menurut Bayu siapapun tidak mengetahui kapan
datangnya musibah atau kejadian yang akan datang semuanya di serahkan
kepada Allah.
“Dalam meminta perindungan satu hari tidak harus berkali-kali kita berdoa kita akan sembuh kita akan dilindungi karena Allah yang melindungi, kita akan kuat karena Allah maha kuat kalau waktunya meninggal akan meninggal, kalau waktunya kebacok ya kebacok, kalau naik motor ugal-ugalan”
135
Jika mengalami sakit dan belum diberikan kesembuhan juga bisa di ruqyah
oleh diri sendiri selain membacakan doa juga yakin dan mengikhlaskan
semuanya bahwa akan ada kesembuhan dari Allah setelah berdoa dan
berikhtiar dan tidak harus bertanya yang berlebihan kenapa jadi begini dan
seterusnya.
“Sakit dan tidak sembuh mungkin bisa diruqyah sendiri dengan mengikhlaskan diri jangan sampai kenapa saya begini, kadangkan mohon perlindungan dengan Allah mencari perantara, perantaranya si fulan itu harus hati-hati soalnya belum tentu bener lebih baik diri sendiri baru orang lain”.
Harus ada yang dibaca untuk dzikir yang dapat membentengi diri dan
memang sangat mudah menurut bayu kalau sudah hafal al-matsurat maka
hanya membutuhkan waktu sebentar saja untuk membacanya. Di baca yaitu
pagi dan sore waktunya kalau sudah hafal zikirnya adalah 15 – 20 menit. Dan
jika belum dapat menghafal maka dapat membaca zikir, Subhanallah,
Laailahaillallah, serta alhamdulillah sebanyak 33 kali. Terapi diri sendiri
sangat membantu dalam kesembuhan dan jika tidak melakukan hal tersebut
akan rugi bagi individu karena setiap perbuatan dan amalan yang baik akan
ada pahalanya.
“Untuk dzikir yang biasa berapa hari gak usah berhari hari misalkan al-ma’tsurat kalau sudah hafal paling antara 15 -20 menit sekali pagi dan sore kalau masih sulit paling setengah jam, bisa juga dengan membaca Subhanallaah 33, Lailahailallah 33 dan Alhamdulillah 33. Kalau waktu awal-awal kesembuhan ada perasaan merugi tapi kalau
136
diintrospeksi semuanya kembali pada diri sendiri dan dikembalikan kepada Allah, kalau merugi jangan sampai berlarut-larut”.
Surat yang di baca untuk zikir adalah di ambil dari al-quran yaitu surat-surat
pendek diantaranya adalah surat : Al-Ikhlas, Al-falaq dan An-Naas. Selain
zikir yang dibaca dari al-quran juga yang dibaca usai sholat rawatib ditambah
dengan membaca sholawat, menurut Bayu dengan keyakinan yang penuh
akan memang tidak harus terburu-buru karena dibutuhkan konsentrasi terus
agar semakin menambah keyakinan kepada Allah.
“Dzikir yang kita bacakan dari la-quran yaitu surat al-ikhlas surat al- falaq dan surat an-nas terus sholawat terus sama Subhanallah walhamdulillah walailahailallahw allahuakbar sederhana saja kalau makin banyak kalau mengejar buru-buru tidak baik karena harus elalu yakin kepada Allah”.
Bacaan yang diambil dari hadits juga harus ada untuk meyakinkan lagi
secara lebih agar semakin kuat dan keinginan untuk sembuh segera terwujud.
Mengambil bacaan dari rujukan al-quran dan hadits adalah suatu anjuran
sebagai seorang muslim untuk lebih memperkaya nilai spiritual seseorang.
Menurut Bayu gabungan bacaan qur’an dan hadits akan sangat berpengaruh
kepada diri jika Jinnya masih aktif maka akan terasa hangat dan biasanya
timbul reaksi. Dan alhamdulillah jika gangguan datang secara tiba-tiba dan
membaca zikir tersebut makan akan langsung hilang.
“Hasbunallahwanikmawakilni’malmaulawani’mnatsir yang pendek- pendek tapi lebih dapat mendekatkan diri kita kepada Allah, antara bacaan quran dan hadits pengaruhnya dibaca dua-duanya kalau misalkan saya aktif dan jika ada orang yang mau ngobatin maka saya
137
badannya terasa hangat jika jinnya menyerang reaksi yang saya rasakan biasanya setelah membaca ayat dan dari hadits tersebut langsung hilang gangguan yang datang”.
Sangat erat hubungannya antara al-quran dan hadits kedua-duanya saling
mempengaruhi dan mempunyai makna tersendiri yang kuat. Menurut Bayu
al-quran adalah intinya sedangkan hadits adalah metode atau lebih banyak
kepada bagaimana caranya. Dan keduanya akan mempermudah dalam
proses ruqyah itu sendiri. Sebenarnya bacaan ta’awudz cukup untuk
melindungi dari gangguan bagi individu.
“Hubungan antara makna al-quran dan hadits itu sama erat kedua- duanya al-quran adalah intinya hadits itu caranya keduanya akan memudahkan dalam proses ruqyah dan diusahakan semurni mungkin jangan ada tambahan atau embel-embelnya. seperti ta’awudz itu sebenaranya cukup utuk melindungi satu aktifitas yang sangat penuh jangan terlalu mempersulit diri sendir”.
Banyak media yang menampilkan acara gaib dan orang yang mengalami
gangguan kemudian diberikan bacaan tertentu kemudian ada reaksi dan
akhirnya sembuh. Menurut Bayu sangat lucu dan banyak tipu dayanya
karena metode yang diberikan tidak sesuai dengan anjuran yang ajarkan oleh
syariat. Memang proses keyakinan ada pada diri individu tersebut namun
semuanya di kembalikan kepada Allah dan alhamdulillah sekarang dari hasil
terapi ruqyah saja menjadi lebih berani dan hilang rasa takut yang berlebih.
“Hasil dari terapi ruqyah kalau saya rasakan sekarang, tapi kalau nonton tayangan-tayangan Televisi itukan kalau saya bilang lucu-lucu tayangan gaib kalau hal itu mudah semua orang bisa. Kalau ada gangguan berusaha dilawan. semua itu hanya tipu daya dan kalau
138
diyakini maka semuanya dikembalikan kepada Allah saat ini saya lebih berani dan hilang rasa takut”.
Alhamdulillah dari hasil terpai yang saya lakukan dengan metode ruqyah dan
wawancara atau dialog jiwa dan pikiran saya jadi tenang. Dengan keyakinan
yang Bayu miliki dapat membantu dalam proses penyembuhan. Awalnya
saya susah untuk interaksi baik di keluarga maupun lingkungan sekitar.
Hasilnya semua orang kembali lebih dekat dan saling mengasihi antar satu
dengan lain, sebenarnya inilah yang saya harapkan untuk dapat berinteraksi
dengan lingkungan yang lebih baik dan dapat beribadah dengan benar
kepada sang Pencipta.
“Dalam kondisi pikiran dan jiwa saya lebih tenang makanya saya sendiri harus memiliki satu keyakinan. Interaksi selama terapi salah satunya komunikasi saya lebih baik sama orang tua, orang lain tidak cuek lagi jadi lebih dekat.Mulai membaik lama kelamaan orang sekitarpun mulai membaik mulai sayang sama saya seperti lingkungan dan sekitar”
d. Kesurupan
Menurut bayu kesurupan bisa terjadi pada orang yang sering melamun dan
yang mempunyai banyak masalah hingga tertekan. Melamun yang berlebih
mengkibatkan datangnya kesurupan dan bentuknya ada orang yang datang
kemudian terjadi kesurupan apalagi di tempat yang jauh dari keramaian.
“Kesurupan terjadi kalau sering melamun orang yang lagi punya masalah besar dan juga khilaf atau lupa akan dirinya atau lingkungannya jadi sering terjadi kesurupan dipegunungan kan dibilang tidak boleh melamun pada saat seperti itu mungkin kondisi dia letih
139
tiba-tiba dia mau istirahat tapi dia melamun dan merasa ada orang datang akhirnya kesurupan “.
Biasanya secara umum sebelum mengalami kesurupan tubuh terasa lemah.
Walaupun ada sebagian yang masih kuat. Bentuknya ada
ketidaksinambungan antara kondisi fikiran dengan batin atau keadaan
ruhaninya. Jika pikiran kosong maka seolah ada yang merintah dari yang lain
dan sampai terjadi tidak sadar maka dilihat tubuhnya sudah bergerak
kemana-mana.
Kondisi sebelum mengalami kesurupan itu fisiknya lemah ada juga sebagian fisiknya kuat. Hal ini karena adanya ketidaksinkronan antara fikiran dengan ruhnya dengan fisiknya sehingga mengalami kekosongan perintah sehingga masuk seperti halnya orang yang pingsan tertidur dia gak sadar sehingga tubuhnya udah bergerak kemana-mana”.
Bentuk kesurupan ada juga berupa yang lain yaitu menyerupai seperti bela
diri yang dimasukkan jurus binatang atau berupa binatang lainnya. Hal ini
dengan menggunakan kekuatan yang lain berupa Jin untuk memasuki tubuh
orang tersebut sehingga bergerak tanpa sadar.
“Ada juga kesurupan yang disebagian aja misalnya pada bela diri-bela diri seperti jurus macan atau apa dia membuka kekuatan lain atau apa dan memakai jin untuk masuk ketubuh dia sehingga menggerakkan tubuh dia bertindak seperti macan atau binatang-binatang lain, atau orang-orang yang sudah meninggal”.
Saya sebelumnya belajar kepada seorang guru atau orang pintar dan berniat
agar bisa berbuat atau menjadi orang hebat. Awalnya hanya diminta untuk
ikut-ikutan dan akhirnya diminta untuk melakukan amalan rutin agar dapat
140
menjadi yang diinginkan. Amalan itu seperti wiridan dilakukan secara rutin
setiap selesai shalat malam. Padahal wiridan sendiri menggunakan ayat al-
quran. Dengan wiridan tersebut sesungguhnya dapat menangkal jin namun
karena wiridan yang dilakukan beda dengan ketentuan lain maka akhirnya
saya dapat memanggil Jin.
“Awalnya saya belajar dan tidak ada niatan untuk bisa apa atau menjadi hebat. Akhirnya saya diminta untuk ikut ya akhirnya ngikut terus saya kan sholat, dan seringnya adalah sholat malam terus diberikan wiridan atau dzikiran surat al-Fatihah, al-falaq surat an-naas padahal kita tahu sendiri surat tersebut adalah doa untuk menangkal jin namun ternyata malah bisa dapat memanggil jin”.
Untuk kondisi keseharian yang saya rasakan adalah berbeda antara waktu
siang hari dan malam hari. Untuk keadaan siang hari saya beraktifitas seperti
biasa namun pada waktu malam hari saya merasakan berbeda terutama
mimpi yang aneh. Dari mimpi itu saya merasakan ada perbedaan dengan
mimpi pada orang yang normal yang tidak mengalami kesurupan.
“Saya ada disini kadang-kadang untuk aktivitas siang hari normal begitu malam sering mimpi, dan lewat mimpi-mimpi baru mulai ke aktivitas kita”
Proses pertama dalam belajar yang saya lakukan adalah seperti apa yang
sudah disampaikan oleh guru saya. Guru saya mengatakan proses utama
adalah saya diminta dulu untuk membuka cakranya atau tenaga dan
sebelumnya kamu akan merasakan sakit pada tubuh baik meriang atau
panas. Semakin sering melakukan amalan yang diberikan oleh guru saya
141
lama kelamaan ada perubahan dalam diri saya. Bentuknya seperti ada yang
datang pada tubuh saya setiap saya selesai melakukan wiridan. Setelah
selesai wiridan kemudian hal tersebut pergi lagi atau hilang.
“Waktu pertamakali belajar guru saya menyampaikan buka dulu cakranya atau tenaga dalam tapi kamu nanti akan merasakan sakit meriang atau panas. Guru menyampaikan tidak perlu takut nanti juga sembuh sendiri. Namun perasaan saya seperti itu jadi pesimis, setelah saya melakukan beberapakali amalan tersebut tiba-tiba seperti ada yang datang dan kondisi saya sedang duduk kemudian pergi. Setiap melakukan wiridan ada yang datang seperti akan melakukan komunikasi tapi itu masuk diangan-angan sedang duduk tapi merasakan seperti terbang melayang.
Awalnya saya diajak oleh guru untuk megobati orang yang terkena santet dan
kebiasaan yang dilakukan oleh guru saya akhirnya dilimpahkan kepada saya
untuk melakukannya. Dan guru tetap meminta untuk melakukan shalat
malam dan wiridan yang sudah diberikan untuk terus diamalkan.
Saya mulai diajak sama guru hanya untuk megobati orang kujungan ketempat orang yang terkena santet. Apa yang sudah dilakukan guru saya menyuruh melakukan seperti sholat malam dan wiridan. Tidak lama kemudian guru saya langsung datang ke halaman rumah dia mengambil sesuatu dari tanah, ternyata ada paku ada pernit ada tanaman anggrek terus ama dia dicabut. Akhirnya barang tersebut dibuang ke sungai biar hanyut seperti agar tidak kembali lagi. Kemudian saya menjalani ritual gitu secara logika aqidah yang umum kan bener sholat malam sebelas rokaat yang wiridnya kan baguslah tapi pake garem yang ditaroh di depan tempat sholat kita dipakai seperti pager ghaib waktu masa sedang belajar.
Akhirnya dengan amalan doa wiridan yang diberikan oleh Guru saya, dan
saya mulai bisa membuat sesuatu ketika mendengar bisikan bahwa kamu
sudah bisa. Kemudian Bayu coba membuat sesuatu atau semacam jimat dan
142
diberikan kepada temen saya yang dagang atau warung klontong. Warung
tersebut akhirnya rame dan banyak yang berkunjung untuk membeli. Selain
warung untuk mendatangkan banyak pembeli juga bisa tidak mempan di
bacok, memelet atau memikat wanita sampai tergila-gila.
“Sedangkan mulai bisa setelah ada bisikan-bisikan kamu sudah mulai bisa bisa bikin jimat terus saya coba bikin jimat saya kasih ke orang. Seperti ke warung itu tiba-tiba rame dalam waktu kira-kira satu bulan , terus memberikan temen amalan dia baca amalan tersebut sahadat sholawat dan bismilah tiga kali, dan gak mempen dibacok untuk memelet wanita dan akhirnya wanita tersebut tergila-gila. Langsung ikut dan bisa jadian setelah saya perhatikan lama-lama pola pikir saya jadi aneh jadi lebih seneng menyendiri, saya bergaul dengan masyarakat berbeda perasaannya”.
Saya merasakan waktu saat kesurupan perasaan saya awalnya masuk ke
pola pikir dahulu kemudian baru masuk ke dalam tubuh. Kalau di pola pikir
dengan bisikan bahwa kamu bisa bisikan itu berulang-ulang. Dan yang lebih
dari orang lain adalah dapat mengobati orang yang sedang sakit sampai
tahap kesembuhan. Banyak kejadian yang berbeda dengan orang lain pada
umumnya, mulai memberikan air putih pada yang sakit, saat menaiki Bis tidak
diminta ongkos dan main ke rumah teman langsung di kasih uang.
“Yang dirasakan ketika kesurupan pintunya seperti melakukan amalan bid’ah. Ketika sering tidak bisa diobatin biarin saja nanti juga sembuh sendiri. Itulah saat sudah masuk walaupun belum masuk ke tubuh secara total, baru masuk ke pola pikir terus seperti orang ngobatin orang sakit obatnya anak kecil dipegang perutnya dikasih air putih terus sembuh membantu hal apapun dari amalan tersebut yang bukan datang dari malaikat. Ketika naik bis saya tidak dimintai ongkos
143
kemudian main ke rumah teman di kasih duit aneh tapi sangat mengganggu dan mengakibatkan kemalasan”
Ketika saya menginap di rumah saudara saya, dan di datangi seorang wanita
kemudian saya menanyakan sedang apa disini dan menjawab sedang
menunggu pacaranya. Saat pembicaraan cukup lama sampai ngobrol dengan
wanita itu tiba-tiba saya terbangun dan melihat jam ternyata hanya dalam
waktu lima menit. Memang kesurupan yang saya rasakan cukup beda
dengan yang lain yaitu sangat halus.
“Kesurupan ketika saya menginap disalah satu rumah saudara saya waktu saya didatangi oleh seorang wanita kemudian saya tanya kamu ngapain disini, saya sedang menunggu pacar kemudian saya tanya hal lain saya sempat ngobrol cukup lama dialog dengan wanita tersebut dalam tidur dan saya tiba-tiba terbangun ternyata tidurnya Cuma lima menit. Tapi tidurnya seger perasaan udah lama gitu tapi Cuma sebentar. Kesurupan yang saya alami berbeda dengan kesurupan yang dialami banyak orang kesurupan saya sangat halus”
Keluarga saya ada yang jadi paranormal dapat mengobati segala macam
penyakit dan akhirnya banyak yang berobat dengan kakak saya. Metode
untuk mnedapatkan hal itu adalah dengan melakukan banyak wiridan yang di
lakukan dalam seharian.
“Dari keluarga saya saudara ada dua orang yang jadi paranormal sekarang, ngobat-ngobatin itu tapi caranya sama dengan saya memakai wiridan (dzikir) insyaallah sembuh, bentuknya adalah seperti ada yang datang”
Gejalanya adalah tubuh merasakan meriang dan pola pikir saya langsung
setiap melihat kepada orang saya sering berprasangka buruk terus (suudzon)
144
Seperti ada yang membisikkan pada saya. Untuk kesurupan orang biasa
biasanya aktif dan mengamuk. Untuk orang yang belajar ilmu tenaga dalam
biasanya berbeda dalam bentuk kesurupan yang berbeda.
“Gejalanya meriang dan kemudian masuk kepola pikir tiba-tiba ada orang saya langsung bersuudzon wah ini orang hebat juga nih dari mana belajarnya. Gurunya dari sana padahal itukan prasangka- prasangka jadi selalu ada yang selalu membisikkan wah mas ini tukang ngibul atau orang ini suka main perempuan padahal gak tahu orang ini tukang kibul. Kadang seperti itu jadi belum tentu kesurupan yang aktif yang suka ngamuk-ngamuk biasanya yang ikut latihan tenaga dalam tapi ada tantangan yang dulu pernah ikut tenaga dalam harus dibuang dan diaganti dengan yang baru sedang dipelajari ini harus pakai ini padahal pada dasarnya tenaga punya kita berarti ada sesuatu yang tersembunyi dan secara normal akan lebih sulit bisikan bisikan itu timbul karena sudah menjelajah alam gaib”
Kalau gejala tadi datang sedang menyembuhkan orang tiba-tiba perasaan
merinding dan hawa terasa panas menerjang diri saya. Atau jika masuk
daerah tertentu baik di tanah luas atau gedung seperti di Cibubur memang
secara fisik kurang merasakan namun hati selalu di bisikkan.
“Kalau gejala tadi datang sedang ngobatin tiba-tiba merinding kalau hawa panas sedang nerjang diri saya, masuk daerah tertentu di Cibubur misalnya wah ada jinnya atau di gedung-gedung ada jinnya itu juga gak tahu jawabannya jadi secara fisik tidak terdengar jadi adanya selalu dihati yu was wisu membisikkan ke hati manusia dari jin dan manusia kalau masuk ketempat-tempat yang baru wah ada jinnya atau disini ada pusaka belum waktunya diangkat”.
d.1. Gejala Pada Waktu Tidur
Untuk bermimpi yang seram Bayu sering di kejar-kejar oleh oleh setan. Mimpi
yang dialami oleh Bayu adalah mimpi yang diluar program olehnya. Sehingga
145
saat programnya tidak dipakai Bayu juga sering bermimpi bertemu dengan
binatang terutama ular. Menurut Bayu dia diminta oleh Gurunya yang dulu
mengajarkan kepada dia ilmu untuk mencari pohon. Sementara pohon itu
disampaikan adanya di luar negeri
“Mimpi menyeramakan dikejar-kejar setan dan begitu sekarang sudah berkurang, untuk mimpi bertemu dengan binatang seringnya dengan ular. Pernah juga mimpi habis wirid saya jalan disuatu padang rumput tempat tapi ada satu pohon yang ada benda mungkin orang bilang itu mustika kalau kata guru saya sudah kamu cari pohon itu dimana kamu dapat dan saya juga tidak tahu diamana pohon itu berada ditempat mana eropa atau yang lain”.
Menurut Bayu sering bermimpi melihat orang yang aneh kemudian berkelahi
dengan orang tersebut, namun dapat diterawang sebelumnya. Terawang
yang di lakukan oleh Bayu adalah melihat sosok tersebut, dari jenis kelamin
matanya dan jidatnya dan bentuk mukanya. Orang kalau melihat Bayu agak
takut dan segan karena dibilang memiliki kelebihan dari orang lain dan
kehebatan.
“Kalau mimpi melihat orang aneh saya sering berkelahi kaya nerawang-nerawang wah disana ada laki-laki tinggi setengah baya disitu ada orang matanya dijidat mukanya serem.Karena itu sebenarnya lebih banyak aneh kondisi orang sekitar melihat saya itu segen yak gak tahu melihat saya itu hebat atau apa atau tidak”
Masalah gangguan pada waktu tidur tidak mengalami berat namun sangat
susah untuk tidur malam karena terasa tidak merasa takut lagi dengan gelap.
Dengan demikian yang muncul adalah masalah kesombongan, dan perihal
146
tidur seperti terjaga dalam tidurnya. Akibat kurang waktu tidur akhirnya sering
ketinggalan sholat subuh dikarenakan terlambat untuk tidur malam.
“Kalau gejala waktu tidur saya tidak begitu susah karena saya sudah tidak takut lagi pada gelap dan malam. Karena kita bisa mengalahkan mereka karena saya bisa apa saja dengan begitu sombongnya bukan tidur seperti kebanyak orang tidur jadi seperti terjaga tidurnya seperti tidur-tidur ayam seperti dengar tapi terkadang leep jadi bangunnya siang akhirnya karena saya ngebelain wirid sholat subuhnya kesiangan”
Kalau gangguannya adalah sering dalam bentuk mimpi dan berkelahi dalam
mimpi sama Jin walaupun wujudnya kurang begitu jelas. Walaupun pernah di
beri tahu bahwa bentuk Jin sangat beragam. Khodam itu datangnya pada
saat mimpi. Saat itu saya pernah diminta untuk menangani Jin yang berada di
penggilingan Padi dengan bertapa dan kemudian ada yang keluar dari Jasad
berupa roh dan saya merasakan berkelahi dengan Jin tersebut dan saya
menang dalam berkelahi itu. Dan merasakan keanehan yaitu melihat
pekatnya malam dan hal lain yang terlihat samar-samar.
“Gangguan yang sering dalam mimpi berkelahi dengan Jin dan walaupun wujudnya kurang begitu jelas pernah dikasih tahu Jin itu ada yang rambutnya panjang ada yang perempuan, masuk kedalam (khadam) mimpi. Waktu itu saya pernah diminta menangani suatu pabrik penggilingan padi dan kemudian saya bertapa dan roh saya keluar dari jasad saya kemudian berkelahi dengan seru lama kemudian kan susah akhirnya menang habis itu saya terasa antara bangun dan tidur. Duduk dan kemudian ruh saya bangkit dan melihat jasad tersebut terus suasana malam itu gelap tapi berbeda kan kalau gelapnya malam pekat tapi ini samar-samar seperti ada kabut bisa melihat keanehan-keanehan”.
147
d.2. Gejala Pada Waktu Jaga
Pada saat kondisi jaga kepala saya tidak terlalu pusing, namun pada waktu
itu Bayu pernah pergi ke tempat Wisata Cibubur dan sampai di tempat
tersebut tiba-tiba mencium bau wangi dan paranormal bilang bahwa pergi
dengan nada yang keras. Seolah membentak dengan Jin yang berada di situ.
Kalau kondisi jaga pusing pusing tidak terlalu, tapi waktu saya ke cibubur ceritanya saya nyusul saya kurang tahu tempatnya tiba-tiba saya mencium bau wangi. Wangi waktu itu sama teman saya paranormal yang satu lagi dari Bandung kalau dia bacakan ayat al- quran yang satu dari kejawen langsung bilang” dasar bangsat sono pergi” dia bentak sama Jin yang ada disitu saya jalan biasa aja waktu itu saya jalan dan begitu saya lewatin tempat tersebut baunya hilang.
Waktu itu saya pernah mempunyai suatu benda, dan benda itu ada hasil dari
pemberian dari seseorang. Suatu saat benda itu ketinggalan dan tidak
terbawa namun perasaan saya ternyata ingin marah-marah terus dan sampai
kesal kepada orang lain. Namun anehnya ternyata setelah ketemu benda
tersebut perasaan dan rasa kesal dan emosi tersebut sudah hilang bahkan
saya sempat memberanikan diri untuk membuka benda tersebut ternyata
isniya adalah cuma garam dapur.
“Saya waktu itu pernah dikasih suatu benda terus ketinggalan dan bawaanya saya marah terus. Emosi ada keinginan mau mukul terus sama bahkan kesal sama orang.Tapi waktu benda itu ketemu saya bawa dan gak emosi sehingga waktu itu pernah memberanikan diri untuk membongkar barang itu dan ternyata isinya cuman garam dapur”
148
Dzikir yang tidak sesuai akan mendatangkan sesuatu yang akan
mendatangkan Jin. Bacaan yang di baca adalah dengan menggunakan
bacaan dari al-quran dan sebagian dari Asmaul Husna. Namun
membacakannya adalah dengan syarat dan ketentuan yang di buat. Jika
sumber dan rujukannya tidak murni dan mengandung syarat yang lain maka
akan ada efek yang negatif bagi yang melakukan.
“Guru saya mengatakan minimal seminggu sekali, setelah sholat rawatib dzikirnya Laiilahaillallah, Subhanallah, Alhamdulillah allah 2 Ya Latif2, kadang Asmaul husna dibacakan juga kayak surat tadi padahal surat dari quran dilakukan tanpa rujukan maka itu bisa mendatangkan jin”.
Menurut Bayu untuk dzikir cenderung dilakukannya hanya satu kali waktu
saja kalau sedang di luar atau bepergian. Namun untuk paket dapat
dilakukan bersamaan saat usai melakukan sholat malam atau qiyamullail.
Waktu yang dilakukan untuk sholat malam adalah dari mulai jam satu sampai
dengan jam empat pagi. Sholat yang dilakukannya tidak begitu lama namun
zikirnya yang lebih lama di lakukan.
“Untuk dzikir menurut saya lebih cenderung hanya satu kali waktu saja waktu tertentu kalau diluar, kalau waktu paket itu ada qiyamulail bisa jadi jam satu sampai jam empat tapi sholatnya gak sampai setengah jam hanya dzikirnya yang lama”.
Ada perasaan yang datang dan lain daripada sebelum melakukan zikir yaitu
badan dan pikiran terasa seger dan fresh. Dan saat usai zikir berbincang
sebentar kemudian datang kantuk dan langsung tidur akhirnya sholat subuh
149
sering ketinggalan. Bagi orang yang bertaqwa sholat adalah satu panggilan
yang harus dilaksanakan namun menurut Bayu hal tersebut dilewatkan saja
tanpa ada penyesalan padahal hal yang ditinggalkan merupakan kewajiban.
“Setelah lama mengucapakan kalimat zikir lama ngantuk kayak ada yang datang dan terasa seger. Begitu ngobrol tidur dan lewat sholat subuhnya namun begitu ada gangguan itu kalau ada orang yang bertaqwa kalau telat dia merasa bersalah tapi saya gak wajib aja lewat, tidak ada perasaan menyesal”.
Mendahulukan hal yang bersifat sunnah adalah lebih di utamakan oleh Bayu
karena merasa paling penting namun hal yang bersifat wajib di nomor duakan
sehingga tidak wajar seperti lainnya. Sedekah sebagai salah satu hal yang
bersifat sunnah lebih diutamakan oleh Bayu dari yang wajib lainnya. Akhirnya
Bayu meremehkan kewajiban sebagai perintah dari Allah dan semakin
berkurang untuk melakukan kewajiban agama.
“Jadi saya meremehkan perintah Allah mendahulukan yang sunnah meninggalkan yang wajib, untuk bersedekah saya sering karena bersifat sunnah pokoknya yang sunnah-sunnah saya lakukan bertambah tapi yang wajib-wajib sebaliknya malah berkurang”.
Untuk terapi menurut Bayu sangat sering selain ruqyah juga dengan
melakukan dialog dan diskusi dengan terapis sampai delapan jam lebih
untuk terapi. Karena sangat kuat dan bahkan sampai mengakar tentang
gangguan yang saya alami tapi saya menyatakan optimis pasti akan sembuh.
Suatu saat saya mulai membaik namun godaan setan datang lebih kuat.
150
Saya di ajak untuk tetap bergabung dengan teman-teman saya untuk belajar
ilmu lagi dan mengulang seperti apa yang saya lakukan dulu.
“Kalau kebingungan mungkin karena kemantapan, ketika saya memperbaiki diri saya sampai sehari delapan jam dalam waktu setahun. Dengan berdiskusi terus berarti itu menandakan sampai keakar dan menyembuhkannya butuh waktu yang lama, Tapi pada saat saya mulai membaik ada godaan-godaan setan yang mengajak saya misalkan lewat teman saya diajak kembali untuk melakukan ilmu- ilmu dari keguruan lain”.
Menurut Bayu sering merasakan goncangan jiwa dan sering juga merasa
paling benar sehingga mengakibatkan kurang nyaman bagi dirinya. Saat hal
tersebut datang saya langsung ingin mencari guru yang paling benar dalam
arti dia benar-benar lurus dari sisi aqidahnya dan tidak diragukan lagi dalam
keislaman. Dan di jadikan sebagi rujukan untuk konsultasi dan membantu
untuk proses penyembuhan yang saya alami.
“Sering mengalami goncangan jiwa saya merasa sering ada goncangan jiwa seperti saya merasa benar yang dilakukan tapi kalau sudah sampai di cabang saya merasa kebingungan karena itu saya harus mencari guru yang Aqidahnya bener-bener shohih lurus”.
Saat ini gangguan yag sering saya alami sudah mulai membaik bahkan
hampir tidak ada lagi. Sangat berbeda dengan waktu sebelumnya, dulu saya
serba bisa segalanya dalam melakukan di luar kebiasaan orang lain pada
umumnya.
“Kalau sekarang saya Alhamdulilah gangguan-gangguan sudah tidak ada, mulai membaik kadang cobaan-cobaan itu ada berbeda dengan dulu waktu masih bisa segalanya cobaan itu tidak ada. Hidup itu lurus aja kalau sekarang sudah normal”.
151
Mengikuti Majelis Taklim memang umum bagi orang untuk hadir di dalamnya,
namun hal ini tidak untuk Bayu saat dia mendatangi tempat tersebut timbul
saat salah seorang ustadz sedang menyampaikan materi dan melakukan
dialog jantung saya berdenyut lebih kencang. Bahkan dalam satu hari tidak
menentu seringkali muncul gangguan itu, hal ini dialami saat Bayu dulu masih
sering mengalami gangguan namun sering di sarankan oleh Gurunya agar
sering keluar Rumah untuk menghilangkan rasa malas.
“Waktu saya masih kena gangguan rasa malas itu ada, timbul ketika saya datang ke majelis-majelis taklim, kajian-kajian aqidah masalah jihad atau lainnya. Kalau ustadz saya sedang berdialog menyampaikan materi jantung saya terasa berdetak kencang jinnya takut muncul dalam satu hari tidak bisa ditentukan.Paling malas saat keluar rumah walaupun tidak melakukan aktivitas. Saran guru coba kamu keluar rumah saja biar kamu hilang rasa malas tersebut”.
152
Skema 4.4
Kasus Bayu
Bagan Umum Proses Kesurupan Melalui Terapi Ruqyah
Belajar Ilmu
kesurupan
Tidak berobat kemanapun
- Demam - Merasa mampu
mengobati dan meramal orang lain
- Sering keluar malam - Senang menyendiri - Lebih
mementingkan hal sunnah daripada wajib
- Mimpi buruk, terkadang bisa mengatur mimpi yang diinginkan
Mendapat Ruqyah: dialog, komunikasi, wiridan dan ayat Alquran untuk dibaca, dan pijatan
- Yakin pada Allah dengan kemampuan sendiri
- Merasa ikhlas dengan kehidupan yang dijalani
- Berinteraksi dengan orang lain terutama orang tua.
153
4.4 Analisa Perbandingan Antar Subyek
Untuk mengetahui sejauh mana setiap kasus yang telah dianalisa memiliki
persamaan dan perbedaan, maka peneliti membuat suatu analisa banding
antar kasus antara subyek satu dan lainnya. Subyek penelitian dua orang
perempuan dan satu orang laki-laki untuk melihat ruqyah dalam konteks
individu yang mengalami kesurupan.
Tabel 4.2
Biodata Subyek
Dina
Mitha
Bayu
Usia 26 Tahun 27 Tahun 24 tahun
Pekerjaan Pendidik Administartif Wiraswasta
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Laki-laki Status Perkawinan
Belum Menikah
Belum Menikah
Sudah Menikah
Pendidikan S1 SMEA S1
Kesurupan dan Terapi Ruqyah Penyebab Kesurupan
Khodam
Jin Karena Sihir
Belajar Ilmu
Gejala Yang di Alami
Tindakan tidak terkontrol, Sakit
yang berpindah-pindah, cemas
dan takut
Susah tidur, Cemas dan was
was, Seperti ada yang memper kosa atau menggerayangi tubuh, Tubuh merasa berat dan seperti
di tusuk-tusuk
Demam, pola pikir kacau, mam pu mengobati seseorang, mam
pu meramal, sering keluar
malam
Riwayat Keluarga
Saudara laki-laki pernah ada
yang mengalami
Bibi
Dua orang saudara menjadi
paranormal Pengobatan di tempat
lain
Iya
Iya
Tidak
Terapi yang Dokter, Psikiater, Psikolog Dokter, Media kaset Belum pernah
154
pernah di
lakukan Ruqyah melakukan
Hasil Pengobatan
Masih mengalami gangguan
ada perubahan sedikit
Masih mengalami walaupun prosentase berkurang
Belum ada perubahan
Terapi ruqyah yang
di lakukan
Lebih dari 10 kali
Lebih dari 10 kali
Lebih dari 12 kali
Proses terapi ruqyah
Di bacakan ayat-ayat Al- quran,
Diberikan wiridan atau zikir
puasa sunnah Daud, mendapat
kan saran atau nasehat, agar selalu menambah keyakinan
Mendapatkan terapi dengan
bacaan ayat Al- Quran, Puasa
sunnah Daud, mendapatkan doa
doa pilihan, ada terapi bekam
Menjalin dialog dan komunikasi secara intensif, mendapatkan bacaan Al- quran, Bacaan untuk wiridan, ada pijatan di bagian
tubuh
Intensitas kesurupan
Tidak pernah
Tidak pernah
Tidak pernah
Perubahan Psikis
Yang Dialami
Perasaan lebih tenang, bebas
dari gangguan, timbul keberanian,
tidak sungkan terhadap orang lain, dan tumbuh yakin kepada Allah
Merasa lebih tenang dan tidak ter
gantung pada sesuatu selain Allah
Gejala-gejala yang dirasa mengga nggu menjadi hilang, lebih menam
bah semangat dan rajin beribadah, lebih yakin kepada Allah
Yakin kepada Allah dengan ke mampuan sendiri, merasa ikh las dengan kehidupan yang di jalani, dapat berinterkasi kembali dengan orang lain terutama orang tua
Dari hasil analisa antar individu, dapat diketahui bahwa ketiga responden
sebelum melakukan ruqyah belum merasakan adanya kehidupan yang
normal seperti yang dialami oleh semua orang, tanpa gangguan atau gejala-
155
gejala aneh yang selalu terjadi di tiap waktunya. Dalam menjalankan
ruqyahnya, semua menjalankan puasa daud guna mendapatkan hasil yang
optimal, kecuali satu responden yaitu, Bayu.
Didapatkan pula bahwa dua orang responden mengalami kesurupan
karena adanya gangguan dari makhluk lain dan merasa sangat terganggu:
cemas, takut yang berlebihan, putus asa, sehingga melakukan beberapa
terapi
sampai melakukan terapi ruqyah yang akhirnya mendapatkan hasil yang
cocok dan perubahan yang baik bagi mereka. Sedang satu responden
lainnya mengalami kesurupan karena responden mengundang makhluk lain
ke dalam dirinya dan tidak mengalami atau tidak merasa adanya gangguan
meskipun sempat demam dan pikiran yang kacau karena dengan kesurupan
tersebut, ia mempunyai kemampuan yang lebih dari orang lain.
Adapun kesamaan dari kesurupan yang mereka alami adalah, ketiganya
mempunyai riwayat keluarga yang pernah mengalami kesurupan juga. Hal ini
sangat menunjang timbulnya kesurupan pada responden sama seperti halnya
penyakit fisik. Dan kesamaan dari proses Ruqyah yang dialami ketiga
responden ini adalah adanya usaha dari dalam diri individu untuk sembuh
dan keyakinan pada Allah SWT yang akan memberikan kesembuhan pada
mereka. Setelah melakukan ruqyah, ketiga responden merasakan kehidupan
yang lebih baik daripada sebelum melakukan ruqyah.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah di lakukan, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses terapi ruqyah Bengkel Rohani dengan menggunakan sumber
dari ayat al-Quran. Oleh karena itu dapat dilakukan tahapan dalam
proses terapi dengan cara : Mencari bukhul di titik bagian tubuh,
kemudian mengalami proses reaksi dari gangguan, membacakan ayat-
ayat terapi ruqyah, memukul bagian tengkuk perlahan dengan
hentakan satu tangan sambil mengucapkan Ukhruj Ya ‘Aduwallah,
memproses semua tahapan tersebut sampai kondisi pasien sadar dan
tenang, selesai membaca hamdalah. Proses yang di lakukan terapi
seluruhnya ditujukan kepada kesembuhan bagi pasien.
2. Sebagai salah satu alternatif pengobatan dalam penanganan individu
yang mengalami kesurupan dari penelitian ini sangat membantu bagi
masyarakat secara luas. Hal ini sesungghunya sudah di lakukan oleh
pendahulu dari zaman kenabian. Ruqyah yang di lakukan pada
Bengkel Rohani dalam konteks individu yang mengalami kesurupan
tersebut menunjukan hasil yang positif : (1) Semakin menambah
keyakinan kepada Allah; (2) Merasa ikhlas dengan kehidupan yang di
156
jalani; (3) Merasakan ketenangan, bebas dari gangguan; (4)
Menambah semangat dan motivasi dalam hal ibadah kepada Allah
SWT.
5.2 Diskusi
Ruqyah merupakan bacaan yang terdiri dari ayat al-Qur’an dan hadits yang
shahih untuk memohon kepada Allah akan kesembuhan dari penyakit.
Disebutkan dalam Lisan al-Arab bahwa al-ruqyah dapat di jadikan sebagai
penangkal atau azimat yang digunakan untuk menangkal seseorang yang
terkena malapetaka, seperti rasa takut yang sangat dan kegilaan. Dengan
membaca ruqyah yang rutin dan benar sesuai bimbingan ahli akan terbebas
dari berbagai gangguan yang datang menimpa.
Selama ini psikologi hanya membahas faktor internal belum membahas faktor
eksternal terutama dalam hal ini ini individu dalam konteks kesurupan. Oleh
karena itu bagi terapi sudah harus memiliki syarat tertentu sebagai terapi,
walaupun semua orang tahu prosedurnya tidak akan bisa jika belum memiliki
syarat tertentu.
Dari hasil penelitian ini terapi metode ruqyah sangat efektif untuk
memberikan kesembuhan bagi individu yang mengalami gangguan
kesurupan seperti Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata :”Orang-orang yang
memakan riba..”yakni mereka tidak dapat berdiri kecuali seperti orang-orang
kesurupan ketika mengalami kesurupan dan kemasukan syetan, yaitu dia
157
berdiri secara tidak normal. Juga apa yang di sampaikan oleh Dr.James
Hailson berkata dalam bukunya ”Kesurupan””: Ia adalah pengaruh luar biasa
yang dilakukan oleh makhluk luar yang berkesadaran pada akal dan jasad
seseorang. Dengan melakukan terapi ruqyah yang di anjurkan maka dapat
memberikan kesembuhan bagi individu dan juga makna yang lebih dalam
hidup.
5.3 Saran - saran
Penulis menyadari penelitian ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari sempurna. Oleh Karena itu, maka peneliti menganjurkan saran-
saran bagi peneliti selanjutnya yang mungkin masih dapat meneliti tentang
terapi ruqyah ini, yaitu :
1. Meneliti bentuk-bentuk lain dari terapi ruqyah yang di lakukan pada
lembaga lain, Karena dalam terapi ini memiliki tekhnis dan terapi
lainnya, sehingga akan dapat variasi dan berbagai metode terapi yang
di lakukan dalam menyembuhkan dalam konteks individu yang
mengalami kesurupan
2. Disarankan partisipan observation, dengan ikut dan terlibat dalam
kegiatan ruqyah. Sehingga lebih memahami tentang metode terapi dan
seluk-beluknya
3. Hasil penelitian ini hanya dapat berlaku dalam konteks subyek yang
mengalami kesurupan
158
4. Pada penelitian ini instrumen pengumpul data hanya observasi dan
interview, pada penelitian selanjutnya ada baiknya dapat di tunjang
dengan instrumen lain seperti kuisioner skal sikap sebagai metode
penunjang data yang di dapat lebih valid dan reliable
5. Untuk para terapis dan individu yang menggunakan terapi metode
ruqyah agar menjalankan selain datang ke tempat terapi tertentu agar
dapat melakukannya dengan menggunakan terapi individu yang
dilakukan secara istiqomah dan penuh dengan keyakinan agar
terhindar dari gangguan kesurupan yang mengganggu kejiwaan
seseorang.
6. Sebaiknya kepada subjek yang melakukan terapi agar meneliti dan
melihat terlebih dahulu pada lembaga yang akan dilakukan proses
terapi, karena masih banyak cara dan metode yang di gunakan
walaupun bacaan mirip dengan al-quran maupun hadits kalau tidak di
bimbing oleh guru dan Ustadz akan tersesat dan agar lebih memahami
lebih dalam terhadap metode ruqyah dan lebih tercapai dengan baik
mengenai tujuan untuk kesembuhan.
159
Daftar Pustaka
Abdullah Bin Ali Al-Juaitsin, Hiburan Bagi Orang Sakit, Jakarta, Al- Kautsar. Tahun, 1999, cet. Ke-2.
Ali Bin Naafi’ Al-Ayani, Ruqyah Obat Guna-guna dan Sihir, Jakarta, Darul Falah, Tahun 2004, cet.ke-1.
Al-Quran Al-Karim dan Terjemahnya, Madinah, Tahun, 1998, cet. ke-1
Arikunto, Suharsimi.(1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta
Alsa, Asmadi.(2003). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta kombinasinya Dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta : PT Pustaka Pelajar
Abul Mundzir Khalil bin Ibrahim Amin, Pengobatan Syariyyah dari gangguan Jin, sihir dan penyakit jiwa, Jakarta: Pustaka Progresif, 2005
Badan Penelitian dan Pengembangan, Metode Penelitian Sosial, Jakarta, Th.2000
Chaedar Alwasilah. (2002). Pokoknya Kualitatif : Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Dunia Pustaka dan Pusat Studi bahasa, cet ke-1
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1996), h. 219
Dhayyan, Fahd, Ah Kaamu Ruqo Wa Tamaim, Adwaus Salaf, Th.
1974
Dhubayyi, Ibrahim bin Muhammad (tans). Tarmana Ahmad Qasim. Pengobatan Godaan Jin dan Cara Pencegahannya. Bandung : Gema Risalah Pres, 1997
160
Eric Buckley, The Oxford English Dictionary, (Oxford : The Clarendon Press, 1978), Vol. III, p. 49
E.Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3), Univ Indonesia, Th.1998
J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Th.1999.
Jamaludin Muhammad Bin Mukarram, Lisanu Al’Arab, Daar Ash- Shidir, Beirut Th.1992
Kartoatmodjo Soesanto, Parapsikologi, Paragnosi, parergi dan Data Paranormal, Pustaka Sinar harapan, Jakarta, Th.1995.
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT Remaja Rosda Karya, cet. Ke -2.
Robert .K.Yin, Studi Kasus, Raja Grafindo, Jakarta, Th.2000
Shihab, M.Quraish.1997. Mukjizat Al-quran Ditinjau Dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, Dan Pemberitaan Ghaib.Mizan
Thabathaba’I, Muhammad Husain, al-Mizan fi Tafsir al-Quran, (teheran: Dar al-Kutub al-Islamiyah, 1397
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1995), cet ke-7, edisi ke-2, h. 250
161
Wahid Abdus Salam Bali, Kesurupan Jin dan Cara Pengobatannya Secara Islami, Jakarta: Robbani Press, Tahun 1995, cet.ke-1
W.F.Maramis, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Surabaya: University Airlangga Press, 1998, cet. Ke-7
Jurnal
Mujib, Abdul. Hubungan Ruqyah Dengan Psikoterapi Menurut Ibn Qayyim Al-Jawziyah. Mimbar Agama & Budaya. 2005 . UIN Syarif Hidayatullah
Muhammad Darojat Ariyanto, Terapi Gangguan Jin dengan Metode Ruqyah, Kongres 1 Asosiasi Psikologi Islam, Solo, Th.2003
Website
http://www.surya.co.id/2009/04/26/15-mahasiswa-kesurupan-massal-setelah-
bermain-di-waduk-perning.html
http://www.surya.co.id/2009/03/04/santri-asuhan-bupati-sumenep-
kesurupan.html
http://www.spiritualreasearchfoundation.org
http://www.goldenmother.org
http://www.gatra.com
http://www.transtv.co.id
http://www.nursyifa.net
162
Top Related