1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prospek bisnis di Kal-sel dewasa ini cukup cerah keadaan ini
diperlihatkan dengan banyaknya perusahaan baru yang tumbuh dan
berkembang di Kal-sel baik yang bergerak dalam bidang
perdagangan,produksi dan perusahaan jasa. Di antara perusahaan-
perusahaan tersebut adalah perusahaan CV. Cakra Dua Perkasa
Banjarmasin. Perusahaan ini merupakan perusahaan produksi yang bergerak
dalam bidang Real Estate atau perumahan. Tentu saja CV. Cakra Dua
Perkasa Banjarmasin bukanlah perusahaan yang langsung berdiri seperti
sekarang ini, tetapi merupakan suatu yang dirintis dalam jangka waktu yang
panjang.
Perkembangan perusahaan Real Estate CV. Cakra Dua Perkasa
Banjarmasin tahun demi tahun selalu meningkat sesuai dengan pertumbuhan
penduduk. Perkembangan perusahaan selalu diikuti peningkatan jumlah
yang membutuhkan tempat tinggal yang erat hubungannya dengan
banyaknya masyarakat yang membutuhkan tempat tinggal dan tidak sedikit
masyarakat yang belum mempunyai rumah sendiri. Maka dari itu pihak
perusahaan selain mencari keuntungan juga berusaha membantu mereka
dengan pihak Bank agar mereka memiliki tempat tinggal dengan jenis
2
rumah sehat sederhana. Saat ini di kota Banjarmasin telah banyak didirikan
perumahan-perumahan oleh berbagai macam perusahaan dengan berbagai
tipe. Hal ini menjadi persaingan yang semakin kompetitif. Untuk itu perlu
adanya perhatian dari pihak perusahaan agar produknya mampu bersaing
secara sehat dengan produk sejenis. Perusahaan Real Estate CV. Cakra Dua
Perkasa Banjarmasin mengusahakan penyediaan sarana pendukung
pembangunan perumahan lainnya yang perlu ditingkatkan, selain itu juga
sarana penyediaan air bersih dan jaringan listrik. Dengan meningkatnya
permintaan masyarakat terhadap perumahan khususnya di Banjarmasin,
maka pihak perusahaan berusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat. Ini berarti pihak perusahaan akan mengerahkan kemampuan
operasionalnya, yang tentu saja akan diikuti pula oleh kebijaksanaan untuk
menambah biaya guna mendukung usaha tersebut.
Pengadaan biaya operasional pada CV. Cakra Dua Perkasa
Banjarmasin dianggap sebagai unsur penting dalam kelangsungan
perusahaan. Biaya operasional dianggap penting karena biaya yang
dikeluarkan berkaitan dengan adanya kegiatan utama perusahaan yaitu
pelayanan penyediaan perumahan dan kegiatan lain yang menjunjung
kegiatan utama tersebut. Biaya operasional CV. Cakra Dua Perkasa
Banjarmasin ini meliputi pengeluaran-pengeluaran untuk tindakan usaha
secara teratur dari perusahaan yang meliputi : biaya pegawai, upah kerja,
pemakaian bahan bangunan, pembangunan sanitasi dan bahan pembantu
serta pengeluaran lainnya yang berhubungan dengan pengoperasian
3
pembangunan perumahan. Selain untuk memberikan pelayanan penyediaan
perumahan bagi masyarakat, disisi lain pihak perusahaan juga harus dapat
memperoleh keuntungan secara maksimal, sehingga biaya operasional perlu
dikendalikan secara tepat, sesuai dengan keadaan perusahaan. Keadaan
tersebut dapat dipahami, karena perusahaan sebagai organisasi ekonomi
yang umumnya mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan
semaksimal mungkin dan memberikan keuntungan dan manfaat yang besar
bagi masyarakat.
Sesuai dengan perkembangan sebuah perusahaan, maka pengawasan
dan pengendalian yang biasanya dilakukan oleh pimpinan dengan
sendirinya akan hilang. Dengan demikian diperlukan cara pengendalian
yang lain sebagai suatu alat untuk mengadakan pengawasan dalam rangka
untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan yang dipimpin dan
untuk memperlancar tindakannya, sehingga dapat menetapkan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang menguntungkan perusahaan. Hal ini
dapat dipenuhi dengan menjalankan suatu sistem yang direncanakan dengan
baik. Terutama sistem informasi akuntansi yang berhubungan dengan
perhitungan biaya operasional atas produk yang dihasilkan. Informasi biaya
sangat diperlukan oleh manajemen perusahaan untuk mengembangkan atau
mempertahankan eksistensi perusahaannya.
Selama ini perusahaan telah berusaha semaksimal mungkin dalam
menjalankan operasional perusahaan, kendati untuk itu dikenakan biaya
yang cukup besar. Keadaan yang semacam ini memang cukup berhasil
4
dalam meningkatkan perusahaan serta pelayanan terhadap masyarakat. Akan
tetapi dipihak lain perusahaan relatif lebih kecil dalam memperoleh
keuntungan, karena perusahaan mempunyai masalah dalam menentukan
Harga Pokok Produksi. CV. Cakra Dua Perkasa Banjarmasin dalam
menentukan Harga Pokok Produksi masih belum diadakan pemisahan antara
biaya produksi dan biaya non produksi, sehingga harga pokok bisa menjadi
lebih besar dari yang seharusnya dan berakibat pada laba yang dilaporkan
menjadi terlalu kecil atau sebaliknya. Bahkan perusahaan relatif lebih kecil
dalam memperoleh keuntungan, karena perusahaan harus menutupi biaya
produksi yang dikeluarkan dalam mendukung operasional usaha tersebut.
Dalam hal ini sebenarnya pihak perusahaan juga telah berusaha untuk
mengadakan pengendalian terhadap biaya operasional, akan tetapi
tampaknya belum efektif, sehingga tidak terlihat adanya pengaruh terhadap
upaya meningkatkan laba perusahaan.
Tanpa adanya penerapan akuntansi biaya perusahaan tidak akan
bekerja dengan baik, karena akuntansi biaya berfungsi sebagai suatu alat
pembantu manajemen perusahaan. Perlunya sistem akuntansi biaya juga
berhubungan dengan makin besarnya perusahaan dan makin kompleknya
permasalahaan yang timbul dalam perusahaan, oleh karena itu sewaktu-
waktu pengelolaan biaya operasional yang digunakan perusahaan perlu
dievaluasi kembali, karena hal ini berhubungan dengan perkembangan
perusahaan.
5
Menurut prinsip akuntansi biaya dalam memperhitungkan Harga
Pokok Produksi tersebut, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik maka biaya-biaya produksi itu
harus ditangani secara tepat termasuk penggolongan biaya dengan benar.
Akan tetapi selama ini perusahaan dalam melakukan perhitungan biaya
produksi masih terdapat kekeliruan dalam pengklasifikasian biaya karena
tidak menerapkan akuntansi biaya. Pada kenyataannya sering ditemui harga
dari pembelian bahan baku yang sifatnya variabel atau berubah-ubah yang
dapat berpengaruh terhadap pembukuan perusahaan dalam melakukan
perhitungan biaya produksi. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis
tertarik dan mencoba menelaah masalah tersebut dengan judul “Penerapan
Akuntansi Biaya dalam Menentukan Harga Pokok Produksi pada CV. Cakra
Dua Perkasa Banjarmasin“. Dari tulisan ini penulis akan menjelaskan
penerapan akuntansi biaya yang secara garis besarnya memuat hal-hal yang
berhubungan dengan pengkalsifikasian biaya produksi dan non produksi
yang dibuat sedemikian rupa agar memberikan kemudahan dalam
pengelolaannya, serta pembuatan laporan keuangan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang di kemukakan oleh penulis
maka dapat di rumuskan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
penerapan akuntansi biaya dalam menentukan harga pokok produksi pada
CV. Cakra Dua Perkasa Banjarmasin ?
6
1.3 Tujuan Penulisan
Laporan tugas akhir ini dibuat dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui pengalokasian biaya produksi yang dihasilkan oleh
perusahaan.
2. Untuk mengetahui penentuan harga produk produksi yang di tetapkan
dalam menghitung produksi perumahan per unit.
1.4 Batasan Penulisan
Pada perusahaan CV. Cakra Dua Perkasa terdapat dua jenis type
perumahan yakni type 54 dan 45 yang keseluruhannya berjumlah 20 unit,
terbagi antara type 54 sebanyak 6 unit sedangkan type 45 sebanyak 16 unit.
Di dalam penelitian ini penulis hanya menghitung harga pokok produksi
perumahan hanya pada type 54 saja, sedangkan pada type 45 penulis tidak
mengangkat masalah tersebut, karena pada unit type 45 penulis kurang
begitu lengkap dalam memperoleh data-data yang diinginkan.
1.5 Manfaat Penulisan
Hasil Laporan Tugas Akhir ini diharapkan akan dapat menghasilkan
suatu manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Penulis, memperluas pengetahuan penulis tentang biaya produksi
dan harga pokok produksi pada CV. Cakra Dua Perkasa Banjarmasin.
2. Bagi Perusahaan, Dari hasil penelitian yang akan diperoleh, maka
penulis berharap mampu memberikan masukan kepada perusahaan
dalam penghitungan biaya produksi untuk menentukan harga pokok
produksi.
7
3. Bagi Keilmuan, Hasil yang diperoleh dari perusahaan ini diharapkan
dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya Akuntansi
Biaya.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian yang dilakukan pada CV. Cakra
Dua Perkasa meliputi : dasar biaya yang dibebankan kepada
produksi yang dihasilkan, klasifikasi biaya yang ditetapkan dalam
menghitung harga pokok, metode pengalokasian dan menentukan
harga pokok produksi.
1.6.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian terletak pada jalan tembus perdagangan.
Komplek Griya Perkasa Banjarmasin.
1.6.3 Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam penulisan tugas
akhir ini adalah :
1. Data Kuantitatif, merupakan data yang didasarkan pada jenis
absolut atau nilai relatif, misalnya satuan transaksi yang
dinyatakan dalam juta rupiah atau persentase dari perhitungan
data kuantitatif yang digunakan : biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, biaya overhead pabrik.
2. Data kualitatif, merupakan data yang tidak terbentuk angka,
misalnya struktur organisasi dan sejarah perusahaan.
8
Sedangkan sumber yang digunakan adalah :
1. Data primer, Data yang diperoleh langsung dari yang terlibat
dalam objek penulisan seperti sejarah perusahaan, laporan
keuangan, data, dan bahan produksi. Wawancara langsung dengan
pimpinan perusahaan.
2. Data sekunder, adalah data primer yang diperoleh dari membaca
buku literatur dan bahan kuliah yang diberikan dosen.
1.6.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah :
1. Metode Interview, yaitu pengumpulan data yang diperoleh
dengan cara tanya jawab terhadap karyawan CV. Cakra Dua
Perkasa.
2. Pengamatan (observasi), yaitu teknik pengumpulan data yang
dilakukan penulis dengan meninjau dan melihat secara langsung
objek penelitian yang bersangkutan.
3. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengumpulkan dokumen atau laporan perusahaan yang
berhubungan dengan permasalahan yang akan diangkat.
1.6.5 Teknik Analisis Data
Penulis melakukan analisis terhadap data dan informasi yang
diperoleh secara deskriptif yaitu data yang di peroleh dari penelitian
lapangan dan di gunakan untuk menarik kesimpulan dan saran –
saran yang bermanfaat bagi perusahaan.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Biaya
Menurut beberapa peneliti definisi pengertian biaya adalah sebagai
berikut :
1. Robert N. Anthony (2002:113) “ Biaya adalah sebuah ukuran dalam
bentuk uang bagi sejumlah sumber daya yang digunakan oleh suatu
pusat pertanggungjawaban “.
2. Robert N. Anthony (2002:113) “ Biaya adalah sebuah ukuran dalam
bentuk uang bagi sejumlah sumber daya yang digunakan oleh suatu
pusat pertanggungjawaban “.
3. Adolph Matz, Milton F Usry dan Lawrence H. Hammer (1995:25)
adalah “ Suatu nilai ukur prasyarat, pengorbanan yang dilakukan guna
memperoleh manfaat “.
4. Welsch, Hilton, Gorden (2000:298) “ Biaya adalah pengeluaran yang
dikapitalisasi sebagai harga dan kemudian menjadi pengeluaran saat
barang dan jasa yang berkaitan digunakan atau barang yang dibuat
tersebut dijual “. Sedangkan menurut
5. Mulyadi (1999:8) bahwa “ Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi,
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan
akan terjadi untuk tujuan tertentu “.
10
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang
hal umum yang terdapat dari pengertian biaya, yaitu biaya merupakan suatu
pengeluaran dalam bentuk uang untuk memperoleh sumber ekonomi dalam
rangka untuk mencapai hasil atau manfaat tertentu. Biaya bukanlah satu-satu
nya faktor yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan dalam
melaksanakan fungsinya. Dengan demikian tidaklah mungkin suatu
manajemen mengelola perusahaan atau departemen hanya atas dasar
informasi biaya saja akan tetapi informasi lainnya.
2.2 Penggolongan Biaya
Menurut Mulyadi (1999:14) biaya-biaya dapat digolongkan menurut :
1. Objek pengeluaran.
Dalam cara ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar
penggolongan biaya, misalnya nama objek adalah bahan bakar, maka
pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut dengan “
Biaya Bahan Bakar “.
2. Fungsi pokok dalam perusahaan.
Dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelompok yaitu :
a. Biaya produksi.
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terdiri untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya
adalah biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku;
biaya bahan penolong; biaya gaji karyawan yang bekerja dalam
11
bagian-bagian, baik langsung maupun tidak langsung berhubungan
dengan proses produksi. Menurut objek pengeluarannya, secara
garis besar biaya produksi ini di bagi menjadi : biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut juga dengan
istilah biaya utama, sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung
dan biaya overhead pabrik sering pula disebut istilah biaya
mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.
- Biaya bahan baku.
Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian
menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam
perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal,
impor, atau dari pengolahan sendiri.
- Biaya tenaga kerja tidak langsung.
Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang
dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga
kerja adalah harga yang di bebankan untuk penggunaan tenaga
kerja manusia tersebut.
- Biaya overhead pabrik.
Adalah semua komponen biaya produksi selain biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja
langsung, contoh : biaya bahan penolong, biaya reparasi dan
biaya depresiasi aktiva tetap.
12
b. Biaya pemasaran.
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan
pemasaran produksi.
Contoh : - Biaya iklan
- Biaya angkut
- Gaji karyawan dan pemasaran
c. Biaya administrasi dan umum.
Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi
dan pemasaran produksi.
Contoh : - Biaya gaji karyawan bagian keuangan
- Biaya pemeriksaan akuntan
- Biaya fotocopy
3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
Biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan :
a. Biaya langsung (direct cost)
Adalah biaya yang terjadi yang penyebab satu-satunya adalah
karena adanya sesuatu yang harus dibiayai. Jika sesuatu yang di
biayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan
terjadi. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung.
b. Biaya tidak langsung (indirect cost)
Adalah biaya yang terjadi tidak hanya di sebabkan oleh sesuatu
yang di biayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan
13
produk di sebut dengan istilah biaya produksi tidak lansung atau
biaya overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah di identifikasikan
dengan produk tertentu, misalnya : Gaji mandor yang mengawasi
pembukuan produk A,B dan C merupakan biaya tidak langsung
baik bagi produk A,B dan C karena gaji mandor tersebut terjadi
bukan hanya karena perusahaan memproduksi salah satu produk
tersebut, melainkan karena memproduksi ketiga jenis produksi.
4. Perilaku biaya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan.
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegitan, biaya
dapat di golongkan menjadi :
a. Biaya variable.
Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Contohnya biaya variabel adalah biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
b. Biaya semi variable.
Biaya semi variabel adalah biaya berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung
unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.
c. Biaya semi fixed.
Biaya semifixed adalah biaya tetap untuk tingkat volume kegiatan
tertentu dan berubah sebanding dengan jumlah yang konstan pada
volume produksi tertentu. Biaya semifixed adlah biaya yang tetap
14
untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah
yang konstan pada volume produksi tertentu.
d. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dengan adanya
perubahan pengeluaran atau aktifitas produksi. Biaya ini bertambah
karena adanya lintas waktu. Contoh : Gaji direktur produksi.
5. Jangka waktu manfaatnya.
Biaya dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Pengeluaran modal (capital expenditures)
Adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode
Akuntansi (biasanya satu periode akuntansi adalah satu kalender).
Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai kos
aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yng menikmati
manfaatnya dengan cara didepresias, diamortisasi atau dideplasi.
Contoh pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk aktifa tetap,
untuk reparasi besar terhadap aktifa tetap, untuk promosi besar-
besaran, dan pengeluaran untuk riset dan pengembangan suatu
produk.
b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures)
Adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode
akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya,
pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya yang
dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran
15
biaya tersebut. Contoh pengeluaran modal pendapatan antara lain
adalah biaya iklan, biaya telex, dan biaya tenaga kerja.
2.3 Pengertian dan Pengelompokkan Biaya Produksi
Menurut Mulyadi (1999 : 8) biaya produksi adalah biaya-biaya yang
terjadi untuk mengolah bahan baku (mentah) menjadi produk jadi yang siap
untuk di pasarkan.Sedangkan menurut Supriyono (1999 : 19 ) yaitu semua
biaya yang barhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan
bahan baku menjdi produk selesai.
Dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk,
perusahaan manufaktur biasanya mengeluarkan berbagai macam
biaya.Biaya yang beraneka ragam tersebut menurut Mulyadi (1994 : 407 )
dapat di kelompokan menjadi 3 golongan besar, yaitu : Bahan langsung,
Tenaga kerja langsung, dan Overhead pabrik
1. Bahan Langsung.
Merupakan bahan yang di gunakan menjadi bagian dari produk jadi atau
bahan langsung secara fisik akan menjadi bagian produk jadi.
2. Tenaga Kerja Langsung.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam
proses mengubah bahan menjadiproduk jadi.
3. Overhead Pabrik.
Overhead pabrik adalah biaya - biaya selain bahan langsung dan tenaga
kerja langsung. Menurut Mulyadi (1999 : 207 ) Biaya overhead pabrik
dapat di golongkan menjadi 3 yaitu :
16
- Pengolongan Biaya Overhead pabrik menurut sifatnya
- Penggolongan Biaya Overhead pabrik menurut perilakunya dalam
hubungannya dengan perubahab volume produksi
- Penggolongan Biaya Overhead pabrik menurut hubungganya dengan
departemen
2.4 Pengertian Harga Pokok Produksi
Menurut Mulyadi (1999:71) menyatakan bahwa Harga Pokok
Produksi adalah “ Harga pokok yang ditentukan dimuka yang merupakan
jumlah biaya yang seharusnya untuk membuat satuan-satuan produk atau
membiayai proses produksi tertentu dibawah kondisi eknomi, efisiensi dan
faktor-faktor lain tertentu biaya-biaya lain tersebut mengandung pengertian
bahwa biaya yang ditentukan dimuka adalah pedoman dalam mengeluarkan
biaya yang sesungguhnya “.
Berdasarkan pengertiandiatas dapat diambil kesimpulan bahwa harga
Pokok Produksi adalah harga pokok yang ditentukan dimuka dan
merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membiayai
produksi satuan produk didasarkan pada asumsi, kondisi, ekonomi, efisiensi
serta berbagai faktor lainnya.
17
Menurut Mulyadi (1991:71) informasi Harga Pokok Produksi
mempunyai beberapa manfaat, yaitu untuk :
1. Menentukan harga jual produk.
Dalam penetapan harga jual produksi, biaya produksi perunit
merupakan salah satu laba yang dipertimbangkan disamping data yang
lain serta data non biaya.
2. Memantau realisasi biaya produksi.
Akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya
produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu untuk
memantau apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi
sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.
3. Menghitung laba/rugi periode tertentu.
Informasi laba/rugi periodik diperlukan untuk mengetahui kotribusi
produk dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba/rugi.
Oleh karena itu, metode harga pokok produksi digunakan oleh
manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang
sesunguhnya dikeluarkan.
4. Menentukan harga pokok persedian produk jadi dan produk dalam
Proses yang di sajikan dalam neraca.
Di dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persedian
produk jadi dan harga produk yang pada tanggal neraca masih dalam
proses. Untuk tujuan tersebut manajemen perlu menyelenggarakan
catatan biaya produksi tiap periode. Biaya produksi yang melekat pada
18
produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca. Di sajikan
dalam neraca sebagai harga pokok persedian produk jadi. Biaya produk
yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca yang masih dalam
proses pengerjaan di sajikan dalam neraca sebagai harga pokok
persediaan produk dalam proses.
Menurut Mulyadi ( 1999 : 72 ) kegiatan ini menyatakan bahwa Penting
nya penetapan harga pokok produksi karena merupan alat penting dalam
menilai pelaksanaan kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Oleh sebab itu penetapan harga pokok produksi ini dapat di kataka
sebagai langkah yang tepat untuk melakukan penilaian terhadap
kebijaksanaan yang telah di tetapkan sebelumnya hingga di jadikan
sebagai pedoman bagi usaha mengefisiensikan penggunaanatau realisasi
biaya agar usaha lebih menguntungkan.
2.5 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara
memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam biaya kedalam harga pokok
produksi. Menurut Mulyadi (1999:18) dalam memperhitungkan unsur-unsur
biaya ke dalam harga pokok produksi terhadap dua pendekatan yaitu full
costing dan variabel costing.
1. Metode Full Costing
Full costing merupakan metode penetuan harga pokok produksi
yang memperhitungkan unsur-unsur biaya produksi kedalam harga
19
produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhed pabrikbaik yang berperilaku variabel maupun tetap.
Metode Full Costing
Biaya Bahan Baku xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx
Biaya Overhead Pabrik xxx
Biaya Overhead Pabrik Tetap xxx (+)
Harga Pokok produksi xxx
2. Metode Variabel Costing
Variabel Costing merupakan metode penetuan harga pokok
produksi yang hanya menghitungkan biaya produksi yang berperilaku
variabel ke dalam harga pokok produksi biaya ini, terdiri dari, biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variabel.
Metode Variabel Costing
Biaya Bahan Baku xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx
Biaya Overhead Pabrik xxx (+)
Harga Pokok Produksi xxx
Berdasarkan konsep diatas, bahwa harga pokok produksi yang
dihitung berdasarkan pendekatan full costing terdiri dari unsur harga
pokok produksi ( biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik variabel, biaya overhaed pabrik tetap). Sedangkan
menurut konsep pendekatan variabel costing harga pokok produksi yang
20
dihitung terdiri dari unsur harga pokok variabel ( biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel). Harga pokok
variabel ditambah dengan biaya non produksi variabel dan biaya
administrasi umum variabel dinamakan dengan variabel biaya. Di dalam
penelitian ini penulis menggunakan konsep pendekatan variabel costing
karena akan lebih efisien dalam menentukan harga pokok produksi dan
juga lebih dikarenakan pada harga pokok bahan baku yang tidak tetap
atau berubah-ubah.
2.6 Metode Pengumpulan Harga Pokok Proses
Menurut Hongren, Horison, dan Robinson pengumpulan harga
pokok produksi dapat dikelompokkan manjadi 2 sistem yaitu :
1. Sistem Harga Pokok Pesanan.
Sistem biaya harga pokok pesanan adalah suatu sistem akuntansi
yang digunakan oleh perusahaan yang memproduksi barang secara
individu atau kelompok-kelompok yang setiap pekerjaanya
memerlukan berbagai macam keahlian dan dapat dibedakan. Menurut
Mas’ud (1996:177) karakteristik sistem harga pokok pesanan adalah
sebagai berikut :
a. Biaya satu pesanan bisa berbeda dengan pesanan yang lainnya.
b. Biaya perunit satu pesanan berbeda dengan pesanan yang lain.
c. Biaya produksi bisa ditentukan begitu pesanan selesai.
d. Biaya produksi per unit dihitung dengan membagi jumlah biaya
produksi satu pesanan dengan unit yang dipesan
21
e. Tiap pesanan mempunyai karakteristik yang berbeda.
f. Penggolongan produk akan dimulai setelah datangnya pesanan dari
langganan atau pembeli melalui dokumen pesanan penjualan yang
memuat jenis dan jumlah produk yang dipesan spesifikasinya,
tanggal pesanan harus diserahkan.
2. Sistem Harga Pokok Proses.
Sistem harga pokok proses adalah sistem biaya proses
digunakan untuk menghitung harga pokok produksi dari barang yang
diproduksi secara massal dan kontinu (terus-menerus). Kegiatan
produksi perusahaan ditentukan oleh budget produksi atau schedule
produksi untuk satuan waktu tertentu yang sekaligus dipakai sebagai
dasar oleh bagian produksi untuk melaksanakan produksinya. Tujuan
produksi untuk mengisi persediaan yang akan dijual kepada pembeli
karena sifat produksi homogen dan bentuknya standar maka kegiatan
produksi dapat dilaksanakan secara terus menerus.
Jumlah total biaya pada harga pokok proses dihitung setiap akhir
periode dengan menjumlahkan semua elemen biaya yang dinikmati
produk periode dengan menjumlahkan semua elemen biaya yang
dinikmati produk dalam satuan waktu yang bersangkutan. Biaya
dihitung dengan membagi jumlah total biaya produksi pada satuan
waktu tertentu dengan jumlah produk dalam satu waktu yang sama.
Contoh perusahaan produksi atau jasa atas dasar proses yaitu : pabrik
22
semen, gula, kertas, tekstil, penyulingan minyak mentah, PLN, PDAM,
dan lain-lain.
Karakteristik dari sistem harga pokok proses menurut Mas’ud
Machoedz (1996:178) adalah sebagai berikut :
a. Produk adalah secara massal dan terus menerus.
b. Produk adalah secara massal dan terus menerus.
c. Harga pokok produk ditentukan pada akhir periode tertentu.
d. Produk yang dihasilkan menurut produk standar.
e. Proses produksi didasarkan pada budget produksi atau schedule
produksi untuk satuan waktu tertentu.
f. Harga pokok produksi persatuan dihitung dengan membagi jumlah
total produksi dengan jumlah produk pada satuan tertentu.
Perbedaan metode harga pokok proses produksi dengan harga
pokok pesanan menurut Mulyadi (1999:71) salah satunya adalah
terletak pada unsur yang digolongkan dalam biaya overhead pabrik.
Didalam metode harga pokok pesanan biaya overhead pabrik terdiri
dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tak langsung, dan biaya
produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung .
Sedangkan dalam metode harga pokok proses biaya overhead pabrik
terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku, bahan penolong
dan, dan biaya tenaga kerja langsung maupun tidak langsung. Jadi
unsur biaya produksi dalam metode harga pokok proses terdiri dari
biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja, dan biaya
23
overhead pabrik. Sedangkan unsur biaya produksi dalam metode harga
pokok pesanan terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
biaya overhead pabrik.
2.7 Persediaan
Persediaan adalah salah satu elemen utama dari modal kerja,
persediaan merupakan aktivitas yang selalu dalam keadaan yang secara
terus menerus mengalami perubahan. Setiap perusahaan selalu mengadakan
persediaan, tanpa adanya persediaan perusahaan akan berhadapan dengan
resiko yaitu perusahaan pada suatu saat tidak dapat memenuhi kebutuhan
konsumen/pelanggan dan akan menghambat kelancaran penjualan.
Definisi Persediaan menurut beberapa ahli yaitu :
1. Herjanto (1999:219) “ Persediaan adalah bahan atau barang yang
disimpan dan akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya
proses untuk produksi atau perakitan, untuk dijual kembali dan untuk
suku cadang dari suatu peralatan atau mesin “.
2. Sutrisno (2001:95) “ Persediaan adalah sejumlah barang atau barang
yang dimiliki oleh perusahaan yang tujuan untuk dan atau diolah
kembali menjadi bahan jadi yang kemudian dijual kembali, perusahaan
manufaktur mempunyai bahan baku untuk diolah kembali menjadi
bahan jadi yang kemudiaan dijual “.
Dari uraian diatas dipertegas lagi bahwa perusahaan-perusahaan
perdagangan hingga ada satu jenis persediaan saja yaitu persediaan barang
24
dagangan. Dalam perusahaan industri terdapat 3 jenis persediaan menurut
Soegeng (1995:109) yaitu :
1. Persediaan bahan baku.
Bahan baku adalah bahan yang menjadi bagi penyeluruh dari
pada barang jadi dan biasanya dibebankan langsung keharga barang
jadi. Jadi yang dimaksud persediaan bahan baku adalah bahan yang
dibeli untuk dijual kembali untuk proses produksi. Untuk lebih jelas
membedakan antara persediaan bahan baku dengan bahan persediaan
lain bisa dijelaskan adanya bahan pembantu. Yang dimaksud bahan
pembantu adalah bahan-bahan yang menjadi bagian dari pada barang
jadi, tetapi nilainya relatif kecil, dibandingkan dengan barang jadi.
Kelompok ini disebut dengan bahan tidak langsung misalnya : pelitur,
cat, paku-paku dalam tmbuatan meja atau bahan-bahan yang ikut dalam
proses produksi, tetapi tidak menjadi bagian dari barang jadi, kelompok
ini disebut dengan supplies pabrik (faktory supplies).
2. Persediaan dalam proses.
Barang dalam proses adalah bagian baku yang sudah diproses
tetapi masih memerlukan biaya-biaya bahan baku, tenaga kerja, maupun
biaya pabrik untuk menjadi barang jadi. Jadi didalamnya telah
mengandung biaya-biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya pabrik.
3. Persediaan jadi.
Barang jadi adalah hasil produksi yang siap dijual. Barang jadi
terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja dan biaya pabrik.
25
BAB III
GAMBARAN UMUM
CV. CAKRA DUA PERKASA BANJARMASIN
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Perusahaan CV. Cakra Dua Perkasa merupakan suatu perusahaan
yang bergerak dalam bidang perumahan (real estate) yang hasilnya untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat, dan masyarakat memang sangat
memerlukan rumah, apalagi jika kita lihat masih banyak masyarakat yang
belum mempunyai tempat tinggal. Dengan dasar inilah, CV. Cakra Dua
Perkasa berminat untuk membantu masyarakat yang berpenghasilan
menengah untuk dapat memiliki rumah.
CV. Cakra Dua Perkasa Banjarmasin yang berdiri pada tahun 2005
dengan akte notaris nomor 19, dengan Berita Negara RI tanggal 19 Agustus
2005 No. 19. sejak berdirinya perusahaan sampai sekarang sudah membantu
masyarakat yang berpenghasilan rendah maupun menengah untuk memiliki
rumah atau tempat tinggal.
Mengenai prospek perumahan sampai sekarang masih sangat
diperlukan oleh masyarakat, oleh karena pertambahan pendudukan dengan
kebutuhan atau perumahan tidak seimbang. Atas dasar itulah prospek
perumahan dinilai cukup baik dan menunjang bagi perkembangan
perusahaan dimasa yang akan datang.
26
3.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam setiap perusahaan baik yang mempunyai kegiatan dengan
skala besar ataupun yang mempunyai skala kecil tidak terlepas dari
kebutuhan akan adanya suatu sistem atau aturan serta mekanisme kerja, dan
biasanya kebutuhan akan pengaturan sistem kerja tersebut diterjemahkan
dalam bentuk struktur organisasi ini sangat diperlukan untuk membantu
kelancaran kegiatan perusahaan dalam menetapkan batas wewenang dan
tanggung jawab karyawan. Dengan adanya struktur organisasi yang tersusun
dengan baik, maka akan memudahkan pimpinan perusahaan
mengkoordinasi seluruh bawahannya dalam melaksanakan kegiatannya
yang mengarah pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pada umunya struktur organisasi dapat dibedakan dalam empat
bentuk yaitu :
1. Bentuk Organisasi Garis.
2. Bentuk organisasi Fungsional.
3. Bentuk Organisasi Garis dan Staf.
4. Bentuk Organisasi Staf dan Fungsional.
Bentuk struktur organisasi CV. Cakra Dua Perkasa Banjarmasin
adalah bentuk garis (line organization). Dengan demikian, arus kekuasaan
akan mengalir secara langsung dari pimpinan kepada bawahannya dan
sebaliknya dari bawahan kepada atasan. Struktur organisasi garis ini sangat
cocok digunakan perusahaan kecil, karena sifatnya yang sederhana sehingga
pimpinan perusahaan dapat dengan mudah mengontrol atas berbagai
27
kegiatan yang dilakukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan
berikut ini.
Bagan 1Struktur Organisasi
CV. Cakra Dua Perkasa Banjarmasin
Adapun uraian secara umum mengenai tugas dan tanggung jawab
masing-masing bagian berdasarkan struktur organisasi dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Komisaris.
Komisaris sebagai pemegang sama berwenang melakukan pelaksanaan
atas kebijaksanaan Direktur Utama dalam menjalankan perusahaan
serta memberikan nasehat kepada Direktur.
2. Direktur Utama.
Komisaris
Direktur Utama
Bagian PembelianBagian Keuangan Sekretaris
Bagian Umum
Bagian Perencanaan
Bagian Pengawasan
Bagian Pemasaran
28
Direktur utama memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menetapkan
tujuan perusahaan, melakukan koordinasi dan mengarahkan kepada
semua bagian yang ada dalam organisasi perusahaan, melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan tugas/pekerjaan dan tanggung jawab
karyawan. Dalam perusahaan ini pimpinan juga merangkap sebagai
bagian pembelian dan berwenang untuk memberikan persetujuan
kepada bawahan atas semua transaksi uang terjadi di dalam perusahaan.
3. Bagian Keuangan.
Bagian ini bertugas untuk mencatat pembayaran yang berhubungan
dengan kegiatan proses produksi maupun penjualan perumahan, serta
melakukan pencatatan atas timbulnya utang.
4. Sekretaris.
Bagian ini bertugas untuk mencatat semua kegiatan perusahaan.
Mengatur jadwal, memberikan pelayanan dan penjelasan-penjelasan
kepada konsumen atau pembeli rumah atau tamu-tamu yang datang
yang berhubungan dengan perusahaan.
5. Bagian Umum.
Bertugas mengkoordinir barang-barang masuk atau keluar, yaitu bahan-
bahan bangunan, serta mengurus surat-surat masuk dan keluar serta
berkas-berkas atau data-data jika dibutuhkann pembeli rumah.
6. Bagian Perencanaan.
29
Bertugas untuk merencanakan pelaksanaan pembangunan rumah yang
dibangun. Tugas perencanaan adalah :
a. Merencanakan peta lokasi atau peta kavling (site plan).
b. Merencanakan pembuatan jalan.
c. Merencanakan pondasi bangunan sampai bangunan selesai.
d. Merencanakan fasilitas-fasilitas.
7. Bagian Pengawasan.
Mempunyai tugas melaksanakan pengawasan atau mengawasi kegiatan-
kegiatan proyek pembangunan rumah yang dibangun. Agar sesuai
dengan rencana/perencanaan yang telah dibuat. Segala kegiatan mulai
dari pembuatan jalan sampai dengan membangun rumah adalah tugas
dari pengawas.
8. Bagian Pemasaran.
Bagian ini bertugas memasarkan rumah-rumah dengan berbagai tipe
dan mengumpulkan data-data pembeli sesuai dengan permintaan
pembeli. Pemasaran dilakukan melalui media, pameran maupun yang
lainnya yang sifatnya memasarkan.
3.3 Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja pada CV. Cakra Dua Perkasa Banjarmasin
seluruhnya berjumlah 10 orang (termasuk pimpinan). Mereka semuanya
merupakan tenaga tetap perusahaan. Berikut ini rincian tenaga kerja
perusahaan :
Komisaris : 2 orang
30
Direktur Utama : 1 orang
Sekretaris : 1 orang
Bendahara : 1 orang
Bagian Umum : 1 orang
Bagian Perencanaan : 2 orang
Bagian Pengawasan : 2 orang
3.4 Proses Pembangunan Rumah
Adapun rangkaian kegiatan proses pembangunan rumah yang
berlangsung pada CV. Cakra Dua Perkasa adalah sebagai berikut :
1. Pada tahap awal, dilakukan proses persiapan lokasi, dengan melakukan
pembersihan lokasi, dengan melakukan pembersihan lokasi dan
pemasangan Bowplank serta penggalian tanah pondasi yang kemudian
dilanjutkan dengan pekerjaan pondasi dan rangka yakni pemasangan
galam dan tiang ulin.
2. setelah pekerjaan pondasi dan rangka, dilanjutkan dengan pekerjaan
lantai yang di pasangi papan ulin.
3. pemasangan kap atap, yakni pemasangan kuda balok, gording, kasau,
reng, list plank ulin, balok tarik balok tembok dan balok hubungan serta
atap dan puung genteng metal.
4. pekerjaan pemasangan kusen, yakni kusen pintu, jendela, ventilasi, dan
rooster.
5. pekerjaan dinding layar atau pemasangan batu bata di teruskan dengan
plesteran dinding, dinding layar pilar teras.
31
6. pemasngan plafond, yakni plafond dalam dan luar plywood.
7. pemasangan keramik yang sebelumnya lantai telah di cor lebih dahulu
dengan campuran semen dan pasir.
8. pemasangan pintu dan jendela, beserta kaca, baik itu kaca daun jendela,
maupun kaca ventilasi (KM/WC), dan pemasangan kawat nyamuk.
Kemudian dilanjutkan dengan pengecetan dinding, kusen, pintu dan
jendela serta list dinding luar, plafond dan balok siku profil.
9. pekerjaan sanitasi air, yaitu pemasangan closed, pipa pembuangan, serta
bak mandi.
10. pekerjaan penggantung yakni, pemasangan kunci pintu utama, handle,
dan engsel pintu utama, kunci tanam, engsel, grendel, serta hak angin.
11. setelah bangunan selesai, dilanjutkan dengan pemasangan instalasi
listrik hingga selesai.
Untuk lebih jelasnya proses pembangunan perumahan CV. Cakra
dua perkasa adalah sebagai berikut :
32
Bagan 2Proses Pembangunan Perumahan
CV. Cakra Dua Perkasa Banjarmasin
3.5 Bahan-bahan yang Digunakan dalam Pembangunan Rumah
Persiapan lokasi
Pekerjaan Pondasi dan Lantai
Pekerjaan Atap
Pekerjaan Kusen
Pekerjaan Dinding layar dan Plesteran
Pekerjaan Plafond dan List
Pekerjaan keramik dan Pemasangan pintu/jendela
Pekerjaan Sanitasi Air dan kuci-kunci
Pemasangan Instalasi Listrik
33
Sebagaimana diketahui bahwa sebelum proses produksi
dilaksanakan, terlebih dahulu di persiapkan bahan-bahan yang dipergunakan
dalam pelaksanaan proses produksi. Adapun bahan-bahan tersebut antara
lain adalah :
Tabel 1Bahan Utama Pembangunan Perumahan
CV. Cakra Dua Perkasa Banjarmasin
No. Bahan-bahan12345678910111213141516171819202122232425262728293031323334353637
Galam 4-9 mTongkat ulin 10/10 x 2 mKalang ulin/sepatu 5/10 x 5 cmSunduk dan Suai Ulin 5/10Slop ulin 5/10Gelagar ulin 5/7 x 4 mRangka badan 6/8 x 4 mKalang kusen 6/8 x 4 mLantai ulin 2/20 x 4 mLantai keramik 30/30 cmLantai keramik WCDinding bata berdiriDinding keramik WCPlesteran 1 : 4Plesteran 1: 2Kuda-kuda kayu ulinGording/suai 5/7Atap genteng super sokaPemuungListplank ulinRangka plafond 4/6 cmPlafond kayu rolPintu panil doublePintu panil satu permukaanPintu WC/KMJendela kaca 3 mmVentilasi kayu merantiKunci pintu 2 slagGrendelHak anginEngsel anginEngsel pintuEngsel jendelaCat tembok @ 25 kgCat minyak untuk pintu dan jendelaCat minyak untuk kusenResides kap
3.6 Pemasaran Hasil Pembangunan Rumah
34
Hasil dari pembangunan rumah yang sudah jadi dan siap untuk di
tempati dari CV. Cakra Dua Perkasa, maka pihak perusahaan akan
menyerahkan kepada pihak Bank BTN. Secara tunai dan dibayar oleh Bank
kepada perusahaan CV. Cakra Dua Perkasa sesuai dengan apa yang termuat
dalam perjanjian, disini pihak perusahaaan hanya bertindak sebagai
pengolah atau develover dan penjualan selanjutnya di lakukan oleh pihak
Bank.
Sedangkan pihak Bank sendiripun melakukan penjualan secara
kredit kepada masyarakat, karena pada umumnya masyarakat lebih tertarik
dan mampu membeli dengan cicilan dibandingkan langsung tunai dari
penjualan secara kredit itu lah pihak Bank mendapatkan keuntungan.
CV. Cakra Dua Perkasa yang bergerak dalam bidang real estate bisa
menjual secara tunai maupun kredit. Adapun penjualan secara tunai bisa
dilakukan secara langsung ke masyarakat yang ingin membeli rumah
tersebut , dan penjualan secara kredit atau cicilan harus melalui Bank
kemudian pembeli bisa membayarnya secara kredit.
Pemasaran hasil pembangunan perumahan dengan menggunakan
distribusi sebagai berikut :
35
Gambar 1Proses Pembuatan Produk Jadi
CV. Cakra Dua Perkasa Banjarmasin
Penjualan secara tunai/
Secara langsung Masyarakat
CV. Cakra Dua Perkasa
Penjualan Kredit/
Cicilan BTN Masyarakat
BAB IV
PEMBAHASAN
36
4.1 Penggolongan dan Perhitungan Biaya Menurut Perusahaan
Dari hasil penelitian pada perusahaan CV. Cakra Dua Perkasa
Banjarmasin dalam memperhitungkan harga pokok produksinya harus
diketahui unsur-unsur biaya yang diperhitungkan yaitu semua biaya yang
dikeluarkan dalam tahap pembangunan tersebut dalam periode yang telah
ditentukan. Berdasarkan penggolongan biaya produksi yang dilakukan oleh
perusahaan terlihat adanya ketidakpastian dalam menggolongkan biaya yang
sesuai dengan konsep akuntansi biaya, berikut penggolongan biaya menurut
perusahaan :
1. Biaya persediaan :Tanah kavling untuk pembangunan rumah
2. Biaya pekerjaan persiapan : Pembersihan lokasiPengukuran dan bowplank
3. Biaya untuk pekerjaan pondasi dan rangka bawah :Galam 4-9 mTongkat ulin 10/10 x 2 mKalang ulin/sepatu 5/10 x 5 cmSunduk dan Suai Ulin 5/10Slop ulin 5/10Gelagar ulin 5/7 x 4 mRangka badan 6/8 x 4 mKalang kusen 6/8 x 4 m
4. Biaya untuk pekerjaan dinding dan lantai :Lantai ulin 2/20 x 4 mLantai keramik 30/30 cmLantai keramik WCDinding bata berdiriDinding keramik WCPlesteran 1 : 4
37
Plesteran 1 : 25. Biaya untuk pekerjaan kap/atap :
Kuda-kuda kayu ulinGording/suai 5/7Atap genteng super sokaPemuungListplank ulinRangka plafond 4/6 cmPlafond kayu rol
6. Biaya untuk pekerjaan pintu dan jendela :Pintu panil doublePintu panil satu permukaanPintu WC/KMJendela kaca 3 mmVentilasi kayu merantiKunci pintu 2 slagGrendelHak anginEngsel pintuEngsel jendela
7. Biaya untuk pekerjaan finishing :Cat tembok @ 25 kgCat minyak untuk pintu dan jendelaCat minyak untuk kusenResidu kap
8. Biaya untuk pekerjaan saluran :Closed JongkokBak Mandi
9. Biaya untuk sarana dan prasarana :Titik LampuSaklar tunggalSaklar gandaStop kontakSekring boks
10. Biaya untuk Tenaga Kerja :Upah Tukang
Biaya Gaji Pegawai Perusahaan :- Gaji Sekretaris.- Gaji Bagian perencanaan.
38
- Gaji Bagian Pengawasan.- Gaji Bagian Keuangan.- Gaji Bagian pembelian.- Gaji Bagian Pemasaran
Pengelompokan biaya produksi pada perusahaan menyesuaikan
dengan sifat masing-masing biaya. Penggolongan ini disesuaikan dengan
jenis dan susunan informasi yang akan disajikan dalam pembukuan yang
dirancang sendiri oleh perusahaan berupa single entry yaitu catatan
pemasukan dan pengeluaran kas. Namun bila dilihat dari proses pencatatan
yang dilakukan pada perusahaan ini belum menerapkan system akuntansi
biaya dalam mengklasifikasikan biaya produksi, hal ini akan membuat
kesulitan dalam proses selanjutnya demikian juga halnya dalam pembukuan
yang hanya single entry. Untuk itu penggolongan biaya produksi yang
tersusun sistematis sangat diperlukan karena dapat memudahkan untuk
mencari dan menentukan biaya apa saja yang diinginkan agar dapat segera
mengetahui dan memudahkan proses akuntansi selanjutnya.
Berikut ini akan di uraikan perincian untuk satu unit rumah type 54
yang berlokasi di kompleks Griya perkasa.
1. Biaya bahan baku pembuatan rumah .
39
Tabel 2Perhitungan Biaya 1 Tumah Type 54
No Bahan Baku Satuan Harga Persatuan Jumlah1234567891011121314151617181920212223242526272829303132333435363738
Galam 4-9 mTongkat ulin 10/10 x 2 mKalang ulin/sepatu 5/10 x 5 cmSundukSuai Ulin 5/10Slop ulin 5/10Gelagar ulin 5/7 x 4 mRangka badan 6/8 x 4 mKalang kusen 6/8 x 4 mLantai ulin 2/20 x 2 mLantai keramik 40/40 cmLantai keramik WCDinding bata berdiriDinding keramik WCSemenPasirKuda-kuda kayu Gording/suai 5/7Atap genteng mega roofPemuungListplank ulin 2 x 10 x 4 mListplank ulin 2 x 20 x 4 mRangka plafond 4/6 cmPlafond kalsibutPintu panil satu permukaanPintu WC/KMJendela kaca 3 mmVentilasi PakuKunci pintu 2 slagGrendelEngsel pintuEngsel jendelaCat tembok @ 25 kgCat minyak untuk pintu dan jendelaCat minyak untuk kusenClosed jongkokKeran Air
410 ptg64 ptg
192 ptg 15 ptg15 ptg20 ptg47 ptg32 ptg25 ptg
240 ptg40 dus2 dus
4.500 bj2 dus65 sak4 ret
42 ptg80 ptg200 lbr12 bj15 ptg15 ptg
200 ptg22 lbr4 bh1 bh8 bh13 bh48 kg1 set7 set8 ktk7 ktk2 pil5 pil3 klg1 bh2 bh
2.80043.0003.000
55.00045.00055.00035.00065.00065.00012.50036.00040.000
40044.00043.000400.00024.00012.50017.50015.00017.50045.0008.700
45.000225.000150.00090.00015.00010.00070.0006.000
20.0007.000
375.0004.000
31.00055.00010.000
1.148.0002.752.000
576.000825.000675.000
1.100.0001.645.0002.080.0001.625.0003.000.0001.440.000
80.0001.800.000
88.0002.795.0001.600.0001.008.0001.000.0003.500.000
180.000262.500675.000
1.740.000990.000900.000150.000720.000195.000480.00070.000
42.000160.00049.000
750.00020.00093.00055.00020.000
Jumlah Rp.36.288.500
2. Biaya tenaga kerja .
Gaji Tukang Rp.8.500.000
Gaji Sekretaris Rp. 800.000
Gaji Bagian perencanaan Rp. 650.000
40
Gaji Bagian Pengawasan Rp. 500.000
Gaji Bagian Keuangan Rp. 650.000
Gaji Bagian pembelian Rp. 500.000
Gaji Bagian Pemasaran Rp. 600.000
Rp. 12.200.000
3. Biaya Lainnya .
Biaya administrasi dan umum Rp. 2.000.000
Biaya Pengangkutan bahan Rp. 1.000.000
Biaya Pemasaran Rp. 100.000
Biaya pemasangan PLN Rp. 1.000.000
- Titik lampu Rp. 600.000
- Saklar tunggal Rp. 55.000
- Saklar ganda Rp. 20.000
- Stop kontak Rp. 8.500
- Sekring boks Rp. 25.000
- Biaya pemasangan PDAM Rp. 1.050.000
Rp. 5.858.500
Untuk mendirikan satu unit rumah type 54 dengan luas bangunan
11 x 12 m, dengan harga Rp. 300.000 per meter nya adalah Rp. 39.600.000
Menurut perhitungan diatas yang di perhitungkan hanya pada satu
unit type 54 saja, sedangkan pada tahun 2007 sampai 2008 perusahaan
membangun perumahan type 54 sebanyak 6 unit di lokasi komplek Griya
Perkasa seluas setengah hektar lahan pembangunan, perusahaan dapat
mendirikan sebanyak 6 unit perumahan type 54 dengan harga jual Rp. Per
unit, maka dapat dilihat kesimpulan perhitungan biaya di bawah ini :
Tanah Rp. 39.600.000
Biaya bahan baku Rp. 36.288.500
Biaya tenaga kerja Rp. 12.200.000
41
Biaya lainnya Rp. 5.858.500
Harga pokok produksi Rp. 93.947.000
Sedangkan untuk membangun 6 unit perumahan dengan type 54
biaya yang di keluarkan secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
Tanah Rp. 39.600.000 x 6 unit Rp. 237.600.000
Biaya bahan baku Rp. 36.288.500x 6 unit Rp. 217.731.000
Biaya tenaga kerja Rp. 12.200.000 x 6 unit Rp. 73.200.000
Biaya lainnya Rp. 5.858.000 x 6 unit Rp. 35.148.000
Jumlah Harga pokok produksi Rp. 563.679.000
Penerapan proses pencatatan kedalam pembukuan pada perusahaan
ini menggunakan buku catatan pembelian yang memuat kolom-kolom
khusus transaksi pembelian. Dalam buku catatan penjualan ini dibuat kolom
untuk mencatat besarnya pembelian.
Dalam perusahaan ini tidak menyediakan buku jurnal double entry
(debet dan kredit) untuk menampung data akuntansi yang ada, sehingga
sebagian data pembelian yang ada tidak dapat terkelola dengan baik karena
sebagian data hanya dalam bentuk bukti-bukti transaksi.
Dilihat dari pencatatan yang digunakan sebuah perusahaan seperti
CV. Cakra Dua Perkasa Banjarmasin, dimana jenis biaya dan transaksi
pembelian relatif banyak, sehingga jelas bahwa buku catatan yang
digunakan tidak memadai untuk menampung setiap data biaya dan transaksi
pembelian yang terjadi. Dari sini dapat diketahui kelemahannya, yaitu :
42
1. Kalau transaksi yang selama ini terjadi tidak dicatat
dalam buku jurnal, maka jika terjadi kesalahan dalam buku besar sulit
untuk ditemukan.
2. Tidak dipisahkannya biaya dalam suatu catatan, maka
sulit membedakan antara biaya produksi dan biaya non produksi.
4.2 Penentuan Harga Pokok Produksi Yang Disarankan Berdasarkan
Prinsip Akuntansi Biaya
Pencatatan dan pembukuan yang digunakan perusahaan sewaktu-
waktu perlu diteliti kembali, karena kebutuhan pemakai informasi dan
perkembangan teknologi yang begitu pesat dari waktu kewaktu akan
mengubah pola pikir pihak manajeman itu sendiri. Untuk itu perusahaan
sewaktu-waktu harus mengevaluasi kembali pengelolaan informasi
keuangan yang dijalankan untuk digantikan yang lebih efektif dan efisien.
Pemecahan masalah yang ada pada CV. Cakra Dua Perkasa Banjarmasin
yaitu dengan mengganti prosedur pencatatan dan pembukuan yang berlaku
pada perusahaan dan mengubahnya menjadi yang lebih baik karena untuk
mencapai tujuan yang diharapkan dalam rangka pelaksanaan akuntansi biaya
yang baik bukanlah hal yang mudah, untuk itu dalam mengelola suatu
perusahaan sebagaimana yang diinginkan diperlukan suatu prinsip akuntansi
biaya yang akurat.
Bagi pengguna data informasi keuangan terutama pihak manajemen
perusahaan seharusnya memerlukan suatu struktur organisasi yang benar-
benar berfungsi sebagaimana mestinya dan sebagai suatu alat yang relatif
43
dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan. Jika terjadi perangkapan
tugas dan fungsi dalam suatu perusahaan hal ini tidak dibenarkan dalam
konsep akuntansi karena dapat mempersulit pimpinan dalam melakukan
pemeriksaan atas kebenaran transaksi yang terjadi, untuk itulah perlunya
struktur organisasi yang jelas dalam mengelola pembangunan perumahan
dan penggunaan sistem akuntansi pokok yang memadai. Dalam pemecahan
masalah ini penulis tidak memberikan suatu pemecahan masalah secara
global, akan tetapi suatu pemecahan hanya terfokus pada lingkup akuntansi
biaya yang disarankan untuk menentukan harga pokok produksi adalah
sebagai berikut :
CV. Cakra Dua Perkasa menjual satu unit rumah type 54 dengan
harga pokok produksi untuk satu unit rumah Rp. 94.064.000 sedangkan
hasil penjualan dalam satu unit rumah type 54 adalah RP. 120.000.000 jadi
laba kotor yang di peroleh perusahaan dalam satu unit rumah adalah Rp.
25.936.000/ unit. CV. Cakra dua perkasa selama tahun 2007 membangun
rumah dalam setengah hektar lahan pembangunan perusahaan dapat
mendirikan rumah sebanyak 6 unit rumah dengan nilai penjualan sebesar
Rp. 720.000.000 (120.000.000 x 6 ) dan biaya keseluruhan produksi Rp.
564.384.000 Serta biaya operasional sebesar Rp. 4.000.000 Pajak Pph
sebesar Rp. 32.984.800 .Sehingga berdasarkan perhitungan di atas
CV. Cakra Dua Perkasa mendapatkan laba bersih sebesar Rp. 118.631.200.
Biaya haruslah di dasarkan pada fakta-fakta yang relevan dan di
perhitungkan dengan teliti, serta dipertimbangkan dengan cermat agar dapat
44
menjadi informasi yang berguna untuk mencapai tujuan perusahaan yang
telah di tetapkan. Menurut prinsip akuntansi yang lazim, semua biaya yang
terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menetapkannya dalam
keadaan siap untuk diolah, merupakan unsur harga pokok produksi bahan
baku yang terdiri dari harga beli ditambah dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap
untuk diolah.
Berdasarkan penggolongan biaya produksi yang dilakukan oleh
perusahaan terlihat adanya ketidakpastian dalam penggolongan biaya yang
sesuai dengan konsep akuntansi biaya antara lain sebagai berikut. Adapun
penggolongan biaya yang disarankan adalah sebagai berikut :
1. Biaya Produksi.a. Biaya Bahan Baku :
Galam 4-9 mTongkat ulin 10/10 x 2 mKalang ulin/sepatu 5/10 x 5 cmSunduk dan Suai Ulin 5/10Slop ulin 5/10Gelagar ulin 5/7 x 4 mRangka badan 6/8 x 4 mKalang kusen 6/8 x 4 mLantai ulin 2/20 x 4 mLantai keramik 30/30 cmLantai keramik WCDinding bata berdiriDinding keramik WCPlesteran 1 : 4Plesteran 1: 2Kuda-kuda kayu ulinGording/suai 5/7Atap genteng super sokaPemuung
45
Listplank ulinRangka plafond 4/6 cmPlafond kayu rolPintu panil doublePintu panil satu permukaanPintu WC/KMJendela kaca 3 mmVentilasi kayu merantiClosed jongkok- Biaya Angkut Pembelian
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung :Upah Tukang
c. Biaya Overhead Pabrik :- Biaya Bahan Penolong :
Kunci pintu 2 slagGrendelHak anginEngsel pintuEngsel jendelaCat tembok @ 25 kgCat minyak untuk pintu dan jendelaCat minyak untuk kusen
- Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung :Gaji SekretarisGaji Bagian perencanaan Gaji Bagian PengawasanGaji Bagian KeuanganGaji Bagian pembelian
- Biaya Overhead Lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai :Biaya AirBiaya listrik
- Biaya Sarana dan Prasarana :(-) Biaya pemasarang listrik :
Titik lampuSaklar tunggalSaklar gandaStop kontakSekring boks
(-) Biaya pemasarang PDAM
46
2. Biaya Non Produksi.a. Biaya Pemasaran
Gaji bagian pemasaran Biaya Pemasaran
b. Biaya Administrasi dan umumBiaya Administrasi dan umum
Berikut ini akan diuraikan perincian untuk satu unit rumah type 54
yang berlokasi di kompleks Griya Perkasa adalah sebagai berikut :
1. Biaya Produksi
Biaya bahan Baku
No. Bahan BakuBanyak/
ptgHarga per
satuanJumlah
123456789101112131415161718192021222324252627
Galam 4-9 mTongkat ulin 10/10 x 2 mKalang ulin/sepatu 5/10 x 5 cmSundukSuai Ulin 5/10Slop ulin 5/10Gelagar ulin 5/7 x 4 mRangka badan 6/8 x 4 mKalang kusen 6/8 x 4 mLantai ulin 2/20 x 2 mLantai keramik 40/40 cmLantai keramik WCDinding bata berdiriDinding keramik WCSemenPasirKuda-kuda kayu Gording/suai 5/7Atap genteng mega roofPemuungListplank ulin 2 x 10 x 4 mListplank ulin 2 x 20 x 4 mRangka plafond 4/6 cmPlafond kalsibutPintu panil satu permukaanPintu WC/KMJendela kaca 3 mm
410 ptg64 ptg192 ptg 15 ptg15 ptg20 ptg47 ptg32 ptg25 ptg240 ptg40 dus2 dus
4.500 bj2 dus65 sak4 ret
42 ptg80 ptg200 lbr12 bj15 ptg15 ptg
200 ptg22 lbr4 bh1 bh8 bh
2.80043.0003.000
55.00045.00055.00035.00065.00065.00012.50036.00040.000
40044.00043.000
400.00024.00012.50017.50015.00017.50045.0008.700
45.000225.000150.00090.000
1.148.0002.752.000
576.000825.000675.000
1.100.0001.645.0002.080.0001.625.0003.000.0001.440.000
80.0001.800.000
88.0002.795.0001.600.0001.008.0001.000.0003.500.000
180.000262.500675.000
1.740.000990.000900.000150.000720.000
47
282930
Ventilasi PakuClosed jongkok
13 bh48 kg1 set
15.00010.00055.000
195.000480.00055.000
Total Rp. 35.084.500- Biaya Angkut Pembelian Rp. 1.000.000
Harga Perolehan Bahan Baku Rp.36.084.500
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Upah tukang Rp. 8.500.000
Total Rp. 8.500.000
Biaya Overhead Pabrik
a. Biaya bahan penolong
No Nama BahanBanyak/
ptgHarga
persatuanJumlah
12345678
Kunci pintu 2 slagGrendelEngsel pintuEngsel jendelaCat tembok @ 25 kgCat minyak untuk pintu dan jendelaCat minyak untuk kusenKeran Air
1 set7 set8 ktk7 ktk2 pil5 pil3 klg2 bh
70.0006.000
20.0007.000
375.0004.000
31.00010.000
70.000 42.000160.00049.000
750.00020.00093.00020.000
Total Rp. 1.204.000
b. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Gaji sekretaris Rp. 800.000
Gaji Bagian perencanaan Rp. 650.000
Gaji Bagian Pengawasan Rp. 500.000
Gaji Bagian Keuangan Rp. 650.000
Gaji Bagian pembelian Rp. 500.000
Total Rp 3.100.000
c. Biaya Yang memerlukan pengeluaran uang tunai
Biaya Air Rp. 1.000.000
48
Biaya listrik Rp. 1.000.000
Total Rp. 2.000.000
d. Biaya Sarana dan prasarana
Biaya pemasangan PLN Rp. 1.000.000
- Titik lampu Rp. 600.000
- Saklar tunggal Rp. 55.000
- Saklar ganda Rp. 20.000
- Stop kontak Rp. 8.500
- Sekring boks Rp. 25.000
Biaya pemasangan PDAM Rp. 1.050.000
Total Rp. 2.758.500
Total Keseluruhan Biaya Overhead Pabrik Rp. 9.062.500
2. Biaya Non Produksi
Biaya pemasaran
Biaya gaji bagian pemasaran Rp. 600.000
Biaya Pemasaran Rp. 100.000
Biaya administrasi dan umum
Biaya Administrasi dan umum Rp. 2.000.000
Total Rp. 2.700.000
Sedangkan untuk persediaan (pembelian tanah) dengan luas 11 x
12m dengan harga permeter Rp. 300.000.
Dari rincian tersebut, maka untuk menghitung harga pokok produksi
menurut penulis adalah sebagai berikut :
Tanah Rp. 39.600.000
49
Biaya bahan baku Rp. 36.084.500
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 8.500.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp. 3.100.000
Biaya overhead pabrik Rp. 9.062.500
Harga pokok produksi Rp. 96.334.000
Sedangkan untuk membangun 6 unit perumahan dengan type 54
biaya yang di keluarkan secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
Tanah Rp. 39.600.000 x 6 unit Rp. 237.600.000
Biaya bahan baku Rp. 36.084.500 x 6 unit Rp. 216.507.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 8.500.000 x 6 unit Rp. 51.000.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp. 3.100.000 x 6 unit Rp. 18.600.000
Biaya overhead pabrik Rp. 9.062.500 x 6 unit Rp. 54.375.000
Jumlah Harga pokok produksi Rp. 578.082.000
Berdasarkan hasil perhitungan harga pokok produksi di atas tersebut,
selanjutnya di tampilkan Laporan Laba Rugi untuk 6 unit perumahan type
54 yang berlokasi pada komplek Griya Perkasa pada tabel berikut ini :
CV. CAKRA DUA PERKASA Banjarmasin
Laporan Laba Rugi ( Menurut Penulis)
Tahun 2007
50
Hasil Penjualan Rp. 120.000.000 x 6 Rp. 720.000.000
Biaya Produksi
- Tanah Rp. 237.600.000
- Biaya bahan baku Rp. 216.507.000
- Biaya tenaga kerja langsung Rp. 51.000.000
- Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp. 18.600.000
- Biaya overhead pabrik Rp. 54.375.000
Harga pokok penjualan Rp. ( 578.082.000)
Laba kotor penjualan Rp. 141.918.000
Beban usaha :
- Biaya pemasaran Rp. 700.000
- Biaya administrasi dan umum Rp. 2.000.0000
Total (Rp. 2.700.000)
Laba Usaha Rp. 139.218.000
Pajak : Tarif 10 % x Rp. 25.000.000 Rp. 2.500.000
25 % x Rp. 50.000.000 Rp. 7.500.000
30 % x Rp. 64.218.000 Rp. 19.265.400
(Rp. 29.265.400)
Laba Bersih Rp. 109.952.600
BAB IV
PEMBAHASAN
51
5.1 Kesimpulan
Pada bab terakhir ini, penulis akan menyimpulkan dari uraian-uraian
pada bab terdahulu, yaitu sebagai berikut :
1. CV. Cakra Dua Perkasa Banjarmasin seharusnya lebih memperhatikan
mengenai penerapan prinsip akuntansi biaya yang berlaku selama ini,
agar dapat membantu menyediakan data serta informasi biaya bagi pihak
manajeman perusahaan terutama pimpinannya, karena informasi biaya
akan menngambarkan posisi keuangan dan menilai keberhasilan usaha
yang dijalankan.
2. Pencatatan biaya yang selama ini digunakan pada CV. Karya Prima
tersebut tidak cukup memadai untuk menyediakan informasinbiaya yang
akurat, sebab terkadang pembiayaan tersebut hanya dicatat kedalam
pencatatan biasa tanpa penggolongan yang sesuai dengan prinsip
akuntansi biaya, sehingga kesalahan mudah terjadi dan data yang
dihasilkan kurang dapat diandalkan dan kurang dapat dipercaya untuk
peroses akuntansi selanjutnya.
3. CV. Karya Prima tidak menyediakan laporan keuangan yang sesuai
prinsip akuntansi biaya untuk menampung semua transaksi yang terjadi,
sehingga informasi keuangannya tidak dapat dikelola dengan baik.
5.2 Saran
Sehubungan dengan masalah tersebut di atas, maka penulis akan
memberikan saran berikut :
52
1. Untuk mempermudah pengelolaan pembiayaan perusahaan sebaiknya
menerapkan prinsip akuntansi biaya.
2. CV. Cakra Dua Perkasa Banjarmasin sebaiknya melengkapi penggunaan
buku-buku catatannya dalam menerapkan akuntansi biaya yaitu jurnal
(penjualan, pengeluaran kas, penerimaan kas, umum), buku besar &
laporan keuangan (neraca, laporan R/L).