7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
1/27
DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN
Sunarto Arif Sura, Olivia Putri Utami, Astuti, Indri Dwisalsabilah, Sarima
Pendidikan Biologi 2014
AbstrakTelah dilakukan eksperimen tentang dasar pengukuran dan ketidakpastian, eksperimen ini
bertujuan untuk mampu menggunakan alat-alat ukur dasar, mampu menentukan ketidakpastian padapengukuran tunggal dan berulang, dan untuk mengerti angka berarti. Pada kegiatan pertama,eksperimen dilakukan dengan mengukur panjang, lebar dan tinggi benda yang disediakan sebanyaktiga kali dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer. Pada kegiatan kedua,
eksperimen ini dilakukan dengan mengukur massa benda menggunakan neraca ohaus 2610 gram, 311gram dan 310 gram sebanyak tiga kali. Pada kegiatan ketiga, eksperimen ini dilakukan denganmengukur perubahan suhu menggunakan termometer suhu, dengan memperhatikan berapa perubahansuhu yang terjadi pada selang waktu yang ditentukan diman waktu diukur menggunakan stopwatch.Dari hasil eksperimen yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengukuran suatu benda atau suatuobjek dengan menggunakan benda yang sama dan dengan alat ukur yang berbeda, dapat menghasilkanhasil pengukuran yang berbeda, meskipun cara, metode, prosedur keja ataupun sistematika rumus yangdigunakkan sama. Pengukuran suatu benda atau suatu objek dengan menggunakan benda yang samadan dengan alat ukur yang berbeda, menghasilkan hasil pengukuran yang berbeda, meskipun alat yangdigunakan mempunyai fungsi yang sama, dan untuk mengukur suatu perubahan suhu, waktu dan suhumula-mula sangat berpengaruh. Sehingga dapat dikatakan bahwa suhu dan waktu saling berkaitan.
KATA KUNCI: Pengukuran, Ketidakpastian, Angka Penting, Suhu
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara menggunakan alat-alat ukur dasar?
2. Bagaimana cara menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan
berulang ?
3. Bagaimana cara melaporkan hasil pengukuran dengan berlandaskan pada angka
penting?
TUJUAN
1. Mampu menggunakan alat-alat ukur dasar
2. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang
3. Mengerti angka berarti.
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
2/27
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Satuan Internasional
Pengukuran semua besaran sebenarnya statif terhadap suatu standar atau
satuan tertentu, dan satuan ini dipastikan disamping nilai numeriknya. Satuan
internasional yang pertama adalah meter, dinyatakan sebagai standar panjang oleh
French Academy of Sciences, pada tahuan 1970-an. Meter standar awalnya ditentukan
sebesar satu persepuluh juta dari jarak antara garis equador bumi dengan salah satu
kutub, dibuatlah sebuah penggaris platinum untuk mempersantesikan panjang ini.
Tahun 1889, meter didefinisikan sebagai jarak antara dua tanda yang dibuat jelaspada sebuah penggaris campuran platinum iridium. Tahun 1960, meter didefinisikan
sebagai 1.650.763,73 panjang gelombang cahaya jingga yang dipancarkan oleh gas
krypton 86. Tahun 1983 meter kembali didefinisikan ulang dalam hubungannya
dengan kecepatan cahaya. Difinisi yang barui adalah: Meter merupakan panjang
jalur yang dilalui oleh cahaya pada ruang hampa udara selama selang waktu
1/299.792.456 sekon (s) selama bertahun-tahun, sekon didefinisikan sebagai 1/86.400
dari rata-rata hari matahari sebagai satuan standar waktu. Standar sekon didefinisikansebagai waktu yang diperlukan untuk 9.192.631.770 periode radiasi ini. Adapun
standar massa adalah kilogram (Kg), yaitu sebuah platinum-iridium khusus, yang
disimpan di internasional bureau of luieghts and measures didekat kota paris yang
massanya didefinisikan tepat 1 kg.
Arti Pengukuran.
Pengukuran adalah bagian dari Keterampilan Proses Sains yang merupakan
pengumpulan informasi baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Para
ilmuwan mencari hubungan antara berbagai besaran fisika yang mereka teliti dan
ukur. Ilmuwan biasanya mencoba menyatakan hubungan tersebut secara kuantitatif,
dalam persamaan yang simbol-simbolnya mewakili besaran-besaran yang terlibat.
Untuk menentukan (atau meyakinkan) bentuk hubungan tersebut, dibutuhkan
pengukuran eksperimental yang teliti, walaupun pemikiran kreatif juga memainkan
perannya.
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
3/27
Ketidakpastian pengukuran.
Pengukuran yang akurat merupakan bagian yang penting dari fisika. Tetapi
tidak adapengukuran yangg benar-benar tetap. Ada ketidakpastian yang berhubungan
dengan setiap pengukuran. Ketidakpastian muncul dari sumber yang berbeda.
Diantara yang paling penting selain kesalahan adalah keterbatasan ketepatan setiap
alat pengukur dan ketidakmampuan membaca sebuah instrumen diluar batas bagian
terkecil yang ditunjukkan.
Ketidakpastian bersistem akan menyebabkan hasil yang diperoleh
menyimpang dari hasil sebenarnya sedangkan ketidakpastian rambang (acak) adalah
bersumber dari gejala yang tidak mungkin dikendalikan atau diatasi.Ketepatan dan ketelitian pengukuran
Ketepatan (Keakuratan), Jika suatu besaran diukur beberapa kali (pengukuran
berganda) dan menghasilkan haega-harga yang menyebar di sekitar harga yang
sebenarnya maka pengukuran dikatakan akurat. Pada pengukuran ini, harga rata-
ratanya mendekati harga yang sebenarnya.
Ketelitian (Kepresisian), Jika hasil- hasil pengukuran terpusat disuatu daerah tertentu
maka pengukuran disebut presisi (harga setiap pengukuran tidak jauh berbeda).
Pengukuran Langsung dan Tidak Langsung
Di tinjau dari cara pengukurannya, besaran-besaran fisika ada yang diukur
secara langsung dan ada (lebih banyak) yang diukur secara tidak langsung.
Pengukuran langsung adalah pengukuran sesuatu besaran yang tidak bergantung
pada pengukuran besaran-besaran lain.
Pengukuran tidak langsung adalah pengukuran besaran fisika dengan cara tidak
langsung membandingkannya dengan besaran acuan, akan tetapi dengan besaran-besaran lain.
Angka penting
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
2. Angka nol yang terletak di antara bukan nol termasuk angka penting.
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
4/27
3. Angka nol de sebelah kanan bukan angka nol termasuk angka penting, kecuali
kalau ada penjelasan lain, misalnya berupa garis dibawah angka terakhir yang
masih dianggap penting.
4. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik di sebelah kanan
maupun kiri koma desimal tidak termasuk angka penting.
Alat dan Bahan
1. Alat
Mistar
Jangka Sorong Mikrometer sekrup
Stopwatch
Termometer
Balok Kayu
Kelereng
Neraca Ohauss 310 gram
Neraca Ohauss 311 gram
Neraca Ohauss 2610 gram
Gelas Ukur
Kaki Tiga dan kasa
Korek
Bunsen Pembakar
2. Bahan
Air secukupnya
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1. Panjang2. Lebar3. Tinggi
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
5/27
Kegiatan 2
1. Diameter
Kegiatan 3
1. Waktu2. Suhu
Definisi Operasional Variabel
Kegiatan 1 Pengukuran Panjang
1. Panjang : diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu mistar, jangka sorong
dan mikrometer sekrup, satuannya yaitu millimeter (mm).2. Lebar : diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu mistar, jangka sorong
dan mikrometer sekrup, satuannya yaitu millimeter (mm).
3. Tinggi : diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu mistar, jangka sorong
dan mikrometer sekrup, satuannya adalah millimeter (mm).
Kegiatan 2 pengukuran Massa dan Suhu
1. Massa : diukur dengan menggunakan alat ukur neraca Ohauss 2610 gram,
neraca Ohauss 311 gram, neraca Ohauss 310 gram, satuannya adalah gram (g)
Kegiatan 3 Pengukuran Suhu dan Waktu
1. Suhu : diukur dengan menggunakan alat ukur thermometer, satuannya oC.
2. Waktu : diukur dengan menggunakan stopwatch, satuannya adalah sekon (s).
Prosedur Kerja
Kegiatan 1
1. Mengambil mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup serta menentukan
NSTnya.2. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk panjang, lebar, dan tinggi balok
berbentuk kubus yang disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur tersebut.
Mencatat hasil pengukuran pada tabel pengamatan dengan disertai
ketidakpastiannya.
3. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk diameter bola (mengukur
ditempat berbeda) yang disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
6/27
tersebut. Mencatat hasil pengukuran pada tabel hasil pengamatan dengan disertai
dengan ketidakpastiannya.
Kegiatan 2
1. Menentukan NST masing-masing neraca
2. Mengukur massa balok kubus dan bola sebanyak 3 kali secara berulang.
3. Mencatat hasil pengukuran yang dilengkapi dengan ketidakpastian pengukuran.
Kegiatan 3
1. Menyiapkan gelas ukur, bunsen pembakar lengkap dengan kaki tiga dan lapisan
asbesnya dan sebuah termometer.
2.
Mengisi gelas ukur dengan air hingga bagian dan meletakkan di atas kaki tigatanpa ada pembakar.
3. Mengukur temperaturnya sebagai temperatur mula-mula (To).
4. Menyalakan bunsen pembakar dan menunggu beberapa saat hingga nyalanya
terlihat normal.
5. Meletakkan bunsen pembakar tadi tepat di bawah gelas ukur bersamaan dengan
menjalankan alat pengukur waktu.
6.
Mencatat perubahan temperatur yang terbaca pada termometer tiap selang waktu1 menit sampai diperoleh 10.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
1. Pengukuran Panjang
NST Mistar : = = 0,1 cm/skala
NST Jangka Sorong : 20 SN =39 SU20 SN =39 (1 mm)
20 SN = 39 mm
SN = 1,95 mm
NST = 2 mm 1,95 mm = 0,05 mm
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
7/27
NST Mikrometer Sekrup :
Tabel 1. Hasil pengukuran panjang
No
Benda
yang
diukur
Besaran
yang
diukur
Hasil Pengukuran (mm)
Mistar Jangka Sorong Mikrometer Sekrup
1.
Balok
Panjang
|17,0 0,5| |16,10 0,05| |16,910 0,005||17,0 0,5| |17,00 0,05| |16,770 0,005||17,0 0,5| |17,10 0,05| |16,270 0,005|
Lebar|14,0 0,5| |15,50 0,05| |15,960 0,005||14,0 0,5| |15,40 0,05| |15,500 0,005||14,0 0,5| |15,50 0,05| |15,520 0,005|
Tinggi
|23,0 0,5| |24,10 0,05| |23,460 0,005||23,0 0,5| |23,15 0,05| |23,530 0,005||23,0 0,5| |24,05 0,05| |23,260 0,005|
2.
Bola Diameter
|17,0 0,5| |16,20 0,05| |16,310 0,005||17,0 0,5| |16,30 0,05| |16,020 0,005||17,0 0,5| |16,45 0,05| |16,010 0,005|
= 0,5 mm50 = 0,01 mm
NST SU =
=
= 0,5 mm
NST Skala Putar =
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
8/27
2. Pengukuran Massa
Neraca Ohauss 2610 gram
Nilai Skala lengan 1 : = = 10 gNilai Skala lengan 2 : = = 100 g
Nilai Skala lengan 3 : = = 0,10 gMassa beban gantung : -
Tabel 2. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 2610 gram
BendaPenunjukan
lengan 1
Penunjukan
lengan 2
Penunjukan
lengan 3
Beban
gantung
Massa benda (g)
Balok
Kubus
0
0
0
0
0
0
4,00
4,00
3,90
-
-
-
|4,00 0,05||4,00 0,05||3,90 0,05|
Bola
0
0
0
0
0
0
5,60
5,65
5,55
-
-
-|5,60 0,05|
|5,65 0,05||5,55 0,05|Neraca Ohauss 311 gram
Nilai Skala lengan 1 : = = 100 g
Nilai Skala lengan 2 : = = 10 g
Nilai Skala lengan 3 : = = 1 g
Nilai Skala lengan 4 : = , = 0,01 g
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
9/27
Tabel 3. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 311 gram
Benda
Penunjukan
lengan 1
Penunjukan
lengan 2
Penunjukan
lengan 3
Penunjukan
lengan 4
Massa benda
(g)
Balok
Kubus
0
0
0
0
0
0
3,000
3,000
3,000
0,875
0,850
0,870
|3,875 0,005||3,850 0,005||3,870 0,005|
Bola0
0
0
0
0
0
5,000
5,000
5,000
0,550
0,500
0,530
|5,550 0,005||5,5000,005||5,530 0,005|
Neraca Ohauss 310 gram
Nilai Skala lengan 1 : = = 100 g
Nilai Skala lengan 2 : = = 10 g
Nilai Skala Putar : = = 0,1 gJumlah Skala Nonius : 10 skala
NST Neraca Ohauss 310 gram : 1,9 SP = 10 SN
0,19 SP = SN
NST = NSP-NSTN= 0,2-0,19 = 0,01 g
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
10/27
Tabel 4. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 310 gram
BendaPenunjuka
n lengan 1
Penunjukan
lengan 2
Penunjukan
skala putar
Penunjukan
skala
Nonius
Massa benda (g)
Balok
Kubus
0
0
0
0
0
0
3,90
4,00
3,90
5
7
7
|3,95 0,01||4,07 0,01||3,97 0,01|
Bola0
0
0
0
0
0
5,50
5,50
5,50
8
7
7
|5,58 0,01||5,57 0,01||5,57 0,01|
3. Pengukuran Waktu dan Suhu
NST termometer : = = 1 Temperatur mula-mula (To) : |33 0,5|NST Stopwatch : = = 0,1 sekon
Tabel 5. Hasil pengukuran waktu dan suhu
No.
Waktu (s) Temperatur ()Perubahan
Temperatur ()1.
|60,0 0,1| |35,0 0,5| |2,0 0,5|
2.|120,0 0,1| |37,0 0,5| |2,0 0,5|
3.|180,0 0,1| |40,0 0,5| |3,0 0,5|
4. |240,0 0,1| |43,0 0,5| |3,0 0,5|5.
|300,0 0,1| |46,0 0,5| |3,0 0,5|
6.|360,0 0,1| |49,0 0,5| |3,0 0,5|
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
11/27
ANALISIS DATA
Pengukuran Panjang
Balok
V = P L T
= P + L + T= () P + () L + () T = P + L + T
= P + L + T = + + = + +
Mistar
Panjang
=, , , = 17,0 mmx=| |1=|17,0 17,0 |= 0 mmx=|17,0 17,0|= 0 mmx=|17,0 17,0|= 0 mm= max= 0,5 mm.KR = 100%KR = ,, 100% = 2,9% ( 3 AB )Pelaporan fisika : | |= |17,00,5|mm Lebar
=, , , = 14,0 mm
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
12/27
x=| |1=
|14,014,0|= 0 mm
x=|14,014,0|= 0 mmx=|14,014,0|= 0 mm= max= 0,5 mm.KR = 100%
KR = ,, 100% = 3,5% ( 3 AB )Pelaporan fisika : | |= |14,00,5|mm
Tinggi
=, , , = 23,0 mmx=| |1=|23,023,0|= 0 mmx=|23,023,0|= 0 mmx=|23,023,0|= 0 mm
= max= 0,5 mm.
KR = 100%
KR = ,, 100% = 2,1% (3 AB)PF : | |= |23,00,5|mm
Vbalok = P L T
Vbalok = 17,0 mm 14,0 mm 23,0 mm
Vbalok = 5.474 mm3
= + + = , , + , , + , , 5.474 mm3 = |0,029|+ |0,035|+ |0,021|5.474 mm3 = |0,085|5.474 mm3 =465,29 mm30,5 cm3
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
13/27
=5.474 mm3 5,5 cm3KR =
100%
KR = , , 100% = 9 % ( 2 AB )PF : | |=5,50,5cm3
Jangka Sorong
Panjang
=, , ,
= 16,73 mm
x=| |1=|16,1016,73|= 0,63 mmx=|17,0016,73|= 0,27 mmx=|17,1016,73|= 0,37 mm= max= 0,63 mm.KR = 100%
KR = ,, 100% = 3,7% ( 3 AB )PF : | |= |16,70,6|mm Lebar
=, , , = 15,47 mmx=| |1=|15,5015,47 |= 0,03 mmx=|15,4015,47 |= 0,07 mmx=|15,5015,47 |= 0,03 mm= max= 0,07 mm.KR = 100%
KR = ,, 100% = 0,4% ( 4 AB )PF : | |= |15,470,07|mm
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
14/27
Tinggi
=, , , = 23,76 mmx=| |1=|24,1023,76 |= 0,34 mmx=|23,1523,76 |= 0,61 mmx=|24,0523,76 |= 0,29 mm= max= 0,61 mm.KR =
100%
KR = ,, 100% = 2,5% (3AB )PF : | |= |23,70,6|mm
Vbalok = P L T
Vbalok = 16,7 mm 15,47 mm 23,7mmVbalok = 6.122,87 mm3
=
+
+
= ,, + ,,+ ,,6.122,87 mm3 = |0,035|+ |0,004|+ |0,025|6.122,87 mm3 = |0,064|6.122,87 mm3 =391,86 mm30,4 cm3 =6.122,87 mm36,1 cm3KR = 100%
KR = , , 100% = 6,5 % ( 2 AB )PF: | |=6,10,4cm3
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
15/27
Mikrometer Sekrup
Panjang
=, , , = 16,650 mmx=| |1=|16,91016,650 |= 0,260 mmx=|16,77016,650 |= 0,120 mmx=|16,27016,650 |= 0,380 mm= max= 0,380 mm.KR = 100%KR = ,, 100% = 2,2% ( 3 AB )PF : | |= |16,60,3|mm Lebar
=, , , = 15,660 mmx=| |1=|15,96015,660 |= 0,300 mmx=|15,50015,660 |= 0,160 mmx=|15,52015,660 |= 0,140 mm= max= 0,300 mm.KR = 100%
KR = ,, 100% = 1,9% ( 3 AB )
PF: | |= |15,60,3 |mm Tinggi
=, , , = 23,416 mmx=| |1=|23,46023,416 |= 0,044 mmx=|23,53023,416 |= 0,114 mm
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
16/27
x=|23,26023,416 |= 0,156 mm
= max= 0,156 mm.
KR = 100%
KR = ,, 100% = 0,6 % ( 3 AB )PF : | |= |23,40,1 |mm
Vbalok = P L T
Vbalok = 16,6 mm 15,6 mm 23,4 mmVbalok = 6059,6 mm
3
= + + = ,, + ,,+ ,,6059,6 mm3 = |0,018|+ |0,019|+ |0,004|6059,6 mm3 = |0,041|6059,6 mm3 =248,4 mm30,24 cm3
=6059,6 mm36,05 cm3
KR = 100%
KR = ,, 100% = 3,9 % ( 3 AB )PF : | |= |6,05 0,24 |mm
Bola
= 1
6
=
=
= 12
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
17/27
= 12
=
= 3
=
100%
Mistar
=, , , = 17,0 mmx= 1=|17,0 17,0 |= 0 mmx=
|17,0 17,0 |= 0 mm
x=|17,0 17,0 |= 0 mm= max= 0,5 mm.PF: = |17,00,5|mm = 16 = (3,14)(17,0)= 2571,13 mm3
= 3
= 3 (0,5)mm17,0 mm 2571,13 mm = 1,5 mm17,0 mm x 2571,13 mm = 0,08 x 2.571,13 mm
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
18/27
= 205,69 mm 0,20 cm
= 2.571,13 mm2,57
cm
= 100%
= , , 100%= 7,7 %( 2AB)PF = | |= |2,5 0,2|cm
Jangka Sorong
=, , , = 16,31 mmx= 1=|16,2016,31 |= 0,11 mmx=|16,3016,31 |= 0,01 mmx=|16,4516,31 |= 0,14 mm
= max= 0,14 mm.PF : = |16,31 0,14|mm = 16 = (3,14)(16,31)= 2.270,59 mm3
= 3
= 3 (0,14)mm16,31 mm 2.270,59 mm = 0,42 mm16,31 mm x 2.270,59 mm = 0,025 x 2.270,59 mm= 56,76 mm 0,05 cm = 2.270,59 mm2,27 cm
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
19/27
= 100%
= , , 100%= 2,2 %( 3AB)PF = | |= |2,27 0,05|cm
Mikrometer Sekrup
=, , ,
= 16,174 mm
x= 1=|16,31016,174|= 0,136 mmx=|16,02016,174|= 0,154 mmx=|16,01016,174|= 0,164 mm= max= 0,164 mm.PF : = |16,174 0,164|mm
= 16 = (3,14)(16,174)= 2214, 27 mm3
= 3
= 3 (0,164)mm16,174 mm 2.214,27mm
= 0,492 mm16,174 mm x 2.214, 27 mm = 0,030 x 2.214, 27 mm = 66,428 mm 0,066 cm= 2.214,27 mm2,214 cm = 100%
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
20/27
= , , 100%= 2,9 %( 3AB)
PF = | |= |2,21 0,06|cm
Pengukuran Massa
= = mv-1 = m + v
= m + v = |v|m + |mv|v =
m +
v
= + = +
Balok
=, , , = 5,8 x=| |1=|5,5 5,8|= 0,3 x=|6,15,8 |= 0,3x=|
6,055,8|
=
0,25
= max= 0,3 KR = 100%
KR = ,, 100% = 5,1% ( 2 AB )PF = | |= |5,8 0,3|cm
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
21/27
Bola
=, , , = 2,32 x=| |1=|2,5 2.32|= 0,18 x=|2,272.32 |= 0,05 x=|2,212.32 |= 0,11 cm3= max= 0,18
KR = 100%KR = ,. 100% = 7,7% (2 AB)PF = | |= |2.3 0,1|cm
Neraca Ohauss 2610 gram
Balok
=, , , = 3,96 gx=| |1=|4,003,96 | = 0,04 gx=|4,003,96 | = 0,04 gx=|3,903,96 | = 0,06 g= max= 0,06 g.KR = 100%
KR = ,
, 100% = 1,5 % ( 3 AB )
PF: | | = |3,960.06 |
Bola
=, , , = 5,60 gx=| |1=|5,605,60 | = 0 g
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
22/27
x=|5,655,60 | = 0,05 gx=
|5,555,60 |= 0,05 g
= max= 0,05 g.KR = 100%
KR = ,, 100% = 0,8% ( 3 AB )PF: | | = |5,600.05 |
Neraca Ohauss 311 gram
Balok
=, , , = 3,865 gx=| |1=|3,875 3,865 | = 0,010 gx=|3,8503,865 | = 0,015 gx=|3,8703,865 | = 0,005 g= max= 0,015 g.KR = 100%KR = ,, 100% = 0,3% (4 AB)Pelaporan fisika : | |= |3,8650,015|g
Bola
=, , , = 5,526 gx=
| |
1=|5,550 5,526 | = 0,024 gx=|5,5005,526 | = 0,026 gx=|5,5305,526 | = 0,004 g= max= 0,026 g.KR = 100%
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
23/27
KR = ,, 100% = 0,47% ( 4 AB )
Pelaporan fisika : | |= |5,5260,026|gNeraca Ohauss 310 gram
Balok
=, , , = 3,99 gx=| |1=|3,953,99 | = 0,04 gx=|4,073,99 | = 0,08 gx=|3,973,99 | = 0,02 g= max= 0,08 g.KR = 100%
KR = ,, 100% = 2 % (3 AB)Pelaporan fisika : | |= |3,990,08|g
=
= (3,99 )(5,8 ) =0,68 g/cm3 = + = ,, + ,,0,68 g/cm3 = |0,020|+ |0,051|0,68 g/cm3
=0,04 g/cm3
KR = 100%
KR = , /, / 100% = 5,8 % (2 AB)Pelaporan fisika : | |= |0,680,04|g/cm3
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
24/27
Bola
=, , ,
= 5,57 g
x=| |1=|5,58 5,57 | = 0,01 gx=|5,57 5,57 | = 0 gx=|5,57 5,57 | = 0 g= max= 0,01 g.KR = 100%
KR = , , 100% = 0,1% ( 4 AB )Pelaporan fisika : | |= |5,5700,010|g = = 5,570 2,3 cm =2,421 g/cm3 = + = , /, / + , , 2,421 g/cm3 = |0,001|+ |0,043|2,421 g/cm3 =0,106 g/cm3KR = 100%
KR = , /, / 100% = 4,3 % (3 AB)Pelaporan fisika :
| |=
|2,420,10|g/cm3
PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk untuk mampu menggunakan alat-alat ukur
dasar, mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang,
dan untuk mengerti angka berarti. Pada kegiatan pertama, eksperimen dilakukan
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
25/27
dengan mengukur panjang, lebar dan tinggi benda yang disediakan sebanyak tiga kali
dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer. Pada kegiatan kedua,
eksperimen ini dilakukan dengan mengukur massa benda menggunakan neraca ohaus
2610 gram, 311 gram dan 310 gram sebanyak tiga kali. Pada kegiatan ketiga,
eksperimen ini dilakukan dengan mengukur perubahan suhu menggunakan
termometer suhu, dengan memperhatikan berapa perubahan suhu yang terjadi pada
selang waktu yang ditentukan diman waktu diukur menggunakan stopwatch.
Pengukuran suatu benda atau suatu objek dengan menggunakan benda yang sama dan
dengan alat ukur yang berbeda, dapat menghasilkan hasil pengukuran yang berbeda.
Meskipun cara, metode, prosedur keja ataupun sistematika rumus yang digunakkansama. Hal ini disebabkan oleh karena adanya perbedaan NST dari alat ukur tersebut.
Setiap alat ukur memiliki NST masing-masing. Alat ukur mistar, jangka sorong, dan
mikrometer sekrup memiliki NST yang berbeda, dimana mistar NST = 0,5 mm,
jangka sorong = 0,05 mm dan mikrometer sekrup 0,01. Nah, diantara alat ukur
tersebut yang paling baik digunakan adalah mikrometer sekrup karena mikrometer
sekrup memiliki NST terkecil yaitu 0,01 mm sehingga ketidakpastian pengukurannya
berkurang.Pada kegiatan pertama, pengukuran panjang, lebar, tinggi serta diameter
balok. Hasil pengukuran panjang, tinggi dan lebar menggunakan mistar secara
berturut-turut adalah | |= |17,00,5|mm dengan KR = 2,9% , | |=|14,00,5| mm dengan KR = 3,5% ,| | = |23,00,5| mm dengan KR =2,1% , hasil pengukuran menggunakan jangka sorong adalah | |= |16,70,6|mm dengan KR = 3,7% , | | = |15,470,07| mm dengan KR = 0,4%,
| | =
|23,70,6| mm dengan KR = 2,5%, sedangkan hasil pengukuran
menggunakan mikrometer sekrup adalah | |= |16,60,3|mm dengan KR =2,2%, | | = |15,60,3 | mm dengan KR = 1,9%,| | = |23,40,1 |mm, dengan KR = 0,6% . Hasil pengukuran diameter menggunakan mistar adalah
= |17,00,5|mm dengan KR = 7,7% , jangka sorong adalah =|16,31 0,14| mm dengan KR = 2,2% dan mikrometer sekrup adalah =|16,174 0,164|mm dengan KR = 2,9% . Pada kegiatan kedua yaitu pengukuran
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
26/27
massa, hasil yang diperoleh menggunakan neraca ohaus 2610 untuk balok adalah
| | = |3,960.06 | dengan KR = 1,5% dan untuk bola adalah
| | = |5,600.05 | dengan KR = 0,8% , hasilpengukuran menggunakanneraca ohaus 311 untuk balok adalah | |= |3,8650,015|g dengan KR =0,3% dan untuk bola adalah | | = |5,5260,026| g dengan KR = 0,47%,sedangkan hasil pengukuran mengguna menggunakan neraca ohaus 310 untuk balok
adalah | |= |3,990,08| g dengan KR = 2% dan untuk bola adalah | |= |5,5700,010|g KR = 0,1%. Pada kegiatan ketiga yaitu pengukuran waktudan suhu, hasil yang diperoleh dari selang waktu |60,0 0,1|s sampai |360,0 0,1|s adalah |35,0 0,5|, |37,0 0,5|, |40,0 0,5|,|43,0 0,5|,|46,0 0,5| , dan |49,0 0,5|.
Dari hasil pengukuran pada kegiatan pertama, jika dilihat perbandingan dari
ketiga alat ukur yang digunakan, mikrometer sekrup memiliki Kesalahan Relatif (KR)
yang sangat kecil sehingga hasil pengukurannya dapat dikatakan lebih akurat di
banding kedua alat lain. Hal ini sudah sesuai dengan teori dimana mikrometer sekrup
memiliki ketelitian 0,01 mm/skala, sehingga mikrometer dikatakan sebagai alat yang
paling akurat dibanding mistar dengan ketelitian 0,1 cm dan jangka sorong denganketelitian 0,05 mm. Pada kegiatan kedua, dari ketiga neraca yang digunakan, neraca
ohauss 311 dan neraca ohauss 310 memiliki kesalahan relatif (KR) yang tidak beda
jauh, terutama pada pengukuran massa bola, hal ini sesuai dengan teori, dimana
ketelitian untuk kedua neraca ini memang sama yaitu 0,01 g, dan untuk neraca ohaus
2610 memang memiliki nilai KR yang lebih besar, karna ketelitian alat ini hanya
0,10 g, sehingga pada hasil percobaan nilai Kesalahan Relatifnya lebih besar. Dari
kegiatan ketiga, dapat diketahui bahwa dalam selang waktu 1 menit kenaikan suhu
secara rata - rata adalah 3, namun ada perbedaan antara menit pertama dan keduayaitu 2. Itu terjadi karena adanya ketidaktelitian dalam membaca skala padatermometer. Dari hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa semakin lama waktu
yang digunakan maka semakin tinggi suhunya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa,
semakin lama waktu yang digunakan, maka suhu akan semakin naik.
7/24/2019 SUNARTO ARIF_1414041002
27/27
SIMPULAN DAN DISKUSI
Untuk mengukur panjang, lebar, tinggi dan diameter suatu benda, maka dapatdigunakan alat ukur seperti mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup, untuk
pengukuran massa dapat digunakan neraca Ohauss 2610 gram, neraca Ohauss 311
gram dan neraca Ohauss 310 gram, sedangkan untuk pengukuran suhu dan waktu
dapat digunakan termometer dan stopwatch.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, maka sebaiknya dilakukan
pengulangan beberapakali pada saat pengukuran.
Untuk menuliskan angka penting, maka hal yang harus diperhatikan adalah
semua angka bukan nol adalah angka penting, angka nol yang terletak di antara bukan
nol termasuk angka penting, angka nol di sebelah kanan bukan angka nol termasuk
angka penting, kecuali kalau ada penjelasan lain, misalnya berupa garis dibawah
angka terakhir yang masih dianggap penting, dan angka nol yang terletak di sebelah
kiri angka bukan nol, baik di sebelah kanan maupun kiri koma desimal tidak
termasuk angka penting.
DAFTAR RUJUKAN
Darmawan, B. 1984. Teori Ketidakpastian Menggunakan satuan SI. edisi kedua. Bandung :ITB.
Giancoli, Douglas C. 2001.Fisika. Jakarta : Erlangga.
Herman, 2014. Penuntun Laporan Fisika Dasar. Jurusan Fisika Universitas NegeriMakassar : Makassar.
Top Related