STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : laki Laki
Umur : 60 tahun
Alamat : Jl. Puskesmas No.2A RT 04 / 06 Kelapa Gading
Timur
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku : Sunda
No.Rekam medis : -
Tempat : Puskesmas Kec. Kelapa Gading
Tanggal berobat : 9 Januari 2014
Jenis Jaminan : BPJS
A. Anamnesa
Autoanamnesis pasien yang dilakukan pada tanggal 9 Januari 2014 :
1. Keluhan Utama
Batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu.
2. Keluhan Tambahan
Nyeri tenggorokan, sesak nafas, demam, Pusing, lemas, nafsu makan dan
berat badan berkurang.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dibawa oleh Keluarganya datang ke Puskesmas kelapa gading
dengan keluhan batuk, batuk dirasakan pasien sejak 1 bulan yang lalu .
Batuk disertai dengan dahak berwarna putih, kental, kadang warna dahak
berwarna kehijauan. batuk sering timbul pada saat terpapar asap rokok dan
debu saat di Rumahnya. Batuk disertai dengan nyeri tenggorokan dirasakan
1
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan batuk disertai keluar darah disangkal.
Pasien merasakan sesak nafas saat malam hari . Sesak napas sudah
dikeluhkan pasien sejak 1 tahun yang lalu dan dirasakan hilang timbul.
Sesak disertai dengan adanya bunyi “ngik ngik” disangkal. Sesak timbul
terutama saat menghirup asap rokok, asap kayu bakar dan asap kendaraan
dijalanan. Sesak nafas bertambah apabila melakukan aktivitas yang berat
disangkal . Pasien mengaku tidak merasa sesak ketika melakukan aktivitas
ringan seperti berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi. Pasien mengaku
belum pernah menggunakan obat sesak napas yang disemprot sebelumnya.
Pasien juga mengeluhkan demam terutama dimalam hari dirasakan sejak 5
hari yang lalu. Demam dirasakan naik turun, namun untuk mengurangi
demam pasien tidak meminum obat, hanya kompres dengan menggunakan
air dingin. Demam disertai dengan keringat dingin namun tidak disertai
mengigil. demam disertai keluhan BAB dan BAK disangkal. Pasien
mengeluhkan pusing, lemas dan nafsu makan berkurang 1 bulan yang lalu,
akibatnya berat badan pasien berkurang dari 70 Kg sekarang menjadi 65 Kg.
Pasien mempunyai kebiasaan merokok dan minum kopi, dalam
satu hari pasien dapat menghabiskan 4 batang rokok dan 2 gelas kopi per
hari. Kebiasaan merokok ini sudah dimulai sejak 30 tahun yang lalu dan
berhenti ketika pasien merasa sesaknya sering kambuh. Walaupun sudah
berhenti merokok akan tetapi pasien sering terpapar asap rokok dari
tetangga rumahnya.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat batuk berulang diakui
Riwayat penyakit asthma disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit Hipertensi diakui (5 tahun yang lalu)
Riwayat penyakit hati disangkal
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat alergi disangkal
Riwayat pengobatan rutin selama 6 bulan disangkal
2
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita keluhan serupa
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Saat ini pasien merupakan kepala keluarga dari 1 orang anak. Saat ini pasien
sebagai pembantu rumah tangga. Pasien sudah bekerja sebagai pembantu
rumah tangga selama 30 tahun. dengan penghasilan kurang lebih Rp.700.000
tiap bulan. Jumlah tersebut dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
7. Riwayat Kebiasaan
Menurut keterangan Ibu majikan pasien, pasien memiliki kebiasaan
merokok dan sering minum kopi sejak usia muda sampai saat ini.
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik tanggal 9 Januari 2014:
1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
2. Vital Sign
a. Tekanan darah : 200/100 mmHg
b. Nadi : 90 kali/menit
c. Respirasi : 22 kali/menit
d. Suhu (aksila) : 36,70C
3. Status Generalis
a. Berat badan : 65 kg
b. Tinggi badan : 165 cm
c. IMT : BB/TB2 = 65/2,7 = 24,07 kg/m2 (normal)
d. Kepala : Normocephal
e. Rambut : Hitam, tumbuh lebat, tidak mudah dicabut
3
f. Mata : Konjungtiva Anemis ODS (-/-), sklera ikterik
ODS (-/-), pupil ODS bulat, isokor
g. Hidung : Septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret
h. Tenggorok : Uvula ditengah, arcus faring hiperemis (+), tonsil
T1-T1
i. Telinga : dalam batas normal
j. Mulut : Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, tonsil T1-T1
k. Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB.
l. Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, rhonki halus (+/+),
wheezing (-)
m. Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba ICS 5 Mid klaviculaSinistra
Perkusi : Batas jantung kanan terletak pada ICS V linea
parasternalis dextra, Batas jantung kiri terletak pada
ICS V linea mid klavikularis sinistra, pinggang
jantung terletak pada ICS II linea parasternalis
sinistra.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat
murmur dan gallop.
n. Abdomen :
Inspeksi : datar, lembut, tidak ada sikatrik
Palpasi : Nyeri tekan (-) di epigastrium, hepar dan lien tidak
teraba
Perkusi : Seluruh lapang abdomen timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
o. Genitalia : Tidak diperiksa
p. Ekstrimitas : Akral hangat, edema (- ), tremor (-) sianosis (-)
4
C. Pemeriksaan Penunjang
Radiologi
CTR < 50% , Bentuk Jantung Pedulum
Hilus kanan tampak melebar
Corakan kasar kedua perihiler dengan struktur cincin-cincin
Kesan: Susp. Bronkientaksis
BTA
o BTA 1 (-)
o BTA 2 (-)
o BTA 3 (-)
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
Identitas Pasien : Tn. A usia 60 tahun
Struktur Komposisi Keluarga
Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal serumah
No Nama Kedudukan
dalam
keluarga
Gender Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1Tn. A Pembantu Laki-laki
60
tahunSD Pembantu Pasien
2
Tn. H
Kepala
Keluarga
(majikan)
Laki-laki78
tahunD3 Pensiunan
5
3.Ny. Y Istri majikan Perempuan
65
tahunS1 Pensiunan
4.
Nn. R Anak majikan Perempuan33
tahunS1
Arsitek
PT.
Frudensial
5Ny. D Anak majikan Perempuan
30
tahunS1 Dokter
6Tn. H
Menantu
majikanLaki Laki
30
tahunS1
Karyawan
Swasta
7An. K Cucu Majikan Laki Laki 2 tahun - -
8An. S Cucu Majikan Laki-Laki
1
Minggu- -
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan Tempat Tinggal
Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah: menumpang
Daerah perumahan: cukup padat
Karakteristik rumah dan lingkungan Kesimpulan
Luas rumah : 17 m x 10 m2 Total penghuni di rumah tersebut sebanyak
8 orang. Rumah bertingkat dan lantai
rumah terbuat dari keramik, dinding
rumahnya terbuat dari tembok , terdapat
jamban keluarga, dan penerangan lampu
dengan daya 2000 watt. tempat
pembuangan sampah dan air bersih tersedia
serta kondisi lingkungan tempat tinggal
pasien cukup padat penduduk.
Kesan :
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 8 orang
Bertingkat/ tidak bertingkat: bertingkat
Lantai rumah dari : keramik
Dinding rumah dari : Tembok
Jamban keluarga: ada
Daya listrik : 2000 watt
Ketersediaan air bersih: ada
Tempat pembuangan sampah: ada
6
Dilihat dari karakteristik dan lingkungan
rumah keluarga majikan Tn.A sudah
memenuhi syarat rumah sehat.
b. Kepemilikan Barang-Barang Berharga
Keluarga ini memiliki barang–barang seperti dua buah televisi berwarna,
satu buah magic jar, enam buah telepon genggam, satu buah kipas
angin, dua buah AC, satu buah kompor gas, satu buah kulkas, beberapa
buah piring kaca dan gelas serta peralatan memasak dan makan lainnya.
c. Denah Rumah
Gambar 1. Denah Bawah Rumah keluarga Tn.A
7
1,5 meter
3 meter
Gambar 2. Denah Atas Rumah keluarga Tn.A
8
Keterangan:
Pintu utama
Pintu kamar
Jendela & ventilasi
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
a. Tempat Berobat
Jika ada keluarga tempat tinggal Tn. A yang sakit, Tn. A jarang berobat
ke Puskesmas Kecamatan kelapa Gading. Selain karena pengobatan di
Puskesmas tidak dipungut biaya, juga karena tempatnya yang tidak jauh
dari rumah, dan dapat di tempuh dengan mengguanakan angkutan umum.
b. Asuransi/Jaminan Kesehatan
Keluarga Tn.A mendapatkan jaminan kesehatan masyarakat dari
Pemerintah.
4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai
pusat pelayanan
kesehatan
Dengan kendaraan
pribadi, kadang
menggunakan
kendaraan umum
seperti bajaj atau
ojek.
Pasien dibawa keluarga pasien
berobat ke Puskesmas kecamatan
Kelapa Gading karena dinilai dekat
dari rumah. Pasien datang untuk
mendapatkan pengobatan tentang
keluhan-keluhannya. Untuk
mencapai Puskesmas pasien dan
keluarganya menggunakan
kendaraan pribadi umum berupa
ojek/bajaj. pasien merasa pelayanan
kesehatan di Puskesmas cukup
memuaskan. Tarif Puskesmas
gratis.
Tarif pelayanan
kesehatanGratis
Kualitas
pelayanan
kesehatan
Memuaskan
5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
9
a. Kebiasaan Makan
Tn.A makan dengan pola makan yang teratur, makan sebanyak dua
sampai tiga kali sehari dengan menu makanan yang bervariasi dan
dimasak sendiri .
Tabel 4.1 Food Recall Hari Senin, Tanggal 6 Januari 2014
Waktu Jenis Porsi Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Pagi Nasi putih 1
piring
204
kal
44,8 gr 4,2 gr 0,44 gr
Ayam
Goreng
1
potong
181
kal
0 gr 26,6 gr 7,64 gr
Tahu
goreng
1 buah 32 kal 0,3 gr 1,4 gr 2,8 gr
Tempe
goreng
1 buah 82 kal 3,2 gr 4,6 gr 5,8 gr
Siang Nasi putih 1
Piring
204
kal
44,8 gr 4,2 gr 0,44 gr
Ikan
Goreng
1
potong
182
kal
0 gr 18,1 gr 0 gr
Telor
dadar
1 butir 251
kal
1,4 gr 16,3 gr 19,4 gr
Malam Nasi putih 1
Piring
204
kal
44,8 gr 4,2 gr 0,44 gr
10
Telor
dadar
1 butir 251
kal
1,4 gr 16,3 gr 19,4 gr
Tahu
goreng
1
potong
32 kal 0,3 gr 1,4 gr 2,8 gr
JUMLAH 1622
kal
141 gr 89,3 gr 59,16
gr
Pagi : 499 kal, 48.3 gr (Karbohidrat), 36.8 gr (Protein) , 16.68 gr (lemak)
Siang : 637 kal, 46.2 gr (Karbohidrat), 30.6 gr (Protein) , 19.84 gr (lemak)
Malam : 487 kal, 46.5 gr (Karbohidrat), 21.9 gr (Protein) , 22.64 gr (lemak)
Tabel 4.2 Food Recall Hari Selasa, Tanggal 7 Januari 2014
Waktu Jenis Porsi Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Pagi Nasi putih 1
piring
204
kal
44,8 gr 4,2 gr 0,44 gr
Ayam
Goreng
1
potong
181
kal
0 gr 26,6 gr 7,64 gr
Tahu
goreng
1 buah 32 kal 0,3 gr 1,4 gr 2,8 gr
Tempe
goreng
1 buah 82 kal 3,2 gr 4,6 gr 5,8 gr
Siang Nasi putih 1
Piring
204
kal
44,8 gr 4,2 gr 0,44 gr
Ayam
Goreng
1
potong
181
kal
0 gr 26,6 gr 7,64 gr
11
Malam Nasi putih 1
Piring
204
kal
44,8 gr 4,2 gr 0,44 gr
Tahu
goreng
1
potong
32 kal 0,3 gr 1,4 gr 2,8 gr
Telor
dadar
1 butir 251
kal
1,4 gr 16,3 gr 19,4 gr
JUMLAH 1371
kal
139,6 gr 89,5 gr 47,4
gr
Pagi : 499 kal, 48.3 gr (Karbohidrat), 36.8 gr (Protein) , 16.68 gr (lemak)
Siang : 385 kal, 44.8 gr (Karbohidrat), 30.8 gr (Protein) , 8.08 gr (lemak)
Malam : 487 kal, 46.5 gr (Karbohidrat), 21.9 gr (Protein) , 22.64 gr (lemak)
Tabel 4.3 Food Recall. Hari Rabu, Tanggal 8 Januari 2014
Waktu Jenis Porsi Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Pagi Nasi putih 1
piring
204
kal
44,8 gr 4,2 gr 0,44 gr
Ayam
Goreng
1
potong
181
kal
0 gr 26,6 gr 7,64 gr
Tahu
goreng
1 buah 32 kal 0,3 gr 1,4 gr 2,8 gr
12
Tempe
goreng
1 buah 82 kal 3,2 gr 4,6 gr 5,8 gr
Siang Nasi putih 1
Piring
204
kal
44,8 gr 4,2 gr 0,44 gr
Tahu
goreng
1
potong
32 kal 0,3 gr 1,4 gr 2,8 gr
Tempe
goreng
1 buah 82 kal 3,2 gr 4,6 gr 5,8 gr
Malam Nasi putih 1
Piring
204
kal
44,8 gr 4,2 gr 0,44 gr
Telor
dadar
1 butir 251
kal
1,4 gr 16,3 gr 19,4 gr
Tahu
goreng
1
potong
32 kal 0,3 gr 1,4 gr 2,8 gr
JUMLAH 1304
kal
143,1 gr 106,7
gr
48,36
gr
Pagi : 499 kal, 48.3 gr (Karbohidrat), 36.8 gr (Protein) , 16.68 gr (lemak)
Siang : 318 kal, 48.3 gr (Karbohidrat), 10.2 gr (Protein) , 9.04 gr (lemak)
Malam : 487 kal, 46.5 gr (Karbohidrat), 21.9 gr (Protein) , 22.64 gr (lemak)
Menghitung berat badan Ideal dengan rumus Brocca yang dimodifikasi
90 % x (TB dalam cm - 100) x 1 Kg
90 % x 65 = 58,5 Kg
13
Menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT)
BB (Kg) / TB (m2)
65/(1,65) 2 = 24,07 Kg (dalam WHO: BB Normal)
Menghitung Kabutuhan Kalori adalah :
Faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain
Jenis Kelamin (Laki-laki sebesar 30 kkal, normal dengan aktivitas
sedang)
35 kal x Berat Badan ideal
35 kal x 58,5 Kg
2048 kal
Kebutuhan Zat Gizi
Protein 10 % dari total kalori : 4
20,48 : 4 = 51,2 gr
Lemak 20 % dari total kalori : 9
409,6 : 9 = 45,5 gr
Karbohidrat 70% dari total kalori : 4
1433,6 : 4 = 358,4 gr
Natrium, tidak lebih dari 6-7 gr/hari (1 sendok teh)
Serat, Anjuran ± 25 gr/hari
b. Penerapan Pola Gizi Seimbang
Menu makanan keluarga pasien setiap harinya ialah nasi dan ayam.
Disertai menu makanan lainnya seperti tahu, tempe, telur, ikan atau
daging. Pola makan pasien belum menerapkan pola gizi seimbang. Gizi
seimbang adalah makan yang cukup mengandung karbohidrat dan
lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat
pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur.
Melihat food recall pasien selama 3 hari sebelum datang kepuskesmas
maka dapat disimpulkan bahwa setiap harinya menu makanan pasien
14
kurang memenuhi jumlah energi/kalori yang dibutuhkan setiap harinya.
Dalam 1 hari kurang porsi karbohidrat, sangat kurang menkonsumsi
vitamin dari buah, serta kurang asupan lemak.
Menu makanan yang dianjurkan untuk pasien dengan kebutuhan kalori
2048 kal adalah :
1. Pagi
a. Nasi putih (2 piring) / Roti (4 potong)
b. Ikan (1 Potong)/ Ayam (1 potong sedang)
c. Tempe (2 potong)/ tahu (1 potong besar)
d. Sayur bayam/buncis/kangkung/sawi (1 mangkok matang)
e. Buah pepaya/pisang/jeruk/belimbing (1 buah)
2. Siang
a. Nasi putih (2½ piring) / Roti (5 potong)
b. Ikan (1 Potong)/ Ayam (1 potong sedang)
c. Tempe (2 potong)/ tahu (1 potong besar)
d. Sayur bayam/buncis/kangkung/sawi (1 mangkok matang)
e. Buah pepaya/pisang/jeruk/belimbing (1 buah)
3. Malam
a. Nasi putih (2 piring) / Roti (4 potong)
b. Ikan (1 Potong)/ Ayam (1 potong sedang)
c. Tempe (2 potong)/ tahu (1 potong besar)
d. Sayur bayam/buncis/kangkung/sawi (1 mangkok matang)
e. Buah pepaya/pisang/jeruk/belimbing (1 buah)
Anjuran konsumsi Garam tidak lebih dari 6-7 gr/hari (1 sendok teh)
6. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga
Dalam keluarga Tn. A, apabila terdapat masalaah dalam keluarganya
biasakan dibicarakan secara musyawarah dengan keluarga majikan
Tn.H. Keputusan diambil oleh Tn. A sebagai kepala keluarga.
15
Tingkat kerukunan terjalin baik antara anggota keluarga Tn.A dan
Tn.H
a. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga
- Keluarga Tn.A jarang berobat ke dokter dan lebih sering berobat ke
mantri dengan masih percaya bahwa mantri lebih bisa mengobati
daripada dokter.
B. Genogram
1. Bentuk Keluarga:
Bentuk keluarga ini adalah keluarga tinggal bersama (commune family)
keluarga yang terdiri dari kepala keluarga majikan (Tn. H), istri (Ny. Y),
anak ketiga (Nn.R), anak keempat (Ny.D), seorang menantu (Tn.D) dua
orang cucu majikan (An.K dan An.S), dan seorang pembantu (Tn.A) hidup
bersama berbagi hak dan tanggungjawab serta memiliki kekayaan bersama.
2. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Tn. A
berada pada tahapan keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan
keluarga (family as lauching centre). yaitu keluarga dengan anak yang
meninggalkan keluarganya.
3. Family Map
Gambar 2. Family Map
16
C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat dalam Keluarga
Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini yaitu:
1. Masalah dalam organisasi keluarga :
17
Pasien adalah seorang Lansia berusia 60 tahun dan menderita batuk lama
sejak 1 bulan yang lalu. Pasien adalah seorang anggota dari Commune
family sebagai . keluarga Tn.H selalu memberi dukungan untuk kesembuhan
pembantunya dengan cara mengajak Tn.A untuk berobat ke puskesmas atau
kedokter terdekat , memberikan obat sesuai anjuran dokter dan menjaga
Tn.A agar lekas sembuh.
2. Masalah dalam fungsi biologis:
Di keluarga Tn.H dan keluarga Tn.A tidak terdapat riwayat keluhan serupa
seperti yang dialami Tn. A.
3. Masalah dalam fungsi psikologis:
Pasien tinggal di lingkungan Commune family dan berada dibawah
pengawasan keluarga Tn.H. Pasien tinggal bersama keluarga Tn.H sebagai
pembantu rumah tangga. Tn.A memiliki seorang istri dan anak yang tinggal
di desa Cianjur. Pasien setiap 1 tahun sekali datang ke Cianjur untuk
berkumpul dengan keluarganya.
4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan:
Penghasilan Tn. A sebagai Pembantu rumah tangga cukup untuk keperluan
sehari-hari. Namun Tn. A tetap selalu menyisihkan uang untuk ditabung
setiap bulannya untuk kebutuhan sehari-hari Istri dan anaknya di Cianjur.
5. Masalah lingkungan :
Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat penduduk.
6. Masalah perilaku kesehatan :
Keluarga Tn.H (majikan) cukup mengerti akan pentingnya kesehatan
sehingga keluarga Tn.H selalu mengawasi penyakit yang saat ini diderita
oleh pasien atau kembali memeriksakan pasien jika timbul keluhan lagi.
D. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran) 18
Pasien dibawa berobat ke Puskesmas karena keinginan dari Keluarga
majikan pasien dengan tujuan untuk memeriksakan kesehatan pasien. ini
kunjungan pertama pasien ke Puskesmas Kelapa Gading, namun keluhan
pasien saat ini sudah berkali-kali dirasakan pasien. Keluarga majikan pasien
berharap penyakit pasien dapat sembuh. Tetapi Keluarga majikan pasien
juga merasa khawatir dengan penyakitnya yang belum sembuh.
2. Aspek Klinik (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Berdasarkan Autonamnesa pasien mengakui pasien memiliki riwayat batuk
lama sejak 1 bulan yang disertai demam sejak 5 hari. nyeri tenggorokan sejak
1 minggu. Keluhan pusing dan nafsu makan berkurang sehingga membuat
berat badan pasien berkurang dari 70 Kg menjadi 65 Kg. Pasien mengeluhkan
sesak nafas sejak 1 tahun yang lalu. Pasien memiliki riwayat perokok berat
dan sering minum kopi sejak 30 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan tekanan darah 200/100 mmHg, pemeriksaan fisik pada
tenggorokan terdapat arcus faring hiperemis (+) , pemeriksaan thorax
didapatkan hasil auskultasi rhonki halus (+). Hasil rontgen didapatkan Susp.
Bronkientaksis.
Diagnosa pasien : Penyakit Paru Obtruktif kronik dan Hipertensi Grade II
Differensial Diagnosis : Bronkientaksis, Bronkitis Kronis, Emfisema
3. Aspek Resiko Internal (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Menurut Keluarga majikan pasien, pasien sering mengkonsumsi 4 batang
rokok dan minum kopi 2 gelas setiap harinya. Pasien sering tidur tengah
malam . Selain itu keluarga pasien tinggal di perumahan yang cukup padat
sehingga memungkinkan terjadinya infeksi atau penularan infeksi dengan
cepat. Dengan pasien memiliki penyakit ini keluarga majikan pasien percaya
bahwa penyakit yang di derita pasien semata-mata adalah cobaan dari Allah
SWT.
19
4. Aspek Psikososial Keluarga (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
masalah kesehatan pasien)
Faktor pendukung kesehatan yaitu Keluarga majikan pasien menyadari kalau
penyakitnya itu harus dilakukan pengobatan secara tepat. Keluarga majikan
pasien juga selalu mengawasi pasien bila sewaktu-waktu terjadi keluhan
yang sama dan menjaga kebersihan individual pasien.
Faktor penghambat kesehatan pasien yang berasal dari keluarga Tn.A adalah
faktor ekonomi keluarga Tn.A yang terbatas sehingga kurang terpenuhinya
makanan bergizi seperti kurangnya mengkonsumsi daging, sayur dan buah-
buahan dan faktor ekonomi yang hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari.
5. Aspek Fungsional (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
baik didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Secara aspek fungsional, menurut skala WONCA , pasien termasuk derajat 5
yang mana pasien tidak mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas dan
bekerja sehari – hari.
20
E. Rencana Pelaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
Aspek
Personal
Edukasi pada pasien dan keluarga
majikan tentang penyakit yang dideritanya
yaitu PPOK dan Hipertensi Grade II
(definisi, penyebab, gejala, pencegahan
dan pengobatan)
Pasien dianjurkan untuk kontrol setelah
obat habis untuk melihat perkembangan
pengobatan / stadium atau jika keluhan
berulang pada pasien
Edukasi kepada pasien dianjurkan untuk
menjaga kesehatan diri dan mencegah agar
penyakitnya tidak menular kepada anggota
keluarga lainnya
Edukasi kepada pasien agar selalu sabar
dan tabah menghadapi sakit yang diderita.
Karena penyakit datangnya dari ALLAH
SWT dan kesembuhan datangnya dari
ALLAH SWT.
Pasien
Dan
keluarga
majikan
Tn.H
Pada saat
di
puskesmas
dan
kunjungan
rumah
Pasien dan keluarga majikan dapat memahami
dengan baik tentang penyakit yang sedang
dideritanya sehingga di kemudian hari ia
dapat mengupayakan pencegahan untuk
penyakitnya tersebut.
Keluarga majikan pasien membawa pasien ke
Puskesmas setelah obat habis atau keluhan
batuk, demam, sesak nafas kembali terulang.
Pasien dapat memahami untuk menjaga
kesehatan diri dan mencegah agar
penyakitnya tidak menular ke anggota
keluarga lainnya seperti makan dam minum
yang bergizi, mencuci tangan dengan sabun,
memakai masker ketika sedang batuk atau
bersin.
Pasien memahami untuk selalu ikhtiar dan
tawakal dalam menghadapi cobaan seperti
sakit.
21
Pasien semakin memperdalam agama islam
seperti sering shalat sunnah terutama dimalam
hari, dan sering membaca Al-Quran
Aspek
Klinik
Memberikan obat-obatan kepada pasien
yaitu :
Pemberian obat oral:
- Amoksisilin 3 x 500 mg
- Paracetamol 3 x 500 mg
- Gliceril Guaiacolat 3 x 1
- Nifedipine 1x5 mg
Pasien Puskesmas Pasien dapat minum obat dengan teratur
dan kontrol kembali ke puskesmas setelah
obat habis atau gejala berulang.
Untuk mengurangi keluhan-keluhan yang
dirasakan oleh pasien seperti keluhan batuk,
demam, pusing.
Aspek
Risiko
Internal
Mengedukasi pasien tentang
memberikan gizi seimbang kepada
keluarga majikan pasien agar kesehatan
terjaga dan tidak mudah terserang
penyakit.
Mengedukasi pasien tentang bahaya
merokok dan sering mengkonsumsi kopi
agar tidak memperberat penyakit.
Keluarga
majikan
pasien
dan
Pasien
Pada saat
kunjungan
ke rumah
Meningkatkan pemahaman kepada pasien
untuk lebih menjaga kesehatan dan
kebersihan serta pola makan gizi seimbang
(karbohidrat, protein hewani dan nabati,
sayuran dan buah-buahan serta susu) .
Meningkatkan pemahaman kepada pasien dan
keluarga majikan pasien tentang bahaya
merokok dan minum kopi. Agar tidak
22
Mengedukasi pasien dalam sisi agama
islam bahwa merokok itu dilarang
karena lebih banyak mudaratnya dari
pada manfaatnya bagi kehidupan pasien
mengkonsumsi rokok, mengurangi konsumsi
kopi agar tidak bisa istirahat, serta
mengurangi konsumsi yang mengandung
garam.
Meningkatkan kepercayaan pasien bahwa
sesungguhnya ALLAH SWT yang dapat
menyembuhkan penyakit.
Aspek
Psikososial
Keluarga
Mengedukasi keluarga majikan pasien
agar selalu memperhatikan kebersihan
personal pasien dan lingkungan
Mengedukasi kepada keluarga majikan
pasien untuk memberikan obat kepada
pasien dengan teratur.
Mengedukasi kepada keluarga majikan
pasien agar tidak merokok didalam
maupun diluar rumah dan mengurangi
untuk menkonsumsi kopi karena dapat
menyebabkan kesulitan untuk
beristirahat.
Pasien
dan
keluarga
majikan
pasien
Pada saat
kunjungan
ke rumah
Dengan perhatian penuh dari keluarga
majikan , diharapkan pasien merasa nyaman
dan selalu berada dalam pengawasan
keluarga majikan Agar supaya pasien selalu
menjaga kebersihan, meminum obat secara
teratur, tidak merokok dan mengurai untuk
menkonsumsi kopi.
Pasien dan keluarga majikan sering
mengadakan shalat berjamaah dan mengaji
bersama di rumah.
Pasien dah keluarga majikan sering mengikuti
acara ceramah agama islam, baik acara di 23
Mengedukasi pasien dan keluarga
majikan untuk meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kepada ALLAH SWT
Masjid maupun melalui media seperti
televisi dan radio.
Aspek
Fungsional
Edukasi kepada pasien dan keluarga
majikan pasien untuk meningkatkan
perhatian terhadap larangan merokok.
Pasien
dan
keluarga
majikan
pasien
Pada saat
kunjungan
ke rumah
Agar pasien dalam keadaan sehat dan dapat
melakukan kegiatan sehari-hari secara
produktif.
24
F. Prognosis
1. Quo Ad Vitam : dubia ad bonam
2. Quo Ad Sanacionam : dubia ad bonam
3. Quo Ad Functionam : dubia ad bonam
25
ANALISA KASUS
Pasien Tn. A berusia jenis kelamin laki-laki bertempat tinggal di Jl.
Puskesmas No.2A RT 04 / 06 Kelapa Gading Timur suku bangsa berasal dari sunda
beragama Islam yang merupakan pembantu rumah tangga dikeluarga Tn.H.
Dilakukan pemeriksaan tanggal 9 Januari 2014 , dengan melakukan pemeriksaan
medis di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading dan pemeriksaan secara holistik
melalui home visit didapatkan diagnosis medis berupa Penyakit Paru Obstruksi
Konis (PPOK) dan Hipertensi Grade II diagnosis holistik meliputi aspek personal,
aspek klinis, aspek resiko internal, aspek psikologis keluarga dan aspek fungsional.
Aspek personal ditegakkan berdasarkan alasan kedatangan, harapan, dan
kekhawatiran orangtua pasienyang membawa pasien dari hasil anamnesis pasien
datang berobat ke Puskesmas karena jarak yang dekat dari tempat tinggal dan tidak
dipungut biaya serta kualitas pelayanan kesehatan yang dirasakan memuaskan oleh
pasien. Pasien datang ke Puskemas dibawa keluarga majikan Tn.H dengan keluhan
batu batuk sejak 1 bulan yang lalu. Keluarga majikan pasien datang membawa pasien
berobat dengan harapan gejala dapat diobati dan pasien sembuh.
Aspek Klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan, dan
pemeriksaan penunjang dengan menentukan pula diagnosis bandingnya. Berdasarkan
hal demikian maka ditegakan diagnosis medis sebagai Paru Obstruksi Konis (PPOK)
dan Hipertensi Grade II. Penting dilakukan edukasi pada orangtua pasien bahwa
penyakit ini akibat dari infeksi saluran napas berulang terutama pada lansia karena
perilaku merokok dan minum kopi yang berulang .
Pengobatan diberikan obat Amoksisilin untuk mengatasi infeksi lebih luas,
Paracetamol sebagai antipiretik dan analgetik untuk menurunkan panas badan serta
meredakan nyeri, Gliceril Guaiacolat sebagai obat batuk mukolitik dan nifedipine
sebagai antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah.
Aspek resiko internal pada pasien ini adalah faktor riwayat sering merokok
dan minum kopi . Menurut keluarga majikan pasien, pasien sulit untuk berhenti
26
merokok dikarenakan kurang kesadaran mengenai kesehatan pasien. Serta edukasi
keluarga majikan pasien dan pasien untuk menjaga pola makan sesuai gizi seimbang
(yang rendah garam) sesuai kebutuhan kalori pasien, agar pasien dan keluarga di
Rumah dalam keadaan sehat dan pentingnya pasien untuk mengingat bahwa penyakit
ini datangnya dari ALLAH SWT dan dapat disembuhkan oleh ALLAH SWT.
Aspek psikososial di keluarga pasien ini diantaranya keluarga memperhatikan
kesehatan dan kebersihan personal pasien khususnya. Keluarga majikan pasien juga
harus selalu memberikan obat secara teratur sampai obat habis dan membawa pasien
ke Puskesmas untuk kontrol penyakit tersebut atau jika gejala berulang. Serta
keluarga majikan selalu mengingatkan kepada pasien agar tidak merokok didalam
maupun diluar rumah dan mengurangi untuk menkonsumsi kopi karena dapat
menyebabkan kesulitan untuk beristirahat.
Aspek fungsional didasarkan pada penentuan skala dari Universitas Indonesia.
Dari hasil skala tersebut pasien berada pada derajat 5 yang mana pasien tidak
mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas dan bekerja sehari – hari.
Rencana penatalaksanaan disasarkan pada analisa seluruh keadaan pasien. Hal
ini dimaksudkan agar seluruh tatalaksana dapat dijalankan dengan baik oleh pasien
dan disertai dukungan dari keluarga majikan pasien seperti minum obat dengan
teratur sehingga penyakit pasien tidak memburuk. Serta selalu ikhtiar dan tawakal
untuk kesembuhan penyakit pasien.
27
Top Related