i
STRATEGI PENINGKATAN KONTRIBUSI PAJAK PARKIR DALAM
MENUNJANG PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
KOTA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Heryana Ajeng Lanovriani
NIM : 122214126
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVRTSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Motto dan Persembahan
“FAILURE IS A BRUISE, NOT A
TATTO”
Heryana Ajeng Lanovriani
SKRIPSI ini kupersembahkan untuk:
Allah SWT yang selalu membuat tidak pernah lupa untuk
bersyukur.
Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Heri Sugianto dan Ibu
Titi Feri Fatimah, dan Galih Abimanyu yang selalu
mendukung dan membantu menyelesaikan skripsi yang
sempat tertunda.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul, “Strategi
Peningkatan Kontribusi Pajak Parkir dalam Menunjang Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kota Yogyakarta”. Penulisan Skripsi ini diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa tanpa bantuan,
dukungan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak AlbertusYudi Yuniarto S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. A. Triwanggono, M.S., selaku Dosen Pembimbing I, yang
dengan sabar dan rela meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk
memberikan arahan, kritik, saran yang sangat bermanfaat bagi penulis
sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Drs. P. Rubiyatno, M.M., selaku Dosen Pembimbing II, yang
dengan sabar dan rela meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk
memberikan arahan, kritik, saran yang sangat bermanfaat bagi penulis
sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Segenap Manajemen Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan
Kota Yogyakarta, yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan
penelitian dan telah bersedia meluangkan waktu untuk membantu
penulis dalam mendapatkan informasi tentang Pendapatan Pajak Parkir
dan Pendapatan Asli Daerah Kota Yogyakarta.
6. Segenap Pengelola Lahan Parkir Jalan Solo, Jalan Kaliurang, Jalan
Margoutomo Yogyakarta, yang telah mengijinkan penulis untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
melakukan penelitian dan telah bersedia meluangkan waktu untuk
membantu penulis dalam mendapatkan informasi tentang pengelolaan
lahan parkir.
7. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
8. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Heri Sugianto dan Ibu Titi Feri
Fatimah yang selalu memberikan dukungan melalui doa, nasihat,
perhatian, cinta yang tak terhingga sehingga memberikan semangat
yang luar biasa kepada penulis untuk menjalani semuanya dengan
baik.
9. Teman-teman angkatan 2012, terima kasih atas kebersamaan dan
dinamika pertemanan selama di perkuliahan ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dan telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih memiliki banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca guna menyempurnakan Skripsi ini.
Penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat dan menjadi bahan
masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun Skripsi.
Yogyakarta, 13 Juli 2017
Penulis
Heryana Ajeng Lanovriani
NIM : 122214126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .... .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS .................................. v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ........................................................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ....................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ....................................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ............................................................................. xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xv
HALAMAN ABSTRAK ......................................................................................... xvi
HALAMAN ABSTRACT ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 6
C. Batasan Masalah....................................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
A. Landasan Teori ......................................................................................... 9
1. Pengertian Manajemen ....................................................................... 9
2. Pengertian Manajemen Stategi ........................................................... 9
3. Pengertian Pajak ................................................................................. 9
4. Pengertian Pajak Parkiran ................................................................ 10
5. Fungsi Pajak .................................................................................... 10
6. Asas Pemungutan Pajak ................................................................... 11
7. Jenis – jenis Pajak ........................................................................... 13
8. Pengertian Pendapatan Asli Daerah ................................................. 14
9. Kendala Peningkatan Pendapatan Asli Daerah ................................ 14
10. Kendala Pemungutan Pajak Daerah ................................................. 15
B. Penelitian Sebelumnya ........................................................................... 17
C. Kerangka Konseptual Penelitian ............................................................ 20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 22
B. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 22
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................. 23
D. Variabel dan Definisi Operasional ......................................................... 24
E. Populasi Penelitian ................................................................................. 24
F. Sumber Data ........................................................................................... 24
G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 25
BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA YOGYAKARTA
A. Sejarah Kota Yogyakarta ....................................................................... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
B. Keadaan Geografis ................................................................................. 40
C. Keadaan Demografi ............................................................................... 40
D. Pendapatan Asli Daerah ......................................................................... 42
E. Kontribusi Pajak Parkir .......................................................................... 42
F. Pajak Parkir dan Kontribusi Parkir ........................................................ 43
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ........................................................................................ 44
B. Analisis Data .......................................................................................... 44
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, KETERBATASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 63
B. Saran ....................................................................................................... 64
C. Keterbatasan ........................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 66
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR SKEMA
Skema 1. Kerangka Konseptual Penelitian
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Prosentase Penerimaan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Yogyakarta tahun 2011 – 2015
Tabel 2 Trend perhitungan Kontribusi Pajak Parkir
Tabel 3 Perhitungan Penerimaan Pajak Parkir tahun 2011 – 2015
Tabel 4 Perhitungan nilai penerimaan Pajak Parkir dan Realisasi
Pendapatan Asli Daerah Kota Yogyakarta tahun 2011 – 2015
Tabel 5 Perhitungan Y trend Penerimaan Pajak Parkir
Tabel 6 Peramalan Penerimaan Pajak Parkir tahun 2016 – 2020
Tabel 7 Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Yogyakarta 2011-2015
Tabel 8 Hasil Pajak Daerah Kota Yogyakarta 2011-2015
Tabel 9 Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks
Tabel 10 External Factor Evaluation (IFE) Matriks
Tabel 11 Matriks SWOT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Alur Pengelolaan, Pemungutan dan Penyetoran Retribusi Parkir
Gambar 2 Prosedur Pengelolaan Parkir
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara
Lampiran 2 Laporan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah yang Dikelola
oleh Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota
Yogyakarta
Lampiran 3 Laporan Realisasi Pendapatan Asli Daerah yang Dikelola
oleh Dinas Pajak dan Pengelolaan Keuangan Kota
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
STRATEGI PENINGKATAN KONTRIBUSI PAJAK PARKIR
DALAM MENUNJANG PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
KOTA YOGYAKARTA
Heryana Ajeng Lanovriani
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) besaran
kontribusi Pajak Parkir pada Pendapatan Asli Daerah, 2) permasalahan
dalam pengelolaan lahan parkir, 3) strategi untuk menghadapi masalah
lahan parkir di Kota Yogyakarta. Sumber data diperoleh dari wawancara
langsung dengan pengelola lahan parkir dan observasi data dari Dinas
Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta. Penelitian ini
menggunakan analisis trend dan Analisis SWOT. Hasil penelitian
menunjukkan : 1) persentase kontribusi penerimaan Pajak Parkir
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Yogyakarta dari tahun 2011-2015
cenderung meningkat, namun sempat menurun pada tahun 2014.
Persentase kontribusi pajak parkir relatif masih sangat kecil, rata-rata
0,104 % selama tahun 2011-2015, 2) Permasalahan yang didapatkan
melalui observasi langsung dan wawancara dalam pengelolaan lalu lintas,
peluang lahan, besaran jumlah pajak parkir yaitu kemacetan yang terjadi
setiap harinya, penataan kendaraan yang tidak teratur, banyak lahan-
lahan kosong yang ilegal, belum ada peninjauan rutin pada kantong
parkir dan pendataan lokasi-lokasi parkir baru, setoran yang tidak tepat
waktu, sanksi berupa denda yang tidak dipatuhi, jumlah setoran yang
tidak sesuai dengan aturan yaitu 20% dari pendapatan., 3) strategi yang
harus yaitu dilakukan pendataan rutin lahan-lahan kosong yang dapat
dimanfaatkan, membuka lahan-lahan parkir baru agar dapat memenuhi
kebutuhan pengunjung.
Kata kunci: Strategi, Kontribusi Pajak Parkir, PAD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
STRATEGIES TO INCREASE PARKING TAXES
CONTRIBUTION TO REGIONAL INCOME OF
YOGYAKARTA REGENCY
Heryana Ajeng Lanovriani
Sanata Dharma
Yogyakarta
2017
This research aims to know: 1) few amount of parking taxes
contribution to regional income, 2) problems in the management of
parking lot, 3) strategy to overcome problems of parking lot management
in Yogyakarta. Data were obtained from direct interviews with land local
parking management and a from the Office of Regional Tax and
Financial Management of Yogyakarta Regency. This research employed
analysis of trend analysis and SWOT analysis. The research results show
: 1) the percentage of contribution from parking tax to the regional
income of the percentage 2011-2015 tended to increase, but declined in
2014. In term of percentage contribution of parking tax was still
relatively very small, of 0.104 % averagely in the year of 2011-2015, 2)
Problems that were obtained through a direct observation and interviews
in terms of traffic management, field opportunity, the quantity of parking
tax which was a stagnation that happened everyday, bad vehicles
management, many ilegal empty fields, no rutine survey towards parking
income and no encoding for new parking locations, a late deposit, a
fining that was not obeyed, the amount of deposit that did not match the
rules, which is 20% from the income., 3) obligatory strategies which was
a rutine encoding towards empty fields that could be beneficial, open
new parking lots to fulfill the visitors needs.
Keywords: Strategy, the contribution of parking tax, local revenue.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembagian daerah di Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan
bentuk dan susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang–undang,
dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem
pemerintahan negara. Dan hak-hak asal-usul dalam daerah yang bersifat
istimewa, sesuai ketentuan yang terkandung dalam pasal 18 Undang-Undang
Dasar 1945.
Kota Yogyakarta adalah ibukota Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta yaitu merupakan kota yang mempunyai ciri khas tersendiri yang
membedakan dengan kota- kota lain yang ada di Indonesia. Kota ini dikenal
sebagai kota pariwisata, kota budaya, dan juga sering disebut sebagai kota
pendidikan dan kota pusat kegiatan bisnis bagi kota dan daerah di sekitarnya.
Sehingga menjadi daya tarik bagi masyarakat di sekitar khususnya dan
masyarakat Indonesia pada umumnya untuk berkunjung ke kota ini baik
untuk sekedar berlibur, berekreasi, menimba ilmu ataupun juga untuk
melakukan bisnis atau belanja. Seiring dengan adanya era globalisasi dan
semakin berkembangnya dunia informasi dan transportasi maka minat
masyarakat untuk berkunjung ke kota ini juga akan semakin meningkat. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tersebut kemudian akan menyebabkan terjadinya peningkatan perjalanan dan
peningkatan arus lalu lintas dalam kota ini. Tuntutan kebutuhan akan jasa
transportasi juga semakin meningkat, baik itu dari segi sarana dan
prasarananya maupun dari segi pelayanan, keamanan, kenyamanan dan
efisiensi perjalanan itu sendiri. Jika hal-hal tersebut tidak terpenuhi, maka
akan dapat memunculkan berbagai masalah yang saling berkaitan.
Era otonomi daerah yang secara resmi mulai diberlakukan di
Indonesia sejak 1 Januari 2001 menghendaki daerah untuk berkreasi dalam
mencari sumber penerimaan yang dapat membiayai pengeluaran pemerintah
dan pembangunan.Setiap daerah tersebut mempunyai hak dan kewajiban
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
kepada masyarakat. Untuk menyelenggarakan pemerintahan tersebut, daerah
berhak mengenakan pungutan terhadap masyarakat. Berdasarkan Undang-
Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menempatkan
perpajakan sebagai salah satu perwujudan kenegaraan, bahwa penempatan
beban kepada masyarakat, seperti pajak, retribusi dan pungutan lainnya yang
bersifat memaksa diatur dengan undang-undang.
Terdapat perbedaan cakupan pajak antara daerah provinsi dan
daerah kabupaten/kota. Menurut UU no. 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, Daerah Provinsi memiliki 5 jenis pajak daerah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yaitu : (1) Pajak Kendaraan Bermotor, (2) Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor, (3) Pajak Atas Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, (4) Pajak Air
Permukaan, dan (5) Pajak Rokok. Sedangkan jenis pajak yang dipungut oleh
daerah kabupaten/kota ada 7 jenis pajak, yaitu : (1) Pajak Hotel, (2) Pajak
Restoran, (3) Pajak Hiburan, (4) Pajak Reklame, (5) Pajak Penerangan Jalan,
(6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, (7) Pajak Parkir, (8) Pajak Air
Tanah, (9) Pajak Sarang Burung Walet, (10) Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan, (11) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah didanai dari beban pendapatan dan belanja daerah. Oleh karena itu
yang harus diperhatikan adalah seberapa besar total pendapatan daerah yang
didapatkan dalam satu tahun anggaran. Pendapatan Asli Daerah merupakan
tulang punggung pembiayaan daerah, oleh karenanya kemampuan
melaksanakan ekonomi diukur dari besarnya kontribusi yang diberikan oleh
pendapatan asli daerah terhadap total APBD. Pendapatan Asli Daerah yang
selanjutnya disingkat PAD adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang
dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Pendapatan Asli Daerah sebagai salah satu sumber pendapatan
daerah yang membiayai penyelenggaran pemerintah kota dan DPRD dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
memenuhi atau mencukupi Anggaran Belanja Rutin, sebagai syarat sekaligus
kewajiban bagi setiap daerah seperti yang tercantum dalam undang-undang.
Peraturan Walikota Yogyakarta nomor 16 tahun 2011 membagi
lokasi parkir di kota Yogyakarta menjadi 2 (dua) kawasan yaitu kawasan I
dan kawasan II. Kawasan I meliputi ruas-ruas jalan sebagai berikut Jl.
Laksda Adisucipto, Jl. Dr Wahidin Sudiro Husodo, Jl. Urip Sumoharjo, Jl.
Gadjah Mada, Jl. C. Simanjuntak, Jl. Hayam Wuruk, Jl. Jendral Sudirman, Jl.
AM Sangaj, Jl. P. Mangkubumi dan sirip-siripnya, Jl. Dr. Sardjito, Jl.
Malioboro dan sirip-siripnya, Jl. Gejayan, Jl. Ahmad Yani dan sirip-siripnya,
Jl. RE Martadinata, Jl. P. Senopati, Jl. HOS Cokroaminoto, Jl. Mayor
Suryotomo dan sirip-siripnya, Jl. Kapten Piere Tendean, Jl. Mataram, Jl.
Letjend MT Haryono, Jl. Gandekan Lor, Jl. Mayjend Sutoyo, Jl.
Jogonegaran, Jl. D.I. Panjaitan, Jl. Bhayangkara, Jl. Gedongkuning, Jl. KHA.
Dahlan, Jl. Veteran, Jl. Trikora, Jl. Tentara Pelajar, Ketandan, Jl. Bumijo, Jl.
Sriwedani, Jl. Ahmad Jazuli, Jl. Prof. Dr. Yohannes, Jl. Yos Sudarso, Jl.
Wachid Hasyim, Jl. Juwadi, Jl. Kusumanegara, Jl. Johar S, Jl. Sultan Agung,
Jl. Munggur, Jl. P. Diponegoro dan sirip-siripnya, Jl. Faridan M. Noto, Jl.
Brigjend Katamso, Jl. Bantul, Jl. Emplasement Lempuyangan, Jl. Bugisan,
Jl. Secodiningratan, Jl. Jlagran Lor, Jl. Kol. Sugiyono, Jl. Kemetiran, Jl.
Menteri Supeno, Jl. Ngasem, Jl. Tamansiswa, Jl. Mas Suharto, Jl.
Parangtritis, Jl. Kenari, Jl. Magelang, Jl. Gayam, Jl. Kyai Mojo, Jl. Cendana,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Jl. Cik Di Tiro, Jl. Melati Wetan, Jl. Kahar Muzakkir, Jl. Ibu Ruswo, Jl. Dr
Sutomo; sedangkan kawasan II yaitu yang tidak disebutkan pada kawasan I.
Dari segi Pendapatan Asli Daerah di atas, maka pajak parkir
merupakan salah satu jenis penerimaan daerah yang penting untuk senantiasa
diupayakan secara optimal sesuai dengan subjek dan objeknya. Sulitnya
memetakan potensi parkir yang bisa mendongkrak pendapatan asli daerah
(PAD), karena sistem yang diterapkan masih sistem target per lokasi
sehingga potensi parkir yang berada di tepi jalan atau pertokoan banyak yang
swakelola dan ilegal.
Permasalahan parkir adalah masalah kebutuhan ruang. Penyediaan
ruang dalam kota dibatasi oleh luas wilayah kota yang ada dan tata guna
lahannya. Pengadaan pelataran parkir sedikit banyak akan menyita sebagian
luas wilayah kota di mana pelataran parkir membutuhkan ruang yang cukup
luas. Dan masalah kebutuhan akan ruang pelataran parkir serta sarana dan
prasarananya, berimplikasi pada besarnya penyediaan biaya yang
dikeluarkan. Untuk itu diperlukan suatu analisis agar adanya keseimbangan
antara kebutuhan ruang parkir dan pengendalian biaya yang berkaitan
dengan usaha pembayaran kembali biaya investasi untuk pembangunan dan
pengadaan sarana dan prasarana serta operasionalnya. Kenyataannya potensi
pajak parkir masih perlu digali lagi karena masih banyaknya tempat-tempat
parkir yang ilegal. Padahal kontribusi pajak parkir terhadap PAD juga cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
besar, apalagi jika tempat-tempat parkir yang ilegal itu dibenahi tentunya
akan menambah hasil dari pajak parkir. Banyaknya juru parkir yang nakal/
ilegal menyebabkan terjadinya kebocoran dana hasil parkir karena mereka
memasukan sebagian hasil pungutan parkir ke dalam sakunya sendiri.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Strategi Peningkatan Kontribusi Pajak Parkir dalam
Menunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Yogyakarta”
B. Rumusan Masalah
Sejak berlakunya otonomi daerah, kemandirian suatu daerah
menjadi tuntutan utama yang tidak dapat dihindarkan lagi. Berbagai upaya
dilakukan oleh pemerintah daerah untuk dapat memaksimalkan potensi
penerimaan yang nantinya digunakan sebagai sumber pembiayaan daerah.
Selanjutnya, masing-masing daerah berlomba-lomba menggali potensi
penerimaan daerah yang dimilikinya untuk meningkatkan sumber
pembiayaan pembangunan daerah. Potensi penerimaan daerah ini dapat
bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, penerimaan dari dinas, laba
bersih dari perusahaan daerah dan penerimaan lainnya. Salah satu sumber
penerimaan tersebut adalah dari Pajak Parkir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,
maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah kontribusi Pajak Parkir terhadap pendapatan asli daerah di Kota
Yogyakarta pada tahun 2011-2015 mengalami peningkatan?
2. Apa saja permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan lahan parkir di
Kota Yogyakarta?
3. Apa strategi yang tepat untuk menghadapi masalah pengelolaan lahan
parkir di Kota Yogyakarta?
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis memberikan batasan-batasan terhadap
permasalahan yang dikemukakan yaitu :
1. Waktu pendapatan pajak parkir dan Pendapatan Asli Daerah pada tahun
2011 – 2015.
2. Tempat – tempat parkir pusat kota dan bisnis di kota Yogyakarta yaitu
sepanjang Jalan Solo beserta sirip-siripnya, Jalan Kaliurang beserta sirip-
siripnya, Jalan Margo Utomo beserta sirip-siripnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang hendak penulis akan diteliti
tersebut seperti yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian yang
akan dilakukan yaitu :
1. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi Pajak Parkir dalam
menunjang Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2011-2015.
2. Untuk Mengetahui permasalahan dalam pengelolaan lahan parkir di Kota
Yogyakarta.
3. Untuk mengetahui strategi untuk menghadapi masalah pengelolaan lahan
parkir di Kota Yogyakarta.
E. Manfaat Penelitian
Selanjutnya, melalui penelitian ini diharapkan nantinya dapat
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat baik bagi peneliti sendiri, bagi
masyarakat maupun pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti
tersebut. Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :
a. Bagi Universitas Sanata Dharma, Penelitian ini diharapkan dapat
menambah kepustakaan dan berguna sebagai salah satu referensi bagi
pembaca yang tertarik untuk topik yang serupa.
b. Bagi pemerintah daerah (Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah), penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kebijakan dalam upaya peningkatan penerimaan pajak daerah dan
Pendapatan Asli Daerah melalui penerimaan Pajak Parkir.
c. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperluas
pengetahuan dan wawasan peneliti tentang Pajak Parkir, khususnya
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan Pajak Parkir
pada Pemerintah Kota Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Manajemen
Sedarmayanti (2014:1), istilah manajemen berasal dari kata
management diartikan bagaimana manajer (orangnya) mengatur,
membimbing, dan memimpin semua orang yang menjadi pembantunya
agar usaha yang sedang dikerjakan dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapan sebelumnya. Semua bentuk organisasi di mana orang-orang
bekerja bersama mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dibutuhkan
manajemen.
2. Pengertian Strategi
Menurut Rangkuti (2009 : 4) Strategi adalah tujuan jangka
panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua
sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut David (2012 : 18) Strategi adalah aksi potensial yang
membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya
perusahaan dalam jumlah yang besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
3. Pengertian Manajemen Strategik
Ireland, Hoskisson, dan Hitt (2011:53), Strateguc
management is a set of management decisions and actions that
determines the long-run performance of a coorporation. It includes
environtmental scanning (both external and internal). Srategy
formulation (strategic or long-range planning), strategy
impelementation, and evaluating, and control. The Strategic
management, therefore, emphasizes the monitoring and evaluating of
external opportunities and threats in light of acorporation’s streghts and
weaknesses. Otiginally called business policy, strategic management
incorporates such topics a strategic planning, environtmental scanning,
and industry analysis.
4. Pengertian Pajak
Menurut Andriani (2005 : 10) Pajak adalah iuran kepada
Negara yang dipaksakan yang terhutang oleh yang wajib membayarnya
menurut peraturan-paraturan yang tidak dapat mendapatkan prestasi
kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang digunakannya adalah
untuk biayai pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas Negara
dan untuk menyelenggarakan pemerintah.
Menurut SI.Djajadiningrat (2001:5) Pajak sebagai kewajiban
menyerahkan sebagian daripada kekayaan kepada Negara disebabkan
sesuatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman menurut peratuaran yang
ditetapkan oleh pemerintah serta dapat dipaksakan, tanpa ada jasa timbal
balik dari Negara secara langsung, untuk memelihara kepentingan
umum.
5. Pengertian Pajak Parkiran
Pengertian pajak parkiran menurut Undang-undang No. 34
Tahun 2000 sebagai pengganti dari Undang-undang No. 18 tahun 1997,
tentang pajak daerah dan retribusi daerah, adalah sebagai berikut :
Pajak parkiran adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan
tempat parkiran di luar badan jalan oleh orang pribadi atau badan, baik
yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disedikan
sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan
bermotor yang memungut bayaran. Pengenaan pajak parkiran tidak
mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten atau kota yang ada di
Indonesia.
6. Fungsi Pajak
Setu, Setiawan (2006:3-4), pajak mempunyai fungsi untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum. Namun sebenarnya fungsi
membiayai pengeluaran secara umum hanyalah salah satu dari fungsi
pajak sebab pajak memiliki dua macam fungsi yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
a. Fungsi Penerimaan (budgetair)
Dalam fungsi budgetair pajak berfungsi sebagai sumber dana untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran Negara. Fungsi ini menjelaskan
bahwa penerimaan pajak dari rakyat dimasukkan dalam anggaran
pendapatan dan belanja Negara.
b. Fungsi Mengatur (Regulair)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk membantu atau melaksanakan
kebijakan Negara di bidang sosial dan ekonomi. Contoh: adanya
lapisan tarif pajak penghasilan dimana tarif yang tertinggi dikenakan
untuk penghasilan tinggi, pajak untuk minuman keras dengan maksud
untuk menguranggi kosumsi minuman keras, tarif tinggi yang
dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk menguranggi gaya
hidup konsumtif, tarif ekspor sebesar 0% untuk mendorong ekspor.
Fungsi ini menjelaskan bahwa pajak merupakan negara dalam
mengatur kebijakan ekonomi dan sosialnya.
7. Asas Pemungutan Pajak
Untuk mencapai pemungutan pajak kepada rakyat maka harus
diperhatikan dasar-dasar pemungutan pajak. Adam smith memberikan
lima dasar atau asas pemungutan pajak sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
a. Asas falsafah hukum
Falsafah hukum adalah keadilan, artinya pemungutan pajak kepada
rakyat harus adil dan merata sesuai dengan kemampuan rakyat untuk
membayar pajak dan sesuai dengan manfaat yang diterimanya.
b. Asas yuridis (kepastian hukum)
Asas ini mengajurkan agar pemungutan pajak berdasarkan hukum
(undang-undang) sehingga ada kepastian tentang bagaimana prosedur
dan dasar perhitungan pajak, berapa pajak yang harus dibayar oleh
rakyat, kapan pajak dibayar, dan siapa saja yang harus membayar pajak
sehingga tidak ada yang saling dirugikan dalam pemungutan pajak.
Untuk itu, pemerintah bersama rakyat menciptakan undang-undang
pajak.
c. Asas ketepatan
Dalam pemungutan pajak sebaiknya negara memperhatikan saat-saat
wajib pajak tidak mengalami kesulitan membayar pajak, misalnya
pajak dipungut pada saat wajib pajak memperoleh penghasilan.
d. Asas ekonomi
Agar tidak mengganggu tingkat produktifitas rakyat, maka besarnya
pajak yang ditanggung oleh rakyat harus sesuai dengan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
rakyat. Jangan sampai pembebanan pajak kepada rakyat dapat dapat
menurunkan tingkat produktifitas rakyat dalam kegiatan ekonominya.
e. Asas efisiensi
Pemungutan pajak harus efektif dan efisien, artinya pemungutan pajak
harus tepat sasaran dan hasil perolehan pajak harus lebih besar dari
pada biaya pemungutan pajak yang dikeluarkan.
8. Jenis-Jenis Pajak
Pajak dapat dibedakan menurut golongan, sifat dan lembaga
pemungutnya.
a. Jenis Pajak Menurut Golongannya
1. Pajak langsung
Pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak
lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib Pajak yang
bersangkut.
Contoh: Pajak Penghasilan (PPh) merupakan pajak langsung karena
pengenaan pajak adalah langsung kepada Wajib Pajak yang menerima
penghasilan, tidak dapat dilimpahkan kepada Wajib Pajak lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Pajak tak langsung
Pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain. Contoh:
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah contoh dari pajak tak langsung
sebab yang menjadi Wajib Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
seharusnya adalah penjualnya, karena penjualanyalah yang
mengakibatkan adanya pertambahan nilai, tetapi pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai dapat dilimpahkan kepada pembeli (pihak lain).
9. Pengertian Kontribus Pajak Parkir
Kontribusi berasal dari Bahasa Inggris yaitu contribute, contribution
yang maknanya adalah keikutsertaan atau keterlibatan dalam suatu
proses. Kontribusi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pajak
daerah memberikan sumbangan dalam penerimaan PAD. Dalam
mengetahui kontribusi dilakukan dengan membandingkan penerimaan
pajak daerah (khususnya pajak parkir) periode tertentu dengan
penerimaan PAD periode tertentu pula (Mahmudi, 2010:12). Kontribusi
digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh penerimaan pajak
parkir terhadap pendapatan asli daerah Kota Yogyakarta serta seberapa
besar sumbangan penerimaan pajak parkir terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
10. Pengertian Pendapatan Asli Daerah
Pengertian Pendapatan Asli Daerah menurut Undang-Undang
No. 28 Tahun 2009 yaitu sumber keuangan daerah yang digali dari
wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah,
hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
11. Kendala Peningkatan PAD
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi
fiskal, pemerintah daerah diharapkan memiliki kemandirian yang lebih
besar. Akan tetapi, saat ini masih banyak permasalahan yang dihadapi
pemerintah daerah terkait dengan upaya peningkatan penerimaan daerah,
antara lain (Mardiasmo, 2002) :
1) Tingginya tingkat kebutuhan daerah (fiscal need) yang tidak
seimbang dengan kapasitas fiskal yang dimiliki daerah, sehingga
menimbulkan fiscal gap.
2) Kualitas layanan publik yang masih memprihatinkan menyebabkan
produk layanan publik yang sebenarnya dapat dijual ke masyarakat,
direspon secara negatif. Keadaan tersebut juga menyebabkan
keengganan masyarakat untuk taat membayar pajak dan retribusi
daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3) Lemahnya infrastruktur prasarana dan sarana umum.
4) Berkurangnya dana bantuan dari Pemerintah Pusat (Dana Alokasi
Umum dari pusat yang tidak mencukupi).
5) Belum diketahui potensi Pendapatan Asli Daerah yang mendekati
kondisi riil.
12. Kendala Pemungutan Pajak Daerah
Tugas Negara dalam pemungutan dan pengelolaan uang pajak
demi pengelolaan dan pembiayaan tugas-tugas Negara, sehingga Negara
bisa memaksa warganya untuk melakukan pembayaran pajak yang telah
diatur dalam Undang-Undang, akan tetapi bagi petugas pajak daerah
dalam hal pemungutan pajak tidak semudah yang diamanahkan oleh
undang-undang. Seringkali petugas pajak daerah menjumpai kendala
yang melemahkan dalam pemungutan pajak daerah. Menurut Yasmin
Lisasih (2011), beberapa kendala dalam pemungutan pajak daerah
adalah sebagai berikut :
1. Realisasi pengawasan peraturan daerah tentang pajak daerah relatif
lemah. Ketentuan UU Nomor 34 Tahun 2000 mengamanatkan bahwa
peraturan daerah tentang pajak dan restribusi yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah harus disampaikan kepada Pemerintah Pusat, yaitu
ke Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan paling lama 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
(lima belas) hari sejak ditetapkan. Akan tetapi, tidak semua Provinsi
dan Kabupaten/Kota menyampaikan peraturan daerah ke Pemerintah
Pusat, masih banyak Provinsi dan Kabupaten/Kota yang tidak
memperhatikan amanat dalam ketentuan Undang-Undang tersebut.
Kurangnya kesadaran Provinsi maupun Kabupaten/Kota dalam
memenuhi amanat undang-undang tersebut pastinya melemahkan
pemungutan pajak daerah, dengan tidak adanya penyampaian
peraturan daerah tersebut dapat terjadi kemungkinan terbitnya
peraturan daerah yang di kemudian hari ternyata bermasalah karena
kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi.
2. Sentralisasi kekuasaan pemerintah pusat dalam pengawasan
pemungutan pajak daerah. Semua aktivitas pelaksanaan pemerintahan
di daerah tetap diperlukan adanya suatu sistem pengawasan dari
pemerintah pusat namun pengawasan hendaknya tidak lagi
menyisakan celah bagi pemerintah pusat untuk menerapkan
sentralisasi kekuasaan yang nantinya dapat menimbulkan konflik
antarpusat dan daerah atau antar Provinsi dan Kabupaten/Kota,
karena jika demikian makna otonomi daerah menjadi kabur.
Pengawasan oleh Pemerintah Pusat yang terlalu ketat dapat
melemahkan pemungutan pajak dikarenakan dengan adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pengawasan Pemerintah Pusat yang terlalu ketat dapat membatasi
keleluasaan pemerintah dan masyarakat daerah sehingga pemerintah
daerah tidak dapat mandiri dalam mengelola aspek kehidupannya
sesuai dengan aspirasi, rasa keadilan dan budaya masing-masing.
3. Kurang siapnya daerah dalam menangani sengketa pajak.
Permasalahan yang timbul dalam sengketa pajak pada umumnya ialah
bagaimana menentukan jenis pajak daerah yang tepat dikenakan
(langsung atau tidak langsung), kepada siapa dan di tingkat
pemerintahan mana (Kabupaten atau Kota). Sengketa pajak sebagai
sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara wajib pajak atau
penanggung pajak dan pejabat pajak yang berwenang sebagai akibat
dikeluarkannya keputusan yang dapat diajukan banding atau gugatan
kepada pengadilan pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan
perpajakan, termasuk gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasar
Undang-Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Adanya
sengketa pajak tersebut baik sengketa regulasi, sengketa ketetapan
pajak maupun sengketa pelaksanaan penagihan pajak secara otomatis
melemahkan pemungutan pajak.
4. Pemberian perizinan, rekomendasi dan pelaksanaan pelayanan
umum yang kurang atau tidak sesuai dengan ruang lingkup tugasnya;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
5. Kurangnya pembinaan terhadap seluruh perangkat Dinas;
6. Kurangnya kemampuan untuk mendengar, menanggapi dan mencari
solusi dari keluhan staf, baik yang bertugas sebagai pendata,
penganalisis data, perhitungan, penerbitan SKPD, ataupun
penagihan
7. Belum dapat diterapkannya sistem self assessment system dalam
pemungutan pajak daerah.
A. Penelitian Terdahulu
a. Dari peneliti sebelumnya yaitu Lasdwihati, Dinda Fakultas Ekonomi,
Universitas Gunadarma, 2013 dengan judul “Pelaksanaan Pemungutan
Pajak Parkir dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota
Bekasi” dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan Pajak Parkir. Untuk mengetahui upaya-
upaya apa saja yang dilakukan oleh pemerintah kota Bekasi dalam
rangka meningkatkan penerimaan daerah dari pajak parkir. Hasil
penelitian Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Pajak Parkir
adalah:
1. Wajib pajak yang telat membayar.
2. Wajib pajak yang telah membayar tetapi tidak menyetorkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3. Wajib pajak yang seharusnya sudah dapat dinyatakan sebagai wajib
pajak tetapi wajib pajak tersebut tidak melapor ke DPPKAD kota
Bekasi.
Adapun upaya-upaya untuk meningkatkan dan untuk mengatasi
hambatan-hambatan tersebut adalah :
a. Segi penerimaan, dengan melakukan penyuluhan tentang pajak
daerah terutama pajak parkir. Pemeriksaan juga salah satu cara
untuk meningkatkan penerimaan.
b. Segi Kebijakan, dalam segi kebijakan yang antara lain Undang-
undang, pemerintah agar senantiasa melaksanakan pembagian
wewenang dan pengaturan hubungan pemerintah pusat dan daerah.
c. Melakukan Pendataan dan Pemeriksaan Wajib Pajak Parkir.
b. Dari peneliti sebelumnya yaitu Ismail Dwi Saputra, Program Studi
Ilmu Pemerintahan Daerah, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2012.
Dengan judul “Analisis Pengelolaan Pajak Parkir di Kota Makassar
(Studi Kasus di Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya). Penelitian
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses
pengelolaan pajak parkir di Kota Makassar, apa saja hambatan yang
di alami dalam pengelolaannya selama ini, mekanisme pemungutan,
setoran hingga tiba pada proses penerimaan menjadi PAD yang
bermuara atau bermanfaat bagi pembangunan Kota Makassar. Tipe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
penelitian yang akan digunakan adalah tipe penelitian deskriptif yaitu
suatu tipe penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data yang ada di
lapangan tentang retribusi daerah yang difokuskan pada pengelolaan
pajak parkir yang ada di Kota Makassar. Pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara survey, wawancara, observasi, kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa
proses pengelolaan pajak parkir yang dikelola oleh Perusahaan
Daerah Parkir Makassar Raya, mulai dari pembayaran yang dilakukan
oleh pengguna jasa kepada juru parkir, setoran juru parkir kepada
petugas pemungut, penerimaan bendaraha kemudian setoran pada
Pemerintah Kota hingga dapat disebut sebagai PAD Kota Makassar
dari sektor Pajak khususnya parkir.
c. Dari peneliti sebelumnya yaitu Ayu Triani Utami, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro, 2014.
Dengan judul “Analisis Pajak Kendaraan Bermotor dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya serta Kontribusinya terhadap Pendapatan
Asli Daerah di Provinsi Jawa Tengah”
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa jumlah
penduduk berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
penerimaan PKB, sedangkan jumlah kendaraan bermotor dan PDRB
sektor transportasi menunjukkan hubungan yang positif dan
signifikan terhadap penerimaan PKB. Strategi yang dapat digunakan
pemerintah guna meningkatkan penerimaan pajak kendaraan
bermotor berdasarkan analisis SWOT yaitu dengan menerapkan
pembenahan pengelolaan pajak kendaraan bermotor baik dari sisi
SDM, birokrasi, pelayanan, sosialisasi, peningkatan teknologi,
maupun perbaikan fasilitas penunjang keamanan berlalu lintas.
C. Kerangka Berpikir Penelitian
Ada beberapa hal pokok yang menjadi landasan berpikir
dalam penelitian yang akan dilakukan nantinya. Untuk itu penelitian yang
akan dilakukan ini, mengutip beberapa pendapat para ahli yang
berhubungan langsung dengan permasalahan yang nantinya akan dikaji
secara mendalam. Dalam pelaksanaan otonomi, dituntut kemampuan
daerah dalam memanfaatkan semua potensi yang ada di daerah dalam
rangka melaksanakan pemerintahannya. Salah satunya adalah penerimaan
dari pendapatan asli daerah (PAD). Untuk lebih meningkatkan pendapatan
asli daerah (PAD) maka pemerintah daerah harus berusaha menggali
semua sumber-sumber pendapatan daerah yang lain, salah satunya pajak
parkir. Akan tetapi penerimaan dari sektor pajak Parkir ini belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
maksimal terutama dalam hal pemungutan pajak parkir. Untuk
mengetahui pengelolaan pajak parkir di Kota Jogja dapat dilihat dengan
terlebih dahulu mengidentifikasi setiap permasalahan dalam pengelolaan
pajak parkir yang dalam pengelolaannya dibedakan atas 4 bagian sesuai
konsep dari George R. Terry yaitu perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan, kemudian mengarah dalam rangka
mengoptimalkan pemungutan pajak parkir. Berdasarkan uraian di atas,
maka penulis menggambarkan skema kerangka berpikir.
(Sugiono, 2005 : 65), Kerangka Pemikiran adalah merupakan
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting. Kerangka
Pemikiran menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel-variabel
yang akan diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
Analisis Pendapatan Pajak Parkir
dan Faktor yang Mempengaruhi
serta kontribusinya terhadap PAD
Jogjakarta
Realisasi Pendapatan Pajak
Parkir
Menganalisis permasalahan yang
terjadi dalam pemungutan Pajak
Parkir
Menganilisis besar kontribusi
peran pendapatan Pajak Parkir
terhadap PAD Jogjakarta
Menganalisis perkembangan
pendapatan Pajak Parkir tahun
2011 - 2015
Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Mengidentifikasi kebijakan yang
dapat mengatur pendapatan Pajak
Parkir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Tipe penelitian yang akan digunakan adalah tipe penelitian
deskriptif yaitu suatu tipe penelitian yang bertujuan untuk memberikan
gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data yang ada di
lapangan tentang retribusi daerah yang difokuskan pada pengelolaan pajak
parkir yang ada di Kota Yogyakarta. Dasar penelitian yang dilakukan ini
yaitu melalui pengamatan dan pengkajian untuk memperoleh data tentang
berbagai fenomena yang berhubungan dengan pengeloaan ratribusi daerah
sehingga mendapat data yang obyektif dalam rangka memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah yang menyangkut pengelolaan
pajak parkir di Kota Yogyakarta.
B. Subyek dan Obyek Penelitian
Penelitian ini memiliki subjek dan objek sebagai berikut:
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian yang akan diteliti adalah juru parkir di tempat-tempat
yang sudah ditetapkan yaitu Jalan Margo Utomo beserta sirip-siripnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Jalan Solo beserta sirip-siripnya, Jalan Kaliurang beserta sirip-siripnya,
Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan dan Dinas Perhubungan
Kota Yogyakarta.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah ketersediaan lahan dan peluang lahan, arus
lalu lintas, besaran jumlah pajak parkir, dan permasalahan dalam
pengelolaan lahan parkir, strategi peningkatan pendapatan pajak parkir.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Yogyakarta dan
difokuskan di tempat-tempat parkir yang selalu cukup ramai setiap harinya
karena merupakan pusat kota dan perbelanjaan sehingga diperkirakan
menghasilkan pendapatan parkir yang lebih daripada wilayah lain yaitu
Jalan Mangkubumi beserta sirip-siripnya, Jalan Solo beserta sirip-siripnya,
Jalan Kaliurang dengan batas Km 0 hingga Km 7.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2016 – Juli 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Pengertian Kontribusi Pajak Parkir
1. T. Guritno (2010:76), kontribusi adalah sumbangan; sesuatu yang
diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau
kerugian tertentu atau bersama. Sehingga kontribusi pajak parkir
dapat diartikan sebagai sumbangan yang diberikan oleh Pajak Parkir
untuk Pendapatan Asli Daerah.
2. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh
daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah. PAD terdiri dari:
pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah. Besarnya
Pendapatan Asli Daerah dinyatakan dalam satuan rupiah.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri
atas : objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:201). Dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
populasi adalah juru parkir yang mengelola lahan parkir di setiap
tempat-tempat penelitian berjumlah 30 orang.
F. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sumber data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang
diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti sebagai objek penulisan (Umar,
2003:56). Data primer dalam penelitian ini berupa jawaban-jawaban dari juru
parkir pengelola lahan parkir sesuai dengan pertanyaan yang sudah disusun.
Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan
data kepada peneliti (Sugiyono, 2005:62). Dalam penelitian ini data sekunder
akan didapat dari Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota
Yogyakarta berupa data realisasi penerimaan pajak parkir di Kota
Yogyakarta dan Pendapatan Asli Daerah Yogyakarta tahun 2011 – 2015.
G. Teknik Analisis Data
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Permasalahan Pertama
Untuk menjawab permasalahan pertama digunakan analisis
kontribusi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
kontribusi penerimaan pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kota Yogyakarta, maka digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mencari data dan informasi penerimaan Pajak Parkir Kota
Yogyakarta.
b. Mencari data dan informasi Pendapatan Asli Daerah Kota
Yogyakarta
c. Menghitung besarnya kontribusi penerimaan Pajak Parkir
terhadap Pendapatan Asli Daerah di setiap tahun
menggunakan dengan rumus trend.
Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang
ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa
yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka
dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup banyak dan
diamati dalam periode waktu yang relatif cukup panjang, sehingga dari
hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar fluktuasi yang
terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap
perubahan tersebut. Secara teoristis, dalam analisis time series yang
paling menentukan adalah kualitas atau keakuratan dari informasi atau
data-data yang diperoleh serta waktu atau periode dari data-data tersebut
dikumpulkan. Jika data yang dikumpulkan tersebut semakin banyak
maka semakin baik pula estimasi atau peramalan yang diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Sebaliknya, jika data yang dikumpulkan semakin sedikit maka hasil
estimasi atau peramalannya akan semakin jelek.
Dalam kasus ini :
Y’ = a+bX
X = waktu (2011 – 2015)
a (konstanta) = ∑Y / N
b (tingkat kecenderungan)= ∑XY/X²
∑Y = Jumlah penerimaan pajak
N = Jumlah data
∑XY = Jumlah penerimaan pajak di X interval waktu
∑X² = Jumlah interval waktu²
Apabila b positif maka mempunyai kecenderungan nilai ramalan (Y’)
meningkat dengan meningkatnya waktu (X)
Apabila b negatif maka mempunyai kecenderungan nilai ramalan (Y’)
menurun dengan meningkatnya waktu (X)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2. Permasalahan Kedua
Data primer, adalah data yang diperoleh dengan melakukan
penelitian langsung terhadap objek penelitian dengan menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi, yaitu cara mengumpulkan data yang berdasarkan atas
tinjauan dan pengamatan penelitian secara langsung terhadap
aspek – aspek yang terkait dengan kegiatan perparkiran.
b. Interview atau wawancara, yaitu tindakan dalam melakukan tanya
jawab secara langsung dengan informan terpilih dalam
pengumpulan informasi yang relevan, serta melakukan
wawancara secara berstruktur (berpedoman) yang didasarkan
pada relevansinya dengan masalah yang diteliti. Daftar
pertanyaan telah disusun terlebih dahulu untuk nantinya
ditanyakan kepada informan.
c. Penelitian ini menekankan sesuai dengan rumusan masalah yakni
“Apa saja permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan lahan
parkir di Kota Yogyakarta?” Untuk mengetahui permasalahan-
permasalahan yang ada dengan melihat implementasi pengelolaan
lahan parkir Kota Yogyakarta selama ini. Model George Edwar III,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
menyarankan untuk memperhatikan 4 (empat) isu pokok agar
implementasi menjadi efektif yakni :
a. Komunikasi, berkenaan dengan bagaimana kebijakan
dikomunikasikan pada organisasi dan/ publik, ketersedian
sumber daya untuk melaksanakan kebijakan, sikap dan tanggap
dari pihak yang terlibat, dan bagaimana struktur organisasi
pelaksana kebijakan.
b. Resources, berkenaan dengan ketersedian sumber daya
pendukung, khususnya sumber daya manusia. Hal ini
berberkenaan dengan kecakapan pelaksanaan kebijakan publik
untuk melaksanakan secara efektif.
c. Kesediaan para Implementor, komitmen yang tinggi untuk
melaksanakan kebijakan .
d. Struktur Birokrasi/Organisasi yang menjadi penyelenggara
implementasi. (Nugroho, 2009 : 511-513)
3. Permasalahan ketiga
Teknik analisis data yang digunakan adalah SWOT. SWOT
adalah perangakat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah
awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan
strategis dalam berbagai terapan, termasuk permasalahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dihadapi oleh stasiun monitoring. Dalam melakukan analisis ini dapat
dilakukan dengan cara memberikan gambaran dan penjelasan dari
masalah yang ada.
Eksternal Faktor Evaluation (EFE) Matriks dan Internal Faktor Evaluation (IFE)
Matriks.
Matriks EFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan
eksternal dan mengklasifikasinya menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan
dan dilakukan pembobotan. Begitu juga dengan matriks IFE digunakan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan mengklasifikasinya menjadi
kekuatan dan kelemahan perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 3.1.
Matriks EFE
Faktor-faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x
Rating
Ranking
Peluang
1.
10.
Ancaman
1.
10.
Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 3.2
Matriks IFE
Faktor-faktor Internal Bobot Rating Bobot x
Rating
Ranking
Kekuatan
1.
10.
Kelemahan
1.
10.
Total
Tahap-tahap untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan dalam
matriks EFE dan IFE adalah sebagai berikut :
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan
(lingkungan internal) dan peluang serta (lingkungan eksternal) dalam
kolom 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0
(paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh
faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis (semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kondisi yang
bersangkutan.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi
mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
e. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total
skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-
faktor strategis eksternal dan internalnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 3.3 Matriks Kuadran SWOT
Matriks SWOT Dari Gambar 3.3 di atas dapat diketahui bagaimana
Matriks kuadran SWOT yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang,
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi
dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus
melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan
secara maksimal.
2. Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi
tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun
menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi
akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada
strategi sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi disarankan untuk segera
memperbanyak ragam strategi taktisnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3. Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat
berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi,
artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab,
strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang
ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
4. Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi
tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi
Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis.
Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi
bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok.
Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.
Matriks SWOT digunakan untuk menetapkan strategi berdasarkan
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Matriks ini menggambarkan
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimilikinya.
Matriks ini menghasilkan empat kemungkinan strategi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 3.4
Matrik SWOT
IFE
EFE
Strength (S)
Tentukan faktor-faktor
kekuatan internal
Weaknesses (W)
Tentukan faktor-faktor
kelemahan internal
Opportunities
Tentukan faktor-faktor
peluang eksternal
Strategi S – O
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang
Strategi W – O
Ciptakan strategi yang
meminimkan kelemahan
untuk memanfaatkan peluang
Threats (T)
Tentukan faktor-faktor
ancaman eksternal
Strategi S – T
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman
Strategi W – T
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM KOTA YOGYAKARTA
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di
Indonesia yang merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara
Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan
singkatan DIY adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan
Pulau Jawa dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera
Hindia.Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri atas 4 kabupaten dan
1 kotamadya dengan Ibu kotanya adalah Yogyakarta.
A. Sejarah Kota Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta keberadaannya dalam konteks historis
dimulai dari sejarah berdirinya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
berdasarkan Perjanjian Giyanti 1755. Berawal dari sini muncul suatu sistem
pemerintahan yang teratur dan kemudian berkembang, hingga akhirnya sebagai
Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan suatu bagian dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan
pada tahun 1755 oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku
Buwono I, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan pada tahun 1813 oleh
Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono II) yang bergelar
Adipati Paku Alam I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Sejak berdirinya, baik Kasultanan maupun Kadipaten adalah
pemerintahan kerajaan yang diakui kedaulatannya. Pada masa kolonial Belanda,
pemerintahan di Kasultanan Yogyakarta diatur kontrak politik yang dilakukan
pada tahun 1877, 1921, dan 1940, antara Sultan dengan Pemerintah Kolonial
Belanda. Hal ini menunjukkan bahwa Keraton tidak tunduk begitu saja kepada
Belanda. Pemerintah Hindia Belanda mengakui Kasultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman sebagai kerajaan yang berhak mengatur
dan mengurus rumah tangga pemerintahannya sendiri.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), Sri
Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII menyatakan kepada
Presiden RI bahwa Daerah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Daerah
Kadipaten Pakualaman menjadi wilayah Negara RI, bergabung menjadi satu
kesatuan yang dinyatakan sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI. Hal
tersebut dinyatakan dalam:
1. Piagam Kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku
Alam VIII tertanggal 19 Agustus 1945 dari Presiden RI;
2. Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII
tertanggal 5 September1945 (dibuat secara terpisah);
3. Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII
tertanggal 30 Oktober1945 (dibuat dalam satu naskah).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Keunikan pengalaman Yogyakarta merupakan salah satu fakta yang
menjadikannya sebagai daerah istimewa. Dalam proses perkembangan
pemerintahannya, Yogyakarta berproses dari tipe pemerintahan feodal dan
tradisional menjadi suatu pemerintahan dengan struktur modern.
Dalam perkembangan dan dinamika negara bangsa terdapat
keterkaitan yang erat antara Republik Indonesia dan DIY. Entitas DIY
mempunyai aspek politis-yuridis berkaitan dengan sejarah berdirinya yang
merupakan wujud pengintegrasian diri dari sebuah kerajaan ke dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan respons atas eksistensi DIY dan juga
merupakan pengakuan kewenangan untuk menangani berbagai urusan dalam
menjalankan pemerintahan serta urusan yang bersifat khusus. Undang-Undang
ini telah diubah dan ditambah, terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1955 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 71, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 1819) yang sampai saat ini masih berlaku. Dalam Undang-
Undang tersebut dinyatakan bahwa DIY merupakan daerah setingkat provinsi
dan meliputi bekas Daerah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Daerah
Kadipaten Pakualaman. Pada setiap Undang-Undang yang mengatur
Pemerintahan Daerah, dinyatakan keistimewaan DIY tetap diakui.
Dalam rangka perubahan dan penyesuaian serta penegasan
Keistimewaan DIY Pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Nomor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
13/2012 Tentang Keistimewaan DIY yang disahkan 31 Agustus 2012 dan
diundangkan pada tanggal 3 September 2012. Pengaturan Keistimewaan DIY
bertujuan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan demokratis,
ketentraman dan kesejahteraan masyarakat, menjamin ke-bhineka-tunggal-ika-
an, dan melembagakan peran dan tanggung jawab Kasultanan dan Kadipaten
dalam menjaga dan mengembangkan budaya Yogyakarta yang merupakan
warisan budaya bangsa. Pengaturan tersebut berlandaskan atas pengakuan atas
hak asal-usul, kerakyatan, demokrasi, kebhineka-tunggal-ika-an efektivitas
pemerintahan, kepentingan nasional dan pendayagunaan kearifan lokal. Oleh
karenanya dengan memperhatikan aspek historis, sosiologis, dan yuridis
substansi Keistimewaan DIY diletakkan pada tingkatan pemerintah provinsi.
Kewenangan dalam urusan Kestimewaan seperti yang tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 Pasal 7 ayat 2 meliputi : tata
cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas dan wewenang Gubernur dan Wakil
Gubernur; kelembagaan Pemerintah Daerah DIY; kebudayaan; pertanahan; dan
tata ruang. Dengan demikian, Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan yang
meliputi kewenangan urusan Keistimewaan berdasarkan Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2012 dan kewenangan berdasarkan Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Sesuai dengan UU No 32 tahun
2004, maka posisi DIY sebagai daerah yang setara dengan provinsi
mengandung arti bahwa Gubernur merupakan Kepala Daerah Otonom dan
sekaligus wakil pemerintah pusat di daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
B. Keadaan Geografis
1. Batas Wilayah
Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi DIY dan
merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota di samping 4
daerah tingkat II lainnya yang berstatus Kabupaten Kota Yogyakarta terletak
ditengah-tengah Propinsi DIY, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah utara : Kabupaten Sleman
2. Sebelah timur : Kabupaten Bantul & Sleman
3. Sebelah selatan : Kabupaten Bantul
4. Sebelah barat : Kabupaten Bantul & Sleman
Wilayah Kota Yogyakarta terbentang antara 110° 24’ 19’’ sampai
110° 28’ 53’’ Bujur Timur dan 7° 49’ 26” sampai 70° 15’ 24” Lintang
Selatan dengan ketinggian rata-rata 114 m diatas permukaan laut.
2. Keadaan Alam
Secara garis besar Kota Yogyakarta merupakan dataran rendah
dimana dari barat ke timur relatif datar dan dari utara ke selatan memiliki
kemiringan ± 1 derajat, serta terdapat 3 (tiga) sungai yang melintas Kota
Yogyakarta, yaitu :
1. Sebelah timur adalah Sungai Gajah Wong
2. Bagian tengah adalah Sungai Code
3. Sebelah barat adalah Sungai Winongo
4. Luas Wilayah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.250 Ha atau 32,50 Km2
(1,02% dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)
dengan jarak terjauh dari utara ke selatan kurang lebih 7,50 km dan
dari barat ke timur kurang lebih 5,60 Km. Secara administratif Kota
Yogyakarta terdiri dari 14 Kecamatan, 45 Kelurahan, 614 Rukun
Warga (RW) dan 2.523 Rukun Tetangga (RT).
Penggunaan lahan paling banyak diperuntukkan bagi perumahan,
yaitu sebesar 2.103,27 Ha dan bagian kecil berupa lahan kosong seluas 20,20
Ha.. Kecamatan Umbulharjo merupakan kecamatan yang wilayahnya paling
luas yaitu 812,00 Ha atau sebesar 24,98% dari luas Kota Yogyakarta, sedangkan
kecamatan yang wilayahnya paling sempit adalah Kecamatan Pakualaman
dengan luas 63,00 Ha (1,94%).
C. Keadaan Demografi
Jumlah Penduduk Jumlah penduduk DIY pada tahun 2015 sebanyak
3.679.176 orang dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak 1.818.765
orang dan perempuan sebanyak 1860.411 orang. Dalam kurun waktu 2011-2015
jumlah penduduk DIY meningkat 4.82% atau sebesar 169.179 orang; lebih
banyak dari tahun 2010 sebesar 3.457.491 orang. Persebaran penduduk DIY
menurut Kabupaten/ Kota tahun 2014 terbanyak berada di Kabupaten Sleman
yaitu sebanyak 1.167.481 orang (31.73%) diikuti oleh Kabupaten Bantul
sebanyak 971.511 orang (26,40%), Kabupaten Gunungkidul sebanyak 715.282
orang (19,44%), Kabupaten Kulon Progo sebanyak 412.198 orang (11.20%) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Kota Yogyakarta dengan jumlah penduduk sebanyak 412.704 orang (11,22%).
Keberadaan Kabupaten Sleman dan Bantul sebagai pusat studi dan bisnis
mampu menarik penduduk untuk bermigrasi ke kabupaten ini, sehingga banyak
permukiman baru yang dikembangkan di kedua daerah tersebut (BPS Kota
Yogyakarta, 2015).
D. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh
daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. PAD bertujuan memberikan kewenangan kepada pemerintah
daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi
daerah sebagai perwujudan desentralisasi. Menurut Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004, sumber-sumber penerimaan daerah yang dimasukkan dalam pos
Pendapatan Asli Daerah terdiri dari : Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, serta Lain-lain PAD yang sah.
Jenis-jenis pajak yang dikelola Pemerintah Provinsi terdiri dari : Pajak
Kendaraan Bermotor, Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan
Bakar Bermotor, serta Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
dan Air Permukaan. Sedangkan jenis pajak yang dikelola pemerintah
kabupaten/kota yaitu : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air tanah, Pajak Sarang Burung Walet,
Bagi Hasil Pajak, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Pajak Parkir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
E. Kontribusi Pajak Parkir
Kata kontribusi menurut Alwi (2007:126), dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti iuran uang atau sumbangan. Kontribusi yang diberikan
seserorang untuk meningkatkan efisisensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini
dilakukan dengan cara menajamkan posisi perannya, sesuatu yang kemudian
mejadi bidang spesialis, agar lebih tepat sesuai dengan kompetensi. Dalam
penelitian ini kontribusi digunakan untuk mengukur sumbangan pajak parkir
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Yogyakarta.
F. Pajak Parkir dan Retribusi Parkir
Menurut Siahaan , Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 pasal 31
dan 32, pajak parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar
badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang
disediakan sebagai suatu usaha, pertokoan, perkantoran, termasuk penyediaan
tempat penitipan kendaraan bermotor. Sedangkan yang dimaksud dengan parkir
adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara.
Yang dikenakan Pajak Parkir adalah : a. Gedung parkir, b. Pelataran parkir, c.
Garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran, d. Tempat penitipan
kendaraan bermotor.
Retribusi parkir masuk dalam kriteria retribusi jasa umum adalah
retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah
untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati
oleh orang pribadi atau badan, jadi pengertian retribusi parkir adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
pembayaran atas penggunaan jasa pelayanan tempat parkir yang ditentukan
oleh Pemerintah Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian yang dilakukan di Kota Yogyakarta adalah untuk
mengetahui besarnya kontribusi Pajak Parkir dalam menunjang
Pendapatan Asli Daerah, masalah-masalah yang dihadapi dalam
pengelolaan lahan parkir di Kota Yogyakarta, dan strategi yang tepat
untuk menghadapi masalah pengelolaan lahan parkir di Kota Yogyakarta.
B. Analisis Data
1. Analisis Masalah Pertama
Dalam mengolah dan menganalisa hasil penelitian, analisis yang
digunakan adalah sebagai berikut: menghitung prosentase (%)
kontribusi pendapatan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah,
menganalisis pendapatan Pajak Parkir Kota Yogyakarta tahun 2011-
2015 dengan trend, menganalisis kontribusi Pendapatan Pajak Parkir
Kota Yogyakarta tahun 2011-2015 dengan trend, meramalkan
penerimaan Pajak Parkir tahun 2016 – 2020 dengan trend. Data yang
diperoleh hanya tahun 2011 – 2015 karena data untuk tahun 2016
tersedia pada bulan April 2017.
a. Prosentase Penerimaan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.1
Prosentase Penerimaan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Yogyakarta tahun 2011 – 2015
Nomor Tahun (n) Pendapatan Pajak
Parkir (X)
Pendapatan Asli
Daerah (Y)
Prosentase
(%)
1. 2011 776.411.843 951.681.432.622 0,081 %
2. 2012 989.893.465 1.157.578.918.317 0,085%
3. 2013 1.610.854.034 1.309.580.194.014 0,123%
4. 2014 1.610.854.034 1.459.742.435.083 0,110%
5. 2015 1.731.672.331 1.434.009.588.218 0,120%
Sumber : Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta
Perhitungan prosentase penerimaan Pajak Parkir Kota Yogyakarta di atas adalah
sebagai berikut :
Rumus analisis kontribusi = x 100%
a. Tahun 2011 = x 100%
= 0,081 %
b. Tahun 2012 = x 100%
= 0,085 %
c. Tahun 2013 = x 100%
= 0,123 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Tahun 2014 = x 100%
= 0,110 %
e. Tahun 2015 = x 100%
= 0,120 %
Perkembangan Kontribusi Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kota Yogyakarta
Bila dilihat dari perhitungan di atas, kontribusi pajak parkir terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Yogyakarta mengalami peningkatan dari tahun
2011 hingga 2015, kecuali pada tahun 2014 mengalami penurunan. Untuk
membuktikan selanjutnya dihitung dengan analisis Trend.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Trend perhitungan Kontribusi Pajak Parkir
Tabel 5.2
Perhitungan Kontribusi Pajak Parkir
Setelah a dan b diketahui maka dibuatkan persamaan trend
Y’ = a+bX
= 0,001038+0,000103X
Persamaan garis liniernya adalah : Y’ = 0,001038 + 0,000103X. Artinya, setiap
tahun terdapat kenaikan persentase penerimaan pajak sebesar 0,000103%.
Berdasarkan persamaan tersebut ramalan kontribusi pajak parkir pada tahun 2011
– 2015 adalah 0,0832%; 0,0935%; 0,1038%; 0,1141%; 0,1244%. Seperti terlihat
dalam perhitungan berikut.
Tahun X Y XY X² Y’ % Selisih
2011 -2 0,081% -0,00162 4 0,000832 0,0832% 0,0022%
2012 -1 0,085% -0,00085 1 0,000935 0,0935% 0,0085%
2013 0 0,12% 0 0 0,001038 0,1038% -0,0162%
2014 1 0,11% 0,0011 1 0,001141 0,1141% 0,0041%
2015 2 0,12% 0,0024 4 0,001244 0,1244% 0,0044%
Jumlah 0,52% 0,00103 10 0,001038 0,52%
a = = 0,001038 %
b = = 0,000103 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perhitungan Tren Kontribusi Pajak Parkir
2011 = Y’ = 0,001038 + 0,000103X
Y’ = 0,001038 + 0,000103(-2)
= 0,0832%
2012 = Y’ = 0,001038 + 0,000103X
Y’ = 0,001038 + 0,000103(-1)
= 0,0935%
2013 = Y’ = 0,001038 + 0,000103X
= Y’ = 0,001038 + 0,000103(0)
= 0,1038%
2014 = Y’ = 0,001038 + 0,000103X
Y’ = 0,001038 + 0,000103(1)
= 0,1141%
2015 = Y’ = 0,001038 + 0,000103X
Y’ = 0,001038 + 0,000103(2)
= 0,1244%
c. Perhitungan Penerimaan Pajak Parkir tahun 2011 – 2015.
Tabel 5.3
Perhitungan Penerimaan Pajak Parkir
Tahun X Y (Rp) XY X²
2011 -2 776.411.843 -1.552.823.686 4
2012 -1 989.893.465 -989.893.465 1
2013 0 1.610.854.034 0 0
2014 1 1.610.854.034 1.610.854.034 1
2015 2 1.731.672.331 3.463.344.662 4
Jumlah 6.719.685.707 2.531.481.545 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a =
= Rp 1.343.937.141,4
b =
= Rp 253.148.154,5
Setelah a dan b diketahui maka dibuatkan persamaan trend
Y’ = a + bX = 1.343.937.141,4 + 253.148.154,5X
Artinya, setiap tahun terjadi kenaikan penerimaan pajak parkir Rp
253.148.154,5.
d. Perhitungan nilai penerimaan Pajak Parkir dan Realisasi Pendapatan Asli
Daerah Kota Yogyakarta tahun 2011 – 2015.
Tabel 5.4
Perhitungan Nilai Penerimaan Pajak Parkir dan Pendapatan Asli Daerah
Kota Yogyakarta tahun 2011 - 2015
Tahun Perhitungan Y’ (Rp)
2011 Y’ = 1.343.937.141,4 + 253.148.154,5 (-2) =
1.343.937.141,4 + (-506.296.309) = 837.640.832
2012 Y’ = 1.343.937.141,4 + 253.148.154,5(-1) =
1.343.937.141,4 + (-253.148.154,5) = 1.090.788.987
2013 Y’ = 1.343.937.141,4 + 253.148.154,5(0) =
1.343.937.141,4
2014 Y’ = 1.343.937.141,4 + 253.148.154,5(1) =
1.597.085.296
2015 Y’ = 1.343.937.141,4 + 253.148.154,5(2) =
1.343.937.141,4 + 506.296.309 = 1.850.233.450
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Perhitungan Y trend Penerimaan Pajak Parkir
Tabel 5.5
Perhitungan Y trend penerimaan Pajak Parkir
Persamaan garis liniernya adalah Y’ = a + bX = 1.343.937.141,4 +
253.148.154,5X. Berdasarkan persamaan tersebut untuk ramal penerimaan pajak
parkir pada tahun 2011 – 2015 adalah Rp 837.640.832; Rp 1.090.788.987; Rp
1.343.937.141,4; Rp 1.597.085.296; Rp 1.850.233.450. Seperti terlihat pada
perhitungan di bawah ini.
Tahun X Y (Rp) XY X² Y’ Realisasi Selisih
2011 -2 776.411.843 -1.552.823.686 4 837.640.832 776.411.843 -61.228.989
2012 -1 989.893.465 -989.893.465 1 1.090.788.987 989.893.465 -100.895.522
2013 0 1.610.854.034 0 0 1.343.937.141,4 1.610.854.034 266.916.893
2014 1 1.610.854.034 1.610.854.034 1 1.597.085.296 1.610.854.034 13.768.738
2015 2 1.731.672.331 3.463.344.662 4 1.850.233.450 1.731.672.331 -118.561.119
Jumlah 6.719.685.707 2.531.481.545 10 6.719.685.706 6.719.685.707 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perhitungan (Rp) :
2011 = Y’ = a + bX = 1.343.937.141,4 + 253.148.154,5X
Y’ = a + bX = 1.343.937.141,4 + 253.148.154,5(-2)
= Rp 837.640.832
2012 = Y’ = a + bX = 1.343.937.141,4 + 253.148.154,5X
Y’ = a + bX = 1.343.937.141,4 + 253.148.154,5(-1)
= Rp 1.090.788.987
2013 = Y’ = a + bX = 1.343.937.141,4 + 253.148.154,5X
= Y’ = a + bX = 1.343.937.141,4 + 253.148.154,5(0)
= Rp 1.343.937.141,4
2014 = Y’ = a + bX = 1.343.937.141,4 + 253.148.154,5X
= Y’ = a + bX = 1.343.937.141,4 + 253.148.154,5(1)
= Rp 1.597.085.296
2015 = Y’ = a + bX = 1.343.937.141,4 + 253.148.154,5X
= Y’ = a + bX = 1.343.937.141,4 + 253.148.154,5(2)
= Rp 1.850.233.450
f. Penerimaan Pajak Parkir tahun 2016 – 2020
Y’ = a + bX
= 1.343.937.141,4 + 253.148.154,5X
Tabel 5.6
Peramalan Penerimaan Pajak Parkir 2016 – 2020
Tahun X X² Y’
2016 4 16 2.103.381.605
2017 5 25 2.356.529.759
2018 6 36 2.609.677.914
2019 7 49 2.862.826.068
2020 8 64 3.115.974.223
Penerimaan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah
tahun 2011 – 2015, dari perhitungan di atas dapat kita lihat jika prosentase
penerimaan parkir (tabel 5.1) selalu mengalami kenaikan namun, sempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menurun pada tahun 2014. Lalu dalam penerimaan pajak parkir masih
mengalami kenaikan dan penurunan yang belum stabil, dapat kita lihat
pada (tabel 5.6). Realisasi penerimaan parkir tahun 2011 masih di bawah
peramalan dengan selisih Rp 61.228.989 pada tahun 2012 kembali
mengalami penurunan dengan selisih Rp 100.895.522, untuk tahun 2013
dan 2014 mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu dengan selisih
Rp 266.916.893 dan Rp 13.768.738 namun, kembali mengalami
penurunan pada tahun 2015 yaitu dengan selisih Rp 118.561.119. Dengan
belum stabilnya penerimaan Pajak Parkir setiap tahunnya, peneliti tertarik
untuk mencari tahu mengenai permasalahan – permasalahan yang dihadapi
dalam mengelola lahan parkir. Berdasarkan analisis, nominal penerimaan
pajak parkir dan prosentase kontribusi pajak parkir terhadap PAD tahun
2011 – 2015 mengalami peningkatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g. Gambaran Umum Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Yogyakarta
dibandingan dengan Kabupaten di DIY
Pendapatan Asli Daerah Kota Yogyakarta dibandingan dengan 4
Kabupaten yang ada di DIY yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul,
Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunungkidul selama 5 tahun terakhir
Pendapatan Kabupaten Kulon Progo yang paling sedikit dibanding daerah lain dan
Sleman dengan Pendapatan Asli Daerah paling tinggi. Kota Yogyakarta dan
Kabupaten Sleman dengan Pajak Daerah paling besar sebagai sumber Pendapatan
Asli Daerah, Pajak Daerah meliputi pajak daerah yang ditetapkan oleh peraturan
daerah dan pajak negara yang pengelolaannya dan penggunaannya diserahkan
kepada daerah. Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo mendapat sumber
Pendapatan Asli Daerah paling besar dari lain-lain PAD yang sah yaitu meliputi
hasil penjualan Aset Daerah yang tidak dipisahkan, penerimaan Jasa Giro,
penerimaan Bunga Deposito, pendapatan Denda Pajak, pendapatan Denda
Retribusi, Pendapatan dari Pengembalian, Pendapatan Bunga Penguatan Modal,
Pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah, Lain-lain Pendapatan dan
Pendapatan dari Pengelolaan BUKP. Kabupaten Gunungkidul mendapat sumber
Pendapatan Asli Daerah paling besar dari Retribusi Daerah yaitu
Tabel 5.7
Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Yogyakarta 2011-2015
2011 2012 2013 2014 2015
PAD 951.681.432.622 1.157.578.918.317 1.309.580.194.014 1.459.742.435.083 1.434.009.588.218
-Pajak
Daerah
343.389.509.771 528.145.179.406 688.388.197.235 851.061.050.280 829.220.781.633
-Retribusi
Daerah
234.408.438.184 238.770.585.268 240.338.698.611 258.095.909.175 240.057.651.143
-Hasil
pengelolaan
Kekayaan
Daerah
yang
Dipisahkan
160.121.339.866
161.496.627.185
162.596.415.894
164.087.531.070
162.938.168.143
-Lain-lain
PAD yang
Sah
110.883.266.468
230.313.027.091
252.368.173.003
296.996.152.009
303.484.380.535
Sumber : Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.8
Hasil Pajak Daerah Kota Yogyakarta 2011-2015
Pajak
Daerah
2011 2012 2013 2014 2015
Hasil Pajak
Daerah
343.389.509.771 528.145.179.406 688.388.197.235 851.061.050.280 829.220.781.633
Pajak
Hotel
160.672.308.313 275.303.265.876 408.488.515.676 571.161.368.721 517.069.833.862
Pajak
Restoran
13.817.217.336 16.191.239.327 24.829.369.813 24.829.369.813 28.878.762.544
Pajak
Hiburan
4.684.984.072 4.643.027.341 9.357.105.030 9.357.105.030 7.435.312.109
Pajak
Reklame
5.439.731.728 6.303.861.072 5.627.776.201 5.627.776.201 5.228.109.307
Pajak
Penerangan
Jalan
23.857.657.675 26.167.953.923 37.173.738.039 37.173.738.039 41.371.010.821
Pajak
Parkir
776.441.834 989.893.465 1.610.854.034 1.610.854.034 1.731.672.331
Pajak Air
Tanah
318.039.903 1.014.247.639 1.264.988.835 1.264.988.835 1.155.534.884
Pajak
Sarang
Burung
Walet
3.050.000 2.950.000 7.350.000 7.350.000 6.400.000
Bagi Hasil
Pajak
0 0 0 0 0
Pajak
Bumi dan
Bangunan
33.820.108.301 44.118.519.713 48.775.400.672 48.775.400.672 51.777.583.620
BPHTB 0 153.410.221.050 151.253.098.935 151.253.098.935 174.566.562.155
Jumlah 343.389.509.771 528.145.179.406 688.388.197.235 851.061.050.280 829.220.781.633
Sumber : Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta
2. Analisis Masalah Kedua
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yang
menjadi subyek sasarannya peneliti yaitu pengelolaan lalu lintas,
peluang lahan, besaran setoran pajak pakir untuk memperoleh data yang
akan dikumpulkan baik dari hasil wawancara, observasi, dan dokumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang berkaitan dengan aktivitas di lokasi penelitian Jalan Mangkubumi
beserta sirip-siripnya, Jalan Solo beserta sirip-siripnya, Jalan Kaliurang
dengan batas KM 0 hingga KM 7, peneliti menyajikan hasil penelitian
sebagai berikut : sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu
bertemu dengan kepala Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan
(DPDPK) Kota Yogyakarta untuk menyerahkan surat izin mengadakan
penelitian, meminta data Pajak Parkir dan Pendapatan Asli Daerah
tahun 2011 - 2015. Kemudian dilanjutkan menuju lokasi-lokasi
penelitian untuk melakukan observasi dan wawancara dengan juru-juru
parkir maupun pemilik-pemilik lahan agar dapat memberi keterangan
mengenai permasalahan yang dihadapi dalam mengelola perparkiran.
Juru parkir maupun pemilik lahan pada masing-masing lokasi penelitian
berjumlah 10 orang untuk membantu dimintai data penelitian.
Hal-hal yang diperlukan dalam implementasi kebijakan dalam
perparkiran yaitu :
1. Komunikasi, berkenaan dengan bagaimana kebijakan dikomunikasikan
pada organisasi dan publik, ketersediaan Sumber Daya untuk
melaksanakan kebijakan, sikap dan tangggap dari pihak yang terlibat,
dan bagaimana struktur organisasi pelaksana kebijakan.
2. Resources, berkenaan dengan ketersediaan sumber daya pendukung,
khususnya sumber daya manusia, hal ini berkenaan dengan kecakapan
pelaksanaan kebijakan publik untuk melaksanakan secara efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.Kesediaan para implementor, komitmen yang tinggi untuk
melaksanakan kebijakan.
4.Struktur birokrasi/organisasi yang menjadi penyelenggara
Implementasi kebijakan perparkiran.
Berikut ini adalah hasil penelitian yang didapat dari observasi
dan wawancara dengan juru parkir maupun pemilik lahan :
a. Pengelolaan Lalu Lintas
Pengelolaan parkir mempunyai peranan penting karena jika tidak
dikelola dengan baik, maka layanan yang disediakan tidak akan berjalan
maksimal sehingga dapat mengganggu kelancaran lalu lintas. Sebagai
bagian pendukung sistem pengelolaan transportasi, pengelolaan parkir
memiliki kemampuan membantu memecahkan masalah-masalah
transportasi seperti kepadatan lalu lintas.
Kebutuhan lahan parkir di Kota Yogyakarta setiap tahunnya
selalu meningkat. Kendaraan pribadi jumlahnya lebih banyak daripada
kendaraan umum. Masalah parkir merupakan sesuatu yang ada di hilir,
sedangkan yang di hulu adalah pembelian kendaraan bermotor. Sehingga,
apabila tidak diimbangi dengan pengelolaan yang benar, parkir akan
menyebabkan kemacetan di semua tempat.
Sebagian besar ruas jalan yang ditetapkan sebagai kantong parkir
di kota Yogyakarta yaitu di Jalan Mangkubumi, Jalan Kaliurang, Jalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Solo. Di sana banyak pusat perbelanjaan, seperti mall, swalayan, toko,
perkantoran, hotel, dan lainnya itu membuat keberadaan parkir jadi
penting. Di situlah diperlukan pengelolaan parkir yang baik untuk
mendukung sistem transportasi yang ada.
Permasalahan yang didapatkan melalui observasi langsung dan
wawancara dalam pengelolaan lalu lintas yaitu kemacetan yang terjadi
setiap harinya karena sirkulasi keluar masuknya kendaraan terlebih pada
saat jam sibuk, meningkatnya jumlah kendaraan parkir sedangkan
minimnya ruang yang tersedia sehingga mengambil ruas jalan, penataan
kendaraan yang tidak teratur membuat pemakaian ruang semakin tidak
efisien sehingga mengganggu lalu lintas.
b. Peluang Lahan
Di Kota Yogyakarta parkir seakan menjadi lahan bisnis, yakni
bagi pengelola pusat perbelanjaan dengan fasilitas parkir yang biasa
disebut parkir swasta, dan bagi pemerintah daerah sebagai variabel
pendapatan asli daerah (PAD) . Gencarnya pariwisata Yogyakarta
semakin tahun sehingga menambah kebutuhan akan kantong-kantong
parkir baru untuk menampung kendaraan dari wisatawan. Maraknya
pembangunan hotel, pusat-pusat perbelanjaan dan cafe yang merajalela
juga memerlukan kapasitas parkir yang semakin luas. Tiap ruas jalan di
Yogyakarta sekarang begitu mudahnya untuk dijadikan peluang bisnis
yaitu lahan parkir baru. Jalan Solo beserta sirip-siripnya masih sama
selama satu tahun belakangan ini, karena belum adanya gedung baru dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belum adanya potensi lahan baru. Walaupun setiap harinya memanglah
ramai sehingga masih menyebabkan kemacetan. Begitu juga yang terjadi
pada Jalan Kaliurang KM 0 hingga KM 7 juga belum ada pembangunan
baru sehingga belum ada potensi akan dibukanya lahan parkir baru.
Hanya ada perubahan cafe-cafe baru membuat kemacetan masih terjadi
tetapi kapasitas parkir masih memadai. Berbeda dengan Jalan
Mangkubumi beserta sirip-siripnya, setahun belakangan ini terjadi
banyak perubahan. Hotel-hotel baru sudah dibangun tanpa diimbangi
dengan kapasitas parkir yang memadai. Pengunjung hotel yang
menggunakan kendaraan pribadi bahkan bus tentu saja tidak
mendapatkan tempat, sehingga memakai trotoar bahkan melebihi
sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas di sekitarnya. Cafe, Resto,
Taman Kuliner baru juga masih diperkirakan akan dibangun. Di situlah
muncul peluang lahan-lahan baru, salah satunya pada jalan Kebondalem,
bahkan hotel membeli lahan di kampung Jogoyudan untuk memfasilitasi
parkir karyawan-karyawannya. Jalan Mangkubumi beserta sirip-siripnya
cenderung lebih memiliki peluang lahan parkir baru dibanding Jalan Solo
maupun Jalan Kaliurang. Dilihat dari trotoar di kiri-kanan jalan yang
lebih luas, begitu juga masih tersedia bekas gedung tidak terpakai.
Permasalahan yang didapatkan melalui observasi langsung dan
wawancara dalam peluang lahan yaitu, tersedianya lahan-lahan kosong
yang akhirnya dimanfaatkan oleh penduduk sekitar kantong-kantong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
parkir namun masih ilegal. Belum ada peninjauan rutin pada kantong
parkir dan pendataan lokasi-lokasi parkir baru.
c. Besaran Jumlah Pajak Parkir
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 tahun
2011 tentang Pajak Daerah : Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara
Penghitungan Pajak.
1. Pasal 48 (1) Dasar pengenaan Pajak Parkir adalah jumlah
pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada penyelenggara
tempat parkir. (2) Jumlah yang seharusnya dibayar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) termasuk potongan harga parkir dan parkir
cuma-cuma yang diberikan kepada penerima jasa parkir.
2. Pasal 49 Tarif Pajak Parkir ditetapkan sebesar 20% (dua puluh
persen).
Pengelolaan parkir adakalanya dikelola oleh pemerintah
bekerjasama dengan pihak kecamatan, adakalanya dikerjasamakan dengan
pihak swasta. Pada besaran jumlah pajak parkir inilah terdapat banyak
informasi yang ditemukan bahwa tidak meratanya besaran jumlah setoran
pajak parkir setiap bulannya. Terlihat masih kurangnya pengawasan dan
diterapkannya aturan yang pasti dalam hal ini. Beberapa juru parkir di Jalan
Mangkubumi menyebutkan bahwa mereka tidak memiliki jumlah setoran
yang pasti setiap bulannya, bahkan beberapa tempat sering mendapat surat
teguran tetapi tetap diabaikan. Selain itu aturan pemakaian karcis parkir
sebagai patokan berapa pendapatan parkir setiap harinya juga sering dilanggar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
oleh juru parkir. Setelah mencari informasi di lokasi penelitian dapat dirata-
rata bahwa besaran jumlah setoran setiap bulannya yaitu Rp 200.000 – Rp
400.000.Permasalahan yang didapatkan melalui observasi langsung dan
wawancara dalam besaran jumlah pajak parkir yaitu, setoran yang tidak
waktu bahkan dapat menunggak berbulan-bulan dan sanksi berupa denda
yang tidak dipatuhi, jumlah setoran yang tidak sesuai dengan aturan yaitu
20% dari pendapatan sementara juru parkir di beberapa lokasi berani
menaikkan tarif parkir hingga 2kali lipat.
3. Analisis Masalah Ketiga
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun
eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar
untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi
penilaian terhadap faktor kekuatan (Strengths) dan kelemahan
(Weaknesses). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang
(Opportunities) dan Ancaman (Threats).
Untuk memberikan gambaran hasil analisis keunggulan,
kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan secara menyeluruh yang
digunakan sebagai dasar atau landasan penyusunan objektif dan strategi
perusahaan dalam corporate planning.
1. Strengths (kekuatan), merupakan kondisi kekuatan yang terdapat
dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Weaknesses (kelemahan), merupakan kondisi kelemahan yang
terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada
3. Opportunities (peluang), merupakan kondisi peluang
berkembang di masa datang yang terjadi
4. Threats (ancaman), merupakan kondisi yang mengancam dari
luar
Peneliti melakukan observasi langsung ke lokasi – lokasi
penelitian dan melakukan wawancara dengan informan menggunakan
pedoman wawancara yang sudah disusun. Berikut ini merupakan analisa
SWOT pada lokasi parkir :
1. Kekuatan (Strengths)
a. Lokasi strategis yaitu pusat kota, perbelanjaan, dan perkantoran
b. Kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (wajib pajak dan juru
parkir) yang memadai
c. Ketersedian ruang jalan yang cukup memadai untuk parkir
d. Koordinasi yang sudah baik antar pemilik lahan
e. Mudahnya peraturan untuk membuka lahan baru
2. Kelemahan (Weaknesses)
a. Tidak tertatanya penempatan kendaraan yang parkir
b. Pelayanannya kurang memuaskan
c. Penetapan tarif parkir yang tidak pasti dan pungutan liar
d. Terjadinya kemacetan di setiap lokasinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Belum ada teguran tegas dari Dinas apabila terdapat penyimpangan-
penyimpangan
3. Peluang (Opportunities)
a. Pertambahan pengunjung setiap tahunnya sehingga meningkatkan
jumlah kendaraan yang parkir
b. Adanya lahan-lahan kosong yang bisa dimanfaatkan untuk parkir
c. Meningkatnya daya tarik seseorang untuk membuka lahan baru pada
ketiga kantong parkir karena penghasilan yang menjanjikan setiap
harinya
d. Bertambahnya tempat-tempat baru (cafe, hotel, kantor, pusat
perbelanjaan) yang dapat menarik pengunjung
e. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat tiap tahunnya di Yogyakarta
4. Ancaman (Threats)
a. Adanya pihak-pihak tertentu yang melalukan pungutan liar sehingga
mengurangi penghasilan
b. Kurangnya koordinasi antara Dinas dan pemilik lahan
c. Keamanan di lokasi parkir yang kurang baik
d. Adanya relokasi kantong parkir dari pemerintah
Berikut perumusan strategi matriks SWOT :
Matriks SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor
strategis organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Strategi S – O, dimaksud agar kekuatan internal dapat digunakan untuk
meraih peluang-peluang yang ada pada kekuatan eksternal. Strategi ini
digunakan agar organisasi lebih ekspensif dalam menjalankan
operasionalnya sehingga diharapkan dapat ekspansi dan mencapai profit
yang tinggi. Dari kekuatan dan peluang di atas dapat diidentifikasi strategi
sebagai berikut :
a. Dilakukan pendataan rutin lahan-lahan kosong yang dapat
dimanfaatkan
b. Membuka lahan-lahan parkir baru agar dapat memenuhi kebutuhan
pengunjung dan meningkatkan pendapatan
2. Strategi W – O, dimaksudkan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan
internal organisasi dengan pemanfaatan peluang-peluang eksternal yang
dimiliki, sehingga diharapkan mampu menerobos peluang untuk
melakukan ekspansi penjualan. Dari kelemahan dan peluang diatas dapat
diidentifikasi strategi sebagai berikut :
a. Membuka lahan-lahan baru namun menetapkan standar kemampuan
wajib parkir maupun juru parkir dalam mengelola lahan parkir
b. Diberlakukannya Perda Parkir yang lebih tegas untuk wajib pajak
3. Strategi S – T, dimaksudkan untuk mengurangi dampak yang timbul dari
ancaman-ancaman dan memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki,
sehingga strategi yang dilakukan adalah melakukan ekspansi penjualan
dalam jangka pendek dan mengantisipasi ancaman yang akan timbul. Dari
kekuatan dan ancaman dapat diidentifikasi strategi sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a.Diadakan pelatihan untuk wajib pajak maupun juru parkir
mengenai pengelolaan lahan parkir dan agar terjalin koordinasi
yang baik dengan pemerintah
4. Strategi W – T, dimaksud untuk melakukan pertahanan dengan cara
mengurangi kelemahan serta menghindari terhadap ancaman.Dari
kelemahan dan ancaman dapat diidentifikasi strategi meliputi :
a.Dibentuk organisasi pada masing-masing lokasi sehingga terjalin
koordinasi yang baik, agar permasalahan terangkum dan disepakati
penyelesaiannya.
b.Dilakukannya peninjauan rutin dari pemerintah daerah ke setiap
lokasi-lokasi parkir.
Pembobotan Internal Factor Analysis System (IFAS) dan External Factor
Analysis System (EFAS)
Setelah faktor-faktor internal dikelompokkan menjadi kekuatan dan
kelemahan, dan faktor-faktor eksternal dikelompokkan menjadi peluang dan
ancaman, langkah selanjutnya adalah melakukan pembobotan IFAS – EFAS
dengan hasil seperti yang disajikan dalam tabel 5.9. Untuk menghitung bobot,
rating, dan score langkah pertama adalah menentukan bobot, rating, dan score.
Bobot ditentukan berdasarkan tingkat kepentingan atau urgensi penanganan
dengan skala 1 sampai 5 (1 = tidak penting, 5 = sangat penting). Langkah
kedua adalah menjumlahkan bobot kekuatan dan bobot kelemahan. Kemudian
dihitung bobot relatif untuk masing-masing indikator yang terdapat pada kekuatan
dan kelemahan, sehingga total nilai bobot tersebut menjadi 1 atau 100%. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cara yang sama dihitung bobot dan bobot relatif untuk peluang dan ancaman.
Langkah ketiga adalah menentukan rating. Rating adalah analisis kita terhadap
kemungkinan yang akan terjadi dalam jangka pendek (misalnya satu tahun ke
depan). Nilai rating untuk Variabel Kekuatan diberi nilai 1 sampai 4. Diberi nilai
1 kalau kemungkinan indikator tersebut kinerjanya semakin menurun
dibandingkan pesaing utama. Diberi nilai 2 kalau indikator itu kinerjanya sama
dengan pesaing utama. Sedangkan diberi nilai 3 atau 4, kalau indikator tesebut
lebih baik dibandingkan pesaing utama. Semakin tinggi nilainya artinya kinerja
indikator tersebut tahun depan akan semakin baik dibandingkan pesaing utama.
Nilai Rating Variabel Kelemahan diberi nilai 1 sampai 4. Diberi nilai
1 kalau indikator tersebut semakin banyak kelemahannya dibandingkan pesaing
utama. Sebaliknya diberi nilai 4 kalau kelemahan indikator tersebut semakin
menurun dibandingkan pesaing utama pada tahun depan. Artinya pemberian nilai
rating untuk variabel kelemahan atau variabel Ancaman berkebalikan dengan
pemberian nilai rating untuk variabel kekuatan dan variabel peluang.
Nilai Score diperoleh berdasarkan hasil nilai bobot dikali nilai rating.
Total nilai score untuk internal factor menunjukkan bahwa semakin nilainya
mendekati 1, semakin banyak kelemahan internal dibandingkan kekuatannya.
Sedangkan semakin nilainya mendekati 4, semakin banyak kekuatannya
dibandingkan kelemahannya. Begitu juga dengan total nilai score untuk faktor
eksternal. Semakin total nilai score mendekati 1, semakin banyak ancamannya
dibandingkan dengan peluang. Sedangkan apabila total nilai score mendekati 4,
artinya semakin banyak peluang dibandingkan ancaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gabungan kedua kondisi internal dan eksternal ini selanjutnya kita masukkan
dalam Internal External Matrix, sehingga kita mengetahui posisi persaingan yang
akan terjadi pada korporat, unit bisnis, maupun produk yang kita analisis.
Berdasarkan posisi ini kita dapat menentukan strategi yang tepat untuk
memenangkan persaingan tahun depan. Berikut tabel Internal Factor Evaluation
(IFE) Matriks dan External Factor Evaluation (EFE) Matriks.
Tabel 5.8.
Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks
Faktor Internal Bobot Rating Nilai
Kekuatan
-Lokasi strategis yaitu pusat kota, perbelanjaan, dan
perkantoran
-Kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia yang
memadai
-Ketersedian ruang jalan yang cukup memadai untuk
parkir
-Koordinasi yang sudah baik antar pemilik lahan
-Mudahnya untuk membuka lahan baru
0,12
0,12
0,10
0,10
0,12
4
4
3
3
4
0,48
0,48
0,30
0,30
0,48
Jumlah 2,04
Kelemahan
-Tidak tertatanya penempatan kendaraan yang parkir
-Pelayanannya kurang memuaskan
-Penetapan tarif parkir yang tidak pasti
-Terjadinya kemacetan di setiap lokasinya
-Belum ada teguran tegas dari Dinas apabila terdapat
penyimpangan-penyimpangan
0,1
0,08
0,08
0,1
0.08
3
4
4
3
3
0,30
0,32
0,32
0,30
0.24
Jumlah 1,00 1,48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.9.
External Factor Evaluation (IFE) Matriks
Faktor Eksternal Bobot Rating Nilai
Peluang
-Pertambahan pengunjung setiap tahunnya
-Adanya lahan-lahan kosong yang bisa
dimanfaatkan untuk parkir
-Meningkatnya daya tarik seseorang untuk
membuka lahan baru pada ketiga kantong parkir
karena penghasilan yang menjanjikan setiap
harinya
-Bertambahnya tempat-tempat baru yang dapat
menarik pengunjung
-Pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta
0,14
0,10
0,14
0,10
0,10
4
3
4
3
3
0,56
0,30
0,56
0,30
0,30
Jumlah 2,02
Ancaman
-Adanya pihak-pihak yang melakukan pungutan
liar sehingga mengurangi penghasilan
-Kurangnya koordinasi antara Dinas dan pemilik
lahan
-Keamanan di lokasi parkir
-Adanya relokasi dari Pemerintah
-Penegakan hukum yang lemah
0,10
0,08
0,08
0,08
0,08
4
3
3
2
3
0,40
0,24
0,24
0,16
0,24
Jumlah 1,00 1,28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari tabel 5.7 dan 5.8 didapatkan total nilai skor 0,56 untuk faktor
internal, dan 0,74 untuk faktor eksternal. Kombinasi dari kedua nilai tersebut
menempatkan posisi pada kuadran I dalam Matriks Analisis SWOT (Gambar 5.9).
OPPORTUNITIES
2
1,5
1
(0,56 ; 0,74)
0,5
WEAKNESSES STRENGTHS
-2 -1,5 -1 -0,5 0,5 1 1,5 2
-0,5
1
1,5
2
THREATS
Untuk lebih memperjelas analisis SWOT serta strategi yang digunakan dalam
upaya meningkatkan kontribusi penerimaan pajak parkir Kota Yogyakarta dapat
dilihat pada tabel 5.9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.10. Matriks SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (Strengths)
-Lokasi strategis yaitu pusat kota,
perbelanjaan, dan perkantoran
-Kualitas dan kuantitas Sumber Daya
Manusia yang memadai
-Ketersedian ruang jalan yang cukup
memadai untuk parkir
-Koordinasi yang sudah baik antar pemilik
lahan
-Mudahnya untuk membuka lahan baru
Kelemahan (Weaknesses)
-Tidak tertatanya penempatan kendaraan
yang parkir
-Pelayanannya kurang memuaskan
-Penetapan tarif parkir yang tidak pasti
-Terjadinya kemacetan di setiap lokasinya
-Belum ada teguran tegas dari Dinas
apabila terdapat penyimpangan-
penyimpangan
Peluang (Opportunities)
-Pertambahan pengunjung setiap
tahunnya
-Adanya lahan-lahan kosong yang bisa
dimanfaatkan untuk parkir
-Meningkatnya daya tarik seseorang
untuk membuka lahan baru karena
pendapatan yang menjanjikan
-Bertambahnya tempat-tempat baru yang
dapat menarik pengunjung
-Pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta
- Dilakukan pendataan rutin lahan-lahan
kosong yang dapat dimanfaatkan
-Membuka lahan-lahan parkir baru agar
dapat memenuhi kebutuhan pengunjung
dan meningkatkan pendapatan
-Membuka lahan-lahan baru namun
menetapkan standar kemampuan wajib
parkir maupun juru parkir dalam
mengelola lahan parkir
-Diberlakukannya Perda Parkir yang lebih
tegas untuk wajib pajak
Ancaman (Threats)
- Adanya pihak-pihak yang melakukan
pungutan liar sehingga mengurangi
penghasilan
-Kurangnya koordinasi antara Dinas dan
pemilik lahan
-Keamanan di lokasi parkir
-Adanya relokasi dari pemerintah
-Penegakan Hukum yang lemah
-Dilaksanakan pelatihan untuk wajib pajak
maupun juru parkir mengenai pengelolaan
lahan parkir dan agar terjalin koordinasi
yang baik dengan pemerintah
-Dibentuk organisasi pada masing-masing
lokasi sehingga terjalin koordinasi yang
baik, agar permasalahan terangkum dan
disepakati penyelesaiannya.
-Dilakukannya peninjauan rutin dari
pemerintah daerah ke setiap lokasi-lokasi
parkir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil bobot dikalikan nilai, strategi yang sesuai dipilih
untuk meningkatkan kontribusi pendapatan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli
Daerah yaitu strategi (Strenghts – Opportunities) dilakukan pendataan rutin lahan-
lahan kosong yang dapat dimanfaatkan, membuka lahan-lahan parkir baru agar
dapat memenuhi kebutuhan pengunjung dan meningkatkan pendapatan. Untuk
memaksimalkan strategi yang dipilih, perlu dilakukan tindakan yang sesuai
peraturan Pemerintah Daerah. Pendataan perlu dilakukan secara rutin, serta
kejelasan alur penyetoran pajak parkir dan ketepatan waktunya. Pemungutam dan
penyetoran retribusi dan pajak parkir di bawah tanggungjawab Dishubkominfo
dengan alur sebagaimana terlihat pada gambar berikut:
Gambar 5.10.
Alur Pengelolaan, Pemungutan dan Penyetoran Retribusi Parkir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sumber:Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Yogyakarta
Strategi selanjutnya membuka lahan-lahan parkir baru agar dapat
memenuhi kebutuhan pengunjung dan meningkatkan pendapatan namun
diimbangi dengan diberlakukannya Perda Parkir yang lebih tegas untuk wajib
pajak. Dari lokasi-lokasi penelitian didapatkan beberapa lahan yang berpotensi
untuk dibuka lahan baru yaitu di Jalan Solo (Seberang Ambarukmo Plaza, sebelah
timur Galeria Mall) dan Jalan Margoutomo ( Kebondalem, bekas kantor provider
XL, Sebelah selatan hotel Grand Zuri, Kedaung). Apabila dibangun bangunan
baru lagi, diharapkan disediakan parkir basement ataupun bertingkat agar mampu
menampung kendaraan tanpa mengganggu lalu lintas di depannya. Pengelolaan,
pemungutan dan penyetoran retribusi dan pajak parkir dimulai dari pengajuan izin
mengelola oleh badan atau perorangan dalam pola kerjasama. Secara spesifik
dapat dilihat pada pada Gambar berikut:
Sumber:Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
a. Kesimpulan
1. Kontribusi Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Dilihat dari persentase kontribusi penerimaan Pajak Parkir terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Yogyakarta dari tahun 2011 sampai dengan
tahun 2015 cenderung meningkat, namun sempat menurun pada tahun 2014.
Persentase kontribusi pajak parkir relatif masih sangat kecil, rata-rata 0,104%
selama tahun 2011-2015.
2. Permasalahan Pengelolaan Lahan Parkir
Permasalahan yang didapatkan melalui observasi langsung dan
wawancara dalam pengelolaan lalu lintas, peluang lahan, besaran jumlah
pajak parkir yaitu kemacetan yang terjadi setiap harinya, penataan kendaraan
yang tidak teratur, banyak lahan-lahan kosong yang ilegal, belum ada
peninjauan rutin pada kantong parkir dan pendataan lokasi-lokasi parkir baru,
setoran yang tidak tepat waktu, sanksi berupa denda yang tidak dipatuhi,
jumlah setoran yang tidak sesuai dengan aturan yaitu 20% dari pendapatan.
3. Strategi Pengelolaan Lahan Parkir
Strategi – strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kontribusi
Pajak Parkir dalam menunjang Pendapatan Asli Daerah Kota Yogyakarta yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan pendataan rutin lahan-lahan kosong yang dapat dimanfaatkan,
membuka lahan-lahan parkir baru agar dapat memenuhi kebutuhan pengunjung.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari penelitian ini, maka
ada beberapa saran yang penulis perlu sampaikan untuk mempertahankan ataupun
meningkatkan kontribusi Pajak Parkir di Kota Yogyakarta antara lain
1. Pemerintah Kota Yogyakarta agar melakukan pengecekan (proses
pengelolaan lahan parkir) secara rutin pada setiap lokasi-lokasi parkir dan
diberlakukannya Perda Parkir yang tegas untuk semua wajib pajak parkir,
membuat inovasi baru dalam pemungutan parkir yaitu dengan mesin parkir
elektronik seperti yang sudah diterapkan di Kota Bandung saat ini. Mesin parkir
elektronik dapat merekap secara lebih akurat pendapatan parkir setiap harinya
sehingga meminimalkan kebocoran, mengingat pendapatan parkir yang selalu
meningkat setiap tahunnya.
2. Para pemilik lahan (wajib pajak parkir) agar mendaftarkan diri jika
lahan baru agar legal tercatat di Dinas Perhubungan, mematuhi Perda besaran
jumlah setoran pajak setiap bulan, dan ketepatan waktu dalam membayar pajak.
3. Para juru parkir agar bertugas tanpa melanggar aturan yaitu
penarikan tarif yang sesuai, penempatan kendaraan yang tidak mengganggu lalu
lintas di sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Keterbatasan
Penulis menyadari bahwa dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini
banyak menemui hambatan serta masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyelesaiannya. Hal ini disebabkan oleh :
1. Keterbukaan para juru parkir mengenai permasalahan dalam pengelolaan
parkir, yaitu seperti besar jumlah setoran bulannya, kejujuran kepemilikan
lahan. Jawaban dari proses wawancara bisa saja mempengaruhi kebenaran
data yang juga berakibat hasil analisis yang kurang dapat dipercaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR REFERENSI
Abe. Alexander. 2001. Perencanaan Daerah. Yogyakarta : Lapera Pustaka Utama.
Bambang, Kesit Prakoso. 2003. Pendapatan Dan Retribusi Daerah. Yogyakarta:
Ull Press.
Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif . Malang: UMM Press.
Handoko, T. Hani. 1986. Manajemen, Edisi II. Yogyakarta : BPFE.
Hitt, Michael A and Ireland , R. Duane dan Hoskisson, Robert E. (2001).
Managemen Strategis Daya saing dan Globalisasi. Buku 1. Salemba Empat,
Jakarta.
Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan Daerah: Erlangga
Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta :
Andi Offset.
Sidik, Machfud. 2005, Optimalisasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. PT
Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Sumarsono, Sony. 2010. Manajemen Keuangan Pemerintahan-Ed, Cet.1.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kurniawan, Panca. 2004. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Malang: Bayu
Media.
Rangkuti, Freddy. 2011. SWOT Balanced Scoredcard. Jakarta: PT Gramedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setu, Setiawan. 2004. Perpajakan. Malang: Bayu Media.
Siahaan, Marihot P. 2005. Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. Jakarta: Rajawali
Pers.
Siahaan, Marihot P. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Susanto. 20014. Manajemen Strategik Komprehensif. Jakarta: Erlangga
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah
Yani, Ahmad. 2009. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di
Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers.
Sejarah Kota Yogyakarta. http://www.jogjaprov.go.id. Diakses pada 16 Januari
2017
Siregar, Amri. 2009. Analisis Tingkat Efektifitas Pajak dan Retribusi Daerah
sebagai Pendapatan Asli Daerah Sumatera Utara
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/10971/1/10E00047.pdf (20
Januari 2017)
Illahi, Robby Noer.2014.“Pengaruh Pemungutan Pajak Parkir terhadap
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)” (Studi Kasus Dinas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah (Dpkad) Kabupaten Purwakarta
Periode 2009-2013)
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/123456789/4565 (16 Januari
2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
1. Apakah lahan parkir yang digunakan merupakan milik pribadi atau hanya
bekerja sebagai juru parkir? Apakah ada surat kepemilikan lahan?
(Jika milik pribadi : apakah memiliki lahan lain?)
(Jika juru parkir : apakah menjadi juru parkir di tempat lain?)
2. Berapa lama lahan digunakan sebagai lahan parkir?
3. Berapa lama per hari lokasi dapat digunakan untuk parkir?
4. Adakah pengecekan rutin dari Dinas Perhubungan? Meliputi apa saja yang
ditinjau?
5. Apa saja fasilitas yang diberikan oleh Dinas Perhubungan untuk pemilik
dan juru parkir?
6. Berapa jumlah setoran yang diberikan kepada Dinas Perhubungan? Berapa
lama jangka waktu penyetoran?
7. Apakah ada sanksi jika terlambat menyerahkan setoran? Berupa apa?
8. Apakah ada organisasi pemilik atau juru parkir di setiap wilayah?
(Apakah ada pertemuan rutin dan tabungan?)
9. Adakah jaminan yang diberikan pada pemilik kendaraan dari pemilik
lahan/juru parkir?
10. Adakah waktu-waktu tertentu adanya lonjakan pendapatan parkir? Apakah
setoran kepada Dinas juga bertambah jika mengalami lonjakan
pendapatan?
11. Apakah ada peluang lahan-lahan baru yang dapat digunakan untuk parkir?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
LAPORAN REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG
DIKELOLA OLEH DINAS PAJAK DAN PENGELOLAAN KEUANGAN
KOTA YOGYAKARTA
Sumber : Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta
Tahun Anggaran Realisasi
2011 917.982.098.731 951.681.432.622
2012 1.085.827.758.053 1.157.578.918.317
2013 1.283.706.256.200 1.309.580.194.014
2014 1.210.102.185.890 1.459.742.435.083
2015 1.463.656.372.183 1.434.009.588.218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2
LAPORAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK PARKIR YANG
DIKELOLA OLEH DINAS PAJAK DAERAH DAN PENGELOLAAN
KEUANGAN KOTA YOGYAKARTA
Tahun Anggaran Realisasi
2011 700.000.000 776.411.843
2012 900.000.000 989.893.465
2013 1.385.000.000 1.610.854.034
2014 1.600.000.000 1.610.854.034
2015 1.635.000.000 1.731.672.331
Sumber : Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related