dadang-solihin.blogspot.com 2
3dadang-solihin.blogspot.com
Nama : Dr. Dadang Solihin, SE, MATempat/Tgl Lahir : Bandung 6 November 1961Pekerjaan : Direktur Evaluasi Kinerja
Pembangunan Daerah Bappenas
Alamat Kantor : Jl. Taman Suropati No. 2 Jakarta 10310
Telp/Fak Kantor : (021) 392 6248HP : 0812 932 2202PIN BB : 277878F0Email : [email protected] :
http://dadang-solihin.blogspot.com
Materi• Permasalahan yang dihadapi dalam
pembangunan ekonomi nasional.• Overlapping Peraturan di Pusat dan Daerah,
antar Instansi. • Infrastruktur.• Bauran Energi (Energy Mix) yang Belum
Berjalan.• Piramida Penduduk dan Kualitas Tenaga
Kerja.• Pembiayaan.
4dadang-solihin.blogspot.com
• Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 – 2025 (MP3EI).
• Key Success Factors: Koordinasi dan Sinergi.
5dadang-solihin.blogspot.com
Fenomena• Perkembangan Perundang-undangan Indonesia pasca reformasi
(tahun 1998) ditandai dengan gejala Hyper Regulation;• Terdapat kecenderungan dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan melalui pembentukan peraturan perundang-undangan tanpa melihat dan menyesuaikannya dengan arah agenda pembangunan ke depan;
• Peraturan perundang-undangan di daerah yang semata-mata hanya dimaksudkan untuk mengejar peningkatan sumber pendapatan daerah;
• Pasal 35 dan 40 UU 12/2011 (tentang Pembentukan Peraturan Per-uu-an) mengatur penyusunan daftar Raperda Provinsi/ Kabupaten/ Kota dalam Prolegda didasarkan salah satunya pada Rencana Pembangunan Daerah
dadang-solihin.blogspot.com 6
Permasalahan• Pembentukan peraturan belum sepenuhnya mengacu pada
dokumen perencanaan pembangunan Penyusunan Prolegda belum sepenuhnya mengacu pada dokumen perencanaan pembangunan daerah (RPJMD dan RKPD);
• Peraturan yang multitafsir, duplikasi dan pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lainnya baik yang sederajat maupun antara peraturan yang lebih rendah dengan peraturan yang lebih tinggi, termasuk antara peraturan daerah dengan peraturan yang lebih tinggi;
• Masih rendahnya kualitas peraturan perundang-undangan;• Database yang terbangun belum sepenuhnya dapat digunakan
sebagai referensi dalam proses pembentukan peraturan (harmonisasi, sikronisasi);
dadang-solihin.blogspot.com 7
Konsekuensi• Beban masyarakat membayar lebih dari pada yang seharusnya;• Inefisiensi anggaran (anggaran pemerintah daerah tersedot untuk
pembentukan Raperda, dan biaya penegakannya);• Menimbulkan ketidakpastian hukum ketika Perda yang dibentuk
kualitasnya rendah sehingga menimbulkan permasalahan baru (duplikasi, multitafsir dan konflik dengan peraturan perundang-undangan lainnya).
• Menurunnya minat investasi yang berimplikasi pada hilangnya kesempatan membuka lapangan pekerjaan (pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan, industri dll) .
• Hilangnya kesempatan untuk melakukan program pembangunan lain: pengentasan kemiskinan; kesehatan; dsbnya.
dadang-solihin.blogspot.com 8
9dadang-solihin.blogspot.com
Permasalahan• Tingkat elektrifikasi nasional baru mencapai 72,95% dengan rasio
jumlah desa berlistrik baru mencapai 92,58%.• Terbatasnya akses masyarakat berpenghasilan rendah terhadap
penguasaan, legalitas lahan, dan pembiayaan perumahan.• Aksesibilitas dan jangkauan pelayanan air minum dan sanitasi yang
belum memadai.• Rehabilitasi jaringan irigasi belum mampu mengimbangi degradasi
kondisi jaringan yang mencapai 340 ribu ha/tahun.• Tingginya laju konversi lahan pertanian menjadi lahan perkotaan dan
Industri serta perkebunan terutama di Pulau Jawa dan Sumatera.• Ketersediaan infrastruktur komunikasi dan informatika belum
memadai yang ditandai dengan terbatasnya infrastruktur broadbanddan belum terhubungnya pulau Maluku dan Papua dalam jaringan backbone serat optik nasional.
dadang-solihin.blogspot.com 10
Infrastruktur: Penyebab Turunnya Daya Saing
The Global Competitiveness Report 2011-2012 (World Economic Forums):• Daya saing Indonesia berada di peringkat 46 dari 142 negara yang dinilai (menurun 2
peringkat dari 2010-2011).
Year Rank
2009 – 2010 54
2010 – 2011 44
2011 – 2012 46
Global Competitiveness Index (GCI) untuk
Indonesia
dadang-solihin.blogspot.com 11
Kondisi Daya Saing Infrastruktur Indonesia
• Akhir tahun 1990-an, peringkat daya saing infrastruktur Indonesia berada di atas negara China dan Thailand.
• Pada tahun 2011 Infrastruktur Indonesia hanya lebih baik dari Filipina dan Vietnam untuk daerah Asia Tenggara.
• Terdapat peningkatan daya saing untuk sektor jalan, kereta api, angkutan udara dan kepemilikan telepon serta telepon seluler. Namun secara keseluruhan, sektor jalan, pelabuhan, bandara dan listrik masih memiliki daya saing yang rendah.
Indonesia China Vietnam Thailand Filipina Malaysia S’pore
2009 2010 2011 2011
INFRASTRUKTUR 84 82 82 69 123 47 113 23 2
Jalan 94 84 83 54 123 37 100 18 2
Kereta Api 60 56 52 21 71 63 101 18 7
Pelabuhan 95 96 103 56 111 47 123 15 1
Bandara 68 69 80 72 95 32 115 20 1
Angkutan Udara 21 21 20 2 34 16 28 23 17
Ketenagalistrikan 96 97 98 49 109 50 104 38 4
Telephone 79 82 79 55 70 94 103 40 15
Tel. Seluler - 98 82 113 5 70 92 40 15
Sumber: World Economic Forum, 2011) dadang-solihin.blogspot.com 12
Logistik Performance Index (LPI):
2007: Ranking LPI Indonesia = 43
2010: Ranking LPI Indonesia = 75
RANKING LPI 2012
Sumber: LPI, World Bank., 2012
Daya Saing Logistik Indonesia Masih Rendah
(Biaya antarkontainer dari Cikarang ke Tanjung Priok mencapai US$775, lebih tinggi dari biaya dari Kuala Lumpur ke Port Klang yang hanya US$400)
2012: Ranking LPI Indonesia = 59
109
101
815952
46
38
29
26
19
18
8
1
0 50 100 150
Lao PDR
Cambodia
Sri Lanka
Indonesia
Philippines
India
Thailand
Malaysia
China
Taiwan
Australia
Japan
Singapore
dadang-solihin.blogspot.com 13
Daya tampung air terbangun di Indonesia sekitar 54 m3/kapita (perkiraan pada akhir tahun 2012).
Source: World Bank (2003)
Kapasitas Tampungan Air Per Kapita
Indonesia (2012: 54)
dadang-solihin.blogspot.com 14
15dadang-solihin.blogspot.com
Permasalahan• Komposisi bauran energi masih belum optimal. Pada tahun 2010, minyak bumi
masih mendominasi yaitu 43,9%;• Pertumbuhan konsumsi energi rata-rata 7% pertahun, belum diimbangi dengan suplai
energi yang cukup;• Harga energi relatif semakin mahal dan subsidi energi semakin besar. Terkait harga
saat ini tidak saja berdasarkan kondisi pasokan-permintaan (supply-demand) saja, namun juga melibatkan faktor teknologi, perdagangan dan motif spekulatif terutama untuk transaksi komoditas
• Tingkat penggunaan energi masih boros ditunjukkan dari intensitas energi yang masih tinggi;
• Keterbatasan pendanaan yang disebabkan oleh kurang menariknya iklim bisnis sektor energi bagi minat investor;
• Ketidakpastian hukum dan birokrasi, serta harga jual energi yang masih belum mencerminkan nilai keekonomiannya;
• Biaya investasi awal dan risiko yang tinggi bagi pengembangan energi baru terbarukan dibandingkan energi konvensional atau fosil yang disubsidi;
• Ketergantungan pada energi fosil untuk pembangunan pembangkit listrik.
dadang-solihin.blogspot.com 16
Arah Kebijakan Bauran Energi Primer Nasional
EBT
Gas Bumi
Batubara
M. Bumi
21 %30,7 %
43,9%
4,4 %
EBT
Gas Bumi
Batubara
M. Bumi
2010* 2015 20202025
KONSERVASI ENERGI (33,85%)
DIVERSIFIKASIENERGI
BAU**
Sumber: *Prakiraan 2010, DEN 2010-2025, **BAU EBTKE
PERPRES 5/2006 VISI 25/25
25 %
22 %
30 %
23 %
41.7%
20,6%
34.6%
3,1%
4300 JutaSBM
2852JutaSBM
1131,3 JutaSBM
Minyak Bumi42%
Batubara34%
Gas21%
EBT3%
Minyak Bumi20%
Batubara33%
Gas30%
EBT17%
Minyak Bumi30%
Batubara22%
Gas23%
EBT25%
3200 JutaSBM
20%
30%
33%
17%
Panas Bumi 9.500 MW
Panas Bumi 12.000 MW
Back
Rasio elektrifikasi sekitar 72,95%. Rasio desa berlistrik 96,22%
Pemanfaatan energi primer untuk pembangkitan tenaga listrik:
Kondisi sistem:• Interkoneksi: Jawa-Madura-Bali dan Sumatera• Lainnya masih terpisah (isolated)
Pertumbuhan tenaga listrik 9,5% per tahun Total kapasitas terpasang 37.403 MW
Kondisi Umum Kelistrikan
BBM19%
Air7%
Panas Bumi2%
Gas26%
Batubara46%
PLN29.131,8 76%
IPP7.551,2 20%
PPU1.380,2 4%
dadang-solihin.blogspot.com 18
Penjelasan:• Energi primer adalah energi yang langsung tersedia/diberikan oleh alam dan
belum mengalami proses lebih lanjut. Jika sudah mengalami proses perubahan (konversi) maka sudah masuk dalam kategori energi sekunder. Termasuk energi primer adalah minyak bumi (dalam wujud aslinya dari dalam bumi), gas bumi, batu bara, nuklir, biomassa, tenaga air (hidro), panas bumi, tenaga matahari (solar), tenaga bayu, dan tenaga ombak.
• Sesuai Perpres 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, bahwa sasaran bauran energi nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17%.
• Menuju kemandirian energi maka terdapat visi energi 25/25 yaitu 25% porsi pemanfaatan energi baru terbarukan dari total bauran energi pada tahun 2025. Untuk mencapai visi energi tersebut ditekankan dalam 2 hal yaitu diversifikasi energi di sisi penyediaan dengan mengutamakan energi baru terbarukan dan konservasi energi (penghematan energi) di sisi pemanfaatan, untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi nasional.
• Untuk mencapai bauran energi primer yang optimal diperlukan dukungan dan komitmen semua pihak, tidak saja Pemerintah, tetapi juga semua pelaku di bidang energi baru terbarukan yang terdiri dari Instansi Pemerintah, Lembaga Penelitian/Perguruan Tinggi, Akademisi, Praktisi, BUMN, dan Swasta.
dadang-solihin.blogspot.com 19
Proyeksi Bauran Energi Primer berdasarkan Rancangan KEN 2010-2050
Persentase (%)Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025JenisMinyak 43,9 39,0 37,6 38,9 38,4 37,9 37,3 35,0 35,4 35,3 33,6 32,1 31,8 32,1 31,4 29,7 GAS 21,0 24,3 23,3 21,7 22,1 21,8 21,8 25,7 25,8 25,6 24,4 25,7 24,5 22,5 22,6 22,7
Batubara 30,7 31,7 33,1 31,6 30,2 29,6 28,3 25,7 24,5 23,6 25,2 23,4 22,8 21,9 21,3 21,8 CBM 0,0 0,0 0,2 0,6 1,1 2,1 2,6 2,9 3,0 3,2 3,3 4,3 5,3 6,1 6,8 7,3
Tenaga Air 1,8 2,0 2,2 2,0 1,9 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 1,9 2,0 1,9 1,9 1,8 1,7 Panas Bumi 1,7 1,9 2,1 3,6 4,5 4,8 5,1 5,3 5,3 5,8 5,9 5,8 5,9 6,0 5,9 5,7
Biofuel 0,9 1,1 1,2 1,4 1,6 1,7 2,0 2,1 2,4 2,7 3,0 3,2 3,6 4,0 4,3 4,5 Nuklir 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,7 1,3 1,8 2,9 3,3 3,5
Biomass 0,0 0,0 0,1 0,1 0,2 0,3 0,7 1,1 1,4 1,7 2,0 2,1 2,3 2,5 2,5 2,5 Lainnya 0,0 0,0 0,0 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,6
Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Keterangan: Kolom berwarna kuning merupakan jenis energi baru dan terbarukan.
dadang-solihin.blogspot.com 20
21dadang-solihin.blogspot.com
1971
0 2 4 6 8 10 12
0‐4
5‐9
10‐14
15‐19
20‐24
25‐29
30‐34
35‐39
40‐44
45‐49
50‐54
55‐59
60‐64
65‐69
70‐74
75+
Jutaan
0 2 4 6 8 10 12
Jutaan
PerempuanLaki‐laki
1961
0 2 4 6 8 10 12
0‐4
5‐9
10‐14
15‐19
20‐24
25‐29
30‐34
35‐39
40‐44
45‐49
50‐54
55‐59
60‐64
65‐69
70‐74
75+
Jutaan
0 2 4 6 8 10 12
Jutaan
PerempuanLaki‐laki
1980
0 2 4 6 8 10 12
0‐4
5‐9
10‐14
15‐19
20‐24
25‐29
30‐34
35‐39
40‐44
45‐49
50‐54
55‐59
60‐64
65‐69
70‐74
75+
Jutaan
0 2 4 6 8 10 12
Jutaan
PerempuanLaki‐laki
1990
0 2 4 6 8 10 12
0‐4
5‐9
10‐14
15‐19
20‐24
25‐29
30‐34
35‐39
40‐44
45‐49
50‐54
55‐59
60‐64
65‐69
70‐74
75+
Jutaan 0 2 4 6 8 10 12
Jutaan
PerempuanLaki‐laki
2000
0 2 4 6 8 10 12
0‐4
5‐9
10‐14
15‐19
20‐24
25‐29
30‐34
35‐39
40‐44
45‐49
50‐54
55‐59
60‐64
65‐69
70‐74
75+
Jutaan 0 2 4 6 8 10 12
Jutaan
PerempuanLaki‐laki
2010
0 2 4 6 8 10 12
0‐4
5‐9
10‐14
15‐19
20‐24
25‐29
30‐34
35‐39
40‐44
45‐49
50‐54
55‐59
60‐64
65‐69
70‐74
75+
Jutaan 0 2 4 6 8 10 12
Jutaan
PerempuanLaki‐laki
Perubahan Struktur Penduduk Indonesia 1961-2010
• Piramida penduduk menggambarkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. • Piramida penduduk dapat menunjukkan perubahan struktur penduduk akibat proses demografi,
meliputi kelahiran, kematian, dan migrasi.
1971 : dasar piramida yang lebar dan semakin mengecil ke bagian atas piramida menunjukkan tingginya angka kelahiran dan kematian, serta masih rendahnya umur harapan hidup.2025 : dasar piramida yang lebar sampai ke bagian tengah piramida menunjukkan besarnya jumlah absolut kelahiran (meski TFR -Total Fertility Rate- sudah berhasil diturunkan), menurunnya kematian, dan semakin meningkatnya umur harapan hidup, sehingga proporsi penduduk usia produktif/usia kerja 15 – 65 (bagian tengah piramida).
Indonesia, 1971
Perbandingan Struktur Penduduk Indonesia 1971 dan 2025
Indonesia, 2025 23dadang-solihin.blogspot.com
PENJELASAN• Indonesia mengalami transisi demografi, yaitu meningkatnya
jumlah dan proporsi penduduk usia produktif.• Merupakan potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bila
dirumuskan program dan pelayanan yang tepat.• Namun dapat menghasilkan generasi baby boom yang berdampak
pada meningkatnya beban pembangunan yang amat berat di masa depan bila tidak diantisipasi dan dikenali pergerakan struktur penduduk di masa depan.
• Dalam jangka panjang, transisi demografi mempengaruhi dan mengubah struktur penduduk Indonesia dari struktur penduduk yang muda dan produktif menjadi struktur penduduk yang tua sebagai akibat life expectancy yang membaik dan menurunnya angka kelahiran total
• Investasi kesehatan untuk ageing population tinggi (jaminan hari tua) dan berbagai bentuk pelayanan yang harus disiapkan pemerintah maupun masyarakat bagi orang tua.
dadang-solihin.blogspot.com 24
Angka Ketergantungan dan Jendela Peluang
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2005 – 2025, BPS – BAPPENAS - UNFPA
50,1
49,3
48,3 47,8
47,2 46,7
46,3 46,0 45,8 45,7 45,6 45,6 45,6 45,5 45,5 45,5 45,4
45,3 45,3
45,4 45,6
42,0
43,0
44,0
45,0
46,0
47,0
48,0
49,0
50,0
51,0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Ang
ka K
eter
gant
unga
n (%
)
Window of Opportunity
• Meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk usia produktif (15-64 th) dibandingkan dengan penduduk non produktif (0-14 th dan > 65 th) menyebabkan menurunnya angka ketergantungan.
• Ketika angka ketergantungan mencapai titik terendah artinya beban yang ditanggung oleh penduduk produktif semakin sedikit, maka penduduk yang produktif ini memberikan potensi untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Potensi inilah yang disebut sebagai Window of Opportunity (Jendela Peluang).
25dadang-solihin.blogspot.com
26
Syarat yang harus dipenuhi agar Jendela Peluang (window of opportunity) bermanfaat untuk memicu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat 1. Meningkatnya kualitas SDM sehingga mempunyai kompetensi
dan daya saing tinggi; 2. Tersedianya kesempatan kerja produktif, agar penduduk usia
kerja yang jumlahnya besar dapat bekerja untuk meningkatkan tabungan rumah tangga;
3. Diinvestasikannya tabungan rumah tangga untuk menciptakan kesempatan kerja produktif; dan
4. Meningkatnya pemberdayaan perempuan untuk memasuki pasar kerja.
Window of Opportunity
dadang-solihin.blogspot.com
Komposisi Serapan Tenaga Kerja tiap Sektor
No. Sektor 2001 2005 20091. Pertanian 68.8 44.1 41.2
2. Pertambangan 4.4 1.0 1.1
3. Industri Pengolahan 3.6 12.7 12.1
4. Listrik, Gas, Air 2.4 0.2 0.2
5. Konstruksi 10.7 4.9 4.4
6. Perdagangan 3.0 19.1 20.9
7. Transportasi dan Komunikasi 2.1 6.0 5.7
8. Perbankan dan Keuangan 1.9 1.2 1.4
9. Pemerintahan dan Pertahanan 3.1 11.0 13.0
dadang-solihin.blogspot.com 27
Struktur Tenaga Kerja Indonesia berdasar Pendidikan Tertinggi (BPS, 2010)
Tingkat Pendidikan 2001 2006 2010Tidak Tamat/Tamat SD 63.0% 55.5% 51.5%SMP 17.7% 20.2% 18.9%SMA 10.3% 12.7% 14.6%SMK 5.5% 6.2% 7.8%Diploma I,II,III 1.6% 2.2% 2.7%Sarjana 1.8% 3.2% 4.6%
dadang-solihin.blogspot.com 28
Struktur Lap Kerja & Pengangguran berdasar Pendidikan (BPS, 2010)
51,5%
18,9%
14,6%
7,8%
2,7%
4,6%
0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0%
Up to primaryEducation
Junior HS
General HS
VocationalGeneral HS
Diploma I,II,III
University
Labor Force Structure
3,7%
7,6%
11,9%
13,8%
15,7%
14,2%
7,4%
0,0% 5,0% 10,0% 15,0% 20,0%
Up to primary Education
Junior HS
General HS
Vocational General HS
Diploma I,II,III
University
Nasional
Unemployment Rate
Angka pengangguran tinggi !
dadang-solihin.blogspot.com 29
Globalisasi dan Dampaknya• Arus Globalisasi berdampak besar pada persaingan tenaga kerja.
Dunia ekonomi secara perlahan bergerak menuju suatu entitas global baik dari sisi pasar, supplier, produser, tenaga kerja, tenaga manajemen, dan sumber pendanaan
• Kemampuan dan kompetensi SDM sebagai faktor penentu menjadi lebih dominan dari pada SDA.
• Pembangunan SDM sebagai hal yang strategis dan vital.
Korea Selatan: membangun negara hanya dapat dilakukan melalui pembangunan SDM
dadang-solihin.blogspot.com 30
Daya Saing Nasional• SDM Indonesia masih tidak kompetitif
dibandingkan SDM rata-rata dunia.• Rendahnya produktivitas tenaga kerja,
disebabkan oleh rendahnya pendidikan dan kompetensi yang dimiliki oleh angkatan kerja
• Berdasarkan studi daya saing internasional yang dilakukan oleh lembaga Global Competitiveness Report, ranking daya saing Indonesia pada saat ini berada di bawah Singapore, Malaysia, China, dan Thailand
dadang-solihin.blogspot.com 31
Indonesia Country Competitiveness
No CountryGCI 2008 GCI 2009 GCI 2010
Rank Score Rank Score Rank Score
1. Singapore 5 5.53 3 5.55 3 5.48
2. Malaysia 21 5.04 24 4.87 26 4.88
3. China 30 4.70 29 4.74 27 4.84
4. Thailand 34 4.60 36 4.56 38 4.51
5. Indonesia 55 4.25 54 4.26 44 4.43
6. Vietnam 70 4.10 75 4.03 59 4.27
7. Phillippines 71 4.09 87 3.90 85 3.96
Global Competitiveness Report (2009, 2010, 2011)
dadang-solihin.blogspot.com 32
Persaingan di Lapangan Kerja• Kemampuan teknis merupakan
persyaratan standar untuk masuk ke dalam pasar tenaga kerja.
• Adanya gap untuk kualifikasi, dimana gap antara kualitas yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh industri/ perusahaan
• Faktor keunggulan diferensiasi yang dibutuhkan saat ini adalah kemampuan komunikasi global, motivasi diri, dan global mindset.
dadang-solihin.blogspot.com 33
Faktor Diferensiasi Daya Saing• Sistem pendidikan Indonesia yang
berfokus pada pembangunan ketrampilan teknis saat ini belum mempersiapkan SDM secara utuh untuk mampu bersaing di pasar tenaga kerja
• Masih sangat sedikit lembaga pendidikan yang memiliki program yang melengkapi lulusannya dengan diferensiasi ketrampilan.
dadang-solihin.blogspot.com 34
35dadang-solihin.blogspot.com
Masalah• Peningkatan peran swasta dalam pembiayaan pembangunan.• Optimalisasi sumber-sumber penerimaan pemerintah.• Inkonsistensi antara perencanaan dan penganggaran (Gamawan
Fauzi, 2011)• Keterlambatan Penyerapan:
– Masalah perencanaan anggaran dan persiapan pelaksanaan– Masalah pada eksekusi anggaran sepanjang tahun anggaran– Masalah pada eksekusi anggaran pada akhir tahun anggaran
• Maraknya korupsi APBN dan APBD.• Dll
dadang-solihin.blogspot.com 36
Reformasi Sistem Penganggaran
PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU
Visi: Melaksanakan rencana
pembangunan lima tahunan berdasarkan GBHN
Visi: Melaksanakan program kerja
Presiden/KDH terpilih
Misi: Penyelenggaraan pemerintahan
umum dan pembangunan Penganggaran berdasarkan
pendekatan menurut pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan
Misi: Pelaksanaan kerangka regulasi,
kerangka investasi, dan pelayanan publik yang di tuangkan dalam RKP/D
Anggaran disusun berdasarkan RKP/D dengan mempertimbang-kan kemampuan keuangan negara
37dadang-solihin.blogspot.com
1/2
Reformasi Sistem Penganggaran
dadang-solihin.blogspot.com 38
Penganggaran Berbasis:1. Pengeluaran Rutin2. Pengeluaran
Pembangunan
Paradigma Lama
Penganggaran dengan Pendekatan: 1. Penganggaran Berbasis
Kinerja2. Kerangka Penganggaran
Jangka Menengah3. Anggaran Terpadu
Paradigma Baru
2/2
39dadang-solihin.blogspot.com
STRATEGI UTAMAPRASYARATTUJUAN
Kerangka Desain MP3EIKerangka Desain MP3EI
Prasyarat bagi pembangunan:1. Mengubah mindset2. Mutu Modal Manusia3. Pembiayaan Pembangunan4. Anggaran & Kekayaan
Negara5. Kebijakan Transformasi
Sektoral6. Jaminan Sosial &
Penanggulangan Kemiskinan7. Ketahanan Pangan & Air8. Ketahanan Energi9. Reformasi Birokrasi
Mengembangkan Koridor Ekonomi Indonesia:
Memperkuat Konektivitas Nasional
Mempercepat Kemampuan SDM dan Iptek Nasional
Visi Pembangunan Indonesia
Menuju Negara Maju yang Lebih Sejahtera
Melalui Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Ekonomi (2011-2025)
dadang-solihin.blogspot.com 40
1 KE Sumatera
2 KE Jawa
KE Bali – Nusa Tenggara3 KE Kalimantan
KE Papua – Maluku 4 KE Sulawesi – Maluku Utara
Pusat ekonomiPusat ekonomi mega Usulan lokasi KEK Usulan lokasi KEK yang merupakan FTZ
Denpasar
Mataram
Jakarta
Medan
Pekanbaru
Jambi
Lampung
Semarang
Banjarmasin
Palangkaraya
Pontianak
Makassar
Manado
Kendari
GorontaloManokwari
Jayapura
1
2
3 4
Serang
Mamuju
IMT-GT
BIMP-EAGA
Surabaya
Merauke
Kupang
SamarindaSofifi
Wamena
Sorong
Ambon
Palu
Banda Aceh
Padang
Bengkulu
Jogjakarta
Palembang
Tj. Pinang
Pkl. Pinang6
6
5
5
dadang-solihin.blogspot.com 41
6 Koridor Ekonomi Prioritas: Berbasis Komoditi/Sektor Unggulan Wilayah
Pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia
dadang-solihin.blogspot.com 42
Membangun Konektivitas Nasional: Untuk mendorong pertumbuhan tinggi yang inklusif
ELEMEN UTAMA• Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan utama
untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip keterpaduan, bukan keseragaman.
• Memperluas pertumbuhan dengan menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan melalui inter-modal supply chain systems
• Menghubungkan daerah terpencil dengan infrastruktur & pelayanan dasar dalam menyebarkan manfaat pembangunan secara luas (pertumbuhan yang inklusif)
“…… Locally integrated and globally connected”
Integrasi ekonomi untuk
penyebaran manfaat dan konvergensi
standar hidup
dadang-solihin.blogspot.com 43
Memperkuat Konektivitas Nasional
K TanjungBitung
CILAMAYA
TL. LEMBAR
MAKASAR
Jalur Laut Nasional Primer
ALKI‐I
ALKI‐II ALKI‐III ALKI‐III B ALKI‐III C
PANJANG
RD. INTAN CILACAP
Pelabuhan Hub Global
Pelabuhan PrimerJalur Laut Nasional Sekunder
SLOC MALACA
SLOCK and ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia)MAIN INT. AIRPORT
Jaringan Tulang Punggung Logistik NasionalPenghubung Konektivitas antar Koridor
Jalur Utama Darat (Jalan dan KA) dadang-solihin.blogspot.com 44
Mempercepat Kemampuan SDM dan Iptek Nasional
ELEMEN UTAMA• Meningkatkan kualitas pendidikan termasuk pendidikan tinggi,
kejuruan, dan pelatihan terutama untuk yang terkait dengan pengembangan program utama.
• Meningkatkan kompetensi teknologi dan ketrampilan/ keahlian tenaga kerja.
• Meningkatkan kegiatan R & D, baik oleh Pemerintah maupun swasta, melalui pem-berian insentif, peningkatan anggaran, dan mengundang keahlian serta teknologi dari luar.
• Mengembangkan institusi sistem inovasi nasional yang berkelanjutan.
dadang-solihin.blogspot.com 45
GreaterJakarta
Kawasan Selat
Sunda
IndustriTekstil
IndustriPerkapalan
Telema-tika
Indust. Peralt. &
MesinIndustriMak &
Min
IndustriBaja
Kelapa Sawit
Karet
Minyak dan Gas
Batubara
NikelTembaga
Bauksit
Perikanan
Pariwi-sata
Food Estate
Pengembangan terintegrasi di dalam 6 Koridor ekonomi
Tanaman pangan dan perkebunan, seperti: kakao dan gula
Mempercepat Kemampuan SDM dan Iptek NasionalUntuk Inisitatif Strategik telah ditetapkan untuk 8 program utama (industri, pertanian, pertambangan, energi, kelautan, pariwisata, telematika, dan pengembangan kawasan strategis) yang meliputi 18 aktivitas ekonomi utama
dadang-solihin.blogspot.com 46
47dadang-solihin.blogspot.com
Apa Itu Pembangunan?
48
Pembangunan adalah: proses perubahan ke
arah kondisi yang lebih baik
melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
Tujuan Pembangunan:1. Peningkatan standar hidup (levels
of living) setiap orang, baik pendapatannya, tingkat konsumsi pangan, sandang, papan, pelayanan kesehatan, pendidikan, dll.
2. Penciptaan berbagai kondisi yang memungkinkan tumbuhnya rasa percaya diri (self-esteem) setiap orang.
3. Peningkatan kebebasan(freedom/democracy) setiap orang.
Todaro, 2000
dadang-solihin.blogspot.com
Tantangan dalam Pembangunan
49
Koordinasi yang semakin baik antar
stakeholders
Sarana dan Prasarana yang memadai dan
berkualitas
Pemanfaatan sumber daya secara
berkualitas
Dunia usaha yg kondusif
Peningkatan kapasitasSDM
• Mengurangi ketimpangan
• Memberdayakan masyarakat
• Mengentaskan kemiskinan.
• Menambah lapangan kerja.
• Menjaga kelestarian SDA
dadang-solihin.blogspot.com
50
PEMBANGUNAN DAERAH
Upaya terencana untuk meningkatkan kapasitas
Pemerintahan Daerah
PEMBANGUNAN DI DAERAH
Memberikan pelayanan kepada masyarakat,
Mengelola sumber daya ekonomi daerah.
Upaya untuk memberdayakan masyarakat di seluruh daerah
Sehingga tercipta suatu kemampuan yang andal dan
profesional dalam:
Sehingga tercipta suatu lingkungan yang memungkinkan
masyarakat untuk:
Menikmati kualitas kehidupan yang lebih baik, maju, dan tenteram,
Peningkatan harkat, martabat, dan harga diri.
dadang-solihin.blogspot.com
51
PEMBANGUNAN DAERAH
Penguatan Otonomi Daerah
Pengelolaan Sumberdaya Good Governance
Keseimbangan Peran Tiga Pilar
Menjalankan dan menciptakan lingkungan politik dan hukum yang
kondusif bagi unsur-unsur lain.
Mewujudkan penciptaan lapangan kerja dan
pendapatan.
Penciptaan interaksi sosial, ekonomi dan
politik.
Pemerintahan Dunia Usaha Masyarakat
Dilaksanakan Melalui:
dadang-solihin.blogspot.com
Pergeseran Paradigma: From Government to Governance
Government Governance Memberikan hak ekslusif bagi
negara untuk mengatur hal-hal publik,
Aktor di luarnya hanya dapat disertakan sejauh negara mengijinkannya.
Persoalan-persoalan publik adalah urusan bersama pemerintah, civil society dan dunia usaha sebagai tiga aktor utama.
52dadang-solihin.blogspot.com
Pelaku Pembangunan: Paradigma Governance
Interaksi antara Pemerintah, Dunia Usaha Swasta, dan Masyarakat yang bersendikan transparansi, akuntabilitas, partisipatif, dsb.
Apabila sendi-sendi tersebut dipenuhi, maka Governance akan Good.
Dunia Usaha Swasta Pemerintah Masyarakat
NilaiPertumbuhan
RedistibusiMelalui Pelayanan
Pasar
Kontrol Kontrol
Tenaga Kerja
53dadang-solihin.blogspot.com
Model Governance
GOVERNANCE
Perusahaantransnasional
OrganisasiAntar Pemerintah
LSMInternasional
PerusahaanLokal
PemerintahLokal
LSM Lokal
PerusahaanNasional
Ormas/LSMNasional
Sektor Swasta Sektor Publik Sektor Ketiga
Tingkat Supranasional
TingkatNasional
Tingkat Subnasional
(Kamarack and Nye Jr., 2002)
54dadang-solihin.blogspot.com
Pelaku Pembangunan: Stakeholders
ExecutiveJudiciary
LegislaturePublic service
MilitaryPolice
organized into:Community-based organizations Non-governmental organizations
Professional AssociationsReligious groupsWomen’s groups
Media
Small / medium / large enterprisesMultinational Corporations
Financial institutions Stock exchange
BUSINESS
STATE CITIZENS
55dadang-solihin.blogspot.com
Troika
56dadang-solihin.blogspot.com
Troika: Pola Hubungan antara Pemerintah, Dunia Usaha Swasta, dan Masyarakat
VISI
Masyarakat, Bangsa, dan
Negara
Pemerintah
Masyarakat
Dunia UsahaGood Governance
57dadang-solihin.blogspot.com
Sinergitas Stakeholders
58dadang-solihin.blogspot.com
Sinergitas Stakeholders
59dadang-solihin.blogspot.com
dadang-solihin.blogspot.com 60
61dadang-solihin.blogspot.com
Top Related